48
49
4. Kayu
Kayu merupakan salah satu bahan utama yang diperlukan pada pekerjaan
perkuatan kolom ini dimana kayu berfungsi untuk tahap pekerjaan bekisting. Kayu
yang digunakan harus memenuhi syarat yang telah ditentukan yaitu kayu jenis
meranti atau setaraf. Ukuran kayu yang digunakan tergantung dari perencanaan acuan
dengan tebal multiplek minimal 12 mm.
2. Ember
Dalam pengadukan SikaGrout-215 (New) ember sangat diperlukan sebagai
wadah atau tempat pengadukan. Ember yang dipakai adalah ember dengan keadaan
bersih tidak ada material lain didalamnya agar tidak mengganggu mutu dari suatu
beton. Ukuran ember yang dipakai adalah ember dengan kapasitas yang telah
ditentukan yaitu bias memuat sika seberat 25 kg. gambar ember dapat dilihat pada
Gambar 4.10.
5. Pekerjaan Bekisting
Pekerjaan bekisting pada proyek ini menggunakan material kayu dengan
ukuran yang telah ditentukan. Dan untuk cetakan menggunakan multipleks dengan
tebal minimum 12 mm. Berikut aadalah spesifikasi pekerjaan bekisting yang ada pada
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan :Bekisting harus menghasilkan bentuk,
garis dan dimesi yang disyaratkan pada gambar rencana dan spesifikasi.
a. Bekisting harus diikat dan diperkaku untuk mempertahankan posisi dan
bentuknya.
b. Perencanaan bekisting harus mempertimbangkan beban selama konstruksi.
c. Cetakan bekisting harus dibersihkan dan dibasahi terlebih dahulu sebelum
melakukan pengecoran.
d. Bekisting ditunjang dengan steger atau scaffolding.
7. Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting dilakukan setelah 3 x 24 jam selesai pengecoran. Hal
yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pembongkaran bekisting ini adalah
sebagai berikut :
a. Pembongkaran dilakukan sesuai dengan Peraturan Beton Indinesia, dimana
bagian konstruksi yang dibongkar cetakannya harus dapat memikul berat
sendiri dan beban pelaksanaannya.
b. Setiap rencana pekerjaan pembongkaran harus diajukan terlebih dahulu secara
tertulis untuk disetujui oleh Direksi/MK.
c. Permukaan beton harus terlihat baik saat bekisting dibuka. Tidak
bergelombang, berlubang dan retak-retak serta tidak menunjukkan gejala
keropos/tidak sempurna.
d. Pembongkaran bekisting dilakukan secara cermat dan hati-hati, sehingga tidak
menimbulkan kerusakan pada beton dan material lainnya.
e. Apabila setelah terjadi kerusakan pada beton setelah dilakukan pembongkaran
bekisting,pembongkar harus memberitahu kepada Direksi/MK untuk meminta
persetujuan tertulis mengenai cara perbaikan kolom tersebut.
f. Bahan yang sudah digunakan harus dibersihkan dari lokasi dan dibuang pada
tempat yang sudah disediakan agar tidak mengganggu pekerjaan lainnya.
8. Perawatan Beton
Pekerjaan perawatan beton dilakukan setelah pekerjaan beton dipastikan telah
selesai. Tahapan pekerjaan ini memiliki spesifikasi yang sudah ditentukan dalam SNI
03-2847-2002 dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan, diantaranya sebagai
berikut :
a. Beton harus dilindungi dari paparan sinar matahri secara langsung, hujan,
atau aliran air selama proses pengerasan dan pengeringan. Hal ini dilakukan
untuk mencegah air yang ada pada beton tidak langsung menguap dengan
cepat.
53
2. Pekerjaan Chipping
Metode perkuatan kolom yang dilaksanakan pada Proyek Renovasi Sadira
Plaza ini adalah dengan menambahkan material semen siap pakai pada kolom
eksisting. Untuk memudahkan material semen siap pakai merekat pada kolom
eksisting maka kolom eksisting harus dibuat pori untuk mempermudah perekatan
semen. Pembuatan pori pada kolom eksisting dilakukan dengan bantuan palu. Detail
pori pada kolom terdapat pada Gambar 4.14.
4. Pekerjaan Bekisting
Pekerjaan bekisting pada proyek renovasi gedung Sadira Plaza Pekanbaru
semua menggunakan bahan kayu dengan ukuran yang telah ditentukan dengan tebal
multiplek minimum 12 mm. Beberapa syarat-syarat pekerjaan bekisting yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Bekisting harus menghasilkan struktur yang memenuhi bentuk, garis, dan
dimensi komponen struktur seperti yang disyaratkan pada gambar rencana.
b. Bekisting harus diperkaku atau diikat dengan baik untuk mempertahankan
posisi dan bentuknya.
c. Bekisting direncanakan dengan benar agar tidak merusak struktur yang
dipasang sebelumnya.
d. Perencanaan bekisting harus menyertakan pertimbangan yaitu beban selama
konstruksi, termasuk beban-beban vertikal, horizontal, dan tumbukan.
e. Kayu bekisting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran.
Harus diadakan untuk menghindari terkumpulnya air pembasahan tersebut
pada sisi bawah.
f. Pada prinsispnya semua penunjang bekisting harus menggunakan steger besi
atau skafolding
g. Penggunaan dolken atau balok kayu untuk skalfolding sama sekali tidak
diijinkan.
Mixer Modifikasi
6. Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting dilakukan sketika beton benar-benar telah mengeras.
Berdasarkan pengamatan yang penulis amati bahwa pembongkaran bekisting ini
dikerjakan setelah beton berumur minimal satu hari. Beberapa syarat dan ketentuan
yang harus diperhatikan dalam pembongkaran bekisting adalah sebagai berikut :
a. Rencana perkerjaan pembongkaran bekisting harus diajukan terlebih dahulu
secara tertulis untuk disetujui oleh Direksi/MK.
b. Permukaan beton harus terlihat baik pada saat bekisting dibuka, tidak
bergelombang, berlubang atau retak-retak dan tidak menunjukkan gejala
keropos/tidak sempurna.
c. Pembongkaran bekisting dilakukan secara cermat dan hati-hati, tidak dengan
cara yang dapat menimbulkan kerusakan pada beton dan material-material
lain disekitarnya.
d. Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang
keropos atau cacat lainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan produksi
tersebut, maka pemboron haru segera memberitahukan kepada Direksi/MK
untuk meminta persetujuan tertulis mengenai cara perbaikan pengisian atau
pembongakarannya.
e. Seluruh bahan-bahan bekas bekisting yang tidak terpakai harus dibersihkan
dari lokasi proyek dan dibuang pada tempat-tempat yang telah ditentukan oleh
Direksi/MK sehingga tidak mengganggu lahan kerja.
7. Perawatan Beton
Pada umumnya perawatan beton yang berasal dari material SikaGrout-215
dilakukan minimal 3 hari dengan menggunakan karung basah, lembaran plastic atau
gunakan curing compound (Antisol). Berdasarkan pengamatan penulis amati
dipangan tidak ada pelaksanaan perawatan beton pada perkuatan kolom tersebut.
Beton hanya dibiarkan setelah dilakukan pembongkaran bekisting. Pada dasarnya
perawatan beton sangat diperlukan untuk menghasilkan beton dengan mutu yang
61
berkualitas. Jadi pada proyek renovasi Gedung Sadira Plaza Pekanbaru tidak
melaksanakan perawatan beton.
2. Pekerjaan Chipping
Pekerjaan chipping merupakan pekerjaan yang penting dalam pekerjaan
perkuatan kolom ini. Namun, berdasarkan pengamatan penulis selama mengikuti
pelaksanaan pekerjaan, hasil chipping pada permukaan kolom tidak diberikan lem
beton atau calbond sebagai perekat antara beton lama dengan beton baru. Hal ini akan
menyebabkan kurang maksimalnya perekatan antara beton lama dengan beton baru.
5. Pekerjaan Bekisting
Berdasarkan hasil pengamatan penulis dilapangan, peenggunaan material dan
pelaksanaannya sudah sesuai dengan ketentuan yang ada pada Rencana Kerja dan
Syarat-syarat Pekerjaan proyek ini.
7. Pembongkaran Bekisting
Berdasarkan hasil pengamatan penulis dilapangan selama melaksanakan
kegiatan praktek kerja lapangan, pekerjaan ini sudah dilakukan dengan baik dan
sesuai dengan prosedur yang ada pada Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan
pada proyek ini.
8. Perawatan Beton
Berdasarkan pengamatan penulis dilapangan, pelaksanaan pekerjaan
perawatan beton tidak dilaksanakan pada proyek ini. Beton hanya dibiarkan setelah
dilakukan pembongkaran bekisting. Pada dasarnya, perawatan beton sangat penting
untuk mencapai tingkat kekerasan yang optimal pada beton tersebut.
63
Gambar 4.22 Detail Perkuatan Balok B.36 dan Balok B.47, B.57, B.67
Sumber : Praktek Kerja Lapngan 2019
68
b. Semua material harus mempunyai sertifikat test dari pabrik pembuat baja
tersebut. Material baja bisa dipakai setelah mendapatkan hasil test memenuhi
persyaratan dan mendapat persetujuan tertulis dari Direksi/MK.
c. Semua material baja harus baru, bebas/bersih dari karat, lobang-lobang dan
kerusakan lainnya.
d. Semua material baja tersebut harus lurus, tidak terpuntir, tidak ada tekukan-
tekukan, serta memenuhi syarat toleransi.
e. Semua material harus disimpan rapid dan diletakkan diatas papan atau balok-
balok kayu untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan.
b. Baut harus dilengkapi dengan 2 (dua) ring, masing-masing 1 buah pada kedua
sisinya. Mutu pelat ring sesuai dengan mutu baut tebal pelat ring sesuai
dengan ukuran baut.
c. Mutu angkur adalah St.37 (fy = 240 Mpa)
d. Direksi/MK harus meminta pelaksana melakukan Test baut pada
Laboratorium yang disetujui oleh Direksi/MK, sebelum pelaksana memesan
baut yang akan dipakai.
e. Jumlah baut yang ditest untuk masing-masing ukuran adalah minimum 3
(tiga) buah. Walaupun test baut memenuhi syarat, MK berhak meminta
diadakan test baut lainnya dengan jumlah 1 (satu) baut dari setiap 250 baut
yang digunakan.
3. SikaGrout-215 (New)
SikaGrout-215 (New) adalah semen grouting siap pakai yang mempunyai
karakteristik tidak menyusut dengan waktu kerja yang sesuai untuk temperature local,
dapat mengalir dengan sangat baik, dan memenuhi persyaratan Corps of Engineer
(CRD) C-621 dan ASTM C-1107. Gambar SikaGrout-215 (New) dapat dilihat pada
Gambar 4.29.
72
Dalam penggunaanya, kunci momen memiliki dua sisi ujung yang memiliki
fungsi yang berbeda. Satu ujung sisi kunci momen digunakan untuk mengeratkan mur
atau baut, sementara sisi ujung lainnyaa digunakan untuk melihat tingkat kekuatan
atau kekencangan mur atau baut yang telah dieratkan.
2. Bahan
79
Jumlah angkur yang harus terpasang pada setiap jenis balok dapat dilihat pada
Tabel 4.4 di bawah ini :
80
Bahan grouting berupa Sika Grout 215 (New) ini diinjeksikan pada pori atau
rongga antara plat baja dengan balok eksisting yang dihubungkan dengan angkur
yang bertujuan untuk memberi rekatan antara pelat baja dengan balok beton
(eksisting). Proses Grouting dapat dilihat pada Gambar 4.42.
adalah ketika membuat lubang seharusnya lubang dibuat menggunakan bor, tetapi
pekerja menggunakan api untuk membuat lubang pada pelat baja. Hal ini tentu akan
mengurangi kualitas kekuatan baja untuk menerima beban setelah terkena suhu yang
tinggi.
3. Pekerjaan Pembuatan Lubang Angkur pada Balok Eksisting
Berdasarkan hasil pengamatan penulis, pelaksanaan pembuatan lubang pada
balok sudah sesuai spesifikasi pekerjaan yang tertulis dalam Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat Pekerjaan seperti penggunaan alat dan proses pekerjaan.
6. Pekerjaan Grouting
Berdasarkan hasil pengamatan penulis, pelaksanaan pekerjaan grouting pelat
baja pada pekerjaan perkuatan balok ini sudah sesuai dengan spesifikasi pekerjaan.
Penggunaan peralatan, material dan prosedur pelaksanaan sudah sesuai dengan
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan proyek ini.
c. Semua material baja harus baru, bebas/bersih dari karat, lobang-lobang dan
kerusakan lainnya.
d. Semua material baja tersebut harus lurus, tidak terpuntir, tidak ada tekukan-
tekukan, serta memenuhi syarat toleransi.
e. Semua material harus disimpan rapid dan diletakkan diatas papan atau balok-
balok kayu untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah,
sehingga tidak merusak material. Dalam penumpukan material harus dijaga
agar tidak rusak ataupun bengkok.
f. Direksi/MK akan menolak material-material baja yang tidak memenuhi
syarat-syarat tersebut diatas dan tidak diperkenankan untuk fabrikasi.
g. Semua profil harus diukur ketebalannya dengan alamat “sigmat” untuk
memeastikan kebenarannya dengan gambar struktur.
2. Angkur
Berdasarkan dengan Spesifikasi Struktur Proyek Sadira Plaza, mutu angkur
yang digunakan adalah St. 37 dengan tegangan leleh, fy minimum adalah 240 MPa.
Angkur dilengkapi dengan 1 buah ring baut dengan diameter 19 mm sebagai
pengikat pada pelat baja. Mutu ring baut yang digunakan adalah ASTM A325 dengan
tegangan tarik putus minimum 120 Ksi (fy = 825 MPa). Untuk lebih jelasnya,
Gambar Angkur dapat dilihat pada Gambar 4.46.
3. Baut
Baut merupakan bahan yang digunakan untuk mengikat sambungan antar
balok dan kolom baja. Pada Spesifikasi Proyek Sadira Plaza, baut yang digunakan
memiliki mutu ASTM A325 dengan tegangan tarik putus minimum 120 Ksi. (fy =
825 MPa). Baut yang digunakan pada sambungan baja dapat dilihat pada Gambar
4.47.
4.3.3 Peralatan yang digunakan dalam Pekerjaan Kolom dan Balok Baja
1. Chain Block atau Katrol
Chain Block atau Katrol merupakan alat pengangkat manual sederhana yang
menggunakan pulley (roll), roda bergerigi (gear), rantai (chain), dan pengait (hook
block). Alat ini relatif kecil dengan beban pengangkatan mulai dari 0,5 ton sampai 10
ton. Alat ini umumnya digunakan untuk pengangkatan rendah. Gambar Chain Block
dapat dilihat pada Gambar 4.48.
2. Troli
Troli merupakan media yang digunakan untuk memindahkan material baja
yang telah diangkat oleh Hoist Crane. Pastikan lajur yang dilewati oleh troli tidak
dipenuhi oleh kerikil kecil ataupun kerikil besar agar roda tidak tergelincir. Jenis troli
yang digunakan pada proyek ini bisa dilihat pada Gambar 4.48.
Dalam penggunaanya, kunci momen memiliki dua sisi ujung yang memiliki
fungsi yang berbeda. Satu ujung sisi kunci momen digunakan untuk mengeratkan mur
atau baut, sementara sisi ujung lainnyaa digunakan untuk melihat tingkat kekuatan
atau kekencangan mur atau baut yang telah dieratkan. Kunci momen yang digunakan
pada pekerjaan ini ditunjukkan pada Gambar 4.49
3. Pengeboran Lantai
Tahap selanjutnya adalah pengeboran lantai dengan menggunakan mesin bor
sesuai dengan pola yang sudah ditentukan. Lubang dibuat sebesar diameter angkur
yang akan digunakan. Lubang angkur pada pelat lantai dibuat dengan menggunakan
bor sedalam ± 10 cm. Tahapan pekerjaan ini ditunjukkan pada Gambar 4.53.
h. Setelah kolom baja mendekati posisi perletakannya maka rantai katrol ditarik
kembali oleh pekerja dengan perlahan sampai kolom baja berdiri tegak pada
plat lantai yang sudah di bor.
i. Setelah kolom sudah berdiri maka kolom ditegakkan dengan menarik tali dari
dua arah yang berlawanan untuk memastikan kolom terpasang tegak lurus
dengan plat lantai.
j. Setelah kolom terpasang maka dilakukan kembali koreksi terhadap posisi
kolom dengan bantuan waterpass untuk memastikan kolom terpasang secara
tegak lurus.
b. Lubang baut yang sudah dibuat akan dipasangkan baut dengan diameter 25
mm dan pemasangan baut ini harus dikerjakan dengan kunci momen torsi.
c. Lubang baut yang sudah terpasang harus dikencangkan dengan kunci momen
torsi. Setiap pengencangan baut harus diawasi dan disaksikan oleh MK.
Gambar 4. 60 Detail Sambungan Kolom Beton, Balok Baja dan Kolom Baja
Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
101
4. Shear Connector
Pelat lantai yang dihubungkan dengan balok baja mengunakan penghubung
geser (share connector) menghasilkan struktur komposit. Pada struktur komposit
terdapat gaya geser horizontal yang timbul selama pembebanan. Oleh karena itu
diperlukan keberadaan share connerctor yang berfungsi untuk menahan gaya geser
sehinngga tidak terjadi slip pada saat masa layan.
Fungsi utama dari elemen-elemen penghubung geser atau share connertor
adalah untuk membantu meneruskan gaya-gaya yang ada di titik hubung dari suatu
elemen struktur ke elemen struktur lainnya sehingga timbul gaya geser pada baut.
Share connectror yang digunakan ditunjukkan pada Gambar 4.68.
5. Wiremesh
Wiremesh adalah rangkaian kawat beton berbentuk jaring-jaring dengan jarak
spasi tertentu yang disetiap titik pertemuannya dihubungkan dengan mesin las listrik
bertegangan tinggi sehingga memiliki kualitas yang baik. Wiremesh memiliki banyak
kegunaan diantaranya untuk pembesian tulangan, dinding beton, saluran drainase
beton, jalan raya dan lain-lain.
Wiremesh yang diperguanakan adalah wiremesh yang sesuai dengan standar
yang telah ditentukan. Wiremesh yang digunakan pada pekerjaan plat lantai 5 Proyek
Renovasi Gedung Sadira Plaza dapat dilihat pada Gamba 4.69 dan memiliki ciri atau
karakteristik seperti dibawah ini :
a. Wiremesh yang digunakan adalah Wiremesh M7 memiliki ukuran diameter
0,75 mm.
b. Ukuran persegi wiremesh adalah 15 cm x 15 cm.
c. Ukuran perlembar nya adalah 2,1 x 5,4 m.
6. Besi Siku
Besi siku merupakan besi yang dibentuk sehingga memiliki sudut siku 90
derajat. Penampangnya berbentuk seperti huruf L, mirip seperti segitiga siku-siku
hanya saja tidak menutup pada salah satu sisinya. Besi siku umumnya diproduksi
dengan panjang standar 6 meter.
107
Permukaan besi siku sudah diolah sehingga tahan erosi dan korosi. Sehingga
material bangunan ini bisa bertahan dalam waktu yang sangat lama. Oleh karena itu,
besi berbentuk siku sangat penting untuk melindungi bagian bagian ujung dan
tepistruktur. Besi siku juga sering dikenal dengan sebutan equal angel bar. Besi siku
biasanya dipakai sebagai struktur penyangga untuk struktur lainnya agar tidak mudah
roboh.
7. Beton Ready Mix
Beton jenis ready mix merupakan instan yang sudah siap pakai tanpa
memerlukan pengolahan dilapangan seperti metode site mix pada umumnya. Beton
ready mix memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan beton yang diolah
dilapangan atau site mix diantaranya adalah dapat mempercepat proses pekerjaan,
serta kualitas beton tetap terjaga.
Beton ready mix yang digunakan pada pekerjaan plat lantai 5 Proyek
Renovasi Gedung Sadira Plaza Pekanbaru merupakan beton dengan mutu K-300
dengan kemampuan menahan beban sebesar 300 kg/cm 2 dengan nilai slump rencana
10 ± 2 cm. Beton ready mix ini dipesan dari PT. Lutvindo Wijaya Perkasa Pekanbaru
yang beralamat di Jalan SM.Amin, Simpang Baru Kecamatan Tampan, Kota
Pekanbaru.
proyek. Selama dalam pengangkutan mixer akan terus berputar dengan kecepatan 8-
12 putaran permenit agar beton tidak homogeny dan tidak mengeras.
Concrete mixer itu sendiri disediakan oleh perusahaan beton itu sendiri.
Berhubung beton ready mix yang digunakan pada Proyek Renovasi Gedung Sadira
Plaza adalah beton produksi PT. Lutvindo Wijaya Perkasa maka concrete mixer juga
berasal dari perusahaan tersebut. Concrete mixer yang digunakan bisa dilihat pada
Gambar 4.73.
7. Vibrator
Vibrator adalah salah satu alat yang sangat dibutuhkan padas saat pengecoran.
Alat ini berfungsi untuk pemadatan beton yang sudah dituangkan. Hal ini bertujuan
agar kandungan udara yang terjebak dalam kandungan beton yang telah dituang dapat
dikeluarkan. Jenis vibrator yang digunakan pada Proyek Renovasi Gedung Sadira
Plaza ditunjukkan pada Gambar 4.75.
2. Pemasangan Penyangga
Tahap pemasangan penyangga kayu pada pekerjaan plat lantai 5 Gedung
Sadira Plaza Pekanbaru memiliki spesifikasi atau syarat yang tertulis dalam Rencana
Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Kayu penyangga yang digunakan adalah kayu 6/12.
b. Pekerjaan dilakuakan secara manual.
c. Balok kayu yang dijadikan sebagai penyangga dipasang menyerupai jala-
jala dengan jarak tiap susunan 1 meter diantara balok baja wf yang telah
terpasang.
3. Pemasangan Scaffolding
Pelaksanaan pemasangan perancah atau scaffolding memiliki spesifikasi atau
syarat yang telah tertulis dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Perancah diperlukan setiap kali bekerja di atas dimana tidak dapat
dilakukan dengan aman bila menggunakan tangga.
b. Perancah dan komponen-komponennya tidak akan runtuh ketika
membawa setidaknya 4 kali maksimum yang diizinkan beban kerja.
c. Penggunaan perancah yang tidak vertikal dilarang.
d. Material dari perancah yang digunakan harus dalam kondisi baik dan
diperiksa dengan teratur.
e. Platform perancah tidak akan bersandar atau menggantung di pagar yang
dapat dengan mudah dipindahkan.
f. Tangga dan perangkat lain untuk mendapatkan ketinggian tidak boleh
digunakan diatas perancah platform.
g. Perancah harus dipasang diatas permukaan yang datar dimana mampu
mendukung berat maksimum.
harus mengikuti syarat yang telah ditentukan pada Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Pekerjaan sebagai berikut:
a. Pemasangan stek dowel harus menggunakan alat bor.
b. Besi yang dipakai harus menggunakan besi D16 dengan panjang 4 kali
diameter.
c. Pemasangan stek dowel dipasang dengan jarak 50 cm.
8. Pemasanngan Wiremesh
Penggunaan material wiremesh sebagai pengganti besi tulangan memiliki
banyak keuntungan salah satunya adalah kemudahan dalam hal pemasangan material
pada suatu konstruksi yang akan dikerjaan. Pekerjaan pemasangan wiremesh
memiliki ketentuan yang telah tertulis dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Pekerjaan sebagai berikut:
a. Pemasangan dilakukan setelah dilakukan pengecekan material
dibawahnya sudah terpasang dengan kuat.
b. Pemasangan wiremesh dipasang dengan menggunakan kawat ikat.
9. Pekerjaan Pengecoran
Pekerjaan pengecoran yang akan penulis tinjau pada laporan ini adalah
pengecoran pada lantai 5 Gedung Sadira Plaza Pekanbaru. Pekerjaan pengecoran
tersebut memiliki spesifikasi atau syarat yang telah tertulis dalam Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat Pekerjaan diantaranya adalah sebagai berikut:
117
pelat lantai 5 pada areal 1 dan 2 (void 1 dan 2). Berikut adalah uraian mengenai
tahap-tahap pekerjaan pelat lantai 5 Gedung Sadira Plaza Pekanbaru.
1. Tahap Persiapan
Dalam pekerjaan pelat lantai yang menggunakan material bondek sebagai
bekisting harus ekstra hati-hati dalam hal pelaksanaan pekerjaannya. Salah satunya
adalah dalam pemasangan bondek dimana pelaksana harus memasangnya dengan
berurutan mendapatkan hasil yang rapi.
Untuk mendapatkan hasil kerja sesuai rencana maka diperlukan tahap
persiapan sebelum pekerjaan dimulai. Tahapan persiapan itu meliputi persiapan alat,
material dan lain-lain.
Berdasarkan pengamatan pengamatan penulis di lapangan selama
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan, Pekerjaan persiapan pada penambahan plat
lantai 5 Gedung Sadira Plaza Pekanbaru belum memenuhi syarat-syarat yang telah
disesuaikan dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan. Beberapa kesalahan
yang tidak memenuhi syarat yang telah tertulis adalah sebagai berikut:
a. Persiapan alat dan material yang tidak teratur.
b. Lokasi Pekerjaan yang tidak bersih.
2. Pemasangan Penyangga
Material penyangga yang digunakan dalam pekerjaan pelat lantai 5 adalah
kayu 6/12 yang dijadikan sebagai balok kayu sementara dan scafoolding yang
berfungsi untuk penahan material yang berada diatasnya selama proses pengecoran.
Adapun tahap-tahap pemasangan penyangga adalah sebagai berikut :
a. Pengangkatan Kayu
Kayu yang telah dipersiapkan dilokasi pekerjaan pelat lantai akan diangkat
menuju balok baja wf dan siap untuk disusun untuk menahan beban diatasnya selama
proses pekerjaan pelat lantai. Tahap pengangkatan material kayu ini dilakukan
dengan bantuan tali dan di tarik secara manual. Pengangkatan material kayu ini dapat
dilihat pada Gambar 4.77.
119
3. Pemasangan Scaffolding
Selain pemasangan kayu kaso dilakukan juga pemasangan scaffolding dengan
fungsi yang sama yaitu untuk menahan beban yang berada diatasnya selama proses
pengecoran. Pemasangan scaffolding dapat dilihat pada Gambar 4.79. Cara
penyususan Scaffolding adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pemasangan jeck base
2. Pemasangan main frame
3. Pemasangan joint pin
4. Pemasangan U head
6. Pemasangan Dowel
Dowel dipasang pada dinding eksisting yang berfungsi sebagai pengikat
antara dinding eksisting dan plat lantai baru serta untuk menambahkan kekuatan pelat
lantai. Stek dowel dipasang dengan cara ditanamkan kedalam beton eksisting sedalam
±10 cm dengan jarak 50 cm. Perhatikan Gambar 4.82.
Pemasangan dowel pada pekerjaan ini memiliki spesifikasi khusus mengenai
material, alat, serta metode pengerjaan. Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan
123
selama Praktek Kerja Lapangan tahap pemasangan dowel sudah memenuhi semua
spesifikasi.
8. Pemasangan Wiremesh
Pemasangan wiremesh dilakukan setelah material dibawah nya sudah
terpasang dengan kuat. Wiremesh dipasang daiatas shear connector dan disatukan
dengan bantuan kawat baja ikat. Pemasangan material wiremesh dapat dilihat pada
Gambar 4.84.
tahap yang dilakukan dalam pengecoran pelat lantai 5 Gedung Sadira Plaza
Pekanbaru :
a. Melakukan slump test dan pengamblan sampel.
b. Mempesiapkan pipa tremie
c. Beton dituangkan kedalam pump concrete, kemudian disedot dan
dididtribusikan ke pipa tremie yang sudah terpasang sebanyak 4 sambungan
pipa kemdian pipa tremie diarahkan terhadap pelat lantai yang akan di cor.
d. Beton yang telah dituangkan pada bekisting akan diratakan dengan manual
oleh pekerja dengan bantuan alat bantu seperti sekam, cangkul, dan sekop.
e. Beton yang sudah dituang dan juga diratakan kedalam bekisting akan
dilakukan pemadatan oleh vibrator yang bertujuan untuk mengeluarkan udara
yang masih terperangkap dalam adukan beton.
f. Setelah beton dipastikan padat maka beton kembali diratakan dengan alat
bantu yang sama. Pekerjaan pengecoran pelat lantai dapat dilihar pada
Gambar 4.85.
Untuk memastikan pekerjaan ini sesuai dengan spesifikasi yang telah tertulis
pada Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan, untuk itu dilakukan beberapa test
yang bertujuan sebagai quality control atau pengawasan kualitas. Pengawasan
126
kualitas dilakukan dengan bebagai test atau pengujian, diantara nya adalah test slump
dan jugsa uji kuat tekan.
1. Uji Slump (Slump Test)
Slump test adalah suatu uji empiris/metode yang digunakan untuk menentukan
konsistensi/kekakuan (dapat dikerjakan atau tidak) dari campuran beton segar (fresh
concrete) untuk menentukan workability beton tersebut. Kekakuan dalam suatu
campuran beton menunjukkan jumlah banyak air yang digunakan. Berikut merupakan
penjelasan mengenai prosedur pengerjaan slump test :
a. Bahan
Beton dengan mutu 30 MPa.
b. Peralatan
1. Kerucut terpacung dengan tinggi 30 cm, dengan diameter bawah 20 cm
dan diameter atas 10 cm.
2. Tongkat penumbuk (tongkat baja) dengan diameter 16 mm dan panjang
60 cm.
3. Alas ukur minimal 50 x 50 cm yang terbuat dari multiplex atau bahan
lainnya yang tidak meyerap air.
Langkah-langkah pekerjaan pengujian slump adalah sebagai berikut :
1. Adukan beton ready mix diambil dengan menggunakan gerobak dorong.
2. Kerucut terpacung diletakkan diatas bidang alas yang rata dan tidak meyerap air.
3. Kerucut terpacung diisi adukan beton ready mix sebanyak 1/3 bagian kerucut dan
ditumbuk-tumbuk dengan menggunakan tongkat baja sebanyak 25 kali.
4. Setelah kerucut terisi penuh, permukaan atas diratakan menggunakan sendok
semen. Adukan beton dibiarkan sekitar 30 detik kemudian diangkat secara
perlahan dan akan terjadi penurunan puncak adukan beton.
5. Lankah selanjutnya adalah meletakkan kerucut terpacung terbalik disamping
penurunan puncak beton dan dilakukan pengukuran ketinggian penurunannya.
Tinggi penurunan puncak beton inilah yang disebut dengan nilai slump.
Proses slump test yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 4.86.
127
Rata-rata 290,57
Sumber : Hasil Uji Kuat Tekan Beton, Lampiran
Berdasarkan hasil uji kuat tekan beton yang telah dilakukan, kuat tekan beton
benda uji tidak memenuhi kuat tekan yang direncanakan yaitu Fc-30 MPa, penjabaran
hasil uji kuat tekan beton dapat dilihat pada Lampiran.
10. Finishing
Tahap pekerjaann finishing dilakukan untuk memperbaiki permukaan beton
yang gagal atau memiliki kerusakan. Pekerjaan ini dilakukan dengan cara
pendempulan dengan pasta beton dengan campuran air dan semen. Pendempulan
dilakukan pada bagian-bagian pelat lantai yang memiliki kegagalan atau kerusakan.
129