Anda di halaman 1dari 92

BAB IV

PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR BETON DAN BAJA GEDUNG


SADIRA PLAZA
Pelaksanaan pekerjaan struktur beton dan baja ini terdiri dari perkuatan kolom
dan balok beton pada lantai 4 dengan metode jacketing, pekerjaan struktur kolom dan
balok baja pada lantai 4 dengan menggunakan kolom baja jenis KingCross dan balok
HoneyComb, serta pekerjaan penambahan struktur pelat lantai 5 yang dilaksanakan
di Gedung Sadira Plaza Pekanbaru

4.1 Pekerjaan Perkuatan Kolom


Kolom yang akan diperkuat pada proyek Renovasi Gedung Sadira Plaza
Pekanbaru ini adalah sebanyak 3 buah kolom dengan dimensi 600 x 800 mm (K68).
Kolom K68 ini terletak pada lantai 2, 3, dan 4. Kolom pada masing – masing lantai
ini memiliki dimensi yang sama, oleh sebab itu penulis hanya meninjau pekerjaan
pada lantai 4. Kolom ini akan diperkuat dengan memperbesar dimensi kolom menjadi
800 x 1000 mm (K810). Perkuatan kolom ini menggunakan Metode Jacketing dengan
penambahan tulangan. Posisi kolom yang akan diperkuat pada lantai 4 gedung ini,
dapat dilihat pada Gambar 4.1.

4.1.1 Karakteristik Kolom


Kolom K68 yang penulis tinjau pada proyek Renovasi Gedung Sadira Plaza
Pekanbaru ini, terletak pada lantai 4. Kolom ini akan digunakan untuk menompang
beban baru pada lantai 5. Kolom ini memiliki karakteristik seperti dibawah ini :
1. Kolom K68 Eksisting (Sebelum diperkuat)
a. Dimensi Kolom sebelum diperkuat (K68) : 600 x 800 mm
b. Jumlah kolom : 3 buah
c. Tulangan utama : 30 D22
d. Sengkang tumpuan : D13-100
e. Sengkang lapangan : D13-100
Untuk memperjelas penjelasan diatas, detail penulangan pada kolom K68 ini,
dapat dilihat pada Gambar 4.2 dibawah ini.

48
49

KOLOM YANG AKAN


DIPERKUAT

Gambar 4.1 Denah Perkuatan Lantai 4 (Blow Up Area-1)


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
50

Gambar 4.2 Detail Penulangan dan Potongan Kolom K.68 (Ekisiting)


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019

2. Kolom K68 (Setelah diperkuat)


a. Dimensi Kolom setelah diperkuat (K68) : 800 x 1000 mm
b. Jumlah kolom : 3 buah
c. Tulangan utama : 30 D22
d. Sengkang tumpuan : D13-100
e. Sengkang lapangan : D13-100
Penjelasan diatas merupakan uraian penulangan pada kolom K68 setelah
dilakukan perbesaran dimensi. Untuk memperjelas penjelasan diatas, detail
penulangan pada kolom K68 ini, dapat dilihat pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4.
51

Gambar 4.3 Detail Penulangan Kolom K68 setelah diperkuat


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019

Gambar 4.4 Penjangkaran Kolom K68 setelah diperkuat


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
52

4.1.2 Bahan yang digunakan pada Perkuatan Kolom


1. SikaGrout-215 (New)
SikaGrout-215 (New) adalah semen grouting siap pakai yang mempunyai
karakteristik tidak menyusut dengan waktu kerja yang sesuai untuk temperature local,
dapat mengalir dengan sangat baik, dan memenuhi persyaratan Corps of Engineer
(CRD) C-621 dan ASTM C-1107. Bahan ini akan digunakan sebagai selimut beton
baru pada kolom eksisting K68. Gambar SikaGrout-215 (New) dapat dilihat pada
Gambar 4.5.

2. Baja Tulangan dan Kawat Ikat


Baja tulangan beton merupakan baja yang berbentuk batang berpenampang
bundar dengan permukaan polos atau sirip/ulir dan digunakan untuk penulangan
beton. Baja in diproduksi dari bahan baku billet dengan cara canai panas (hot
rolling). Baja tulangan berfungsi untuk menahan kuat tarik, lentur, geser dan tekuk
yang terjadi pada struktur kolom. Sedangkan kawat pengikat digunakan untuk
mengikat tulangan kolom. Sehingga untuk merangkai tulangan kolom, diperlukan
kawat pengikat. Baja tulangan yang digunakan pada proyek ini adalah baja tulangan
beton sirip/ulir.
Diameter baja yang digunakan untuk perkuatan kolom ini dibagi menjadi 2
bagian, yaitu D22 untuk tulangan pokok dan D13-100 untuk sengkang/begel. Proses
penggunaan baja tulangan untuk struktur kolom meliputi beberapa tahapan yaitu;
pemotongan, pembengkokan, perangkaian baja tulangan menjadi kolom dan
pemasangan tulangan. Gambar besi tulangan dan kawat ikat dapat dilihat pada
Gambar 4.6.
3. Air
Air yang digunakan untuk semua pekerjaan dilapangan adalah air bersih, tidak
bewarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam alkali), tidak mengandung
organisme yang dapat memberikan efek merusak beton/ tulangan, minyak atau lemak
dan memenuhi syarat dalam SNI 03-2847-2013. Gambar air dapat dilihat pada
Gambar 4.7.
53

Gambar 4.5 SikaGrout-215 (New)


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019

Gambar 4.6 Besi tulangan dan Kawat ikat


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019

Gambar 4.7 Air bersih


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
54

4. Kayu
Kayu merupakan salah satu bahan utama yang diperlukan pada pekerjaan
perkuatan kolom ini dimana kayu berfungsi untuk tahap pekerjaan bekisting. Kayu
yang digunakan harus memenuhi syarat yang telah ditentukan yaitu kayu jenis
meranti atau setaraf. Ukuran kayu yang digunakan tergantung dari perencanaan acuan
dengan tebal multiplek minimal 12 mm.

Gambar 4.8 Kayu


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019

4.1.3 Alat yang digunakan


1. Mixer Modifikasi
Alat ini merupakan modifikasi antara mata bor dengan besi tulangan dengan
kondisi ujung besi dibengkokkan yang berfungsi agar sika grouting 215 tercampur
secara merata dengan air. Dalam pengaplikasian alat ini membutuhkan pekerja yang
ahli dalam mengaplikasikan alat tersebut agar tidak terjadi kecelakaan kerja serta alat
bisa di pergunakan sesuai fungsinya.

Gambar 4.9 Mixer Modifikasi


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
55

2. Ember
Dalam pengadukan SikaGrout-215 (New) ember sangat diperlukan sebagai
wadah atau tempat pengadukan. Ember yang dipakai adalah ember dengan keadaan
bersih tidak ada material lain didalamnya agar tidak mengganggu mutu dari suatu
beton. Ukuran ember yang dipakai adalah ember dengan kapasitas yang telah
ditentukan yaitu bias memuat sika seberat 25 kg. gambar ember dapat dilihat pada
Gambar 4.10.

Gambar 4.10 Ember


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
3. Sendok Semen
Sendok semen adalah alat yang biasa dipergunakan untuk memplester atau
pengacian tembok. Alat ini juga biasa digunakan dalam pencampuran adonan pasir
dan semen. Dalam pekerjaan grouting ini sendok semen digunakan untuk meratakan
permukaan pengecoran kolom tersebut. Gambar sendok semen dapat dilihat pada
Gambar 4.11.
4. Corong
Dalam pekerjaan grouting ini memerlukan alat corong yang berfungsi sebagai
media atau alat bantu dalam memasukkan sika grout 215 yang telah tercampur
dengan air kedalam plat lantai yang sudah di bor. Penggunaaan corong ini juga dapat
mengurangi resiko terbuangnya material sehingga tidak terjadi pemborosan material.
Gambar 4.11.
56

Gambar 4.11 Corong dan Sendok Semen


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
5. Palu dan Pahat
Peralatan berupa palu dan pahat sangat diperlukan dalam pekerjaan perkuatan
struktur khususnya pada metode jacketing. Palu dan pahat diperlukan untuk
melakukan pekerjaan awal yaitu pekerjaan chipping atau pembuatan pori pada
permukaan kolom beton eksisting.
6. Mesin Bor
Pada pekerjaan perkuatan kolom mesin bor dipergunakan untuk membuat
lubang angker pada lantai yang berfungsi untuk tempat tulangan vertical tambahan.
Pengaplikasian alat ini harus diaplikasikan oleh pekerja yang memiliki pengalaman
sejenisnya. Mesin bor yang digunakan harus sesuai dengan Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat Pekerjaan yang telah dibuat. Dalam pengaplikasian alat ini pekerja
diharapkan agar mementingkan keselamatan kerja.
7. Alat Pemotong Tulangan (Bar Cutter)
Bar cutter merupakan alat yang digunakan untuk memotong baja tulangan
sesuai dengan ukuran yang telah direncanakan. Bar cutter sangat berperan penting
dalam proses pemotongan tulangan yang dapat meringankan serta mempercepat
proses pekerjaan.
8. Alat Pembengkok Tulangan (Bar Bander)
Alat pembengkok tulangan (bar bender) merupakan alat yang digunakan
untuk membengkokkan tulangan sesuai dengan rencana atau spesifikasi yang
direncanakan. Alat ini bisa dioperasikan oleh satu pekerja. Dengan adanya bar
57

bander proses pembengkokann tulangan menjadi lebih mudah serta mempengaruhi


kecepatan dalam proses pekerjaan.
9. Alat Bantu
Selain peralatan-peralatan yang telah diuraikan diatas ada beberapa alat bantu
yang sangat diperlukan dalam pekerjaan perkuatan struktur kolom ini. Fungsi dari
alat alat tersebut adalah membantu memperlancar atau mempercepat dari suatu
pekerjaan. Alat bantu tersebut diantaranya adalah meteran, gergaji potong, palu dan
sebagainya. Beberapa alat bantu tersebut terdapat pada Gambar 4.12.

Gambar 4.12 Peralatan Pembantu


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019

4.1.4 Tenaga Kerja


Pada dasarnya pekerjaan perkuatan kolom yang menggunakan material Sika
Grout 215 (New) harus diaplikasikan oleh aplikator yang ditunjuk langsung oleh
Perusahaan Sika sendiri akan tetapi pada Proyek Renovasi Gedung Sadira Plaza
Pekanbaru tidak mematuhi ketentuan tersebut melainkan pengaplikasian dilakukan
oleh pekerja yang sudah memiliki pengalaman melakukan proyek sejenisnya. Tenaga
kerja pada pekerjaan ini terdiri dari :
1. Surveyor Struktur : 1 orang
2. Mandor : 1 orang
3. Pekerja : 5 orang
58

4.1.5 Safety dan Cleaning


Masalah keselamatan serta kebersihan dalam suatu proyek adalah hal yang
paling utama. Sebuah proyek dinyatakan sukses adalah salah satunya bisa
menyelesaikan pekerjaan tanpa ada terjadi kecelakaan atau lebih dikenal dengan
istilah zero accident. Dalam pekerjaan ini pekerja diharapkan memakai alat pelindung
diri berupa sarung tangan, sepatu dan helm saat melaksanakan pekerjaan. Gambar
4.13 adalah tempat penyimpanan perlengkapan pelindung pekerja pada diri proyek
ini.

Gambar 4.13 Pelaksanaan Safety dan Cleaning


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019

4.1.6 Spesifikasi Teknis Pelaksanaan Perkuatan Kolom dengan Metode


Jacketing
Spesifikasi teknis pelaksanaan pekerjaan ini terdapat dalam Rencana Kerja
dan Syarat-syarat Pekerjaan pada proyek ini. Berikut adalah spesifikasi pekerjaan
yang penulis rangkum sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan
proyek ini.
1. Tahap Persiapan
Tahap pekerjaan persiapan meliputi persiapan peralatan dan material yang
akan digunakan, serta tempat meletakan material dilapangan dan tempat untuk
menyimpanan peralatan setelah digunakan. Tahap persiapan memiliki spesifikasi atau
syarat yang sudah diatur pada Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan. Spesifikasi
pada tahap ini adalah sebagai berikut :
59

a. Seluruh pekerja harus hadir 15 menit sebelum melaksanakan pekerjaan untuk


mengikuti pengarahan K3 trlebih dahulu.
b. Melakukan pengecekan terhadap peralatan dan material apakah layak
digunakan atau tidak.
c. Memastikan peralatan bersih dari kotoran dan kerusakan.

2. Pekerjaan Chipping pada Kolom Eksisting


Secara umum, Chipping merupakan pekerjaan pembuatan pori pada beton
eksisting, untuk mempermudah pengikatan antara beton lama dengan beton baru.
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan bantuan palu untuk membuat pori pada beton
eksisting. Berdasarkan spesifikasi yang ada pada Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pekerjaan, spesifikasi tahapan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a. Melakukan persiapan berupa penyediaan peralatan dan juga memastikan
peralatan layak digunakan atau tidak.
b. Membersihkan permukaan kolom yang akan di chipping.
c. Pembuatan pori pada permukaan kolom hingga menemukan bagian yang
keras pada beton eksisting. Pekerjaan ini dilakukan dengan bantuan palu.
d. Setelah tahap ketiga selesai maka tahap selanjutnya adalah memberikan
bonding agent berupa lem beton yang disebut dengan calbond. Calbond ini
berfungsi sebagai perekat antara beton lama dengan beton baru.

3. Pekerjaan Pemasangan Shear Connector


Shear Connector berfungsi sebagai bantalan dan penghibung antara tulangan
tambahan dengan beton eksisting. Shear Connector dipasang pada kolom dengan cara
diangkurkan pada kolom yang bersangkutan. Didalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat pemasangan shear connector dilakukan dengan langkah berikut :
a. Melakukan pengeboran pada permukaan beton sedalam 20 cm.
b. Memastikan kondisi lubang bersig dari serpihan pengeboran.
c. Memasang shear connector pada beton.
d. Menghubungkan shear connector dengan tulangan tambahan dengan cara
diikat mebbunakan kawat.
60

4. Pekerjaan Penambahan Tulangan


Penambahan tulangan pada perkuatan kolom merupakan salah satu pekerjaan
utama, karena dengan adanya penambahan tulangan akan memperkecil kuat tarik
beton sehingga mengecilkan resiko terjadinya keretakan pada struktur kolom.
Sehingga kolom memilki kekuatan yang diperlukan untuk memikul beban terfaktor.
Dibawah ini merupakan uraian metode pekerjaan dari penulangan kolom yang ada
pada Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan :
a. Pembengkokan tulangan dilakukan dengan teliti dan hati-hati serta tepat pada
posisi pembengkokan sesuai dengan gambar dan tidak menyimpang dari SNI
03-2847-2012. Pembengkokan harus dilakukan oleh tenaga ahli dengan
menggunakan bar bender sehingga mengurangi kegagalan saat melaksanakan
pekerjaan. Semua pembengkokan dilakukan dengan keadaan dingin dan
menggunakan bar cutter, tidak boleh menggunakan api.
b. Pemasangan tulangan tarik/tekan harus dipasang sejauh mungkin dari garis
tengah penampang, sehingga pemakaian selimut beton yeng melebihi
ketentuan diatas harus mendapat persetujuan tertulis dari MK dan perencana.
c. Sebelum pemasangan, besi tulangan harus bebas dari karat, lemak, kotoran
serta bahan lain yang mengurangi daya rekat.
d. Pemasangan tulangan yaitu kait-kait, panjang penjangkaran, overlap, letak
sambungan dan lain-lain harus sesuai dengan gambar standar penulangan.
e. Penyetelan tulangan harus dilakukan dengan teliti dan terpasang pada
kedudukan yang teguh untuk menghindari perpindahan tempat. Penyetelan ini
dilakukan dengan menggunakan kawat ikat dengan ukuran tidak kurang dari
16 gauge atau klip.
f. Ikatan kawat harus dimasukkan kedalam penampang beton, sehingga tidak
menonjol kepermukaan beton.
g. Tulangan sengkang harus diikat pada tulangan utama dengan jarak sesuai
dengan gambar.
51

5. Pekerjaan Bekisting
Pekerjaan bekisting pada proyek ini menggunakan material kayu dengan
ukuran yang telah ditentukan. Dan untuk cetakan menggunakan multipleks dengan
tebal minimum 12 mm. Berikut aadalah spesifikasi pekerjaan bekisting yang ada pada
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan :Bekisting harus menghasilkan bentuk,
garis dan dimesi yang disyaratkan pada gambar rencana dan spesifikasi.
a. Bekisting harus diikat dan diperkaku untuk mempertahankan posisi dan
bentuknya.
b. Perencanaan bekisting harus mempertimbangkan beban selama konstruksi.
c. Cetakan bekisting harus dibersihkan dan dibasahi terlebih dahulu sebelum
melakukan pengecoran.
d. Bekisting ditunjang dengan steger atau scaffolding.

6. Pengecoran Selimut Beton


Pekerjaan pengecoran dilakukan setelah pekerjaan besi tulangan, dan
bekisting selesai dikerjakan. Material Semen yang dipakai adalah semen SikaGrout
215 dengan berat 25 kg perkarungnya. Berikut spesifikasi pekerjaan pengecoran
menggunakan material SikaGrout 215 :
a. Kadar air yang digunakan dalam pengadukan SikaGrout 215 adalah 16% dari
berat material. Jadi air yang dibutuhkan untuk mengaduk 1 sak SikaGrout 215
adalah 4 liter.
b. Penggunakan material ini direkomendasikan untuk pengecoran selimut beton
dengan ketebalan 20 – 100 mm.
c. Berdasarkan ASTM C230/230M, tinggi jatuh maksimum dalam pengecoran
adalah 240 – 280 mm.
d. Pengadukan SikaGrout 215 dilakukan dengan menggunakan mesin pengaduk
yang memiliki kecepatan 400 – 600 rpm selama 3 menit.
e. Kuat tekan rencana yang sesuai dengan spesifikasi SikaGrout 215 adalah 650
kg/cm2 (K65).
52

7. Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting dilakukan setelah 3 x 24 jam selesai pengecoran. Hal
yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pembongkaran bekisting ini adalah
sebagai berikut :
a. Pembongkaran dilakukan sesuai dengan Peraturan Beton Indinesia, dimana
bagian konstruksi yang dibongkar cetakannya harus dapat memikul berat
sendiri dan beban pelaksanaannya.
b. Setiap rencana pekerjaan pembongkaran harus diajukan terlebih dahulu secara
tertulis untuk disetujui oleh Direksi/MK.
c. Permukaan beton harus terlihat baik saat bekisting dibuka. Tidak
bergelombang, berlubang dan retak-retak serta tidak menunjukkan gejala
keropos/tidak sempurna.
d. Pembongkaran bekisting dilakukan secara cermat dan hati-hati, sehingga tidak
menimbulkan kerusakan pada beton dan material lainnya.
e. Apabila setelah terjadi kerusakan pada beton setelah dilakukan pembongkaran
bekisting,pembongkar harus memberitahu kepada Direksi/MK untuk meminta
persetujuan tertulis mengenai cara perbaikan kolom tersebut.
f. Bahan yang sudah digunakan harus dibersihkan dari lokasi dan dibuang pada
tempat yang sudah disediakan agar tidak mengganggu pekerjaan lainnya.

8. Perawatan Beton
Pekerjaan perawatan beton dilakukan setelah pekerjaan beton dipastikan telah
selesai. Tahapan pekerjaan ini memiliki spesifikasi yang sudah ditentukan dalam SNI
03-2847-2002 dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan, diantaranya sebagai
berikut :
a. Beton harus dilindungi dari paparan sinar matahri secara langsung, hujan,
atau aliran air selama proses pengerasan dan pengeringan. Hal ini dilakukan
untuk mencegah air yang ada pada beton tidak langsung menguap dengan
cepat.
53

b. Beton harus dijaga kelembabannya selama 14 hari. Khusus untuk kolom,


maka curing beton dapat dilakukan dengan menutup permukaan beton dengan
karung basah.

4.1.7 Pelaksanaan Pekerjaan Perkuatan Kolom


Pelaksanaan pekerjaan perkuatan kolom ini diuraikan berdasarkan
pengamatan penulis selama melaksanakan kegiatan praktek kerja lapangan. Berikut
adalah pelaksanaan pekerjaan perkuatan kolom dengan metode jacketing dilapangan.
1. Tahap Persiapan
Sebelum melaksanakan pekerjaan, para pekerja melakukan persiapan dengan
mandor atau pengawas pekerjaan. Pesiapan yang dilakukan di antaranya adalah
mempersiapkan bahan yang akan digunakan dan mempersiapkan peralatan yang akan
digunakan.

2. Pekerjaan Chipping
Metode perkuatan kolom yang dilaksanakan pada Proyek Renovasi Sadira
Plaza ini adalah dengan menambahkan material semen siap pakai pada kolom
eksisting. Untuk memudahkan material semen siap pakai merekat pada kolom
eksisting maka kolom eksisting harus dibuat pori untuk mempermudah perekatan
semen. Pembuatan pori pada kolom eksisting dilakukan dengan bantuan palu. Detail
pori pada kolom terdapat pada Gambar 4.14.

Gambar 4.14 Pori Kolom Eksisting


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
54

3. Penambahan Tulangan Kolom


Penambahan tulangan pada perkuatan kolom merupakan salah satu pekerjaan
utama, karena dengan adanya penambahan tulangan akan memperkecil kuat tarik
beton sehingga mengecilkan resiko terjadinya keretakan pada struktur kolom.
Sehingga kolom memilki kekuatan yang diperlukan untuk memikul beban terfaktor.
Dibawah ini merupakan uraian metode pekerjaan dari penulangan kolom yang
dilaksanakan di lapangan :
1. Pemotongan Baja Tulangan
Tahap pemotongan baja tulangan ini disebut juga dengan fabrikasi.
Pemotongan baja tulangan ini menggunakan alat bar cutter. Beberapa metode
pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pemotongan baja ini adalah sebagai berikut :
a. Baja tulangan yang akan digunakan dibersihkan terlebih dahulu dari segala
macam kotoran, minyak, karat, cat lumpur dan kotoran lain yang bisa merusak
atau mengurangi mutu baja tulangan.
b. Sebelum pemotongan dilakukan baja tulangan harus diukur terlebih dahulu,
dalam hal ini pengukuran hanya dilakukan pada satu tulangan saja tulangan
yang telah diukur akan dijadikan sebagai acuan untuk mengukur baja tulangan
lainnya. Hal tersebut dilakukan untuk mempersingkat waktu pengerjaan.
2. Pemasangan dan Pembengkokan Baja Tulangan
Pemasangan dan pembengkokan besi tulangan merupakan pekerjaan inti
dalam pembesian. Cara pemasangan atau pembengkokan besi tulangan pada
pekerjaan perkuatan kolom proyek Renovasi Gedung Sadira Plaza Pekanbaru adalah
sebagai berikut :
a. Besi terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran seperti karat, minyak dan zat
lain yang bersifat merusak atau mengurangi mutu baja tulangan.
b. Pekerja melakukan pengeboran plat lantai atas sebagai tempat masuknya besi
tulangan utama.
c. Besi tulangan harus di pasang secara vertikal sampai menembus plat lantai
atas yang sudah dibor.
55

d. Setelah besi tulangan terpasang secara vertikal pekerja harus melakukan


pembengkokan besi sengkang sesuai bentuk dan spesifikasi yang telah
direncanakan. Pembengkokan ini menggunakan alat pembengkok besi manual
yang dikenal dengan istilah banding manual.
e. Besi sengkang yang telah dibengkokan diikat dengan kawat ikat.
Syarat sudut pembengkokan tulangan menurut SNI-03-2847-2002 adalah
sebagai berikut :
1. Bengkokan 180° ditambah perpanjangan 4db, tapi tidak kurang dari 60 mm, pada
ujung bebas kait.
2. Bengkokan 90° ditambah perpanjangan 12db pada ujung bebas kait.
3. Untuk sengkang dan kait pengikat :
a. Batang D6 dan yang lebih kecil, bengkokan 90° ditambah perpanjangan 6db
pada ujung bebas kait.
b. Batang D19, D22, dan D25, bengkokan 90° ditambah perpanjangan12db pada
ujung bebas kait.
c. Batang D25 dan yang lebih kecil, bengkokan 135° ditambah perpanjangan 6db
pada ujung bebas kait.

Tabel 4.1 Diameter Bengkokan Minimum


Ukuran Tulangan Diameter Minimum

D10 – D25 6db


D29, D32, dan D36 8db
D44 dan D56 10db
*db : diameter tulangan
Sumber : SNI-03-2847-2002
Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan, panjang pembengkokan besi
pada proyek renovasi gedung Sadira Plaza Pekanbaru dengan tulangan D20 adalah
12cm. Detail penulangan tambahan untuk kolom K68 in, dapat dilihat pada Gambar
4.15.
56

Gambar 4.15 Detail Penulangan Tambahan Kolom K68


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019

Gambar 4.16 Tulangan Tambahan pada Kolom K68


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
57

4. Pekerjaan Bekisting
Pekerjaan bekisting pada proyek renovasi gedung Sadira Plaza Pekanbaru
semua menggunakan bahan kayu dengan ukuran yang telah ditentukan dengan tebal
multiplek minimum 12 mm. Beberapa syarat-syarat pekerjaan bekisting yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Bekisting harus menghasilkan struktur yang memenuhi bentuk, garis, dan
dimensi komponen struktur seperti yang disyaratkan pada gambar rencana.
b. Bekisting harus diperkaku atau diikat dengan baik untuk mempertahankan
posisi dan bentuknya.
c. Bekisting direncanakan dengan benar agar tidak merusak struktur yang
dipasang sebelumnya.
d. Perencanaan bekisting harus menyertakan pertimbangan yaitu beban selama
konstruksi, termasuk beban-beban vertikal, horizontal, dan tumbukan.
e. Kayu bekisting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran.
Harus diadakan untuk menghindari terkumpulnya air pembasahan tersebut
pada sisi bawah.
f. Pada prinsispnya semua penunjang bekisting harus menggunakan steger besi
atau skafolding
g. Penggunaan dolken atau balok kayu untuk skalfolding sama sekali tidak
diijinkan.

Gambar 4.17 Pembuatan Bekisting Kolom


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
58

Gambar 4.18 Pemasangan Bekisting Kolom


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
5. Pengecoran Selimut Beton
Pekerjaan pengecoran dilakukan setelah pekerjaan besi tulangan, dan
bekisting selesai dikerjakan. Material Semen yang dipakai adalah semen SikaGrout
215 dengan berat 25 kg perkarungnya. Cara pengecoran kolom adalah sebagai
berikut:
a. Menyediakan bahan-bahan serta alat yang diperlukan dalam pengecoran
b. Melakukan pemeriksan bekisting kembali untuk memastikan bekisting
terpasang secara vertical.
c. Jika bekisting sudah vertikal, maka langkah selanjutnya adalah membuat
adukan mortar dengan menggunakan semen SikaGrout 215 dengan
mengguanakan ember.
d. Pengadukan antara semen dan air menggunakan alat mixer modofikasi
sampai semen dan air tercampur rata.
e. Semen yang sudah tercampur dengan air dituangkan pada plat lantai atas
yang telah di bor sampai semen telah tertuang secara padat. Penuangan ini
dibantu dengan alat bantu yaitu corong, alat bantu ini dapat mengurangi
pemborosan material semen. Tinggi jatuh
59

f. Setelah bekisting terisi penuh, tahap selanjutnya adalah melakukan


perataan semen dengan menggunakan sendok semen.
g. Setelah pengecoran selesai daerah sekitar pengecoran harus dibersihkan
kembali dari sampah, serta kotoran lainnya.

Mixer Modifikasi

Gambar 4.19 Pengadukan Sika Grout 215


Sumber : Praktik Kerja Lapangan 2019

Celah untuk memasukan


adukan ke kolom

Gambar 4.20 Memasukan adukan kedalam bekisting kolom


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
60

6. Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting dilakukan sketika beton benar-benar telah mengeras.
Berdasarkan pengamatan yang penulis amati bahwa pembongkaran bekisting ini
dikerjakan setelah beton berumur minimal satu hari. Beberapa syarat dan ketentuan
yang harus diperhatikan dalam pembongkaran bekisting adalah sebagai berikut :
a. Rencana perkerjaan pembongkaran bekisting harus diajukan terlebih dahulu
secara tertulis untuk disetujui oleh Direksi/MK.
b. Permukaan beton harus terlihat baik pada saat bekisting dibuka, tidak
bergelombang, berlubang atau retak-retak dan tidak menunjukkan gejala
keropos/tidak sempurna.
c. Pembongkaran bekisting dilakukan secara cermat dan hati-hati, tidak dengan
cara yang dapat menimbulkan kerusakan pada beton dan material-material
lain disekitarnya.
d. Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang
keropos atau cacat lainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan produksi
tersebut, maka pemboron haru segera memberitahukan kepada Direksi/MK
untuk meminta persetujuan tertulis mengenai cara perbaikan pengisian atau
pembongakarannya.
e. Seluruh bahan-bahan bekas bekisting yang tidak terpakai harus dibersihkan
dari lokasi proyek dan dibuang pada tempat-tempat yang telah ditentukan oleh
Direksi/MK sehingga tidak mengganggu lahan kerja.

7. Perawatan Beton
Pada umumnya perawatan beton yang berasal dari material SikaGrout-215
dilakukan minimal 3 hari dengan menggunakan karung basah, lembaran plastic atau
gunakan curing compound (Antisol). Berdasarkan pengamatan penulis amati
dipangan tidak ada pelaksanaan perawatan beton pada perkuatan kolom tersebut.
Beton hanya dibiarkan setelah dilakukan pembongkaran bekisting. Pada dasarnya
perawatan beton sangat diperlukan untuk menghasilkan beton dengan mutu yang
61

berkualitas. Jadi pada proyek renovasi Gedung Sadira Plaza Pekanbaru tidak
melaksanakan perawatan beton.

4.1.8 Evaluasi Pekerjaan Perkuatan Kolom Secara Khusus


1. Tahap Persiapan
Berdasarkan pengamatan penulis selama mengikuti proses pekerjaan
pekerjaan persiapan ini belum memenuhi spesifikasi yang telah tertulis didalam
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan. Penyebab belum terpenuhinya adalah
para pekerja tidak memperhatikan bagaimana kondisi peralatan yang akan digunakan
dan memulai pekerjaan tanpa adanya pengarahan dari mandor terlebih dahulu.

2. Pekerjaan Chipping
Pekerjaan chipping merupakan pekerjaan yang penting dalam pekerjaan
perkuatan kolom ini. Namun, berdasarkan pengamatan penulis selama mengikuti
pelaksanaan pekerjaan, hasil chipping pada permukaan kolom tidak diberikan lem
beton atau calbond sebagai perekat antara beton lama dengan beton baru. Hal ini akan
menyebabkan kurang maksimalnya perekatan antara beton lama dengan beton baru.

3. Pekerjaan Pemasangan Shear Connector


Berdasarkan pengamatan penulis dilapangan, tidak ada pelaksanaan
pemasangan shear connector pada pekerjaan perkuatan kolom ini. Spasi antara beton
eksisting dan tulangan tambahan nantinya hanya ada beton baru yaitu SikaGrouting
215.

4. Penambahan Tulangan Kolom


Pekerjaan pemasangan tulangan tambahan pada kolom ini merupakan
pekerjaan yang sangat penting. Dikarenakan tujuan dari perkuatan kolom ini adalah
untuk meningkatkan daya dukung kolom untuk menerima beban baru. Menurut
penulis selama mengikuti proses pekerjaan ini, pemasangan tulangan tambahan pada
kolom ini sudah sesuai dengan syarat yang tertulis dalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat Pekerjaan dan juga sudah sesuai dengan SNI 03-2847-2002 tentang
Persyaratan Beton Bertulang.
62

5. Pekerjaan Bekisting
Berdasarkan hasil pengamatan penulis dilapangan, peenggunaan material dan
pelaksanaannya sudah sesuai dengan ketentuan yang ada pada Rencana Kerja dan
Syarat-syarat Pekerjaan proyek ini.

6. Pengecoran Selimut Beton


Berdasarkan hasil pengamatan penulis dilapangan, proses pengecoran selimut beton
baru ini belum terlaksana dengan baik. Proses pengecoran yang dilaksanakan masih
belum sesuai dengan spesifikasi yang ada pada produk SikaGrout 215. Berikut
pembahasan terkait dengan permasalahan diatas.
a. Proses pengadukan material SikaGrout 215 tidak mengikuti prosedur pada
spesifikasi yang sudah ditentukan oleh produsen SikaGrout 215. Tingkat
kekentalan pada beton segar ini hanya diperkirakan saja.
b. Waktu pengadukan material tidak mengikuti prosedur dari produk SikaGrout.
Proses pengadukan dihentikan ketika pekerja menganggap material sudah
tercampur rata.
c. Alat yang digunakan untuk membuat adukan tidak menggunakan alat yang
disarankan oleh produsen SikaGrout. Alat yang digunakan merupakan bor
yang matanya sudah dimodifikasi seperti mata pada mixer.

7. Pembongkaran Bekisting
Berdasarkan hasil pengamatan penulis dilapangan selama melaksanakan
kegiatan praktek kerja lapangan, pekerjaan ini sudah dilakukan dengan baik dan
sesuai dengan prosedur yang ada pada Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan
pada proyek ini.

8. Perawatan Beton
Berdasarkan pengamatan penulis dilapangan, pelaksanaan pekerjaan
perawatan beton tidak dilaksanakan pada proyek ini. Beton hanya dibiarkan setelah
dilakukan pembongkaran bekisting. Pada dasarnya, perawatan beton sangat penting
untuk mencapai tingkat kekerasan yang optimal pada beton tersebut.
63

4.1.9 Evaluasi Pekerjaan Secara Umum


Evaluasi merupakan tindakan yang dilakukan oleh pengamat yang bertujuan
untuk memberi kritik yang bersifat membangun terhadap objek yang dievaluasi.
Dalam suatu proyek permasalahan dilapangan merupakan hal yang sering terjadi.
Beberapa permasalahan yang penulis amati selama Praktek Kerja Lapangan adalah
sebagai berikut :
1. Kendala-kendala yang terjadi di proyek
Pada pekerjaan perkuatan kolom ini terjadi beberapa kendala-kendala yang
yang berpotensi untuk memperlambat progress pekerjaan. Beberapa kendala yang
terjadi dilapangan khususnya pada pekerjaan perkuatan kolom lantai 4 adalah sebagai
berikut:
a. Kurangnya kesadaran pekerja mengenai pentingnya memakai Alat
Pelingdung Diri (APD) selama berlangsungnya pekerjaan.
b. Terjadinya kesalahan dalam merakit tulangan yang akan berefek pada
waktu penyelesaian pekerjaan.
c. Tingginya tenggang rasa antara mandor dan pekerja yang disebabkan oleh
perbedaan umur yang cukup jauh yang akan menyebabkan kurang nya
kerja sama antar tim.
d. Akses pemakaian alat yang sangat dibatasi oleh pihak kontraktor
menyebabkan terjadinya perlambatan progres.
e. Disiplin pekerja yang sangat kurang baik dalam hal waktu serta
ketekunan dalam melaksanakan pekerjaan.
2. Solusi dari kendala yang terjadi di proyek
Kendala yang terjadi disuatu proyek akan menghasilkan solusi yang bijak
untuk kedepannya. Beberapa solusi atau masukan yang akan diuraikan penulis
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Melakukan briefing secara rutin sebelum memulai pekerjaan.
b. Memilih mandor yang tegas dan bisa memimpin seluruh anggotanya.
c. Memberikan pemudahan dalam hal izin memakai alat.
d. Memberikan apresiasi lebih untuk pekerja yang lebih disiplin.
64

4.2 Pekerjaan Perkuatan Balok


Tujuan dilakukan perkuatan balok ini adalah untuk meningkatkan daya
dukung balok dikarenakan adanya penambahan lantai pada gedung ini. Perkuatan
balok ini dilakukan dengan menggunakan metode jacketing menggunakan pelat baja.
Posisi balok yang akan diperkuat berada dilantai 5. Untuk memperjelas posisi balok
yang akan diperkuat, perhatikan Gambar 4.21.

4.2.1 Karakteristik Balok Eksisting


Balok yang penulis tinjau pada proyek Renovasi Gedung Sadira Plaza
Pekanbaru ini, terletak pada lantai 5. Balok yang akan diperkuat pada Proyek
Renovasi Gedung Sadira Plaz Pekanbaru memiliki karakteristik sebagai berikut :

Tabel 4.2 Balok Eksisting lantai 5 yang akan diperkuat


Nama Kolom Dimensi (mm) Keterangan

Balok B.36 300 x 600 Existing

Balok B.47 400 x 700 Existing

Balok B.57 500 x 700 Existing

Balok B.67 600 x 700 Existing

Balok B.510 500 x 1000 Existing

Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019


Jumlah balok yang akan diperkuat pada proyek ini adalah sebagai berikut :
1. Balok B.36 : 1 buah
2. Balok B.47 : 12 buah
3. Balok B.57 : 2 buah
4. Balok B.67 : 3 buah
5. Balok B.510 : 10 buah
Untuk memperjelas informasi diatas, perhatikan Gambar 4.21 dan Gambar
4.22 tentang Detail Perkuatan Balok.
65

Area Perkuatan Balok


Lantai 5

Area Perkuatan Balok


Lantai 5

Gambar 4.21 Denah Perkuatan Balok Lantai 5


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
66
67

Gambar 4.22 Detail Perkuatan Balok B.36 dan Balok B.47, B.57, B.67
Sumber : Praktek Kerja Lapngan 2019
68

Gambar 4.23 Detail Perkuatan Balok B.510


Sumber : Praktek Kerja Lapngan 2019

Gambar 4.24 Detail Perkuatan Balok B.36


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
69

Gambar 4.25 Detail Perkuatan Balok B.47, B.57, B.67


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019

Gambar 4.26 Detail Perkuatan Balok B.510


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019

4.2.2 Bahan Perkuatan Balok


1. Pelat Baja
Material baja yang dipakai pada Proyek Renovasi Sadira Plaza Pekanbaru
harus sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat dibawah ini :
a. Sesuai dengan Spesifikasi Struktur Proyek Sadira Plaza, semua material untuk
konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru dan merupakan “Hot
Rolled Structural Steel” dan memenuhi mutu baja ST 37 (PPBBI-83) atau
ASTM A 36 atau SS 41 (JIS.U 3101-1970) dengan tegangan leleh fy
minimum 240 MPa.
70

b. Semua material harus mempunyai sertifikat test dari pabrik pembuat baja
tersebut. Material baja bisa dipakai setelah mendapatkan hasil test memenuhi
persyaratan dan mendapat persetujuan tertulis dari Direksi/MK.
c. Semua material baja harus baru, bebas/bersih dari karat, lobang-lobang dan
kerusakan lainnya.
d. Semua material baja tersebut harus lurus, tidak terpuntir, tidak ada tekukan-
tekukan, serta memenuhi syarat toleransi.
e. Semua material harus disimpan rapid dan diletakkan diatas papan atau balok-
balok kayu untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan.

Gambar 4.27 Pelat Baja


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
2. Baut
Beberapa spesifikasi atau syarat mengenai baut pengikat pada Proyek Gedung
Sadira Plaza Pekanbaru adalah sebagai berikut:
a. Gambar mutu baut penyambung ditentukan dalam ASTM A325 dengan
tegangan tarik putus minimum 120 Ksi. (fy = 825 Mpa). Baut penyambung
harus berkualitas baik dan baru, diameter baut, panjang ulir harus sesuai
dengan yang diperlukan.
71

b. Baut harus dilengkapi dengan 2 (dua) ring, masing-masing 1 buah pada kedua
sisinya. Mutu pelat ring sesuai dengan mutu baut tebal pelat ring sesuai
dengan ukuran baut.
c. Mutu angkur adalah St.37 (fy = 240 Mpa)
d. Direksi/MK harus meminta pelaksana melakukan Test baut pada
Laboratorium yang disetujui oleh Direksi/MK, sebelum pelaksana memesan
baut yang akan dipakai.
e. Jumlah baut yang ditest untuk masing-masing ukuran adalah minimum 3
(tiga) buah. Walaupun test baut memenuhi syarat, MK berhak meminta
diadakan test baut lainnya dengan jumlah 1 (satu) baut dari setiap 250 baut
yang digunakan.

Gambar 4.28 Baut pengikat


Sumber : Prakter Kerja Lapangan 2019

3. SikaGrout-215 (New)
SikaGrout-215 (New) adalah semen grouting siap pakai yang mempunyai
karakteristik tidak menyusut dengan waktu kerja yang sesuai untuk temperature local,
dapat mengalir dengan sangat baik, dan memenuhi persyaratan Corps of Engineer
(CRD) C-621 dan ASTM C-1107. Gambar SikaGrout-215 (New) dapat dilihat pada
Gambar 4.29.
72

Gambar 4.29 SikaGrout-215 (New)


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
4. Angkur
Sesuai dengan Spesifikasi Struktur Proyek Sadira Plaza, mutu angkur yang
digunakan adalah St. 37 dengan tegangan leleh, fy minimum adalah 240 MPa.
Angkur dilengkapi dengan 1 buah ring baut dengan diameter 19 mm sebagai
pengikat pada pelat baja. Mutu ring baut yang digunakan adalah ASTM A325 dengan
tegangan tarik putus minimum 120 Ksi (fy = 825 MPa). Untuk lebih jelasnya,
Gambar Angkur dapat dilihat pada Gambar 4.30.

Gambar 4.30 Besi Angkur


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019

5. Electrode atau Kawat Las


Kawat las yang digunakan adalah Kobesteel RB 26 atau E70XX low
hydrogen electrode dengan minimum Yield Strength sebesar 4150 kgr/cm 2,
sedangkan Tensil Strength minimum 4950 kgr/cm2.
73

Gambar 4.31 Kawat Las Kobe steel RB 26


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019

4.2.3 Peralatan yang Digunakan


Peralatan yang digunakan pada pekerjaan perkuatan balok dengan metode
Jacketing adalah sebagai berikut :
1. Chain Block atau Katrol
Chain Block atau Katrol merupakan alat pengangkat manual sederhana yang
menggunakan pulley (roll), roda bergerigi (gear), rantai (chain), dan pengait (hook
block). Alat ini relatif kecil dengan beban pengangkatan mulai dari 0,5 ton sampai 10
ton. Alat ini umumnya digunakan untuk pengangkatan rendah. Gambar Chain Block
dapat dilihat pada Gambar 4.32.
2. Hand trolley
Hand trolley merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan material
baja. Pastikan lajur yang dilewati oleh troli tidak dipenuhi oleh kerikil kecil ataupun
kerikil besar agar roda tidak tergelincir. Jenis troli yang digunakan pada proyek ini
bisa dilihat pada Gambar 4.32.
74

3. Mesin Las atau Trafo Las


Mesin las yang dipergunakan harus berfungsi dengan baik antara lain
menghasilkan arus yang kontiniu dan stabil. Tenaga listrik mesin las harus berasal
dari Genset yang dilengkapai dengan Panel Pembagi (Distribusi Panel) dan Travo las
sehingga besarnya arus /ampere dapat dikontrol atau diatur sesuai kebutuhan. Travo
dapat dilihat pada Gambar 4.33.

Gambar 4.32 Alat Katrol dan Hand trolley


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019

Gambar 4.33 Trafo Las


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
4. Kunci Momen (Torque wrench)
Kunci momen merupakan suatu aalat yang dipergunakan untuk mengeratkan
baut pengikat atau mur dengan tingkat kekuatan dan kekencangan yang dapat
disesuaikan pada kebutuhan. Alat ini juga berfunngsi untuk mengukur gaya puntir
pada mur maupun baut hingga mencapai momen kekencangan tertentu.
75

Dalam penggunaanya, kunci momen memiliki dua sisi ujung yang memiliki
fungsi yang berbeda. Satu ujung sisi kunci momen digunakan untuk mengeratkan mur
atau baut, sementara sisi ujung lainnyaa digunakan untuk melihat tingkat kekuatan
atau kekencangan mur atau baut yang telah dieratkan.

Gambar 4.34 Kunci Momen Torsi


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
5. Magnetic Drill
Alat ini merupakan alat yang digunakan untuk membuat pola lubang baut
pengikat pada pelat baja. Untuk lebih jelas, mesin ini dapat dilihat pada Gambar 4.35.

Gambar 4.35 Magnetic Drill


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
4.2.4 Tenaga Kerja
Pekerjaan perkuatan kolom dilakukan oleh pekerja dibawah pengawasan
manor dan juga pengawas struktur untuk mendapat kualitas kerja sesuai denga yang
direncanakan. Tenaga kerja yang bekerja di tahap perkuatan balok pada Proyek
Renovasi Gedung Sadira Plaza adalah sebagai berikut :
76

1. Surveryor Struktur : 1 orang


2. Mandor : 1 orang
3. Pekerja : 11 orang

4.2.5 Safety dan Cleaning


Masalah keselamatan serta kebersihan dalam suatu proyek adalah hal yang
tidak boleh dikesampingkan karena proyek dikatakan sukses adalah salah satunya
bisa menyelesaikan pekerjaan tanpa ada terjadi kecelakaan atau lebih dikenal dengan
istilah zero accident. Dalam pekerjaan ini pekerja diharapkan memakai sarung tangan
dan helm saat melaksanakan pekerjaan.

Gambar 4.36 Pelaksanaan Safety dan Cleaning


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019

4.2.6 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perkuatan Balok


Spesifikasi teknis pelaksanaan pekerjaan ini terdapat dalam Rencana Kerja
dan Syarat-syarat Pekerjaan pada proyek ini. Berikut adalah spesifikasi pekerjaan
yang penulis rangkum sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan
proyek ini.
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan yang dilakukan pada pekerjaan ini adalah mempersiapkan
peralatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini. Alat yang perlu dipersiapkan antara
lain katrol, tabung gas, tali baja, kawat las serta alat bantu lainnya. Melakukan
pengecekan terhadap material yang akan digunakan untuk pekerjaan ini.
77

2. Pengeboran Pola Angkur pada Pelat Baja


Didalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan, pengeboran pada pelat
baja dilakukan dengan menggunakan bor untuk pelat baja. Pekerjaan pembuatan
lubang ini tidak boleh menggunakan api sebagai alat pembuat lubang. Untuk jarak
dan ukuran lubang pada pelat, harus sesuai dengan gambar rencana pekerjaan yang
sudah ada. Ukuran lubang pada pelat, disesuaikan dengan diameter angkur yang akan
digunakan dan dilebihkan maksimal 2 mm untuk mengantisipasi terjadinya pemuaian
pada angkur saat terkena suhu tinggi.

3. Pengeboran Pola Angkur pada Balok Eksisting


Menurut Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan, pembuatan lubang
angkur pada balok eksisting harus dilakukan sesuai dengan gambar rencana
pekerjaan. Pembuatan lubang dilakukan dengan menggunakan bor khusus untuk
beton. Lubang yang sudah dibuat harus bersih dari serpihan beton yang terkikis oleh
mata bor.

4. Pemasangan dan Pengencangan Angkur


Tahap pekerjaan pemasangan dan pengencangan angkur ini, harus dikerjakan
sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan serta Gambar
Perencanaan. Berikut adalah spesifikasi pemasangan dan pengencangan baut pada
angkur.
a. Pemasangan angkur pada balok beton (eksisting) harus dikerjakan dengan
kunci momen torsi khusus yang sebelumnya sudah dikalibrasi dengan
ketentuan pada Tabel 4.3.
b. Setiap pemasangan angkur harus diawasi dan disaksikan secara langsung oleh
Direksi/MK. Pengawasan tersebut bertujuan untuk memeriksa panjang baut
yang tidak sesuai dengan syarat yang telah ditentukan.
c. Jumlah baut harus sesuai dengan gambar perencanaan.
d. Dimensi dan kekuatan baut sesuai dengan ASTM A325 dengan kuat tarik
putus minimum 10 Ksi. (fy = 825 MPa).
e. Lubang angkur dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari diameter baut.
78

Tabel 4.3 Syarat Kunci Momen Torsi


Ukuran baut Tosi
Lbs.ft (kg.m)
1/2 "(Ѳ12) 90 12,454
5/8 "(Ѳ16) 180 24,908
3/4 "(Ѳ19) 320 44,287
7/8 "(Ѳ22) 470 65,038
1 "(Ѳ25) 710 98,249
1 1/8 "(Ѳ28) 960 132,844
1 1/4 "(Ѳ32) 1350 186,872
1 1/2 "(Ѳ38) 2580 357,018
Sumber : RKS Proyek Renovasi Gedung Sadira Plaza Pekanbaru
Sebelum pekerjaan pemasangan angkur, dilakukan pelaksanaan uji kuat tarik
angkur atau yang dikenal dengan istilah Pull Out Testing of Chemical Ancor.
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan alat Enerpac RCH 302 yang
merupakan produk khusus dari Hilti. Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan data
kapasitas angkur yang terpasang. Setiap produk yang baik selalu memiliki data teknis
yang berasal dari approval yang dikeluarkan oleh Lembaga Internasional yang telah
diakui dalam melakukan pengetesan untuk pengambilan data.
Pengetesan (Pull Out Testing of Chemical Anchor) yang dilaksanakan pada
Proyek Renovasi Gedung Sadira Plaza dilakukan pada beton dengan mutu K-300.
Jumlah baut yang ditest masing masing 3 buah untuk setiap ukuran. Pengetsan ini
dilakukan dibawah pengawasan Direksi/MK.
Test yang dilakukan terdiri atas dua jenis test yaitu test dilakukan hingga
beton hancur (failure) dan test yang dilakukan hanya sampai angka desain load. Test
yang dilaksankan pada Proyek Renovasi Gedung Sadira Plaza Pekanbaru dapat
dilihat pada Gambar 4.40 dan hasil uji terlampir pada lampiran.
Di bawah ini penjelasan mengenai prosedur dari pengerjaan test tarik angkur:
1. Alat dan Bahan
a. Enerpac RCH 302.
b. Mesin Bor.

2. Bahan
79

a. Chemical hilti RE 100.


3. Langkah kerja
a. Menyiapkan angkur yang akan diuji dan juga chemical hilti re 100.
b. Menyiapkan peralatan bor beton dan kompressor angin dan gun hilti.
c. Beton eksisting dibor dengan menggunakan mesin bor utuk mock up tes
tarik.
d. Setelah dibor lubang dibersihkan dengan menggunakan kompressor sampai
debu tidak ada.
e. Masukkan cairan chemical hilti re 100 menggunakan gun hilti dan oleskan
chemical hilti re 100 ke angkur yang akan diuji.
f. Masukkan angkur kedalam lubang yang sudah disiapkan dan tunggu
kurang lebih 48 jam.
g. Angkur di sambungkan dengan alat test tarik
h. Tahap akhir adalah lakukan pompa test tarik dengan kebutuhan tekanan
yang diinginkan sesuai spesipikasi yang telah direncanakan.

Gambar 4.37 Uji Tarik Angkur


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019

Jumlah angkur yang harus terpasang pada setiap jenis balok dapat dilihat pada
Tabel 4.4 di bawah ini :
80

Tabel 4.4 Spesifikasi Pemasangan Angkur Pada Balok

Tipe Balok Dimensi (mm) Posisi Jumlah Angkur Pada


Gambar

B36 300 x 600 Void 1 50

B47 400 x 700 Void 1 48

B57 500 x 700 Void 1 48

B67 600 x 700 Void 1 48

B510 500 x 1000 Void 1 60


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
5. Pengelasan pada Pelat Baja
Pengelasan dilakukan setelah pekerjaan pemasangan dan pengencangan baut
selesai. Pengelasan bertujuan untuk mengikat dan memperkuat sambungan pada pelat
sisi samping kanan dan kiri dengan sisi bawah. Pengelasan menggunakan kawat las
Kobesteel RB 26 atau E70XX low hydrogen dengan Yield Strenght 4150 kgr/cm 2,
dan Tensile Strenght sebesar 4950 kgr/cm2. Tebal pengelasan pada sambungan pelat
baja adalah 6 mm.

6. Grouting Pelat Baja


Grouting adalah suatu proses dimana suatu campuran antara semen dan air
diinjeksikan dengan tekanan kedalam rongga atau celah suatu struktur yang akan
diperkuat. Pekerjaan grouting ini memiliki spesifikasi atau syarat yang tertulis dalam
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan dan juga pada data brosur produk
SikaGrout 215 diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Pada tahapan pekerjaan ini grouting menggunakan bahan SikaGrout 215
yang diaplikasikan dengan alat kompressor khusus.
b. Tahapan pekerjaan ini dikerjakan oleh pekerja yang memiliki keahlian
khusus dibidangnya.
81

c. Proses pencampuran material SikaGrout 215 dengan air dicampur dengan


kadar 16 % dari berat perkarung nya atau sekitar 4 liter.
d. Campuran antara material SikaGrout 215 diaduk selama 3 menit dengan
menggunakan alat mixture khusus dengan kecepatan (400-600) rpm.
e. Kuat tekan rencana adalah sesuai spesifikasi adalah K65.

4.2.7 Pelaksanaan Pekerjaan Perkuatan Balok


Pekerjaan Perkuatan Balok dengan metode Jacketing ini berlangsung pada
balok lantai 5, dimana gedung ini akan dilakukan penambahan lantai untuk
membangun bioskop. Berikut adalah tahap pelaksanaan pekerjaan perkuatan balok
pada proyek ini.
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan adalah tahapan yang sangat diperlukan dalam setiap
pekerjaan. Tahap ini bertujuan agar pekerjaan bisa diselesaikan dengan sistematis.
Tahap persiapan yang dilakukan pada pekerjaan ini salah satunya adalah
mempersiapkan alat utama serta alat bantu yang menunjang jalannya pekerjaan. Alat
yang perlu dipersiapkan antara lain katrol, tabung gas, tali baja, kawat las serta alat
bantu lainnya.

2. Pengeboran Lubang Angkur pada Pelat Baja


Tahap ini merupakan tahap pekerjaan yang dilakukan sebelum pengangakatan
plat baja menuju balok eksisting. Pekerjaan ini bertujuan untuk membentuk pola
perlekatan angkur pada plat. Tebal pelat yang digunakan pada pekerjaan pekruatan
balok ini adalah 10 mm. Pola lubang angkur dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari
diameter baut. Tahap pekerjaan ini bisa dilihat pada Gambar 4.38.

3. Pengeboran Lubang Angkur pada Balok Eksisting


Pengeboran balok dilakukan saat baja sudah digantungkan didekat balok
eksisting. Tahapan ini bertujuan untuk membentuk pola lubang angkur pada balok.
Besar lubang yang dibor adalah mengikuti pola pengeboran pada plat baja.
Pengeboran lubang angkur dilakukan dengan menggunakan alat mesin bor dengan
pengawasan Direksi/MK. Utuk lebih jelas, perhatikan Gambar 4.39.
82

Gambar 4.38 Pembuatan lubang angkur pada Pelat Baja


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019

Gambar 4.39 Pengeboran lubang angkur pada Balok Eksisting


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019

4. Pemasangan Pelat Baja pada Balok


Menurut pegamatan penulis, pemasangan pelat baja pada balok terdiri atas beberapa
tahapan. Berikut penjelasan singkat mengenai tahapan pemasangan pelat baja pada
balok yang akan diperkuat.
83

4.3 Perletakan katrol


Untuk memindahkan pelat baja dari posisi bawah ke posisi atas baja
dipindahkan dengan menggunakan alat manual berupa katrol. Pelat baja yang akan
dipindahkan ke atas harus diikat terlebih dahulu menggunakan tali sebelum dilakukan
pengangkatan material oleh katrol. Dalam pengikatan pelat baja tersebut harus
dipastikan cara pengikatannya sudah benar agar tidak terjadi kesalahan yang
menyebabkan kecelakaan kerja dan hal lainnya yang bersifat merugikan.
4.4 Pengangkatan pelat baja dan pemosisian pelat
Pelat baja diangkat dengan menggunakan katrol manual. Pelat baja yang
sudah terikat kuat akan diangkat menuju balok beton (eksisting). Metode
pekerjaannya adalah dengan menarik rantai pada katrol secara terus menerus hingga
plat baja berada sejajar dengan balok eksisting. Pelat baja yang sudah terangkat
keatas kemudian dirapatkan dan diposisikan ke lubang yang sudah ada pada pelat dan
balok.
4.5 Pemasangan angkur dan baut
Pemasangan angkur dan baut dilakukan ketika lubang pada pelat baja dan
balok sudah dalam posisi sejajar. Sebelum angkur dipasang, pastikan kembali lubang
tidak ada kotoran ataupun pecahan beton hasil pengeboran. Setelah itu, angkur
dipasang bersamaan dengan baut, namun baut tidak langsung di kencangkan karena
masih aka nada proses penyetelan terhadap lembaran pelat pada sisi lain.

Gambar 4.40 Pemasangan Angkur


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
84

5. Finishing Pekerjaan Perkuatan Balok


Tahap finishing pada pekerjaan ini terbagi menjadi 3 tahap, yaitu :
a. Pengencangan baut angkur
Pengencangan angkur adalah tahapan yang sangat penting dalam pekerjaan
ini. Pekerjaan pengencangan angkur harus dikerjakan dengan kunci momen torsi
khusus yang sebelumnya sudah dikalibrasi. Untuk menghindari adanya angkur yang
belum dikencangkan maka angkur harus yang sudah dikencangkan diberi tanda
dengan cat.
b. Pengelasan
Pengelasan dilakukan setelah pekerjaan pemasangan dan pengencangan baut
selesai. Pengelasan bertujuan untuk mengikat dan memperkuat sambungan pada pelat
sisi samping kanan dan kiri dengan sisi bawah. Pengelasan menggunakan kawat las
Kobesteel RB 26 atau E70XX low hydrogen dengan Yield Strenght 4150 kgr/cm 2,
dan Tensile Strenght sebesar 4950 kgr/cm2. Tebal pengelasan pada pelat baja adalah 6
mm. Proses pengelasan dapat dilihat pada Gambar 2.41.

Gambar 4.41 Pengelasan pelat baja


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
c. Grouting
Grouting adalah suatu proses dimana suatu campuran antara semen dan air
diinjeksikan dengan tekanan kedalam rongga atau celah suatu struktur yang akan
diperkuat. Pada tahapan pekerjaan ini grouting menggunakan bahan Sika Grout 215
(New) yang diaplikasikan dengan alat kompressor.
85

Bahan grouting berupa Sika Grout 215 (New) ini diinjeksikan pada pori atau
rongga antara plat baja dengan balok eksisting yang dihubungkan dengan angkur
yang bertujuan untuk memberi rekatan antara pelat baja dengan balok beton
(eksisting). Proses Grouting dapat dilihat pada Gambar 4.42.

Gambar 4.42 Proses Grouting Perkuatan Balok


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019

4.2.8 Evaluasi Pekerjaan Perkuatan Balok


1. Pekerjaan Persiapan
Bedasarakan hasil pengamatan penulis, pekerjaan persiapan masih kurang
diperhatikan oleh pelaksana pekerjaan. Hal tersebut antara lain seperti kegiatan
briefing sebelum memulai pekerjaan, mengecek kondisi peralatan dan persiapan
lainnya. Oleh sebab itu, tahapan pekerjaan ini belum memenuhi spesifikasi yang
tertulis pada Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan proyek ini.

2. Pekerjaan Pembuatan Lubang Angkur pada Pelat Baja


Berdasarkan hasil pengamatan penulis, pelaksanaan pembuatan lubang pada
pelat baja ini sudah terlaksana dengan baik. Namun masih ada beberapa pekerja yang
tidak mengikuti prosedur pekerjaan dengan benar. Permasalahan yang paling utama
86

adalah ketika membuat lubang seharusnya lubang dibuat menggunakan bor, tetapi
pekerja menggunakan api untuk membuat lubang pada pelat baja. Hal ini tentu akan
mengurangi kualitas kekuatan baja untuk menerima beban setelah terkena suhu yang
tinggi.
3. Pekerjaan Pembuatan Lubang Angkur pada Balok Eksisting
Berdasarkan hasil pengamatan penulis, pelaksanaan pembuatan lubang pada
balok sudah sesuai spesifikasi pekerjaan yang tertulis dalam Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat Pekerjaan seperti penggunaan alat dan proses pekerjaan.

4. Pekerjaan Pemasangan Angkur dan Pelat Baja


Berdasarkan hasil pengamatan penulis, pelaksanaan pemasangan pelat baja
pada pekerjaan perkuatan balok ini sudah sesuai dengan spesifikasi pekerjaan.
Penggunaan peralatan dan prosedur pelaksanaan sudah sesuai dengan Rencana Kerja
dan Syarat-Syarat Pekerjaan proyek ini. Namun jumlah angkur yang dipasang masih
ada yang belum sesuai dengan gambar perencanaan. Untuk lebih jelas, perhatikan
Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Perbandingan Pemasangan Angkur
Jumlah Angkur
Tipe Balok Posisi Dimensi Pada Keterangan
Lapangan
Gambar
Balok B36 Void 1 300 x 600 50 50 Sesuai
Balok B47 Void 1 400 x 700 48 48 Sesuai
Balok B57 Void 1 500 x 700 48 46 Tidak Sesuai
Balok B67 Void 1 600 x 700 48 48 Sesuai
Balok B510 Void 1 500 x 1000 60 58 Tidak Sesuai
Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019

5. Pekerjaan Pengelasan pada Pelat Baja


Berdasarkan hasil pengamatan penulis, pelaksanaan pengelasan pelat baja
pada pekerjaan perkuatan balok ini sudah sesuai dengan spesifikasi pekerjaan.
Penggunaan peralatan, material dan prosedur pelaksanaan sudah sesuai dengan
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan proyek ini.
87

6. Pekerjaan Grouting
Berdasarkan hasil pengamatan penulis, pelaksanaan pekerjaan grouting pelat
baja pada pekerjaan perkuatan balok ini sudah sesuai dengan spesifikasi pekerjaan.
Penggunaan peralatan, material dan prosedur pelaksanaan sudah sesuai dengan
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan proyek ini.

4.3 Pekerjaan Kolom Baja Lantai 4 dan Balok Baja Lantai 5


Pekerjaan Kolom dan Balok baja dilaksanakan di lantai 4 dan 5 Gedung
Sadira Plaza Pekanbaru, pekerjaan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memperkuat
struktur eksisting yang ada pada lantai 4 dan 5 agar dapat menerima beban baru
akibat adanya penambahan lantai. Kolom dan balok yang digunakan pada pekerjaan
ini adalah kolom baja King Cross dan balok baja Honeycomb. Posisi kolom dan balok
baja tambahan ini dapat dilihat pada Gambar 4.43.

Gambar 4.43 Posisi Kolom King Cross KC.70 dan KC.80


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
88

4.3.1 Karakteristik Kolom dan Balok Baja


Pekerjaan pemasangan kolom baja King Cross dan balok baja Honeycomb
pada lantai 4 Gedung Sadira Plaza Pekanbaru terdiri atas dua jenis kolom yaitu
Kolom King Cross 70 (KC) 70 dan Kolom King Cross (KC) 80 dan Balok
Honeycomb (HC) 105. Karakteristik kolom dan balok ini dapat dilihat pada Tabel 4.6
dibawah ini.

Table 4.6 Karakteristik Kolom dan Balok Baja


Jenis Profil Berat
Dimensi Baja (mm) Jumlah
Baja (kg/m)
CASTELLATED WF. 700 x 300 x 13 x 24
HC.105 185.00 4
HC. 1050 x 300 x 13 x 24

KC.80 (KING SUMBU KUAT : WF. 800 x 300 x 14 x 26 210.00


1
CROSS) SUMBU LEMAH : WF. 588 x 300 x 12 x 20 151.00

KC.70 (KING SUMBU KUAT : WF. 700 x 300 x 13 x 24 185.00


3
CROSS) SUMBU LEMAH : WF. 588 x 300 x 12 x 20 151.00
Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019

4.3.2 Bahan Pekerjaan Kolom dan Balok Baja


1. Baja Profil
Material baja yang dipakai pada Proyek Renovasi Sadira Plaza Pekanbaru
adalah material. Persyaratan mengenai material baja yang digunakan adalah sebagai
berikut :
a. Semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru dan
merupakan “Hot Rolled Structural Steel” dan memenuhi mutu baja ST 37
(PPBBI-83) atau ASTM A 36 atau SS 41 (JIS.U 3101-1970) dengan tegangan
leleh fy minimum 240 MPa.
b. Semua material harus mempunyai sertifikat test dari pabrik pembuat baja
tersebut. Material baja bisa dipakai setelah mendapatkan hasil test memenuhi
persyaratan dan mendapat persetujuan tertulis dari Direksi/MK.
89

c. Semua material baja harus baru, bebas/bersih dari karat, lobang-lobang dan
kerusakan lainnya.
d. Semua material baja tersebut harus lurus, tidak terpuntir, tidak ada tekukan-
tekukan, serta memenuhi syarat toleransi.
e. Semua material harus disimpan rapid dan diletakkan diatas papan atau balok-
balok kayu untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah,
sehingga tidak merusak material. Dalam penumpukan material harus dijaga
agar tidak rusak ataupun bengkok.
f. Direksi/MK akan menolak material-material baja yang tidak memenuhi
syarat-syarat tersebut diatas dan tidak diperkenankan untuk fabrikasi.
g. Semua profil harus diukur ketebalannya dengan alamat “sigmat” untuk
memeastikan kebenarannya dengan gambar struktur.

Gambar 4.44 Kolom King Cross


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019

Gambar 4.45 Balok Baja Honeycomb dan Daguan


Sumber : Prakatek Kerja Lapangan 2019
90

2. Angkur
Berdasarkan dengan Spesifikasi Struktur Proyek Sadira Plaza, mutu angkur
yang digunakan adalah St. 37 dengan tegangan leleh, fy minimum adalah 240 MPa.
Angkur dilengkapi dengan 1 buah ring baut dengan diameter 19 mm sebagai
pengikat pada pelat baja. Mutu ring baut yang digunakan adalah ASTM A325 dengan
tegangan tarik putus minimum 120 Ksi (fy = 825 MPa). Untuk lebih jelasnya,
Gambar Angkur dapat dilihat pada Gambar 4.46.
3. Baut
Baut merupakan bahan yang digunakan untuk mengikat sambungan antar
balok dan kolom baja. Pada Spesifikasi Proyek Sadira Plaza, baut yang digunakan
memiliki mutu ASTM A325 dengan tegangan tarik putus minimum 120 Ksi. (fy =
825 MPa). Baut yang digunakan pada sambungan baja dapat dilihat pada Gambar
4.47.

Gambar 4.46 Besi Angkur


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019

Gambar 4.47 Baut A325 diameter 19mm


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
91

4.3.3 Peralatan yang digunakan dalam Pekerjaan Kolom dan Balok Baja
1. Chain Block atau Katrol
Chain Block atau Katrol merupakan alat pengangkat manual sederhana yang
menggunakan pulley (roll), roda bergerigi (gear), rantai (chain), dan pengait (hook
block). Alat ini relatif kecil dengan beban pengangkatan mulai dari 0,5 ton sampai 10
ton. Alat ini umumnya digunakan untuk pengangkatan rendah. Gambar Chain Block
dapat dilihat pada Gambar 4.48.
2. Troli
Troli merupakan media yang digunakan untuk memindahkan material baja
yang telah diangkat oleh Hoist Crane. Pastikan lajur yang dilewati oleh troli tidak
dipenuhi oleh kerikil kecil ataupun kerikil besar agar roda tidak tergelincir. Jenis troli
yang digunakan pada proyek ini bisa dilihat pada Gambar 4.48.

Gambar 4.48 Katrol dan Hand trolley


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
3. Kunci Momen (Torque wrench)
Kunci momen merupakan suatu aalat yang dipergunakan untuk mengeratkan
baut pengikat atau mur dengan tingkat kekuatan dan kekencangan yang dapat
disesuaikan pada kebutuhan. Alat ini juga berfunngsi untuk mengukur gaya puntir
pada mur maupun baut hingga mencapai momen kekencangan tertentu.
92

Dalam penggunaanya, kunci momen memiliki dua sisi ujung yang memiliki
fungsi yang berbeda. Satu ujung sisi kunci momen digunakan untuk mengeratkan mur
atau baut, sementara sisi ujung lainnyaa digunakan untuk melihat tingkat kekuatan
atau kekencangan mur atau baut yang telah dieratkan. Kunci momen yang digunakan
pada pekerjaan ini ditunjukkan pada Gambar 4.49

Gambar 4.49 Kunci Momen Torsi


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019

4.3.4 Tenaga Kerja


Tenaga kerja merupakan salah satu faktor kesuksesan dalam suatu proyek.
Proyek yang ingin mencapai target yang diharapkan harus merekrut atau menunjuk
tenaga kerja yang sudah minimal memiliki pengalaman dalam melakukan proyek
sejenis. Susunan tenaga kerja pada pekerjaan konstruksi baja pada Proyek Renovasi
Sadira Plaza adalah sebagai berikut :
1. Surveyor Struktur : 1 orang
2. Mandor : 1 orang
3. Pekerja : 12 orang

4.3.5 Safety dan Cleaning


Pekerjaan kolom baja merupakan pekerjaan yang memiliki resiko tinggi
terhadap kecelakaan kerja, untuk mencegah hal tersebut maka dilaksanakan safety
dan cleaning di lapangan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pemasangan spanduk mengenai pentingnya safety dan cleaning dalam
bekerja.
2. Menyimpan peralatan dan material pada tempatnya dengan rapi.
3. Memberi sanksi tegas terhadap pekerja yang melanggar aturan safety.
4. Pemasangan safetyline pada areal yang diperlukan.
93

4.3.6 Pelaksanaan Pekerjaan Kolom Baja


Pekerjaan kolom baja pada proyek Gedung Sadira Plaza terdiri atas beberapa
tahap seperti pada penjelasan dibawah ini :
1. Tahapan Persiapan
Pada tahap ini seluruh peralatan harus dipersiapkan terlebih dahulu baik
peralatan utama maupun peralatan bantuan. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang
memiliki resiko kecelakaan yang cukup tinggi. Maka seluruh pekerja diwajibkan
untuk mempersiapkan Alat Pelindung Diri (APD).
2. Marking Pola Kolom
Marking atau penandaan pola baut atau angkur pada lantai dilakukan dengan
menggunakan cat. Pembuatan marking atau pola angkur ini mengikuti pola yang ada
pada gambar rencana pekerjaan dan sesuai dengan kondisi kolom baja yang
digunakan. Berdasarkan gambar rencana, jumlah angkur yang akan dipasang pada
kolom KC.70 adalah 16 buah, sedangkan pada kolom KC.80 adalah 20 buah. Berikut
adalah gambar rencara base plate untuk KC.70 dan KC.80.
Tahapan pekerjaan marking ini bisa dilihat pada Gambar 4.50. Dibawah ini
adalah taha pelaksanaan pekerjaan marking pola angkur, yaitu sebagai berikut :
a. Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan serta memastikan kondisi alat
baik atau tidak saat akan digunakan.
b. Membersihkan area marking sebelum melakukan penandaan.
c. Menandai titik-titik lubang angkur sesuai dengan gambar rencana pekerjaan.

Gambar 4.50 Marking Angkur


Sumber : Praktek Kerja Lapangan
94

Gambar 4.51 Base Plate King Cross 70


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019

Gambar 4.52 Base Plate King Cross 80


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
95

3. Pengeboran Lantai
Tahap selanjutnya adalah pengeboran lantai dengan menggunakan mesin bor
sesuai dengan pola yang sudah ditentukan. Lubang dibuat sebesar diameter angkur
yang akan digunakan. Lubang angkur pada pelat lantai dibuat dengan menggunakan
bor sedalam ± 10 cm. Tahapan pekerjaan ini ditunjukkan pada Gambar 4.53.

Gambar 4.53 Pengeboran Lantai


Sumber : Praktek Kerja Lapngan
4. Pemindahan Konstruksi Kolom Baja
Konstruksi kolom baja akan dipindahkan dari lokasi penyimpanan kolom baja
menuju lokasi pemasangan konstruksi kolom baja. Pemindahan material kolom baja
ini digunakan dengan troli. Pekerjaan ini dapat dilhat pada Gambar 4.54.

Gambar 4.54 Pemindahan Kolom Baja


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
96

5. Pemasangan Kostruksi Kolom Baja


Pemasangan konstruksi kolom baja dilakukan dengan kerja sama antar pekerja
dengan pengawasan pengawas struktur lapangan serta pengawasan dari ahli K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Tahap-tahap pekerjaan pemasangan kolom baja
adalah sebagai berikut :
a. Sebelum pemasangan kolom dimulai maka tentukan posisi letak dari kolom
baja tersebut degan menggunakan waterpass agar sejajar dengan posisi kolom
eksisting yang sudah ada.
b. Pada perletakan kolom baja tersebut dibuat sketsa sesuai dengan pola kaki
kolom baja dan juga pola baut yang akan dipasang pada baja. Setelah itu maka
dilakukan pengeboran plat lantai sedalam 12 cm dengan alat bobok.
Pengeboran tersebut bertujuan untuk tempat kaki kolom baja serta tempat
angkur.
c. Setelah posisi perletakan dan pengeboran dipastikan benar maka tahap
selanjutnya adalah pemasangan katrol yang diletak pada kuda-kuda atap
Gedung Sadira Plaza Pekanbaru.
d. Kolom yang akan ditegakkan dipasang pegangan katrol dan juga tali.
Pegangan berfungsi sebagai tempat melekatnya ujung (pengait) katrol,
sedangkan tali berungsi untuk mengatur posisi dari kolom baja agar terpasang
secara tegak lurus.
e. Dengan bantuan troli kolom baja dipindahkan dari tempat penyimpanan
menuju posisi perletakan kolom.
f. Tahap selanjutnya adalah pemasangan ujung katrol pada pegangan yang sudah
dipasang pada kolom baja dan pastikan ujung katrol sudah dalam keadaan
terkunci.
g. Tahap selanjutnya adalah melakukan penarikan rantai katrol secara perlahan-
lahan. Pekerjaan ini membutuhkan kerja sama antar pekerja serta pengawasan
dari pengawas struktur lapangan.
97

h. Setelah kolom baja mendekati posisi perletakannya maka rantai katrol ditarik
kembali oleh pekerja dengan perlahan sampai kolom baja berdiri tegak pada
plat lantai yang sudah di bor.
i. Setelah kolom sudah berdiri maka kolom ditegakkan dengan menarik tali dari
dua arah yang berlawanan untuk memastikan kolom terpasang tegak lurus
dengan plat lantai.
j. Setelah kolom terpasang maka dilakukan kembali koreksi terhadap posisi
kolom dengan bantuan waterpass untuk memastikan kolom terpasang secara
tegak lurus.

Gambar 4.55 Pemasangan Kolom Baja


Sumber : Praktek Kerja Lapanngan 2019
6. Pemasangan angkur kolom baja
Pemasangan baut adalah tahap terakhir yang dilakukan pada pemasangan
kolom baja pada Proyek Renovasi Gedung Sadira Plaza Pekanbaru. Tahap-tahap yang
dilakukan dalam pemasangan baut adalah sebagai berikut:
a. Pembuatan lubang angkur dilakukan dengan alat bor. Dalam pembuatan
lobang angkur ini dilakukan maksimum 10 mm untuk konstruksi yang tipis,
seain itu diperbolehkan untuk memakai mesin pons, akan tetapi pembuatan
lubang baut dengan api sama sekali tidak diperbolehkan. Lubang baut yang
dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari diameter baut.
98

b. Lubang baut yang sudah dibuat akan dipasangkan baut dengan diameter 25
mm dan pemasangan baut ini harus dikerjakan dengan kunci momen torsi.
c. Lubang baut yang sudah terpasang harus dikencangkan dengan kunci momen
torsi. Setiap pengencangan baut harus diawasi dan disaksikan oleh MK.

Gambar 4.56 Pemasangan angkur pada kaki kolom baja


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019

4.3.7 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Baja


Pekerjaan kolom baja pada proyek Gedung Sadira Plaza terdiri atas beberapa
tahap seperti pada penjelasan dibawah ini :
1. Tahapan Persiapan
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang memiliki resiko yang cukup tinggi
maka seluruh pekerja diwajibkan untuk mempersiapkan Alat Pelindung Diri (APD)
dengan baik.
2. Pemindahan Balok Baja
Konstruksi balok baja akan dipindahkan dari lokasi penyimpanan balok baja
menuju lokasi pemasangan konstruksi balok baja. Pemindahan material balok baja ini
digunakan dengan troli.
3. Pemasangan Daguan Balok Baja
Pada struktur baja, terdapat sambungan antara kolom dengan balok.
Sambungan ini disebut dengan daguan. Berikut adalah penjelasan tentang
pemasangan daguan baja.
Daguan baja disambung menggunakan sambungan baut. Baut yang digunakan
adalah baut A325 dengan diameter 19 mm. pemasangan daguan dibantu dengan
99

menggunakan katrol untuk menaikkan daguan ke puncak kolom. Dan kemudian


daguan disambung dengan menggunakan baut.

Gambar 4.57 Pemindahan Balok Baja


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019

Gambar 4.58 Pemasangan Daguan dan Baut pada Balok Baja


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019

Gambar 4.59 Daguan yang sudah terpasang


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
100

Gambar 4. 60 Detail Sambungan Kolom Beton, Balok Baja dan Kolom Baja
Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
101

Gambar 4.61 Sambungan Balok Baja ke Kolom Baja


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
102

Gambar 4.62 Detail Sambungan Balok baja ke Kolom K.68


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
103

4. Pemasangan Balok dan Baut Baja


Proses pemasangan balok baja hampir sama dengan pemasangan daguan baja.
Pekerjaan ini dibantu dengan menggunakan katrol sebagai alat untuk menaikkan
balok baja menuju sambungan pada daguan baja. Balok dan daguan disambung
dengan menggunakan baut A325 dengan diameter 19 mm. pengencangan baut pada
sambungan dilakukan dengan menggunakan kunci momen torsi. Untuk lebih jelasnya
perhatikan gambar dibawah ini.

Gambar 4.63 Pemasangan dan Pengencangan Baut


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019

Gambar 4.64 Struktur kolom dan balok baja


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019

4.3.8 Evaluasi Pekerjaan


Evaluasi mengenai pekerjaan kolom dan balok baja adalah sebagai berikut :
1. Kendala-Kendala yang Terjadi di Proyek
a. Keterlambatan datangnya material balok baja
b. Jumlah alat tersedia sangat minimum.
104

c. Kurangnya jumlah pekerja karena pekerjaan ini merupakan pekerjaan


yang memerlukan banyak pekerja.
d. Kesalahan prosedur kerja yang dilaksanakan oleh pekerja.
2. Solusi-solusi dari kendala-kendala di Lapangan.
a. Melakukan pemantauan khusus mengenai ketersediaan material dan juga
alat yang diperlukan di lapangan.
b. Mendatangkan pekerja jika diperlukan.
c. Melakukan pengarahan sebelum pekerjaan dimulai.

4.4 Pekerjaan Pelat Lantai 5


Sadira Plaza direnovasi dengan tujuan untuk menambah jumlah lantai, yang
akan digunakan sebagai tempat hiburan yaitu Bioskop. Bioskop ini nantinya akan
berada pada lantai 5 dimana pekerjaan pelat lantai ini dilaksanakan. Berikut adalah
pembahasan mengenai pekerjaan pelat lantai.

4.4.1 Karakteristik Pelat Lantai


Dalam perencanaan, pelat lantai 5 ini memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Tebal pelat lantai 150 mm.
b. Pelat lantai dicor dengan beton Ready mix dengan mutu beton K-300.
c. Pelat menggunakan wiremash dengan diameter 0,75 mm dengan ukuran 2,1 x
5,4 m.
d. Struktur pelat disusun dengan bondek dengan tebal 0,75 mm sekaligus
mengganti peran bekisting.

Gambar 4. 65 Detail Rencana Pelat Lantai 5


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
105

4.4.2 Bahan yang digunakan pada Pekerjaan Pelat Lantai


Spesifikasi bahan yang akan digunakan pada pekerjaan ini, mengacu pada
RKS proyek yang sudah disepakati oleh owner dengan pelaksana. Bahan yang
digunakan adalah sebagai berikut :
1. Kayu Kaso
Kayu kaso merupakan kayu gergajian yang di potong sesuai ukuran yang
diinginkan. Kayu kaso lazim digunakan untuk membantu proses pengcoran. Kayu
yang digunakan adalah kayu 6/12. Jenis kayu yang digunakan untuk pekerjaan plat
lantai pada Proyek Renovasi Gedung Sadira Plaza Pekanbaru ditunjukkan pada
Gambar 4.66.
2. Bondek (Metal Floor Deck)
Metaldeck merupakan bahan galvanis yang dibentuk menyerupai seng
gelombang tapi bukan digunakan untuk material penutup atap melaikan sebagai
pengganti bekisting kayu (Triplek). Berbeda dengan bekisting kayu bekisting kayu
dibuang atau dilepas setelah pengecoran lantai sudah kering (28 hari) akan tetapi
bondek tidak perlu dilepas karena sudah menjadi satu sebagai unsur kekuatan
struktur.
Dalam hal pemasangan bondek, bondek dipasang membutuhkan alat berupa
las listrik untuk menyambungkan antar masing-masing bondek agar terjadi saling
tarik menarik. Bondek yang digunakan pada pekerjaan plat lantai 5 Proyek Gedung
Sadira Plaza Pekanbaru adalah bondek dengan ukuran lebar 1 meter, panjang 6 meter
serta ketebalan 0,75 mm.
3. Stek Dowel
Stek dowel merupakan material penghubung antara 2 (dua) komponen
struktur. Jenis dowel yang digunakan pada pekerjaan plat lantai 5 Gedung Sadira
Plaza Pekanbaru ini adalah dowel dengan jenis batang baja D16 dengan panjang 40D.
Pemasangan dowel ini berfungsi untuk menghubungka antara balok lantai
beton terhadap pelat lantai baru yang akan dikerjakan. Dowel ini dipasang pada
permukaan balok lantai dengan cara dibor. Model stek Dowel dapat dilihat pada
Gambar 4.67.
106

4. Shear Connector
Pelat lantai yang dihubungkan dengan balok baja mengunakan penghubung
geser (share connector) menghasilkan struktur komposit. Pada struktur komposit
terdapat gaya geser horizontal yang timbul selama pembebanan. Oleh karena itu
diperlukan keberadaan share connerctor yang berfungsi untuk menahan gaya geser
sehinngga tidak terjadi slip pada saat masa layan.
Fungsi utama dari elemen-elemen penghubung geser atau share connertor
adalah untuk membantu meneruskan gaya-gaya yang ada di titik hubung dari suatu
elemen struktur ke elemen struktur lainnya sehingga timbul gaya geser pada baut.
Share connectror yang digunakan ditunjukkan pada Gambar 4.68.
5. Wiremesh
Wiremesh adalah rangkaian kawat beton berbentuk jaring-jaring dengan jarak
spasi tertentu yang disetiap titik pertemuannya dihubungkan dengan mesin las listrik
bertegangan tinggi sehingga memiliki kualitas yang baik. Wiremesh memiliki banyak
kegunaan diantaranya untuk pembesian tulangan, dinding beton, saluran drainase
beton, jalan raya dan lain-lain.
Wiremesh yang diperguanakan adalah wiremesh yang sesuai dengan standar
yang telah ditentukan. Wiremesh yang digunakan pada pekerjaan plat lantai 5 Proyek
Renovasi Gedung Sadira Plaza dapat dilihat pada Gamba 4.69 dan memiliki ciri atau
karakteristik seperti dibawah ini :
a. Wiremesh yang digunakan adalah Wiremesh M7 memiliki ukuran diameter
0,75 mm.
b. Ukuran persegi wiremesh adalah 15 cm x 15 cm.
c. Ukuran perlembar nya adalah 2,1 x 5,4 m.
6. Besi Siku
Besi siku merupakan besi yang dibentuk sehingga memiliki sudut siku 90
derajat. Penampangnya berbentuk seperti huruf L, mirip seperti segitiga siku-siku
hanya saja tidak menutup pada salah satu sisinya. Besi siku umumnya diproduksi
dengan panjang standar 6 meter.
107

Permukaan besi siku sudah diolah sehingga tahan erosi dan korosi. Sehingga
material bangunan ini bisa bertahan dalam waktu yang sangat lama. Oleh karena itu,
besi berbentuk siku sangat penting untuk melindungi bagian bagian ujung dan
tepistruktur. Besi siku juga sering dikenal dengan sebutan equal angel bar. Besi siku
biasanya dipakai sebagai struktur penyangga untuk struktur lainnya agar tidak mudah
roboh.
7. Beton Ready Mix
Beton jenis ready mix merupakan instan yang sudah siap pakai tanpa
memerlukan pengolahan dilapangan seperti metode site mix pada umumnya. Beton
ready mix memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan beton yang diolah
dilapangan atau site mix diantaranya adalah dapat mempercepat proses pekerjaan,
serta kualitas beton tetap terjaga.
Beton ready mix yang digunakan pada pekerjaan plat lantai 5 Proyek
Renovasi Gedung Sadira Plaza Pekanbaru merupakan beton dengan mutu K-300
dengan kemampuan menahan beban sebesar 300 kg/cm 2 dengan nilai slump rencana
10 ± 2 cm. Beton ready mix ini dipesan dari PT. Lutvindo Wijaya Perkasa Pekanbaru
yang beralamat di Jalan SM.Amin, Simpang Baru Kecamatan Tampan, Kota
Pekanbaru.

Gambar 4.66 Kayu Kaso


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
108

Gambar 4.67 Stek Dowel


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019

Gambar 4.68 Shear Connector


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019

Gambar 4.69 Wiremesh M7 0,7 mm


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
109

4.4.3 Peralatan yang digunakan pada Pekerjaan Pelat Lantai


Berrdasarkan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan proyek ini,
peralatan yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan pelat lantai ini adalah
sebagai berikut :
1. Theodolit
Theodolit merupakan alat yang digunakan untuk segala jenis pekerjaan yang
berkaitan dengan pengukuran seperti pengukuran luas, pengukuran tinggi elevasi,
serta penentuan posisi titik as dan lain-lain. Pada pekerjaan pelat lantai ini theodolit
digunakan untuk menentukan elevasi setiap material yang akan dipasang. Jenis
theodolit yang digunakan pada Proyek Sadira Plaza Pekanbaru ditunjukkan pada
Gambar 4.70.
2. Scaffolding
Scaffolding adalah alat yang berfungsi sebagai perancah yang sering
digunakan pada pekerjaan struktur yang sifatnya sulit untuk dijangkau atau tinggi
seperti pada balok, kolom dan juga pelat lantai. Scaffolding yang digunakan pada
Proyek Renovasi Gedung Sadira Plaza Pekanbaru ditujukkan pada gambar 4.70.

Gambar 4.70 Theodolit dan Scaffolding


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
3. Mesin Bor
Mesin bor merupakan suatu jenis mesin gerakannya memutar alat pemotong
yang arah pemakanan bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan).
Penggunaan mesin bor ini dipakai untuk pekerjaan pelubangan balok beton eksisting
sebagai tempat perletakan dowel . Gambar dapat dilihat pada Gambar 4.71.
110

Gambar 4.71 Mesin Bor


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
4. Mesin Las
Mesin las merupakan mesin yang memiliki prisnsip kerja dengan cara
membakar besi atau menyeambung dua bagian logam atau lebih dengan
menggunakan energy panas. Mesin las yang digunakan harus masih berfungsi dengan
baik antara lain menghasilkan arus yang kontinyu dan stabil.
Tenaga listrik mesin las harus berasal dari genset yang dilengkapi dengan
panel pembagi (Distribution panel) dan trafo las sehingga besar arus/ampere bisa
dikontrol sesuai kebutuhan. Pada pekerjaan plat lantai ini mesin las berfungsi untuk
menyambung antara share connectror dengan bondek. Mesin las yang digunakan
dapat dilihat pada Gambar 4.72.

Gambar 4.72 Trafo Las


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
5. Concrete Mixer Truck
Concerete mixer truck merupakan kendaraan yang digunkan untuk
mengangkut adukan beton ready mix dari tempat pencmpuran beton menuju lokasi
111

proyek. Selama dalam pengangkutan mixer akan terus berputar dengan kecepatan 8-
12 putaran permenit agar beton tidak homogeny dan tidak mengeras.
Concrete mixer itu sendiri disediakan oleh perusahaan beton itu sendiri.
Berhubung beton ready mix yang digunakan pada Proyek Renovasi Gedung Sadira
Plaza adalah beton produksi PT. Lutvindo Wijaya Perkasa maka concrete mixer juga
berasal dari perusahaan tersebut. Concrete mixer yang digunakan bisa dilihat pada
Gambar 4.73.

Gambar 4.73 Concrete Mixer


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
6. Concrete Pump
Conrete pump adalah alat bantu yang dirancang secara khusus yang berfungsi
untuk menyalurkan adonan beton segar ke tempat pengecoran yang sulit dijangkau
oleh concrete mixer truck.
Alat pompa adonan ini sangat membantu dalam proses pembangunan struktur
beton bertulang dengan adanya alat ini maka penyaluran beton segar semakin mudah
dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Alat pompa yang digunakan ditunjukkan
pada Gambar 4.74.

Gambar 4.74 Concrete Pump


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
112

7. Vibrator
Vibrator adalah salah satu alat yang sangat dibutuhkan padas saat pengecoran.
Alat ini berfungsi untuk pemadatan beton yang sudah dituangkan. Hal ini bertujuan
agar kandungan udara yang terjebak dalam kandungan beton yang telah dituang dapat
dikeluarkan. Jenis vibrator yang digunakan pada Proyek Renovasi Gedung Sadira
Plaza ditunjukkan pada Gambar 4.75.

Gambar 4.75 Vibrator


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
8. Alat Bantu
Pekerjaan pelat lantai memiliki ruang lingkup yang sangat luas mulai dari
tahapan paling awal sampai dengan finishing. Pekerjaan ini akan selalu memerlukan
alat bantu untuk menunjang selama proses pengerjaan pelat lantai. Alat bantu yang
digunakan pada Proyek Renovasi Gedung Sadira Plaza Pekanbaru ditunjukkan pada
Gambar 4.76.

Gambar 4.76 Alat Bantu


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
113

4.4.4 Tenaga Kerja


Pekerjaan pelat lantai 5 Gedung Sadira Plaza Pekanbaru adalah salah satu
pekerjaan yang mengkolaborasikan seluruh tenaga kerja yang ada dalam proyek ini
diantaranya Supervisor struktur, Surveyor, Pekerja struktur baja dan pekerja sipil
lainnya. Tenaga kerja yang bekerja pada pekerjaan pelat lantai 5 Gedung Sadira Plaza
Pekanbaru adalah sebagai berikut :
a. Suvervisor struktrur : 1 orang
b. Suvervisor surveyor : 1 orang
c. Assistant Surveyor : 1 orang
d. Mandor : 2 orang
e. Pekerja Sipil : 12 orang
f. Pekerja Baja : 4 orang

4.4.5 Safety dan Cleaning


Safety merupakan usaha yang dilakukan seseorang untuk menghindari sebuah
kecelakaan. Pekerjaan pelat lantai 5 Gedung Sadira Plaza Pekanbaru adalah pekerjaan
yang memiliki resiko kecelakaan yang tinggi. Oleh sebab itu maka diberlakukan
pelaksanaan safety di proyek diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Seluruh Pekerja baik dari pekerja sipil maupun baja diwajibkan memakai Alat
Pelindung Diri (APD).
2. Material yang akan digunakan dipastikan tersimpan dalam keadaan rapi an
dalam keadaan bersih.
3. Memasang brosur mengenai Keselamatan Kerja.

4.4.6 Spesifikasi Pelaksanaan Pekerjaan Pelat Lantai 5


1. Tahapan Persiapan
Pada tahap persiapan memiliki spesifikasi atau syarat yang diatur dalam
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Alat dan material yang digunakan dipastikan harus bersih dari kotoran dan
zat-zat yang bisa mengurangi mutu beton.
b. Alat dan material yang digunakan harus disimpan di tempat yang bersih.
114

2. Pemasangan Penyangga
Tahap pemasangan penyangga kayu pada pekerjaan plat lantai 5 Gedung
Sadira Plaza Pekanbaru memiliki spesifikasi atau syarat yang tertulis dalam Rencana
Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Kayu penyangga yang digunakan adalah kayu 6/12.
b. Pekerjaan dilakuakan secara manual.
c. Balok kayu yang dijadikan sebagai penyangga dipasang menyerupai jala-
jala dengan jarak tiap susunan 1 meter diantara balok baja wf yang telah
terpasang.

3. Pemasangan Scaffolding
Pelaksanaan pemasangan perancah atau scaffolding memiliki spesifikasi atau
syarat yang telah tertulis dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Perancah diperlukan setiap kali bekerja di atas dimana tidak dapat
dilakukan dengan aman bila menggunakan tangga.
b. Perancah dan komponen-komponennya tidak akan runtuh ketika
membawa setidaknya 4 kali maksimum yang diizinkan beban kerja.
c. Penggunaan perancah yang tidak vertikal dilarang.
d. Material dari perancah yang digunakan harus dalam kondisi baik dan
diperiksa dengan teratur.
e. Platform perancah tidak akan bersandar atau menggantung di pagar yang
dapat dengan mudah dipindahkan.
f. Tangga dan perangkat lain untuk mendapatkan ketinggian tidak boleh
digunakan diatas perancah platform.
g. Perancah harus dipasang diatas permukaan yang datar dimana mampu
mendukung berat maksimum.

4. Pemasangan Besi Siku


Pekerjaan pemasangan besi siku pada plat lantai 5 Gedung Sadira Plaza
Pekanbaru dikerjaan dengan mengikuti spesifikasi atau syarat-syarat yang telah
115

ditentukan dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan diantaranya adalah


sebagai berikut:
a. Besi siku yang dipasang memiliki ukuran 70 x 70 mm dengan panjang
besi 6 m.
b. Pemasangan besi siku dipasang pada bagian tepi plat lantai.
c. Pemasangan besi siku ini harus dikencangkan dengan menggunakan baut
M16.

5. Pemasangan Bondek (Metal Deck)


Pemasangan bondek pada pekerjaan plat lantai Gedung Sadira Plaza
Pekanbaru dikerjaan berdasarkan syarat serta ketentuan yang telah ditentukan dari
brosur produk CBMdeck. Persyaratan pada brosur tersebut diantaranya adalah
sebagai berikut:
a. Pemasangan CBMdeck bisa langsung diatas balok beton yang sudah jadi
ataupun diatas bekisting dan dicor bersamaan dengan balok beton.
b. Panjang CBMdeck pada plat searah menggunakan jarak bentang balok
terpendek.
c. Setelah CBMdeck terpasang ujung CBMdeck dipaku untuk mrnghindari
CBMdeck terangkat oleh angina.
d. Perhatikan posisi emboss pada CBMdeck emboss meninjol kualitas agar
posisi emboss tidak terbalik.
e. Pemotongan material CBMdeck bisa dengan menggunakan gerinda atau
cutting wheel, setelah pemasangan selesai bersihkan sisa pemotongan maupun
kotoran lainnya sebelum pengecoran agar tidak menimbulkan karat.
f. Hindari terlalu banyak pekerja di atas CBMdeck yang sudah terpasang.
g. Pada saat proses pengecoran bisa dimulai pada area sekitar balok, dan cor
beton segera disebar agar tidak menumpuk pada satu titik.

6. Pemasangan Stek Dowel


Pekerjaan pemasangan stek dowel pada balok eksisiting merupakan tahap
pekerjaan yang dilakukan stelah pemasangan besi siku. Pekerjaan pemasangan dowel
116

harus mengikuti syarat yang telah ditentukan pada Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Pekerjaan sebagai berikut:
a. Pemasangan stek dowel harus menggunakan alat bor.
b. Besi yang dipakai harus menggunakan besi D16 dengan panjang 4 kali
diameter.
c. Pemasangan stek dowel dipasang dengan jarak 50 cm.

7. Pemasangan Shear Connector


Pekerjaan pemasangan shear connector pada pekerjaan penambahan struktur
lantai 5 Gedung Sadira Plaza dikerjakan berdasarkan Spesifikasi atau syarat yang
telah ditentukan dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Besi yang digunakan adalah besi D8.
b. Besi diletak diantara bondek dan dan wiremesh dengan las dan kawat ikat.
c. Pengelasan harus dilakukan oleh welder yang memiliki sertifikat 3G.

8. Pemasanngan Wiremesh
Penggunaan material wiremesh sebagai pengganti besi tulangan memiliki
banyak keuntungan salah satunya adalah kemudahan dalam hal pemasangan material
pada suatu konstruksi yang akan dikerjaan. Pekerjaan pemasangan wiremesh
memiliki ketentuan yang telah tertulis dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Pekerjaan sebagai berikut:
a. Pemasangan dilakukan setelah dilakukan pengecekan material
dibawahnya sudah terpasang dengan kuat.
b. Pemasangan wiremesh dipasang dengan menggunakan kawat ikat.

9. Pekerjaan Pengecoran
Pekerjaan pengecoran yang akan penulis tinjau pada laporan ini adalah
pengecoran pada lantai 5 Gedung Sadira Plaza Pekanbaru. Pekerjaan pengecoran
tersebut memiliki spesifikasi atau syarat yang telah tertulis dalam Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat Pekerjaan diantaranya adalah sebagai berikut:
117

a. Adukan beton ready mix harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran


dengan menggunakan cara atau metode yang bersifat praktis, sehingga tidak
memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-
kotoran atau bahan lain dari luar.
b. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan
material lainnya selesai dilakukan seperti pemasangan bondek, wiremesh dan
lain-lain.
c. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis.
d. Pekerjaan pengcoran tidak dibenarkan menuangkan adukan beton ready mix
dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian lebih dari 1,5 m yang akan
menyebabkan pengendapan atau pemisahan agregat.
e. Pengecoran beton harus dilakukan dengan kecepatan sedemikian dan
dilakukan secara terus menerus hingga beton selama pengecoran tersebut tetap
dalam keadaan plastis dan dengan mudah dapat mengisi secara penuh panel
atau penampang sampai batasnya.
f. Permukaan atas cetakan vertikal secara umum harus datar.
g. Semua beton harus dipadatkan secara menyeluruh dengan menggunakan
peralatan yang sesuai selama pengecoran dan harus diupayakan mengisi
sekeliling tulangan dan seluruh celah dan masuk kesemua sudut cetakan.
h. Beton ready mix yang telah mengeras sebagian atau beton yang telah
terkontaminasi oleh bahan lain tidak boleh digunakan untuk pengecoran.
i. Beton yang ditambah air lagi atau beton yang telah dicampur ulang setelah
pengikatan awal tidak boleh digunakan, kecuali bila disetujui oleh pengawas
lapangan.

4.4.7 Pelaksanaan dan Evaluasi Pekerjaan Pelat Lantai 5


Pelaksanaan pekerjaan pelat lantai pada Proyek Renovasi Gedung Sadira
Plaza Pekanbaru memiliki 3 areal pekerjaan yaitu areal 1 (void 1), areal 2 (void 2)
dan juga areal 3 (void 3). Pada laporan ini penulis akan membahas tentang pekerjaan
118

pelat lantai 5 pada areal 1 dan 2 (void 1 dan 2). Berikut adalah uraian mengenai
tahap-tahap pekerjaan pelat lantai 5 Gedung Sadira Plaza Pekanbaru.
1. Tahap Persiapan
Dalam pekerjaan pelat lantai yang menggunakan material bondek sebagai
bekisting harus ekstra hati-hati dalam hal pelaksanaan pekerjaannya. Salah satunya
adalah dalam pemasangan bondek dimana pelaksana harus memasangnya dengan
berurutan mendapatkan hasil yang rapi.
Untuk mendapatkan hasil kerja sesuai rencana maka diperlukan tahap
persiapan sebelum pekerjaan dimulai. Tahapan persiapan itu meliputi persiapan alat,
material dan lain-lain.
Berdasarkan pengamatan pengamatan penulis di lapangan selama
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan, Pekerjaan persiapan pada penambahan plat
lantai 5 Gedung Sadira Plaza Pekanbaru belum memenuhi syarat-syarat yang telah
disesuaikan dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan. Beberapa kesalahan
yang tidak memenuhi syarat yang telah tertulis adalah sebagai berikut:
a. Persiapan alat dan material yang tidak teratur.
b. Lokasi Pekerjaan yang tidak bersih.

2. Pemasangan Penyangga
Material penyangga yang digunakan dalam pekerjaan pelat lantai 5 adalah
kayu 6/12 yang dijadikan sebagai balok kayu sementara dan scafoolding yang
berfungsi untuk penahan material yang berada diatasnya selama proses pengecoran.
Adapun tahap-tahap pemasangan penyangga adalah sebagai berikut :
a. Pengangkatan Kayu
Kayu yang telah dipersiapkan dilokasi pekerjaan pelat lantai akan diangkat
menuju balok baja wf dan siap untuk disusun untuk menahan beban diatasnya selama
proses pekerjaan pelat lantai. Tahap pengangkatan material kayu ini dilakukan
dengan bantuan tali dan di tarik secara manual. Pengangkatan material kayu ini dapat
dilihat pada Gambar 4.77.
119

b. Pemasangan Perancah Kayu


Balok kayu yang dijadikan sebagai penyangga dipasang menyerupai jala-jala
dengan jarak tiap susunan 1 meter diantara balok baja wf yang telah terpasang. Balok
yang digunkan adalah kayu 6/12 sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Cara
penyusunan atau pemasangan balok kayu adalah sebagai berikut:
1. Penandaan (Marking) perletakan titik balok kayu yang akan dipasang dengan
menggunakan meteran dan juga spidol.
2. Balok kayu yang telah diangkat diletakkan pada badan (web) balok baja wf
dengan posisi horizontal. Dalam waktu yang bersamaan diberi penyangga
kayu kecil untuk menahan atau mengunci balok kayu yang akan dipasang.
3. Setelah posisi kayu telah dianggap benar maka dilakukan pemakuan sampai
kuat.
4. Pemasangan kayu memanjang atau vertikal yang dipasang dengan cara yang
sama pada pemasangan kayu horizontal.
Pemasangan perancah kayu dapat dilihat pada Gambar 4.78.

Gambar 4.77 Pengangkatan Kayu


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
120

Gambar 4.78 Pemasangan Perancah Kayu


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
Berdasarkan pengamatan penulis, pelaksanaan pekerjaan penyangga pada
penambahan lantai 5 Gedung Sadira Plaza Pekanbaru sudah memenuhi syarat syarat
yang telah ditentukan pada Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan. Penggunaan
material dan juga metode yang digunakan sudah sesuai dengan Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat Pekerjaan proyek ini.

3. Pemasangan Scaffolding
Selain pemasangan kayu kaso dilakukan juga pemasangan scaffolding dengan
fungsi yang sama yaitu untuk menahan beban yang berada diatasnya selama proses
pengecoran. Pemasangan scaffolding dapat dilihat pada Gambar 4.79. Cara
penyususan Scaffolding adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pemasangan jeck base
2. Pemasangan main frame
3. Pemasangan joint pin
4. Pemasangan U head

Gambar 4.79 Pemasangan Scaffolding


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
121

Pekerjaan sacaffolding pada penambahan lantai 5 Gedung Sadira Plaza


Pekanbaru berfungsi untuk menahan material beban diatasnya selama proses
pekerjaan. Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan tahap pekerjaan ini sudah
memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan.

4. Pemasangan Angle Bar


Angle bar adalah siku baja berbentuk seperti sudut yang berbentuk huruf L.
Angle bar digunakan untuk memberi dukungan untuk memperkuat struktur yang lain
yang tidak mampu menahan beban. Selain itu bar angel juga berungsi untuk
melindungi setiap tepi dan sudut yang diperlukan untuk menahan bentuknya.
Pada pekerjaan pelat lantai 5 Gedung Sadira Plaza Pekanbaru angel bar
dipasang pada daerah pinggir bondek tepatnya pada balok beton eksisting dengan
cara dikencangkan dengan baut pengikat yang bertujuan untuk penahan bondek pada
sisi pinggir bondek dan juga sebagai tumpuan bondek. Pekerjaan pemasangan angel
bar dapat dilihat pada Gambar 4.80.

Gambar 4.80 Pemasangan Angle Bar


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
Pekerjaan besi siku memiliki spesifikasi khusus dari brosur produk. Pada
Proyek Renovasi Gedung Sadira Plaza Pekanbaru spesifikasi dan syarat-syarat
pelaksanaan pekerjaan sudah tertulis dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Pekerjaan. Berdasarkan hasi pengamatan penulis, pelaksanaan pekerjaan pemasangan
besi siku baik pada material, alat, serta pekerja pada pekerjaan ini sudah memenuhi
spesifikasi di atas.
122

5. Pemasangan Bondek (Metaldeck)


Penggunaan bondek sebagai bekisting dalam pengecoran akan mempercepat
pengerjaan serta dapat menghemat biaya. Bondek yang digunakan memiliki
ketebalam 7,5 mm, panjang 8000 mm, serta lebar sebesar 1000 mm. Cara
pemasangan bondek adalah sebagai berikut :
a. Material bondek yang sudah sampai ke proyek diangkat dengan
menggunakan tali dan ditarik secara manual
b. Bondek digelarkan diatas balok-balok kayu yang telah terpasang.
c. Bondek dirapatkan dengan bar angle yang telah terpasang.
d. Dilakukan pemotongan bondek apabila dijumpai kolom.

Gambar 4.81 Pemasangan Bondek


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
Pemasangan dowel pada pekerjaan ini memiliki spesifikasi khusus mengenai
material, alat, serta metode pengerjaan. Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan
selama Praktek Kerja Lapangan tahap pemasangan dowel sudah memenuhi semua
spesifikasi.

6. Pemasangan Dowel
Dowel dipasang pada dinding eksisting yang berfungsi sebagai pengikat
antara dinding eksisting dan plat lantai baru serta untuk menambahkan kekuatan pelat
lantai. Stek dowel dipasang dengan cara ditanamkan kedalam beton eksisting sedalam
±10 cm dengan jarak 50 cm. Perhatikan Gambar 4.82.
Pemasangan dowel pada pekerjaan ini memiliki spesifikasi khusus mengenai
material, alat, serta metode pengerjaan. Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan
123

selama Praktek Kerja Lapangan tahap pemasangan dowel sudah memenuhi semua
spesifikasi.

Gambar 4.82 Pemasangan Dowel


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019

7. Pemasangan Shear Connector


Pemasangan shear connector berfungsi sebagai bantalan atau penghubung
antara wiremesh dengan bondek. Untuk menyatukan antara shear connector dengan
bondek maka dilakukan perekatan dengan las dan shear connector disusun pada tiap
parit atau lembah pada bondek dengan jarak tiap shear connector adalah 2 meter.
Pemasangan shear connector dapat dilihat pada Gambar 4.83.

Gambar 4.83 Pemasangan Shear Connector


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019

Pemasangan shear connector pada penambahan struktur plat lantai Gedung


Sadira Plaza Pekanbaru dipasang diantara bondek dan wiremesh. Pekerjaan tersebut
memiliki spesifikasi khusus dari segi material, alat serta pekerja. Dari hasil
pengamatan penulis di lapangan tahap pemasangan shear connector sudah memenuhi
syarat yang ditentukan.
124

8. Pemasangan Wiremesh
Pemasangan wiremesh dilakukan setelah material dibawah nya sudah
terpasang dengan kuat. Wiremesh dipasang daiatas shear connector dan disatukan
dengan bantuan kawat baja ikat. Pemasangan material wiremesh dapat dilihat pada
Gambar 4.84.

Gambar 4.84 Pemasangan Wiremesh


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019
Pemasangan wiremesh pada penambahan plat lantai ini berfungsi sebagai
pengganti dari besi tulangan dan memiliki spesifikasi yang berbeda dari besi
tulangan. Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan tahap pekerjaan pemasangan
wiremesh sudah memenuhi spesifikasi yang tertulis pada Rencana Kerja dan Syarat-
Syarat Pekerjaan.

9. Pengecoran Pelat Lantai


Pengecoran pelat lantai merupakan tahap pekerjaan inti dalam pekerjaan pelat
lantai 5 Gedung Sadira Plaza Pekanbaru. Pengecoran dilakukan setelah semua
material yang diperlukan telah terpasang dengan benar. Sebelum melakukan proses
pengecoran maka terlebih dahulu dilakukan proses pengecekan terhadap seluruh
materil yang sudah terpasang.
Pengecoran dilakukan oleh kolaborasi dari gabungan pekerja pada Proyek
Gedung Sadira Plaza dengan bantuan alat mobil crane, buvket dan pipa tremie. Beton
yang akan digunakan untuk pengecoran harus melalui tahap pengujian terlebih dahulu
yaitu slump test. Nilai slump test rencana adalah 10±2 cm. Berikut merupakan tahap
125

tahap yang dilakukan dalam pengecoran pelat lantai 5 Gedung Sadira Plaza
Pekanbaru :
a. Melakukan slump test dan pengamblan sampel.
b. Mempesiapkan pipa tremie
c. Beton dituangkan kedalam pump concrete, kemudian disedot dan
dididtribusikan ke pipa tremie yang sudah terpasang sebanyak 4 sambungan
pipa kemdian pipa tremie diarahkan terhadap pelat lantai yang akan di cor.
d. Beton yang telah dituangkan pada bekisting akan diratakan dengan manual
oleh pekerja dengan bantuan alat bantu seperti sekam, cangkul, dan sekop.
e. Beton yang sudah dituang dan juga diratakan kedalam bekisting akan
dilakukan pemadatan oleh vibrator yang bertujuan untuk mengeluarkan udara
yang masih terperangkap dalam adukan beton.
f. Setelah beton dipastikan padat maka beton kembali diratakan dengan alat
bantu yang sama. Pekerjaan pengecoran pelat lantai dapat dilihar pada
Gambar 4.85.

Gambar 4.85 Pengecoran Pelat Lantai


Sumber : Praktek Kerja Lapangan 2019

Untuk memastikan pekerjaan ini sesuai dengan spesifikasi yang telah tertulis
pada Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan, untuk itu dilakukan beberapa test
yang bertujuan sebagai quality control atau pengawasan kualitas. Pengawasan
126

kualitas dilakukan dengan bebagai test atau pengujian, diantara nya adalah test slump
dan jugsa uji kuat tekan.
1. Uji Slump (Slump Test)
Slump test adalah suatu uji empiris/metode yang digunakan untuk menentukan
konsistensi/kekakuan (dapat dikerjakan atau tidak) dari campuran beton segar (fresh
concrete) untuk menentukan workability beton tersebut. Kekakuan dalam suatu
campuran beton menunjukkan jumlah banyak air yang digunakan. Berikut merupakan
penjelasan mengenai prosedur pengerjaan slump test :
a. Bahan
Beton dengan mutu 30 MPa.
b. Peralatan
1. Kerucut terpacung dengan tinggi 30 cm, dengan diameter bawah 20 cm
dan diameter atas 10 cm.
2. Tongkat penumbuk (tongkat baja) dengan diameter 16 mm dan panjang
60 cm.
3. Alas ukur minimal 50 x 50 cm yang terbuat dari multiplex atau bahan
lainnya yang tidak meyerap air.
Langkah-langkah pekerjaan pengujian slump adalah sebagai berikut :
1. Adukan beton ready mix diambil dengan menggunakan gerobak dorong.
2. Kerucut terpacung diletakkan diatas bidang alas yang rata dan tidak meyerap air.
3. Kerucut terpacung diisi adukan beton ready mix sebanyak 1/3 bagian kerucut dan
ditumbuk-tumbuk dengan menggunakan tongkat baja sebanyak 25 kali.
4. Setelah kerucut terisi penuh, permukaan atas diratakan menggunakan sendok
semen. Adukan beton dibiarkan sekitar 30 detik kemudian diangkat secara
perlahan dan akan terjadi penurunan puncak adukan beton.
5. Lankah selanjutnya adalah meletakkan kerucut terpacung terbalik disamping
penurunan puncak beton dan dilakukan pengukuran ketinggian penurunannya.
Tinggi penurunan puncak beton inilah yang disebut dengan nilai slump.
Proses slump test yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 4.86.
127

Gambar 4.86 Proses UJi Slump


Sumber: Praktek Kerja Lapangan 2019

2. Test Kuat Tekan Kubus Beton


Tes ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan beton apakah sesuai dengan
mutu yang diinginkan atau tidak. Metode pelaksanaan pembuatan benda uji ialah
sebagai berikut :
1. Adukan bubur beton dimasukkan ke cetakan sebanyak 1/3 bagian dan
ditumbuk dengan tongkat penumbuk sebanyak 25 kali. Lakukan bagian ini
sebanyak 3 kali.
2. Setelah penuh, permukaan atas kubus diratakan.
128

3. Tulis nama lokasi pengecoran beserta tanggal pengecoran pada permukaan


beton.
4. Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada saat umur beton berumur 7
hari, 14 hari dan 28 hari.
Pada proyek Renovasi Gedung Sadira Plaza Pekanbaru setelah dilakukan uji
slump, setiap concrete mixer truck diambil benda uji sebanyak 5 sampel untuk
dilakuakan uji kuat tekan. Setelah dilakukannya pengujian kuat tekan beton didapat
hasil nilai uji kuat tekan sebagai berikut :
Tabel 4.7 Nilai Uji Kuat Tekan Beton

No Mutu Umur Tanggal Beban Kuat Tekan

Sampel Rencana Uji Sampel Maks 28 hari

(Mpa) (Hari) di buat (kN) (Kg/cm2)

1 Fc-30 35 08/08/2019 610 330,53

2 Fc-30 35 08/08/2019 600 320,98

3 Fc-30 35 08/08/2019 695 380,20

4 Fc-30 35 08/08/2019 470 250,83

5 Fc-30 35 08/08/2019 315 170,31

Rata-rata 290,57
Sumber : Hasil Uji Kuat Tekan Beton, Lampiran

Berdasarkan hasil uji kuat tekan beton yang telah dilakukan, kuat tekan beton
benda uji tidak memenuhi kuat tekan yang direncanakan yaitu Fc-30 MPa, penjabaran
hasil uji kuat tekan beton dapat dilihat pada Lampiran.

10. Finishing
Tahap pekerjaann finishing dilakukan untuk memperbaiki permukaan beton
yang gagal atau memiliki kerusakan. Pekerjaan ini dilakukan dengan cara
pendempulan dengan pasta beton dengan campuran air dan semen. Pendempulan
dilakukan pada bagian-bagian pelat lantai yang memiliki kegagalan atau kerusakan.
129

4.5 Evaluasi Pekerjaan


1. Kendala-Kendala yang Terjadi di Lapangan
Setiap proyek kemungkinan untuk terhindar dari kendala itu sangat kecil.
Adapun kendala-kendala yang terjadi selama pekerjaan plat lantai 5 Gedung Sadira
Plaza Pekanbaru adalah sebagai berikut :
a. Penyediaan alat utama dan alat pembantu yang sangat minimum.
b. Terjadinya kesalahan dalam prosedur kerja khususnya yang berkaitan dengan
pekerjaan perakitan.
c. Kurangnya kesadaran pekerja akan pentingnya penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD).
2. Solusi dari Kendala yang Terjadi di Lapangan
Adapun solusi dari penulis terhadap kendala-kendala yang terjadi selama
pekerjaan plat lantai 5 pada Proyek Renovasi Gedung Sadira Plaza adalah sebagai
berikut :
a. Mengecek kondisi alat-alat secara berkala, jika diperlukan dilakukan
pemesanan kembali alat-alat yang dibutuhkan.
b. Memulai setiap pekerjaan dengan briefing khususnya mengenai prosedur kerja
agar pekerja paham agar dapat mengurangi kesalahan kerja.
c. Memberikan sanksi tegas terhadap pekerja yang tidak menaati aturan
perusahaan khususnya mengenai penggunaan Alat Pelingdung Diri (APD).

Anda mungkin juga menyukai