Bab Ii Pengecilan Ukuran Partikel - Kominusi (Size Reduction) Dan Alat - Alatnya
Bab Ii Pengecilan Ukuran Partikel - Kominusi (Size Reduction) Dan Alat - Alatnya
I. PRINSIP-PRINSIP KOMINUSI
Partikel padatan dapat dihancurkan (dikecilkan ukurannya) dengan berbagai
cara, tetapi pada umumnya hanya 4 cara saja yang seringkali dijumpai dalam mesin-
mesin pereduksi ukuran/mesin kominusi (size reduction machines), yaitu:
(1) Kompresi (penekanan) — compression
Biasanya untuk reduksi partikel yang keras dan kasar, menjadi beberapa partikel
kecil.
Contoh: pemecah kacang (nutcracke,)
(2) Impak (pembenturan) — impaction
Dipakai untuk mereduksi partikel yang keras, menjadi partiket-partikel berukuran
laebih kecil sampai partikel halus. Contoh: palu (hammer)
(3) Atrisi (penggerusan/gesekan) — attrition or rubbing
Umunya dipakai untuk menghaluskan partikel-partikel lunak dan non-abrasive.
Contoh: penggerus.
(4) Pemotongan — cutting
Digunakan untuk memotong partikel (biasanya berbentuk lempeng/tembaran)
sehingga berukuiran lebih kecil atau mempunyai bentuk tertentu. Umumnya tidak
menghasilkan partikel-partikel yang Iembut/halus. Contoh: gunting.
A.1.Jaw Crushers.
Karakteristik umum Jaw Crusher:
· Umpan masuk dan atas, diantara dua jw yang membentuk huruf V (terb uka
bagian atasnya).
· Salah satu jaw biasanya tidak bergerak (fixed), jaw yang lain bergerak ho rizontal
· Sudut antara 2 jaw antara 20° sampai 30°.
· Kecepatan buka-tutup jaw antara 250 sam pai 400 kali per menit.
Roda (flywheel) berputar menggerakkan lengan pitman naik turun karena adanya
sumbu eccentric. Gerakan naik-turun dan lengan pitman menyebabkan toggle
bergerak horizontal (kekiri dan kekanan) movable jaw bergerak menekan dan
memecah bongkah-bongkah padatan yang masuk dan melepaskannya saat movable
jaw bergerak menjauhi fixed jaw.
Ukuran standard Blake Jaw Crusher (feed opening position, daya, kapasitas) dapat
dilihat pada buku teks (Table 6 Brown (1955), atau Table 20-8 Perry 7th ed.)
Ukuran bahan yang keluar akan Iebih uniform, tetapi sangat rawan terhadap
kebuntuan (clogged/chokea) akibat lubang bukaan keluar (discharge opening) yang
tetap.
Prinsip kerja:
Perputaran sumbu eccentric mengakibatkan lengan pitman bergerak naik-turun.
Gerakan ini menyebabkan movable jaw frame sebelah atas bergerak horisontal kekiri-
kekanan menekan bongkah-bongkah padatan sampal pecah dan melepaskannya
kebawah. Movable jaw frame bagian bawah relatif tidak bergerak. Ukuran standard
Dodge Crusher dapat dilihat pada Tabel 7 Brown (1955)
Prinsip kerja:
Saat sumbu eccentric berput ar, bagian atas movable jaw bergerak horisonta l
(kekanan kekiri) sedangkan bagian b wah bawah movable jaw bergerak dengan arah
yang berlawanan (kekiri-kekanan), i.e saat bagian atas movable jaw bergera k
menjauh (kekiri), maka bagian ba wah movable jaw bergerak menekan (kekanan),
membenturkan padatan dengan dinding (crushing p/ate) dan memecahnya.
Ukuran standard Roller Bearing Jaw/Overhead Eccentric Jaw dapat dilihat pada Table
Prinsip kerja:
Roda berputar, memutar c untershaft dan gearing, dan piringan C. Selanjutnya,
piringan C akan memutar main-shaft yang terpasang eccentric pada p iringan C.
Karena main-shaft bergera k eccentric, crushing head akan bergerak eccentric
menghimpit padatan (discharge opening minimum), memecahnya dan
melepaskannya (sampai discharge opening maksimum).
Perbandingan kapasitas dan ukuran Gyratoiy Crushers dan Jaw Crushers Table 20-
10 Perry 7th ed.
· Ukuran standard Gyrator y Crushers Table 8 Brown (1955); Table 20-11 Perry 7th
ed.
· Perbandingan kapasitas Gyratory Crushers dan Jaw Crushers Table 20-10 Perry
7th ed.
A.2.(a). Cone Crusher
Prinsip kerja:
Seperti Gyratory Crushers. C rushing head disangga oleh beberapa eccent ric journals
yang diputar oleh beberapa bevel gears. Bevel gears digerakkan oleh su mbu utama
(main shaft).
· Baik digunakan sebagai alat penghancur sekunder (secondary crushe r). Bentuk
konis menyediakan ‘luasan kerja’ (= luas gilas) yang lebih besar.
· Ukuran umpan: 0.8 -14.3 inch (< umpan Gyratory Crusher)
Ukuran produk antara 0.5 inch - 20 mesh (0.033 inch).
· Ukuran standard Cone Crushers: Table 20-12 dan 20-13, Perry 7th ed.
A.3. Crushing Rolls
Crushing rolls biasanya digu akan untuk memecah padatan lunak (hardnes s rendah),
misalnya: batubara, gipsum, limestone, bata tahan api dan lain-lain padatan dengan
skala MOHS <4.
· Biasanya, alat-alat yang dirancang untuk ini juga akan menghasilkan produk
berukuran kecil (veiy fine particles) dengan jumlah cukup banyak!
Prinsip kerja:
Dua batangan logam horizontal diputar dengan arah yang berlawana n dengan
ecepatan yang sama. Umpa n masuk ke celah-celah roll, tertekan dan pec ah. Ukuran
produk dapat diatur dengan m engatur jarak antara 2 silinder.
· Sebagai alat penghancur , saat ini kurang disukai karena roll-nya mu dah koyak;
terutama jika digunakan untuk material keras Roll-Crusher tidak c ocok untuk
batuan keras.
· Biasanya banyak diguna kan untuk penghancuran batubara; oil shale, fosfat dan
batuanbatuan dengan ka dungan silikat rendah!
Prinsip kerja:
Roda (Flywheel) berputar, akan memutar toothed roll yang terhubung dengan
flywheel. Bongkahan padatan yang m asuk akan tergencet pada wear plate/crushing
plate dan akan pecah. Gigi-gigi pada roll selanjutnya akan menggerus partikel-partikel
padatan menjadi ukuran yang lebih kecil lagi.
· Toothed Rolled Crushers balk untuk bahan yang tidak terlalu keras. U ntuk bahan
yang terlalu keras, gigi-gig i pada roll dapat rontok/patah!
· Ukuran standard Toothed Rolled Crushers: belum ada data pada textbook!
Gambar dibawah adalah contoh operasi single-rolled toothed crusher untuk memecah
batubara:
A.3.(c). Disintegrator/Cage Mills.
Cage Mills terdiri dari batang-batang silinder panjang saling perputar berlaw anan
arah dengan kecepatan yang sa ma. Sering digunakan untuk menggilas baha n
tambang (quarry rock); batuan fosfat; f ertilizer (pupuk padat)
B. GRINDER/ IMPACTOR
Istilah grinder biasanya digunakan untuk mesin-mesin kominusi dengan kapasitas
sedang. Produk dan crusher, jika perlu dihaluskan lagi, biasanya dilakukan oleh
grinder.
Kapasitas:
Untuk Hammer Mll tergantung kehalusan produk yang diinginkan, misal: 0.1 sampai
15 ton/jam untuk ukuranproduk 200-mesh atau lebih halus. Untuk Impactor bisa s/d
600 ton/jam
Prinsip kerja:
Bongkahan padatan yang masuk dipecah oleh palu-palu (hammers) yang terpasang
pada ujung cakram yang berputar (revolving dish). Pada non-reversible ha mmer-mill,
padatan yang pecah selanj tnya digerus pada dinding dan keluar melalul kisi-kisi
(grid). Pada reversible hammer-mill, butir-butir padatan akan ditumbuk berk ali-kali
oleh hammer ke crushing plate/breaker plate/anvils yang dibuat bergerigi. Butiran
pecah karena terpukul oleh palu, terbentur dinding (crushing plate) atau bertumbukan
dengan butir lain. Ukuran padatan keluar dapat diatur dengan memasang kisi-kisi
(grid) dengan ukuran lubang kisi seperti yan g diinginkan.
· Reversible hammer-mil/ Impactor arah putaran hammer dapat dib alik, tanpa
menggangu operasi.
· Non-reversible hammer-m iIl arah putaran palu tidak dapat dibalik!
Ukuran standard Hammer Mills dan Impactor Breakers Tabel 20-14 dan Tabel 20-15
Perry 7th ed.
Gambar dibawah adalah s alah satu jenis hammer mill yang dilengkapi dengan saringan
(screen) untuk mend apatkan partikel yang Iebih halus (fine particle s/ powder):
Umpan masuk dari feed hopper kedalam mangkok yang berputar (mangkok dilapisi
dengan bahan dengan kekerasan > kekerasan bahan yang digerus grinding ring).
Didalam mangkok tersebut, butiran-butiran padatan tergerus oleh roller yang berputar
berlawanan arah dengan arah putaran mangkok. Partikel-partikel yang cukup halus
akan terbawa keatas oleh udara (yang dihembuskan kedalam roller-mill) dan keluar
keatas. Diluar, produk selanjutnya ditangkap menggunakan cyclone.
Pada single runner mill, diameter cakram 10 sampai 54 in (250 sampai 1370 mm),
dan antara kecepatan putar antara 350 sampai 700 rpm. Pada double runner mill
tinggi, yaitu antara 1200 sampai 7000 rpm. Ukuran umpan maksimum sekitar 1/2 in
(12 mm), dan harus dimasukkan dengan kecepatan putar yang terkontrol. Ukuran
produk, biasanya lolos 200-mesh.
B.4.(a). Ball-Mill
Merupakan salah satu bent uk tumbling-mill. Biasanya berupa komparte en (shell)
yang berbentuk silinder atau konis yang berputar pada sumbu horisontalnya.
Didalamnya berisi bola-bola penggilas sebagai media penghancur. Tergan tung pada
bahan yang akan dihancurkan, bola-bola penggilas dapat terbuat dan: besi, baja,
porselen dil. Biasanya, (L/D untuk Ball-Mills ‘‘ 1.0 (lihat dimensi gambar diba wah).
Prinsip kerja:
Silinder/kompartemen berputar pada sumbu horisontalnya. Partikel-partik el padatan
didalam akan terlempar da n tergilas bola-bola penggilas menjadi butir-butir yang
sangat halus. Produk halus dikeluarkan dengan:
· overflow melalui lubang y ang terpasang pada sumbu (hollow trunnion), dan/atau
· kemiringan dan partikel keluar melalui lubang-lubang pada periferi (lub ang-
lubang pada sisi bagian keluar mill), dan/atau
· dihembus oleh udara (untuk partikel-partikel yang sangat halus dan kering).
· Ukuran umpan Ball-Mills tergantung padatingkat kerapuhan umpan padatan.
- Untuk padatan yang sangat rapuh (veiy fragile): 2.5 - 4cm (1-1.5 inch) dia.
- Ukuran umum umpan: ‘s.’ 1 cm (i’ 0.5 inch)
· Ukuran bola-bola penggila s (diameter): 1 - 6 inch.
Volume bola-bola penggil as: ‘S.’ 50% volume kompartemen.
· Reduction Ratio 20:1 sampai 200:1
Ball-Mill dapat dioperasikan pada keadaan kering (dry millng) maupun ba sah (wett-
miIIing). Operasi pada keada an basah dapat meningkatkan kapasitas maup un efisiensi
mill.
· Ruang dalam ball mill (the chambet) kadang-kadang disekat-sekat (de ngan sekat
yang berlubang/grate), d an masing-masing ruang/sub-kompartemen diisi dengan
bola-bola penggilas deng an ukuran yang berbeda (lihat gambar dibawa h).
Praktek menunjukkan bahwa se makin besar ukuran bola, semakin halus pr oduk
yang dihasilkan.
· Dibawah ini adalah co ntoh sekat berlubang (grate) untuk pemisah antar
subkompartemen. Grate semacam mi juga dipasang pada sisi keluar (discharge
opening) mill. Grate ini ju a berfungsi untuk membantu menaikan padata n
setinggi-tingginya, sebelum dijatuh kan (tumbled).
· Pada dinding-dinding kompartemen, seringkali juga dipasang liners untuk
membantu ‘pengadukan’ dan penggilasan, dengan memperbesar efe k benturan
antara partikel dengan inding. Dibawah ini adalah contoh bagian dalam dan
sebuah ball-mill.
Karena gaya sentrifugal akibat putaran silinder mill, bola-bola grinding medium akan
menempel pada dinding dalam mill dan terangkat bersamaan dengan pu taran mill.
Pada posisi tertentu, dimana gaya gravitasi pada bola mengatasi gaya sentrifugalnya,
bola akan jatuh. Semakin cepat putaran mill, maka semakin tinggi bola -bola akan
terangkat. Jika kecepatan pu tar mill melebihi kecepatan kritis tertentu, di mana gaya
sentrifugal tidak dapat diatasi oleh gaya gravitasi (pada posisi bola paling tin ggi),
maka bola akan selalu menempel p ada dinding mill. Pada keadaan dimana gaya
sentrifugal diposisi bola paling atas sama dengan gaya gravitasinya, bola dikata kan
mulai mengalami centiffuging (sentrifugasi). Kecepatan minimum dimana centrifu ging
terjadi disebut sebagai kecepatan kritis.
Keadaan centrifuging harus d ihindari, sebab pada kondisi ini grinding partikel
padatan akan sangat kecil terjadi.
Tinjau sebuah mill dengan jan-jan dalam R, berisi bola-bola berdiameter r dan massa
m. Kecepatan putar mill o = 2. .n, dimana n = kecepatan rotasi mill, puta ran/waktu.
Gaya sentripetal akibat gravitasi yang dialami bola adalah sebesar Fg = mg.cos( ).
Sedangkan gaya sentrifugal b ola akibat putaran mill adalah, F = m.[4. 2.n2(R -r)].
Neraca gaya pada bola, pada keadaan kesetimbangan gaya (lihat gambar dibawah):
C. ULTRAFINE GRINDER
Banyak produk-produk serbu k mempersyaratkan ukuran sangat halus, sekita r 1-20
µm. Mills yang dapat menghaluskan padatan sampai ukuran tersebut diat as disebut
dengan ultrafine grinder. Pen ghalusan ultra halus (ultrafine grinding) dapa t dilakukan
dengan beberapa cara, anta ra lain dengan (a). Hammer mill berkecepa tan sangat
tinggi, dilengkapi dengan kisi-kisi penyaring padatan; (b). Fluid energy ata u jet-mills,
atau (c). wet-grinding dalam s ebuah mill berpengaduk.
C.1. Hammer Mills
Salah satu jenis hammer mill dengan klasifikasi internal untuk mendapatkan partikel
ultra halus adalah Mikro-Ato mizer (lihat Fig.27-11, p.788 McCabe). Mill jenis mi dapat
menghasilkan partikel beruk uran 1-20 µm, dengan kapasitas 1 atau 2 ton/jam.
Kebutuhan energinya sekitar 40 KWh/ton.
Fluid energy mill dapat men erirna urn pan berukuran sampai dengan /2 in (13 mm),
tetapi akan lebih efektif bek erja jika umpan berukuran sekitar 100 mesh, dengan
kapasitas mencapai 1 ton/ja m (non-sticky solids). Ukuran produk dapat mencapai /2
sampai 10 µm.
Gambar dibawah ini merupakan contoh lain dan fluid energy miIl.
padatan.
Energi permukaan yang terc ipta oleh pecahnya partikel kecil dibandingk an dengan total
energy mekanis yang tersimpan dalam padatan pada saat partikel p ecah, dan sebagian
besar mekanis ini berubah menjadi panas. Oleh karena itu, efisiensi crushing
pada umumnya Sangat rendah. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa efisiensi
crushing, 0,06% sampai 1%.
Total energi yang diberikan, W, digunakan untuk mengatasi friksi pada alat kominusi
a pada bagian-bagian yang bergerak), sisanya digunakan untuk crushing. Jika
didefinisikan efisiensi mekanis, m , sebagai rasio antara energi yang diserap dengan
energi diberikan, maka:
W e (A - A )
W= n = s wa wb
hm hchm
Jika laju umpan adalah m (massa per satuan waktu), maka total tenaga yang
diperlukan mesin adalah:
e .m.(A - A )
P = W.m = s wa wb
hchm
Jika luas persatuan massa:
Aw 6 ,
= Ds .Fs .r p
partikel sebanding dengan luas permukaan yang terbentuk. Hukum ini pada
dasarnya sama dengan pendekatan teoritis diatas, dengan anggapan n tetap, dan
untuk mesin dan padatan tertentu, n tidak tergantung pada ukuran umpan maupun
produk. Jika sphericity umpan dan produk sama, dan efisiensi mekanis, m,
1 - 1
P=K
r
D D
sa
sb
· Hukum Kick
Hukum Kick (1885) menyatakan bahwa kerja diferensial yang diperlu kan untuk memecah
partikel padatan hampir mirip dengan kerja yang dibutuh kan untuk deformasi plastik, yaitu
sebanding dengan rasio ukuran partikel se belum dan sesudah pecah:
P= dD
d s
,
K
m Ds
P D
sb
= -Kk In
menghasilkan persamaan Kick : D
m sa
yang dlpecah. Nilai Kb terhubungkan dengan nilai indeks kerja (work in ex) Wi. Wi
didefinisikan sebagai tot al energi kotor yang diperlukan untuk (dala KWh/ton
umpan) untuk mereduksi ukuran sebuah padatan berukuran sangat besar menjadi
produk yang 80%-nya berukuran lolos ayakan 100 µm. Jika Dp dalam m m, P
Jika 80°k umpan lolos ay akan berukuran Dpb mm, dan 80% produk lo os ayakan
Catatan:
Persamaan untuk menge stimasi kebutuhan energi untuk kominusi sec ara umum
dapat dituliskan dalam bentuk:
Dimana untuk:
· n=1 Kick’s law (bentuk persamaan logaritmik)
· n=2 Rittinger’s law (bentuk persamaan berbanding terbalik linier)
· n = 1.5 Bond’s law (bentuk persamaan berbanding terbalik dengan akar
kuadrat).