Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KEPERAWATAN BENCANA

PENGELOLAAN BENCANA BANJIR

Oleh :

KELOMPOK 9

1. Riska Yuliana (1711B0065)


2. Illiyin Syahrun Fridatun Nisak (1711B0077)
3. Resi Citra Dewi Mahmudi (1711B0078)
4. Arta Lebrina Nakmofa (1811B0007).
5. Yanes Edel Trudis Rassi (1811B0089).
6. Elias Ricardo Mau (1811B0099).

Semester VII-B

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA

KEDIRI

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Pengelolaan Bencana Banjir” tepat pada waktunya. Shalawat beserta salam semoga
senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Adapun maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Bencana. Kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan
makalah ini dengan memberikan gambaran secara deskriptif agar mudah di pahami.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini semata-mata
karena keterbatasan kemampuan kami sendiri. Oleh karena itu, sangatlah kami harapkan
saran dan kritik yang positif dan membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi
lebih baik dan bermanfaat dimasa yang akan datang.

Kediri, 07 Desember 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI.......................................................................................................................3
2.1 Definisi Bencana Alam........................................................................................................3
2.2 Definisi Bencana Banjir...........................................................................................................3
2.3 Penyebab Banjir...................................................................................................................3
2.4 Tindakan Untuk Mengurangi Dampak Banjir..................................................................4
2.5 Dampak yang Timbul..........................................................................................................4
2.6 Pencegahan & Mitigasi Penanggulangan Bencana Banjir................................................5
2.7 Penanganan Bencana Banjir...............................................................................................7
2.8 Tahapan Manajemen Bencana...........................................................................................8
2.9 Diagram Manajemen.........................................................................................................11
2.10 Peran Perawat dalam Penanganan Bencana...................................................................11
BAB III..........................................................................................................................................14
PENUTUP.....................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................14
3.2 Saran...................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2001) bencana adalah
peristiwa atau kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan
ekologi,kerugian kehidupan manusia serta memburuknya kesehatan dan
pelayanankesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa dari pihak
luar.

Sedangkan definisi bencana (disaster) menurut WHO adalah setiap kejadianyang


menyebabkan kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia
ataumemburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala tertentu
yangmemerlukan respon dari luar masyarakat atau wilayah yang terkena.
Banjir bandang adalah banjir besar yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung
hanya sesaat yang yang umumnya dihasilkan dari curah hujan berintensitas tinggi dengan
durasi (jangka waktu) pendek yang menyebabkan debitsungai naik secara cepat. Banjir
jenis ini biasa terjadi di daerah dengan sungai yangalirannya terhambat oleh sampah.
Jenis banjir ini biasanya berlangsung dalam waktu lama dan sama sekalitidak ada
tanda-tanda gangguan cuaca pada waktu banjir melanda dataran – sebab peristiwa alam
yang memicunya telah terjadi berminggu-minggu sebelumnya. Jenis banjir ini terjadi
setelah proses yang cukup lama. Datangnya banjir dapatmendadak. Banjir luapan sungai
ini kebanyakan bersifat musiman atau tahunan dan bisa berlangsung selama berhari- hari
atau berminggu-minggu tanpa berhenti.Banjir ini biasanya terjadi pada daerah-daerah
lembah.
Banjir adalah peristiwa daratan yang biasanya kering karena peningkatan volume
air yang diakibatkan dari tingginya curah hujan, meluapnya airsungai atau laut, dan
pecahnya bendungan. Banjir bandang adalah banjir yangterjadi secara tiba-tiba karena
terisinya air pada daerah yang tanahnya kering /sukarmeresap air ketika hujan turun, air
sukar meresap ke dalam tanah dan akhirnyaterjadi banjir bandang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Definisi Bencana Alam ?
2. Apa Definisi Bencana Banjir ?

1
3. Apa Penyebab Banjir ?
4. Bagaimana Tindakan Untuk Mengurangi Dampak Banjir ?
5. Apa saja Dampak yang Timbul ?
6. Apa Pencegahan & Mitigasi Penanggulangan Bencana Banjir?
7. Bagaimana Tindakan Penanganan Bencana Banjir?
8. Apa Tahap Manajemen Bencana?
9. Bagaimana Diagram Manajemen Bencana?
10. Bagaimana Peran Perawat Dalam Penanganan Bencana ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi bencana alama
2. Mengetahui definisi bencana banjir
3. Mengetahui penyebab dari banjir
4. Memahami tindakan untuk megurangi dampak banjir
5. Memahami dampak yang timbul akibat banjir
6. Memahami pencegahan & mitigasi penanggulangan bencana banjir
7. Memahami Tindakan Penanganan Bencana Banjir
8. Memahami tahap manajemen bencana
9. Memahami diagram manajemen bencana
10. Memahami peran perawat dalam penanganan bencana

2
BAB II

TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Bencana Alam
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana menyebutkan : “Bencana adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat
yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda dan dampak psikologis.

2.2 Definisi Bencana Banjir


Menurut Khambali (2017) banjir didefiniskan sebagai bencana akibat curah
hujan yang tinggi dan tidak memiliki saluran pembuangan air yang memadai sehingga
merendam wilayah-wilayah yang dikehendaki. Banjir juga dapat disebabkan karena
jebolnya sistem aliran air sehingga daerah yang rendah terkena dampak kiriman banjir.
Definisi lain dari banjir menurut BAKORNAS PB (2007) adalah aliran air
sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga melimpas dari palung sungai
menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah di sisi sungai. Bencana banjir dapat
dapat menimbulkan berbagai macam kerugian di antaranya wilayah yang terkena dampak
banjir akan mengalami kerusakan fungsi lahan. Banjir bisa disebabkan oleh 2 (dua) jenis
faktor penyebab, di antaranya : 1). Faktor alam seperti topografi dan geofisik sungai,
curah hujan yang tinggi, penurunan tanah, kerusakan bangunan pengendali banjir, erosi
dan sedimentasi kapasitas sungai dan drainase yang tidak memadai, dan sebagainya; 2).
Faktor manusia seperti pembuangan sampah sembarangan, perencanaan sistem
pengendalian banjir tidak tepat, perubahan tata guna lahan, kawasan kumuh di sepanjang
sungai, dan sebagainya (Razikin dkk., 2017).

2.3 Penyebab Banjir


1. Saluran air yang tidak berfungsi dengan baik, karena banyak tang tersumbat, ditutup.
Sehingga aliran air menjadi tersumbat atau tidak lancar
2. Tanah yang mempunyai daya serapan air yang buruk

3
3. Kian meluasnya permukaan tanah yang tertutup/ ditutup. Terjadi perubahan tata air
permukaan karena perubahan rona alam yang diakibatkan oleh permukiman, industri
dan pertanian
4. Tingginya sedimentasi yang menyebabkan sungai dan parit cepat mendangkal
5. Permukaan air tanah yang tinggi (daerah datar). Jumlah curah hujan melebihi
kemampuan tanah untuk menyerap air, sehingga air mengalir pada permukiman.
6. Buruknya penanganan sampah kota serta tidak memadainya infrastruktur pengendali
air permukaan
7. Perubahan/ instabilitas iklim yang disertai badai tropis.
8. Gelombang besar/ tsunami akibat gempa bumi menyebabkan banjir pada daerah
pesisir pantai pada wilayah tertentu di tanah air
9. Telah tidak berfungsinya berbagai jenis kawasan lindung untuk menyerap air akibat
ulah manusia.

2.4 Tindakan Untuk Mengurangi Dampak Banjir


Ada beberapa tindakan yang bisa mengurangi dampak resiko penanggulangan banjir,
diantaranya yaitu :
1. Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan
2. Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian sungai yang sering
menimbulkan banjir
3. Tidak membangun rumah dan permukiman di bantaran sungai serta daerah rawan
banjir
4. Tidak membuang sampah ke dalam sungai
5. Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan serta mengurangi
aktifitas di bagian sungai rawan banjir

2.5 Dampak yang Timbul


a. Dampak fisik
Kerusakan pada sarana-sarana umum, kantor-kantor pelayanan publik yang
disebabkan oleh banjir
b. Dampak sosial
Mencakup kematian, risiko kesehatan, trauma mental, menurunnya perekonomian,
terganggunya kegiatan pendidikan (anak-anak tidak dapat pergi ke sekolah),

4
terganggunya aktivitas kantor pelayanan publik, kekurangan makanan, energi, air dan
kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya
c. Dampak ekonomi
Mencakup kehilangan materi, gangguan kegiatan ekonomi (orang tidak dapat pergi
kerja, terlambat bekerja, atau transportasi komoditas terhambat, dan lain-lain)
d. Dampak lingkungan
Mencakup pencemaran air (oleh bahan pencemar yang dibawa oleh banjir) atau
tumbuhan disekitar sungai yang rusak akibat terbawa banjir
e. Dampak ancaman wabah penyakit
Setelah banjir pada saat dan sesudah banjir, seperti penyakit diare, penyakit yang
disebabkan oleh nyamuk.

2.6 Pencegahan & Mitigasi Penanggulangan Bencana Banjir


a. Pencegahan
Pencegahan adalah upaya yang dilakukan untuk menghilangkan sama sekali atau
mengurangi ancaman.
Misalnya :
1) Pencegahan penebangan liar
2) Melakukan reboisasi
3) Tidak membuang sampah sembarangan
b. Mitigasi
Mitigasi atau pengurangan adalah upaya untuk mengurangi atau meredam risiko.
Yaitu dengan membuat bendungan, tanggul, kanal untuk mengendalikan banjir,
pembangunan tanggul sungai dan lainnya.
1) Kenali penyebab banjir
a) Curah hujan tinggi
b) Permukaan tanah lebih rendah dibanding permukaan air laut
c) Terletak di suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan pengaliran
air keluar sempit
d) Banyak permukiman yang dibangun di dataran sepanjang sungai
e) Aliran sungai tidak lancar karena banyaknya sampah serta bangunan di
pinggir sungai
f) Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai

5
2) Tindakan untuk mengurangi dampak banjir
a) Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan
b) Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini di bagian sungai
yang sering menimbulkan banjir
c) Tidak membangun rumah dan permukiman di bantaran sungai
d) Tidak membuang sampah ke dalam sungai dan rutin mengadakan program
pengerukan sungai
e) Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan laut
f) Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan,
dibarengi pengurangan aktivitas di bagian sungai rawan banjir
3) Yang harus dilakukan sebelum terjadi banjir
a) Bersama aparat terkait dan pengurus RT/RW terdekat, membersihkan
lingkungan sekitar, terutama di saluran air atau selokan, dari timbunan
sampah
b) Tentukan lokasi posko banjir yang tepat untuk mengungsi, lengkap dengan
fasilitas dapur umum dan MCK, berikut pasokan air bersih melalui
koordinasi dengan aparat terkait pengurus RT/RW
c) Bersama pengurus RT/RW, segera bentuk tim penanggulangan banjir di
tingkat warga, salah satunya mengangkat penanggung jawab posko banjir
d) Koordinasikan melalui RT/RW, dewan kelurahan setempat, dan LSM
untuk pengadaan tali, tambang, perahu karet, dan pelampung guna
evakuasi
e) Pastikan pula peralatan komunikasi telah siap pakai, guna memudahkan
mencari informasi, meminta bantuan atau melakukan konfirmasi
f) Simak informasi terkini melalui TV, radio atau peringatan tim warga
tentang curah hujan dan kondisi air
g) Lengkapi diri dengan peralatan keselamatan, antara lain radio baterai,
senter, korek gas, dan lilin
h) Siapkan bahan makanan mudah saji dan persediaan air bersih
i) Siapkan obat-obatan darurat
j) Amankan dokumen penting
4) Yang harus dilakukan saat banjir
a) Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan
aliran listrik di wilayah yang terkena bencana

6
b) Mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan air masih
memungkinkan untuk diseberangi
c) Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret air banjir,
serta segera amankan barang-barang berharga ketempat yang lebih tinggi
d) Jika air terus meninggi, hubungi instansi terkait
5) Yang harus dilakukan setelah banjir
a) Secepatnya membersihkan rumah, terutama bagian lantai, lalu gunakan
antiseptik untuk membunuh kuman
b) Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari terjangkitnya penyakit diare
yang sering mewabah setelah kejadian banjir
c) Waspadai kemungkinan binatang berbisa atau binatang penyebar penyakit
d) Usahakan selalu waspada apabila kemungkinan terjadi banjir susulan

2.7 Penanganan Bencana Banjir


Bagan Kerangka Penanganan Kegiatan Manajemen Darurat Banjir Jangka

Pendek (Short term Flood Emergency Management)

7
Berawal dari kasus banjir, selain mengambil langkah penanggulangan dan
tindakan terhadap masyarakat yang terkena banjir, pemerintah perlu melakukan
review kasus untuk mengidentifikasikan penyebab, penentuan daerah banjir, jumlah
kerugian, dan korban. Berdasarkan dua kegiatan tersebut, pemerintah membuat
rencana penanggulangan bencana banjir jangka panjang dan rencana manajemen
darurat banjir untuk persiapan menghadapi banjir, yang meliputi: (1) pemetaan daerah
banjir; (2) stockpiling material; (3) identifikasi lokasi dan penggunaan perlengkapan
flood-fighting; (4) pemeriksaan fasilitas pengendalian banjir; dan (5) persiapan
penampungan pengungsi korban banjir. Hal ini dapat digunakan untuk menghadapi
banjir berikutnya serta guna mengurangi jumlah korban dan kerugian.

2.8 Tahapan Manajemen Bencana


Manajemen bencana merupakan suatu proses terencana yang dilakukan untuk
mengelola bencana dengan baik dan aman melalui 3 (tiga) tahapan sebagai berikut:
1) Pra Bencana
Tahapan pra bencana ini merupakan tahapan manajemen bencana pada kondisi
sebelum kejadian atau pra bencana meliputi kesiagaan, peringatan dini, dan mitigasi.
1. Kesiagaan
Adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan
berdaya guna. Membangun kesiagaan adalah unsur penting, namun tidak mudah
dilakukan karena menyangkut sikap mental dan budaya serta disiplin di teman
masyarakat. Kesiagaan adalah tahapan yang paling strategis karena sangat
menentukan ketahanan anggota masyarakat dalam menghadapi datangnya suatu
bencana.
Kesiapsiagaan dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 adalah
serangkaian kegiatan dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan atau
mengurangi ancaman banjir. Kesiapsiagaan adalah upaya menghadapi situasi
darurat serta mengenali berbagai sumber daya untuk memenuhi kebutuhan pada
saat itu. Hal itu bertujuan agar warga mempunyai persiapan yang lebih baik
untuk menghadapi bencana. Kesiapsiagaan meliputi, Penilaian Risiko (risk
assessment), Perencanaan Siaga (Contingency planning), Mobilisasi sumber

8
daya (Resouce Mobilization), Pendidikan dan pelatihan tuminting dalam
penanganan banjir.
2. Peringatan dini, langkah ini diperlukan untuk memberi peringatan kepada
masyarakat tentang bencana yang akan terjadi sebelum kejadian seperti banjir,
gempa bumi, tsunami, letusan gunung api atau badai terjadi.
3. Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana,
baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana. Mitigasi bencana adalah upaya
untuk mencegah atau mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat suatu
bencana, sehingga jelas bahwa mitigasi bersifat pencegahan sebelum kejadian.
2) Saat Kejadian Bencana
Saat peringatan dini ataupun tanpa peringatan sekalipun namun bencana tetap terjadi
maka di situlah diperlukan langkah-langkah seperti tanggap darurat untuk dapat
mengatasi dampak bencana dengan cepat dan tepat agar jumlah korban atau kerugian
dapat diminimalkan.
a. Tanggap Darurat:
Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang
ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta
benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi,
penyelamatan, serta pemulihan sarana dan prasarana. Tanggap darurat adalah
tindakan segera yang dilakukan untuk mengatasi kejadian bencana. Tindakan
ini dilakukan oleh tim penanggulangan yang dibentuk di masing-masing
daerah atau organisasi. Dalam hal ini Pemerintah Kota Semarang memiliki
Badan Penanggulangan Bencana (BPBD). Langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam kondisi tanggap darurat antara lain:
 Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan
sumberdaya, sehingga dapat diketahui dan diperkirakan magnitude
bencana, luas area yang terkena dan diperkirakan tingkat kerusakannya
 Penentuan status keadaan darurat bencana
 Berdasarkan penilaian awal dapat diperkirakan tingkat bencana sehingga
dapat pula ditentukan status keadaan darurat. Jika tingkat bencana sangat
besar dan berdampak luas, mungkin bencana tersebut dapat digolongkan
sebagai bencana nasional

9
 Penyelamatan dan evakuasi masyarakat yang terkena bencana
Langkah selanjutnya adalah melakukan penyelamatan dan evakuasi korban
bencana yaitu:
1. Pemenuhan kebutuhan dasar seperti sandang, pangan papan
2. Perlindungan terhadap kelompok rentan, yaitu anak-anak, orang tua,
wanita, pasien rumah sakit, dan warga yang dianggap lemah lainnya
3. Pemulihan dengan segera sarana dan prasarana vital seperti saluran
telepon, jaringan listrik, air minum, akses jalan.
b. Penanggulangan Bencana :
Selama kegiatan tanggap darurat, upaya yang dilakukan adalah
menanggulangi bencana yang terjadi sesuai dengan sifat dan jenisnya.
Penanggulangan bencana memerlukan keahlian dan pendekatan khusus
menurut kognisi dan skala kejadian. Tim tanggap darurat diharapkan mampu
menangani segala bentuk bencana. Oleh karena itu tim tanggap darurat harus
diorganisir dan dirancang untuk dapat menangani berbagai jenis bencana.
3) Pasca Bencana
Setelah bencana terjadi dan setelah proses tanggap darurat dilewati, maka langkah
berikutnya adalah melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi.
1. Rehabilitasi :
Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana dengan
sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana. Di tingkat
industri atau perusahaan, fase rehabilitasi dilakukan untuk mengembalikan
jalannya operasi perusahaan seperti sebelum terjadi bencana terjadi. Upaya
rehabilitasi misalnya memperbaiki peralatan yang rusak dan memulihkan jalannya
perusahaan seperti semula.
2. Rekonstruksi :
Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua sarana dan prasarana,
kelembagaan pada wilayah pasca-bencana baik pada tingkat pemerintahan
maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan
perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya
peran serta masyarakat dalam segala kegiatan aspek kehidupan bermasyarakat
pada wilayah pasca-bencana. Proses rekonstruksi tidak mudah dan memerlukan

10
upaya keras dan terencana dan peran serta semua anggota masyarakat lama dan
intensif menyatu dengan kegiatan atau medan aktifitas yang menjadi informasi.

2.9 Diagram Manajemen

2.10 Peran Perawat dalam Penanganan Bencana


1. Peran perawat dalam keadaan darurat (Impact Phase)
Biasanya pertolongan pertama pada korban bencana dilakukan tepat setelah keadaan
bencana stabil. Setelah bencana mulai stabil, masing-masing bidang tim survey mulai
melakukan pengkajian cepat terhadap kerusakan-kerusakan, begitu juga perawat
sebagai bagian dari tim kesehatan. Perawat harus melakukan pengkajian secara cepat
untuk memutuskan tindakan pertolongan pertama. Ada saat dimana “seleksi” pasien
untuk penanganan segera (emergency) akan lebih efektif.
TRIASE
a. Merah
Paling penting, prioritas utama. Keadaan yang menganca, kehidupan sebagian
besar pasien mengalami hipoksia, syok, trauma dada, perdarahan internal, trauma
kepala dengan kehilangan kesadaran, luka bakar derajat I-II
b. Kuning

11
Penting, prioritas kedua. Prioritas kedua meliputi injury dengan efek sistemik
namun belum jatuh ke keadaan syok karena dalam keadaan ini sebenarnya pasien
masih dapat bertahan selama 30-60 menit. Injury tersebut antara lain fraktur tulang
multipel, fraktur terbuka, cedera medulla spinalis laserasi, luka bakar derajat II
c. Hijau
Prioritas ketiga. Yang termasuk kategori ini adalah fraktur tertutup, luka bakar
minor, minor laserasi, kontusio, abrasio, dan dislokasi
d. Hitam
Meninggal. Ini adalah korban bencana yang tidak dapat selamat dari bencana,
ditemukan sudah dalam keadaan meninggal.
2. Peran perawat di dalam posko pengungsian dan posko bencana
a. Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek kesehatan sehari-hari
b. Tetap menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan harian
c. Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang memerlukan penanganan
kesehatan di RS
d. Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian
e. Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan/ makanan khusus bayi,
peralatan kesehatan
f. Menbantu penanganan dan penempatan pasien dengan penyakit menular maupun
kondisi kejiwaan labil hingga membahayakan diri dan lingkungannta
berkoordinasi dengan perawat jiwa
g. Mengindentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada korban (ansietas, depresi,
yang ditunjukkan dengan seringnya menangis dan mengisolasi diri) maupun reaksi
psikosomatik (hilang nafsu makan, insomnia, fatingue, mual muntah, dan
kelemahan otot)
h. Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak-anak, dapat dilakukan dengan
memodifikasi lingkungan misal dengan terapi bermain
i. Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh para psikolog dan
psikiater
j. Konsultasikan bersama supervisi setempat mengenai pemeriksaan kesehatan dan
kebutuhan masyarakat yang tidak mengungsi.
3. Peran perawat dalam fase post impact
Bencana tentu memberikan bekas khusus bagi keadaan fisik, sosial, dan psikologis
korban. Selama masa perbaikan perawat membantu masyarakat untuk kembali pada

12
kehidupan normal. Beberapa penyakit dan kondisi fisik mungkin memerlukan jangka
waktu yang lama untuk normal kembali bahkan terdapat keadaan dimana kecacatan
terjadi.

13
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bencana menurut WHO adalah setiap kejadian yang dapat menyebabkan
kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia atau memburuknya derajat
kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan respon dari
luar . banjir adalah konsisi air yang menggelamkan atau menggenangi suatu area atau
tempat yang luas. Adapula peran perawat dalam penanggulangan bencana yaitu
melakukan penyeleksian korban atau triase, menyusun rencana prioritas asuhan
keperawatan harian di posko pengungsian dan rebalitasi.

3.2 Saran
Sebaiknya para mahasiswa keperawatan maupun perawat tetap meng-agendakan
kegiatan pelatihan atau demonstrasi kepada masyarakat rawan bencana banjir mengenai
cara penanggulangan bencana banjir.

14
DAFTAR PUSTAKA

Carter, W.N. (1991) Disaster Management: A disastermanager’s handbook .Manila, Asian


Development Bank.

Makhfudli, F. E. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: teori dan praktikdalam


keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Undang-undang No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

15

Anda mungkin juga menyukai