ttps://pecintapuisi.wordpress.com/2008
A. KOMPETENSI DASAR
Pengetahuan
3.13 Menganalisis sistematika dan kebahasaan kritik dan esai
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menggali informasi isi kritik dan esai yang berjudul:
o Kritik Puisi “Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta” yang ditulis oleh W.S Rendra,
o Esay Puisi Seorang Tukang Rabutan Kepada Istrinya“ karya Taufik Ismail
2. Menentukan ciri kritik puisi berjudul “Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta” dan esai
puisi berjudul “Seorang Tukang Rabutan Kepada Istrinya“
3. Menjelaskan isi kritik puisi berjudul “Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta” dan esai
puisi berjudul “Seorang Tukang Rabutan Kepada Istrinya“
4. Menganalisis sistematika kritik puisi berjudul “Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta”
dan esai puisi berjudul “Seorang Tukang Rabutan Kepada Istrinya“, antara lain:
pendahuluan, isi, penutup
5. Menganalisis ciri atau penanda kebahasaan kritik puisi berjudul “Bersatulah Pelacur-
pelacur Kota Jakarta” dan esai puisi berjudul “Seorang Tukang Rabutan Kepada
Istrinya“, meliputi:
Kalimat simplek dan komplek, makna kata atau istilah. Konjungsi (koordinatif,
subordinatif, korelatif, Penggunaan sinonim dan antonym, Penggunaan pronominal,
meliputi Kata ganti orang, tunjuk, penghubung, Kata ganti tak tentu
Preposisi = di, dari, pada, daripada, dengan, secara, tanpa, bagi Artikel = si,
sangPreposisi = di, dari, pada, daripada, dengan, secara, tanpa, bagi
6. Artikel = si, sangMenjawab pertanyaan isi teks kritik puisi berjudul “Bersatulah Pelacur-
pelacur Kota Jakarta” dan esai puisi berjudul “Seorang Tukang Rabutan Kepada Istrinya“
Keterampilan
4.13 Mengonstruksi sebuah kritik atau esai dengan memerhatikan siste-matika dan
kebahasaan
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menggali informasi teks kririk dan esai berjudul “Puisi Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota
Jakarta Karya W.S. Rendra dan dan esai puisi berjudul “Seorang Tukang Rabutan
Kepada Istrinya“
2. Mengidentifikasi hal penting teks kririk dan esai berjudul “Puisi Bersatulah Pelacur-
Pelacur Kota Jakarta Karya W.S. Rendra dan esai puisi berjudul “Seorang Tukang
Rabutan Kepada Istrinya“
3. Memilah dan memilih bagian struktur yang perlu dikonstruksi dengan cara mendapat
penambahan, perbaikan, pengembangan atau penajaman konsep
4. Mengkonstruksi berupa menambahkan, memperbaiki, mengembangkan, dan
mempertajam konsep pada teks kririk dan esai berjudul “Puisi Bersatulah Pelacur-Pelacur
Kota Jakarta Karya W.S. Rendra dan esai puisi berjudul “Seorang Tukang Rabutan
Kepada Istrinya“ dengan memerhatikan sistematika dan kebahasaan
5. Mempresentasikan hasil kerja di depan forum diskusi smentara teman sebaya
memberikan riview, tanggapan, dan penilaian
B. Materi Pembelajaran : Teks kritik “Puisi Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta
Karya W.S. Rendra dan esai puisi “Seorang Tukang Rabutan Kepada Istrinya“ karya
Taufik Ismail
C. Sintak : Discovery Learning
D. Langkah-langkah:
a. Stimulasi
Kritik sastra merupakan analisis terhadap suatu karya sastra untuk mengamati atau
menilai baik-buruknya suatu karya secara objektif. Sedangkan esai merupakan karangan
singkat yang membahas suatu masalah dari sudut pandang pribadi penulisnya. Masalah
yang dibahas dalam esai merupakan masalah yang aktual dari berbagai bidang seperti
kesusastraan, kebudayaan, iptek, atau politik.
Kritik merupakan penulisan tentang penilaian baik atau buruk. Panjang/pendeknya
sebuah tulisan tidaklah ditentukan kedalaman isi, tetapi lebih mengungkapkan penilaian
penulis. Maka itu, kritik tetap mengedepankan keobjektifan data dan realistis.
Tahapan dalam kritik
Tahapan dalam kritik adalah sebagai berikut:
A. Tahap Pengumpulan Informasi Awal
Pada tahap awal ini, perlu dikumpulkan informasi-informasi yang paling mendasar
pada sebuah puisi penelitian ilmiah, seperti
1. Nama penulis
2. Judul artikel
3. Nama jurnal, nomor volume, tanggal, bulan dan nomor halaman
4. Tujuan penelitian
5. Hasil/ temuan utama
6. Kesimpulan umum
B. Tahap Pemberian Kritik
Pada tahap pengkritikan hal yang terpenting adalah kualitas opini pengkritik atas
puisi. Sebelum mulai mengkritik, terlebih dahulu membaca keseluruhan puisi guna
mendapatkan gambaran atas isinya. Kemudian baca kembali dan mulailah
menganalisis dan mengkritik, pada tahap ini diperlukan lembar catatan atas point
point kritikan.
Beberapa pertanyaan dibawah ini dapat menjadi acuan dalam mengkritik sebuah
puisi, antara lain:
1. Apakah judul puisi?
2. Apakah tema puisi?
3. Bagaimana nada dan suasananya?
4. Bagaiana perasaan penyair pada saat menciptakan puisinya?
5. Apakah amanat puisi?
C. Tahap Penulisan kritik.
Pada tahap ini, pengkritik dapat menulis hasil kritiknya terhadap sebuah puisi
berdasarkan sistematikan yang telah ditentukan, di samping menggunakan bahasa
yang santun dengan mengedapankan etika dan norma.
http://tugasdanbelajar.blogspot.co.id/2013/06/langkah-langkah-
panduan-cara.html
Sistematika Esai
Sruktur esai, sebagai berikut:
1. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan struktur awal pembangun kerangka dari esai.
Pendahuluan mengungkapkan secara sekilas topik atau tema yang akan diangkat pada
keseluruhan esai. Pada bagian ini pula, dijabarkan latar belakang yang mendasari
penulisan esai. Singkatnya, pendahuluan menjadi pengantar atau gambaran topik
yang akan disampaikan.
2. Isi atau Pembahasan
Bagian ini merupakan bagian inti dari struktur pembangun esai. Pada bagian ini,
topik atau tema yang telah dipilih, dibahas dan dijelaskan secara lebih rinci dan
mendetail. Dalam isi juga dijelaskan tentang dasar dasar dari penyusun argument
tersebut, seperti teori para ahli yang dikombinasikan dengan data dan fakta. Teori,
data, dan fakta inilah yang akan lebih meyakinkan pembaca untuk mempercayai opini
penulis yang disampaikan dalam esai.
3. Penutup atau Kesimpulan
Penutup merupakan bagian terakhir dalam menyusun sebuah esai. Bagian ini
berisi kesimpulan yang berupa kalimat yang merangkum poin-poin utama yang telah
disampaikan dalam pendahuluan dan pembahasan. Kesimpulan ditulis singkat, padat,
dan jelas.
Untuk memperkuat pemahaman Anda terhadap Kritik Puisi “Bersatulah Pelacur-pelacur
Kota Jakarta” yang ditulis oleh W.S Rendra, Esay Puisi Seorang Tukang Rabutan Kepada
Istrinya“ karya Taufik Ismail, kerjakan tugas berikut!
1. Ciri kritik berdasarkan puisi berjudul “Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta” dan
esai puisi berjudul “Seorang Tukang Rabutan Kepada Istrinya“
a. Kritik “Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta” yang ditulis oleh W.S Rendra
1) Bersifat objektif: Hampir di semua paragraph penulis membahas tentang
rendahnya harga diri wanita, hal itu didasarkan pada kejadian yang nyatanya
terjadi di kehidupan sehari-hari
2) Bertujuan menjembatani pemahaman pembaca/apresiator/apresian dengan
karya sastra bersangkutan: penulis menjabarkan teori yang ia miliki dalam
setiap bait puisi Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta. Tujuannya agar
pembaca dapat memahami keseluruhan dari puisi tersebut.
b. Esai puisi Seorang Tukang Rabutan Kepada Istrinya“ karya Taufik Ismail
1) Memenuhi keutuhan penulisan. Walaupun esai adalah tulisan yang tidak utuh,
namun harus memiliki kesatuan, dan memenuhi syarat-syarat penulisan, mulai
dari pendahuluan, pengembangan sampai ke pengakhiran
2) Mempunyai nada pribadi atau bersifat individu, yang membedakan esai
dengan jenis karya sastra adalah ciri personal. Ciri personal dalam penulisan
esai adalah pengungkapan penulis sendiri tentang pandangannya, sikapnya,
pikirannya, dan kepada pembaca.
2. Tetapkan informasi isi kritik “Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta” yang ditulis
oleh W.S Rendra, dan esai yang berjudul Esay Puisi Seorang Tukang Rabutan
Kepada Istrinya“ karya Taufik Ismail
a. Kritik “Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta” yang ditulis oleh W.S Rendra
1) Kemiskinan merupakan potret permasalahan klasik yang sedang diderita
negara ini. Di desa tidak banyak pekerjaan yang bisa menampung mereka.
2) Berbekal pendidikan rendah dan pengalaman yang minim banyak oknum-
oknum mengajak bekerja di kota menghasilkan uang yang lebih banyak.
Mereka terus diiming-iming dengan mimpi indah. Sehingga terpicut oleh
rayuan-rayuan gombal oleh pihak oknum tersebut.
3) Wanita selalu dijadikan korban. Dieksploitasi kecantikan demi kepuasan hawa
nafsu para adam. Wanita selalu disalahkan ketika para politikus
mempermainkannya. Menjerumuskan mereka ke jurang hitam.
b. Esai Puisi yang berjudul Seorang Tukang Rabutan Kepada Istrinya“ karya Taufik
Ismail
1) Puisi tersebut menggambarkan semangat juang para mahasiswa dengan
keyakinan yang kuat untuk melanjutkan perjuangan dengan penuh ketulusan
meskipun banyak ribuan nyawa harus menjadi korban.
2) Suasana yang tergambar pada puisi tersebut adalah Semangat.Hal ini sudah
sangat jelas, karena sebagian besar di setiap bait puisi ini menggambarkan
tentang semangat para mahasiswa yang sedang memperjuangkan hak-hak
rakyat.
3) Dan seorang tukang rambutan yang melemparkan sepuluh ikat rambutannya
kepada mereka, dia pun berkata kepada istrinya bahwa itu adalah rejeki
mereka, hingga mereka pun turun dan mengatkan ucapan terimakasihnya
kepada tukang rambutan tersebut. Tukang rambutan begitu haru setelah ia
disalami dan diarak-araki mahasiswa-mahasiswa sambil mengatakan ucapan
terimakasih yang begitu jujutnya kepada tukang ranbutan tersebut.
b. Identifikasi
Mengidentifikasi isi teks kritik puisi berjudul “Bersatulah Pelacur-pelacur Kota
Jakarta” dan esai puisi berjudul “Seorang Tukang Rabutan Kepada Istrinya” tentunya
diperlukan kecermatan dan ketelitian, terutama sekali dalam pemilihan kebahasaan yang
dipilih. Terkait dengan hal tersebut di atas, tetapkan
1. Ciri atau penanda kebahasaan kritik puisi berjudul “Bersatulah Pelacur-pelacur Kota
Jakarta” dan esai puisi berjudul “Seorang Tukang Rabutan Kepada Istrinya”
a. Kalimat simplek dan komplek
1) Kalimat simplek
a) Di desa tidak banyak pekerjaan yang bisa menampung mereka.
b) Hanya pekerjaan sebagai buruh tani yang bisa dihandalkan.
c) Keinginkannya bisa mengubah hidup lebih baik.
2) Kalimat Komplek
a) Terkadang juga mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan
misalnya seperti dipukul, dan ditendang dari pelanggannya apabila tidak
bisa memuaskan.
b) Tidak jarang para penikmat tidak memberikan jasa kepadanya sebaliknya
hanya mendapatkan caci maki bahkan mengatakan tidak becus
melanyaninya.
c) Tempat yang bekas wisma tersebut akan dijadikan sebagai fasilitas umum
seperti taman kota dan masjid.
2) Subordinatif
a) Kemiskinan merupakan potret permasalahan klasik yang sedang diderita
negara ini.
b) Sehingga terpicut oleh rayuan-rayuan gombal oleh pihak oknum tersebut.
c) Dengan berdoa, kita memohon dukungan dari Tuhan.
d) Puisi ini juga ingin mengajarkan kita bahwa segala perjuangan harus
selalu dibarengi dengan permohonan kepada Tuhan,
3) Korelatif
a) Sudah jelas bahwa puisi tersebut menceritakan mahasiswa-mahasiswa
yang melakukan aksi unjuk rasa terhadap pemerintah yang telah menaikan
harga-harga, sehingga pada aksi unjuk rasa tersebut pun ada yang tewas
mereka pun mengantarkan mayatnya.
b) Puisi ini juga ingin mengajarkan kita bahwa segala perjuangan harus
selalu dibarengi dengan permohonan kepada Tuhan, sebab tanpa restu dari
Tuhan maka perjuangan yang kita lakukan akan sia-sia.
b) Antonim
a) Instan><lambat/lama
b) Hidup><mati
c) Palsu><asli
d) Senang><sedih
d. Penggunaan pronominal
1) Kata ganti orang
a) Orang ketiga: mereka, mahasiswa, wanita-wanita, oknum-oknum. bapak
penjual rambutan
c. Pengumpulan Data
Memprediksi teks kritik “Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta” yang ditulis oleh
W.S Rendra, dan Esay puisi yang berjudul Seorang Tukang Rabutan Kepada Istrinya“
karya Taufik Ismail tidaklah mudah karena masing teks memiliki karakter yang berbeda.
Teks kritik “Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta” yang ditulis oleh W.S Rendra,
menitikberatkan pada analisis, menafsirkan, dan penilai, tetapi seperti dipetik dari jalan
pikiran pengkritik sedangkan esay puisi yang berjudul Seorang Tukang Rabutan Kepada
Istrinya“ karya Taufik Ismail menitikberatkan pada menerangkan dan cenderung tidak
teratur sistematikanya. Tafsiran isi dapat dimulai memahami isi, baik teks kritik
“Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta” yang ditulis oleh W.S Rendra, dan Esay Puisi
yang berjudul Seorang Tukang Rabutan Kepada Istrinya“ karya Taufik Ismail
Untuk memperdalam pemahaman hal tersebut, kerjakan tugas berikut!
1. Tentukan isi kritik puisi berjudul “Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta” dan esai
puisi berjudul “Seorang Tukang Rabutan Kepada Istrinya“
a. Isi kritik puisi berjudul “Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta”
1) Puisi berjudul ‘Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta’ Karya Willibrordus
Surendra Broto Rendra mengangkat tentang sosial. Kemiskinan merupakan
potret permasalahan klasik yang sedang diderita negara ini.
2) Para wanita yang datang untuk bekerja di kota pada akhirnya hanya menjadi
pemuas nafsu karena termakan janji-janji oknum yang tidak bertanggung
jawab
3) Wanita selalu dijadikan korban. Dieksploitasi kecantikan demi kepuasan hawa
nafsu para adam. Wanita selalu disalahkan ketika para politikus
mempermainkannya. Menjerumuskan mereka ke jurang hitam. Memaksa
mereka untuk ikut dalam permainkannya.
4) Orang-orang menggap bekerja sebagai Wanita penghibur gajinya besar dan
bisa membeli semua barang yang dinginkan. Dalam kenyataannya anggapan
itu salah. Sebagian perempuan penghibur banyak ditipu oleh mucikari.
Sebagian dari penghasilannya disetorkan ke makelar dan mucikari.
d. Pembuktian
Menganalisis teks kritik dan esai puisi merupakan kajian yang bersandar pada
sistematika atau struktur. Pertama dan utama yang harus dipahami pada tahap ini adalah
telaah struktur atau sistematika, terutama sistematika teks kritik “Bersatulah Pelacur-
pelacur Kota Jakarta” yang ditulis oleh W.S Rendra, dan Esay puisi yang berjudul
Seorang Tukang Rabutan Kepada Istrinya“ karya Taufik Ismail. Terkait dengan hal
tersebut di atas, tetapkan
1. Sistematika teks kritik “Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta” yang ditulis oleh
W.S Rendra, dan Esay puisi yang berjudul Seorang Tukang Rabutan Kepada Istrinya“
karya Taufik Ismail
a. Sistematika teks kritik “Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta” yang ditulis
oleh W.S Rendra
1) Bagian Pendahuluan
a) Puisi berjudul ‘Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta’ Karya
Willibrordus Surendra Broto Rendra mengangkat tentang sosial.
b) Kemiskinan merupakan potret permasalahan klasik yang sedang diderita
negara ini. Di desa tidak banyak pekerjaan yang bisa menampung mereka.
Hanya pekerjaan sebagai buruh tani yang bisa dihandalkan.
c) Keinginkannya bisa mengubah hidup lebih baik. Terkadang juga mereka
gengsi untuk bekerja di sawah. Ada juga ingin hidup enak dengan cara
instan.
2) Bagian isi
a) Ibukota sangat kejam dari pada Ibu tiri perumpamaan itu sesuai dengan
para pendatang untuk mengadu nasib. Bermimpi mempunyai pekerjaan
yang mapan. Itu semua hanya mimpi-mimpi palsu semata. Terjebak oleh
gemerlapnya surganya duniawi. Mereka dipekerjakan sebagai penjajah
cinta.
b) Terkadang juga mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan
misalnya seperti dipukul, dan ditendang dari pelanggannya apabila tidak
bisa memuaskan. Perbuatan itu sangatlah sadis tidak selanyaknya para
hidung belang memperlakukan itu. Tidak jarang para penikmat tidak
memberikan jasa kepadanya sebaliknya hanya mendapatkan caci maki
bahkan mengatakan tidak becus melanyaninya.
c) Wanita selalu dijadikan korban. Dieksploitasi kecantikan demi kepuasan
hawa nafsu para adam. Wanita selalu disalahkan ketika para politikus
mempermainkannya. Menjerumuskan mereka ke jurang hitam. Memaksa
mereka untuk ikut dalam permainkannya. Betapa lugunya mereka ikut
kedalamnya.
3) Bagian penutup
a) Kebijakan pemerintah untuh menutup semua wisma di kota besar.
Menutup wisma tidak semudah mereka banyakan. Membutuhkan waktu
yang panjang dan proses yang rumit. Dengan cara pendekatan secara
personal keluh kesah para wanita penghibur. Ada yang pro dan kontra
terhadap kebijakan tersebut.
b) Tujuan pemerintah sangat baik untuk menjujung harkat dan martabat
wanita tinggi dan mendapatkan kehidupan yang lebih lanyak. Pemerintah
sudah tegas untuk menutup wisma tersebut. Pemerintah sudah
memberikan pelatihan dan ketrampilan untuk bekal mereka nanti.
Mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari pada sekarang. Juga
memberikan uang kompesansi bagi bagi penduduk wisma. Tempat yang
bekas wisma tersebut akan dijadikan sebagai fasilitas umum seperti taman
kota dan masjid.
2) Bagian isi
a) Puisi Ballada berjudul “Seorang Tukang Rambutan Pada Istrinya” karya
Taufik Ismail ini menceritakan tentang mahasiswa-mahasiswa yang
melakukan aksi unjuk rasa pada pemerintah untuk menurunkan harga-
harga. Dalam puisi ini diceritakan bahwa ada yang meninggal akibat aksi
unjuk rasa tersebut. Dan seorang tukang rambutan yang melemparkan
sepuluh ikat rambutannya kepada mereka, dia pun berkata kepada istrinya
bahwa itu adalah rejeki mereka, hingga mereka pun turun dan mengatkan
ucapan terimakasihnya kepada tukang rambutan tersebut. Tukang
rambutan begitu haru setelah ia disalami dan diarak-araki mahasiswa-
mahasiswa sambil mengatakan ucapan terimakasih yang begitu jujutnya
kepada tukang rambutan tersebut.
b) Puisi tersebut menceritakan mahasiswa-mahasiswa yang melakukan aksi
unjuk rasa terhadap pemerintah yang telah menaikan harga-harga,
sehingga pada aksi unjuk rasa tersebut pun ada yang tewas mereka pun
mengantarkan mayatnya. Mengisahkan tentangkerelaan “bapak tukang
rambutan” memberikan sepuluh ikat rambutan jualannya karena merasa
iba melihat para mahasiswa dan pelajar yang kehausan dan kepanasan.
Kalimat ini dapat kita maknai bagaimana kepedulian seorang rakyat jelata
untuk memberikan jualannya kepada para mahasiswa.
c) Sebagai orang yang beragama, doa merupakan kekuatan yang paling
tinggi sebab doa merupakan permohonan yang ditujukan kepada Tuhan.
Melalui puisi ini ingin mengingatkan kita bahwa selain dukungan yang
diperlukan tersebut berupa material dan moral, dukungan doa adalah yang
terutama. Dengan berdoa, kita memohon dukungan dari Tuhan. Puisi ini
juga ingin mengajarkan kita bahwa segala perjuangan harus selalu
dibarengi dengan permohonan kepada Tuhan, sebab tanpa restu dari
Tuhan maka perjuangan yang kita lakukan akan sia-sia.
3) Bagian penutup
a) Dapat disimpulkan bahwa puisi Taufiq Ismail yang berjudul “Seorang
Tukang Rambutan pada Istrinya” adalah puisi yang ditulis dalam bentuk
kisahan atau cerita sehingga kita sebagai pembaca akan merasa tersentuh
saat membaca puisi tersebut. Di dalam puisi ini digambarkan perjuangan
para mahasiswa yang mengobarkan semangatnya demi memperjuangkan
hak-hak rakyat. Selain itu juga pada puisi ini menggambar kebaikan hati
seorang pedagang rambutan yang dengan keikhlasannya memberikan
sebagian rambutannya jualannya kepada para mahasiswa yang sedang
berjuang memperjuangkan hak-hak rakyat.
e. Penyimpulan
Setelah kalian memahami teori yang berupa struktur, ciri, dan kebahasan teks isi
kritik puisi berjudul “Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta” dan esai puisi berjudul
“Seorang Tukang Rabutan Kepada Istrinya“ seperti yang tertera di atas, buatlah
simpulan. Simpulan yang kalian buat hanya satu paragraf dan terdiri atas maksimal enam
kalimat.
Kritik atau mengkritik sebuah karya atau sebuah hal berarti mengungkapkan bagian-
bagian suatu karya atau hal tersebut yang dirasa atau dianggap kurang bagus, kurang
menarik, dan kurang benar. Ciri-ciri kritik antara lain: Bersifat objektif, bertujuan untuk
membangun karya yang dikritk, bertujuan meningkatkan pemahaman pembaca. Salah
satu prinsip penulisan kritik adalah setiap kritikus yang cakap harus memerhatikan
berbagai hal yang terdapat pada setiap karya sastra. Esai adalah karangan prosa yang
membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Esai
sebagai satu bentuk karangan dapat bersifat informal dan formal. Esai informal
mempergunakan bahasa percakapan, dengan bentuk sapaan saya dan seolah-olah ia
berbicara langsung dengan pembaca. Adapun esai yang formal pendekatannya serius.
f. Penilaian
Nilai = a + b + c + d + e =