Anda di halaman 1dari 6

BAB 4

PEMBAHASAN

Pelaksanaan asuhan keperawatan secara murni mengacu pada konsep dan teori
yang sudah ada, bukanlah suatu upaya yang mudah, sering ditemukan kesenjangan
antara keduanya. Dalam BAB ini penulis akan menjelaskan tentang kesesuaian
maupun kesenjangan antara kasus nyata yang ditemukan di lapangan dengan teori
yang ada serta faktor penghambat dan pendukung terhadap proses keperawatan yang
telah diberikan pada Ny.T dengan diagnosa medis Aneurisma Otak di ruang OK RS
dr. Doris Sylvanus Palangka Raya yang dimulai dari tanggal 17 Desember 2020.
Pembahasan akan dimulai dengan beberapa tahapan dalam proses keperawatan yang
sistematis dimulai dengan pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi serta pendokumentasian. Adapun pembahasan yang penulis
lakukan sebagai berikut:
4.1 Pengkajian
Dalam pengkajian asuhan keperawatan pada Ny.T yang dilakukan dari tanggal
17 Desember 2020. dengan diagnosa medis Aneurisma Otak, data didapat secara
langsung melalui wawancara, pengkajian, pemeriksaan fisik serta didokumentasikan
pada klien dan keluarga, ditemukan data-data “Pasien merasakan nyeri kepala seperti
tertusuk benda tajam”.
Ny.T berusia 59 tahun, pada tanggal 17 Desember 2020 Ny.T datang
ke RSUD dr. Doris Sylvanus bersama keluarganya. Keluarga pasien mengatakan
bahwa Ny.T mengeluh sakit kepala hebat disertai nyeri sejak 1 hari sebelum masuk
rumah sakit, sakit kepala dirasakan terus menerus, seperti ditusuk-tusuk, terjadi di
seluruh bagian kepala. Selain itu pasien juga mengatakan pandangan pasien buram,
tidak enak jika membuka mata, lebih nyaman bila mata tertutup, pasien pernah
menderita hipertensi tidak terkontrol sebelumnya dan pasien juga tidak mengerti apa
yang terjadi pada dirinya.
Pada saat pengkajian didapati data Airway : Tidak terdapat bunyi napas
tambahan. Breathing : RR 20 x/menit, irama pernapasan teratur, type pernapasan
dada dan perut.. Circulation : TD 150/90 mmHg, Nadi 70 x/menit, Suhu 36,3 0C, CRT
<2 detik, bunyi jantung S1-S2 (lub-dup ). Disability : GCS terdapat ( E4, V 5, M,6 )
total GCS: 15 kesadaran composmetis. Exposure : tidak ada luka atau lecet pada
pasien. Keadaan umum pasien tampak berbaring, pasien tampak sakit sedang,
kesadaran composmetis, terpasang infus NaCl 0,9% 20 tpm ditangan sebelah kanan.
Menurut teori yang sering muncul dalam pengkajian, Pola napas tidak efektif,
Risiko perfusi serebral tidak efektif, Penurunan kapasitas adaptif intracranial, Risiko
cedera.
Faktor pendukung yang dirasakan penulis dalam hal pengkajian adanya
kerjasama pasien dan keluarga dalam pemberian waktu.
4.2 Diagnosa Keperawatan
Dari hasil pengkajian pada Ny.T, penulis mengangkat empat diagnosa
keperawatan berdasarkan dari analisa data yang diperoleh penulis yaitu: Defisit
pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi, Nyeri akut
berhubungan dengan adanya benjolan pada pembuluh darah otak, Risiko pendarahan
berhubungan dengan proses pembedahan, Nyeri akut berhubungan dengan pasca
oprasi.
Sedangkan pada teori ada tujuh diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
menurut Hidayat (2014) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan gangguan
neurogis, Risiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan pelebaran
pembuluh darah, pendarahan serebral, Penurunan kapasitas adaptif intrakranial
berhubungan dengan gangguan metabolisme ruang, Risiko cedera berhubungan
dengan Gangguan persepsi sensori penglihatan, Risiko ketidakseimbangan cairan
berhubungan dengan HCL meningkat, Risiko defisit nutrisi berhubungan dengan
anoreksia, Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi.
Dari hasil pengkajian pada Ny.T dengan teori menurut Hidayat (2014) ada
beberapa kesamaan yang ditemukan penulis diantaranya Pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan gangguan neurogis, Risiko perfusi serebral tidak efektif
berhubungan dengan pelebaran pembuluh darah, pendarahan serebral, Penurunan
kapasitas adaptif intrakranial berhubungan dengan gangguan metabolisme ruang,
Risiko cedera berhubungan dengan Gangguan persepsi sensori penglihatan.
Adapun faktor pendukung dalam perumusan diagnosa keperawatan adalah
terkumpulnya data-data masalah keperawatan dari respon klien dan tersedianya
catatan keperawatan untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan klien.
Sedangkan faktor penghambatnya bagi penulis adalah kurangnya ketelitian dan
keterbatasan pengetahuan dari penulis dalam merumuskan diagnosa keperawatan
sesuai dengan klien.
4.3 Perencanaan/Intervensi
Intervensi menurut fakta yang ditemukan adalah suatu perilaku yang spesifik
diharapkan dari klien atas tindakan yang harus dilakukkan oleh perawat. Yang pelu
dipersiapkan atau langkah-langkah untuk membuat suatu perencanaan adalah yang
pertama mengumpulkan data,mengidentifikasi masalah yang dijadikan
diagnosa,menetapkan tujuan-tujuan yang dilakukan,mengidentifikasi hasil dan yang
yang terakhir penulis (perawat) memilih perencanaan atau intervensi keperawatan
untuk mencapai hasil dan tujuan yang diinginkan. Perencanaan dibuat berdasarkan
prioritas masalah,pada kasus Ny.T yang menjadi prioritas keperawatan adalah Pola
nafas tidak efektif berhubungan dengan gangguan neurogis, Risiko perfusi serebral
tidak efektif berhubungan dengan pelebaran pembuluh darah, pendarahan serebral,
Penurunan kapasitas adaptif intrakranial berhubungan dengan gangguan metabolisme
ruang, Risiko cedera berhubungan dengan Gangguan persepsi sensori penglihatan.
Sedangkan menurut teori Hidayat (2014) ada beberapa kesamaan yang
ditemukan penulis diantaranya Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
gangguan neurogis, Risiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan
pelebaran pembuluh darah, pendarahan serebral, Penurunan kapasitas adaptif
intrakranial berhubungan dengan gangguan metabolisme ruang, Risiko cedera
berhubungan dengan Gangguan persepsi sensori penglihatan.
Dalam membuat perencanaan penulis menyesuaikan dengan sumber-sumber
referensi yang berhubungan dengan aneurisma otak tetapi tidak semua perencanaan
yang ada diteori diangkat oleh penulis. Ada beberapa perencanaan pada kasus Ny. T
dengan teori yaitu tidak terdapat kriteria waktu sedangkan pada kasus kriteria waktu
selama 1x24 jam, dari masing-masing diagnosa.
Adapun faktor penghambat bagi penulis dalam menentukan intervensi
keperawatan pada Ny. T adalah masih sulitnya penulis menentukan prioritas dan
diagnosa keperawatan yang telah diatur dalam teori dalam urutan umum yang dapat
diubah sesuai dengan keadaan individual klien, dimana perawat dapat memilih atau
menambahkannya, sehingga agak sulit menentukan situasi klien untuk menarik
intervensi. Sedangkan faktor pendukung bagi penulis dalam menentukan intervensi
keperawatan adalah adanya kerjasama yang baik dengan klien sehingga penulis bisa
menentukan intervensi keperawatan menurut prioritas keperawatan.
4.4 Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan/implementasi keperawatan adalah tahap pada tindakan nyata yang
dilakukan perawat kepada klien mengacu pada perencanaan/intervensi. Yang perlu
disiapkan sebelum melakukan pelaksanaan/implementasi adalah melihat teori tentang
proses keperawatan pada klien dengan Aneurisma Otak perawat harus menyelidiki
dan mempelajari untuk menyusun rencana asuhan keperawatan untuk klien, yang
kemudian disajikan dalam bentuk rencana untuk pedoman melakukan tindakan.
Pelaksanaan tindakan keperawatan penulis sesuai dengan rencana tindakan
berdasarkan prioritas masalah yang dilakukan 1x24 jam.
Diagnosa keperawatan yang pertama: Mengidentifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima informasi, Memberikan kesempatan untuk bertanya,
Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan, Menjelaskan faktor risiko
yang dapat mempengaruhi kesehatan, Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat,
Mengajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat.
Mengidentifikasi skala nyeri, Memberikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri, Mengkontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri,
Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri, Mengkolaborasi
pemberian analgetik
Diagnosa keperawatan yang kedua: Memonitor tanda dan gejala pendarahan,
Mempertahankan bedrest selama pendarahan, Membatasi tindakan invasif,
Menjelaskan tanda dan gejala pendarahan,Mengkolaborasi pemberian obat
pengontrol pedarahan.
Diagnosa keperawatan yang ketiga: Mengidentifikasi skala nyeri, Memberikan
teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri, Mengkontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri, Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri, Mengkolaborasi pemberian analgetik.
Dalam teori diagnosa yang diutamakan Pola napas tidak efektif dan penulis
memiliki kesamaan dimana penulis lebih mengutamakan pelaksanaan tentang Pola
napas tidak efektif.
Faktor pendukung dalam pelaksanaan/implementasi adalah klien dan keluarga
kooperatif dalam setiap tindakan keperawatan yang diberikan. Sedangkan yang
menjadi faktor penghambat adalah keterbatasan penulis dalam melakukan tindakan
keperawatan dan peralatan yang bisa menunjang tindakan keperawatan
4.5 Evaluasi
Evaluasi adalah hal yang memuat keberhasilan proses dan keberhasilan
tindakan keperawatan.
Evaluasi keperawatan yang pertama penulis mendapatkan hasil data S :
Pasien mengatakan sudah mulai mengerti tentang penyakitnya O : Pasien tampak
mulai mengerti dengan penjelasan perawat, Pasien tampak tidak bertanya lagi, Pasien
tampak tenang A : Masalah teratasi P: Intervensi dihentikan
Evaluasi keperawatan yang kedua penulis mendapatkan hasil data S : Pasien
mengatakan masih nyeri pada kepala O : Pasien tampak masih meringis, Pasien
tampak masih gelisah, Pasien tampak masih menahan nyeri, Skala nyeri 7 A :
Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan
Sedangkan menurut pada teori (Muttaqin, 2012 ) evaluasi adalah tindakan
intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh
diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaannya yang sudah berhasil
dicapai. Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara
proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut.
Faktor pendukung adalah perawat ruangan dapat bekerja sama sehingga mudah
dalam melaksanakan rencana tindakan. Sedangkan faktor penghambat adalah
keluarga klien kurang kooperatif dan keterbatasan penulis dalam menganalisa
kondisi, dan melakukan tindakan keperawatan pada klien lebih dalam lagi.

Anda mungkin juga menyukai