Skripsi - Eka Yuli Astutik
Skripsi - Eka Yuli Astutik
SKRIPSI
Oleh:
EKA YULI ASTUTIK
NIM. 15301.11.19057
SKRIPSI
Oleh:
EKA YULI ASTUTIK
NIM. 15301.11.19057
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
OLEH :
EKA YULI ASTUTIK
NIM. 15301.11.19057
Pembimbing I Pembimbing II
iii
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
OLEH :
EKA YULI ASTUTIK
NIM. 15301.11.19063
Mengetahui,
Ketua Stikes,
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan :
Pendidikan peneliti dimulai dari SD Negeri 04 Dadapan-Gucialit, lama
pendidikan 6 tahun, pada tahun 1997-2003 dan berijazah tahun 2003, kemudian
melanjutkan ke SMPN 02 Gucialit, lama pendidikan 3 tahun, pada tahun 2003-
2006 dan berijazah tahun 2006, kemudian ke MA Raudlatul Rochmaniyah suko-
lumajang, lama pendidikan 3 tahun, pada tahun 2006-2009 dan berijazah tahun
2009 serta melanjutkan ke D-III Kebidanan di Akademi Kebidanan Griya Husada
Surabaya, lama pendidikan 3 tahun, pada tahun 2009-2012 dan berijazah tahun
2012.
Riwayat Pekerjaan :
Awal karir ikut BPM di Surabaya mulai awal tahun 2012 selama 6 bulan,
kemudian magang di puskesmas gucialit mulai awal januari tahun 2013 sampai
dengan tahun 2015. Kemudian lanjut kontrak puskesmas gucialit sampai
september 2016. Pekerjaan yang sedang di ampu oleh peneliti saat ini, yaitu
sebagai tenaga medis/ bidan wilayah di desa tunjung wilayah kerja puskesmas
gucialit kabupaten lumajang, terhitung sejak oktober 2016 sampai dengan
sekarang.
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Proposal Skripsi yang saya tulis ini
benar – benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan
atau karya orang lain. Apabila di kemudian hari dapat dibuktikan bahwa hasil
Proposal Skripsi ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi
atas perbuatan tersebut.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat taufik serta
hidayah-Nya atas terselesaikannya Skripsi untuk skripsi yang berjudul “Hubungan
Status Ekonomi dengan Kejadian Ibu Hamil KEK (Kurang Energi Kronis)
diwilayah Kerja Puskesmas Gucialit”.
Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan
program D-IV Kebidanan di STIKES Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan
Probolinggo.
Pada penyusunan penelitian ini, tidak lepas dari kesulitan dan hambatan
namun berkat bimbingan pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan, untuk itu dengan segala hormat peneliti sampaikan
terima kasih kepada :
1. KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, S.H., M.M., selaku Ketua Yayasan
Hafshawaty Zainul Hasan Probolinggo.
2. Bapak Dr. H Nur Hamim, SKM.,S.Kep, Ns., M.Kes. selaku Ketua STIKES
Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo.
3. Ibu Tutik Hidayati, SST, M.Kes selaku Ketua Program Studi D-IV
Kebidanan STIKES Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong
Probolinggo.
4. Bapak Dr.Grido Handoko Sriyono,M.Kes, selaku Pembimbing I yang
banyak meluangkan waktu, pikiran serta petunjuk demi perbaikan Proposal
Skripsi ini.
5. Ibu Sri Wahyuningsih, S.ST,. M.Kes, selaku Pembimbing II yang juga
banyak meluangkan waktu, pikiran serta petunjuk demi perbaikan Proposal
Skripsi ini.
6. Kepala Puskesmas Gucialit dan semua rekan seperjuangan dalam suka dan
duka yang membantu demi terselesaikan Skripsi ini.
vii
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang
diberikan dan semoga Skripsi ini berguna baik bagi peneliti maupun pihak lain
yang memanfaatkan.
viii
ABSTRAK
Astutik , Eka Yuli. 2020. Hubungan Status Ekonomi dengan Kejadian Ibu
Hamil KEK Di Wilayah Kerja Puskesmas Gucialit. Skripsi,
Sekolah Tinggi Kesehatan Hafshawaty Zainul Hasan Genggong.
Nama Pembimbing : (1) Dr. GridoHandokoSriyono. (2) Sri
Wahyuningsih, SST. M. Keb
Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan kondisi yang disebabkan
karena adanya ketidak seimbangan asupan gizi antara energi dan protein, sehingga
zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Ibu hamil yang mengalami KEK
mempunyai resiko perdarahan saat melahirkan atau resiko melahirkan premature
dan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Penelitian ini memiliki rumusan
masalah adakah hubungan antara status ekonomi dengan kejadian ibu hamil KEK
(kurang energy kronis). Tujuan penelitian ini menganalisis hubungan status
ekonomi dengan kejadian ibu hamil KEK (kurang energy kronis) di wilayah kerja
Puskesmas Gucialit”.
Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif yang
berjenis penelitian analitik korelational penelitian dengan pendekatan penelitian
cross sectional. jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
sebanyak 36 responden. Sampel diambil secara acak atau simple random sampling
dari pasien ibu hamil yang datang periksa diwilayah kerja puskesmas gucialit.
Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden berstatus ekonomi
rendah yaitu sebanyak 26 orang (72,2%). Sebagian besar responden adalah ibu
hamil yang KEK sebanyak 26 orang (72,2%).
Hasil uji chi-square nilai P sebesar 0,000 antara variabel status ekonomi
dengan kejadian ibu hamil KEK di Puskesmas Gucialit, Kabupaten Lumajang
Tahun 2020 didapatkan nilai p=0,000<0,05. Hasil tersebut kurang dari taraf
signifikan yang digunakan yaitu p<0,05, sehingga H1 diterima H0 ditolak yang
berarti ada hubungan antara status ekonomi dengan kejadian ibu hamil KEK di
wilayah kerja Puskesmas Gucialit. Pendapatan keluarga menentukan berapa
banyak kebutuhan sandang, pangan, dan papan keluarga dapat dibeli. Keluarga
dengan pendapatan yang baik lebih memiliki kemungkinan untuk dapat
menyisihkan lebih banyak dana untuk membeli makanan. Sehingga diharapkan
keluarga dengan pendapatan baik akan memiliki keluarga dengan status gizi baik.
Kata kunci: Kekurangan Energi Kronis (KEK), Status Ekonomi dan Ibu Hamil
ix
ABSTRACT
Astutik, Eka Yuli. 2020. The Relationship between Economic Status and
Incidence of Pregnant Women in KEK in the Gucialit Health
Center Work Area. Thesis, Hafshawaty Zainul Hasan Genggong
College of Health. Supervisor: (1) Dr. GridoHandokoSriyono. (2)
Sri Wahyuningsih, SST. M. Keb
Chronic Energy Deficiency (KEK) is a condition caused by an imbalance
in nutritional intake between energy and protein, so that the nutrients the body
needs are not fulfilled. Pregnant women who experience KEK have a risk of
bleeding during childbirth or the risk of preterm delivery and babies with low
birth weight (LBW). This study has a problem formulation is there a
relationship between economic status and the incidence of pregnant women in
KEK (chronic lack of energy). The purpose of this study is to analyze the
relationship between economic status and the incidence of pregnant women in
KEK (chronic lack of energy) in the working area of the Gucialit Health
Center.
The research design used a quantitative research design with a correlational
analytical research type with aresearch approach cross sectional. The number of
samples used in this study were 36 respondents. Samples were taken randomly or
simple random sampling from pregnant women who came to check the working
area of the Gucialit Health Center. The results showed that most of the
respondents had low economic status as many as 26 people (72.2%). Most of the
respondents were pregnant women with KEK as many as 26 people (72.2%).
The results of the chi-square test P value of 0.000 between the variable
economic status and the incidence of pregnant women in KEK at the Gucialit
Health Center, Lumajang Regency, in 2020 the value of p = 0.000 <0.05. This
p < 0.05, so that H
result is less than the significant level used, namely 1 is
accepted. H
0 is rejected, which means that there is a relationship between
economic status and the incidence of pregnant women in KEK in the working area
of the Gucialit Health Center. Family income determines how much clothing,
food, and housing the family can buy.
Families with good income are more likely to be able to set aside more funds to
buy food. So it is expected that families with good income will have families with
good nutritional status.
x
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN……………………………………………………
SAMPUL DALAM………………………………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………….. iv
ABSTRAK…………………………………………………………… ix
ABSTRACT…………………………………………………………. x
DAFTAR ISI…………………………………………………………. xi
BAB 1 PENDAHULUAN
xi
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………….. 3
Hidia Belanda………………………………….. 20
xii
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.3.1 Populasi………………………………………… 31
4.3.2 Sampel…………………………………………. 31
4.3.3 Sampling……………………………………….. 32
4.9.1 Editing…………………………………………….. 37
4.9.2 Coding…………………………………………….. 37
4.9.3 Tabulating…………………………………………. 38
4.9.4 Entering…………………………………………… 38
xiii
4.10 Analisis Data……………………………………………. 38
4.11.4 Anonimity……………………………………….. 40
4.11.6 Confidentiality…………………………………... 41
BAB 6 PEMBAHASAN
xiv
6.3 Hubungan Status Ekonomi Dengan Kejadian Ibu Hamil
BAB 7 PENUTUP
7.1 Kesimpulan…………………………………………….. 53
7.2 Saran……………………………………………………. 53
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran-lampiran
xv
DAFTAR GAMBAR
Puskesmas Gucialit………………………………...................... 27
Puskesmas Gucialit……………………………………………... 30
xvi
DAFTAR TABEL
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
6. Pengantar Kuesioner…………………………………………... 63
9. Kuesioner Penelitian…………………………………………... 66
xviii
DAFTAR SINGKATAN
Hb : Haemoglobin
gr : gram
Fe : Zat besi
TB : Tubercolosis
kal : kalori
TM : Trimester
SD : Sekolah Dasar
Rp : Rupiah
KB : Keluarga Berencana
xix
BAB I
PENDAHULUAN
1
Semakin tinggi status ekonomi seseorang semakin mudah orang
tersebut dalam memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, begitu juga
sebaliknya semakin rendah status ekonomi seseorang secara tidak langsung
akan mempengaruhi pendapatan serta mempengaruhi terpenuhinya
kebutuhan gizi ibu selama hamil. Maka seseorang dengan ekonomi yang
tinggi kemungkinan besar gizi yang dibutuhkan akan tercukupi serta adanya
pemeriksaan kehamilan yang layak sehingga membuat gizi dan
perkembangan ibu dan janin semakin terpantau.(Susanti dkk, 2013).
Dari data yang didapat dari laporan KIA dipuskesmas gucialit bahwa
ibu hamil yang mengalami KEK di wilayah kerja Puskesmas Gucialit masih
terbilang cukup tinggi, yaitu 67 kasus dari 383 ibu hamil dan kelahiran bayi
dengan kasus BBLR yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Gucialit masih
terbilang cukup banyak. Pada tahun 2019 sebanyak 50 bayi terlahir dengan
berat badan rendah dari 358 kelahiran hidup dan data lain yang bisa
dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah jenis pekerjaan mayoritas
sebagai buruh dan petani. Berdasarkan data di atas perlu dilakukan
penelitian tentang “Hubungan status ekonomi dengan kejadian ibu hamil
KEK (kurang energy kronis) di wilayah kerja Puskesmas Gucialit”.
2
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Menganalisis hubungan status ekonomi dengan kejadian ibu
hamil KEK (kurang energy kronis) diwilayah kerja Puskesmas
Gucialit.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mendeskripsikan status ekonomi ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Gucialit.
2. Mendeskripsikan kejadian ibu hamil KEK (kurang energy
kronis) di wilayah kerja Puskesmas Gucialit.
3. Menganalisis hubungan status ekonomi dengan kejadian ibu
hamil KEK (kurang energy kronis) di wilayah kerja Puskesmas
Gucialit.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.1.2 Tanda dan Gejala Kurang Energi Kronis (KEK)
Kekurangan Energi Kronis (KEK) memberikan tanda dan gejala yang
dapat dilihat dan diukur.
Tanda dan gejala KEK yaitu Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari
23,5 cm (Supariasa, 2013).
2.1.3 Pengukuran Antropometri Lingkar Lengan Atas (LILA)
1. Pengertian LILA
Lingkar Lengan Atas (LILA) adalah pengukuran antropometri yang
dapat menggambarkan keadaan status gizi ibu hamil dan untuk
mengetahui risiko KEK atau gizi kurang.
Kategori KEK adalah LILA kurang dari 23,5 cm atau dibagian
merah pita LILA (Supariasa, 2013).
2. Tujuan pengukuran LILA
a. Mengetahui risiko KEK Wanita Usia Subur (WUS), baik ibu
hamil maupun calon ibu, untuk menapis wanita yang
mempunyai risiko melahirkan bayi berat lahir rendah.
b. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih
berperan dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.
c. Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan
tujuan meningkatakan kesejahteraan ibu dan anak.
d. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran
WUS yang menderita KEK
e. Meningkatkan peran dalam upaya perbaikan gizi WUS yang
menderita KEK (Supariasa, 2013).
3. Ambang batas
Ambang batas atau cut off point ukuran LILA WUS dengan risiko
KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LILA kurang
dari 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA, artinya wanita
tersebut mempunyai risiko KEK (Supariasa, 2013).
5
4. Cara mengukur LILA
Pengukuran LILA dilakukan melalui urutan-urutan yang telah
ditetapkan, pengukuran dilakukan dengan pita LILA dan ditandai
dengan sentimeter.
Terdapat 7 urutan pengukuran LILA yaitu:
1) Tetapkan posisi bahu dan siku, yang diukur adalah pertengahan
lengan atas sebelah kiri dan lengan dalam keadaan tidak tertutup
kain/pakaian.
2) Letakkan pita antara bahu dan siku.
3) Tentukan titik tengah lengan, beri tanda.
4) Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan.
5) Pita jangan terlalu kekat atau longgar.
6) Cara pembacaan sesuai dengan skala yang benar.
7) Catat hasil pengukuran LILA (Supariasa, 2013).
2.1.4 Pengaruh KEK terhadap Kehamilan
Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada saat kehamilan dapat
berakibat pada ibu maupun pada janin yang dikandungnya., sebagai
berikut :
1. Terhadap ibu
Dapat menyebabkan risiko dan komplikasi antara lain : anemia,
perdarahan, berat badan tidak bertambah secara normal dan
terkena penyakit infeksi.
2. Terhadap persalinan
Dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan
sebelum waktunya (prematur), perdarahan.
3. Terhadap janin
Dapat mengakibatkan keguguran/abortus, bayi lahir mati,
kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, bayi dengan
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (Waryana, 2016).
6
2.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kekurangan Energi Kronis (KEK)
antara lain:
1. Pola Konsumsi
Pola konsumsi adalah berbagai informasi yang memberikan
gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang
dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas untuk
suatu kelompok masyarakat tertentu (Sulistyoningsih, 2011).
Pola konsumsi menurut Sri Handayani adalah tingkah laku
manusia atau sekelompok manusia dalam memenuhi akan makanan
yang meliputi sikap, kepercayaan dan pilihan makanan.
Menurut Suhardjo pola konsumsi diartikan sebagai cara
seseorang atau sekelompok orang untuk memilih makan dan
mengonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh-pengaruh
fisiologis, psikologis, budaya dan sosial.
Pola konsumsi didefinisikan sebagai karakteristik dari kegiatan
yang berulang kali dari individu dalam memenuhi kebutuhannya
akan makanan, sehingga kebutuhan fisiologis, sosial dan
emosionalnya dapat terpenuhi (Sulistyoningsih, 2011).
Pola konsumsi menurut beberapa pakar yaitu cara pemenuhan
kebutuhan zat gizi yang diperoleh dari makanan yang digunakan
sebagai bahan energi tubuh. Pola konsumsi adalah susunan jenis
dan jumlah makanan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok
orang pada waktu tertentu (Baliwati, 2009).
Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas serta kuantitas
hidangan. Kualitas hidangan menunjukkan adanya semua zat gizi
yang diperlukan tubuh didalam susunan hidangan dan
perbandingannya yang satu dengan yang lain.
7
Kuantitas menunjukkan kuantum masing-masing zat gizi terhadap
kebutuhan tubuh.
a. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pada Ibu Hamil
Makanan tambahan adalah makanan bergizi sebagai
tambahan selain makanan utama bagi kelompok sasaran guna
memenuhi kebutuhan gizi.Salah satu kebijakan dan upaya yang
ditempuh pemerintah untuk mengatasi masalah kekurangan
gizi pada balita dan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK),
dilakukan dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Pemulihan. Pemberian PMT Pemulihan dimaksudkan sebagai
tambahan, bukan sebagai pengganti makanan utama sehari-hari
pada sasaran (Anonim, 2017).
Ibu hamil yang berisiko KEK adalah \ibu hamil yang
mempunyai ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23.5 cm.
Makanan Tambahan Pemulihan bumil KEK adalah makanan
bergizi yang diperuntukkan bagi ibu hamil sebagai makanan
tambahan untuk pemulihan gizi. Hari Makan Bumil (HMB)
adalah jumlah hari makan ibu hamil yang mendapat makanan
tambahan pemulihan berbasis makanan lokal yakni sekali
sehari selama 90 hari berturut-turut.
b. Tingkat Pendapatan
Tingkat Pendapatan keluarga berperan dalam menentukan
status kesehatan seseorang terutama ibu hamil, karena
berbanding lurus dengan daya beli keluarga. Keluarga mampu
membeli bahan makanan tergantung dari besar kecilnya
pendapatan perbulannya. Semakin tinggi pendapatan maka
akan semakin tinggi pula jumlah pembelanjaannya (Saputri,
2014). Keluarga dengan pendapatan terbatas kemungkinan
besar akan kurang dapat memenuhi kebutuhan makanannya
terutama untuk memenuhi kebutuhan zat gizi dalam tubuhnya.
8
Pendapatan keluarga atau tersedianya uang dalam keluarga
menentukan berapa banyak kebutuhan sandang, pangan, dan
papan keluarga dapat dibeli atau dimiliki. Secara umum, pola
penggunaan sumber keuangan ini sangat dipengaruhi oleh gaya
hidup keluarga. Keluarga dengan pendapatan yang baik lebih
memiliki kemungkinan untuk dapat menyisihkan lebih banyak
dana untuk membeli makanan. Sehingga diharapkan keluarga
dengan pendapatan baik akan memiliki keluarga dengan status
gizi baik. Walupun demikian, tidak selalu pendapatan tinggi
menjamin terpenuhinya kecukupan gizi karena selain
pendapatan keluarga, status gizi juga dipengaruhi oleh hal
seperti pengetahuan, pola makan, masalah kesehatan dan lain-
lain. Hal ini akan berdampak terhadap status gizi ibu hamil
yang pada umumnya akan menurun. (Fikawati S. A., 2017)
c. Ketersediaan Pangan di Rumah Tangga
Ketersediaan pangan di rumah tangga berpengaruh terhadap
konsumsi ibu hamil karena penentuan konsumsi makan harus
memperhatikan nilai gizi makanan dan kecukupan zat gizi
yang dianjurkan. Hal tersebut dapat ditempuh dengan
penyajian hidangan yang bervariasi dan dikombinasi,
ketersediaan pangan, macam serta jenis bahan makanan mutlak
diperlukan untuk mendukung usaha tersebut. Disamping itu
jumlah bahan makanan yang dikonsumsi juga menjamin
tercukupinya kebutuhan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh.
Ketersediaan bahan pangan ditingkat keluarga secara tidak
langsung mempengaruhi pola konsumsi dari seluruh anggota
keluarga. Keluarga yang dapat memenuhi tingkat ketersediaan
bahan pangan dalam kehidupan sehari-harinya dan dapat
memanfaatkan bahan pangan tersebut dengan sebaik-baiknya
maka secara tidak langsung akan mendapat pemenuhan asupan
zat gizi dengan yang diperlukan.
9
d. Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan biasanya dikaitkan dengan tingkat
pendidikan seseorang yang akan berpengaruh terhadap
pemilihan bahan makanan dan pemenuhan kebutuhan gizi.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting dalam membentuk tindakan seseorang.
Pendidikan yang kurang menghambat perkembangan
seseorang terhadap nilai-nilai yang baru dikenal (Notoadmojo,
2007). Pendidikan yang tinggi memudahkan seseorang
menerima informasi lebih banyak dibandingkan dengan
pendidikan rendah. Pengetahuan tentang kesehatan yang tinggi
menunjang perilaku hidup sehat dalam pemenuhan gizi ibu
selama kehamilan.
Pendidikan kesehatan pada hakekatnya merupakan suatu
usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada
masyarakat, kelompok, atau individu.Dengan harapan bahwa
dengan adanya pesan tersebut masyarakat dapat memperoleh
pengetahuan tentang pentingnya asupan nutrisi selama
kehamilan.
Pengetahuan juga merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan suatu obyek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba
(Notoatmojo, 1993).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentukknya tindakan seseorang (over
behavior). Sedangkan pengetahuan yang dicakup dalam
domain kognitif mempunyai enam tingkatan yakni :
10
1) Tahu (know)
Tahu artinya sebagai pengingat suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya. Tahu ini merupakan tingkatan
pengetahuan yang paling rendah.
Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa
yang terjadi antara lain, menyebutkan, menguraikan,
mengatakan dan sebagainya.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui
dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara
benar.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau
kondisi real (sebenarnya).
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk
menggunakan materi atau suatu obyek kedalam komponen-
komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan
untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian
dalam suatu keseluruhan yang baru.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk
meletakkan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi
atau obyek.
11
e. Sosial Budaya
Daerah yang memiliki keyakinan yang kuat terhadap social
budaya dalam kehidupan sehari-harinya dapat menimbulkan
pengaruh budaya terhadap sikap makanan. Dalam hal ini sikap
terhadap makanan, masih banyak terdapat pantangan, tahayul,
tabu dalam masyarakat yang menyebabkan konsumsi makanan
menjadi rendah (Supariasa, 2002).
Pantangan makan adalah jenis makanan yang tidak boleh
dimakan oleh ibu hamil sehingga dapat mengganggu
kesehatannya. Adanya pantangan terhadap makanan atau
minuman tertentu dikarenakan makanan atau minuman
tersebut membahayakan jasmani dan rohani bagi yang
mengonsumsinya. Banyak berpantang makanan tertentu saat
hamil dapat memperburuk keadaan ibu dan janin yang
dikandungnya.
f. Kebiasaan atau Pola Makan
Kebiasaan atau pola makan pada ibu hamil mempengaruhi
status gizi ibu dan janin yang dikandungnya. Status gizi
wanita, terutama pada masa usia subur ataupun wanita hamil,
merupakan elemen pokok dari kesehatan reproduksi karena
keterkaitan ibu hamil dengan pertumbuhan dan perkembangan
janin yang dikandungnya, yang pada akhirnya akan berdampak
terhadap masa dewasanya. (Departemen Gizi dan Kesehatan
Masyarakat, 2014).
Kebiasaan atau pola makan ibu hamil dalam penelitian ini
adalah kebiasaan makan ibu dalam pengaturan jumlah, jenis
makanan, dan frekuensi dengan maksud tertentu seperti
mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau
membantu kesembuhan penyakit.
12
Peran mikronutrien juga sangat penting terhadap kesehatan
reproduksi ibu, antara lain karena fungsinya di dalam system
imunitas yang berakibat terhadap mudahnya mengalami
berbagai penyakit infeksi.
Ibu hamil akan mengalami peningkatan kebutuhan energi
dan zat gizi terjadi seiring pertambahan usia kehamilan.
Selama hamil diperlukan tambahan energi sebesar
80.000Kal/280 hari.
(Hytten dan Leith, 1971 dalam IOM, 1990, AKG 2013).
2. Penyakit Infeksi
Penyakit infeksi merupakan penyakit yang disebabkan oleh
agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasite), bukan
disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti
keracunan). Penyakit infeksi merupakan faktor yang
mempengaruhi kesehatan dan keselamatan ibu. Status gizi kurang
akan meningkatkan kepekaan ibu terhadap risiko terjadinya infeksi,
dan sebaliknya infeksi dapat meningkatkan risiko kurang gizi
(Achadi, 2007).
Penyakit infeksi dapat bertindak sebagai pemula terjadinya
kurang gizi sebagai akibat menurunnya nafsu makan, adanya
gangguan penyerapan dalam saluran pencernaan atau peningkatan
kebutuhan zat gizi oleh adanya penyakit.Kaitan penyakit infeksi
dengan keadaan gizi kurang merupakan timbal balik, yaitu
hubungan sebab akibat. Penyakit infeksi dapat memperburuk
keadaan gizi dan keadaan gizi yang jelek dapat mempermudah
infeksi, penyakit infeksi terkait status gizi yaitu TB, diare dan
malaria (Supariasa, 2002).
13
a. Sanitasi Lingkungan
Malnutrisi timbul akibat interaksi dari berbagai lingkungan.
Kejadian ini terjadi sebagai hasil saling mempengaruhi dari
berbagai faktor, antara lain faktor fisik, biologis dan budaya.
Jelliffe (1996), menyatakan bahwa ada enam faktor ekologi
yang perlu dipertimbangkan sebagai penyebab malnutrisi, yaitu :
keadaan infeksi, sosial ekonomi, produksi pangan, konsumsi
makanan, pengaruh budaya, serta pelayanan kesehatan dan
pendidikan.
Ruang lingkup sanitasi lingkungan adalah kepemilikan
jamban dan jenis jamban, ketersediaan air bersih, ketersediaan
sistem pembuangan air limbah. Menurut Chandra (2006),
sanitasi lingkungan adalah cara atau usaha individu atau
masyarakat untuk memantau dan mengendalikan lingkungan
hidup eksternal yang berbahaya bagi kesehatan serta yang dapat
mengancam kelangsungan hidup manusia.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk penyehatan
lingkungan fisik antara lain penyediaan air bersih, mencegah
terjadinya pencemaran udara, air dan tanah serta memutuskan
rantai penularan penyakit dan lain-lain yang dapat
membahayakan serta menimbulkan kesakitan pada manusia atau
masyarakat (Ismail, 2013).
b. Personal Hygiene
Personal Hygiene adalah salah satu kemampuan dasar
manusia dalam memenuhi kebutuhan guna mempertahankan
kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan
kondisi kesehatannya yang dinyatakan terganggu keperawatan
dirinya jika tidak dapat melakukan keperawatan diri (DepKes,
2000).
14
Menurut Andarmoyo (2012), personal hygiene berasal dari
Bahasa Yunani yang berarti personal yang artinya perorangan
dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang
untuk kesejahteraan baik fisik dan psikisnya.
Ibu hamil yang memiliki personal hygine baik apabila
dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi : kebersihan
kulit, gigi, mulut, rambut, hidung, telinga, kaki, kuku dan
genetalia, serta kebersihan dan kerapian pakaiannya.
Ibu juga harus memperhatikan higienitas makanan yang
dikonsumsi. Sebab makanan dapat menjadi perantara masuknya
bakteri dan virus yang dapat menimbulkan penyakit. Oleh
karena itu, ibu hamil sebaiknya mengonsumsi makanan seperti
telur, ikan dan daging, dalam keadaan matang.
Penerapan dan kebiasaan hidup bersih dapat dilakukan
dengan membiasakan diri untuk selalu mencuci tangan sebelum
makan dengan menggunakan air bersih dan sabun, menyajikan
makanan dalam tempat tertutup, memasak dengan suhu yang
tepat, dan mencuci sayur serta buah-buahan dengan bersih.
(Fikawati, 2015).
3. Umur ibu
Umur ibu yang berisiko melahirkan bayi kecil adalah kurang
dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Ibu hamil yang berusia
kurang dari 20 tahun dikatakan memiliki risiko KEK yang lebih
tinggi. Usia ibu hamil yang terlalu muda, tidak hanya
meningkatkan risiko KEK namun juga berpengaruh pada banyak
masalah kesehatan ibu lainnya (Stephanie dan Kartikasari, 2016).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Stephanie dan Kartikasari
(2016) menyebutkan bahwa sebagian besar responden yang berada
pada kategori umur 20-35 tahun tidak mengalami KEK, dari 37
orang hanya 6 orang (16,2%) yang mengalami KEK.
15
Ibu dengan kategori umur >35 tahun, dari 7 orang terdapat 1 orang
(10%) yang mengalami KEK.
Kesimpulan dari penelitian di atas yaitu umur ibu dapat
mempengaruhi status gizi ibu pada saat hamil.
4. Pendidikan
Rendahnya pendidikan seorang ibu dapat mempengaruhi
terjadinya risiko KEK, hal ini disebabkan karena faktor pendidikan
dapat menentukan mudah tidaknya seseorang untuk menyerap dan
memahami pengetahuan gizi yang diperoleh.
Latar belakang pendidikan ibu adalah suatu faktor penting
yang akan berpengaruh terhadap status kesehatan dan gizi
(Stephanie dan Kartikasari, 2016).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Stephanie dan Kartikasari
(2016) menyebutkan bahwa ibu hamil yang memiliki pendidikan
SD ke bawah memiliki risiko KEK yang lebih tinggi dibandingkan
ibu yang memiliki latar belakang pendidikan SMP ke atas.
Kesimpulan dari penelitian di atas yaitu pendidikan dapat
mempengaruhi terjadinya risiko KEK pada ibu.
5. Status ekonomi
Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan
seseorang adalah tingkat keadaan ekonomi, dalam hal ini adalah
daya beli keluarga. Keluarga yang memiliki pendapatan kurang,
berpengaruh terhadap daya beli keluarga tersebut.
Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan antara
lain tergantung pada besar kecilnya pandapatan keluarga, harga
bahan makanan itu sendiri, serta tingkat pengelolaan sumber daya
lahan dan pekarangan (Stephanie dan Kartikasari, 2016).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Stephanie dan Kartikasari
(2016) menyebutkan bahwa sebagian besar responden yang
berpendapatan di atas UMR tidak mengalami KEK, hanya terdapat
2 orang responden (6,9%) yang berpendapatan di atas UMR
16
mengalami KEK. Responden yang berpendapatan di bawah UMR
terdapat 5 orang (10,6%) yang mengalami KEK.
Kesimpulan dari penelitian di atas yaitu status ekonomi dapat
mempengaruhi risiko KEK pada ibu hamil.
6. Status anemia
Status anemia dipengaruhi oleh adanya asupan makanan yang
mengandung zat besi (Fe) yang rendah sehingga mengakibatkan
kadar Hb ibu hamil rendah dan dapat menyebabkan ibu hamil
tersebut kekurangan energi kronis. Wanita hamil beresiko anemia
jika kadar Hbnya <11 gr% (Putri, dkk., 2015).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aminin, dkk. (2014)
menyebutkan bahwa ibu hamil dengan KEK lebih banyak yang
anemia dibadingkan ibu hamil yang tidak KEK. Hasil penelitian
diketahui dari 31 ibu hamil yang mengalami KEK, kejadian
anemia lebih besar (88,9%) dibandingkan yang tidak anemia
(11,1%).
Kesimpulan dari penelitian di atas yaitu status anemia pada ibu
dapat mempengaruhi status KEK pada ibu hamil.
2.1.6 Akibat Kekurangan Energi Kronik
Ibu yang mengalami Kurang Energi Kronik (KEK) selama masa
kehamilan akan berdampak negatif pada siklus kehidupan
keturunannya. Ibu KEK umumnya memiliki kenaikan berat badan
hamil yang rendah (tidak memadai untuk mendukung kehamilannya).
Akibatnya berat badan bayi yang dilahirkan rendah atau biasa disebut
dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) yang ditandai dengan berat
badan lahir kurang dari 2.500 gram. (Fikawati, 2015).
Akibat lain yang ditimbulkan karena ibu menderita KEK saat
kehamilan adalah terus menerus merasa letih, kesemutan, muka
tampak pucat, kesulitan sewaktu melahirkan dan air susu yang keluar
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi, sehingga bayi akan
kekurangan air susu ibu pada waktu menyusui.
17
Akibat pada janin yang dikandung ibu adalah bisa menyebabkan
keguguran, pertumbuhan janin terganggu, perkembangan otak janin
terhambat hingga kemungkinan nantinya kecerdasan anak kurang,
bayi lahir sebelum waktunya (prematur) dan kematian pada bayi
(Helena, 2013).
2.1.7 Pencegahan KEK
Masa kehamilan merupakan masa yang sangat menentukan kualitas
sumber daya manusia masa depan, karena tumbuh kembang anak
sangat ditentukan kondisinya dimasa janin dalam kandungan.
Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena
itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama
kehamilan.Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin, petambahan besarnya organ
kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh
ibu.Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal perlu tambah
kira-kira 80.000 kalori selama masa kurang lebih 280 hari. Hal ini
berarti perlu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap
hari selama hamil (Waryono, 2010).
Makan makanan yang bervariasi dan cukup mengandung kalori
dan protein termasuk makanan pokok seperti nasi, ubi dan kentang
setiap hari dan makanan yang mengandung protein seperti daging,
ikan, telur, kacang-kacangan atau susu sekurang-kurangnya sehari
sekali
2.1.8 Langkah Penanganan Kekurangan Energi Kronik
Kekurangan Energi Kronik (KEK) dapat dicegah dan ditangani
melalui berbagai langkah, antara lain :
a. Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang
berpedoman umum gizi seimbang.
b. Hidup sehat.
c. Tunda kehamilan.
18
d. Memberikan penyuluhan mengenai gizi seimbang yang diperlukan
oleh ibu hamil (Supariasa, 2013).
19
Kondisi Sosial Ekonomi Indonesia dilihat sejak
masa kolonialisme, pendidikan dianggap sebagai faktor penting
untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa.
Masyarakat Indonesia yang biasa dikenal dengan penduduk pribumi
pada masa kolonial mendapat kesempatan untuk menyekolahkan
anak-anaknya, meskipun masih banyak keterbatasan karena adanya
pembedaan perlakuan dalam masyarakat, adanya perbedaan
jenjang pendidikan pada masa kolonial pada umumnya membuat
peluang masyarakat untuk memperoleh pekerjaan lebih sedikit
sehingga berdampak pada pandapatan yang mempengaruhi
kesejahteraan.
20
Sementara itu terlihat jelas terdapat kesenjangan ekonomi yang
serius antar wilayah, dengan ditandai tidak meratanya pembangunan
antara wilayah Jawa dan di luar pulau Jawa.
21
berarti susunan atau komposisi makanan lebih baik. Tingkatan pendapatan
menentukan makanan apa yang dibeli, semakin tinggi pendapatan semakin
bertambah pula presentasi pembelanjaannya (Nursanti dkk,2005).
Tingkat ekonomi terlebih jika yang bersangkutan hidup di bawah garis
kemiskinan (keluarga prasejahtera), berguna untuk pemastian apakah ibu
berkemampuan membeli dan memilih makanan yang bernilai gizi tinggi.
Tingkat sosial ekonomi meliputi pendidikan, pendapatan, dan pekerjaan
yang merupakan penyebab secara tidak langsung dari masalah gizi
(Arisman, 2004).
Pada tingkat pendidikan yang relatif tinggi, pekerja perempuan lebih
mampu memiliki akses terhadap pekerjaan dan pendapatan yang lebih baik
karena proses seleksi yang relatif lebih terbuka (Sianturi, 2002).
Karakteristik pekerjaan seseorang dapat mencerminkan pendapatan, status
sosial, pendidikan serta masalah kesehatan. Pekerjaan dapat mengukur
status sosial ekonomi serta masalah kesehatan dan kondisi tempat
seseorang bekerja (Timmreck, 2005). Wanita yang berperan sebagai ibu
rumah tangga dalam hidupnya memiliki tingkat kesehatan yang lebih rendah
daripada wanita yang memiliki pekerjaan serta rutinitas di luar rumah selain
berperan sebagai ibu rumah tangga disamping mengurusi rumah tangga dan
anak seperti wanita karir dan pekerja swasta aktif, kemudian diikuti oleh
wanita yang berperan sebagai orang tua tunggal, dan yang terakhir adalah
mereka yang tidak memiliki anak atau tetap melajang (Darmojo B, 1998).
Hasil survey sosial ekomomi, hampir 50 persen perempuan di pedesaan
bekerja sebagai pekerja keluarga yang tidak dibayar. Angka dan fakta
tersebut menunjukan, bahwa perempuan hanya dimanfaatkan sebagai
sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pasar
demi kepentingan ekonomi negara, dan bukan untuk kepentingan
perempuan, oleh karena itu perempuan adalah „pintu masuk‟ menuju
perbaikan kesejahteraan keluarga (Anonim, 2004).
22
Pendapatan Keluarga Status ekonomi terlebih jika bersangkutan hidup
di bawah garis kemiskinan (keluarga prasejahtera) berguna untuk pemastian
apakah ibu berkemampuan membelih dan memilih makanan yang bernilai
gizi tinggi (Arisman, 2002).
Pendapatan adalah hasil dari suatu pekerjaan atau penghargaan yang
di berikan berupa material uang. Dalam hal ini, pendapatan keluarga sangat
menentukan besar kecilnya pemenuhan kebutuhan hidup sehari hari dalam
keluarga. Baik kebutuhan kesehatan dan kebutuhan penunjang
lainnya.Pendapatan yang rendah akan memberikan pengaruh dan dampak
yang besar dalam pencapaian pemenuhan kebutuhan hidup dalam keluarga,
begitu pula sebaliknya. Hal ini memberi gambaran bahwa pendapatan
keluarga memberi pengaruh yang sangat besar dalam peningkatan berbagai
faktor penunjang untuk kehidupan manusia dalam keluarga, salah satunya
yaitu faktor kesehatan (Ngatimin R, 2003).
Menurut news.detik.com tentang Upah Minimum Kabupaten Kota
(UMK) di Jawa Timur tahun 2020 yang telah resmi disahkan. UMK ini
mengalami kenaikan 8,51%. Besarannya setiap kabupaten dan kota berbeda.
Mulai dari Rp 1,9 Juta hingga Rp 4,2 Juta.
Keputusan besaran UMK Jatim 2020 ini telah disetujui Gubernur Khofifah
Indar Parawansa melalui Keputusan Gubernur Jawa Timur nomor
188/568/KPTS/013/2019. Dan untuk kabupaten Lumajang sendiri besaran
UMK nya adala Rp 1.982.295,10.
Bagi masyarakat yang berpenghasilan di atas UMK kabupaten kota
termasuk kategori berpenghasilan tinggi, sedangkan bagi masyarakat yang
berpenghasilan dibawah UMK termasuk kategori berpenghasilan rendah.
Rendahnya pendapatan merupakan rintangan lain yang menyebabkan
orang-orang tak mampu membeli bahan pangan dalam jumlah yang
dibutuhkan. Rendahnya pendapatan mungkin juga bisa disebabkan karena
tidak adanya lowongan pekerjaan dalam hal ini kategori pengangguran
karena susahnya memperoleh lapangan pekerjaan yang tetap sesuai dengan
yang diinginkan (Anonim, 2002).
23
Tingkatan pendapatan menentukan pola makanan apa yang dibeli,
semakin tinggi pendapatan semakin tinggi pula presentasi pembelanjaannya.
Dengan demikian pandapatan merupakan faktor yang paling menentukan
kuantitas dan kualitas hidangan makanan (Nursanti dkk, 2005). Di negara
seperti Indonesia yang jumlah pendapatan penduduknya sebagian besar
adalah golongan rendah dan menengah akan berdampak pada pemenuhan
bahan makanan terutama makanan yang bergizi. Keterbatasan ekonomi
yang berarti membuat beberpa masyarakat tidak mampu membeli bahan
makanan yang berkualitas baik, maka pemenuhan gizinya pun juga akan
tergganggu (Budiyanto, 2001).
24
menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami
pengetahuan gizi yang mereka peroleh.
Depkes mengajukan konsep kelurga sadar gizi (Kadarsi), yang pada
prinsipnya melaksanakan strategi pemberdayaan masyarakat dengan
mengembangkan cara-cara yang sudah ada dalam upaya peningkatan
pendapatan agar kebutuhan gizi keluarga terpenuhi. Caranya, dengan
meningkatkan pendapatan, meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku
anggota keluarga untuk mengatasi masalah gizi serta meningkatkan
kepedulian masyarakat dalam mengurangi kemiskinan (Sianturi, 2002).
Hal ini bisa dijadikan landasan untuk memberikan metode penyuluhan
gizi yang tepat. Dari kepentingan gizi keluarga, pendidikan itu sendiri amat
diperlukan agar seseorang lebih tanggap terhadap adanya masalah gizi
didalam keluarga dan bisa mengambil tindakan secepatnya (Apriadji, 1986
dalam Rezky Amalia 2009). Tingkat pendapatan akan mempengaruhi pola
kebiasaan makan yang selanjutnya berperan dalam prioritas penyediaan
pangan berdasarkan nilai ekonomi dan nilai gizinya.
Bagi mereka dengan pendapatan yang sangat rendah hanya dapat
memenuhi kebutuhan pangan pokok berupa sumber karbohidrat yang
merupakan pangan prioritas utama. Apabila tingkat pendapatan meningkat,
maka pangan prioritas kedua berupa sumber protein yang murah dapat
dipenuhi. Pada masyarakat yang lebih mampu lagi, setelah terpenuhi semua
kebutuhan pangan dan gizinya, dapat menginjak pada pangan prioritas
terakhir yaitu bahan pangan komplementer, yang merupakan bahan
makanan yang mahal harganya, dapat berupa hasil hewani dan prosuknya
(Handajani, 1993 dalam Rezky Amelia 2009).
Pada zaman modern seperti sekarang ini, tuntutan kebutuhan keluarga
semakin tinggi, tidak hanya cukup dengan kebutuhan primer tetapi
kebutuhan lainnya sangat dibutuhkan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut akan
memeungkinkan dapat terpenuhi jika jumlah anggota rumah tangga
berjumlah kecil (Arifin, 1980 dalam Rezky Amelia 2009).
25
Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu upaya
membenahi dan memperbaiki kesejahteraan keluarga yang patut dilihat
dalam hubungannya dengan masalah gizi. Apabila pendapatan keluarga
hanya pas pasan, sedangkan anak banyak maka pemerataan dan kecukupan
makanan dalam keluarga kurang bisa dijamin.
Keluarga ini dapat disebut keluarga rawan karena kebutuhan gizinya hampir
tidak pernah tercukupi dan dengan demikian penyakit pun akan terus
mengintai (Apriadji, 1986 dalam Rezky Amelia 2009).
26
BAB III
Gambar 3.1 Kerangka Konsep hubungan status ekonomi dengan kejadian ibu
hamil KEK di wilayah kerja puskesmas gucialit.
27
Menurut penelitian yang dilakukan Oktaviana dan Patonah (2010), ada
hubungan antara status ekonomi dengan kurang energy kronik (KEK) pada
ibu hamil.
28
BAB IV
METODE PENELITIAN
Desain penelitian adalah hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang
dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa
diterapkan. Desain sangat erat dengan bagaimana kerangka konsep
penelitian sebagai petunjuk perencanaan penelitian secara rinci dalam hal
pengumpulan dan analisa data, (Notoatmodjo, 2014).
29
4.2 Kerangka Kerja
Judul
Hubungan status ekonomi dengan kejadian ibu hamil KEK (Kurang
Energi Kronis) di wilayah kerja puskesmas gucialit.
Populasi
Semua ibu hamil yang datang periksa di wilayah kerja puskesmas
gucialit pada bulan februari tahun 2020 sebanyak 40 orang
Sampel
Sebagian ibu hamil yang datang periksa di wilayah kerja puskesmas
gucialit pada bulan februari tahun 2020 sebanyak 36 orang
Sampling
simple random sampling
Analisis Data
Analisis Univariat : distribusi frekwensi
Analisis Bivariat : uji Chi Square
Kesimpulan
H1 : ada hubungan status ekonomi dengan kejadian ibu hamil KEK
(Kurang Energi Kronis) diwilayah kerja puskesmas gucialit.
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Hubungan Status Ekonomi dengan Kejadian Ibu
Gucialit.
30
4.3 Populasi, Sampel dan Sampling
4.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang akan di teliti
dalam penelitian ini.( Notoatmodjo, 2014).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang
datang periksa di wilayah kerja puskesmas gucialit pada bulan
februari tahun 2020 sebanyak 40 orang
4.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang akan
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2014).
Penelitian kriteria ini meliputi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria
inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu
populasi target yang terjangkau yang akan diteliti. (Notoatmodjo,
2014).
Kriteria inklusi dalam penelitian ini :
1. Ibu hamil yang telah melakukan pemeriksaan K1 dan ANC
Terpadu.
2. Ibu memahami bahasa indonesia.
3. Sehat jasmani dan rohani.
4. Menyetujui informed consent.
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan/mengeluarkan obyek
yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab
(Notoatmodjo, 2014)
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :
1. Ibu hamil yang tidak kooperatif pada saat penelitian
Pada penelitian ini sampel diambil secara acak atau simple random
sampling dari pasien ibu hamil yang datang periksa diwilayah kerja
puskesmas gucialit. Dari hasil perhitungan didapatkan besar
sampel.
31
Besar sampel dihitung menggunakan rumus
n = N
1 + N (d)²
= 40
1 + 40 (0,05)²
= 36,3
= 36
Keterangan :
n = perkiraan jumlah sampel ( 36 )
N = perkiraan besar populasi ( 40 )
d = tingkat kesalahan yang dipilih ( d = 0,05 )
(Zainudin M (2000) dalam Nursalam (2011)
4.3.3 Sampling
Sampling atau Pengambilan sampel adalah proses menyeleksi
dari populasi yang ada. Teknik pengambilan sampel merupakan cara-
cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh
sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan setiap penelitian
(Sugiyono, 2017).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik simple random
sampling. Dimana pengambilan sampel dilakukan secara acak
sederhana.
Jadi, sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini sebanyak
36 ibu hamil yang periksa di wilayah kerja puskesmas gucialit.
32
4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.4.1 Lokasi Penelitian
Tempat atau lokasi penelitian merupakan tempat dimana
penelitian itu dilakukan (Sujarweni, 2014). Penelitian akan dilakukan
di wilayah kerja puskesmas gucialit.
4.4.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian merupakan tanggal, bulan dan tahun
dilakukannya penelitian tersebut (Sujarweni, 2014). Waktu penelitian
kurang lebih selama satu bulan yaitu bulan Februari 2020 dan
pengumpulan data akan dilakukan setelah mendapatkan ijin dari pihak
terkait.
33
4.6 Instrumen Penelitian
Instrument dalam penelitian adalah alat yang digunakan untuk
pengumpulan data.(Notoadmodjo, 2014). Pada penelitian ini instrumen yang
digunakan untuk variabel status ekonomi dan kejadian ibu hamil KEK
adalah kuesioner dan pita lila (alat ukur lingkar lengan).
34
Tabel 4.2 Definisi Operasional Status Ekonomi dengan Kejadian Ibu Hamil
KEK diwilayah kerja Puskesmas Gucialit
2 Dependen
Kejadian Kurang - ibu hamil Kuesioner Nominal Pemberian skor :
ibu hamil Energi yang tidak dan 1 = ibu hamil
KEK Kronis KEK, lila ≥ meteran KEK
(KEK) pada 23,5cm (metlin) 2 = ibu hamil
ibu hamil - ibu hamil tidak KEK
adalah yang
kekurangan dikatakan
gizi pada ibu KEK, lila
hamil yang <23,5cm
berlangsung
lama.
35
4.8 Teknik Pengumpulan Data
4.8.1 Secara Administratif
Meminta ijin kepada Program Khusus DIV Kebidanan
Hafsahwaty Zainul Hasan Genggong dalam pengadaan penelitian,
kemudian diteruskan pengajuan ijin kepada Dinas Bakesbangpol
Lumajang selanjutnya diteruskan kepada Kapolres Lumajang, Kepala
Dinas kesehatan Lumajang dan Kepala Puskesmas Gucialit.
4.8.2 Secara Teknis
1. Sumber Data
a. Data Primer, yaitu data yang di peroleh secara langsung dari
objek penelitian yang dilakukan dengan cara kuesioner :
memberikan kuesioner pertanyaan untuk variable status
ekonomi keluarga ibu hamil.
b. Data Sekunder, dalam penelitian ini meliputi : Data semua ibu
hamil yang periksa dipuskesmas gucialit dan jaringannya pada
bulan februari 2020.
2. Cara Pengumpulan data
Peneliti mengumpulkan data menggunakan kuesioner yang
sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan di Puskesmas
gucialit dan jaringannya tentang status ekonomi keluarga bumil dan
kejadian KEK, yaitu :
1. Melakukan identifikasi responden
2. Memilih responden sesuai sampel
3. Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada responden
4. Menandatangani surat pernyataan persetujuan menjadi
responden
5. Memberikan kuesioner kepada responden untuk di jawab
sesuai dengan pertanyaan
6. Mengumpulkan kuesioner yang sudah diisi oleh responden
7. Melakukan tabulasi data dan analisa data
36
4.9 Teknik Pengolahan data
Menurut Notoatmodjo (2014), terdapat beberapa tahapan pengolahan data:
4.9.1 Editing
Editing adalah hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari
lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Editing
adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian
formulir dan kuesioner.
4.9.2 Coding
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya
dilakukan pengkodean atau coding, yakni mengubah data berbentuk
kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
a. Data umum penelitian
1) Usia Ibu
a) Jika 20 tahun diberi kode 1
b) Jika 20 – 30 tahun diberi kode 2
c) Jika 30 tahun diberi kode 3
2) Pekerjaan Ibu
a) Jika Ibu petani/pekebun diberi kode 1
b) Jika Ibu rumah tangga diberi kode 2
c) Jika Pegawai Negeri diberi kode 3
d) Jika swasta dan lain2 diberi kode 4
4) Jumlah anak
a) Jika 1 anak diberi kode 1
b) Jika 2 – 4 anak diberi kode 2
c) Jika 5 anak diberi kode 3
5) Pekerjaan Suami
a) Jika suami petani/pekebun diberi kode 1
b) Jika suami pedagang/wiraswasta diberi kode 2
c) Jika Pegawai Negeri diberi kode 3
d) Jika swasta dan lain2 diberi kode 4
37
b. Data khusus
1) Variabel Status Ekonomi (Pendapatan Keluarga)
a) Jika Ekonomi Rendah (pendapatan dibawah UMK
1.982.295.10) diberi kode 1
b) Jika Ekonomi Tinggi (pendapatan diatas UMK 1.982.295.10)
diberi kode 2
2) Variabel ibu hamil KEK
a) Jika KEK (LILA <23,5cm) diberi kode 1
b) Jika tidak KEK (LILA <23,5cm) diberi kode 2
4.9.3 Tabulating
Membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau
yang diinginkan oleh peneliti.
4.9.4. Entering
Entering yaitu masukkan data. Data atau kuesioner yang sudah
dalam bentuk kode dimasukkan program komputer.
4.9.5. Cleaning Data
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden
selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat
kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode,
ketidak lengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan
atau koreksi. Proses ini disebut pembersihan data atau cleaning.
38
yang akan dipelajari, dan menarik kesimpulan sehingga mudah dipahami
oleh diri sendiri maupun orang lain. Berikut cara menganalisis data :
4.10.1 Analisis Univariat
Analisis data ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan
persentase dari tiap variabel yaitu Status Ekonomi dan kejadian ibu
hamil KEK.
Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan untuk melihat
distribusi frekuensi baik dari variabel independen maupun variabel
dependen. Tujuan analisa ini adalah untuk mencari distribusi
frekuensi dan presentase hasil dari masing–masing varibel. Analisa
dalam perhitungan ini menggunakan komputerisasi.
4.10.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel untuk
mengetahui adanya hubungan antara variabel bebas dan variable
terikat. Dari data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan
teknik statistik yaitu uji korelasi Chi Square dengan tingkat
kepercayaan 95% (α = 0,05). Selain diketahui ada atau tidaknya
hubungan antara variabel, dalam uji korelasi ini juga akan diketahui
kekuatan korelasi (r) dan diketahui juga arah korelasi yaitu positif
(+) atau negatif (-). Dikatakan ada hubungan yang bermakna jika
nilai p ≤ 0,05 dan tidak ada hubungan yang bermakna antara kedua
variabel jika p > 0,05 (Notoatmodjo, 2014).
39
4.11 Etika Penelitian
Dalam melakukan proposal penelitian ini, peneliti menggunakan uji
etik oleh komite etik penelitian kesehatan Stikes Hafshawaty Pesantren
Zainul Hasan, dengan menerapkan 7 prinsip kode etik sbb :
4.11.1 Nilai sosial
Nilai Sosial mengacu pada pentingnya informasi yang akan
dihasilakan oleh peneliti. Informasi dapat menjadi penting karena
relevensi langsung yang bermakna untuk memahami atau intervensi
pada masalah kesehatan atau karena pentingnya kontribusi untuk
mempromosikan kesehatan individu atau masyarakat.
4.11.2 Nilai Ilmiah
Persyaratan nilai ilmiah berlaku untuk semua penelitian yang
berhubungan dengan kesehatan dengan manusia, terlepas dari
sumber pendanaan atau tingkat resiko kepada peserta. Hal ini karena
beragam pemangku kepentingan (pasien, dokter, peneliti, pembuat
kebijakan, sponsor industri, dll) bergantung pada hasil untuk
membuat keputusan yang memiliki konsekwensi penting bagi
kesehatan individu dan masyarakat.
4.11.3 Nilai Manfaat Resiko
Penelitian harus lebih banyak manfaatnya daripada resiko yang
di dapat baik untuk peneliti maupun responden.
4.11.4 Anonymity
Merupakan etika penelitian dimana penelitian tidak
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur tetapi hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data. Kode yang
digunakan berupa nomor responden (angka Arab).
4.11.5 Informed Concent
Subyek yang akan diteliti sebelumnya diberitahu tentang
maksud, tujuan, manfaat, dan dampak dari tindakan yang dilakukan.
40
4.11.6 Confidentiality
Kerahasiaan informasi yang dikumpulkan dari subjek dijamin
oleh peneliti, seluruh informasi akan digunakan untuk kepentingan
penelitian dan hanya kelompok tertentu saja yang disajikan atau
dilaporkan sebagai hasil penelitian
4.11.7 Nilai bujukan / Indusment
Penelitian ini menerapkan bujukan atau insentif pada calon
subjek untuk ikut berpartisipasi seperti uang, hadiah, layanan gratis,
atau yang lainnya. Rencana dan prosedur dan orang yang
bertanggung jawab untuk menginformasikan bahaya atau
keuntungan peserta, atau tentang riset lain tentang topik yang sama,
yang bisa mempengaruhi keberlangsungan keterlibatan subjek dalam
penelitian.
41
BAB 5
Pada bab ini akan disajikan hasil pengumpulan data dan analisa data.
Hasil pengumpulan data dan analisa data akan disajikan dalam bentuk data
umum dan data khusus.
42
5.1.2 Karakteristik Subjek Responden
43
Tabel 5.1: Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Usia di
Wilayah Kerja Puskesmas Gucialit, Kabupaten Lumajang
Tahun 2020
1 IRT 33 91.7
2 LAIN-LAIN 3 8.3
Jumlah 36 100
(91,7%).
44
Tabel 5.3: Distribusi frekuensi Responden berdasarkan Jumlah anak di
Wilayah Kerja Puskesmas Gucialit, Kabupaten Lumajang
Tahun 2020
1 1 Anak 18 50.0
2 >=2 Anak 18 50.0
Jumlah 36 100
1 Petani 7 19.4
2 Pedagang 4 11.1
3 LAIN-LAIN 25 69.4
Jumlah 36 100
45
5.2.1.2 Data Khusus
1 Rendah 26 72.2
2 Tinggi 10 27.8
Jumlah 36 100
Jumlah 36 100
46
c) Tabulasi Silang
47
Chi-Square Tests
Asymp.
Sig. (2- Exact Sig. Exact Sig.
Value df sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 36.000a 1 .000
Continuity
31.188 1 .000
Correctionb
Likelihood Ratio 42.541 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
35.000 1 .000
Association
N of Valid Casesb 36
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 2,78.
b. Computed only for a 2x2 table
48
5.2.2 Analisis Bivariat
Hasil uji chi-square nilai P sebesar 0,000 dengan α=0,05 antara variabel
tersebut kurang dari taraf signifikan yang digunakan yaitu p=0,05, sehingga
49
BAB 6
PEMBAHASAN
50
6.2 Identifikasi Ibu Hamil KEKdi Wilayah Kerja Puskesmas Gucialit
Berdasarkan tabel 5.6 diperoleh bahwa sebagian besar responden
adalah ibu hamil KEK sebanyak 26 orang (72,2%). Hal ini memberikan
gambaran bahwa kejadian KEK masih cukup tinggi, dan salah satunya bisa
disebabkan karena factor ekonomi keluarga dan pola konsumsi dalam
keluarga.
Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan kondisi yang
disebabkan karena adanya ketidak seimbangan asupan gizi antara energi dan
protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Ibu hamil
yang mengalami KEK mempunyai resiko perdarahan saat melahirkan atau
resiko melahirkan premature dan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR).
Pola konsumsi menurut beberapa pakar yaitu cara pemenuhan kebutuhan zat
gizi yang diperoleh dari makanan yang digunakan sebagai bahan energi
tubuh.
Pola konsumsi adalah susunan jenis dan jumlah makanan yang
dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu (Baliwati,
2009). Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan.
Kualitas hidangan menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan
tubuh didalam susunan hidangan dan perbandingannya yang satu dengan
yang lain.
51
sehingga H1 diterima H0 ditolak yang berarti ada hubungan antara status
ekonomi dengan kejadian ibu hamil KEK di wilayah kerja Puskesmas
Gucialit. Hipotesis dalam penelitian ini diterima dan terbukti secara statistic.
Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang
adalah tingkat keadaan ekonomi, dalam hal ini adalah daya beli keluarga.
Keluarga yang memiliki pendapatan kurang, berpengaruh terhadap daya beli
keluarga tersebut. Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan
antara lain tergantung pada besar kecilnya pandapatan keluarga, harga
bahan makanan itu sendiri, serta tingkat pengelolaan sumber daya lahan dan
pekarangan (Stephanie dan Kartikasari, 2016).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Stephanie dan Kartikasari (2016)
menyebutkan bahwa sebagian besar responden yang berpendapatan di atas
UMR tidak mengalami KEK, hanya terdapat 2 orang responden (6,9%)
yang berpendapatan di atas UMR mengalami KEK. Responden yang
berpendapatan di bawah UMR terdapat 5 orang (10,6%) yang mengalami
KEK. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Oktavia
dan Patonah (2010), yang menyatakan bahwa ada hubungan antara status
ekonomi dengan kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil
di Kecamatan Ngambon Kabupaten Bojonegoro.
Kesimpulan dari penelitian di atas yaitu status ekonomi dapat
mempengaruhi risiko KEK pada ibu hamil.
52
BAB 7
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
1. Status Ekonomi ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Gucialit,
Kabupaten Lumajang Tahun 2020 sebagian besar responden berstatus
ekonomi rendah yaitu sebanyak 26 orang (72,2%).
2. Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Gucialit, Kabupaten Lumajang
Tahun 2020 sebagian besar responden adalah ibu hamil yang KEK
sebanyak 26 orang (72,2%).
3. Ada hubungan antara status ekonomi dengan kejadian ibu hamil KEK di
Wilayah Kerja Puskesmas Gucialit, Kabupaten Lumajang tahun 2020
7.2 Saran
7.2.1 Bagi institusi pendidikan
Institusi pendidikan sebagai pencetak SDM serta sebagai lembaga
yang telah banyak memberikan informasi tentang kesehatan khususnya
tentang pendidikan kesehatan, namun dengan berkembangnya zaman
menyebabkan kebutuhan masyarakat akan informasi kesehatan harus
terus ditingkatkan. Oleh karena itu diharapkan pihak institusi untuk
berupaya secara terus menerus memberikan informasi yang terbaik bagi
perkembangan kesehatan terutama yang berkaitan dengan kehamilan,
khusunya tentang status gizi ibu hamil.
7.2.2 Bagi profesi kebidanan
Bagi tenaga kesehatan diharapkan mampu melakukan pemantauan
guna mengetahui perkembangan dan masalah-masalah ibu hamil,
apalagi di masa pandemi ini.
53
7.2.3 Bagi lahan penelitian
Pihak Puskesmas Gucialit diharapkan untuk lebih meningkatkan
pemantauan terhadap ibu hamil baik yang memeriksakan ke puskesmas
maupun yang memeriksakan di fasilitas pelayanan kesahatan lain
sehingga dapat di lakukan kerja sama antara profesi dari satu instansi ke
instansi lain.
7.2.4 Bagi responden
Ibu hamil dan keluarga diharapkan mampu memperbaiki pola
makan yang baik dan dengan ditopang dengan pengetahuan dan akses
informasi yang memadai sehingga dapat mencegah serta
menanggulangi terjadinya kekurangan gizi pada ibu hamil yang
disebabkan faktor ekonomi.
7.2.5 Bagi peneliti
Dapat menerapkan metodologi penelitian serta memahami hasil
penelitian tentang status ekonomi dan kejadian ibu hamil KEK
diwilayah tempat penelitian.
7.2.6 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian serupa, diharapkan
mampu menyempurnakan kekurangan dari penelitian ini dan bisa
dilakukan penelitian yang lebih lengkap oleh peneliti yang akan datang.
54
DAFTAR PUSTAKA
Achadi. 2010. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Departemen Gizi dan Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia (UI). Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Achadi. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Amelia Rezky, 2009. Jurnal Penelitian hubungan Status ekonomi dan asupan zat
gizi terhadap status gizi anak usia sekolah di SD Inpres Perumnas Antang
II/I Kelurahan Manggala Kecamatan Manggala Kota Makassar.
Arisman, MB.Dr. 2010. Gizi dalam Daur Kehidupan Edisi 2. Jakarta : EGC
Arisman M. B. 2004 (a). Gizi Dalam Daur Kehidupan. Gizi Wanita Hamil.
Cetakan I, Jakarta : EGC, 2004. 2-28.
Arisman M. B. 2004 (a). Gizi Dalam Daur Kehidupan. Gizi Remaja. Cetakan I,
Jakarta : EGC, 2004. 62-72.
Arisman M. B. 2004 (a). Gizi Dalam Daur Kehidupan. Cetakan I, Jakarta : EGC,
2004. 147-72.
Baliwati, Y.F, Khomsan, A, Dwiriani, M.C. (2009). Pengantar pangan dan Gizi.
Jakarta : Swadaya
Fikawati S, Syafiq A, Karina K. Gizi Ibu dan Bayi. Jakarta : PT Raja Grafindo.
Persada 2015. P. 53-117
55
Helena, 2013. Gambaran Pengetahuan Gizi Ibu Hamil Trimester Pertama dan
Pola Makan dalam pemenuhan Gizi. www.repository.usu.ac.id Di akses 15
februari 2020
https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-4791408/umk-jatim-2020-disahkan-
terendah-rp-19-juta-tertinggi-rp-42-juta di akses pada tanggal 8-4-2020
Pangemanan, D., Laoh J., Goni A. 2013. Jurnal Penelitian Hubungan Dan Sikap
Ibu Hamil Dengan Status Gizi Selama Kehamilan Di Puskesmas Bahu Kota
Manado.
56
Sianturi G. 2002. Perbaiki Gizi Seccara Bersama. (http://www.gizi.net?cgi-
bin/berita/fullnews.cgi?newsid1019016106,75781, diakses 15 februari
2020)
Waluya, Bagja (2007). Sosiologi. Bandung: PT Setia Purna Inves. hlm. 85-86
57
Lampiran 1
Uraian Kegiatan
Survey
pendahuluan
Menyusun Bab
1,2,3,4
Ujian proposal
skripsi
Mengumpulkan
hasil refisi naskah
proposal skripsi
Penelitian
Menyusun Bab
5,6,7
Ujian Skripsi
Mengumpulkan
hasil refisi naskah
skripsi
Menyusun artikel
ilmiah
Publikasi
Penelitian
58
Lampiran 2
59
Lampiran 3
60
Lampiran 4
61
Lampiran 5
62
Lampiran 6
PENGANTAR KUESIONER
Judul Penelitian : Hubungan Status Ekonomi dengan kejadian ibu hamil KEK
(Kurang Energi Kronis) diwilayah kerja puskesmas gucialit.
2) Sri Wahyuningsih.,SST.M.Kes
Saya berkeyakinan bahwa penelitian ini memberi manfaat yang luas, baik
bagi institusi, mahasiswa maupun masyarakat pada umumnya. Apabila saudara
bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian saya, silahkan
menandatangani persetujuan untuk menjadi obyek penelitian.
Mengetahui,
Pembimbing I Peneliti
63
Lampiran 7
Saya telah mendapat penjelasan dengan baik mengenai tujuan dan manfaat
penelitian yang berjudul “Hubungan Status Ekonomi dengan Kejadian Ibu Hamil
KEK (Kurang Energi Kronis) diwilayah Kerja Puskesmas Gucialit”.
Saya mengerti bahwa saya akan diminta untuk mengisi kuosioner dan
menjawab pertanyaan tentang perasaan dan harapan saya, yang membutuhkan
waktu 5 menit. Saya mengerti bahwa resiko yang akan terjadi pada penelitian ini
tidak ada. Apabila ada pertanyaan yang memberikan respon emosional maka
penelitian akan dihentikan, dan peneliti akan memberi dukungan.
Saya mengerti bahwa catatan mengenai data penelitian akan dirahasiakan,
dan kerahasiaan ini akan dijamin. Informasi mengenai identitas saya tidak akan
ditulis pada instrumen penelitian dan akan disimpan dengan sebaik-baiknya.Saya
mengerti bahwa saya berhak menolak untuk berperan serta dalam penelitian ini
atau mengundurkan diri dari penelitian ini setiap saat tanpa adanya sanksi atau
kehilangan hak-hak saya.
Saya telah diberi kesempatan untuk bertanya mengenai penelitian ini atau
mengenai peran serta saya dalam penelitian dan telah mendapatkan keterangan
dari peneliti dengan memuaskan. Saya secara sukarela dan sadar bersedia menjadi
responden penelitian dengan menandatangani Surat persetujuan menjadi
responden penelitian.
(............................)
64
Lampiran 8
NIM : 15301.11.19057
Prodi : D – IV Kebidanan
Mengetahui,
65
Lampiran 9
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN STATUS EKONOMI DENGAN KEJADIAN IBU HAMIL
KEK (Kurang Energi Kronis) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
GUCIALIT
Nomor Sampel :
Tanggal Wawancara :
I. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama Responden :
2. Tanggal Lahir/ Umur :
3. Alamat :
4. Agama :( ) 1. Islam
( ) 2. Kristen
( ) 3. Hindu
( ) 4. Budha
( ) 5. Lain-lain
5. Pendidikan Formal :( ) 1. SD/Tidak Sekolah (Tamat/Tidak Tamat)
( ) 2. SLTP/Sederajat (Tamat/Tidak Tamat)
( ) 3. SLTA/Sederajat (Tamat/Tidak Tamat)
( ) 4. Akademi/PT (Tamat/Tidak Tamat)
6. Pekerjaan :( ) 1. Bekerja :
( ) 2. Tidak Bekerja
7. Lingkar Lengan Atas :
8. Usia Kehamilan :
9. Punya anak berapa? :
10. Berapa anak yang masih sekolah? :
11. Apakah ibu setiap hari belanja kebutuhan pokok? :
Jika ya, berapa biaya belanja setiap harinya? :
12. Berapa uang jajan anak ibu setiap harinya? :
66
13. Berapa biaya listrik dirumah ibu yg harus dibayar
setiap bulannya? :
14. Apakah setiap bulan, ibu dan suami ada cicilan
atau arisan yang harus dibayar? :
15. Apakah ibu dan suami menabung setiap bulan?
Jika ya, berapa jumlahnya? :
Catatan : *) Lain2 : Hasil tambahan tidak tetap seperti hasil warung, kebun,
ternak, dan lain-lain.
67
Lampiran 10
REKAPITULASI DATA
A. DATA UMUM
PEKERJAAN
UMUR KODE IBU KODE
NO NAMA IBU
1 IRT 2
1 P 20
1 IRT 2
2 S 19
2 IRT 2
3 E 21
3 IRT 2
4 S 34
3 IRT 2
5 F 33
1 IRT 2
6 U 18
2 IRT 2
7 M 22
2 PEDAGANG 4
8 R 28
3 GURU PAUD 4
9 A 31
2 IRT 2
10 I 27
2 IRT 2
11 S 25
3 IRT 2
12 T 33
2 IRT 2
13 Y 30
1 IRT 2
14 S 19
1 IRT 2
15 S 20
2 IRT 2
16 A 29
3 IRT 2
17 M 34
2 IRT 2
18 S 23
68
2 IRT 2
19 I 22
2 IRT 2
20 B 30
1 IRT 2
21 R 18
2 IRT 2
22 E 21
3 IRT 2
23 S 33
2 IRT 2
24 D 23
1 IRT 2
25 M 19
3 IRT 2
26 K 32
2 IRT 2
27 S 28
2 IRT 2
28 H 28
2 IRT 2
29 Y 21
3 PEDAGANG 4
30 P 34
1 IRT 2
31 S 20
1 IRT 2
32 R 18
3 IRT 2
33 Y 33
2 IRT 2
34 W 30
2 IRT 2
35 M 29
2 IRT 2
36 C 23
69
2 2 PETANI 1
3 2 SWASTA 4
2 2 SERABUTAN 4
2 2 PEDAGANG 2
3 2 SERABUTAN 4
2 2 SERABUTAN 4
1 1 PEDAGANG 2
1 1 SERABUTAN 4
2 2 SERABUTAN 4
2 2 PETANI 1
1 1 SERABUTAN 4
1 1 PETANI 1
2 2 SERABUTAN 4
1 1 SERABUTAN 4
1 1 SERABUTAN 4
2 2 PETANI 1
1 1 SERABUTAN 4
1 1 SERABUTAN 4
3 2 SERABUTAN 4
2 2 PEDAGANG 2
1 1 SERABUTAN 4
1 1 SERABUTAN 4
3 2 PEDAGANG 2
1 1 SERABUTAN 4
1 1 SERABUTAN 4
2 2 PETANI 1
2 2 PETANI 1
2 2 SERABUTAN 4
1 1 SERABUTAN 4
B. `DATA KHUSUS
STATUS
EKONOMI KODE IBU HAMIL KEK KODE
RENDAH 1 KEK 1
RENDAH 1 KEK 1
RENDAH 1 KEK 1
TINGGI 2 TDK KEK 2
RENDAH 1 KEK 1
70
RENDAH 1 KEK 1
RENDAH 1 KEK 1
TINGGI 2 TDK KEK 2
TINGGI 2 TDK KEK 2
RENDAH 1 KEK 1
TINGGI 2 TDK KEK 2
RENDAH 1 KEK 1
RENDAH 1 KEK 1
RENDAH 1 KEK 1
RENDAH 1 KEK 1
RENDAH 1 KEK 1
TINGGI 2 TDK KEK 2
RENDAH 1 KEK 1
TINGGI 2 TDK KEK 2
RENDAH 1 KEK 1
RENDAH 1 KEK 1
RENDAH 1 KEK 1
TINGGI 2 TDK KEK 2
RENDAH 1 KEK 1
RENDAH 1 KEK 1
RENDAH 1 KEK 1
RENDAH 1 KEK 1
RENDAH 1 KEK 1
RENDAH 1 KEK 1
TINGGI 2 TDK KEK 2
RENDAH 1 KEK 1
RENDAH 1 KEK 1
TINGGI 2 TDK KEK 2
TINGGI 2 TDK KEK 2
RENDAH 1 KEK 1
RENDAH 1 KEK 1
71
Lampiran 11
A. TABEL FREQUENSI
UMUR
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
PEKERJAANIBU
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
JMLANAK
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
72
PEKERJAANSUAMI
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
EKONOMI
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
IBUHAMIL
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
B. CROSSTABULATION
Cases
EKONOMI *
36 100.0% 0 .0% 36 100.0%
IBUHAMIL
73
EKONOMI * IBUHAMIL Crosstabulation
IBUHAMIL
Tidak KEK
Kek <23,5 cm >23,5 cm Total
Tinggi Count 0 10 10
Total Count 26 10 36
Chi-Square Tests
Linear-by-Linear
35.000 1 .000
Association
N of Valid Casesb 36
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,78.
74
Lampiran 12
LEMBAR KONSULTASI
Nim : 15301.11.19057
Judul Skripsi : Hubungan Status Ekonomi Dengan Kejadian Ibu Hamil KEK
(Kurang Energi Kronis) di wilayah kerja puskesmas gucialit.
1 15-2-2020
Judul - Acc judul
2 22-2-2020
Revisi Latar Belakang
I
dengan IJKS
- Tambahkan Teori
5 21-3-2020
Perjelas Variabelnya di
IV
BAB IV
6 28-3-2020
Sebutkan analisa data yang
di bab 4
75
LEMBAR KONSULTASI
Nim : 15301.11.19057
Judul Skripsi : Hubungan Status Ekonomi Dengan Kejadian Ibu Hamil KEK
(Kurang Energi Kronis) di wilayah kerja puskesmas gucialit.
1 21-8-2020
BAB 5 - Revisi bab 5
2 22-8-2020
BAB 6 - Revisi bab 6
- Perbaiki penulisan
BAB 1-7 sesuaikan pedoman,
kata-kata proposal
dirubah skripsi
6 28-8-2020
ACC dan lanjut daftar
sidang skripsi
76
Lampiran 13
LEMBAR KONSULTASI
Nim : 15301.11.19057
Judul Skripsi : Hubungan Status Ekonomi Dengan Kejadian Ibu Hamil KEK
(Kurang Energi Kronis) di wilayah kerja puskesmas gucialit.
3 25/2/2020 I Revisi
4 15/3/2020 II ACC
operasional
77
LEMBAR KONSULTASI
Nim : 15301.11.19057
Judul Skripsi : Hubungan Status Ekonomi Dengan Kejadian Ibu Hamil KEK
(Kurang Energi Kronis) di wilayah kerja puskesmas gucialit.
menyatakan P=0,000
pembahasan
siding skripsi
78
Lampiran 14
Nim : 15301.11.19057
Judul Skripsi : Hubungan Status Ekonomi Dengan Kejadian Ibu Hamil KEK
(Kurang Energi Kronis) di wilayah kerja puskesmas gucialit.
Mengetahui, Penguji I
79
BERITA ACARA REVISI
Nim : 15301.11.19057
Judul Skripsi : Hubungan Status Ekonomi Dengan Kejadian Ibu Hamil KEK
(Kurang Energi Kronis) di wilayah kerja puskesmas gucialit.
Mengetahui, Penguji I
80
Lampiran 15
Nim : 15301.11.19057
Judul Skripsi : Hubungan Status Ekonomi Dengan Kejadian Ibu Hamil KEK
(Kurang Energi Kronis) di wilayah kerja puskesmas gucialit.
Mengetahui, Penguji II
81
BERITA ACARA REVISI
Nim : 15301.11.19057
Judul Skripsi : Hubungan Status Ekonomi Dengan Kejadian Ibu Hamil KEK
(Kurang Energi Kronis) di wilayah kerja puskesmas gucialit.
Mengetahui, Penguji II
82
Lampiran 16
Nim : 15301.11.19057
Judul Skripsi : Hubungan Status Ekonomi Dengan Kejadian Ibu Hamil KEK
(Kurang Energi Kronis) di wilayah kerja puskesmas gucialit.
83
BERITA ACARA REVISI
Nim : 15301.11.19057
Judul Skripsi : Hubungan Status Ekonomi Dengan Kejadian Ibu Hamil KEK
(Kurang Energi Kronis) di wilayah kerja puskesmas gucialit.
84
5 10-9-2020 Bab 6 pembahasan Sudah direvisi seseuai
diusahakan telah berisi arahan penguji 3
fakta, teori dan opini
6 10-9-2020 Bab 7 saran diharapkan Sudah direvisi seseuai
kekurangan dari arahan penguji 3
penelitian dianjurkan
bisa dilaksanakan dengan
lebih lengkap peneliti
yang akan datang
85