KAK Perencanaan Jalan OK
KAK Perencanaan Jalan OK
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Detailed Engineering Design (DED) Ruas Jalan Basarang
Murung Keramat Terusan Batanjung
BAB. I U M U M 1. Latar Belakang Dinas Pekerjaan Umum adalah institusi pemerintah
yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab dalam pengembangan prasarana jalan
terutama jalan jalan yang menghubungkan daerah daerah terisolasi atau pun akses
yang sulit untuk menuju pusat perekonomian, sehingga distribusi hasil bumi dapat
dengan mudah disalurkan tanpa harus memakan biaya yang sangat mahal, pertumbuhan
penduduk dan perekonimian akan berkembang pesat seiring dengan pertambahan
prasarana jalan. Pada saat ini sarana jalan askes sangat kurang, sehingga perlu
dibangun, pembangunan/ peningkatan jalan perlu direncanakan dengan matang agar
dapat menghasil suatu perencanaan yang efisien serta ramah lingkungan. 2. Tujuan
Tujuan pekerjaan ini adalah melaksanakan pekerjaan pembuatan rencana teknik
rehabilitasi dan rekonstruksi jalan di Kabupaten Kapuas, Propinsi Kalimantan Tengah
sampai dengan penyiapan desain dan dokumen pelelangan dengan lokasi : No 1. 2. 3.
Nama Ruas Panjang Ruas ±55 Km ± 30 m
Detailed Engineering Design (DED) Ruas Jalan Basarang Murung Keramat Terusan
Batanjung
Jembatan
Lingkup pekerjaan 3.1. Melaksanakan perencanaan teknis jalan lengkap untuk rencana
pembangunan jalan, dan bangunan pelengkap jalan, termasuk penyiapan dokumen lelang.
3.2. Tahapan kegiatan yang tercakup dalam pekerjaan ini antara lain :
a. Persiapan Desain b. Survey Pendahuluan c. Survey Detail : Pengukuran Topografi
Survey Penyelidikan Tanah d. Analisa Data Lapangan e. Perencanaan Teknis dan
Penggambaran f. Pelaporan dan Penyiapan Dokumen Lelang
1
Kerangka Acuan Kerja
2
Kerangka Acuan Kerja
BAB III SURVEY PENDAHULUAN 1. Tujuan Survey Pendahuluan atau Reconnaissance Survey
adalah survey yang dilakukan pada awal pekerjaan di lokasi pekerjaan, yang
bertujuan untuk memperoleh data awal sebagai bagian penting bahan kajian kelayakan
teknis dan untuk bahan pekerjaaan selanjutnya. Survey ini diharapkan mampu
memberikan saran dan bahan pertimbangan terhadap survey detail lanjutan
diantaranya, survey topografi, survey penyelidikan tanah, survey bahan quarry,
jenis konstruksi serta metode pelaksanaan sehingga diperoleh suatu perencanaan
detail desain yang matang, semua kegiatan recon survey harus dibuatkan laporan
sebagai data awal perencanaan. 2. Lingkup Pekerjaan Survey pendahuluan merupakan
lanjutan dari hasil persiapan desain yang sudah disetujui sebagai panduan
pelaksanaan survey recon dilapangan yang meliputi kegiatan 2.1 Studi literatur Pada
tahapan ini Team harus mengumpulkan data pendukung perencanaan baik data sekunder
maupun data laporan Studi Kelayakan (FS), laporan Studi Amdal. 2.2 Koordinasi
dengan instansi terkait Team melaksanakan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi
/ unsur-unsur terkait didaerah sehubungan dengan dilaksanakanya survey pendahuluan.
2.3 Diskusi perencanaan di lapangan Team bersama sama melaksanakan survey dan
mendiskusikanya dan membuat usul perencanaan dilapangan bagian demi bagian sesuai
dengan bidang keahlianya masingmasing serta membuat sketsa dilengkapi catatan-
catatan dan kalau perlu membuat tanda dilapangan berupa patok beserta dilengkapi
foto-foto penting dan identitasnya masingmasing yang akan difinalkan dikantor
sebagai bahan penyusunan laporan setelah kembali. 2.4 Recon Survey / desain
Geometrik a. Menentukan awal proyek ( Sta. 0 + 000 ) dan akhir proyek yang tepat
untuk mendapatkan overlaping yang baik dan memenuhi syarat geometrik. Pada
peninjauan titik awal dan titik akhir pekerjaan, diwajibkan mengambil data sejauh
200 m sebelum titik awal dan 200 m setelah titik akhir pekerjaan seperti disajikan
dalam Gambar 1 berikut:
3
Kerangka Acuan Kerja
4
Kerangka Acuan Kerja
e. Membuat sket dan kalau perlu foto-foto beserta catatan-catatan khusus serta
saran saran yang sangat berguna dijadikan panduan dalam pengambilan data untuk
perencanaaan pada waktu melakukan survey detail nanti dan pengaruhnya terhadap
keamanan / kestabilan. 2.7 Recon Jembatan (jika ada) a. Mengidentifikasi kondisi
existing jembatan, dengan pengamatan secara visual atau menentukan jenis pengujian
dengan peralatan yang sesuai. b. Menentukan jenis dan metoda penanganan yang
sesuai. c. Menetapkan lokasi/posisi jembatan untuk penggantian jembatan/
pembangunan jembatan baru/duplikasi jembatan, setelah berdiskusi dengan Highway
Engineer berdasarkan pengamatan lapangan. d. Menetapkan perkiraan elevasi, jenis
dan susunan/konfigurasi bentang jembatan serta teknik pelaksanaan atau ereksinya.
e. Menetapkan jenis soil investigation yang diperlukan 2.8 Recon Survey
Penyelidikan Tanah. Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan penyelidikan
tanah adalah : a. Mengamati secara visual kondisi lapangan yang berkaitan dengan
karakteristik dan sipat tanah. b. Mengamati perkiraan lokasi sumber material
(quarry) sepanjang lokasi pekerjaan c. Memberikan rekomendasi pada Higway Enggineer
dan Bridge engineer berkaitan dengan rencana trase jalan dan rencana jembatan yang
akan dipilih. d. Melakukan pemotretan pada lokasi-lokasi khusus.(rawan longsor,
gambut, dll) e. Mencatat lokasi yang akan dlakukan pengeboran maupun lokasi untuk
test pit. f. Membuat rencana kerja untuk tim survey detail 2.9 Recon Survey Upah
dan Harga Satuan. Mengumpulkan harga satuan dan upah, dengan cara koordinasi dengan
instansi terkait.
5
Kerangka Acuan Kerja
1.
Tujuan Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data
koordinat dan ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan didalam
koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan skala 1:1000, yang
akan digunakan untuk perencanaan geometrik jalan.
2.
Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang patok, misalnya diatas
permukaan jalan beraspal atau diatas permukaan batu, maka titik-titik poligon dan
sipat datar ditandai dengan paku seng dilingkari cat kuning dan diberi nomor.
6
Kerangka Acuan Kerja
Pengukuran sipat datar harus mencakup semua titik pengukuran (poligon, sipat
datar, dan potongan melintang) dan titik BM. Rambu-rambu ukur yang dipakai harus
dalam keadaan baik, berskala benar, jelas dan sama. Pada setiap pengukuran sipat
datar harus dilakukan pembacaan ketiga benangnya, yaitu Benang Atas (BA), Benang
Tengah (BT), dan Benang Bawah (BB), dalam satuan milimiter. Pada setiap pembacaan
harus dipenuhi: 2 BT = BA + BB. Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus
dalam jumlah slag (pengamatan) yang genap. 2.4. Pengukuran situasi Pengukuran
situasi dilakukan dengan sistem tachimetri, yang mencakup semua obyek yang dibentuk
oleh alam maupun manusia yang ada disepanjang jalur pengukuran, seperti alur,
sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung dan sebagainya. Dalam pengambilan data
agar diperhatikan keseragaman penyebaran dan kerapatan titik yang cukup sehingga
dihasilkan gambar situasi yang benar. Pada lokasi-lokasi khusus (misalnya: sungai,
persimpangan dengan jalan yang sudah ada) pengukuran harus dilakukan dengan tingkat
kerapatan yang lebih tinggi. Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat
theodolit. 2.5. Pengukuran Penampang Melintang. Pengukuran penampang melintang
harus dilakukan dengan persyaratan: Lebar koridor, Interval, Interval, (m) Kondisi
(m) (m) Jembatan/ Jalan baru Longsoran - Datar, landai, dan lurus 75 + 75 50 25 -
Pegunungan 75 + 75 25 25 - Tikungan 50 (luar) + 100 25 25 (dalam) Untuk pengukuran
penampang melintang harus digunakan alat theodolit. a. Persyaratan 3.1. Pemeriksaan
dan koreksi alat ukur. Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan
digunakan harus diperiksa dan dikoreksi sebagai berikut: a. Pemeriksaaan theodolit:
Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung. Sumbu II tegak
lurus sumbu I. Garis bidik tegak lurus sumbu II Kesalahan kolimasi horizontal =
0. Kesalahan indeks vertikal = 0. b. Pemeriksaan alat sipat datar: Sumbu I
vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung. Garis bidik harus sejajar
dengan garis arah nivo. Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan
dilampirkan dalam laporan. 3.2. Ketelitian dalam pengukuran Ketelitian untuk
pengukuran poligon adalah sebagai berikut : a. Kesalahan sudut yang diperbolehkan
adalah 10” kali akar jumlah titik polygon dari pengamatan matahari pertama dan
kedua b. Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5”.
7
Kerangka Acuan Kerja
8
Kerangka Acuan Kerja
BAB VII
SURVEY PENYELIDIKAN TANAH 1. Tujuan Survey Kondisi Perkerasan Jalan ini bertujuan
untuk mengetahui kondisi perkerasan yang meliputi daya dukung tanah dasar dan
susunan/lapisan perkerasan. 2. Lingkup pekerjaan 2.1. Pemeriksaan Daya Dukung Tanah
Dasar dengan Penetrometer) alat DCP (Dynamic Cone
9
Kerangka Acuan Kerja
BAB XI PERENCANAAN TEKNIS 1 Tujuan Tujuan dari perencanan teknis ini adalah untuk
merencanakan baik geometrik, perkerasan, jembatan, struktur bangunan
pelengkap,lansekap, sampai dengan penyiapan dokumen pelelangan, sehingga
menghasilkan suatu perencanaan yang sempurna, ekonomis, serta ramah terhadap
lingkungan. 2 Lingkup pekerjaan Ruang lingkup pekerjaan yang tercakup dalam
kegiatan ini : a. Merencanakan geometrik jalan dengan memperhatikan stabilitas
lereng. b. Merencanakan jenis serta tebal perkerasan. c. Merencanakan bangunan
pelengkap dan pengaman jalan. d. Merencanakan lansekap jalan. e. Menyiapkan dokumen
lelang. 3 Persyaratan 3.1 Perencanaan Geometrik a. Standar Standar geometrik jalan
yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan
Antar Kota / Kabupaten No. 038/T/BM/1997 dan Standar Perencanaan Geometrik Untuk
Jalan Perkotaan / Kabupaten (Bina Marga Maret 1992). b. Perencanaan Drainase Dalam
perencanaan drainase harus mengacu pada Standar Perencanaan Drainase Permukaan
Jalan SNI No. 03 – 3424 – 1994. c. Keselamatan Lalu-lintas Dalam perencanaan harus
dipertimbangkan aspek keselamatan pengguna jalan, baik selama pelaksanaan pekerjaan
maupun paska konstruksi. Perencana harus menjamin bahwa semua elemen yang
direncanakan memenuhi persyaratan desain yang ditetapkan dan sesuai dengan kondisi
lingkungan setempat. d. Perangkat Lunak Perencanaan. Dalam melaksanakan perencanaan
bisa manual atau dengan menggunakan perangkat lunak yang kompatibel seperti
perangkat lunak MOSS atau AD-CAD. 3.2 Stabilitas Lereng Perhitungan stabilitas
lereng dilakukan guna memberikan informasi tentang berapa tinggi maksimum dan
kemiringan lereng desain galian yang aman dari keruntuhan. Perhitungan stabilitas
lereng diperoleh dari beberapa parameter tentang sifat fisik tanah setempat yang
diperoleh dari contoh tabung (undisturbed sample) beberapa dari test triaxial atau
direct shear. Parameter yang dihasilkan dari percobaan ini, yaitu C = kohesi tanah,
= sudut geser tanah dan w = berat isi tanah . Perhitungan angka keamanan lereng
(sudut lereng dan tinggi maksimum yang aman ) dilakukan dengan menggunakan rumus
dan Grafik Taylor. Salah satu contoh rumus yang dapat digunakan adalah :
C Fk = Na x w x H
10
Kerangka Acuan Kerja
Dimana :
Na = Angka Stabilitas Taylor C = Kohesi tanah (Ton/m2) H = Tinggi lapisan tanah (m)
w = Berat isi tanah basah (Ton/m3) Fk = Faktor keamanan ( FK > 1,251
lereng aman )
Angka Stabilitas (Na) didapat dengan memplot nilai sudut geser dalam tanah ( )
dengan sudut lereng desain () kedalam grafik Taylor (terlampir). Faktor lereng (F)
digunakan asumsi : FK > 1,251 lereng aman FK = 1,251 lereng dalam keseimbangan FK <
1,251 lereng tidak aman 3.3 Stabilitas badan jalan Kondisi stabilitas badan jalan
diidentifikasi dari gejala struktur geologi yang ada, jenis dan karekteristik
batuan, dan kondisi lereng. Pengkajian stabilitas badan jalan harus mencakup 3
(tiga) hal, yaitu gerakan tanah atau longsoran yang sudah ada di lapangan,
perkiraan longsoran yang mungkin terjadi (hasil analisis) akibat jenis, arah dan
struktur lapisan batuan, dan longsoran yang dapat terjadi akibat pembangunan jalan.
Untuk ketiga hal diatas harus diidentifikasi jenis gerakan, faktor penyebabnya, dan
usaha-usaha penanggulangannya. 3.4 Perencanaan Perkerasan a. Standar Rujukan yang
dipakai untuk perhitungan kontruksi perkerasan jalan dalam pekerjaan ini adalah: 1)
Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metoda Analisa
Komponen (SKBI-2.3.26.1987, UDC: 625.73 (02) 2) “A guide to the structural design
of bitumen-surfaced roads in tropical and subtropical countries”, Overseas Road
Note 31, Overseas Centre, TRL, 1993. 3) AASHTO Guide for Design of Pavement
Structures 1993. 4) Ausroads Pavement Design 2000 5) Modulas Elastisitas b.
Analisis Lalu-lintas Tim harus melakukan analisis data lalu-lintas (LHR yang
dikonversi kedalam nilai ESA) untuk penetapan konstruksi yang akan dipakai. c.
Pemilihan Jenis Bahan Material Tim harus mengutamakan penggunaan bahan material
setempat sesuai dengan masukan dari laporan geoteknik. Bila bahan setempat tidak
dapat digunakan langsung sebagai bahan konstruksi, maka Tim harus mengusulkan
usaha-usaha peningkatan sifat-sifat teknis bahan sehingga dapat dipakai sebagai
bahan konstruksi . 3.5 Perencanaan bangunan pelengkap dan pengaman jalan Salah satu
rujukan yang dipakai untuk perencanaan bangunan pelengkap dan pengaman jalan dalam
pekerjaan ini adalah : a. Pedoman Pemasangan Rambu dan Marka Jalan Perkotaan Undang
– Undang Lalulintas No.14 Tahun 1992. b. Standar Box Culvert (Bipran 1992) c.
Gambar Standar Pekerjaan Jalan dan Jembatan (Subdit PSP 2002)
11
Kerangka Acuan Kerja
12
Kerangka Acuan Kerja
13
Kerangka Acuan Kerja
BAB XIII PELAPORAN 1. Tujuan Kegiatan ini bertujuan untuk melengkapi data
perencanaan serta sebagai bahan pelaksanaan, setiap tenaga ahli diwajibkan untuk
membuat laporan secara detail dan lengkap 2. Laporan Pendahuluan Laporan yang harus
dibuat: 2.1. Laporan Administrasi antara lain: a. Laporan Pendahuluan (Survey
Pendahuluan). Laporan dibuat selengkap-lengkapnya yang berisi seluruh kegiatan pada
survey pendahuluan yang memuat : 1) Foto dokumentasi 2) Data lapangan sebagai bahan
untuk survey berikutnya 3) Analisa bahan perencanaan
4) Laporan teknis
b. Laporan Bulanan Berupa ringkasan dari kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan
setiap bulan, total kemajuan kegiatan, dan keterlambatan yang terjadi serta sebab-
sebabnya. Selanjutnya juga memberikan saran-saran untuk mengatasinya dan tindakan-
tindakan yang telah dilakukan untuk mengatasi keadaan tersebut diatas. Juga
termasuk semua kajian ulang yang diperlukan dan rencana kerja bulan berikutnya. c.
Laporan Akhir (Final Report) Berupa rangkuman kegiatan yang telah dilakukan, berisi
uraian pelaksanaan survey pendahuluan, pengolahan data, perhitungan perencanaan
beserta rumus-rumus dan asumsi yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. 2.2.
Laporan Teknis yang dihasilkan a. Laporan perencanaan Laporan perencanaan ini
dipisahkan berdasarkan paket pekerjaan masing-masing laporan berisi: Daftar isi
Peta lokasi proyek Daftar bangunan pelengkap Uraian yang berisi data
perencanaan beserta perhitungan struktur bangunan bawah beserta pondasinya,
Drainase, jalan dan lain-lain. Gambar rencana yang dibuat di atas kertas kalkir
ukuran A1, untuk kemudian diperkecil menjadi A3. b. Laporan Topografi Laporan
topografi mencakup sekurang-kurangnya pembahasan mengenai hal-hal berikut: Data
proyek.
14
Kerangka Acuan Kerja
Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek terhadap kota
besar terdekat. Kegiatan perintisan untuk pengukuran Kegiatan pengukuran titik
kontrol horizontal Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal Kegiatan
pengukuran situasi Kegiatan pengukuran penampang melintang Kegiatan pengukuran
khusus (bila ada) Perhitungan dan penggambaran Peralatan ukur yang digunakan
berikut nilai koreksinya Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai kegiatan
pengukuran topografi termasuk kegiatan pencetakan dan pemasangan BM, pengamatan
matahari, dan semua obyek yang dianggap penting untuk keperluan perencanaan jalan
Deskripsi BM (sebagai lampiran) Data ukur hasil ploting dan negatip film harus
diserahkan c. Laporan Survey Penyelidikan Tanah Hasil penyelidikan dibuat dalam
satu laporan lengkap yang memuat : Data lapangan Perhitungan Usulan
penanganan sementara Rekomendasi d. Laporan perkiraan kuantitas dan biaya Laporan
ini berisi perkiraan kuantitas dan biaya yang dihitung untuk tiap item pekerjaan
yang kemudian digabungkan sebagai kesimpulan perkiraan biaya. Laporan perkiraan
kuantitas dan biaya ini dipisahkan sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan dengan
isi sebagai berikut: Daftar isi Peta lokasi proyek Daftar bangunan
pelengkap/jembatan Perhitungan perkiraan kuantitas Analisa biaya Perkiraan
biaya e. Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik
sesuai dengan dokumen pelelangan standar.
15
Kerangka Acuan Kerja
1.
Tujuan Tujuan dibuatnya ketentuan mengenai keahlian yang diperlukan, adalah untuk
mendapatkan hasil pekerjaan perencanaan yang optimal dan sesuai dengan standar yang
berlaku di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum.
2.
Tugas dan Fungsi Tenaga Ahli 2.1 Ketua Tim (Team Leader) Tugas utama ketua tim
adalah bertanggung jawab pada hal-hal berikut: - Merencanakan, mengkoordinasi dan
mengendalikan semua kegiatan dan personil yang terlibat dalam pekerjaan ini
sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik serta mencapai hasil yang
diharapkan, - Mempersiapkan petunjuk pelaksanaan kegiatan, baik dalam tahap
pengumpulan data, pengolahan, dan penyajian akhir dari hasil keseluruhan pekerjaan.
Ahli Teknik Jalan Raya (Highway Engineer) Tugas ahli teknik jalan raya adalah
merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam pekerjaan perencanaan teknis
jalan yang mencakup pelaksanaan survey, pemilihan trase, perencanaan geometrik,
perkerasan jalan dan bangunan pelengkap yang diperlukan, serta harus menjamin bahwa
rencana jalan yang dihasilkan adalah pilihan yang paling ekonomis dan sesuai dengan
standar teknis yang ditetapkan oleh Dinas Pekerjaan Umum. Ahli Teknik Pengukuran
(Geodetic Engineer) Tugas ahli teknik pengukuran adalah merencanakan dan
melaksanakan semua kegiatan dalam pekerjaan pengukuran yang mencakup pelaksanaan
survey pengukuran, pengolahan data pengukuran, dan penggambaran data pengukuran,
serta harus menjamin bahwa gambar pengukuran yang dihasilkan adalah benar, akurat,
dan siap digunakan untuk tahap perencanaan teknis jalan dan jembatan.
2.2
2.4
2.6. Ahli Teknik Tanah dan Bahan (Soil & Material Engineer) Tugas ahli teknik tanah
dan bahan adalah merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan yang mencakup
pelaksanaan penyelidikan tanah di lapangan dan di laboratorium, pengolahan dan
analisis data tanah, dan perhitungan-perhitungan mekanika tanah, serta harus
menjamin bahwa data, analisis dan perhitungan mekanika tanah yang dihasilkan adalah
benar, akurat, siap digunakan, dapat memberikan masukan yang rinci mengenai
kondisi, sifat-sifat dan stabilitas badan jalan untuk tahap perencanaan teknis
jalan dan jembatan. 2.8. Ahli Kuantitas Tugas ahli kuantitas adalah melaksanakan
semua kegiatan yang mencakup pengumpulan data harga satuan bahan dan upah,
menyiapkan analisa harga satuan pekerjaan, membuat perhitungan kuantitas pekerjaan
jalan dan jembatan, membuat perkiraan biaya pekerjaan konstruksi, serta harus
menjamin bahwa data, perhitungan analisa harga satuan dan perhitungan kuantitas
pekerjaan yang dihasilkan adalah benar dan akurat.
16
Kerangka Acuan Kerja
3.
17