Personal Hygiene
Personal Hygiene
Corresponding author:
Winda Nurmayani M, Misroh Mulianingsih, Irwan Hadi, Rilla Ayu Suitari
nurmayani.winda81@gmail.com
Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas, Vol 3 No 2, November 2020
DOI: 10.32584/jikm.v3i2.517
e-ISSN 2621-2994
Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas, Vol 3 No 2, November 2020/ page 1-9 2
Winda Nurmayani M, Misroh Mulianingsih,Irwan Hadi, Rilla Ayu Suitari – Perilaku Remaja Putri Tentang
Personal
Hygiene Saat Menstruasi Pasca Gempa Di Dusun Lendang Bila Desa Tegal Maja Kecamatan Tanjung Kabupaten
Lombok Utara
Total 30 100,0 kategori pengetahuan baik dan 1 orang
(3,3%) kurang. Pada variabel sikap yang
mempunyai sikap tertinggi yaitu kategori
Berdasarkan tabel di atas distribusi baik sebanyak 23 orang (76,7%) dan yang
frekuensi berdasarkan pendidikan memiliki sikap terendah yaitu sikap cukup
didapatkan bahwa pendidikan tertinggi sebanyak 7 orang (23,3%). Pada variabel
yaitu PT 16 orang (53,3%) yang terendah fasilitas menunjukkan bahwa responden
SMP 2 orang (6,7%). Berdasarkan mempunyai fasilitastertinggi dalam kategori
menstruasi pertama kali didapatkan bahwa kurang sebanyak 27 orang (90,0%) dan
tertinggi yaitu umur 12 – 13 tahun (40.0%) memiliki fasilitas terendah dalam kategori
yang terendah umur 14 tahun (6,7%). baik sebanyak 1 orang (3,3%). Pada variabel
Berdasarkan umur responden didapatkan perilaku petugas kesehatan menunjukkan
bahwa umur tertinggi yaitu 21 tahun bahwa niai tertinggi ada dalam kategori
(23,3%) yang terendah umur 13-14 tahun kurang sebanyak 17 orang (56,7%) dan nilai
(3,3%). terendah ada dalam kategori baiksebanyak
5 orang (16,7%). Pada variabel perilaku
Tabel 2. personal hygiene responden mempunyai
personal hygienetertinggi yaitu dalam
Distribusi Frekuensi Variabel Pengetahuan, kategori kurang sebanyak 21 orang (70,0%)
Sikap, Fasilitas, Perilaku Petugas dan nilai terendah yaitu dalam
kategoricukup sebanyak 4 orang (13,3%).
Kesehatan, Perilaku Personal Hygiene
Presentase
No Variabel N (%)
1 Pengetahuan
B ai k 15 50,0
Cukup 14 46,7
Kurang 1 3,3
Sikap
2
Baik 23 76,7
Cukup 7 23,3
Kurang 0 0
Fasilitas
Baik 1 3,3
3 Cukup 2 6,7
Kurang 27 90,0
Perilaku Petugas Kesehatan
4 Baik 5 16,7
Cukup 8 26,6
Kurang 17 56,7
Perilaku Personal Hygiene
5 Baik 5 16,7
Cukup 4 13,3
Kurang 21 70,0
Total 30 100,0
Berdasarkan Tabel di atas hasil analisis yaitu fasilitas baik dengan perilaku personal
hubungan antara pengetahuan dengan hygene baik sebanyak 1 (100,0%). Hasil
perilaku personal hygiene saat menstruasi analisis hubungan antara perilaku petugas
diperoleh bahwa pengetahuan tertinggi kesehatan dengan perilaku personal hygiene
yaitu pengetahuan baik dengan perilaku remaja saat menstruasi diperoleh bahwa
personal hygiene kurang 11 (73,3%), dan perilaku petugas kesehatan tertinggi yaitu
terendah yaitu pengetahuan baik dengan perilaku petugas kesehatan kurang dengan
perilaku personal hygene baik sebanyak 1 perilaku personal hygiene kurang 15
(6,7%). Hasil analisis hubungan antara sikap (88,2%), dan terendah yaitu perilaku
dengan perilaku personal hygiene saat petugas kesehatan baik dengan perilaku
menstruasi diperoleh bahwa sikap tertinggi personal hygene baik sebanyak 1 (5,9%).
yaitu sikap baik dengan perilaku personal Untuk mengetahui hubungan perilaku
hygiene kurang 19 (82,6%), dan terendah petugas kesehatan dengan perilaku personal
yaitu sikap baik dengan perilaku personal hygiene saat menstruasi di dapatkan hasil
hygene baik sebanyak 1 (4,3%). Hasil nilai p value 0,002<0,1 Ha diterima berarti
analisis hubungan antara fasilitas dengan ada hubungan antara perilaku petugas
perilaku personal hygiene saat menstruasi kesehatan dengan perilaku personal hygiene
diperoleh bahwa fasillitas tertinggi yaitu saat menstruasi remaja putri di Dusun
fasilitas kurang dengan perilaku personal Lendang Bila.
hygiene kurang 21 (77,8%), dan terendah
Winda Nurmayani M, Misroh Mulianingsih,Irwan Hadi, Rilla Ayu Suitari – Perilaku Remaja Putri Tentang
Personal
Hygiene Saat Menstruasi Pasca Gempa Di Dusun Lendang Bila Desa Tegal Maja Kecamatan Tanjung Kabupaten
Lombok Utara
nilai p = 0,003 dan nilai OR = 6,693 (95% CI faktor yang mempengaruhi dalam
: 1,848-24,237) yang dapat disimpulkan pembentukan sikap yaitu tinggi
pengetahuan seseorang, dimana
pengetahuan seseorang dipengaruhi juga
Pembahasan dengan beberapa faktor yaitu umur dan
tingkat pengetahuan sesorang dimana
Berdasarkan Pengetahuan sebagian remaja putri di Dusun Lendang
Bila tertinggi memiliki umur 21 tahun dan
Pada penelitian ini menunjukkan remaja pendidikan tertinggi yaitu Perguruan Tinggi,
putri di Dusun Lendang Bila dalam kategori sehingga pengetahuan sangat berpengaruh
pengetahuan baik 15 orang (50,0%), yang bagaimana seseorang tersebut bersikap,
sejalan dengan hasil penelitian dari Ratna dimana semakin positif pengetahuan
(2017) diketahui bahwa dari 45 responden seseorang maka semakin positif pula
siswi SMAN 1 Pajangan Bantul yang sikapnya.24
mempunyai pengetahuan yang baik
terhadap personal hygiene pada saat Penelitian ini sejalan dengan penelitian
mentruasi berjumlah 34 responden (75,6%) Katarina (2017) menunjukkan bahwa sikap
dengan remaja putri usia 15-18 tahun.19 responden mengenai personal hygiene saat
menstruasi di SMP 2 Kras Kabupaten Kediri
Beberapa faktor yang mempengaruhi memiliki Sikap dalam kategori baik 50
pengetahuan seseorang yaitu faktor internal (38,5%). Menurut Green, tingkat
yaitu umur, diketahui bahwa di Dusun pengetahuan tentang personal hygiene saat
Lendang Bila remja dengan umur tertinggi menstruasi yang baik dari responden
yaitu 7 orang memiliki umur 21 tahun mempengaruhi cara responden bersikap.8,16
dimana semakin cukup umur tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan Berdasarkan Fasilitas
lebih matang dalam berfikir. Kemudian
faktor pendidikan, diketahui bahwa Berdasarkan Pada penelitian ini
pendidikan tertinggi remaja Dusun Lendang menggambarkan bahwa remaja putri Dusun
Bila yaitu PT (perguruan tinggi) dimana Lendang Bila mempunyai fasilitas kurang
semakin tinggi tingkat pendidikan sebanyak 27 orang (90,0%). Penelitian ini
seseorang maka akan semakin mudah untuk sesuai dengan penelitian Morrison (2018)
menerima informasi tentang objek atau ditemukannya fakta bahwa gadis-gadis di 3
yang berkaitan dengan pengetahuan. kabupaten di Nepal tidak bisa melakukan
Pengetahuan umumnya dapat diperoleh personal hygiene saat menstruasi
dari informasi yang disampaikan oleh orang dikarenakan ketidaktersediaan sumber air
tua, guru, dan media masa. Semakin tinggi untuk membersihkan menstruasi,
tingkat pendidikan seseorang maka akan melakukan penggantian pembalut karena
semakin mudah untuk menerima serta pembalut tidak mudah tersedia, dan sarana
mengembangkan pengetahuannya.16 sanitasi untuk membuang pembalut
sehingga sebagian besar gadis tidak
Berdasarkan Sikap melakukan personal hygiene mereka.12
Winda Nurmayani M, Misroh Mulianingsih,Irwan Hadi, Rilla Ayu Suitari – Perilaku Remaja Putri Tentang
Personal
Hygiene Saat Menstruasi Pasca Gempa Di Dusun Lendang Bila Desa Tegal Maja Kecamatan Tanjung Kabupaten
Lombok Utara
bahkan terhenti yang biasanya bisa untuk yaitu salah satunya Faktor pemungkin yang
mandi, cuci, kakus (MCK) sehingga tidak memungkinkan atau memfasilitasi perilaku
bisa dilakukan kegiatan tanpa fasilitas yang
tidak tersedia setelah kejadian gempa bumi.
Winda Nurmayani M, Misroh Mulianingsih,Irwan Hadi, Rilla Ayu Suitari – Perilaku Remaja Putri Tentang
Personal
Hygiene Saat Menstruasi Pasca Gempa Di Dusun Lendang Bila Desa Tegal Maja Kecamatan Tanjung Kabupaten
Lombok Utara
Posyandu, Rumah Sakit, fasilitas Negeri 1 Pajangan Bantul yang mempunyai
dan sarana prasarana lainnya nilai p- value sebesar
yang sudah tidak dapat 0,001< 0,05.19
beroprasi kembali setelah
kejadian gempa dikarenakan Pada penelitian ini didapatkan pengetahuan
terjadi kerusakan yang sangat tentang personal hygiene yang baik tetapi
parah sehingga tidak bisa tidak mendorong responden untuk
memenuhi kebutuhan berperilaku baik dan benar saat menstruasi
sebagaimana mestinya.16 karena banyak hal yang mempengaruhi
seseorang dalam berperilaku yaitu salah
Penelitian ini sesuai dengan satunya adalah faktor pemungkin (enabling
Morrison (2018) bahwa sebagian factors) faktor-faktor yang memungkinkan
besar hingga 50% siswi di 3 atau memfasilitasi perilaku atau tindakan
kabupaten di Nepal melakukan yang dimaksud dengan faktor pemungkin
perilaku personal hygiene kurang
dikarenakan ketidaktersediaan
air, fasilitas toilet, perlengkapan
menstruasi dan sanitasi yang
layak untuk melakukan personal
hygiene.12
Winda Nurmayani M, Misroh Mulianingsih,Irwan Hadi, Rilla Ayu Suitari – Perilaku Remaja Putri Tentang
Personal
Hygiene Saat Menstruasi Pasca Gempa Di Dusun Lendang Bila Desa Tegal Maja Kecamatan Tanjung Kabupaten
Lombok Utara
untuk terjadinya perilaku kesehatan seperti remaja putri di Dusun Lendang Bila mempunyai
tidak adanya sumber air bersih, tidak ada personal
kamar mandi yang layak, dan fasilitas fisik
seperti alat-alat atau bahan untuk
melakukan personal hygiene saat
menstruasi dia akibatkan karena setelah
gempa semua fasilitas yang ada sudah tidak
bisa berfungsi kembali.
Winda Nurmayani M, Misroh Mulianingsih,Irwan Hadi, Rilla Ayu Suitari – Perilaku Remaja Putri Tentang
Personal
Hygiene Saat Menstruasi Pasca Gempa Di Dusun Lendang Bila Desa Tegal Maja Kecamatan Tanjung Kabupaten
Lombok Utara
dikarenakan pada saat pasca ini dikarenakan ketidaktersediaan sarana
gempa di wilayah tersebut dan fasilitas setelah gempa yang hakekatnya
kesulitan untuk memenuhi seharusnya mendukung atau
kebutuhan personal hygiene saat memungkinkan terwujudnya suatu perilaku
menstruasi dengan keterbatasan personal hygine yang baik tidak dapat
pembalut, air bersih, dan fasilitas dilakukan sebagaimana mestinya oleh
toilet. responden, sehingga ketidaktersediaan
salah satu faktor yang memenuhi sebagai
Hubungan Fasilitas Dengan faktor pendukung dan pemungkin.15
Personal
Hygiene Saat
Menstruasi
Winda Nurmayani M, Misroh Mulianingsih,Irwan Hadi, Rilla Ayu Suitari – Perilaku Remaja Putri Tentang
Personal
Hygiene Saat Menstruasi Pasca Gempa Di Dusun Lendang Bila Desa Tegal Maja Kecamatan Tanjung Kabupaten
Lombok Utara
Hubungan Perilaku Petugas Kesehatan sehingga disebut sebagai faktor pendukung
Dengan Personal Hygiene Saat dan pemungkin.15
Menstruasi
PENUTUP
Berdasarkan Pada penelitian ini bahwa
setelah data diolah dari hasil penelitian Diharapkan bagi pemerintah mampu
didapatkan hargakoefisien hubungan memberikan fasilitas dan sarana prasarana
perilaku petugas kesehatandengan yang layak khususnya terkait personal
perilakupersonal hygiene saat menstruasi hygiene saat menstruasi pada remaja putri
pada remaja putri mempunyai nilai p-value serta memberikan fasiltas untuk
sebesarnilai p value 0,002 < 0,1 sehingga mendapatkan pendidikan kesehatan untuk
dari hasil tersebut dapat disimpulkan menambah wawasan dan perilaku personal
bahwa ada hubungan perilaku petugas hygiene yang baik bagi remaja putri
kesehatan denganperilaku personal hygiene khususnya saat menstruasi.
saat menstruasi pada remaja putri Dusun
Lendang Bila. Bagi tenaga kesehatan agar memberikan
pendidikan kesehatan serta menyediakan
Penelitian ini sesuai dengan penelitian fasilitas dan sarana prasarana untuk
Morrison (2018) bahwa ada hubungan kebutuhan personal hygiene terutama
antara dukungan yang diberikan oleh memberikan menstruasi hygiene
petugas kesehatan terhadap personal manajemen saat menstruasi pasca gempa
hygiene menstruasi siswi di 3 kabupaten di bagi remaja putri guna meningkatkan
Nepal, dimana pada penelitian tersebut perilaku personal hygiene agar
menemukan bahwa ketidaktersediaan menghindari terjadi penyakit infeksi
fasilitas sarana prasarana, toilet, wash dan saluran reproduksi seperti keputihan,
pengetahuan tentang personal hygiene vaginitais, vulvitis, klamidia dll.
menstruasi yang dilakukan oleh petugas
kesehatan menyebabkan kurangnya REFERENSI
perilaku personal hygienemenstruasi yang
dilakukan oleh siswi-siswi di 3 kabupaten di 1. Agus Irianto, (2015). Statistik (Konsep Dasar,
Nepal tersebut.12 Aplikasi Dan Pengembangannya). Jakarta:
Kencana.
Dari hasil penelitian peneliti medapatkan 2. Agus Riyanto, (2011). Buku Ajar Metodelogi
hasil bahwa semakin kurang perilaku Penelitian. Jakarta: EGC
petugas kesehatan terhadap remaja putri
untuk melakukan personal hygiene pada 3. Andarmoyos, Isri’in, (2012). Personal Hygiene:
saat menstruasi maka kurang pula perilaku Konsep, Proses Dalam Praktik Keperawatan.
terhadap personal hygiene nya pada saat Yogyakarta: Graha Ilmu.
menstruasi, hasil penelitian ini dapat
4. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
dijelaskan bahwa kurangnya perilaku Geofisika,(2018). Diperoleh dari:
petugas kesehatan terhadap MHM https:/www.bmkg.go.id/press- release/?
(Menstruasi Hygiene Manajemen) dengan p=gempa-lombok-berpotensi-
ketidak tersediaan fasilitas dan sarana tsunami-bmkg-jauhi-bibir-pantai&tag=press-
release&lang=ID.
prasarana menstruasi dengan kurangnya
pendidikan kesehatan yang diberikan 5. Durisah, (2016). Hubungan Tingkat
sangat dapat mempengaruhi perilaku Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku
remaja dalam menjaga personal hygiene Remaja Putri Tentang Kebersihan Organ
menstruasi. Ketersediaan pelayanan dari Reproduksi Pada Saat Menstruasi Di SMP
petugas kesehatan ini hakekatnya Pesantren Pancasila Kota Bengkulu Tahun
2016, STIKES Dehasen Bengkulu.
mendukung atau memungkinkan
terwujudnya suatu perilaku,
Winda Nurmayani M, Misroh Mulianingsih,Irwan Hadi, Rilla Ayu Suitari – Perilaku Remaja Putri Tentang
Personal
Hygiene Saat Menstruasi Pasca Gempa Di Dusun Lendang Bila Desa Tegal Maja Kecamatan Tanjung Kabupaten
Lombok Utara
6. Isro’in Layli dan Andarmoyo Sulistiyo, (2012). 19. Ratna Devi Astuti, (2017). Hubungan
Personal Hygiene, Konsep, Proses, dan Aplikasi Pengetahuan Tentang Personal Hygiene Dengan Perilaku
dalam Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Personal Hygiene Saat Menstruasi