Asuhan Keperawatan Pada An D Dengan Diag D65b301a
Asuhan Keperawatan Pada An D Dengan Diag D65b301a
Oleh:
NIM. 1601058
i
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh:
NIM. 1601058
SURAT PERNYATAAN
ii
Yang bertanda tangan di bawah ini:
NIM : 1601058
BANGIL PASURUAN ”adalah bukan Karya Tulis Ilmiah orang lain baik sebagian
sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
Yang Menyatakan,
Mengetahui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
iii
LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH
Judul : Asuhan Keperawatan Pada An.D Dengan Diagnosa Medis DHF (Dengue
Telah disetujui untuk diujikan di hadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah pada
Oleh :
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui,
Direktur
AkademiKeperawatanKertaCendekia
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diuji dan disetujui oleh Tim Penguji pada sidang di Program D3
TIM PENGUJI
Tanda tangan
Mengetahui,
Direktur
NIDN. 0703087801
v
MOTTO
“jangan salahkan
waktu yang begitu
cepAT BERLALU, TAPI
SALAHKAN DIRIMU
YANG BEGITU LAMBAT
MELAKUKAN SESUATU”
vi
Lembar Persembahan
Dengan segala puja dan puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa dan atas
dukungan dan do’a dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat
dirampungkan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan rasa
bangga dan bahagia saya haturkan rasa syukur dan terimakasih saya kepada:
Tuhan YME, karena hanya atas izin dan karunia Nyalah maka skripsi ini dapat
dibuat dan selesai pada waktunya. Puji syukur yang tak terhingga pada Tuhan
Bapak dan Ibu saya, yang telah memberikan dukungan moril maupun materi serta
do’a yang tiada henti untuk kesuksesan saya, karena tiada kata seindah lantunan
do’a dan tiada do’a yang paling khusuk selain do’a yang terucap dari orang
tua.Ucapan terima kasih saja takkan pernah cukup untuk membalas kebaikan orang
tua, karena itu terimalah persembaha bakti dan cintaku untuk kalian bapak ibuku.
Bapak dan Ibu Dosen pembimbing, penguji dan pengajar, yang selama ini telah
tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk menuntun dan mengarahkan saya,
memberikan bimbingan dan pelajaran yang tiada ternilai harganya, agar saya
menjadi lebih baik.Terimakasih banyak Bapak dan Ibu dosen, jasa kalian akan
persembahkan skripsi ini untuk kalian semua, orang-orang yang saya sayangi. Dan
vii
semogas kripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu pengetahuan
KATA PENGANTAR
viii
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan
Diagnosa Medis DHF ( Dengue Hemoragic Fever ) Grade 3 di Ruang Asoka RSUD
Bangil Pasuruan” ini dengan tepat waktu sebagai persyaratan akademik dalam
Cendekia Sidoarjo.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan
2. Orang tua, dan keluarga besar tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan
3. Mr. Lawrence Edward Page ph. D selaku pendiri google, yang sangat
Tulis Ilmiah
7. Ayunda selaku pemilik wifi yang sangat membantu saya dalam pembuatan
ix
8. Pihak – pihak yang turut berjasa dalam penyususnan Karya Tulis Ilmiah ini
9. Teman teman seperjuangan Fitri, Nora, Naput, Doni, Bagus, Dodik, Osop,
Penulis sadar bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum mencapai kesempurnaan,
berkenan memberikan masukan, baik dalam bentuk kritikan maupun saran demi
Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi para pembaca dan bagi
keperawatan.
Penulis
1601058
x
DAFTAR ISI
x
2.2.2 Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan ..................................... 15
2.2.3 Tahap-tahap Tumbuh Kembang Anak .......................................... 15
2.2.4 Perkembangan Sosial Anak .......................................................... 27
2.2.5 Perkembangan Psikoseksual Anak ............................................... 28
2.2.6 Perkembangan Psikososial Anak .................................................. 30
2.2.7 Perkembangan Moral Anak ........................................................... 33
2.2.8 Perkembangan Kognitif Anak ....................................................... 34
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
adalah penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Eegypty. Penyakit ini yang
ditandai dengan demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung
negara tropik dan subtropik baik secara endemik maupun epidemik dengan
outbreak yang berkaitan dengan datangnya musim penghujan. Penyakit ini banyak
kesehatan bagi dunia karena lebih dari 100 negara terjangkit penyakit ini
(Ranjit,2011). Dalam 30 tahun terakhir, sebanyak >5 juta kasus demam berdarah
terjadi di Amerika ( Branco, et al., 2014). Wabah hebat terjadi saat penyakit
menyebar ke daerah baru dengan angka serangan tinggi pada orang-orang yang
rentan. Demam berdarah dengue ini merupakan infeksi yang berhubungan dengan
berpergian, yang sering terjadi pada turis dari negara non endemik. Penyakit ini
ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypty yang terutama memiliki habitat perkotaan
dan mendapat virus sewaktu menghisap darah manusia yang terinfeksi (Infektif
setelah 8-10 hari). Pada zaman dahulu ada anggapan bahwa orang yang terkena
penyakit DBD/DHF dapat di berikan jus jambu agar sel darah merah /
trombositnya cepat kembali tapi sebenarnya yang bermanfaat itu adalah daun
1
2
jambunya karena setiap 1 lembar daun jambu sama dengan 1kg buah jambu
yang tinggal di daerah perkotaan di Negara tropis dan subtropis. Saat ini juga
diperkirakan ada 50 juta infeksi dengue yang terjadi diseluruh dunia setiap tahun.
Diperkirakan untuk Asia Tenggara terdapat 100 juta kasus demam dengue (DD)
dan 500.000 kasus DHF yang memerlukan perawatan di rumah sakit, dan 90%
penderitanya adalah anak-anak yang berusia kurang dari 15 tahun dan jumlah
setiap tahunnya (WHO, 2012). Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia
Penyakit DBD di Indonesia pertama kali terjadi di Surabaya pada tahun 1968, dan
di Jakarta dilaporkan pada tahun 1969. Pada tahun 2016 kejadian kasus DBD
kabupaten Sidoarjo yang mengalami peningkatan jumlah kasus DBD sejak bulan
Januari 2016. Kasus DBD di Indonesia sulit diberantas karena curah hujan yang
cukup tinggi dan system sanitasi yang kurang mendukung sehingga menyebabkan
mengakibatkan demam selama 2-7 hari dengan di tandai nyeri kepala, mual
muntah, tidak nafsu makan, diare, ruam pada kulit, uji tourniquet positif, adanya
petekie, penurunan kesadaran atau gelisah, nadi cepat atau lemah, hipotensi,
tekanan darah turun, perfusi perifer turun dan kulit dingin atau lembab. Menurut
3
Widagdo (2012) komplikasi DBD antara lain yaitu: Gagal ginjal, Efusi pleura,
demam lebih dari 3 hari harus di rawat di rumah sakit untuk mendapatkan
sebab dan akibat dari Demam berdarah. DBD/DHF dapat di cegah dengan
pakai lagi contohnya sampah kaleng atau plastik), Menguras (menguras bak
mandi atau tempat penyimpanan air yang ada di rumah. Dalam 1 minggu tempat
Penyimpanan air ; jangan sampai terkena gigitan nyamuk Ades Aegypti dan bila
erlugunakan lotion (mengusir nyamuk), karena nyamuk ini biasanya aktif di pagi
atau siang hari terutama tempat yang gelap atau kotor ; menggunakan bubuk
Abate pada selokan dan penampungan air agar tidak menjadi tempat bersarangnya
nyamuk ; jaga agar kondisi tetap sehat dan badan yang kuat untuk menangkal
virus yang masuk sehingga walau terkena gigitan nyamuk, virus tidak akan
berkembang.
Untuk mengetahui lebih lanjut dari perawatan penyakit ini maka penulis
akan melakukan kajian lebih lanjut dengan melakukan asuhan keperawatan pada
anak dengan diagnosa medis DHF dengan membuat rumusan masalah sebagai
1.3.2.1 Mengkaji Anak dengan diagnosa DHF di Ruang Asoka RSUD Bangil
1.3.2.5 Mengevaluasi anak dengan diagnosa DHF di ruang Asoka RSUD Bangil
1.4 Manfaat
Terkait dengan tujuan, makat ugas akhir ini diharapkan dapat member
manfaat :
1.4.1 Akademis, hasil tidak asus ini merupakan sumbangan bagi ilmu
baik
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti
1.5.1 Metode
1.5.2.1 Wawancara
1.5.2.2 Observasi
1.5.2.3 Pemeriksaan
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari keluarga atau orang
kesehatan lain.
memahami studi kasus ini, secara keseluruhan di bagi menjadi tiga bagian,
yaitu :
1.6.2 Bagian inti, terdiri dari lima bab, yang masing–masing bab terdiri dari sub
Bab 2 : Tinjauan pustaka, berisi tentang konsep penyakit dari sudut medis
masalah
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab 2 ini akan di uraikan secara teoritis mengenai konsep penyakit
dan asuhan keperawatan pada anak dengan DHF konsep penyakit akan di uraikan
definisi, etiologi, dan cara penanganan secara medis. Asuhan keperawatan akan
evaluasi.
2.1.1 Pengertian
dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang
renjatan dengue (dengue shock syndrome) adalah demam berdarah dengue yang
2.1.2 Etiologi
yaitu Athropad borne. Atau virus yang disebabkan oleh Arthropoda. Virus ini
termasuk genus flavivirus. Dari famili flavividau. Nyamuk Aides betina biasanya
terinfeksi virus dengue pada saat menghisap darah dari seseorang yang sedang
8
9
pada tahap demam akut. Setelah melalui periode inkubasi ekstrinsik selama 8-10
hari. Kelenjar ludah Aides akan menjadi terinfeksi dan virusnya akan ditularkan
ketika nyamuk menggigit dan mengeluarkan cairan ludahnya kedalam luka gigitan
ke tubuh orang lain. Setelah masa inkubasi instrinsik selama 3-14 hari timbul
gejala awal penyakit secara mendadak yang ditandai dengan demam, pusing,
nyeri otot, hilangnya nafsu makan dan berbagai tanda nonspesifik seperti nousea
(mual-mual), muntah dan rash (ruam kulit) biasanya muncul pada saat atau persis
sebelum gejala awal penyakit tampak dan berlangsung selama 5 hari setelah
dalam masa inefektif untuk nyamuk yang berperan dalam siklus penularan.
(Widoyono 2010). Tubuh yang terasa lelah demam yang sering naik turun, nyeri
pada perut secara berkelanjutan, sering mual dan muntah darah yang keluar
melalui hidung, dan muntah. Kebanyakan orang yang menderita DBD pulih
dalam waktu dua minggu Dengan gejala klinis yang semakin berat pada penderita
pembuluh darah dan gangguan hati. Klien dapat terjadi komplikasi seperti
berhubungan dengan waktu, tempat, dan orang. Shock, effusi pleura, asidosis
Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada klien dengan DHF yaitu:
Demam atau riwayat demam akut antar 2-7 hari. Keluhan pada saluran
yang lain: nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot, tulang dan sendi, nyeri ulu hati,
10
hari, tetapi rata –rata 5-8 hari. Gejala klinis timbul secara mendadak berupa suhu
tinggi 2-7 hari, nyeri pada otot dan tulang, mual, kadang – kadang muntah dan
batuk ringan. Sakit kepala dapat menyeluruh atau berpusat pada daerah
supraorbital dan retrobital. Nyeri di bagian otot terutama di rasakan bila otot perut
otot sekitar mata terasa pegal. Ruam berikutnya mulai antara 3-6 hari, mula –
mula terbentuk macula besar yang kemudian bersatu mencuat kembali, serta
kemudian timbul bercak – bercak pteki. Pada dasarnya hal ini terlihat pada lengan
dan kaki, kemudian menjalar ke seluruh tubuh. Pada saat suhu turun ke normal,
ruam ini berkurang dan cepat menghilang, bekas – bekasnya terasa gatal. Nadi
klien mula – mula cepat dan menjadi normal atau lebih lambat pada hari ke 4 dan
hematemesis, epitaksis. Juga kadang terjadi syock yang biasanya dijumpai pada
saat demam telah menurun antara hari ke 3 dan ke 7 dengan tanda; klien menjadi
makin lemah, ujung jari, telinga, hidung teraba dingin dan lembab, denyut nadi
terasa cepat, kecil dan tekanan darah menurun dengan tekanan sistolik 80 mmHg
atau kurang.
1) Campak
11
1) Demam tipoid
1) Ensefalitis
2.1.5.1 Derajat I
2.1.5.2 Derajat II
manifestasi kegagalan sistem sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah,
2.1.5.4 Derajat IV
temukan manifetasi renjatan yang berat dengan ditandai tekanan darah dan
Syindrom (DSS)
12
kejang.
kebutuhan jaringan.
berlebihan.
produksi bikarbonat.
(hiperkapnea).
2.1.6.7 Penurunan kesadaran : Keadaan dimana penderita tidak sadar dalam arti
2.1.7.6 Pada renjatan yang berat, periksa : Hb, PCV berulang kali( setiap jam atau
2.1.8 Pencegahan
kasus DHF.
penularan tinggi.
1) Menggunakan insektisida.
2) Tanpa insektisida
Caranya adalah:
10 hari).
halaman rumah dari kaleng bekas, botol pecah dan benda lain
2.1.9 Penatalaksanaan
2.1.9.3 Minum banyak (2 – 2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu,teh manis, sirup
dan beri penderita sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal yang
2.1.9.5 Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernafasan) jika
2.2.1 Pengertian
Anak adalah seseorang yang berusia kurang dari 18 tahun dalam masa
besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu,
yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram), ukuran panjang
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
3) teratur dan dapat diramaikan, sebagai hasil dari proses pematangan (dr.
3) Fetal : 8 – 40 minggu
16
2.2.3.2 Bayi
1) Toddler : 1 - 3 tahun
2) Remaja : 13 – 19 tahun
terlihat pada proporsi fisik atau organ manusia yang muncul mulai
berbeda.
23
(1) Pangan/gizi
(5) Sandang/pakaian
Kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat dan
1) Faktor genetik
24
terkandung dalam sel telur yang di buahi, dapat ditentukan kualitas dan
2) Faktor lingkungan
3) Lingkungan perinatal
sampai lahir yang meliputi pada waktu ibu hamil, lingkungan mekanis
4) Lingkungan postnatal
(3) Nutrisi
((1) Energi
((2) Protein
sintesa protein.
27
berkontak erat dengan tubuh ibu. Menangis keras apabila merasa tidak
enak, tetapi bila didekap erat atau diayun dengan lembut anak akan
berhenti menangis.
didekatnya. Berhenti menangis bila diajak bermain atau bicara oleh siapa
dikenalnya.
Pada tahap ini anak sudah mengerti kata tidak, melambaikan tangan,
yang sederhana.
kasih sayang. Mengerti sebagian apa yang dikatakan kepada dirinya dan
cakap. Usia 3 tahun sampai 5 tahun anak sudah dapat berbicara bebas pada
lancar, dan bermain dengan kelompok. Anak kadang merasa puas bila
bermain sendiri untuk waktu yang lama dan mulai menyenangi kisah
Anak dapat bergaul dengan semua teman, merasa puas dengan prestasi
yang dicapai, tenggang rasa terhadap keadaan orang lain, dan dapat
mengendalikan emosi.
bayi secara primer dipusatkan di mulut, bibir, lidah dan organ lain yang
berhubungan dengan daerah mulut. Pada fase oral ini, peran Ibu penting
Pada fase ini kepuasan dan kenikmatan anak terletak pada anus.
bahwa hasil produksinya kotor, jijik dan sebagainya, bahkan jika disertai
anak. Oleh karena itu sikap orangtua yang benar yaitu mengusahakan
agar anak merasa bahwa alat kelamin dan anus serta kotoran yang
yang menjijikkan.
Pada fase ini merupakan perpindahan dari fase anal ke fase phallus.
penahanan air seni seperti pada fase anal. Jika fase uretral tidak dapat
malu karena kehilangan kontrol terhadap uretra. Jika fase ini dapat
sehat, yang menimbulkan rasa bangga akan kemampuan diri. Anak laki-
mempermainkan kelaminnya.
perubahan fisik dan psikis. Secara fisik, perubahan yang paling nyata
maksimal pada usia sekitar 12- 13 tahun, sedangkan remaja putra sekitar
mempercayai dan mengembangkan asa (hope). Jika krisis ego ini tidak
dari dirinya.
Dalam tahap ini, anak akan belajar bahwa dirinya memiliki kontrol
yang diharapkan.
keputusan karena takut berbuat salah. Anak memiliki rasa percaya diri
dewasa. Bila anak berhasil melewati masa ini dengan baik, maka
hidupnya.
Penyelesaian yang sukses pada tahapan ini akan menciptakan anak yang
32
yang tidak mampu untuk menemukan solusi positif dan tidak mampu
Pada tahap ini, terjadi perubahan pada fisik dan jiwa di masa
belum dewasa. Tahap ini anak mencari identitas dalam bidang seksual,
umur dan kegiatan. Peran orang tua sebagai sumber perlindungan dan
nilai utama mulai menurun. Adapun peran kelompok atau teman sebaya
tinggi.
Bila individu berhasil mengatasi krisis ini, maka keterampilan ego yang
balasan dari apa yang telah dunia berikan untuk dirinya, juga melakukan
2.2.6.8 Tahap VIII : masa dewasa akhir (Ego Integrity versus Despair)
Pada tahap usia lanjut ini, mereka juga dapat mengingat kembali
masa lalu itu terasa menyenangkan dan pencarian saat ini adalah untuk
diulang, sedangkan yang tidak enak tidak akan diulang dalam tingkah
lakunya. Anak pada masa ini masih sangat muda secara intelek, untuk
lingkungan sosial atau memperoleh pujian. Pada usia 5 atau 6 tahun anak
sudah harus patuh terhadap tuntutan atau aturan orang tua dan
boleh, nakal, akan disosialisasikan anak dengan konsep benar atau salah.
34
Pada periode ini tingkah laku anak bersifat motorik dan anak
Pada periode ini anak bisa melakukan sesuatu sebagai hasil meniru
simbolisasi.
35
Pemikiran anak tidak lagi didominasi oleh persepsi, sebab anak mampu
2.3.1 Pengertian
untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan .
Selama proses tersebut bukan saja anak tetapi orang tua juga mengalami
kebiasaan yang asing, lingkungannya yang asing, orang tua yang kurang
mendapat dukungan emosi akan menunjukkan rasa cemas. Rasa cemas pada orang
tua akan membuat stress anak meningkat. Dengan demikian asuhan keperawatan
tidak hanya terfokus pada anak tetapi juga pada orang tuanya. (Dechin, 2009)
2.3.2.1 Dampak privasi : Setiap mau melakukan tindakan perawat harus selalu
2.3.2.2 Gaya hidup : Pasien anak yang dirawat dirumah sakit sering kali
mengalami perubahan pola gaya hidup hal ini disebabkan perbedaan pola
2.3.2.3 Otonomi : Ia akan pasrah terhadap tindakan apapun yang dilakukan oleh
2.3.2.4 Peran : Banyak yang berubah seperti perubahan peran, masalah keuangan,
menolak perhatian dari orang lain, dan kedudukan mereka tidak dapat
ditenangkan. Selama fase putus asa, tangisan berhenti, dan muncul depresi.
Anak tersebut menjadi kurang begitu aktif, tidak tertarik untuk bermain atau
hubungan yang dangkal dengan orang lain, menjadi makin berpusat pada diri
2.3.4.2 Todler : pengalaman hospitalisasi atau sakit sangat membatasi harapan dan
dirumahnya.
2.3.4.3 Anak pra sekolah : mereka memahami berbagai peristiwa dari sudut
pandang mereka sendiri. Misalnya jika konsep anak pra sekolah tentang
2.3.4.4 Anak usia sekolah : anak usia sekolah biasanya rentan terhadap kejadian-
kejadian yang dapat mengurangi rasa kendali dan kekuatan mereka karena
2.3.4.5 Remaja : remaja dapat merasa terancam oleh orang lain yang
2.3.5.1 Bayi
3) Ekspresi nyeri pada wajah (alis menurun dan berkerut bersamaan, mata
2.3.5.2 Toodler
5) Tidak kooperatif
2.3.5.4 Remaja
(Wong, 2009)
(Wong, 2009)
Setelah realisasi penyakit, orang tua bereaksi dengan marah atau merasa
39
makan. Pasokan air yang tidak terkontaminasi dan mudah didapat serta penerapan
sanitasi yang baik menjadi hal penting untuk mengurangi tingkat infeksi dan
gastroenteritis yang berarti dari segi klinis. Bagi ibu sangat baik untuk melakukan
pemberian ASI eksklusif, karena ASI mengurangi frekuensi dan durasi infeksi.
Selain itu juga perlu diperhatikan membuat lingkungan hidup yang sehat untuk
anak, misalnya buang air besar pada tempatnya, dan mencegah lalat agar tidak
2.4.1 Pengkajian
1) Identitas
pada anak-anak usia 1-4 tahun dan 5-10 tahun, tidak terdapat
40
2) Keluhan utama
Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien Demam Dengue
(2) Turunnya panas terjadi antara hari ke 3 dan ke 7 dan anak semakin
lemah.
otot dan persendian, nyeri ulu hati dan pergerakan bola mata terasa
(5) Imunisasi
(Rampengan, 2009).
5) Pemeriksaan Fisik
(1) B1 (Breathing)
((1) Inspeksi, pada derajat 1 dan 2 : pola nafas regular, retraksi otot
bantu nafas tidak ada, pola nafas normal, RR dbn (-), pada derajat
(2) B2 (Blood)
((1) Inspeksi, pada derajat 1 dan 2 pucat, pada derajat 3 dan 4 tekanan
((2) Palpasi, pada derajat 1 dan 2 nadi teraba lemah, kecil, tidak
((3) Perkusi, pada derajat 3 dan 4 normal redup, ukuran dan bentuk
(3) B3 (Brain)
(4) B4 (Bladder)
((2) Palpasi, pada derajat 3 dan 4 ada nyeri tekan pada daerah simfisis.
43
(5) B5 (Bowel)
dan 4.
((3) Perkusi, pada derajat 1 dan 2 mendengar adanya gas, cairan atau
massa (-), hepar dan lien tidak membesar suara tymphani, pada
((4) Palpasi, pada derajat 1 dan 2 nyeri tekan (+), hepar dan lien tidak
(6) B6 (Bone)
dingin.(Dianindriyani, 2011)
44
(7) B7 (Pengindraan)
((1) Inspeksi pada telinga bagian luar, periksa ukuran, bentuk, warna,
((2) Palpasi dengan cara memegang telinga dengan ibu jari dan jari
jaringan lunak, kemudian jaringan keras, dan catat bila ada nyeri.
((3) Inspeksi hidung bagian luar dari sisi depan, samping, dan atas,
tekan.
daya berfikir dan penalaran yang dipengaruhi latar belakang ilmu dan
proses penyakit. Fungsi analisa data adalah perawat yang menginterprestasi data
yang diperoleh dari pasien atau dati sumber lain, sehingga data yang diperoleh
45
keperawatan klien
2.4.2.5 Buat hubungan sebab akibat antara data dengan masalah yang yang timbul
serta penyebabnya.
virus dengue
dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan
yang menurun
2.4.4 Perencanaan
virus dengue
dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan
yang menurun
Tujuan : Setelah dilakukan 1) Jelaskan pada orang 1) Agar orang tua mampu
tindakan keperawatan tua mengenai memahami dampak yang
selama 1 x 24 jam di dampak yang timbul timbul apabila anak
harapkan pasien dapat apabila anak kekurangan cairan.
menunjukkan tanda cairan kekuranngan cairan.
terpenuhi
Kriteria hasil : 2) Pertahankan catatan 2) Evaluator langsung
1. Keluarga pasien input dan output status cairan. Perubahan
mengatakan yang akurat. tiba-tiba pada berat
mengetahui tentang badan dicurigai
dampak yang timbul kehilangan/retensi
jika kekurangan cairan.
cairan. 3) Monitor status 3) Peningkatan
2. Keluarga pasien dehidrasi ( observasi suhu/memanjang nya
50
prosedur perawatan
dan pengobatan.
4. Menjelaskan
kembali tentang
penyakitnya
5. Mengenal kebutuhan
perawatan dan
pengobatan sesuai
dengan penyakitnya.
6. Pasien mampu
menjelaskan DBD.
(Nurarif dan Kusuma, 2015)
2.4.5 Pelaksanaan
bekerja dengan anggota tim perawatan kesehatan yang lain dalam membuat
2.4.5 Evaluasi
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau
2012).
55
2.5 KerangkaMasalah
Trombositopeni
Merangsang & Merangsang &
mengaktivasi faktor mengaktivasi
pembekuan faktorpembekuan
DIC
Hepar Abdomen
Hepatomegali Ascites
Mual,muntah
BAB 3
TINJAUAN KASUS
pada Anak dengan DHF ( Dengue Hemoragic Fever ), maka penulis menyajikan
suatu kasus yang penulis amati mulai tanggal 27 Februari 2019 sampai 01 Maret
2019 jam 13.00 WIB. Anamnesa diperoleh dari Ibu Klien dan file No. Registrasi
3.1 Pengkajian
3.1.1 Klien adalah seorang anak laki laki yang lahir pada tanggal 01 Juli 2007
bernama An “D” yang berusia 12 tahun, klien anak ke dua dari Tn. T usia 46
tahun dan Ny. L usia 43 tahun. Klien tinggal di daerah Kejayan-Pasuruan, orang
tua klien beragama Islam dan pekerjaan ayah adalah karyawan swasta dan sebagai
ibu rumah tangga. Klien masuk Rumah Sakit pada tanggal 23 Februari 2019 jam
19.00 WIB.
Klien adalah anak ke dua dari Tn. T dan Ny. L. Anak pertama dari Tn. T
dan Ny. L adalah An.”M” yang berusia 20 tahun , hubungan dengan klien adalah
kakak.
Keluarga klien mengatakan sejak 5 hari yang lalu pasien panas naik turun
56
57
Febuari 2019 dan pada saat itu juga Ibu pasien membawa anaknya kedokter dan
diberi obat sanmol dan cefotaxim namun tidak kunjung sembuh. Ibu pasien
mengatakan pada tanggal 20 Febuari 2019 anaknya mengalami mual muntah dan
dibawa kedokter lagi dan diberi obat vosea. Hari ke 4 dan 5 muntahnya sudah
membawa ke IGD RSUD Bangil pada tnggal 23 Februari 2019 pukul 24.00 WIB
dengan keluhan panas naik turun selama 5 hari disertai dengan mual dan muntah
serta keringat dingin, hasil LAB menunjukkan anaknya positif DHF dan
disarankan oleh dokter untuk rawat inap diruang anak RSUD Bangil kemudian
pasien dibawa ke ruang asoka pada tanggal 24 Februari 2019 pukul 06.30 WIB.
1) Prenatal Care
imunisasi TT 2kali, dan selama hamil Ny. I mengalami kenaikan berat badan 9
2) Natal Care
dengan lama persalinan kurang lebih 2 jam secara normal, dengan bantuan
3) Post Natal
Kondisi klien lahir BB 3,200 gram, dengan panjang bayi (PB) 52 cm.
3.1.4.1 BB klien saat sakit tanggal 27 Febuari 2019 21 kg, BB klien sebelum
sakit 22 kg, tinggi badan 130cm. Berat badan ideal pasien usia 12 tahun adalah 42
kg.
3.1.4.2 Erupsi gigi pertama 5-6 bulan, jumlah gigi sekarang lengkap.
Ibu pasien mengatakan anaknya jika bermain hanya dengan teman laki
laki saja, jika bermain dengan teman cewek maka anaknya akan malu.
lain.
saat berkomunikasi.
3.1.5. Genogram
:Laki-laki
:Perempuan
:Pasien
:Meninggal
: Tinggal serumah
Klien pertama kali disusui pada saat baru lahir, diberikan secara ekslusif
selama 8 bulan, pengetahuan ibu klien tentang pemberian ASI juga sangat baik,
ibu pklien mengatakan bahwa ASI jauh lebih baik diberikan kepada bayi jika
dibandingkan dengan susu formula. Data diperoleh dari pertanyaan yang tentang
botol sufor.
3.1.6.3 Pola Perubahan Nutrisi Tiap Tahap Sampai Nutrisi Saat Ini
Pada usia 0-6 bulan klien diberikan ASI eksklusif tanpa adanya
keluhan, pada usia 6-12 bulan klien mulai diberikan ASI beserta bubur
sebagai makanan pendamping tanpa adanya keluhan, sampai pada saat ini
Pada saat sebelum sakit nafsu makan klien baik, tetapi pada saat
sakit nafsu makan pasien menurun, dengan menu makan nasi + lauk
sebanyak, pada saat sebelum sakit 3x sehari porsi habis, pada saat sakit
sebanyak 3x sehari porsi setengah, tidak ada pantangan makan, dan juga
tidak ada pembatasan makan, ritual saat makan yaitu klien selalu bedoa
3.1.6.5 Cairan
Jenis minuman klien sebelum sakit yaitu air putih + susu, pada saat sakit
adalah cobaan dan ujian dari Alloh SWT. Ibu pasien mengatakan sudah mengerti
110/80mmHg.
Pada system pernafasan pada An.D ditemukan bentuk dada simetris, pola
pernafasan teratur, irama teratur, jenis pernafasan regular, suara nafas vesikuler,
susunan ruas tulang belakang normal, vocal fremitus sama antara kanan dan kiri,
63
perkusi thorax sonor, tidak ada alat bantu pernafasan, tidak ada retraksi otot bantu
nafas,
Pada system Kardiovaskuler An.D ditemukan Tidak ada nyeri dada, irama
jantung regular, pulsasi kuat, bunyi jantung S1 S2 tunggal, CRT <2 detik, tidak
GCS 4-5-6, Orientasi baik, klien tidak mengalami kejang, tidak ada nyeri kepala,
tidak ada kaku kuduk, tidak ada kesulitan tidur, dengan waktu istirahat tidur saat
sebelum sakit siang 12.00-15.00, Malam 21.00-06.00, tidak ada kelainan nervous
kranial, Ibu pasien mengatakan saat dirumah anaknya tidur siang selama 2 jam
dari jam 13.00 sampai 15.00, tidur malam selama 8 jam mulai dari jam 21.00
sampai jam 05.00. Pada saat dirumah sakit, anaknya tidur siang selama 1 jam jam
12.00 sampai jam 13.00, tidur malam selama 9 jam mulai dari jam 20.00 sampai
jam 05.00.
Pada system ini pada An D ditemukan bentuk alat kelamin normal, uretra
normal, alat kelamin bersih, frekuen si brkemih ± 4x/hari, warna kuning jernih,
bau khas urin, produksi urin ± 800cc/hari, tempat yang digunakan yaitu kamar
mandi, tidak ada alat bnatu, dan tidak ada masalah eliminasi urin.
bibir normal, lidahnya bersih, keadaan gigi bersih, tidak ada kesulitan menelan,
tidak ada nyeri tekan pada abdomen, peristaltic usus 10x/mnt, kebiasaan BAB
1x/hari, konsistensi lembek, warna kuning, bau khas feses, tempat yang biasa
digunakan yaitu kamar mandi, tidak ada masalah eliminasi alvi, tidak
tungkai (ROM) bebas, tidak ada fraktur, tidak ada dislokasi, kulit bersih, akral
hangat, tugor kulit kembali dalam <3 detik, kulit lembab, tidak ada oedema.
Pada system ini ditemukan pupil isokor, reflek cahaya normal, konjungtiva
anemis, sclera putih, palpebral simetris, tidak ada alat bantu penglihatan, pada
hidung ditemukan, mukosa hidung lembab, tidak ada secret, ketajaman penciuman
normal, tidak ada alat bantu, tidak ada epistaksis, pada telinga ditemukan bentuk
telinga simetris kanan dan kiri, ketajaman pendengaran normal, tidak ada alat
3.1.16 Terapi
65
Hematocrit 34,55 % N : 40 – 54 %
Mahasiswa
M. Khoirul Ikhwani
67
ANALISA DATA
Umur : 12 tahun
No,RM : 000227xx
Tabel 3.1 analisa data pada An.D dengan diagnosa medis DhF.
Do:
K/u lemah
Akral hangat
kemerahan
TTV :
TD : 90/70
S: 38,5˚C,
N: 100x/mnt,
RR: 22x/mnt
Lab.
68
Leukosit 3600
13,5-12,0
DO :
1. Pasien lemas
habis ¼ porsi
3. BB menurun (sebelum
kg.
69
intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun
intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.
70
Dx Medis : DHf
No RM : 000227xx
Tabel 3.2 Rencana Tindakan Keperawatan pada An.D dengan diagnosa medis
DHF.
Dx Hasil
meskipun demam
mungkin dapat
berguna dalam
membatasi
pertumbuhan
organisme, dan
meningkatkan
autodestruksi dari
sel-sel yang
terinfeksi.
72
6. Observasi 6. Mengidentifikasi
intake dan kekurangan
output makanan dan
makanan kebutuhan
jumlah kalori
dan nutrisi
yang
dibutuhkan
pasien
74
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No. RM : 00227xx
Umur : 12 tahun
Tabel 3.3 Rencana Tindakan pada An.D dengan diagnosa medis DHF.
2019 percaya
untuk memberikan
menyerap keringat
untuk meningkatkan
TD : 90/70mmhg
75
S : 38,5 C
N : 100x/menit
RR : 22x/mnt
TTV : TD : 90/70mmhg
S : 38,0 C
N : 100x/mnt
RR : 22x/mnt
sering
keadaan hangat
output makanan
terasa mua
CATATAN PERKEMBANGAN
Umur : 12 tahun
No. RM : 00227xx
Tabel 3.4 Catatan Perkembangan pada An.D dengan Diagnosa medis DHF.
lalu
O:
K/u lemah
Akral hangat
Leukosit 3600
Trombosit 78000
TTV TD : 90/70mmhg
N : 100 x/mnt
S : 38,5 C
Penurunan BB ( saat
sakit 22 kg )
O:
K/u lemas
Trombosit 152.000
Leukosit 3,7.000
TTV : TD : 90/70mmhg
S : 38,0 C
N : 100x/mnt
RR : 22x/mnt
79
3,4
Tidak mual
3, 4, 5, 6
80
EVALUASI KEPERAWATAN
Umur : 12 tahun
No. RM : 000227xx
Tabel 3.5 Evaluasi Keperawatan pada An.D dengan Diagnosa medis DHF.
demam lagi
O:
K/u Baik
Trombosit
152.000
Leukosit 3,7.000
TTV : TD : 90/70mmhg
S : 37,0 C
N : 100x/mnt
RR : 22x/mnt
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
pasien pulang
81
makan menurun O:
Makan 3x sehari,
pasien
menghabiskansat
u porsi habis
Tidak mual
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
pasien pulang
82
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
4.1.1 Pengkajian
biasanya panas tinggi dengan suhu hingga 40°C dan anak tampak lemah.
yang sama yaitu Keluarga klien mengatakan sejak 5 hari yang lalu
82
76
83
pasien panas naik turun mual dan muntah. Menurut opini penulis
kasus didapatkan lingkungan sekitar rumah bersih tidak ada genangan air
dan selalu dibersihkan setiap hari. Menurut opini penulis tidak ada
yang digantung karna selalu langsung dicuci. Menurut opini penulis ada
biaknya nyamuk dan tetangga yang menderita sakit DBD dengan jarak
4.1.2.6.2 Erupsi gigi pertama 5-6 bulan, jumlah gigi sekarang lengkap.
teman laki laki saja, jika bermain dengan teman cewek maka anaknya
akan malu.
Menurut opini penulis tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan
tinjauan kasus.
kadang disertai dengan keluhan batuk, pilek, nyeri telan, mual muntah,
kasus diperoleh hal yang sama yaitu pasien panas naik turun mual dan
yaitu, tidak mengalami diare atau kostipasi, dan tidak mengalam nyeri
dan tinjauan kasus, yaitu pada tinjauan pustaka didapatkan diare atau
di dapat inspeksi : pada derajat 1 dan 2 pola nafas regular, retraksi otot
bantu nafas tidak ada, pola nafas normal, RR dalam batas normal, pada
bantu nafas, pola nafas cepat dan dangkal, frekuensi nafas iregular,
tulang belakang normal, vocal fremitus sama antara kanan dan kiri,
perkusi thorax sonor, tidak ada alat bantu pernafasan, tidak ada retraksi
teraba lemah, pada derajat 3 nadi tidak teraba, dan derajat 4 sianosis dan
terdapat ptekie. Perkusi :pada derajat 3 dan 4 normal redup, ukuran dan
bentuk jantung secara kasar pada kasus demam haemoragic fever masih
dapatkan tidak ada nyeri dada, irama jantung regular, pulsasi kuat, bunyi
jantung S1 S2 tunggal, CRT <2 detik, tidak ada cyanosis, tidak ada
koma) atau gelisah, GCS menurun, pupil miosis atau midriasis, reflek
tidak ada nyeri kepala, tidak ada kaku kuduk, tidak ada kesulitan tidur,
dengan waktu istirahat tidur saat sebelum sakit siang 12.00-15.00, Malam
saat dirumah anaknya tidur siang selama 2 jam dari jam 13.00 sampai
15.00, tidur malam selama 8 jam mulai dari jam 21.00 sampai jam 05.00.
Pada saat dirumah sakit, anaknya tidur siang selama 1 jam jam 12.00
sampai jam 13.00, tidur malam selama 9 jam mulai dari jam 20.00
pada tinjauan pustaka dan tinjauan kasus yaitu : pada tinjauan pustaka
sampai anuria), warna berubah pekat dan berwarna coklat tua pada
dapatkan data bentuk alat kelamin normal, uretra normal, alat kelamin
kamar mandi, tidak ada alat bantu, dan tidak ada masalah eliminasi
dan tinjauan pustaka karena tidak alat bantu berkemih (kateter) dan
cairan atau masa (-), hepar dan lien tidak membesar suara tymphani,
palpasi pada derajat 1 dan 2 nyeri tekan positif, hepar dan lien tidak
data mukosa mulut lembab, bibir normal, lidahnya bersih, keadaan gigi
bersih, tidak ada kesulitan menelan, tidak ada nyeri tekan pada abdomen,
warna kuning, bau khas feses, tempat yang biasa digunakan yaitu kamar
kasus dan pustaka karena tidak ada nyeri tekan pada abdomen.
tidak ada fraktur, tidak ada dislokasi, kulit bersih, akral hangat, tugor
kulit kembali dalam <3 detik, kulit lembab, tidak ada oedema. Menurut
opini penulis ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus
karena pada tinjauan pustaka didapatkan adanya ptekie atau bintik bintik
dan timbul mimisan sedangkan pada tinjauan kasus tidak didapati pasien
((1) Inspeksi pada telinga bagian luar, periksa ukuran, bentuk, warna,
((2) Palpasi dengan cara memegang telinga dengan ibu jari dan jari
telunjuk, lanjutkan telinga luar secara sistematis yaitu dari jaringan lunak,
((3) Inspeksi hidung bagian luar dari sisi depan, samping, dan atas,
((5) Inspeksi pada bibir untuk mengetahui adanya kelainan conital bibir
sumbing, warna bibir, ulkus, lesi, dan massa. Lanjutkan inspeksi pada gigi
Sedangkan pada tinjaun kasus Pada system ini ditemukan pupil isokor,
tidak ada alat bantu penglihatan, pada hidung ditemukan, mukosa hidung
90
lembab, tidak ada secret, ketajaman penciuman normal, tidak ada alat
bantu, tidak ada epistaksis, pada telinga ditemukan bentuk telinga simetris
kanan dan kiri, ketajaman pendengaran normal, tidak ada alat bantu
4.1.2.16 Pada pemeriksaan B8, pada tinjauan pustaka pada anak DHF
tidak terjadi gangguan pada sistem hormon. Sedangkan pada tijauan kasus
opini penulis tidak ditemukan kesenjangan karena pada anak DHF tidak
tidak dalam batas normal terutama pada hasil trombosit. Menurut opini
78000.
.
91
4.2.1.6 Nyeri Akut b.d agen cidera biologis (penekanan intra abdomen.
Menurut opini penulis tidak ada Diagnosa Nyeri Akut karena pada
muncul yaitu:
92
intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan menurun.
4.3 Perencanaan
dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan
4.4 Implementasi
asuhan keperawatanya itu antara lain :adanya kerjasama yang baik dari
4.5 Evaluasi
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi yang adekuat
BAB 5
PENUTUP
keperawatan secara langsung pada anak dengan kasus DHF di ruang Asoka
5.1 Simpulan
sebagai berikut:
5.1.1 Pada pengkajian klien didapatkan hipertermi dan ketidak seimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh, hipertermi diakibatkan karena adanya virus dengue
yang masuk kedalam tubuh yang mengakibatkan pasien lemas dan malaise
laboratarium yang tidak normal. Pada waktu sebelum MRS klien demam dan
keadaan umum lemah dan hasil trombosit pada tanggal 27 Februari 2019 (78-
10’3/uL), tanggal 28 Februari 2019 (152 10’3/uL). Klien mendapati infus Asering
20 Tpm. Keluarga klien mengatakan An.D demam sejak 5 hari yang lalu, K/u
lemah, Akral hangat, Warna kulit agak kemerahan, TTV :TD : 90/70, S: 38,5˚C,
95
96
hasil suhu tubuh da;am rentang normal. Nadi dan RR dalam rentang
normal, tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing, akral
hangat.
klien.
5.1.5 Pada akhir evaluasi semua tujuan dapat dicapai karena adanya
kerjasama yang baik antara klien dan tim kesehatan. Hasil evaluasi pada
5.2 SARAN
Bertolak dari kesimpulan diatas penulis memberikan saran sebagai
berikut:
5.2.1 Untuk mencapai hasil keperawatan yang diharapkan, diperlukan
hubungan yang baik dan keterlibatan klien, keluarga dan tim kesehatan
lainnya
97
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2009. Asuhan Keperawatan berdasarkan Medis & NANDA NIC NOC.
Jogjakarta. Media action
Dian Indriyani, 2011. Tumbuh kembang dan terapi bermain pada anak.Salemba Medika :
Jakarta
HasanRusepno, 2007. Buku kuliah :Ilmu kesehatan anak. Staf pengajar ilmu kesehatan
FKUI : Jakarta
Hadinegoro H Sri Rejeki, 2005. Pedoman diagnosis dan tatalaksana infeksi virus dengue
pada anak. Ikatan dokter anak Indonesia :Makasar
Kusnoto, 2009. Pengantar profesi dan praktik keperawatan profesional. M.Jusuf EGC :
Jakarta
Nurarif Dan Kusuma, 2015. Buku saku diagnosa keperawatan. Depkes RI. 2009 EGC:
Jakarta
Rekam medis RSUD Bangil, 2017.Data Diagnosa Ranap RSUD Bangil,2017, Bangil
Riendravi, 2013. Buku ilmu perilaku kesehatan. Rineka Cipta. EGC: Jakarta
Sudoyu, Aru. 2010. Masalah dan Tatalaksana Penyakit Anak dengan Demam.EGC:
Jakarta
Suriadi dan Rita Yulianni.2006. Askep pada anak.Sagung Seto EGC: Jakarta