Anda di halaman 1dari 12

 Sholawat Ibrahimiyah

Tentang shalawat yang paling disarankan, disebutkan dalam kitab Fala’ul Afham
karya Ibn Qayyim Aljauziyah. Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amru Al Anshari Al
Badri, ia mengatakan, ”Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam datang pada saat
kami berada di majelis Saad bin Ubadah, Basyir bin Sa’ad bertanya pada beliau,
”Allah telah memerintahkan kami bershalawat untuk Anda, lalu bagaimana cara
kami bershalawat untuk Anda?’

Beliau menjawab: ”Ucapkanlah, ‘Yaa Allah, limpahkan shalawat untuk Muhammad


dan keluarga Muhammad, seperti Engkau menampaklimpahkan shalawat-Mu
untuk  keluarga Ibrahim, dan limpahkan berkah untuk Muhammad dan keluarga
Muhammad seperti Engkau melimpahkan berkah untuk keluarga Ibrahim.’
Sedangkan ucapan salam seperti yang telah kalian ketahui.”

Shalawat ini terkenal dengan nama Shalawat Ibrahimiyah. Lafazh-nya adalah:


“Allahumma shalli ala Muhammadin wa ‘ala ala’ Muhammad, kama shallayta ‘ala
ali Ibrahim wa barik ‘ala Muhammadin wa ‘ala ali Muhammad, kama barakta ‘ala
Ibrahim. Fil alamina innaka hamidun majid.”

Dalam tasyahud akhir, Imam Asy-Syafi’i ra, menganggap shalawat Nabi saw
sebagai salah satu dari rukun salat. Beliau biasa memakai shalawat seperti
berikut ini.

“Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammadin wa’ala ali Sayyidina Muhammad,


kama shallayta ‘ala Sayyidina Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim wa barik ‘ala Sayyidina
Muhammad wa ‘ala ali Sayyidina Muhammad, kama barakta ‘ala Sayyidina
Ibrahim wa ‘ala ali Sayyidina Ibrahim. Fil amina Innaka Hammidun-Majid.

Artinya: “Ya Allah SWT, limpahkanlah shalawat kepada junjungan kami.


Muhammad, dan kepada keluargajunjungan kami, Muhammad, sebagaimana
Engkau telah melimpahkan shalawat kepada junjungan kami Ibrahim, dan
keluarga Ibrahim, berkatilah pula junjungan kami Muhammad, dan keluarga
junjungan kami Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberkati junjungan
kami Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi
Mahamulia.”

Tambahan lafal ‘sayyidina’ boleh jadi sebagai adab dari beliau, atau mungkin pula
mengikuti ucapan Rasululllah saw, dalam salah satu sabdanya yang mengatakan:
”Wa ana sayyidu waladi adama ala fakhr.”

Artinya: “Aku adalah sayyid (penghulu) manusia dan tidak sombong.”

 Sholawat Yang Pendek


Shalawat ini cukup populer di masyarakat dengan sebutan shalawat ‘shad’. Tidak
terlalu jelas siapa yang menamainya demikian. Mungkin juga karena diawali
dengan huruf ‘shad’ .

”Shallahu ‘ala Muhmmad.”

Artinya: ”Semoga Allah mencurahkan shalawat kepada Muhammad.”

Penjelasaannya:

Imam Asy-Sya’rani menuturkan bahwa Nabi Muhammad saw bersabda:


”Barangsiapa yang membaca shalawat ini berarti ia telah membukakan bagi
dirinya tujuh puluh pintu rahmat, dan ditanamkan Allah kecintaan kepada dirinya
dalam hati umat manusia.”

 Sholawat Yang Ketiga

”Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa’ala alihi wasallim. ”

Artinya: ”Ya Allah, Iimpahkanlah shalawat dan salam kepada Muhammad dan
keluarganya.”

 Sholawat Yang Keempat

“Allahumma shalli ‘ala muhammadin ‘abdika wa nabiyika nabiyyil ummiyy.”

Artinya: ”Ya Allah, limpahkan shalawat atas Muhammad, hamba dan nabi-Mu,
nabi yang ummi.”

Penjelasan:

Imam Al-Ghozali dalam kitab Al ihya mengatakan bahwa Rasulullah saw


bersabda, ”Barang siapa yang mengucapkan shalawat atasku pada malam Jumat
sebanyak 80 kali, Allah akan mengampuni dosadosanya selama 80 tahun.”

Kemudian ditanyakan, ”Ya Rasulullah, bagaimana cara memberi shalawat


kepadamu itu?”

Rasulullah saw menjawab, ”Allahumma shalli ‘ala muhammadin ‘abdika wa


nabiyyikan nabiyyil ummiy.”

Diriwayatkan bahwa, barang siapa yang membacanya setiap hari dan setiap
malam sebanyak 500 kali, niscaya dia tidak akan mati sebelum berjumpa dengan
Rasulullah saw, dalam keadaan sadar.
 Sholawat Kelima

Shalawat Munjiyat ”Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammadin salatan tunjina


biha, min jami’il ahwali wal ‘afat, wa taqhdi lana biha min jami’al hajat, wa
tuthahhiruna biha min jami’is-sayyi’at, wa tarfa’una biha ‘indaka a’laddarajat, wa
tuballighuna biha aqhsal-ghayat, min jami’ilkhayratifil-hayati wa ba’da! mamat.”

Artinya:

”Ya Allah limpahkanlah shalawat atas junjungan kami, Muhammad, dengan suatu
shalawat yang menyebabkan kami selamat dari semua ketakutan dan
malapetaka, yang menyebabkan Engkau menunaikan semua hajat kami, yang
menyebabkan Engkau menyucikan kami, dari semua kejahatan, yang
menyebabkan Engkau mengangkat kami ke derajat yang tinggi di sisi-Mu, dan
yang menyebabkan Engkau menyampaikan semua cita-cita kamu berupa
kebaikan-kebaikan dunia dan akhirat.”

 Sholawat Keenam

Shalawat Ash-shalah alad adyyah. “Allahumma shalli ‘ala Muhammadin bi ‘adadi


man Shalla ‘alayh, wa shalli ‘ala Muhammadin bi ’adadi man-lam yu shalli ‘alayh,
wa shalli ‘ala Muhammadin kama ‘amarta bish-salati ‘alayh, was hallo ‘ala
Muhammadin kama tuhibbu an-yushalla ‘alayh, wa shalli ‘ala Muhammadin kama
tan baghis-salatu ‘alayh.”

Artinya:

“Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad sebanyak jumlah orang


yang bershalwat kepadanya; limpahkanlah shalawat kepada Muhammad
sebanyak jumlah orang yang tidak bershalawat kepadanya; limpahkanlah
shalawat kepada Muhammad sebagaimana shalawat yang Engkau perintahkan
kepadanya; limpahkanlah shalawat kepada Muhammad sebagai mana Engkau
suka agar dibacakan shalawat atasnya; dan limpahkanlah pula shalawat kepada
Muhammad sebagaimana seharusnya shalawat atasnya.”

 Sholawat Ketujuh

‘Allahumma shalli’ ‘ala Nabiyyina Muhammadin kullama dzakamkadz-dzakiruna


wa ghafala ‘an dzikrikal-ghafilun.”

Artinya : “Ya Allah limpahkanlah sholawat atas nabi kami, Muhammad selama
orang-orang yang ingat menyebutMu dan orang-orang yang lalai menyebutmu
dan orang-orang yang lalu melupakan untuk menyebutMu ”

Penjelasan dan kegunaannya: Shalawat ini dan shalawat adadyyah adalah dua
sighat
shalawat dari Imam Syafi’I ra.

Berkaitan dengan shalawat adadyyah, diceritakan bahwa Imam Asy-syafi’I pernah


bermimpi bertemu dengan seseorang, lalu dikatakan kepadanya. ”Apa yang
diperbuat Allah atas diri Anda?”

Imam Asy-Syafi’I menjawab, ”Allah telah mengampuni diriku.”

“Dengan amal apa?” “Dengan lima kalimat yang aku pergunakan untuk memberi
shalawat kepada nabi Muhammad

Shalallahu ‘alaihi wassalam.

”Bagaimana bunyinya? Lalu, beliau membacakan shalawat tersebut (no. 6)

 Sholawat Kedelapan

Shalawat ini disebut juga shalawat Kamaliyah. .Allahumma shalli wasallim


wabarik ‘ala sayyidi na Muhammadin, ala ‘alihi, ‘adada kamalillahi wa kama yaliqu
bikamalih. ”

Artinya: ”Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam dan barakah kepada Sayyidina
Muhmmad, dan keluarganya sebanyak kesempurnaan Allah dan segala yang
sesuai dengan kesempurnaan-Nya itu.” Penjelasan dan kegunaannya: Shalawat
Kamaliyah ini digunakan sebagai wirid di kalangan tarekat karena pahalanya tidak
terhingga. Ada yang menyatakan bahwa shalawat ini menyamai pahala 14.000
shalawat lainnya.

 Sholawat kesembilan

Shalawat Nariyah

“Allahumma shalli salatan kamilatan wasallim salaman tamman ‘ala Sayyidina


Muhammadinil-ladzi tanhallu bi’hi’l uqadu, watanfariju bihil kurobu, wa tuqdha
bihiki hawaiju, watunalu bihir-raghaibu, wakhusnul khawatimi, wa yustasqal-
ghamamu bi wajhihil-karim; wa’ala alihi wa shahbihi fi kulli lamhatin wa napasin,
bi adadi kulli ma’lumin lak.”

Artinya:

”Ya Allah limpahakanlah shalawat yang sempurna dan kesejahteraan yang


paripurna kepada junjungan kami Muhammad, yang dengan perantaraan beliau
itu dilepaskan semua ikatan, dilenyapkan segala kesusahan, ditunaikan segenap
kebutuhan, diperoleh segala keinginan, dicapai akhir yang baik, dan diberi minum
dari awan berkat wajahnya yang mulia; juga kepada keluarga dan sahabatnya,
dalam setiap kedipan mata dan tarikan napas, sebanyak jumlah pengetahuan
yang Engkau miliki.”

Penjelasan dan kegunaannya:

Tentang shalawat ini, Imam Qurthubi menuturkan bahwa, barang siapa yang
membacanya secara rutin setiap hari sebanyak 41 kali atau 100 kali atau lebih,
Allah akan melenyapkan kecemasan dan kesusahannya, menghilangkan
kesulitannya dan penyakitnya, memudahkan urusannya, memperbaiki
keadaannya, meluaskan rizkinya dan membukakan baginya segala pintu kebaikan
dan lain-lain.

yuk bersholawat!

Macam-Macam Shalawat
dan Faedahnya
Oleh
 Tebuireng Online [M. Abror Rosyidin]
 -
17 Agustus 2016

Shalawat al-Fatih
َ ِ‫ َو ْال َهادِيْ إِلَى صِ َراط‬،‫ر ْال َح ِّق ِب ْال َح ِّق‬dِ ِ‫ َو ال َّناص‬،‫ِم لِ َما َس َب َق‬dِ ‫ ْال َفات ِِح لِ َما أ ُ ْغل َِق َو ْال َخات‬،ٍ‫ص ِّل َع ٰلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّمد‬
‫ك‬ َ ‫اللَّ ُه َّم‬
ٰ
ِ ‫ْالمُسْ َتقِي ِْم َو َعلى آلِ ِه َح َّق َق ْد ِر ِه َو ِم ْقد‬
‫َار ِه العَظِ ي ِْم‬

Syekh Ahmad at Tijany berkata: ”Keistimewaan sholawat al-Fatih sangat


sulit di terima oleh akal, karena ia merupakan rahasia Allah SWT yang
tersembunyi. Seandainya ada 100.000 bangsa, yang setiap bangsa itu
terdiri dari 100.000 kaum, dan setiap kaum terdiri dari 100.000 orang, dan
setiap orang diberi umur panjang oleh Allah SWT sampai 100.000 tahun,
dan setiap orang bersholawat kepada nabi setiap hari 100.000x, semua
pahala itu belum dapat menandingi pahala membaca sholawat al-Fatih 1x.”
Adapun Syaikh Muhammad al Budairi al Qudsi mengatakan bahwa siapa
yang membacanya setiap hari setelah membaca al-Musabbi’at al-
Asyr (sepuluh bacaan yang dibaca tujuh kali), yaitu Ayat Kursy, al Fatihah,
al Ikhlas, al Falaq, al Naas, al Kafirun, tasbih-tahmid-tahlil-takbir-hauqalah,
shalawat Ibrahimiyah, doa. Maka akan mendapatkan beberapa faidah di
antaranya adalah mendapatkan perlindungan dari bahaya di dunia dan di
hari dikumpulkan di padang mahsyar, menjadi benteng dari segala
keburukan dan celaka.

ِ ‫ت َي ْو َم َيقُ ْو ُم ْالح َِسا‬


‫ب‬ ِ ‫ت َو ْالمُسْ لِ ِمي َْن َو ْالمُسْ لِ َما‬
ِ ‫ْن َو ْالم ُْؤ ِم َنا‬dَ ‫اغفِرْ لِيْ َوال َِوالِدَىَّ َو ْالم ُْؤ ِم ِني‬
ْ ‫اللّ ُه ّم‬

Majalah Tebuireng

Serta doa:

 ‫ت لَ ُه أَهْ ٌل َواَل َت ْف َع ُل ِب َنا يا َ َم ْواَل َنا َما َنحْ نُ لَ ُه‬


َ ‫ َو ْاآلخ َِر ِة َمآ أَ ْن‬dَ‫ْن َوال ُّد ْنيا‬ ِ ‫اللّ ُه َّم ا ْف َع ْل ِبيْ َو ِب ِه ْم َعا ِجالً َوا ِجالً فِيْ ال ِّدي‬
َ ‫أَهْ ٌل إِ َّن‬
‫ك َغفُ ْو ٌر َحلِ ْي ٌم َج َّوا ٌد َك ِر ْي ٌم َرؤُ ْوفٌ َر ِح ْي ٌم‬

Shalawat al Nariyah/al Tafjiriyah

‫ ِب ِه‬d‫ضى‬َ ‫ًًّما َع ٰلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد نِالَّذِيْ ُت ْن َح ُل ِب َه ْال ُع َق ُد َو َت ْن َف ِر ُج ِب ِه ْال ُك َربُ َو ُت ْق‬dّ ‫صالَ ًة َكا ِملَ ًة َو َسلِّ ْم َسالَمًا َتا‬ َ ‫ص ِّل‬ َ ‫اللَّ ُه َّم‬
‫صحْ ِب ِه فيْ ُك ِّل لَم َْح ٍة َو‬َ ‫ْم َويُسْ َتسْ َقى ْال َغ َما ُم ِب َوجْ ِه ِه ْال َك ِري ِْم َو َع ٰلى آلِ ِه َو‬dِ ‫ْال َح َوا ِئ ُج َو ُت َنا ُل ِب ِه الرَّ َغائِبُ َوحُسْ نُ ْال َخ َوا ِتي‬
‫ك‬َ َ‫س ِب َع َد ِد ُك ِّل َمعْ لُ ْو ٍم ل‬
ٍ ‫َن َف‬

Barangsiapa yang dicita-citakan, atau ingin menolak yang tidak disukai


mereka berkumpul dalam satu majelis untuk membaca shalawat nariyah ini
sebanyak 4444 kali, tercapailah apa yang dikehendaki dengan cepat (bi
idznillah).

Imam al Qurthubi mengatakan: “Barang siapa membaca shalawat ini (al-


Nariyah/al-Tafjiriyah) 41 kali, 100 kali atau lebih, Allah akan melapangkan
kesulitannya, mengusir kesedihannya, memudahkan urusannya, menerangi
hatinya menurut kadar imannya, meninggikan derajat nya, membaguskan
keadaannya, meluaskan rejekinya, membukakan pintu-pintu kebaikan, dan
melindunginya dari kehacuran sepanjang tahun, menyelamatkan dari
berbagai musibah kelaparan dan kemiskinan, dicintai oleh semua mahluk,
dan dikabulkannya doa dari segala doa.”

Shalawat Munjiyat

‫ت‬
ِ ‫اجا‬
َ ‫الح‬ َ ‫ت َو َت ْقضِ يْ لَ َنا ِب َها مِنْ َج ِمي ِْع‬ ِ ‫ال َواألَ َفا‬ ِ ‫صالَةٌ ُت ْنج ْي َنا ِب َها مِنْ َج ِمي ِْع األ َه َو‬ َ ‫ص ِّل َع ٰلي َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد‬َ ‫اللَ ُه َّم‬
‫ت مِنْ َج ِمي ِْع‬ َ ‫صى‬
ِ ‫الغا َيا‬ ِ ‫ك أَعْ ٰلى الد ََر َجا‬
ٰ ‫ت َو ُت َبلّ ُغ َنا ِب َها أَ ْق‬ َ ‫ت َو َترْ َف ُع َنا ِب َها عِ ْن َد‬ِ ‫ ِب َها مِنْ َج ِمي ِْع ال َس ِّي َئا‬d‫َو ُت َط ِّه ُر َنا‬
‫ك يا َ أَرْ َح َم الرَّ ا ِح ِمي َْن‬ َ ‫ت ِب َرحْ َم ِت‬ ِ ‫الح َيا ِة َو َبعْ َد ال َم َما‬
َ ْ‫ت فِي‬ ِ ‫الخي َْرا‬ َ

Hasan bin ‘Ali al-Aswânî berkata, “Barangsiapa yang membaca shalawat ini
dalam setiap perkara penting atau bencana sebanyak seribu kali, niscaya
Allah akan melepaskan bencana itu darinya, dan menyampaikan apa yang
diinginkannya, terkabul hajatnya.” Diriwayatkan juga dari Ibn al Fakihani,
dari Syaikh al Shalih Musa al Darir, berkata bahwa suatu saat beliau pernah
berlayar di sebuah laut. Tiba-tiba angin (angin taufan) telah melanda kapal
yang beliau tumpangi.

Sedikit manusia yang dapat selamat dari amukan angin tersebut. Banyak
orang menjerit-jerit di dalam ketakutan. Tiba-tiba beliau merasa mengantuk
dan kemudian tertidur. Dalam tidur, beliau bermimpi bertemu Rasulullah
SAW yang mengatakan pada Syaikh al Shalih untuk membaca shalawat
munjiyat tersebut. Kemudian beliau dan para penumpang kapal bersama-
sama mengucapkannya kira-kira sebanyak 300 kali. Mereka pun selamat
dari musibah itu.

Shalawat Nur al Anwar

َ َ ٰ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
ِ ‫ م َُح َّم ٍد ن ِْالم ُْخ َت‬d‫ار َس ِّي ِد َنا َو َم ْوالَ َنا‬
‫ار‬ ِ ‫ب ْال َي َس‬ ِ ‫اق ْاالَ ْغ َي‬
ِ ‫ار َومِف َت‬
ِ ‫اح َبا‬ ِ ‫ار َوتِرْ َي‬
ِ ‫ار َوسِ رِّ األسْ َر‬ ِ ‫ص ِّل َعلى ُن ْو ِر ْاأل ْن َو‬
ْ َ
‫ضالِ ِه‬
َ ‫هللا َواِف‬ ِ ‫ار َواَصْ َح ِاب ِه ْاالَ ْخ َي‬
ِ ‫ار َع َد َد ن َِع ِم‬ ِ ‫َوآلِ ِه ْاألط َه‬

Barangsiapa membaca shalawat ini akan mendapatkan apa yang menjadi


hajat, menghilangkan problem yang menghimpit, menolak godaan hawa
nafsu, setan, dan musuh-musuh manusia lainnya, serta jalan untuk bertemu
nabi dalam mimpi.

Sayyid Ahmad al Badwi juga mengatakan jika dibaca setiap selesai shalat
fardhu, maka akan terhindar dari segala mara bahaya dan memperoleh rizki
dengan mudah. Jika dibaca 7 kali sebelum tidur, insya Allah akan terhindar
dari sihir yang dilakukan orang jahat. Jika dibaca 100 kali sehari semalam,
akan memperoleh cahaya Illahi, menolak bencana, mendapat rizki lahir
batin.
Shalawat al Nuraniyah/Badawi Kubro

َ ‫ َوأَ ْف‬،ِ‫ض ِة الرَّ حْ َما ِن َّية‬


‫ل‬dِ ‫ض‬ َ ‫ َولَ ْم َع ِة ْال َق ْب‬،ِ‫ م َُح َّم ٍد َش َج َر ِة ْاألَصْ ِل ال ُّن ْو َرا ِن َّية‬dَ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َوبا َ ِركْ َع ٰلى َس ِّيدِنا َ َو َم ْوالَنا‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
َ َ
،ِ‫إلصْ طِ َفا ِئ َّية‬ ِ ‫ َو َخ َزائ ِِن ْال ُعلُ ْو ِم ْا‬،ِ‫ار الرَّ بَّا ِن َّية‬ ِ ‫ِن ْاألسْ َر‬ِ ‫ َو َمعْ د‬،ِ‫ َوأ ْش َرفِ الص ُّْو َر ِة ْال َجسْ َما ِن َّية‬،ِ‫إل ْن َسا ِن َّية‬ ِ ‫ْال َخلِ ْي َق ِة ْا‬
،ِ‫ َف ُه ْم ِم ْن ُه َو ِالَ ْيه‬،ِ‫ت ل َِوا ِئه‬ َ ْ‫ت ال َّن ِبي ُّْو َن َتح‬ َ
ِ ‫ َم ِن ا ْند ََر َج‬،ِ‫ َوالرُّ ْت َب ِة ْال َعلِ َّية‬،ِ‫ َو ْال َبه َْج ِة ال َّس ِن َّية‬،ِ‫ض ِة ْاألصْ لِ َّية‬ َ ‫ب ْال َق ْب‬ ِ ‫صا ِح‬ َ
َ ‫ث َمنْ أَ ْف َني‬
،‫ْت‬ ُ ‫ْت ِالَى َي ْوم َتب َْع‬ َ ‫ي‬ ‫ي‬ ْ‫ح‬ َ
َ َ َ َ‫أ‬ ‫و‬ ‫ت‬َّ ‫م‬ َ ‫أ‬ ‫و‬ ‫ت‬َ ْ
‫ق‬ ‫ز‬َ ‫ر‬ ‫و‬
َ َ ، َ
‫ت‬ ْ
‫ق‬ َ ‫ل‬ َ
‫اخ‬‫م‬ ‫د‬ َ ‫د‬َ
َ َ ِ َ َ ‫ع‬ ‫ه‬
ِ ‫ب‬ ْ‫ح‬ ‫ص‬ ‫و‬ ‫ه‬ ِ ِ ‫ل‬ ‫آ‬ ‫ى‬‫ل‬ٰ ‫ع‬ ْ َ
َ َ َ ِ َ ْ َ َ َ ‫َو‬
‫و‬ ‫ه‬
ِ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ْ‫ك‬‫ر‬َ ‫ا‬ ‫ب‬ ‫و‬ ‫م‬ ِّ ‫ل‬ ‫س‬ ‫و‬ ‫ل‬
ِّ ‫ص‬
ِ
‫هلل َربِّ ْال َعالَ ِمي َْن‬ ِ ِ ‫ َو ْال َح ْم ُد‬d‫َو َسلِّ ْم َتسْ لِ ْيمًا َك ِثيْرً ا‬

Imam al Badawi menganjurkan agar orang yang membacanya dalam


keadaan suci dan menempatkan diri hadir seakan-akan berada menghadap
cahaya Rasulullah Saw. secara istiqamah selama 40 hari, seratus kali setiap
hari, maka ia akan mendapatkan cahaya dan kabar yang tidak bisa ia
ketahui kecuali atas izin Allah.

Shalawat al Nur al Dzati

‫ت‬ ِّ ‫سائ ِِر األَ ْسمَاءِ َو‬


ِ ‫الص َفا‬ َ ‫ار ْي ف ِْي‬
ِ ‫الس‬ ِّ ‫س ِّي ِد َنا ُم َح َّم ٍد نِال ُّن ْو ِر ال َّذات ِْي َوال‬
َّ ‫س ِّر‬ ِ ‫سلِّ ْم َو َب‬
َ ‫ار ْك َع ٰلى‬ َ ‫اللَّ ُه َّم‬
َ ‫صل ِّ َو‬

Imam al Shawi Mengatakan bahwa shalawat yang disusun oleh Syaikh Abu
Hasan al Sadzily ini nilainya seperti membaca 100.000 shalawat untuk
menghilangkan susah, sedih, dan problem yang berat.

Shalawat Ibrahimiyah

ِ ‫ْت َع ٰلى َس ِّي ِد َنا إِب َْرا ِه ْي َم َو َع ٰلى‬


‫آل َس ِّي ِد َنا إِب َْرا ِه ْي َم و‬ َ ‫صلَّي‬ ِ ‫ص ِّل َع ٰلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َع ٰلى‬
َ ‫آل َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َك َما‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
ْ‫آل َس ِّي ِد َنا إِب َْرا ِه ْي َم فِي‬ ٰ ٰ
ِ ‫ت َعلى َس ِّي ِد َنا إِب َْرا ِه ْي َم َو َعلى‬ َ ‫ار ْك‬
َ ‫آل َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َك َما َب‬ ٰ
ِ ‫اركْ َعلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َعلى‬ٰ
ِ ‫َب‬
‫ك َح ِم ْي ُد َم ِج ْي ٌد‬َ ‫ْال َعالَ ِمي َْن إِ َّن‬

Shalawat ini adalah shalawat yang ma’tsur dari Rasulullah Saw., karena
banyak Muhaditss dan perawi meriwayatkan hadits yang secara redaksional
terdapat shalawat ini. Beberapa ahlul hadits yang meriwayatkan adalah
Imam al-Bukhary dan Muslim dalam Shahih mereka, al Tirmidzi, al Nasa’i,
Abu Daud, dalam sunan mereka juga meriwayatkan hadits ini, Imam malik
dalam al Muwatho’ juga meriwatkannya. Imam al-Hafidz al ‘Iraqy dan al
Sakhawy menyebut hadits itu adalah Muttafaq Alaih.

Dalam redaksi hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Shahih-nya,


Rasulullah bersabda:
  Doa Sebelum Belajar dari KH. Agus Ishomuddin Hadziq

ُ ْ‫ت لَ ُه َي ْو َم ْالقِ َيا َم ِة ِبال َّش َها َد ِة َو َش َفع‬


‫ت لَ ُه‬ ُ ‫صالَ َة َش ِه ْد‬
َّ ‫َمنْ َقا َل َه ِذ ِه ال‬

“Barang siapa membaca shalawat ini, maka aku bersaksi untuknya di hari
kiamat dengan sebuah persaksian dan memberinya syafa‘at”.

Shalawat Mukhathab

َ ‫ت ِح ْيلَتِيْ أَ ْد ِر ْكنِيْ َي‬


ِ ‫ل‬dَ ‫ارس ُْو‬
‫هللا‬ َ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َع ٰلى َس ِّيدِنا َ م َُح َّم ٍد َق ْد‬
ْ ‫ضا َق‬ َ ‫اللّ ُه َّم‬

Faedah membaca shalawat ini adalah untuk meminta pertolongan kepada


Allah dengan wasilah Rasulullah SAW untuk menyelesaikan masalah-
masalah yang berat, susah, dan sangat memperihatinkan yang tidak bisa
dijangkau oleh pikiran dan tenaga manusia.

Shalawat Thibb al Qulub

‫ار َوضِ َيا ِئ َها َو َع ٰلى آَلِ ِه‬ َ ‫ر األَب‬dِ ‫َان َوشِ َفا ِئ َها َو ُن ْو‬
ِ ‫ْص‬ ِ ‫ب َود ََوا ِئ َها َو َعافِ َي ِة األَ ْبد‬
ِ ‫ص ِّل َعلَى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد طِ بِّ ْالقُلُ ْو‬ َ ‫اللَّ ُه َّم‬
‫اركْ َو َسلِّ ْم‬ِ ‫صحْ ِب ِه َو َب‬
َ ‫َو‬

Shalawat ini memiliki faedah untuk menyembuhkan penyakit lahir dan batin.

Shalawat  Litausi’i al Arzaq

َ ‫اق َويُحْ سِ نُ ِبها َ لَنا َ اأْل َ ْخاَل َق َو َعلَى آلِ ِه ِو‬


‫صحْ ِب ِه َو َسلَّ َم‬ َ ‫ص ِّل َع ٰلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد‬
dَ ‫صاَل ًة ُت َو ِّس ُع ِب َها َعلَ ْي َنا اأْل َرْ َز‬ َ ‫اللَّ ُه َّم‬

Shalawat ini memiliki beberapa faedah, diantaranya adalah untuk


memperluas rizki dan memperbaiki budi pekerti yang luhur. Hendaknya
membaca shalawat tersebut, minimal 41 kali setiap selesai shalat fardhu
secara istiqamah.

Selain untuk mendapatkan rizki dan memperbaiki akhlak, shalawat ini juga
bisa untuk meminta kepada Allah agar diberikan rahmat dan pertolongan
dari bala’, bencana, dan penyakir, dengan membacanya 100 kali setiap
selesai shalat fardhu secara istiqamah. Membacanya juga bisa setiap hari
sebanyak-banyaknya memohon kepada Allah agar diberikan keselamatan
dunia dan akhirat.
Shalawat Hajjiyah

‫ِك ْال َح َر ِام َو َترْ ُزقُ َنا‬


َ ‫ ُت َبلِّ ُغ َنا ِب ِه َما َح َّج َب ْيت‬d‫صاَل ًة َو َساَل ًما‬ ِ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلَى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َع ٰلى‬
َ ‫آل َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد‬ َ ‫أَللَّ ُه َّم‬
َ ِ‫صاَل ِة َوأَ ْز َكى ال َّساَل ِم فِيْ لُ ْطفٍ َو َعفِ َي ٍة َو َب َر َك ٍة َو ُبلُ ْو ِغ ْال َم َر ِام َعدَدَ َخ ْلق‬
‫ك‬ َّ ‫ض ُل ال‬ َ ‫ك َعلَ ْي ِه أَ ْف‬َ ‫ار َة َقب ِْر َن ِب ِّي‬
َ ‫ِب ِه َما ِز َي‬
َ ‫ك َو ِمدَا َد َكلِ َمت‬
‫ِك‬ َ ِ‫ك َو ِز َن َة َعرْ ش‬ َ ِ‫ضا َن ْفس‬ َ ‫َو ِر‬

Barangsiapa yang ingin mendapatkan rizki yang cukup supaya bisa


mengunjungi Bait al-Haram Makkah dan Madinah untuk menunaikan ibadah
rukun Islam yang terakhir, maka hendaknya membaca shalawat ini, 1000
kali setiap shalat maghrib dan shubuh secara istiqamah selama maksimal
tiga tahun. Namun sebelumnya sebaiknya diawali dengan shalat hajat dua
rakaat. Raka’at pertama membaca al-Fatihah, dan surat al-Ikhlas 10 kali,
sedangkan raka’at kedua, setelah al Fatihah, membaca surat al Ikhlas 20
kali, kemudian setelah salam membaca istighfar 100 kali. Dilanjutkan
dengan memberikan hadiah al Fatihah untuk Baginda Rasullullah SAW.
kepada Nabi Ibrahim, Syaikh Abdul Qodir al Jilani. Kemudian baru membaca
shalawat tersebut 1000 kali.

Shalawat Badriyah

ِ ‫هللا *** َع ٰـلى ٰطـ َه َرس ُْـو ِل‬


‫هللا‬ ِ ‫هللا َسـالَ ُم‬
ِ ُ‫صـالَة‬
َ

‫هللا‬
ِ ‫ب‬ ِ ‫هللا *** َعـلَى ي ٰـس َح ِبيْـ‬
ِ ‫هللا َسـالَ ُم‬
ِ ُ‫صـالَة‬
َ

ِ ‫هللا *** َو ِب ْالـ َهادِيْ َرس ُْـو ِل‬


‫هللا‬ ِ ‫َت َو َس ْـل َنا ِب ِـبـسْ ِـم‬

ِ ْ‫َو ُكــ ِّل م َُجـا هِـ ِد هلِل ِ *** ِبأَه‬


ُ ‫ يـَا هللَا‬ ‫ـل ْال َب ْـد ِر‬

‫ت َوال ِّنـ ْقـ َم َة‬ َ ‫إِ ٰل ِهـيْ َسـلِّ ِـم ْاالُمـَّة *** م‬
ِ ‫ِـن ْاآلفـَا‬

ِ ْ‫َومِنْ َه ٍـم َومِنْ ُغـمَّـ ٍة *** ِبأَه‬


ُ ‫ـل ْال َب ْـد ِر يـَا هللَا‬

ْ ‫إِ ٰل ِهـيْ َنجِّ ـ َنا َوا ْكـشِ ـفْ *** َجـ ِمي َْع اَذِيـ َّ ٍة َواصْ ِر‬
‫ف‬

ِ ْ‫ـف *** ِبأَه‬


ُ ‫ـل ْال َب ْـد ِر يـَا هللَا‬ ْ ‫ط‬ُ ‫َمـ َكائـِ َد ْالعِـدَا َو ْال‬

‫ْـن َو ْال َع ْطـ َبا‬


َ ‫ـر َبا *** م َِن ْال َعـاصِ ي‬
َ ‫ـس ْالـ ُك‬ ٰ
ِ ‫إِل ِهـيْ َنـ ِّف‬

ِ ْ‫َو ُكـ ِّل بـَلِـيَّـ ٍة َو َوبـَا *** ِبأَه‬


ُ ‫ـل ْال َب ْـد ِر يـَا هللَا‬
‫ت‬ ‫ت *** َو َكــ ْم مِنْ ِذلَّـ ٍة َف َ‬
‫صلَ ْ‬ ‫صلَ ْ‬
‫َف َكــ ْم مِنْ َرحْ َم ٍة َح َ‬

‫ـت *** ِبأَهْ ِ‬


‫ـل ْال َب ْـد ِر يـَا هللَا ُ‬ ‫صلَ ْ‬
‫َو َكـ ْم مِنْ نِعْ مـَ ٍة َو َ‬

‫ْت َذ ْالعُـ ْم ِر *** َو َكـ ْم أَ ْولَي َ‬


‫ْـت َذ ْ‬
‫اال َفـ ْق ِ‬
‫ـر‬ ‫َو َكـ ْم أَ ْغـ َني َ‬

‫ـو ْذ ِر *** ِبأَهْ ِ‬


‫ـل ْال َب ْـد ِر يـَا هللَا ُ‬ ‫تذ ْ‬
‫ِاال ِ‬ ‫َو َكـ ْم َعا َفـي ْـ َ‬

‫ض َمعْ َرحْ ِ‬
‫ب‬ ‫ت َع ٰلى ْال َق ْـلـ ِ‬
‫ب *** َجمِـ ْي ُع ْاالَرْ ِ‬ ‫لَـ َق ْد َ‬
‫ضا َق ْ‬

‫ب *** ِبأَهْ ِ‬
‫ـل ْال َب ْـد ِر يـَا هللَا ُ‬ ‫ـج م َِن ْال َبالَ الصَّعْ ـ ِ‬
‫َفا ْن ِ‬

‫أَ َتي ْـ َنا َطـال ِِـبيْ الرِّ ْف ِ‬


‫ـق *** َوجُـ ِّل ْال َخـي ِْر َوالسَّـعْ ِد‬

‫َف َو سِّـعْ ِم ْن َحـ َة ْاألَيـْدِيْ *** ِبأَهْ ِ‬


‫ـل ْال َب ْـد ِر يـَا هللَا ُ‬

‫اع ٰلى َّ‬


‫الطيْبـَ ْة‬ ‫ـع ْال َخـي ْـ َب ْة *** َب ِل اجْ َع ْلـ َن َ‬
‫َفـالَ َترْ ُد ْد َم َ‬

‫ِـز َو ْال َهـي ْـ َب ْة *** ِبأَهْ ِ‬


‫ـل ْال َب ْـد ِر يـَا هللَا ُ‬ ‫أَيـَا َذ ْ‬
‫االع ِّ‬

‫َو إِنْ َترْ ُد ْد َفـ َمنْ َنأْتـِيْ *** ِبـ َنيـْ ِل َجمِيـْ ِع َح َ‬
‫اجا تِيْ‬

‫ت *** ِبأَهْ ِ‬
‫ـل ْال َب ْـد ِر يـَا هللَا ُ‬ ‫أَيـَا َجـالِى ْالمُـلِـمـَّا ِ‬

‫ِـر َواَ ْك ِر ْم َنـا *** ِبـ َني ْـ ِل مـَ َطا لِ ٍ‬


‫ب ِم َّنا‬ ‫إِ ٰل ِهـيْ ْ‬
‫اغف ِ‬

‫ـع َم َسـا َء ٍة َعـ َّنا *** ِبأَهْ ِ‬


‫ـل ْال َب ْـد ِر يـَا هللَا ُ‬ ‫َو َد ْف ِ‬

‫ف *** َو ُذ ْو َفـضْ ٍل َو ُذ ْو َع ْطـ ٍ‬


‫ف‬ ‫إِ ٰل ِهـيْ أَ ْن ْـ َ‬
‫ت ُذ ْو لُ ْطـ ٍ‬

‫َو َكـ ْم مِنْ ُكـرْ بـَ ٍة َتن ْـفِيْ *** ِبأَهْ ِ‬


‫ـل ْال َب ْـد ِر يـَا هللَا ُ‬

‫َو َ ٰ‬
‫ص ِّل َعلى النـ َّ ِبيٍّ ْال َبـرِّ *** بـِالَ َعـ ٍّد َوالَ َحـصْ ِ‬
‫ـر‬

‫آل َسـا َد ٍة ُغــــرِّ *** ِبأَهْ ِ‬


‫ـل ْال َب ْـد ِر يـَا هللَا ُ‬ ‫َو ِ‬

‫‪Sholawat ini disusun oleh seorang Kiai asli Indonesia. Beliau bernama KH. Ali‬‬
‫‪Manshur seorang cucu dari KH Muhammad Siddiq dari Jember. Terciptanya‬‬
‫‪sholawat ini lantaran keresahaan beliau memikirkan pergolakan politik yang‬‬
ada di Indonesia, orang-orang PKI makin kuat di daerah pedesaan dan
warga NU (Nahdiyin) mulai terdesak oleh segala intervensi yang dilakukan
PKI. Dominasi kekuasaan PKI di Indonesia pun mulai terlihat, mereka sudah
mulai berani membunuh Kiai-Kiai yang ada di desa yang menjadi senantiasa
menjaga, ngayomi dan bimbing masyarakat di pedesaan.

Shalawat Badriyah sejak lama kerap dilantunkan oleh kaum muslimin jika
hendak memulai pengajian atau acara keagamaan lainnya. Dinamakan
Shalawat Badriyah karena mengacu kepada bait pengharapan berkah dari
para sahabat Nabi yang berperang di perang Badar yang terdapat di
Shalawat ini.

Shalawat Badriyah memiliki 28 bait dan mengandung beragam faedah


(manfaat) yang besar bagi siapa saja yang mengamalkannya. Di antaranya
Shalawat ini untuk memohon keselamatan dan menghilangkan segala
kesusahan, kesempitan dan segala yang menyakitkan.

Selain itu, Shalawat Badriyah juga untuk memohon selamat dari bahaya


musuh, untuk menangkis orang-orang yang berbuat kemaksiyatan dan
kerusakan, dan untuk dihindarkan dari segala marabahaya dan bencana.
Shalawat ini juga bisa digunakan untuk keuntungan, meluaskan rizki,
mendapatkan keberkahan serta untuk mendapatkan pahala yang besar.

Demikian adalah beberapa jenis dan macam shalawat yang kesemuanya


disusun oleh para ulama, sufi, dan kiai. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam

*Disarikan dari berbagai sumber

Anda mungkin juga menyukai