Anda di halaman 1dari 25

1

Ilmu Kekuatan Bahan 2

I
Lendutan pada Balok
Ditulis Oleh:
Purnama Dewi
Armin Naibaho
Agustin Dita Lestari

Ilmu Kekuatan Bahan 2 (Edisi Revisi 2019)


2

Tujuan Pembelajaran:
 Mampu menjelaskan konsep-konsep perhitungan lendutan pada
suatu konstruksi balok
 Mampu menghitung nilai besar lendutan pada suatu balok sederhana

I. Pengertian Lendutan
I.1 Perilaku Lentur Balok
Balok ataupun batang lentur adalah salah satu diantara elemen-
elemen struktur yang paling banyak dijumpai pada setiap struktur.
Balok adalah elemen struktur yang memikul beban yang bekerja
tegak lurus dengan sumbu longitudinalnya. Hal ini menyebabkan balok
itu melentur.

Perhatikan Gambar 1.1 dan Gambar 1.2 di bawah ini :

Gambar 1.1
Prilaku Lentur pada balok ditumpu Gambar 1.2
sederhana Prilaku Lentur pada balok kantilever

Dari Gambar 1.1, sebuah balok ditumpu sederhana. Tumpuan


tersebut adalah sendi di ujung kiri dan rol di ujung kanan, akan
menghasilkan suatu kondisi yang dapat diperlakukan dengan mudah
secara matematis, misalnya untuk mencari reaksi, momen, geser lintang
dan defleksi.
Sedangkan pada Gambar 1.2 diperlihatkan balok kantilever yang
mempunyai tumpuan jepit di ujung kiri. Jenis tumpuan demikian
memberikan reaksi vertikal dan horizontal, juga tahanan rotasi. Tumpuan
jepit seperti ini cukup untuk mempertahankan keseimbangan statis balok.

Lendutan pada Balok


3

Dari kedua Gambar tersebut, dapat disimpulkan bahwa Apabila


suatu balok dibebani, maka akan mengalami deformasi atau perubahan
berupa Lenturan (Deflected).

I.2 Teori Dasar Lenturan


Deformasi adalah salah satu kontrol kestabilan suatu elemen balok
terhadap kekuatannya.
Biasanya deformasi dinyatakan sebagai perubahan bentuk elemen
struktur dalam bentuk lengkungan (berupa lendutan) di tengah bentang
(y) unuk balok 2 perletakan dan putaran sudut di A dan B (ӨA dan ӨB)
tergantung pada harga EI.
“EI” disebut Kekakuan
Lentur;
E = Elastisitas
Bahan
I = Momen Inersia
bahan/balok
→ Makin Besar Nilai EI,
makin KECIL NILAI
LENDUTAN dan
SUDUT PUTAR

Gambar 1.3
Defleksi pada balok tumpuan sederhana

Untuk dapat menurunkan persamaan matematis lenturan


yang terjadi pada suatu batang struktur, diambil beberapa persyaratan
dan asumsi sbb.
a. Bahan dari batang masih dalam kondisi elastis selama pembebanan 
b. Besarnya lenturan akibat gaya geser kecil sekali dibanding dengan
lenturan yang terjadiakibat beban momen (hanya untuk batang yang
relatif panjang).
c. Besarnya modulus elastisitas (E) dan momen inertia (I) konstan
sepanjang batang yang ditinjau. Apabila besaran E atau I tidak
konstan, fungsi matematis kedua besaran tersebut terhadap panjang
batang harus diketahui.

Ilmu Kekuatan Bahan 2 (Edisi Revisi 2019)


4

d. Struktur bahan sepanjang batang dianggap homogin, sehingga


deformasi yang terjadi akibat beban selalu kontinyu. Dengan
demikian bentuk lenturan yang terjadi berupa suatu curva yang
kontinyu dan terdapat bidang netral ditengah-tengah batang pada
waktu terjadilenturan.
e. Besarnya lenturan yang terjadi kecil sekali dibanding panjang
batang, sehingga kwadrat dari besaran sudut lenturannya dapat
diabaikan

II. METODE UNTUK MENENTUKAN BESAR LENDUTAN DAN


SUDUT PUTAR
Ada beberapa Metode yang dapat digunakan untuk menentukan
Besarnya Deformasi (Lendutan) suatu Struktur dan Besar Sudut Putarnya,
yaitu :
1. Metode Beban Satuan (Unit Load) / Prinsip Kerja Maya
 Metode ini ditemukan oleh John Bernoulli pada Taun 1717.
 Prinsip kerja metode ini adalah Kerja/Work didapatkan dari
hasil perkalian Gaya dengan Simpangan sesuai dengan
Arah Gaya yang ditinjau.
2. Metode Turunan Parsial – Teorema Castigliano
 Metode ini ditemukan ole Ir. Alberto Castigliano dari Italia
pada Taun 1873.
 Prinsip Kerja metode ini adalah lenturan yang terjadi pada
titik pada sebuah batang merupakan turunan parsial dari
persamaan energi yang tersimpan didalam batang akibat
beban yang bekerja, terhadap gaya yang bekerja pada titik
tersebut.
3. Metode Bidang Momen (Momen Area)
 Prinsip kerja metode ini adalah dengan memanfaatkan sifat-
sifat dari persamaan matematis lenturan.

Lendutan pada Balok


5

 Luas bidang momen tidak dicari dengan menurunkan


persamaannya, tetapi dengan cara menghitung luasan yang
terjadi secara geometri.
4. Metode Balok Padanan (Conjugate Beam)
 Metode ini dikembangkan oleh Otto Mohr pada tahun 1868
 Prinsip dasarnya adalah Analogi hubungan antara Beban,
Gaya Geser dan Momen Lentur dengan Slope (Rotasi) dan
Defleksi (Lendutan)

Pada Mata Kulian Mekanika Rekayasa ini. Kita hanya akan


membahas Perhitungan besar Lendutan dengan Metode Balok Padanan
(Conjugate Beam).

III. METODE BALOK PADANAN (CONJUGATE BEAM)


Metode ini dikembangkan oleh Otto Mohr pada tahun 1868, Prinsip
dasarnya adalah Analogi hubungan antara Beban, Gaya Geser dan
Momen Lentur dengan Slope (Rotasi) dan Defleksi (Lendutan)

III.1SYARAT-SYARAT BALOK CONJUGATE, sbb:


1. Bentangnya = balok bentang sebenarnya
2. Balok Conjugate dibebani oleh (M/EI) .
3. Gaya lintang pada potongan balok Conjugate merupakan sudut
putaran pada potongan tersebut di balok sebenarnya.
4. Momen pada suatu balok Conjugate = lendutan pada potongan di
balok sebenarnya.

Jadi Jika (M/EI) diberlakukan sebagai Beban pada Balok


Conjugate, maka Geser dan Momen Lentur pada Balok Conjugate
merupakan Rotasi dan Defleksi pada Balok Asli.

III.2DEFINISI BALOK CONJUGATE


Didefinisikan sebagai Balok Fiktif yang sama panjangnya seperti
pada Balok Aslinya tetapi mungkin mempunyai Tumpuan yang berbeda

Ilmu Kekuatan Bahan 2 (Edisi Revisi 2019)


6

yang di bebani oleh Diagram (M/EI) dari balok asli sedemikian rupa
sehingga Gaya Geser dan Momen Lentur pada suatu titik pada balok
conjugate merupakan Putaran Sudut dan Lendutan pada balok aslinya.

Teori Moh’r Untuk Balok Conjugate :


1. T-MOH’R I :
Sudut Rotasi (Ө) adalah “Reaksi/Gaya Lintang” dari (M/EI)
sebagai bidang muatan.
2. T-MOH’R II :
Lendutan (y) adalah “Momen/Statis Momen” dari (M/EI)
sebagai bidang muatan.

R'A =θ A
R'B=θ B
M C =∆C

Gambar 1.4
Balok Konjugate dgn Beban Terpusat

III.3TAHAP PENENTUAN LENDUTAN DAN SUDUT ROTASI :


a. Akibat beban/gaya luar, dilakukan : menentukan reaksi dan gambar
bidang momen dan Lintang.
b. Mengubah konstruksi asli menjadi balok Conjugate
c. Membebani balok Conjugate dengan (M/EI) sebagai beban.
d. Dari (M/EI) dicari :
 Sudut rotasi (Ө) → prinsip “Gaya Lintang”.
Lendutan pada Balok
7

 Lendutan (y) → prinsip “Momen/Statis M”.


e. Perubahan Jenis Tumpuan dari Balok Sebenarnya menjadi Balok
Conjugate

No Balok Asli Balok Conjugate


1 Tumpuan Jepit Tumpuan Bebas
2 Tumpuan Bebas Tumpuan Jepit
3 Tumpuan Balok Sederhana Tumpuan Balok Sederhana
Tabel 1.1
Perubahan Jenis Tumpuan dgn Balok Konjugate

III.4Hubungan Antara Balok Sesungguhnya dengan Balok


Conjugate
3.4.1 Tumpuan Sendi – Sendi

Gambar 1.5 Gambar 1.6


Tumpuan Sendi-Sendi untk Tumpuan Sendi-Sendi ntuk Balok
Balok Sebenarnya Conjugate

TITIK A - TUMPUAN SENDI – TITIK B - TUMPUAN SENDI –


A  Ada , R A  Ada B  Ada , R B  Ada
YA = 0 , MA = 0 YB = 0 , MB = 0

3.4.2 Tumpuan Sendi – Roll


Gambar 1.7 Gambar 1.8
Tumpuan Sendi-Roll untk Balok Tumpuan Sendi-Roll
Sebenarnya ntuk Balok
Conjugate

Ilmu Kekuatan Bahan 2 (Edisi Revisi 2019)


8

TITIK A - TUMPUAN SENDI – TITIK B - TUMPUAN ROLL –


A  Ada , R A  Ada B  Ada , R B  Ada
YA = 0 , MA = 0 YB = 0 , MB = 0

3.4.3 Tumpuan Bebas – Jepit

Gambar 1.9 Gambar 1.10


Tumpuan Jepit - Bebas untk Tumpuan Jepit - Bebas ntuk Balok
Balok Sebenarnya Conjugate

TITIK A - TUMPUAN BEBAS – TITIK B - TUMPUAN JEPIT –


A = 0 , RA = 0 B  Ada , R B  Ada
YA = 0 , MA = 0 YB = 0 , M B  Ada

3.4.4 Tumpuan Jepit – Sendi

Gambar 1.11 Gambar 1.12


Tumpuan Jepit - Sendi untk Balok Tumpuan Jepit - Sendi ntuk Balok
Sebenarnya Conjugate
Lendutan pada Balok
9

TITIK A - TUMPUAN BEBAS – TITIK B - TUMPUAN SENDI –


A = 0 , RA = 0 B  Ada , R B  Ada
YA = 0 , MA = 0 YB = 0 , MB = 0

IV. Cara Menentukan Besar Lendutan Dan Sudut Putar Dari


Beberapa Balok Sederhana (Struktur Statis Tertentu – SST)

IV.1Tumpuan Jepit – Bebas , Beban Terpusat

Langkah :

1. Gambar Bidang
Momen
2. Menentukan Besar
Titik Berat (Q)
3. Menentukan Reaksi
Tumpuan
 yang akan menjadi
Nilai Besar
sudut Putar ()
4. Menentukan Besar
Momen Statis  yang
akan menjadi Nilai
Besar
Lendutan (y)

Gambar 1.13
Balok Konjugate Jepit Bebas dgn Beban Terpusat

1 PL P L2
Q=1 /2 . L. t= . L . =
2 EI 2 EI
 Mengitung Reaksi Tumpuan , V = 0

Ilmu Kekuatan Bahan 2 (Edisi Revisi 2019)


10

P L2
R B=Q=
2 EI
P L2 …………Pers. (1. 1)
BesarSudut Putar=¿ B =R B = ¿
2 EI

 Mengitung Momen Statis


P L2
2 L Q .2 L 2 EI
.2 L( )L3 P
(
M B =− −Q.
3
=
3 ) =
3
=
3 EI
…………Pers. (1. 2)
L3 P
→ Besar Lendutan=Y B =M B=
3 EI

IV.2Tumpuan Jepit – Bebas , Beban Merata


Langkah :

1. Gambar Bidang Momen


2. Menentukan Besar Titik
Berat (Q)
3. Menentukan Reaksi
Tumpuan
 yang akan menjadi
Nilai Besar sudut Putar
( )
4. Menentukan Besar
Momen Statis  yang
akan menjadi Nilai Besar
Lendutan (y)

Gambar 1.14
Balok Konjugate Jepit Bebas dgn Beban Merata

 Bidang Momen :`

Lendutan pada Balok


11

M =qL . ( 12 . L)= q2 . L 2

L q L2 q L3
Q= . =
3 2 EI 6 EI
 Mengitung Reaksi Tumpuan , V = 0
q L3
R B=Q=
6 EI
q L3 …Pers. (1. 3)
BesarSudut Putar=¿ B =R B = ¿
6 EI

 Mengitung Momen Statis


3L q L3 3 L q L4
(
M B =− −Q.
4
=) . =
6 EI 4 8 EI

q L4 …………Pers. (1. 4)
→ Besar Lendutan=Y B =M B=
8 EI

IV.3Tumpuan Sendi – Roll, Beban Terpusat


Langkah :

1. Gambar Bidang Momen


2. Menentukan Besar Titik
Berat (Q)
3. Menentukan Reaksi
Tumpuan
 yang akan menjadi
Nilai Besar sudut Putar
( )
4. Menentukan Besar
Momen Statis  yang
akan menjadi Nilai
Besar Lendutan (y)

Ilmu Kekuatan Bahan 2 (Edisi Revisi 2019)


12

Gambar 1.15
Balok Konjugate Sendi Roll dgn Beban Terpusat

Pab L Pab
Q= x =
L 2 2 EI

 Mengitung Reaksi Tumpuan


Pb Pa
RA= ; R B=
L L

RA=
Q. ( L+b3 ) = Pab . (L+b) = Pab ( L+b)
L 2 EI 3L 6 LEI

=
Q. ( L+a3 ) = Pab ( L+a)
L 6 LEI

 Sehingga Besar Sudut Pusat didapatkan :


Pab Pab
θ A =R A = ( L+b ) dan θ B=R B= ( L+ a )
6 LEI 6 LEI

…………Pers. (1.5)

 Jika panjang a = b = ½.L maka

P ( 12 L)( 12 L ) . 3 L = P L 2
RA=
6 LEI ( 2 ) 16 EI
P L2
→ θ A =R A=
16 EI …………Pers. (1 6)
…………Pers. (1. 6)

Lendutan pada Balok


13

 Mengitung Momen Statis


Pab ( P a2 b (
M C =R A x a= [ 6 LEI ]
L+b ) x ( a )=
6 LEI
L+b )

P a2 b (
→ Besar Lendutan=Y C =M C = L+b )
6 LEI
…………Pers. (1. 7)
…………Pers. (1.7)

IV.4Tumpuan Sendi – Roll, Beban Merata

Langkah :

1. Gambar Bidang Momen


2. Menentukan Besar Titik
Berat (Q)
3. Menentukan Reaksi
Tumpuan
 yang akan menjadi
Nilai Besar sudut Putar
( )
4. Menentukan Besar
Momen Statis  yang
akan menjadi Nilai Besar
Lendutan (y)

Gambar 1.16
Balok Konjugate Sendi Roll dgn Beban Merata

Ilmu Kekuatan Bahan 2 (Edisi Revisi 2019)


14

2 L Lh q L2 L q L3
 L= h. = → Q 1= . =
3 2 3 8 EI 3 24 EI
2 L q L2 q L3
Q= . =
3 8 EI 12 EI
 Mengitung Reaksi Tumpuan
q L3
R A =R B=
24 EI
 Sehingga Besar Sudut Pusat didapatkan :
q . L3
θ A =R A =θ B=R B=
24 EI …………Pers. (1. 8)

 Mengitung Momen Statis


1 3 L q . L3 1 q . L3 3 L 5. q . L 4
[ ][
M C= R A .
2
− Q1 . . =
8 2 ][. −
24 EI 2
.
24 EI 16
= ][
384 EI ]
5. q . L 4
→ Besar Lendutan=Y C =M C = …………Pers. (1. 9)
384 EI

V. Tabel Luas Bidang Momen Lentur Dan Letak Titik Berat Luas
Bidang

Lendutan pada Balok


15

Ilmu Kekuatan Bahan 2 (Edisi Revisi 2019)


16

Tabel 1.2
Luas Bidang Momen & Lentur Titik Berat Luas B idang

VI. Contoh Penyelesaian Soal


VI.1Hitunglah besar Lendutan yang terjadi pada Balok Sederhana
dengan Beban Terpusat di tengah bentang seperti dibawah ini,
jika diketahui Modulus Elastisitas (E) Bahan sebesar 200.000
MPa dan Momen Inersia Penampang (Ix) sebesar 100.000 cm4

Penyelesaian :
 Mencari Nilai Reaksi Perletakan
∑ M A =0−RVB . 10+ P. 5=0
−RVB . 10=−( 100 ) . ( 5 ) , RVB =50 kN ( )

Lendutan pada Balok


17

∑ M B=0 RVA . 10−P . 5=0


RVA . 10= (100 ) . ( 5 ) , R VA =50 kN ()

 Menghitung Momen Maksimum yang terjadi akibat


Pembebanan
Untuk Momen Maksimum dengan Beban Terpusat di Tengah
Bentang,
1 1
M max = . P . L= . (100 ) . ( 10 )=250 kN . m
4 4

 Momen Maksimum yang dihasilkan, kemudian dijadikan Beban


pada Struktur yang sama

Ilmu Kekuatan Bahan 2 (Edisi Revisi 2019)


18

Reaksi Perletakan :
1 1
Nilai w' =Q= . L . q= . ( 10 ) . ( 250 )=1.250 kNm 2
2 2

∑ M A =0−RVB . 10+Q. 5=0


−RVB . 10=−( 1.250 ) . ( 5 ) , RVB =625 kN ( )

∑ M B=0 RVA . 10−Q. 5=0


RVA . 10= (1.250 ) . ( 5 ) , R VA=625 kN ( )

 Kemudian Dihitung kembali Momen Maksimum akibat


Pembebanan tersebut

Ada 2 Beban
1 2
Segitiga

Pada Perhitungan Beban


Segitiga,
perlu dibuat Permisalan q’ dan
w’(Q’) , seperti tampak pada
Gambar di samping,
sehingga didapatkan :
q’ = 50x
w’ = 25x2
Lendutan pada Balok
19

Menghitung kembali Momen Maksimum akibat beban segitiga


tersebut:

M x =R VA . x −w' . ( 13 ) x
M x = ( 625 ) . x−( 25. x 2 ) . ( 13 ) x=625 x−( 253 ) . x 3

dMx 25
dx
=0 , 625−
3 [( ) ]
. ( 3 ) . x 2=0 625−25. x 2=0 , 25 x 2=625

x 2=√ 25 , shg didapat Nilai x=5 m

Nilai Momen Maksimum berada pada Tengah Bentang x = 5m , shg :

M max =( 625 ) . x− ( 253 ) . x ¿ ( 625) . (5 )−( 253 ). ( 5 ) =2083,33 kN m


3 3 3

 Didapatkan Nilai Besar Lendutannya


Dari hasil Nilai Momen Maksimumtersebut, maka akan
digunakan sebagai Dasar Lendutan yang akan di dapatkan dari
struktur tersebut.
Nila Momen Maksimum yang didapatkan, digunakan sebagai
Nilai Lendutan Maksimal.

Lendutan Maksimum (pada x = 5 m)


Lendutan (Y) = Momen Maksimum = (2083,33 kNm3) / EI
= (2083,33 . 103.109 Nmm3) / (2.105 . 109 ) (Nmm2)
Lendutan (Y) = 10,41665 mm

Dengan :
E = Modulus Elastisitas (MPa) = 200.000 MPa = 200.000 N/mm 2
I = Momen Inersia Penampang (cm 4) = 100.000 cm4 = 1.109
mm4

Ilmu Kekuatan Bahan 2 (Edisi Revisi 2019)


20

VI.2Hitunglah besar Lendutan yang terjadi pada Balok Sederhana


dengan Beban Merata seluruh bentang seperti dibawah ini, jika
diketahui Modulus Elastisitas (E) Bahan sebesar 200.000 MPa
dan Momen Inersia Penampang (Ix) sebesar 100.000 cm4

Penyelesaian :
 Mencari Nilai Reaksi Perletakan
∑ M A =0−RVB . 10+Q. 5=0
−RVB . 10=−( 20.10 ) . ( 5 ) , RVB =100 kN ( )

∑ M B=0 RVA . 10−Q. 5=0RVA . 10= ( 20.10 ) . ( 5 ) , R VA =100 kN ( )

Lendutan pada Balok

RVA = 100 kN RVB = 100 kN


21

 Menghitung Momen Maksimum yang terjadi akibat Pembebanan


Untuk Momen Maksimum dengan Beban Merata di Tengah Bentang,
1 1
M max = . q . L2= .(20).(10)2 =250 kN . m
8 8

M max = 250
kN.m
 Momen Maksimum yang dihasilkan, kemudian dijadikan Beban pada
Struktur yang sama,

(1/8.q.L2
) / EI

Ilmu Kekuatan Bahan 2 (Edisi Revisi 2019)

R
22

Mmax = 250 kN.m

Untuk memudahkan perhitungan dalam menyelesaikan persoa;an


tersebut jika dikemudian menemukan persoalan yang sama, maka kita
selesaikan dalam bentuk Rumusan terlebih dahulu :

Reaksi Perletakan akibat Bidan Momen yg terjadi (RA’ dan RB’)


Luasan Bidang Momen digunakan sebagai Ekivalen Beban terpusat
(R) dengan Bidang Momen pada soal di atas
R = R1 + R2
Dimana : R1 = R2, sehingga R = 2.R1
Kemudian, Nilai R1 dicari dengan cara dibawah ini :

Karena Bidang Momen tersebut berbentuk seperti parabola, maka


untuk mencari luasannya adalah dengan cara meng-integralkan dalam
batas-batas 0 s/d L/2 meter, seperti perhitungan dibawah ini :
2 3
L L
L/2 L/2
q . Lx q . x 2
q. L ( )− ( )
2
q
2
R1= ∫ M x . dx= ∫
0 0
( 2

2 ) . dx=
4 6
2
L L 3
R 1=
q. L ( )− ( )
2
q
2
=
q . L3 q . L3 q . L3
− =
4 6 16 48 24
q . L3
Sehingga didapatkan Nilai R A' =R B' =R 1= ( 24 EI )

Lendutan pada Balok


23

 Kemudian Dihitung kembali Momen Maksimum akibat Pembebanan


tersebut, dengan terlebih dahulu mencari Pusat Gaya dari Diagram
Momen berbentuk Parabola diatas (Mencari Xa dan Xb)

Untuk mencari nilai Xa dan Xb adalah dengan cara berikut :


Dianggap Xb = x, sehingga :
3 4
L L
L/2 L/2
q . L x2 q . x3
q .L ( )− ( )
2
q
2
Xb . R1=x . ∫ M x . dx= ∫
0 0
( 2

2 ) .dx =
6 8
3
L L 4
Xb . R1=
q. L ( )− ( )
2
q
2
=
q . L4 q . L 4 5. q . L4
− =
6 8 48 128 384

Kemudian Substitusi Nilai R1 yg sdh didapat dr perhitungan


sebelumnya :
5.q . L4 q . L3 5. q . L4
Xb . R1= , Xb . =
384 24 ❑ 384

5. L
Xb=
16
5. L❑ L 5L 3L
Karena Xb= , maka Xa= − =
16 2 16 16
Menghitung kembali Momen Maksimum akibat beban tersebut :
Karena Beban Simetris, maka Momen Maksimum berada pada Jarak
L/2, shg :

Ilmu Kekuatan Bahan 2 (Edisi Revisi 2019)


24

q . L3 5. q . L 4
'
M max =R A . Xb= [( ) ] ( ) [
24
EI .
5L
16
=
384 ]
EI

Nilai Momen Maksimum berada pada Tengah Bentang x = 5m ,


shg:

20.(10)3 5.20 .(10)4


M max =R A ' . Xb=
[( 24 EI )] ( ) [
.
5.10
16
=
384 EI ]
=(2604.16667 kN m3 )/E

 Didapatkan Nilai Besar Lendutannya


Dari hasil Nilai Momen Maksimum tersebut, maka akan digunakan
sebagai Dasar Lendutan yang akan di dapatkan dari struktur tersebut.
Nila Momen Maksimum yang didapatkan, digunakan sebagai Nilai
Lendutan Maksimal.
Lendutan Maksimum (pada x = 5 m)
Lendutan (Y) = Momen Maksimum = (2604.16667 kNm3) / EI
= (2604.16667 . 103.109 Nmm3) / (2.105 . 109 ) (Nmm2)
Lendutan (Y) = 13.028 mm

Dengan :
E = Modulus Elastisitas (MPa) = 200.000 MPa = 200.000 N/mm2
I = Momen Inersia Penampang (cm4) = 100.000 cm4 = 1.109 mm4

(1/8.q.L2) /
EI

Lendutan pada Balok


R

25

Lendutan Maks = (2604.16667 kNm3) / EI

VII. LATIHAN SOAL


1. Hitunglah besar Lendutan yang terjadi Diketahui sebuah Balok
Sederhana dengan penampang seperti dibawah ini, dengan
material kayu kelas 2 :

Maka Hitunglah :
a. Besar Lendutan yang terjadi (y)
b. Besar Sudut Putar di titik A dan titik B

Ilmu Kekuatan Bahan 2 (Edisi Revisi 2019)

Anda mungkin juga menyukai