Tumormandibula 151230135811
Tumormandibula 151230135811
LAPORAN PENDAHULUAN
“Tumor Mandibula”
OLEH:
FITRIANI, S.KEP
NIM : 70900115001
A. Defenisi
epitelium yang terlibat dalam proses pembentukan gigi, akan tetapi pemicu
beberapa variasi dari tampilan histopatologis, akan tetapi tipe yang paling
sering terlihat yaitu tipe folikular dan pleksiform. Pada sebagian besar kasus,
B. Etiologi
Etiologi tumor mandibula sampai saat ini belum diketahui dengan jelas,
tetapi beberapa ahli mengatakan bahwa tumor mandibula dapat terjadi setelah
pencabutan gigi, pengangkatan kista dan atau iritasi lokal dalam rongga mulut.
tumor mandibula dapat terjadi pada segala usia, namun paling banyak
dijumpai pada usia dekade 4 dan 5. Tidak ada perbedaan jenis kelamin, tetapi
Tumor ini tumbuh dari berbagai asal, walaupun rangsangan awal dari
proses pembentukan tumor ini belum diketahui. Tumor ini dapat berasal dari:
dari beberapa spesimen dijumpai pada area epitelial sel yang terlihat pada
C. Patofisiologi
histopatologis tidak tergolong lesi yang ganas, namun tumor ini tumbuh
sangat agresif, yang menggambarkan suatu lesi ganas yang indolent atau low-
grade semacam basalioma. Rekurensi bisa terjadi bila tumor ini hanya
adekuat dengan cara melakukan reseksi 1 cm ditepi lesi, maka sangat jarang
didapatkan rekurensi.
berdiferensiasi baik. Lebih dari 75% terjadi di rahang bawah, khususnya regio
molar dan sisanya terjadi akibat adanya kista folikular. Tumor ini muncul
setelah terjadi mutasi-mutasi pada sel normal yang disebabkan oleh zat-zat
1. Tahap pertama merupakan inisiasi yatu kontak pertama sel normal dengan
2. Tahap kedua yaitu promosi, sel yang terpancing tersebut membentuk klon
D. Manifestasi Klinis
karena itu tumor ini jarang terdiagnosa secara dini, umumnya diketahui setelah
sebagai berikut:
2. Konsestensi bervariasi ada yang keras dan kadang ada bagian yang lunak
4. Tumor ini meluas ke segalah arah mendesak dan merusak tulak sekitarnya
5. Terdapat tanda egg shell cracking atau pingpong ball phonemona bila
mandibula dapat terjadi pada usia dimana paling umum terjadi pada orang-
orang yang berusia diantara 20 sampai 50 tahun dan hampir dua pertiga pasien
tidak ditemui sampai dilakukan pemeriksaan radiografi oral secara rutin. Pada
tahap awal, tulang keras dan mukosa diatasnya berwarna normal. Pada tahap
menonjol terasa lunak pada penekanan dan dapat memiliki gambaran berlobul
mengekspansi tulang kortikal yang luas dan memutuskan batasan tulang serta
perluasan kepermukaan lingual, suatu gambaran yang tidak umum pada kista
lanjut,kemungkinan ada rasa sakit didalam atau sekitar gigi dan gigi tetangga
oral yang penting. Sisi asimetris tergantung pada tulang utama atau tulang-
menyatakan bahwa tumor ini sering kali diawali oleh pencabutan gigi,
E. Pemeriksaan Penunjang
berikut:
gambar dua dimensi dari kepala dan leher yang dapat mengungkapkan
F. Penatalaksanaan
Dapat juga rekonstruksi dengan memasang tandur ahli tulang kalau mungkin
bisa dikerjakan.
yang terlibat, struktur histologis dari tumor dan keuntungan yang didapat.
adalah ameloblastoma tipe solid dengan tepi yang tidak jelas, lesi dengan
gambaran soap bubble, lesi yang tidak efektif dengan penatalaksanaan secara
enblok).
tulang mandibula bagian bawah yang masih intak. Reseksi enblok ini
dilakukan secara garis lurus dengan bor dan atau pahat atau gergaji, 1-2 cm
dari tepi batas tumor secara rontgenologis yang diperkirakan batas minimal
reseksi. Adapun tindakan dapat dilakukan secara intra oral maupun ekstra oral,
hal ini tergantung pada seberapa besar untuk mendapat eksposure yang
Beberapa cara yang dapat dipakai antara lain dengan menggunakan bahan
misalnya tandur tulang iga, krista iliaka dan tibia serta dapat juga secara
dan analgetik, tidak perlu intermaksila fiksasi. Hindarkan trauma fisik pada
muka atau rahang karena dapat menyebabkan fraktur mandibula. Jaga oral
hygiene hingga luka operasi sembuh sempurna. Diet lunak dipertahankan 4-6
bahwa telah terjadi internal bone remodeling tulang mandibula, lebih kurang 6
A. Pengkajian
1. Aktifitas/istirahat
(trauma).
2. Sirkulasi
3. Integritas ego
dramatis)
4. Eliminasi
gangguan fungsi.
6. Neurosensori.
8. Pernafasan
aksesoris.
9. Keamanan
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri
2. Resiko infeksi
4. Insomnia
C. Penyimpangan KDM
1. Nyeri
Batasan Karakteristik
Subjektif
Objektif
sampai kaku
i. Gangguan tidur (mata terlihat kuyu, gerakan tidak teratur, atau tidak
berikut (sebutkan 1-5: sangat berat, berat, sedang, ringan atau tidak
ada):
5) Gelisah
Intervensi NIC
aktivitas keperawatan
f. Bantu pasien untuk lebih berfokus pada aktivitas, bukan pada nyeri
Batasan Karakteristik
Subjektif
a. Kram abdomen
b. Nyeri abdomen
c. Menolak makan
Objektif
b. Intoleransi makanan
c. Faktor ekonomi
pasien terpenuhi dengan kriteria hasil: asupan makanan dan cairan adekuat,
zat gizi terpenuhi, asupan cairan oral atau IV dapat terpenuhi dengan baik,
Intervensi NIC
5. Ajarkan orang tua dan anak tentang makanan yang bergizi dan tidak
mahal
memenuhinya
yang bervariasi
3. Insomnia
Batasan Karakteristik
berikutnya.
a. Pola aktivitas
b. Ansietas
c. Depresi
d. Faktor lingkungan
e. Ketakutan
h. Medikasi
j. Stres
gangguan):
dewasa)
Intervensi NIC
c. Hindari suara keras dan penggunaan lampu saat tidur malam, ciptakan
Batasan Karakteristik
Objektif
g. Dispnea
j. Bicara pelo
l. Bicara gagap
d. gangguan persepsi
e. defek anatomis
g. kondisi emosi
h. kendala lingkungan
i. kurang informasi
j. hambatan fisik
k. kondisi fisiologis
l. hambatan psikologis
n. stres
Intervensi NIC:
mengulangi permintaan
berkomunikasi
infeksi
Intervensi:
r. Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda-tanda dan gejala dari infeksi
Bruner & Suddarth. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, volume 2. EGC:
Jakarta.
Smeltzer & Bare. (2002). Buku ajar keperawatan medikal bedah. Edisi 8. Jakarta: EGC.