Anda di halaman 1dari 16

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

TUGAS GEOLOGI BATUAN KARBONAT

Batuan Karbonat

HERYDICTUS FRIDOLIN

D 611 09 006

MAKASSAR

2011

Geologi Batuan Karbonat | 1


PENDAHULUAN

Pengertian Batuan Karbonat

Batuan karbonat adalah batuan sedimen yang mempunyai komposisi yang


dominan (lebih dari 50%) terdiri dari garam-garam karbonat, yang dalam
prakteknya secara umum meliputi Batugamping dan Dolomit. Karbonat
mempunyai keistimewaan dalam cara terbentuknya, yaitu hanya dari larutan,
praktis tidak ada sebagai detritus daratan. Pembentukan batuan karbonat secara
kimia, tetapi yang penting adalah turut sertanya organisme di dalam batuan
karbonat.

Proses Pembentukannya dapat terjadi secara insitu, yang berasal dari


larutan yang mengalami proses kimiawi maupun biokimia dimana pada proses
tersebut, organism turut berperan, dan dapat pula terjadi butiran rombakan yang
telah mengalami transportasi secara mekanik dan kemudian diendapkan pada
tempat lain, dan pembentukannya dapat pula terjadi akibat proses diagenesa dari
batuan karbonat yang lain (sebagai contoh yang sangat umum adalah proses
dolomitisasi, dimana kalsit berubah menjadi dolomite).

Seluruh proses pembentukan batuan karbonat tersebut terjadi pada lingkungan


laut, sehingga praktis bebas dari detritus asal darat.

Menurut Pettijohn (1975), batuan karbonat adalah batuan yang fraksi karbonatnya
lebih besar dari fraksi non karbonat atau dengan kata lain fraksi karbonatnya
>50%. Apabila fraksi karbonatnya <50% maka, tidak bisa lagi disebut sebagai
batuan karbonat. Fraksi-fraksi yang umum dapat dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel Mineral Karbonat yang Umum Dijumpai

Mineral Rumus Kimia Sistem Kristal


Aragonit CaCO3 Orthorombik
Kalsit CaCO3 Heksagonal(rombohedral)
Magnesit MgCO3 Heksagonal(rombohedral)
Dolomit CuMg(CO3)2 Heksagonal(rombohedral)
Ankerit Ca(FeMg)(CO3)2 Heksagonal(rombohedral)
Siderit FeCO3 Heksagonal(rombohedral)

Endapan-endapan karbonat pada masa kini terutama tersusun oleh aragonite,


disamping itu juga kalsit dan dolomite. Aragonite tersebut kebanyakan berasal

Geologi Batuan Karbonat | 2


dari proses biogenic(ganggang hijau atau calcareous green algae) atau
hasilpresipitasi langsung dari air laut secara kimiawi. Aragonite ini bersifat tidak
stabil, aslinya segera setelah terbentuk akan berubah menjadi kalsit. Oleh karena
adanya proses substitusi Cu dan Mg, maka endapan kalsit pada endapan masa kini
ada dua macam, yaitu :

1. Low-Mg calcite, apabila kandungan MgCO3<4% dan terbentuk pada


daerah yang dingin.
2. High-Mg calcite, apabila kandungan MgCO3>4% dan terbentuk pada
daerah yang hangat.

Ada 5 (lima) mekanisme penting yang dapat menerangkan bagaimana


terjadinya pengendapan CaCO3 dan bertambahnya CO2 yang dapat terlarut dalam
air (Blatt, 1982).

1. Bertambahnya suhu dan penguapan. Dari semua gas yang ada, hanya sedikit
yang dapat larut dalam air panas dan hal ini yang menyebabkan mengapa
batuan karbonat terbentuk hanya pada laut di daerah tropis dan subtropis,
jarang didapatkan pada daerah dingin dekat kutub atau pada daerah laut
dalam.
2. Pergerakan air. Pergerak air yang disebabkan oleh angin atau badai akan
mengakibatkan kalsium dari organisme pembentuk karang dan lumpur
karbonat bergerak berpindah ke atas permukaan air.
3. Penambahan salinitas. Karbon dioksida kurang larut dalam air garam bila
dibandingkan dengan daya larutnya dalam air tawar, sehingga dengan
bertambahnya salinitas akan menyebabkan karbon dioksida terbebas.
Bertambahnya salinitas biasanya akibat dari penguapan dan dapat menambah
jumlah kalsium sebanding dengan jumlah ion karbon.
4. Aktivitas organik. Alga dan koral mempunyai proses yang berbeda satu sama
lain namun saling membutuhkan dimana alga menghirup karbon dioksida dan
akan mengeluarkan oksigen selama berlangsungnya proses fotosintesa,
sedangkan koral menghirup O2 dan akan mengeluarkan CO2.
5. Perubahan tekanan. Air hujan mengandung sejumlah karbon dioksida
mengikat jumlah udara yang banyak, selanjutnya air hujan tersebut masuk
dan melewati zona tanah dengan tekanan karbon dioksida lebih besar
dibandingkan di atmosfir, akibatnya air tanah menjadi kaya akan karbon
dioksida. Bila air tanah tersebut masuk ke dalam sebuah gua maka karbon
akan larut dalam air dan menyebabkan terbentuknya kenampakan seperti
stalaktit dan stalagmit.

Geologi Batuan Karbonat | 3


Hal lain adalah terbentuknya tekstur klastik pada batuan karbonat sebagai
fragmentasi atau pembentukan sekunder (contoh : oolith), dan pengendapannya
menyerupai detritus.

Tekstur
Pada umumnya yang menjadi unsur-unsur tekstur adalah:

1. Matriks
2. Semen Kalsit
3. Butir
4. Kerangka organik
5. Kehabluran/crystalinity
Tekstur batuan karbonat dapat dibagi sebagai berikut :
1. Tekstur Primer
a. Kerangka Organik
Tekstur ini disusun oleh material-material yang berasal dari kerangka
organik atau “skeletal” dalam pengertian Nelson, atau “frame builder”.
b. Klastik/Butiran
Tekstur ini dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu :
 Tekstur Bioklastik
Terdiri dari fragmen-fragmen ataupun cangkang-cangkang
binatang, yang berupa klast (pernah lepas-lepas) : cocquina,
foraminifera, keral (lepas-lepas).
 Tekstur Intraklastik/ fragmen non organik
Dibentuk di tempat atau ditransport, tetapi jelas hasil fragmentasi
dari batuan atau sedimen gamping sebelumnya.
 Tekstur Chemiklastik/ non fragmental
 Butir-butir yang terbentuk di tempat sedimentasi karena proses
coagulasi, akresi, penggumpalan dan lain-lain. Contoh : oolith,
pisolite.
c. Massa Dasar
Tekstur ini disusun oleh butir-butir halus dari karbonat yang terbentuk
pada waktu sedimentasi. Dalam tekstur primer, hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah :
 Ukuran Butir
Ukuran butir batuan karbonat sering dipergunakan dengan
menggunakan sistem tersendiri, tetapi hal ini tidak dianjurkan.
Adapun klasifikasi ukuran butir yang dipakai adalah klasidikasi

Geologi Batuan Karbonat | 4


ukuran butir dan tatanama dari Folk, 1961 yang didasarkan pada
klasifikasi Grabau, 1912.
 Bentuk Butir
Bentuk butir juga penting dalam mempelajari batugamping
terutama memperlihatkan energi dalam lingkungan pengendapan.

Untuk bioklastik dibedakan secara extreme :


 Cangkang-cangkang yang utuh atau fragmen kerangka yang utuh/bekas
pecahan jelas
 Yang telah terabrasi/bulat.
Untuk Chemiklastik dibedakan atas :
 Spheruidal
 Ovoid
Untuk batugamping kerangka :
 Kerangka pertumbuhan (grothframework)
 Kerangka pergerakan (encrustation)
 Matriks (massa dasar)
Yaitu butir-butir halus dari karbonat yang mengisi rongga-rongga
dan terbentuk pada waktu sedimentasi. Matriks ini dapat dihasilkan
dari pengendapan langsung sebagai jarum aragonit secara
kimiawi/biokimiawi, yang kemudian berubah menjadi kalsit (?).
Juga terbentuk sebagai hasil abrasi, yaitu batugamping yang telah
dibentuk, misalnya koral dierosi dan abrasi kembali oleh pukulan-
pukulan gelombang dan merupakan tepung kalsit.
 Hubungan Matriks dan Butiran
Lumpur gamping sangat penting untuk interpretasi lingkungan
pengendapan. Karena butiran batugamping terbentuk secara lokal,
maka adanya matriks di antara butiran adalah indikator bagi
lingkungan pengendapan air tenang. Berdasarkan hal ini, Dunham
membuat klasifikasi karbonat.
2. Tekstur Sekunder atau Tekstur Diagenesa
Tekstur sekunder pada umumnya adalah tekstur hablur yang didapat pada
sebagian batuan ataupun meliputi keseluruhan. Tekstur sekunder ini terbentuk
apabila batuan karbonat yang terbentuk sebelumnya mengalami proses
diagenesa. Proses-proses diagenesa meliputi :
a. Pengisian pori dengan lumpur gamping
b. Mikritisasi oleh ganggang
c. Sementasi
d. Pelarutan
e. Polimorfisme

Geologi Batuan Karbonat | 5


f. Rekristalisasi
g. Pengubahan/pergantian (replacement)
h. Dolomitisasi
i. Silisifikasi

Batuan karbonat memiliki nilai ekonomi yang penting, sebab mempunyai


porositas yang memungkinkan untuk terkumpulnya minyak dan gas alam,
terutama batuan karbonat yang telah mengalami proses dolomitisasi, sehingga hal
ini menjadikan perhatian khusus pada geologi minyak bumi. Disamping sebagai
reservoir minyak dan gas alam, batuan karbonat juga dapat berfungsi sebagai
reservoir airtanah, dan dengan adanya porositas dan permeabilitasnya serta
mineral-mineral batuan karbonat yang mudah untuk bereaksi maka batuan
karbonat dapat menjadi tempat berkumpulnya endapan-endapan bijih.

Karena pantingnya Batuan karbonat sebagai batuan yang dapat menyimpan


mineral ekonomis maka penting untuk mengatahui genesa, dan energi yang
mempengaruhi pembentukan batuan karbonat tersebut, sehingga dapat diperoleh
gambaran untuk kegiatan eksplorasi.

Komposisi Kimia dan Mineralogi Batuan Karbonat

Mineralogi dan Komposisi kimia batuan karbonat tidak memperlihatkan


lingkungan pengendapan, tetapi penting sebagai derajat diagenesa rekristalisasi
dan penggantian kalsium karbonat (Graha, 1987).

a. Aragonit : CaCO3 (Ortorombik)

Bentuk yang paling tidak stabil, sering


dalam bentuk serabut. Jarum-jarum aragonit
biasanya diendapkan secara kimiawi, dari
prespitasi langsung dari air laut.
Diagenesanya berubah menjadi kalsit, juga
organisme membuat rumah (test) dari
aragonit seperti moluska.

Geologi Batuan Karbonat | 6


b. Kalsit : CaCO3 (Heksagonal)

Mineral ini lebih stabil, dan biasanya


merupakan hablur yang baik. Terdapat
sebagai rekristalisasi dari aragonit, sering
merupakan cavity filling atau semen,
dalam bentuk kristal – kristal yang jelas.
Kebanyakan gamping terdiri dari kalsit.

c. Dolomit : CaMg (CO3)2

Juga merupakan mineral penting, terutama


sebagai batuan reservoir, kristal sama
dengan kalsit berbedanya pada bidang
refraksi dari kalsit. Terjadi secara primer
(precipitasi langsung dari air laut), tetapi
kebanyakan hasil dolomotisasi dari kalsit.

Lingkungan Pengendapan Karbonat

Beberapa faktor yang penting dan sangat mempengaruhi pengendapan batuan


karbonat adalah:

a. Pengaruh sedimen klasitik asal darat

Pegendapan karbonat memerlukan lingkungan yang praktis bebas dari sedimen


klastik asal darat. Karena sedimen klastik dari darat dapat menghambat proses
fotosintesa ganggang gampingan.

b. Pengaruh iklim dan suhu

Batuan karbonat diendapkan di daerah perairan yang bersuhu hangat dan beriklim
tropis sampai subtropis.

c. Pengaruh Kedalaman

Pada umumnya dan kebanyakan, batuan karbonat diendapkan di daerah perairan


dangkal dimana masih terdapat sinar matahari yang bisa menembus kedalaman

Geologi Batuan Karbonat | 7


air. Terdapat suatu garis yang merupakan batas kedalaman air dimana sedimen
karbonat dapat ditemukan pengendapannya yang disebut dengan CCD (Carbonate
Compensation Depth).

d. Faktor mekanik

Faktor mekanik yang mempengaruhi kecepatan pengandapan batuan karbonat


yaitu antara lain aliran air laut, percampuran air, penguraian oleh bakteri, proses
pembuatan organik pada larutan, serta pH air laut.

Penyusun Batuan Karbonat

Penyususn batugamping menurut Tucker (1991), komponen penyusun


batugamping dibedakan atas non skeletal grain, skeletal grain, matrix dan semen.

1. Non Skeletal grain, terdiri dari :

a. Ooid dan Pisoid

Ooid adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat atau elips yang punya satu
atau lebih struktur lamina yang konsentris dan mengelilingi inti. Inti penyusun
biasanya partikel karbonat atau butiran kuarsa (Tucker, 1991). Ooid memiliki
ukuran butir < 2 mm dan apabila memiliki ukuran > 2 mm maka disebut pisoid.

b. Peloid

Peloid adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat, elipsoid atau merincing yang
tersusun oleh mikrit dan tanpa struktur internal. Ukuran peloid antara 0,1 – 0,5
mm. Kebanyakan peloid ini berasala dari kotoran (faecal origin) sehingga disebut
pellet (Tucker 1991).

c. Agregat dan Intraklas

Agregat merupakan kumpulan dari beberapa macam butiran karbonat yang


tersemenkan bersama-sama oleh semen mikrokristalin atau tergabung akibat
material organik. Sedangkan intraklas adalah fragmen dari sedimen yang sudah
terlitifikasi atau setengah terlitifikasi yang terjadi akibat pelepasan air lumpur
pada daerah pasang surut atau tidal flat (Tucker,1991).

2. Skeletal Grain

Geologi Batuan Karbonat | 8


Skeletal grain adalah butiran cangkang penyusun batuan karbonat yang terdiri dari
seluruh mikrofosil, butiran fosil, maupun pecahan dari fosil-fosil makro.
Cangkang ini merupakan allochem yang paling umum dijumpai dalam
batugamping (Boggs, 1987). Komponen cangkang pada batugamping juga
merupakan penunjuk pada distribusi invertebrata penghasil karbonat sepanjang
waktu geologi (Tucker, 1991).

3. Lumpur Karbonat atau Mikrit

Mikrit merupakan matriks yang biasanyaberwarna gelap. Pada batugamping hadir


sebagai butir yang sangat halus. Mikrit memiliki ukuran butir kurang dari 4
mikrometer. Pada studi mikroskop elektron menunjukkan bahwa mikrit tidak
homogen dan menunjukkan adanya ukuran kasar sampai halus dengan batas
antara kristal yang berbentuk planar, melengkung, bergerigi ataupun tidak teratur.
Mikrit dapat mengalami alterasi dan dapat tergantikan oleh mozaik mikrospar
yang kasar (Tucker, 1991).

4. Semen

Semen terdiri dari material halus yang menjadi pengikat antar butiran dan mengisi
rongga pori yang diendapkan setelah fragmen dan matriks. Semen dapat berupa
kalsit, silika, oksida besi ataupun sulfat.

Tekstur dan Struktur Batuan Karbonat

Tekstur pada batuan karbonat bervariasi, mulai dari tekstur yang terdapat pada
batuan detritus seperti besar butir, pemilahan, dan rounding, hingga yang
menunjukkan hasil pengendapan kimiawi. Matrixnya juga bervariasi dari lumpur
karbonat berbutir padat hingga kristal-kristal kalsit atau dolomit. Tekstur juga ada
yang terbentuk dari pertumbuhan organisme.

Tekstur pada batu gamping kebanyakan hampir sama dengan jenis tekstur pada
batuan detritus seperti batu pasir. Hal ini menunjukkan bahwa proses
pembentukan batuan karbonat dan batu pasir hampir sama.

Apabila batu gamping tersusun atas klastik, kebanyakan struktur yang terdapat
pada batuan detritus juga muncul pada batuan ini. Struktur-struktur seperti cross-
bedding, ripple marks, dunes, graded bedding, dan imbricate bedding banyak
dijumpai pada batuan karbonat walaupun tidak mudah terlalu mudah diamati
karena sedikitnya perbedaan warna pada tiap lapisan di batuan karbonat.

Geologi Batuan Karbonat | 9


Tipe laminasi yang paling banyak ditemukan dibentuk oleh organisme seperti alga
hijau/biru yang tumbuh di daerah berombak. Organisme ini tumbuh sebagai serat-
serat dan membentuk serabut dengan memerangkap dan menyatukan mikrokristal
karbonat. Adanya ombak yang datang dan menyapu butiran pasir di pantai
membuat formasi laminasi yang terdiri atas material organik.

Stylolit merupakan permukaan tak beraturan dari endapan karbonat yang tertekan.
Stylolit ini merepresentasikan 25% hingga 90% batuan karbonat yang terlarut.

KLASIFIKASI BATUAN KARBONAT

1. Klasifikasi Dunham (1962)Klasifikasi ini didasarkan pada tekstur deposisi dari


batugamping, karena menurut Dunham dalam sayatan tipis, tekstur deposisional
merupakan aspek yang tetap. Kriteria dasar dari tekstur deposisi yang diambil
Dunham (1962) berbeda dengan Folk (1959).

Kriteria Dunham lebih condong pada fabrik batuan, misal mud supported atau
grain supported bila dibandingkan dengan komposisi batuan. Variasi kelas-kelas
dalam klasifikasi didasarkan pada perbandingan kandungan lumpur. Dari
perbandingan lumpur tersebut dijumpai 5 klasifikasi Dunham (1962). Nama nama
tersebut dapat dikombinasikan dengan jenis butiran dan mineraloginya.
Batugamping dengan kandungan beberapa butir (<10%) di dalam matriks lumpur
karbonat disebut mudstone dan bila mudstone tersebut mengandung butiran yang
tidak saling bersinggungan disebut wackestone. Lain halnya apabila antar
butirannya saling bersinggungan disebut packstone / grainstone.

Packstone mempunyai tekstur grain supported dan punya matriks mud. Dunham
punya istilah Boundstone untuk batugamping dengan fabrik yang
mengindikasikan asal-usul komponen-komponennya yang direkatkan bersama
selama proses deposisi.

Geologi Batuan Karbonat | 10


Klasifikasi Dunham (1962) punya kemudahan dan kesulitan. Kemudahannya
tidak perlu menentukan jenis butiran dengan detail karena tidak menentukan dasar
nama batuan. Kesulitannya adalah di dalam sayatan petrografi, fabrik yang jadi
dasar klasifikasi kadang tidak selalu terlihat jelas karena di dalam sayatan hanya
memberi kenampakan 2 dimensi, oleh karena itu harus dibayangkan bagaimana
bentuk 3 dimensi batuannya agar tidak salah tafsir. Pada klasifikasi Dunham
(1962) istilah-istilah yang muncul adalah grain dan mud. Nama-nama yang
dipakai oleh Dunham berdasarkan atas hubungan antara butir seperti mudstone,
packstone, grainstone, wackestone dan sebagainya. Istilah sparit digunakan dalam
Folk (1959) dan Dunham (1962) memiliki arti yang sama yaitu sebagai semen dan
sama-sama berasal dari presipitasi kimia tetapi arti waktu pembentukannya
berbeda.

Sparit pada klasifikasi Folk (1959) terbentuk bersamaan dengan proses deposisi
sebagai pengisi pori-pori. Sparit (semen) menurut Dunham (1962) hadir setelah
butiran ternedapkan. Bila kehadiran sparit memiliki selang waktu, maka butiran
akan ikut tersolusi sehingga dapat mengisi grain. Peristiwa ini disebut post early
diagenesis. Dasar yang dipakai oleh Dunham untuk menentukan tingkat energi
adalah fabrik batuan. Bila batuan bertekstur mud supported diinterpretasikan
terbentuk pada energi rendah karena Dunham beranggapan lumpur karbonat
hanya terbentuk pada lingkungan berarus tenang. Sebaliknya grain supported
hanya terbentuk pada lingkungan dengan energi gelombang kuat sehingga hanya
komponen butiran yang dapat mengendap.

Geologi Batuan Karbonat | 11


Jika dibandingkan antara dua klasifikasi diatas, batugamping yang banyak
mengandung mud disebut micrite dengan klasifikasi Folk, dan dapat termasuk
mudstone atau wackestone dengan klasifikasi Dunham.

Batuan yang memiliki sedikit matriks dinamakan sparite dengan klasifikasi Folk,
dan termasuk grainstone atau packstone dengan klasifikasi Dunham.

Embry dan Klovan memodifikasi klasifikasi Dunham dengan memasukkan batuan


karbonat berukuran kasar (lihat gambar di bawah). Pada modifikasi mereka,
wackestone yang memiliki ukuran butir lebih dari 2 milimeter disebut floatstone,
sedangkan grainstone dengan butiran yang kasar disebut rudstone.

Geologi Batuan Karbonat | 12


2. Klasifikasi Mount (1985) Proses pencampuran batuan campuran silisiklastik
dan karbonat melibatkan proses sedimentologi dan biologi yang variatif. Proses
tersebut dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori :

a. Punctuated Mixing. Pencampuran di dalam lagoon antara sedimen dan


silisiklastik di dalam lagoon yangberasal dari darat dengan sedimen karbonat laut.
Proses pencampuran ini terjadi hanya bila ada energi yang kuat melemparkan
material karbonat ke arah lagoon. Energi yang besar ini dapat terjadi padaa saat
badai. Proses ini dicirikan oleh adanya shell bed yang merupakan lapisan yang
mebngandung intraklas-intraklas cangkang dalam jumlah yang melimpah.

b. Facies Mixing. Percampuran yang terjadi pada batasbatas facies antara darat
dan laut. Suatu kondisi fasies darat berangsur-angsur berubah menjadi fasies laut
memungkinkan untuk terjadinya pencampuran silisiklastik dan karbonat.

Geologi Batuan Karbonat | 13


c. Insitu Mixing. Percampiran terjadi di daerah sub tidal yaitu suatu tempat yang
banyak mengandung lumpur terrigenous. Kondisi yang memungkinkan terjadinya
percampuran ini adalah bila lingkungan tersebut terdapat organisme perintis
seperti algae. Apabila algae mati maka akan menjadi suplai material karbonat.

d. Source Mixing. Proses percampuran ini terjadi karena adanya pengangkatan


batuan ke permukaan sehingga batuan tersebut dapat tererosi. Hasil erosi batuan
karbonat tersebut kemudian bercampur dengan material silisiklastik. Klasifikasi
Mount (1985) merupakan klasifikasi deskriptif. Menurutnya sedimen campuran
memiliki 4 komponen, yaitu :- Silisiklastik sand (kuarsa, feldspar dengan ukuran
butir pasir).- Mud, yaitu campuran silt dan clay. – Allochem, batuan karbonat
seperti pelloid, ooid dengan ukuran butir > 20 mikrometer.- Lumpur karbonat /
mikrit, berukuran < 20 mikrometer.

Geologi Batuan Karbonat | 14


DAFTAR PUSTAKA

http://ptbudie.wordpress.com/2010/12/24/petrologi-dan-faktor-lingkungan-
pengendapan-batuan-karbonat/

http://h4ris.wordpress.com/2006/10/04/tinjauan-umum-batuan-karbonat/

http://geology28.blogspot.com/2010/05/batuan-
karbonat.html?zx=49cf56b992fde4b6

http://forum.ilmubumi.com/geologi/20-klasifikasi-batuan-karbonat.html

http://kepalabatu43.blogspot.com/2011/02/klasifikasi-batuan-metamorf.html

Geologi Batuan Karbonat | 15


KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

TUGAS GEOLOGI BATUAN KARBONAT

BATUAN KARBONAT

HERYDICTUS FRIDOLIN

D 611 09 006

MAKASSAR

2011

Geologi Batuan Karbonat | 16

Anda mungkin juga menyukai