Makalah Batuan Karbonat
Makalah Batuan Karbonat
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
Batuan Karbonat
HERYDICTUS FRIDOLIN
D 611 09 006
MAKASSAR
2011
Menurut Pettijohn (1975), batuan karbonat adalah batuan yang fraksi karbonatnya
lebih besar dari fraksi non karbonat atau dengan kata lain fraksi karbonatnya
>50%. Apabila fraksi karbonatnya <50% maka, tidak bisa lagi disebut sebagai
batuan karbonat. Fraksi-fraksi yang umum dapat dapat dilihat pada tabel berikut :
1. Bertambahnya suhu dan penguapan. Dari semua gas yang ada, hanya sedikit
yang dapat larut dalam air panas dan hal ini yang menyebabkan mengapa
batuan karbonat terbentuk hanya pada laut di daerah tropis dan subtropis,
jarang didapatkan pada daerah dingin dekat kutub atau pada daerah laut
dalam.
2. Pergerakan air. Pergerak air yang disebabkan oleh angin atau badai akan
mengakibatkan kalsium dari organisme pembentuk karang dan lumpur
karbonat bergerak berpindah ke atas permukaan air.
3. Penambahan salinitas. Karbon dioksida kurang larut dalam air garam bila
dibandingkan dengan daya larutnya dalam air tawar, sehingga dengan
bertambahnya salinitas akan menyebabkan karbon dioksida terbebas.
Bertambahnya salinitas biasanya akibat dari penguapan dan dapat menambah
jumlah kalsium sebanding dengan jumlah ion karbon.
4. Aktivitas organik. Alga dan koral mempunyai proses yang berbeda satu sama
lain namun saling membutuhkan dimana alga menghirup karbon dioksida dan
akan mengeluarkan oksigen selama berlangsungnya proses fotosintesa,
sedangkan koral menghirup O2 dan akan mengeluarkan CO2.
5. Perubahan tekanan. Air hujan mengandung sejumlah karbon dioksida
mengikat jumlah udara yang banyak, selanjutnya air hujan tersebut masuk
dan melewati zona tanah dengan tekanan karbon dioksida lebih besar
dibandingkan di atmosfir, akibatnya air tanah menjadi kaya akan karbon
dioksida. Bila air tanah tersebut masuk ke dalam sebuah gua maka karbon
akan larut dalam air dan menyebabkan terbentuknya kenampakan seperti
stalaktit dan stalagmit.
Tekstur
Pada umumnya yang menjadi unsur-unsur tekstur adalah:
1. Matriks
2. Semen Kalsit
3. Butir
4. Kerangka organik
5. Kehabluran/crystalinity
Tekstur batuan karbonat dapat dibagi sebagai berikut :
1. Tekstur Primer
a. Kerangka Organik
Tekstur ini disusun oleh material-material yang berasal dari kerangka
organik atau “skeletal” dalam pengertian Nelson, atau “frame builder”.
b. Klastik/Butiran
Tekstur ini dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu :
Tekstur Bioklastik
Terdiri dari fragmen-fragmen ataupun cangkang-cangkang
binatang, yang berupa klast (pernah lepas-lepas) : cocquina,
foraminifera, keral (lepas-lepas).
Tekstur Intraklastik/ fragmen non organik
Dibentuk di tempat atau ditransport, tetapi jelas hasil fragmentasi
dari batuan atau sedimen gamping sebelumnya.
Tekstur Chemiklastik/ non fragmental
Butir-butir yang terbentuk di tempat sedimentasi karena proses
coagulasi, akresi, penggumpalan dan lain-lain. Contoh : oolith,
pisolite.
c. Massa Dasar
Tekstur ini disusun oleh butir-butir halus dari karbonat yang terbentuk
pada waktu sedimentasi. Dalam tekstur primer, hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah :
Ukuran Butir
Ukuran butir batuan karbonat sering dipergunakan dengan
menggunakan sistem tersendiri, tetapi hal ini tidak dianjurkan.
Adapun klasifikasi ukuran butir yang dipakai adalah klasidikasi
Batuan karbonat diendapkan di daerah perairan yang bersuhu hangat dan beriklim
tropis sampai subtropis.
c. Pengaruh Kedalaman
d. Faktor mekanik
Ooid adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat atau elips yang punya satu
atau lebih struktur lamina yang konsentris dan mengelilingi inti. Inti penyusun
biasanya partikel karbonat atau butiran kuarsa (Tucker, 1991). Ooid memiliki
ukuran butir < 2 mm dan apabila memiliki ukuran > 2 mm maka disebut pisoid.
b. Peloid
Peloid adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat, elipsoid atau merincing yang
tersusun oleh mikrit dan tanpa struktur internal. Ukuran peloid antara 0,1 – 0,5
mm. Kebanyakan peloid ini berasala dari kotoran (faecal origin) sehingga disebut
pellet (Tucker 1991).
2. Skeletal Grain
4. Semen
Semen terdiri dari material halus yang menjadi pengikat antar butiran dan mengisi
rongga pori yang diendapkan setelah fragmen dan matriks. Semen dapat berupa
kalsit, silika, oksida besi ataupun sulfat.
Tekstur pada batuan karbonat bervariasi, mulai dari tekstur yang terdapat pada
batuan detritus seperti besar butir, pemilahan, dan rounding, hingga yang
menunjukkan hasil pengendapan kimiawi. Matrixnya juga bervariasi dari lumpur
karbonat berbutir padat hingga kristal-kristal kalsit atau dolomit. Tekstur juga ada
yang terbentuk dari pertumbuhan organisme.
Tekstur pada batu gamping kebanyakan hampir sama dengan jenis tekstur pada
batuan detritus seperti batu pasir. Hal ini menunjukkan bahwa proses
pembentukan batuan karbonat dan batu pasir hampir sama.
Apabila batu gamping tersusun atas klastik, kebanyakan struktur yang terdapat
pada batuan detritus juga muncul pada batuan ini. Struktur-struktur seperti cross-
bedding, ripple marks, dunes, graded bedding, dan imbricate bedding banyak
dijumpai pada batuan karbonat walaupun tidak mudah terlalu mudah diamati
karena sedikitnya perbedaan warna pada tiap lapisan di batuan karbonat.
Stylolit merupakan permukaan tak beraturan dari endapan karbonat yang tertekan.
Stylolit ini merepresentasikan 25% hingga 90% batuan karbonat yang terlarut.
Kriteria Dunham lebih condong pada fabrik batuan, misal mud supported atau
grain supported bila dibandingkan dengan komposisi batuan. Variasi kelas-kelas
dalam klasifikasi didasarkan pada perbandingan kandungan lumpur. Dari
perbandingan lumpur tersebut dijumpai 5 klasifikasi Dunham (1962). Nama nama
tersebut dapat dikombinasikan dengan jenis butiran dan mineraloginya.
Batugamping dengan kandungan beberapa butir (<10%) di dalam matriks lumpur
karbonat disebut mudstone dan bila mudstone tersebut mengandung butiran yang
tidak saling bersinggungan disebut wackestone. Lain halnya apabila antar
butirannya saling bersinggungan disebut packstone / grainstone.
Packstone mempunyai tekstur grain supported dan punya matriks mud. Dunham
punya istilah Boundstone untuk batugamping dengan fabrik yang
mengindikasikan asal-usul komponen-komponennya yang direkatkan bersama
selama proses deposisi.
Sparit pada klasifikasi Folk (1959) terbentuk bersamaan dengan proses deposisi
sebagai pengisi pori-pori. Sparit (semen) menurut Dunham (1962) hadir setelah
butiran ternedapkan. Bila kehadiran sparit memiliki selang waktu, maka butiran
akan ikut tersolusi sehingga dapat mengisi grain. Peristiwa ini disebut post early
diagenesis. Dasar yang dipakai oleh Dunham untuk menentukan tingkat energi
adalah fabrik batuan. Bila batuan bertekstur mud supported diinterpretasikan
terbentuk pada energi rendah karena Dunham beranggapan lumpur karbonat
hanya terbentuk pada lingkungan berarus tenang. Sebaliknya grain supported
hanya terbentuk pada lingkungan dengan energi gelombang kuat sehingga hanya
komponen butiran yang dapat mengendap.
Batuan yang memiliki sedikit matriks dinamakan sparite dengan klasifikasi Folk,
dan termasuk grainstone atau packstone dengan klasifikasi Dunham.
b. Facies Mixing. Percampuran yang terjadi pada batasbatas facies antara darat
dan laut. Suatu kondisi fasies darat berangsur-angsur berubah menjadi fasies laut
memungkinkan untuk terjadinya pencampuran silisiklastik dan karbonat.
http://ptbudie.wordpress.com/2010/12/24/petrologi-dan-faktor-lingkungan-
pengendapan-batuan-karbonat/
http://h4ris.wordpress.com/2006/10/04/tinjauan-umum-batuan-karbonat/
http://geology28.blogspot.com/2010/05/batuan-
karbonat.html?zx=49cf56b992fde4b6
http://forum.ilmubumi.com/geologi/20-klasifikasi-batuan-karbonat.html
http://kepalabatu43.blogspot.com/2011/02/klasifikasi-batuan-metamorf.html
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
BATUAN KARBONAT
HERYDICTUS FRIDOLIN
D 611 09 006
MAKASSAR
2011