Anda di halaman 1dari 6

Nama : Putri Dani Pungky Asih

NIM : 18.05.52.0136

Kelas/Matkul : A1/Manajemen Strategik

Dosen Pengampu : Suhana, S.S., M.M

Rangkuman BAB 5

Strategi-strategi Aksi

Tujuan Jangka Panjang

Tujuan jangka panjang (long term objectives) merepresentasikan hasil yang diharapkan
dalam mengikuti strategi tertentu. Strategi merepresentasikan tindakan yang diambil untuk
memenuhi tujuan jangka panjang. Kerangka untuk tujuan dan strategi biasanya dua hingga
lima tahun dan sebaiknya konsisten.

Sifat Tujuan Jangka Panjang

Tujuan sebaiknya kuantitatif, dapat diukur, realistis, dapat dimengerti, menantang,


hierarki, dapat diraih, dan selaras antar-unit organisasi. Setiap tujuan sebaiknya diasosiasikan
dengan garis waktu. Tujuan secara umum dinyatakan dalam istilah seperti : pertumbuhan
aset, pertumbuhan penjualan, profitabilitas, pangsa pasar, derajat dan sifat diversifikasi,
derajat dan sifat integrasi vertikal, laba per saham, dan pertanggung jawaban sosial. Tujuan
yang ditawarkan secara jelas menawarkan banyak keuntungan. Tujuan memberikan arahan,
memungkinkan sinergi, bantuan dalam evaluasi, menentukan prioritas, mengurangi
ketidakpastian, meminimalkan konflik, menstimulasi usaha, dan membantu dalam alokasi
sumber daya maupun desain pekerjaan. Tujuan memberikan dasar dalam pembuatan
keputusan yang konsisten berdasarkan manajer yang nilai dan perilakunya berbeda. Tujuan
memberikan standar untuk mengevaluasi individu, kelompok, departemen, divisi, dan
keseluruhan organisasi.

Tujuan Keuangan dan Tujuan Strategik

Dua tipe tujuan yang umum dalam organisasi : Tujuan Keuangan dan Strategik. Tujuan
keuangan (financial objectives) mencakup mereka yang berasosiasi dengan pertumbuhan
pendapatan, pertumbuhan laba, dividen yang lebih tinggi, margin laba yang lebih besar, imbal
hasil investasi yang lebih besar, laba per satu lembar saham yang lebih besar, meningkatkan
harga pasar, meningkatkan aliran kas dan sebagainya. Sementara tujuan strategik
(strategic objectives) mencakup hal-hal seperti pangsa pasar yang lebih besar, pengiriman
tepat waktu dan cepat daripada pesaing, kualitas produk yang lebih tinggi dibanding dengan
pesaing, waktu desain yang lebih pendek dibandingkan dengan pesaing, dan sebagainya.

Tingkatan Strategi

Pada perusahaan besar, ada empat level strategi : corporate, divisional, fungsional,
dan operasional. Sedangkan pada perusahaan kecil, ada tiga level strategi : perusahaan,
fungsional, dan operasional. Semua manajer pada level tertentu berpartisipasi dan memahami
rencana strategik perusahaan untuk meyakinkan terjadinya koordinasi, fasilitas, dan
komitmen ketika menghindari inkonsistensi, inefisiensi, dan kesalahan komunikasi.

Strategi-strategi Integrasi

Integrasi ke depan, integrasi ke belakang , dan integrasi horizontal terkadang mengacu


kepada strategi integrasi vertikal (vertical integration). Strategi integrasi vertikal
memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan kontrol atas distributor, pemasok, dan
pesaing.

Integrasi ke Depan

Integrasi ke depan (forward integration) melibatkan perolehan kepemilikan atau


meningkatkan kontrol atas distributor atau paritel. Meningkatnya jumlah manufaktur
(pemasok) hari ini mensyaratkan strategi integrasi ke depan dengan membuat situs jejaring
untuk secara langsung menjual produk ke konsumen.

Integrasi ke Belakang

Integrasi ke belakang (backward integration) adalah strategi mencari kepemilikan


atau meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan. strategi tersebut khususnya sesuai
ketika pemasok perusahaan tidak andal, terlalu mahal, atau tidak memenuhi kebutuhan
perusahaan.

Integrasi Horizontal

Integrasi horizontal (horizontal integration) mengacu kepada strategi kepemilikan


atau peningkatan kendali atas pesaing perusahaan. Salah satu tren yang paling signifikan
dalam manajemen strategik hari ini adalah meningkatnya penggunaan integrasi horizontal
sebagai strategi pertumbuhan. Merger, akuisisi, dan pengambil alihan antara pesaing
memungkinkan meningkatnya skala ekonomis dan meningkatkan transfer sumber daya dan
kompetensi.

Strategi Intensif

Penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk mengacu sebagai


strategi intensif (intensive strategies) karena mereka mensyaratkan usaha intensif jika posisi
bersaing perusahaan dengan produk yang ada ingin dikembangkan.

Penetrasi Pasar

Strategi penetrasi pasar (market penetration) berusaha untuk meningkatkan pangsa


pasar untuk produk dan jasa di pasar saat ini lewat usaha pemasaran yang lebih besar. Strategi
ini scara luas digunakan dan dikombinasikan dengan strategi lain. Penetrasi pasar meliputi
meningkatnya angka tenaga jual, meningkatnya beban iklan, menawarkan promosi penjualan
item secara ekstensif, atau meningkatkan usaha publikasi.

Pengembangan Pasar

Pengembangan pasar (market development) melibatkan pengenalan produk atau jasa


saat ini ke area geografis yang baru.

Pengembangan Produk

Pengembangan produk (product develoment) adalah strategi yang mencari kenaikan


penjualan dengan meningkatkan atau memodifikasi produk atau jasa saat ini. Pengembangan
produk biasanya memerlukan pengeluaran untuk kegiatan penelitian dan pengembangan yang
besar.

Strategi Diversifikasi

Ada dua tipe strategi diversifikasi (diversification strategies) : diversifikasi terkait


(related diversification) dan diversifikasi tidak terkait (unrelated diversification). Bisnis
dikatakan terkait ketika rantai nilai mereka memiliki kecocokan dengan strategi antara bisnis;
bisnis dikatakan tidak terkait ketika rantai nilai mereka tidak sama, sehingga tidak ada
kecocokan dengan strategi antar-bisnis yang terjadi. Sebagian besar perusahaan memilih
strategi diversifikasi terkait untuk mengambil keuntungan dari sinergi sebagai berikut :
 Mentransfer keahlian, pengetahuan teknologi, atau kemampuan lain yang bernilai dari
satu bisnis ke lainnya.
 Mengombinasikan aktivitas terkait dari bisnis yang terpisah ke operasi tunggal untuk
mendapatkan biaya yang lebih rendah.
 Mengeksploitasi penggunaan yang umum dari nama merek yang terkenal
 Kolaborasi antar-bisnis untuk membuat kekuatan sumber daya bernilai kompetitif dan
kapabilitas.

Strategi Defensif

Sebagai tambahan untuk strategi integratif, intensif, dan diversifikasi, organisasi dapat
melakukan pengurangan, pelepasan, atau likuidasai.

Pengurangan (retenchment) terjadi ketika organisasi mengelompokkan kembali lewat


pengurangan biaya dan set untuk mengembalikan penurunan penjualan dan laba. Selama
pengurangan, para pembuat strategi bekerja dengan sumber daya yang terbatas dan
menghadapi tekanan dari pemegang saham, karyawan, dan media. Pengurangan dapat diikuti
dengan penjualan lahan dan bangunan untuk meningkatkan kas yang dibutuhkan, memangkas
lini produk, menutup bisnis marginal, menutup pabrik yang usang, mengotomatisasi proses,
mengurangi jumlah karyawan, dan melakukan pengendalian beban.

Berikut ini lima pedoman ketika pengurangan mungkin merupakan strategi yang efektif
untuk diikuti :

 Ketika organisasi memiliki kompetensi khusus yang jels, namun gagal secara
konsisten memenuhi tujuan dan pencapaiannya dari waktu ke waktu.
 Ketika organisasi adalah salah satu pesaing terlemah di industri.
 Ketika organisasi dihantui oleh ketidakefisiensian, profitabilitas yang rendah, moral
karyawan yang rendah, dan tekanan dari pemegang saham untuk meningkatkan
kinerja.
 Ketika organisasi gagal untuk mengapitalisasi kesempatan eksternal, meminimalkan
ancaman eksternal, mengambil keuntungan atas kekuatan internal, dan mengatasi
kelemahan internal dari waktu ke waktu ; oleh karena itu, ketika manajer strategik
organisasi telah gagal (dan kemungkinan akan digantikan oleh individu yang lebih
kompeten)
 Ketika organisasi telah tumbuh sangat besar dengan cepat, sehingga re-organisasi
kembali secara internal dibutuhkan.

Divestasi

Menjual divisi atau bagian dari organisasi disebut dengan divestasi (divestiture).
Divestasi sering kali digunakan untuk meningkatkan modal atau akuisisi strategik ke depan
atau investasi. Divestasi dapat menjadi bagian dari strategi pengurangan untuk melepaskan
bisnis organisasi yang tidak menguntungkan, yang membutuhkan terlalu banyak modal, atau
yang tidak cocok dengan aktivitas lain perusahaan. divestasi juga menjadi strategi yang
populer untuk perusahaan yang berfokus pada bisnis inti mereka dan menjadi lebih tidak
terdiversifikasi.

Berikut enam pedoman ketika divestasi mungkin menjadi strategi yang efektif untuk diikuti :

 Ketika organisasi mengikuti strategi pengurangan dan gagal menyelesaikan


peningkatannya.
 Ketika divisi butuh lebih banyak sumber daya untuk dapat bersaing daripada yang
dapat diberikan perusahaan.
 Ketika divisi bertanggung jawab atas kinerja organisasi keseluruhan yang buruk.
 Ketika divisi tidak sesuai dengan bagian lain dari organisasi : ini dapat dihasilkan dari
pasar, pelanggan, manajer, karyawan, nilai dan kebutuhan yang sangat berbeda.
 Ketika jumlah kas yang besar dibutuhkan secara cepat dan tidak dapat diperoleh dari
sumber-sumber lainnya.
 Ketika tindakan antipersaingan pemerintah mengancam organisasi.

Likuidasi

Menjual semua aset perusahaan, sebagian untuk nilai berwujud mereka disebut
likuidasi (liquidation). Likuidasi adalah pengakuan kekalahan dan secara konsekuen dapat
menjadi strategi yang sulit secara emosional.

Berikut ini tiga pedoman yang mengindikasikan ketika likuidasi mungkin adalah strategi
yang efektif untuk diikuti :

 Ketika organisasi telah mengikuti strategi pengurangan dan divestasi serta tidak ada
yang sukses.
 Ketika alternatif organisasi satu-satunya adalah kebangkrutan.
 Ketika pemegang saham perusahaan dapat meminimalkan kerugian dengan menjual
aset perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai