Laporan Kasus Thiufatin Terezky Brilyanti-KET
Laporan Kasus Thiufatin Terezky Brilyanti-KET
Oleh :
K1A1 15 045
PEMBIMBING
1
HALAMAN PENGESAHAN
2
BAB I
STATUS PASIEN
A. Identitas
Umur : 27 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa,Tolaki
Nomor RM : 107 12 49
Pekerjaan : Wiraswasta
B. Anamnesis
1. Keluhan Utama
2. Anamnesis Terpimpin
terutama bagian kiri, yang dirasakan sejak 2 minggu yang lalu, yang
diperberat 2 hari yang lalu SMRS. Nyeri bersifat hilang timbul tanpa dengan
intensitas nyeri yang masih bisa ditahan oleh pasien. Pasien juga
mengeluhkan keluar bercak darah dari jalan lahir sejak 2 hari yang lalu
3
gumpalan yang dialami terus menerus namun sedikit-sedikit. Keluhan lain
yakni lemas (+), mual (+), muntah (+) berisi makanan, NUH (+), sakit
kepala (-), nafus makan menurun (-), Ada riwayat PID dan ISK pada tahun
2016. Riwayat asma (-), hipertensi (-), DM (-). Riwayat alergi obat dan
makanan (-). Riwayat penyakit sama dalam keluarga (-). Riwayat trauma pa
da perut (-), riwayat mengurut perut (-). Riwayat Haid: Haid teratur siklus
pertama sejak tahun 2020. Riwayat pemerikasaan: Plano test 2 minggu lalu
dan hasil (+). Riwayat ANC dan pemeriksaan USG : (-) .Riwayat
HPHT : 02/10/2020
TP : 09/07/2021
UK : ± 3 minggu
Suntik TT : (-)
USG : (-)
Riwayat KB : (-)
C. Pemeriksaan Fisis
1. Status Generalis
- Kesadaran : Composmentis
4
- Tanda Vital
h
Nadi : 80 x/m
Pernapasan : 20 x/m
Suhu : 36,8oC/axillar
2. Pemeriksaan fisik
palpebra (-)
- Hidung : Septum deviasi -/-, sekret -/-
- Telinga : Liang telinga lapang, serumen -/-
- Mulut : Bibir pucat (-), stomatitis (-), caries (-)
- Leher : KGB tidak membesar,deviasi trakea (-)
- Tenggorok : Hiperemis (-), Tonsil T1/T1
- Jantung : Bunyi jantung I/II murni regular
- Paru : Vesikuler +/+, Ronkhi -/-, wheezing -/-
- Abdomen :
muskuler (+)
(+) perut kiri bawah, tidak teraba massa, defans muskuler (+)
- Pemeriksaan dalam :
5
Portio : Lunak-tebal, nyeri goyang portio (slinger pain)(+)
OUE/OUI : Tertutup
Uterus : Sulit dinilai
Adneksa : Massa (-)
Cavum douglasi : Menonjol
Pelepasan : Darah(+), Lendir (+)
4. Pemeriksaan penunjang
b) Laboratorium
n
Hematokrit 32,8 % 36-48
WBC 9.800 /uL 4.000 – 10.000
6
RBC 4.11 10 /uL 3.50-5.50
PLT 375.000 /uL 150.000 – 400.000
2) Pemeriksaan Imunoserologi (22-10-2020) :
C) USG
6
Gambar 1. Pemeriksaan USG
D. Diagnosa
7
- Pre Operatif : G1P0A0 + Gravid preterm (3W) + KET (Kehamilan Ektopik
Terganggu)
Ampullaris Sinistra)
E. Penatalaksanaan
2) IVFD RL 28 tpm
3) Cek Lab
F. Dokumentasi Operasi
8
Gambar 3. Dokumentasi post operasi
G. Prosedur Operasi
1. Spinal Anestesi
9
H. Terapi Post Operasi
- IVFD RL 28 tpm
I. Perkembangan Pasien
Hari / Tgl Perjalanan Penyakit Planning (P):
Kamis, S : Pasien datang dengan keluhan - IVFD RL 28 tpm
22/10/2020 nyeri perut yang disertai pengeluaran - Cek Lab
(18.50 darah dari jalan lahir yang dialami - Rencana cito
WITA) sejak 2 hari yang lalu. Keluhan lain laparotomy
yakni lemas (+), mual (+), muntah - Siapkan darah 1
(+) berisi makanan, NUH (+) sak PRC
O: KU: Baik -Inj. Ondansentron
- TD:110/70 mmHg 1 amp/iv
- N : 80 x/m - Inj. Asam
- P: 20 x/m tranexamat 1
- S: 36,8 ˚C/axillar amp/iv
- BAB : (-)
- BAK : DBN
- TFU belum teraba
- Nyeri tekan bagian kiri bawah
abdomen
- PDV :
Vulva : dalam batas normal
Vagina : dalam batas normal
Portio: kenyal, nyeri goyang (+)
OUE/OUI : tertutup
Uterus: sulit dinilai
Adneksa: massa(-)
Cavum douglasi : menonjol
Pelepasan : darah (+), lendir (+)
Darah Rutin (22/10/2020)
10
WBC : 9.8 x 103/uL
RBC : 4.11 x 106/uL
HGB: 10.8 g/dL
HCT: 32.8 %
PLT: 375 x 103/uL
Assessment (A) :
G1P1A0 + KET
Kamis, S : Pasien tiba di ruang bersalin - IVFD RL 28 tpm
22/10/2020 dalam keadaan sadar. Nyeri luka - Inj. Cefotaxime 1
(23.00 bekas operasi (+) gr/12 jam/iv
WITA) O: KU: Baik - Inj. Ranitidine 1
- TD:110/70 mmHg amp/8 jam/iv
- N : 80 x/m - Inj. Ketorolac 1
- P: 20 x/m amp/8 jam/iv
- S: 36,7 ˚C/axillar - Pasang
- BAB : (-) metronidazol 1
kolf/8jam/iv
BAK : DBN
- Pasang kaltrofen
- Verban : kering
supp II/ rectal/6jam
- Fluksus : darah minimal
- Bed rest
Assessment (A) :
POH1 + Post laparotomy e.c KET
Jumat, S : Nyeri luka bekas operasi - Observasi Lanjut
23/10/2020 berkurang (+) - IVFD RL 28 tpm
(09.00 O: KU: Baik - Inj. Cefotaxime 1
WITA) - TD:100/70 mmHg gr/12 jam/iv
- N : 80 x/m - Inj. Ranitidine 1
- P: 20 x/m amp/8 jam/iv
- S: 36,6˚C/axillar - Inj. Ketorolac 1
- BAB : (-) amp/8 jam/iv
- BAK : DBN - Pasang
- Verban : kering metronidazol 1
- Fluksus : darah minimal kolf/8jam/iv
Assessment (A) : - Pasang kaltrofen
POH1 + Post laparotomy e.c KET supp II/ rectal/6jam
- Bed rest
11
- Fluksus : darah minimal
Assessment (A) :
POH2 + Post laparotomy e.c KET
BAB II
12
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
yang telah dibuahi dan tidak menempel pada dinding endometrium kavum
intraligamenter.1,5
B. Epidemologi
13
Secara epidemiologi, kehamilan ektopik terjadi pada sebagian besar
wanita yang berumur antara 20-40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun.
Lebih dari 60% kehamilan ektopik terjadi pada wanita 20-30 tahun dengan
pada kelompok usia 21–30 kemudian baru diikuti kelompok usia 31-40 pada
wanita kulit hitam dari pada kulit putih karena prevalensi penyakit
pembuahan sampai nidasi. Bila nidasi terjadi di luar kavum uteri atau di luar
1. Faktor tuba
14
silia tuba tidak berfungsi dengan baik. Juga pada keadaan pascaoperasi
ektopik. Faktor tuba yang lain ialah adanya kelainan endometriosis tuba
sekitar saluran tuba, misalnya mioma uteri atau tumor ovarium yang
Apabila tumbuh terlalu cepat atau tumbuh dengan ukuran besar, maka
zigot akan tersendat dalam perjalanan pada saat melalui tuba, kemudian
3. Faktor ovarium
4. Faktor hormonal
5. Faktor lain
15
tahun) dan faktor merokok (≥ 20 batang/hari) juga sering dihubungkan
D. Patomekanisme
tuba dan kemudian akan mengalami beberapa proses seperti pada kehamilan
pada umumnya. Karena tuba bukan merupakan suatu media yang baik untuk
lumen tuba dan kemudian didorong oleh darah ke arah ostium tuba
pars abdominalis.
16
Pada pelepasan hasil konsepsi yang tidak sempurna pada abortus,
melalui ostium tuba. Darah ini akan berkumpul di cavum douglasi dan
Ruptur tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan
maka terjadi pula perdarahan dalam lumen tuba. Darah dapat mengalir
17
Gambar 5. Proses Rupture Dinding Tuba
Bila pada aborus dalam tuba ostium tuba tersumbat, ruptur
sekunder dapat terjadi. Dalam hal ini dinding tuba, yang telah menipis
tuba, tetapi bila robekan tuba kecil, perdarahan terjadi tanpa hasil
akan mengalir ke kavum douglasi yang makin lama makin banyak dan
janin mati dan masih kecil, dapat diresorbsi seluruhnya, bila besar
18
plasenta masih utuh, kemungkinan tumbuh uterus dalam rongga perut,
E. Klasifikasi
berikut ini :5
(55%), pars ismika (25%), pars fimbriae (17%) dan pars pars interstitial
(2%).
berasal dari kehamilan ektopik dalam tuba yang pecah. Konseptus yang
19
kehamilan ini serupa dengan kehmilan abdominal sekunder karena
F. Manifestasi Klinis
Gambaran klinik kehamilan tuba yang belum terganggu tidak khas, dan
dalam kehamilan, sampai teriadinya abortus tuba atau ruptur tuba. Beberapa
(5,10,12,13,14)
gejala dan tanda yang terdapat pada kehamilan ektopik, antara lain
20
1. Nyeri
pecah. Gejala yang paling sering dialami adalah nyeri panggul dan perut.
terutama setelah ruptur. Nyeri dada pleuritik dapat terjadi akibat iritasi
2. Haid Abnormal
terutama saat serviks digerakkan, dijumpai pada lebih dari tiga perempat
wanita dengan rupture kehamilan tuba. Akan tetapi, nyeri tekan ini
4. Perubahan uterus
21
terisi oleh darah, uterus dapat sangat terdesak. Silinder desidua uterus
Keluarnya struktur ini mungkin disertai oleh rasa kram yang serupa
bradikardia dan hipotensi. Tekanan darah akan turun dan nadi meningkat
6. Suhu
Suhu dapat meningkat hingga 38 oC, tetapi tanpa infeksi suhu jarang
7. Massa panggul
Pada pemeriksaan bimanual, dapat diraba suatu massa di panggul
pada 20% pasien. Massa tersebut hampir selalu terletak di posterior atau
lateral uterus. Massa biasanya lunak dan elastis.
22
perut memenuhi cavum douglas melalui ostium tuba
G. Diagnosa
1. Anamnesis
berupa haid yang biasanya terlambat untuk beberapa waktu dan kadang-
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Ginekologi
nyeri, yang disebut dengan nyeri goyang(+) atau slinger pijn. Demikian
pula kavum Douglasi menonjol dan nyeri pada perabaan oleh karena
douglasi.5
4. Pemeriksaan Penunjang
23
a. Pemeriksaan Laboratorium
30.000/µL.12
hCG adalah kisaran 150 hingga 250 mIU/mL, dan uji ini positif
24
Radioimmunoassay dengan sensitivitas 5 sampai 10
25
kehamilan ektopik. Peningkatan serum β-hCG dapat dilihat pada
tabel berikut:
b. Pemeriksaan USG
diartikan bahwa bila pada kadar hCG yang lebih dari 6500 mlU/ml
26
tidak dijumpai adanya kantong gestasi intrauterin, maka
% kasus.
Kavum uteri sering berisi cairan eksudat yang diproduksi oleh sel-sel
yang masih utuh dan berisi mudigah, mungkin hanya berupa massa
27
atas sebagian ekogenik dan anekoik. Gambaran massa yang tidak
perdarahan atau cairan bebas yang terjadi oleh sebab lain, seperti
perdarahan ovulasi.5
28
kehamilan intrauterin dan di dalam kantung adalah struktur lingkaran yang
merupakan kantung kuning telur. Struktur oval kecil di bawah kantung kuning telur
adalah janin. (B) Kehamilan ektopik. Di sebelah kanan gambar adalah rahim
14
normal dan di sebelah kiri rahim adalah kehamilan ektopik berbentuk donat.
Gambar 9 : (a) Kehamilan tuba kanan pada minggu ke 6, dengan tanda gumpalan
dan sinyal ultrasonografi Doppler melingkar, (b) Kehamilan tuba kiri pada minggu
ke 6, dengan kantung yolk sac dan embrio berukuran 2 mm, (c) Kehamilan tuba
kanan pada minggu ke 5, dengan tanda bagel, perhatikan perbedaan echogenisitas
dibandingkan dengan cystic corpus luteum, (d) Kehamilan tuba kanan dalam
c. Kuldosintesis
29
membeku, maka darah tersebut mungkin berasal dari pembuluh
30
1) Kuretase
tuba pada banyak kasus dapat dilakukan dengan kuretase rawat jalan.
transvaginal. 10,17
2) Laparoskopi.
operatif
langsung
3) Laparotomi
31
seorang wanita yang jelas mengalami perdarahan abdominal yang
I. Penatalaksanaan
pasien, 3 (5,4%) memiliki kehamilan tuba yang tidak rusak, 27 (48%) telah
dan total histerektomi abdominal pada 4 (7,1%). Dan tidak ada kematian ibu
yang terjadi.13
1. Tindakan Operasi
32
medis. Keuntungan dari laparoskopi dibandingkan laparotomi adalah
akses yang lebih cepat ke perut, pembedahan yang lebih pendek, lebih
pemulihan yang lebih cepat, dan biaya rawat inap dan rehabilitasi yang
lebih rendah.15
33
Gambar 12. Terapi bedah dan obat-obatan pada kehamilan ektopik,
34
cm dan terletak di sepertiga distal tuba falopii. Pada prosedur ini dibuat
35
sebagai upaya memperkecil kemungkinan (walaupun jarang)
menyatu. Segmen tuba kemudian dijahit lapis demi lapis dengan Vicryl
7-0 interuptus. Prosedur ini paling baik dilakukan dengan teknik bedah
gestasi berdiameter lebih dari 5 cm. Metode ini lebih dipilih daripada
36
Gambar 15. (A) kehamilan ektopik tuba kiri melalui laparoskopik, (B)
kehamilan ektopik tuba setelah dilakukan tindakan
salpingektomi.13
2. Medikamentosa
dengan tingkat mulai dari 63% hingga 97%. Namun demikian, ini
tergantung pada level ß-HCG. Semakin rendah level serum pada awal
minum 325 mg besi sulfat dua kali sehari karena mereka dapat berdarah
gambar berikut:
37
Gambar 16. Algoritma protocol penggunaan metotreksat.17
Penggunaan metotreksat secara selektif dapat sama efektifnya
38
stomatitis, mual, diare, dan pada tingkat yang lebih rendah pleuritis,
ektopik dengan GS < 3 cm, tidak terdapat perdarahan aktif atau darah
pada cavum douglasi < 100cc, kadar hCG < 1500 mIU/ml. Dengan dosis
yang terjadi pada 15% -20% kehamilan ektopik. Ini dapat menyebabkan
K. Prognosis
dengan diagnosis dini dan persediaan darah yang cukup. Akan tetapi, bila
39
akibat kehamilan di luar uterus lebih besar daripada kehamilan yang
memberi hasil lahir hidup atau yang diberhentikan secara sengaja. Selain
itu kemungkinan untuk kembali hamil dengan baik akan berkurang setelah
ditingkatkan.3
BAB III
PEMBAHASAN
A. Anamnesis
Kasus Teori
- Pasien wanita usia 27 tahun Secara epidemiologi
sebagian besar wanita yang
mengalami kehamilan ektopik
berumur antara 20-40 tahun
dengan umur rata-rata 30 tahun.
Hal ini juga sejalan dengan
penelitian yang dilakukanoleh
Santoso di RSUD Dr. Soetomo
Surabaya 2008-2011 didapatkan
kelompok usia terbanyak KE ada
pada kelompok usia 21–30
kemudian baru diikuti kelompok
usia 31-40 pada urutan kedua.
Penelitian lain di Amerika Serikat
oleh Cunningham melaporkan
bahwa kehamilan ektopik
terganggu (KET) lebih sering
dijumpai pada wanita kulit hitam
dari pada kulit putih karena
prevalensi penyakit peradangan
pelvis lebih banyak pada wanita
kulit hitam. Frekuensi kehamilan
ektopik terganggu yang berulang
1-14,6%.
- Pasien baru masuk datang Gambaran klinik kehamilan tuba
dengan keluhan nyeri perut yang belum terganggu tidak khas,
bawah terutama bagian kiri, dan penderita maupun dokternya
40
yang dirasakan sejak 2 biasanya tidak mengetahui
minggu yang lalu, yang adanya kelainan dalam
diperberat 2 hari yang lalu kehamilan, sampai teriadinya
SMRS. Nyeri bersifat hilang abortus tuba atau ruptur tuba.
timbul tanpa dengan intensitas Adapun beberapa gejala dan
nyeri yang masih bisa ditahan tanda yang terdapat pada
oleh pasien. Pasien juga kehamilan ektopik, antara lain
mengeluhkan keluar bercak
gejala yang berkaitan dengan
darah dari jalan lahir sejak 2
apakah kehamilan ektopik sudah
hari yang lalu berwarna merah
kecoklatan bercampur lendir, pecah yaitu nyeri panggul dan
dan terkadang disertai atau perut. Gejala pencernaan
gumpalan yang dialami terus dan pusing atau berkunang-
menerus namun sedikit- kunang juga sering terjadi,
sedikit. Keluhan lain yakni terutama setelah ruptur. Nyeri
lemas (+), mual (+), muntah dada pleuritik dapat terjadi akibat
(+) berisi makanan, NUH (+), iritasi diafragma oleh perdarahan.
sakit kepala (-), nafus makan Gangguan haid abnormal ditandai
menurun (-) dengan menstruasi yang sangat
bervariasi diikuti oleh sedikit
pendarahan vagina atau bercak.
Perdarahan uterus yang terjadi
pada kehamilan tuba sering
disangka sebagai haid sejati.
Perdarahan ini biasanya
berwarna cokelat tua, dan
mungkin intermitten atau terus
menerus. Pada kehamilan tuba
jarang terjadi perdarahan
pervaginam yang hebat.
B. Pemeriksaan fisik
Kasus Teori
- Dari hasil pemeriksaan fisik Nyeri tekan abdomen dan
didapatkan tanda vital ; dan pemeriksaan vagina,
Tekanan darah 110/70 mmHg, terutama saat serviks digerakkan,
suhu tubuh 36,8oC/axillar, nadi dijumpai pada lebih dari tiga
80x/m, pernapasan 20 x/menit. perempat wanita dengan rupture
- Pemeriksaan abdomen kehamilan tuba. Pemeriksaan
didapatkan perut cembung, ginekologi pada kehamilan
ikut gerak nafas, tidak teraba
ektopik terganggu, ditemukan
TFU dan didapatkan nyeri
pada pemeriksaan vaginal bahwa
tekan pada regio iliac sinistra
41
dan hipogastrika, defans usaha menggerakkan serviks uteri
muscular (+) menimbulkan rasa nyeri, yang
- Pada pemeriksaan dalam disebut dengan nyeri goyang(+)
vagina ditemukan portio lunak atau slinger pain. Demikian pula
tebal,nyeri goyang porsio, kavum douglasi menonjol dan
cavum douglasi menonjol dan nyeri pada perabaan oleh karena
tidak ada pembukaan serta terisi darah. Hematokel
pelepasan berupa darah dan
retrouterina dapat diraba sebagai
lendir.
tumor di kavum douglasi. Akan
tetapi, nyeri tekan ini mungkin
tidak ada sebelum terjadi ruptur.
Sebelum pecah, tanda-tanda
vital umumnya normal. Respon
awal terhadap ruptur dapat
berkisar dari tanpa perubahan
tanda-tanda vital hingga
peningkatan ringan tekanan darah,
atau respon vasovagus disertai
bradikardia dan hipotensi.
Tekanan darah akan turun dan
nadi meningkat hanya jika
perdarahan berlanjut dan terjadi
syok hipovolemik.
C. Pemeriksaan penunjang
Kasus Teori
Pada kasus telah dilakukan Secara teori, kehamilan tuba
pemeriksaan penunjang berupa biasanya tidak dapat mencapai
plano tes dan didapatkan hasil cukup bulan, biasanya berakhir
yang positif, pemeriksaan pada minggu ke 6-12 dan paling
laboratorium yang di lakukan sering antara minggu ke 6-8.
menunjukan adanya penuruan Berakhirnya kehamilan tuba ada
konsentrasi hemoglobin yakni dua cara, yaitu: abortus tuba dan
10,8 g/dl. rupture tuba. Pemeriksaan urine
Pemeriksaan USG: tampak massa yang tersering digunakan adalah
di adneksa kiri pemeriksaan latex agglutination
inhibition (hambatan
penggumpalan lateks)
menggunakan slide dengan
sensitivitas untuk gonadotropin
korion (hCG) dalam kisaran 500
hingga 800 mIU/mL. Pada
kehamilan ektopik, kemungkinan
positif hanyalah 50 hingga 60
42
persen. Jika digunakan tabung,
deteksi hCG adalah kisaran 150
hingga 250 mIU/mL, dan uji ini
positif pada 80 hingga 85 persen
kehamilan ektopik. Uji yang
menggunakan enzyme-linked
immunosorbent assay (ELISA)
sensitive hingga 10 sampai 50
mIU/mL dan positif pada 95
persen kehamilan ektopik.Pada
gambaran USG, sebagian besar
kehamilan ektopik tidak
memberikan gambaran yang
spesifik. Gambar USG kehamilan
ektopik sangat bervariasi
bergantung pada usia kehamilan,
ada tidaknya gangguan kehamilan
(ruptur, abortus), serta banyak dan
lamanya perdarahan
intraabdomen. Diagnosis pasti
kehamilan ektopik secara USG
ditegakkan bila terlihat kantong
gestasi berisi mudigah/janin hidup
yang letaknya di luar kavum uteri.
Namun, gambaran ini hanya
dijumpai pada 5 - 10 % kasus.
Gambaran lainnya berupa ukuran
uterus mungkin besarnya normal,
atau mengalami sedikit
pembesaran yang tidak sesuai
dengan usia kehamilan.
Endometrium menebal ekogenik
sebagai akibat reaksi desidua.
Kavum uteri sering berisi cairan
eksudat yang diproduksi oleh sel-
sel desidua, yang pada
pemeriksaan terlihat sebagai
struktur cincin anekoik yang
disebut kantong gestasi palsu
(Pseudogestational sac). Berbeda
dengan kantong gestasi yang
sebenarnya, kantong gestasi Palsu
letaknya simetris di kavum uteri
dan tidak menunjukkan struktur
cincin ganda.
43
D. Penatalaksanaan
Kasus Teori
Rencana terapi yang akan di Hal ini sesuai dengan
lakukan yakni : kepustakaan dimana, manajemen
1) Observasi keadaan umum pengelolaan kehamilan ektopik
pada umumnya berupa tindakan
dan tanda-tanda vital operasi laparotomi atau
laparoskopi. Meskipun demikian,
2) IVFD RL 28 tpm terapi medikamentosa dengan
metotreksat juga dapat
3) Cek Lab
dipertimbangkan. Terlepas dari
4) Rencana cito laparotomy berbagai kemajuan terbaru dalam
pengelolaan kehamilan ektopik,
5) Siapkan darah 1 sak PRC perawatan bedah konvensional
dengan laparotomi masih
6) Inj. Ondansentron 1 amp/iv merupakan modalitas
pengobatan yang paling banyak
7) Inj. Asam tranexamat 1 digunakan. Pembedahan tuba
untuk kehamilan ektopik
amp/iv dianggap konservatif jika tuba
diselamatkan. Pembedahan
radikal dilakukan jika diperlukan
salpingektomi.Salpingektomi
merupakan tindakan reseksi tuba
yang dapat dilakukan melalui
laparoskop operatif dan dapat
digunakan baik pada kehamilan
ektopik terganggu atau belum
terganggu.
44
DAFTAR PUSTAKA
Kasus. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. Vol. 17, No. 1, Hal. 26-32, 2017.
2018
45
7. O, Ziegner. Extrauterine Abdominal Pregnancy. Swiss Society Of
Neonatology. 2013.
11. Krisnadi, SR. 2005. Obstetri Patologi : Ilmu Kesehatan Reproduksi Edisi
2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal : 16-23.
12. Leveno, KJ dkk. 2004. Obstetr William: Panduan Ringkas, Edisi 21.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal : 66-75.
13. Abdulkareem, TA dan Eidan, SM. Ectopic Pregnancy: Diagnosis,
Prevention and Management. Published by Intech, 2017. Hal : 49-59.
14. Sivalingam, VN dkk. Diagnosis and Management of Ectopic Pregnancy.
46