Anda di halaman 1dari 10

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

DISUSUN OLEH :

NAMA : SUKMA CHRISANTI GULO

NIM : 172117030

SEMESTER : III(TIGA)

KELAS : A

DOSEN PENGAMPU :

RATNA NATALIA MENDROFA,M.Pd

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) GUNUNGSITOLI

FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

TAHUN AKADEMIK 2018/2019


KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

A. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar

Menurut Suherman, dkk (2003,187) keterampilan dasar mengajar merupakan


keterampilan yang kompleks, yang pada dasarnya merupakan pengitegrasian utuh dari
berbagai keterampilan yang jumlahnya sangat banyak.

Iryanti,dkk (2017:31) mengemukakan bahwa Penerapan suatu model pembelajaran


akan semakin efektif jika seorang guru terampil mengajar di kelas. Keterampilan mengajar ini
perlu didukung oleh pengetahuan guru tentang delapan keterampilan dasar mengajar. Guru
dapat menerapkan suatu model pembelajaran inovatif secara baik apabila guru terampil
menerapkan delapan keterampilan dasar mengajar tersebut.

B. Macam-Macam Keterampilan Dasar Mengajar

Ada 8 keterampilan dasar yang harus dikuasai oleh seorang guru, yaitu :

1. Keterampilan Membuka Dan Menutup Pelajaran

Menurut Hemiati (2013:43) Membuka pembelajaran adalah kegiatan guru dalam


mengawali proses pembelajaran untuk menciptakan suasana siap mental, phisik, phisikis dan
emosional siswa sehingga memusatkan perhatian mereka pada materi dan kegiatan
pembelajaran yang akan dilalui. Dalam tahap ini, yang perlu dilakukan guru terlebih dahulu
adalah menciptakan suasana agar siswa secara mental, phisik, phisikis dan emosional terpusat
pada kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Menurut Hemiati (2013:44), hal tersebut
dapat dilakukan guru dengan cara-cara sebagai berikut:

a. Memfokuskan perhatian dan membangkitkan minat siswa


Berikut ini beberapa cara yang dapat memfokuskan perhatian dan
membangkitkan minat siswa saat guru membuka pelajaran.
 Mengaitkan materi dengan berita-berita terkini
 Menyampaikan cerita
 Menggunakan alat bantu/media
 Memvariasikan gaya mengajar
 Menyinggung tentang tugas-tugas yang dilakukan siswa
 Mengandaikan persoalan
b. Menimbulkan Motivasi
Menimbulkan motivasi dapat dilakukan dengan berbagai cara:
 Memberikan kehangatan dan menunjukkan sikap antusias
 Menimbulkan rasa ingin tahu.
 Mengemukakan ide yang bertentangan
c. Memberi Acuan

Dalam tahap ini, usaha yang dapat dilakukan guru adalah:

 Menjelaskan tujuan pembelajaran


 Menyampaikan garis besar pelajaran
 Menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
d. Mengaitkan pelajaran yang telah dipelajari dengan topik baru

Menurut Hemiati (2013:49), Menutup pelajaran tidak hanya dilakukan pada akhir
pelajaran, tetapi juga pada akhir penggalan pelajaran. Menutup pelajaran dilakukan untuk
memperoleh gambaran yang utuh tentang pokokpokok materi yang dipelajari. Menurut
Iryanti,dkk (2017:38) Menutup pelajaran dilakukan kira-kira 5 menit sebelum pelajaran
berakhir. Menutup pelajaran dapat dilakukan, misalnya dengan:

a. merangkum materi pelajaran bersama-sama dengan peserta didik;


b. memberikan pekerjaan rumah (soal/tugas) kepada peserta didik;
c. melakukan refleksi pembelajaran, antara lain juga menanyakan nilai-nilai karakter
baik yang dilakukan selama pembelajaran.
d. memberikan motivasi.

2. Keterampilan Bertanya

Sugeng Paranto dalam Suherman, dkk(2003:188) menyebutkan dalam proses belajar


mengajar, bertanya memegang peranan penting, sebab pertanyaan yang tersusun baik dengan
teknik pelontaran yang tepat akan meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar
mengajar, membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu masalah yang
sedang dibicarakan, mengembangkan pola berpikir dan acra belajar aktif dari siswa yang
bersangkutan,menuntunproses siswa, dan memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang
sedang dibahas.
Menurut Iryanti,dkk (2017:32) Ada beberapa tujuan guru mengajukan pertanyaan,
antara lain berikut ini.
a. merangkum pembelajaran sebelumnya
b. mendorong siswa berpikir matematis
c. menilai kesiapan siswa
d. mengecek pemahaman siswa
e. memfokuskan perhatian siswa
f. menilai ketercapaian tujuan pembelajaran
g. mendiagnosa kesulitan belajar siswa
h. mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan sikap inkuiri
i. memancing siswa untuk mengemukakan pendapatnya sendiri

3. Keterampilan Memberi Penguatan

Menurut Iryanti,dkk(2017:35), Penguatan adalah pemberian respons/penghargaan


terhadap tingkah laku atau jawaban yang benar dari peserta didik. Ada 2 jenis penguatan,
yaitu:

a. Penguatan verbal, misalnya guru mengucapkan ”Bagus!”, ”Tepat sekali!”, dan


sebagainya.
b. Penguatan non verbal, misalnya guru memberikan anggukan kepala dengan hangat
dan ramah, melalui gerakan anggota badan, sentuhan, atau pemberian
simbol/komentar di buku pekerjaan peserta didik atau pemberian hadiah.

Menurut Helmiati (2013 ;76), Dalam memberikan penguatan harus diperhatikan


prinsip-prinsip berikut :

a. Hangat dan antusias.


b. Sungguh-sungguh dan bermakna.
c. Menghindari respon dan komentar negatif jika siswa tidak mampu menjawab
pertanyaan sesuai harapan
d. Sasaran penguatan harus jelas

4. Ketrampilan Mengadakan Variasi

I.G.A.K Wardani dalam Suherman, dkk (2003:191) menyatakan, variasi dalam


kegiatan belajar mengajar adlah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan motivasi para siswa, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan.
Menurut Iryanti,dkk (2017:36) ada 3 jenis variasi mengajar, yaitu
a. Variasi dalam gaya mengajar, misalnya guru perlu melakukan pengaturan suara,
sehingga jelas, enak didengar, dan penggunaan intonasi yang tepat. Selain itu, guru
harus berani mengadakan kontak pandang secara wajar dengan para peserta didik,
posisi guru jangan terpaku di satu tempat, perlu ada gerakan kepala yang wajar,
ekspresi wajah atau anggota tubuh yang proporsional, wajar, dan efektif. Ciptakan
sekali waktu kesenyapan yang disengaja untuk menarik perhatian peserta didik.
b. Variasi dlam penggunaanmedia dan bahan pengajaran, misalnya guru perlu
menggunakan chart, alat-alat matematika seperti penggaris atau jangka,alat peraga,
kapur/spidol warna, komputerdan proyektor (misal LCD),video,software yang dapat
mendukung pembelajaran matematika (misal Geogebra, Microsoft Mathematics,
WinGeom, Euler Math Toolbox, Xfunc), dan sebagainya.
c. Variasi dalam interaksi kegiatan peserta didik, misalnya guru pada satu saat
menerapkan model pembelajaran berbasis masalah, satu saat lagi DBL, TAI, dan
sebagainya. Intinya, agar peserta didik merasa senang, dan tidak bosan.

5. Keterampilan Menjelaskan

Menurut Iryanti, dkk(2017:37), Penjelasan adalah penyajian informasi/pelajaran


secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik yang bertujuan untuk menolong peserta
didik dalam memahami suatu hubungan, misalnya penjelasan tentang suatu konsep atau
penjelasan suatu bukti teorema. Prinsip-prinsip penjelasan antara lain sebagai berikut.

a. Penjelasan dapat diberikan di awal, di tengah, atau di akhir jam pelajaran.


b. Penjelasan dapat diberikan berdasarkan pertanyaan dari peserta didik atau sengaja
dirancang oleh guru sebelumnya.
c. Penjelasan harus cocok dengan khazanah pengetahuan peserta didik. Hindari
penggunaan istilah-istilah yang tidak dipahami oleh peserta didik.

Menurut Djamarah (2010:131), tujuan memberikan penjelasan yaitu :

a. Membimbing anak didik untuk mendapat dan memahami hukum, dalil, fakta, defenisi,
dan prinsip secara objektif, dan benar.
b. Melibatkan anak didik untuk berpikir memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan.
c. Untuk mendapatkan balikan dari anak didik mengenai tingkat pemahamannya dan
untuk mengatasi kesalahpahaman mereka.
d. Membimbing anak didikuntuk menghayati dan mndapat proses penalaran dan
menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan-pemecahan masalah.

Menurut Suherman, dkk (2003:192), komponen menjelaskan terdiri atas :

a. Komponen merencanakan penjelasan


b. Komponen menyajikan penjelasan

Dalam menerapkan keterampilan menjelasakan, perlu diperhatikan hal-hal sebagai


berikut (Suherman,dkk , 2003:193) :

a. Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, ataupun akhir pelajaran sesuai dengan
keperluan
b. Penjelasan harus sesuai dengan tujuan
c. Materi yang dijelaskan harus bermakna
d. Penjelasan yang diberikan sesuai dengan kemapuan dan latar belakang siswa

6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Menurut Suherman, dkk(2003:193), diskusi kelompok kecil merupakansalah satu


kegiatan belajar mengajar yang penggunaanya cukup sering diperlukan. Ciri-ciri diskusi
kelompok kecil adalah ;
a. Melibatkan 3-9 orang
b. Berlangsung dalam interaksi tatap muka yang informal
c. Mempunyai tujuanyang dicapai dengan kerja sama antar anggota lainnya
d. Berlangsung menurut proses sistematis

Menurut Iryanti,dkk(2017:38), Dalam memimpin diskusi, keterampilan yang perlu


dimiliki guru adalah sebagai berikut.

a. Guru mampu memusatkan perhatian peserta didik ke arah tujuan diskusi.


b. Guru mampu meluruskan ke pokok masalah jika terjadi penyimpangan.
c. Guru mampu mengamati hasil rangkuman dan meluruskan jika hasilnya kurang tepat
atau menyimpang dari topik yang didiskusikan.
d. Guru perlu mengakui gagasan peserta didik dan mengembangkannya.
e. Guru mampu membandingkan gagasan-gagasan antar kelompok.
f. Guru mampu merangkum hasil gagasan antar kelompok.
7. Keterampilan Mengelola Kelas

Menurut Helmiati (2013:78), Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan


guru dalam menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal serta keterampilan
mengembalikan kondisi belajar ke kondisi yang optimal bila terdapat gangguan dalam proses
belajar baik yang bersifat gangguan kecil dan sementara maupun gangguan yang
berkelanjutan.

Suherman, dkk(2003:195) menyatkan bahwa guru perlu menguasai keterampilan ini


agar dapat :

a. Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu maupun klasikal dalam


berperilaku yang sesuai dengan tata tertib serta aktivitas yang sedang berlangsung
b. Menyadari kebutuhan siswa
c. Memberikan respon yang efektif terhadap perilaku siswa

Menurut Iryanti, dkk(2017:39), Keterampilan yang dibutuhkan guru adalah


menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal. Cara yang dapat ditempuh, antara
lain adalah:

a. memberikan tanggapan secara proporsional terhadap gangguan dan ketidakacuhan


peserta didik;
b. memberikan tanggapan secara proporsional terhadap kebutuhan peserta didik;
c. memberi perhatian secara merata kepada semua peserta didik;
d. memusatkan perhatian kelas kepada materi pelajaran;
e. memberikan petunjuk secara jelas;
f. menegur secara wajar dan tegas jika ada tingkah laku peserta didik yang kurang baik;
g. memberi penguatan yang diperlukan.

8. Keterampilan Mengelola Kelompok Kecil Dan Perorangan

Menurut Helmiati (2013:82), Secara fisik bentuk pengajaran ini berjumlah terbatas,
yaitu berkisar antara 3 (tiga) dan 8 (delapan) orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk
perseorangan. Dalam pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru
memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab
antara guru dan siswa dengan siswa.
Menurut Iryanti, dkk (2017:41) Ada beberapa variasi dalam pengorganisasianny,
yakni :

Model A

 Guru memberikan informasi tugas secara klasikal.


 Peserta didik bekerja dalam kelompok-kelompok kecil, atau mandiri. Jadi, peserta
didik bebas memilih (1) bekerja dalam kelompok, atau (2) bekerja secara perorangan.
 Setelah waktu yang ditetapkan berakhir, pelajaran diakhiri dengan pertemuan secara
klasikal kembali, guru menyuruh peserta didik untuk melaporkan hasil kerjanya.
 Guru meluruskannya jika ada hasil yang kurang tepat.

Model B

 Guru memberikan informasi tugas secara klasikal.


 Guru membentuk kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Peserta didik bekerja
dalam kelompok.
 Setelah waktu yang ditetapkan berakhir, pelajaran diakhiri dengan pertemuan secara
klasikal kembali, guru menyuruh peserta didik untuk melaporkan hasil kerja
kelompoknya.
 Guru meluruskannya jika ada hasil yang kurang tepat.

Model C

 Guru memberikan informasi tugas secara klasikal.


 Guru membentuk kelompok-kelompok kecil. Peserta didik bekerja dalam kelompok
untuk merundingkan cara penyelesaian tugas.
 Kelompok dibubarkan dan peserta didik meneruskan tugas secara perorangan.
 Setelah waktu yang ditetapkan berakhir, pelajaran diakhiri dengan pertemuan secara
klasikal kembali, guru menyuruh peserta didik untuk melaporkan hasil kerjanya.
 Guru meluruskannya jika ada hasil yang kurang tepat.

Model D

 Guru memberikan informasi tugas secara klasikal.


 Mula-mula peserta didik bekerja secara perorangan untuk mencoba menyelesaikan
tugas guru tersebut.
 Guru membentuk kelompok-kelompok kecil. Peserta didik bekerja dalam kelompok
untuk melanjutkan cara penyelesaian tugas.
 Setelah waktu yang ditetapkan berakhir, pelajaran diakhiri dengan pertemuan secara
klasikal kembali, guru menyuruh peserta didik untuk melaporkan hasil kerjanya.
 Guru meluruskannya jika ada hasil yang kurang tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru & Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : PT
RINEKA CIPTA
Helmiati. 2012. Micro Teaching Melatih Keterampilan Dasar Mengajar. Yogyakarta :
Aswaja Pressindo
Iryanti, Puji, dkk. 2017. Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru Matematika
SMA Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter Kelompok Kompetensi E Pedagogik.
Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Suherman, Erman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung :


Universitas Pendidikan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai