Anda di halaman 1dari 1

Muhamad Fauzan Azhim

XI IPA 2
“Stop Perundungan”

Diambil dari sebuah jurnal karya Alfip Miftahul Basar, seorang guru di SIT SMPIT Nurul Fajri,
Bekasi. Alfip dengan jurnalnya yang berjudul “Mengapa Bulyying Masih Terjadi di Sekolah?”,
dipublikasikan oleh majalah REPUBLIKA pada tanggal 24 Februari, 2020.
Di jurnal Alfip mengangkat sebuah contoh kasus perundungan di sekolah yang terjadi di
salah satu SMP (Sekolah Menengah Pertama) di Purworejo, Jawa Tengah. Dimana tiga orang
siswa terlihat memukuli seorang siswi. Dan membaca sekilaspun, akal sehat kita harusnya bisa
tau bahwa hal itu sangatlah salah, dan kita juga harus bertanya mengapa hal ini bisa sampai
terjadi?
Kejadian seperti kasus diatas hanyalah satu dari seribu kasus perundingan di sekolah, dan
kejadian seperti ini seakan tidak dianggap serius oleh lembaga pendidikan, tindak lanjut bagi
sang perunding kebanyakan hanya sampai di ruang bimbingan konseling bagi para perunding,
atau dikeluarkan dari sekolah untuk kasus yang parah, namun bagaimana dengan korban
perundingan yang mungkin mengalami trauma? Baik psikis maupun fisik. Kepercayaan diri
mereka juga ikut direnggut para perundung. Dan mereka juga kadang mulai memunculkan
pikiran bunuh diri.
Sama pentingnya dengan penanganan setelah perundingan, yaitu pencegahannya.
Menurut Carot el al. (2009) Lingkungan keluarga dapat menjadi faktor seorang anak melakukan
bullying karena buruknya hubungan dengan orang tua. Dari lembaga pemerintahan yang
bertanggung jawab atas bentuk pendidikan, lingkungan sekolah, sampai dengan keluarga,
semuanya punya tanggung jawab atas kejadian perundungan. Dan kebanyakan kasus
perundungan terjadi di sekolah, artinya para pelaku masih seorang anak kecil, perilaku mereka
adalah akibat dari lingkungannya yang penuh dengan orang dewasa yang tidak bertanggung
jawab. Kekerasan yang dilakukan si perundung terjadi karena kurangnya edukasi dari guru-guru
di sekolah, sosialisasi dari pemerintah, dan keegoisan orang tua di rumah atau sering kita sebut
broken home.Padahal pendidikan di rumah lah yang paling penting, edukasi sejak dini dapat
mencegah jatuhnya korban perundungan lain.
Pendidikan religi juga tidak boleh sampai tertinggal, namun kebanyakan sekolah
meninggalkan pendidikan religi yang sama pentingnya. Dalam islam bullying dilarang keras.
“wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain,
(karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-
olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena)
boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-
olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan
gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah
beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”
(QS. Al- Hujurat :11)
Kesimpulannya, semua orang harus bertanggung jawab atas perilakunya. Dan kejadian
perundungan harus ditangani lebih serius, dan tidak kalah penting untuk dicegah dengan anti-
bullying.

Anda mungkin juga menyukai