Anda di halaman 1dari 9

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA MASYARAKAT KAMPUNG

TAJUR DESA CIRACAP KABUPATEN SUKABUMI

Chichi Pemila

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Sukabumi.
Email: Chichipemila002@ummi.ac.id

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana penggunaan bahasa


yang terdapat dalam kehidupan masyarakat sehari-hari yang ada di Kampung Tajur Desa
Ciracap Kabupaten Sukabumi. Penggunaan bahasa yang dimaksud yakni bentuk serta
fungsi alih kode dan campur kode. Jenis penelitian yang digunakan yakni penelitian
kualitatif dengan desain penelitian deskriptif kualitatif. Data yang dimaksud dalam
penelitian ini yakni alih kode dan campur kode pada masyarakat Kampung Tajur Desa
Ciracap Kabupaten Sukabumi. Tuturan yang dimaksud yakni dalam bentuk percakapan
yang memuat kata, frasa, klausa dan kalimat yang memiliki unsur alih kode dan campur
kode serta fungsi terjadinya alih kode dan campur kode. Sumber data dalam penelitian ini
yakni masyarakat Desa Ciracap Kampung Tajur Kabupaten Sukabumi yang mengandung
unsur alih kode dan campur kode. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik simak,
catat dan intropekasi. Teknik analisis data dilakukan dengan semua tuturan yang
memperlihatkan terjadinya alih kode dan campur kode pada masyarakat Kampung Tajur
Desa Ciracap Kabupaten Sukabumi, diidentifikasi dan dikartukan lengkap dengan
kontruksinya. Selanjutnya dilakukan klasifikasi dan kategori keseluruhan data.

Kata Kunci: Masyarakat Kampung Tajur, Alih Kode, Campur Kode

PENDAHULUAN

Manusia adalah makhluk yang memakai bahasa lebih dari satu.


selalu berinteraksi dengan Apabila dua bahasa atau lebih
sesamanya. Manusia tidak dapat digunakan secara bergantian oleh
mencapai apa yang diinginkan seorang penutur dapat dikatakan
dengan dirinya sendiri. Karena bahwa orang tersebut dalam keadaan
manusia menjalankan perannya beralih kode. Menurut Myres dan
dengan menggunakan simbol untuk Scotton (Piantari dkk. 2011: 13).
mengkomunikasikan pikiran dan
perasaannya. Manusia tidak dapat Sosiolinguistik merupakan ilmu
menyadari individualitas, kecuali antar disiplin (antara sosiologi dan
melalui medium kehidupan sosial. linguistik), dua bidang ilmu empiris
tersebut mempunyai kaitan yang
Kehidupan manusia sangat erat. Secara umum dapat
membutuhkan proses dan jangkauan dikatakan bahwa sosiolingistik
komunikasi yang luas, sehingga merupakan bidang ilmu antar disiplin
sangatlah mungkin para penutur yang mempelajari bahasa dalam
kaitannya dengan penggunaan kedwibahasaan berubah-ubah dari
bahasa itu di dalam masyarakat. masa ke masa. Perubahan tersebut
Dapat juga dikatakan bahwa dikarenakan sudut pandang atau
sosiolinguistik mempelajari dan dasar pengertian Bahasa itu sendiri
membahas aspek-aspek berbeda-beda (Suwito, 1983: 40).
kemasyarakatan Bahasa, khususnya
perbedaan faktor-faktor Sumarsono (2007)
kemasyarakatan (social) (Saleh dan mengemukakan bahwa bilingualisme
Mahmudah, 2006: 1). menunjuk pada gejala penguasaan
Bahasa kedua dengan derajat
Alih kode merupakan suatu penguasaan yang sama seperti
fenomena kebahasaan yang bersifat penutur aslinya. Hal tersebut
sosiolingustik dan merupakan gejala berkenaan dengan pendapat
yang umum dalam masyarakat Bloomfield mengenai bilingualisme,
dwibahasa atau multibahasa. Alih namun Macnamara (dalam Rahardi,
kode dan campur kode adalah 2010: 14) mengusulkan batasan
penggunaan dua bahasa atau lebih, bilingualisme sebagai pemilikan
atau dua varian dari sebuah bahasa penguasaan (mastery) atas paling
dalam satu masyarakat tutur. sedikit Bahasa pertama dan Bahasa
Pembicaraan mengenai alih kode kedua, meskipun tingkat penguasaan
biasanya diikuti dengan campur Bahasa yang kedua itu hanyalah pada
kode. Kridalaksana (2008: 40) Batasan yang paling rendah. Hal ini
menyatakan bahwa campur kode sejalan dengan batasan yang
adalah pengunaan satuan bahasa dari dikemukakan oleh Haugen (dalam
satu bahasa ke bahasa yang lain Rahardi, 2010: 15) yang menyatakan
untuk memperluas gaya bahasa atau bahwa bilingualisme dapat diartikan
ragam bahasa. Menurut Chaer (2010: sebagai sekedar mengenal Bahasa
114) campur kode adalah sebuah kedua. Berdasarkan beberapa
kode utama atau kode dasar yang pengertian tersebut, dapat dinyatakan
digunakan dan memiliki fungsi dan bahwa kedwibahasaan adalah
keotonomiannya. Kode-kode lain kemampuan menggunakan dua
yang terlibat dalam peristiwa tutur Bahasa atau lebih secara bergantian
itu berupa serpihan-serpihan saja dalam suatu masyarakar.
tanpa fungsi atau keotonomian
sebagai sebuah kode. Kode

Kedwibahasaan Menurut Kamus Besar Bahasa


Indonesia (KBBI) kode merupakan
Menurut Ohaiwutun (1997: 66) tanda (kata-kata, tulisan) yang
pengunaan dua bahasa atau lebih disepakati untuk maksud tertentu
oleh seseorang atau suatu masyarakat (untuk menjalin kerahasiaan berita,
disebut bilingualisme atau pemerintah dan sebagainya). Bahasa
kedwibahasaan. Kedwibahasaan manusia adalah jenis kode; sistem
sebagai wujud dalam peristiwa Bahasa dalam suatu mayarakat;
kontak bahasa merupakan istilah variasi tertentu dalam suatu Bahasa
yang pengertiannya bersifat (Kridalaksana, 2008: 127).
nisbi/relatif. Hal ini disebabkan Sedangkan menurut Poedjosodarmo
(Rahardi, 2010: 55) kode adalah maka peralihan pemakaian seperti itu
suatu sistem struktur yang penerapan disebut alih kode (code-swtching).
unsur-unsurnya mempunyai ciri-ciri Menurut (Kitu 2014: 52) alih kode
khas sesuai dengan latar belakang merupakan salah satu aspek tentang
penutur, relasi penutur dengan mitra saling ketergantungan bahasa
tutur dan situasi yang ada. (language depedency) di dalam
Berdasarkan definisi tersebut dapat masyarakat multilingual hampir tidak
disimpulkan bahwa kode adalah mungkin seorang penutur
tanda menggambarkan makna sistem menggunakan bahasa secara murni
bahasa pada suatu masyarakat. Kode tanpa sedikit pun memanfaatkan
dalam sosiolinguistik meliputi fungsi bahasa atau unsur bahasa yang lain.
bahasa, alih kode dan campur kode. Dari uraian alih kode yang relatif
senada, dapat disimpulkan bahwa
Alih Kode alih kode adalah proses peralihan
a) Pengertian Alih Kode bahasa yang satu ke bahasa yang lain
yang disebabkan oleh hal-hal tertentu
Alih kode merupakan peralihan sesuai dengan situasi yang ada.
kode yang satu ke kode yang lain,
jadi apabila seorang penutur mula- b) Bentuk- bentuk Alih Kode
mula menggunakan kode A Soewito membedakan alih kode
(misalnya bahasa Indonesia), dan atas dua macam, yaitu alih kode
kemudian beralih menggunakan kode intern, yakni alih kode yang
B (misalnya bahasa Jawa), maka berlangsung antara bahasa sendiri
peristiwa peralihan pemakaian dan alih kode ekstern, yakni alih
bahasa seperti itu disebut alih kode kode yang terjadi antara bahasa
(code-switching) (Suwito, 1983: 68). sendiri (salah satu bahasa atau ragam
Adapun menurut Ohoiwutun (1997: yang ada dalam verbal reportoir
71) alih kode (Code Switching), masyarakat tuturnya) dengan bahasa
yakni peralihan pemakaian dari satu asing (Saleh dan Mahmudah, 2006:
bahasa atau dialek ke bahasa atau 85). Sedangkan menurut Jendra
dialek lainnya. Dengan demikian, (Padmadewi dkk. 2014: 64-65) yang
alih kode itu merupakan gejala mengacu pada perubahan bahasa
peralihan pemakaian bahasa yang yang terjadi, alih kode bisa dibagi
terjadi karena situasi dan terjadi menjadi alih kode ke dalam (Internal
antarbahasa serta antarragam dalam Code Switching) dan alih kode
satu bahasa (Aslinda dan Leni, 2007: keluar External Code Switching.
85).
Berdasarkan pemakaian kodenya
Menurut Myres dan Scotton R.A. Hudson (Suandi, 2014: 134-
(Piantari dkk, 2011: 13) alih kode 135) membagi alih kode menjadi
adalah peralihan penggunaan kode Methaporical Code Switching,
satu ke kode bahasa yang lainnya. Conversational Code Switching, dan
Apabila seseorang mula-mula Situational Code Switching.
menggunakan kode bahasa A,
misalnya bahasa Indonesia, c) Faktor Penyebab Terjadinya Alih
kemudian beralih menggunakan Kode
bahasa B, misalnya bahasa Inggris,
Menurut Widjajakusumah (Saleh Menurut Rokhman (Ulfiani, 2014:
dan Mahmudah, 2006: 85) terjadinya 97) campur kode adalah pemakaian
alih kode disebabkan oleh (a) orang dua bahasa atau lebih dengan saling
ketiga; (b) perpindahan topik; (c) memasukkan unsur bahasa yang satu
beralihnya suasana bicara; (d) ingin ke dalam bahasa yang lain untuk
dianggap terpelajar; (e) ingin memperluas gaya bahasa. Menurut
menjauhkan jarak; (f) mengindarkan Kridalaksana (Susmita, 2015:98)
adanya bentuk kasar dan halus dalam campur kode adalah penggunaan
bahasa daerah; (g) mengutip satuan bahasa dari satu bahasa ke
pembicaraan orang lain; (h) bahasa yang lain untuk memperluas
terpengaruh lawan bicara; (i) berada gaya bahasa atau ragam bahasa. Dari
di tempat umum; (j) menunjukkan beberapa pendapat di atas dapat
bahasa pertamanya bukan bahasa disimpulkan bahwa campur kode
daerah; (k) mitra berbicaranya lebih adalah penggunaan dua bahasa atau
muda; dan (l) beralih media/sarana lebih yang berupa serpihan (pieces)
bicara. untuk memperluas ragam bahasa atau
gaya bahasa dalam suatu percakapan.
Menurut Fisman (Chaer dan
Agustina, 2010: 108) faktor b) Bentuk-bentuk Campur Kode
penyebab terjadinya alih kode (a)
penutur, (b) lawan tutur, (c) Menurut (Suwito, 1985: 78-80)
perubahan situasi, (d) perubahan dari berdasarkan unsur-unsur kebahasaan
formal ke informal atau sebaliknya, yang terlibat di dalamnya campur
(e) perubahan topik pembicaraan. kode dapat dibedakan menjadi
Penyebab terjadinya alih kode dapat penyisipan unsur-unsur yang
ditelusuri melalui keterkaitan suatu berwujud kata, penyisipan unsur-
pembicaraan dengan konteks dan unsur yang berwujud frasa, dan
situasi berbahasa. penyisipan unsur-unsur yang
berwujud klausa.
Campur Kode
(Kridalaksana, 2008: 40)
a) Pengertian Campur Kode menyatakan bahwa campur kode
merupakan penggunaan satuan
Campur kode adalah suatu bahasa dari satu bahasa ke bahasa
keadaan berbahasa lain bilamana lain untuk memperluas gaya bahasa
orang mencampur dua (atau lebih) atau ragam bahasa, termasuk di
bahasa atau ragam dalam suatu dalamya pemakaian kata, klausa,
tindak bahasa (speech act atau idiom, dan sapaan. Sedangkan Jendra
discourse) tanpa ada sesuatu dalam (Suandi, 2014: 141)
situasi berbahasa itu yang menuntut mengklasifikasikan campur kode
percampuran bahasa itu (Nababan, berdasarkan tingkat kebahasaan yaitu
1984: 32). Menurut Thelander campur kode pada tataran klausa,
(Suwito, 1983: 76) apabila suatu campur kode pada tataran frasa, dan
tuturan terjadi percampuran atau campur kode pada tataran kata.
kombinasi antara variasi-variasi yang
berbeda di dalam suatu klausa yang c) Faktor Penyebab Terjadinya
sama, maka peristiwa tersebut Campur Kode
disebut campur kode.
Terjadinya campur kode karena pada kode utama atau kode dasar.
adanya hubungan timbal balik antara Thelander membedakan alih kode
peranan (penutur), bentuk bahasa dan dan campur kode dengan apabila
fungsi bahasa. Artinya penutur yang dalam suatu peristiwa tutur terjadi
mempunyai latar belakang sosial peralihan dari satu klausa suatu
tertentu, cenderung memilih bentuk bahasa ke klausa bahasa lain disebut
campur kode tertentu untuk sebagai alih kode. Akan tetapi,
mendukung fungsi-fungsi tertentu apabila dalam suatu periswa tutur
(Suwito, 1985: 78). Sedangkan klausa atau frasa yang digunakan
menurut (Suandi, 2014: 143-146) terdiri atas kalusa atau frasa
faktor penyebab terjadinya campur campuran (hybrid cluases/hybrid
kode yaitu, keterbatasan penggunaan phrases) dan masing-masing klausa
kode, ,enggunaan istilah yang lebih atau frasa itu tidak lagi mendukung
popular, pembicara dan pribadi fungsinya sendiri disebut sebagai
pembicara, mitra bicara, tempat campur kode.
tinggal dan waktu pembicaraan
berlangsung, modus pembicaraan, METODE PENELITIAN
topik, fungsi dan tujuan, ragam dan Desain Penelitian
tingkat tutur Bahasa, hadirnya
penutur ketiga, pokok pembicaraan, Desain penelitian dalam penelitian
untuk membangkitkan rasa humor, ini adalah penelitian kualitatif, yakni
dan untuk sekadar bergengsi. penelitian yang dilakukan semata-
mata hanya berdasarkan pada fakta
Persamaan dan Perbedaan Alih yang ada atau fenomena yang secara
Kode dan Campur Kode empiris hidup pada penuturnya. Pada
Persamaan alih kode dan campur penelitian ini, peneliti akan
kode adalah kedua peristiwa ini mendeskripsikan “Bentuk Alih Kode
lazim terjadi dalam masyarakat dan Campur Kode Pada Masyarakat
multilingual dalam menggunakan Kampung Tajur Desa Ciracap
dua bahasa atau lebih. Akan tetapi, Kabupaten Sukabumi”.
terdapat perbedaan yang cukup Fokus Penelitian
nyata, yaitu alih kode terjadi dengan
masing-masing bahasa yang Fokus penelitian ini ialah
digunakan masih memiliki otonomi masyarakat Kampung Tajur Desa
masing-masing, dilakukan dengan Ciracap Kabupaten Sukabumi
sadar, dan disengaja, karena sebab- dengan menggunakan desain
sebab tertentu, sedangkan campur penelitian deskriptif kualitatif.
kode adalah sebuah kode utama atau Sumber Data dan Teknik
kode dasar yang digunakan memiliki Pengumpulan Data
fungsi dan otonomi, sedangkan kode
yang lain yang terlibat dalam Sumber data dalam penelitian ini
penggunaan bahasa tersebut berasal dari informan atau
hanyalah berupa serpihan (pieces) narasumber, yaitu percakapan yang
saja, tanpa fungsi dan otonomi dilakukan antara masyarakat Desa
sebagai sebuah kode (Arindra 2011). Ciracap Kampung Tajur Kabupaten
Unsur bahasa lain hanya disisipkan
Sukabumi yang mengandung unsur 1. Bentuk Alih Kode pada
alih kode dan campur kode. Masyarakat Kampung Tajur Desa
Ciracap Kabupaten Sukabumi.
Pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan dalam Bentuk alih kode yang terdapat
sebuah penelitian lapangan. pada masyarakat Kampung Tajur
Pelaksanaan penelitian lapangan adalah alih kode yang berwujud alih
dimaksudkan untuk memperoleh data bahasa. Alih kode yang bewujud alih
primer dengan metode dan teknik bahasa ini terdapat dalam percakapan
sebagai berikut: sehari-hari masyarakat Kampung
Tajur. Alih kode tersebut berupa alih
1. Teknik simak bahasa yang meluputi peralihan
Menyimak dan mendengarkan bahasa Indonesia ke dalam bahasa
pembicaraan antara masyarakat Sunda. Dapat pula dari Bahasa Sunda
Kampung Tajur Desa Ciracap ke Bahasa Indonesia.
Kabupaten Sukabumi”. dan mencatat a. Alih Kode dari Bahasa Indonesia
hasil pembicaraan tersebut. ke Bahasa Sunda
2. Teknik Catat Alih kode yang berwujud alih
Di dalam teknik ini peneliti akan Bahasa terdapat dalam percakapan
melakukan teknik catat pada kartu sehari-hari masyarakat Kampung
data. Teknik catat adalah Tajur. Alih kode tersebut berupa alih
mengadakan pencatatan data yang bahasa yang meliputi peralihan
relevan dan sesuai dengan sasaran bahasa Indonesia ke bahasa sunda.
dan tujuan penelitian. Data yang Berikut ini penggalan percakapan (6)
telah diperoleh dengan teknik yang dilakukan Ibu-ibu saat
pengumpulan data di atas ternyata berbincang Bersama di depan rumah.
belum teratur, untuk itu perlu (6) Ibu D: udah lama disuruh
diadakan pengaturan atau pulang, katanya masih takut
pengelompokan terhadap data keadaan Sukabuminya.
tersebut. Ibu N: iya sama, Ilham juga jadi
susah pulang gara-gara ketahuan
3. Teknik Introspeksi polisi beli makan keluar padahal
Teknik penyediaan data dengan jam 9 harus sudah tutup itu
memanfaatkan intuisi kebahasaan Warteg. Eh, Ilham ditahan
peneliti yang meneliti bahasa yang dikontarakan diawasi gitu soalnya
dikuasainya (bahasa ibunya) untuk udah lewat jam 10.
menyediakan data yang diperlukan Ibu A: kunaon atuh ceunah, ku
bagi analisis sesuai dengan tujuan gagabah. (kenapa katanya? Kok
penelitiannya. gak hati-hati)
Ibu N: nyaeta atuh ieu ge teu
HASIL PENELITIAN DAN pararuguh. (iya ini juga tidak enak
PEMBAHASAN perasaan).
Hasil Penelitian
Pada data (6) Ibu D menjelaskan
kepada tetangganya bahwa anaknya
yang sudah pulang dari Sukabumi kehidupan di kampung kepada teman
sebetulnya disuruh jauh-jauh hari, anaknya Ibu D yang kerap ikut
akan tetapi keadaan Sukabuminya disana untuk mengerjakan tugas.
yang belum efektif. Kemudian, Ibu N Pada saat Ibu N menggunakan
juga mengungkapkan bahwa anaknya bahasa Sunda spontan Ibu A
justru saat itu tidak dapat pulang menjawab dengan bahasa Sunda,
karena melakukan kesalahan akibat namun karena ibu D terkadang Fasih
tidak taat peraturan, ungkapan itu menggunakan bahasa Indonesia
langsung dijawab oleh Ibu A dengan maka Ibu D menggunakan strategi
menggunakan bahasa Sunda, karena tutur bahasa Indonesia untuk
merasa mitra tuturnya memiliki menetralkan bahasa. Hal ini ternyata
bahasa daerah yang sama dengannya, berhasil, terbukti pada mitra tutur
maka secara spontan Ibu N merespon menggunakan kode yang
menjawab dengan strategi alih sama.
Bahasa dari bahasa Indonesia ke
Bahasa sunda. 2. Bentuk Campur Kode Pada
Masyarakat Kampung Tajur Desa
b. Alih Kode dari Bahasa Sunda ke Ciracap Kabupaten Sukabumi.
Bahasa Indonesia.
Bentuk campur kode pada
Berikut ini penggalan percakapan masyarakat Kampung Tajur, campur
(11) yang dilakukan Ibu-Ibu kode yang berwujud campur bahasa
Kampung Tajur dan melibatkan daerah yakni sebagai berikut.
orang-orang yang ada di rumah 1. Penyisipan Unsur-unsur yang
(termasuk saya sebagai peneliti) Berwujud Kata dalam Percakapan
sehingga terjadi peralihan kode dari Masyarakat Kampung Tajur
bahasa Sunda ke bahasa Indonesia. Berikut ini adalah penggalan
(11) Ibu N: hirup di kampung mah percakapan (15) yang dilakukan Ibu-
kieu we Neng. (hidup di kampung ibu Kampung Tajur dan melibatkan
itu begini saja Neng (anak orang-orang yang ada di rumah
perempuan) ). (termasuk saya sebagai peneliti)
Ibu A: kembae nya Neng da kudu sehingga terjadi campur kode dari
bersyukur hirup dimana-mana ge. bahasa Indonesia dan bahasa daerah.
(biarin ya Neng (anak perempuan) (15) Ibu A: makanan yang enak
harus bersyukur hidup dimana- disini mah hasil dari kebun, nanti
mana juga. we ya kita ke kebun.
Ibu D: iya dong, kan selalu Saya: iya, nanti ikut kalo mau ke
diajarkan bersyukur sama mama. kebun.
Ibu A: bagus dong. Ibu N: jangan ah banyak nyamuk
Ibu N: luar biasa hahaha… dikebun na oge
Peralihan kode dari bahasa daerah Ibu D: gak apa-apa kalo gamau
sunda ke bahasa Indonesia yang mah jangan dipaksain bisi gak
dilakukan Ibu-ibu Kampung Tajur biasa.
dengan melibatkan orang-orang yang Campur kode yang berwujud kata
ada di rumah. Diantara Ibu-ibu bahasa Indonesia ke bahasa Sunda
menjelaskan tentang bagaimana terdapat pada masyarakat Kampung
Tajur Desa Ciracap Kabupaten
Sukabumi. Campur kode dari bahasa
Indonesia dan Sunda dilakukan oleh PERSANTUNAN
Ibu-ibu Kampung Tajur dan Terima kasih kepada Allah SWT
melibatkan orang-orang di rumah yang telah memberikan kelancaran
(termasuk saya sebagai peneliti). sehingga penelitian ini bisa
Pada percakapan (15) terdapat kata terlaksana dengan baik, terima kasih
mah, we, na oge dan dipakasain, saya ucapkan kepada kedua Orang
bisi. Kata-kata tersebut merupakan tua yang selalu mendukung dan
campur kode dari kata bahasa memberikan semangat kepada saya
Indonesia ke bahasa Sunda. Kata sebagai putri pertama. Terima kasih
mah disini artinya adalah “itu” dan juga kepada keluarga Rully
kata we itu artinya yaitu “aja” jadi Adriansyah yang telah bersedia
maksud dari Ibu A ini yaitu makanan menjadi narasumber kajian ini dan
yang enak disini itu hasil dari kebun, selalu direpotkan untuk
nanti aja ya kita ke kebun. menyelesaikan tugas ini, terima kasih
Lalu kata na ge itu memiliki arti kepada Bapak Deden Ahmad
“nya juga” jadi maksud dari Ibu N Supendi, M.Pd. yang telah
ini yaitu “jangan ah banyak nyamuk memberikan tugas ini sehingga
dikebunnya juga.” Kemudian kata wawasan saya dapat bertambah luas,
dipaksain itu seharunya dipaksakan sekali lagi saya ucapkan terima kasih
dan arti kata Bisi yaitu “takutnya” kepada semua yang terlibat.
jadi maksud dari Ibu D ini yaitu “gak
apa-apa kalo gamau mah jangan DAFTAR PUSTAKA
dipaksakan takutnya gak biasa.
Departemen Pendidikan Nasional.
KESIMPULAN 2008. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: PT. Gamedia
Berdasarkan hasil penelitian dan Pustaka Utama.
pembahasan mengenai alih kode dan Kridalaksana, Harimurti. 2008.
campur kode dikaitkan dengan Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia
rumusan masalah dan tujuan Pustaka.
penelitian yang telah disampaikan di Ohoiwutun, Paul. 1997.
bagian depan serta uraian yang telah Sosiolinguistik: Memahami Bahasa
dijabarkan dapat dikemukakan dalam Konteks Mayarakat dan
kesimpulan sebagai berikut. Kebudayaan. Terjemahan oleh
1. Alih kode pada masyarakat Herman Sudrajat. Jakarta:Kesaint
Kampung Tajur Desa Ciracap Blanc.
Kabupaten Sukabumi yakni alih Piantari, Lian, dkk. “Alih Kode
kode yang berwujud alih bahasa (Code-Switching) Pada Status
meliputi alih kode dari bahasa Jejaring Sosial Facebook
Indonesia ke bahasa Sunda dan Mahasiswa.” (Online). (http:alih-
alih kode dari bahasa Sunda ke kode-code-switching-pada-status-
Bahasa Indonesia. jejaring social-facebook-mahasiswa).
2. Campur kode pada masyarakat Diakses tanggal 25 April 2020.
Kampung Tajur Desa Ciracap Rahardi, Kunjana. 2010.
Kabupaten Sukabumi yaitu berupa Sosiolinguistik, Kode dan Alih Kode.
kode penyisipan bentuk kata. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Saleh, Muhammad dan
Mahmudah. 2006. Sosiolinguistik.
Makasar: Badan Penerbit UNM.
Sumarsono. 2007. Sosiolinguistik.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suandi, I Nengah. 2014.
Sosiolingistik. Yogyakarta. Graha
Ilmu.
Suwito. 1983. Sosiolinguistik
Pengantar Utama. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.

Anda mungkin juga menyukai