Referat Corpal Esofagus
Referat Corpal Esofagus
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bagian cervical:
2
Bagian Thoracal:
Bagian abdominal:
3
Gambar 1: Anatomi Esofagus
4
Pada fase jhringeal, palatum mole dan uvula bergerak secara refleks
menutup rongga hidung. Pada saat yang sama, Iaring terangkat dan menutup
glotis, mencegah tnakanan memasuki trakea. Kontraksi otot konstriktor faringeus
mendorong bolus melewati epiglotis menuju ke faring bagian bawah dan
memasuki esofagus. Gerakan retroversi epiglotis di atas orifisium Iaring akam
melindungi saluran pernapasan, tetapi terutama untuk menutup glotis sehingga
mencegah makanan memasuki trakea. Pernapasan secara serentak dihambat untuk
mengurangi kemungkinan aspirasi. Sebenarnya, hampir tidak mungkin secara
voluntar menarik napas dan menelan dalam waktu yang sama.
Fase esofageal mulai saat otot krikofaringues relaksasi sejenak dan
memungkinkan bolus memasuki esofagus. Setelah relaksasi yang singkat
iiu,gelombang jieristaltik primer yang dimulai dari faring dihantarkan ke otot
krikofaringeus, menyebabkan otot ini berkontraksi. Gelombang peristaltik terus
berjalan sepanjang esofagus, mendorong bolus menuju sfingter esofagus bagian
distal. Adanya bolus merelaksasikan otot sfingter distal ini sejenak sehingga
memungkinkan bolus masuk ke dalam lambung. Gelombang peristaltik primer
bergerak dengan kecepatan 2 sampai 4 cm/ detik, sehingga makanan yang tertelan
mencapai lambung dalam waktu 5 sampai 15 detik. Mulai setinggi arkus aorta,
timbul gelombang peristaltik sekunderbila gelombang primer gagal
mengosongkan esofagus. Timbulnya gelombang ini dipacu oleh peregangan
esofagus oleh sisa partikel partikel makanan.
Gelombang peristaltik primer penting untuk jalannya makanan dan cairan melalui
bagian atas esofagus, tetapi kurang penting pada esofagus bagian bawah. Posisi
berdiri tegak dan gaya gravitasi adalah faktor-faktor penting yang mempermudah
transpor dalam esofagus bagian bawah, tetapi adanya gerakan peris taldk
memungkinkan seseorang untuk minum air sambil berdiri terbalik dengan kepala
di bawah atau ketika berada di luar angkasa dengan gravitasi nol.
Sewaktu menelan terjadi perubahan tekanan dalam esofagus yang
mencerminkan fungsi motoriknya. Dalam keadaan istirahat, tekanan dalam
esofagus sedikit berada di bawah tekanan atmosfer, tekanan ini mencerminkan
tekanan intratorak. Daerah sfingter esofagus bagian atas dan bawah merupakan
5
daerah bertekanan tinggi. Daerah tekanan tinggi ini berfungsi untuk mencegah
aspirasi dan refluks isi lambung. Tekanan menurun bila masing-masing sfingter
relaksasi sewaktu menelan dan kemudian meningkat bila gelombang peristaltik
melewatinya.
Ada bukti-bukti yang menyatakan bahwa rangkaian gerakan kompleks yang
menyebabkan terjadinya proses menelan mungkin terganggu bila ada sejumlah
proses patologis. Proses ini dapat mengganggu transpor makanan maupun
mencegah refluks lambung.
6
Gambar 2: Fisiologi Menelan.
7
Definisi benda asing adalah benda yang berasal dari luar tubuh atau dari
dalam tubuh yag dalam keadaan normal tidak ada.1 Sedangkan definisi benda
asing esofagus adalah benda yang tajam ataupun tumpul atau makanan yang
tersangkut dan terjepit di esophagus karena tertelan, baik secara sengaja maupun
tidak sengaja. Peristiwa tertelan dan tersangkutnya benda asing merupakan
masalah utama anak usia 6 bulan sampai 6 tahun, dan dapat terjadi pada semua
umur pada tiap lokasi di esophagus, baik di tempat penyempitan fisiologis
maupun patologis dan dapat pula menimbulkan komplikasi fatal akibat
perforasi.2,3
2.4 Epidemiologi
Benda asing di esofagus sering ditemukan di daerah penyempitan
fisiologis esofagus. Benda asing yang bukan makanan kebanyakan tersangkut di
servikal esofagus, biasanya di otot krikofaring atau arkus aorta. 1 Lokasi tersering
benda asing tersangkut di esofagus adalah pada sfingter krikofaringeus
dikarenakan pada daerah tersebut adalah daerah yang sempit dan terdiri dari otot
krikofaring yang akan membuka disaat bolus melewatinya. Namun apabila bolus
atau makanan tidak sempurna diolah dimulut akan menyebabkan makanan
tersebut tersangkut, apalagi untuk suatu benda asing yang cukup besar.2
Tujuh puluh persen dari 2394 kasus benda asing esofagus ditemukan di
daerah servikal, di bawah sfingter krikofaring, 12% di daerah hipofaring dan 7,7%
di esofagus torakal. Dilaporkan 48% kasus benda asing yang tersangkut di daerah
esofagogaster menimbulkan nekrosis tekanan atau infeksi lokal. 4,5
8
Gambar 3. Bagian yang mungkin benda asing tersangkut di esofagus
9
2.5 Penyebab dan Faktor Predisposisi Benda Asing di Esophagus
Gejala permulaan benda asing esophagus adalah rasa nyeri di daerah leher
bila benda asing tersangkut di servikal. Bila benda asing tersangkut di esophagus
distal, timbul rasa tidak enak di substernal atau nyeri di punggung. Gejala disfagia
bervariasi tergantung, pada ukuran benda asing, disfagia lebih berat bila telah
terjadi edema mukosa yang memperberat sumbatan sehingga timbul rasa
sumbatan esophagus yang persisten, gejala yang lain adalah odinofagia,
hipersalivasi, regurgitasi dan muntah, kadang-kadang mudah berdarah. Gangguan
10
napas dengan gejala dispneu, stridor dan sianosis terjadi akibat penekanan trakea
atau benda asing4,6
Gejala dan tanda perforasi esofagus servikal dan torakal karena benda
asing atau alat, antara lain emfisema subkutis atau mediastinum, krepitasi kulit di
daerah leher atau dada, pembengkakan leher, kaku leher, demam dan menggigil,
gelisah, nadi dan pernafasan cepat, nyeri yang menjalar ke punggung, retrosternal
dan epigastrium. Bila terjadi perforasi ke pleura dapat timbul pneumotoraks atau
pyotoraks. Nyeri di punggung menunjukkan adanya tanda perforasi atau
mediastinitis.6,7
Terdapat kekakuan local pada leher bila benda asing terjepit akibat edema
yang timbul progresif . Bila benda asing ireguler menyebabkan perforasi akut,
didapatkan tanda-tanda pneumo-mediastinum, emfisema leher dan pada auskultasi
terdengar suara getaran di daerah pre cordial dan inter scapula.3
Bila terjadi mediastinitis, tanda efusi pleura unilateral atau bilateral dapat
dideteksi. Perforasi langsung ke rongga pleura dan pneumothoraks jarang terjadi
tetapi dapat timbul sebagai komplikas tindakan endoskopi.3
Pada anak-anak terdapat gejala nyeri atau batuk, disebabkan oleh aspirasi
ludah atau minuman. Pada pemeriksaan fisik ditemukan ronkhi, wheezing,demam,
abses leher atau tanda empisema subkutan. Tanda lanjut, berat badan menurun dan
gangguan pertumbuhan. Benda asing yang terdapat di daerah servikal esophagus
dan bagian distal krikofaring, dapat menimbulkan obstruksi saluran napas dengan
stridor karena menekan dinding trakea bagian (posterior trachea esophageal party
wall).3
11
Berdasarkan asalnya, benda asing digolongkan menjadi dua golongan :
1. Benda asing eksogen, yaitu yang berasal dari luar tubuh, biasanya masuk
melalui hidung atau mulut. Benda asing eksogen terdiri dari benda padat,
cair atau gas. Benda asing eksogen padat terdiri dari zat organik seperti
kacang-kacangan (yang berasal dari tumbuhan-tumbuhan), tulang (yang
berasal dari kerangka binatang) dan zat anorganik seperti paku, jarum,
peniti, batu, kapur barus (naftalen), gigi palsu dan lain-lain. Benda asing
eksogen cair dibagi dalam benda cair yang bersifat iritatif, seperti zat
kimia, dan benda cair noniritatif, yaitu cairan dengan pH 7,4.
2. Benda asing endogen, yaitu yang berasal dari dalam tubuh. Benda asing
endogen dapat berupa sekret kental, darah atau bekuan darah, nanah,
krusta, perkijuan, membran difteri. Cairan amnion, mekonium dapat
masuk ke dalam saluran napas bayi pada saat proses persalinan.
2.9 Penatalaksanaan
12
Terakhir, pembedahan torakotomi dilakukan apabila benda asing tidak
didapat atau tidak mungkin diambil dengan cara diatas atau bila benda asing tidak
memungkinkan untuk keluar spontan lewat tinja atau juga bila sudah ada
perforasi.2,4
Benda asing uang logam di esofagus bukan keadaan gawat darurat, namun
uang logam tersebut harus dikeluarkan sesegera mungkin dengan persiapan
tindakan esofagoskopi yang optimal untuk mencegah komplikasi.2,5
Benda asing baterei bundar (disk/button battery) di esogagus merupakan
benda yang harus segera dikeluarkan karena risiko perforasi esofagus yang terjadi
dengan cepat dalam waktu ± 4 jam setelah tertelan akibat nekrosis esofagus.2
2.10 Komplikasi
Benda asing dapat menimbulkan laserasi mukosa, perdarahan, perforasi
lokal dengan abses leher atau mediastinitis. Perforasi esofagus dapat
menimbulkan selulitis lokal, fistel trakeo-esofagus. Benda asing bulat atatu
tumpul dapat juga menimbulkan perforasi, akibat sekunder dan inflamasi kronik
dan erosi. Jaringan granulasi di sekitar benda asing timbul bila benda asing berada
di esofagus dalam waktu yang lama.5
Gejala dan tanda perforasi esofagus servikal dan torakal oleh karena benda
asing atau alat, antara lainemfisema subkutis atau mediastinum, krepitasi kulit di
daerah leher atau dada, pembengkakan leher, kaku leher, demam dan menggiggil,
gelisah, nadi, dan pernapasan cepat, nyeri yang menjalar ke punggung,
retrosternal, dan epigastrium. Bila terjadi perforasike pleura dapat timbul
pneumotoraks atatu pyotoraks.2,5
2.11 Pencegahan4,7
13
Pada dasarnya pencegahan terhadap masuknya atau tertelannya benda asing ke
dalam esofagus tergantung pada setiap individu itu sendiri. Dari setiap cara
pencegahan benda asing yang masuk dalam esofagus hendaknya :
1. Anak dididik untuk hanya memasukkan makanan ke dalam mulut
Pada dasarnya anak-anak banyak mengeksplor benda-benda apa saja yang
mungkin dapat masuk kedalam mulut. Disarankan anak-anak selalu
diawasi agar tidak terjadi tertelannya benda asing.
2. Jangan meletakkan sesuatu sembarangan. Ketidak sengajaan pada orang
tua yang meletakkan barang atau benda kecil sering sekali menjadi
kecelakaan pada anak yang tertelan benda asing. Misalnya pada orang tua
yang sedang meletakkan jarum pada ayunan saat sedang menidurkan
anaknya di ayunan.
3. Jangan makan makanan keras bila gigi tak lengkap. Proses pencernaan
diawali pada masuknya benda dimulut. Bila pada anak yg belum tumbuh
gigi atau pada orang tua yang tidak mampu untuk mencerna dan
melunakkan makanan yang keras.
4. Jangan menggigit benda-benda yang bukan makanan seperti peniti, dll.
Kecerobohan yang tidak disengaja juga dapat terjadinya benda asing juga
tertelan. Contoh bisa sedang mengigit jarum pada saat menjahit atau pada
saat sedang memasang kerudung pada wanita, jika tidak terjadi
kecerobohan meletakan sesuatu pada mulut maka tidak akan tertelan benda
asing.
5. Pemakaian gigi palsu yang baik dan benar. Ketidak sesuaian rongga pada
gigi akan mengakibatkan renta lepas pada dasar gigi, yang akan jatuh
tertelan.
BAB III
14
KESIMPULAN
Benda asing di suatu organ adalah benda yang berasal dari luar tubuh atau
dari dalam tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada.
Peristiwa tertelan dan tersangkutnya benda asing merupakan masalah
utama anak usia 6 bulan sampai 6 tahun, dan dapat terjadi pada semua
umur.
Benda asing di esofagus sering ditemukan di daerah penyempitan
fisiologis esofagus, lokasi tersering benda asing tersangkut di esofagus
adalah pada sfingter krikofaringeus dikarenakan pada daerah tersebut
adalah daerah yang sempit dan terdiri dari otot krikofaring yang akan
membuka disaat bolus melewatinya. Namun apabila bolus atau makanan
tidak sempurna diolah dimulut akan menyebabkan makanan tersebut
tersangkut, apalagi untuk suatu benda asing yang cukup besar.
Gejala benda asing esophagus adalah rasa nyeri di daerah leher bila benda
asing tersangkut di servikal. Bila benda asing tersangkut di esophagus
distal, timbul rasa tidak enak di substernal atau nyeri di punggung. Gejala
disfagia bervariasi tergantung pada ukuran benda asing, dan dapat pula
dijumpai odinofagia, hipersalivasi, regurgitasi dan muntah, kadang-kadang
mudah berdarah.
Tindakan yang dapat dilakukan adalah endoskopi, biasanya tindakan
terbagi menjadi dua jenis, yaitu endoskopi kaku dan endoskopi fleksibel.
Benda asing dapat menimbulkan laserasi mukosa, perdarahan, perforasi
lokal dengan abses leher atau mediastinitis.
DAFTAR PUSTAKA
15
1. Fitri F, Novialdi, Triola S. Penatalaksanaan Benda Asing Gigi Palsu di
Esofagus. [diunduh tanggal 21 Mei 2013 dari
http://repository.unand.ac.id/18187/1/Penatalaksanaan%20Benda%20Asing
%20Gigi%20Palsu%20di%20Esofagus%20PDF.pdf]
2. Dharmawan.Benda Asing di Saliran nafas. [diunduh tanggal 20 mei 2013
dari http:///D:/tht/corpus_aleneum.htm.2009]
3. Efiaty A.S.; Nurbaiti I, Jenny B. Ratna D.R.; Mariana Y.; eds.-, Buku Ajar
IlmuKesehatan THT-KL: Benda Asing di Esofagus, edisi ke-6, 2007,
FKUI, halaman 299-302.
4. Soepardi, Efianty Arsyad, dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorokan Kepala & Leher. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
5. American Society For Gastrointestinal Endoscopy, Guideline for the
management of ingested foreign bodies. Volume 73, No. 6 : 2011
6. Junizaf,Mariana H.2007. Benda Asing Di Esofagus: Buku Ajar Ilmu
Kesehatan tenggorok Kepala Leher. Ed.Keenam.FKUI.
7. Junizaf,Mariana H.2007. Benda Asing Di Esofagus: Buku Ajar Ilmu Keseh
atantenggorok Kepala Leher. Ed.Keenam.FKUI
16