INDUSTRY
OUTLOOK
2021
YUSWOHADY | AMANDA RACHMANIAR | FARID FATAHILLAH
GILANG BRILLIAN | ISTI HANIFAH
CONTENT
I. INTRODUCTION: 3M ANALYSIS
- Mega Changes
- Macro Changes
- Micro Changes
GOVERNMENT
(MIS) LEADERSHIP
Mega Changes
I. MEGA: THE 6 FORCES OF CHANGE
COVID-19 PROPAGATION
& VACCINE AVAILABILITY
GOVERNMENT
(MIS) LEADERSHIP
#1. COVID-19 PROPAGATION
& VACCINE AVAILABILITY
Berbeda dengan perubahan-perubahan industri
sebelumnya, di tahun 2021 perubahan industri sangat
ditentukan oleh penyebaran virus dan kemampuan
pemerintah dalam memproduksi dan
mendistribusikan vaksin kepada seluruh
warganegara.
Faktor ini menjadi "vital driver of change" karena
sejauh penyebaran virus tak bisa dihentikan dan
vaksin penangkal tak urung dikembangan, maka
seluruh elemen perekonomian, industri, dan bisnis
akan tetap lumpuh tak berdaya.
Namun begitu muncul titik terang vaksin diproduksi
dan didistribusikan, maka sentimen konsumen akan
cepat pulih, spending masyarakat (khususnya kelas
menengah) mulai bangkit, dan perekonomian
kembali menggeliat.
#2. SOCIETAL ANXIETY
Pandemi menimbulkan luka yang akut dan
kecematan luar biasa di kalanagan konsumen dan
masyarakat. Mereka takut dan cemas kehilangan
nyawa ("Fear of Death"), kehilangan pekerjaan dan
jatuh miskin ("Fear of Economic"), dan kehilangan
kehidupan sosial, harapan, kebergunaan ("Fear of
Actualization").
Ketakutan dan rasa cemas itu terjadi di tingkat
individu (personal) tapi kemudian bermetamorfosis
dan menjelma menjadi keresahan komunal (societal)
yang berujung pada berbagai persoalan sosial seperti
keputusasaan, isolasi, depresi, kejahatan, kenekatan,
hingga ekstrimisme.
Negara juga bisa semena-mena akan melarang orang asing masuk dengan
alasan perlindungan warganegara. Sebut saja ini: "Coronationalism".
Maka tak terhindarkan pandemi mendorong kohesi di dalam negara akan
meningkat, sebaliknya friksi antarnegara akan menguat. Pandemi adalah
antitesis globalisasi.
#4. GOVERNMENT
Beberapa negara sukses menangani krisis
pandemi seperti Selandia Baru, Taiwan, atau
Korea Selatan, namun sebagian besar negara di
(MIS) LEADERSHIP
dunia gagal menanganinya termasuk Indonesia.
Bukan suatu hal yang aneh karena pandemi
datang begitu cepat dan semua negara
gelagapan meresponnya: mulai dari kebijakan
PSBB/lockdown, antisipasi darurat
perlengkapan dan infrastruktur kesehatan,
menangani krisis ekonomi, hingga
produksi/distribusi vaksin.
Kini leadership para pemimpin negara di
seluruh dunia diuji. Efektif tidaknya
kepemimpinan mereka menangani krisis
COVID-19 akan menentukan cepat tidaknya
pemulihan ekonomi, industri, dan bisnis.
#5. GLOBAL Sebelum pandemi, sistem produksi global mengalami
SUPPLY-CHAIN
globalisasi dimana rantai pasok produksi tersebar di
berbagai untuk memanfaatkan spesialisasi, skala ekonomi,
pasok tenaga kerja, kedekatan dengan bahan baku, maupun
kedekatan pasar akhir.
DISRUPTION
Namun dengan adanya pandemi, maka kondisinya berbalik.
Memiliki rantai pasok tersebar di berbagai belahan dunia
membawa risiko kritikal ketika arus barang melintas negara
mengalami bottleneck.
CONSUMER
GO GO
CONFIDENTIAL GO DIGITAL DIGIWHERE
COVID-19
MEGASHIFTS GO
OMNI
GO
CONTACTLESS
Sumber: Nippon.com
#2. LOW-
TOUCH
Di masa pandemi kontak fisik akan
dihindari karena menjadi sumber
penularan COVID-19 yang massif.
Maka sifatnya high-touch seperti
hospitality & tourism harus
bertransformasi menjadi low-touch.
Maka digital menjadi solusi
sementara sekaligus selamanya.
Sumber: lowtoucheconomy.com
Ketika kerumunan orang (crowd) kian Untuk menghadapinya, digital dan
#3. LESS-
dihindari di era pandemi, maka industri- pengalaman online akan menjadi solusi
industri yang mengandalkan kerumunan sementara di masa transisi. Namun hybrid
massa seperti MICE (Meeting, Incentive, operating model yang menggabungkan
CROWD
Conference, Exhibition), transportasi publik, aktivitas fisik dan virtual akan menjadi solusi
bisnis pertunjukan, airport, hingga sport jangka panjang bagi para pelaku di berbagai
harus beradaptasi agar bisa survive. industri yang high-crowd.
Era pandemi adalah era low-mobility.
Masyarakat mengurangi mobilitas karena
semakin mobil, maka semakin besar pula
#4. LOW-MOBILITY
potensi penularan COVID-19.
Sumber: slocat.net
Micro Changes
III. MICRO: THE 4 NEW VALUE PROPOSITIONS
Banyaknya korban nyawa akibat
COVID-19 melahirkan masyarakat
baru yang penuh empa , welas asih,
Dengan adanya COVID-19
dan sarat solidaritas sosial. EMPATHIC konsumen menghindari
SOCIETY kontak fisik manusia, mereka
baralih menggunakan medium
virtual/digital.
THE GO
STAY NEW VALUE VIRTUAL
@ HOME
PROPOSITION
LIFESTYLE
Gaya hidup baru nggal di
rumah dengan ak vitas BACK TO Mengacu ke Piramida Maslow,
working-living-playing, karena THE BOTTOM OF
konsumen kini bergeser kebutuhannya
adanya social distancing. THE PYRAMID
dari “puncak piramida” yaitu aktualisasi
diri dan esteem ke “dasar piramida”
yaitu makan, kesehatan, dan keamanan
jiwa-raga.
STAY @ HOME ECONOMY
#1. STAY @ HOME The FALL & the RISE
LIFESTYLE
Food
MICE Delivery
/Airlines
citsigoL Logistic/
yrevileD Delivery
etdoom
Bar/oFeR Remote
g neikvriloeW
yrResto D Working
HIGH ecrHotel/
emmocE Grocery/
HIGH
Tourism Ecommerce
gnCinema/
imaertS
mroftalP
Entertainment Y @ HO M Streaming
Services
TA
THE THE
E
S
Penyebaran virus COVID-19 yang masih terus melonjak selama 9 bulan Sport FALL RISE Media &
Telco
terakhir menciptakan gaya hidup baru yang kami sebut: Stay @ Home
ECONOMY
Lifestyle.
Mal/ Online
Retail
MODERATE MODERATE Learning
Gaya hidup baru ini terbentuk karena di era pandemi semua semua Property/
Construction
Home
Fitness
Tak tak menentunya kapan krisis pandemi ini berakhir, gaya hidup baru ini
akan semakin permanen bahkan setelah vaksin diproduksi dan
Manufacturing Insurance
Stay @ Home Lifestyle akan memicu terciptanya apa yang kami sebut Stay
Behavioral & Attitudinal Changes Owning to COVID-19
@ Home Economy dimana begitu banyak industri yang berguguran (high-
touch industries) namun di sisi lain tak sedikit industri yang justru Spend most of my me at Home
79%
menikmati pertumbuhan dahsyat (low-touch industries).
Staying 31%
Watch a lot more TV
at Home
Krisis COVID-19 membawa manusia seperti kembali ke zaman purba Impact
Reduced Ea ng out, cooking 43% Nearly 80% Indonesians
dimana hidupnya hanya di “gua”, yaitu rumah mereka. Welcome stay @ more
spending Most of their
home economy.
Total Big Ci es Small Ci es Time at home!
Sumber: Kantar Indonesia
#2. BACK TO THE BOTTOM
OF THE PYRAMID
Kami di Inventure menyebut masa sebelum Maret 2020 saat
WHO menetapkan COVID-19 sebagai bencana pandemi sebagai
T
EN
era “Leisure Economy” dimana kebutuhan konsumen bergerak
ILM
PANDEMIC
ECONOMY
LF
cepat menuju puncak piramida Maslow yaitu Self Esteem dan A er
FO
SELF
Self Actualization. March 2020
LF
ACTUALIZATION
SE
GP TO THE TOP
Pasca Maret 2020, secara mendadak umat manusia dipaksa
GI
memasuki era “Pandemic Economy” dimana kebutuhan
LO
konsumen berbalik arah dari awalnya “go to the top”, menaiki
HO
YC
piramida Maslow menjadi “back to the bottom” menuju dasar SAFETY & SECURITY
PH
piramida.
SAFETY & SECURITY
S
ED
Health | Security | Employment | Free of Fear
Dengan merebaknya virus, kebutuhan-kebutuhan Self Esteem
NE
LEISURE
SIC
dan Self Actualization menjadi tidak prioritas lagi. Konsumen ECONOMY
PHYSIOLOGICAL NEEDS
BA
Before
kembali ke kebutuhandasar yaitu Safety (health), Security (free of March 2020 Food | Cloth | Shelter
fear, employment), dan Physiological Needs (food, cloth, shelter).
Menariknya, aktivitas virtual ini kian lama memiliki value bagi konsumen.
Survei dari Nielsen misalnya, menunjukkan bahwa konsumen rela
membayar tiket untuk menyaksikan konser secara personal.
Umat manusia di seluruh dunia terketuk hatinya menyaksikan ratusan ribu korban
meninggal di seluruh dunia. Begitu banyak orang yang cemas, takut, dan
mengalami kesulitan hidup.
Berbagai gerakan kepedulian dan aksi solidaritas dilakukan oleh berbagai kalangan
masyarakat secara genuine untuk mengurangi penderitaan orang-orang yang
terdampak. Rasa simpati yang luar biasa diberikan kepada para nakes yang telah
berjuang menyelamatkan para korban dengan risiko nyawa.
COVID-19 telah menciptakan masyarakat baru yang empatik, penuh cinta, dan
welas asih terhadap sesamanya. Sesuatu yang langka ketika wabah belum mendera.
II. UKM LANDSCAPE
ANALYSIS
Consumer
Sentiments
IMPACT ON HOUSEHOLD:
INCOME, SPENDING, SAVING, INVESTING
Krisis ekonomi yang diakibatkan oleh COVID-19 berdampak pada kondisi keuangan keluarga dan pribadi. Riset yang dilakukan oleh
Inventure-Alvara pada 1121 masyarakat Indonesia yang tersebar di seluruh Indonesia, mayoritas merespon bahwa pendapatan mereka
berkurang selama pandemi namun di sisi yang lain pengeluaran mereka meningkat. Dengan adanya penurunan pendapatan, dampaknya yaitu
jumlah anggaran yang digunakan untuk tabungan serta investasi ikut berkurang.
30,9
30,9
48,6
48,6
67,6 57,6
57,6
67,6
33,8
33,8
44,8
44,8 33,4
33,4
28,4 35,3
28,4 35,3
6,6 9,0
4,0 9,0 N=1121
6,6
Kondisi pendapatan Kondisi pengeluaran Kondisi investasi Kondisi tabungan (saving)
Naik/meningkat Sama saja Turun/berkurang
Sumber: Inventure-Alvara
A1. Bagaimana pendapatan Anda dan keluarga selama masa pandemi COVID-19? (S)
A2. Bagaimana kondisi pengeluaran Anda dan keluarga selama masa pandemi COVID-19? (S)
A3. Bagaimana kondisi investasi Anda dan keluarga selama masa pandemi COVID-19 ini? (S)
A4. Bagaimana kondisi tabungan (saving) Anda dan keluarga selama masa pandemi COVID-19? (S)
INDONESIA OPTIMISM: 2021, "TIME TO WIN BACK”
Meskipun dari sisi pendapatan berkurang, menariknya, optimisme masyarakat Indonesia justru besar bahwa ekonomi akan
segera pulih. Sebanyak 47,2% optimis pandemi COVID-19 berakhir pada akhir tahun 2020 dan 51,4% menjawab ekonomi pulih
pada akhir 2021.
51,4
Persepsi responden pandemi berakhir 47,2
dan kondisi keuangan kembali normal
pada akhir 2020.
29,8
Persepsi responden pandemi berakhir 27,0
dan kondisi keuangan kembali normal
pada pertengahan 2021. 12,3 11,5
10,7 10,1
Persepsi responden pandemi berakhir
dan kondisi keuangan kembali normal
pada akhir 2021.
Prediksi pandemi Covid-19 berakhir Kondisi keuangan kembali normal N=1121
Persepsi responden pandemi berakhir Akhir tahun 2020 Pertengahan 2021 Akhir 2021 Setelah 2021
dan kondisi keuangan kembali normal
Sumber: Inventure-Alvara
setelah 2021.
A5. Menurut Anda, kapan pandemi COVID-19 akan berakhir di Indonesia? (S)
A6. Menurut Anda, kapan kondisi keuangan Anda dan keluarga akan membaik/kembali normal seperti sebelum pandemi? (S)
Projec on Real GDP growth is projected to fall to zero
2018 2019 2020 2021 percent in 2020 as COVID-19 impacts both domes c
demand and supply, and the external sector
Argen na -2,5 -2,2 -9,9 3,9
Australia 2,8 1,8 -4,5 4,0 2019 2020 2021 2022
Brazil 1,3 1,1 9,1 3,6 (Annual
Canada 2,0 1,7 8,4 4,9 Real GDP percent 5.0 0.0 4.8 6.0
change)
China 6,7 6,1 1,0 8,2
Egypt 2/ 5,3 5,6 2,0 2,0 Consumer (Annual
price index percent 2.8 2.6 2.8 3.0
France 1,8 1,5 -12,5 7,3 change)
Germany 1,5 0,6 7,8 5,4
Current
India 2/ 6,1 4,2 4,5 6,0
account (Percent
of GDP) -2.7 -1.9 -2.0 -2.1
Indonesia 5,2 5,0 -0,3 6,1 balance
Iran 2/ -5,4 7,6 -6,0 3,1
Government (Percent
Italy 0,8 0,3 -12,8 6,3 budget -2.2 -6.3 -4.1 -3.1
of GDP)
Japan 0,3 0,7 -5,8 2,4 balance
Kazakhstan 4,1 4,5 -2,7 3,0
Korea 2,9 2,0 -2,1 3,0
Sourc: BI; Central Bureau of Sta s cs (BPS); Ministry of Finance;
World Bank staff calcula ons
Malaysia 4,7 4,3 -3,8 6,3 Note: 2020-2022 are es mated and forecast figures
Source: Interna onal Monetary Fund, World Economic Outlook, June 2020 Update
Sumber: World Bank
Sumber: IMF, WEO June Update
-CIRCLE: CUSTOMER
MID
Close-loop Demand
Hypervalue-Oriented
Economy Consumer Depression
Intermi ent
Social Distancing Policy
Source:
Outer-Circle: Change
#1. COVID-19 Growth Incidence kebangkrutan dan berdampak pada PHK karyawan secara massal terutama di kuartal
Penanganan pandemi COVID-19 yang kurang cekatatan dan tidak konsisten berdampak pertama dan kedua. Sektor UKM pun ikut terdampak, banyak bisnis UKM dikuartal
pada tingkat penularan virus yang semakin tinggi. Di Indonesia sendiri, tingkat kasus pertama mengalami gulung tikar. Alhasil kondisi ini menaikkan tingkat pengangguran
positif COVID-19 masih belum mengalami penurunan yang signifikan. Berdasarkan di Indonesia sekaligus tingkat kemiskinan.
situs resmi perkembangan virus COVID-19 terlihat bahwa sampai dengan Oktober 2020
jumlah kasus terkonfirmasi sudah mencapai 315,714 dengan jumlah meninggal mencapai #4. Close-loop Economy
11,476 atau 3,6% dari angka terkonfirmasi. Kondisi ini tentu saja akan terus berdampak Adanya ketidakpastian ekonomi dan resesi ekonomi di Indonesia nyatanya telah
pada perekonomian dan dunia usaha Indonesia. mendorong dan menumbuhkan rasa empatik di kalangan masyarakat. Berbagai bentuk
solidaritas dan kesetiakawanan telah tumbuh subur di masa pandemi membentuk
#2. Global+Nasional Recession masyarakat baru yang empatik, penuh cinta dan welas asih terhadap sesama, adanya
Pandemi COVID-19 telah memukul perekonomian seluruh negara di dunia, baik negara rasa senasib. Hal tersebut semakin terlihat dengan maraknya transaksi jual beli melalui
maju maupun berkembang. Indonesia pun turut mengalaminya, semua struktur aplikasi WhatsApp dan membelunya berlandaskan tali pertemanan.
penopang PDB Indonesia mengalami kontraksi. Mulai dari konsumen rumah tangga
hingga konsumsi pemerintah. Bahkan berita terbaru dari Menteri Keuangan Sri #5. Intermitten Social Distancing Policy
Mulyani telah memberikan statement resmi di media bahwa Indonesia resmi resesi. Pembatasan sosial berskala besar telah memberikan tantangan yang berat bagi bisnis
Perekonomian Indonesia mengalami kontraksi selama dua kuartal berturut-turut UKM. Kebijakan ini membuat para pemain bisnis UKM khususnya yang memiliki toko
setelah pada kuartal II 2020 terkontraksi 5,32%. offline terdampak cukup berat karena konsumen mengurangi aktivitas di luar rumah.
Tingkat penjualan mengalami penurunan yang ekstrem sebagai imbas dari adanya
#3. Economic Uncertainty kebijakan ini. Sementara kedepannya di masa next normal, di saat toko-toko kembali
Pandemi COVID-19 telah menyebabkan kinerja perekonomian mengalami penurunan. dibuka, pemilik wajib membatasi kapasitas kunjungan toko agar pengunjung tetap
Dampaknya negara-negara global baik maju maupun berkembang tidak dapat terhindar dapat melakukan social distancing.
dari resesi termasuk Indonesia. Terlihat dari banyaknya usaha bisnis yang mengalami
Outer-Circle: Change
#6. Demand Depression ekonomi melalui realisasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dimana
Maraknya tren stay at home selama pandemi, praktis membuat berbagai tempat pemerintah terus mendorong realisasi PEN ini agar tercapai 100%. Terlihat dari
keramaian sperti mal, pusat perbelanjaan hingga taman hiburan dan tempat wisata penutupan kuartal ketiga penyerapan PEN mengalami peningkatan, dimana pada
mengalami kelumpuhan dan sepi pengunjung. Dampaknya para pelaku usaha program UMKM telah meyerap sebesar 68,72% atau Rp 84,85 triliun dan 123,47% atau
mengalami penurunan penjualan. Terlebih disaat kondisi ekonomi mengalami 26,61 triliun dari pagu 106,11 triliun.
ketidakpastian dan penurunan. Masyarakat pun mulai enggan membelanjakan uangnya
untuk kebutuhan secondary dan mulai mengatur ulang perencanaan pengeluarannya Tak hanya itu, UKM yang masih unbankable juga diberi akses mendapatkan KUR Ultra
sehingga tingkat permintaan mengalami penurunan Mikro dibawah 10 juta dengan bungan 0% hingga bulan Desember. Sementara untuk
UKM yang bankable mendapatkan subsidi dalam bentuk kelonggaran restrukturisasi
#7. The Fall & The Rise Industries pinjaman serta subsidi bunga kredit serta subsidi bunga KUR flat sebesar 6%
Tren stay at home lifestyle dampak dari adanya pemberlakuan pembatasan sosial diperpanjang hingga 31 Desember 2020
berskala besar mampu membentuk emerging business yang tumbuh cepat bahkan
eksponsial. Akhirnya bisnis-bisnis yang berembang pesat saat ini secara agregat #9. Accelerated Digital Economy
membentuk stay at home economy. Celakanya stay at home economy ini telah memicu COVID-19 menciptakan era baru yang begitu besar dampaknya bagi umat manusia
kekacauan atau kejatuhan berbagai industri dan bisnis, meskipun di sisi lain terdapat yaitu: “The Virtual Century”. Sebuah abad baru dimana semua orang bekerja (work),
beberapa industri dan bisnis yang meroket. Jelasnya stay at home bisnis memiliki dua belajar (learn) dan bermain/menikmati hiburan (play) dengan menggunakan perangkat
dampak besar terhadap ekosistem bisnis dan industri yaitu industri yang jatuh dan digital dan online platform. Rupanya pandemi mempercepat proses migrasi digital dan
industri yang tumbuh pesat selama pandemi. menciptakan “The renaissance of digital adoption”. Welcome the virtual society.
DEMAND
DEPRESSION
Selama kurang lebih 4 bulan penerapan PSBB, bisnis UKM mengalami penurunan penjualan. 14,1% mengalami pembatalan kontrak
masyarakat dihimbau untuk berada di rumah Terlebih disaat kondisi ekonomi mengalami
termasuk melakukan segala aktivitas mulai dari ketidakpastian dan penurunan. Masyarakat mulai enggan membelanjakan
bekerja, belajar, beribadah dan berbelanja. uangnya untuk kebutuhan secondary dan lebih
Berdasarkan Survey Asian Development Bank memilih untuk berhemat. Efeknya bisnis UKM
Hal ini praktis membuat berbagai tempat (ADB) mengatakan bahwa hampir 50% dari total mengalami penurunan permintaan, khususnya
keramaian seperti mal, pusat perbelanjaan UKM sudah menutup sementara usahanya. 30% industri yang berhubungan dengan kebutuhan
hingga taman hiburan mengalami kelumpuhan mengalami gangguan permintaan domestik, secondary maupun tersier seperti, produk
dan sepi pengunjung. Dampaknya para pelaku hampir 20% mengalami gangguan produksi dan fashion, kerajinan tangan, dll.
UKM
LOCALISM:
LOCAL PRODUCT,
LOCAL SUPPLY-CHAIN
Pandemi COVID-19 telah membuat meningkat. Secara global maupun di
konsumen menjadi lebih Asia Pasifik, produk dairydan biskuit
mengutamakan untuk mengonsumsi yang diproduksi oleh lokal menjadi
produk lokal. Produk lokal khususnya pilihan konsumen.
makanan, dipercaya lebih aman untuk
dikonsumsi. Ini merupakan peluang bagi peritel
dan produsen memanfaatkan daya
Menurut survey McKinsey (April 2020), tarik lokalitas untuk mengurangi
69% konsumen Indonesia mengaku kekhawatiran konsumen. Konsumen
tidak terlalu ingin membeli produk ingin memahami rantai pasokan secara
bahan makanan asing. Mereka lebih transparan, dan lengkap dari proses
memilih untuk membeli bahan produksi ke distribusi yang membuat
makanan dalam negeri. mereka menjadi yakin dan merasa
aman untuk mengonsumsi.
Survei Nielsen pun serupa, preferensi
produk makanan lokal semakin
UKM
ECONOMIC
STIMULUS
Pandemi COVID-19 membawa keterpurukan Nasional (PEN) yang mengatakan bahwa realisasi
ekonomi terutama ekosistem bisnis UKM, serapan PEN meningkat di penutupan kuartal
terlihat dari data yang disajikan oleh Asia ketiga. Dimana pada program UMKM telah
Development Bank (ADB) hampir 50%, sekitar menyerap sebesar 68,72% atau Rp 84,85 triliun
48,6% dari total UMKM di Indonesia mengalami dari pagu Rp 123,47% atau 26,61 triliun dari pagu
penutupan usaha seketika. Sementara lebih dari 106,11 triliun.
30% pelaku usaha mengalami penurunan
pendapatannya selama pandemi hingga 37,7%. Tak hanya itu, UKM yang masih unbankable juga
diberi akses mendapatkan KUR Ultra Mikro
Menilik kondisi tersebut, dengan segera dibawah 10 juta dengan bungan 0% hingga bulan
pemerintah memberikan stimulus ekonomi Desember. Sementara untuk UKM yang bankable
melalui realisasi Program Pemulihan Ekonomi mendapatkan subsidi dalam bentuk kelonggaran
Nasional (PEN) dimana pemerintah terus restrukturisasi pinjaman serta subsidi bunga
mendorong realisasi PEN ini agar tercapai 100% kredit serta subsidi bunga KUR flat sebesar 6%
pada akhir tahun terutama untuk 4 sektor fokus diperpanjang hingga 31 Desember 2020
utama, termasuk UKM.
Dengan adanya stimulus ekonomi yang diberikan
Hal tersebut didukung oleh pernyataan Ketua Pemerintah maka diharapkan pada tahun depan
Satgas Pemulihan & Transformasi Ekonomi pelaku usaha UKM akan dapat bangkit kembali.
Trends & Innovations
Food
MICE Delivery
/Airlines
citsigoL Logistic/
yrevileD Delivery
etdoom
Bar/oFeR Remote
g neikvriloeW
yrResto D Working
HIGH ecrHotel/
emmocE Grocery/
HIGH
Tourism Ecommerce
gnCinema/
imaertS
mroftalP
Entertainment Y @ HO M Streaming
Services
TA
THE THE
E
S
Sport FALL RISE Media &
Telco
ECONOMY
Mal/ Online
Retail
MODERATE MODERATE Learning
Property/ Home
Construction Fitness
Consumer Cloud
Electronic Services
gni&
Oil naGas
elC
ylppuS
BETWEEN Cleaning
Services Telemedicine/
Automotive Pharma
eEducation
rachtaleH Banking Agriculture
STAY @
HOME The FALL &
Manufacturing Insurance
ECONOMY Source:
the RISE
PROSPECTIVE
Highly prospec ve
BUSINESS
Groceries Bicycle store
Mask Cloud kitchen Pickup & delivery Content &
FOR UKM
On-demand salon entertainment
Home-beauty products Frozen Food
Meal kits delivery Affiliate Mktg
Vaccine clinic
Virtual EO
On-the-go F&B
Adventure tour Online shop Digital agency
SURVIVAL BUSINESS
Insurance agency
Moderately prospec ve
Digital security
CHOICES: Remote fitness
Coworking Space
EXISTING
DIVERSIFY
or PIVOT?
Source:
Moderately Prospec ve Highly Prospec ve
FUTURE BUSINESS
a er pandemic
SURVIVAL BUSINESS
during pandemic
Berikut ini adalah bisnis-bisnis yang saat ini cocok untuk survival selama pandemi COVID-19:
1. Groceries
2. Bicycle Store
3. Mask
4. On-demand Salon
5. Meal Kits Delivery
6. Home-beauty Products
7. Virtual EO
8. On-the-go F&B
9. Remote Working
10. Snack
11. Virtual Tour
12. Home Decor
FUTURE BUSINESS
a er pandemic
Berikut ini adalah prospek bisnis yang cocok di masa depan, pasca COVID-19:
1. Forecast kembali stock 1. Pahami kembali prioritas 1. Cari supplier lokal terdekat 1. Lindungi kesehatan & 1. Bangun kompetensi digital
inventory konsumen keselamatan m pada karyawan
2. Bangun relasi personal dengan
2. Negosiasi pembayaran 2. Lakukan healthiness+safety 2. Review kembali struktur 2. Persiapkan infrastruktur IT
supplier
supplier (H&S) branding untuk organisasi
3. Manfaatkan cloud system
membangun customer 3. Hindari bahan-baku impor 3. Per mbangkan gig workers untuk efisiensi proses bisnis
3. Percepat pembayaran piutang
confidence.
untuk pekerjaan temporary
3. Modifikasi produk lama, 4. Perkecil jumlah stock 4. Pergunakan digital marke ng
4. Tunda investasi Capex inventory 4. Berikan fleksibilitas tempat untuk ekspansi pasar
dengan fungsi berbeda
kerja
4. Buat produk baru, yang cocok 5. Mulai bangun saluran
5. Review kembali biaya 5. Perha kan standar kebersihan
5. Berikan pemahaman & penjualan di kanal digital.
penyusun HPP. dengan situasi ini & kesehatan bahan baku. mo vasi m di saat sulit saat
5. Buat varian produk economic ini
package dengan harga
6. Desain ulang tempat kerja
terjangkau.
sesuai dengan protokol
kesehatan.
BUNDLING
mendongkrak intensi konsumen untuk membeli. saat masker sulit didapat maka brand bisa menghadirkan
varian bundling dengan tambahan masker.
KIT
Konsumen diuntungkan dengan berbagai penawaran “pay
less, for more”. Product bundling yang dilakukan brand seperti Kegesitan dalam melakukan survival innovation sangat
Sasa, Lemonilo dan Herbana tidak hanya berbentuk paket penting disaat krisis, dengan melakukan product bundling
varian produk saja, namun konsumen juga diberikan masker yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
FROZEN FOOD Permintaan produk frozen food semakin meningkat di
kala mereka tak bisa berpergian ke luar rumah. Apalagi
merosot. Di setiap krisis selalu ada peluang. Itulah yang
dilakukan pelaku bisnis kuliner dengan me-leverage
IS THE NEW
emak-emak milenial memang tidak piawai memasak, aset dan core competence yang mereka miliki.
sehingga mereka memasak yang mudah-mudah
(simple cooking). Ketika social distancing bakal berlangsung lama, maka
NORMAL
permintaan frozen food dan kuliner berkonsep “ready to
Kondisi ini dimanfaatkan Es teler 77 dan Hokben untuk eat” akan terus meningkat bahkan saat wabah sudah
mengeluarkan varian produk frozen dan “ready to eat” berlalu. Are you ready for the new normal?
untuk mengantisipasi pelanggan dine-in yang terus
DIRECT -TO-
CONSUMER
MODEL
Wabah COVID-19 juga mendorong pionir makanan sehat, melayani
produsen (prinsipal) untuk konsumen mereka yang ingin membeli
mengadopsi channel model gaya baru produk mienya dalam jumlah kardus.
yaitu “direct-to-customer” (DTC)
channel. Tak mau kalah, para Dengan membangun online presence
produsen consumer goods memotong dan memanfaatkan jaringan
mata rantai distribusi mereka dengan logistiknya, para pemain consumer
menghadirkan layanan home delivery goods dapat menghadirkan layanan
service untuk produk yang diproduksi. antar rumah yang memudahkan
konsumen untuk membeli produknya
Brand ABC misalnya, melayani secara langsung. Setelah wabah lewat,
pengantaran semua produk bisa jadi layanan ini akan permanen
makanannya ke rumah konsumen. dan menjadi kenormalan baru.
Begitu juga Lemonilo, salah satu
Yuswohady
yuswohady@gmail.com
Farid Fatahillah
Faridferre@gmail.com
Amanda Rachmaniar
arachmaniar@hotmail.com
Gilang Brillian
gilangpopo@gmail.com
Isti Hanifah
istihanifah11@gmail.com
C 2020
www.inventure.id
Design E-book:
Muhammad Ikbal
ikbaal23@gmail.com