Tugas Elemen Mesin 1 Perhitungan Rem Tromol Pada Motor Honda Supra X 100 CC 2
Tugas Elemen Mesin 1 Perhitungan Rem Tromol Pada Motor Honda Supra X 100 CC 2
Oleh
Oleh :
DAFTAR ISI
halaman
Halaman Sampul ................................................................................................ i
BAB
I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
2. Pegas ...................................................................... 10
3. Poros ..................................................................... 12
B. Pegas ......................................................................................... 20
C. Poros ........................................................................................ 25
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mencapai lebih dari seribu bagian. Semua bekerja saling mendukung dan
terpadu, sehingga dapat menghasilkan suatu gerakan. Banyak hal yang harus
sebuah mesin antara lain yaitu menyesuaikan suatu komponen dengan fungsi
faktor biaya.
Pada tugas elemen mesin I ini akan dihitung suatu alat yang
berfungsi untuk menghentikan poros atau benda yang mengalami gerakan yaitu
rem. Rem adalah suatu alat yang berguna untuk menghentikan atau
Pada Honda Supra X 110 cc“ sebagai judul dari tugas perencanaan elemen
mesin ini.
B. Perbatasan Masalah
C. Metode Pembahasan
berkaitan dengan masalah yang diambil serta dilengkapi dengan studi lapangan.
E. Sistematika Penulisan
berikut :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Rem
listrik dengan serbuk magnet, arus putar, fasa yang dibalik, arus searah yang
Karena itu dalam banyak hal rem tidak bertindak sebagai rem
penyetop, dalam hal instalasi dihentikan oleh gaya rem, melainkan mempunyai
penahan).
Momen rem terkecil terjadi pada poros yang berputar paling cepat.
Karena itulah maka rem sedapat mungkin kebanyakan dipasang pada poros
Syarat paling utama yang harus dipenuhi oleh rem ialah kelembutan
setelah aus.
penurunan muatan atau untuk menahan muatan agar diam dan untuk menyerap
inersia massa yang bergerak seperti truk, crane, muatan dan sebagainya.
1. Jenis penahan.
2. Jenis penurunan.
3. Jenis penahan dan penurunan, rem ini melayani kedua fungsi penghentian
B. Macam-macam Rem
Menurut efek pengereman secara mekanis rem terbagi beberapa
poros, mencegah putaran yang tidak dikehendaki agar tidak terjadinya slip,
dimana poros tersebut terletak pada suatu garus lurus atau sedikit berbeda.
1. Rem Blok
dari satu blok rem, pada permukaan geseknya dipasang lapisan rem atau
bahan gesek yang dapat diganti bila aus. Suatu hal yang kurang
menguntungkan pada rem blok tunggal adalah gaya tekan yang bekerja
dalam satu arah saja pada drum, sehingga pada poros timbul momen
kurang ringkas.
LISTRIK
Gambar 1
Macam-macam rem
arah blok tunggal sehingga menimbulkan lenturan pada poros rem. Rem
blok tunggal hanya dapat dipakai untuk menahan momen gaya yang kecil
pada penggerak tangan bila diameter poros tidak melebihi lima puluh
milimeter. Tekanan yang diberikan oleh blok besi cor pada rem haruslah
tekan dalam arah saja hingga menimbulkan momen lentur yang besar
pada poros serta gaya tambahan pada bantalan, dapat diatasi jika dipakai
dua blok rem yang menekan drum dari dua arah yang berlawanan baik
blok tunggal. Rem blok ganda tidak menimbulkan defleksi pada poros
rem. Penjepit dan crane yang digerakkan listrik hampir selalu didesain
dengan rem blok ganda. Rem digerakkan oleh pemberat dan dilepaskan
2. Rem Drum
(macam ekspansi) dan rem cakera (disc). Rem drum mempunyai ciri
lapisan rem yang terlindungi, dapat menghasilkan gaya yang besar untuk
ukuran rem yang kecil, dan umur lapisan rem yang cukup panjang. Suatu
kelemahan rem ini ialah pemancar panasnya buruk. Blok rem dari rem ini
disebut sepatu rem dan silinder hidrolik serta arah putaran roda.
Biasanya rem ini banyak dipakai dengan sepatu depan dan sepatu
belakang. Pada rem sjenis ini, meskipun roda berputar pada arah yang
berlawanan, besar gaya rem tetap karena memakai dua sepatu depan,
dimana gaya rem dalam arah putaran jauh lebih besar daripada dalam arah
yang berlawanan. Ada juga rem yang disebut dengan duo servo.
Cara kerjanya :
Tekanan minyak dalam silinder diperbesar atau diperkecil olek gaya injakan
pada pedal rem yang menggerakkan piston silinder master rem, secara
langsung atau penguat gaya. Untuk mencegah kenaikan gaya rem yang
minyak yang ditimbulkan oleh injakan pedal akan lebih lunak daripada
injakan dibawah.
kontruksi, baru menjaga agar pada waktu pengereman tidak terjadi slip
3. Rem Cakram
Rem cakera terdiri atas sebuah cakera dari baja yang dijepit lapisan
rem kedua sisinya pada waktu pengereman. Rem ini mempunyai sifat-sifat
yang baik seperti mudah dikendaikan, pengereman yang stabil, radiasi panas
yang baik sehingga banyak dipakai untuk rem depan. Adapun kelemahannya
yaitu umur lapisan yang pendek serta ukuran silinder rem yang besar pada
roda.
4. Rem Pita
Rem pita pada dasarnya terdiri dari sebuah pita baja yang disebelah
dalamnya dilapisi dengan bahan gesek, drum rem dan tuas. Gaya rem akan
timbul bila pita dikaitkan pada drum dengan gaya tarik pada kedua ujung
pita tersebut. Salah satu atau kedua pita dikaitkan pada tuas.
sukar, gaya rem besar dalam keadaan berhenti. Tetapi karena sukar
dikendalikan rem ini tidak cocok untuk putaran tinggi, karena pita dapat
mengalami putus. Rem semacam ini dipandang tidak cocok untuk alat-alat
pengangkut manusia, rem pita banyak dipakai untuk derek. Rem sebuah
Pada rem Tromol terdapat bagian atau elemen yang sangat penting,
1. Sepatu Rem
Sepatu rem dibuat dari kayu mapel atau poplar yang dipasang pada
tuas dengan baut. Untuk mekanisme penggerak sepatu dibuat dari besi cor
khusus. Lapisan tersebut dapat diikat dengan paku keling ataupun dengan
2. Pegas
umunya, pegas dapat digolongkan atas pegas dawai, pegas daun, atau pegas
berbentuk khusus, dan setiap golongan ini masih terdiri dari beberapa jenis.
Pegas dawai mencakup pegas ulir dari kawat bulat atau persegi dan dibuat
pegas daya pemutar motor atau pemutar jam, dan pegas daun penahan baut,
Pegas Ulir takan dari kawat bulat yg dibebani dengan gaya aksial F.
pegas ulir, kita akan memperhatikan suatu elemen dari kawat yang
• PEGAS TARIK
berputar, hal ini menambah biaya pada produk akhir, dan karenya
• PEGAS TEKAN
Keempat jenis ujung yang biasa dipakai untuk pegas tekan .Suatu
pegas ujung polos (plain ends) mempunyai suatu gulungan ulir yang
menggerinda ujung-ujungnya.
• BAHAN PEGAS
melalui lenturan, tetapi ini tegak lurus terhadapap arah dari tegangan
3. POROS
berupa gabungan satu dengan lainya. Bila beban tersebut tergabung, kita
bisa mengharapkan untuk mencari kekuatan statis dan kekuatan lelah yang
BAB III
PERENCANAAN REM TROMOL
Rem Sepatu
diubah menjadi panas terutama bahan gesek yang dipakai. Pemanasan yang
berlebihan bukan hanya akan merusak bahan lapisan rem, tetapi juga akan
melakukan proses pengereman dengan halus. Disamping itu bahan rem juga
harus memiliki koefisien gesek yang tinggi, keausan kecil, kuat dan tidak
f = 0,47 (Tabel. A)
= 690.103 pa
θ 1 = 00
θ 2 = 1500
θ i = 300
Dari data yang didapat kita dapat mengetahui persamaan gaya gerak
M n − Mf
F = ................................................ (Sheigley – hal 295)
C
Mf = Mn – FC
f Pa br θ 2
sin θa ∫θ1
Mf = sin θ (r − a cos θ) dθ
f Pa br θ
− r cos θ
θ2
− a 1 sin 2 θ 2
Mf =
sin θa θ1 2
θ1
Mf =
f Pa br
sin θa
(
r − r cos θ2 − a sin 2 θ2
2
)
0,47 . 690 . 103 . 0,025 . 0,054 0 0,043
Mf = 0 0,054 − 0,054 cos 150 − sin 2 1500
sin 90 2
Mf = 41.59 Nm
θ
Pa . b . r . a 2 2
sin θ a θ∫1
= sin θ dθ
= [ 2 − 4 sin 2θ ]θθ12
Pa . b . r . a θ 1
sin θ a
P a. b . r . a θ2 1
= [ 2 − 4 sin 2θ 2 ]
sin θ a
Mn = 62.40 Nm
Jadi :
Mf + F . c = Mn
F=
F= 241.97 N
F= 0.241 KN
fdN dikali jari-jari. Rumus untuk menghitung persamaan daya putar sebelah
fPa br 2 θ2
TR =
sin θ a ∫θ 1
sin θ dθ (Sheigley –hal 296)
=
( 0,47 ) ( 690.103 )( 0,025)( 0,054 ) 2 ( cos 0 − cos150 )
sin 90
= 20.785 Nm
Daya putar sepatu kiri berbeda dengan daya putar sepatu kanan. Untuk
menghitung daya putar sepatu kiri kita harus menghitung tekanan maksimum
sepatu sebelah kiri terlebih dahulu. Dari perhitungan momen gaya gesek dan
momen gaya normal di atas kita memperoleh bahwa momen gaya gesek dan
momen gaya normal berbanding lurus dengan tekanan, jadi untuk sepatu kiri:
62.40 Pa L 41.59 Pa l
MNL = MfL =
1000 1000
M NL + M fL
FL =
c
Karena gaya yang bekerja pada sepatu kiri dengan sepatu kanan sama, maka :
M NL + M fL
FL =
c
Daya putar dari sepatu kiri menggunakan rumus yang sama dengan sepatu
fPaL br 2
TL = ( cos θ 1 − θ 2 )
sin θ a
=
( 0,47 ) ( 0.199.103 )( 0,025)( 0,054 ) 2 ( cos 0 − cos150 )
sin 90
= 0.00591Nm
T = TR + TL
Pabr θ 2
∫θ sin θ cos θdθ + f ∫θ sin θ dθ − Fx
θ2
2
Rx = (Sheigley- hal 297)
sin θ a 1 1
Pabr θ 2 2
∫θ sin θ dθ − f ∫θ sin 2θ 2 − FY
θ2
Ry = (Sheigley – hal297)
sin θ a 1 1
PaLbr 1 2 θ 1
RxR = sin θ 2 − f 2 − sin 2θ 2 − F sin θi
sin θ a 2 2 4
PaLbr θ 2 1 1
RyR = − sin 2θ 2 + f sin 2 θ 2 − F cosθ i
sin θ a 2 4 2
Maka :
( 690 )( 0,025)( 0,054 ) x 1 sin 2 150 + 0,47 π 150 − 1 sin 2(150 )
RxR = 2
sin 90 2 180 4
− 2,106 sin 30
= - 0.460 kN
( 690 )( 0,025)( 0,054 ) x π 150 − sin 1 2(150 ) + 0.47 1 sin 2 150
RyR = 2 180
sin 190 4 2
− 0,241 cos 30
= 0.822 kN
R= ( R xR ) 2 + ( R yR ) 2
= ( 0.460) 2 + (0.822) 2
= 0.941 kN
PaLbr 1 2 θ 1
RxL = sin θ 2 + f 2 − sin 2θ 2 − F sin θi
sin θ a 2 2 4
PaLbr θ 2 1 1
RyL = − sin 2θ 2 − f sin 2 θ 2 − F cos θi
sin θ a 2 4 2
Maka :
( 0.199 )( 0,025)( 0,054 ) x 1 sin 2 150 + 0,47 π 150 − 1 sin 2(150 )
2
RxL = sin 90 2 180 4
− 0.241sin 30
= -0.120 kN
( 0.199 )( 0,025)( 0,054 ) x π 150 − 1 sin 2(150 ) − 0,47 1 sin 2 150
RyL = 2 180
sin 90 4 2
− 0.241cos 30
= -0.208 kN
R= ( RxL ) 2 + ( RyL ) 2
= ( 0,120) 2 + ( 0,208) 2
= 0,057 kN
Pegas
menghubungkan antara rem sepatu kanan dan kiri yang digolongkan sebagai
dengan pegas ulir tekan. Karena itu, tegangan yang diizinkan pada pegas tarik
dari tumpuannya kebadan pegas. Walaupun ini dapat dilakukan dengan suatu
sumbat berulir atau suatu cantelan berputar. Hal ini menambahkan biaya pada
produksi akhir dan karenanya salah satu dari metode biasanya dipakai dalam
lain :
d (diameter kawat) = 1 mm
m = 0,192 (Tabel. B)
Maka didapat :
A 1750
Sut = =
dm (1) 0,192
1750
=
1,067
= 1750 Mpa
tarik, didapat :
Sy = 1312.5 Mpa
D
C = ............................................................. (Sheigley – Hal 3)
d
7
=
1
C = 7
0,5
Ks = 1 + .................................................... (Sheigley – Hal 3)
C
0,5
= 1 +
7
= 1 + 0,071
Ks = 1,071
S sy .π . d 3
Fmax = .............................................. (Sheigley - Hal 13)
8 Ks . D
6114,975
Fmax =
62,366
Fmax = 39.64 N
Dimana :
D
rm =
4
7
=
4
= 1,75 mm
d
ri = rm - .................................................. (Sheigley - Hal 16)
2
1
= 1,75 -
2
= 1,75 - 0,5
ri = 1,25 mm
maka :
rm
K = ............................................................... (Sheigley - Hal 8)
ri
1,75
=
1,25
K = 1,4
Dimana K = Ks
Jadi :
S sy . π . d 3
Fmax = ............................................. (Sheigley - Hal 13)
8K.D
Fmax = 30.33 N
Dimana :
D
rm =
2
7
rm =
2
= 3,5 mm
d
ri = rm - 2
1
= 3,5 –
2
= 3,5 – 0,5
ri = 3 mm
maka :
rm
K =
ri
3,5
=
3
K = 1,16
M F K 32 . F . rm 4F
τ = I + A = + ............ (Sheigley - Hal 16)
C nd 3
π . d2
133.92 Fmax
757.31 =
3.14
757 .31
Fmax =
42.64
Fmax = 17.75 N
Poros
.Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin.
bahan poros berupa Baja AISI 1015 dengan tegangan sebesar 27 kPsi atau
Maka didapat :
= 120 kg
ΣFy = 0
1 1
RA - 2 W- 2 W + RB = 0
RA – W + RB = 0
RA + RB = W
RA + RB = 1176 N
ΣMA = 0
1 L 3L
W . +1 W . − RB . L = 0
2 4 2 4
WL 3
+ WL − RB . L =0
8 8
1
WL −RB . L =0
2
1
RB . L = 2 WL
RB =
1
2 W=
1
2 (1176 ) = 588 N
RA + RB = 1176
RA + 588 = 1176
RA = 588 N
L
Perhitungan gaya geser dan momen untuk daerah 0 ≤ x ≤ 4
V M
RA
ΣFy = 0
RA – V = 0
V = RA = 588 N
ΣM = 0
RA . x - M = 0
M = RA . x
MA = 0 Nmm
L
Jika x = 4 = 40 mm, maka :
L 3L
Perhitungan gaya geser dan momen untuk daerah 4 ≤ x≤ 4
1/2 F
L/4
x
V M
RA
ΣFy = 0
1
RA - 2 W–V=0
1 1
V = RA - 2 W = 588 - 2 (1176) = 0 N
ΣM = 0
1 L
RA . x - 2 W (x - 4) –M=0
1 1
M = RA . x - 2 W.x+ 8 W.L
L
Jika x = 4 = 40 mm, maka :
3L/ 4 V M
RA
32
∑Fy = 0
RA − 1 2 W − 1 2 W − V = 0
RA .x − 1 2 W ( x − L 4 ) − 1 2 W ( x − 3 L 4 ) − M = 0
M = R A . x − 1 2 W . x + 1 8 W .L − 1 2 W . x + 3 8 W .L
M = R A . x − W . x + 1 2 W .L
3L
Jika x = 4 = 120 mm, maka :
1/2 F 1/2 F
A C D B
L/4
3L/ 4
RA RB
V (N)
588
-588
Diagram momen :
M (Nmm)
23520
32. ( 23520 )
186,03 =
π .d 3
d3 = 1287,8178
d = 10,88 mm ≈ 11 mm
BAB IV
KESIMPULAN
r = 54 mm
a = 43 mm
f = 0,47
Pa = 690 kPa
T =.20.48 Nm
F1=0,057 kN F2=0.941 kN
2. Perencanaan Pegas
d = 1mm
D = 7mm
A = 1750 Mpa
m = 0,192
; F3max = 17.75 N )
30.33 N
3. Perencanaan Poros
L = 160 mm
m = 120 kg
LAMPIRAN
Kecepatan maks.,m/s 38 25 38
Koefisien gesekan
0,45 0,47 0,40 -45
rata-rata
Tabel B. Konstanta yang dipakai untuk memperkirakan kekuatan tarik dari baja
pegas yang dipilih
Eksponen Konstanta A
Bahan
(m) Kpsi Mpa
HR 26 47 28 50 95
G10100 1010
CD 44 53 20 40 105
HR 27 50 28 50 101
G10150 1015
CD 47 56 18 40 I11
HR 32 58 25 50 116
G10180 1018
CD 54 64 1S 40 126
1112 HR 33 56 25 45 121
CD 60 78 10 35 167
G10350 1035
HR 39 72 18 40 143
CD 67 80 12 35 163
CD 71 85 12 35 170
Drwan
86 113 23 62 235
1000°F
G10450 1045
HR 45 82 16 40 163
CD 77 91 12 35. 179
HR 49 90 15 35 179
G10500 1050
CD 84 100 10 30 197