Anda di halaman 1dari 7

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN MENURUT RAYMOND B.

CATTELL

WIDIA ASTUTI (3022019042)

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LANGSA

PENDAHULUAN

adalah makhluk yang sangat unik, dikatakan unik karena setiap manusia itu berbeda antara
satu manusia dengan manusia lainnya. Yang menjadikan manusia itu berbeda antara satu
manusia dengan manusia lainnya adalah dilihat dari kepribadian manusia itu sendiri.

Kepribadian yaitu bagaimana cara seorang individu dalam bereaksi dan berinteraksi dengan
individu lainnya. Selain itu, kepribadian seseorang sering kali disebutkan sebagai ciri-ciri yang
paling menonjol pada diri seseorang tersebut, seperti kepada orang yang ceria, maka disebut
sebagai seseorang yang berkepribadian ceria dan kepada orang yang pemalu dapat dikatakan
berkepribadian pemalu.

Kepribadian atau tingkah laku manusia itu sendiri dapat dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia
tinggal, dan juga melibatkan kemampuan seseorang itu untuk beradaptasi dengan lingkungan
dimana ia tumbuh. Oleh karena itu, bahkan kakak beradik (sekandung) sekalipun yang
dibesarkan dilingkungan yang sama tidak akan menghasilkan kepribadian yang sama pula
antara kakak beradik tersebut, serta kepandaian yang berbeda dan bervariasi pula.

Kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah seiring dengan perkembangannya. Dan
dalam tulisan ini saya akan membahas mengenai perkembangan kepribadian menurut
Raymond Cattell.
Sebelum membahas mengenai perkembangan kepribadian menurut Raymond B. Cattell ada
baiknya jika kita mengetahui terlebih dahulu mengenai biografi Raymond B. Cattell, berikut ini
adalah biografi dari Raymond B. Cattell.

A. Biografi Raymond B. Cattell

(Cattell,R.B: 1946) Lahir di Staffordshire, Inggris, pada tahun 1905 dan dibesarkan di sebuah
kotadi tepi pantai bernama Devonshire. Cattelln adalah anak kedua dari tiga bersaudara.
Masakecilnya dihabiskan di luar rumah, berlayar, berenang, menelusuri gua, dan kegiatan-
kegiatan lain yang menunjukkan kecintaannya akan laut. Raymond Bernard Cattell
menyelesaikan sumua pendidikannya di Inggris. Ia mendapat gelar B.Sc. dari Universitas London
pada tahun 1924 dalam bidang kimia, dan Ph.D dalam bidang spikologi di bawah bimbingan
Spearman di institut yang sama pada tahun 1929. ia menjadi dosen pada University College of
the South West, Exeter, Inggris, tahun 1928-1931 dan menjadi direktur City Psychological Clinic
di Leicester, Inggris, tahun 1932-1937.

Raymond Cattell adalah seorang peneliti yang minat besarnya pada metode-metode kuantitatif
tidak mempersempit spektrum perhatiannya terhadap data dan masalah-masalah psikologis.
Baginya analisis faktor merupakan alat untuk menjelaskan berbagai masalah yang semuanya
telah disusun dalam suatu kerangka sistematis. Teorinya merupakan suatu usaha penting dalam
rangka menyatukan dan menyusun temuan-temuan dari berbagai penelitian analisis faktor
tentang kepribadian. Cattell menaruh perhatian pada penemuan peneliti-peneliti yang
menggunakan metode-metode penelitian lainnya, meskipun intisari pandangannya didasarkan
pada hasil-hasil analisis faktor karena dari sinilah Cattell mendapatkan variabel-variabel yang
dianggapnya sangat penting untuk menerangkan tingkah laku manusia.

Cattell mirip dengan Gordon Allport sebab pandangannya dapat disebut “teori sifat” (trait
theory) dan mirip dengan Kurt Lewin karena kemampuannya menerjemahkan ide-ide spikologis
ke dalam rumusan-rumusan matematis yang jelas. Akan tetapi dari sekian banyak teoretikus
yang dibicarakan dalam buku ini, mungkin Cattell paling menyerupai Henry Murray. Keduanya
memiliki pandangan yang luas tentang kepribadian dan telah mengembangkan sistem-sistem
teoretis yang luas dan padat mencakup banyak jenis variabel yang berbeda. Keduanya sama-
sama melakukan pemetaan secara empitis sampai ke sudut-sudut terjauh dari wilayah
kepribadian, dan keduanya sama-sama menghasilkan sejumlah besar konstruk, yang secara
opersional dihubungkan dengan data, dan yang sering diberi nama yang aneh-aneh.

Kedua teoritikus itu sangat menekankan konstruk-konstruk motivasi: Murray menyebutnya


“needs” atau kebutuhan-kebutuhan, sedangkan Cattell menyebutnya “dynamic traits” atau
sifat-sifat dinamik: keduanya banyak menggunakan perumusan spikoanalitis; dan memberikan
status teoretis yang sistematik pada lingkungan maupun pada sang pribadi. Salah satu
perbedaan yang mencolok antara keduanya tentu saja adalah kegandrungan Cattell pada suatu
metodologi statistik khusus, yakni analisis faktor.

Pendapat Cattell mengenai kepribadian yaitu: “Personality is thatwhich permits a prediction of


what a person will do in a given situation”. Maksudnyaadalah, kepribadian seseorang mampu
memprediksi perilaku yang akan dilakukannya dalam situasi tertentu. Dalam hal ini, kepribadian
yang dimaksudkan Cattell adalah seluruh bentuk perilaku, baik yang dari luar maupun dalam.

B. Perkembangan Kepribadian

(Cattell, R.B: 1946) Menurut Raymond Cattell, perkembangan kepribadian manusia dibagi
menjadibeberapa tahap menurut factor penyebabnya, yaitu:

1. Infancy, masa infancy dimulai sejak lahir hingga umur 6 tahun (0-6 tahun). Menurut Cattell,
pada usia 0-6 tahun merupakan periode terpenting dalam perkembangan kepribadian. Pada
tahap ini, anak sangat dipengaruhi oleh orang tua dan saudara-saudara di sekitarnya, dan
melalui pengalaman bagaimana anak memperoleh makanan dan pengalaman bagaimana anak
menjalani proses toilet training. Beberapa perilaku sosial terbentuk dari:

1. Ego dan superego ; perkembangan emosi anak pada masa ini cenderung meledak-ledak
(tempertantum)
2. Perasaan aman atau tidak aman ; kepercayaan anak terhadap lingkungan sekitar dan
orang-orang terdekat yang sangat dibutuhkan anak di awal kehidupan. Seperti pada saat
bayi, agen sosial pada masa ini adalah ibu dan pengganti ibu (orang-orang terdekat yang
memahami kebutuhan bayi sehingga bayi merasa aman dan nyaman dengan orang
tersebut, misalnya baby sitter, nenek, dll)
3. Kecenderungan untuk menjadi pribadi yang mudah memiliki emosi negative (neuroticism).
Sikap terhadap otoritas diri ; ketika anak mulai melakukan hal-hal yang bisa dilakukannya
sendiri maka akan terbentuk otoritas diri, apakah ia memutuskan menjadi anak yang
mandiri atau bergantung pada orang tuanya

2. Childhood, masa kanak-kanak (childhood) dimulai sejak umur 6-14 tahun. Tahap ini sering
disebut periode konsolidasi dikarenakan pada masa ini hanya sedikit saja masalah psikologis
yang dialami, tidak sekritis pada masa sebelumnya. Tahapan ini ditandai dengan dimulainya
kemandirian dan ingin bebas dari orang tuanya seiring meningkatnya identifikasi dengan
kelompok sosial atau pertemanan.

3. Adolescence, tahap kanak-kanak diikuti oleh tahap perkembangan kepribadian yang


bermasalah dan penuh dengan tekanan (stressful), yaitu tahap remaja di antara 14-23 tahun.
Gangguan mood dan pelanggaran meningkat pada periode ini. Konflik yang dialami pada
umumnya seputar kemandirian, jati diri, dan seks.

4. Maturity, pada tahap dewasa awal, 23-50 tahun, pada umumnya merupakan periode
kepuasan dan produktivitas karir individu, pernikahan, dan keluarga. Perkembangan
kepribadian menjadi lebih stabil daripada tahap sebelumnya, begitu pula secara emosional.
Tidak banyak perubahan minat dan perilaku selama tahap ini.

5. Late Maturity, pada tahap dewasa akhir ini (50-65 tahun) meliputi perkembangan
kepribadian dalam merespon perubahan fisik, sosial, dan psikologis. Secara fisik, terjadi
penurunan setelah umur 50 tahun. Biasanya pada tahap ini, individu menilai kembali jati dirinya
selama ini dan mencoba memperbaikinya untuk menjadi pribadi baru.

6. Old Age, masa ini dimulai pada usia 65 tahun ke atas. Penyesuaian diri terhadap kehilangan
orang-orang terdekat seiring dengan aspek religiusitas yang semakin meningkat, pensiun kerja,
kesepian yang mendalam, dan perasaan tidak aman adalah konflik utama pada masa ini.
Individu pada masa ini biasanya sering membicarakan kembali masa-masa yang telah dilaluinya.
Bahkan terkadang, cara pikir individu pada masa ini terlihat seperti masa kanak-kanak.

PENUTUP

Cattell mengemukakan pendapatnya mengenai kepribadian, yaitu : “Personality is that which


permits a prediction of what a person will do in a given situation”. Karena, Cattell percaya
bahwa kita tidak dapat menentukan suatu kepribadian hingga kitamampu menentukan seluruh
konsep yang akan digunakan dalam suatu perilaku (trait). Maksudnya adalah, kepribadian
seseorang mampu memprediksi perilaku yang akan dilakukannya dalam situasi tertentu.
Kepribadian yang dimaksud Cattell fokus dengan seluruh bentuk perilaku, baik dari luar maupun
dalam.

Cattell, perkembangan kepribadian adalah proses belajar yang merupakan kejadian-kejadian


sebagai bentuk dari pada pola tingkah laku yang didorong oleh erg. Dimana erg yaitu ergon
yang dalam bahasa Yunani berarti kerja atau energi digunakan Cattell untuk menempatkan
konsep dorongan atau insting.

Banyak faktor sosial yang berpengaruh terhadap kepribadian seperti keluarga, teman sebaya,
pekerjaan, agama, dan faktor lainnya lagi. Namun, faktor keluarga lah yang terpenting. Oleh
karena itu untuk memahami perkembangan kepribadian secara baik, orang harus membuat
spesifikasi mengenai peranan pengaruh faktor sosial itu terhadap kepribadian individu dalam
perkembangannya.

DAFTAR PUSTAKA

Cattell, R.B.1946. Description and Measurement of Personality. New York: World Book Co

http://dimas-p-a-fib11.web.unair.ac.id/artikel_detail-101970-Etika%20dan%20Kepribadian-
Teori%20Kepribadian%20Menurut%20Raymond%20Bernard
%20Cattell.html#:~:text=Perkembangan%20kepribadian%20menurut%20Cattell%20yaitu,laku
%20yang%20didorong%20oleh%20erg

https://id.wikipedia.org/wiki/Raymond_Cattell

https://www.kompasiana.com/noviaainunbaroroh/54f7a780a3331183208b4605/manusia-
adalah-makhluk-unik-yang-hidup-dengan-bebas

https://www.gurupendidikan.co.id/fase-perkembangan-kepribadian/

https://amp.kompas.com/skola/read/2020/07/07/123000469/manusia-sebagai-makhluk-
sosial-dan-cirinya

Anda mungkin juga menyukai