Anda di halaman 1dari 15

Analisis Faktor

Raymod B. Cattel
 Raymond Bernard Cattell (20 Maret 1905 – 02 Februari 1998)
Adalah salah satu psikolog berpengaruh di abad 20. Dalam daftar yang disusun oleh
APA (American Psychological Association), Cattell berada di urutan ke-16.
Sumbangan Cattell yang paling terkenal untuk perkembangan dunia psikologi
antara lain: teori fluid and crystallized intellegence dan 16 PF (Sixteen Personality
Factors). Selain itu, Cattell telah menyumbang dan mengembangkan lebih dari 30
tes psikometri terstandar, kuesioner dan rating scales. Tes 16 PF Questionnaire milik
Cattell adalah tes yang paling terkenal.
Kuesioner tersebut masih sering dipakai untuk tes kepribadian dalam lingkup dunia
industri.
Cattell mengajukan sebuah prosedur statistik, yakni Teori Analisis Faktor, yaitu
sebuah teknik statistik yang berdasar pada korelasi antara variabel pengukuran
untuk mengukur faktor umum. Jika korelasi di antara kedua variabel tinggi, maka
ada aspek-aspek yang mungkin sama dalam menyebabkan suatu tingkah laku atau
kepribadian.
Misalnya, kita berasumsi bahwa ‘rasa bersalah’ dengan ‘introvert’ menjadi subyek
pengukuran dalam analisis faktor dan menunjukkan korelasi yang tinggi di antara
keduanya. Maka, kita dapat menyimpulkan bahwa antara rasa bersalah dengan
perilaku introvert memiliki faktor umum yang menyebabkan seorang individu
memiliki kepribadian tersebut. Cattell menyebut faktor umum ini sebagai trait, yaitu
elemen kepribadian. Hanya ketika kita mengetahui karakteristik trait seseorang kita
bisa memperkirakan bagaimana seseorang akan berperilaku dalam suatu situasi.
 Cattell berpendapat bahwa kepribadian merupakan suatu bentuk struktur
kompleks dari trait dari berbagai macam kategori. Trait adalah sebuah
kecenderungan reaksi yang relative permanen yang merupakan bagian dari
kepribadian. Melalui analisis faktor, Cattell mengklasifikasikan beberapa trait
dalam beberapa bagian.
1. Common traits and unique traits
Common traits adalah suatu sifat atau karakter yang dimiliki oleh setiap orang dan
dibedakan dalam bentuk tingkatan. Intelligence, keterbukaan, supel, merupakan
contoh dari common trait. Setiap orang memiliki trait ini, tetapi beberapa orang
memilikinya dengan tingkatan yang lebih baik dari yang lain.
Sedangkan, unique trait adalah trait yang dimiliki satu orang saja (atau dimiliki oleh
beberapa orang dengan kombinasi antar trait yang berbeda) di mana sifat tersebut
menyebabkan suatu individu menjadi unik.
Sifat unik ini terutama berhubungan dengan interes dan attitude, ketertarikan
individu terhadap sesuatu. Contohnya ada individu yang menyukai laba-laba,
sedangkan individu yang lainnya tidak menyukai laba-laba dan menyukai serangga
lainnya.
Surface traits merupakan karakter kepribadian yang terdiri dari banyak elemen-
elemen yang menyusunnya secara konstan, dengan kata lain menjadi tema umum
dari beberapa tingkah laku.
Misalnya, remaja yang lincah, menyenangkan orang lain, dan merencanakan
kegiatan yang menarik, mungkin dapat dikatakan memiliki trait yang periang
(surface traits cheerfulness).
Sebaliknya remaja yang senang mengkritik orang lain, memandang masa depan
selalu suram, dan tampak kelelahan, dikatakan miliki sifat permukaan depresif, atau
kita dapat menyimpulkan trait cheerfulness yang dimiliki seorang wanita ketika kita
secara berulang-ulang mengobservasi wanita yang senang memberi semangat
kepada orang lain, membuat nyaman orang lain, dll.
Sedangkan source traits merupakan salah satu unit pembelajaran atau struktur dari trait
yang mempengaruhi setiap perilaku individu, dengan kata lain elemen-elemen dasar yang
menjelaskan tingkah laku. Source traits merupakan trait yang penting karena source traits
merupakan unit dari karakter-karakter yang membangun surface traits dan hanya dapat
diidentifikasi memakai analisis faktor. Berbagai trait permukaan dicari introkoneksinya
atau faktor-faktornya, untuk menentukan unit yang mempengaruhi dan melatarbelakangi
trait-trait itu.
Berdasarkan asalnya, source trait dapat diklasifikasikan lagi menjadi dua yaitu
contitutional traits dan environment-mold traits.
Contitutional traits yaitu karakter yang ada disebabkan oleh kondisi biologis. Misalnya,
seorang yang mabuk dapar berperilaku ceroboh, berbicara ngawur, dll.
Sedangkan environment-mold traits yaitu karakter yang didapatkan karena faktor
lingkungan melalui proses pembelajaran.
Ability traits yaitu sifat yang menentukan seberapa mampu seseorang dapat bekerja
demia sebuah tujuan.
Intelligence juga merupakan salah satu contoh dari ability traits ini, contohnya
dengan tingkat intelijensi seseorang kita dapat memperkirakan seberapa keras
seseorang itu mampu mencapai tujuannya (misalnya nilai itu, yang disebut dengan
temperament traits yaitu sifat yang dapat menggambarkan emosi dari seseorang
secara umum. Sifat ini meliputi cara individu bertingkah laku dan merespon suatu
situasi .
Misalnya, ketenangan, kegugupan, santai keberanian, sedangkan dynamic traits
merupakan sifat atau karakter yang mengendalikan tingkah laku seseorang dan juga
berperan dalam emosi, keinginan, maupun ketertarikan seseorang dalam suatu hal.
Dinamika Kepribadian

1. Erg
adalah dorongan atau motivasi dasar bawaan yang dimiliki seseorang
untuk mencapai tujuannya. Erg berupa dorongan primer yang dimiliki
sejak lahir, seperti lapar, haus dll. Erg sering disebut sebagai konsep
diri. Misalnya, erg of fear akan membuat seseorang mengembangkan
kewaspadaannya terhadap sesuatu yang membahayakannya. Manusia
memiliki 10 Erg, yaitu makan, seks, sociability, parental
protectiveness, keingintahuan, rasa takut, agresif, serakah, self-
assertion, dan kegemaran.
2. Sentiment
adalah pola terstruktur dari sikap yang memperoleh energi dari erg dan dibentuk
melalui hasil belajar. Termasuk environment-mold source traits karena pengaruh
lingkungan berkontribusi besar dalam pembentukan kepribadian.
Sentimen merupakan sumber motivasi yang penting karena kecenderungannya
mengorganisir diri di sekitar institusi sosial yang menonjol (seperti karier, agama)
atau di sekitar orang yang penting (orang tua, pasangan).
3. Sikap (Attitude)
Adalah konsep tentang tingkah laku spesifik sebagai respon terhadap suatu situasi
tertentu. Sikap tidak perlu diungkapkan secara verbal. Cattell mengukur sikap
dengan metode yang bervariasi.
Misalnya, laki-laki yang menyukai seorang wanita mungkin akan mengingat
tekanan darahnya atau detak jantungnya jika melihat wanita yang disukainya. Sikap
kemudian berperan sebagai motivator tingkah laku yang termasuk environment-
mold source traits. Kemudian berperan sebagai motivator tingkah laku yang
termasuk environment-mold source traits.
Tahapan Perkembangan
Menurut Raymond Cattell, perkembangan kepribadian manusia dibagi
menjadi 4 menurut faktor penyebabnya, yaitu :
1. Tahap Bayi (Infancy, 0-6 tahun)
Periode pembentukan yang terpenting dalam perkembangan kepribadian.
Pada tahap ini, anak sangat dipengaruhi oleh orang tua dan saudara-saudara di
sekitarnya, dan melalui pengalaman bagaimana anak memperoleh makanan
dan pengalaman bagaimana anak menjalani proses toilet training atau caranya
membuang kotoran. Pengaruh-pengaruh tersebut membentuk sikap sosial,
kekuatan super ego, perasaan aman dan tidak aman, sikap terhadap otoritas
dan kemungkinan kecenderungan neurotic.
2. Tahap anak (Childhood, 6-12 tahun)
Tahap ini sering disebut periode konsolidasi karena hanya sedikit masalah
psikologis yang timbul pada masa ini dan tidak sekritis pada masa sebelumnya.
Tahapan ini ditandai dengan dimulainya kemandirian dan ingin bebas dari orang
tuanya seiring meningkatnya identifikasi dengan kelompok sosial atau pertemanan.
3. Tahap Adolesen (Adolensence, 14-23 tahun)
Tahap ini adalah periode yang paling menyulitkan dan menekan. Kejadian kelainan
mental, neurosis, dan dilinkuensi banyak muncul pada periode ini; begitu pula
konflik di sekitar dorongan kemandirian; keyakinan diri, dan seks.
4. Tahap Kemasakan (Maturity, 23-50 tahun)
Secara umum, awal tahap ini ditandai dengan kesibukan, kebahagiaan, dan
produktivitas.
Pada umumnya orang pada usia itu menyiapkan karier, perkawinan, dan keluarga.
Kepribadian cenderung tidak mudah berubah, lebih mantap, kalau dibandingkan dengan
masa-masa sebelumnya. Cattell juga menemukan hanya sedikit perubahan minat dan
sikap pada tahap ini.
5. Tahap Usia Pertengahan (Middle age, 50-60/70 tahun)
Ada perubahan penyesuaian dalam kepribadian sebagai respon terhadap perubahan fisik,
sosial, dan psikologikal. Secara fisik, terjadi penurunan setelah umur 50 tahun. Biasanya
pada tahap ini, individu menilai kembali jati dirinya selama dan mencoba memperbaiki
untuk menjadi pribadi baru.
6. Tahap Tua (Senility, 60/70-mati)
Tahap final, penyesuaian diri terhadap kehilangan orang-orang terdekat seiring
dengan aspek religiusitas yang semakin meningkat, pensiun kerja, kesepian yang
mendalam, dan perasaan tidak aman adalah konflik utama pada masa ini. Individu
pada masa ini biasanya sering membicarakan kembali masa-masa yang dilaluinya.
Bahkan terkadang, cara pikir individu pada masa ini terlihat seperti masa kanak-
kanak.

Anda mungkin juga menyukai