Anda di halaman 1dari 17

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disususn secara

ilmiah (rasional, empiris, dan sistematis) sehingga dapat menuntun peneliti untuk

memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu terutama untuk menjawab

pertanyaan penelitian (Sugiyono, 2014). Jenis penelitian yang digunakan pada

penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan metode

penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai

dengan apa adanya, dengan tujuan menggambarkan secara sistematis fakta dan

karakteristik secara tepat (Sugiyono, 2014). Penelitian kuantitatif dituntut

menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data,

serta penampilan dari hasilnya [ CITATION Ari14 \l 1033 ]. Model pendekatan yang

digunakan dalam penelitian adalah cross sectional yaitu jenis penelitian yang

menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel independent dan

dependent hanya sekali terhadap subjek penelitian [ CITATION Nur18 \l 1033 ].

46
3.2 Kerangka Kerja

Populasi
Seluruh siswa-siswi kelas X di SMA Negeri 6 Denpasar sebanyak 360 siswa

Teknik Sampling
Probability sampling, yaitu simple random sampling

Kriteria inlusi Kriteria ekslusi

Sampel
Jumlah sampel kelas X di SMA Negeri 6 Denpasar sebanyak 39 orang
responden

Pengumpulan data

Data Tingkat Pengetahuan Data Sikap Remaja menggunakan


remaja menggunakan kuesioner kuesioner tentang sikap

Analisa data
Uji univariate

Penyajian hasil penelitian

Gambar 3.1
Kerangka kerja Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Terhadap
Penyakit Menular Seksual

47
3.3 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Negeri 6 Denpasar. Waktu yang

diperlukan untuk penelitian dimulai dari tanggal 20 Mei sampai dengan 22 Mei

2019.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1 Populasi

Populasi dalam penelitian adalah subjek (misalnya manusia : klien) yang

memenuhi kriteria yang telah ditetapkan [ CITATION Nur18 \l 1033 ]. Populasi dalam

penelitian ini adalah beberapa siswa-siswi kelas X di SMA Negeri 6 Denpasar

sebanyak 351 orang siswa.

3.4.2 Teknik pengambilan sampel

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuhdaam

pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan

keseluruhan subjek penelitian [ CITATION Nur18 \l 1033 ] . Teknis sampling yang

digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling dengan teknik simple

random sampling. Prinsip pengambilan sampel dengan teknik ini adalah dengan

cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti

(tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili

karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya. Teknik simple random

sampling yaitu teknik pemilihan sampel secara acak dengan langkah langkah

pengambilan sampel sebagai berikut [ CITATION Nur18 \l 1033 ].

48
1. Menentukan sampel terlebih dahulu dari kriteria inklusi dan ekslusi hingga

sampel yang diperlukan mencukupi.

2. Menentukan alat pemilihan sample yaitu dengan undian.

3. Peneliti menulis nomor urut siswa berdasarkan daftar kehadiaran siswa pada

kertas kecil, lalu menggulung kertas tersebut, kemudian memasukakn ke dalam

botol plastik.

4. Mengocok botol plastik dan mengeluarkan satu kertas. Setiap nomor yang

keluar dicatat dan dijadikan sampel penelitian.

Kriteria sampel dapat meliputi inklusi dan ekslusi yang bertujuan agar

karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasinya (Notoatmodjo, 2010).

3.4.3 Sampel

Dalam penelitian keperawatan kriteria sampel dapat meliputi kriteria

inklusi dan ekslusi dimana kriteria tersebut menentukan dapat tidaknya sampel

digunakan [ CITATION Hid09 \l 1033 ]. Sampel terdiri atas berbagai populasi

terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui samping

[ CITATION Nur18 \l 1033 ] . Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X

di SMA Negeri 6 Denpasar. Sampel penelitian ini ditetapkan berdasarkan kriteria

inklusi dan ekslusi.

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu

populasi yang terjangkau dan akan diteliti [ CITATION Nur18 \l 1033 ]. Kriteria

inklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Siswa-siswi yang bersedia menjadi responden.

49
2. Kriteria ekslusi

Kriteria ekslusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang

tidak memenuhi kriteria inklusi karena beberapa sebab [ CITATION Nur18 \l 1033 ].

Kriteria ekslusi pada penelitian ini:

1) Siswa-siswi yang tidak hadir pada saat penelitian dikarenakan sakit atau izin.

2) Siswa-siswi yang tidak kooperatif.

3.4.4 Besaran sampel

Beradasarkan jumlah populasi yang telah ada sebanyak 351 orang yang

diambil sebanyak 39 orang menggunakan teknik propotional stratified random

sampling dari jumlah kelas X IPA 1 – X IPS 3 dengan perhitungan strata

(Suyanto, 2011)

populasi tiap kelas


Jumlah sampel tiap kelas= x rata siswa perkelas
jumlah populasi keseluruhan

Pengambilan sampel rumus menggunakan milik Notoatmodjo, 2007

dengan teknik cluster random sampling. Sampel tersebut kemudian di

distribusikan menggunakan rumus :

¿= ¿ ×n
N

Keterangan :

Ni = banyaknya individu yang ada dalam cluster

N = Banyaknya populasi seluruhnya

n = banyaknya sampel

ni = banyaknya sampel yang dimasukkan menjadi sub sampel

50
Dari rumus di atas didapatkan jumlah sampel penelitian pada masing-

masing kelas dan di distribusikan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 3.1
Perhitungan Jumlah Sampel Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja
Kelas X Terhadap Penyakit Menular Seksual

No Kelas Populasi Prthitungan jumlah sampel Jumlah


1 IPA 1 36 36 4
x 36=3,6
351
2 IPA 2 36 36 4
x 36=3,6
351
3 IPA 3 36 36 4
x 36=3,6
351
4 IPA 4 36 36 4
x 36=3,6
351
5 IPA 5 36 36 4
x 36=3,6
351
6 IPA 6 36 36 4
x 36=3,6
351
7 IPA 7 27 27 3
x 36=2,7
351
8 IPS 1 36 36 4
x 36=3,6
351
9 IPS 2 36 36 4
x 36=3,6
351
10 IPS 3 36 36 4
x 36=3,6
351
Total 351 39

3.5 Variabel dan Definisi Operasional Variabel

3.5.1 Variabel penelitian

3.5.1.1 Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau nilainya menentukan

variabel lain. Variabel bebas biasanya dimanipulasi, diamati dan diukur untuk

51
diketahui hubungannya atau pengaruhnya terhadap variabel lain[ CITATION Nur18 \l

1033 ]. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah tingkat

pengetahuan dan sikap remaja terhadap penyakit menular seksual.

3.5.2 Definisi operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut [ CITATION Nur18 \l 1033 ]. Definisi

operasional variabel pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.2
Definisi Operasional Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Terhadap
Penyakit Menular Seksual
Variabel Definisi Cara Skala Hasil ukur
Operasional pengumpulan
Tingkat Tingkat Kuesioner Ordinal 1.Kurang : ≤
pengetahuan pengetahuan pengetahuan 33%
remaja terhadap remaja tentang yang terdiri dari 2.Cukup : 34%-
penyakit penyakit menular 15 pertanyaan 66%
menular seksual seksual meliputi 3.Baik : 67%-
1. Pengertian 100%
penyakit
menular seksual
2. Jenis-jenis
penyakit
menular seksual
3. Cara
pencegahan
penyakit
menular seksual
Sikap remaja Sikap remaja Kuesioner sikap Ordinal 1. Buruk: ≤ 20%
terhadap terhadap penyakit yang terdiri dari 2. Kurang:
penyakit menular seksual 6 pertanyaan 21%-40%
menular seksual meliputi sikap 3. Netral : 41%-
menerima, 60%
merespon, 4. Cukup : 61%-
menghargai, serta 80%
bertanggungjawab 5. Baik : 81%-
100%

52
3.6 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

3.6.1 Jenis data yang dikumpulkan

3.6.1.1. Data primer

Menurut Sugiyono (2017) mendefinisikan data primer sebagai berikut

sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data. Jenis data primer yang dikumpulkan yaitu data yang diperoleh

dengan menilai tingkat pengetahuan dan sikap remaja terhadap penyakit menular

seksual di SMA Negeri 6 Denpasar secara langsung menggunakan kuesioner

tingkat pengetahuan remaja dan kuesioner sikap remaja pada sampel penelitian

yang telah ditentukan.

3.6.1.2. Data sekunder

Menurut Sugiyono (2017) menjelaskan data sekunder adalah sumber data

yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder ini

merupakan data yang sifatnya mendukung keperluan data primer seperti buku-

buku, literatur dan bacaan yang berkaitan dan menunjang penelitian ini. Jenis data

yang dikumpulkan berupa data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan

mewawancarai pihak sekolah tentang adanya penyuluhan penyakit menular

seksual, dan menggunakan jurnal-jurnal penelitan tentang tingkat pengetahuan

dan sikap remaja terhadap peyakit menular seksual.

3.6.2 Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian

[ CITATION Nur18 \l 1033 ] . Langkah-langkah dalam pengumpulan data bergantung

53
pada rancangan penelitian dan teknik intrumen yang digunakan. Adapun langkah-

langkah pengumpulan data pada penelitian ini yaitu:

1. Prosedur administrasi

1) Peneliti mengurus surat ijin penelitian di bagian Pusat Penelitian dan

Pengabdian Masyarakat (P3M) Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira

Medika Bali.

2) Peneliti mengajukan permohonan penelitian yang sudah disiapkan oleh intitusi

kepada Dinas Penanaman Modal dan Perijinan Provinsi Bali memalui online.

3) Setelah mendapat surat rekomendasi selanjutnya surat diajukan kepada Badan

Kesatuan Bangsa dan Politik dan Lingkungan Masyarakat (Kesbangpolinmas)

kota Denpasar.

4) Setelah mendapat rekomendasi surat diajukan ke Dinas Pendidikan,

Kepemudaan, dan Olahraga Provinsi Bali

5) Kemudian mengajukan permohonan ijin penelitian yang telah dipersiapkan

oleh institusi ke Kepala Sekolah SMA Negeri 6 Denpasar.

2. Prosedur teknis

1) Peneliti datang ke SMA Negeri 6 Denpasar membawa surat ijin penelitian dan

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada pihak sekolah.

2) Peneliti menyamakan persepsi dengan enumerator yang berjumlah 2 orang,

yaitu mahasiswa keperawatan dan guru BK, sebelum melakukan penelitian.

3) Peneliti bersama enumerator menentukan responden dengan cara mengundi

nomor absen siswa.

54
4) Peneliti menyampaikan maksud dan tujuan penelitian kepada responden dan

memberikan inform concern.

5) Peneliti mengumpulkan responden di ruang kelas IPA 1 yang terdiri dari siswa

kelas IPA 1, IPA 2, IPA 3, IPA 4, IPA 5 dan IPA 6 yang berjumlah 24 responden

pada jam istirahat.

6) Peneliti memberikan kuesioner, menjelaskan cara pengisian dan

mengumpulkan kuesioner yang sudah selesai di isi oleh responden.

7) Hari kedua peneliti mengupulkan responden dari kelas IPA 7, IPS 1, IPS 2, dan

IPS 3 sebanyak 15 responden, cara pengumpulan data sama dengan hari pertama.

8) Melakukan klasifikasi dan identifikasi data.

9) Menganalisis data

3.6.3 Instrumen pengumpulan data

Instrumen penelitian iini adalah suatu alat yang digunakan mengukur

fenomena alam maupun social yang diamati [ CITATION Sug11 \l 1033 ]. Intrumen

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tingkat

pengetahuan remaja dan kuesioner sikap remaja. Dalam pertanyaan ini bersifat

tertutup, intrumen dalam penelitan terbagi menjadi:

1. Tingkat pengetahuan remaja

Kuesioner yang digunakan diadopsi dari kuesioner penelitian sebelumnya

milik Linda Citra Wardani dengan judul penelitian “Gambaran Tingkat

Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS di MA Muhamadiyah Gedongtengen

Yogyakarta” kuesioner dimodifikasi pada beberapa pertanyaan karena tidak sesuai

55
dengan keinginan peneliti, kuesioner yang digunakan sudah diuji validitas pada

tahun 2017.

Tingkat pengetahuan remaja diukur melalui 15 item pertanyaan

menggunakan skala guttman dengan kriteria jawaban benar, salah dimana setiap

pertanyaan postif bernilai 1 jika jawaban benar dan 0 jika jawaban salah, dan

pertanyaan negative dimana nilai 1 jika jawaban salah dan 0 jika jawaban benar

dengan nilai terendah 0 dan nilai tertinggi 15 sebagai berikut :

1) Kurang : ≤ 33% dengan skor sebanyak 0-5.

2) Cukup : 34%-66% dengan skor sebanyak 6-10.

3) Baik : 67%-100% dengan skor sebanyak 11-15.

2. Sikap remaja

Kuesioner yang digunakan diadopsi dari kuesioner penelitian sebelumnya

milik Dian Rahmat Syafardi, dkk dengan judul penelitian “Gambaran Tingkat

Pengetahuan dan Sikap Remaja SMA 6, 11 dan SMK 19 di Wilayah Palaran

Samarinda Terkait Infeksi Menular Seksual” kuesioner dimodifikasi pada

beberapa pertanyaan karena tidak sesuai dengan keinginan peneliti, kuesioner

yang digunakan sudah diuji faliditas pada tahun 2014.

Sikap remaja diukur melalui 6 item pertanyaan, menggunakan skala

likert dengan kriteria jawaban untuk pertanyaan positif sangat setuju bernilai 5,

setuju bernilai 4, ragu-ragu bernilai 3, tidak setuju bernilai 2, sangat tidak setuju

bernilai 1, dan kriteria jawaban pertanyaan negatif sangat tidak setuju bernilai 5,

tidak setuju bernilai 4, ragu-ragu bernilai 3, setuju bernilai 2 dan sangat setuju

bernilai 1 dengan total nilai terendah 5 dan nilai tertinggi 30 sebagai berikut :

56
1) Sikap buruk apabila jumlah skornya : ≤ 20%

2) Sikap kurang apabila jumlah skornya : 21%-40%

3) Sikap netral apabila jumlah skornya : 41%-60%

4) Sikap cukup apabila jumlah skornya : 61%-80%

5) Sikap baik apabila jumlah skornya : 81%-100%

3.7 Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas

3.7.1. Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas

Prinsip validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip

keandalan instrument dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat

mengukur apa yang seharusnya diukur (Nursalam, 2016). Uji validitas instrumen

dalam penelitian dimaksudkan untuk mengukur setiap butir pertanyaan dalam

variabel penelitian dapat dimengerti oleh responden sehingga mampu memberikan

jawaban yang tepat serta telah sesuai dengan fungsinya untuk mengukur faktor

yang akan diteliti.

Berdasarkan Uji validitas yang dilakukan peneliti pada tanggal 18 Mei

2019 di SMA Negeri 2 Denpasar kepada 20 responden didapatkan bahwa dari 15

pertanyaan tingkat pengetahuan dan 6 pertanyaan tentang sikap remaja yang di uji

coba, didapatkan hasil 15 pertanyaan tingkat pengetahuan dan 6 pertanyaan

tentang sikap remaja tersebut valid karena nilai r-hitung > dari r-tabel (0,667>

0,443), (hasil terlampir).

3.7.2. Uji Reliabilitas

57
Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran dan pengamatan bila fakta

atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang

berlainan (Nursalam, 2016). Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui

konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran suatu instrumen apabila instrumen

tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek atau responden. Hasil uji

reliabilitas mencerminkan dapat dipercaya atau tidaknya suatu instrumen

penelitian berdasarkan tingkat kemantapan dan ketetapan suatu alat ukur dalam

pengertian bahwa hasil pengukuran yang didapatkan merupakan ukuran yang

benar dari sesuatu yang diukur.

Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Alpha-Cronbach dengan

menggunakan SPSS. Syarat reriabel adalah apabila Alpha-Cronbach lebih dari 0.6

(Sugiyono, 2012). Uji reliabilitas dilakukan di SMA Negeri 2 Denpasar

didapatkan hasil pada kuesioner yaitu nilai r-Alpha = 0,662 ≥ 0,60 maka

kuesioner dinyatakan reliabel (hasil terlampir).

3.8 Pengolahan dan Analisa Data

3.8.1 Pengolahan data

Data yang telah terkumpul dikelompokkan berdasarkan variabel yang ada

kemudian data diolah dengan langkah-langkah pengolahan data [ CITATION Not12 \l

1033 ]

3.8.1.1 Editing

Editing merupakan upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Peneliti memeriksa kembali kuesioner yang sudah

58
diisi berupa data umum seperti, umur, jenis kelamin, dan memeriksa setiap

pertanyaan yang sudah diisi dengan jelas dan benar, peneliti langsung melakukan

proses editing dihadapan responden

3.8.1.2 Coding

Coding adalah mengubah data yang berbentuk kalimat atau huruf

menjadi data angka atau bilangan. Hasil kuesioner yang telah terkumpul diperiksa

kelengkapannya. Kemudian diberi kode responden sesuai ketentuan. Kode

diberikan sesuai dengan nomer urut responden yang diambil.

Lembar kuesioner yang telah terkumpul diperiksa kelengkapannya.

Kemudian dilakukan pemberian kode pada penelitian (Setiadi, 2013).

Pengkodingan untuk tingkat pengetahuan kode 1 tingkat pengetahuan kurang,

kode 2 tingkat pengetahuan cukup, kode 3 tingkat pengetahuan baik.

Pengkodingan untuk sikap kode 1 sikap buruk, kode 2 sikap kurang, kode 3 sikap

nertral, kode 4 sikap cukup, kode 5 sikap baik.

3.8.1.3 Entry atau transferring

Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke

dalam master table atau data base komputer kemudian di distribusi frekuensi

secara sederhana agar data dapat dianalisa.

3.8.1.4 Cleaning atau tabulasi

Data yang telah dientri kemudian dilakukan pembersihan terlebih dahulu,

agar seluruh data yang diperoleh terbebas dari kesalahan sebelum dilakukan

analisis. Sebelum dilakukan pengolahan data, peneliti telah memeriksa kembali

data yang sudah dientri, apakah ada data yang tidak tepat masuk ke dalam paket

59
computer. Peneliti memeriksa kembali apakah sudah benar kode yang dimasukan,

melihat apakah ada missing data, lalu dilanjutkan dengan analisa data. Setelah

disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan narasi meliputi karakteristik

responden dan hasil pengisiam kuesioner tingkat pengetahuan remaja dan

kuesioner sikap remaja.

3.8.2 Analisa data

Analisa data merupakan suatu proses atau analisa yang dilakukan secara

sistematis terhadap data yang telah dikumpulkan (Nursalam, 2011). Pada

penelitian ini teknik pengolahan data yang digunakan antara lain analisis

univariat. Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan pada tiap tabel dari

hasil penelitian dan pada umumnya dalam analisis ini dapat menghasilakan

distribusi dan persentase dari setiap variabel. Analisis ini dimaksudkan untuk

mengetahui distribusi dari variabel-variabel yan diamati sehingga dapat

mengetahui gambaran setiap variabel. Data yang dikumpulkan adalah gambaran

tingkat pengetahuan remaja terhadap penyakit menular seksual dan gambaran

sikap remaja terhadap penyakit menular seksual, kemudian data yang

dikumpulkan disajikan secara ilmiah dalam bentuk tabel atau distribusi frekuensi.

3.9 Etika Penelitian

Menurut Nursalam (2015), semua riset yang melibatkan manusia sebagai

subjek, harus berdasarkan 7 prinsip dasar etika penelitian yaitu menghormati

orang (respect for person), manfaat (beneficence), tidak membahayakan subjek

60
penelitian (non-maleficence), keadilan (justice), lembar persetujuan (informed

concent), tampa nama (anonymity), dan kerahasiaan (confidentiality).

3.9.1 Respect for person

Dalam penelitian ini peneliti menjelaskan maksud, tujuan dan manfaat

penelitian sehingga responden berhak mengikuti atau menolak berpartisipasi

dalam penelitian sehingga peneliti menghormati atau menghargai hak responden.

3.9.2 Beneficence

Kepesertaan dalam penelitian ini tidak secara langsung memberikan

manfaat kepada peserta penelitian. Tetapi dapat memberi gambaran informasi

mengenai penyakit menular seksual dan pergaulan bebas sehingga kedepannya

dapat memberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit menular seksual.

3.9.3 Non-maleficence

Non-maleficence berarti tugas yang dilakukan perawat tidak mengandung

unsur yang membahayakan, merugikan, rasa cemas, dan rasa takut. Pada

penelitian ini tidak ada bahaya terhadap subjek penelitian. Peserta penelitian

mungkin merasa tidak nyaman dalam menjawab kuesioner secara jujur, karena

jawaban tersebut akan menggambarkan tingkat pengetahuan dan sikap remaja

terhadap penyakit menular seksual.

3.9.4 Justice

Dalam penelitian ini semua responden diperlakukan sama, sehingga tidak

ada pembedaan antara responden yang satu dengan yang lain.

61
3.9.5 Informed consent

Pada penelitian ini lembar persetujuan diedarkan sebelum penelitian

dilaksanakan pada seluruh subjek yang diteliti. Jika subjek bersedia diteliti maka

harus menandatangani lembar persetujuan tersebut, tetapi jika tidak bersedia maka

peneliti tetap menghargai hak-haknya.

3.9.6 Anonimity

Demi menjaga kerahasiaan identitas responden dalam penelitian ini,

peneliti tidak mencantumkan nama lengkap responden pada lembar pengumpulan

data yang diisi oleh responden melainkan hanya inisial nama.

3.9.7 Confidentiality

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari subjek penelitian ini

dijamin kerahasiaannya oleh peneliti dengan tidak menyebarkan kepada pihak

lain, hanya kelompok data tertentu saja yang disajikan atau dilaporkan pada hasil

penelitian.

62

Anda mungkin juga menyukai