Disusun Oleh :
` NPM : 15.08.0.048
FAKULTAS TEKNIK
2019
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN
SLING (CRANE)
NPM : 15.08.0.048
TandaTangan Tanggal
DosenPenguji I
Nama :
LEMBAR PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI TUGAS AKHIR / SKRIPSI
SLING (CRANE)
Fakultas Teknik
Nama :
(Pimpinansidang)
------------------- ------------------------
Nama :
(Penguji I)
------------------- ------------------------
Nama :
(Penguji II)
------------------- ------------------------
Ketua,
Nama :
NIDN :
SLING (CRANE)
Disetujui, Diketahui,
Nama :Arif Rahman Hakim, S.T., M.T. Nama :PamorGunoto, S.T., M.T.
: 15.08.0.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul “ANALISIS PENGARUH VARIASI
”tidak mengandung karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak mengandung karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Penulis,
NPM.15.08.0.048
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang mana telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua terutama kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
(CRANE)”. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Teknik
Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari pula bahwa skripsi ini tidak akanter wujud tanpa
bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, penulis
1. Bapak Edwin Agung Wibowo, S.E., M.Comm. selaku Rektor UNRIKA Batam.
2. Bapak Pamor Gunoto, S.T., M.T. selaku Dekan Fakultasteknik UNRIKA Batam.
3. Bapak Arif Rahman Hakim, S.T., M.T. dan Bapak Agus Umar Ryadin, S.T., M.Eng., selaku Ketua Prodi dan
Wakil Prodi Teknik Mesin Unrika Batam, serta seluruh dosen pengajar Teknik Mesin UNRIKA Batam.
4. Bapak Agus Umar Ryadin, S.T., M.Eng. dan Bapak Made Arwana, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing
pertama dan dosen pembimbing kedua di Jurusan Teknik Mesin, terimakasih atas bantuan dan
bimbingannya.
5. Rekan-rekan penulis khususnya Jurusan Teknik Mesin angkatan 2015 yang telah banyak memberikan
6. Kepada kedua orang tua dan juga saudara-saudara yang telah memberikan segala dukungan baikmoril
maupun material.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang ditemui pada penulisan laporan skripsiini,
sehingga penulis menerima segala kritik dan saran yang membangun dan penulis berharap semoga laporan
skripsi ini dapat bermanfaat serta menambah wawasan dan pengetahuan bagisetiappembacanya.
Penulis,
Mhd Abd Ghofur
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................................
DAFTAR TABEL.......................................................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................................
RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................................
TUJUAN PENELITIAN.................................................................................................................................
BATASAN MASALAH..................................................................................................................................
MANFAAT PENELITIAN.............................................................................................................................
2.1Sistem pengangkatan.............................................................................................................................................
2.2.5 Sistem Sling Dekap Keranjang Ganda ( Double Wrap Basket Hitch )................................................
2.2.8 Sistem Sling Dekap Cekik Ganda ( Double Wrap Choker Hitch )......................................................
2.2.9 Sistem Sling Tanpa Ujung ( Endless Sling Atau Grommet Sling )......................................................
2.8.2 Abrasi...................................................................................................................................................
2.8.3 Tegangan..............................................................................................................................................
2.8.4 Tersayat................................................................................................................................................
2.8.5 Korosi...................................................................................................................................................
2.10 Beban Kerja Yang Aman ( Safe Working Loud = SWL )....................................................................................
2.2.11 Kelelahan Tali Baja..........................................................................................................................................
5.1 Kesimpulan............................................................................................................................................................
5.2 Saran......................................................................................................................................................................
Daftar Pustaka.............................................................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Didalam dunia projek bisa kita lihat sendiri banyak sekali kebutuhan-kebutuhan dalam pengangkataan
yang menggunakan alat-alat angkat seperti contoh menggunakan crane, dan kebutuhan alat berat sangatlah
penting bagi dunia projek karena beban yang di angakt tidak bisa menggunakan tenagga manusia.
Pada saat ini di Indonesia sedang menggalakan pembangunan di segala bidang untuk meningkatkan
taraf hidup di Indonesia. Pembangunan sarana dan prasarana umum meliputi pembangunan industri, pelabuhan,
pasar moderen, pasar basah, perkantoran, hotel, dan apartemen. Maka dari itu dibutuhkan alat-alat penunjang
Untuk membangun bangunan tinggi tidak mudah contoh : gedung bertinkat, kontruksi kapal, platform
maka di butuhkan para ahli yang terampil di bidang konstruksi, dan lebih penting nya lagi mesin yang berguna
untuk membantu meringankan pekerjaan. Maka dari itu di butuhkan pesawat pengangkat (crane) yang bisa
mengangkat dan memindahkan material dan struktur bangunan yang akan di pasang pada bangunan yang sedang
dikerjakan. Maka dari itu bagian yang sangat penting dari crane salah satunya adalah tali sling yang mana tali
Jika tali sling ini di pakai tidak sesuai dengan kapasitas beban yang di angkat maka akan terjadi
kefatalan robohnya crane di area kerja dan bisa menimbulkan korban jiwa maka dari itu sebelum pengangkatan
di mulai operator crane harus mengikuti SOP (standar operasional prosedur) sehingga meminimalisir kecelakan
SLING CRANE”
2. Bagaimana mengetahui pengaruh jumlah dan variasi pengangkatan terhadap kondisi fisik tali baja
Dalam penulisan harus berlandaskan tujuan, adapun tujuan dalam penulisan ialah sebagai berikut :
2. Menentukan variasi pengangkatan dengan sistem pengangkatan dua, tiga atau empat dan digabungkan
1. Pada pengangkatan beban ini menganalisa jenis pengangkatan tali kekang ( Bridle Hitch ) yang
2. Menghitung tali Sling yang sering di gunakan untuk pengangkatan beban berat beban yang digunakan 2
Ton
Dalam menggunakan sling kehati-hatian perlu diterapkan mengingat dapat saja di tengah penggunaan
terjadi pembebanan yang tidak diketahui sebelumnya yang terjadi pada kondisi yang tidak ideal. Untuk para
operator crane dan riger harus tau hal-hal yang berkaitan tentang crane agar ketika pengangkatan tidak terjadi
Bab I Pendahuluan
Bab ini membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian,
sistematika penulisan.
Bab ini membahas tinjauan pustaka yang berkaitan tentang sitem kerja crane, alat dan bahan, dan komponen-
Metodologi merupakan tahapan yang dilakukan dalam melakukan penelitian dan bermanfaat untuk mendukung
pembuatan skripsi berdasarkan data yang diperoleh selama melakukan penelitian tersebut. Metode yang dipakai
disini adalah dengan cara observasi, Survey, tinjauan pustaka serta perhitungan secara analisa dan evaluasi.
Bab ini berisi tentang data yang didapat ketika percoban sehingga mendapat kan hasil yang kita peroleh.
Bab V Penutup
Berisi semua kesimpulan tentang analisis variasi pengangkatan beban terhadap kekuatan tali sling.
BAB II
LANDASAN TEORI
Tali sling meliputi berbagai bentuk konfigurasi untuk semua jenis tambang serat, tambang kawat, rantai
dan anyaman. Untuk keperluan ringging sebaiknya digunakan tipe konfigurasi yang paling umum digunakan,
sebab jika digunakan konfigurasi yang kurang meyakinkan dapat membahayakan pengangkatan peralatan.
Adalah suatu sistem pengangkatan beban dengan menggunakan hanya satu buah tambang vertical saja.
Karenanya seluruh berat beban ditanggung oleh tambang tunggal. Sudut pengangkatan 90%, dan berat beban
dapat menyamai SWL ditambah berat sling dan fitting. Ujung sling berfariasi (terdiri dari beberapa tipe), namun
jika pada ujung sling dipasang mata ujung tambang atau eye, maka eye tersebut harus menggunakan thimble
(dalam tambang ), sedangkan untuk splicenya digunakan tipe mechanical Flemish untuk menjamin
keamnannya.
Sling tidak boleh digunakan untuk mengangkat benda yang selalu melonggar (loos ), benda yang
panjang, dan benda-benda lainnya yang sulit untuk diangkat pada posisi seimbang.
Sling tunggal hanya digunakan pada matrial yang dilengkapi dengan baut mata (eye bolt) atau syekel
seperti halnya pengangkut semen. Sistem ini tidak memiliki kontrol sama sekali pada beban, karena beban dapat
Dua, tiga atau empat buah sling tunggal dapat digabung untuk menghasilkan suatu sistem
pengangkatan tali kekang untuk mengngkat benda yang memiliki kupingan angkat ( lifting lug ) atau pautan lain
( attachment ). Sistem tali kekang dapat digunakan untuk berbagai bentuk ujung tambang. Sistem ini
memberikan keseimbangan atau stabilitas yang baik sewaktu pengngkatan apabila beban dibagi rata pada setiap
kaki angkatnya, apabila posisi kait tepat di atas pusat gravitasi ( center of grafity ) dari beban dan apabila beban
Untuk menyamaratakan beban pada setiap kaki angkatnya, dapat digunakan turnbuckle untuk mengatur panjang
kaki angkat. Penggunaan bridle hitch harus terlrbih dahulu menentukan sudut sling dengan seksama guna
meyakinkan bahwa tidak satu kaki angkat pun menerima beban berlebihan, kecuali apabila bebannya lentur,
salah apabila beranggapan bahwa 3 atau 4 buah kaki angkat dapat mengangkat beban yang beratnya sama
dengan beban aman pada salah satu kaki angkat dikalikan jumlah kaki angkat, karena sulit untuk mengetahui
bahwa setiap kaki angkat menggunakn beban yang sama. Dengan sling yang hanya memiliki dua buah kaki
angkat dan beban yang kaku, mungkin bagi salah satu dari kedua kaki angkat tersebut menanggung seluruh
Adalah suatu sistem pengngkatan beban dengan mengaitkan salah satu ujung sling pada kait,
membelitkan tambang sling sekeliling benda yang akan diangkat dan kemudian mengaitkan salah satu ujung
lainnya ke kait yang sama. Sistem sling ini tidak dapat digunakan untuk mengangkat benda yang sulit seimbang
karena beban akan miring dan merosot terlepas dari belitan sling. Jika beban memiliki sifat setabil, beban pada
sling secara otomatis akan seimbang dengan setiap kaki angkat menanggung setengah beban. Yakinkan beban
tidak merosot di dalam dekapan sling swaktu diangkat sehingga menjadi tidak seimbang dan mengakibatkan,
Terdiri dari dua buah sling keranjang tunggal yang dilingkarkan di bawah benda yang diangkat dimaksudkan
Kaki – kaki angkat sistem sling ini harus dipisahkan agak lebar untuk menciptakan keseimbangan,
teteapi tidak terlalu lebar sehingga kedua kaki angkat akan tertarik kepusat. Jika permukaan benda halus, maka
diupayakan agar sling disangkutkan pada bagian permukaan yang berjenjang (ada perbedaan tinggi) atau yang
konturnya menonjol, hal ini dimaksudkan agar sling tidak merosot ketika diangkat. Sudut antara Sling dengan
2.2.5 Sistem Sling Dekap Keranjang Ganda (Double Wrap Basket Hitch)
Adalah sistem sling yang tambangnya melingkar sepenuhnya benda angkat. Dapat dipasang secra
tendem atau ganda sebagaimana halnya sistem sling keranjang ganda. Sistem ini sangat bagus untuk
mengangkat beban yang selalu melonggar ( loose ) seperti pipa, batang bundar atau benda silinderis, karena
sling melingkar dan mendekap beban 360°. Dekapan ini cendrung mengumpulkan dan mempersatukan benda
angkat.
sekeliling benda angkat, yang akan mencekik ketika benda diangkat. Sistem cekikan tidak memberikan dekapan
360° sekeliling benda, sehingga karenanya kurang sesuai untuk mengangkat setumpuk benda angkat yang selalu
melonggar dan mudah merosot keluar sling, atau benda yang sulit seimbang, namun jika pada benda terdapat
jenjang permukaan, atau permukaan yang tidak halus, dan frekunsi pengangkatan yang cepat dan sering, serta
faktor keselamatan yang tidak terlalu tinggi, maka sistem sling cekik cukup efesien.
Sling cekik tunggaln dapat dirangkapadukan ( bukan sistem sling cekik ganda ), untuk melipatduakan
kapasitas atau memutar beban. Apabila diperlukan untuk memutar beban, sling cekik disusun sedemikian rupa
sehingga kedua eye menghadap kea rah yang berlawanan dengan arah perputaran beban. Titik pusat sling
dilewatkan beban, melalui kedua eye dan kemudian ke atas menuju kait. Sistem ini dapat mengendalikan
sepenuhnya beban selama peleksanaan perputaran, sedangkan beban secara otomatis akan seimbang diantara
beban diputar kedalam sling yang erat, tidak ada gesekan antara beban dengan sling. Jika sistem sling diatur
secara salah dimana kedua eye dipasang pada kait, maka kaki-kaki angkat sistem sling tidak sama panjang,
sehingga beban hanya ditanggung oleh salah satu kaki angkat saja.
stabilits beban. Sistem ini, sebagai mana halnya sling choker tunggal, tidak sepenuhnya mendekap beban,
namun karena kemungkinan beban miring kecil, maka sistem ini lebih baik untuk mengangkat beban yang
2.2.8 Sistem Sling Dekap Cekik Ganda ( Double Wrap Choker Hitch )
Adalah salah satu sistem sling tambang atau rantai yang mendekap beban sepenuhnya sebelum
dikaitkan dengan bagian sling yang vertical. Sistem sling ini berhubungan sepenuhnya dengan beban dan
cendrung mengumpulkan beban erat-erat menjadi satu. Dapat dipakai secara tunggal atau pun pendek pada
beban yang mudah diseimbangkan, dan berpasangan pada beban yang berukuran panjang.
Gamabr 2.8 Double Wrap Choker Hitch
2.2.9 Sistem Sling Tanpa Ujung ( Endless Sling Atau Grommet Sling )
Adalah sejenis sling yang tidak berujung, yang terbuat dari satu pilinan tambang yang dibelitkan dalam
suatu lingkaran terus-menerus hingga menjadi sling tanpa ujung. Ujung-ujung pilinan diurai dan dismbung
dalam satu tuck sehingga tersemar. Sistem ini dapat digunakan dalam berbagai konfigurasi seperti sling vertical
(vertical hitch), sling keranjang (basket hitch), sling cekik (choker hitch) dan kombinasi dari ketiga jenis
tersebut. Sling ini sangat lentur namun cendrung unuk gampang aus dan cepat rusak dibanding sling lainnya, hal
ini disebabkan sling ini tidak dapat dilengkapi dengan fitting, sehingga terdeformasi sewaktu tertrkuk melewati
kait, serta saling bergesek antara bagian satu dengan bagian lain dari sling itu sendiri dalam suatu bight (simpul)
Gambar 2.9 Endless Sling Atau Grommet Sling
Sistem sling ini terbuat dari 6 hingga 8 utas tambang kecil yang dianyam menjadi satu buah tambang
yang memilii permukaan sangga (bearing surface) yang luas, kekuatan yang hebat dan kelenturan ke segala
arah. Sling ini sangat mudah ditangani dan hampir tidak mungkin teriris (kink). Sling anyaman ini dapat
digunakan dalam berbagai konfigurasi dan kombinasi yang setandar, namun paling baik khususnya untuk sistem
sling keranjang di mana dikehendaki tekanan sangga (bearing pressure) yang rendah dan di mana terdapat
Tali sling adalah Tali yang terbuat dari serat sintetis atau pun dari baja yang dipotong dengan panjang
tertentu dan disalah satu atau kedua ujungnya ditekuk membentuk lingkaran atau mata yang fungsinya untuk
Sling memrlukan perhatian dan penanganan khusus karena sangat mudah aus, abrasi, tergencet, teriris dan
pembebanan berlebih. sling juga memerlukan perhatian khusus karena perubahan yang tampaknya tidak terlihat
Karakteristik dari sling ini adalah salah satu atau kedua ujungnya diterminasi atau dibuat menjadi mata
untuk digunakan sebagai sarana mengaitkan aksesoris yang digunakan untuk membantu aplikasi pengangkatan
seperti Hook, Masterlink, dan lain lain, selain itu sling ada berbagai macam jenis, tergantung fungsi, kondisi
Jenis sling yang digunakan diberbagai macam industri khususnya industri berat macam-macamnya adalah :
1. Wire Rope Sling
2. Chain Sling
3. Webbing Sling
4. Round Sling
Keempat jenis sling tersebut digunakan sesuai dengan kondisi lapangan yang ada, kebutuhan customer
Wire rope adalah Tali sling yang terbuat dari beberapa WIRE yang dipilin untuk membentuk sebuah
STANDAR, lalu nantinya beberapa strand tersebut akan dipilin mengelilingi CORE untuk membentuk sebuah
wire rope.
Tali Sling adalah Wire rope yang salah satu atau kedua ujungnya sudah diterminasi atau dibuat menjadi
mata. Tali sling ini banyak digunakan di lapangan untuk aplikasi mengangkat barang ( Lifting ), menarik
( Towing ), menambat kapal ( Mooring ), mengikat Lashing ( choker ) dan juga masih banyak kelebihan lainnya.
Pembuatan wire rope sling sendiri ada ketentuannya, yang pertama ada yang sudah ter standarisasi, dan yang
kedua sifatnya customized, Artinya tali sling ini dapat difabrikasi sesuai dengan spesifikasi dan kebutuhan user
Karena sifatnya yang dibuat sesuai dengan costumized atau pesanan user, maka biasanya diperlukan data-
1. Spesifikasi tali sling itu sendiri misalnya ( Konstruksi, Core, Asal, Ukuran, Putaran, Finishing )
3. Untuk terminasi mata : (Berapa diameter besar matanya, Menggunakan thimble atau tidak,
Chain sling dalam bahasa indonesia disebut juga rantai sling, Dalam artiannya adalah serangkaian Sling
Sebuah rantai bisa terdiri dari 2 atau bahkan lebih dari 2 Sling yang berangkaian. Kegunaan dari rantai
yaitu :
Gambar 2.12 Chain Sling
Chain sling dalam bahasa indonesia disebut juga rantai sling, Dalam artiannya adalah serangkaian Sling
Sebuah rantai bisa terdiri dari 2 atau bahkan lebih dari 2 Sling yang berangkaian.
1. Rantai dirancang untuk mengangkat, menarik, mengikat ( Choker ) dan mengamankan sesuatu.
2. Rantai dirancang untuk membantu menggerakkan mesin ( biasa digunakan pada roller mesin ).
3. Sedangkan Chain Sling adalah sebuah rantai yang nantinya pada bagian ujungnya diberikan aksesoris
Kegunaan dari Chain sling sendiri kebanyakan digunakan untuk aplikasi mengangkat dan menarik.
Jenis alat angkat yang ketiga adalah webbing sling, Webbing sling atau yang sering disebut juga dengan
sling belt adalah alat pengganti wire rope sling atau chain sling dalam aplikasi angkat ( Lifting ) dan mengikat (
Choker ).
Kenapa dianggap sebagai pengganti? tentunya webbing sling mempunyai kelebihan, karena dapat
menggantikan wire rope sling dan chain sling. Kelebihan atau keuntungan dari webbing sling adalah :
2. Lebih flexible.
3. Tidak berkarat.
Jenis Sling yang terakhir adalah round Sling, Round Sling adalah Synthetic Sling yang dibungkus lagi
2. Jika mengangkat dengan posisi Choker, posisi angkat lebih sempurna. gambar webbing sling diatas
Untuk kapasitas angkat yang besar, Round Sling lebih tipis dan ringan dibandingkan dengan dengan
Untuk memilih peralatan dan penggunaannya meliputi pemilihan matrial yang sesuai dengan jenis
pekerjaan terkait, sehingga peleksanaan pekerjan dapat selesai dengan baik, cepat, ekonomis dan aman.
Faktor yang paling menentukan dalam pemilihan jenis bahan dan peralatan adalah pengalaman banyak
faktor yang mempengaruhi pemilihan tali sling misalnya kekuatan sling adalah salah satunya. Disaran kan untuk
memilih tali sling yang ukuran, konstruksi, tipe dan gradasinya, sesuai dengan kekuatan yang dipersaratkan oleh
perusahaan pembuat tali sling atau pembuat peralatan yang akan diangkat, yang sangat berpengalaman dalam
bidangnya.
Terdapat enam persaratan yang harus ditaati dalam memilih tali sling, yakni :
1) Sling harus memiliki kekuatan yang memadai untuk menaggung beban maksimum yang akan
diangkat dengan faktor keselamtan paling sedikit 5:1 untuk pengangkatan peralatan, dan 10:1 jika di
dalamnya termasuk pengangkatan personil sling yang digunakan poada alat pengangkat harus
1. Tali sling, hidup (running) yang melingkar dalam drum atau melalui sheaves (roda pemandu
tambang) = 3,5 : 1 sewaktu digunakan (didalam kondisi oprasional), dan 3 : 1 apabila digunakan
2. Tali sling pendant atau standing = 3 : 1 di dalam kondisi oprasional, dan 2,5 : 1 apabila digunakan
2) Tali sling harus mampu mengatasi gerak pembengkokan berulang (repated bending) tanpa kegagakan
Pemeliharaan untuk menjaga ketahanan tali Sling perlu diperhatikan cara pemakaian dan
1) Jangan diseret
4) Bebas dari air hujan dan sinar matahari langsung (saat penyimpanan)
Sebuah sling baja dibangun atas beberapa untaian, dan setiap untaian terdiri atas beberapa utas kawat
yang terbuat dari bahan baja berkualitas tinggi, tahan terhadap kelelahan, tahan terhadap gesekan, tahan
terhadap karat, tahan terhadap tekukan, tahan terhadap keausan, mempunyai sifat anti putar (non rotating), dan
mempunyai fleksibilitas tinggi. Ukuran sling baja sangat bermacam- macam, biasanya kawat untuk pembuatan
wire rope terbuat dari bahan baja Improved Plow Steel (IPS) -180 kg/ mm persegi atau yang lebih bagus lagi
Extra Improved Plow Steel (XIPS) -200 kg/mm persegi. Inti atau Core sling baja, juga mempengaruhi ukuran
sling baja. Secara umum ada tiga macam inti pada sling baja, yaitu Independent wire rope core (IWRC), atau
inti kawat tunggal, Fibre core, atau inti tali fiber, dan Steel strand core, inti untaian kawat.
Cara untuk mengetahui ukuran sling baja juga bisa dengan cara memahami dengan benar identifikasi
Artinya panjang kawat 500 meter, diameter 1 inch, dengan 6 strand, masing-masing strand terdiri atas
Sling baja juga merupakan suatu bagian yang sangat krusial pada sebuah crane, berbicara mengenai
crane tentu tidak bisa dipisahkan dengan sling baja, karena tak satupun crane yang tidak menggunakan sling
baja. Untuk itu perlu diperhatikan beberapa hal dalam pemilihan tali kawat baja, karena sudah terdapat
beberapa kejadian fatal telah terjadi karena kurangnya pengetahuan mengenai spesifikasi, maupun ukuran sling
baja. Maka dari itu penting untuk mengetahui faktor keamanan sling baja.
Ukuran tambang di tentuka dengan panjang dalam kaki dan diameter dalam inci. Diameter adalah jarak
antar titik-titik yang terlebar. Untuk mendapatkan ukuran nominal disarankan untuk mengukur tambang dengan
6 pilinan di tiga lokasi, dan tambang dengan 8 pilinan di empat lokasi. Biasanya tali sling baru berukuran sedikit
melebihi ukuran nominalnya. Untuk jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Toleransi Diameter
Diameter Nominal
0–¾ + 1/32
13/16 -- 1 - 1/8 + 3/64
1 – 3/16 – 1 – 1/2 + 1/16
1- 9/16 –1/4 + 3/32
2 – 5/16 – ke atas + 1/8
2.7 Inti atau Core
Terdapat beberapa jenis inti atau core, yang penggunaannya tergantung pada tugas yang diemban oleh
Terdapat beberapa bahan pembuat serat inti tanbang, yakni : serat alami seperti sisal, manila dan serat
sitenlis seperti polipropelina atau nilon serat sintetis lebih tahan terhadap himpitan terutama jika dalam keadaan
lembab dan tahab terhadap bebrapa jenis asam. Jangan mengunakan tambang yang berintikan serat apabila
tugasnya menyangkut suhu oprasi yang tinggi sehingga dapat merusak serat inti tersebut. Jadi dalam hal ini
Inti serat juga disarankan untuk tidak digunakan pada tambang dengan kontruksi lapis kawat berganda,
baja (armaured core). Jenis inti ini mengakibatkan tambang kawat tahan terhdap gangguan karena tidak
terpengaruh dengan himpitan oleh pilinan sebelah luae. Kondisi ini dapat menahan kebundaran penampung
tambang walaupun tertekuk dengan diameter kecil karena melalui sheave dan drum kecil sewaktu menggung
beban berat. Konstruksi ini juga mencegah pilinan untuk saling tindih (bridging) yang mengakibatkan kegagalan
karena fatigue. Inti kawat hanya sedikit mulur dan menambah kekuatan tambang ( ± 7 1/2 %), namun kurang
Secara umum tali sling sering mengalami kerusakan yang disebabkan oleh:
Kelelahan tambang kawat baja disebabkan oleh peruses pembengkokan terus menerus yang dialami
selama tugasnya melalui sheave dan drum. Apabila beban dikenakan pada suatu tambang kawat baja, setiap
kawat akan tertarik (stretched) sehingga menyatu dengan erat. Sewaktu tamabng kawat tertekuk ketika melewati
sheave atau drum, terjadilah pergerakan yang rumit pada kawat yang menyatu erat tersebut. Pergerakan ini
menyebabkan terjadinya stress ( regangan ) yang mungkin akan terus-menerus berbalik sewaktu tambang
melewati beberapa buah sehave sehingga mengakibatkan kegagalan secara individual dari kawat-kawat yang
Proses pembongkaran dan pelurusan kembali secara berulang-ulang sewaktu melalui beberapa sheave
dan drum akan menyebabkan keretakan kecil pada kawat, yang jumlahnya makin lama makin banyak dengan
berjalannya waktu dan repetisi proses pembengkokan dan pelurusan. Proses terjadinya keretakan ini akan lebih
cepat apabila ukuran sheave dan drum lebih kecil dan tambang kurang fleksibel.
2.8.2 Abrasi
Abrasi tetjadi di permukaan luar tambang yang disebabkan oleh friksi dengan sheave, dan lain-lain. Dan
diperburuk oleh keberadaan debu dan kotoran yang bersifat sebagai media abrasi ( ampelas ) antara permukan
atau susdut-sudut yang tajam dari benda yang diangkat. Jenis abrasi yang sulit ditanggulangi adalah terpuntirnya
tamabng sewaktu melalui sheave dan drum dalam lebih dari satu lapis gulungan.
Tingkat ketahanan terhadap abrasi suatu tambang bertambah apabila memiliki hal-hal sebagai berikut :
Di mana kasus abrasi tinggi, sebaiknya digunakan tambang belitan atau tambang belitan regular yang
Tambang yang paling ideal untuk pengangkatan berat adalah yang memiliki kombinasi dari sifat – sifat
tersebut di atas namun yang berkadar menegah. Untuk tujuan khusus, konstruksi tamabng harus diutamakan di
2.8.3 Tegangan
Kawat putus disebabkan oleh beban yang diterima oleh tali kawat baja terlalu besar melebihi kekuatan
aslinya juga melebihi kekuatan sisa yang dimilikinya kondisi ini ditambah dengan pelemahan-pelemahan
lainnya seperti abrasiv dan korosi. Pada saat digunakan sering terjadi beban kejut dimana disaat tali kawat baja
kendor dan beban terpasang kemudian dilakukan pengangkatan terjadi secara tiba-tiba sehingga menghasilkan
2.8.4 Tersayat
Tali kawat baja yang tersayat umumnya akibat terjepit diantara dua komponen dimana tali kawat baja
terus bergerak, kondisi ini terjadi karena loncatan tali kawat baja dan keluar dari jalurnya seperti tali kawat
Baja tidak berada dalam alur sheave atau drum, hal ini tentunya gerakan tidak normal yang berpotensi tali kawat
baja, hal ini tentu sulit untuk dijawab secara umum, sampai saat belum ada aturan yang tegas dapat menjelaskan
berapa umur tali kawat baja. Namun dengan melakukan kajian/penelitian secara mendalam dengan metodelogi
yang tepat dengan memasukkan variable safety, ekonomi dan pendekatan praktis di setiap peralatan, maka
pertanyaan diatas dapat benar-benar terjawab yaitu kapan tali kawat baja diganti berdasarkan pertimbangan
aspek safety dan ekonomi, hal ini dilakukan oleh beberapa perusahaan yang memiliki peralatan seperti trame,
Setiap tali kawat baja yang digunakan selalu memiliki Safety Faktor dimana ketentuannya tergantung
dimana tali kawat baja tersebut dipasang dan sesuai dengan layanannya, tentu ada perbedaan bila tali kawat baja
misalnya digunakan untuk mengangkat orang atau barang. Safety Faktor adalah ratio antara perhitungan
maximum beban kerja aman dan Ultimate Tensile Strength tali kawat baja. Karena Safety Faktor berbeda setiap
layanannya maka hal ini harus benar-benar diperhatikan bila terjadi kesalahan dapat menyebabkan fatality.
Namun dibeberapa kondisi Safety Faktor bukan ukuran dari tingkatan keselamatan suatu peralatan. Indikator
keselamatan tidak tergantung Safety Faktor terutama bila tali kawat baja baru dipasang, tetapi lebih kepada
masa pakainya dimana tali kawat baja akan diganti berdasarkan rekomendasi hasil inspeksi.
Sedangkan pertimbangan ekonomis diharapkan tali kawat baja dapat digunakan jangka waktu yang
lama, namun dengan dengan melakukan perawatan dan pelumasan harapan tersebut dapat diwujudkan tanpa
2.8.5 korosi
Permukaan tali kawat baja mengalami korosi dan ditambah dengan tiga faktor diatas umumnya
merupakan penyebab putusnya kawat, hal ini merupakan bukti bahwa pelumasan yang dilakukan tidak tepat
sasaran, sedangkan keparahan korosi pada bagian dalam tali kawat baja sangat sulit diketahui penyebabnya.
Korosi merupakan bagian paling berbahaya karena dapat merusak tali kawat baja dari dalam, Jika pelumasan
tidak sampai ke inti dan dibiarkan mengering akan menyebabkan kerapuhan dan berpengaruh pada kekuatan
dalam menopang strand. Akhirnya ukuran diameter akan mengecil dan kekuatan tali kawat baja mengalami
penurunan.
oleh tali sling, harus hanya sepersekian dari beban putus (breaking load). Dengan memperhatikan segala bentuk
stress yang ditanggung oleh tali sling sewaktu digunakan untuk pengangkatan dan demi memberikan batas
kekuatan yang diperlukan untuk menangani beban secara aman dan demi mencegah terjadinya kecelakaan
akibat keggalan tambang, diperlukan faktor keselamatan bagi tali sling baja tersebut.
Dibawah ini adalah rumus faktor keselamatan kerja yamg dinyatakan secara sederhana namun efektif,
yakni :
Bagai tamabng kawat yang digunakan untuk mengangkat diberi faktor minimum keselamatan yang
diperbolehkan = 5 , dan apabila yang digunakan untuk mengangkat personil = 10. Bebean kerja maksimum
Hal penting lainnya yang harus diperhatikan adalah Faktor Keamanan (Safety Factor) Bila kita ingin
mengetahui BKA ( Beban Kerja Aman ) sebuah tali Sling, maka kita harus sesuaikan Sling sesuai dengan
Kapsaitas tali sling maka harus dibagi dengan faktor keselamatan untuk mendapatkan SWL :
Untuk mempermudah mengingat SWL tali sling yang paling umum dipakai, digunakan rumus peraktis
( rule of thumb ).
Misalnya :
1. Diketahui diameter tamabng = 1/2 inci maka SWLnya = 1/2 x 1/2 x 8 ton = 2 ton
Fungsi Safety Factor diataranya adalah untuk mengakomodasikan kekuatan putus tali ( Breakig
strength ) dikarenakan penggunaan yang kurang tepat, dan perkiraan berat barang yang tidak tepat. Berikut
FC IWRC FC IWRC
8
5/16 21.5 24.3 3540 3813
9
3/8 27.2 30.7 4480 4825
10
– 33.6 38.0 5530 5958
11 7/16 40.0 45.9 6690 7209
12
– 48.4 54.7 7970 8579
13
½ 56.8 64.2 9350 10069
14
9/16 65.8 74.4 10800 11677
16
5/8 86.0 97.2 14200 15252
18 11/16 112.0 123.0 17904 19303
19
¾ 124.0 137.0 19948 21508
24 15/16 199.0 218.0 31829 34318
25 1 216.0 237.0 34537 37227
28
1-1/3 271.0 297.0 43323 46710
32 1-1/4 354.0 389.0 56586 61009
36
1-3/8 448.0 493.0 71600 77418
38 1-1/2 500.0 550.0 79900 86290
40 – 554.0 609.0 88500 95580
44 1-3/4 670.0 737.0 107000 115580
Pada kasus tali sling untuk pengaplikasian sling pada crane, umumnya seorang operator crane jarang
atau hampir tidak pernah mengetahui tabel kekuatan sling, atau daftar kekuatan tali baja. Tapi demi kemudahan
pekerjaan di lapangan, perhitungan Safe Working Load atau Beban Kerja Aman bisa diperoleh dengan cara
Namun untuk mempermudah pemahaman, cukup perhatikan tabel Beban pemutusan dan beban aman untuk tali
METODOLOGI PENELITIAN
Alat yang digunakan sangat diperlukan pada analisis Analisi pengaruh variasi pengangkatan beban
terhadap kekuatan tali sling (crane) sehinga analisis ini dilaksanakan dengan semestinya.
Adapun alat-alat yang dibutunkan dalam analisa kekuatan tali sling antara lain :
Tabel 3.1
N Bahan Kegunaan
O
2 Wire rope tester Berfungsi untuk mengetes tali sling apakah ada indikasi kerusakan
atau tidak
3 Cemical pengujian Berfungsi untuk mengetes penyambungan las pada boom dan hook
4 Meteran Berguna untuk mengukur panjang antara beban dan posisi crane
6 Yoke Digunakan untuk mengetes pada sambungan las pada saat mpi
Analisis kekuatan tali sling dilakukan dengan tahapan dan proses sehingga dapat
M
ul
ai
Studi literatur
Perumusan masalah
Pengumpulan data
Tidak
Analisa data
Kesimpulan
Selesai
1. Studi Literatur
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data-data yang diperlukan untuk membantu menyelesaikan analisis,
antara lain dengan cara survey lapangan, buku dan jurnal maupun sumber lain – lainya yang berkaitan dengan
2. Peumusan Masalah
Perumuan masalah bertujuan untuk merincikan masalah yang ada, sehingga dapat dijawab dengan baik melalui
penelitian.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kekuatan tali sling agar mendapatkan hasil efesiensi pada setiap
pengangkatan.
4. Pengumpulan Data
Pengumpulan data ini berupa diameter tali sling, perhitungan luas penampang tali, perhitungan kekuatan tali
sling, perhitungan umur tali sling. Setelah data – data yang diperlukan sudah didapatkan.
Pada perhitungan ini akan dilakukan perhitungan umur tali baja (U), sehingga dapat dianalisa tali baja tidak
6. Analisis Data
Setelah data – data dan perhitungan yang diperoleh melalui analisis, maka langkah selanjutnya adalah
menganalisa dan membahas data – data tersebut dalam bentuk tabel agar mudah di pahami .
7. Kesimpulan
Pada tahap ini merupakan kesimpulan dari hasil penelitian yang sudah dianalisa dan tahap ini juga berpedoman
menyimpulkan jawaban singkat terhadap rumusan masalah berdasarkan data – data yang di peroleh tidak
mengalami kegagalan, maka dapat di simpulkan bahwa analisis untuk kekuatan tali sling pada saat langkah kerja
sudah efisien.
3.3 Gantt Chart
Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi Literatur
2 Perumusan
masalah
3 Menetukan
konsep
penelitian
4 Pengumpulan
data
5 Perhitungan
kekuatan tali
sling
6 Analisa data
7 Kesimpulan
Keterangan :
Perencanan
Peleksanaan
BAB IV
Beban yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebuah block dengan Dimensi utama sebagai berikut :
a. Panjang 1 : 1000 mm
b. Panjang 2 : 5000 mm
c. Lebar : 2000 mm
d. Tinggi : 1000 mm
e. Berat : 2 Ton
Permodelan dilakukan dengan menganggap berat dari Block tersebar merata. Berikut adalah gambar dari
model yang digunakan dalam pehitungan ini.
Gambar 4.1 Tampak Atas Block
Dalam perhitungan untuk menuntukan Titik Berat atau Center of the Gravity, Model yang sudah Digambar
di Autocad diubah menjadi Region untuk menentukan Center of Gravity dari tampak Atas dan menganggap
Center of Gravity secara vertikal adalah setengah dari tinggi Block.
Dari Perhitungan dapat ditentukan Center of Gravity dari Block tersebut sebagai berikut:
a. X = 833.33 mm
b. Y = 416.67 mm
c. Z = 500 mm
Dalam proses pengangkatan akan digunakan peralatan yang tersedia di yard atau di workshop, namun jika
dibutuhkan pengadaan peralatan baru dapat dilakukan dengan menghitung berapa berat beban yang diangkat dan
jenis pengangkatan yang dilakukan. Dalam perhitungan, berat block atau beban yang direncanakan adalah 2
Ton. Jenis pengangkatan nya sendiri adalah Loading dan Unloading di daerah yard atau workshop. Jenis dari
sling wire dapat ditemukan di catalogue yang tersedia. Berikut adalah jenis sling wire yang digunakan dalam
perhitungan ini.
Gambar 4.6 Tipe sling wire yang akan digunakan dalam Perhitungan ini
Dalam perhitungan Safety Load untuk block yang akan diangkan digunakan table berikut:
Table 4.1 Safety Load Factor
Sumber : DNVGL-ST-E273 Section 3.5.1 Design Load Basis
Dalam perhitungan ini dilakukan pengangkatan block dengan berat 2 Ton dengan Operational Class R00 ,
dalam artian lifting dilakukan hanya vertical keatas tanpa adanya Over turning. Maka untuk mendapatkan Safety
Load dalam pengangkatan ini dilakukan sebagai berikut :
MGW (Maximum Gross weight ) adalah beart maksimal beban yang akan diangkat dengan memasukkan
semua berat yang ada termasuk peralatan lifting seperti Shackle dan eyelug. Namun, dalam perhitungan ini
dianggap bahwa 2 ton tersebut sudah termasuk seluruh peralatan lifting.
MGW = 2 Ton
= 19.62 Kn
= 1.9
= 19.62 x 1.9
= 37.28 Kn
Dalam perhitungan kali ini, block akan diangkat dengan menggunakan 2 Sling wire. Titik pengangkatan
diletakkan di titik A dan B, dengan jarak radius 500 mm dari titik berat. Pada percobaan 3 sling dan 4 sling akan
digunakan radius sama yaitu 500 mm dengan titik yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk menemukan perbedaan
tegangan pada sling saat digunakan 2 , 3 dan 4 saat pengangkatan.
Untuk sudut pengankatan yang baik adalah lebih besar 60°. Dalam perhitungan kali ini digunakan sudut
sebesar 71 derajat. Hal ini terjadi karena Sling wire yang digunakan adalah 1500 mm.
Gambar 4.8 Tampak Atas Pengangkatan dengan menggunakan 2 Sling
Karena penyebaran titik angkat merata, maka beban tiap Sling wire adalah sama. Maka beban yang
diangkat tiap sling wire adalah :
= 19.72 Kn
Dari hasil perhitungan tegangan Sling wire maka dapat ditentukan jenis Sling Wire yang akan digunakan
dari Gambar 4.7 , dengan memilih kapasitas sling wire yang sesuai, dalam hal ini digunakan Rope Diameter 8
mm Grade A, dengan Breaking Load 31.6 Kn.
Karena penyebaran titik angkat merata, maka beban tiap Sling wire adalah sama. Maka beban yang
diangkat tiap sling wire adalah :
= 13.14 Kn
Dari hasil perhitungan tegangan Sling wire maka dapat ditentukan jenis Sling Wire yang akan digunakan
dari Gambar 4.7 , dengan memilih kapasitas sling wire yang sesuai, dalam hal ini digunakan Rope Diameter 6
mm Grade A, dengan Breaking Load 17.7 Kn.
Dalam perhitungan kali ini, block akan diangkat dengan menggunakan 4 Sling wire. Titik pengangkatan
diletakkan di titik A, B, C dan D, dengan jarak radius 500 mm dari titik berat. Penempatan titik berat dapat
dilakukan dengan membagi beban menjadi 2 divisi dan per divisi ditempatkan 2 titik pengangkatan, dalam hal
ini Divisi 1 adalah titik A dan B dan divisi 2 adala titik C dan D. Berikut adalah perhitungan untuk
pengangkatan beban dengan menggunakan 4 Sling Wire:
Safety Load = 37.28 Kn / 4 Sling
Karena penyebaran titik angkat merata, maka beban tiap Sling wire adalah sama. Maka beban yang
diangkat tiap sling wire adalah :
= 9.86 Kn
Dari hasil perhitungan tegangan Sling wire maka dapat ditentukan jenis Sling Wire yang akan digunakan
dari Gambar 4.7, dengan memilih kapasitas sling wire yang sesuai, dalam hal ini digunakan Rope Diameter 6
mm Grade A, dengan Breaking Load 17.7 Kn.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari Analisa dan perhitungan yang dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dalam perhitungan ini blok diangkat menggunakan 2 Sling. Dengan titik A dan B dengan
Jarak radius 500 mm dari titik berat. Dan utuk sudut pengangkatan di gunakan sudut 71 ° hal
ini terjadi karena Sling yang di gunakan 1500 mm. karena penyebaran titik angka merata,
maka beban tiap Sling sama. Maka dapat ditentukan jenis Sling yang akan digunakan dari
gambar 4.7, dengan memeilih kapasitas Sling yang sesuai digunakan Rope Diameter 8 mm
Grade A, dengan Breaking load 31.6 kn
2. Dalam perhitungan ini blok diangkat dengan menggunakan 3 Sling dengan titik pengangkatn
A,B dan C dengan jarak radius yang sama yaitu 500 mm dari titik berat. Penempatan titik
berat dilakukan dengan membagi 360° menjadi 3 untuk beban merata. Karena penyebaran titik
angka merata maka beban tiap Sling sama. maka Sling yang digunakan dari gambar 4.7,
dengan memilih kapasitas Sling yang sesuai hal ini digunakan Rope Diameter 6 mm Grade A,
dengan Breaking Load 17.7 kn
3. Dalam perhitungan kali ini blok akan diangkat menggunakan 4 sling titik pengangkatan A,B,C
dan D dengan jarak radius 500 mm dari titik berat dan penempatan titik berat dapat dilakukan
dengan 2 devisi dan per devisi ditempatkan 2 titik pengangkatan dan dalam hal ini devisi 1
adalah titik A dan B dan Divisi 2 adalah titik C dan D. karena penyebaran titik merata, maka
beban dari tiap Sling sama dan dari hasil perhitungan tegangan Sling maka dapat ditentukan
jenis Sling digunakan dari gambar 4.7 dengan memilih kapasitas Sling yang sesuai dalam hal
ini digunakan Rope Diameter A, dengan Breaking Load 17.7 kn.
5.2 Saran
3. Diharapkan dari penelitian ini menjadi motifasi penyusun untuk melanjutkan atau mengmbangkan
DAFTAR PUSTAKA