Anda di halaman 1dari 24

PAPER PROJECT

TEKNIK REAKSI KIMIA (CHE 183207-04)

FIXED-BED REACTOR DESIGN

Anggota Kelompok :
1. Edlyn Vionita Wibowo Sutomo 2016620006/F
2. Caroline Aliwinoto 2016620046/F
3. Vivian 2016620094/F
4. Amelia Chandra 2016620110/F

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
BANDUNG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Pendahuluan
Perkembangan industri yang menghasilkan senyawa intermediate kini tengah
berkembang pesat. Salah satu senyawa intermediate yang banyak digunakan adalah heptena.
Heptena merupakan salah satu jenis olefin yang dipwallakan sebagai bahan baku untuk
industri oli sintesis, polietilena, detergen dan poly Vinyl Cloride ( PVC). (Kirk Othmer (1978)
dalam Rachmani (2015)).
Heptena dapat diperoleh dari proses cracking pada pengolahan minyak bumi dan
dengan cara co-dimerisasi senyawa propena dan butena. Pembuatan heptena dari senyawa
propena dan butena dapat dilakukan dalam dua macam kondisi operasi, dengan suhu dan
tekanan rendah atau suhu dan tekanan tinggi. Masing-masing kondisi operasi memiliki
kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
1. Suhu dan Tekanan Rendah
Reaktor : packed bed reactor, multi bed reactor yang dijalankan vertikal
Temperatur operasi : 45–70 oC
Tekanan operasi : 11 bar
Fasa : cair
Umpan : propilene, butena, dan slurry katalis yang dicampur dengan heksena
Katalis : Ni-Alumina
Konversi : 46%
Reaktor yang digunakan berbentuk seperti kolom distilasi (tanpa aliran gas)
dimana setiap stage-nya mempunyai konsentrasi reaktan sama. Alasan penggunaan reaktor
ini adalah untuk menghindari hancurnya katalis akibat tekanan dari tumpukan katalis
diatasnya. Pada proses ini digunakan heat exchanger eksternal yang bertujuan untuk
menghilangkan panas yang dihasilkan selama reaksi, caranya dengan memompa cairan
keluar dan setelah dilewatkan HE dikembalikan lagi di stage yang sama. Katalis yang
digunakan pada kondisi operasi ini adalah organometallic catalyst (alkyl-aluminum dalam
garam nikel). Penggunaan katalis ini dikarenakan bagian aktif katalis (Ni) termasuk unsur
logam yang bersifat Lewis dan cocok untuk proses co-dimerisasi. Keuntungan dari kondisi
operasi ini adalah konversinya yang tinggi dan pengontrolan yang mudah. Selain itu,
reaktor yang digunakan dapat berukuran lebih kecil karena reaksi dalam fasa cair. Dilihat
dari segi safety, proses ini juga lebih aman karena pendinginan dapat menghindari
terjadinya thermal runaway saat reaksi berlangsung, Namun diperlukan sistem
pendinginan yang baik karena reaksi terjadi pada suhu rendah sedangkan reaksinya
eksotermis dan juga diperlukan adanya menara distilasi untuk pemisahan.
2. Suhu dan Tekanan Tinggi
Reaktor : fixed bed reactor, multi bed reactor
Temperatur operasi : 175-225oC
Tekanan operasi : 27 atm
Fasa : gas
Umpan : propilene dan iso-butena
Katalis : asam fosfat padat berbentuk silindris dengan ukuran 5 x 5 mm
Konversi : 30-40%
Hasil samping : heksena dan oktena
Pada kondisi temperatur operasi 135oC dan tekanan operasi sebesar 38 atm,
didapat hasil output heptena sebesar 40-45%, 10-15% oktena, 25-30% campuran dekena
dan undekena dan 10-25% polimer dengan titik didih tinggi. Salah satu kelebihan dari
kondisi operasi ini adalah pemisahan antara produk dan reaktan lebih mudah karena gas
hasil reaksi hanya perlu didinginkan sehingga tidak perlu menara distilasi. Selain itu, tidak
diperlukan sistem pendinginan yang terlalu ekstrim karena panas hasil reaksi digunakan
untuk menjaga agar reaksi tetap pada suhu tinggi. Namun proses produksi pada kondisi
operasi ini membutuhkan energi kompresi yang besar karena tekanan operasi yang cukup
tinggi dan juga perlu reaktor dengan volume besar karena reaksi dilangsungkan dalam fasa
gas. Selain itu, konversi yang didapatkan juga termasuk rendah.
Dari kedua kondisi operasi diatas, pembuatan heptena dengan kondisi operasi
temperatur dan tekanan rendah lebih banyak digunakan. Hal ini dikarenakan konversinya
yang tinggi dengan ukuran reaktor lebih kecil dan pengontrolan yang mudah. Dan juga lebih
aman dari segi safety.
Pada pembuatan heptena, digunakan fixed bed reactor / packed bed reactor (PBR)
yaitu reaktor yang menggunakan unggun katalis padat yang diam. Kelebihan dari reaktor ini
adalah konversinya yang tinggi per massa katalis, mudah dibuat, kontak antara reaktan dan
katalis lebih baik dibanding reaktor lainnya, biaya operasional dan konstruksi yang rendah,
efektif pada suhu dan tekanan tinggi dan operasinya yang kontinu. Sedangkan kekurangan
dari reaktor ini adalah kontrol suhu sulit, penggantian katalis sulit, adanya kemungkinan
terjadi reaksi samping dan perpindahan panas ke/dari reaktor sulit.

1.2. Rumusan Masalah


Aliran umpan propena dan 1-butena bertekanan dimasukkan ke dalam reaktor
berkatalis padat (packed-bed reactor). Reaksi-reaksi yang terjadi adalah sbb :
C3H6 + C4H8  C7H14 (Hasil Utama)
C3H6 + C3H6  C6H12 (Hasil Samping)
C4H8 + C4H8  C8H16 (Hasil Samping)
C3H6 + 2C4H8  C11H22 (Hasil Samping)
Reaksi-reaksi sampingan di atas menghasilkan heksena, oktena dan undekena.
Perbandingan umpan 1-butena terhadap propena yang disarankan adalah sekitar 2:1 agar
reaksi yang terjadi lebih ke arah reaksi utama. Reaksi dilangsungkan dalam multi-bed reaktor
yang masing-masing bed dioperasikan secara adiabatik pada suhu 45 – 70 oC dan karena
reaksi bersifat eksotermis, diperlukan intercooler antar bed reaktor. Aliran keluaran masing-
masing bed harus dialirkan keluar dari reaktor untuk didinginkan dalam HE eksternal dan
dimasukkan kembali ke dalam reaktor agar suhu menurun dan tetap pada fase cair.
Rancanglah sebuah multi-bed fixed-bed reaktor (sesuai dengan panduan / ketentuan
di atas) dengan intercooler untuk mengkonversikan propena sampai 88%. Gunakan neraca
mol, energi dan momentum (persamaan Ergun) untuk menentukan jumlah bed, konversi &
tinggi bed katalis tiap tahap di mana rentang suhu reaksi di tiap bed minimal 45 oC dan
maksimal 70 oC.
BAB II
Luaran Design Reaktor

2.1. Sketsa Reaktor

Pada hasil rancangan yang di


dapatkan, umpan akan masuk kedalam
reaktor melalui pipa. Adapun
keterangan tambahan dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.1.1 Hasil Rancangan
Ukuran Pipa 2.5 inch SN 40
Diameter Shell 1.51 meter
Jenis Head Ellipsoidal
Jarak antar Bed 0.6 meter
Tebal Grid 6 inch
Tebal Distributor 0.25 meter

Gambar 2.1 Hasil Rancangan


2.2. Tabel Rangkuman Spesifikasi

Bed number 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Vapor flow direction - - - - - - - - -
Liquid flow direction - - - - - - - - -
Operating temperature °C 343 343 343 343 343 343 343 343 343
Pressure bara 19 18,99999163 18,99998057 18,9999654 18,99994364 18,9999104 18,9998549 18,99974772 18,9994745
Vap flow kg/h - - - - - - - - -
Top of Vap density kg/m³ - - - - - - - - -
section Vap dynamic viscosity N.s/m² - - - - - - - - -
Liq flow kg/h 12126 12125,95459 12125,96004 12125,9474 12125,94974 12125,9441 12125,95278 12125,95259 12125,9565
Liq density kg/m³ 531.1208 540.7616 550.2436 559.5660 568.7313 577.7432 586.6075 595.3376 603.9558
Liq dynamic viscosity N.s/m² 0,0001161 0,0001287 0,0001419 0,0001554 0,0001694 0,0001835 0,0001979 0,0002122 0,0002265
Operating temperature °C 70 70 70 70 70 70 70 70 46,4569
Pressure bara 18,99999163 18,99998057 18,9999654 18,9999436 18,99991042 18,9998549 18,99974772 18,99947452 18,9994015
Vap flow kg/h - - - - - - - - -
Bottom of Vap density kg/m³ - - - - - - - - -
section Vap dynamic viscosity N.s/m² - - - - - - - - -
Liq flow kg/h 12125,95459 12125,96004 12125,94737 12125,9497 12125,94405 12125,9528 12125,95259 12125,95655 12125,9425
Liq density kg/m³ 502.4693 513.6095 524.5769 535.3740 546.0051 556.4758 566.7987 576.9944 602.9867
Liq dynamic viscosity N.s/m² 0,0001053 0,0001155 0,0001260 0,0001367 0,0001477 0,0001587 0,0001698 0,0001809 0,0002242
Catalyst type Ni- alumina Ni- alumina Ni- alumina Ni- alumina Ni- alumina Ni- alumina Ni- alumina Ni- alumina Ni- alumina
Silinder Silinder Silinder Silinder Silinder Silinder Silinder Silinder Silinder
Catalyst shape Berlubang Berlubang Berlubang Berlubang Berlubang Berlubang Berlubang Berlubang Berlubang
Catalyst nominal diameter mm 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Catalyst bed depth m 0,0421 0,0529 0,0688 0,0939 0,1366 0,2179 0,4025 0,9839 0,2501
Catalyst volume m³ 0,0417 0,0523 0,0681 0,0929 0,1352 0,2157 0,3985 0,9741 0,2476
Catalyst bed bulk density kg/m3 800 800 800 800 800 800 800 800 800
Catalyst bed void fraction 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45
LSHV /h 547,16 428,52 323,60 233,16 157,67 97,29 51,88 20,91 81,09
GHSV /h 119868,44 91803,60 67677,52 47518,34 31256,61 18725,96 9675,52 3771,56 14116,54
WHSV 290605,46 231727,95 178060,59 130469,05 89672,95 56211,28 30432,41 12448,74 48974,12
Construction
Bed number   9 Bed
Shell material   Carbon Steel SA516 Grade 70
Shell diameter m 1,51
Shell tangement length   m 8,79
Shell thickness mm 14,3
Design temperature   °C 45
Design Pressure bara 18,999402
Test Pressure bara 27,71
over
-
Segragation height head m
  sump m -
Pipe branch nominal diameter (Input)   mm 63.5 (2.5" SN 40)
Pipe branch elevation wrt base of section   m 0,4316
pipe branch nominal diameter (Output)   mm 63.5 (2.5" SN 40)
Pipe branch elevation wrt base of section   m 0,2024
Support grid material     Carbon Steel SA516 Grade 70
Suport grid elevation wrt base of section   m 0,6
Distributor type   Tubular Metal Packing
Distibutor material   Carbon Steel SA516 Grade 70
Distributor base elevation wrt base of
0,1016
section   m
Demister type   -
Demister material   -
Demister support grid elevation wrt base of section m -
2.2. Dimensi – Dimensi Reaktor
Dalam perancagan, dilakukan beberapa perhitungan untuk mendapatkan data mekanikal,
seperti sebagai berikut:
(i) Diameter ekonomis optimum
Capital cost pipa akan meningkat seiring besarnya diameter pipa, tetapi
pumping cost akan menurun seiring besarnya diameter pipa. Diameter pipa yang
paling ekonomis adalah diameter yang memberikan biaya operasi per tahun yang
paling rendah. Oleh karena itu perlu diketahui diameter pipa yang paling ekonomis
dalam merancang reaktor ini. Untuk carbon steel: d,opt =293xG0,53 xρ-0,37
Dengan G = laju alir masa (kg/s) dan ρ adalah densitas (kg/m³).
 Awal: d,opt =293x121260,53x531,1208-0,37= 54,7112 mm
 Akhir: d,opt =293x121260,53x602.9867-0,37= 52,2016 mm
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dipilihlah pipa 2,5 inci SN 40
untuk aliran inlet maupun outlet reaktor.

(ii) Safe Working Pressure


Safe working pressure ini dihitung untuk memastikan apakah pipa dengan
schedule number 40 dapat digunakan untuk reaktor dengan tekanan 17 bar ini.
s=100 N/mm² = 14503,8 lb/in² (dari tabel 7.6 Sinnot)
Rumus dari Sinnot (Edisi 4) persamaan 5.9:
Schedule Numbers 40 x 14503.8
Ps = = =580,152lb /¿2=40 ¿¯
1000 1000
dikarenakan safe working pressure yang didapatkan sebesar 40 bar, maka pipa 2,5
inci SN 40 dapat digunakan untuk aliran inlet dan outlet reaktor multibed ini.

(iii) Tebal Shell


Ketebelan shell dicari dengan menggunakan persamaan berikut
PR
Tebal shell = (Walas, 2012)
SE−0.6 P
Dengan P adalah tekanan gauge (psi), R adalah jari jari Shell, S adalah
allowable stress (psi), dan E adalah Joint Eficiency. Pada rancangan ini, digunakan
Carbon Steel SA516 Grade 70 yang merupakan material untuk biasanya digunakan
untuk kondisi operasi tekanan dan temperature yang tidak terlalu tinggi. Selain itu,
kondisi umpan dan produk juga tidak korosif.
Dengan pemilihan material ini, maka diketahui bahwa allowable stress sebesar
17500 psi. Dengan mengasumsikan joint efficiency sebesar 0.8, maka didapatkan
bahwa tebal beda adalah 0.564 inch atau 0.0143 meter.
(iv) Tebal Head
Pada perancangan ini, digunakan head jenis ellipsoidal karena kondisi operasi
yang cukup bertekana. Dengan menggunakan persamaan berikut, maka ketebalan
head dapat di hitung.
PD
Tebal shell = (Walas, 2012)
2 SE−0.2 P
Dengan D adalah diameter Shell, maka didapatkan ketebalan head 0.556 inch
atau 0.0141 meter.
(v) Tebal Insulator
(vi) Perkiraan nilai U dan Q reactor

2.4. Mixer
Sebelum diumpankan ke dalam reaktor, umpan akan terlebih dahulu masuk ke dalam
mixer. Mixer berfungsi untuk menyatukan tiga aliran umpan yang akan masuk ke reaktor
termasuk aliran daur ulang. Pada pencampuran, akan digunakan stirred tank dikarenakan
pada kondisi operasi tekanan 19 bara dan temperatur 45 ℃, campuran berfasa cair. Dalam
penggunaannya, mixer jenis stirred tank memerlukan impeller yang bertujuan agar
pencampuran lebih merata. Dengan mempertimbangkan viskositas campuran yang tidak
terlalu tinggi, dipilih jenis propeller untuk pengadukan. Pertimbangan lain pemilihan
propeller adalah penggunaan daya yang lebih sedikit dibanding impeller lainnya. Selain itu,
pada sisi tangki bagian dalam biasanya diberi baffle untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya fenomena seperti vorteks maupun deadzone yang dapat menyebabkan pengadukan
tidak merata.

2.5. Heat Exchanger


Pada tiap keluaran bed, suhu produk akan mencapai 70oC. Jika produk langsung di
reaksikan kembali pada bed selanjutnya, hal ini dapat menyebabkan terjadinya thermal
runaway,yaitu keadaan disaat suhu reactor naik secara drastis dan tidak terkontrol. Hal ini
dapat berakibat pada menguapnya produk menjadi fasa gas sehingga tekanan dalam reactor
akan naik. Naiknya tekanan dalam reactor dapat berdampak fatal jika tidak segera ditangani.
Untuk menghindari hal itu, maka digunaan pendingin eksternal berupa double pipe
Heat Exchanger. Umpan tiap keluaran bed akan dikeluarkan melalui pipa ke double pipe
heat exchanger untuk didingkan hinga 45oC, dan kemudian diumpankan kembali kereaktor
untuk direaksikan. Fluida pendingin yang digunakan dalah air dengan suhu 30 oC. Alasan
pemilihan penggunaan air dikarenakan beda suhu yang dipertukarkan tidak terlalu besar.
Selain itu, air yang melewati alat penukar panas tersebut dapat dimanfaatkan kembali sebagai
air utilitas/proses yang membutuh air dengan suhu yang lebih tinggi.
Alasan pemilihan double pipe heat exchanger adalah dibutuhkan beberapa buah alat
penukar panas dengan beban panas yang tidak terlalu besar, sehingga luas tiap alat tidak
terlalu besar. Selain itu, double pipe heat exchanger juga dapat digunakan untuk kondisi
operasi yang tinggi. Kemudahan dalam perawatan alat juga merupakan salah faktor pemilihan
alat ini.
Adapun besar kalor yang dipertukarkan, massa air pendingin yang dibutuhkan, dan
luas area perpindahan kalor dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 2.5.1 Hasil Perhitungan Heat Exchanger
Q (kJ/s) Mair (kg/h) Luas (m²)
229.9653 2.1954 17.2367
227.4861 2.1717 17.0509
225.0486 2.1484 16.8682
222.6458 2.1255 16.6881
220.2778 2.1029 16.5106
217.9583 2.0807 16.3367
215.6736 2.0589 16.1655
213.4444 2.0377 15.9984
12.3112 0.1175 0.9228
Perhitungan dilakukan dengan asumsi bahwa air yang keluar dengan suhu 55 oC
sehingga ΔLTMD menjadi sebesar 19.58 dan besar koefisien pindah panas adalah 120 Btu/h.
ft2. oF atau 681.39 W/m2 K.

2.6. Insulasi Reaktor


Mineral wool merupakan bahan yang berpori yang dapat mengurung udara. Bahan ini
memiliki sifat yang elastis, tak bisa terbakar dan juga tidak dapat menyebarkan api. Oleh
karena itu bahan ini merupakan bahan ideal untuk dijadikan sebagai insulator. Insulator ini
memiliki nilai konduktivitas termal sebesar 0.0403 W/m. K pada suhu 55oC (Suhu rata-rata
insulator). Adapun tebal insulator yang akan digunakan adalah set ebal

2.7. Mekanisme Regenerasi Katalis


Dalam reaksi pembuatan heptena, ditambahkan katalis Ni-Alumina untuk
mempercepat laju reaksi. Pada pemakaiannya katalis dapat mengalami deaktivasi karena
adanya akumulasi coke yang terbentuk akibat pemanasan. Oleh karena itu, perlu dilakukan
proses regenerasi katalis agar katalis dapat digunakan kembali walaupun kinerjanya tidak
sebaik seperti semula karena adanya kemungkinan penurunan luas permukaan aktif katalis
karena sintering. Proses regenerasi dilakukan secara batch sehingga agar reaksi tetap
berlangsung maka diperlukan sebuah reaktor cadangan sebagai pengganti ketika proses
regenerasi berlangsung. Proses regenerasi dapat dilakukan melalui beberapa cara sebagai
berikut :
a. Gasification
Proses ini dilakukan dengan cara mengkontakan katalis dengan gas yang mengandung
oksigen bebas pada suhu tinggi yang bertujuan untuk membakar material carbon pada
katalis. Pertama-tama, katalis dikontakan dengan air. Kemudian barulah dikontakan
dengan gas yang mengandung oksigen bebas pada suhu 300-600oF. Proses ini dilakukan
sampai seluruh air pada katalis menguap, yang bersamaan dengan hilangnya sebagian
coke pada katalis. Sisa coke pada katalis dibakar dengan cara dikontakan dengan gas yang
mengandung oksigen bebas pada suhu 600-900oF.  
b. Partial Gasification
Proses regenerasi dengan metode ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu kalsinasi,
reduksi dan methane cracking. Pertama, katalis dikeringkan terlebih dahulu. Kemudian
dilakukan tahap kalsinasi dengan udara tekan pada suhu 550 oC selama 30 menit. Setelah
itu, dilanjutkan dengan tahap reduksi. Pada tahap ini, dialirkan campuran gas N2/H2
sebagai pereduksi pada suhu 500 oC selama 30 menit. Tahap terakhir dari metode ini
adalah pengontakan metana murni untuk proses perengkahan metana.

Daftar Pustaka
The American Society of Mechanical Engineers. 2015. ASME Boiler and Pressure Vessel
Code, VIII Rules for Construction of Pressure Vessel, Division 2 Alternative Rules. New
York.
Serth, Robert W. 2007. Process Heat Transfer Principles and Applications. Amerika Serikat:
Elsevier Ltd.
Sinnott, R.K. 2013. Chemical Engineering Design, 2nd Edition. United States : Elsevier Ltd.
Walas, Stanley M., et al. 2012. Chemical Process Equipment Selection and Design. Edisi
Ketiga. Amerika Serikat: Elsevier Inc.
KOC, Reyyan et al. 2007. Partial Regeneration of Ni-Based Catalysts for Hydrogen
Production via Methane Cracking. Turkey : Hacettepe University.
Rachmani, Rarastiti. 2015. Prarancangan Pabrik Heptena dari Propena dan Butena dengan
kapasitas 25.000 Ton/Tahun. Yogyakarta : Univeristas Gadjah Mada.
Schoofs, Richard J. 1976. Catalyst Regeneration Process. US4038209A.
Waskito, Singgih Budi. 2013. Prarancangan Pabrik Heptena dari Propena dan Butena
dengan Kapasitas 20.000 Ton/Tahun. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
http://encyclopedia.che.engin.umich.edu/Pages/Reactors/PBR/PBR.html#ZFY019XNJFQZY
1XIHGCR diakses pada 16 Desember 2018.
http://www.umich.edu/~elements/5e/asyLearn/bits/pbr/index.htm diakses pada 16 Desember
2018.
LAMPIRAN A
SCRIPT MATLAB

A.1. Data Fisik


function dydz=rancangtrk(z,y,S)
fa=y(1);fb=y(2);fc=y(3);fd=y(4);fe=y(5);ff=y(6);T=y(7);P=y(8);
%A=C3H6 B=C4H8 C=C6H12 D=C7H14 E=C8H16 F=C11H22 G=propana
%H=Isobutana I=n-butana J=isobutena
fg=0.52142;fh=24.587;fi=37.371;fj=9.179; %kmol/h
ftot=fa+fb+fc+fd+fe+ff+fg+fh+fi+fj;

mtot=12126; %kg/h
q=22.36542; %m^3/h-asumsi konstan karena perubahan densitas cairan terhadap
T tidak terlalu besar
u=(q/S)/3600;
por=0.45;
dp=5*10^(-3);
rhocat=800; %kg/m^3

%MR
mrA=42.08;mrB=56.108;mrC=84.16;mrD=98.189;mrE=112.216;mrF=154.29;
mrG=44.1;mrH=58.12;mrI=58.12;mrJ=56.108;

%Fraksimol
xa=fa/ftot;xb=fb/ftot;xc=fc/ftot;xd=fd/ftot;xe=fe/ftot;xf=ff/ftot;xg=fg/fto
t;xh=fh/ftot;
xi=fi/ftot;xj=fj/ftot;
mrcamp=xa*mrA+xb*mrB+xc*mrC+xd*mrD+xe*mrE+xf*mrF+xg*mrG+xh*mrH+xi*mrI+xj*mr
J;

%Fraksimassa
ma=fa*mrA;mb=fb*mrB;mc=fc*mrB;md=fd*mrD;me=fe*mrE;mf=ff*mrF;mg=fg*mrG;mh=fh
*mrH;mi=fi*mrI;mj=fj*mrJ;
ya=ma/mtot;yb=mb/mtot;yc=mc/mtot;yd=md/mtot;ye=me/mtot;
yf=mf/mtot;yg=mg/mtot;yh=mh/mtot;yi=mi/mtot;yj=mj/mtot;

%DENSITAS
TrA=364.76; TrB=419.59; TrC=504.03; TrD=537.29; TrE=566.6;
TrF=638; TrG=369.82; TrH=408.18; TrI=425.18; TrJ=417.9;
ZA=(1-T/TrA)^0.30246;ZB=(1-T/TrB)^0.2853;ZC=(1-T/TrC)^0.28571;ZD=(1-
T/TrD)^0.2742;ZE=(1-T/TrE)^0.2357;
ZF=(1-T/TrF)^0.2903;ZG=(1-T/TrG)^0.287;ZH=(1-T/TrH)^0.273;ZI=(1-
T/TrI)^0.2863;ZJ=(1-T/TrJ)^0.27964;
rhoA=0.23314*0.2774^(-ZA) ; rhoF=0.2404*0.2565^(-ZF);
rhoB=0.23224*0.2663^(-ZB) ; rhoG=0.2215*0.2774^(-ZG);
rhoC=0.23941*0.26605^(-ZC) ; rhoH=0.22281*27294^(-ZH);
rhoD=0.2378*0.2631^(-ZD) ; rhoI=0.22827*0.27240^(-ZI);
rhoE=0.2368*0.2565^(-ZE) ; rhoJ=0.23181*0.2666^(-ZJ);
rho=(ya*rhoA+yb*rhoB+yc*rhoC+yd*rhoD+ye*rhoE+yf*rhoF+yg*rhoG+yh*rhoH+yi*rho
I+yj*rhoJ)*1000; %kg/m^3

q=mtot/rho;
ca=fa/q;cb=fb/q;cc=fc/q;cd=fd/q;ce=fe/q;cf=ff/q;cg=fc/q;ch=fh/q;ci=fi/q;cj=
fj/q;

%VISKOSITAS
miuA=0.1078+(-0.0012*(T-273))+(4*10^-6)*(T-273)^2;
miuB=0.1785+(-0.0012*(T-273))+(4*10^-6)*(T-273)^2;
miuC=0.3264+(-0.0027*(T-273))+(1*10^-5)*(T-273)^2;
miuD=0.4172+(-0.0037*(T-273))+(1*10^-5)*(T-273)^2;
miuE=0.6219+(-0.0065*(T-273))+(3*10^-5)*(T-273)^2;
miuF=1.349+(-0.0169*(T-273))+(8*10^-5)*(T-273)^2;
miuG=0.1258+(-0.0013*(T-273))+(3*10^-6)*(T-273)^2;
miuH=0.2068+(-0.0015*(T-273))+(5*10^-6)*(T-273)^2;
miuI=0.1918+(-0.0015*(T-273))+(4*10^-6)*(T-273)^2;
miuJ=0.2089+(-0.0014*(T-273))+(5*10^-6)*(T-273)^2;
miu=((ya*miuA^(1/3)+yb*miuB^(1/3)+yc*miuC^(1/3)+yd*miuD^(1/3)+ye*miuE^(1/3)
+...

yf*miuF^(1/3)+yg*miuG^(1/3)+yh*miuH^(1/3)+yi*miuI^(1/3)+yj*miuJ^(1/3))^3)/1
000; %satuannya cp/1000 (SI)

%CP
cpA=54.718+3.45e-1*T+(-1.63e-3*T^2)+3.88e-6*T^3;
cpB=74.597+3.34e-1*T+(-1.39e-3*T^2)+3.02e-6*T^3;
cpC=100.785+5.44e-1*T+(-1.87e-3*T^2)+3.08e-6*T^3;
cpD=114.317+6.72e-1*T+(-2.16e-3*T^2)+3.21e-6*T^3;
cpE=119.984+8.33e-1*T+(-2.53e-3*T^2)+3.47e-6*T^3;
cpF=131.914+1.37*T+(-3.61e-3*T^2)+4.09e-6*T^3;
cpG=59.642+3.2e-1*T+(-1.54e-3*T^2)+3.65e-6*T^3;
cpH=71.791+4.85e-1*T+(-2.05e-3*T^2)+4.06e-6*T^3;
cpI=62.873+5.89e-1*T+(-2.36e-3*T^2)+4.23e-6*T^3;
cpJ=57.611+5.63e-1*T+(-2.3e-3*T^2)+4.18e-6*T^3;
cpcamp=xa*cpA+xb*cpB+xc*cpC+xd*cpD+xe*cpE+xf*cpF+xg*cpG+xh*cpH+xi*cpI+xj*cp
J;
ftcp=ftot*cpcamp;

%DHR
DH1=(-75510)+(100.785*(T-298)+5.44e-1/2*(T^2-298^2)+(-1.87e-3/3*(T^3-
298^3))+3.08e-6/4*(T^4-298^4)-...
2*(54.718*(T-298)+3.45e-1/2*(T^2-298^2)+(-1.63e-3/3*(T^3-298^3))+3.88e-
6/4*(T^4-298^4)));
DH2=-79020+(114.317*(T-298)+6.72e-1/2*(T^2-298^2)+(-2.16e-3/3*(T^3-298^3))
+3.21e-6/4*(T^4-298^4)-...
(54.718*(T-298)+3.45e-1/2*(T^2-298^2)+(-1.63e-3/3*(T^3-298^3))+3.88e-
6/4*(T^4-298^4)+...
74.597*(T-298)+3.34e-1/2*(T^2-298^2)+(-1.39e-3/3*(T^3-298^3))+3.02e-
6*(T^4-298^4)));
DH3=-78740+(119.984*(T-298)+8.33e-1/2*(T^2-298^2)+(-2.53e-3/3*(T^3-298^3))
+3.47e-6/4*(T^4-298^4)-...
2*(74.597*(T-298)+3.34e-1/2*(T^2-298^2)+(-1.39e-3/3*(T^3-298^3))+3.02e-
6*(T^4-298^4)));
DH4=-160590+(131.914*(T-298)+1.37/2*(T^2-298^2)+(-3.61e-3/3*(T^3-298^3))
+4.09e-6/4*(T^4-298^4)-...
((54.718*(T-298)+3.45e-1/2*(T^2-298^2)+(-1.63e-3/3*(T^3-298^3))+3.88e-
6/4*(T^4-298^4))+...
2*(74.597*(T-298)+3.34e-1/2*(T^2-298^2)+(-1.39e-3/3*(T^3-298^3))+3.02e-
6*(T^4-298^4))));
r1=3.253e-3*2^((T-318)/10)*ca^2;
r2=1.3954e-3*2^((T-318)/10)*ca*cb;
r3=1.762e-3*2^((T-318)/10)*cb^2;
r4=6.798e-4*2^((T-318)/10)*ca*cb^2;

dydz=[S*(-2*r1-r2-r4)*rhocat
S*(-r2-2*r3-2*r4)*rhocat
S*r1*rhocat
S*r2*rhocat
S*r3*rhocat
S*r4*rhocat
rhocat*S/ftcp*(-r1*DH1-r2*DH2-r3*DH3-r4*DH4)

(-150*(1-por)^2/(por)^3*miu*u/dp^2-1.75*(1-por)/(por)^3*rho*u^2/dp)*T/31
8]; %kana bukan fasa gas jdi gk koreksi P

A.2. Bed 1
function f=bed1(zmax)
S=1.8;
fao=51.378;fbo=93.124;fco=7.129;fdo=0;feo=0;ffo=0;
yo=[fao fbo fco fdo feo ffo 318 1900000];

[z y]=ode45(@rancangtrk,[0 zmax],yo,[],S);
f=70+273-y(end,7);
%f=12-y(end,1)

A.3. Run Bed 1


clc
clear
zmax=fsolve(@bed1,0.05);
S=1.8 %tebakan
fao=51.378;fbo=93.124;fco=7.129;fdo=0;feo=0;ffo=0;
yo=[fao fbo fco fdo feo ffo 318 1900000];
[z y]=ode45(@rancangtrk,[0 zmax],yo,[],S);
%y(end,8)=y(end,8)/100000 %hanya baris terkahir pada kolom 8
%y(:,8)=y(:,8)/100000; %semua baris kolom 8
%y(end,:) %semua kolom baris terkakhir
konversi=(51.378-y(end,1))/51.378*100;
Wkatalis=z(end,:)*S*800;
moltotal=y(end,1)+y(end,2)+y(end,3)+y(end,4)+y(end,5)+y(end,6)+0.52142+24.5
87+37.371+9.179;
y(end,1:6)

disp(['======================== Hasil Desain ========================'])


disp(['Laju alir mol Propylene=',num2str(y(end,1)),' kmol/h'])
disp(['Konversi=',num2str(konversi),'%'])
disp(['Laju alir mol total=',num2str(moltotal), ' kmol/h'])
disp(['Temperatur Keluaran=',num2str(y(end,7)),' Kelvin'])
disp(['Tekanan Keluaran=',num2str(y(end,8)),' Pascal'])
disp(['Panjang Bed=',num2str(z(end,:)),' meter'])
disp(['Berat Katalis=',num2str(Wkatalis),' Kg'])
disp(['=============================================================='])

A.4. Bed 2
function f=bed2(zmax)
S=1.8 %tebakan
fao=45.5258;fbo=83.1491;fco=8.5761;fdo=1.1293;feo=2.5942;ffo=1.8286;
yo=[fao fbo fco fdo feo ffo 318 1899999.1634];

[z y]=ode45(@rancangtrk,[0 zmax],yo,[],S);
f=70+273-y(end,7);
%f=12-y(end,1)

A.5. Run Bed 2


clc
clear
zmax=fsolve(@bed2,0.05);
S=1.8 %tebakan
fao=45.5258;fbo=83.1491;fco=8.5761;fdo=1.1293;feo=2.5942;ffo=1.8286;
yo=[fao fbo fco fdo feo ffo 318 1899999.1634];
[z y]=ode45(@rancangtrk,[0 zmax],yo,[],S);

konversi=(51.378-y(end,1))/51.378*100;
Wkatalis=z(end,:)*S*800;
moltotal=y(end,1)+y(end,2)+y(end,3)+y(end,4)+y(end,5)+y(end,6)+0.52142+24.5
87+37.371+9.179;
y(end,1:6)

disp(['======================== Hasil Desain ========================'])


disp(['Laju alir mol Propylene=',num2str(y(end,1)),' kmol/h'])
disp(['Konversi=',num2str(konversi),'%'])
disp(['Laju alir mol total=',num2str(moltotal), ' kmol/h'])
disp(['Temperatur Keluaran=',num2str(y(end,7)),' Kelvin'])
disp(['Tekanan Keluaran=',num2str(y(end,8)),' Pascal'])
disp(['Panjang Bed=',num2str(z(end,:)),' meter'])
disp(['Berat Katalis=',num2str(Wkatalis),' Kg'])
disp(['=============================================================='])

A.6. Bed 3
function f=bed3(zmax)
S=1.8;
fao=39.7269;fbo=73.2292;fco=10.0468;fdo=2.2867;feo=5.2753;ffo=3.5288;
yo=[fao fbo fco fdo feo ffo 318 1899998.0568];

[z y]=ode45(@rancangtrk,[0 zmax],yo,[],S);
f=70+273-y(end,7);
%f=12-y(end,1)

A.7. Run Bed 3


clc
clear
zmax=fsolve(@bed3,0.05);
S=1.8;
fao=39.7269;fbo=73.2292;fco=10.0468;fdo=2.2867;feo=5.2753;ffo=3.5288;
yo=[fao fbo fco fdo feo ffo 318 1899998.0568];

[z y]=ode45(@rancangtrk,[0 zmax],yo,[],S);

konversi=(51.378-y(end,1))/51.378*100;
Wkatalis=z(end,:)*S*800;
moltotal=y(end,1)+y(end,2)+y(end,3)+y(end,4)+y(end,5)+y(end,6)+0.52142+24.5
87+37.371+9.179;
y(end,1:6)

disp(['======================== Hasil Desain ========================'])


disp(['Laju alir mol Propylene=',num2str(y(end,1)),' kmol/h'])
disp(['Konversi=',num2str(konversi),'%'])
disp(['Laju alir mol total=',num2str(moltotal), ' kmol/h'])
disp(['Temperatur Keluaran=',num2str(y(end,7)),' Kelvin'])
disp(['Tekanan Keluaran=',num2str(y(end,8)),' Pascal'])
disp(['Panjang Bed=',num2str(z(end,:)),' meter'])
disp(['Berat Katalis=',num2str(Wkatalis),' Kg'])
disp(['=============================================================='])

A.8. Bed 4
function f=bed4(zmax)
S=1.8;
fao=33.9838 ;fbo=63.3503;fco=11.5435;fdo=3.4766 ;feo= 8.0600;ffo=5.0886;
yo=[fao fbo fco fdo feo ffo 318 1899996.5402];

[z y]=ode45(@rancangtrk,[0 zmax],yo,[],S);
f=70+273-y(end,7);
%f=12-y(end,1)

A.9. Run Bed 4


clc
clear
zmax=fsolve(@bed4,0.05);
S=1.8 %tebakan
fao=33.9838 ;fbo=63.3503;fco=11.5435;fdo=3.4766 ;feo= 8.0600;ffo=5.0886;
yo=[fao fbo fco fdo feo ffo 318 1899996.5402];

[z y]=ode45(@rancangtrk,[0 zmax],yo,[],S);

konversi=(51.378-y(end,1))/51.378*100;
Wkatalis=z(end,:)*S*800;
moltotal=y(end,1)+y(end,2)+y(end,3)+y(end,4)+y(end,5)+y(end,6)+0.52142+24.5
87+37.371+9.179;
y(end,1:6)

disp(['======================== Hasil Desain ========================'])


disp(['Laju alir mol Propylene=',num2str(y(end,1)),' kmol/h'])
disp(['Konversi=',num2str(konversi),'%'])
disp(['Laju alir mol total=',num2str(moltotal), ' kmol/h'])
disp(['Temperatur Keluaran=',num2str(y(end,7)),' Kelvin'])
disp(['Tekanan Keluaran=',num2str(y(end,8)),' Pascal'])
disp(['Panjang Bed=',num2str(z(end,:)),' meter'])
disp(['Berat Katalis=',num2str(Wkatalis),' Kg'])
disp(['=============================================================='])

A.10. Bed 5
function f=bed5(zmax)
S=1.8;
fao=28.3015 ;fbo=53.4947;fco=13.0683 ;fdo=4.7040;feo=10.9687;ffo=6.4940;
yo=[fao fbo fco fdo feo ffo 318 1899994.3642];

[z y]=ode45(@rancangtrk,[0 zmax],yo,[],S);
f=70+273-y(end,7);
%f=12-y(end,1)

A.11. Run Bed 5


clc
clear
zmax=fsolve(@bed5,0.05);
S=1.8 %tebakan
fao=28.3015 ;fbo=53.4947;fco=13.0683 ;fdo=4.7040;feo=10.9687;ffo=6.4940;
yo=[fao fbo fco fdo feo ffo 318 1899994.3642];

[z y]=ode45(@rancangtrk,[0 zmax],yo,[],S);

konversi=(51.378-y(end,1))/51.378*100;
Wkatalis=z(end,:)*S*800;
moltotal=y(end,1)+y(end,2)+y(end,3)+y(end,4)+y(end,5)+y(end,6)+0.52142+24.5
87+37.371+9.179;
y(end,1:6)

disp(['======================== Hasil Desain ========================'])


disp(['Laju alir mol Propylene=',num2str(y(end,1)),' kmol/h'])
disp(['Konversi=',num2str(konversi),'%'])
disp(['Laju alir mol total=',num2str(moltotal), ' kmol/h'])
disp(['Temperatur Keluaran=',num2str(y(end,7)),' Kelvin'])
disp(['Tekanan Keluaran=',num2str(y(end,8)),' Pascal'])
disp(['Panjang Bed=',num2str(z(end,:)),' meter'])
disp(['Berat Katalis=',num2str(Wkatalis),' Kg'])
disp(['=============================================================='])

A.12. Bed 6
function f=bed6(zmax)
S=1.8;
fao=22.6886;fbo=43.6391;fco=14.6225 ;fdo=5.9747;feo=14.0273 ;ffo=7.7279;
yo=[fao fbo fco fdo feo ffo 318 1899991.0417];

[z y]=ode45(@rancangtrk,[0 zmax],yo,[],S);
f=70+273-y(end,7);
%f=12-y(end,1)

A.13. Run Bed 6


clc
clear
zmax=fsolve(@bed6,0.08);
S=1.8 %tebakan
fao=22.6886;fbo=43.6391;fco=14.6225 ;fdo=5.9747;feo=14.0273 ;ffo=7.7279;
yo=[fao fbo fco fdo feo ffo 318 1899991.0417];

[z y]=ode45(@rancangtrk,[0 zmax],yo,[],S);

konversi=(51.378-y(end,1))/51.378*100;
Wkatalis=z(end,:)*S*800;
moltotal=y(end,1)+y(end,2)+y(end,3)+y(end,4)+y(end,5)+y(end,6)+0.52142+24.5
87+37.371+9.179;
y(end,1:6)

disp(['======================== Hasil Desain ========================'])


disp(['Laju alir mol Propylene=',num2str(y(end,1)),' kmol/h'])
disp(['Konversi=',num2str(konversi),'%'])
disp(['Laju alir mol total=',num2str(moltotal), ' kmol/h'])
disp(['Temperatur Keluaran=',num2str(y(end,7)),' Kelvin'])
disp(['Tekanan Keluaran=',num2str(y(end,8)),' Pascal'])
disp(['Panjang Bed=',num2str(z(end,:)),' meter'])
disp(['Berat Katalis=',num2str(Wkatalis),' Kg'])
disp(['=============================================================='])
A.14. Bed 7
function f=bed7(zmax)
S=1.8;
fao=17.1599 ;fbo=33.7520 ;fco=16.2059 ;fdo=7.2952;feo=17.2692 ;ffo=8.7693;
yo=[fao fbo fco fdo feo ffo 318 1899985.49];

[z y]=ode45(@rancangtrk,[0 zmax],yo,[],S);
f=70+273-y(end,7);
%f=12-y(end,1)
A.15. Run Bed 7
clc
clear
zmax=fsolve(@bed7,0.08);
S=1.8 %tebakan
fao=17.1599 ;fbo=33.7520 ;fco=16.2059 ;fdo=7.2952;feo=17.2692 ;ffo=8.7693;
yo=[fao fbo fco fdo feo ffo 318 1899985.49];

[z y]=ode45(@rancangtrk,[0 zmax],yo,[],S);

konversi=(51.378-y(end,1))/51.378*100;
Wkatalis=z(end,:)*S*800;
moltotal=y(end,1)+y(end,2)+y(end,3)+y(end,4)+y(end,5)+y(end,6)+0.52142+24.5
87+37.371+9.179;
y(end,1:6)

disp(['======================== Hasil Desain ========================'])


disp(['Laju alir mol Propylene=',num2str(y(end,1)),' kmol/h'])
disp(['Konversi=',num2str(konversi),'%'])
disp(['Laju alir mol total=',num2str(moltotal), ' kmol/h'])
disp(['Temperatur Keluaran=',num2str(y(end,7)),' Kelvin'])
disp(['Tekanan Keluaran=',num2str(y(end,8)),' Pascal'])
disp(['Panjang Bed=',num2str(z(end,:)),' meter'])
disp(['Berat Katalis=',num2str(Wkatalis),' Kg'])
disp(['=============================================================='])

A.16. Bed 8
function f=bed8(zmax)
S=1.8;
fao=11.7407 ;fbo=23.7892;fco=17.8154 ;fdo=8.6726;feo=20.7392 ;ffo=9.5921;
yo=[fao fbo fco fdo feo ffo 318 1899974.7717];

[z y]=ode45(@rancangtrk,[0 zmax],yo,[],S);
f=70+273-y(end,7);
%f=12-y(end,1)

A.17. Run Bed 8


clc
clear
zmax=fsolve(@bed8,0.08);
S=1.8 %tebakan
fao=11.7407 ;fbo=23.7892;fco=17.8154 ;fdo=8.6726;feo=20.7392 ;ffo=9.5921;
yo=[fao fbo fco fdo feo ffo 318 1899974.7717];

[z y]=ode45(@rancangtrk,[0 zmax],yo,[],S);

konversi=(51.378-y(end,1))/51.378*100;
Wkatalis=z(end,:)*S*800;
moltotal=y(end,1)+y(end,2)+y(end,3)+y(end,4)+y(end,5)+y(end,6)+0.52142+24.5
87+37.371+9.179;
y(end,1:6)

disp(['======================== Hasil Desain ========================'])


disp(['Laju alir mol Propylene=',num2str(y(end,1)),' kmol/h'])
disp(['Konversi=',num2str(konversi),'%'])
disp(['Laju alir mol total=',num2str(moltotal), ' kmol/h'])
disp(['Temperatur Keluaran=',num2str(y(end,7)),' Kelvin'])
disp(['Tekanan Keluaran=',num2str(y(end,8)),' Pascal'])
disp(['Panjang Bed=',num2str(z(end,:)),' meter'])
disp(['Berat Katalis=',num2str(Wkatalis),' Kg'])
disp(['=============================================================='])

A.18. Bed 9
function f=bed9(zmax)
S=1.8;
fao=6.4768 ;fbo=13.6838;fco=19.4413 ;fdo=10.1138;feo=24.5004 ;ffo=10.1630;
yo=[fao fbo fco fdo feo ffo 318 1899947.4515];

[z y]=ode45(@rancangtrk,[0 zmax],yo,[],S);
f=6.16536-y(end,1);

A.19. Run Bed 9


clc
clear
zmax=fsolve(@bed9,0.08);
S=1.8 %tebakan
fao=6.4768 ;fbo=13.6838;fco=19.4413 ;fdo=10.1138;feo=24.5004 ;ffo=10.1630;
yo=[fao fbo fco fdo feo ffo 318 1899947.4515];

[z y]=ode45(@rancangtrk,[0 zmax],yo,[],S);

konversi=(51.378-y(end,1))/51.378*100;
Wkatalis=z(end,:)*S*800;
moltotal=y(end,1)+y(end,2)+y(end,3)+y(end,4)+y(end,5)+y(end,6)+0.52142+24.5
87+37.371+9.179;
y(end,1:6)

disp(['======================== Hasil Desain ========================'])


disp(['Laju alir mol Propylene=',num2str(y(end,1)),' kmol/h'])
disp(['Konversi=',num2str(konversi),'%'])
disp(['Laju alir mol total=',num2str(moltotal), ' kmol/h'])
disp(['Temperatur Keluaran=',num2str(y(end,7)),' Kelvin'])
disp(['Tekanan Keluaran=',num2str(y(end,8)),' Pascal'])
disp(['Panjang Bed=',num2str(z(end,:)),' meter'])
disp(['Berat Katalis=',num2str(Wkatalis),' Kg'])
disp(['=============================================================='])

A.20. D Optimum Awal


mtot=2162+23+4538+79+122+50+687+600+1350+2050+465
mrA=42.08;mrB=56.108;mrC=84.16;mrD=98.189;mrE=112.216;mrF=154.29;
mrG=44.1;mrH=58.12;mrI=58.12;mrJ=56.108;
fao=51.378
fb0=93.124
fco=7.129
fdo=0
feo=0
ffo=0
fgo=0.52142
fho=24.587
fio=37.371
fjo=9.179
ma=fao*mrA;mb=fb0*mrB;mc=fco*mrB;md=fdo*mrD;me=feo*mrE;mf=ffo*mrF;mg=fgo*mrG;mh=fh
o*mrH;mi=fio*mrI;mj=fjo*mrJ;
ya=ma/mtot;yb=mb/mtot;yc=mc/mtot;yd=md/mtot;ye=me/mtot;
yf=mf/mtot;yg=mg/mtot;yh=mh/mtot;yi=mi/mtot;yj=mj/mtot;
T=45+273
TrA=364.76; TrB=419.59; TrC=504.03; TrD=537.29; TrE=566.6;
TrF=638; TrG=369.82; TrH=408.14; TrI=425.18; TrJ=417.9;
ZA=(1-T/TrA)^0.30246;ZB=(1-T/TrB)^0.2853;ZC=(1-T/TrC)^0.28571;ZD=(1-
T/TrD)^0.2742;ZE=(1-T/TrE)^0.2357;
ZF=(1-T/TrF)^0.2903;ZG=(1-T/TrG)^0.287;ZH=(1-T/TrH)^0.273;ZI=(1-
T/TrI)^0.2863;ZJ=(1-T/TrJ)^0.27964;
rhoA=0.23314*0.2774^(-ZA) ; rhoF=0.2404*0.2565^(-ZF);
rhoB=0.23224*0.2663^(-ZB) ; rhoG=0.2215*0.2774^(-ZG);
rhoC=0.23941*0.26605^(-ZC) ; rhoH=0.22281*0.27294^(-ZH);
rhoD=0.2378*0.2631^(-ZD) ; rhoI=0.22827*0.27240^(-ZI);
rhoE=0.2368*0.2565^(-ZE) ; rhoJ=0.23181*0.2666^(-ZJ);
rho=(ya*rhoA+yb*rhoB+yc*rhoC+yd*rhoD+ye*rhoE+yf*rhoF+yg*rhoG+yh*rhoH+yi*rhoI+yj*rh
oJ)*1000
dopt=293*(mtot/3600)^0.53*rho^-0.37 %mm

A.21. D Optimum Akhir


mtot=2162+23+4538+79+122+50+687+600+1350+2050+465
mrA=42.08;mrB=56.108;mrC=84.16;mrD=98.189;mrE=112.216;mrF=154.29;
mrG=44.1;mrH=58.12;mrI=58.12;mrJ=56.108;
fao=6.1654
fb0=14.7289
fco=15.4934
fdo=14.1867
feo=17.8069
ffo=14.2972
fgo=0.52142
fho=24.587
fio=37.371
fjo=9.179
ma=fao*mrA;mb=fb0*mrB;mc=fco*mrB;md=fdo*mrD;me=feo*mrE;mf=ffo*mrF;mg=fgo*mrG;mh=fh
o*mrH;mi=fio*mrI;mj=fjo*mrJ;
ya=ma/mtot;yb=mb/mtot;yc=mc/mtot;yd=md/mtot;ye=me/mtot;
yf=mf/mtot;yg=mg/mtot;yh=mh/mtot;yi=mi/mtot;yj=mj/mtot;
T=326.5249
TrA=364.76; TrB=419.59; TrC=504.03; TrD=537.29; TrE=566.6;
TrF=638; TrG=369.82; TrH=408.14; TrI=425.18; TrJ=417.9;
ZA=(1-T/TrA)^0.30246;ZB=(1-T/TrB)^0.2853;ZC=(1-T/TrC)^0.28571;ZD=(1-
T/TrD)^0.2742;ZE=(1-T/TrE)^0.2357;
ZF=(1-T/TrF)^0.2903;ZG=(1-T/TrG)^0.287;ZH=(1-T/TrH)^0.273;ZI=(1-
T/TrI)^0.2863;ZJ=(1-T/TrJ)^0.27964;
rhoA=0.23314*0.2774^(-ZA) ; rhoF=0.2404*0.2565^(-ZF);
rhoB=0.23224*0.2663^(-ZB) ; rhoG=0.2215*0.2774^(-ZG);
rhoC=0.23941*0.26605^(-ZC) ; rhoH=0.22281*0.27294^(-ZH);
rhoD=0.2378*0.2631^(-ZD) ; rhoI=0.22827*0.27240^(-ZI);
rhoE=0.2368*0.2565^(-ZE) ; rhoJ=0.23181*0.2666^(-ZJ);
rho=(ya*rhoA+yb*rhoB+yc*rhoC+yd*rhoD+ye*rhoE+yf*rhoF+yg*rhoG+yh*rhoH+yi*rhoI+yj*rh
oJ)*1000
dopt=293*(mtot/3600)^0.53*rho^-0.37 %mm
LAMPIRAN B
HASIL MATLAB

B.1. Run Bed 1


S = 1.8000
ans =
45.5258 83.1491 8.5761 1.1293 2.5942 1.8286
======================== Hasil Desain ========================
Laju alir mol Propylene=45.5258 kmol/h
Konversi=11.3904%
Laju alir mol total=214.4616 kmol/h
Temperatur Keluaran=343 Kelvin
Tekanan Keluaran=1899999.1634 Pascal
Panjang Bed=0.042148 meter
Berat Katalis=60.6924 Kg

B.2. Run Bed 2


S = 1.8000
ans =
39.7269 73.2292 10.0468 2.2867 5.2753 3.5288
======================== Hasil Desain ========================
Laju alir mol Propylene=39.7269 kmol/h
Konversi=22.6772%
Laju alir mol total=205.752 kmol/h
Temperatur Keluaran=343 Kelvin
Tekanan Keluaran=1899998.0568 Pascal
Panjang Bed=0.052857 meter
Berat Katalis=76.1138 Kg
==============================================================
B.3. Run Bed 3
ans =
33.9838 63.3503 11.5435 3.4766 8.0600 5.0886

======================== Hasil Desain ========================


Laju alir mol Propylene=33.9838 kmol/h
Konversi=33.8554%
Laju alir mol total=197.1612 kmol/h
Temperatur Keluaran=343 Kelvin
Tekanan Keluaran=1899996.5402 Pascal
Panjang Bed=0.068788 meter
Berat Katalis=99.0549 Kg
==============================================================

B.4. Run Bed 4


S = 1.8000
ans =
28.3015 53.4947 13.0683 4.7040 10.9687 6.4940

======================== Hasil Desain ========================


Laju alir mol Propylene=28.3015 kmol/h
Konversi=44.9152%
Laju alir mol total=188.6895 kmol/h
Temperatur Keluaran=343 Kelvin
Tekanan Keluaran=1899994.3642 Pascal
Panjang Bed=0.09388 meter
Berat Katalis=135.1875 Kg
==============================================================

B.5. Run Bed 5


S = 1.8000
ans =
22.6886 43.6391 14.6225 5.9747 14.0273 7.7279
======================== Hasil Desain ========================
Laju alir mol Propylene=22.6886 kmol/h
Konversi=55.8399%
Laju alir mol total=180.3384 kmol/h
Temperatur Keluaran=343 Kelvin
Tekanan Keluaran=1899991.0417 Pascal
Panjang Bed=0.13659 meter
Berat Katalis=196.693 Kg
==============================================================

B.6. Run Bed 6


S = 1.8000
ans =
17.1599 33.7520 16.2059 7.2952 17.2692 8.7693
======================== Hasil Desain ========================
Laju alir mol Propylene=17.1599 kmol/h
Konversi=66.6007%
Laju alir mol total=172.1099 kmol/h
Temperatur Keluaran=343 Kelvin
Tekanan Keluaran=1899985.49 Pascal
Panjang Bed=0.2179 meter
Berat Katalis=313.7768 Kg
==============================================================

B.7. Run Bed 7


S = 1.8000
ans =
11.7407 23.7892 17.8154 8.6726 20.7392 9.5921
======================== Hasil Desain ========================
Laju alir mol Propylene=11.7407 kmol/h
Konversi=77.1483%
Laju alir mol total=164.0075 kmol/h
Temperatur Keluaran=343 Kelvin
Tekanan Keluaran=1899974.7717 Pascal
Panjang Bed=0.40248 meter
Berat Katalis=579.5729 Kg
==============================================================

B.8. Run Bed 8


S = 1.8000
ans =
6.4768 13.6838 19.4413 10.1138 24.5004 10.1630

======================== Hasil Desain ========================


Laju alir mol Propylene=6.4768 kmol/h
Konversi=87.3938%
Laju alir mol total=156.0375 kmol/h
Temperatur Keluaran=343 Kelvin
Tekanan Keluaran=1899947.4515 Pascal
Panjang Bed=0.98391 meter
Berat Katalis=1416.8326 Kg
==============================================================

B.9. Run Bed 9


S = 1.8000
ans =
6.1654 13.0665 19.5395 10.2029 24.7385 10.1889

======================== Hasil Desain ========================


Laju alir mol Propylene=6.1654 kmol/h
Konversi=88%
Laju alir mol total=155.5602 kmol/h
Temperatur Keluaran=319.4569 Kelvin
Tekanan Keluaran=1899940.1514 Pascal
Panjang Bed=0.2501 meter
Berat Katalis=360.1489 Kg
==============================================================
LAMPIRAN C
PERHITUNGAN EXCEL
LAMPIRAN D
TABEL DAN GAMBAR

Factor of Safety
Equipment
- FOS -
Aircraft components 1.5 - 2.5
Boilers 3.5 - 6
Bolts 8.5
Cast-iron wheels 20
Engine components 6-8
Heavy duty shafting 10 - 12
Lifting equipment - hooks .. 8-9
Pressure vessels 3.5 - 6
Turbine components - static 6-8
Turbine components - rotating 2-3
Spring, large heavy-duty 4.5
Structural steel work in buildings 4-6
Structural steel work in bridges 5-7
Wire ropes 8-9
Gambar D.1. Tabel Safety Factor

Anda mungkin juga menyukai