Anggota Kelompok :
1. Edlyn Vionita Wibowo Sutomo 2016620006/F
2. Caroline Aliwinoto 2016620046/F
3. Vivian 2016620094/F
4. Amelia Chandra 2016620110/F
1.1. Pendahuluan
Perkembangan industri yang menghasilkan senyawa intermediate kini tengah
berkembang pesat. Salah satu senyawa intermediate yang banyak digunakan adalah heptena.
Heptena merupakan salah satu jenis olefin yang dipwallakan sebagai bahan baku untuk
industri oli sintesis, polietilena, detergen dan poly Vinyl Cloride ( PVC). (Kirk Othmer (1978)
dalam Rachmani (2015)).
Heptena dapat diperoleh dari proses cracking pada pengolahan minyak bumi dan
dengan cara co-dimerisasi senyawa propena dan butena. Pembuatan heptena dari senyawa
propena dan butena dapat dilakukan dalam dua macam kondisi operasi, dengan suhu dan
tekanan rendah atau suhu dan tekanan tinggi. Masing-masing kondisi operasi memiliki
kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
1. Suhu dan Tekanan Rendah
Reaktor : packed bed reactor, multi bed reactor yang dijalankan vertikal
Temperatur operasi : 45–70 oC
Tekanan operasi : 11 bar
Fasa : cair
Umpan : propilene, butena, dan slurry katalis yang dicampur dengan heksena
Katalis : Ni-Alumina
Konversi : 46%
Reaktor yang digunakan berbentuk seperti kolom distilasi (tanpa aliran gas)
dimana setiap stage-nya mempunyai konsentrasi reaktan sama. Alasan penggunaan reaktor
ini adalah untuk menghindari hancurnya katalis akibat tekanan dari tumpukan katalis
diatasnya. Pada proses ini digunakan heat exchanger eksternal yang bertujuan untuk
menghilangkan panas yang dihasilkan selama reaksi, caranya dengan memompa cairan
keluar dan setelah dilewatkan HE dikembalikan lagi di stage yang sama. Katalis yang
digunakan pada kondisi operasi ini adalah organometallic catalyst (alkyl-aluminum dalam
garam nikel). Penggunaan katalis ini dikarenakan bagian aktif katalis (Ni) termasuk unsur
logam yang bersifat Lewis dan cocok untuk proses co-dimerisasi. Keuntungan dari kondisi
operasi ini adalah konversinya yang tinggi dan pengontrolan yang mudah. Selain itu,
reaktor yang digunakan dapat berukuran lebih kecil karena reaksi dalam fasa cair. Dilihat
dari segi safety, proses ini juga lebih aman karena pendinginan dapat menghindari
terjadinya thermal runaway saat reaksi berlangsung, Namun diperlukan sistem
pendinginan yang baik karena reaksi terjadi pada suhu rendah sedangkan reaksinya
eksotermis dan juga diperlukan adanya menara distilasi untuk pemisahan.
2. Suhu dan Tekanan Tinggi
Reaktor : fixed bed reactor, multi bed reactor
Temperatur operasi : 175-225oC
Tekanan operasi : 27 atm
Fasa : gas
Umpan : propilene dan iso-butena
Katalis : asam fosfat padat berbentuk silindris dengan ukuran 5 x 5 mm
Konversi : 30-40%
Hasil samping : heksena dan oktena
Pada kondisi temperatur operasi 135oC dan tekanan operasi sebesar 38 atm,
didapat hasil output heptena sebesar 40-45%, 10-15% oktena, 25-30% campuran dekena
dan undekena dan 10-25% polimer dengan titik didih tinggi. Salah satu kelebihan dari
kondisi operasi ini adalah pemisahan antara produk dan reaktan lebih mudah karena gas
hasil reaksi hanya perlu didinginkan sehingga tidak perlu menara distilasi. Selain itu, tidak
diperlukan sistem pendinginan yang terlalu ekstrim karena panas hasil reaksi digunakan
untuk menjaga agar reaksi tetap pada suhu tinggi. Namun proses produksi pada kondisi
operasi ini membutuhkan energi kompresi yang besar karena tekanan operasi yang cukup
tinggi dan juga perlu reaktor dengan volume besar karena reaksi dilangsungkan dalam fasa
gas. Selain itu, konversi yang didapatkan juga termasuk rendah.
Dari kedua kondisi operasi diatas, pembuatan heptena dengan kondisi operasi
temperatur dan tekanan rendah lebih banyak digunakan. Hal ini dikarenakan konversinya
yang tinggi dengan ukuran reaktor lebih kecil dan pengontrolan yang mudah. Dan juga lebih
aman dari segi safety.
Pada pembuatan heptena, digunakan fixed bed reactor / packed bed reactor (PBR)
yaitu reaktor yang menggunakan unggun katalis padat yang diam. Kelebihan dari reaktor ini
adalah konversinya yang tinggi per massa katalis, mudah dibuat, kontak antara reaktan dan
katalis lebih baik dibanding reaktor lainnya, biaya operasional dan konstruksi yang rendah,
efektif pada suhu dan tekanan tinggi dan operasinya yang kontinu. Sedangkan kekurangan
dari reaktor ini adalah kontrol suhu sulit, penggantian katalis sulit, adanya kemungkinan
terjadi reaksi samping dan perpindahan panas ke/dari reaktor sulit.
Bed number 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Vapor flow direction - - - - - - - - -
Liquid flow direction - - - - - - - - -
Operating temperature °C 343 343 343 343 343 343 343 343 343
Pressure bara 19 18,99999163 18,99998057 18,9999654 18,99994364 18,9999104 18,9998549 18,99974772 18,9994745
Vap flow kg/h - - - - - - - - -
Top of Vap density kg/m³ - - - - - - - - -
section Vap dynamic viscosity N.s/m² - - - - - - - - -
Liq flow kg/h 12126 12125,95459 12125,96004 12125,9474 12125,94974 12125,9441 12125,95278 12125,95259 12125,9565
Liq density kg/m³ 531.1208 540.7616 550.2436 559.5660 568.7313 577.7432 586.6075 595.3376 603.9558
Liq dynamic viscosity N.s/m² 0,0001161 0,0001287 0,0001419 0,0001554 0,0001694 0,0001835 0,0001979 0,0002122 0,0002265
Operating temperature °C 70 70 70 70 70 70 70 70 46,4569
Pressure bara 18,99999163 18,99998057 18,9999654 18,9999436 18,99991042 18,9998549 18,99974772 18,99947452 18,9994015
Vap flow kg/h - - - - - - - - -
Bottom of Vap density kg/m³ - - - - - - - - -
section Vap dynamic viscosity N.s/m² - - - - - - - - -
Liq flow kg/h 12125,95459 12125,96004 12125,94737 12125,9497 12125,94405 12125,9528 12125,95259 12125,95655 12125,9425
Liq density kg/m³ 502.4693 513.6095 524.5769 535.3740 546.0051 556.4758 566.7987 576.9944 602.9867
Liq dynamic viscosity N.s/m² 0,0001053 0,0001155 0,0001260 0,0001367 0,0001477 0,0001587 0,0001698 0,0001809 0,0002242
Catalyst type Ni- alumina Ni- alumina Ni- alumina Ni- alumina Ni- alumina Ni- alumina Ni- alumina Ni- alumina Ni- alumina
Silinder Silinder Silinder Silinder Silinder Silinder Silinder Silinder Silinder
Catalyst shape Berlubang Berlubang Berlubang Berlubang Berlubang Berlubang Berlubang Berlubang Berlubang
Catalyst nominal diameter mm 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Catalyst bed depth m 0,0421 0,0529 0,0688 0,0939 0,1366 0,2179 0,4025 0,9839 0,2501
Catalyst volume m³ 0,0417 0,0523 0,0681 0,0929 0,1352 0,2157 0,3985 0,9741 0,2476
Catalyst bed bulk density kg/m3 800 800 800 800 800 800 800 800 800
Catalyst bed void fraction 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45
LSHV /h 547,16 428,52 323,60 233,16 157,67 97,29 51,88 20,91 81,09
GHSV /h 119868,44 91803,60 67677,52 47518,34 31256,61 18725,96 9675,52 3771,56 14116,54
WHSV 290605,46 231727,95 178060,59 130469,05 89672,95 56211,28 30432,41 12448,74 48974,12
Construction
Bed number 9 Bed
Shell material Carbon Steel SA516 Grade 70
Shell diameter m 1,51
Shell tangement length m 8,79
Shell thickness mm 14,3
Design temperature °C 45
Design Pressure bara 18,999402
Test Pressure bara 27,71
over
-
Segragation height head m
sump m -
Pipe branch nominal diameter (Input) mm 63.5 (2.5" SN 40)
Pipe branch elevation wrt base of section m 0,4316
pipe branch nominal diameter (Output) mm 63.5 (2.5" SN 40)
Pipe branch elevation wrt base of section m 0,2024
Support grid material Carbon Steel SA516 Grade 70
Suport grid elevation wrt base of section m 0,6
Distributor type Tubular Metal Packing
Distibutor material Carbon Steel SA516 Grade 70
Distributor base elevation wrt base of
0,1016
section m
Demister type -
Demister material -
Demister support grid elevation wrt base of section m -
2.2. Dimensi – Dimensi Reaktor
Dalam perancagan, dilakukan beberapa perhitungan untuk mendapatkan data mekanikal,
seperti sebagai berikut:
(i) Diameter ekonomis optimum
Capital cost pipa akan meningkat seiring besarnya diameter pipa, tetapi
pumping cost akan menurun seiring besarnya diameter pipa. Diameter pipa yang
paling ekonomis adalah diameter yang memberikan biaya operasi per tahun yang
paling rendah. Oleh karena itu perlu diketahui diameter pipa yang paling ekonomis
dalam merancang reaktor ini. Untuk carbon steel: d,opt =293xG0,53 xρ-0,37
Dengan G = laju alir masa (kg/s) dan ρ adalah densitas (kg/m³).
Awal: d,opt =293x121260,53x531,1208-0,37= 54,7112 mm
Akhir: d,opt =293x121260,53x602.9867-0,37= 52,2016 mm
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dipilihlah pipa 2,5 inci SN 40
untuk aliran inlet maupun outlet reaktor.
2.4. Mixer
Sebelum diumpankan ke dalam reaktor, umpan akan terlebih dahulu masuk ke dalam
mixer. Mixer berfungsi untuk menyatukan tiga aliran umpan yang akan masuk ke reaktor
termasuk aliran daur ulang. Pada pencampuran, akan digunakan stirred tank dikarenakan
pada kondisi operasi tekanan 19 bara dan temperatur 45 ℃, campuran berfasa cair. Dalam
penggunaannya, mixer jenis stirred tank memerlukan impeller yang bertujuan agar
pencampuran lebih merata. Dengan mempertimbangkan viskositas campuran yang tidak
terlalu tinggi, dipilih jenis propeller untuk pengadukan. Pertimbangan lain pemilihan
propeller adalah penggunaan daya yang lebih sedikit dibanding impeller lainnya. Selain itu,
pada sisi tangki bagian dalam biasanya diberi baffle untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya fenomena seperti vorteks maupun deadzone yang dapat menyebabkan pengadukan
tidak merata.
Daftar Pustaka
The American Society of Mechanical Engineers. 2015. ASME Boiler and Pressure Vessel
Code, VIII Rules for Construction of Pressure Vessel, Division 2 Alternative Rules. New
York.
Serth, Robert W. 2007. Process Heat Transfer Principles and Applications. Amerika Serikat:
Elsevier Ltd.
Sinnott, R.K. 2013. Chemical Engineering Design, 2nd Edition. United States : Elsevier Ltd.
Walas, Stanley M., et al. 2012. Chemical Process Equipment Selection and Design. Edisi
Ketiga. Amerika Serikat: Elsevier Inc.
KOC, Reyyan et al. 2007. Partial Regeneration of Ni-Based Catalysts for Hydrogen
Production via Methane Cracking. Turkey : Hacettepe University.
Rachmani, Rarastiti. 2015. Prarancangan Pabrik Heptena dari Propena dan Butena dengan
kapasitas 25.000 Ton/Tahun. Yogyakarta : Univeristas Gadjah Mada.
Schoofs, Richard J. 1976. Catalyst Regeneration Process. US4038209A.
Waskito, Singgih Budi. 2013. Prarancangan Pabrik Heptena dari Propena dan Butena
dengan Kapasitas 20.000 Ton/Tahun. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
http://encyclopedia.che.engin.umich.edu/Pages/Reactors/PBR/PBR.html#ZFY019XNJFQZY
1XIHGCR diakses pada 16 Desember 2018.
http://www.umich.edu/~elements/5e/asyLearn/bits/pbr/index.htm diakses pada 16 Desember
2018.
LAMPIRAN A
SCRIPT MATLAB
mtot=12126; %kg/h
q=22.36542; %m^3/h-asumsi konstan karena perubahan densitas cairan terhadap
T tidak terlalu besar
u=(q/S)/3600;
por=0.45;
dp=5*10^(-3);
rhocat=800; %kg/m^3
%MR
mrA=42.08;mrB=56.108;mrC=84.16;mrD=98.189;mrE=112.216;mrF=154.29;
mrG=44.1;mrH=58.12;mrI=58.12;mrJ=56.108;
%Fraksimol
xa=fa/ftot;xb=fb/ftot;xc=fc/ftot;xd=fd/ftot;xe=fe/ftot;xf=ff/ftot;xg=fg/fto
t;xh=fh/ftot;
xi=fi/ftot;xj=fj/ftot;
mrcamp=xa*mrA+xb*mrB+xc*mrC+xd*mrD+xe*mrE+xf*mrF+xg*mrG+xh*mrH+xi*mrI+xj*mr
J;
%Fraksimassa
ma=fa*mrA;mb=fb*mrB;mc=fc*mrB;md=fd*mrD;me=fe*mrE;mf=ff*mrF;mg=fg*mrG;mh=fh
*mrH;mi=fi*mrI;mj=fj*mrJ;
ya=ma/mtot;yb=mb/mtot;yc=mc/mtot;yd=md/mtot;ye=me/mtot;
yf=mf/mtot;yg=mg/mtot;yh=mh/mtot;yi=mi/mtot;yj=mj/mtot;
%DENSITAS
TrA=364.76; TrB=419.59; TrC=504.03; TrD=537.29; TrE=566.6;
TrF=638; TrG=369.82; TrH=408.18; TrI=425.18; TrJ=417.9;
ZA=(1-T/TrA)^0.30246;ZB=(1-T/TrB)^0.2853;ZC=(1-T/TrC)^0.28571;ZD=(1-
T/TrD)^0.2742;ZE=(1-T/TrE)^0.2357;
ZF=(1-T/TrF)^0.2903;ZG=(1-T/TrG)^0.287;ZH=(1-T/TrH)^0.273;ZI=(1-
T/TrI)^0.2863;ZJ=(1-T/TrJ)^0.27964;
rhoA=0.23314*0.2774^(-ZA) ; rhoF=0.2404*0.2565^(-ZF);
rhoB=0.23224*0.2663^(-ZB) ; rhoG=0.2215*0.2774^(-ZG);
rhoC=0.23941*0.26605^(-ZC) ; rhoH=0.22281*27294^(-ZH);
rhoD=0.2378*0.2631^(-ZD) ; rhoI=0.22827*0.27240^(-ZI);
rhoE=0.2368*0.2565^(-ZE) ; rhoJ=0.23181*0.2666^(-ZJ);
rho=(ya*rhoA+yb*rhoB+yc*rhoC+yd*rhoD+ye*rhoE+yf*rhoF+yg*rhoG+yh*rhoH+yi*rho
I+yj*rhoJ)*1000; %kg/m^3
q=mtot/rho;
ca=fa/q;cb=fb/q;cc=fc/q;cd=fd/q;ce=fe/q;cf=ff/q;cg=fc/q;ch=fh/q;ci=fi/q;cj=
fj/q;
%VISKOSITAS
miuA=0.1078+(-0.0012*(T-273))+(4*10^-6)*(T-273)^2;
miuB=0.1785+(-0.0012*(T-273))+(4*10^-6)*(T-273)^2;
miuC=0.3264+(-0.0027*(T-273))+(1*10^-5)*(T-273)^2;
miuD=0.4172+(-0.0037*(T-273))+(1*10^-5)*(T-273)^2;
miuE=0.6219+(-0.0065*(T-273))+(3*10^-5)*(T-273)^2;
miuF=1.349+(-0.0169*(T-273))+(8*10^-5)*(T-273)^2;
miuG=0.1258+(-0.0013*(T-273))+(3*10^-6)*(T-273)^2;
miuH=0.2068+(-0.0015*(T-273))+(5*10^-6)*(T-273)^2;
miuI=0.1918+(-0.0015*(T-273))+(4*10^-6)*(T-273)^2;
miuJ=0.2089+(-0.0014*(T-273))+(5*10^-6)*(T-273)^2;
miu=((ya*miuA^(1/3)+yb*miuB^(1/3)+yc*miuC^(1/3)+yd*miuD^(1/3)+ye*miuE^(1/3)
+...
yf*miuF^(1/3)+yg*miuG^(1/3)+yh*miuH^(1/3)+yi*miuI^(1/3)+yj*miuJ^(1/3))^3)/1
000; %satuannya cp/1000 (SI)
%CP
cpA=54.718+3.45e-1*T+(-1.63e-3*T^2)+3.88e-6*T^3;
cpB=74.597+3.34e-1*T+(-1.39e-3*T^2)+3.02e-6*T^3;
cpC=100.785+5.44e-1*T+(-1.87e-3*T^2)+3.08e-6*T^3;
cpD=114.317+6.72e-1*T+(-2.16e-3*T^2)+3.21e-6*T^3;
cpE=119.984+8.33e-1*T+(-2.53e-3*T^2)+3.47e-6*T^3;
cpF=131.914+1.37*T+(-3.61e-3*T^2)+4.09e-6*T^3;
cpG=59.642+3.2e-1*T+(-1.54e-3*T^2)+3.65e-6*T^3;
cpH=71.791+4.85e-1*T+(-2.05e-3*T^2)+4.06e-6*T^3;
cpI=62.873+5.89e-1*T+(-2.36e-3*T^2)+4.23e-6*T^3;
cpJ=57.611+5.63e-1*T+(-2.3e-3*T^2)+4.18e-6*T^3;
cpcamp=xa*cpA+xb*cpB+xc*cpC+xd*cpD+xe*cpE+xf*cpF+xg*cpG+xh*cpH+xi*cpI+xj*cp
J;
ftcp=ftot*cpcamp;
%DHR
DH1=(-75510)+(100.785*(T-298)+5.44e-1/2*(T^2-298^2)+(-1.87e-3/3*(T^3-
298^3))+3.08e-6/4*(T^4-298^4)-...
2*(54.718*(T-298)+3.45e-1/2*(T^2-298^2)+(-1.63e-3/3*(T^3-298^3))+3.88e-
6/4*(T^4-298^4)));
DH2=-79020+(114.317*(T-298)+6.72e-1/2*(T^2-298^2)+(-2.16e-3/3*(T^3-298^3))
+3.21e-6/4*(T^4-298^4)-...
(54.718*(T-298)+3.45e-1/2*(T^2-298^2)+(-1.63e-3/3*(T^3-298^3))+3.88e-
6/4*(T^4-298^4)+...
74.597*(T-298)+3.34e-1/2*(T^2-298^2)+(-1.39e-3/3*(T^3-298^3))+3.02e-
6*(T^4-298^4)));
DH3=-78740+(119.984*(T-298)+8.33e-1/2*(T^2-298^2)+(-2.53e-3/3*(T^3-298^3))
+3.47e-6/4*(T^4-298^4)-...
2*(74.597*(T-298)+3.34e-1/2*(T^2-298^2)+(-1.39e-3/3*(T^3-298^3))+3.02e-
6*(T^4-298^4)));
DH4=-160590+(131.914*(T-298)+1.37/2*(T^2-298^2)+(-3.61e-3/3*(T^3-298^3))
+4.09e-6/4*(T^4-298^4)-...
((54.718*(T-298)+3.45e-1/2*(T^2-298^2)+(-1.63e-3/3*(T^3-298^3))+3.88e-
6/4*(T^4-298^4))+...
2*(74.597*(T-298)+3.34e-1/2*(T^2-298^2)+(-1.39e-3/3*(T^3-298^3))+3.02e-
6*(T^4-298^4))));
r1=3.253e-3*2^((T-318)/10)*ca^2;
r2=1.3954e-3*2^((T-318)/10)*ca*cb;
r3=1.762e-3*2^((T-318)/10)*cb^2;
r4=6.798e-4*2^((T-318)/10)*ca*cb^2;
dydz=[S*(-2*r1-r2-r4)*rhocat
S*(-r2-2*r3-2*r4)*rhocat
S*r1*rhocat
S*r2*rhocat
S*r3*rhocat
S*r4*rhocat
rhocat*S/ftcp*(-r1*DH1-r2*DH2-r3*DH3-r4*DH4)
(-150*(1-por)^2/(por)^3*miu*u/dp^2-1.75*(1-por)/(por)^3*rho*u^2/dp)*T/31
8]; %kana bukan fasa gas jdi gk koreksi P
A.2. Bed 1
function f=bed1(zmax)
S=1.8;
fao=51.378;fbo=93.124;fco=7.129;fdo=0;feo=0;ffo=0;
yo=[fao fbo fco fdo feo ffo 318 1900000];
[z y]=ode45(@rancangtrk,[0 zmax],yo,[],S);
f=70+273-y(end,7);
%f=12-y(end,1)
A.4. Bed 2
function f=bed2(zmax)
S=1.8 %tebakan
fao=45.5258;fbo=83.1491;fco=8.5761;fdo=1.1293;feo=2.5942;ffo=1.8286;
yo=[fao fbo fco fdo feo ffo 318 1899999.1634];
[z y]=ode45(@rancangtrk,[0 zmax],yo,[],S);
f=70+273-y(end,7);
%f=12-y(end,1)
konversi=(51.378-y(end,1))/51.378*100;
Wkatalis=z(end,:)*S*800;
moltotal=y(end,1)+y(end,2)+y(end,3)+y(end,4)+y(end,5)+y(end,6)+0.52142+24.5
87+37.371+9.179;
y(end,1:6)
A.6. Bed 3
function f=bed3(zmax)
S=1.8;
fao=39.7269;fbo=73.2292;fco=10.0468;fdo=2.2867;feo=5.2753;ffo=3.5288;
yo=[fao fbo fco fdo feo ffo 318 1899998.0568];
[z y]=ode45(@rancangtrk,[0 zmax],yo,[],S);
f=70+273-y(end,7);
%f=12-y(end,1)
[z y]=ode45(@rancangtrk,[0 zmax],yo,[],S);
konversi=(51.378-y(end,1))/51.378*100;
Wkatalis=z(end,:)*S*800;
moltotal=y(end,1)+y(end,2)+y(end,3)+y(end,4)+y(end,5)+y(end,6)+0.52142+24.5
87+37.371+9.179;
y(end,1:6)
A.8. Bed 4
function f=bed4(zmax)
S=1.8;
fao=33.9838 ;fbo=63.3503;fco=11.5435;fdo=3.4766 ;feo= 8.0600;ffo=5.0886;
yo=[fao fbo fco fdo feo ffo 318 1899996.5402];
[z y]=ode45(@rancangtrk,[0 zmax],yo,[],S);
f=70+273-y(end,7);
%f=12-y(end,1)
[z y]=ode45(@rancangtrk,[0 zmax],yo,[],S);
konversi=(51.378-y(end,1))/51.378*100;
Wkatalis=z(end,:)*S*800;
moltotal=y(end,1)+y(end,2)+y(end,3)+y(end,4)+y(end,5)+y(end,6)+0.52142+24.5
87+37.371+9.179;
y(end,1:6)
A.10. Bed 5
function f=bed5(zmax)
S=1.8;
fao=28.3015 ;fbo=53.4947;fco=13.0683 ;fdo=4.7040;feo=10.9687;ffo=6.4940;
yo=[fao fbo fco fdo feo ffo 318 1899994.3642];
[z y]=ode45(@rancangtrk,[0 zmax],yo,[],S);
f=70+273-y(end,7);
%f=12-y(end,1)
[z y]=ode45(@rancangtrk,[0 zmax],yo,[],S);
konversi=(51.378-y(end,1))/51.378*100;
Wkatalis=z(end,:)*S*800;
moltotal=y(end,1)+y(end,2)+y(end,3)+y(end,4)+y(end,5)+y(end,6)+0.52142+24.5
87+37.371+9.179;
y(end,1:6)
A.12. Bed 6
function f=bed6(zmax)
S=1.8;
fao=22.6886;fbo=43.6391;fco=14.6225 ;fdo=5.9747;feo=14.0273 ;ffo=7.7279;
yo=[fao fbo fco fdo feo ffo 318 1899991.0417];
[z y]=ode45(@rancangtrk,[0 zmax],yo,[],S);
f=70+273-y(end,7);
%f=12-y(end,1)
[z y]=ode45(@rancangtrk,[0 zmax],yo,[],S);
konversi=(51.378-y(end,1))/51.378*100;
Wkatalis=z(end,:)*S*800;
moltotal=y(end,1)+y(end,2)+y(end,3)+y(end,4)+y(end,5)+y(end,6)+0.52142+24.5
87+37.371+9.179;
y(end,1:6)
[z y]=ode45(@rancangtrk,[0 zmax],yo,[],S);
f=70+273-y(end,7);
%f=12-y(end,1)
A.15. Run Bed 7
clc
clear
zmax=fsolve(@bed7,0.08);
S=1.8 %tebakan
fao=17.1599 ;fbo=33.7520 ;fco=16.2059 ;fdo=7.2952;feo=17.2692 ;ffo=8.7693;
yo=[fao fbo fco fdo feo ffo 318 1899985.49];
[z y]=ode45(@rancangtrk,[0 zmax],yo,[],S);
konversi=(51.378-y(end,1))/51.378*100;
Wkatalis=z(end,:)*S*800;
moltotal=y(end,1)+y(end,2)+y(end,3)+y(end,4)+y(end,5)+y(end,6)+0.52142+24.5
87+37.371+9.179;
y(end,1:6)
A.16. Bed 8
function f=bed8(zmax)
S=1.8;
fao=11.7407 ;fbo=23.7892;fco=17.8154 ;fdo=8.6726;feo=20.7392 ;ffo=9.5921;
yo=[fao fbo fco fdo feo ffo 318 1899974.7717];
[z y]=ode45(@rancangtrk,[0 zmax],yo,[],S);
f=70+273-y(end,7);
%f=12-y(end,1)
[z y]=ode45(@rancangtrk,[0 zmax],yo,[],S);
konversi=(51.378-y(end,1))/51.378*100;
Wkatalis=z(end,:)*S*800;
moltotal=y(end,1)+y(end,2)+y(end,3)+y(end,4)+y(end,5)+y(end,6)+0.52142+24.5
87+37.371+9.179;
y(end,1:6)
A.18. Bed 9
function f=bed9(zmax)
S=1.8;
fao=6.4768 ;fbo=13.6838;fco=19.4413 ;fdo=10.1138;feo=24.5004 ;ffo=10.1630;
yo=[fao fbo fco fdo feo ffo 318 1899947.4515];
[z y]=ode45(@rancangtrk,[0 zmax],yo,[],S);
f=6.16536-y(end,1);
[z y]=ode45(@rancangtrk,[0 zmax],yo,[],S);
konversi=(51.378-y(end,1))/51.378*100;
Wkatalis=z(end,:)*S*800;
moltotal=y(end,1)+y(end,2)+y(end,3)+y(end,4)+y(end,5)+y(end,6)+0.52142+24.5
87+37.371+9.179;
y(end,1:6)
Factor of Safety
Equipment
- FOS -
Aircraft components 1.5 - 2.5
Boilers 3.5 - 6
Bolts 8.5
Cast-iron wheels 20
Engine components 6-8
Heavy duty shafting 10 - 12
Lifting equipment - hooks .. 8-9
Pressure vessels 3.5 - 6
Turbine components - static 6-8
Turbine components - rotating 2-3
Spring, large heavy-duty 4.5
Structural steel work in buildings 4-6
Structural steel work in bridges 5-7
Wire ropes 8-9
Gambar D.1. Tabel Safety Factor