INTERNAL
WEBINAR AWAM:
ERGONOMI SAAT BEKERJA
Oleh :
dr. Noviyanti, M.Biomed
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Ketua UPPM FK UM Palembang
2
SURAT PERNYATAAN
Menyatakan bahwa saya telah menyusun proposal Pengabdian Kepada Masyarakat yang
berjudul ‘Ergonomi saat bekerja‘ dengan jumlah usulan dana sebesar Rp.500.000,-. Apabila
proposal ini disetujui maka saya akan bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pengabdian
ini sampai tuntas dengan jadwal dan persyaratan yang dituangkan dalam surat kontrak
perjanjian.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dan ditandatangai sehingga dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
3
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM
4
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
PELAKSANA KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYAKAT
A. Identitas
B. Riwayat Pendidikan
5
4 2017 Effect of Cryopreservation International Journal of PharmTech Research
and cumulative population
doubling on Senescence of
Umbilical Cord
Mesenchymal Stem Cells
6
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dua kata yaitu “ergon”
berarti kerja dan “nomos” berarti aturan atau hukum. Jadi secara ringkas ergonomi adalah
suatu aturan atau norma dalam sistem kerja.
Di Indonesia memakai istilah ergonomi, tetapi di beberapa negara seperti di
Skandinavia menggunakan istilah “Bioteknologi” sedangkan di negara Amerika
menggunakan istilah “Human Engineering” atau “Human Factors Engineering”. Namun
demikian, kesemuanya membahas hal yang sama yaitu tentang optimalisasi fungsi manusia
terhadap aktivitas yang dilakukan.
Dari pengalaman menunjukkan bahwa setiap aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan,
apabila tidak dilakukan secara ergonomis akan mengakibatkan ketidaknyamanan, biaya
tinggi, kecelakaan dan penyakit akibat kerja meningkat, performansi menurun yang berakibat
kepada penurunan efisiensi dan daya kerja. Dengan demikian, penerapan ergonomi di segala
bidang kegiatan adalah suatu keharusan.
Untuk itu diperlukan pemahaman masyarakat umum mengenai penerapan ergonomi
saat bekerja agar masyarakat dapat mengetahui posisi ergonomi dan melakukan pencegahan
beberapa gangguan yang dapat diakibatkan dari posisi yang tidak ergonomi.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ergonomi berasal dari kata Yunani ergon (kerja) dan nomos (aturan), secara
keseluruhan ergonomi berarti aturan yang berkaitan dengan kerja. Konsep ergonomi adalah
berdasarkan kesadaran, keterbatasan kemampuan, dan kapabilitas manusia. Sehingga dalam
usaha untuk mencegah cidera, meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kenyamanan
dibutuhkan penyerasian antara lingkungan kerja, pekerjaan dan manusia yang terlibat dengan
pekerjaan tersebut. Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam
kaitannya dengan pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat
bekerja dalam lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah
penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress
yang akan dihadapi. Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan
dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan
agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia.
Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi, antara lain: Meningkatkan
kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja,
menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja;
Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial dan
mengkoordinasi kerja secara tepat, guna meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun
waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif; Menciptakan keseimbangan rasional
antara aspek teknis, ekonomis, dan antropologis dari setiap sistem kerja yang dilakukan
sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
Ergonomi merupakan suatu ilmu, seni dan teknologi yang berupaya untuk
menyerasikan alat, cara dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan segala
keterbatasan manusia, sehingga manusia dapat berkarya secara optimal tanpa pengaruh
buruk dari pekerjaannya. Dari sudut pandang ergonomi, antara tuntutan tugas dengan
kapasitas kerja harus selalu dalam garis keseimbangan sehingga dicapai performansi kerja
yang tinggi. Dalam kata lain, tuntutan tugas pekerjaan tidak boleh terlalu rendah (underload)
dan juga tidak boleh terlalu berlebihan (overload). Karena keduanya, baik underload maupun
overload akan menyebabkan stress.
8
Memahami prinsip ergonomi akan mempermudah evaluasi setiap tugas atau
pekerjaan meskipun ilmu pengetahuan dalam ergonomi terus mengalami kemajuan dan
teknologi yang digunakan dalam pekerjaan tersebut terus berubah. Prinsip ergonomi adalah
pedoman dalam menerapkan ergonomi di tempat kerja, menurut Baiduri dalam diktat kuliah
ergonomi terdapat 12 prinsip ergonomi yaitu :
Bekerja dalam posisi atau postur normal;
Mengurangi beban berlebihan;
Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan;
Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh;
Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan;
Minimalisasi gerakan statis;
Minimalisasikan titik beban;
Mencakup jarak ruang;
Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman;
Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan saat bekerja;
Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti;
Mengurangi stres.
Posisi tubuh dalam kerja sangat ditentukan oleh jenis pekerjaan yang dilakukan.
Masing-masing posisi kerja mempunyai pengaruh yang berbeda- beda terhadap tubuh.
Grandjean (1993) berpendapat bahwa bekerja dengan posisi duduk mempunyai keuntungan
antara lain; pembebanan pada kaki; pemakaian energi dan keperluan untuk sirkulasi darah
dapat dikurangi.
Selain posisi kerja duduk, posisi berdiri juga banyak ditemukan di perusahaan.
Seperti halnya posisi duduk, posisi kerja berdiri juga mempunyai keuntungan maupun
kerugian. Menurut Sutalaksana (2000), bahwa sikap berdiri merupakan sikap siaga baik fisik
maupun mental, sehingga aktivitas kerja yang dilakukan lebih cepat, kuat dan teliti. Namun
demikian mengubah posisi duduk ke berdiri dengan masih menggunakan alat kerja yang
sama akan melelahkan. Pada dasarnya berdiri itu sendiri lebih melelahkan daripada duduk
dan energi yang dikeluarkan untuk berdiri lebih banyak 10 -15% dibandingkan dengan
duduk.
9
BAB III
MATERI DAN METODE
I. Materi
Pada masa pandemi ini dimana banyak diantara kita baik dewasa maupun anak
anak bekerja dalam rumah (work from home) maupun melakukan pembelajaran dalam
ruangan (daring) menimbulkan isu ataupun keluhan berupa: keluhan bahu, low back
pain, keluhan leher, keluhan mata, carpal tunnel syndrom, fatique & stress. Hal ini
disebabkan posisi ergonomi saat bekerja yang salah.
Bekerja pada posisi statis dalam durasi lama beresiko terhadap cedera tulang dan
otot. Peregangan dapat mengurangi risiko tersebut dan hanya membutuhkan waktu 5- 10
menit untuk melakukannya tanpa berpindah dari tempat kerja.
II. Metode
Penyampaian informasi terkait Ergonomi saat bekerja melalui webinar awam
dengan menggunakan aplikasi zoom.
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Tarwaka, Solichul HA. Bakri, Lilik S., Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan
Kerja dan Produktivitas. Edisi Pertama. UNIBA Press: Surakarta. 2004.
2. Yassierli, Titis W., Dewi H., dkk. Panduan Ergonomi “Working From Home”.
Perhimpunan Ergonomi Indonesia. 2020.
3. Yulianus H. Dasar Dasar Pengetahuan Ergonomi. Media Nusa Creative: Malang.
2017.
11
12