Anda di halaman 1dari 8

Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan

Volume 7, Nomor 1, Januari 2014 (27-34)


ISSN 1979-5645

Hubungan Budaya Lokal dalam Pelayanan Pemerintahan


di Kabupaten Tana Toraja

Syahriwana (Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Universitas Hasanuddin)


Sri Nurwaliyuni (Ilmu Pemerintahan Universitas Hasanuddin)
Jayadi Nas (Ilmu Pemerintahan Universitas Hasanuddin)
Email: syahriwana20@gmail.com

Abstract
This study aims to determine and describe the application of the local culture in Tana Toraja dis-
trict in recent times, especially in the Integrated Licensing Services Office and determine the fac-
tors supporting and hindering the implementation of the local culture in the service of the Inte-
grated Licensing Services Office in Tana Toraja district. Data collection methods used were ob-
servation, interviews and document study. Then analyzed qualitatively. The results of this study
indicate that the concept of regional autonomy in the implementation does not guarantee the
existence of local cultural values, specifically in this study is Tallu bakaa (kinaa, toothpick ', Ba-
rani). Application of local cultural values Tallu bakaa, can not be applied to the maximum be-
cause the value is not fully understood by the personnel. Not all the apparatus also understand
kinaa, toothpick 'and Barani, therefore the authors concluded that the application was only par-
tially implemented according to the known fundamental. Local cultural relations in pela-ministry
of governance in particular local cultural values Tallu bakaa, very supportive if properly under-
stood and applied these values.
Keywords: implementation, local culture, public service

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan penerapan budaya lokal yang ada di
kabupaten Tana Toraja pada zaman sekarang ini khususnya pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
dan mengetahui faktor pendukung dan penghambat penerapan budaya lokal dalam pelayanan pada
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu di kabupaten Tana Toraja. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumen. Kemudian dianalisis secara kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep otonomi daerah dalam pelaksanaannya tidak menjamin
eksistensi nilai budaya lokal, secara khusus dalam penelitian ini adalah tallu bakaa (kinaa, sugi’, barani).
Penerapan nilai budaya lokal tallu bakaa, tidak dapat diterapkan secara maksimal karena nilai tersebut
tidak dipahami sepenuhnya oleh aparatur. Tidak semua pula aparatur memahami kinaa, sugi’ dan bara-
ni, oleh sebab itu penulis berkesimpulan bahwa dalam penerapannya hanya sebagian saja yang diterap-
kan menurut yang diketahui secara mendasar. Hubungan budaya lokal dalam pelayanan pemerintahan
secara khusus nilai budaya lokal tallu bakaa, sangat mendukung apabila dipahami dan diterapkan se-
bagaimana mestinya nilai tersebut.
Kata kunci: implementasi, budaya lokal, pelayanan publik

PENDAHULUAN bangan yang ada. Selain itu, kecintaan ter-


hadap nilai-nilai budaya lokal semakin berku-
Pada perkembangan zaman sekarang ini, rang, padahal nilainilai lokal merupakan nilai
tidak menutup kemungkinan bahwa nilai-nilai yang mengandung makna yang tinggi bagi
lokal akan terkikis seiring dengan perkem- seorang penganutnya. Oleh sebab itu, peles-

27
Hubungan Budaya Lokal dalam Pelayanan Pemerintahan
di Kabupaten Tana Toraja ( Syahriwana, Sri Nurwaliyuni, Jayadi Nas)

tarian budaya dipandang penting untuk tetap Berbagai rencana dan program-program
menjaga ciri khas suatu daerah sebagai se- pembangunan sebagai wujud pelaksanaan
buah identitas. Hal ini merupakan hal yang pemerintahan telah dibuat dan diimplemen-
penting untuk dikaji dan diteliti untuk tetap tasikan di daerah kecamatan, baik yang di
menjaga nilai nilai lokal yang ada pada suatu laksanakan oleh pemerintah pusat melalui
daerah. Pentingnya penelitian ini bagi instansi-instansi vertikal di daerah, maupun
perkembangan ilmu pengetahuan sebagai pemerintah daerah itu sendiri. Salah satu
sebuah upaya untuk menganalisis nilai bu- program pemerintah yaitu pembangunan
daya lokal dalam tatanan pemerintahan da- yang dilaksanakan oleh masyarakat secara
lam upaya pengembangan nilai-nilai lokal swadaya, atau oleh lembaga-lembaga non-
sesuai dengan perkembangan zaman. pemerintah lainnya yang memiliki program-
Dalam penelitian ini, penulis akan meng- program pembangunan berupa pember
ambil sampel pada Kantor Pelayanan Perzi- dayaan masyarakat.
nan Terpadu (KPPT). Penulis akan Dalam mewujudkan tujuan program pem-
menganalisis pelayanan perizinan yang dil- bangunan pada setiap lembaga dibutuhkan
akukan secara terpadu berdasarkan nilai lokal suatu pola manajerial dalam pengelolaan
yang disebut dengan Tallu Bakaa. Oleh sebab pembangunan, pola manajerial tersebut di-
itu, judul penelitian ini adalah “Analisis Hub- maksudkan agar hasil pembangunan
ungan Budaya Lokal dalam Pelayanan Pe- kesehatan dan program-program pemerinta-
merintahan di Kabupaten Tana Toraja” yang han lainnya dapat dirasakan dan dinikmati
terkait dengan budaya lokal yaitu Tallu Baka manfaatnya oleh masyarakat. Salah satu hal
(Kinaa, Manarang dan Sugi’). yang dibutuhkan adalah kesadaran dan
Pada hakekatnya tujuan pem- partisipasi aktif dari seluruh masyarakat da-
bangunan suatu negara dilaksanakan adalah lam menunjang suksesnya implementasi pro-
untuk mensejahterakan masyarakat, gram pembangunan kesehatan. Selain itu ju-
demikian halnya dengan negara Indonesia. ga diperlukan kebijaksanaan pemerintah un-
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar tuk mengarahkan serta membimbing
1945 dinyatakan bahwa tujuan pembangunan masyarakat untuk sama-sama melaksanakan
nasional bangsa Indonesia adalah melindungi program pembangunan kesehatan.
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Partisipasi masyarakat merupakan modal
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, utama dalam upaya mencapai sasaran pro-
mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut gram pemerintah di seluruh wilayah Republik
melak- sanakan pembangunan nasional, yaitu Indonesia. Keberhasilan dalam pencapaian
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya sasaran implementasi program pem-
dan pembangunan masyarakat seluruhnya. bangunan kesehatan bukan semata-mata
Dalam merealisasikan tujuan pem- didasarkan pada kemampuan aparatur
bangunan kesehatan maka segenap potensi pemerintah, tetapi juga berkaitan dengan
alam harus digali, dikembangkan, dan di- upaya mewujudkan kemampuan dan
manfaatkan sebaik-baiknya. Begitu pula keaman- an masyarakat untuk berpartisipasi
dengan potensi manusia berupa penduduk dalam implementasi program pembangunan
yang banyak jumlahnya harus di tingkatkan ke- sehatan. Adanya partisipasi masyarakat
pengetahuan dan keterampilan sehingga, akan mampu mengimbangi keterbatasan
mampu menggali, mengembangkan dan me- biaya dan kemampuan pemerintah dalam
manfaatkan potensi alam secara maksimal, upaya pencapaian implementasi program
dan implementasi program pembangun- an pembangunan kesehatan tersebut.
kesehatan tercapai.

28
Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 7, Nomor 1, Januari 2014

Dalam konteks implementasi pem- mempercepat atau mengefektifkan pem-


bangunan kesehatan di Kecamatan Ganta- bangunan kesehatan di Kecamatan dan pem-
rang Keke Kabupaten Bantaeng, partisipasi bangunan nasional pada umumnya.
mas- yarakat sangatlah penting guna mem- Peningkatan partisipasi masyarakat dalam
bantu tercapainya implementasi program pembangunan kesehatan, selain perhatian
pembangunan kesehatan, sehingga akan tim- diharapkan pada aspek keadilan dan pemer-
bul satu program dari prakarsa dan swadaya ataan pembangunan kesehatan serta hasil-
serta gotong royong dari masyarakat. Atas hasil hendaknya pembangunan kesehatan
dasar inilah kesadaran dari masyarakat perlu juga berorientasi pada kepentingan masyara-
terus ditumbuhkan dan ditingkatkan sehingga kat yang betul-betul sesuai dengan apa yang
nan -tinya partisipasi akan dirasakan sebagai dibutuhkan dan dirasakan oleh mereka.
suatu kewajiban yang lahir secara spontan. Salah satu contoh partisipasi masyarakat
Berdasarkan hal di atas, berbagai hal di- dalam pembangunan kesehatan di Kecama-
usahakan oleh pemerintah Kecamatan Ganta- tan Gantarang Keke yaitu pos pelayanan
rang Keke yaitu : penyediaan bantuan yang terpadu (posyandu) untuk kegiatan penyulu-
menunjang kegiatan masyarakat, perumusan han, pelayanan kesehatan ibu dan anak, pe-
kebijakan yang dapat memberikan kesem- layanan keluarga berencana, imunisasi, pen-
patan kepada masyarakat untuk turut serta gobatan penyakit diare, dan pelayanan gizi.
dalam implementasi program pembangunan Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis
kesehatan. Pemberian kreativitas, dan moti- meneliti secara mendalam partisipasi ma-
vasi bagi tumbuhnya partisipasi masyarakat syarakat di Kecamatan Gantarang Keke Kabu-
dalam implementasi program pembangunan paten Bantaeng. Penelitian ini dimaksudkan
kesehatan. untuk mengetahui tingkat partisipasi
Dalam realitasnya, tidak semua anggota masyarakat dalam proses implementasi
masyarakat di Kecamatan Gantarang Keke pembangunan kesehatan di Kecamatan Gan-
ikut berpartisipasi dengan berbagai macam tarang Keke, serta faktor-faktor yang
alasan. Hal ini disadari karena adanya be- mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam
berapa faktor yang mempengaruhi. Disini di- pembangunan kesehatan tersebut
perlukan upaya untuk meyakinkan masyara-
kat tentang partisipasi dalam pembangunan METODE PENELITIAN
kesehatan, yaitu adanya komunikasi antara
pemerintah dengan masyarakat atau se- Dalam penelitian ini, penulis meng-
baliknya. Keadaan seperti ini akan merubah gunakan jenis penelitian deskriptif yang
sikap serta tindakan masyarakat yang selan- memberikan gambaran tentang hubungan
jutnya menjadi dukung- an untuk ber- budaya lokal dalam pelayanan pemerintahan
partisipasi. Hal ini menunjukkan betapa besar pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
peran pemerintah dalam me -ningkatkan Kabupaten Tana Toraja. Pada umumnya
partisipasi masyarakat demi tercapainya im- kegiatan penelitian deskriptif meliputi
plementasi program pembangunan keseha- pengumpulan data, analisis data, interpres-
tan yang maksimal. tasi data serta diakhiri dengan kesimpulan
Sebagai sarana partisipasi masyarakat di pada penganalisisan data tersebut. Penelitian
desa telah dibentuk lembaga-lembaga seperti ini akan lebih menekankan pada data primer
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) yang diperoleh melalui wawancara dengan
dan Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan informan juga berdasarkan kebijakan- ke-
Masyarakat (LPKM). Melalui lembaga ini bijakan yang diambil oleh pemerintah.
masyarakat diharapkan dapat membantu

29
Hubungan Budaya Lokal dalam Pelayanan Pemerintahan
di Kabupaten Tana Toraja ( Syahriwana, Sri Nurwaliyuni, Jayadi Nas)

HASIL DAN PEMBAHASAN dengan bagian nilai budaya lokal tallu bakaa
yakni kinaa. Masyarakat memiliki pandangan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa pada dasarnya aparatur memiliki sikap
pemahaman aparatur pemerintah daerah kinaa, hanya yang menjadi persoalan bahwa
terhadap nilai budaya lokal yang ada di Tana aparatur sesungguhnya tidak memahami
Toraja berbeda-beda, ada yang memahamai dengan baik makna dari kinaa tersebut. Jadi
sebagai sesuatu yang unik dan berbeda dari meskipun pandangan masyarakat bahwa apa-
pada yang lain dan adapula yang memahamai ratur sudah menunjukkan sikap kinaa sebagai
bahwa orang Toraja terkenal dengan atheis masyarakat Toraja akan tetapi penulis
atau kepercayaan aluk todolo. Pemahaman berkesimpulan bahwa penerapan kinaa da-
tersebut masih sangat kurang untuk seorang lam pelayanan pemerintahan belum dapat
aparatur pemerintahan, bahwa aparatur han- dilakukan dengan maksimal sesuai dengan
ya memahami sebatas adat istiadat, bukan nilai-nilai yang sesungguhnya dari kinaa ter-
berdasarkan nilai budaya lokal Tana Toraja. sebut.

1. Kinaa 2.Sugi’
Dalam penelitian ini, Kinaa artinya men- Sugi (kaya) dalam lingkup nilai budaya lo-
jalankan tugas secara professional dan tidak kal tallu bakaa, dapat berarti kaya dalam hal
berpihak; memberikan layanan kepada publik materi, ilmu pengetahuan, etika dan hub-
secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, ungan dengan sang pencipta. Hasil penelitian
dan santun. Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa dalam hal pemahaman,
dan pengamatan aktifitas pelayanan yang dil- sugi’ (kaya) dipahami sebagai hal materi
akukan pada Kantor Pelayanan Perizinan Ter- adapula yang memahami dalam hal kaya
badu, nilai budaya lokal ini diterapkan pada akan sikap sopan dan santun kaya dan akan
Kantor pelayanan perizinan terpadu. Apara- pengetahuan. Penerapan sugi’ (kaya) dalam
tur dalam menjalankan pelayanan, pelayanan pemerintahan tidak semuanya dit-
melaksanakan kewajiban dengan tidak ber- erapkan seperti hal yang dipahami. Sugi’
pihak, semua yang datang dilayani se- (kaya) dalam hal materi tidak diterapkan pa-
bagaimana mestinya sesuai dengan prosedur da kantor Pelayanan Perizinan terpadu ini.
yang ada. Sugi’ (kaya) dalam hubungannya dengan
Kinaa dalam hubungannya dengan pela- pelayanan pemerintahan, merupakan nilai
yanan pemerintahan sebagai salah satu nilai dalam lingkup tallu bakaa yang harus dipa-
dalam lingkup nilai tallu bakaa, merupakan hami dengan baik oleh para aparatur
nilai yang mendukung sepenuhnya untuk pemerintah daerah. Sugi’ dalam hal nilai bu-
dikembangkan dalam pelayanan pemerinta- daya memang berarti kaya dalam hal materi,
han. Khususnya para aparatur pemerintah akan tetapi bukan berarti bahwa dalam
daerah dalam menjalankan kewajibannya ha- melakukan kewajiban sebagai aparatur
rus memiliki sikap kinaa, sehingga dalam pemerintah daerah maka harus memperkaya
melaksanakan kewajibannya masyarakat me- diri. Memperkaya diri dalam hal materi tidak
rasa nyaman untuk dilayani. Kinaa merupa- disalahkan asalkan diperoleh dengan cara
kan salah satu nilai yang menurut penulis yang halal. Namun, secara khusus dalam
wajib untuk dimiliki aparatur pemerintah melaksanakan kewajiban sebagai
daerah sehingga akan mendukung dalam pemerintah, sugi’ (kaya) harus diterapkan
proses pelayanan. Berdasarkan pandangan bahwa sebagai aparatur harus senantiasa
masyarakat yang mendapatkan pelayanan belajar dan memperlengkapi diri dengan ilmu
pada pelayanan pemerintahan kaitannya

30
Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 7, Nomor 1, Januari 2014

pengetahuan, etika dan moralitas dalam contoh bahwa jika ada yang ingin mengurus
memberikan pelayanan pemerintahan. Izin Mendirikan Bangunan maka yang ber-
Bagi masyarakat Toraja, jika seseorang sangkutan akan memasukkan berkas, setelah
sugi’ (kaya) dalam hal materi, maka orang melalu proses kemudian sampai pada penin-
tersebut akan mempunyai kedudukan. Na- jauan lapangan maka akan ditinjau dan diten-
mun, akan lebih dihargai apabila seseorang tukan sesuai dengan aturan yang ada. Barani
sugi’ (kaya) dalam hal etika dan moralitas. (berani) dalam hubungannya dengan pela-
Sebagai salah satu contoh, seseorang akan yanan pemerintahan merupakan nilai men-
lebih dihargai apabila memiliki kekayaan mo- dukung untuk dikembangkan. Berani dalam
ralitas dan etika yang tinggi, dibanding mere- hal ini adalah karena kebenaran dan berani
ka kaya akan materi, ketika orang tersebut mengatakan tidak untuk hal yang tidak sesuai
meninggal orang-orang akan mengenang eti- dengan ketentuan. Sikap berani sebagai bagi-
ka dan mo- ralitasnya, tetapi meskipun orang an dari nilai lokal tallu bakaa, merupakan hal
sugi’ (kaya) dalam hal materi tetapi etika dan yang wajib dimiliki oleh aparatur pe-merintah
moralitasnya tidak dapat diterima oleh daerah dalam rangka menjalankan kewajiban
masyarakat umum, atau bahkan kekayaannya sesuai dengan ketentuan yang ada.
diperoleh melalui cara yang tidak halal maka Berdasarkan hasil penelitian, pandangan
kekayaan materi tersebut akan dipandang masyarakat tentang sikap barani oleh apara-
sebelah mata. tur, dari semua informan menyatakan bahwa
Kekayaan dalam pengetahuan men- urut sebagai masyarakat Toraja, para aparatur su-
hasil pengamatan penulis bahwa hal ini tidak dah menunjukkan sikap barani dalam men-
diterapkan secara khusus dalam upaya mem- jalankan pelayanan pemerintahan. Hal ini di-
perlengkapi diri dalam hal kebudayaan dan tunjukkan dengan tidak diterbitkannya izin
nilai-nilai lokal yang digunakan sebagai pe- yang tidak sesuai dengan ketentuan, dan ka-
doman dalam menjalankan pemerintahan. rena dilakukan secara terpadu maka semua
Hal ini dibuktikan dengan minimnya pema- pihak terlibat di dalamnya. Jadi terbitnya sua-
haman aparatur tentang nilai budaya lokal tu izin merupakan tanggung jawab semua
tallu bakaa. aparatur yang ada. Sebagai upaya dalam me-
Berdasarkan hasil penelusuran media el- lestarikan nilai budaya suatu daerah, maka
ektronik, sampai saat ini penulis belum harus ada faktor yang mendukung dalam
menemukan kasus yang berkaitan dengan penerapan nilai budaya tersebut. Demikian
upaya memperkaya diri dalam hal materi pula dengan nilai budaya lokal tallu bakaa.
yang dilakukan oleh aparatur pemerintahan Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan ada
ketika memberikan pelayanan kepada beberapa faktor yang mendukung penerapan
masyarakat. Hal ini didukung dengan sistem budaya lokal tallu bakaa pada Kantor pela-
online dengan sarana yang saling terkoneksi yanan Perizinan Terpadu sebagai berikut:
antara satu dengan yang lainnya.
1. Berdasarkan hasil penelitian, dari 11 orang
3. Barani aparatur yang bekerja pada kantor pelayanan
Berdasarkan hasil penelitian, ditemu- kan perizinan terpadu, hanya ada tiga aparatur
bahwa sikap barani (barani) senantiasa di- yang bukan berasal dari toraja, yakni Kepala
tunjukkan oleh aparatur pada Kantor pela- Kantor, Kasubag Tata Usaha, dan Kasie Pen-
yanan Perizinan Terpadu di Kabupaten Tora- erbitan Izin. Tingkat pemahaman nilai budaya
ja. Sikap barani (berani) diterapkan melalui lokal aparatur pemerintah daerah yang be-
sikap yang mau menolak segala sesuatu yang rasal dari suku Toraja sebagai salah satu pen-
tidak sesuai dengan aturan yang ada. Sebagai dukung.

31
Hubungan Budaya Lokal dalam Pelayanan Pemerintahan
di Kabupaten Tana Toraja ( Syahriwana, Sri Nurwaliyuni, Jayadi Nas)

2. Adanya dorongan dalam diri aparatur hasil wawancara dengan informan, ketika
pemerintah daerah dalam melaksanakan peneliti bertanya apakah ada inisiatif dari
kewajiban bahwa sebagai orang Toraja kita aparatur pemerintah daerah, mereka menja-
harus menunjukkan bahwa kita adalah bagian wab bahwa tidak ada upaya untuk mencari
dari orang Toraja yang harus melestarikan tahu dan mempelajari budaya lokal tallu ba-
budaya itu. Dalam menjalankan tugas apara- kaa. Hal ini merupakan salah satu faktor
tur didorong oleh keinginan untuk tetap men- penghambat karena tidak adanya inisiatif un-
jalankan kewajiban sesuai dengan ke- tuk belajar akan nilai budaya lokal. Alasan
budayaan yang tentunya tidak bertentangan yang disampaikan informan adalah tidak
dengan aturan. Hal ini tentunya mendukung adanya waktu untuk belajar tentang budaya
penerapan nilai budaya lokal tallu bakaa juga lokal tallu bakaa. Berdasarkan keterangan
dengan sistem kekeluargaan yang dianut oleh tersebut, maka peneliti menyimpulkan bahwa
masyarakat Toraja. tidak adanya inisiatif untuk mencari tahu
3. Adanya dukungan dari pimpinan, meskipun merupakan penghambat dalam penerapan
pimpinan bukan berasal dari suku toraja asli, nilai budaya lokal tallu bakaa.
akan tetapi beliau mendukung pengem-
bangan nilai budaya lokal yang ada di Tana KESIMPULAN
Toraja. Hal ini juga merupakan salah satu
faktor yang dapat mendukung dikem- Berdasarkan hasil penelitian penerapan
bangkannya budaya lokal tallu bakaa secara budaya lokal tallu bakaa (kinaa, sugi’ dan ba-
khusus pada KPPT. Selain faktor pendukung, rani) dilakukan dalam berbagai macam cara
hasil penelitian ini menemukan adanya faktor yang diketahui oleh para aparaturpemerintah
yang menghambat penerapan nilai budaya daerah. Kinaa diterapkan dengan tidak me-
lokal tallu bakaa. Berdasarkan hasil lakukan diskriminasi, tanggap akan kebu-
penelitian, penulis menemukan beberapa tuhan masyarakat ketika mengurus SITU,
faktor yang menghambat akan penerapan SIUP dan IMB, juga dengan melakukan pen-
nilai budaya local diantaranya : dekatan dan komunikasi yang fleksibel
a. Aparatur pemerintah daerah di KPPT yang dengan masyarakat. Sugi’ dalam penera-
tidak memahami mengenai nilai budaya lokal pannya dilakukan dengan memperkaya diri
tallu bakaa. Meskipun dalam aktifitas pela- dalam hal pengetahuan yang berkaitan
yanan pemerintahan dalam hal mengurus Izin dengan kewajiban sebagai pelayan
Usaha Perdagangan, Izin Tempat Usaha dan pemerintahan, sugi’ dalam hal materi tidak
Izin Mendirikan Bangunan terdapat nilainilai diterapkan dalam pelayanan perizinan usaha
budaya lokal tallu bakaa namun perdagangan, tempat usaha dan mendirikan
sesungguhnya aparatur pemerintah daerah bangunan. Barani diterapkan melalui sikap
tidak memahami secara mendalam. Hal ini yang menolak segala sesuatunya yang tidak
didapatkan dari hasil wawancara dengan in- sesuai dengan ketentuan. Berdasarkan hasil
forman yaitu aparatur pemerintah daerah, penelitian penulis menyimpulkan bahwa
ketika ditanya, semua informan tidak me- penerapan nilai budaya lokal tallu bakaa tidak
mahami tentang nilai budaya lokal tallu ba- dapat dilakukan dengan maksimal karena
kaa. Kurangnya pemahaman akan nilai bu- aparatur pemerintah daerah tidak me-
daya lokal tallu bakaa ini merupakan salah mahami arti akan nilai budaya lokal tallu ba-
satu penghambat dalam penerapannya. kaa. Hubungan budaya local dalam pelayanan
b. Tidak adanya inisiatif dari aparatur pemerintahan dapat disimpulkan bahwa bu-
pemerintah daerah untuk mencari tahu dan daya lokal turut berpengaruh dalam proses
mempelajari nilai budaya lokal. Berdasarkan pelayanan pemerintahan namun, tidak mem-

32
Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 7, Nomor 1, Januari 2014

berikan dampak yang besar. hal ini disebab- Prosedur Perizinan.


kan karena nilai budaya tersebut tidak diwar- http://bptpm.makassar.go.id (di-
iskan dengan baik kepada generasi penerus akses, 15 Mei 2016)
dan generasi sekarang tidak banyak yang
Endaswara, Suwardi. 2006. Metod-
meminati untuk belajar nilai budaya. Selain
itu, hubungan budaya lokal secara khusus ologi Penelitian Kebudayaan. Yog-
tallu bakaa, akan sangat mendukung dalam yakarta:
pelayan an pemerintahan apabila dipahami Gadjah Mada University Press.
dengan baik. Hubungan budaya lokal dalam
pelayanan pemerintahan juga akan mem- Fahri Rezky Rahman. 2013. .Aktualisasi Nilai
berikan dampak yang positif bagi pelestarian Budaya Lokal dalam Pemerinta-
nilai budaya dalam rangka mengembangkan
han di Kota Palopo. Skripsi
otonomi daerah. Dalam penerapan budaya
lokal tallu bakaa terdapat faktor yang men- Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poli-
dukung, seperti aparatur pemerintah yang tik.
berasal dari suku Toraja, adanya dorongan
dalam diri aparatur pemerintah daerah dan Hidjaz, Kamal. 2010. Efektivitas Penyeleng-
adanya dukungan dari pimpinan. Namun, ada garaan Kewenangan dalam Sistem
pula faktor yang menghambat seperti apara- Pemerintahan Daerah di Indonesia. Ma-
tur pemerintah daerah yang tidak memahami kassar: Pustaka Refleksi.
nilai budaya lokal tallu bakaa dan tidak adan-
ya inisiatif untuk belajar mengenai nilai bu- Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
daya lokal tersebut.
Katalog BPS. 2015. Statistik Daerah Kabupat-
en Tana Toraja 2015. Tana Toraja: Badan
DAFTAR PUSTAKA Pusat Statistik Kabupaten Tana Toraja

Bailusy, Kausar. 2013. “Demokrasi dan Katalog BPS. 2015. Tana Toraja Dalam Angka
Eksistensi Adat di Indonesia (Studi 2015. Tana Toraja: Badan Pusat Statistik
tentang Masyarakat Adat Toraja). Kabupaten Tana Toraja
Prosiding Seminar Nasional Labolo, Muhammad. 2011. Memahami Ilmu
Pemerintahan. Jakarta: PT Rajagrafindo
Menuju Masyarakat Madani dan
Persada.
Lestari.
Moenir. 2008. Manajemen Pelayanan Umum
Barnabas. 1993. Peran Partai Politik di Tana di Indonesia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Toraja. Skripsi Fakultas Sastra
UNHAS. Peraturan Daerah Kabupaten Tana Toraja
Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pemben-
tukan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pe-
Bungin, Burhan. 2012. Analisis Data
layanan Perizinan Terpadu Kabupaten Ta-
Penelitian Kualitatif. Jakarta: Ra- na Toraja.
jawali Pers.
Rahman, Fahri Rezki. 2013. Aktualisasi Nilai
BTPM Kota Makassar.2015. Mekanisme dan Budaya Lokal dalam Kepemimpinan

33
Hubungan Budaya Lokal dalam Pelayanan Pemerintahan
di Kabupaten Tana Toraja ( Syahriwana, Sri Nurwaliyuni, Jayadi Nas)

Pemerintahan di Kota Palopo. Skripsi FISIP


UNHAS.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Ka-


bupaten Tana Toraja 2010-2030

Saleh, H.A., dkk. 2013. Pedoman Penelitian


Proposal (Usulan Penelitian) dan Skripsi.
Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP
UNHAS.

Syafiie, Inu Kencana. 2003. Sistem Admin-


istrasi Negara. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Syafiie, Inu Kencana. 2013. Ilmu Pemerinta-


han. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 ten-


tang Pemerintah Daerah.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 ten-


tang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 ten-


tang Pemerintah daerah.

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 ten-


tang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang No 23 Tahun 2014

Veoleta Serang. 2011. Implementasi Pengel-


olaan Kebudayaan Kabupaten Tana Toraja.
Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik UNHAS

Widagdho, Djoko, dkk. Ilmu Budaya Dasar.


Jakarta: PT Bumi Aksara.

34

Anda mungkin juga menyukai