Anda di halaman 1dari 8

METODOLOGI PENELITIAN

TIPE DASAR PENELITIAN

OLEH:

NESSA ISKANDAR (1911211047)


IKM A3

DOSEN PENGAMPU:

DEFRIMAN DJAFRI, S.K.M., M.K.M., PhD

PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

2021
TIPE DASAR PENELITIAN

1. Descriptive Vs Analytical
a. Descriptive
Studi deskriptif adalah studi yang membahas tentang satu atau beberapa
variabel secara terpisah, satu-demi-satu, namun tak mengkaji hubungan antar-variabel
tersebut. Macam-macam studi deskriptif antara lain yaitu studi kasus, seri kasus, dan
survei (potong-lintang deskriptif). Beberapa tipe studi deskriptif dalam bidang
kesehatan ialah studi kasus, seri kasus, studi karakteristik, dan studi pengukuran
variabel konseptual. Studi deskriptif adalah penelitian terhadap seseorang ataupun
sekelompok individu tanpa dimaksudkan untuk menganalisis hubungan antar variabel
yang menjadi karakteristik kelompok tersebut. Pada studi deskriptif yang dipelajari
adalah karakteristik seseorang atau sekelompok orang sebagai sampel yang
merepresentasikan populasinya, sehingga hasil penelitian yang diperoleh akan dapat
digeneralisasikan terhadap populasi penelitian.(1)
Penelitian deskripsi secara garis besar merupakan kegiatatan penelitian yang
hendak membuat gambaran atau mencoba mencandra suatu peristiwa atau gejala secara
sistematis, faktual dengan penyusunan yang akurat. Misal penelitian tentang pola
konsumsi masyarakat perumahan KPR BTN, penelitian ini mencoba menggambarkan,
menerangkan dan mengambil kesimpulan sebagai generalisasi keadaan yang nyata
tentang pola konsumsi masyarakat perumahan tersebut. Termasuk dalam kategori
penelitian jenis ini juga adalah penelitian historis. Setiap penelitian historis bertujuan
untuk menyusun gambaran kembali (rekonstruksi) peristiwa atau gejala yang sudah
terjadi. Sebagai contoh, penelitian tentang sistem pengembangan sumber daya manusia
pada perusahaan makanan. Penelitian ini mencoba merekonstruksi berbagai sistem
pengembangan sumber daya manusia yang bekerja di perusahaan makan tersebut, pada
kurun waktu dengan penggalan yang ditandai dengan kemajuan yang terjadi di
perusahaan.(2)
Tipe penelitian deskriptif, tidak menggunakan dan tidak melakukan pengujian
hipotesis (seperti yang dilakukan dalam penelitian eksplanasi), dan tipe penelitian
deskriptif berarti tidak dimaksudkan untuk membangun dan mengembangkan
perbendaharaan teori. Peneliti tidak melakukan manipulasi variabel dan juga tidak
melakukan kontrol terhadap variabel penelitian.(3)
b. Analytical
Studi analitik membahas dua variabel atau lebih, serta mengkaji hubungan
antar-variabel tersebut. Studi analitik terbagi menjadi studi observasional dan studi
eksperimental. Pada studi observasional, peneliti hanya mengamati keadaan (termasuk
melakukan pencacahan/pengukuran) pada anggota sampelnya tanpa melakukan
intervensi apapun terhadap mereka, sedangkan pada studi eksperimental, peneliti
melakukan intervensi pada anggota sampelnya (atau terhadap sebagian di antaranya)
serta mengamati keadaan pasca-intervensi pada anggota sampel tersebut. Dalam
pengertian ini, maka studi deskriptif di atas juga tergolong dalam rancangan studi
observasional dan dapat dinamakan sebagai studi observasional deskriptif, sedangkan
studi observasional pada rancangan studi analitik dapat dinamakan sebagai studi
observasional analitik. Macam-macam studi observasional analitik studi potong-lintang
(cross-sectional, potong-lintang analitik), studi kasus-kontrol, dan studi kohort. Contoh
studi eksperimental antara lain adalah studi komunitas dan uji klinik (clinical trial).(1)

2. Applied Vs Fundamental
a. Applied
Istilah yang digunakan pada jenis penelitian ini juga bermacam-macam,
misalnya disebut penelitian terpakai; “operational research” (penelitian operasi);
“action research” (penelitian kerja). Penelitian terapan adalah jenis penelitian yang
dilakukan dalam rangka menjawab kebutuhan dan memecahkan permasalahan-
permasalahan praktis. Penelitian ini harus benar-benar menjawab pertanyaan-
pertanyaan praktis dan operasional. Hasil penelitian ini sangat bermanfaat untuk
menyelesaikan atau mencari jalan keluar terhadap masalah-masalah yang diahadapi
manusia dan masyarakat. Kata lain dari itu adalah, penelitian yang mempunyai
kegunaan praktis menjawab masalah yang sedang dihadapi manusia dan
masyarakatnya. Misal; sebuah perusahaan akhir-akhir ini usahanya mengalami
penurunan yang cukup drastis, maka manajer perusahaan kemudian melakukan
penelitian pasar untuk mencari jawaban sebab-sebab terjadinya penurunan omzet
penjualan dan sekaligus mencari kemungkinan strategi pasar yang dapat meningkatnya
kembali usahanya yang sedang menurun tersebut.(2)
b. Fundamental
Penelitian Fundamental berorientasi kepada penjelasan, atau bahkan
mengantisipasi suatu gejala, kaidah, model, atau postulat baru yang mendukung suatu
proses, teknologi, kesehatan, dan lain-lain dan tidak diukur keberhasilannya berupa
produk dalam waktu singkat, tetapi berupa modal ilmiah yang melandasi penelitian
terapan. Termasuk dalam penelitian fundamental ialah pencarian metode baru atau teori
baru. Diskusi para peneliti pada tahun 2004 merumuskan kriteria Penelitian
Fundamental, yaitu penelitian yang berorientasi mendasar, “penelitian untuk ilmu”,
dengan orisinalitas tinggi. Penelitian fundamental pada hakikatnya diperlukan oleh
semua bidang ilmu sehingga tidak terikat pada tema tertentu atau tidak bersifat top-
down. Jadi, penelitian fundamental dapat didekati secara lintas-disiplin dan topik sesuai
kreasi peneliti. Persyaratan pengusul adalah dosen bergelar Doktor, atau minimum
Lektor Kepala, memiliki track-record publikasi ilmiah, tim maksimum 3 orang dan
peneliti tidak merangkap ketua program DP2M lainnya pada tahun yang sama.
Diutamakan bagi dosen yang ada relevansinya dengan bidang keilmuan dan mata kuliah
yang diampu.(4)
Kegiatan Penelitian Fundamental mempunyai ciri tersendiri dibandingkan
dengan jenis penelitian terapan dengan uraian sebagai berikut.
a. Penelitian fundamental sering kali memerlukan waktu yang lebih dari satu tahun
untuk memantapkan temuan. Hibah Penelitian Fundamental dapat diusulkan sampai 2
tahun. Usulan tahun kedua perlu dievaluasi oleh tim pakar pada akhir tahun pertama.
b. Untuk dapat menjelaskan gejala atau kaidah diperlukan peneliti dengan track record
yang memadai.
c. Hibah Penelitian Fundamental berorientasi pada mutu, dengan demikian tidak
termasuk kegiatan penelitian pembinaan. Penelitian fundamental mensyaratkan
gagasan dan kreativitas dengan orisinalitas tinggi.
d. Jumlah Usul biaya Penelitian Fundamental maksimum Rp40.000.000,00/tahun.
e. Hasil Penelitian Fundamental seyogianya menjadi acuan di arena nasional dan
internasional.
Oleh sebab itu, publikasi merupakan luaran yang sangat penting bagi Penelitian
Fundamental. Peneliti harus mempublikasikan hasil penelitian-nya dalam jurnal ilmiah
nasional yang terakreditasi dan jika memungkinkan dipublikasikan dalam jurnal
internasional selambat-lambatnya satu tahun setelah penelitian berakhir. Peneliti yang
tidak memenuhi ketentuan ini tidak diperkenankan mengajukan usul penelitian yang
didanai DP2M. Rangkaian proses pengusulan, pelaksanaan, dan pelaporan Penelitian
Fundamental dilaksanakan sesuai dengan format yang telah ditentukan, yakni Tata Cara
Usul Penelitian, Evaluasi Usul, Pemantauan, dan Laporan Akhir.(4)

3. Quantitative Vs Qualitative
a. Quantitative
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan teknik sampling
untuk memperoleh temuan yang dapat diekspresikan secara numerik serta dapat
dimanipulasi secara matematik (Online Business Dictionary, nd). Aplikasi penelitian
mencakup baik bidang Ilmu Eksakta maupun Ilmu Sosial. Penelitian kuantitatif
dilakukan dengan menggunakan data terstruktur.(1)

b. Qualitative
Penelitian kualitatif adalah penelitian untuk eksplorasi isu, pemahaman
fenomena, dan pencarian jawaban pertanyaan (Eraut, 2007). Aplikasi penelitian
kualitatif terutama adalah dalam bidang Ilmu Sosial. Beberapa metode penelitian
kualitatif antara lain yaitu pengamatan peserta (participant observation), wawancara
mendalam (indepth interviews), pembahasan kelompok terfokus (focal group
discussion), dan sebagainya. Penelitian kualitatif dilakukan dengan menggunakan data
tak-terstruktur.(1)

Tabel Perbandingan Penelitian Qualitatif dan Penelitian Quantitative


Penelitian Kualitatif Penelitian Kuantitatif
• Sasarannya adalah untuk memperoleh • Sasarannya adalah untuk
deskripsi yang lengkap dan rinci mengklasifikasikan fitur, menghitung,
dan mengkonstruksi model dalam
upaya menjelaskan hasil pengamatan
• Peneliti pada awalnya hanya • Peneliti sejak awal harus mengetahui
mengetahui secara kasar apa yang secara jelas apa yang hendak dicarinya
hendak dicarinya
• Dianjurkan pada tahap dini proyek • Dianjurkan pada tahap lanjutan proyek
penelitian penelitian
• Rancangan berkembang selama • Semua aspek studi harus dirancang
pelaksanaan studi secara teliti sebelum data dikumpulkan
• Peneliti adalah instrumen pengumpuln • Peneliti menggunakan alat, seperti
data kuesioner atau peralatan untuk
mengumpulkan data terstruktur
• Data berbentuk kata-kata, gambar, atau • Data dalam bentuk angka dan statistik,
objek (data tak terstruktur) serta fakta yang dapat diklasifikasikan
(data terstruktur)
• Bersifat subjektif- mementingkan • Bersifat objektif- mengukur dan
interpretasi individu terhadap menganalisis konsep target secara
kejadian, mis, dengan menggunakan tepat, mis, dengan menggunakan
pengamatan peserta, wawancara survei, kuesioner, dsb.
mendalam, dsb.
• Data kualitatif lebih ‘kaya’ memakan • Data kuantitatif lebih efesien, dapat
waktu, dan kurang dapat di untuk menguji hipotesis, namun kurang
generalisasikan memiliki rincian kontekstual
• Peneliti cenderung untuk terlibat • Peneliti cenderung untuk tetap terpisah
secara subjektif dalam permasalahan secara objektif dari permasalahan
respondennya respondennya

4. Conceptual Vs Empirical
a. Conceptual
Konsep (concept) adalah suatu gagasan abstrak yang terbentuk sebagai hasil
penggabungan seluruh karakteristik atau dimensinya. Sebagai gagasan abstrak,
konsep tak dapat diukur atau diamati secara langsung. Konsep yang diadopsi untuk
digunakan dalam formulasi ilmiah disebut variabel konseptual atau konstruk
(construct) (Kerlinger, 1973). Contoh variabel konseptual atau konstruk yang lazim
dipelajari dalam penelitian kesehatan misalnya tingkat pengetahuan responden
tentang DM, kualitas layanan Rumah Sakit X, kualitas hidup pasien Ca Cervix, tingkat
depresi pada kelompok mahasiswa, dan sebagainya.(1)
b. Empirical
Metode empiric selalu menjadi fenomena tersendiri terutama bagi para peneliti
pemula, karena yang dimaksud metode empiric sesungguhnya adalah gambaran kondisi
nyata di lapangan yang merupakan patokan bagi peneliti dalam mencari fakta baru dan
menemukan hubungan antara fakta terkait. Pada tahap empirik, peneliti akan dipandu
oleh ide atau gagasan dan teori-teori tentang fakta tertentu, sedang pada tahap
interpretative, peneliti membandingkan fakta dengan teori yang mula diajukan dalam
penelitian dan mencoba memahami kondisi tersebut menurut kesamaan dengan teori
lainnya yang mungkin lebih luas, dan setiap tahapan itu memiliki metode dan teknik
penelitian, oleh sebab itu harus mengikuti prosedur serta aturan yang telah disepakati.
Gabungan dari metode empiric dan metode interpretative akan membuat peneliti lebih
berkemampuan untuk membandingkan fakta yang spesifik dari gejala konkret dalam
dunia nyata, dan pada sisi lain dapat dikaitkan dengan ide dan proposisi dari teori serta
konsep lainnya. Proses penelitian tidak saja dilakukan pada tahap empirical , berupa
observasi dan eksperimen belaka, proses penelitian dikatakan juga sebagai suatu satuan
prosedur empirical yang menghasilkan temuan spesifik. (5)
Daftar Pustaka

1. Harlan J, Sutjiati R. Metodologi Penelitian Kesehatan. Gunadarma; 2018.

2. Nofianti L, Qomariah. Ringkasan Buku Metode Penelitian Survey. 2017;

3. Zellatifanny CM, Mudjiyanto B. TIPE PENELITIAN DESKRIPSI DALAM ILMU


KOMUNIKASI. 2018;1(2):83–90.

4. Penelitan Fundamental. 2004;45–62. Available from:


http://repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/212.pdf

5. Nurdin I, Hartati S. Metodologi Penelitian Sosial. 2019.

Anda mungkin juga menyukai