dalam pengolahan
MODUL/BAHAN AJAR
MENERAPKAN TEKNIK PENGENDALIAN KANDUNGAN AIR DAN
MENERAPKAN TEKNIK KONVERSI BAHAN DALAM PENGOLAHAN
Oleh:
Tim Agroindustri
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................... i
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Tujuan .............................................................................................. 1
C. Strategi dan Media Pembelajaran ................................................... 1
D. Ruang Lingkup ................................................................................. 1
II. KEGIATAN PEMBELAJARAN................................................................... 2
A. Kegiatan Belajar 1. Menerapkan Teknik Pengendalian Kandungan Air
dalam Pengolahan …………………………………………………………………………. 2
1. Lembar Informasi .......................................................................
2
2. Lembar Kerja ..............................................................................
9
3. Lembar Evaluasi ………………….......................................................
10
B. Kegiatan Belajar 2. Menerapkan Teknik Konversi Bahan dalam
Pengolahan ………………………………………………………………………………….. 11
1. Lembar Informasi ....................................................................... 11
2. Lembar Kerja .............................................................................. 46
3. Lembar Evaluasi …………………....................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 50
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Setelah mengikuti teori dan praktek peserta pelatihan diharapkan dapat :
1. Menerapkan teknik pengendalian kandungan air dalam pengolahan
2. Menerapkan teknik konversi bahan dalam pengolahan
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari modul ini adalah:
1. Menerapkan teknik pengendalian kandungan air dalam pengolahan
2. Menerapkan teknik konversi bahan dalam pengolahan
1. LEMBAR INFORMASI
3. Perlu disediakan ventilasi yang cukup agar uap air dapat keluar sementara panas tetap
berada dalam oven. Untuk oven listrik ventilasi kira-kira 4-6 inci, sedangkan untuk oven gas
sekitar 1-2 inci. Kipas angin listrik dapat diletakkan di depan pintu oven untuk membantu
sirkulasi udara.
4. Pergiliran dalam meletakkan rak (rotasi) diperlukan karena suhu di setiap tempat pada
oven tidak sama. Rotasi dilakukan setiap setengah jam sekali. Pembalikan bahan makanan
yang dikeringkan setiap setengah jam juga diperlukan agar pengeringan makanan berjalan
dengan baik.
Diperlukan waktu kira-kira 3-7 hari untuk mengeringkan buah-buahan dan sayuran.
b. Pengeringan Rempah-rempah
Berbagai jenis rempah-rempah dapat dikeringkan. Sebelum dikeringkan, rempah-
rempah tersebut dicuci dan ditiriskan. Metode yang digunakan untuk mengeringkan
rempah-rempah adalah:
1. Dikering anginkan: sekitar 6-8 tangkai diikat dan dimasukkan ke dalam kantong yang
diberi lubang untuk menghindari kontak langsung dengan sinar matahari yang dapat
merusak aroma. Kantongkantong tersebut digantung pada ruangan yang hangat dan
kering. Lama pengeringan dengan cara ini sekitar 1-2 minggu.
2. Oven: suhu diatur paling rendah sehingga pengeringan berjalan lambat dan memakan
waktu 2-4 jam
3. Microwave oven: rempah-rempah dibungkus dengan kertas dan suhu diatur medium
selama 2-3 menit.
4. Dikeringanginkan: dengan syarat udara di sekitarnya harus panas dan kering. Metode
ini tidak sebaik metode di atas harus suhu tidak dapat diatur dan kemungkinan daging
dapat terkontaminasi udara yang kotor.
Rehidrasi adalah proses penyerapan air kembali ke dalalam bahan kering yang
sebelumnya telah mengalami gelatinisasi. Produk pangan yang mengalami proses rehidrasi
diantaranya agar-agar yang dibuat dari tepung rumput laut, tepung seral dalam pembuatan
bubur sereal, mie instan dan sebagainya. Produk yang mengalami rehidrasi umumnya
mengandung pati yang telah megalami gelatinisasi dan di keringkan.
Gelatinisasi adalah perubahan granula pati akibat pemanasan yang terus-menerus
dalam waktu lama sehingga granula pati membengkak luar biasa dan pecah sehingga tidak
dapat kembali ke bentuk semula. Gelatinisasi diperlukan untuk membuat makanan menjadi
instan. Pati kering yang sudah tergelatinisasi memiliki kemampuan untuk menyerap air
kembali (rehidrasi) dengan mudah, tetapi pati tersebut tidak memiliki sifat-sifat sebelum
mengami gelatinisasi dan masih mampu menyerap air dalam jumlah yang besar.
Dengan demikian prinsip rehidrasi sama dengan proses gelatinisasi, sehingga faktor-faktor
yang mempengaruhi rehidrasi sama dengan faktor-faktor yang mempengeruhi gelatinisasi,
yaitu, suhu, ukuran partikel, konsentrasi, pH, dan komponen lainnya seperti gula, lemak,
asam lemak, dan protein.
Butiran pati yang telah di keringkan sampai kadar air 8-9 persen dari berat bahan akan
cepat mengalami rehidrasi ketika dicampurkan dengan air mendidih. Dan produk cepat
masak mengalami rehidrasi apabila butiran pati mempunyi ukuran yang lebih kecil serta di
tambah air mendidih pada kisaran 190oF – 210oF ( 73,5-116,7oC).
Produk yang proses rehidrasinya cepat seperti: tepung sereal yang mempunyai tekstur
yang baik serta mempunyai rasa dan aroma yang baik, atau dengan kata lain mempunyai
mutu yang tinggi. Sereal yang mengalami rehidrasi, rasa dan bentuknya tidak seperti tepung
tetapi seperti bubur.
2. LEMBAR KERJA
3. LEMBAR EVALUASI
3. Agar kadar vitamin dalam bahan hasil pertanian tidak rusak maka dilakukan
pengeringan ....
A. suhu kamar
B. suhu tinggi
C. beku
D. bertekanan
4. Proses kehilangan air pada hasil pertanian karena proses pengeringan disebut
dengan....
A. dehidrogenasi
B. rehidrasi
C. dehidrasi
D. hidrogenasi
1. LEMBAR INFORMASI
melakukan pengoyakan. Mekanisme pengoyakan ini belum dimengerti dengan jelas, tetapi
secara garis besar dapat dikatakan bahwa bahan mengalami penekanan oleh gaya mekanis
dari mesin penggiling. Gaya mekanis yang diterapkan dapat berupa kompresi, pemukulan,
atau pengguntingan.
Besar gaya mekanis yang diberikan dan waktu pemberian gaya tersebut
mempengaruhi besarnya pencapaian hasil penggilingan. Penggilingan dikatakan efisien
apabila energi yang dibutuhkan untuk melakukan penggilingan tersebut sekecil mungkin dan
sisa energi yang hilang sebagai panas juga harus sekecil mungkin. Faktor penting yang
dipelajari dalam penggilingan adalah jumlah energi yang dipergunakan dan jumlah
permukaan yang terbentuk sebagai hasil penggilingan.
Apabila suatu partikel yang seragam dihancurkan, setelah penghancuran pertama,
ukuran partikel yang dihasilkan akan sangat bervariasi dari yang relatif sangat kasar sampai
yang paling halus bahkan sampai abu. Ketika penghancuran dilanjutkan, partikel yang besar
akan dihancurkan lebih lanjut akan tetapi partikel yang kecil mengalami perubahan relatif
sedikit. Sebagai contoh, terigu pada penghancuran pertama menghasilkan partikel
berukuran yang sangat bervariasi dalam tepung kasar, akan tetapi setelah penghancuran
lebih lanjut, fraksi yang agak dominan adalah yang lolos saringan 40 mesh dan tertahan
pada saringan 100 mesh.
Fraksi ini cenderung meningkat meskipun penghancuran berlangsung lama, selama
tipe mesin yang sama, dalam hal dipergunakan rol silinder. Peralatan penghancuran dapat
dibagi ke dalam dua kelas, yaitu penggiling dan pengasah. Pada kelas pertama, aksi utama
adalah tekanan, yaitu pengasahan digabungkan digabungkan dengan pengguntingan dan
pemukulan dengan gaya tekanan. Pengecilan ukuran diklasifikasikan sesuai dengan ukuran
partikel yang dihasilkan, yaitu sebagai berikut :
1. Besar hingga sedang (stewing steak, keju, dan buah yang diiris untuk pengalengan);
2. Sedang hingga kecil (bacon, buncis iris dan diced wortel), dan
3. Kecil hingga granular (daging giling, flaked ikan atau kacang-kacangan dan shredded
sayuran)
Untuk bahan pangan kering seperti biji-bijian dan kacang-kacangan, memiliki aw yang
cukup rendah sehingga dapat disimpan beberapa bulan setelah penggilingan tanpa
perubahan nilai gizi dan sifat organoleptik yang berarti. Untuk bahan pangan yang tinggi
kadar airnya dapat terjadi kerusakan dengan cepat jika proses pengawetan seperti
pendinginan, pembekuan dan pengolahan dengan suhu tinggi tidak dilakukan.
Nilai gizi dari makanan emulsi berubah jika komponen-komponen dipisahkan, seperti
dalam pembuatan mentega. Pada makanan bayi ada pengaruh yang menguntungkan yakni
perbaikan daya cerna lemak dan protein. Nilai gizi makanan lain ditentukan oleh formulasi
yang digunakan dan tidak dipengaruhi oleh emulsifikasi atau homogenisasi.
Alat homogenisasi (homogenizer) dan zat-zat pengemulsi berfungsi untuk
menstabilkan produk makanan agar terlihat seragam dan mencegah pemisahan, tetapi tidak
mengawetkan makanan. Pada semua makanan emulsi, perubahan degradatif seperti
hidrolisis atau oksidasi pigmen, komponen aroma dan vitamin, serta pertumbuhan mikroba
diminimalisasi melalui pengontrolan yang baik selama pengemasan dan kondisi
penyimpanan.
Proses pencampuran dapat terjadi pada bahan-bahan yang fasenya sama atau berbeda,
yaitu gas dengan gas, gas dengan solid, gas dengan likuid, solid dengan solid, solid dengan
likuid, dan likuid dengan likuid. Yang umum dipakai adalah pencampuran solid dengan
likuid. Pencampuran dapat dilakukan dengan menggunakan alat atau tanpa alat. Bila
dilakukan dengan alat maka akan diperoleh pencampuran yang lebih sempurna.
Pencampuran alami (tanpa bantuan alat) hanya dapat terjadi jika bahan-bahan yang
akan dicampurkan mempunyai densitas yang berbeda, atau suhu yang berbeda. Bila
suhunya berbeda, pencampuran akan berlangsung melalui proses konduksi dan konveksi.
Bentuk alat pencampur dibedakan atas 3 jenis, yakni alat untuk mencampur bahan cair,
tepung kering, atau pasta kental. Untuk mencampur bahan cair, alat pencampur berbentuk
baling-baling adalah yang paling umum dan paling memuaskan. Jika menggunakan alat
pencampur berbentuk kipas, maka dapat terjadi pola aliran yang tetap, yang menghasilkan
pencampuran yang sedikit. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pemecahan terhadap pola aliran
yang tetap (searah) tersebut, misalnya dengan penambahan pelat atau kipas dipasang tidak
simetris. Pencampuran sempurna dapat terjadi apabila bahan cair dalam aliran turbulen
atau mengalir melalui peralatan seperti pompa.
Pencampuran tepung dan butiran dimaksudkan untuk menukar bagianbagian campuran
dari yang satu ke bagian yang lain. Peralatannya berupa pencampur pita, terdiri atas sebuah
selokan yang di dalamnya berputar sebuah poros dengan dua baling-baling berbentuk spiral
terikat pada poros, satu balingbaling berputar ke kanan, yang lainnya berputar ke kiri. Ketika
poros ini berputar, bagian tepung bergerak ke arah yang berlawanan sehingga letak partikel-
partikel relatif akan dipertukarkan satu sama lain.
Penggunaan pencampur yang umum untuk tepung adalah pencampur kerucut
berganda. Kedua ujung alat ini terbuka dan diikat bersama dengan erat, diputar sekitar
suatu sumbu perputaran bersama. Pencampuran tepung sangat bervariasi menurut ukuran
atau kerapatan. Pencampuran menjadi sederhana apabila jumlah yang harus dicampurkan
secara kasar berproporsi sama. Jika salah satu komponen sangat sedikit dan harus
dicampurkan dengan merata ke dalam komponen lain dengan jumlah yang besar,
pencampuran sebaiknya dipisahkan menjadi beberapa tahap dan proporsi dipertahankan
tidak terlalu berbeda pada setiap tahap.
Sebagai contoh, apabila dibutuhkan untuk menambahkan suatu komponen dengan
proporsi sedemikian rupa ke dalam hasil sehingga menjadi 50 ppm, maka harus dilakukan
pencampuran dalam beberapa tahap. Metode yang mungkin adalah pencampuran 4 tahap,
setiap tahap berproporsi sekitar 30:1. Dalam merencanakan proses pencampuran perlu
untuk melakukan analisis dari setiap tahap pencampuran. Apabila sekali pencampuran telah
selesai, hanya diperlukan untuk menganalisis kembali hasil akhir.
Adonan dan pasta dicampur di dalam mesin yang memiliki tenaga yang berat dan besar.
Karena kebutuhan tenaga yang sangat besar, maka diharapkan mesin pencampur tersebut
mempunyai efisiensi yang dapat diterima, karena tenaga akan hilang dalam bentuk panas
yang dapat mengakibatkan pemanasan sebagian bahan. Mesin seperti ini mungkin
membutuhkan mantel pencampur untuk memindahkan panas sebanyak mungkin dengan air
pendingin.
Pencampur adonan yang umum dipergunakan untuk bahan-bahan berat ini adalah
peremas yang memiliki dua tangan berbentuk sigma yang berputar berlawanan arah. Kedua
tangan tersebut akan melipat dan menggunting bahan melalui pusat atau bagian dasar
pencampur.
Dari gambar diatas emulsi yang tidak stabil (berubah berdasarkan waktu) dibagi 3 klas yaitu:
• Flokullasi : Partikel yang seragam tersebar di seluruh bagaian larutan.
• Creaming : Partikel terkosentrasi diatas atau dibawah dari larutan (posisi
diatas/dibawah bergantung pada density dari partikel.
• Kolens : phase yang satu menyebar (terdisperse) tidak merata ke phase yang
lain.
Pangan dan bahan pangan mempunyai kandungan yang sangat komplek karena terdiri
dari campuran karbohidrat, protein, minyak, air serta udara. Kandungan dari semua bahan
tersebut terdiri dari vitamin, mineral dan aroma. Bahan pengolahan pangan dicampur
dengan kondisi ambang temperatur yang lebar seperti pendinginan, penguapan, pemasakan
dan juga mengalami perlakuan mekanis seperti pengupasan, extruding, pencampuran. Dari
semua perlakuan tadi diharapkan pangan tersebut menghasilkan rasa yang bagus, textur
yang baik, serta koalitas yang menyakinkan.
Untuk jenis makanan seperti mayonise dimana mencampurkan antara fraksi minyak
dan air, jika menggunakan mekanikal proses saja, hasil yang diperoleh akan tidak baik
(klasifikasi hasil seperti terlihat diatas).
Permasalahan dari pencampuran dua bahan yang tidak saling melarutkan terletak di bahan
yang mempunyai density yang lebih besar akan mempunyai tegangan permukaan yang lebih
besar. Untuk jelasnya perhatikan gambar dibawah ini:
Pada gambar 3.2, subjek pertama memperlihatkan bentuk tetesan air (warna hijau)
dan tetesan minyak warna biru, dari bentuk tetesan tersebut mempredisikkan gaya kohesi
yang berbeda antara minyak dan air. Subjek kedua jika air dan minyak ditempatkan dalam
satu bejana kemudian diperlakukan dengan proses pengadukan, untuk beberapa waktu
mereka bercampur Namun kemudian memisah lagi (subjek 3) sehingga terlihat jelas
batasnya, perbedaan dua permukaan minyak dan air tersebut dikarenakan nilai tegangan
permukaan yang berbeda, lapisan antara dari minyak dan air disebut sebagai interface.
Untuk mencampur antara minyak dan air, dibutuhkan penambahan bahan additive
agar tegangan permukaan keduanya menjadi lemah, bahan additive ini disebut sebagai
surfactan, keuntungan lain dari penambahan surfactan ádalah merubah sifat sifat dari
tegangan permukaan pada minyak dan air. Perubahan tegangan permukaan tadi
menyeluruh disetiap permukaan keduanya sehingga mencegah terjadinya kerusakan emulsi
seperti terjadinya flokulasi, creaming, koalens.
Monogliceride diperoleh dari fatty acid baik yang berasal dari tanaman atau hewan
untuk jelasnya tertera gambar dibawah ini:
Monoglyceride banyak digunakan sebagai emulsifer, tetapi fungsi yang lain dapatkan
digunakan diantaranya adalah foaming/de-foaming agen, anti bacteria agen, stach
modifiying agen dan anti tack agen.
Tabel 1.3.3 Nilai Dari Bahan Bahan Emulsifer Yang Ada Dipasaran
ratio
Characteristic behaviors related to water HLB hydrophilic lipophilic functions
part part
10 O/W
stable milky dispersion 50 50
emulsification
12
transparent dispersion 60 40
14 cleaning
70 30
agent
16
80 20 solubilizing
colloidal solution
agent
18
90 10
20 100 0
Tabe 1.3.4: Kemampuan Emulsifer Bekerja berdasarkan nilai HLB.
Sorbitan esters
2~9
CSL, SSL
7~9
Emulsifer mempunyai gugus gungsional dimana ada bagian yang bersifat hydrophilic dan
sis bagian yang lain bersifat liphophillic, pada keadaan ini dapat dipastikan bahwa larutan
menjadi larutan koloid.
Penambahan bahan emulsifier mengubah dua bahan yang tidak campur sama sekali
menjadi larutan koloid yang kemudian disebut sebagai emulsi. Mekanisme yang terjadi jika
bahan emulsi dimasukkan adalah:
• Penambahan emulsifier permulaan, menurunkan surface tension dan
meniadakan lapisan interface.
• Penambahan kosentrasi emulsifier lagi, terjadinya monomoculer yang lebih
seragam. Tegangan permukaan turun sampai pada daerah minimum.
• Penambahan kosentrasi emulsifer lagi berakibat terbentuknya miscelle,
dengan terbentuknya miscelle ini, penambahan kosentrasi emulsifer tidak merubah
sifat sifat emulsi, titik ini dinamakan titik kritikal miscelle (CMC point)
Foaming: Proses foaming (pembusaan) dapat terjadi bila larutan yang telah diberi
bahan emulsifier kemudian deber pengadukan maka bahan emulsifier akan tertarik ke
permukaan lapisan larutan dan membentuk lapisan melekul tunggal, karena daya
sentripental dari pengaduk, busa (foam) keluar dari larutan membentuk dua lapisan melekul
(bimolekuler layer). Busa yang keluar akan pecah dengan sendirinya disebabkan karena
migrasi dari lapisan bimokuler. Proses pembusaan (foaming process) Sangat diperlukan
dalam proses sebagai effek dari emulsifier. Pembentukan foam atau proses pembusaan
yang stabil sangat diperlukan dalam pembentukan cream (creaming process). Beberapa tipe
proses makanan yang menghendaki texture lembut, seperti pembuatan cake, ice cream,
whipped topping, dll.
Defoaming: efek penambahan emulsi yang dikehendaki dalam beberapa proses
makanan seperti dalam pembuatan jam, tofu, pembuatan gula dan dalam fermentasi
industri. Penambahan sifat emulsi yang tepat sangat diperlukan dalam hal ini. Teknik yang
digunakan dalam proses defoaming adalah penambahan emulsifier :
• Emulsifier yang mempunyai specific gravity yang besar.
• Emulsifier yang tidak mudah membusa dalam larutan.
• Emulsifier yang mudah larut dalam air
Functions of emulsifiers
application examples
O/W
ice cream, cream, milk drink
Dispersion
chocolate, cocoa, peanut butter
Foaming
cake, desserts
Anti-foaming
tofu, fermentation industry, jam
Wetting
powdered foods, chewing gum
Solubilization
Flavors
Cleaning
cleaning agent for food industry
Anti staling
bread, cakes
Prevention of sticking
spaghetti, noodles, rice
Departemen Agroindustri dan Teknik Kimia-PPPPTK Pertanian Cianjur 27
Menerapkan teknik pengendalian kandungan air dalam pengolahan dan Menerapkan teknik konversi bahan
dalam pengolahan
Fungsi yang lain dari emulsifier pada tepung roti seperti di bawah ini:
Stuktur tepung pada Pada saat pemanasan, Pada saat pendingian stuktur
gandum ketika menggunakan tepung berubah, menggunakan
emulsifier emulsifier mencegah roti
menjadi keras.
Stuktur roti ketika sudah Mekanisme bahan Resapan bahan emulsifier dalam
matang emulsifier ketika sudah stuktur gluten
matang
a. Definisi Filtrasi
Filtrasi adalah salah satu proses pemisahan yang dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis tergantung pada bahan yang akan dipisahkan serta tingkat pemisahan yang diinginkan.
Atau suatu operasi pemisahan campuran antara padatan dan cairan dengan melewatkan
umpan (padatan + cairan) melalui medium penyaring. Proses filtarsi banyak dilakukan di
industri, misalnya pada pemurnian air minum, pemisahan kristal-kristal garam dari cairan
induknya, pabrik-kertas dan lain-lain. Untuk semua proses filtrasi, umpan mengalir
disebabkan adanya tenaga dorong berupa beda tekanan, sebagai contoh adalah akibat
gravitasi atau tenaga putar. Secara umum filtrasi dilakukan bila jumlah padatan dalam
suspensi relatif lebih kecil dibandingkan zat cairnya.
1) Pemisahan padatan
Hal yang paling berpengaruh dalam pemisahan antara padatan dan padatan adalah
ukuran dan berat jenis. Berdasarkan perbedaan ukuran dan berat jenis, antara padatan satu
dan padatan lainnya dapat dipisahkan. Tekniknya adalah dengan cara memisahkan
keduanya dengan aliran udara yang dihembuskan sehingga partikel yang lebih besar dan
berat dapat memisah dengan partikel yang kecil dan ringan.selain teknik tersebut, dapat
juga dengan cara photometric (berdasar warna), magnetic, dan electromagnetic.
Setiap bahan pangan pasti memiliki zat terlarut didalamnya. Zat tersebut disebut
ekstrak. Cara pemisahan bahan padat dengan ekstraknya dilakukan dengan teknik ekstraksi.
Teknik ekstraksi ini dilakukan dengan cara tekanan dengan berdasar perbedaan kelarutan
yang terdapat pada bahan pangan tersebut. Bahan tambahan yang membantu proses ini
merupakan bahan dengan tingkat kelarutan berbeda tetapi dapat mengikat zat terlarut
didalam bahan pangan tersebut. Air merupakan zat pelarut untuk golongan polar seperti
gula, buah teh,dll. Hexane sebagai pelarut minyak. Supercritical CO2 sebagai pelarut
ekstraksi senyawa volatile pada kopi dekafeinasi.
2) Pemisahan Cairan
Sentrifugasi dapat digunakan sebagai pemisah zat tidak terlarut pada bahan pangan
yang berbeda berat jenis. Aplikasinya pada pemisahan cream dan penghilangan air pada
proses ekstraksi minyak.
Pemisahan cairan dapat dilakukan dengan cara memberikan zat pelarut yang secara
efisien dapat mengekstrak zat terlarut tertentu dalam suatu campuran zat. Alternative
lainnya adalah dengan menggunakan perubahan fase yaitu pembekuan dan pemanasan.
Dengan pembekuan dan pemanasan (tergantung bahan pangan) maka didapatkan fraksi
yang diinginkan. Kemudian dapat dilakukan pemisahan dengan menggunakan filtrasi atau
sentrifugasi. Alternative lain yaitu dengan evaporasi. Evaporasi dapat menghilangkan
pelarut dan senyawa volatile lain. Untuk pemisahan zat yang telah dilarutkan dalam cairan,
maka digunakan Ion exchange dan electrodialysis. Tergantung electrostatic charge nya
Pemisahan gas dan uap dalam proses pangan merupakan proses yang jarang dilakukan.
Penghilangan padatan yang terperangkap dalam gas dibutuhkan pada spray drying.
Kemungkinan lain digunakan pada pemisahan basah untuk memisahkan suspense padat
berdasar daya larut suatu pelarut.
1. Prinsip umum
Pemisahan zat tidak terlarut dari suspensi cair-padat dapat dipisahkan dari komponen
cair dengan cara menggunakan aliran menuju membrane berporos (filter) yang dapat
menahan komponen padat. Sedangkan komponen cairan dapat langsung melewati filter.
Terdapat 4 cara pada proses ini, yaitu filtrasi gravitasi, filtrasi tekanan, filtrasi vakum, dan
sentrifugasi. Setelah itu didapatkan cake (pelet) dan dimurnikan dengan pemberian zat
pelarut kembali. Kemudian didapatkan pelet yang bersih dari filtrate dan dikeringkan.
Siklus filtrasi dilakukan dengan mempertahankan penurunan tekanan total pelet dan
media. Hal ini disebut filtrasi tekanan konstan. Sedangkan jika pelet terbentuk selama
filtrasi, laju aliran filtrate berkurang atau laju aliran dipertahankan kemudian tekanan
meningkat, maka hal ini disebut filtrasi dengan laju konstan
2. Media filter
Media filter berfungsi sebagai pembantu pembentukan filter pelet dan mendukung
filtrate yang terbentuk. Setelah filter pelet terbentuk, maka dapat dijadikan media filtrate
utama. Selain itu media filter ini harus tahan terhadap kondisi penyaringan dan tidak
berefek buruk pada pelet, misal bereaksi membentuk zat racun.
3. Pembantu filter
Pembantu filter merupakan suatu tambahan media filter yang berfungsi sebagai
peningkat daya bentuk filtrate. Media tambahan ini harus keras, kuat, dan berpori yang
memungkinkan cairan tetap dapat mengalir dalam keadaan partikel yg padat
Alternative lain yaitu dengan cara menambahkan pembantu filter yang ditambahkan pada
suspense yang akan difiltrasi. Hal ini dapat mengurangi kompresibilitas
PRESSURE FILTRASI
Pressure filtrasi adalah filtrasi yang dilakukan dengan menggunakan tekanan. Peralatan
yang digunakan biasanya terdiri dari plate and frame filter. Alat ini akan bekerja
berdasarkan driving force, yaitu perbedaan,tekan. Alat ini dilengkapi dengan kain penyaring
yang disebut filter cloth, yang terletak pada tiap sisi platenya. Plate and frame filter
digunakan untuk memisahkan padatan cairan dengan media berpori yang meneruskan
cairannya dan menahan padatannya.
Filter daun mirip dengan filter pelat dan bingkai, di bagian dalamnya cake disimpan
pada setiap sisi daun dan filtrat mengalir keluar melalui saluran dari saringan pembuangan
air yang kasar pada daun di antara cake, daun-daun tersebut dibenamkan ke dalam
suspensi.
Filter daun berotasi (tipe Vallez) dimana cake lebih seragam. Filter Kelly dalam posisi
terbuka. Filter tertutup dan kran masukan terbuka sehingga suspensi dapat masuk ke
selongsong dengan udara yang dipindahkan dari ventilasi ke selongsong atas bagian
belakang. Ventilasi dapat tertutup atau dibiarkan terbuka setelah selongsong penuh. Jika
kran dibiarkan terbuka, maka kran akan membatasi aliran berlebih dan akan
mengembalikan umpan yang berlebih ke tangki pengumpan sehingga dapat memberikan
sirkulasi yang lebih baik antara filter daun dan untuk menjaga partikel-partikel besar dari
pengendapan filtrasi dilanjutkan sampai ketebalan yang diinginkan tercapai atau filtrasi
rata-rata turun secara tajam. Contoh : pembuatan Mg dari air laut.
FILTRASI VACUUM
Rotary Vacuum Filter adalah sebuah filter yang bekerja secara berkelanjutan dimana
bagian yang solid dari sebuah campuran dipisahkan oleh filter yang hanya dapat dilalui oleh
liquid atau gas, dalam hal ini keadaan vakum diperlukan untuk mengakumulasi zat padat di
permukaan.
Prinsipnya tekanan di luar drum adalah tekanan atmosferik tetapi di dalam drum
mendekati vakum. Drum dimasukkan ke dalam cairan yang mengandung suspensi padatan,
lalu diputar dengan kecepatan rendah. Cairan tertarik melewati filter cloth karena tekanan
vakum, sedangkan padatan tertinggal di permukaan luar drum membentuk cake.
Cara Kerja:
1. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, RVF (Rotary Vacuum Filter) bekerja secara
continous. Setiap perputarannya terdiri dari cake formation, cake washing (jika
diperlukan), drying, dan cake discharge.
1. Selama perputaran drum, tekanan vakum menarik liquid melalui medium filter (cloth) di
permukaan drum yang menahan padatan. Tekanan vakum mendorong gas/udara
melalui cake dan gas tersebut akan mendorong liquid masuk ke dalam.
2. Filtrat dan aliran udara akan melalui pipa filtrat internal kemudian masuk ke katup RVF
dan bermuara di vakum receiver di mana liquid dipisahkan dari aliran udara. RVF ini
biasanya dilengkapi dengan liquid ring vacuum pump atau barometric leg untuk
menghasilkan tekanan vakum.
Kelebihan:
a. digunakan untuk memfiltrasi padatan yang sulit difilter (kemampuan filtrasinya tinggi).
b. dilengkapi sarana otomatis sehingga tenaga manual yang dibutuhkan tidak banyak.
c. Desainnya sangat bervariasi tergantung pada jenis aplikasinya.
d. Hasil pencucian cake lebih efektif.
e. digunakan untuk proses filtrasi tekanan tinggi.
f. Filter yang digunakan dapat bertahan lebih lama.
Kekurangan:
a. cake membutuhkan waktu pengeringan yang lama untuk mencapai titik kelembapan.
b. Filtrat membutuhkan pemisahan yang lebih sulit pada bagian mother and wash filtrates
c. Ukuran filtrat yang lebih kecil dari 1000 ppm atau lebih besar dari 5000 ppm
d. Cake yang membutuhkan washing lebih dari sekali.
DEPTH FILTRATION
Pada depth filter, partikel padatan yang tersaring akan terperangkap dalam kedalaman
dari filter itu. Ukuran filter biasanya adalah 0.1 μ m (microorganisms) to 0.1 mm (debu dan
kotoran kecil).
SURFACE FILTRATION
Metode filtrasi ini paling umum dan sering digunakan dalam industri pangan.
Mekanisme nya ada sebuah filter membran horizontal yang akan menyaring kotoran dari
bahan pangan.
a. Jenis-jenis Kristaliser
dengan jaket pendingin dan sebuah pisau pengeruk yang akan mengambil produk kristal
yang menempel pada dinding.
Ekstraksi merupakan proses pemisahan yang meliputi dua fase. Larutan adalah bahan
yang ditambahkan untuk membentuk suatu fase yang berbeda dari bahan yang dipisahkan.
Pemisahan tercapai jika komponen yang dipisahkan larut dalam larutan sementara
komponen yang lainnya masih tetap berada dalam bahan asalnya. Pengertian lain dari
ekstraksi adalah proses pemisahan komponen-komponen terlarut dari suatu campuran
komponen tidak terlarut dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Dengan kata lain,
ekstraksi merupakan proses pemisahan dengan pelarut yang melibatkan perpindahan zat
terlarut ke dalam pelarut. Kelarutan zat dalam pelarut tergantung dari ikatan polar dan
nonpolar. Zat yang polar hanya larut dalam pelarut polar, sedangkan zat nonpolar hanya
larut dalam pelarut nonpolar.
Pelarut yang biasa digunakan untuk proses ekstraksi dalam praktik sehari-hari adalah
air, misalnya dalam pembuatan sari buah dari berbagai buah-buahan dan pembuatan
santan
dari kelapa parut. Pelarut organik yang umum digunakan untuk memproduksi konsentrat,
ekstrak, absolut atau minyak atsiri dari bunga, daun, biji, akar, dan bagian lain dari tanaman
adalah etil asetat, heksan, petroleum eter, benzen, toluen, etanol, isopropanol, aseton, dan
juga air.
Contoh ekstrak yang dihasilkan dari kegiatan ekstraksi adalah ekstrak flavor alami yang
diterapkan dalam industri flavor. Ekstraksi juga dilakukan dalam industri gula bit untuk
memisahkan gula dari gula bit. Ekstraksi dengan air atau pelarut organik digunakan untuk
menghilangkan kafein dari biji kopi, dan ekstraksi dengan air digunakan untuk menyiapkan
kopi dan teh terlarut untuk dibekukan dan dikering semprotkan.
Tahap pertama di dalam proses ekstraksi pada umumnya adalah penghancuran secara
mekanis, yaitu bahan mentah dipotong atau dihancurkan menjadi ukuran kecil yang
dikehendaki agar mendapatkan permukaan persentuhan yang luas untuk ekstraksi. Daya
ekstraksi akan semakin meningkat dengan semakin kecilnya ukuran bahan. Namun, bahan
yang terlalu halus dapat membentuk suspensi dengan pelarut dan dapat terjadi penguapan
senyawa volatil yang berlebihan sebelum proses ekstraksi.
Sebagai contoh adalah proses ekstraksi flavor vanili dari buah vanili. Sebelum dilakukan
proses ekstraksi, terlebih dulu buah vanili mengalami proses kuring (pengeringan buah vanili
segar yang dikombinasikan dengan pemeraman) sehingga diperoleh vanili setengah kering
(kadar air kira-kira 70%), lalu dipotongpotong sekitar 0,5 cm. Setelah itu direndam dalam
larutan pengekstrak yang terdiri atas campuran air dan etanol ditambah sukrosa (gula pasir)
selama 14 hari. Setiap hari dilakukan pengadukan sebanyak dua kali.
Istilah ekstraksi juga dikenal dalam pengolahan minyak dan lemak, yaitu suatu cara
untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau
lemak. Cara ekstraksi tersebut bermacam-macam, yaitu rendering (wet rendering dan dry
rendering), mechanical expression, dan solvent extraction.
Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga
mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi. Pada semua cara rendering,
digunakan panas untuk menggumpalkan protein pada dinding sel bahan dan untuk
memecahkan dinding sel tersebut sehingga mudah ditembus oleh minyak atau lemak yang
ada di dalamnya. Wet rendering (rendering basah) adalah proses rendering dengan
penambahan sejumlah air selama berlangsungnya proses tersebut. Rendering basah
dilakukan pada ketel terbuka atau tertutup menggunakan suhu tinggi, tekanan 40-60
tekanan uap (40-60 psi) selama 4-6 jam. Alat yang digunakan untuk rendering basah adalah
otoklaf atau digester untuk menghasilkan minyak atau lemak dalam jumlah yang besar.
Suhu rendah dalam rendering basah dilakukan jika ingin dihasilkan flavor netral dari
minyak atau lemak. Bahan yang akan diekstraksi ditempatkan pada ketel yang dilengkapi
alat pengaduk. Air ditambahkan dan campuran tersebut (air dan bahan yang akan diekstrak)
dipanaskan perlahan-lahan sampai suhu 50oC sambil diaduk. Minyak yang terekstrak akan
naik ke atas dan dipisahkan. Penggunaan suhu rendah kurang populer.
Dry rendering atau rendering kering dilakukan tanpa dilengkapi dengan steam jacket
dan pengaduk. Bahan dipanasi sambil diaduk pada suhu 105-110oC. Ampas bahan yang telah
diambil minyaknya akan mengendap di dasar ketel. Pengambilan minyak dilakukan dari
bagian atas ketel.
Mechanical expression atau pengepresan mekanis adalah cara ekstraksi minyak atau
lemak terutama untuk bahan dari biji-bijian. Solvent extraction (ekstraksi dengan pelarut)
adalah ekstraksi dengan melarutkan minyak dalam pelarut minyak dan lemak.
Pengertian ekstraksi yaitu upaya untuk memperoleh zat/bahan atau bagian tertentu
yang diinginkan dari suatu bahan atau campuran secara fisis, mekanis atau fisiko kimia.
1) Metode ekstraksi
Ekstraksi padat-cair dapat dilakukan melalui 4 (empat) metode, yaitu:
• Metode penggilingan dan pengepresan
• Metode pemisahan dan penyaringan
• Metode pengepresan
• Metode penyaringan dan penguapan
d) Untuk memperoleh ekstrak bahan yang diinginkan perlu dilakukan penyaringan atau
pemisahan antara bahan yang masih kasar dan lembut sehingga akan diperoleh
filtrat ekstrak yang diinginkan.
e) Terjadinya proses pemisahan antara ekstrak dan ampasnya disebabkan adanya
perbedaan ukuran halus dan kasar dalam proses penyaringan.
b) Kotoran adalah kopi gelondong, kopi berkulit tanduk dan benda asing
lainnya.
Tahap selanjutnya mulai perlakuan penyangraian atau pemanasan pada alat penggorengan
tanpa minyak sampai diperoleh biji kopi matang dan kadar air maksimum 8%
Proses berikutnya dilakukan penggilingan. Cara sederhana dapat dilakukan dengan
penumbukan sampai diperoleh kopi bubuk/tepung serbuk halus. Untuk mendapatkan kopi
instan yang berbentuk serbuk halus dan seragam maka perlu dilakukan pengayakan agar
terpisah antara kopi bubuk halus dan kopi yang masih kasar sehingga diperoleh kopi instan
(ekstrak kopi)
a)Pilih kedele yang yang baik. Cirinya kulit kedele berwarna kuning, tidak keriput dan
biji kedele tidak ada yang rusak, busuk, cacat.
b) Cuci bersih kedele, kemudian direndam selama kurang lebih 8 jam agar biji kedele
melunak.
2). Menyiapkan peralatan ekstraksi
Peralatan yang harus disiapkan dalam proses ekstraksi padatan terlarut:
− Persiapan mesin
− Baskom/wadah
− Panci
3). Mengoperasikan proses ekstraksi
Bahan yang akan diekstraksi (kacang kedele) benar-benar sudah ditentukan
persyaratannya, misalnya :
− Biji kedele sudah agak lunak, sehingga mudah untuk digiling
− Biji kedele utuh, tidak ada bekas gigitan serangga, tikus dan lain-lain.
a. Prinsip Distilasi
Distilasi (penyulingan) adalah proses pemisahan komponen dari suatu campuran yang
berupa larutan cair-cair dimana karakteristik dari campuran tersebut adalah mampu-campur
dan mudah menguap, selain itu komponen-komponen tersebut mempunyai perbedaan
tekanan uap. Proses penyulingan merupakan proses pemisahan komponen-komponennya
berdasarkan perbedaan titik didihnya. Sebagai contoh, proses penyulingan dari larutan
garam yang dilakukan di laboratorium, sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1.
Pada gambar tersebut, terlihat, larutan garam (NaCl) dimasukkan pada labu, dimana
pada bagian atas dari labu tersebut dipasang alat pengukur suhu atau thermometer. Larutan
garam di dalam labu dipanasi dengan menggunakan pembakar Bunsen. Setelah beberapa
saat, larutan garam tersebut akan mendidih dan sebagian akan menguap. Uap tersebut
dilewatkan kondensor, dan akan terkondensasi dan ditampung pada erlemeyer. Cairan pada
erlemeyer merupakan destilat sebagai air murni
Pada operasi distilasi, terjadinya pemisahan didasarkan pada gejala bahwa bila
campuran cair ada dalam keadaan setimbang dengan uapnya, komposisi uap dan cairan
berbeda. Uap akan mengandung lebih banyak komponen yang lebih mudah menguap,
sedangkan cairan akan mengandung lebih sedikit komponen yang mudah menguap. Bila uap
dipisahkan dari cairan, maka uap tersebut dikondensasikan, selanjutnya akan didapatkan
cairan yang berbeda dari cairan yang pertama, dengan lebih banyak komponen yang mudah
menguap dibandingkan dengan cairan yang tidak teruapkan. Bila kemudian cairan dari
kondensasi uap tersebut diuapkan lagi sebagian, akan didapatkan uap dengan kadar
komponen yang lebih mudah menguap lebih tinggi.
Distilasi dilakukan melalui tiga tahap: evaporasi yaitu memindahkan pelarut sebagai
uap dari cairan; pemisahan uap-cairan di dalam kolom, untuk memisahkan komponen
dengan titik didih lebih rendah yang lebih volatil dari komponen lain yang kurang volatil; dan
kondensasi dari uap, untuk mendapatkan fraksi pelarut yang lebih volatil.
Titik didih dapat didefiniskan sebagai nilai suhu pada tekanan atmosfir saat berubah
menjadi uap atau suhu pada saat tekanan uap dari cairan sama dengan tekanan uap di
sekitarnya. Proses penyulingan pada tekanan atmosfir menunjukkan bahwa tekanan uap
tersebut akan sama dengan tekanan air raksa dalam kolom setinggi 760 cmHg.
Berkurangnya tekanan pada ruangan di atas cairan akan menurunkan titik didih. Sebaliknya
peningkatan tekanan di atas permukaan cairan akan menaikkan titik didih cairan tersebut.
Perbedaan sifat campuran suatu fase dengan campuran dua fase dapat dibedakan
secara jelas jika suatu cairan menguap, terutama dalam keadaan mendidih. Pada suhu
tertentu molekul-molekul cairan tersebut memiliki energi tertentu dan bergerak bebas
secara tetap dan dengan kecepatan tertentu. Tetapi setiap molekul dalam cairan hanya
bergerak pada jarak pendek sebelum dipengaruhi oleh molekul-molekul lain, sehingga arah
geraknya diubah. Setiap molekul pada lapisan permukaan yang bergerak ke arah atas akan
meninggalkan permukaan cairan dan akan menjadi molekul uap. Molekul-molekul uap
tersebut akan tetap berada dalam gerakan yang konstan dan kecepatan dipengaruhi oleh
suhu pada saat itu (Guenther, 1987).
Kondensasi atau proses pengembunan uap mejadi cairan, dan penguapan suatu cairan
menjadi uap melibatkan perubahan fase cairan dengan koefisien pindah panas yang besar.
Kondensasi terjadi apabila uap jenuh seperti steam bersentuhan dengan padatan yang
temperaturnya di bawah temperatur jenuh sehingga membentuk cairan seperti air
(Geankoplis, 1983).
Ada berbagai macam proses distilasi yang disebabkan oleh keadaan-keadaan tertentu
untuk pemisahan komponen dalam suatu campuran seperti perbedaan titik didih antar
komponen yang cukup besar atau kecil dan tingkat kamurnian yang diinginkan terhadap
produk yang dihasilkan. Proses distilasi terdiri dari dari proses distilasi normal, proses
distilasi bertingkat dan proses distilasi vakum.
Proses distilasi normal yaitu suatu proses distilasi dengan menggunakan tekanan
atmosfer. Pada proses ini titik didih campuran cukup besar perbedaannya, sehingga proses
pemisahannya mudah dikerjakan. Sebagai contoh yaitu campuran benzen dan toluen.
Benzene pada tekanan 760 mmHg, titik didihnya 176,2ºC, sedangkan toluen pada tekanan
760 mmHg, titik didihnya adalah 231,1ºC. Proses penyulingan juga temasuk dalam
kelompok proses distilasi normal.
Proses distilasi bertingkat yaitu suatu proses distilasi dengan letak pengambilan hasil
bertingkat-tingkat atau setelah didistilasi, hasilnya didistilasi lebih lanjut untuk memperoleh
konsentrasi yang lebih baik. Proses ini banyak dipakai dalam bidang minyak bumi, juga pada
proses distilasi campuran azeotrop dengan menambahkan komponen ketiga yang dapat
larut dalam salah satu komponen pada campuran tersebut.
Proses distilasi vakum yaitu suatu proses distilasi dengan menggunakan tekanan yang
sangat rendah (vakum), pada proses ini titik didih campuran yang dekat sehingga
pemisahannya menjadi sulit. Kemudian dengan jalan mengubah tekanan operasi akan
memberikan perubahan tekanan uap masing-masing komponen, sehingga pemisahan dapat
dijalankan.
Menurut Tika (2009) bahwa distilasi merupakan suatu proses pemisahan dua atau
lebih komponen zat cair berdasarkan pada titik didih. Secara sederhana distilasi dilakukan
dengan memanaskan/menguapkan zat cair lalu uap tersebut didinginkan kembali supaya
jadi cair dengan bantuan kondensor. Macam-macam distilasi yaitu:
1) Distilasi sederhana. Biasanya distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan zat cair
yang titik didihnya rendah, atau memisahkan zat cair dengan zat padat atau miniyak.
Proses ini dilakukan dengan mengalirkan uap zat cair tersebut melalui kondensor lalu
hasilnya ditampung dalam suatu wadah, namun hasilnya tidak benar-benar murni atau
bias dikatakan tidak murni karena hanya bersifat memisahkan zat cair yang titik didih
rendah atau zat cair dengan zat padat atau minyak.
2) Distilasi bertingkat (fraksionasi). Proses ini digunan untuk komponen yang memiliki titik
didih yang berdekatan. Pada dasarnya sama dengan distilasi sederhana, hanya saja
memiliki kondensor yang lebih banyak sehingga mampu memisahkan dua komponen
yang memliki perbedaan titik didih yang bertekanan. Pada proses ini akan didapatkan
substan kimia yang lebih murni, kerena melewati kondensor yang banyak.
3) Distilasi azeotrop. Digunakan dalam memisahkan campuran azeotrop (campuran dua
atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan
senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop atau dengan menggunakan tekanan
tinggi.
4) Distilasi vakum (distilasi tekanan rendah). Distilasi ini digunakan untuk zat yang tak tahan
suhu tinggi atau bisa rusak pada pemansan yang tinggi. Sehingga dengan menurunan
tekanan maka titik didih juga akan menurun, maka distilasi yang tadinya harus dilakukan
pada suhu tinggi tetap dapat dilakukan pada suhu rendah dengan menurunkan tekanan.
5) Refluks/destrusi. Refluks/destruksi ini bisa dimasukkan dalam macam-macam distilasi
walau pada prinsipnya agak berkelainan. Refluks dilakukan untuk mempercepat reaksi
dengan jalan pemanasan tetapi tidak akan mengurangi jumlah zat yang ada. Dimana
pada umumnya reaksi-reaksi senyawa organik adalah “lambat” maka campuran reaksi
perlu dipanaskan tetapi biasanya pemanasan akan menyebabkan penguapan baik
pereaksi maupun hasil reaksi. Karena itu agar campuran tersebut reaksinya dapat cepat,
dengan jalan pemanasan tetap jumlahnya tetap reaksinya dilakukan secara refluks.
6) Distilasi kering. Prinsipnya memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap
dan cairnya. Contohnya untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu bata.
c. Mekanisme Distilasi
2) Campuran diuapkan sebagian, uap dan cairannya dibiarkan dalam keadaan setimbang.
3) Uap dipisahkan dari cairannya dan dikondensasi; maka didapat dua cairan, cairan I dan
cairan II. Cairan I mengandung lebih sedikit komponen A (lebih mudah menguap)
dibandingkan cairan II
Pada kondisi diatas, dari campuran dua komponen cairan (campuran biner) akan
didapat dua cairan yang relatif murni. Hal ini dapat terlaksana, apabila beda titik didih dari
kedua komponen tersebu relatif besar. Apabila perbedaan titik didih dari kedua komponen
tersebut tidak terlalu jauh, maka perlu dilakukan proses penyulingan sebagaimana
ditunjukkan pada gambar 1.6.3.
DK = C – P + 2
Dimana:
DK = Derajat kebebasan
C = Jumlah komponen
P = Jumlah fase
diubah secara bebas, sedangkan temperatur dan konsentrasi fasa uap didapatkan sebagai
hasil perhitungan sesuai sifat-sifat fisik pada tahap kesetimbangan. Batas perpindahan fase
tercapai apabila kedua fasa mencapai kesetimbangan dan perpindahan makroskopik
terhenti. Pada proses komersial yang dituntut memiliki laju produksi besar, terjadinya
kesetimbangan harus dihindari.
Gambar 1.6.5. Grafik hubungan antara komposisi dan suhu untuk campuran biner
Pada titik 1 (dalam lingkaran), apabila ditarik lurus kekanan, maka garis yang
memotong kurva titik gelembung dan ditarik kebawah akan didapat komposisi, xA1
(komposisi A pada fase cair pada suhu T1). Sedangkan apabila garis tersebut memotong
kurva titik mbun, kemudian ditarik kebawah, akan didapat komposisi, yA1 (komposisi A
pada fase uap pada suhu T1). Selanjutnya, pada titik 2 dimana bahan mempunyai komposisi
tertentu, maka untuk mendapatkan titik gelembung dan titik embunnya dengan cara
menarik garis keatas, sehingga didapat TB2 dan TD2. Sedangkan gambar 1.6.6, menunjukkan
hubungan komposisi uap-cairan pada kesetimbangannya pada suhu tertentu. Dalam banyak
campuran biner, terlihat bahwa pada suhu tertentu, harga yA selalu lebih besar daripada
harga xA, sebagaimana ditampilkan pada gambar 1.6.7.
Ada beberapa campuran biner yang titik didihnya di atas atau di bawah titik didih
kedua komponennya. Campuran pertama disebut azeotrop minimum seperti dapat dilihat
pada Gambar 1.6.7-a sedangkan campuran kedua disebut azeotrop maksimum pada
Gambar 1.6.7-b. Dalam kedua hal, yA tidak selalu lebih besar daripada harga xA, ada
kesetimbangan uap cairan dengan yA selalu lebih kecil daripada xA. Pada titik azeotrop, yA
sama dengan xA dan campuran cairan dengan komposisi sama dengan titik azeotrop tidak
dapat dipisahkan dengan cara distilasi biasa. Untuk melakukan proses distilasi dilakukan
dengan menambahakan pelarut misalnya benzena, toluena, pentana atau jenis pelarut lain.
Kolom mendapat umpan sebesar F (mol/jam) umpan yang berkonsentrasi xf, dan
menghasilkan D (mol/jam) distilat yang berkonsentrasi xd dan produk bawah yang
berkonsentrasi xb. Ada 2 neraca massa yang penting:
Neraca komponen:
Jumlah D adalah selisih antara laju aliran arus yang masuk dan yang keluar atas kolom.
Neraca massa pada konsensor dan akumulator adalah:
D = Va – La
Selisih antara laju aliran uap dan laju aliran cairan di manapun pada bagian atas kolom
adalah D, yang jelas terlihat bila diperhatikan bagian dari instalasi itu yang dikurung
permukaan kendali I. Permukaan ini meliputi kondensor dan semua piring di n+1. Neraca
massa total pada permukaan tersebut adalah:
D = Vn+1 – Ln
Jumlah D adalah laju aliran netto bahan ke atas pada bagian atas kolom. Berapapun
pertukaran konsentrasi komponen pada V dan L selisihnya selalu D. Neraca massa untuk
komponen a sesuai dengan persamaan:
Jumlah D.xd adalah laju aliran netto komponen A ke atas pada bagian ata kolom.
Jumlah ini konstan pada seluruh bagian atas kolom. Pada bagian bawah kolom, laju alir
netto juga konstan, tetapi arahnya ke bawah. Laju aliran netto total adalah B, untuk
komponen A adalah B.xb, sesuai persamaan:
B = Lb – Vb = Lm – Vm+1
B.xb = Lb.xb – Vb.yb = Lm.xm – Vm+1.ym+1
Karena kolom distilasi terdiri dari bagian atas dan bagian bawah, maka ada 2 garis
operasi, satu untuk bagian rektifikasi dan satu untuk bagian pelucutan. Persamaan garis
operasi untuk bagian pelucutan adalah:
f. Tipe Distilasi
Karena karakter campuran yang berbeda maka distilasi dilakukan dengan cara berbeda
pula. Oleh karena itu distilasi meliputi beberapa tipe yaitu: distilasi azeotropik, distilasi
kering, distilasi ekstraktif, distilasi beku (freeze distillation), distilasi fraksinasi, distilasi uap
(steam distillation) dan distilasi vakum.
Berdasarkan prosesnya, distilasi juga dapat dibedakan menjadi distilasi batch (batch
distillation) dan distilasi kontinyu (continuous distillation). Disebut distilasi batch jika
dilakukan satu kali proses, yakni bahan dimasukkan dalam peralatan, diproses kemudian
diambil hasilnya (distilat dan residu). Disebut distilasi kontinyu jika prosesnya berlangsung
terusmenerus. Ada aliran bahan masuk sekaligus aliran bahan keluar. Rangkaian alat distilasi
yang banyak digunakan di industri adalah jenis tray tower dan packed tower.
2. LEMBAR KERJA
3. LEMBAR EVALUASI
1. Agar kadar vitamin dalam bahan hasil pertanian tidak rusak maka dilakukan
pengeringan ....
A. beku
B. bertekanan
C. suhu kamar
D. suhu tinggi
2. Proses kehilangan air pada hasil pertanian karena proses pengeringan disebut
dengan....
A. dehidrasi
B. hidrogenasi
C. dehidrogenasi
D. rehidrasi
6. Tahapan proses utama pada pembuatan gula merah yang apabila tidak dikendalikan
dengan baik dapat menyebabkan kegagalan proses adalah ….
A. kristalisasi
B. penggumpalan
C. pemanasan
D. perendaman
7. Prinsip utama yang digunakan dalam pembuatan minyak kacang tanah adalah ....
A. destilasi
B. evaporasi
C. ekstraksi
D. pengeringan
8. Proses produksi minyak atsiri kasar seperti minyak nilam dari bahan hasil pertanian
dilakukan dengan...
A. distilasi berdasarkan perbedaan kelarutan
B. distilasi berdasarkan perbedaan berat jenis
C. ekstraksi berdarkan perbedaan berat jenis
D. ekstraksi berdasarkan perbedaan titik didih
10. Proses pembuatan agar-agar dari tepung rumput laut merupakan proses......
A. dehidrasi
B. evaporasi
C. rehidrasi
D. rekonstruksi
11. Proses pencampuran pada pembuatan adonan roti sebelum difermentasi dilakukan
sebagai berikut....
A. terigu, ragi instant, gula pasir, susu bubuk dan garam diaduk rata kemudian
ditambahkan 1/3 bagian jumlah air secara perlahan-lahan kemudian diaduk rata
kembali baru ditambahkan telur dan sisa air.
B. terigu, ragi instant, gula pasir, dan susu bubuk diaduk rata kemudian ditambahkan
1/3 bagian jumlah air secara perlahan-lahan kemudian diaduk rata kembali baru
ditambahkan telur, sisa air dan garam.
C. terigu, ragi instant, gula pasir, susu bubuk dan garam diaduk rata kemudian
ditambahkan seluruh bagian air secara perlahan-lahan kemudian dimasukkan telur.
D. terigu, ragi instant, gula pasir, susu bubuk dan garam diaduk rata kemudian
ditambahkan 2/3 bagian jumlah air secara perlahan-lahan kemudian dimasukkan
telur dan sisa air.
12. Roti yang empuk dapat diperoleh dengan menambahkan bahan yang berfungsi sebagai
emulsifier. Bahan yang dimaksud yaitu....
A. gula
B. kunig telur
C. ragi
D. susu
13. Proses filtrasi menggunakan penyaring dengan ukuran mesh artinya ....
A. banyak lubang tiap luasan tertentu
B. diameter filter
C. ketebalan filter
D. luas filter
14. Tahapan proses pada pembuatan gula pasir yang apabila tidak dikendalikan dengan
baik dapat terjadi resiko fatal adalah tahap ….
A. kristalisasi
B. penggumpalan
C. pemanasan
D. perendaman
15. Prinsip dasar dalam pembuatan minyak kelapa dari bahan kopra yaitu....
A. destilasi
B. evaporasi
C. ekstraksi
D. sedimentasi
16. Berdasarkan gambar di bawah, bagian alat distilasi skala laboratorium yang diberi tanda
tanya yaitu....
A. condensor
B. distilator
C. ekstraktor
D. titrator
DAFTAR PUSTAKA
Afandi M dan Darsam, 1979. Praktik Mesin dan alat Pengolahan Hasil Pertanian. Dep P & K
Dikmenjur. Jakarta.
Bergeyk K. Van dan Ing. A.J. Liedek Erken, 1978, Teknologi Proses I, Bhatara Karya Aksara,
Jakarta
Earle S, 1969. Satuan Operasi dalam Pengolahan Pangan (Terjemahan, Nasution M.2)
Fakultas Pertanian dan Mekanisasi Pertanian IPB. Bogor.
M Uyoharjo M, 1987. Dasar-Dasar Pengolahan Hasil Pertanian I. Yogyakarta. Pusat Antak
Universitas Pangan dan Gizi Universitas Gajah Mada.
Hudaya Saripah, Ir. dan Ir I. Siti Setiasih Darajat. Dasar- Dasar Pengawetan 2. Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan Dan Ke budayaan. 1982.
Jakarta
Sri Rini Dwiari dkk. 2008. Teknologi pangan Jilid 1. Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional
Tika. 2009. Distilasi. Tika J’S Blog. http://old.inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/
2007/04/bab-11-14.pdf [26 Mei 2010]).