12 Komponen Chasis Mobil
12 Komponen Chasis Mobil
Fungsinya
Amrie Muchta 9/11/2017
Komponen Chasis – Sebuah mobil disusun dari tiga kelompok besar yakni
kelompok mesin, chasis dan kelistrikan. Kelompok chasis, yang juga termasuk
powertrain dan body akan mendukung proses power flow atau aliran tenaga
yang dihasilkan oleh mesin hingga roda mobil bisa berjalan. Apa saja
komponen chasis kendaraan ? anda bisa simak daftar komponen chasis mobil
dibawah.
Secara umum, chasis mobil disusun dari komponen powertrain dan suspensi.
Powertrain bertugas mengalirkan tenaga mesin ke roda, sementara sistem
suspensi akan menunjang keamanan dan stabilitas kendaraan. Bicara soal
powertrain, ada 3 model penggerak pada mobil yakni
FWD (penggerak roda depan)
RWD (penggerak roda belakang)
4WD (penggerak 4 roda)
Meski ada tiga jenis, namun komponen yang dipakai secara umum sama. Apa
saja simak ulasan lengkapnya dibawah.
1. Kopling
Fungsi kopling adalah menghubungkan dan memutuskan putaran mesin ke
transmisi dengan lembut. Kopling sangat berguna saat dipakai ketika kita
akan menjalankan mobil atau ketika sedang macet, dengan adanya kopling
proses pemidahan gigi transmisi akan terasa lebih halus.
Kopling terdiri dari dua buah logam yang berputar dengan RPM sama yakni
flywheel dan pressure plate, serta kampas kopling yang berada ditengah dua
logam ini. Saat pressure plate menekan kearah flywheel akan menyebabkan
kampas kopling terjepit dan hal itu membuat putaran mesin terhubung ke
transmisi.
Namun pada sistem kopling otomatis atau yang biasa kita kenal dengan
torque converter. Kopling ini bekerja berdasarkan gaya tekan fluida. Gaya
tekan fluida ini akan semakin besar seiring bertambahnya putaran mesin,
sehingga kita tidak perlu melakukan pengoperasian kopling secara manual.
Baca juga : Cara kerja kopling manual mobil
2. Transmisi
Fungsi transmisi adalah untuk memanipulasi output mesin. Kita tahu ada
beberapa kondisi dimana sebuah mobil harus memerlukan torsi besar dan
ada pula kondisi yang menuntut mobil memiliki kecepatan tinggi. Tugas
transmisi adalah mengatasi kondisi diatas, dengan mengatur rasio
perpindahan antar roda gigi.
Sama halnya dengan kopling, transmisi juga memiliki versi otomatis. Versi ini
bisa menyesuaikan perbandingan gigi sesuai jalan dan kecepatan kendaraan.
Sehingga kita perlu fokus ke kemudi saja tanpa meributkan perpindahan tuas
transmisi.
3. Poros Propeller
4. Universal joint
Antara transmisi dan axle belakang, pastinya memiliki ketinggian yang tidak
selalu sejajar. Hal ini diakibatkan karena letak axle yang berada di bawah
suspensi sementara transmisi berada di body mobil. Sehingga perlu
komponen tambahan agar propeller bisa berfungsi tanpa terganggu hal ini.
5. Gardan/Diferensial
Fungsi differensial adalah untuk membedakan putaran roda kiri dan kanan
mobil. Mengapa harus dibedakan, saat kendaraan membelok kearah kiri
misalnya, maka jarak yang ditempuh roda kiri dan kanan pasti beda. Jika roda
tidak dibedakan putarannya maka akan terjadi selip disalah satu roda dan
cepat menimbulkan keusan.
6. Rear Axle
Ada dua macam axle yang dipakai pada mobil, yakni tipe rigid axle dan
indipendent axle. Pada rigid axle, antara roda kiri dan kanan akan terletak
pada satu poros kaku sehingga jika salah satu roda terkena efek suspensi
maka roda satunya akan terpengaruh. Sementara pada tipe indipendet, ada
fleksibel joint yang dipasangkan pada kedua ujung poros axle. Fungsinya agar
roda kiri dan kanan bisa terbebas ketika salah satu roda terkena efek
suspensi.
7. Pegas
Pegas masuk dalam sistem suspensi, fungsi pegas adalah untuk meredam
getaran jalan serta memberikan efek empuk ketika mobil melewati gundukan
atau lubang. Pegas terbuat dari baja lentur dengan desain tertentu.
Contohnya desain ulir. Pegas ini memiliki daya redam yang cukup baik
sehingga banyak dipakai pada mobil dengan sistem suspensi indipendent.
Model lainya adalah model leaf spring, yakni baja lentur yang didesain seperti
lembaran. Kekuatan leaf spring jeuh melebihi pegas ulir sehingga tipe ini
sering digunakan untuk mobil berbobot seperti truk dan bus.
Baca pula : Macam macam pegas yang banyak dipakai pada sistem suspensi
8. Shock absorber
Perlu diketahui, shock breaker atau shock absorber itu beda dengan pegas.
Komponen ini tidak memiliki daya tahan terhadap tekanan, namun komponen
ini akan menyerap guncangan yang tercipta ketika pegas beraksi. Saat mobil
melewati jalanan berlubang otomatis ada gaya penekanan kebawah yang
ditahan oleh pegas. Tapi karena sifat pegas yang lentur serta bobot
kendaraan maka guncangan akan terlalu kuat.
Dalam hal ini shock absorber akan mencegah terjadinya guncangan pada
sistem suspensi. Cara kerja shock absorber adalah dengan menahan gaya
guncang melalui mekanisme fluida.
9. Stabilizer bar
Pada komponen ini disusun oleh dua buah komponen, yakni swing bar dan
link stabilizer. Swing bar merupakan poros yang menghubungkan sistem
suspensi kiri dan suspensi kanan. Sementara link stabilizer akan
menghubungkan ujung swing bar dengan shock absorber.
Secara umum ada dua macam power steering yakni tipe hidrolik dan tipe
elektrik. Tipe hidrolik memanfaatkan gaya tekan hidrolik yang diperoleh dari
pompa steering untuk mendorong rack steer, sementara tipe elektrik
menggunakan motor yang langsung menggerakan rack steer.
Pada mobil ada dua macam sistem rem yang dipakai, sistem rem tromol dan
sistem rem cakram. Rem tromol dikenal dengan braking powernya yang
bagus tapi kurang responsif, sementara rem cakram lebih responsif.