Anda di halaman 1dari 5

PANGGILAN

Memaknai panggilan sebagi suatu yang diilhamkan terhadap pelayan Tuhan di jemaat
Ebenheser Mariri
Oleh: wahyuni daniel

Abstrak: panggilan merupakan ajakan atau undangan kepada seseorang untuk


bekerja dan sebagainya. Sdangkan “ilham” merupakan sesuatu yang
menggerakkan sehingga seseorang terdorong untuk berkarya atau petunjuk
tentang kebenaran yang datang dari Allah. Jadi, panggilan yang diilhami adalah
ajakan untuk berkarya selaku sebagai orang percaya. Namun sekarang ini
kebanyakan orang menolak suatu pangilan hanya karena alasan tidak tau apa-apa
tentang pelayanan sehingga tulisan ini bertujuan untuk membahas mengenai
panggilan yang diilhami, dimana jika kita melihat zaman sekarang ini banyak
orang yang terpanggil untuk menjadi pelayan Tuhan, tetapi mereka menolak
panggilan tersebut dengan alasan bahwa mereka tidak bisa. Sehingga dari hasil
penelitian yang penulis lakukan terlihat dimana ketika seorang dengan terpaksa
memenuhi panggilan itu maka segala sesuatu pelayanan yang diangkat akan
terpaksa pulan da nasal-asala. Namun ketika seorang dengan tulus dan penuh
tanggung jawab akan panggilan yang diilhami kepadanya maka ia dapat menjadi
berkat bagit dirinya sendiri dan bagi sesamanya

Kata Kunci: panggilan, diilhami, menolak

1. Pendahuluan
Menurut KBBI, panggilan berarti orang yang dipanggil untuk bekerja, ajakan atau
undangan. Hal perbuatan atau cara memanggil. Pengertian menolak secara umum berarti tidak
menerima sesuatu.Sedangkan diilhami dari kata “ilham” adalah sesuatu yang menggerakkan
sehingga seseorang terdorong untuk berkarya atau petunjuk tentang kebenaran yang datang
dari Allah. Jadi, panggilan yang diilahami adalah ajakan untuk berkarya.Selaku orang percaya
seharusnya kita memenuhi panggilan kita sebagai pelayan Tuhan.Namun, sekarang ini
kebanyakan orang yang menolak panggilan itu hanya karena alasan tidak tahu apa-apa tentang
pelayanan. Mereka tidak ada usaha untuk belajar berkarya dalam Kristus melalui persekutuan-
persekutuan di gereja. Mereka hanya focus pada pekerjaan dan karir mereka sehingga
menganggap pelayanan itu hanya dilakukan oleh mereka yang sudah berpengalaman dalam
pelayanan gereja.Mereka tidak menyadari bahwa panggilan itu merupakan suatu ajakan yang
bisa membangun pertumbuhan iman seseorang.
Menurut Luther, panggilan iman secara teologis adalah konsekuensi dari sola fide.
Panggilan iman mesti dipandang dari kebenaran oleh iman dan merupakan perilaku dan
penampilan yang dipertontonkan dari orang-orang Kristen yang telah dibenarkan. 1Jadi sudah
selayaknya seorang Kristen yang dipercayakan untuk menerima panggilan melayani Tuhan
harus merespon panggilan itu dengan penuh sukacita dan rasa tanggung jawab. Karena
menurut Calvin bahwa panggilan iman adalah karunia Allah dan meneguhkan orang yang

H.W.B. Sumakul, Panggilan Iman dalam Teologi Luther dan Calcin, Suatu Kajian Etika Sosial Politik dalam
1

Gereja Reformasi, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016), hal.60


menerima panggilan itu untuk melakukan kehendak Allah dan taat kepada-Nya yang telah
memilih mereka.2
Banyak orang Kristen yang tidak mengilhami panggilannya untuk menjadi pelayan Tuhan.
Mereka harusnyaberusaha untuk meningkatkan iman mereka secara rohani, dandengan
demikian perubahan atau pertumbuhan rohani seperti moral atau etika atau manusia batiniah
tercermin dalam setiap perilakunya. Seperti yang dikatakan oleh Erastus bahwa setiap orang
percaya dipanggil untuk masuk dalam proses pemuridan guna mengalami perubahan atau
pertumbuhan dan itu merupakan suatu kemutlakkan yang tidak boleh dihindari atau ditolak
oleh orang percaya.3Tugas panggilan yang sesungguhnya adalah mengasihi Tuhan dan
mengasihi sesamanya. Karena tugas yang dipercayakan kepada kita bukan semata-mata
karena kehendak jemaat, tetapi anugerah Tuhan yang perlu disyukuri dan perlu di sambut
dengan penuh sukacita.
2. Rumusan masalah
a. Bagaimana sikap seorang pelayan Tuhan dalam memenuhi panggilannya?
b. Apa yang dimaksud dengan panggilan yang diilhami?

3. Isi
Panggilan memiliki pengertian yang luas baik secara umum maupun secara khusus. Secara
umum berarti panggilan itu berlaku untuk semua manusia sedangkan secara khusus berkaitan
dengan kuasa Tuhan dalam diri seseorang, dan itu akan secara efektif bisa menggerakkan hati
seseorang untuk percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Tuhan memanggil kita
untuk ambil bagian dalam melayani sesama. Tuhan menginginkan kita untuk tahu dan
mengerti tentang melayani sebagai kewajiban walaupun tidak ada unsur paksaan, karena
manusia diberi kebebasan untuk memilih. Dan sebuah panggilan melibatkan iman dan
seseorang yang beriman tidak bisa menolak panggilan itu. Namun pada kenyataannya, masih
banyak orang yang mengaku dirinya beriman tetapi menolak panggilan untuk menjadi
pelayan Tuhan. Itu artinya bahwa orang-orang tersebut tidak mengilhami panggilan yang
dipercayakan kepadanya. Dengan demikian, panggilan yang diilhami berarti ketika seseorang
mendapat panggilan untuk melayani Tuhan, maka dengan senang hati orang tersebut akan
menyambutnya dengan penuh sukacita dan menjalaninya dengan penuh rasa tanggung jawab.
Mereka yang telah menerima panggilan itu, mereka sudah mengerti bahwa Allah yang telah
memanggil dan memilih serta menugaskan mereka di dunia untuk membawa kabar baik serta
mewartakan perbuatan-perbuatan Allah yang dilakukan orang percaya.4 Jadi ketika seseorang
menolak panggilan untuk melayani Tuhan berarti orang tersebut tidak mengilhami panggilan
yang telah dipercayakan kepadanya untuk melayani Tuhan.
Seperti yang saya lihat dalam suatu jemaat bahwa ada orang yang dipilih menjadi majelis
gereja, tetapi orang ini menolak panggilan itu dengan alasan bahwa dia tidak tahu apa-apa
tentang pelayanan. Namun sebenarnya orang ini bisa melakukan tugas tersebut tetapi ia hanya
berfokus pada pekerjaannya dan tidak mau terlibat dalam pelayanan gereja. Bisa dikatakan
bahwa orang ini tidak mengerti dengan panggilan hidupnya sendiri. Padahal Tuhan
menginginkan setiap umat-Nya mengerti tentang pelayanan. Jika kita menghubungkan dengan
panggilan Tuhan maka panggilan hidup itu berarti seruan Tuhan kepada setiap orang percaya
supaya bisa mengarahkan hidup mereka kepada apa yang dikehendaki oleh Tuhan. Setiap
manusia memiliki tugas panggilan yang jelas dari Allah. Namun mengapa masih ada orang
yang menolak panggilan untuk menjadi pelayan Tuhan, sementara mereka bisa
melakukannya? Karena mereka dibutakan oleh hal-hal duniawi sehingga mereka tidak

2
Ibid, hal. 192
3
Dr. Erastus Sabdono, Sempurna, Panggilan Orang Percaya, (Jakarta:Rehobot Literature, 2017), hal. 49
4
Esra Sinaga, KAIROS: Jurnal Teologi Lutheran, Identitas dan Panggilan Gereja dalam Perspektif Lutheran,
Vol.1, No.1, (Juni 2018), 2.
mengerti dengan panggilan hidup mereka sendiri.Mereka yang mendapat panggilan untuk
menjadi pelayan Tuhan seharusnya mereka menerima panggilan itu dan menjalaninya dengan
penuh sukacita dan rasa tanggung jawab. mereka harus mengilhami panggilan itu sebagai
panggilan hidup mereka. Mereka harus memperjuangkan panggilan itu dan menjalani hidup
mereka sesuai dengan kehendak Tuhan. Mereka sudah mendapat kesempatan untuk menjadi
pelayan Tuhan, jadi mereka harus bertumbuh dan berkarya dalam Kristus.
Mendapat panggilan untuk menjadi pelayan Tuhan merupakan kesempatan yang sangat
didambakan oleh banyak orang. Namun ternyata masih ada orang sudah mendapat panggilan
itu tetapi menolaknya. Padahal sudah seharusnya ia menerima panggilan itu dan berusaha
untuk mengerjakan karya-karya Kristus untuk bisa mengalami perubahandan pertumbuhan
iman dan melakukan kehendak Allah.Dengan demikian, ia sudah mengilhami panggilannya
sebagai pelayan Tuhan yang yang taat dan setia.Orang yang mendapat panggilan untuk
menjadi pelayan Tuhan dan mengilhami panggilan itu dengan baik, pada umumnya orang
tersebut berusaha untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi. Mereka berusaha untuk
membuat sesamanya melakukan kebaikan kepada semua orang, baik kepada orang baik
mapun orang jahat sehingga semakin mengenal Allah dari hari kehari. Selaku orang percaya
sebaiknya kita mengilhami panggilan yang datang pada kita. Kita diperkenankan untuk
melayani Tuhan karena itu kita harus mengimani panggilan kita. Kita harus berlaku baik dan
bersikap bijaksana serta penuh kasih kepada semua orang di sekitar kita. Kita diajar untuk
menjadikan semua manusia adalah sesame kita tanpa membeda-bedakan. Dan hendaknya
dalam pelayanan itu jangan saling menjatuhkan satu sama lain dengan cara saling
menjelekkan, tetapi serahkan semuanya kepada Tuhan.
Dengan demikian, orang yang terpanggil melayani Tuhan harus benar-benar
memperkenalkan Allah kepada sesamanya. Karena seperti yang dikatakan Erastus dalam
bukunya bahwa orang percaya dipanggil untuk hidup secara luar biasa. Luar biasa bukan
dalam penampilan lahiriah, harta, gelar, pangkat, kedudukan, dan lain sebagainya; tetapi
orang percaya dipanggil untuk hidup secara luar biasa dalam kelakuan. 5 Jadi orang percaya
dipanggil untuk hidup secara luar biasa dalam kelakuan, yaitu kehidupan moral yang melebihi
orang beragama pada umumnya. Ketika seseorang menolak panggilan untuk melayani Tuhan
seperti yang saya liat dalam suatu jemaat, maka disinilah peran seorang pendeta sebagai orang
yang sudah menerima panggilan untuk melayani Tuhanmemberi penjelasan atau arahan
kepada orang tersebut mengenai panggilan hidup untuk melayani Tuhan. Dengan demikian,
kasih kepada sesama tetap mengalir dan terjaga keutuhannya.
Mereka yang menolak panggilan dalam pelayanan gereja kebanyakan dari orang-orang
yang sibuk dalam pekerjaannya, dan juga mengalamibroken homeada juga yang mengatakan
bahwa hanya orang-orang teologilah yang pantas melakukan pelayanan dalam gereja. Mereka
menarik diri dari pelayanan karena merasa bahwa mereka tidak pantas untuk melayani Tuhan,
sedangkan mereka yang sibuk dalam pekerjaannya dan yang mengharapkan orang-orang
teologi merasa bahwa mereka tidak tahu apa-apa tentang pelayanan. Orang-orang seperti ini,
mereka tidak ada usaha untuk belajar melibatkan diri dalam persekutuan gereja. Dengan
demikian, maka orang-orang seperti ini bisa dikatakan bahwa secara tidak langsung mereka
tidak memenuhi panggilannya untuk berkarya dalam Kristus dan hidup secara luar biasa
sebagaimana panggilan selaku orang percaya.Dalam hal ini, peran seorang pendeta sangat
diharapkan untuk bisa terlibat langsung dalam pelayanan gereja sehingga bisa memberikan
pencerahan kepada mereka yang sering menolak panggilan untuk melayani Tuhan dan
menarik dari dari persekutuan gereja. Mereka yang menarik diri dari persekutuan dan
menolak panggilan itu, harus berusaha untuk bisa melakukan pelayan untuk bisa berubah dan
bertumbuh serta berkarya di dalam Yesus Kristus. Dengan demikian, mereka pun mendapat
kesempatan untuk membawa kabar baik kepada sesamanya dan mengerti akan arti panggilan
5
Dr. Erastus Sabdono, Sempurna, Panggilan Orang Percaya, (Jakarta: Rehobot Literature, 2017), hal. 59
hidup yang sesungguhnya sebagaimana seorang Kristen yang dipanggil untuk hidup melayani
Tuhan maupun sesamanya. Sehingga hidup mereka pun akan dipimpin oleh Roh Kudus.
Namun mereka yang sudah menerima panggilan dan melibatkan diri dalam pelayanan
gereja, mereka harus mengilhami panggilan itu dengan sungguh-sungguh dan penuh ketulusan
serta tidak melihat pada latar belakang baik dalam keluarga maupun secara pribadi. Dalam
pelayanannya harus berhati tulus dan memiliki kejujurankepada setiap sesamanya dan
sebaiknya mereka tidak mengharapkan imbalan.Dengan demikian,panggilan untuk melayani
Tuhan merupakan panggilan yang benar-benar dilakukan berdasarkan kehendak Allah dan
benar-benar diilhami oleh orang-orang yang menerima panggilan tersebut untuk melayani
Tuhan dengan sepenuh hati.Dan setiap orang percaya mendapat panggilan untuk melayani
Tuhan dan sesamanya untuk bisa menjadi sempurna seperti Bapa di sorga.Pelayanan yang kita
lakukan bukan untuk menyenangkan sesame manusia dan juga bukan untuk mencari muka.
Banyak orang ketika dipuji dalam pelayanannya maka makin baik pelayanannya, tetapi ketika
dikritik mala pelayanannya makin mundur. Kalau kita menyadari bahwa Yesus adalah hakim
dalam pelayanan kita, maka pelayanan kita harus benar dihadapan Allah. Jadi, kita harus
penuhi panggilan kita dan menyadari bahwa yang menjadi hakim dalam pelayanan kita bukan
manusia, bukan rekan sepelayanan kita, bukan keluarga kita melainkan Kristus sendiri yang
menjadi hakim. Karena itu kita harus mengerjakannya sesuai dengan kehendak Tuhan.
Mereka juga harus mengerti bahwa pelayanan bukanlah suatu kedudukan atau posisi,
melainkan panggilan. Dalam hal ini, bukan kepandaian yang diutamakan, melainkan
kemampuan mendengar panggilan Allah. Yang membuat sebagian orang menolak panggilan
Tuhan karena mereka malas melayani Tuhan, tidak melihat panggilan Tuhan itu sebagai suatu
kewajiban, tetapi lebih kepada pilihan. Dan orang yang sudah menerima panggilan untuk
melayani Tuhan, harus memiliki motivasi dalam pelayanan supaya dalam pelayanannya
makin sungguh-sungguh dan akan lebih tangguh dalam pelayanan. Dan pelayanan itu bukan
hanya di lingkup gereja tetapi dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.Ketika Allah
memanggil seseorang untuk menjadi hamba-Nya, maka Allah pasti membentuknya
sedemikian rupa agar dia menjadi orang yang dikehendaki-Nya. Ketika seorang menolak
panggilan Tuhan untuk melayani sesamanya maka secara tidak langsung dia juga menolak
anugerah dari Tuhan. Kalau kita tidak menggunakan karunia Tuhan yang diberikan kepada
kita maka karunia itu akan diambil dan akan hilang karena kita tidak menggunakan karunia
itu dengan baik (Mat.25:29). Karena pelayanan adalah suatu anugerah terbesar dari Tuhan
selain keselamatan dan kesempatan untuk hidup, maka kita harus sungguh-sungguh
melakukannya, sehingga dunia tidak menghina Tuhan karena kita mengerjakannya di dalam
kasih, di dalam sukacita, damai, kehormatan, dan dalam segala kemurnian. Panggilan untuk
menjadi pelayan Tuhan akan membuat kita belajar mengasihi Tuhan dan sesame kita. Dari
panggilan itu, kita akan dibentuk dan hidup kita akan dipimpin oleh Roh Kudus bukan hanya
dalam pikiran kita tetapi nyata dalam kelakuan dan tingkah laku kita setiap hari.
Ketika Allah memanggil, maka Dia tahu siapa yang akan dipanggil-Nya dan untuk apa.
Jadi sudah sepantasnya ketika seseorang mendapat panggilan untuk melayani Tuhan
menerima panggilan itu dan melakukannya dengan penuh sukacita. Karena jika Allah
menghendaki kita melakukan sesuatu, Dia tahu bahwa kita sanggup melakukannya dengan
anugerah-Nya. Panggilan kita untuk menjadi pelayan Tuhan harus kita ilhami dengan baik
sehingga Tuhan memampukan kita untuk melaksanakan tugas mulia itu. Jadi mereka yang
menolak panggilan itumungkin mereka berpikir dan membuat Allah seolah-olah tidak mampu
berbaut apa-apa, dan hal ini yang menjadi tembok penghalang bagi kita sehingga kita tidak
mampu melihat kebesaran Allah atas seluruh ciptaan-Nya termasuk atas hidup kita. Dengan
mendapat panggilan untuk melayani Tuhan maka berarti kita dipercayakan untuk melakukan
tugas yang mulia dari Tuhan. Dan panggilan itu harus kita terima sebagai anugerah dari
Tuhan. Mereka yang menolak panggilan karena mengharapkan orang lain yang melakukannya
berarti mereka menolak anugerah dari Tuhan dan tidak menjalankan karunia yang diberikan
oleh Allah. Peran seorang pendeta pun sangat diharapkan untuk bisa membantu mnegarahkan
mereka yang menolak panggilan untuk melayani Tuhan dan sesamanya karena berbagai
alasan mereka. Mereka tidak menyadari bahwa mereka mendapat panggilan itu bukan karena
kehendak jemaat sendiri melainkan sudah kehendak dari Tuhan yang menghendaki agar
mereka juga mengambil bagian dalam pelayanan di gereja dan dimana pun ia berada. Dengan
kehadiran seorang pendeta yang bisa mengarahkan mereka maka secara perlahan-lahan
mereka akan berubah dan pada akhirnya mereka akan memenuhi panggilan mereka untuk
menjadi pelayan Tuhan yang setia dan penuh rasa tanggung jawab.

4. Kesimpulan

Jadi, dari hasil pemaparan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa orang yang menerima
panggilan untuk melayani Tuhan harus sungguh-sungguh mengilhami panggilan tersebut dan
menjalaninya sesuai dengan kehendak Tuhan.

Daftar Pustaka

Sabdono, Erastus. 2017. Sempurna, Panggilan Orang Percaya. Jakarta: Rehobot Literature.
Sinaga, Esra (Juni 2018). Identitas dan Panggilan Gereja dalam Perspektif Lutheran. KAIROS:
Jurnal Teologi Lutheran, Vol.1, No.1, (Juni 2018), 2.Diakses 5 Desember 2018.
Sumakul, H.W.B.2016. Panggilan Iman dalam Teologi Luther dan Calvin, Suatu Kajian Etika Sosial
Politik dalam Gereja Reformasi, Jakarta: Badan Penerbit Kristen Gunung Mulia.

Anda mungkin juga menyukai