yang sifatnya sementara. Anestesi pada setiap keadaan membawa masalah-masalah tersendiri
sesuai dengan penderita atau pasien yang sedang ditangani karena efek samping dari obat-obat
anestesi mendepresi organ-organ vital di tubuh manusia maupun binatang. Kurang lebihnya
seperti itu kira-kira yang saya pelajari.
Dalam dunia kebidanan dan kedokteran ada sedikit perbedaan pada masalah kepentingan yang
dihadapi. Dalam dunia kebidanan ada dua hal yang sangat perlu dipahami yaitu ibu dan anaknya.
Oleh karena itu anestesi yang digunakan dalam dunia kebidanan yang bersangkutan dengan dua
kepentingan tersebut harus diperhatikan agar tidak mempengaruhi anak.
Jenis obat-obatan anestesi merupakan sesuatu yang berbahaya jika terkonsumsi melebihi takaran
atau dosis yang berlebihan. Hal ini menjadi berbahaya karena adanya unsur kimia di dalam obat-
obatan tersebut. Hal ini menjadi sangat berbahaya karen fungsi dari anestesi berdampa pada
melemahnya organ-organ vital di dalam tubuh.
Perlu saya jelaskan dan informasikan mengenai zat-zat yang terkandung dalama Anestesi.
Anestesi juga terdiri dari beberapa bagian yaitu :
1. Bagian Umum
o Anestesi Inhalasi
- Nitrogen Oksida
- Etilene
- Eter (di ethyl dan di venyl)
- Siklopropan
- Halotane ( floutane )
- Metoksifluran
- Kloroform
- Fluroksen
- Trilen Anestesi
o Anestesi Intervena
- Golongan barbiturat : pentotal (tiopental), Surital, butaliton, evipal
- Golongan non barbiturat : gama hidroksiburat, G-25 505, inovar
- Ketalar
o Anestesi Rekal- Ether oil mixture
- A vertin
- Paraldehida
- Pentotal
2. Anestesi Lokal
Anestesi lokal dibagi menjadi 3 golongan yaitu :
o Golongan ester, yaitu :
- Kokain, siklain dan metilkain
- Novokain, prokain dan nesakain
- Pentokain dan benzokain
o Golongan alkohol, yaitu
- Benzil alkohol, etilalkohol, orthoform dan mentol
o Golongan heterogeneous, yaitu :
- Nuperkain
- Lidokaine (xylocaine)
- Karbokain
- Prokaine kafein (impletol)
Yang sering dipakai adalah novokain dan prokain larutan 0,5%, 1% dan 2%
ETILEN (C2H4)
Sifat-sifat farmakologik, distribusi, eliminasi, keuntungan dan kekurangan-kekuranganya hampir
sama dengan gas gelak atau Nitrogen Oksida. Senyawa ini kurang populer dan tidak banyak di
pakai dalam obstetri.
SIKLOPROPAN (C3H6)
Siklopropan merupakan salah satu anestesi yang memiliki 3 senyawa karbon dan 6 senyawa
hydrogen. Anestesi ini ditemukan oleh Von Freund pada tahun 1882 dan dipakai dalam klinik
oleh Waters pada tahun 1933. Anestesi jenis ini selain memiliki kelebihan dan ke kurangan juga
memiliki beberapa komplikasi.
Keuntungan
- Bekerja cepat dan menyenangkan
- Saturasi O2 hampir 100%
- Dapat diberikan dalam bermacam-macam konsentrasi tanpa mempengaruhi fungsi badan
Kekurangan
- Sangat eksplosif dan mudah terbakar
- Cenderung mempengaruhi dan menekan pernapasan ibu dan anak
- Menyebabkan aritmia jantung
Komplikasi
- Menekan pernapasan (respiratory depression)
- Aritmia jantung (cardiac arytmia)
- Cyclopropane shock
- Aspirasi isi lambung
Anestesi ini merupakan anestesi yang pertama kali dipakai di klinik, ditemukan oleh Volrius
Cordus tahun 1540. Sama seperti anestesi lainnya, anestesi jenis ini juga memiliki kelebihan dan
kekurangan seperti di bawah ini :
Kelebihan
- Pemakaiannya sangat sederhana dan aman
- Tidak menekan peredaran darah dan pernapasan
- Dapat diberikan secara tetes terbuka (open drop)
- Harga murah
- Stabil
- Potensi cukup baik
- Alat pemberian sederhana
Kekurangan
- Bekerja agak lambat
- Mengirtasi saluran pernapasan (batuk dan sekresi)
- Muntah dan nausea
- Mengiritasi mata
- Dikontarindikasikan pada penyakit paru-paru dan penyakit Cushing
HOLOTAN (Fluotan)
Jenis anestesi sintetis baru ditemukan dan diteliti oleh Snuckling dan Raventos. Anestesi ini telah
banyak digunakan sejak tahun 1956. Kekurangan dan kelebihan anestesi jenis ini adalah sebagai
berikut :
Kelebihan
- Tidak eksplosif
- Kurang menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan mata
- Bekerja cepat dan baik
- Tidak menyebabkan mutah-muntah
Kekurangan
- Harga mahal
- Menekan kerja pernapasan dan kardiovaskuler
- Menyebabkan gangguan fungsi hati
- Hipotensi
- Atonia uteri postpartum
Komplikasi
- Hipventilasi
- Hipotensi
- Aritmia jantung
METOKSIFLURAN (Pentran)
Merupakan salah satu jenis anestesi baru yang pertama kali dipaki dalam klinik oleh Artusio dan
krunya pada tahun 1959
Kelebihan
- Tidak mudah meledak / eksplosif
- Pemberiannya lambat dan aman
- Kurang mengiritasi
- Dapat dipakai pada metode open drop, semi closed ataupun closed
- Post anestetik analgesia yang lama
- Relaksasi uterus cukup baik
Kekurangan
- Memperngaruhi anak (neonatal depression)
- Harga mahal
KLOROFORM
Pada tahun 1831 anestesi kloroform diproduksi pertama kali oleh Cuthrie di Amerika Serikat,
kemudian di produksi juga oleh Von Leibig di Jeran dan Soubeiran (Perancis). Lalu anestesi ini
dipakai di klinik pada tahun 1847 oleh Sir James Simpson. Anestesi jenis ini merupakan salah
satu jenis anestesi yang menurut saya sering terdenger di pembicaraan masyarakan umum.
Kelebihan dan kekurangan anestesi ini adalah sebagai berikut :
Kelebihan
- Bekerja cepat
- Kurang ada efek samping
Kekurangan
- Aritmia jantung dan henti jantung
- Neonatal depression (berpengaruh pada anak)
FLUROKSEN (Fluromar)
Anestesi ini merupakan jenis anetesi baru namun jarang di pakai dalam obstetri.
Kelebihan
- Bekerja cepat
- Mempunyai tingkat analgesic yang tinggi
- Kurang menyebabkan mual-mual dan muntah
- Tidak toksik pada hati
- Kurang atau tidak menekan pernapasan anak
- Relaksasi uterus baik
Kekurangan
- Mudah terbakar / eksplosif
- Menekan sistem pernapasan
- Harga mahal
TRILENE ANESTESI
Trikkloroetilen (TCE, Trilen, Trimar) di jumpai oleh Fischer pada tahun 1864. Kerja anestetik ini
dilaporkan oleh Lehmann pada tahun 1911. Lalu anestetik ini dipakai selama bertahun-tahun
oleh Jackson. Anestesi jenis ini biasanya dipakai pada D& k (Dilatasi dan Kuretasi) dan forsep
rendah. Komplikasi sangat jarang tapi bila pemberian berlebihan dapat terjadi takikardi, pusing
dan aritmia jantung.
Kelebihan
- Pemakainya aman
- Non-iritan
- Tidak mudah meledak
- Harga murah
Karena trilen cepat menguap maka pemberiannya dilakukan dengan memakai alat Vaporizer.
Ada beberapa alat lain yang dipergunakan antara lain : Duke Inheler dan Cyprane Inheler.
Sistem tetes terbuka atau Open drop pada prinsipnya adalah inhalasi cairan anestesi dengan cara
tetesan. Obat – obat yang dipakai adalah obat-obat untuk anestesi umum. Dibagian obstetri
dipakai eter. Metode ini juga mempunyai kekurangan dan kelebihan, hal itu adalah seperti
berikut :
Kelebihan
- Cara pemberiannya sederhana dan mudah jadi dapat diberikan oleh dokter atau bidan yang
belum berpengalaman
- Portable dan mudah dibawa-bawa
- Minimum dead space / resiko kematian yang sedikit
- Minimum resistence to breathing / tidak memperngaruhi pernafasan
Kekurangan
- Control oksigensi dan respirasi terbatas
- Control terhadap vaporasi tidak ada
- Iritasi pda muka, mulut dan saluran pernapasan
- Harus hati-hati karena bila obat yang dipakai mudah terbakar dan mudah meledak
- Tidak ekonomis dibandingkan dengan metode tertutup (closed method)
Untuk mencegah iritasi pada mata dapat dilakukan penetesan mata dengan oil olive steril,
memakai penutup mata serta menutupi sekeliling kepala dengan handuk.
Dalam pemberian anestesi merupakan sesuatu yang mungkin dipandang tidak cukup berbahaya,
namun kenyataannya anestesi merupakan suatu rangkaian-rangkaian unsure kimia yang memang
tidak cukup baik untuk tubuh manusia jika dikonsumsi secara belebihan dan berlanjut. Karena
anestesi sangat berpengaru pada organ-oragan fital dalam tubuh manusia. Oleh karena itu
pemberian anestesi harus sangat memperhatikan takaran dosis dan teknik yang tepat dalam
pemberiannya. Menurut teknik pemberiannya anestesi dibagi menjadi dua yaitu :
Anestesi umum adalah suatu cara untuk menghilangkan kesdaran disertai hilangnya rasa sakit
diseluruh tubuh disebabkan pemberian obat-obatan anestesi.
cara pemberiannya antara lain adalah sebagai berikut :
- Metode tetes terbuka (open drop method)
- Metode separoh tertutup (semi closed method)
- Metode tertutup (closed method)
- Intubasi tracheal (tracheal intubation)
Adalah suatu cara untuk menghilangkan rasa sakit pada sebagian dari tubuh atau pada dearah
tertentu saja dari tubuh.
bila pada anestesi umum, anatomi dan cara kerja alat-alat anestesi diperlukan maka pada anestesi
regional dan lokal harus menguasai anatomi dan fisiologi tubuh terutama susunan syaraf.
Cara ini sering dipakai pada anestesi seimbang yaitu dengan memakai campuran beberapa
macam gas.
Kelebihan
- Dapat mejamin kelancaran pernapasan
- Dead space anatomis sedikit sekali
- Fasilitas untuk control ventilasi baik sekali
- Dapat mudah membersihkan sekresi dari mulut dan seluruh pernapasan
Kekurangan
- Bila tidak ada pengalaman, sulit mencocokkan ukuran pipa yang sesuai
- Harus betul-betul menguasai anatomi dan kelainan-kelainan yang terdapat pada mulut dan
trakea
- Diperlukan banyak alat-alat pemeriksaaan (mulut dan lain-lain)
- Bila tida berpengalaman sulit mengatur posisi kepala dan leher untuk intubasi
- Perlu laringoskop
- Harus melakukan aspirasi laring sebelum intubasi
- Memerlukan waktu untuk mendapatkan relaksasi dari otot-otot laring
Kelebihan
- Gas yang dihirup dapat diperoleh sebanyak mungkin
- Kehilangan panas dan vaporasi kurang
- Tekanan positif dapat diatur melalui katup
- Konsentrasi O2 dan gas dapat diatur
- Lebih ekonomis dari metode terbuka
Dengan cara ini anestetika dam O2 dapat diatur sebaik-baiknya melalui suatu sistem antara
pasien dan alat pemberian dengan dua sistem, yaitu to and fro, serta circle.
Serkulasi dan pernapasan dapat diatur bahkan dengan mempergunakan alat-alat yang lebih
lengkap, tanda-tanda vital dari pasien dapat dicatat secara langsung dan mudah.
Kelebihan
- Konservasi panas dan gas adalah maksimum dan dapat diatur sebaik-baiknya
- Sangat ekonomis karena kehilangan gas hampir tidak ada
- Tidak takut terbakar
- Dapat dipakai pada operasi yang lama
Kekurangan
- Perlu personil yang cakap dan terlatih karena alat-alatnya yang lengkap
- Kemungkinan terhisap sisa-sisika dari alkali dalam alat
- Terjadi akumulasi CO2 bila absorpsi tidak sempurna
- Kemungkinan panas jadi meninggi karena reaksi kimia CO2 ketika diabsorpsi
Merupakan suatu persalinan pada n. pudendalis yang pertama kali dikemukakan oleh Muller
pada tahun 1908. Daerah pelalian hanya terbatas pada perineum saja, karena itu harus ditambah
dengan infiltrasi lokal untuk menghasilkan pelalian yang sempurna
teknik pemberian
memakai jarum khusus yang panjang ditunjukan ke arah lateral bawah 1 cm di bawah spina
ischiadika di mana berjalan n.pundendalis. Obat yang dipakai adalah novokain 1-2%. Menurut
jalannya jarum dapat dibagi dalam dua cara yaitu cara transvaginalm jarum dituntun melalui
vagina dan transperineal, jarum ditusukkan melalui perineum dituntun dengan dari vagina atau
dari rectum
kelebihan
- Teknik dan pelaksanaannya sangat sederhana tidak ada bahaya terhadap janin dan fungsi rahim
tidak terganggu
Kekurangan
- Dapat terjadi trauma pada rectum kalau anatomi alat kurang dikuasai serta dapat terjadi
hematoma.
Anestesi spinal, epidural dan lumbal di luar negeri banyak pemberian obat secara dosis tunggal
(single dose) atau tetesan bersambung (continue drip).
Jarum dimasukkan kira-kira 1 cm dibawah prosesus spinosus L3, menuju ke arah atas medial
sampai pada epidural
Komplikasi
- Syok dan kematian
- Kegagalan memasukkan jarum
- Perdarahan
- Infeksi yang menyebabkan meningitis
- Terjadinya kelumpuhan persial dan permanen
Anestesi ini pertama kali diperkenalkan oleh Stoekel dan Schneider (1909). Blok ini mengenai
semua syaraf yang dating ke sacrum atau yang muncul dari foramina sakralis sehingga rasa sakit
ketika persalinan ditiadakan
Teknik pemberian
Jarum khusus dimasukkan melalui hiatus sakralis ke kanalis sakralis menuju kauda ekuina.
Anestesi yang dipakai adalah novokain atau prokain1%.
Cara
- Dosis tunggal
- Tetes bersambung
- Blok kaudal rendah untuk operasi pervaginam
- Blok kaudal tinggi untuk operasi perabdominam
Komplikasi
- Gagal memasukkan jarum ke dalam kanalis sakralis (20%)
- Infeksi yang dapat menyebabkan meningitis
- Kesalahan dosis obat
- Paresis otot-otot perut
- Efek samping seperti sakit kepala (kira-kira 10-20%)
- Nyeri pinggang bawah (low back pin)
Karena obat-obatan yang digunakan dalam anestesi berasala dari bahan-bahan kimia maka akan
memberikan efek samping. Tentu saja hal ini akan terjadi karena bahan kimia tidak akan
memberikan dampak positif pada tubuh.
Ketika anestesi berjalan maupun sesduahnya dapat terjadi komplikasi dan efek samping antara
lain sebagai berikut :
Gangguan Pernapasan
Pada seorang penderita dalam kadaan tidak sadar dapat terjadi gangguan pernapasan dan
gangguna peredaran darah yang bila tidak diberikan pertolongan maka ia akan meninggal. Bila
hal ini terjadi pada waktu anestesi maka pertolongan resusitasi harus segera diberikan untuk
mencegah kematian
Sewaktu dalam keadaan anestesi, jantung dapat berhenti secara tiba-tiba tanpa diduga
sebelumnya. Hal ini dapat disebabkan oleh kesalahan teknik misalnya pemberian obat yang
berlebihan, mekanisme reflex nervus vagus terganggu, perubahan keseimbangan elektrolit dalam
darah, hipoksia dan anoksia, katekolamin darah yang berlebihan, keracunan obat, emboli udara
dan penyakit jantung.
Sebenarnya yang tiba-tiba berhenti adalah cardiac output, sedangkan jantung sendiri dalam
keandaan asistolik, hiposistolik atau fibrilasi ventikuler
Regurgitasi
Adalah suatu keadaan keluarnya isi lambung ke faring tanpa adanya tanda-tanda. Hal ini
disebabkan oleh adanya cairan atau makanan dalam lambung, tingginya tekanan darah lambung
dan letak lambung yang lebih tinggi dari letak faring.
Mutah-muntah
Terjadi pada waktu induksi yang berjalan kurang lancar atau oleh pengeruh obat-obatan anestesi
yang dipakai. Baik regurgitasi maupun muntah dapat menyebabkan aspirasi isi lambung ke
dalam paru-paru
Perdarahan
Setiap persalinan dengan pemberian anestesi selalu diperkirakan akan timbulnya perdarahan
postpartum terutama pada anestesi dengan halotan
Disebabkan karena konsentrasi obat anestesi yang tinggi dalam sirkulasi darah ibu. Hal ini
biasanya bersifat sementara, dapat diatasi dengan pemberian oksigen dan biasanya berkuran
setelah konsentrasi obat dalam darah turun. Keluhan yang sering dijumpai adalah palpitasi,
gangguan perasaan, tinnitus, kejang-kejang, hipertensi dan bradikardia
Dapat berupa sakit kepala infeksi dan keluhan-keluhan neurologic post anestesi
Komplikasi Duramater
Jarum atau kateter anestesi bisa menembus kantong durameter atau pembuluh darah dan
menyebabkan perdarahan. Kecelakaan yang mungkin sangat berbahaya adalah terpotong atau
tertinggalnya sesuatu di dalam ruang epidural
PENDAHULUAN
ARTINYA TIDAK ADA RASA SAKIT
ADA 2 :
ANESTESI UMUM : HILANG RASA SAKIT DISERTAI HILANG KESADARAN
ANESTESI LOKAL : HILANG RASA SAKIT TANPA HILANG KESADARAN
ANESTESI UMUM
STADIUM :
STD I (ANALGESIA) : SAAT PEMBERIAN OBAT SAMPAI HILANG KESADARAN.RASA
SAKIT HILANG,MASIH BISA IKUTI PERINTAH
STD II (DELIRIUM/EKSITASI) : SAAT HILANG KESADARAN SAMPAI STD
PEMBEDAHAN
STD III (PEMBEDAHAN) : SAAT NAPAS TERATUR SAMPAI NAPAS SPONTAN HILANG
PENGERTIAN ANASTESI
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia
Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an-"tidak, tanpa" dan aesthētos, "persepsi,
kemampuan untuk merasa"), secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika
melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah
anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun 1846.
Obat untuk menghilangkan nyeri terbagi ke dalam 2 kelompok, yaitu analgetik dan anestesi. Analgetik
adalah obat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara total. seseorang yang mengkonsumsi
analgetik tetap berada dalam keadaan sadar. Analgetik tidak selalu menghilangkan seluruh rasa nyeri,
tetapi selalu meringankan rasa nyeri.
Beberapa jenis anestesi menyebabkan hilangnya kesadaran, sedangkan jenis yang lainnya hanya
menghilangkan nyeri dari bagian tubuh tertentu dan pemakainya tetap sadar.
TIPE ANASTESI
Anestesi dilakukan oleh dokter spesialis anestesi atau anestesiologis. Dokter spesialis anestesiologi
selama pembedahan berperan memantau tanda-tanda vital pasien karena sewaktu-waktu dapat terjadi
perubahan yang memerlukan penanganan secepatnya.
Empat rangkaian kegiatan yang merupakan kegiatan sehari-hari dokter anestesi adalah:
• Mempertahankan jalan napas
• Memberi napas bantu
• Membantu kompresi jantung bila berhenti
• Membantu peredaran darah
• Mempertahankan kerja otak pasien.
Dalam membius pasien, dokter anestesi memberikan obat-obatan (suntik, hirup, ataupun lewat mulut)
yang bertujuan menghilangkan rasa sakit (pain killer), menidurkan, dan membuat tenang (paraytic drug).
Pemberian ketiga macam obat itu disebut triangulasi.
Bermacam obat bius yang digunakan dalam anestesi saat ini seperti:
• Thiopental (pertama kali digunakan pada tahun 1934)
• Benzodiazepine Intravena
• Propofol (2,6-di-isopropyl-phenol)
• Etomidate (suatu derifat imidazole)
• Ketamine (suatu derifat piperidine, dikenal juga sebagai 'Debu Malaikat'/'PCP' (phencyclidine)
• Halothane (d 1951 Charles W. Suckling, 1956 James Raventos)
• Enflurane (d 1963 u 1972), isoflurane (d 1965 u 1971), desflurane, sevoflurane
• Opioid-opioid sintetik baru - fentanyl (d 1960 Paul Janssen), alfentanil, sufentanil (1981), remifentanil,
meperidine
• Neurosteroid
ANASTESI UMUM
Anastetika umum adalah obat yang dapat menimbulkan anastesia atau narkosa (yunan = tanpa,
aesthesis = perasaan), yakni suatu keadaan depresi umum dari pelpagai pusat di SSP yang bersifat
reversible, dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan, sehingga agak mirip keadaan pingsan.
Berdasarkan cara penggunaanya, anastesi umum dapat dibagi dalam lima kelompok, disini hanya
dibicarakan dua yang terpenting, yakni :
• Anastetika Inhalasi : gas tertawa, halotan, enfluran, isofluran, scuofluran. Obat – obat ini diberikan
sebagai uap melalui saluran nafas. Keuntungannya adalah resepsi yang cepat melalui paru – paru seperti
juga ekskresinya melalui gelembung paru (alveoli) yang biasanya dalam keadaan utuh. Obat ini terutama
digunakan untuk memelihara anastesi.
• Anastetika Intravena : thiopental, diazepam dan midazolam, ketamin, dan propofol. Obat – obat ini
juga dapat diberikan dalam sediaan suppositoria secara rectal, tetapi resorpsinya kurang teratur.
Terutama digunakan untuk mendahului (induksi) anastesi total, atau memeliharanya, juga sebagai
anastesi pada pembedahan singkat.
MEKANISME KERJA
Sebagai anastesi inhalasi digunakan gas dan cairan terbang yang masing – masing sangat berbeda dalam
kecepatan induksi, aktivitas, sifat melemaskan otot maupun menghilangkan rasa sakit. Untuk
mendapatkan reaksi yang secepat – cepatnya, obat ini pada permulaan harus diberikan dalam dosis
tinggi, yang kemudia diturunkan sampai hanya sekadar memelihara keseimbangan antara pemberian
dan pengeluaran (ekshalasi). Keuntungan anastetika-inhalasi dibandingkan dengan anastesi-intravena
adalah kemungkinan untuk dapat lebih cepat mengubah kedalaman anastesi dengan mengurangi
konsentrasi dari gas/uap yang diinhalasi. Kebanyakan anastesi umum tidak di metabolisasikan oleh
tubuh, karena tidak bereaksi secara kimiawi dengan zat-zat faali. Mekanisme kerjanya berdasarkan
perkiraan bahwa anastetika umum di bawah pengaruh protein SSP dapat membentuk hidrat dengan air
yang bersifat stabil. Hidrat gas ini mungkin dapat merintangi transmisi rangsangan di sinaps dan dengan
demikian mengakibatkan anastesia.
EFEK SAMPING
Hampir semua anastetika inhalasi mengakibatkan sejumlah efek samping dan yang terpenting adalah :
1. Menekan pernapasan, yang ada pada anastesi dalam terutama ditimbulkan oleh halotan, enfluran
dan isofluran. Efek ini paling ringan pada N2O dan eter.
2. Sistem kardiovaskuler, terutama oleh halotan, enfluran dan isofluran. Efek ini juga ditimbulkan oleh
eter, tetapi karena eter juga merangsang SS simpatis, maka efek keseluruhannya menjadi ringan.
3. Merusak hati (dan ginjal), terutama senyawa klor, misalnya kloroform.
4. Oliguri (reversibel) karena berkurangnya pengaliran darah di ginjal, sehingga pasien perlu dihidratasi
secukupnya.
5. Menekan sistem regulasi suhu, sehingga timbul perasaan kedinginan (menggigil) pasca-bedah.
Di antara banyak cara pemberian anstetika inhalasi, ada beberapa cara yang paling sering digunakan,
yakni :
a. Sistem Terbuka : Cairan terbang (eter, kloroform, trikloretilen) diteteskan tetes demi tetes ke atas
sehelai kain kasa di bawah suatu kap dari kawat yang menutupi mulut dan hidung pasien.
b. Sistem Tertutup : Suatu mesin khusus menyalurkan campuran gas dengan oksigen ke dalam suatu
kap, di mana sejumlah CO2 dari ekshalasi dimasukkan kembali.
c. Insuflasi : Gas atau uap ditiupkan ke dalam mulut atau tenggorok dengan perantaraan suatu mesin.
Cara ini berguna pada pembedahan yang tidak menggunakan kap, misalnya pada pembedahan
pengeluaran amandel (tonsil lectomia).
ANASTESI LOKAL
Anastesi local atau zat penghilang rasa setempat adalah obat yang pada penggunaan local merintangi
secara reversible penerusan impuls saraf ke SSP dan dengan demikian menghilangkan atau mengurangi
rasa nyeri, gatal – gatal, rasa panas atau dingin. Banyak persenyawaan lain juga memiliki daya kerja
demikian, tetapi efeknya tidak reversible dan menyebabkan kerusakan permanen terhadap sel-sel saraf.
Anastesi local pertama adalah kokain, yaitu suatu alkaloid yang diperoleh dari daun suatu tumbuhan
alang-alang di pegunungan Andes (Peru).
PERSYARATAN
Ada beberapa criteria yang harus dipenuhi untuk suatu jenis obat yang digunakan sebagai anastetikum
local, antara lain :
1. Tidak merangsang jaringan
2. Tidak mengakibatkan kerusakan permanen terhadap susunan saraf
3. Toksisitas sistemis yang rendah
4. Efektif dengan jalan injeksi atau penggunaan setempat pada selaput lender
5. Mulai kerjanya sesingkat mungkin, tetapi bertahan cukup lama
6. Dapat larut dalam air dan menghasilkan larutan yang stabil, juga terdapat sterilisasi
Struktur dasar anstetika local pada umumnya terdiri dari tiga bagian, yakni suatu gugus-amino hidrofil
(sekunder atau tersier) yang dihubungkan oleh suatu ikatan ester (alcohol) atau amida dengan suatu
gugus-aromatis lipofil. Semakin panjang gugus alkoholnya, semakin besar daya kerja anastetiknya, tetapi
toksisitasnya juga meningkat.
Anastetika local dapat digolongkan secara kimiawi dalam beberapa kelompok sbb :
a. Senyawa-ester : kokain dan ester-PABA (benzokain, prokain, oksibuprokain, tetrakain)
b. Senyawa-amida : lidokain dan prilokain, mepivakain, bupivakain, dan cinchokain
c. Lainnya : fenol, benzialkohol dan etilklorida
Semua obat tersebut di atas adalah sintetris kecuali kokain yang alamiah.
MEKANISME KERJANYA
Anatetika local mengakibatkan kehilangan rasa dengan jalan beberapa cara. Misalnya dengan jalan
menghindarkan untuk sementara pembentukan dan transmisi impuls melalui sel saraf ujungnya. Pusat
mekanisme kerjanya terletak di membrane sel. Seperti juga alcohol dan barbital, anastetika local
menghambat penerusan impuls dengan jalan menurunkan permeabilitas membrane sel saraf untuk ion-
natrium, yang perlu bagi fungsi saraf yang layak. Hal ini disebabkan adanya persaingan dengan ion-
kalsium yang berada berdekatan dengan saluran-saluran natrium di membrane neuron. Pada waktu
bersamaan, akibat turunnya laju depolarisasi, ambang kepekaan terhadap rangsangan listrik lambat laun
meningkat, sehingga akhirnya terjadi kehilangan rasa setempat secara reversible.
Selain khasiat anatetikanya anastetika local masih memiliki sejumlah efek lain, a.l mengganggu fungsi
semua organ dimana terjadi konduksi/transmisi dari beberapa impuls.
1. Menekan SSP
2. Menekan sistem kardiovaskuler
3. Vasodilatasi
KINETIK
Resorpsinya dari kulit dan selaput lender dapat berlangsung sangat cepat dan baik, misalnya pada
kokain, lidokain, prilokain dan tetrakain. Distribusinya pun berlangsung dengan pesat ke semua organ
dan jaringan. Sebaliknya, resorpsi prokain di kulit buruk, sehingga tidak berguna dalam sediaan local.
Kecepatan daya kerja dan lamanya ditentukan oleh lipofilitas, pKa, derajat pengikatan pada protein dan
derajat vasodilatasinya.
FARMAKOKINETIK
Struktur obat anestetika lokal mempunyai efek langsung pada efek terapeutiknya. Semuanya
mempunyai gugus hidrofobik (gugus aromatik) yang berhubungan melalui rantai alkil ke gugus yang
relatif hidrofilik (amina tertier).
Kecepatan onset anestetika lokal ditentukan oleh:
a. kadar obat dan potensinya
b. jumlah pengikatan obat oleh protein dan pengikatan obat ke jaringan local
c. kecepatan metabolism
d. perfusi jaringan tempat penyuntikan obat.
Pemberian vasokonstriktor (epinefrin) + anestetika lokal dapat menurunkan aliran darah lokal dan
mengurangi absorpsi sistemik. Vasokonstriktor tidak boleh digunakan pada daerah dengan sirkulasi
kolateral yang sedikit dan pada jari tangan atau kaki dan penis. Golongan ester (prokain, tetrakain)
dihidrolisis cepat menjadi produk yang tidak aktif oleh kolinesterase plasma dan esterase hati.
Bupivakain terikat secara ekstensif pada protein plasma.
FARMAKODINAMIK
Onset, intensitas, dan durasi blokade saraf ditentukan oleh ukuran dan lokasi anatomis saraf. Saluran
Na+ penting pada sel otot yang bisa dieksitasi seperti jantung. Efeknya terhadap saluran Na+ jantung
adalah dasar terapi anestetika lokal dalam terapi aritmia tertentu (biasanya yang dipakai lidokain).
Anestetika lokal umumnya kurang efektif pada jaringan yang terinfeksi dibanding jaringan normal,
karena biasanya infeksi mengakibatkan asidosis metabolik lokal, dan menurunkan pH.
1. Prokain
a. Farmakodinamik
* Dosis 100-800 mg : analgesik ringan , efek maks 10-20 ‘, hilang stlh 60’
* Dhidrolisis mjd PABA (para amino benzoic acid) dapat hambat kerja sulfonamid
b. Farmakokinetik
Esterase
* Absorpsi cepat PABA + dietilaminoetanol
Hidrolisis
* PABA diekskresi dlm urin (btk utuh & terkonjugasi)
c. Indikasi
* Anestesi infiltrasi, blokade saraf, epidural, kaudal & spinal
* Geriatri : perbaiki aktivitas seksual & fgs kel endokrin (conflicted)
d. Sediaan
* Prokain HCl 1-2 %adalah anestesi infiltrat, 5-20% ; anestesi spinal
2. Lidokain
a. Farmakodinamik
* Anestesi lokal kuat . Tjd lebih cepat, lbh kuat, lbh lama & lbh ekstensif dp prokain
* Lar lidokain 0,5% adalah anestesi infiltrat, 1-2% ; anestesi blok & topikal
* Efektif bila tanpa vasokonstriktor, kec absorpsi & tox , masa kerja lbh pendek
b. Farmakokinetik
* Mudah diserap dr tmpt injeksi
* Dapat tembus sawar darah otak
* Metab : hati; eks : urin
c. Indikasi
* Injeksi : anestesi infiltrasi, blokade saraf, anest epidural, anest kaudal, anest mukosa
* Anest infiltrat : lar 0,25-0,50% dg atau tanpa adrenalin
* Kedok gigi : lar 1-2% lido dg adrenalin
* Anest permukaan , anest kornea mata (lidokain 2% + adrenalin)
* Turunkan iritabilitas jantung
3. Dibukain
* Anest lokal plg kuat,plg toksik, masa kerja panjang
* 15x lbh kuat & toksik dg masa kerja 3x lbh panjang dp prokain
* Kdr 0,05-0,1% : anest injeksi; anest uretra 0,05-0,2%; anest spinal : 7,5-10 mg
4. Mepivakain HCl
* Mirip lidokain
* Anest infiltra , blokade saraf regional, anest spinal
* Sediaan :Injeksi adalah larutan 1%,1,5%,2%
5. Piperakain HCl
* i.v : toks 3x prokain
* Kekuatan anest = prokain
* Pemakaian topikal : lar 2% utk kornea, salep 4% utk mata; blokade saraf : lar 0,5-1%
6. Tetrakain
* Derivat PABA
* Adalah anestesi local yang menembus kornea dan konjungtiva, obat ini efektif setelah pemberian
topical pada mata dalam 30 dtk dan anestesi bertahan selama min. 15 mnt
* i.v = 10x lbh aktif & lbh toksik dp prokain
* Dosis dan pemberian: pada mata 1 atau 2 tetes larutan 0,5%; THT : lar 2%
* Kontraindikasi : diketahui adanya hipersensitiv terhadap tetrakain, inflamasi okuler atau infeksi
* Tindakan pencegahan : Mata yang teranestesi harus dilindungi dari debu dan kontaminasi bakteriologi
samapai sensasi pulih sepenuhnya. Pemakaian yang lama dapat menimbulkan opasitas pada kornea
* Efek merugikan : Perasaan terbakar setempat dapat timbul dan yang lebih jarang adalah lakrimasi dan
fotofobia
* Penyimpanan: Tetrakain tetes mata harus disimpan dalam wadah tertutup rapat terlindung dari
cahaya dan jangan didinginkan
7. Prilokain HCL
* Efek fkologi mrp lidokain
* Mula & lama kerja lbh lama dp lidokain
* Sediaan : kdr 1,2,3 %
8. Bupivakain
Zat ini menghambat inisiasi dan transmisi impul saraf pada tempat pemberian dengan menstabilkan
membrane saraf. Senyawa ini dimetabolisme di hati. Dan biasanya anestesi bekerja selama 2-4 jam
Kegunaan
* Anestesi infiltrasi
* Blok saraf perifer dan simpatis
* Anestesi gigi
* Anestesi spinal
* Anestesi epidural dan kaudal
* Bupivakain tidak cocok untuk anestesi regional intravena atau penggunaan topikal
Kontraindikasi
* Infeksi kulit yang berdekatan dengan tempat injeksi atau adanya kecenderungan perdarahan abnormal
* Anemia berat
* Penyakit jantung
* Anestesi lokal dan epidural jangan dilakukan pada pasien dehidrasi dan hipovolemia
* Kadar bupivakain yang tinggi dalam darah harus dihindari pada pasien dengan gangguan hepar
EFEK SAMPING
Efek sampingnya adalah akibat dari efek depresi terhadap SSP dan efek kardio-depresifnya (menekan
fungsi jantung) dengan gejala penghambatan pernapasan dan sirkulasi darah. Anastetika local dapat
pula mengakibatkan reaksi hipersensitasi yang sering kali berupa exantema, urticaria, dan
bronchopasme alergis sampai ada kalanya shock anafilaktis yang dapat mematikan. Yang terkenal dalam
hal ini adalah zat-zat kelompok ester prokain dan tetrakain, yang karena itu tidak digunakan lagi dalam
sediaan local. Rekasi hipersensitasi tersebut diakibatkan oleh PABA (para-amino-benzoic acid) yang
terbentuk melalui hidrolisa. PABA ini dapat meniadakan efek antibakteril dari sulfonamide, yang
berdasarkan antagonisme persaingan dengan PABA, oleh karena itu terapi dengan sulfa tidak boleh
dikombinasi dengan penggunaan ester-ester tersebut.
PENGGUNAAN
A. Secara Parenatal
Anastetika local seering kali digunakan pada pembedahan untuk mana anastesia umum tidak perlu atau
tidak diinginkan. Jenis anatesia local yang paling banyak digunakan sebagai suntikan adalah sbb :
• Anastesia Infiltrasi
• Anastesia Konduksi
• Anastesia Spinal (intrathecal)
• Anastesia epidural
• Anatesia Permukaan
B. Cara penggunaan lain secara oral
Anastetika local digunakan sebagai larutan untuk nyeri di mulut atau tablet isap (sakit tenggorok) juga
dalam bentuk tetes-mata untuk mengukur tekanan intraokuler atau mengeluarkan benda asing, begitu
pula sebagai salep untuk gatal-gatal atau nyeri luka bakar dan dalam pil-taruh anti-wasir.
Senyawa ester sering menimbulkan reaksi alergi kulit, maka sebaiknya dugunakan suatu senyawa-amida
yang lebih jarang mengakibatkan hipersensitasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Anestesi
2. http://www.indomedia.com/intisari/1998/mei/trauma.htm
3. http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0205/24/cakrawala/eureka.htm
4. Infomaterium Medicamentorum, 2005, 8-19. KNMP. Den Haag.
5. Infomaterium Medicamentorum, 2005, 19-30. KNMP. Den Haag.
6. Farmacotherapeutisch Kompas, 2005, 189-190. CMPC. Ziekenfonds-raad.
7. Farmacotherapeutisch Kompas, 2005, 190-193. CMPC. Ziekenfonds-raad.