Anda di halaman 1dari 30

Industri Tekstil

Indah Gusti Fauzi, Indri Novita Sari, Miranda Putri Dwi


Gultom, Rendi Ananda*

Mahasiswa Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Padang,


Indonesia

*Email: indahfauzi8@gmail.com

Abstrak. Tekstil merupakan suatu bahan dari serat yang diolah


berupa kain atau benang sebagai bahan untuk membuat busana dan
produk lainnya. Industri tekstil dibagi menjadi tiga sektor, yaitu
sektor industri hulu, sektor indutri menengah, dan sektor industri
hilir. Tujuan penulisan paper ini untuk mengetahui bagaimana
sejarah tekstil dan industri tekstil, macam-macam sektor industri,
bahan dasar tekstil, proses pembuatan tekstil, kegunaan tekstil,
dampak, pengolahan dan manfaat limbah tekstil, serta mengetahui
industri-industri tekstil di Indonesia, dengan metode review dan
deskriptif kualitatif. Industri tekstil berkembang pesat dan
menghasilkan produk tekstil yang berkualitas baik di zaman
teknologi yang canggih ini. Industri tekstil di Indonesia
diantaranya yaitu PT Iskandar Indah Printing, PT Argo Pantes, PT
Ever Shine Textile, PT Eratex Djaja, PT Panasia Indo Resources,
dan PT Pan Brothers.
Kata Kunci: Tekstil, Serat, Benang, Kain, Busana, Industri

I. Pendahuluan
Industri[1-5] ialah usaha[6] pengolahan barang setengah jadi atau bahan[7-8]
mentah berubah menjadi barang jadi yang mempunyai nilai[9-11] tambah untuk
memperoleh keuntungan sebesarnya. Sedangkan tekstil[12-15] merupakan suatu
bahan dari serat yang diolah berupa kain atau benang[16] sebagai bahan untuk
membuat busana dan produk lainnya. Bahan atau produk tekstil meliputi yaitu
produk serat, kain, pakaian, benang, dan berbagai jenis lain berasal dari serat. Jadi
industri tekstil[17] merupakan industri yang mengolah serat menjadi benang
kemudian menjadi busana atau lainnya.
Industri tekstil ialah salah satu industri manufaktur [18] terbesar baik di
Indonesia maupun di dunia. Dibandingkan dengan negara tetangga, industri tekstil
di Indonesia masih kalah dengan negara tetangga yaitu Vietnam yang mana
negara yang mencetak penjualan atau ekspor terbesar kedua di amerika.
Sedangkan kondisi[19] perekonomian industri tekstil di Indonesia bisa
disebut cukup baik dikarenakan adanya kerjasama dengan China. Dampak[20-21]
positif yang didapatkan hasil ekspor ke amerika mencapai penjualan yang tinggi.
1.1 Sejarah Tekstil
a. Sejarah Tekstil
Tekstil telah ada di zaman[22-23] neolitikum atau dikenal batu baru pada
tahun 800-2000 dengan ditemukannya sebuah tenun seperti gelondong benang
atau alat tenun batu yang dapat terbukti adanya proses [24-25] penenunan dan
pemintalan di saat itu. Tahun 6000 sampai 7000 telah ditemukan tenun lena oleh
bangsa Mesir dengan teknik[26] tapes dan pola tertentu. Katun dan wol bulu lama
telah ditemukan di Peru.
Pakistan dan India bagian barat telah menggunakan katu lepas di tahun
3000 SM disaat bersamaan Amerika telah mengolah kain tersebut. Sedangkan
China telah mengusaha alat sutera alat tenun khusus serat sutera dan ditemukan
potongan kecil sutera tenun berbordir yang tertempel di patung perunggu di
zamannya Dinasti Shang 1523 sampai 1028 SM.
Tahun 300 SM saat balantera Iskandar Agung membawa katun dari
Pakistan ke Inggris dimana telah mulai penyebaran tekstil dari Timur ke Barat
dimana telah adanya perdagangan kain secara besar-besaran dengan adanya
imporan pakaian wol dari Inggris, Spanyol, dan Prancis, Mesir yaitu kain lena,
India yaitu Katun, China dan Persia yaitu sutera. Tetapi di tahun 202 hingga 220
SM sedikitnya tekstil bertahan di masa Dinasti Han di Timur dan Kekaisaran
Romawi di Barat.
b. Sejarah Industri Tekstil
Industri tekstil berkembang yang terjadi setelah abad 11 hingga 15. Tetapi
abad 17-19 mengalami kemajuan terhebat saan Revolusi Industri di sebabkan
adanya penemuan baru di Inggris sehingga produksi[27-29] kain dan benang
meningkat. Penemuan baru diantaranya alat pintal dikenal Spinny Jenny
ditemukan oleh James Hargreaves di tahun 1764, alat pintal tenaga[30] air[31-33]
dikenal dengan Water Frame ditemukan oleh Richard Arkwright di tahun 1769,
kebangsaan Amerika Eli Whitney menemukan mesin pemisah biji kapas [34] di
tahun 1973, ahli kimia[35-40] Prancis Hilaire Chardonnet menemukan cara efektif[41]
menghasilkan serat buatan[42] seperti rayon di tahun 1884, dan hasilnya pertama
kali di AS yang diebut sutera buatan di tahun 1910, dan ahli kimia Amerika
mengembangkan nilon di tahun 1930-an oleh Wallace H. Corothers. Serat buatan
lain seperti polyester[43] dan acrylic telah dikenal sejak tahun 1940 sampai 1950-an
dimana memiliki serat buatan yang sangat panjang, tidak mudah putus, lebih kuat,
dan elastis.
Tahun 1929 pertekstilan Indonesia sudah berjalan dari industri rumahan
dimulai dari weaving (sub-sektor pertenunan) dan knitting (perajutan) dengan alat
Textile Inrichting Bandung (TIB) Gethouw atau Alat Tenun Bukan Mesin
(ATBM) yang ditemukan oleh Daalennoord di tahun 1926 yang menghasilkan
produk[44] salendang, sabuk, lurik, kain panjang, dan sarung. Tahun 1939, ATBM
telah bergeser dikarena adanya alat menggunakan listrik[45] yaitu Alat Tenun
Mesin[46] di Majalaya, Jawa Barat. Dan saat itulah, Indonesia memasuki era
teknologi[47-48]. pemerintah Indonesia membentuk organisasi perusahaan[49] sejenis
yang bertujuan agar ekonomi[50] di Indonesia meningkat dan memiliki produk
yang bagus.
https://lamandala.net/revolusi-industri/spinning-jenny/
Gambar.1 Spinny Jenny

https://id.wikipedia.org/wiki/Richard_Arkwright
Gambar.2 Water Frame

http://sejarahkitadunia.blogspot.com/2016/03/mesin-pemisah-kapas-
cottoon-gin.html
Gambar.3 Mesin Pemisah Kapas

https://uun-halimah.blogspot.com/2017/02/alat-tenun-bukan-mesin-
atbm.html
Gambar.4 Alat Tenun Bukan Mesin
https://www.ayobandung.com/view/2019/02/12/44951/alat-tenun-mesin
Gambar.5 Alat Tenun Mesin
1.2 Konsep Tekstil
Kata Tekstil berasal dari bahasa latin yaitu texere dimana artinya menenun
yang didefinisikan sebuah kain yang dibuat dengan cara yaitu pengayaman atau
penyilangan dengan dua benang yang membentuk anyaman benang disebut kain
tenun. Kain tenun pun umumnya digunakan sebagai bahan-bahan pakaian hingga
akhirnya kata itu berubah menjadi tekstil atau bahan tekstil[51] yang didominankan
dengan definisi bahan pakaian.

1.3 Pengertian Tekstil


Tekstil didefinisikan sebagai bahan yang asalnya dari serat dengan
mengolahnya menjadi benang hasil pemintalan stapel (serat pendek) atau filamen
(serat berkesinambung) lalu dilakukan weaving (ditenun), knitting (dirajut) atau
dengan velting (dipres) agar membentuk kain yang dapat dipakai tekstil. Tekstil
dibuat dengan cara yaitu pengikatan, penjahitan, dan penyulaman. Sebutan tekstil
masih awam di telinga masyarakat dengan sebutan kain.

1.4 Industri Tekstil dan Produk Tekstil


Industri dan produk tesktil Indonesia secara teknis dan struktur terbagi
dalam tiga sektor[52] indusri yang lengkap, vertikal dan terintegrasi, yaitu:
 Sektor industri hilir dengan nama lain downstream merupakan industri
manufaktur pakaian jadi termasuk proses sewing, cutting, washing, dan
finishing yang menghasilkan ready-made garment[53-54]. Pada sektor inilah
yang paling banyak menyerap tenaga kerja sehingga sifat industrinya adalah
padat[55] karya.
 Sektor industri menengah (midstream), meliputi proses pengayaman benang
menjadi kain[56] mentah lembaran melalui proses pertemuan dan rajut yang
kemudian diolah lebih lanjut melalui proses pengolahan [57-58] penelupan,
penyempurnaan[59] dan pencapan (printing) menjadi kain jadi.
 Sektor industri hulu[60] (upstream), adalah industri yang memproduksi
serat/fiber dan proses pemintalan menjadi produk benang.

1.5 Bahan Tekstil


Tekstil diartikan sebagai barang[61] atau benda yang bahan bakunya[62]
berasal dari serat (kapas, polyester, rayon) dengan cara spinning[63] (dipintal)
menjadi benang lalu weaving (dianyam), atau knitting (dirajut) menjadi kain
setelah melakukan finishing (penyempurnaan) dengan menggunakan bahan baku
produk tekstil.
a) Serat merupakan suatu bahan utama[64] untuk tekstil dimana memiliki
ukuran[65] pada panjangnya lebih tinggi[66-67] dibandingkan dengan lebarnya.
Berdasarkan asalnya, serat dibagi menjadi dua, yaitu:
 Serat buatan atau man made fibers ialah mineral[68] (contohnya logam[69],
asbes, gelas), synthesis fiber (contohnya polyester/ teteron, acrylic, dan
artificial fiber (contohnya rayon dan acetate).
 Serat alam[70] atau natural fibers merupakan serat hewan hewani contoh
unta, cashmere, wol, dan sebagainya sedangkan serat nabati dari
tumbuhan[71-78] contohnya ramic, jute, manila, kapas, dan sebagainya.

https://dokumen.tips/documents/serat-alami-dan-serat-buatan.html
Gambar.6 Serat Alam dan Serat Buatan
b) Benang yang asalnya dari serat yang telah dipintal. Jenis-jenis benang yaitu:
 Berdasarkan urutan prosesnya
 Carded Yarn (benang garuk) yang bahan bakunya berasal dari
cotton, rayon, dan plyester.
 Combed Yarn (benang sisir) yang bahan bakunya adalah cotton
 Blended Yarn (benang campur) yang bahan bakunya campuran[79-80]
antara dua jenis serat, yaitu polyester dengan rayon atau polyester
dengan cotton atau rayon dengan cotton
 Open End Yarn (OE) yang bahan bakunya adalah cotton dan
polyester

https://www.indiamart.com/proddetail/polyester-blended-yarn-4761763830.html
Gambar.7 Blended Yarn
 Berdasarkan kontruksinya
 Single Yarn (benang tunggal) adalah benang yang terdiri dari
satu helai
 Double Yarn (benang rangkap) adalah benang yang terdiri dari
dua benang atau lebih tanpa di twist.
 Multifold Yarn (benang gintir) adalah benang yang terdiri dari
dua helai atau lebih dan dijadikan satu dengan diberi twist.

https://www.coyarn.ch/english/kompetenzen/garn-technologie.php
Gambar.8 Single Yarn dan Double Yarn
c) Kain adalah hasil dari benang yang diproses dengan dianyam / ditenun /
dirajut. Benang tidak dapat langsung dirajut atau ditenun dikarenakan adanya
pergesekan antara benang lusi dan pakan yang mengakibatkan mudah putus.
Agar tidak terjadi seperti yang tridak diinginkan maka proses pembuatan kain
haruslah melalui proses berurutan:
a. Benang dari mensin pintal atau ring spinning dalam bentukan
gulungan palet cones untuk menggulungkan lagi dengan mesin
penggulung atau winding achine untuk berubah jadi bentuk gulungan
cones agar lebih mudah dimasukan ke mesin penggulungan atau
reeling dalam proses pensejajaran benang arah lusi atau warping. Bila
ingin mendapatkan kain yang mempunyai efek warna [81-82], maka
lakukan proses pencelupan[83] benang.
b. Supaya benang lebih licin dipakai dan tidak mudah putus, maka diberi
kanji diproses ke sizingmachine.
c. Setelah itu bila telah kering mulailah benang itu ditenun atau dirajut.
d. Baik proses pembuatan itu ditenun atau dirajut dilakukan dengan
metode gerakan silang-menyilang antara dua benang yang dilakukan
secara teratur dan terus-menerus serta berulang kali dengan gerakan
yang sama sehingga menjadi sebuah bentuk anyaman tertentu.

https://olympics30.com/jenis-kain/
Gambar.9 Kain
Produk tekstil adalah hasil pengolahan lebih lanjut dari tekstil, baik yang
setengah jadi maupun telah jadi. Produk tekstil tersebut meliputi pakaian
jadi[84]/garment/clothing, kebutuhan industri, dan rumah tangga[85].

1.6 Proses Pembuatan Tekstil


Serat buatan dan serat alam (kapas[86]) diubah menjadi barang jadi tekstil
dengan menggunakan serangkaian proses. Serat kapas dibersihkan [87] sebelum
disatukan menjadi benang. Pemintalan mengubah serat menjadi benang. Sebelum
proses penenunan atau perajutan, benang buatan maupun kapas dikanji agar serat
menjadi kuat dan kaku. Zat[88-89] kanji yang lazim digunakan adalah pati, perekat
gelatin, getah, polivinil alkohol (PVA) dan karboksimetil selulosa (CMC) [90].
Penenunan, perajutan, pengikatan dan laminasi merupakan proses kering.
Sesudah penenunan serat dihilangkan kanjinya dengan asam (untuk pati)
atau hanya air[91-96] (untuk PVA atau CMC). Penghilangan kanji pada kapas dapat
memakai enzim[97-99]. Sering pada waktu yang sama dengan pengkanjian,
digunakan pengikisan (pemasakan) dengan larutan alkali panas[100-101] untuk
menghilangkan kotoran dari kain kapas. Kapas juga dapat dimerserisasi dengan
perendaman dalam natrium[102-105] hidroksida, dilanjutkan pembilasan dengan air
atau asam[106-110] untuk meningkatkan kekuatannya.
Penggelantangan dengan natrium hipoklorit[111], peroksida atau asam
perasetat dan asam borat akan memutihkan kain yang dipersiapkan untuk
pewarnaan[112]. Kapas memerlukan pengelantangan yang lebih ekstensif[113]
daripada kain buatan (seperti pendidihan dengan soda abu dan peroksida).
Pewarnaan serat, benang dan kain dapat dilakukan dalam tong atau dengan
memakai proses kontinyu, tetapi kebanyakan pewarnaan tekstil sesudah ditenun.
Di Indonesia denim biru (kapas) dicat dengan zat warna. Kain dibilas diantara
kegiatan pemberian warna. Pencetakan memberikan warna dengan pola tertentu
pada kain diatas rol atau kasa.

1.7 Kegunaan Tekstil


Kegunaan tekstil berdasarkan kelompoknya yaitu:
Tabel.1 Kegunaan tekstil berdasarkan kelompoknya
No Kelompok Kegunaan Akhir
Membran kontruksi dan arsitektural.
1 Tekstil bangunan Contohnya absorbs suara, penguat beton,
kontruksi asap
Sebagai pelindung pada horticultura taman,
2 Tekstil agro agrikultur, pemeliharaan satwa, penghijauan
hutan

Pakaian untuk olahraga. Contohnya dayung,


3 Tekstil sport
mendaki, sepak bola

Komponen sepatu, label, benang jahit,


4 Tekstil clothing
interlining

Tekstil rumah
5 Mebel, interior perabot rumah tangga, tirai
tangga

Kontruksi tanah dan jalan, reklamasi pantasi,


6 Geotekstil
irigasi, system drainage, struktur hidrolik
7 Okotek Erosi, pembersih polusi air, udara, penyaring
air, proteksi lingkungan, pengolahan limbah
Produk kesehatan, produk surgical, produk
8 Tekstil medis
hygiene

Pakaian pelindung seperti tahan api, panas,


9 Tekstil Proteksi
radiasi, lelehan logam, peluru, kimia

Kantong teh/makanan, container systems,


10 Tekstil kemasan
protective cover systems

1.8 Dampak, Pengolahan, dan Manfaat Limbah Industri Tekstil


Limbah[114-119] ialah buanga dari suatu proses produksi[120-124] baik industri
maupun domestik (rumah tangga). Limbah tekstil merupakan limbah yang
dihasilkan dalam proses pengkanjian, proses penghilangan kanji,
penggelantangan, pemasakan, merserisasi, pewarnaan, pencetakan dan proses
penyempurnaan. Proses penyempurnaan kapas menghasilkan limbah yang lebih
banyak dan lebih kuat dari pada limbah dari proses penyempurnaan bahan sistesis.
Limbah tekstil berupa padat berasal dari pembuatan kain, benang, serat-
serat kain, dan sampah dari kegiatan lain, limbah gas[125] berupa pencemaran debu
dari penggunaan mesin, sedangkan limbah cair[126-127] dari proses pengkajian
benang proses pengkajian penghilangan zat pelumas dari serat sintesis [128-131]
sebelum proses penenunan dan dari proses pencelupan.
Tabel.2 Sumber Air Limbah
No Proses Jenis kontaminan

1 Pengkajian Larutan

2 Pewarnaan Kanji

3 Pemutihan Pemutih

4 Printing Pewarna
Limbah tekstil memiliki kandungan tinggi kandungan warna sistesis akan
merusakan ekosistem perairan, meningkatnya kekeruhan air, menghalangi cahaya
matahari yang masuk untuk berfotosintesis, serta adanya efek mutagenik dan
karsinogen.
Pengolahan limbah industri tekstil ada tiga proses, yaitu:
1. Pre-treatment ialah proses dimana untuk mengkondisikan karakteristik-
karakteristik pada air limbah yang kemudian diolah dimulai dengan
penyaringan partikel kasar, penghilangan warna (decolouring), equalisasi
(penyeimbangan debit), penyaringan halus, serta penyesuaian suhu.
2. Primer ialah proses pengolahan utama dapat dilakukan dengan secara biologis
dan kemudian proses pengendapan (sedimentasi).
3. Sekunder ialah lanjutan dari proses primer dalam rangka mempersiapkan air
limbah olahan memasuki badan air penerima, sesuai dengan baku mutu yang
ditetapkan.
Tidak semua limbah tekstil yang dapat dimanfaatkan dengan baik. Limbah
tekstil yang dapat dimanfaatkan yaitu yang menghasilkan limbah padatan dimana
berupa sisa-sisa kain, lateks, dan minyak yang dapat digunakan dalam pembuatan
kerajinan tekstil. Selain itu, lumpur dari pengolahan kimia atau fisika yang
dihilangkan airnya dengan menggunakan saringan. Bila lumpur tersebut tidak
mengandung krom atau logam lainnya dapat ditebarkan diatas tanah.

1.9 Industri Tekstil di Indonesia


1. PT. Iskandar Indah Printing Textil
PT Iskandar Indah Printing ialah salah satu perusahaan di bidang [132] tekstil
di Surakarta yang mengolah kain mentah dari bahan baku dan ditingkatkan jenis
produksinya menjadi kain printing aau kain bercorak. PT Fariantex ialah nama
awal mulanya perusahaan PT Iskandar Indah Printing kemudian diubah menjadi
nama CV Iskandartex. Satu tahun kemudian dari tahun berdirinya (1976),
perusahaan mulai memproduksi dan berbadan hukum pada tahun 1983 sesuai
dengan akte perusahaan No. 98 tanggal 23 Mei 1983.

https://www.bukalapak.com/p/perlengkapan-bayi/stroller-walker/kwqrmu-jual-
kain-gendongan-batik-selendang-gendongan-bayi-kain-gendongan-bayi
Gambar.10 Produk PT Iskandari Indah Printing
Perusahaan ini membeli mesin kanji dari Taiwan yang dapat
mengeringkan kain dengan otomatis di tahun 1980, lalu memperluaskan
industrinya dan meperbanyak mesin karena naiknya angka permintaan, maka dari
itu perusahaan menambahkan angka produksinya. Untuk dapat mngembangkan
perusahaan, pimpinan dari perusahaan tersebut mengubah namanya menjadi PT
Iskandar pada tahun 2 Januari 1991 dan berubah lagi menjadi PT Iskandar Indah
Printing di bulan Februari 1996[133].
2. Argo Pantes Tbk (ARGO)
PT. argo Pantes Tbk (AGRO) ialah perusahaan industri tekstil yang
memproduksikan berbagai jenis produk seperti benang dan kain. ARGO didirikan
pada tanggal 12 Juli 1977 dan telah memproduksi tekstil yang berkualitas [134-135]
baik dari katun dan polyester atau campuran katun. Kantor pusat berada di Jakarta
dan lokasi pabrik di Bekasi, Banten, dan Tengerang. Sejak tahun 1977 perusahaan
telah mengoperasikan pabrik[136] terintegrasi yaitu Spinning, Weaving, Dyeing
Finishing dan Unit Benang Mewarnai.

https://argopantestbk.web.indotrading.com/product
Gambar.11 Produk PT Argo Pantes
Argo tergabung dalam kelompok usaha yaitu Argo Manunggal grup,
dimana pemegang saham memiliki 5 persen atau lebih saham Argo Pantes Tbk
ialah, The Ning King yaitu 10,08 persen, Maximus Capital Pte Ltd yaitu 8,18
persen, PT Dharma Manunggal (pengendali) yaitu 29,35 persen dan PT
Manunggal Prime Development yaitu 7,06 persen.
3. PT. Ever Shine Textile Industry Tbk 

http://www.evershinetex.com/
Gambar.12 Produk PT Ever Shine Textile Industry
PT Ever Shine Textile Tbk ialah suatu perusahaan multinasional yang
bergerak di tekstil yang mena menghasilkan produk bahan pakaian. Perusahaan ini
berdiri pada tahun 1986 dan tkantor pusat di Jakarta.
Pada tahun 1974, Ever Shine dengan anak perusahaannya yaitu PT Prima
Rajuli Sukses dan PT. Indo Yong Tex Jaya ialah produsen tekstil yang terpadu.
Setiap tahunnya perusahaan ini mempunyai kapasitas produksi yaitu 12 ribu ton.
Perusahaan dilengkapi teknologi[137] mesin yang canggih berasal dari Jerman dan
Jepang untuk memperoleh kain rajut atau kain nilon, tenun, dan polyester yang
berkualitas.
Selain itu, Ever Shine menghasilkan kain yang dipakai dalam furniture,
tenda outdoor, dekorasi rumah, sarung jok mobil, kantong tidur, dan lainnya.
Perusahaan ini mendapatkan terakreditasi dengan sertifikasi mutu termasuk dari
Gemex Trading, Marks & Spencer, dan Oko-Tex standard 100 from TESTEX. 
4. PT. Eratex Djaja Tbk 
PT Eratex Djaja Tbk ialah suatu perusahaan multinasiol dalm bidang
tekstil dan memproduksi tekstil yang terpadu dan menghasilkan bermacam-
macam bahan pakaian. Prerusahaan ini didirikan pada tahun 1970 di Jakarta. PT.
Eratex Djaja Tbk. (ERTX) didirikan sebagai operasi[138] tekstil usaha patungan
antara pemilik pabrik dari Hong Kong & konsorsium lokal Indonesia.

https://www.eratexco.com/
Gambar.13 Kawasan PT Eratex Djaja Tbk
PT. Eratex Djaja Tbk (ERTX) bergerak di bidang manufaktur tekstil
dengan meggunakan proses pemintalan, tenun, pencelupan, finishing,
percetakan[139], pembuatan garmen, false twisting dan rajutan, juga menjual dan
memasarkan produknya baik di pasar lokal maupun pasar ekspor dengan
mematokan harga menengah sampai tinggi. Perusahaan ini memulai operasi
komersialnya. pada tahun 1974. Perseroan beroperasi secara komersial pada tahun
1974 dimulai dengan divisi Pemintalan dan Penenunan dengan produk jadi berupa
benang dan kain katun. Pada tahun 1980, divisi Garmen dimulai dan secara
komersial beroperasi setahun kemudian. Produksi garment berada di Probolinggo,
Jawa Timur.
ERTX tercatat di Bursa Efek Indonesia di tahun 1990 pada Papan
Pengembangan[140]. Perusahaan didirikan pada tahun 1972 dan berpusat di
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia.
Pada tahun 2008, Perseroan memutuskan untuk menghentikan produksi
Tekstil yaitu benang dan kain. Dan sejak saat itu Perseroan memfokuskan
produksinya pada pakaian jadi, dengan orientasi penuh pada penjualan ekspor.
Produk utama Perusahaan adalah Celana. Mulai dari celana jeans standar
lima saku sampai pada celana kain kasual, dengan bahan bervariasi mulai dari
denim sampai pada kain twill halus Italia. Sekitar 60% kapasitas produksi celana
menghasilkan produk celana denim, sementara itu kebutuhan embroidery dan
printing dipenuhi melalui kerjasama dengan pemasok.
5. PT. Panasia Indo Resources Tbk (HDTX)

http://www.panasiagroup.co.id/new/
Gambar.14 Pabrik PT Panasia Indo Resources Tbk
PT. Panasia Indo Resources Tbk (HDTX) bergerak dalam bidang
pembuatan serat sintetis (polimerisasi), twisting, spinning, menenun, industri
tekstil, pertambangan, energi[141-142] dan perdagangan umum. PT Panasia Indo
Resources didirikan tanggal 06 April 1973 berpusat di Bandung, Jawa Barat[143-144],
Indonesia. Operasi komersial Perusahaan di industri tekstil dimulai pada tahun
1974, dan operasinya dalam polimerisasi dimulai pada tahun 1990. Produk
Perusahaan dipasarkan baik di dalam maupun di luar negeri, termasuk Eropa,
Asia, Amerika, Australia dan Afrika.
Produk hulu HDTX meliputi polyester chips dan benang filamen. Produk
hilir meliputi matt dan double matt georgette, double/single georgette, mewah,
halus, dan sateen palace georgette, jaringan dan jacquard faille, jacquard satin,
jacquard mewah, dan santana.
HDTX tercatat di Bursa Efek Indonesia di tahun 1990 pada papan Utama.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Panasia Indo Resources
Tbk (30/10/2015), antara lain: Lucky Height Resources Limited (27,77%), Gold
Gazelle Profits Corp. (19,63%), PT Panasia Synthetic Abadi (14,38%), Ortega
Management Limited (10,05%), Mercury Capital International Inc (9,72%) dan
Prime Invesco Limited (9,49%).
6. PT. Pan Brothers Tbk

https://lintasdaerah.com/pan-brothers-boyolali-kekurangan-lebih-dari-4-ribu-
tenaga-kerja/
Gambar.15 Pabrik PT Pan Brothers Tbk
PT. Pan Brothers Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
industri tekstil yang produksi utamanya berupa pakaian rajutan, pakaian tenunan,
jaket tenunan dan beberapa variannya. Perusahaan ini pertama kali didirikan pada
tanggal 21 Agustus 1980 di Tangerang, Banten. Perkembangan [145-146] perusahaan
ini berani untuk membuat penawaran sahamnya untuk pertama kali di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Saat itulah tercatat di BEI pada tanggal 16 Agustus 1990,
perusahaan ini mengubah statusnya menjadi sebuah perusahaan terbuka. 
Mendapati permintaan yang semakin meningkat sehingga perusahaan ini
membuka cabang di Boyolali, Sukabumi, Sragen, dan Tangerang. Pemasaran
produknya telah mendunia dimana perusahaan mengekspor ke negara-negara
besar yaitu Kanada, Australia, Amerika Serikat, Eropa, dan lainnya.
Di tahun 2011 perusahaan ini membuka anak perusahaan yaitu PT Hollit
International dimana menjalankan kerjasama untuk membentuknya sinergi yang
paling kuat sebagai kelompok perusahaan tekstil di Asia. Selain itu, perusahaan
ini juga memiliki anak perusahaan lainnya yaitu PT Panca Prima Ekabrothers. 
Tahun 2011, Pan Brothers sudah berhasil membangun kantor cabang
hingga ke Hongkong, Singapura, dan Taiwan hanya untuk melayani jual beli
barang. Pan Brothers sudah mempekerjakan lebih dari 21.500 orang[147-148]
karyawan[149-150]. Dengan pencapaian bisnis yang diraihnya sampai sekarang telah
mengantarkan Pan Brothers menjadi salah satu perusahaan tekstil terbesar di
Indonesia. 

II. Metode penelitian


Pada paper ini metode yang dilakukan ialah review dan metode deskriptif
kualitatif. Dimana sumber data yang didapat dari studi kepustakaan. Pada metode
ini, pengumpulan data sesuai pada data artikel yang dapat diperoleh dari data
penelitian ataupun literatur yaitu buku jurnal dan media online lainnya.

III. Pembahasan
Industri ialah suatu kegiatan dimana melakukan pengolah bahan mentah
ataupun barang setengah jadi untuk menjadi barang yang mempunyai tambah
untuk memperoleh keuntungan. Industri tekstil ialah suatu industri manufaktur
terbesar dengan bidang tekstil.
Tekstil didefinisikan sebagai bahan yang asalnya dari serat dengan
mengolahnya menjadi benang hasil pemintalan stapel (serat pendek) atau filamen
(serat berkesinambung) lalu dilakukan weaving (ditenun), knitting (dirajut) atau
dengan velting (dipres) agar membentuk kain yang dapat dipakai tekstil.
Tekstil telah ada di zaman batu baru dimana terdapatnya temuan tenun
seperti gelondong benang yang membuktikan adanya suatu proses pemintalan dan
penenunan di zaman tersebu. Masyarakat mesir telah terampil menenun kain lena
dari rami halus pada tahun 5000 SM, Sedangkan Pakistan, India, dan Amerika
telah menggunakan katu lepas sebagai olahan kain di tahun 3000 SM. China telah
menenun dengan menggunakan serat sutera pada tahun 2700 SM.
Penyebaran tekstil dari timur ke barat telah dimulai di tahun 300 SM
dimana Iskandar Agung membwa benda katun dari Pakistan ke Eropa dan
mengembangkan perdagangan kain dengan mengimpor pakaian wol dari Prancis,
Inggris, dan Spayol, kain lena dari Mesir, Katun dari India, dan juga sutera dari
Iran dan China. Tetapi tidak bertahann lama pada masa Dinasti Han di Timur dan
Kekaisaran Romawi di Barat (202 sampai 220 SM).
Perkembangan Industri tekstil telah terjadi pada abad pertengahan di tahun
1100 hingga 1500 tapi saat Revolusi Industri kemajuan terhebat berlangsung
dimana adanya penemuan baru di Inggris di abad 17-19. Di tahun 1764, James
Hargreaves menemukan alat memital yang dikenal Spinny Jenny. Di tahun 1769
Richard Arkwright menemukan alat pintal tenaga air yang dikenal Water Frame.
Tahun 1973 Eli Whitney kebangsaan Amerika menemukan alat mesin pemisah
biji kapas. Ahli Kimia Prancis Hilaire di tahun 1884 menemukan cara yang
mudah untuk memisahkan serat buatan yang dikenal sebagai rayon. Pertama kali
dihasilkan di amerika yaitu sutera buatan tahun 1910. Seorang ahli Kimia
Amerika, Wallace H. Corothers telah mengembangkan nilo di tahun 1930-an.
Tahun 1940 sampai 1950-an telah dikenalkan serat buatan yaitu polyester dan
acrylic dimana seratnya sangat panjang, lebih kuat dan elastis.
Di Indonesia sendiri industri tekstil telah dimulai di industri rumahan di
tahun 1929 dari weaving (sub-sektor pertenunan) dan knitting (perajutan) dengan
menggunakan alat yaitu Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) yang ditemukan oleh
Daelennord di tahun 1926 yang menghasilkan produk tekstil tradisional yaitu
luruik, kain panjang, sarung, sabuk dan selendang. Di tahun 1935 ATBM mulai
bergeser oleh Alat Tenun Mesin dengan menggunakan listrik yang pertama kali
digunakan di Malajaya, Jawa Barat. Dengan berkembangnya teknologi, pemimpin
Indonesia memebentuk Organisasi Perusahaan Sejenis (OPS) yaitu OPS Tenun
Mesin, OPS Tenun Tangan, OPS Perajutan, OPS Batik, dan sebagainya yang
dikaikan oleh Gabungan Perusahaan Sejenis (GPS) Tekstil dietapkan dan dingkat
oleh Menteri Perindustrian Rakyat dengan perkembangannya di tahun 1960-an
sesuai iklim ekonomi terpimpin.
Tekstil berasal dari bahasa latin yaitu texere dengan artinya menenun ialah
terbuat kain dengan cara yaitu pengayaman atau penyilangan dengan dua benang
yang membentuk anyaman di sebut kain tenun. Kain tenun secara umum
digunakan untuk bahan pakaian sehingga kata tenun berubah menjadi tekstil atau
bahan tekstil yang dominan denga definisi bahan pakaian.
Industri tekstil dan produk tekstil di Indonesia sacara teknis dan strukur
dibagi menjadi tiga sektor yaitu, sektor industri hulu, sektor industri menengah,
dan sektor industri hilir. Sektor industri hulu ialah industri yang mana
memproduksi serat (serat alami, serat buatan atau sintesis) dengan melalui proses
spinning (pemintalan) menjadi produk (unblended dan blended yarn) dimana
industrinya bersifat full automatic, padat modal, output pertenagakerjannya besar,
jumlah tenaga kecil, dan berskala besar.
Sektor industri menengah ialah industri yang menggunakan proses
interlacing (pengayaman) dari benang jadi kain mentah lembaran (grey fabric)
dengan melalui cara weaving (pertemuan), dyeing (rajut), finishing
(penyempurnaan), dan printing (pencapan) untuk menjadi kain jadi dimana
sindustrinya bersifat teknologi madya, modern berkembang terus, miliki jumlah
tenaga kerja yang lebih tinggi dari sektor industri hulu, dan semi padat modal.
Sedangkan sector industri hilir ialah industri dimana garment (pakaian jadi)
temasuk dengan proses sewing, cutting, dan finishing dengan memperoleh ready-
made garment dan industri ini bersifat padat karya sehingga membutuhkan tenaga
kerja yang banyak.
Tekstil berasal dari bahan berupa serat dilakukan dengan dipintal benjadi
benang, lalu dianyam atau ditenun atau dirajut, lalu dilakukan penyempurnaan
sehingga menjadi kain. Bahan utama tekstil yaitu serat memiliki sifat padat,
ukuran panjangnya lebih inggi dari lebarnya, serat berasal dari bahan alam dan
buatan. Serat alam yaitu berasal dari serat nabati dan hewani. Serat nabatinya
contohnya linen, kapas, ramic, jute, kapok, rosela, coconut, sidal, manila dan
sabut, sedangkan serat hewani contohnya vicunna, alpaca, unta, wol, cashmere,
ilama dan sutera.
Serat buatan berasal dari articial fiber, synthesis fiber dan mineral.
Artificial fiber contohnya rayon dan acetate, synthesis fiber contohnya
polyester/tetoron, nylon atau poliamida, dan acrylic, sedangkan mineral contohnya
logam, asbes, dan gelas. Serat yang paling digunakan yaitu kapas, rayon, dan
polyester. Kapas diperoleh dari biji tanaman kapas sejenis tanaman perdu, banyak
digunakan sebagai bahan baku, karena dapat menyerap keringat. Rayon berasal
dari kayu yang dimurnikan dengan diambah zat kimia. Banyak digunakan untuk
tekstil rumah tangga. Polyester berasal dari minyak bumi yitu asam tereftalat yang
murni dan ethylene glycol. Polyester banyak digunakan untuk pakaian, tekstil
rumah tangga, tekstil industry, terpal, tali temali, pipa pemadam kebakaran, dan
kain layar.
Benang merupakan hasil dari serat yang dipintal. Jenis-jenis benang dapat
dibagi berdasarkan urutan prosesnya dan kontruksinya. Bedasarkan urutan
prosesnya ialah carded Yarn, Combed Yarn, Blended yarn, dan Open End Yarn.
Carded yarn merupakan benang garuk yang bahan baku nya berupa rayon, cotton,
dan polyester. Combed yarn yaitu benang sisir dimana bahan bakunya ialah
cotton. Blended yarn ialah benang campur yang bahan bakunya campuran dari
dua jenis serat yang bisa seratnya dari rayon, cotton, dan polyester. Sedangkan
open End yarn ialah bahan bakunya cotton dan polyester.
Berdasarkan kontruksinya yaitu single yarn, double yarn, dan multifold
yarn. Single yarn ialah benang tunggal terdiri satu helai, double yarn ialah benang
rangkap yang terdiri dari dua tau lebih benang tanpa ditwist, sedangkan multifold
yarn ialah benang gintir yang terdiri dari dua helai atau lebih disatukan den diberi
twist.
Kain ialah hasil dari benang yang diproses dengan dianyam, ditenun atau
dirajut. Untuk menjadikan berupa kain, benang tidak langsung dirajut karena
adanya pergeseakan anatara benang lusi dan pakan yang memudahkan pemutusan
benang. Sebelum benang dirajut atau ditenun, ada proses yang dilalui yaitu
benangdari mesin pintal yang berbentuk gulungan palet cones digulung kemabali
melalui mesin penggulung menjadi bentuk cones yang mana akan memudahkan
dimsukan ke mesin penggulungan dalam proses pensejajaran beang arah lusi,
apabila kain yang diinginkan memiliki efek warna antara lusi dan pakan, maka
benang melalui proses pencelupan. Kemudian bila ingin benang licin agar tidak
putus maka dimasukan ke sizingmachine untuk dikanji dan dikeringkan. Setelah
itu benang diproses untuk ditenun atau dirajut dengan cara gerakan silang dan
menyilang secara terus-menerus sehingga menjadi sebuah anyaman.
Jenis-jenis kain dibagi menjadi 3 kelompok meliputi kain grey atau kain
blacu, kain finished, kain rajut, dan kain non woven. Kain grey atau kain blacu
ialah kain yang sudah ditenun, dikanji, dan disetrika tanpa melakukan proses
pemasakan dan pemutihan. Kain finished ialah kain grey yang sudah melewati
tahap pemasakan, pemutihan (dyeing), pewarnaan (colouring), lalu pencapan
(printing).
Produk tekstil ialah hasil dari olahan lanjutan dari tekstil berupa setengah
jadi ataupun telah jadi. Produk tekstil yaitu pakaian jadi, tekstil rumah tangga, dan
kebutuhan industri. Pakaian jadi/clothing/garment ialah jenis pakain yang sudah
jadi dalam berbagai ukuran yang standar meliputi pakaian anak-anak, pakaian
olahraga, dan pakain pelindung, dan lainnya. Pakaian jadi ini harus dibedakan
dengan apparal karena appareal mencakup dalam berabgai accecories seperti
sepatu, perhiasan, tas, kerudung atau penutup kepala, kaos kaki, dasi, dan
sebagainya. Tekstil rumah tangga seperti table linen, bed linen, toilet linen,
kitchen linen, dan lain-lain.
Proses pembuatan tekstil ialah serat alam dana lam diubah dalam bentuk
barang jadi tekstil dengan melalui proses. Serat diberi kanji agar kaku dan kuat.
Zat kanji yang digunakan yaitu perekat, pati, gelatin, polivinil alcohol(PVA),
karboksimetik selulosa (CMC) dan getah. Setelah diberi kanji, lalu serat yang
digunakan dilakukan proses pemintalan untuk diubah menjadi benang.
Selanjutnya dilakukan proses kering yaitu penenunan, pengikatan, perajutan, dan
laminasi.
Setelah penenunan serat, maka dilakukan penghilangan kanji dengan asam
untuk pati atau air untuk CMC atau PVA. Penghilangan kanji pada kapas dapat
dilakukan dengan menggunakan enzim. Bersamaan dengan pengkanjian,
digunakan larutan alkali panas untuk pengikisan agar dapat menghilangkan
kotoran pada kapas dan dapat juga dimarserisasi dengan direndamkan dengan
natrium hidorksida. Kemudian melakukan pembilasan atau pencucian dengan
asam atau air agar kekuatannya meningkat. Kemudian penggelentangan dengan
peroksida atau parasetat, hipoklorit, dan asam borat dengan tujuan pemutihan kain
untuk proses pewarnaan. Pada kapas lebih ekstensif dalam penggelentangan dari
kain buatan (yakni pendidihan dengan peroksida dan abu soda).
Selanjutnya pewarnaan pada serat, kain, benang melakukannya dalam tong
atau menggunakan proses kontinyu, namun kebanyakkan dilakukan sesudah
ditenun. kain lalu dibilas seiiringnya pewarnaan, lalu melakukan pencetakan
memperoleh warna dengan pola pada kain diatas kasa atau rol.
Tekstil digunakan berdasarkan kelompoknya yaitu tekstil bangunan, tekstil
agro, tekstil sport, tekstil clothing, tekstil rumah tangga, geotekstil, okotek, tekstil
medis, ekstil proteksi, dan tekstil kemasan. Tekstil bangunan ialah bahan tekstil
digunakan dalam pembangunan atau bangunan yang mana sebagai membrane
konstruksi dan aristektural contohnya yaitu adsorbs suara, penguat beton, dan
konstruksi asap. Tekstil agro ialah tekstil yang digunakan sebagai pelindung pada
horticultura taman, agrikultur, pemeliharaan satwa, dan penghijauan hutan. Tekstil
sport ialah tekstil yang digunakan sebagai bahan pakaian dan perlengkapan
olahraga contohnya pakaian mendaki, pakaian renang, dan sebagainya.
Tekstil clothing ialah bahan tekstil yang digunakan dalam komponen
sepatu, label, benang jahit, dan interlining. Tekstil rumah tangga digunakan
sebagai interior perabot rumah tangga, tirai jendela dan sebagainya. Geotekstil
ialah bahan tekstil yang digunakan dalam hubungan tanah yang mampu
memisahkan, menyaring, memperkuat, melindungi ataupun mengeringkan.
Geotekstil digunakan pada kontruksi tanah dan jalan, reklamasi pantasi, irigasi,
dan struktur hidrolik. Okotek ialah tekstil yang digunakan dalam pembersih polusi
air, udara, penyaring air, proteksi lingkungan, dan pengolahan limbah. Tekstil
medis yang digunakan yang berhubungan dengan produk kesehatan, produk
operasi, produk hygiene, pakaian pasien, dokter, dan sebagainya. Tekstil proteksi
yaitu digunakan dalam melindungi segala yang berbahaya conton pakaian
pelindung tahan api, panas, radiasi, lelehan logam, kimia dan peluru. Tekstil
kemasan ialah tekstil yang digunakan pelindung makanan seperti kantung teh,
atau sebagai pelindung wadah.
Limbah tekstil merupakan limbah yang dihasilkan dari proses-proses
pembuatan tekstil yang mana limbah tesebut akan berdampak pada lingkungan
terutama pada ekosistem air bila limbah cair dibuang pada sungai maupun laut.
Limbah yang sangat berpengaruh ialah mengandung pewarna sintesis yang mana
dapat merusak ekosistem air, menimbulkan kekeruhan yang dapat menghalangi
cahaya matahari untuk fotosintesis, dan juga zat pewarna menimbuklan efek
karsinogen dan mutagenik. Yang mana efek karsinogen akan menyebabkan
penyakit kanker dan mutagenik akan menyebabkan mutasi gen bila masyarakat
menggunakan air yang telah tekontaminasi oleh limbah tekstil.
Proses pengolahan limbah tekstil ada tiga, yaitu pre-treatment, primer dan
sekunder. Pada proses pre-treatment terlebih dahulu melakukan penyaringan
partikel dimana menyaring air limbah dari sisa benang dan lainnya, bila air limbah
tersebut tidak berwarna melanjutkan ke tangka selanjutnya, tetapi bila berwarna
maka melakukan penghilang warna. Penghilang warna atau disebut dengan
decolouring yang dimasukkan ke tangki untuk koagulasi pertama dimana tangka
pertama ditambah fero sulfat dengan konsentrasi 600 sampai 700 ppm agar dapat
meningkatkan warna.
Selanjutnya ke tangki kedua ditambahkan kapur berkonsentrasi 150
sampai 300 ppm dengan tujuan menaikkan pH, lalu tangka ketiga ditambah
polimer dengan konsentrasi 0,5 sampai 0,2 ppm yang membentuk gumpalan yang
mana akan terjadi pemisahan padatan hasil pengikatan warna dengan cairan.
Meskipun telah terpisah dari warna, tetapi air tetap mengandung pH yang tinggi
yang tidak bisa dibuang langsung ke perairan. Selanjutnya penyesuaian suhu
dengan menggunakan Cooling Tower dimana air limbah memiliki suhu 350Oc
sampai 400oc agar dapat bakteri bekerja dengan baik maka dilakukan penurunan
suhu.
Ada dua proses pada proses primer yaitu biologi dans sedimentasi. Pada
proses biologis, agar mendapatkan DO, COD, BOD, warna, jumlah padatan
tersuspensi dan parameter lainnya dengan kadar yang lebih rendah dapat
dilakukan dengan menggunakan karbon aktif, penukar ion, penjernihan kimia, dan
saringan pasir. Parameter tersebut dijaga kestabilannya agar dapat bakteri
menguraikan polutan pada limbak dapat bekerja maksimal. Dengan DO, MLSS,
dan shun yang digunakan 0,5 sampai 2,5 ppm, 4000 sampai 6000, dan 290oc
sampai 300Oc.
Proses sedimentasi dilakukan pendisain agar memudahkan pengendapan
partikel dalam air. Dengan desain ini dapat mempermudah pengeluaran endapan
lumpur di dasar bak tangki.
Selanjutnya proses sekunder yang mana mempersiapkan air limbah olahan
dari proses primer memasuki badan air penerima sesuai dengan baku mutu yang
telah ditetapkan. Pada proses ini ditambahkan aluminium sulfat, polimer, dan
antifoam yang bertujuan mengurangi padatan tersuspensi yang masih terdapat
dalam air. Tahap lanjutan ini diperlukan untuk memperoleh kualitas air yang lebih
baik sebelum air tersebut dibuang ke perairan. Dengan semua proses yang dilalui
oleh air limbah, air yang dihasilkan dapat dibuang ke perairan.
Manfaat pada limbah tekstil dapat berupa padatan dari hasil sisa-sisa kain,
lateks, dan minyak dimana dapat digunakan pada pembuatan kerajinan seperti
membuat vas bunga, sepatu, tas, pengisi boneka pengganti dakron, dan lainnya.
Lumpur dari hasil pengolahan limbah dapat juga ditebarkan diatas tanah apabila
lumpur tersebut tidak mengandung krom atau logam lainnya. Krom ialah bahan
berbahaya dan beracun yang dapat mencemari lingkungan dimana logam yang
sulit terurai dan dan terakumulasi dalam tubuh manusia.
PT Iskandar Indah Printing ialah salah satu perusahaan atau industri di
kota Surakarta yang bergerak di bidang tekstil dengan mengolah bahan baku
benang menjadi kain mentah grey yang kemudian ditingkatkan produksinya yaitu
kain bercorak atau kain printing. Nama perusahaan ini sebelumnya PT Iskandartex
lalu berubah menjadi CV Iskandartex. CV Iskandartex memulai produksi setelah
didirikan poda tahun 1976. Tahun 1980, perusahaan ini mendatangkan mesin
kanji dari Taiwan yang berfungsi mengeringkan kain secara otomatis, dan
memperbanyak mesin tenun karana permintaan yang meningkat. Pada tahun 1996,
penggantian nama berubah menjadi PT. Iskandar Indah Printing Textile.
PT Argo Pantes Tbk. (AGRO) ialah suatu perusahaan yang bergerak
dibidang tekstil dengan memproduksi bahan dasar dari katun dan katun campuran
(polyester dan kapas) yang berupa produk benang hingga kain. PT argo Pantes
Tbk. Didirikan pada tanggal 12 Juli 1977 berpusat di Jakarta dan pada tanggal 7
Januari 1991 telah terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Perusahaan ini sudah
mengoperasikan pabrik terintegrasi yang terdiri dari Spinning, Dyeing Finishing,
Weaving, dan Unit Benang Mewarnai.
PT Ever Shine Textile Industry Tbk ialah perusahaan multinasional yang
bergerak di bidang tekstil dengan kantor pusat di Jakarta dan didirikan pada tahun
1986. Ever shine dengan kedua anak perusahaan yaitu PT. Indo Yong Tex Jaya
dan PT. Prima Rajuli Sukses yang juga produsen tekstil dengan tiap tahun telah
memproduksi sebesar 12 ribu ton. Perusahaann ini tentunya memiliki mesin yang
berteknologi canggih berasal dari Jerman dan Jepang untuk memperoleh tenun,
polyester, dan kain nilon atau kain rajut yang berkualitas. Selain itu, juga
memperoleh kain yang digunakan pada dekorasi rumah, tenda oudoor sarung jok
mobil dan lainnya. Perusahaan ini memiliki misi yang mana meningkatkan nilai
pemegang saham, efektivitas manajemen dan kegiatan bisnis serta mendapat
kondisi ekonomi yang tidak merugikan. Perusahaan ini memiliki visi yang diakui
perusahaan tekstil terintegrasi secara internasional di Indonesia.
PT Eratex Djaja adalah perusahaan multinasional yang bergerak dibidang
tekstil yang menghasilkan tekstil berkualias dan bahan-bahan pakaian. PT Eratex
Djaja Tbk didirikan pada tahun 1970 di Jakarta dimana menjalankan perusahaan
berhubungan dengan pemilik pabrik dari Hongkong dan konsorsium lokal
Indonesia. Perusahaan ini meliputi proses pemintalan, tenun, pencelupan,
finishing, percetakan, pembuatan garmen, falsetwisting dan rajutan, juga menjual
dan memasarkan produknya baik di pasar lokal maupun pasar ekspor dengan
mematokan harga menengah sampai tinggi. Di tahun 1990, perusahaan ini
menghentikan produksi tekstil yaitu benang dan kain dan memfokuskan produksi
pakaian jadi. Produk utamanya yaitu celana.
PT panasia indo resources Tbk ialah perusaahan dalam bidang pembuatan
serat sintesis (polimerisasi), spinning, twisting, menenun, peratmabangan,
industry tekstil, energy dan perdagaan umum. Didirikan pada tanggal 6 April
1973 di Bandung, Jawa Barat dan memulai operasinya tahun 1974. Produksi
polimerisasi diproduksi pada tahun 1990. PT Panasia Indo Resources telah
memasarkan di dalam negeri dan luar negeri termasuk Amerika, Asia, Eropa,
Afrika, dan Australia. Produk hulunya meliputi benang filament dan polyester
chips. Produk hilirnya yaitu double/single georgette, matt dan double matt
georgette, halus, mewah, dan sateen palace georgette, jacquard satin, jaringan dan
jacquard faille, jacquard mewah, dan Santana.
PT Pan Brothers Tbk didirikan pada tanggal 21 Agustus 1980 di
Tangerang, dimana perusahaan tekstil dengan produk buatan yaitu pakaian tenun,
pakaian rajutan, dan jaket tenunan. Banyaknya permintaan maka perusahaan ini
membangunan anak perusahaan di Sragen, Boyolali, Tangerang, dan Sukabumi.
Perusahaan ini memasarkan produknya baik di dalam negeri maupun di luar
negeri. Negara yang dituju meliputi Amerika Serikat, Kanada, Australia, Jepang,
Eropa, dan berbagai negara lainnya. Tahun 2011, Pan brothers membuka anak
perusahaan yaitu PT Hollit International dimana bekerja sama dengan di
perusahaan tekstil di Asia. Tahun 2011 PAN Brothers membuka kantor cabang
hingga Hongkong, Singapore dan Taiwan. Perusahaan ini telah memperkerjakan
lebih dari 21.500 orang karyawan dan juga merupakan perusahaan tekstil terbesar
di Indonesia.

IV. Penutup
A. Kesimpulan
Industri tekstil merupakan salah satu industri manufaktur di bidang tekstil
yang mengolah serat menjadi benang kemudian menjadi busana atau lainnya.
Industri tekstil dan produk tekstil di Indonesia sacara teknis dan strukur dibagi
menjadi tiga sektor yaitu, sektor industri hulu, sektor industri menengah, dan
sektor industri hilir. Bahan atau produk tekstil meliputi yaitu produk serat, kain,
pakaian, benang, dan berbagai jenis lain berasal dari serat. Proses pembuatan
tekstil menjadi bahan jadi yaitu pemintalan benang, penenunan, perajutan,
penyempurnaan, pakaian jadi, dan produk tekstil lainnya. Limbah tekstil ada
mendapatkan untung dan rugi. Keuntungan pada limbah tekstil yaitu pada limbah
berupa padat seperti sisa-sisa produk yang tak dapat dipakai lagi dapat membuat
kerajinan, sedangkan kerugiannya dapat menyebabkan dampak lingkungan baik
tanah, air, ataupun udara. Pengolahan limbah ada tiga proses, yaitu pre-treatment,
primer, dan sekunder. Limbah yang diolah dapat dibuang ke perairan.

B. Saran
Penulisan ini masih ada kekurangan dan kesalahan, selanjutnya penulis
lebih berhati-hati mendapatkan sumber terpercaya dan lebih banyak referensi yang
harus ditambahkan agar paper ini lebih sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran
sangat dibutuhkan penulis untuk perbaikan paper ini kedepannya.

Referensi
(1) Eq, Zainal Mustafa. "PENGARUH KEADILAN DISTRIBUTIF DAN
PROSEDURAL TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KEPUASAN
KERJA SERTA KEINGINAN MOGOK KERJA KARYAWAN
INDUSTRI TEKSTIL DI EKS KRESIDENAN SURAKARTA." Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Airlangga (JEBA)| Journal of Economics and Business
Airlangga 18.2 (2008).
(2) Nurhasanah, Nunung. "Pemodelan Strategi Pemasaran Produk Barang Jadi
Tekstil Berdasarkan Pendekatan Simulasi Sistem Dinamik Pada Industri
Kecil Menengah Di Kota Bogor." J@ ti Undip: Jurnal Teknik Industri 7.1
(2012): 27-36.
(3) Hadiwidodo, Mochtar, Haryono Setyo Huboyo, and Indrasarimmawati
Indrasarimmawati. "Penurunan warna, COD dan TSS limbah cair industri
tekstil Menggunakan teknologi dielectric barrier discharge dengan Variasi
tegangan dan flow rate oksigen." Jurnal Presipitasi: Media Komunikasi dan
Pengembangan Teknik Lingkungan 6.2 (2009): 16-22.
(4) Sari, Era Sukma Jelita, and Rahadian Zainul. "Nitrogen Triflorida (NF3):
Termodinamika dan Transpor Elektron NF3." (2019).
(5) Joebaedi, K., Susanti, D., Warwah, N., Parmikanti, K. and Badrulfalah, B.
(2019) “Factors Affecting the Amount of Investment Loans in Commercial
Banks with the Application of Linear Regression Analysis
Methods”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 20(1), pp. 48-54. doi:
10.24036/eksakta/vol20-iss1/172.
(6) Kartikasari, Nurcahyanti. "Peran Dinas Kesehatan dalam Pelaksanaan
Pengawasan terhadap Peredaran Makanan yang Mengandung Pewarna
Tekstil Rhodamin B untuk Pemenuhan Perlindungan Hukum Bagi
Konsumen (Studi di Kabupaten Nganjuk)." Kumpulan Jurnal Mahasiswa
Fakultas Hukum 1.12 (2012).
(7) Shafitri, Mutia, and Rahadian Zainul. "Vanadium Pentaoksida (V2O5):
Termodinamika Molecular dan Interaksi Ion dalam Larutan." (2019).
(8) Advinda, L. (2018) “PERTUMBUHAN STEK HORIZONTAL BATANG
JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) YANG DIINTRODUKSI DENGAN
PSEUDOMONAD FLUORESEN”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang
MIPA, 19(1), pp. 68-75. doi: 10.24036/eksakta/vol19-iss1/129.
(9) Amanah, Rizkita Dwi. "PENGARUH STRUKTUR MODAL
PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Pada
Perusahaan Sub Sektor Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2009-2013)." Jurnal Administrasi Bisnis 22.2 (2015).
(10) Apriliyanto, Moch Rizkhi, and Rusdarti Rusdarti. "Analisis Penyerapan
Tenaga Kerja Industri Tekstil dan Produk Tekstil di Provinsi Jawa
Tengah." Economics Development Analysis Journal 7.4 (2018): 374-383.
(11) Suratno, T., Rarasati, N. and Z`G. (2019) “Optimization of Genetic
Algorithm for Implementation Designing and Modeling in Academic
Scheduling”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 20(1), pp. 17-24.
doi: 10.24036/eksakta/vol20-iss1/166.
(12) Handayani, Vidia. "Kebiasaan Belajar Siswa Dalam Mengikuti Mata
Pelajaran Kria Tekstil Dengan Teknik Bordir Di Smk Negeri 8 Padang." E-
Journal Home Economic and Tourism 2.1 (2013)
(13) Mediagus, YELFI OKTARINI, and A. Erwin. "OBJEK WISATA
KECAMATAN LINTAU BUO DALAM KARYA TEKSTIL DENGAN
TEKNIK LATCH HOOK DAN CHAIN STITCH." Serupa The Journal of
Art Education 1.2 (2013).
(14) Novarini, Eva, and Tatang Wahyudi. "Sintesis Nanopartikel Seng Oksida
(Zno) Menggunakan Surfaktan Sebagai Stabilisator Dan Aplikasinya Pada
Pembuatan Tekstil Anti Bakteri." Arena Tekstil 26.2 (2011).
(15) Wahyudi, Tatang, Cica Kasipah, and Agus Wahyudi. "Sintesis
Organobentonit Dan Penggunaannya Sebagai Zat Tahan Api Pada Proses
Penyempurnaan Tekstil." Arena Tekstil 29.1 (2014).
(16) Siregar, Yusniar, and Rifaida Eriningsih. "Kain Rajut Kapas Dengan Sisipan
Benang Karbon Untuk Keperluan Tekstil Teknik Tahan Api." Arena Tekstil
26.2 (2011).
(17) Asmara, Alla, et al. "Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perkembangan
Investasi Pada Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia." Jurnal
Manajemen Teknologi 12.2 (2013): 140-160.
(18) Salatin, Aswinda. "Penerapan Model Altman (Z-score) untuk Memprediksi
Kebangkrutan pada Industri Tekstil dan Produk Tekstil yang terdaftar di BEI
periode 2009-2011." Jurnal Administrasi Bisnis 6.2 (2013).
(19) Syafei, N., Hidayat, D., Emilliano, E. and Men, L. (2018) “Analysis
Cracking Corrosion on Carbon Steel Pipes API 5L-X65 In Solution 7700 ml
Aquades, 250 ml Acetic Acid and 50 ml Ammonia with Gas CO2 and H2S
in Saturation Condition”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 19(2),
pp. 21-31. doi: 10.24036/eksakta/vol19-iss2/138.
(20) Nurhayati, Nanik Dwi. "Parameter Biologis Badan Air Sungai Ngringo
Sebagai Dampak Industri Tekstil." Proceeding Biology Education
Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning. Vol. 7. No. 1.
2010.
(21) Sari, A. (2017) “POTENSI ANTIOKSIDAN ALAMI PADA EKSTRAK
DAUN JAMBLANG (Syzigium cumini (L.) Skeels)”, EKSAKTA: Berkala
Ilmiah Bidang MIPA, 18(02), pp. 107-112. doi: 10.24036/eksakta/vol18-
iss02/61.
(22) Putri, Yesi Diana, and Timbul Raharjo. "METAFOR ATOM DALAM
KARYA KRIYA TEKSTIL." CORAK 6.1 (2017).
(23) Febriani, Sari Safitri, et al. "A Review Solid Stated: Principles and Method.
(24) Dinata, Agil Aditya, et al. "A Review Chemical Vapor Deposition: Process
And Application." (2018).
(25) Parbuntari, H., Prestica, Y., Gunawan, R., Nurman, M. and Adella, F. (2018)
“Preliminary Phytochemical Screening (Qualitative Analysis) of Cacao
Leaves (Theobroma cacao L.)”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA,
19(2), pp. 40-45. doi: 10.24036/eksakta/vol19-iss2/142.
(26) Liza, Yulia Mona, et al. "Sol Gel: Principle And Technique (A Review)."
(2018).
(27) Supomo, Supomo. "Prospek dan Hambatan Industri Tekstil dan Produk
Tekstil (TPT) Nasional." Majalah Ilmiah Ekonomi Komputer (2013).
(28) Wiryodiningrat, Suliestiyah, and Dwi Asdono Basuki. "Rancang bantun
industri kecil suku cadang/komponen kulit teknis untuk industri tekstil."
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik 10.19 (1995): 35-44.
(29) Artika, Puti Ika, and Rahadian Zainul. "Potassium Bromide (KBr):
Transformasi ionik dan sifat temodinamika dalam Larutan." (2018).
(30) Mahasiswa, Jurnal. "IMPLIKASI ACFTA TERHADAP TENAGA KERJA
TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL INDONESIA." Jurnal NESTOR
Magister Hukum 1.1.
(31) Fadjria, Neri, and Rahadian Zainul. "ISOLATION AND MOLECULAR
IDENTIFICATION OF FRESHWATER MICROALGAE IN MANINJAU
LAKE WEST SUMATERA."
(32) Santoso, B., Setianto, S., Hasanah, M., Wijatmoko, B., Supriyana, E. and
Mohammad, H. (2018) “Mitigation of Land Movement using Self Potential
Method in Ling-Anjung Region Sumedang Regency”, EKSAKTA: Berkala
Ilmiah Bidang MIPA, 19(2), pp. 32-39. doi: 10.24036/eksakta/vol19-
iss2/141.
(33) Syafei, N. (2019) “Events of corrosion phenomena on carbon steel pipes in
environment of sea water and ammonia solutions due to the presence of
sweet gas”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 20(1), pp. 86-99. doi:
10.24036/eksakta/vol20-iss1/178.
(34) Mulyati, Sri Slamet, Onny Setiani, and Mursid Raharjo. "Analisis Risiko
Paparan Debu Kapas Terhadap Kejadian Bisinosis di Industri Tekstil PT.
Grandtex Bandung." Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia 14.2 (2016):
57-64.
(35) Zainul, Rahadian. "Disain, Metode dan Penggunaan Software Pembelajaran
Kimia Berbasis It Untuk Aktivitas Kelas dan Laboratorium Berbasis Inkuiri
Terbimbing." (2016).
(36) Murni, Hutdia Putri, Latisma Dj, and Rahadian Zainul. "Pengembangan
Penuntun Praktikum Kimia Berorientasi Chemoentrepreneurship untuk
SMA/MA Kelas XII Semester Ganjil." (2018).
(37) Handayani, Dewi Putri, Rahadian Zainul, and Fajriah Azra. "Pengembangan
Multimedia Prezi Berbasis Problem Based Learning (PBL) pada Materi
Hukum-Hukum Dasar Kimia Kelas X IPA di SMAN 1 Bukittinggi." (2018).
(38) Guci, Sri Rizka Fadila, Rahadian Zainul, and Minda Azhar.
"PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIGA
LEVEL REPRESENTASI MENGGUNAKAN PREZI PADA MATERI
KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMA/MA." (2017).
(39) Nurfadilah, Kuntum Kh, and Rahadian Zainul. "Kalium Nitrat (KNO3):
Karakteristik Senyawa dan Transpor Ion." (2019).
(40) Zainul, R., et al. "Study of Internal Morphology on Preparation of
Cu2OThin-Plate using Thermal Oxidation." Journal of Physics: Conference
Series. Vol. 1116. No. 4. IOP Publishing, 2018
(41) Ermawati, Rahyani. "Degradasi Limbah Organik Industri Tekstil Dengan
Nanokomposit Tio2-pcc." Journal of Industrial Research (Jurnal Riset
Industri) 4.2 (2014).
(42) Ariguna, I. Wayan Sapta Pratama, et al. "Degradasi Zat Warna Remazol
Yellow Fg dan Limbah Tekstil Buatan dengan Teknik
Elektrooksidasi." Jurnal Pendidikan Kimia Undiksha 2.1 (2014).
(43) Zaman, Badrus, and M. Arief Budihardjo. "STUDI POTENSI EKONOMI
PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI TEKSTIL PRINTING SEBAGAI
BAHAN BAKAR ALTERNATIF (STUDI KASUS: PT. SEKAR
BENGAWAN, KARANGANYAR)." METANA4.1 (2007).
(44) Dian, Aditya Putri Kusuma Wardani1 Dr, and M. Widiawati. "Pemanfaatan
tandan kosong kelapa sawit sebagai material tekstil dengan pewarna alam
untuk produk kriya." Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No 1
(2014): 2.
(45) Delvi, Intan Prima, and Rahadian Zainul. "Mercury (II) Nitrate (Hg (NO3)
2): Interaksi Molekul dan Adsorpsi Hg dengan Karbon Aktif." (2019).
(46) Siregar, Rezeki Angriani, and Irsyad Lubis. "Analisis Structure, Conduct,
Dan Performance (Scp) Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Di Indonesia."
Ekonomi dan Keuangan 3.2 (2015).
(47) Ramalisa, Y., Febriyanti, A. and Multahadah, C. (2019) “Analysis of Non
Hierarchical Bomb for Collection of Community Health Degrees in Jambi
and Muaro Jambi City”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 20(1),
pp. 25-34. doi: 10.24036/eksakta/vol20-iss1/167.
(48) Sofyanita, S. and Octaria, Z. (2018) “Fenthion Compound Degradation in
the Pesticide Bayleton 500 ec in Sonolysis, Ozonolysis and Sonozolysis with
Addition of TiO2-anatase”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 19(2),
pp. 70-79. doi: 10.24036/eksakta/vol19-iss2/153.
(49) Sutisna, Deden. "Analisis Faktor-Faktor Konflik serta Pengaruhnya terhadap
Produktividas Pekerja pada Perusahaan Tekstil PMDN dan PMA di Jawa
Barat." Business and Management Review 1.2 (2012).
(50) Juhana, Ano, Musa Hubeis, and Nora H. Pandjaitan. "Prospek Ekonomi dan
Strategi Pengembangan Kapas Rami Sebagai Bahan Baku Alternatif Industri
Tekstil Skala Usaha Kecil (Kasus Koppontren Darussalam, Garut-Jawa
Barat)." MANAJEMEN IKM: Jurnal Manajemen Pengembangan Industri
Kecil Menengah 6.2 (2011): 44-53.
(51) Nugraha, Wijang Agung. "PENINGKATAN KREATIVITAS DESAIN
DENGAN PENERAPAN METODE LATERAL THINKING PADA
MATA PELAJARAN CETAK SARING SISWA KELAS XI KRIA
TEKSTIL SMK N 9 SURAKARTA SEMESTER GASAL TAHUN
AJARAN 2011/2012." (2013): 1-13.
(52) Safura, Atikah Noora. "IMPLEMENTASI ALTMAN’S Z-SCORE MODEL
UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN
MULTINASIONAL (Studi Pada Perusahaan Multinasional Sub Sektor
Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-
2014)." Jurnal Administrasi Bisnis 27.1 (2015).
(53) Priambodo, Taruna Johni. "Pengaruh Struktur Aktiva, Tingkat Pertumbuhan
Penjualan dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal (Studi pada
perusahaan Tekstil dan Garmen yang listing di BEI periode 2010-
2012)." Jurnal Administrasi Bisnis 9.1 (2014).
(54) Zakkiyah, Ufi Zuhriyatuz. "Analisis Penggunaan Model Zmijewski (X-
Score) dan Altman (Z-Score) untuk Memprediksi Potensi Kebangkrutan
(Studi Pada Perusahaan Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di (BEI) Bursa
Efek Indonesia Periode 2009-2012)." Jurnal Administrasi Bisnis 12.2
(2014).
(55) Alfionita, Tica, and Rahadian Zainul. "Calcium Chloride (CaCl2):
Characteristics and Molecular Interaction in Solution." (2019).
(56) FITRI, MASRA DONA. "KESULITAN-KESULITAN YANG DIALAMI
SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN BORDIR JURUSAN
DESAIN KRIA TEKSTIL DI SMK NEGERI 4 PARIAMAN."
(57) Sastrawidana, Dewa Ketut. "UJI COBA TEKNOLOGI BIOFILM
KONSORSIUM BAKTERI PADA REAKTOR SEMIANAEROB-AEROB
UNTUK PENGOLAHAN AIR LIMBAH DI INDUSTRI PENCELUPAN
TEKSTIL SKALA RUMAH TANGGA." JST (Jurnal Sains dan
Teknologi) 2.1 (2013).
(58) Simangunsong, Tuani Lidiawati, et al. "Pengolahan Limbah Tekstil
Menggunakan Elektrokoagulasi." Prosiding SNTKK 2015(2015): I10-1.
(59) Supriyadi, Yadi. "Pengungkapan Tindak Lanjut (Correctian Action) Atas
Temuan Audit pada Laporan Internal Audit: Studi Kasus pada Perusahaan
Tekstil." Akuntansi Krida Wacana 9.3 (2009).
(60) Suhendra, Edward, Purwanto Purwanto, and Edwan Kardena.
"KEBERADAAN ANILIN DI SUNGAI CITARUM HULU AKIBAT
PENGGUNAAN AZO DYES PADA INDUSTRI
TEKSTIL." METANA 9.02 (2013).
(61) Ferdyansyah, Deny, and Eko Budi Santoso. "Pola Spasial Kegiatan Industri
Unggulan di Propinsi Jawa Timur (Studi Kasus: Subsektor Industri Tekstil,
Barang Kulit, dan Alas Kaki)." Jurnal Teknik ITS 2.1 (2013): C37-C42.
(62) Tutuarima, T. (2017) “SIFAT FISIK DAN KIMIA MARMALADE JERUK
KALAMANSI (Citrus microcarpa) : KAJIAN KONSENTRASI PEKTIN
DAN SUKROSA Physical and Chemical Properties of Marmalade Citrus of
Calamondin (Citrus microcarpa) : Study of Pectin and Sucrose
Concentrations”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 18(02), pp. 164-
172. doi: 10.24036/eksakta/vol18-iss02/73.
(63) Yulina, Rizka, Srie Gustiani, and Wulan Septiani. "Pembuatan Dan
Karakterisasi Serat Hollow Dari Selulosa Bakterial Dengan Nanopartikel
Zno Untuk Pengolahan Air Limbah Tekstil." Arena Tekstil 29.1 (2014).
(64) Horiza, H., Azhar, M. and Efendi, J. (2017) “EKSTRAKSI DAN
KARAKTERISASI INULIN DARI UMBI DAHLIA (Dahlia sp.L) SEGAR
DAN DISIMPAN”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 18(01), pp.
31-39. doi: 10.24036/eksakta/vol18-iss01/14.
(65) Syafri, Haswita, and Yenni Idrus. "Persepsi Siswa Tentang Kompetensi
Menjahit di Jurusan Desain Kria Tekstil (Dkt) Smk Negeri 4 Pariaman." E-
Journal Home Economic and Tourism 1.1 (2012).
(66) Rismayani, Sinta, Wiwin Winiati, and Bambang Ariwahjoedi. "Pemanfaatan
Limbah Bottom ash sebagai Adsorben Limbah Zat Warna Industri
Tekstil." Journal of Industrial Research (Jurnal Riset Industri) 1.3 (2007).
(67) Rahmi H.G, I. (2017) “TELAAH FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI STATUS GIZI BALITA DI KOTA PADANG
BERDASARKAN BERAT BADAN PER TINGGI BADAN
MENGGUNAKAN METODE CART”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang
MIPA, 18(02), pp. 86-99. doi: 10.24036/eksakta/vol18-iss02/59.
(68) Nasir, M. (2017) “PENGARUH WAKTU HIGH ENERGY MILLING
TERHADAP KARAKTERISTIK NANOKAOLIN CAPKALA ASAL
KALIMANTAN BARAT”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA,
18(02), pp. 200-209. doi: 10.24036/eksakta/vol18-iss02/78.
(69) Harahap, F. and Lubis, L. (2018) “Analysis of Heavy Metals Distribution in
the River Town of Hamasaki’s Rod Padangsidimpuan”, EKSAKTA: Berkala
Ilmiah Bidang MIPA, 19(2), pp. 50-56. doi: 10.24036/eksakta/vol19-
iss2/149.
(70) Zahra, Nurulbaiti Listyendah, Doni Sugiyana, and Suprihanto Notodarmojo.
"Adsorpsi zat warna tekstil Reactive Red 141 pada tanah liat lokal alami."
Arena Tekstil 29.2 (2014).
(71) Mukhlis, Mukhlis. "Ekstraksi Zat Warna Alami Dari Kulit Batang Jamblang
(Syzygium cumini) Sebagai Bahan Dasar Pewarna Tekstil." Jurnal Biologi
Edukasi 3.1 (2011): 35-42.
(72) Fati, N., Siregar, R. and Sujatmiko, S. (2019) “Addition Of Coleus
Amboinicus, L Leaf’s Extract In Ration To Percentage Of Carcass,
Abdominal Fat, Liver And Heart Broiler”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah
Bidang MIPA, 20(1), pp. 1-9. doi: 10.24036/eksakta/vol20-iss1/157.
(73) Enjelina, W., Mansyurdin, M. and Meideliza, T. (2018) “Analysis of
Nepenthes Hybrids in Bukik Taratak West Sumatra by RAPD
Technique”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 19(2), pp. 12-20.
doi: 10.24036/eksakta/vol19-iss2/137.
(74) Putri, D., Anika, M. and Wahyuni, W. (2019) “Bioinformatics Study Genes
Encoding Enzymes Involved in the Biosynthesis of Carotenoids Line
Cassava (Manihot esculenta)”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA,
20(1), pp. 10-16. doi: 10.24036/eksakta/vol20-iss1/161.
(75) Dinata, M., Fitridawati, F. and Putri, L. (2019) “The Study Trees Potential
for Forest in Universitas Lancang Kuning Pekanbaru”, EKSAKTA: Berkala
Ilmiah Bidang MIPA, 20(1), pp. 77-85. doi: 10.24036/eksakta/vol20-
iss1/176.
(76) Chatri, M., Mansyurdin, M., Bakhtiar, A. and Adnadi, P. (2017)
“PERBANDINGAN KOMPONEN MINYAK ATSIRI ANTARA DAUN
MUDA DAN DAUN DEWASA PADA HYPTIS SUAVEOLENS
(L.)POIT”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 18(02), pp. 1-12. doi:
10.24036/eksakta/vol18-iss02/41.
(77) Mulia, M. (2017) “ISOLASI KUMARIN DARI KULIT BUAH LIMAU
SUNDAI (Citrus nobilis Lour)”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA,
18(02), pp. 137-145. doi: 10.24036/eksakta/vol18-iss02/70.
(78) Vauzia, V. and Gusmira, E. (2018) “The Response of Jabon Seeds
Germination (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq.) against the Duration of
Combustion and Illumination”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA,
19(2), pp. 80-87. doi: 10.24036/eksakta/vol19-iss2/154.
(79) Hidayati, Rahmi, and Rahadian Zainul. "Studi Termodinamika Transpor
Ionik Natrium Klorida Dalam Air dan Campuran Tertentu." (2019).
(80) Badrulfalah, B., Irianingsih, I. and Joebaedi, K. (2018) “Some Operations on
Mixed Monotone Operator in Banach Spaces”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah
Bidang MIPA, 19(2), pp. 57-61. doi: 10.24036/eksakta/vol19-iss2/150.
(81) Arnelli, Arnelli, and Wahyu Widi Nugraheni. "Manfaat Surfaktan dalam
Proses Pewarnaan Tekstil." Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 6.2: 9-11.
(82) Handayani, D. (2017) “KARAKTERISTIK CENDAWAN DARK
SEPTATE ENDOPHYTE (DSE) PADA AKAR TANAMAN JAGUNG
DAN PADI”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 18(01), pp. 61-68.
doi: 10.24036/eksakta/vol18-iss01/20.
(83) Sukarta, I. Nyoman, I. Made Gunamantha, and Ni Luh Hepy Karniawan.
"Pemanfaatan jamur Pelapuk Kayu jenis Pleurotus sp Untuk Mendegradasi
Zat Warna Tekstil Jenis Azo." Prosiding Seminar Nasional MIPA. 2011.
(84) Putro, Seto Nugroho. "HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA TINGKAT
UPAH DAN PRODUKTIVITAS TENAGA PADA INDUSTRI TEKSTIL,
FURNITURE DAN PAKAIAN JADI DI DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA (TAHUN 1983-2002)." PROBISNIS 3.1 (2010).
(85) Susilaningrum, D. (2017) “PEMODELAN REGRESI LOGISTIK PADA
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PHBS PADA RUMAH TANGGA
PENDERITA TBC DI PESISIR SURABAYA”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah
Bidang MIPA, 18(02), pp. 121-128. doi: 10.24036/eksakta/vol18-iss02/65.
(86) Rizkiansyah, Raden Reza, Mardiyati Mardiyati, and Steven Steven.
"Pengaruh Variasi Konsentrasi Hidrolisis Asam Sulfat Terhadap Sifat Me-
kanik Plastik Selulosa Teregenerasi dari Kapas Limbah Tekstil dengan
Pelarut NaOH/Urea." Jusami| Indonesian Journal of Materials Science 19.3
(2018): 105-112.
(87) Suryelita, S., Etika, S. B. and Kurnia, N. S. (2017) “ISOLASI DAN
KARAKTERISASI SENYAWA STEROID DARI DAUN CEMARA
NATAL (Cupressus funebris Endl.)”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang
MIPA, 18(01), pp. 86-94. doi: 10.24036/eksakta/vol18-iss01/23.
(88) Moertinah, Sri, Rieke Yuliastuti, and Rustiana Yuliasni. "Peningkatan
kinerja lumpur aktif dengan penambahan karbon aktif dalam pengolahan air
limbah industri tekstil pewarnaan dengan zat warna indigo &
sulfur." Journal of Industrial Research (Jurnal Riset Industri) 4.1 (2010).
(89) Sugiyana, Doni, and Yulianti Harja. "Dekolorisasi Fotokatalitik Air Limbah
Tekstil Mengandung Zat Warna Azo Acid Red 4 Menggunakan
Mikropartikel Tio2 Dan Zno." Arena Tekstil 29.1 (2016).
(90) Eriningsih, Rifaida, Rizka Yulina, and Theresia Mutia. "Pembuatan
Karboksimetil Selulosa dari Limbah Tongkol Jagung Untuk Pengental Pada
Proses Pencapan Tekstil." Arena Tekstil 26.2 (2011).
(91) Handayani, Novarina Irnaning, et al. "Isolasi bakteri heterotrofik anaerobik
pada pengolahan air limbah industri tekstil." Jurnal Riset Teknologi
Pencegahan Pencemaran Industri 7.1 (2016): 39-46.
(92) Khaerani, Nina, et al. "Penentuan kandungan unsur krom dalam limbah
tekstil dengan metode analisis pengaktifan neutron." Berkala Fisika 10.1
(2007): 35-43.
(93) Zainul, Rahadian, and Indang Dewata. "Determination of pH-BOD-COD
and degradation in batang arau watersheds at Padang city." (2015).
(94) Feronika, Nur Intan, and Rahadian Zainul. "Kalium Permanganat:
Termodinamika Mengenai Transport Ionik dalam Air." (2018).
(95) Sumarmin, R. (2018) “Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia
mangostana L.) terhadap Histologis Pankreas Mencit (Mus musculus L.
Swiss Webster) yang Diinduksi Sukrosa”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah
Bidang MIPA, 19(1), pp. 100-112. doi: 10.24036/eksakta/vol19-iss1/123.
(96) Dinata, M. and Soehardi, F. (2018) “Factor Analysis of Physics Chemistry
Waters that Affects Damage Safety Cliff on the Outskirts of River
Siak”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 19(2), pp. 46-49. doi:
10.24036/eksakta/vol19-iss2/143.
(97) Kasipah, Cica, et al. "Isolasi Dan Karakterisasi Bakteri Penghasil Enzim
Lipase Ekstraselulerdari Lumpur Aktif Instalasi Pengolahan Air Limbah
Industri Tekstil." Arena Tekstil 28.1 (2013).
(98) Soelaeman, Achmad. "Studi Tentang Enzyme Untuk Industri
Tekstil." Jurnal Kimia dan Kemasan (2012): 21-25.
(99) Azhar, M., Ahda, Y., Ihsanawati, I., Puspasari, F., Mawarni, S., Risa, B. and
Natalia, D. (2017) “SKRINING BAKTERI PENDEGRADASI INULIN
DARI RIZOSFER UMBI DAHLIA MENGGUNAKAN INULIN UMBI
DAHLIA”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 18(02), pp. 13-20.
doi: 10.24036/eksakta/vol18-iss02/44.
(100)DI PT, NADI PADA PEKERJA TEKSTIL. "PENGARUH TEKANAN
PANAS DAN KEBISINGAN TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN
DARAH DAN DENYUT."
(101)Huda, N. (2017) “PENGARUH EKSTRAK SAMBILOTO (Andrographis
paniculata Nees.) TERHADAP SIKLUS ESTRUS MENCIT (Mus musculus
L. Swiss Webster)”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 18(02), pp.
69-76. doi: 10.24036/eksakta/vol18-iss02/55.
(102)Kristy, Dinda Purnama, and Rahadian Zainul. "Analisis Molekular dan
Transpor Ion Natrium Silikat." (2019).
(103)Jumalia, Rima, and Rahadian Zainul. "Natrium Karbonat: Termodinamika
dan Transport Ion." (2019).
(104)Yulis, Rahma, and Rahadian Zainul. "DESAIN DAN KARAKTERISASI
SEL SURYA SISTEM ELEKTRODA TEMBAGA (I) OKSIDA (Cu2O/Al)
MODEL PIPA PADA LARUTAN NATRIUM SULFAT (Na2SO4)."
(2018).
(105)Firdaus, Amalia, and Rahadian Zainul. "SESIUM KLORIDA (CsCl):
TRANSPORT ION DALAM LARUTAN." (2018).
(106)Maypalita, Fikka, and Rahadian Zainul. "Pengaruh Penggunaan Lembar
Kerja Siswa (LKS) Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Materi Larutan
Penyangga Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA SMAN 5 Padang."
(2018).
(107)Rahmadhanty, Syanty, and Rahadian Zainul. "DESIGN OF HUMAT ACID
SOLID SOLUTION REACTOR THROUGH
PHOTOTRANSFORMATION OF COPPER OXIDE (CuO)
SEMICONDUCTOR PLATE." (2018).
(108)Setiadi, Trihanto, and Rahadian Zainul. "Pengembangan E-Modul Asam
Basa Berbasis Discovery Learning Untuk Kelas XI SMA/MA." (2019).
(109)Warlinda, Yulia Asri, and Rahadian Zainul. "Asam Posfat (H3Po4): Ionic
Transformation of Phosphoric Acid in Aqueous Solution." (2019).
(110)Zainul, Rahadian. "SILVER SULFATE (Ag2SO4): MOLECULAR
ANALYSIS AND ION TRANSPORT."
(111)Lubis, Amalia Putri, and Rahadian Zainul. "Interaksi Molekuler Amonium
Hidroksida." (2018).
(112)Fatmawati, Umi. "Potensi Mikroorganisme Sebagai Agen Bioremidiasi
Dalam Menurunkan Kadar Cr (VI) Dalam Limbah Cair Tekstil Hasil
Pewarnaan." POTENSI MIKROORGANISME SEBAGAI AGEN
BIOREMIDIASI DALAM MENURUNKAN KADAR Cr (vi) DALAM
LIMBAH CAIR TEKSTIL HASIL PEWARNAAN (2010).
(113)Prihatini, R. (2017) “PEMANFAATAN AIR KELAPA UNTUK
MENINGKATKAN PERTUMBUHAN AKAR STEK TUNAS AKSILAR
Andrographis paniculata Nees”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA,
18(02), pp. 62-68. doi: 10.24036/eksakta/vol18-iss02/54.
(114)Suhartini, Meri. "Penyerapan Zat Warna Tekstil Menggunakan
Polisakarida–G–Asam Akrilat." Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir
Indonesia 15.1 (2014).
(115)Furqon, Mochammad, and Doni Sugiyana. "Pengaruh Karakteristik
Batubara Dan Proses Pembakaran Pada Boiler Batubara Bubuk (Pulverized
Coal) Terhadap Emisi Nox Di Industri Tekstil." Arena Tekstil 27.1 (2012).
(116)Tussa’adah, Risda. "Sintesis Material Fotokatalis Tio2 Untuk Penjernihan
Limbah Tekstil." Jurnal Fisika Unand 4.1 (2015).
(117)Pratiwi, Yuli. "Penentuan Tingkat Pencemaran Limbah Industri Tekstil
Berdasarkan Nutrition Value Coeficient Bioindikator." Jurnal Teknologi 3.2
(2010): 129-137.
(118)Rahmawati, Fitria, and N. Ita Aryunani. "ADSORPSI ZAT WARNA
TEKSTIL REMAZOL YELLOW FG PADA LIMBAH BATIK OLEH
ECENG GONDOK DENGAN AKTIVATOR NaOH." Alchemy Jurnal
Penelitian Kimia 2.2 (2003).
(119)Samah, S. (2017) “KARAKTERISASI PLASTIK BIODEGRADABEL
DARI LDPE-g-MA DAN PATI TANDAN KOSONG SAWIT”, EKSAKTA:
Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 18(02), pp. 30-38. doi:
10.24036/eksakta/vol18-iss02/48.
(120)Zainul, Rahadian, Desi Nurakhbari, and Marniati Salim. "Optimization of
Spirulina Platensis Culture for Antioxidant Production."
(121)Hakimi, Achsanul, and Rahadian Zainul. "Asam Arsenat (H3AsO4):
Analisis Molekular dan Karakteristik Senyawa." (2019).
(122)Yuliani, Febri, and Rahadian Zainul. "Analisis Termodinamika Molekul
Magnesium Sulphate (MgSO4)." (2018).
(123)Tamarani, Arizka, Rahadian Zainul, and Indang Dewata. "Preparation and
characterization of XRD nano Cu-TiO2 using sol-gel method." Journal of
Physics: Conference Series. Vol. 1185. No. 1. IOP Publishing, 2019.
(124)Putra, Herry, Mohammad Rizki, and Kahfiati Kahdar. "Aplikasi Motif
Songket Palembang dengan Teknik Devore untuk Produk Tekstil." Craft 2.1
(2013).
(125)Zainul, Rahadian, et al. "Studi Dinamika Molekular dan Kinetika Reaksi
pada Pembelahan Molekul Air untuk Produksi Gas Hidrogen." (2017).
(126)Witono, Judy RB. "Sistem Integrasi Koagulasi dan Adsorpsi dalam Reduksi
Logam Berat (Cr6+ dan Cu2+) pada Limbah Cair Industri Tekstil." Seminar
Nasional Teknik Kimia Kejuangan. 2015.
(127)Husna, Aulia Dinul, and Rahadian Zainul. "Analisis Molekular dan
Karakteristik Hidrogen Sianida (HCN)." (2019).
(128)Putri, Gusliani Eka, et al. "Microstuctural Analysis and Optical Properties of
Nanocrystalline Cerium Oxides Synthesized by Precipitation Method."
(2018).
(129)Yanti, Cinthree Fauzana, and Rahadian Zainul. "A Review Ba (OH) 2:
Transpor Ionik pada Barium Hidroksida di dalam Air dengan Konsep
Termodinamika." (2018).
(130)Sanjaya, H. (2017) “DEGRADASI METHYLENE BLUE
MENGGUNAKAN KATALIS ZnO-PEG DENGAN METODE
FOTOSONOLISIS”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 18(02), pp.
21-29. doi: 10.24036/eksakta/vol18-iss02/45.
(131)Ningsih, S. K. (2017) “SINTESIS DAN KARAKTERISASI
NANOPARTIKEL ZnO DOPED Cu2+ MELALUI METODA SOL-
GEL”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 18(02), pp. 39-51. doi:
10.24036/eksakta/vol18-iss02/51.
(132)Fatimah, Putri, et al. "A REVIEW Teknik Blended: Prinsip dan Dasar-
Dasar." (2018).
(133)Junaidi, Junaidi, and Bima Patria Dwi Hatmanto. "Analisis Teknologi
Pengolahan Limbah Cair Pada Industri Tekstil (Studi Kasus PT. Iskandar
Indah Printing Textile Surakarta)." Jurnal Presipitasi 1.1 (2006): 1-6.
(134)Pasaribu, F., Mardia, A. and Sormin, C. (2019) “Ordinal Logistic Regression
with an Application to Health Service Quality in Raden Mattaher Jambi
Hospital”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 20(1), pp. 35-40. doi:
10.24036/eksakta/vol20-iss1/168.
(135)Suhaemi, Z., Zulkarnaini, Z., Afrijon, A. and Jefri, P. (2019) “The Study of
African Leave (Vernonia amygdalina) in for Improving the Quality of Local
Duck Meats of West Sumatera”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA,
20(1), pp. 55-59. doi: 10.24036/eksakta/vol20-iss1/174.
(136)Sariri, Ahimsa Kandi, R. Djoko Soetrisno, and Subur Priyono Sasmito Budi.
"Penambahan Berbagai Aras Selenium untuk Menurunkan Merkuri dalam
Rumput yang Ditanam pada Tanah di Sekitar Pabrik Tekstil (Selenium
Addition Level to Reduce Mercury in The Grass Planted on The Soil
Adjacent to Textile Factory)." Buletin Peternakan 34.2: 75-81.
(137)JANNAH, ANNISA RAYHANNY. "PENGEMBANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN ASAM BASA MENGGUNAKAN APLIKASI
ANDROID BERBASIS CHEMISTRY TRIANGLE KELAS XI SMA/MA
JURNAL." (2017).
(138)Riadi, Lieke, Whenny Ferydhiwati, and Liok Dimas Sanjaya Loeman.
"PENGOLAHAN PRIMER LIMBAH TEKSTIL DENGAN
ELEKTROKOAGULASI." Reaktor 15.2 (2014): 73-78.
(139)Sari, Monita, and Rahadian Zainul. "Kalium Dikromat (K2Cr2O7)
Spektroskopi dan Transpor K2Cr2O7." (2018).
(140)Yanuar, F., Tillah, M. and Devianto, D. (2018) “Modeling of Human
Development Index Using Ridge Regression Method”, EKSAKTA: Berkala
Ilmiah Bidang MIPA, 19(2), pp. 1-11. doi: 10.24036/eksakta/vol19-iss2/134.
(141)Zainul, Rahadian, et al. "Photoelectrosplitting Water Mechanism at Carbon
Electrode Surface using Indoor lights." (2015).
(142)Zainul, R. and Wardani, S. (2019) “The Hydrogen Generator Performance
of Sandwich Designed 4/4 Al-Cu Plates”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah
Bidang MIPA, 20(1), pp. 100-104. doi: 10.24036/eksakta/vol20-iss1/177.
(143)Efendi, Nur. "MODEL KELEMBAGAAN PERIZINAN BAGI INDUSTRI
TEKSTIL DI KABUPATEN BANDUNG." Sosiohumaniora 16.3 (2014):
242-251.
(144)Joebaedi, K., Parmikanti, K. and Badrulfalah, B. (2018) “First Order Space
Time Autoregressive Stationary Model on Petroleum Data”, EKSAKTA:
Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 19(2), pp. 62-69. doi:
10.24036/eksakta/vol19-iss2/152.
(145)Sukapto, Paulus, and Harjoto Djojosubroto. "Penerapan Peraturan
Pemerintah no. 50 tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja untuk meningkatkan kinerja industri tekstil: studi kasus
pada industri tekstil di Bandung." Research Report-Engineering Science 2
(2013).
(146)Asmara, Alla, Yeti Lis Purnamadewi, and Anggi Meiri. "Struktur Biaya
Industri dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Industri Tekstil dan Produk
Tekstil Indonesia." Jurnal Manajemen & Agribisnis11.2 (2014): 110-118.
(147)Santiasih, Indri. "Kajian Manual Material Handling Terhadap Kejadian Low
Back Pain Pada Pekerja Tekstil." J@ ti Undip: Jurnal Teknik Industri 8.1
(2013): 21-26.
(148)Iskandar, I., Horiza, H. and Fauzi, N. (2017) “EFEKTIVITAS BUBUK BIJI
PEPAYA (Carica Papaya Linnaeaus) SEBAGAI LARVASIDA ALAMI
TERHADAP KEMATIAN LARVA AEDES AEGYPTY TAHUN
2015”, EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 18(01), pp. 12-18. doi:
10.24036/eksakta/vol18-iss01/12.
(149)Ibrahim, Muhammad Zakki. "PENGARUH SELEKSI TERHADAP
PENEMPATAN (Studi pada Karyawan bagian Produksi PT. Lieas Tekstil
Lawang)." Jurnal Administrasi Bisnis 14.1 (2014).
(150)Bangun, Wilson. "Pengaruh Karakteristik Pekerjaan terhadap Kepuasan
Kerja dan Komitmen Organisasi serta Dampaknya pada Produktivitas Kerja
Karyawan (Survai pada Karyawan Industri Tekstil Propinsi Jawa
Barat)." Sosiohumaniora 8.2 (2006): 143.

Anda mungkin juga menyukai