Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Pengembangan karir bidan


TAHUN 2019/2021

TUGAS TERSTRUKTUR
MATA KULIAH KONSEP KEBIDANAN

TAHUN 2019/2020

DOSEN PENGAMPU:

RENIYANTI A., S.ST, M.Kes

OLEH:

NUR OCVIANTY RUSATAM

PBA200039

PROGRAM STUDI Dlll KEBIDANAN POLITEKNIK BAUBAU

KOTA BAUBAU

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya ndapat menyelesaikan
makalah tentang Perkembangan Karir Bidan meskipun banyak kekurangan
didalamnya. saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai perkembangan karir
bidan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini
dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang
telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya.

Baubau, 31 januari 2021


DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR……………………………………………………………………………………

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 latar belakang ………………………………………………………………………………….

1.2 rumusan masalah …………………………………………………………………………….

1.3 tujuan……………………………………………………………………………………………….

Bab ii isi

2.1 pengertian prinsip perkembangan karir bidan………………………………..

2.pola pengembangan pendidikan bidan …………………………………………….

2.3 pola pengembangan karir bidan……………………………………………………..

2.4 Prinsip Pengembangan Karir Bidan Dikaitkan

Dengan Peran Dan Tanggung Jawab Bidan……………………………………..

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………………………

3.2 Saran …………………………………………………………….……………………………………

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam mengantisipasi tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin bermutu


terhadap pelayanan kebidanan, perubahan-perubahan yang cepat dalam
pemerintahan maupun dalam masyarakat dan perkembangan IPTEK serta
persaingan yang ketat di era global ini diperlukan tenaga kesehatan khususnya
tenaga bidan yang berkualitas baik tingkat pengetahuan, keterampilan dan
sikap profesionalisme.

IBI sebagai satu-satunya wadah bagi bidan telah mencoba berbuat untuk
mempersiapkan perangkat lunak melalui kegiatan dalam lingkup profesi yang
berkaitan dengan tugas bidan melayani masyarakat di berbagai tingkat
kehidupan. Oleh karena IBI bertanggung jawab untuk mendorong tumbuhnya
sikap profesionalisme bidan melalui kerjasama yang harmonis dengan berbagai
pihak terutama dengan pemerintah. Karena keberadaan IBI ditengah-tengah
anak bangsa merupakan pengabdian profesi dan juga kehidupan bidan itu
sendiri. Oleh karena itu, IBI senantiasa turut berperan aktif dalam berbagai
upaya yang diprogramkan pemerintah baik pada tingkat pusat maupun tingkat
daerah sampai ke tingkat ranting. Hal tersebut diupayakan untuk
meningkatkan kualitas hidup anak bangsa dan sekaligus kualitas bidan sebagai
pelayan masyarakat khususnya ibu dan anak. Untuk itu seyogyanya pendidikan
bidan dirancang secara berkesinambungan, berjenjang, dan berkelanjutan.

1.2 Rumusan Masalah

IBI bertanggung jawab mendorong tumbuhnya sikap profesionalisme bidan


melalui kerja sama dengan berbagai pihak dan turut berperan aktif dalam
upaya yang diprogramkan pemerintah baik tingkat pusat, daerah sampai
ranting.
Keterlibatan diupayakan untuk meningkatkan kualitas hidup anak bangsa dan
kualitas bidan sebagai pelayan masyarakat khususnya KIA dalam siklus
kehidupannya.

• Untuk itu pendidikan bidan seyogyanya dirancang dengan: – Memperhatikan


faktor-faktor yang mendukung keberadaan bidan ditengah-tengah kehidupan
masyarakat

– Berkesinambungan, berjenjang dan berlanjut sesuai dengan prinsip belajar


seumur hidup bagi bidan yang mengabdi ditengah-tengah masyarakat

Pendidikan berkelanjutan ini bertujuan untuk mempertahankan


profesionalisme bidan baik melalui pendidikan formal maupun non formal

1.3. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui prinsip perkembangan karir Bidan.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui pengertian prinsip perkembangan karir bidan

b. Untuk mengetahui pola pengembangan pendidikan bidan

c. Untuk mengetahui pola pengembangan karir bidan

d. Untuk mengetahui prinsip perkembangan karir bidan dikaitkan dengan


peran, fungsi dan tanggung jawab bidan.

1.3.Kompetensi Yang Dicapai

1. Penyusun dan pembaca memahami pengertian prinsip perkembangan


karir bidan

2. Penyusun dan pembaca memahami pola pengembangan pendidikan bidan

3. Penyusun dan pembaca memahami pola pengembangan karir bidan

4. Penyusun dan pembaca memahami prinsip perkembangan karir bidan


dikaitkan dengan peran, fungsi dan tanggung jawab bidan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Prinsip Perkembangan Karir Bidan

1. Pengertian karir

Karir mempunyai beberapa arti, yaitu:

a. Karir adalah suatu rangkaian promosi jabatan atau mutasi ke jabatan yang
lebih tinggi dalam jenjang hirarki yang dialami oleh seorang tenaga kerja
selama masa kerjanya.

b. Karir adalah suatu penunjuk pekerjaan yang memiliki gambaran atau pola
pengembangan yang jelas dan sistematis.

c. Karir adalah suatu sejarah kedudukan seseorang, suatu rangkaian


pekerjaan atau posisi yang pernah dipegang seseorang selama masa kerjanya.
Oleh karena itu, pengertian yang terakhir ini sangat luas dan umum, karena
setiap orang pasti mempunyai sejarah pekerjaan yang berarti setiap orang
pasti mempunyai karir.

(http://princeskalem.blogspot.co.id/2012/02/prinsip-pengembangan-karir-
bidan.html).

2. Pengertian pengembangan karir bidan

Pengembangan karir bidan adalah perjalanan pekerjaan seseorang dalam


organisasi sejak diterima dan berakhir pada saat tidak lagi bekerja diorganisasi
tersebut.

Pengembangan karir (career development) menurut Mondy meliputi aktivitas-


aktivitas untuk mempersiapkan seorang individu pada kemajuan jalur karir
yang direncanakan.

Selanjutnya ada beberapa prinsip pengembangan karir yang dapat dijelaskan


sebagai berikut :
a. Pekerjaan itu sendiri mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
pengembangan karir. Bila setiap hari pekerjaan menyajikan suatu tantangan
yang berbeda, apa yang dipelajari di pekerjaan jauh lebih penting daripada
aktivitas rencana pengembangan formal.

b. Bentuk pengembangan skill yang dibutuhkan ditentukan oleh permintaan


pekerjaan yang spesifik. Skill yang dibutuhkan untuk menjadi supervisor akan
berbeda dengan skill yang dibutuhkan untuk menjadi middle manager.

c. Pengembangan akan terjadi hanya jika seorang individu belum


memperoleh skill yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Jika tujuan tersebut
dikembangkan lebih lanjut oleh seorang individu maka individu yang telah
memiliki skill yang dituntut pekerjaan akan menempati pekerjaan yang baru.

d. Waktu yang digunakan untuk pengembangan dapat direduksi/dikurangi


dengan mengidentifikasi rangkaian penempatan pekerjaan individu yang
rasional. (Mondy,1993: 362 dan 376).

Pengembangan karir (career development) terdiri dari:

a. Perencanaan karir (career planning), yaitu suatu proses dimana individu


dapat mengidentifikasi dan mengambil langkah langkah untuk mencapai
tujuan-tujuan karirnya. Perencanaan karir melibatkan pengidentifikasian
tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karir dan penyusunan rencana-rencana
untuk mencapai tujuan tersebut.

(http://princeskalem.blogspot.co.id/2012/02/prinsip-pengembangan-karir-
bidan.html).

b. Manajemen karir (career management). proses dimana organisasi


memilih, menilai, menugaskan, dan mengembangkan para pegawainya guna
menyediakan suatu kumpulan orang-orang yang berbobot untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dimasa yang akan datang. (Simamora, 2001:504)

2.2.Pola Pengembangan Pendidikan Bidan

1. Pengertian Pendidikan berkelanjutan

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyikapi peserta didik


melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan pelatihan bagi perannya dimasa
yang akan dating. Sehingga dengan adanya pendidikan dapat mengubah pola
fikir dalam menerima pekerjaan, melatih cara kerja dan pengambilan
keputusan. Yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan luas
dibandingkan dengan tingkat pendidikan lebih rendah. Notoatmodjo. (dalam
Yeyeh, 2011:107).

Pendidikan berkelanjutan adalah suatu usaha untuk meningkatkan


kemampuan teknis, hubungan antar manusia dan moral bidan sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan / pelayanan dan standar yang telah ditentukan oleh
konsil melalui pendidikan formal dan non formal. (Sujianti, 2009:181).

2. Visi dan misi pendidikan berkelanjutan

a. Visi pendidikan berkelanjutan

Visi Pendidikan Berkelanjutan adalah pada tahun 2010 seluruh bidan


telah menerapkan pelayanan yang sesuai standart praktik bidan internasional
dan dasar pendidikan minimal Diploma III kebidanan. (Suryani,2008: 136).

b. Misi pendidikan berkelanjutan

Misi pendidikan berkelanjutan, mencakup:

1) Mengembangkan pendidikan berkelanjutan berbentuk ”sistem”.

2) Membentuk unit pendidikan bidan di tingkat pusat, provinsi, daerah,


kabupaten, dan cabang.

3) Membentuk tim pelaksana pendidikan berkelanjutan.

4) Mengadakan jaringan dan bekerjasama dengan pihak terkait.


(Suryani,2008: 136).

3. Sasaran dan tujuan pendidikan berkelanjutan

a. Sasaran pendidikan berkelanjutan

1) Bidan praktik swasta

2) Bidan berstatus pegawai negeri

3) Tenaga kesehatan lainnya


4) Kader kesehatan, dukun beranak (paraji)

5) Masyarakat umum.(Purwandari, 2008: 91)

b. Tujuan pendidikan berkelanjutan

Tujuan pendidikan berkelanjutan kebidanan yaitu:

1) Pemenuhan standart

Organisasi profesi bidan telah menentukan standart kemampuan bidan


yang harus dikuasai melalui pendidikan berkelanjutan. Bidan yang telah lulus
program pendidikan kebidanan tersebut wajib melakukan registrasi pada
organisasi profesi bidan untuk mendapatkan izin memberi pelayanan
kebidanan kapada pasien.

2) Meningkatkan produktivitas kerja

Bidan akan dipacu untuk terus meningkatkan jenjang pendidikan mereka


sehingga pengetahuan dan keterampilan (technical skill) bidan akan lebih
berkualitas. Hal ini akan meningkatkan produktivitas kerja bidan dalam
memberi pelayanan pada klien.

3) Efisiensi

Pendidikan bidan yang berkelanjutan akan melahirkan bidan yang


kompeten dibidangnya sehingga meningkatkan efisiensi kerja bidan dalam
memeberi pelayanan yang terbaik bagi klien.

4) Meningkatkan kualitas pelayanan

Pendidikan bidan yang berkelanjutan akan memicu daya saing di


kalangan profesi kebidanan agar terus meningkatkan kulitasnya dalam
memberi pelayanan kepada klien. Pelayanan kebidanan yang berkualitas akan
menarik konsumen.

5) Meningkatkan moral

Melalui pendidikan bidan yang berkelanjutan tidak hanya


pengetahuan dan keterampilan bidan dalam memberi pelayanan yang menjadi
perhatian, tetapi moralitas dan etika seorang bidan juga ditingkatkan untuk
menjamin kualitas bidan yang profesional.
6) Meningkatkan karier

Peluang peningkatan karier akan semakin besar seiring peningkatan


kualitas pelayanan, performa dan prestasi kerja. Semua ini ditunjang oleh
pendidikan bidan yang berkualitas.

7) Meningkatkan kemampuan konseptual

Kemampuan intelektual dan konseptual bidan dalam menangani kasus


pasien akan terasah sehingga bidan dapat memberi asuhan kebidanan dengan
tepat.

8) Meningkatkan keterampilan kepemimpinan (leadership skill)

Bidan akan memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik sebagai


seorang manajer, bidan dibekali keterampilan untuk dapat berhubungan
dengan orang lain(human relation) dan bekerjasama dengan sejawat serta
multidisiplin lainnya guna memberi pelayanan yang berkualitas bagi klien.

9) Imbalan (Kompensasi)

Asuhan bidan yang berkualitas akan menarik konsumen dan meningkatkan


penghargaan atas pelayanan yang diberikan

10) Meningkatkan kepuasan konsumen

Kepuasan konsumen akan meningkat seiring dengan peningkatan kualitas


pelayanan kebidanan. (Suryani, 2008: 136 dan 137).

4. Jenis dan karakteristik pendidikan berkelanjutan

a. Jenis pendidikan berkelanjutan

1) Pendidikan Formal

Pendidikan Formal dirancang dan diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta


dengan dukungan IBI adalah Program D III dan D IV Kebidanan. Pemerintah
juga menyediakan dana bagi bidan (disektor pemerintah) untuk tugas belajar
ke luar negeri. IBI juga mengupayakan adanya badan-badan swasta dalam dan
luar negeri untuk program jangka pendek dan kerjasama dengan Universitas di
dalam negeri.
2) Pendidikan Non Formal

Pendidikan Non Formal telah dilaksanakan melalui program pelatihan, magang,


seminar atau lokakarya dan program non formal lainnya yang merupakan
kerjasama antara IBI dan lembaga Internasional yang dilaksanakan di berbagai
propinsi. IBI juga telah mengembangkan suatu program.

Pola pendidikan bidan saat ini masih dalam tahap penjajakan dan
perencanaan. Diharapkan dalam waktu yang tidak terlalu lama
penatalaksanaan system pendidikan ini telah selesai dan dapat diterapkan di
Indonesia. (http://6tyawibowo.blogspot.co.id/2010/07/prinsip-
pengembangan-karir-bidan.html)

Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 19:

a) Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan


menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister,
dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

b) Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan system terbuka.(Sujianti, 2009:


183).

b. Karakteristik pendidikan berkelanjutan

Pendidikan berkelanjutan bidan sebagai sistem memiliki karakteristik sebagai


berikut :

1) Komprehensif

Sistem pendidikan berkelanjutan harus dapat mencakup seluruh anggota


profesi bidan.

2) Berdasarkan analisis kebutuhan

Sistem pendidikan berkelanjutan menyelenggarakan pendidikan yang


berhubungan dengan tugas (job related) dan relevan dengan kebutuhan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.

3) Berkelanjutan

Sistem pendidikan berkelanjutan menyelenggarakan pendidikan yang


berkesinambungan dan berkembang
4) Terkoordinasi secara internal

Sistem pendidikan berkelanjutan bekerjasama dengan institusi pendidikan


dalam memanfaaatkan berbagai sumber daya dan mengelola berbagai
program pendidikan berkelanjutan.

5) Berkaitan dengan sistem lainnya

Sistem pendidikan berkelanjutan memiliki tiga aspek subsistem yang


merupakan bagian dari sistem-sistem yang lain di luar sistem pendidikan yang
berkelanjutan. Ketiga aspek tersebut adalah :

a) Perencanaan tenaga kesehatan (health manpower planning)

b) Produksi tenaga kesehatan (health manpower production)

c) Manajemen tenaga kesehatan (health manpower management). (Suryani,


2007: 138 dan 139).

2.3.Pola Pengembangan Karir Bidan

Pengembangan karir bidan terdiri atas dua, yaitu:

1. Karir fungsional

Pengembangan karier bidan secara fungsional telah disiapkan dengan jabatan


fungsional sebagai bidan serta melalui pendidikan berkelanjutan baik secara
formal maupun secara non formal yang hasil akhirnya akan meningkatkan
kemampuan profesional bidan dalam melaksanakan fungsinya. Fungsi bidan
nantinya dapat sebagai pelaksana, pengelola, pendidik, peneliti, bidan
koordinator dan bidan penyedia.

2. Karir structural

Karier bidan dalam jabatan struktural tergantung dimana bidan bertugas


apakah di Rumah Sakit, Puskesmas, Bidan di desa atau Bidan di institusi
swasta. Karir dapat dicapai oleh bidan di tiap tatanan pelayanan kebidanan
atau pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kemampuan, kesempatan dan
kebijakan yang ada. (http://6tyawibowo.blogspot.co.id/2010/07/prinsip-
pengembangan-karir-bidan.html)
2.4.Prinsip Pengembangan Karir Bidan Dikaitkan Dengan Peran, Fungsi dan
Tanggung Jawab Bidan

1. Peran dan fungsi

a. Pelaksana

1) Tugas mandiri

a) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidananyang


diberikan

b) Memberikan pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan wanita


dengan melibatkan mereka sebagai klien

c) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal

d) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan


dengan melibatkan klien atau keluarga

e) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

f) Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan


melibatkan klien atau keluarga

g) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang


membutuhkan pelayanan keluarga berencana

h) Memberikan asuhan kebidanan kepada wanita dengan gangguan sistem


reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium serta menopause

i) Memberikan asuhan kebidanan kepada bayi dan balita dengan melibatkan


keluarga

2) Tugas kolaborasi

a) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai


fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien atau keluarga.

b) Memberikan asuhan kebidanan kepada ibu hamil dengan resiko tinggi dan
pertolongan pertamam pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
c) Memberikan asuhan kebidanan kepada ibu dalam masa persalinan dengan
resiko tinggi serta keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan
pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien atau keluarga.

d) Memberikan asuhan kebidanan kepada ibu dalam masa nifas dengan resiko
tinggi serta pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga.

e) Memberikan asuhan kebidanan kepada bayi baru lahir dengan resiko tinggi
serta pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga.

f) Memberikan asuhan kebidanan kepada balita dengan resiko tinggi serta


pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga.

3) Tugas ketergantungan / rujukan

a) Menetapkan manajemen kebidanan kepada setiap asuhan kebidanan


sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dengan keluarga.

b) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada kasus


kehamilan dengan resiko tinggi serta kegawatdaruratan.

c) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa


persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien atau keluarga.

d) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu


masa nifas yang disertai penyulit tertentu dan kegawatdaruratan dengan
melibatkan klien dan keluarga.

e) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan


tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi dan rujukan
dengan melibatkan keluarga.

f) Memberikan asuhan kebidanan pada anak balita dengan kelainan tertentu


dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan
melibatkan klien atau keluarga

2. Pengelola
a. Bidan bertugas mengembangkan pelayanan dasar kesehatan, terutama
pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat atau klien.

b. Bidan berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan


dan sektor lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun
bayi, kader kesehatan, serta tenaga kesehatan lain yang berada di bawah
bimbingan dalam wilayah kerjanya.

3. Pendidik

a. Bidan memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada klien


(individu, keluarga, kelompok, serta masyarakat) tentang penanggulangan
masalah kesehatan, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan ibu, anak
dan keluarga berencana.

b. Melatih dan membimbing kader, peserta didik kebidanan dan


keperawatan serta membina dukun di wilayah atau tempat kerjanya.

4. Peneliti / investigator

Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik


secara mandiri maupun secara kelompok.

a. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan

b. Menyusun rencana kerja pelatihan

c. Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana

d. Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi

e. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut

f. Memanfaatkan hasil investigasi untuk mningkatkan dan mengembangkan


program kerja atau pelayanan kesehatan.
(http://6tyawibowo.blogspot.co.id/2010/07/prinsip-pengembangan-karir-
bidan.html).
2. Tanggung jawab

Sebagai tenaga yang profesional, bidan memiliki tanggung jawab dalam


melaksanakan tugasnya. Seorang bidan harus dapat mempertahankan
tanggung jawabnya bila terjadi gugatan terhadap tindakan yang dilakukannya.

a. Tanggung Jawab Terhadap Peraturan

Tugas dan kewenangan bidan serta ketentuan yang berkaitan dengan kegiatan
praktik bidan diatur di dalam peraturan atau keputusan Menteri Kesehatan.

Kegiatan praktik bidan dikontrak oleh peraturan tersebut. Bidan harus dapat
mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan yang dilakukannya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

b. Tanggung Jawab Terhadap Pengembangan Kompetensi

Setiap bidan memiliki tanggung jawab memelihara kemampuan


profesionalnya. Oleh karena itu, bidan harus slalu meningkatkan pengetahuan
dan keterampilannya dengan mengikuti pelatihan, pendidikan berkelanjutan,
seminar serta pertemuan ilmiah lainnya.

c. Tanggung Jawab Terhadap Dokumentasi

Setiap bidan diharuskan mendokumentasikan setiap tinadakan yang diberikan


kepada klien sebagai bahan laporan kepada atasan dan dapat dipertanggung
jawabkan bila terjadi gugatan.

d. Tanggung Jawab Terhadap Keluarga yang Dilayani

Tanggung jawab bidan tidak hanya pada KIA, tetapi juga menyangkut
kesehatan keluarga. Bidan harus dapat mengidentifikasi masalah dan
kebutuhan keluarga serta pelayanan yang tepat. Pelayanan kesehatan keluarga
merupakan kondisi yang diperlukan ibu untuk rasa aman, kepuasan dan
kebahagiaan selama masa kehamilan. Sehingga bidan harus mengerahkan
kemampuan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilakunya dalam
memberikan pelayanan kesehatan keluarga.

e. Tanggung Jawab Terhadap Profesi


Bidan harus ikut serta dalam kegiatan organisasi kebidanan. Untuk
mengembangkan kemampuan profesinya, bidan harus mencari informasi
mengenai perkembangan ilmu kebidanan.

f. Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat

Bidan merupakan anggota masyarakat yang turut bertanggung jawab dalam


memecahkan masalah kesehatan masyarakat baik secara mandiri maupun
bersama tenaga kesehatan lain
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pengembangan karir bidan adalah perjalanan pekerjaan seseorang dalam


organisasi sejak diterima dan berakhir pada saat tidak lagi bekerja diorganisasi
tersebut.

Pengembangan karir bidan terdiri atas dua, yaitu:

1. Karir fungsional

Pengembangan karier bidan secara fungsional telah disiapkan dengan jabatan


fungsional sebagai bidan serta melalui pendidikan berkelanjutan baik secara
formal maupun secara non formal yang hasil akhirnya akan meningkatkan
kemampuan profesional bidan dalam melaksanakan fungsinya. Fungsi bidan
nantinya dapat sebagai pelaksana, pengelola, pendidik, peneliti, bidan
koordinator dan bidan penyedia.

2. Karir structural

Karier bidan dalam jabatan struktural tergantung dimana bidan bertugas


apakah di Rumah Sakit, Puskesmas, Bidan di desa atau Bidan di institusi
swasta. Karir dapat dicapai oleh bidan di tiap tatanan pelayanan kebidanan
atau pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kemampuan, kesempatan dan
kebijakan yang ada.

3.2. Saran

Dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang,


maka sebagai pemberi pelayanan kesehatan sebaiknya selalu mengembangkan
karir dan pendidikan kita, agar kita bisa memberikan pelayanan yang bermutu
dan nantinya tidak mengecewakan klien. Dengan semakin bertambahnya ilmu
yang kita miliki maka karir dan wawasan yang kita miliki semakin baik.
DAFTAR PUSTAKA

Mondy,1993.http://6tyawibowo.blogspot.co.id/2010/07/prinsip-
pengembangan-karir-bidan.html. diakses pada tanggal 1 Januari 2017

Purwandari, Atik. 2008. Konsep Kebidanan Sejarah dan Profesionaalisme.


Jakarta: EGC.

Rukiyah, Yeyeh dan Yulianti, Lia. 2011. Konsep Kebidanan. Jakarta: Trans Info
Media.

Simamora, 2001. http://6tyawibowo.blogspot.co.id/2010/07/prinsip-


pengembangan-karir-bidan.html. diakses pada tanggal 1 Januari 2017

Soepardan, Suryani. 2008. Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.

Sujianti dan Susanti. 2009. Konsep Kebidanan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta.
Nuha Medika

Wibowo. 2010. Prinsip Pengembangan Karir Bidan.


http://6tyawibowo.blogspot.co.id/2010/07/prinsip-pengembangan-karir-
bidan.html. Diakses pada tanggal 28 Desember 2016.

Kalem, Princes. 2012. Prinsip Pegembangan Karir Bidan.


http://princeskalem.blogspot.co.id/2012/02/prinsip-pengembangan-karir-
bidan.html. diakses pada tanggal 28 Desember 2016

Anda mungkin juga menyukai