Kristal 1
Kristal 1
PENDAHULUAN
Mineral (menurut Barry and Masson) adalah suatu benda padat homogen
yang erdapat di alam, terbentuk secara anorganik, dengan komposisi kimia pada
batas batas tertentu dan mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur.
Di alam mineral dijumpai bermacam-macam dengan berbagai bentuk yang
bervariasi, terkadang hanya terdiri dari sebuah kristal atau gugusan kristal-kristal
dalam rongga-rongga atau celah batuan, tetapi umumnya mineral dijumpai
sebagai kumpulan butiran kristal yang tumbuh bersama membentuk batuan.
Bentuk kristal mineral merupakan suatu system tersendiri dimana setiap jenis
mineral mempunyai bentuk kristal sendiri. System ini di kelompokkan menjadi
enam yaitu :
1. Isometrik
2. Tetragonal
3. Hexagonal/Trigonal
4. Orthorhombik
5. Monoklin
6. Triklin
Kristalisasi dapat terjadi dari larutan, hal ini merupakan hal yang umum yaitu
bila larutan telah jenuh, selain itu juga jika temeratur larutan di turunkan. Benda
padat akan meleleh karena tigginya temperature yang membeku, membentuk
kristal-kristal bila mendingin.
Gas dengan unsur kimia tertentu akan dapat mengkristal, unsure tersebut
misalnya belerang, kristalisasi terjadi dari larutan peleburan, uap atau gas.
Meskipun telah di definisiskan kristalin tetapi di anggap sebagai mineral, tipe ini
di kenal ada dua macam yaitu :
1. Metamic mineral, dimana asalnya adalah kristalin yang kemudian struktur
kristalnya hancur. Umumnya senyawa dari asm lemah seperti zirkon
(ZrSiO4) dan Thorite (ThSiO4).
2. Mineral amorf, yang terjadi karena pedinginan yang ce[at sehingga tidak
terbentuk kristal. Mineral ini yang paling umum adalah opal, mineral
lempung, hydrated iron dan alluminium oxides.
1.2. Maksud dan Tujuan
1.2.1. Maksud
Maksud dari pada praktikum mineralogi ini adalah untuk dapat memenuhi
persyaratan mengikuti ujian akhir praktikum mineralogi dan dapat mengikuti
praktikum-praktikum selanjutnya sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan
pada jurusan Teknik Pertambangan Institut Teknologi Medan. Serta untuk
mengetahui tata cara dalam melakukan pendeskripsian kristal.
1.2.2. Tujuan
Dalam kegiatan mempelajari dan melakukan praktikum Mineralogi, kita
dituntut untuk dapat :
1. Mengaplikasikan ilmu tentang kristal yang telah didapat sebelumnya.
2. Mengetahui defenisi dari mineral itu sendiri.
3. Mengetahui sifat-sifat fisik dari mineral.
4. Mampu melakukan penyelidikan secara fisik dari mineral.
5. Mengetahui keterdapatan mineral dalam batuan.
6. Mengetahui persentase komponen-komponen mineral.
7. Mengetahui aplikasi dari ilmu tentang mineral.
10. Metamorfisme
Terbagi atas endapan endapan termetamorfiskan dan endapan metamorfisme.
2.3. Mineral Pembentuk Batuan
Mineral-mineral pembentuk batuan dapat dibedakan atas :
2.3.1. Felsic Mineral, tersusun dari mineral-mineral yang berwarna terang dan
cerah serta mempunyai berat jenis yang kecil atau ringan.
Contoh :
Kuarsa
Sistem : Hexagonal (Prisma, Bipyramid dan kombinasi)
Berat Jenis : 2,65
Kekerasan :7
Warna : Jernih atau putih keruh bila terdapat bersama Feldspar,
sering terdapat inklusi dari gas, cairan atau mineral lain
didalamnya, yang merupakan unsur pengotor dan sangat
mempengaruhi warna pada kuarsa, sehingga dari warna
yang ditunjukkan dapat diperkirakan derajat kemurnian
dari kuarsa tersebut.
Belahan : Tidak punya
Pecahan : Sebagai bahan baku utama atau pelengkap
- Industri gelas
- Industri refractory
- Industri pengecoran logam
- Industri ferro silikon
- Industri glass-wool
- Industri ampelas
- Industri bangunan dan semen
Variasi :
Kristal Gunung tak berwarna/jernih
Amethyst violet/ungu
Kuarsa Asap hitam kabut/coklat
Kuarsa Puan putih
Micro Kristal (Kaldeson)
Agat Hitam butir-butir
Yaspis Coklat hijau
Chert Coklat
Opal (SiO2NH2O)
Opal Padi Hitam
Opal Kayu Berserat coklat, hijau
Pasir Kuarsa
Feldspar
Dibedakan dalam dua golongan besar, yaitu :
1. Alkali Feldspar terdiri dari :
- Orthoklas
- Mikroline
- Sanidine
- Anothoklas
- Pertit
- Antipertit
2. Plagioklas terdiri dari :
- Albit
- Anorthit (Calsic)
- Oligoklas
- Andesin
- Bytownit
- Labradorit
Praktikum secara megaskopic hanya dapat membedakan Alkali Feldspar
(Didominir Orthoklas) dengan Plagioklas.
3. Orthoklas (KalSi3O8)
Merupakan Feldspar sumber utama dari unsur K yang ada dalam tanah.
Berat Jenis : 2,6
Kekerasan :6
Warna : Abu-abu kemerahan atau tak berwarna
Sistem Kristal : Monoklin, Prismatik, memanjang sejajar atau membutir
dan masif.
Kilap : Vitreous luster dengan kenampakan transparent atau
transculent.
Penggunaan : Karena sifatnya yang tidak stabil sering dijumpai orthoklas
yang
terkonsentrasi dalam keadaan segar, tetapi ditemukan dalam
keadaan alterasi menjadi Serisit (Muscovite) dan Kaolinyang
merupakan bahan dasar industri keramik.
4. Plagioklas (NaCaAl2Si3O8)
Dalam penentuan antara Albit-Anortit, volume persentase An+Ab = 100%.
Jadi, antara Albit-Anortit menunjukkan anggota Isomorphus Series.
Albit lebih dikenal dengan Sodic Plagioclase (sebab banyak mengandung Na).
Sedang Anortit (Calcic) sebab mengandung Ca.
Sistem Kristal : Triklin
Berat Jenis : Albit = 2,26 ; Anortit = 2,76
Kekerasan :6
Warna : Biasanya berwarna kekuning-kuningan putih dan
merah.
Belahan : Plagioklas punya Twining (kembaran).
Secara optik Plagioklas dapat dikelompokkan menjadi :
- Albit (NaAlSi3O8) Alkali Plagioklas KNaAl >> Asam
- Oligoklas
- Andesine
Calc Alkali Plagioklas
- Labradorit
- Bytownit
Feldspatoid
Mineral ini disebut juga mineral penggaci Feldspar atau Feldspatoid, oleh
karena terbentuk bila dalam sebuah batuan tidak cukup terdapat SiO 2. Dalam
batuan yang mengandung SiO2 bebas, mineral Feldspatoin tidak dapat dibentuk
karena yang akan terbentuk adalah Feldspar.
Mineral yang termasuk di dalam kelompok Feldspatoid (Foida), adalah :
Nefelin KNaAl2Si2O4
Leusite KAlSi2O6
Sodalite Na4Al3Si3O12Cl
Scapolite Ca4(Al2Si2O8)3(CO3)
Cancrinite Na3Ca(Al3Si3O12)CO3(OH)2
Analcite Na(AlSi2O6)H2O
Tetapi dari keenam jenis mineral Foid hanya dua yang umum dan sering
dijumpai yaitu Nefelin dan Leucite.
Nefelin (KNaAl2Si2O4)
Sistem Kristal : Hexagonal tetapi bentuk kristalnya jarang dijumpai,
biasanya masif dan fine grain.
Berat Jenis : 2,55-2,65
Kekerasan : 5,5-6,0
Belahan : Paralel permukaannya berbentuk prisma yang terdapat dalam
kristal- kristal besar.
Kilap : Vitrous Luster dan sering Greassy Luster.
Warna : Putih, Kuning, tetapi yang masif warnanya bervariasi,
abu-abu merah.
Nefelin berupa Rock Forming Mineral yang sering dijumpai pada batuan beku
dalam bentuk Dike.
Leucit (KAlSi2O6)
Sistem Kristal : Pseudo Isometrik dalam bentuk Trapezohedron
Berat Jenis : 2,45-2,50
Kekerasan : 5,50-6,60
Warna : Putih abu-abu
Leucit mempunyai bentuk halus dan kecil dan terkenal dengan nama Fine Grain
Matrix.
2.3.2. Mafic Mineral, tersusun dari mineral-mineral yang berwarna gelap dan
mempunyai berat jenis yang besar atau berat.
Contoh :
Olivin (MgFe)2SiO4
Merupakan kristaal-kristal campuran antara Mg2SiO4 dengan Fe 2SiO4 dalam
hal ini Mg selalu lebih banyak daripada Fe. Olivin kadang-kadang disebut dengan
Chrysolite, adalah suatu bentuk mineral yang merupakan mineral pembentuk
batuan terutama beku berwarna gelap.
Berat Jenis : 3,27-4,27
Kekerasan : 5,50-7,00
Kilap : Vitreous Luster
Umum terdapat pada batuan beku basa (Gabro, Basalt, Peridotite, Dunite).
Forsterite Fayalite
Mg2SiO4 Fe2SiO4
Olivin
Kelompok Piroksen
Merupakan kelompok mineral Silikat yang komplek dan mempunyai
hubungan erat dalam struktur kristal, sifat-sifat fisik dan komposisi kimia
walaupun mereka mengkristal dalam dua sistem yang berbeda yaitu Orthorombik
dan Monoklin.
Secara struktur Piroksen terdiri atas mata rantai yang tidak ada habisnya dan
Tetrahedra SiO4 yang diikat bersama-sama secara lateral oleh ion-ion logam Mg
dan Ca yang berikatan dengan Oksigen, tetapi tidak secara langsung dengan
Silikon.
Sejak setiap ion Silikon berikatan dengan ion Oksigen dan setiap Oksigen dengan
Silikon lainnya atau ion logam menghasilkan ratio Si : O = 1 : 3 dan memberi
rumus kimia Piroksen MgSiO3 atau CaMg(SiO3)2 . Bentuk kristal Piroksen adalah
prismatik sedangkan belahannya spesifik. Komposisi kimia Piroksen secara
umum adalah W1-p(X3Y)1+pZ2O6 dimana simbol W X Y Z menunjukkan unsur yang
mempunyai jari-jari ion yang sama dan dapat mereplace yang satu terhadap yang
lainnya dalam struktur.
W = Na, Ca Y = Al, Fe, Ti
X = Mg, Fe, Li, Mn Z = Si dan Al dalam jumlah kecil
Ukuran atom dari W ke Z berkurang. Karena substitusi atom maka rumus
kimia Piroksen bervariasi. Dari rumus di atas p adalah o atau mendekati 0 untuk
Diopside Hedenbergite dan Gegirite Yodeite Series.
- p = 1 atau hampir 1 untuk Piroksen Series
- p = variasi untuk Piroksen Monoklin dan Pigionite
Unsur-unsur yang lebih lengkap dari Piroksen mungkin sebagai contoh adalah :
* Ozthopiroksen Mg, Fe+2Fe+3Al(SiAlO3)2
* Diopsiede Hedenbergite CaMgFe(SiO3)2
* Augite (CaMgFe+2) (MgFe+2AlFe+3)(SiAlO3)2
Unsur-unsur yang digarisbawahi adalah unsur penting.
Dalam tubuh batuan vulkanik Piroksen adalah Augote Calcio rendah atau
Pigionite, sedang dalam batuan Plutonik Piroksen adalah Augite Piroksen
Orthorombik, kalsium hampir bebas.
Dalam petrologi biasanya secara megaskopis disebut saja Piroksen dengan ciri
warna hijau sampai hijau kehitaman mempunyai belahan dengan sudut lebih
kurang 900.
Kelompok Amphibol
Amphibole mungkin dapat dibagi menjadi lima seri, yaitu Anthopillite,
Cumingtonite-Qrunerite, Tremolite-Actinolite, Alluminian Amphibole, Sodic
Amphibole. Mereka ada hubungannya dalam sifat-sifat Kristalografi, sifat fisik
dan kimia.
Struktur Amphibole adalah type Tetrahedra SiO4 dalam struktur rantai ganda,
berupa dua mata rantai tunggal dengan disela-sela Tetrahedra dihubungkan oleh
bagian dari Oksigen, memberi ratio Si : O = 4 : 11 pengganti 1: 3 sebagai dalam
mata rantai tunggal. Dalam struktur mata rantai ganda menempati sejajar sumbu C
dan diikat bersama secara lateral oleh ion logam.
Kekuatan ikatan antara rantai-rantai tidak sekuat ikatan Si – O, ini
direfleksikan dalam serta yang berkembang baik atau keadaan prismatik dari
Amphibole dan dalam belahan prismatik.
Umumnya Amphibole membentuk seri Isomorf dan replacement yang Intensif
dari suatu ion oleh ion-ion lainnya mempunyai ukuran yang sama sehingga sangat
kompleks variasi komposisi kimianya.
Secara megaskopis untuk Amphibole sebut saja Hornblende belahan
membentuk sudut 540 dan 1260.
Amphibole dan Piroksen mempunyai persamaan terdapat dalam batuan beku
yang bersifat basa, dengan perbedaannya, adalah :
Amphibole : @ Komposisi kimianya mengandung O
@ Kristalnya panjang/Prismatik
@ Belahan membentuk sudut 1240
Piroksen : @ Komposisi kimianya tidak mengandung OH
@ Kristalnya lebih Pendek
@ Belahan berdiri saling tegak lurus
Kelompok Mika
Struktur Mika adalah type Tetrahedron dalam lembar-lembar. Tiap SiO4
mempunyai tiga Oksigen dan satu Oksigen bebas, sehingga komposisi dan
valensinya diwakili oleh (Si4O10)4-.
Jumlah Oksigen dalam Mika, dua diantaranya membentuk berupa kelompok
hidroksil. F adalah unsur minor yang konstan dalam Mika, ia mereplace OH dan
mungkin sebesar 6% dan Mika Lithia.
Kelompok hidroksil diikat oleh Al, Mg atau Fe sendirian. Struktur ini
membutuhkan lembar-lembar ganda dengan K ion terletek diantaranya.
Struktur lembar direfleksikan oleh belahan bawah pada semua Mika adalah
elastis dan bisa dibedakan Chlorite yang brittle.
Rumus umum Mika dapat ditulis : W(XY)2-3Z4O10)OHF)2 dimana W = K (Na
dalam Paragonite mineral yang sangat baik pada sekiot).
X, Y = Al, Li, Mg, Fe
Z = Ai, Al
Dari analisa kimia batuan telah membuktikan bahwa hanya beberapa unsur-
unsur saja yang bertanggung jawab membentuk kerak bumi.
Empat orang ahli melakukan analisa kimia sebanyak 5159 analisa batuan yaitu
: Washington, Clarke, Nigli, Daly, dengan unsur-unsur yang ada dalam kerak
bumi.
O = 24 % Fe = 5 % K = 2,5 %
Si = 27 % Ca = 3,5 % Mg = 2,5 %
Al = 8 % Na = 2,5 %
Ternyata jumlahnya baru 98 % sedang yang 2 % lainnya terdiri dari unsur-unsur
yang jarang terdapat.
BAB III
CARA PENDESKRIPSIAN MINERAL
Even Fracture
Even fracture adalah apabila pecahan mineral dengan permukaan bidang
pecah kecil-kecil dengan ujung pecahan masih mendekati bidang datar.
Contoh : Muscovite, Biotite, Talc, dan Lempung
4.2. Sulfida
Golongan Sulfides merupakan kombinasi antara logam atau semi-logam
dengan Belerang (S), misalnya Galena (PbS), Pirit (FeS2), Proustit (Ag3AsS3), dll.
Golongan Sulfida bukan merupakan pembentuk batuan akan tetapi merupakan
golongan yang penting yang unsur kimia pembentuk merupakan kombinasi
berbagai bentuk Belerang (S). Asal mula terbentuknya Sulfides sangat berkaitan
erat dengan pengendapan dari cairan panas atau aktifitas vulkanik atau gunung
api.
4.3 Mineral Oksida dan Hidroksida
Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari
kombinasi unsur tertentu dengan gugus anion oksida (O) dan gugus hidroksil
hidroksida (OH atau H).
Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara
oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral
oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka
juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah
besi, chrome, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang
paling umum adalah “es” (H2O), korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan
kassiterit (SnO2).
Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat pencampuran
atau persenyawaan unsur-unsur tertentu dengan hidroksida (OH). Reaksi
pembentukannya dapat juga terkait dengan pengikatan dengan air. Sama seperti
oksida, pada mineral hidroksida, unsur utamanya pada umumnya adalah unsur-
unsur logam. Beberapa contoh mineral hidroksida adalah goethit (FeOOH) dan
limonite (Fe2O3.H2O).
4.4. Carbonat
Carbonates merupakan kombinasi antara logam/semi logam dengan anion
komplek, CO3 atau Nitrat, NO3 atau Borat (BO3). Contohnya: Kalsit (CaCO3),
Niter (NaNO3), dan Borak (Na2B4O5(OH)4.8H2O). Termasuk mineral-mineral dari
senyawa asam karbon. Mineral-mineral ini berasal dari endapan dan metamorfosa
lapisan tanah dan batu. Mineral dari golongan ini dapat ditemukan pada batuan
beku dan batuan sedimen dan biasanya mengandung unsur CO3.
Contohnya : Dolomite (CaMg(CO3)2 ; Magnesit (MgCO3) ; Ankerite
(CaFe(CO3)2).
4.6. Silikat
Silikat merupakan komponen batuan utama terbentuk akibat pembekuan dan
pendinginan magma dan juga terbentuk akibat batuan mengalami metamorfosa
region-thermal. Golongan Silikat merupakan mineral yang jumlahnya meliputi
25% dari keseluruhan mineral yang dikenal atau 40% dari mineral yang umum
dijumpai. Kelompok mineral ini mengandung ikatan antara Si dan O. Contohnya:
Kuarsa (SiO2) ; Orthoklas (KAlSi3O8).
BAB V
KETERDAPATAN MINERAL DALAM BATUAN