Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Relay

aaaaaaaRelay adalah komponen listrik yang dapat menghubungkan rangkaian

layaknya switch tetapi dengan prinsip elektromagnetik, dengan kata lain relay

adalah switch yang bekerja apabila dialiri arus listrik. Relay umumnya terdiri

dari tiga bagian utama, antara lain: Spul untuk menghasilkan medan magnet,

Pole untuk menghubungkan rangkaian, dan spring untuk mengembalikan

posisi pole apabila sudah tidak ditarik oleh magnet dari spul (menahan posisi

pole).

aaaaaaaRelay bekerja menggunakan prinsip elektromagnetik, yaitu apabila

listrik masuk ke input power relay (spul), maka berdasarkan prinsip

elektromagnetik bahwa benda yang dialiri listrik akan menghasilkan medan

magnet, spul akan menghasilkan medan magnet lalu menarik pole relay ke

throw (output) yang menyebabkan aliran listrik terhantarkan dari pole (input)

ke throw (output).

aaaaaaaBanyak sekali variasi-variasi dari relay, seperti penambahan LED

(light emitting diode), DPDT (duoble pole duoble throw), dan masih banyak

lagi, namum dalam laporan ini relay digunakan adalah Relay Omron –

MY2NJ yang akan digunakan untuk menyalakan lampu secara bergantian

pada Lighting System ini.

1
B. Hasil yang Diharapkan

1. Siswa dapat mengenali relay baik dalam prinsip maupun cara

penggunaannya;

2. Siswa dapat merancang layout pengerjaan sesuai dengan wiring diagram

dan rencana layout yang telah dibuat;

3. Siswa dapat merakit sistem dengan benar dan sesuai dengan SOP

(Standard Operational and Procedure) yang berlaku serta dalam

pengerjaannya selalu memperhatikan K3 (Kesehatan dan Keselamatan

Kerja);

4. Lighting System yang dibuat oleh siswa dapat bekerja dengan baik;

5. Siswa dapat melakukan troubleshooting apabila terjadi error atau

kesalahan dalam pengerjaan.

2
BAB II

RENCANA PRAKTEK

A. Komponen

1. Relay Omron – MY2NJ (1 EA)

2. Lampu (2 EA)

3. Fuse (1 EA)

4. Block Terminal (1 EA)

5. Toggle Switch SPDT (1 EA )

6. Wire / Cable (1,6 m)

7. Fitting Lampu (2 EA)

8. Fitting Komponen (1 EA)

B. Peralatan

1. Papan ±A4 (1 EA)

2. Screwdriver Flat (1 EA)

3. Screwdriver Philip (1 EA)

4. Ruler 30 cm (1 EA)

5. Wire Stripper (1 EA)

6. Diagonal Cutter (1 EA)

7. Soldering Tool (1 EA)

8. Multimeter (1 EA)

9. Screw (Secukupnya)

10. Tin (Secukupnya)

3
C. Wiring Diagram

aaaaaaaPada pelaksanaanny,a ada beberapa perubahan pada tata letak atau

layout komponen. Penyesuaian wiring diagrarm dan layout komponen

tersebut terlampir di bagian akhir laporan ini.

4
BAB III

MERANGKAI SISTEM

A. Cara Pengerjaan

1. Buatlah gambar wiring diagram dan layout komponen (blok diagram)

pada kertas ukuran A4;

2. Siapkan komponen, peralatan, dan APD (Alat Pelindung Diri) yang

diperlukan;

3. Periksa kondisi komponen dan peralatan, apakah masih dalam kondisi

serviceable atau dapat digunakan;

4. Periksa kondisi komponen dengan mengukurnya menggunakan OHM

Meter pada Multimeter. Jika ada komponen yang rusak atau tidak bisa

digunakan, segera laporkan kepada penguji dan ganti dengan komponen

berkondisi baik;

5. Pasang komponen-komponen sesuai dengan layout komponen (blok

diagram) yang telah dibuat pada papan;

6. Hubungkan komponen sesuai dengan wiring diagram dengan

menggunakan wire (cable), sebelumnya potong wire sesuai dengan ukuran

jarak antar komponen, dan kupas kedua ujung kabel dengan menggunakan

wire stripper. Lakukan langkah ini sampai semua komponen terhubung

sesuai dengan wiring diagram dan layout komponen dengan rincian:

a. Solder wire ke masing-masing kaki fuse dengan menggunakan

soldering tooll, pastikan hasil solderan bersih, mengkilap, dan halus;

5
b. Hubungkan salah satu wire tersebut ke blok 1a terminal block dan

biarkan wire yang lain untuk dihubungkan dengan sumber tegangan

positif;

c. Jumper sebuah wire pada blok 1a dengan wire baru dan hubungkan

wire tersebut ke kaki 3 toggle switch;

d. Pada kaki 2 toggle switch, pasangkan wire dan hubungkan ke blok 2a

terminal block, ini dilakukan untuk mendapatkan power dari aliran

input listrik.

e. Hubungkan wire ke blok 1b terminal block, ini dilakukan untuk

men-jumper power listrik dari blok 1a. Kemudian hubungkan ujung lain

wire tersebut ke kaki 9 relay;

f. Kaki 9 relay terhubung dengan kaki 1-nya atau dikatakan normal close

pada saaat relay tidak bekerja, maka hubungkan kaki 1 relay dengan

bagian positif fitting lampu 1;

g. Kaki 9 relay akan terhubung dengan kaki 5-nya atau dikatakan normal

open pada saat relay tidak bekerja, maka hubungkan kaki 5 relay

dengan bagian positif fitting lampu 2;

h. Hubungkan sebuah wire dengan blok 2b terminal block dan hubungkan

ujung yang lain wire tersebut ke kaki 14 relay. Hal ini dilakukan untuk

memberikan power ke relay apabila switch diaktifkan;

i. Hubungkan bagian negatif dari kedua fitting lampu dan hubungkan

salah satunya ke kaki 13 relay. Pada kaki 13 relay, jumper sebuah kabel

dan hubungkan dengan blok 12b terminal block. Hal ini dilakukan

6
untuk menghubungkan massa atau bagian negatif dari komponen lampu

1, lampu 2, dan relay;

j. Pada blok 12a terminal block, hubungkan sebuah wire untuk

dihubungkan ke sumber tegangan negatif.

7. Pasang kepala relay, lampu 1, dan lampu 2;

8. Cek hubungan antar komponen dengan menggunakan OHM Meter pada

Multimeter, pastikan antara sumber tegangan positif dengan lampu 1

terhubung serta antara sumber tegangan positif dengan lampu 2 tidak

terhubung.

9. Cek hubungan antara sumber tegangan positif dan sumber tegangan

negatif. Pastikan terhubung dengan baik;

10. Hubungkan sumber tegangan positif ke bagian positif power supply, dan

sumber tegangan negatif ke bagian negatif power supply.

11. Hubungkan power supply ke steker listrik;

12. Tekan tombol ON pada power supply, dan pastikan lampu 1 menyala dan

lampu 2 mati. Pindahkan posisi switch ke atas dan pastikan lampu 1 mati

dan lampu 2 menyala;

13. Matikan power supply lalu lepaskan dari sistem. Lakukan disassembly atau

bongkar komponen setelah sistem bekerja dengan baik;

14. Rapihkan peralatan, dan bersihkan tempat kerja;

15. Selesai.

7
B. Dokumentasi

8
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

aaaaaaaSetelah melaksanakan Ujian Praktek Merakit Lighting System, penulis

dapat membuat kesimpulan bahwa dalam merakit sebuah sistem diperlukan

persiapan yang matang, mulai dari rancangan hingga persiapan komponen dan

peralatan pendukung. Dalam proses pengerjaannya penulis dapat mengenali

cara kerja, bentuk fisik, dan aplikasi dari relay, khususnya jenis Relay Omron

MY2NJ dan peralatan serta komponen lain yang mendukung berhasilnya

sistem rangkaian Lighting System ini.

B. Penutup

aaaaaaaSemoga pelajaran yang penulis dapatkan saat mengerjakan Ujian

Praktek ini dapat penulis manfaatkan di dunia industri kelak, dan laporan ini

dibuat untuk menjadi bahan pertanggungjawaban serta referensi untuk

praktek-praktek yang akan datang.

Bogor, 29 November 2017

Anda mungkin juga menyukai