PROJECT PRAKTIKUM II
PROGRAM DIKLAT
INSTALASI MOTOR LISTRIK
(KELAS XI)
KELAS XI TITL 3
KELOMPOK 5
1. RAMA RAFAEL RAHMATULLOH
2. RAMADHANI NOVARIANTO
3. RENDY ACHMAD SAIFULLAH
4. RIFKI ASSAF SUCAHYO
5. RIZKIA SALSABILLA
1.1 TUJUAN
2. Memahami fungsi dan prinsip kerja dari MCB (Miniature Circuit Breaker),
Kontaktor, Push Button, Terminal Penghubung dan rangkaian pengontrol
Running-Jogging, baik rangkaian pengontrolnya maupun rangkaian dayanya.
Pengaman listrik harus selalu dipasang pada setiap panel dengan urutan
pemasangan sebagai berikut: NFB dan MCB. Ketentuan yang besarnya arus
pengaman tidak boleh melebihi arus nominal kabel yang dipasang pada rangkaian
pengendali atau rangkaian pengawatan.
Gambar 1
2. Kontak Magnet (Kontaktor)
Kontaktormagnit adalah saklar yang bekerja berdasarkan elektromagnetis
digunakan untuk membuka dan menyambung rangkaian listrik (load).
Kontaktormagnit bekerja untuk merubah kontak-kontak Normally Open (NO) dan
Normally Close (NC).
Pada kontaktormagnit terdapat dua kontak yaitu: Kontak Utama dan kontak
bantu. Kontaktor termasuk jenis saklar motor yang digerakkan oleh magnet seperti
yang telah dijelaskan di atas. Bila pada jepitan a dan b kumparan magnet diberi
tegangan, maka magnet akan menarik jangkar sehingga kontak-kontak bergerak yang
berhubungan dengan jangkar tersebut ikut tertarik.
Gambar 2
3. Push Button
Push botton disebut juga saklar tekan atau tombol tekan. Bekerja pada saat
tombol ditekan akan merubah kontak NO menjadi NC dan NC menjadi NO.
Fungsi
Tombol tekan adalah untuk mengontrol kondisi on atau off rangkaian listrik
Prinsip Kerja
Tombol tekan adalah kerja sesaat maksudnya jika tombol kita tekan sesaat
maka akan kembali pada posisi semula.
c. Kontak NO dan NC
Kontak pada tombol tekan jenis ini merupakan gabungan antara kontak NO
dan kontak NC, mereka bekerja secara bersamaan dalam satu poros. Jika tombol di
tekan maka kontak NO yang semula terbuka (open) dan kontak NC yang terhubung
(close) akan berbalik arah yaitu Kontak NO akan menjadi terhubung (close) dan
Kontak NC akan menjadi terbuka (open).
Gambar 3
Jika tegangan tiga phasa dihubungkan dengan ketiga liltan stator yang terhubung
maka arus yang mengalir pada ketiga lilitan stator akan menimbulkan Medan putar
dengan kecepatan sinkron (ns) yang besarnya dipengaruhi oleh frekuensi jaringan (f) dan
jumlah pasang kutub (P). Medan putar stator (fluk magnet stator) ini akan memotong
batang-batang kunduktor rotor sehingga timbul GGL induksi pada setiap batang
penghantar yang menyebabkan mengalirnya arus rotor.
Penekanan
K1 Lampu L1 (Hijau) Lampu L2 (Merah) Motor
Tombol
Run Bekerja Lampu Menyala Lampu Tidak Menyala Motor Bekerja
Pada praktikum ini, kami merangkai suatu rangkaian daya dimana rangkaian ini
akan dihubungkan dengan motor dan untuk selanjutnya disebut rangkaian kontrol.
Sebelum dihubungkan dengan motor, rangkaian daya terlebih dahulu diamati untuk
mengetahui apakah ada hubungan singkat atau tidak.
Dari tabel data hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan tidak adanya
hubungan singkat antara phasa dengan phasa, phasa dengan netral, phasa dengan proteksi
pentanahan, yang berarti rangkaian system Runing-Jogging aman digunakan. Dan
koneksi antara Rangkaian Daya-Sumber dan Rangkaian Kontrol-Sumber telah terpasang
dengan baik karena berdasarkan hasil pengujian menunjukkan ada hubungan.
Prinsip kerja dari rangkaian system Runing-Jogging sendiri adalah ketikan
tombol RUN ditekan maka rangkaian akan bekerja dan mengaktifkan kontaktor
kemudian kontak-kontak pada kontaktor akan bekerja yang semula kontak NO menjadi
NC begitu sebaliknya. Ketika tombol RUN ditekan maka rangkaian ini akan mengunci
sampai tombol stop atau tombol RUN ditekan. Meskipun tombol RUN dilepas rangakain
akan tetep aktif. Hal ini disebabkan karena dirangkaikannya paralel kontak NO (13 dan
14) terhadap tombol RUN yang menyebabkan rangaian akan mengunci, prinsip kerja ini
sama seperti prinsip kerja dari rangakaian pengunci. Dan ini menyebabkan lampu Hijau
menyala, lampu Merah mati dan motor menyala.
Gambar 8. Ketika tombol RUN ditekan
Pada gamabar 8 dapat dilihat ketika tombol RUN ditekan maka rangakaian akan aktif.
Arus dari Fasa melewati MCB kemudian melewati tombol NC off kemudian melewati
tombol RUN atau kontak NO yang menjadi kontak NC kontaktor (13 dan 14) kemudian
melewati tombol NC joging dan mengaktifkan kontaktor bebarengan dengan menyalanya
lampu hijau dan matinya lampu merah.
Ketika tombol Joging di tekan maka rangakaian akan mati sekejap dan kemudian
rangakain nyala kembali.
Dan ketika tombol joging di lepas maka angkaian akan mati dan lampu merah akan
menyala. Rangakaian tidak mengunci karena ketika tombol joging dilepas maka tombol akan
mengalami fase perpindahan dan dimana dalam fase tersebut rangakaian akan terputus
sekejap (tombol dilepas setengah).
Prinsip kerja TOR sendiri adalah berdasarkan panas yang timbul karena adanya arus
listrik yang mengalir melewati arus nominal motor. Energi panas tersebut akan diubah
menjadi energi mekanik oleh logam bi metal. Akibatnya kontak NC akan terbuka sehingga
operasi motor diamankan oleh pengaman TOR berhenti bekerja. Adapun kerja TOR ini
tergantung kepada gangguan arus beban lebih yang terjadi dan lamanya gangguan
berlangsungPada TOR terdapat selektor untuk memilih batasan nilai arus yang diinginkan
yang biasanya disesuaikan dengan besar arus nominal beban yang akan dihubungkan. Thor
akan kembali dalam keadaan normal ketika tombol reset ditekan
1.8 KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sebelum
melakukan penyalaan terhadap motor listrik , semua rangkaian baik rangkaian control
maupun rangkaian daya harus di periksa terlebih dahulu untuk menghindari
kemungkinan adanya hubungan singkat yang mungkin dapat menyebabkan kerusakan
pada peralatan Selain itu untuk menghindari pengaktifan langsung melalui rangkaian
daya motor listrik dapat diaktifkan dengan rangkaian control yang dapat diaktifkan
dari jarak jauh dengan memanfaatkan kontaktor.
Untuk proteksi pada motor dapat digunakan alat pengaman yaitu thermal
overload, alat ini akan memutuskan arus ketika terjadi beban berlebih atau terjadi
hubungan singkat
Besar arus pada saat start lebih besar daripada arus nominal, pada saat start
awal motor ini memilki torque yang besar sehingga daya yang dibutuhkan untuk awal
penyalaan juga besar sehingga arus pada saat start juga lebih besar sedangkan arus
nominal lebih kecil dikarenakan torque sudah stabil.
Prinsip kerja dari Rangkaian Running-Joging yaitu hampir sama seperti
rangakaian pengunci (DOL) tetapi bedanya yaitu diberi tambahan tombol pusbotton
yang kedua kontaknya (NO dan NC) dipakai semua. Kontak NC diseri dengan tombol
RUN atau pun Kontak no 14 kontaktor. Sedang kan tombol No nya di seri dengan
kontaknya THOR.
Prinsip kerja dari rangkaian system Runing-Jogging sendiri adalah ketikan
tombol RUN ditekan maka rangkaian akan bekerja dan mengaktifkan kontaktor
kemudian kontak-kontak pada kontaktor akan bekerja yang semula kontak NO
menjadi NC begitu sebaliknya. Ketika tombol RUN ditekan maka rangkaian ini akan
mengunci sampai tombol stop atau tombol RUN ditekan. Meskipun tombol RUN
dilepas rangakain akan tetep aktif. Ketika tombol Jog ditekan rangakaian akan mati
sekejap dan hidup kembali ketika tombol JOG ditekan penuh. Ketika tombol JOG
dilepas rangakaian akan mati.
1.9 DAFTAR RUJUKAN
1.10 LAMPIRAN
Gambar 15. Sambungan kabel pada MCB Gambar 16. Kondisi ketika MCB baru
diaktifkan dan lampu menyala merah
Gambar 17. Tombol 2 (Running) ditekan Lampu Gambar 18. Tombol 1(OFF)
indicator hijau menyala, rangkaian sudah aktif. ditekan, rangkaian akan mati.
Gambar 19. Saat tombol 3 (Jugging) ditekan Gambar 20. Saat tombol 3
(Jugging) dilepas Semua rangkian akan aktif. Semua rangkaian akan mati
Gambar 21. Bentuk fisik wiring rangkaian Gambar 22. Motor berputar saat
tersambung pada rangkaian
Gambar 23. Wiring pada tombol dan lampu