Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

PROJECT PRAKTIKUM II

RANGKAIAN PENGENDALI RUNNING-JOGGING

PROGRAM DIKLAT
INSTALASI MOTOR LISTRIK
(KELAS XI)

KELAS XI TITL 3

KELOMPOK 5
1. RAMA RAFAEL RAHMATULLOH
2. RAMADHANI NOVARIANTO
3. RENDY ACHMAD SAIFULLAH
4. RIFKI ASSAF SUCAHYO
5. RIZKIA SALSABILLA

PEMERINTAH PROFINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN
PENDIDIKAN SMKN 1 BANGIL
Sekretariat : Jln. Tongkol No. 3 Telp. (0343) 744144 Fax. (0343) 743133 Bangil
Website: www.smkn1-bangil.sch.id/
PASURUAN 67153

TAHUN PELAJARAN 2021/2022


PRAKTIKUM II

RANGKAIAN PENGENDALI RUNNING-JOGGING

1.1 TUJUAN

Setelah melakukan percobaan/praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk :

1. Membuat rangkaian pengontrol Running-Jogging untuk rangkaian pengontrolnya


maupun rangkaian dayanya.

2. Memahami fungsi dan prinsip kerja dari MCB (Miniature Circuit Breaker),
Kontaktor, Push Button, Terminal Penghubung dan rangkaian pengontrol
Running-Jogging, baik rangkaian pengontrolnya maupun rangkaian dayanya.

3. Membuat rangkaian pengunci untuk push button dari rangkaian pengontrol


Running-Jogging.

1.2 DASAR TEORI

1. Pengaman (Circuit Breaker)

Pengaman listrik harus selalu dipasang pada setiap panel dengan urutan
pemasangan sebagai berikut: NFB dan MCB. Ketentuan yang besarnya arus
pengaman tidak boleh melebihi arus nominal kabel yang dipasang pada rangkaian
pengendali atau rangkaian pengawatan.

Gambar 1
2. Kontak Magnet (Kontaktor)
Kontaktormagnit adalah saklar yang bekerja berdasarkan elektromagnetis
digunakan untuk membuka dan menyambung rangkaian listrik (load).
Kontaktormagnit bekerja untuk merubah kontak-kontak Normally Open (NO) dan
Normally Close (NC).
Pada kontaktormagnit terdapat dua kontak yaitu: Kontak Utama dan kontak
bantu. Kontaktor termasuk jenis saklar motor yang digerakkan oleh magnet seperti
yang telah dijelaskan di atas. Bila pada jepitan a dan b kumparan magnet diberi
tegangan, maka magnet akan menarik jangkar sehingga kontak-kontak bergerak yang
berhubungan dengan jangkar tersebut ikut tertarik.

Tegangan yang harus dipasangkan dapat tegangan bolak balik ( AC ) maupun


tegangan searah ( DC ), tergantung dari bagaimana magnet tersebut dirancangkan.
Untuk beberapa keperluan digunakan juga kumparan arus ( bukan tegangan ), akan
tetapi dari segi produksi lebih disukai kumparan tegangan karena besarnya tegangan
umumnya sudah dinormalisasi dan tidak tergantung dari keperluan alat pemakai
tertentu

Gambar 2

3. Push Button

Push botton disebut juga saklar tekan atau tombol tekan. Bekerja pada saat
tombol ditekan akan merubah kontak NO menjadi NC dan NC menjadi NO.

 Fungsi

Tombol tekan adalah untuk mengontrol kondisi on atau off rangkaian listrik
 Prinsip Kerja
Tombol tekan adalah kerja sesaat maksudnya jika tombol kita tekan sesaat
maka akan kembali pada posisi semula.

Berdasarkan fungsinya tombol tekan terbagi atas 3 tipe kontak :

a. NO (Normally Open = Kondisi terbuka)


Tombol jenis ini biasanya digunakan untuk menghubungkan arus pada suatu
rangkaian Kontrol atau sebagai tombol start. Fungsi mengalirkan arus pada tombol
ini terjadi apabila pada bagian knop nya ditekan sehingga kontaknya saling
terhubung.

b. Kontak NC (Normally Close = Kondisi Tertutup)


Tombol jenis ini adalah jenis kontak tertutup biasanya di gunakan untuk
memutus arus listrik yaitu dengan cara menekan knopnya sehingga kontaknya
terpisah, namun kalau knop di lepas maka akan kembali pada posisi semula.

c. Kontak NO dan NC
Kontak pada tombol tekan jenis ini merupakan gabungan antara kontak NO
dan kontak NC, mereka bekerja secara bersamaan dalam satu poros. Jika tombol di
tekan maka kontak NO yang semula terbuka (open) dan kontak NC yang terhubung
(close) akan berbalik arah yaitu Kontak NO akan menjadi terhubung (close) dan
Kontak NC akan menjadi terbuka (open).
Gambar 3

4. Thermal Over Load Relay (TOR)


Thermal Over load relay atau relay beban lebih selalu dipasang seri dengan
beban.
 Fungsi TOR
Tor sebagai pengaman beban lebih. Apabila terjadi kelebihan beban, hubungan
singkat, atau gangguan lainnya yang mengakibatkan naiknya arus secara otomatis,
relay ini akan bekerja memutuskan arus listrik dengan beban. Sehingga keamanan
beban terjaga.
Over load relay memiliki kontak Bantu NO dan NC. Kontak Bantu NC
dipergunakan sebagai pengontrol operasi dari kontaktor penghubung suplai daya ke
kumparan motor. Apabila terjadi gangguan arus beban lebih pada saat motor
beroperasi, maka kontak Bantu NC akan membuka sehingga suplai daya akan terputus
ke kontaktor dan akibatnya motor akan berhenti beroperasi.
 Prinsip kerja TOR
Prinsip kerja TOR adalah berdasarkan panas yang timbul karena adanya arus
listrik yang mengalir melewati arus nominal motor. Energi panas tersebut akan diubah
menjadi energi mekanik oleh logam bi metal. Akibatnya kontak NC akan terbuka
sehingga operasi motor diamankan oleh pengaman TOR berhenti bekerja. Adapun
kerja TOR ini tergantung kepada gangguan arus beban lebih yang terjadi dan lamanya
gangguan berlangsungPada TOR terdapat selektor untuk memilih batasan nilai arus
yang diinginkan yang biasanya disesuaikan dengan besar arus nominal beban yang
akan dihubungkan.

Gambar 4. TOR dan simbol dari TOR.


Motor 3 Fase
 Fungsi Motor 3 Fasa
Pada dasarnya motor 3 fase sama dengan motor 1 fase yang lain.hanya saja pada
masukan terdapat 3 sumber yaitu RST (merah, kuning, Biru).
Didalam perindustrian motor 3 fase harus mememiliki sistem proteksi dan sistem
kontrol untuk mengaktifkan motor,
 Sistem proteksi : biasanya mengunakan kumparan Load, yang mana cara kerja nya
apabila arus yang mengalir ke motor melebihi arus yang telah diberikan atau arus
pada motor naik secara tiba-tiba maka pada kumparan load akan menghasilkan
induksi sehinggga dari induksi tersebut dapat menarik tuas saklar untuk memutuskan
arus.
 Sistem control : banyak cara untuk mengkontrol motor 3Phasa. Perlu diingat faktor
keselamtan kerja adalah yang terpenting, Magnetic Kontaktor merupakan salah satu
alat yang dapat mengkontrol motor, meskipun masih banyak yang lainnya. magnetic
kontaktor juga dapat dikontrol mengunakan PLC (Programeble Logic Control).

Gambar 5. Motor 3 Phasa

Untuk mengerakkan motor kita harus menghubungkan ketiga sumber tagangan


kemotor dengan kode RST, maka didapat putaran motor searah jarum jam, akan tetapi
apabila kita ingin memutar putaran motor berlawanan arah jarum jam maka kita harus
merubah sumber tegangan 3 Phasa menjadi RTS.

 Cara Kerja Motor 3Fasa

Jika tegangan tiga phasa dihubungkan dengan ketiga liltan stator yang terhubung
maka arus yang mengalir pada ketiga lilitan stator akan menimbulkan Medan putar
dengan kecepatan sinkron (ns) yang besarnya dipengaruhi oleh frekuensi jaringan (f) dan
jumlah pasang kutub (P). Medan putar stator (fluk magnet stator) ini akan memotong
batang-batang kunduktor rotor sehingga timbul GGL induksi pada setiap batang
penghantar yang menyebabkan mengalirnya arus rotor.

1.3 ALAT DAN BAHAN

1. Box Panel 1 buah


2. MCB 3 phasa (Miniature Circuit Breaker) 1 buah
3. MCB 1 phasa (Miniature Circuit Breaker) 1 buah
4. Push button 3 buah
5. Kontaktor magnit 1 buah
6. Thor (Thermal Overload Relay) 1 buah
7. Terminal penghubung 1 buah
8. Kabel merah dan hitam secukupnya
9. Obeng (+) dan (-) 1 buah
10. Tespen 1 buah
11. Lampu merah dan hijau 1 buah
12. Tang potong 1 buah
13. Sekrup secukupnya

1.4 GAMBAR KERJA


Gambar 6. Rangkaian kontrol RUN-JOG Gambar 7. Rangkaian daya RUN-JOG

1.5 PRODEDUR KESELAMATAN

Prosedur keselamatan yang dapat diaplikasikan selama melakukan praktikum


adalah sebagai berikut :
1. Memperhatikan setiap langkah kerja yang akan dilaksanakan dan semua harus sesuai
dengan SOP (standart operasional prosedur).
2. Pastikan rangkaian dalam keadaan tidak bertegangan saat merangkai rangkaian.
3. Periksa semua peralatan dan konponen dan pastikan semua peralatan dalam keadaan
aman digunakan.
4. Dalam melakukan pekerjaan rangkaian dilarang bercanda dan membuat gaduh yang
tidak ada hubungannya dengan prosedur praktikum.
5. Sebelum mengoperasikan rangkaian pastikan rangkaian sudah benar dan hubungi
instruktur praktikum.

1.6 PRODEDUR KERJA

Prosedur kerja dalam praktikum Running-Jogging ini adalah sebagai berikut :


1. Memeriksa semaua komponen pada panel, dan pastikan bahwa komponen dalam
keadaan baik.
2. Mempelajari gambar rangkaian kontrol dan rangkaian daya, jika kurang mengerti
tanyakan pada instruktur praktikum.
3. Melakukan pengawatan pada panel untuk system Running-Jogging sesuai dengan
diagram rangkaian daya dan diagram rangkaian kontrol yang telah diberikan dalam
jobshet praktikum.
4. Hubungi instruktur untuk memeriksa rangkaian apakah pengawatan pada panel
yang telah dikukan sudah aman sesuai aturan sebelum dihubungakn ke sumber
tegangan, termasuk sambungan ke beban yaitu motor listrik 3 phase.
5. Pastikan dan mengecek ulang sekali lagi pengawatan tersebut.
6. Sebelum mencoba pastikan rangkaian sudah benar-benar aman.
7. Masukkan sumber tegangan listrik untuk menguji rangkaian kontrol dan setelah itu
mengoperasikan rangkaian daya.
8. Matikan rangkaian kemudian cabut rangkaian dari sumber tegangan.
9. Bongkar rangkaian dan kembalikan alat dan bahan pada tempat yang telah
disediakan.
10. Buat analisa rangkaian dan kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan.
1.7 ANALISA RANGKAIAN

Penekanan
K1 Lampu L1 (Hijau) Lampu L2 (Merah) Motor
Tombol
Run Bekerja Lampu Menyala Lampu Tidak Menyala Motor Bekerja

Jog Bekerja Lampu Menyala Lampu Tidak Menyala Motor Bekerja

Jog=>0 Mati Lampu Tidak Menyala Lampu Menyala Tidak Bekerja

Off Mati Lampu Tidak Menyala Lampu Menyala Tidak Bekerja

Pada praktikum ini, kami merangkai suatu rangkaian daya dimana rangkaian ini
akan dihubungkan dengan motor dan untuk selanjutnya disebut rangkaian kontrol.

Sebelum dihubungkan dengan motor, rangkaian daya terlebih dahulu diamati untuk
mengetahui apakah ada hubungan singkat atau tidak.
Dari tabel data hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan tidak adanya
hubungan singkat antara phasa dengan phasa, phasa dengan netral, phasa dengan proteksi
pentanahan, yang berarti rangkaian system Runing-Jogging aman digunakan. Dan
koneksi antara Rangkaian Daya-Sumber dan Rangkaian Kontrol-Sumber telah terpasang
dengan baik karena berdasarkan hasil pengujian menunjukkan ada hubungan.
Prinsip kerja dari rangkaian system Runing-Jogging sendiri adalah ketikan
tombol RUN ditekan maka rangkaian akan bekerja dan mengaktifkan kontaktor
kemudian kontak-kontak pada kontaktor akan bekerja yang semula kontak NO menjadi
NC begitu sebaliknya. Ketika tombol RUN ditekan maka rangkaian ini akan mengunci
sampai tombol stop atau tombol RUN ditekan. Meskipun tombol RUN dilepas rangakain
akan tetep aktif. Hal ini disebabkan karena dirangkaikannya paralel kontak NO (13 dan
14) terhadap tombol RUN yang menyebabkan rangaian akan mengunci, prinsip kerja ini
sama seperti prinsip kerja dari rangakaian pengunci. Dan ini menyebabkan lampu Hijau
menyala, lampu Merah mati dan motor menyala.
Gambar 8. Ketika tombol RUN ditekan
Pada gamabar 8 dapat dilihat ketika tombol RUN ditekan maka rangakaian akan aktif.
Arus dari Fasa melewati MCB kemudian melewati tombol NC off kemudian melewati
tombol RUN atau kontak NO yang menjadi kontak NC kontaktor (13 dan 14) kemudian
melewati tombol NC joging dan mengaktifkan kontaktor bebarengan dengan menyalanya
lampu hijau dan matinya lampu merah.
Ketika tombol Joging di tekan maka rangakaian akan mati sekejap dan kemudian
rangakain nyala kembali.

Gambar 9. Ketika tombol JOG setengah di tekan


Tetapi ketika tombol JOG di tekan penuh maka rangakaian rangakaian akan aktif kembali.

Gambar 10. Ketika tombol JOG ditekan penuh

Dan ketika tombol joging di lepas maka angkaian akan mati dan lampu merah akan
menyala. Rangakaian tidak mengunci karena ketika tombol joging dilepas maka tombol akan
mengalami fase perpindahan dan dimana dalam fase tersebut rangakaian akan terputus
sekejap (tombol dilepas setengah).

Gambar 11. Ketika tombol JOG dilepas setengah


Gambar 12. Ketika tombol JOG dilepas penuh

Kejadian-kejadian diatas akan terulang kembali terus menerus ketika rangakain


dioperasikan. Dan ketika terjadi overload atau hubung singkat rangakaian akan putus atau
mati. Hal tersebut disebabkan oleh aktifnya THOR (Thermal Overload Relay). Ketiaka thor
aktif maka kontak-kontak pada thor akan berubah posisi, dari NC menjadi NO dan
sebaliknya. Rangakaian akan mati otomatis motor juga akan mati.
Gambar 13. Rangkaian kontrol waktu TRIP Gambar 14. Rangkaian daya waktu TRIP

Prinsip kerja TOR sendiri adalah berdasarkan panas yang timbul karena adanya arus
listrik yang mengalir melewati arus nominal motor. Energi panas tersebut akan diubah
menjadi energi mekanik oleh logam bi metal. Akibatnya kontak NC akan terbuka sehingga
operasi motor diamankan oleh pengaman TOR berhenti bekerja. Adapun kerja TOR ini
tergantung kepada gangguan arus beban lebih yang terjadi dan lamanya gangguan
berlangsungPada TOR terdapat selektor untuk memilih batasan nilai arus yang diinginkan
yang biasanya disesuaikan dengan besar arus nominal beban yang akan dihubungkan. Thor
akan kembali dalam keadaan normal ketika tombol reset ditekan
1.8 KESIMPULAN

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sebelum
melakukan penyalaan terhadap motor listrik , semua rangkaian baik rangkaian control
maupun rangkaian daya harus di periksa terlebih dahulu untuk menghindari
kemungkinan adanya hubungan singkat yang mungkin dapat menyebabkan kerusakan
pada peralatan Selain itu untuk menghindari pengaktifan langsung melalui rangkaian
daya motor listrik dapat diaktifkan dengan rangkaian control yang dapat diaktifkan
dari jarak jauh dengan memanfaatkan kontaktor.
Untuk proteksi pada motor dapat digunakan alat pengaman yaitu thermal
overload, alat ini akan memutuskan arus ketika terjadi beban berlebih atau terjadi
hubungan singkat
Besar arus pada saat start lebih besar daripada arus nominal, pada saat start
awal motor ini memilki torque yang besar sehingga daya yang dibutuhkan untuk awal
penyalaan juga besar sehingga arus pada saat start juga lebih besar sedangkan arus
nominal lebih kecil dikarenakan torque sudah stabil.
Prinsip kerja dari Rangkaian Running-Joging yaitu hampir sama seperti
rangakaian pengunci (DOL) tetapi bedanya yaitu diberi tambahan tombol pusbotton
yang kedua kontaknya (NO dan NC) dipakai semua. Kontak NC diseri dengan tombol
RUN atau pun Kontak no 14 kontaktor. Sedang kan tombol No nya di seri dengan
kontaknya THOR.
Prinsip kerja dari rangkaian system Runing-Jogging sendiri adalah ketikan
tombol RUN ditekan maka rangkaian akan bekerja dan mengaktifkan kontaktor
kemudian kontak-kontak pada kontaktor akan bekerja yang semula kontak NO
menjadi NC begitu sebaliknya. Ketika tombol RUN ditekan maka rangkaian ini akan
mengunci sampai tombol stop atau tombol RUN ditekan. Meskipun tombol RUN
dilepas rangakain akan tetep aktif. Ketika tombol Jog ditekan rangakaian akan mati
sekejap dan hidup kembali ketika tombol JOG ditekan penuh. Ketika tombol JOG
dilepas rangakaian akan mati.
1.9 DAFTAR RUJUKAN

_________.2012. Rangakaian Direct Online (Online)


http://electricdot.wordpress.com/2011/07/31/rangkaian-direct-on-line-dol/ diakses
pada tanggal 21 Pebruari 2017
_________.2011. Tombol Puss Button (Online)
http://duniatehnikku.files.wordpress.com/2011/10/mcb.jpghttp://
duniatehnikku.wordpress.com/2011/10/05/arti-dan-fungsi-mcbmccb/http://bkl-listrik-
smk1kdw.blogspot.com/2008/12/kontaktor.htmlhttp://akhdanazizan.com/tombol-
tekan-push-button.com diakses pada tanggal 21 Pebruari 2017

SMKN 1. 2013. Pengertian Kontaktor (Online)


http://bkl-listrik-smk1kdw.blogspot.com/2008/12/kontaktor.html diakses pada tanggal
21 Pebruari 2017

1.10 LAMPIRAN

Gambar 15. Sambungan kabel pada MCB Gambar 16. Kondisi ketika MCB baru
diaktifkan dan lampu menyala merah
Gambar 17. Tombol 2 (Running) ditekan Lampu Gambar 18. Tombol 1(OFF)
indicator hijau menyala, rangkaian sudah aktif. ditekan, rangkaian akan mati.

Gambar 19. Saat tombol 3 (Jugging) ditekan Gambar 20. Saat tombol 3
(Jugging) dilepas Semua rangkian akan aktif. Semua rangkaian akan mati

Gambar 21. Bentuk fisik wiring rangkaian Gambar 22. Motor berputar saat
tersambung pada rangkaian
Gambar 23. Wiring pada tombol dan lampu

Anda mungkin juga menyukai