Anda di halaman 1dari 26

Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap Untuk Pelaporan

Indikator Pelayanan Rawat Inap


Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soeroto Ngawi

Agung Kurniawan1, Tri Lestari2, Rohmadi2


Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar1, Dosen APIKES Mitra Husada Karanganyar2

ABSTRAK
Berdasarkan survey pendahuluan di RSUD dr. Soeroto Ngawi tentang SHRI. Dapat diketahui
bahwa penggunaan SHRI tidak maksimal sehingga keberadaannya hanya sebagai pelengkap atau
formalitas, yang sebenarnya bila di fungsikan dan dimanfaatkan secara maksimal dapat digunakan
untuk pembuatan pelaporan serta indikator pelayanan rumah sakit yang digunakan untuk
perencanaan yang akan dilakukan oleh pihak menajemen. Baik dalam hal peningkatan mutu
pelayanan, penambahan tenaga medis, kinerja dokter dan perawat, penambahan peralatan medis.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pemanfaatan data sensus harian rawat inap yang
digunakan untuk pelaporan indikator pelayanan rawat inap di RSUD dr. Soeroto Ngawi
Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan restropektif dan metode pengumpulan data
dengan observasi dan wawancara yang dianalisis secara deskriptif. Obyeknya penelitian adalah
kebijakan pemanfaatan data SHRI dan subyeknya petugas analising reporting.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan pemanfaatan data SHRI udah terlampir pada
BPPRM RSUD dr. Soeroto Ngawi tetapi tidak ada prosedur tetap tentang pemanfaatan data SHRI.
Pihak yang mengolah data SHRI adalah petugas analising reporting. Data yang digunakan oleh
petugas analising reporting untuk pembuatan Indikator Pelayanan Rawat Inap hanya Hari
Perawatan dan Lama Dirawat Pasien sebagai dasar penghitungan BOR, AvLOS, TOI sedangkan
BTO diambil dari register pasien rawat inap. Laporan dibuat dengan perhitungan secara manual
dan komputerisasi disajikan berbentuk Tabel, Grafik Trend, Grafik Batang, Grafik Barber
Johnson. Pihak yang memanfaatkan informasi indikator pelayanan rawat inap adalah management
rumah sakit, dokter/mahasiswa, peneliti, badan akreditasi, dinas kesehatan.
Pemanfaatan data SHRI tidak dilaksanakan secara maksimal karena data yang dihasilkan tidak
akurat sesuai aslinya, Disebabkan tidak adanya prosedur tetap dan petunjuk tertulis tentang
pengisian sensus harian serta sumber data pembuatan pelaporan. Saran dari penelitian ini adalah
membuat Prosedur Tetap dan Petunjuk Tertulis (lampiran 6 dan 7) yang jelas khususnya untuk
mekanisme pelaksanaan SHRI,sehingga pemanfaatan fungsi SHRI dapat digunakan secara
maksimal
Kata Kunci : Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap
Kepustakaan : 14 (1995-2010)

PENDAHULUAN kesehatan rawat inap yang dikelola oleh

Dalam PerMenKes No. 269 pemerintah maupun swasta.

MENKES/PER/III/2008 Bab III pasal 7, Penyelenggaraan pelaporan merupakan salah

bahwa sarana pelayanan kesehatan wajib satu bagian pelayanan kesehatan yang

menyediakan fasilitas yang diperlukan bertujuan untuk menunjang tercapainya

dalam rangka penyelenggaraan rekam tertib administrasi dalam meningkatkan

medis. Rekam medis diselenggarakan oleh mutu pelayanan kesehatan. Dalam hal ini

Unit Rekam Medis. diperlukan pencatatan dan pengolahan data

Rumah sakit sebagai sarana pelayanan secara lengkap dan benar agar menghasilkan

yang menyelenggarakan upaya pelayanan

62 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86
informasi yang akurat dan sumber data dari pelayanan pelayanan
berkesinambungan. kesehatan di rumah sakit untuk
Pemanfaatan data pelaporan ini menghasilkan informasi, fakta, dan
berhubungan dengan mekanisme alur pengetahuan berkaitan dengan pelayanan
prosedur pelayanan untuk kepentingan kesehatan di Rumah Sakit. Berdasarkan latar
internal dan eksternal rumah sakit terutama belakang tersebut, penulis tertarik untuk
untuk mengetahui indikator-indikator mengambil judul “Analisis Pemanfaatan
pelayanan. Pemanfaatan data pelaporan Data Sensus Harian Rawat Inap Untuk
untuk kepentingan internal rumah sakit Pelaporan Indikator Pelayanan Rawat Inap
dimanfaatkan bagi kepentingan pihak di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto
pelayanan kesehatan untuk mengetahui Ngawi ”.
standart mutu pelayanan yang sudah
dilaksanakan. Sedangkan untuk kepentingan TINJAUAN PUSTAKA
eksternal rumah sakit dimanfaatkan bagi A. Rekam Medis
pihak pendidikan/penelitian, dan pihak 1. Pengertian Rekam Medis
Dinas Kesehatan. Oleh karena itu, perlu Berdasarkan Peraturan Menteri
adanya prosedur tetap dalam pemanfaatan Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
data dan mekanisme unit rekam medis 269/MENKES/PER/III/2008 disebutkan
dengan tujuan mengantisipasi terjadinya bahwa rekam medis adalah berkas yang
kesulitan dalam pengambilan informasi dan berisikan catatan dan dokumen tentang
memutuskan suatu pelayanan medis maupun identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
penggunaan data pelaporan oleh pihak-pihak tindakan dan pelayanan lain yang telah
yang membutuhkan untuk pelaporan diberikan kepada pasien.
statistik, hukum, pendidikan, badan Selain itu, rekam medis adalah
akreditasi. keterangan baik yang tertulis maupun yang
Dari penggunaan Sensus Harian Rawat terekam tentang identitas, anamnese,
Inap (SHRI) yang tidak maksimal sehingga pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosa
keberadaan Sensus Harian Rawat Inap serta segala pelayanan dan tindakan medis
(SHRI) hanya sebagai pelengkap atau yang diberikan kepda pasien dan pengobatan
formalitas, yang sebenarnya bila di baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun
fungsikan dan dimanfaatkan secara yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.
maksimal dapat digunakan untuk pembuatan (Depkes, RI, 2006)
pelaporan dan mengetahui mutu pelayanan Sedangkan pengertian rekam medis
dengan indikator pelayanan rumah sakit menurut pasal 46 ayat (1) UU No. 29 tahun
sehingga mempermudah pekerjaan petugas.. 2004 tentang Praktek Kedokteran, adalah
Indikator Rumah Sakit memiliki pengertian berkas yang berisikan catatan dan dokumen
parameter yang menggunakan dan mengolah tentang identitas pasien, pemeriksaan,

Analisis Pemanfaatan Data Sensus...(Agung Kurniawan, dkk) 63


pengobatan, tindakan dan pelayanan lain 4) Aspek penelitian (research),
yang telah diberikan kepada pasien. karena isinya menyangkut data
2. Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis atau informasi yang dapat
a. Tujuan Rekam Medis dipergunakan sebagai aspek
Tujuan rekam medis adalah penelitian dan pengembangan
menunjang tercapainya tertib ilmu pengetahuan di bidang
administrasi dalam upaya kesehatan.
peningkatan pelayanan kesehatan di 5) Aspek pendidikan (education),
rumah sakit. karena isinya menyangkut data
b. Kegunaan rekam medis atau informasi tentang
Menurut Gibony tahun 1991 perkembangan kronologis dan
kegunaan rekam medis dikenal kegiatan pelayanan medik yang
dengan istilah ALFRED, yaitu: diberikan kepada pasien,
1) Aspek administrasi informasi tersebut dapat
(administration), karena isinya dipergunakan sebagai bahan atau
menyangkut tindakan berdasarkan referensi pengajaran di bidang
wewenang dan tanggung jawab kesehatan.
sebagai tenaga medis dan 6) Aspek dokumentasi
paramedik dalam mencapai tujuan (documentation), karena isinya
pelayanan kesehatan. menyangkut sumber ingatan yang
2) Aspek hukum (legal), karena harus didokumentasikan dan
isinya menyangkut masalah dipakai sebagai bahan
adanya jaminan kepastian hukum pertanggung jawaban dan
atas dasar keadilan, dalam rangka pembuatan laporan rumah sakit.
usaha menegakkan serta (DepKes, RI. 2006)
penyediaan bahan tanda bukti 3. Pemanfaatan isi Rekam Medis
untuk menegakkan keadilan. Pada hakekatnya rekam medis
3) Aspek keuangan (financial), merupakan sumber data yang dapat di
karena isinya mengandung data manfaatkan untuk berbagai macam
atau informasi yang dapat kepentingan. Untuk data dengan identitas
dipergunakan dalam aspek (by name data) perlu diperhatikan hal-hal
keuangan, yang berkaitan dengan sebagai berikut:
pengobatan, terapi serta tindakan- a. Siapa yang meminta data, yaitu:
tindakan yang diberikan pada 1) Pasien
pasien selama dirawat di rumah 2) Penegak hukum
sakit. 3) Pihak lain

64 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86
b. Untuk kepentingan apa, yaitu: huruf C yang menyebutkan identitas
1) Kepentingan yang dapat pasien harus mendapat persetujuan
membantu pihak pasien untuk secara tertulis dari pasien atau ahli
kepentingan hukum atau klaim warisnya dan harus dijaga
asuransi. kerahasiaannya.
2) Kepentingan penegak hukum (law c. Pemanfaatan rekam medis untuk
information) keperluan pendidikan dan penelitian
Untuk kepentingan penegak tidak diperlukan persetujuan pasien
hukum harus memperhatikan bila dilakukan untuk kepentingan
berita acara yang berlaku dan bila negara.
untuk kepentingan yang dapat Pemanfaatan dokumen rekam medis
membantu pihak lain harus untuk keperluan:
terdapat ijin dari pasien yang 1) Pendidikan dan penelitian
bersangkutan. a) Untuk pembuatan makalah,
3) Kepentingan yang dapat riset, dan lain-lain oleh
membantu atau menguntungkan seorang dokter atau tenaga
pihak lain. kesehatan lainnya.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI b) Mahasiswa kedokteran.
No. 269/MenKes/PER/III/2008, pasal 13 bab 2) Pasien
V tentang Kepemilikan, Pemanfaatan dan Dalam hal peminjaman dokumen
Penanggungjawab yang berisi: rekam medis bagi pasien untuk
a. Pemanfaatan rekam medis dapat mendapatkan perawatan lanjutan
dipakai sebagai: di rumah sakit lain atau institusi
1) Pemeliharaan kesehatan dan lain, biasanya dengan
pengobatan pasien. memberikan resume akhir
2) Alat bukti dalam proses pelayanan.
penegakkan hukum, disiplin, 3) Asuransi
kedokteran dan kedokteran gigi Rumah sakit harus menyediakan
dan penegakkan etika kedokteran formulir surat kuasa yaitu tanda
dan etika kedokteran gigi. tangan atau persetujuan tertulis
3) Keperluan pendidikan dan dari pasien saat dirawat.
penelitian 4) Hukum
4) Dasar pembayar biaya pelayanan Dibutuhkan oleh individu dan
kesehatan, dan organisasi yang secara hukum
5) Data statistik kesehatan. berhak mengetahuinya. Untuk
b. Pemanfaatan rekam medis keperluan pengadilan, maka bukti
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pelayanan yang terekam dan

Analisis Pemanfaatan Data Sensus...(Agung Kurniawan, dkk) 65


tercatat dalam formulir rekam Secara umum statistik adalah disiplin
medis harus dianggap sebagai ilmu yang mempelajari metode dan prosedur
dokumen rekam medis resmi dari pengumpulan, penyajian, analisa dan
suatu kegiatan pemberi pelayanan penyimpulan suatu data mentah, agar
yang dapat menghasilkan informasi yang lebih jelas
dipertanggungjawabkan untuk keperluan suatu pendekatan ilmiah
kebenaran isinya. Bentuk yang (scientific inferences), dapat dikelompokkan
diberikan berupa salinan rekam menjadi dua bagian yaitu statistik deskriptif
medis yang telah dilegalisasi atas dan statistik inferensial.
permintaan pengadilan. Bila Statistik rumah sakit adalah statistik
diminta aslinya harus ada kesehatan yang bersumber pada data rekam
permintaan secara tertulis dan medik sebagai informasi kesehatan yang
pada saat diserahkan harus ada digunakan untuk memperoleh kepastian bagi
bukti tanda terima dari pengadilan praktisi kesehatan, manajemen dan tenaga
pada setiap lembar rekam medis medis dalam pengambilan keputusannya.
yang diserahkan. (Shofari, B. Statistik rumah sakit yaitu statistik yang
2002) menggunakan dan mengolah sumber data
B. Statistik Rumah Sakit dari pelayanan kesehatan di rumah sakit
1. Pengertian Statistik untuk menghasilkan informasi, fakta, dan
Kata Statistik berasal dari status atau pengetahuan berkaitan dengan pelayanan
negara yang mencakup 3 pengertian yaitu kesehatan di rumah sakit.
sebagai ilmu, kegiatan dan data (Chandra, (Sudra, R I. 2010)
B. 1995). Kata statistik dapat diartikan 3. Manfaat Statistik Rumah Sakit
dalam berbagai macam arti , salah satu arti Ada beberapa manfaat statistik rumah
telah disebutkan dan arti lainnya adalah sakit diantaranya adalah:
sebagai ”Angka” yaitugambaran suatu a. Untuk membandingkan kinerja
keadaanyang dituangkan dalam angka. rumah sakit yang dulu dan yang akan
Statistik dapat juga diartikan sebagai hasil datang.
dari perhitungan seperti rerata, median, b. Perencanaan masa mendatang.
standar deviasi, dan lain-lain. c. Menilai kinerja petugas rumah sakit
2. Pengertian Statistik Rumah Sakit (rekam medis, perawat, dokter dan
Statistik menurut Undang-Undang RI tenaga lain).
No. 7 tahun 1960 adalah keterangan berupa d. Dasar untuk mengajukan
angka-angka yang memberikan gambaran permohonan dana.
yang wajar dari seluruh ciri-ciri kegiatan dan e. Riset (Penelitian).
keadaan masyarakat indonesia.

66 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86
4. Statistik dan Pelaporan Rumah Sakit c) Meningkatnya kualitas pasien
a. Indikator Statistik Rumah Sakit memperoleh perawatan yang
Pengumpulan data di rumah sakit layak dibutuhkannya.
merupakan data yang dikiumpulkan setiap d) Memperpanjangkan masa
hari dari pasien rawat inap dan rawat jalan. penyembuhan pasien.
Data tersebut berguna untuk memantau Adapun rumus Bed Occupancy Rate :
perawatan pasien setiap hari, bulan, dan lain- BOR = x 100%
lain. Informasi dari statistik rumah sakit
2) Manfaat penghitungan BOR yaitu
digunakan untuk perencanaan, memantau
untuk mengetahui tingkat
pendapatan dan pengeluaran dari pasien oleh
penggunaan Tempat Tidur suatu
pihak manajemen rumah sakit.
rumah sakit. Angka BOR yang
Indikator-indikator pelayanan rumah
rendah kurangnya penggunaan
sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat
fasilitas perawatan rumah sakit oleh
pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan
masyarakat.
rumah sakit. Indikator-indikator berikut
3) AvLOS (Average Length Of Stay)
bersumber dari sensus harian rawat inap :
Average Length Of Stay disebut
1) BOR (Bed Occupancy Rate /
juga lama dirawat merupakan jumlah
percentage bed occupanpcy)
hari kalender dimana pasien
Bed Occupancy Rate (BOR)
mendapatkan perawatan rawat inap di
merupakan angka yang menunjukkan
rumah sakit, sejak tercatat sebagai
presentase tingkat penggunaan
pasien rawat inap (admisi) hingga
Tempat Tidur pada satuan waktu
keluar dari rumah sakit (discharge).
tertentu di Unit Rawat Inap (bangsal).
Kondisi pasien keluar bisa dalam
Standard nilai ideal Barber Johnson
keadaan hidup maupun mati. Jadi
menurut DepKes RI untuk BOR 70
pasien yang belum keluar dari rumah
– 85 %.
sakit belum bisa dihitung hari Lama
Apabila nilai BOR lebih dari 85
dirawatnya. Nilai ideal menurut
% maka pelayanan yang dijalankan
DepKes RI untuk AvLOS adalah ± 3
oleh dokter, perawat dan tenaga
– 12 hari.
kesehatan lain kurang efektif, hal
Total dari lama hari rawat dapat
tersebut dapat dikarenakan :
diartikan sebagai jumlah hari rawat
a) Beban kerja tinggi
yang didapat pada pasien, sampai
b) Ruang kerja terbatas namun
pasien keluar hidup atau meninggal.
penggunaan Tempat Tidur yang
Rumus Average Length Of Stay :
berlangsung secara terus –
AvLOS=
menerus.

Analisis Pemanfaatan Data Sensus...(Agung Kurniawan, dkk) 67


4) TOI (Turn Over Interval) Rumus Net Death Rate
Turn Over Interval menunjukkan NDR= x 1000
rata-rata jumlah hari sebuah Tempat
7) GDR (Gross Death Rate)
Tidur tidak ditempati pasien. Hari
Gross Death Rate merupakan
“Kosong” ini terjadi antara saat
angka kematian untuk tiap-tiap 1000
Tempat Tidur yang ditinggalkan oleh
penderita keluar. Nilai GDR dapat
seorang pasien sehingga digunakan
ditolerir tidak lebih dari 45 per 1000
lagi oleh pasien berikutnya. Nilai
pasien keluar.
ideal menurut DepKes RI untuk Turn
Rumus Gross Death Rate
Over Interval (TOI): 1-3 hari
GDR = x 1000
Rumus Turn Over Interval :
– 8) Newborn death rate
TOI=
Untuk Newborn death rate
5) BTO (Bed Turn Over)
merupakan kematian yang dihitung
Bed Turn Over atau Troughput
terpisah. Bayi baru lahir termasuk
merupakan rerata jumlah pasien yang
bayi yang lahir hidup kemudian
menggunakan setiap Tempat Tidur
meninggal. Kematian bayi baru lahir
dalam periode tertentu. Nilai BTO
ini adalah jumlah bayi lahir yang
sangat membantu dalam menilai
meninggal dibagi dengan jumlah bayi
tingkat penggunaan Tempat Tidur
yang keluar (meninggal dan hidup)
karena dalam dua periode bisa
pada periode yang sama. Pada
diperoleh angka BOR yang sama
Newborn death rate bayi harus bayi
tetapi angka BTO berbeda. Nilai ideal
lahir hidup.
menurut DepKes RI Bed Turn Over
Pada keadaan dimana bayi lahir
(BTO) minimal 30 pasien dalam
meninggal atau stillborn, maka bayi
periode 1 tahun.
ini tidak masuk dalam perhitungan
Rumus Bed Turn Over :
gross death rate, net death reat atau
BTO = newborn death rate. Keadaan dimana
6) NDR (Net Death Rate) bayi lahir meninggal, dimasukan
Net Death Rate merupakan angka dalam fetal death rate. Kelahiran
kematian 48 jam setelah dirawat meninggal dapat disebabkan gagal
untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. bernafas, gangguan jantung, terlilit
Indikator ini dapat memberi tali pusar atau otot yang lemah. Fetal
gambaran mutu pelayanan di rumah death mempunyai beberapa kategori
sakit. Nilai NDR yang dianggap didasari pada lama kehamilan dan
masih dapat ditolerir adalah kurang berat, seperti:
dari 25 per 1000 pasien keluar.

68 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86
a) Early fetal death: kematian
kurang dari 20 minggu kehamilan x 100

atau berat yang kurang dari 500


gram. b. Pelaporan Rumah Sakit
b) Intermediate fetal death: kematian Pelaporan rumah sakit merupakan suatu
karena minimal 20-28 minggu alat organisasi yang bertujuan untuk dapat
kehamilan atau berat diantara menghasilkan laporan secara cepat, tepat,
501-1000 gram. dan akurat yang secara garis besar jenis
c) Late fetal death: kematian lebih pelaporan rumah sakit dapat dibedakan
dari 28 minggu atau berat lebih menjadi 2 kelompok yaitu :
dari 1000 gram. 1) Laporan Internal Rumah Sakit
Perhitungan fetal death rate Laporan internal rumah sakit
adalah disesuaikan dengan kebutuhan rumah
sakit. Jenis laporan tersebut meliputi :
x 100 a) Pasien rumah sakit
diklasifikasikan menjadi :
9) Maternal death rate
(1) Pasien Umum
Maternal death rate dapat
(2) Pasien Kebidanan
diklasifikasikan langsung dan tidak
(3) Pasien Anak
langsung, untuk yang langsung
(4) Bayi Lahir di Rumah Sakit
merupakan kematian karena proses
(5) Bayi kiriman dari luar
melahirkan dan terjadi komplikasi.
(6) Pasien keluar rumah sakit
Pada penyebab kematian langsung
diklasifikasikan menjadi :
masuk dalam perhitungan maternal
(a) Pasien Umum
death rate. Untuk penyebab tidak
(b) Pasien Kebidanan
langsung bisa karena menderita
(c) Pasien Anak
penyakit yang berkembang selama
(d) Bayi Lahir di Rumah Sakit
kehamilan tersebut, efek psikologis
(e) Bayi kiriman dari luar
dari kehamilan yang dapat
b) Pasien meninggal di rumah sakit
bertanggung jawab terhadap
diklasifikasikan menjadi :
kematian.
(1) Pasien Umum
Maternal death rate adalah
(2) Pasien meninggal kurang dari
indikator yang digunakan pada
48 jam
pengukuran keberadaan layanan
(3) Pasien meninggal lebih dari 48
prenatal disuatu komunitas, cara
jam
perhitungannya adalah:
(4) Pasien Death On Arrival
(DOA)

Analisis Pemanfaatan Data Sensus...(Agung Kurniawan, dkk) 69


(5) Pasien Stillbirth (3) Operasi kecil
(6) Net Death Rate (NDR) h) Kegiatan Rawat Jalan meliputi :
(7) Gross Death Rate (GDR) (1) Laporan pengunjung pasien
(8) Maternal Death Rate (MDR) (2) Laporan kunjungan pasien
c) Lamanya pasien dirawat (3) Laporan konsultasi
diklasifikasikan menjadi : (4) Laporan kegiatan imunisasi
(1) Pasien Umum (5) Laporan kegiatan keluarga
(2) Pasien Kebidanan berencana
(3) Pasien Anak (6) Laporan kegiatan penunjang
(4) Bayi Lahir di Rumah Sakit medis
(5) Bayi kiriman dari luar Sensus harian menjadi dasar dalam
d) Hari perawatan pasien (HP) pelaksanaan pembuatan pelaporan rumah
diklasifikasikan menjadi : sakit yang kegiatannya dihitung mulai jam
(1) Pasien Umum 00.00 s/d 24.00 setiap harinya.
(2) Pasien Kebidanan 2) Laporan Eksternal Rumah Sakit
(3) Pasien Anak Laporan eksternal rumah sakit ditujukan
(4) Bayi Lahir di Rumah Sakit kepada Direktorat Jenderal Bina Pelayanan
(5) Bayi kiriman dari luar Medik Departemen Kesehatan Republik
e) Persentase pemakaian Tempat Indonesia (DITJEN YANMED), Dinas
Tidur (Bed Occupancy Rate Kesehatan Propinsi, Dinas Kesehatan
(BOR)), diklasifikasikan menjadi: Kabupaten/ Kota berdasarkan Keputusan
(1) Pasien Umum Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
(2) Pasien Kebidanan 1410/Menkes/SK/X/2003 Tentang
(3) Pasien Anak Penetapan Penggunaan Sistem Informasi
(4) Bayi Lahir di Rumah Sakit Rumah Sakit di Indonesia (Sistem Pelaporan
(5) Bayi kiriman dari luar Rumah Sakit) Revisi V. Pelaporan eksternal
f) Kegiatan persalinan rumah sakit dibuat sesuai dengan kebutuhan
diklasifikasikan menjadi : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
(1) Letak belakang kepala yang meliputi :
(2) Vacum Ekstraksi a) Data Kegiatan Rumah Sakit
(3) Sectio Caesarean (RL1)
(4) Forcep b) Data Keadaan Morbiditas Pasien
g) Kegiatan pembedahan dan Rawat Inap Rumah Sakit (RL 2a)
tindakan medik lain, c) Data Keadaan Morbiditas Pasien
diklasifikasikan menjadi : Rawat Inap Survailans Terpadu
(1) Operasi besar Rumah Sakit (RL 2a.1)
(2) Operasi sedang

70 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86
d) Data Keadaan Morbiditas Pasien C. Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)
Rawat Jalan Rumah Sakit (RL 2b) 1. Pengertian Sensus Harian Rawat Inap
e) Data Keadaan Morbiditas Pasien (SHRI)
Rawat Jalan Survailans Terpadu Sensus harian pasien rawat inap adalah
Rumah Sakit (RL 2b.1) kegiatan pencacahan/ penghitungan pasien
f) Data Status Imunisasi (RL 2c) yang dilakukan setiap hari pada suatu ruang
g) Data Individual Morbiditas Pasien rawat inap. Berisi tentang mutasi keluar
Rawat Inap, terdiri dari : masuk pasien selama 24 jam mulai dari
h) Data Dasar Rumah Sakit (RL 3) pukul 00.00 sampai dengan 24.00
i) Data Ketenagaan Rumah Sakit 2. Tujuan
(RL 4) Untuk memperoleh informasi semua
j) Data Ketenagaan Individual pasien yang masuk dan keluar Rumah Sakit
Rumah Sakit (RS Vertikal selama 24 jam.
DepKes) (RL 4a) 3. Kegunaan
k) Data Peralatan Medik Rumah a. Untuk mengetahui jumlah pasien
Sakit (RL 5) masuk, pasien keluar Rumah Sakit,
l) Data Kegiatan Kesehatan meninggal di Rumah Sakit .
Lingkungan (RL 5) b. Untuk mengetahui tingkat
m) Data Infeksi Nosokomial Rumah penggunaan tempat tidur.
Sakit (RL 6)(Depkes, 2006) c. Untuk mengitung penyediaan sarana
5. Data dan Informasi atau fasilitas pelayanan kesehatan.
Data adalah kumpulan angka atau fakta 4. Tanggung Jawab Pelaksanaan
hasil pengukuran atau keterangan mengenai a. Kepala perawat pada masing-masing
suatu kejadian. Data belum dapat ruang rawat inap bertanggungjawab
memberikan arti ataupun manfaat dalam dalam pengisian sensus harian.
menunjang sistem manajemen apakah sudah b. Perawat atau Bidan yang
dilakukan pengolahan data. Data adalah memutasikan pasien atau petugas
sebagai bahan baku yang dalam suatu yang ditunjuk oleh kepala perawat
pengolahan statistik, akan dapat dirubah ruang rawat inap melaksanakan
menjadi informasi. Informasi adalah sesuatu pengisian sensus harian sesuai
yang secara potensial dapat memberikan petunjuk yang telah ditetapkan.
makna dan bermanfaat sebagai bahan c. Formulir sensus harian disediakan
pengambilan keputusan bagi para manajer. oleh unit pencatatan medik Rumah
(Davis, G. B. 1999). Sakit.
5. Mekanisme Pengisian
a. Sensus harian diisi segera setelah
pasien masuk ruang rawat, pindah

Analisis Pemanfaatan Data Sensus...(Agung Kurniawan, dkk) 71


intern Rumah Sakit dan keluar perencanaan, pengawasan atau penilaian
Rumah Sakit. kinerja.
b. Sensus Harian untuk satu hari ditutup 3. Kegunaan
jam 24.00 dan sesudah itu dibuat a. Untuk mengetahui jumlah pasien
resume sensus harian untuk hari yang dirawat selama satu bulan atau satu
bersangkutan. triwulan.
c. Jika ada pasien masuk Rumah Sakit b. Untuk mengetahui tingkat
atau keluar atau meninggal sesudah penggunaan tempat tidur selama
jam 24.00 maka harus dicatat pada periode bulanan dan triwulan.
formulir sensus harian berikutnya. c. Merupakan data dasar mengenai
d. Sensus harian dibuat rangkap tiga pasien rawat inap yang perlu
1) 1 lembar untuk subbagian catatan dilaporkan kepada Departemen
medik Kesehatan setiap triwulan pada
2) 1 lembar untuk P2RI formulir RL_1 hal 1.
3) 1 lembar untuk arsip ruang rawat 4. Tanggung Jawab
e. Sensus harian dikirimkan pukul 08.00 a. Kepala unit pencatatan medik Rumah
setiap pagi. Sakit bertanggung jawab dalam
f. Lain-lain pengisian Rekapitulasi Sensus Harian
Untuk Rumah Sakit kecil mekanisme pasien Rawat Inap.
pembuatan Sensus Harian b. Staff Unit Perekam Medis yang
disesuaikan dengan kebutuhan ditunjuk oleh Kepala Unit Pencatatan
(Depkes, 2005) Medik Rumah Sakit, melaksanakan
D. Rekapitulasi Sensus Harian Rawat pengisian rekapitulasi bulanan pasien
Inap Rawat Inap.
1. Pengertian Rekapitulasi Sensus Harian c. Formulir Unit Perekam Medik
Rawat Inap Rumah Sakit sesuai dengan format
Formulir perantara untuk menghitung yang telah ditetapkan.
dan merekap jumlah pasien rawat inap 5. Mekanisme
selam satu bulan yang diterima dari a. Formulir Rekapitulasi Bulanan RP.1
masing-masing ruang rawat inap. merupakan formulir standard untuk
2. Tujuan membuat rekapitulasi pasien Rawat
Untuk memperoleh informasi semua Inap setiap bulan yang kemudian
pasien yang dirawat di Rumah Sakit dijumlahkan untuk setiap triwulan.
selama satu bulan secara keseluruhan b. Formulir Rekapitulasi Bulanan RP.1
maupun pada masing-masing ruang dibuat satu lembar untuk masing-
rawat inap yang diperlukan bagi masing jenis pelayanan Rawat Inap

72 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86
dan satu lembar untuk Rumah Sakit Untuk masing-masing kelompok
secara keseluruhan. penyakit dilaporkan mengenai
c. Formulir Rekapitulasi Bulanan RP.1 jumlah pasien keluar menurut
diisi segera setelah Formulir golongan umur dan menurut jenis
Rekapitulasi Sensus Harian selesai kelamin, serta jumlah pasien mati
diisi secara lengkap. untuk masing-masing kelompok
d. Formulir Rekapitulasi Bulanan RP.1 penyakit.
diisi sesuai dengan data yang terdapat 2) RL_2b
pada Rekapitulasi Sensus Harian Memuat data morbiditas pasien
menurut jenis pelayanan yang ada. rawat jalan yang dikelompokkan
e. Formulir Rekapitulasi Bulanan RP.1 menurut daftar tabulasi dasar.
diisi setiap hari untuk setiap lembar Untuk masing-masing kelompok
formulir RP.1 yang harus dibuat penyakit dilaporkan mengenai
masing-masing Rumah Sakit. jumlah kasus baru menurut
Formulir RP.1 harus selesai setiap golongan umur dan menurut jenis
hari untuk setiap tanggal laporan. kelamin dari kasus baru tersebut
(Depkes, 2005) dan jumlah kunjungan.
E. Analising/ Reporting 3) RL_2a1 yaitu laporan keadaan
1. Bagian Analising/ Reporting adalah salah morbiditas survailans tepadu
satu bagian dalam unit rekam medis yang pasien rawat inap rumah sakit.
mempunyai tugas pokok : 4) RL_2b1 yaitu laporan keadaan
a. Mengumpulkan data kegiatan rumah morbiditas survailans terpadu
sakit dari sensus harian yang dicatat pasien rawat jalan rumah sakit.
oleh unit pelanyanan pencatatan data 5) RL_2c yaitu laporan yang
kegiatan rumah sakit, sensus harian memuat status imunisasi.
sebagai dasar penyusunan laporan d. Mengumpulkan dan mengolah
kegiatan rumah sakit. data sebab kematian sebagai dasar
b. Merekap sensus harian sebagai dasar laporan mortalitas.
laporan kegiatan rumah sakit (RL_1). e. Mengumpulkan dan mengolah data
c. Mengumpulkan dan mengolah data inventaris rumah sakit sebagai dasar
penyakit pasien rawat jalan dan rawat laporan inventaris rumah sakit
inap sebagai dasar laporan morbiditas (RL_3).
(RL_2) yang meliputi : f. Mengumpulkan dan mengolah data
1) RL_2a ketenagaan sebagai dasar laporan
Memuat data morbiditas pasien ketenagaan (RL_4).
rawat inap yang dikelompokkan g. Mengumpulkan dan mengolah data
menurut daftar tabulasi dasar. inventaris peralatan medis sebagai

Analisis Pemanfaatan Data Sensus...(Agung Kurniawan, dkk) 73


dasar laporan inventaris peralatan dengan cara pengamatan secara langsung
medis (RL_5). terhadap objek penelitian. Pendekatan yang
h. Memuat data infeksi nosokomial digunakan adalah secara retrospektif yaitu
rumah sakit (RL_6). penelitian pada tingkat penggunaan
i. Mengolah data rekam medis untuk dokumen rekam medis (berdasarkan data
analisis statistik. masa lampau). (Arief, M.2003)
2. Informasi yang dihasilkan fungsi B. Definisi Istilah
analising reporting dalam pelayanan 1. Sensus harian rawat inap adalah kegiatan
rekam medis : pencacahan/ penghitungan pasien yang
a. Data dan informasi kegiatan-kegiatan dilakukan setiap hari pada suatu ruang
rumah sakit pada setiap unit rawat inap.
pelayanan. 2. Prosedur tetap adalah kebijakan rumah
b. Data dan informasi morbiditas rawat sakit dalam mekanisme pelayanan, suatu
inap. petunjuk pelaksanaan prosedur yang
c. Data dan informsi morbiditas rawat tertulis sebagai panduan standarisasi
jalan. dalam menjalani suatu kegiatan.
d. Data dan informasi mortalitas rawat 3. Pemanfaatan data sensus harian rawat
inap. inap adalah proses, cara dan perbuatan
e. Data dan informasi mortalitas rawat yang menjadikan data medis memiliki
jalan. nilai guna atau faedah untuk digunakan
f. Data dan informasi imunisasi. dan di laporkan seperti indikator
g. Data dan informasi ketenagaan. pelayanan, jumlah sarana dan prasarana.
h. Data dan informasi inventaris umum 4. Indikator rawat inap adalah parameter-
dan peralatan medis. parameter yang digunakan dalam
i. Hasil analisis statistik rumah sakit.. mengetahui perolehan, kinerja pelayanan
(DepKes, 2003) rawat inap yaitu BOR, AVLos, TOI,
BTO, NDR, GDR (Hatta, G.2008).
METODE PENELITIAN C. Obyek dan Subjek Penelitian

A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Objek

Jenis penelitian adalah deskriptif yaitu penelitian adalah kebijakan dan mekanisme

penelitian yang hasilnya berupa diskripsi pemanfaatan data rekam medis Sensus

(penggambaran) keadaan objek penelitian Harian Rawat Inap (SHRI). Subyek petugas

tanpa memberikan kesimpulan yang berlaku analisisng reporting unit rekam medis

umum (generalisasi). Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto

Sedangkan metode yang digunakan Ngawi.

dalam penelitian ini adalah metode observasi


yaitu metode penelitian pengumpulan data

74 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86
D. Instrumen dan Cara Pengolahan Data 2. Cara pengumpulan data
1. Instrumen Penelitian a. Observasi
a. Pedoman Observasi Observasi dilakukan, dengan
Observasi yaitu pengumpulan mengamati secara langsung terhadap
data dengan cara mengamati objek obyek penelitian khususnya
yang diteliti secara langsung pada pemanfaatan data rekam medis
saat penelitian, digunakan untuk sensus harian rawat inap di Rumah
mendapatkan data: Sakit Umum Daerah dr.Soeroto
1) Mengetahui Kebijakan rumah Ngawi.
sakit tentang sumber data b. Wawancara
pelaporan Indikator Pelayanan Wawancara yaitu cara yang
Rawat Inap digunakan jika sumber atau
2) Pihak yang mengolah data Sensus responden penelitian adalah manusia
Harian Rawat Inap (SHRI). yang dilakukan secara langsung.
3) Pengolahan data Sensus Harian Dengan diajukannya pertanyaan-
Rawat Inap (SHRI) untuk pertanyaan untuk dijawab oleh
pelaporan indikator pelayanan responden.
rawat inap. E. Teknik dan Analisis Data
4) Penyajian dan manfaat indikator 1. Teknik Pengolahan Data
pelayanan rawat inap untuk Tahap-tahap pengolahan setelah data
rumah sakit dikumpulkan adalah sebagai berikut:
5) Pihak yang memanfaatkan data a. Collecting :Melakukan pengumpulan
indikator pelayanan rawat inap data mengenai pemanfaatan data
b. Pedoman Wawancara Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)
Pedoman wawancara yaitu b. Penyajian : Memaparkan atau
pengumpulan data dengan cara tanya menyajikan hasil penelitian dalam
jawab langsung dengan nara sumber bentuk narasi kemudian dilakukan
untuk mendapatkan data mengenai interpretasi data.
prosedur pengunaan dan pemanfaatan 2. Analisis Data
data medis Sensus Harian Rawat Inap Analisis yang digunakan adalah
(SHRI). Nara sumber dalam deskriptif yaitu memaparkan hasil-hasil
penelitian ini adalah petugas penelitian yang sesuai dengan keadaan
analising & reporting dan petugas sebenarnya dengan membandingkan
rawat inap. teori-teori yang terkait dan selanjutnya
ditarik suatu kesimpulan tanpa
melakukan uji statistik (Arief, M. 2003)
.

Analisis Pemanfaatan Data Sensus...(Agung Kurniawan, dkk) 75


HASIL PENELITIAN DAN 12) Treadmill
13) Infant incubator
PEMBAHASAN
14) Mobile X ray
A. Hasil Penelitian
15) Ventilator
1. Pelayanan rawat inap terdapat 202
16) Mammografi
tempat tidur dengan pembagian kelas
2. Kebijakan rumah sakit tentang sumber
sebagai berikut :
data pelaporan Sensus Harian Rawat
Tabel 1. Jumlah Tempat Tidur di Rumah
Sakit Umum Daerah dr.Soeroto Ngawi Inap (SHRI).
No Bangsal Keterangan Jumlah Tempat Jumlah Sesuai dengan Buku Pedoman
Tidur
Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah
Pav VIP I II III
Sakit Umum Daerah dr. Soeroto Ngawi
1 Cendana Umum 12 12
disebutkan bahwa “Rumah Sakit Umum
2 Anggrek Umum 5 12 17
Daerah dr. Soeroto Ngawi melaksanakan
3 Mawar Penyakit 6 34 40
Dalam pelaporan rumah sakit adalah merupakan
wanita suatu alat organisasi yang bertujuan untuk
4 Melati Penyakit 3 28 31
menghasilkan laporan secara cepat, tepat,
Dalam pria
dan akurat“. Dilaporkan setiap tiga bulan
5 Flamboyan Bedah 4 22 26
6 Teratai Jiwa 16
sekali
16
ke Direktur Rumah Sakit Umum

7 Wijaya Bersalin 6 16 8 Daerah


30 dr. Soeroto Ngawi serta semua unit
Kusuma yang terkait, sensus harian dan register
9 Bougenfil Anak 3 27 30 rawat jalan dan rawat inap merupakan
pasien
Jumlah total 12 5 24 32 135 202 dalam pelaksanaan pembuatan laporan
dasar
a. Fasilitas pemeriksaan penunjang rumah sakit.
antara lain : Ada pun laporan menurut Buku Pedoman
1) Laboratorium Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah
2) Farmasi/apotik Sakit Umum Daerah dr. Soeroto Ngawi
3) Radiologi yang berdasarkan sensus harian dan register
4) Pemulasaraan jenazah pasien rawat jalan dan rawat inap adalah :
5) USG (Ultra Sono Graphy) a. Data Kunjungan Per Tribulan
6) EEG (Electro Encephalo Graphy) b. Perbandingan Data Kunjungan Per
7) ECG (Electro Cardio Graphy) Bagian Pelayanan
8) Slit Lamp (pemeriksaan dalam c. Data Indikator Pelayanan Per Bulan
bola mata) Rawat Inap
9) Audiometri Fungsi (pemeriksaan d. Grafik Barber Johnson
fungsi pendengaran) e. Analisa Data Indikator Pelayanan
10) Elektro Cauterisasi f. Kesimpulan Analisis Efisiensi BOR
11) Brain Mapping dan EMG

76 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86
g. Indikator Pasien Rawat Jalan Per a. Menyediakan formulir Sensus Harian
Poliklinik Rawat Inap (SHRI)
h. Indikator Pelayanan Rawat Inap Per b. Petugas analising reporting menerima
Ruang Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)
i. Sepuluh Besar Penyakit dari petugas rawat inap yang telah
j. Lima Belas Penyakit Terbesar ditunjuk.
Penyebab Kematian c. Melakukan perekapan Sensus Harian
k. Sepuluh Besar Tindakan / Operasi Rawat Inap (SHRI) pada formulir
l. Kegiatan Instalasi Bedah Sentral RP.1.
(OK) d. Mengolah data Sensus Harian Rawat
m. Data Kematian Per Ruangan Inap (SHRI) menjadi beberapa
n. Presentase Kunjungan Rawat Jalan indikator pelayanan.
o. Presentase Kunjungan Rawat Inap 4. Pengolahan data Sensus Harian Rawat
p. Presentase Kunjungan UGD Inap (SHRI) untuk pelaporan indikator
q. Perbandingan Kunjungan Pasien pelayanan rawat inap
Umum, Askes, Maskin Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)
3. Pihak yang mengelola data sensus harian di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto
rawat inap (SHRI) Ngawi diperoleh dari setiap bangsal
Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) perawatan setelah itu dilanjutkan dengan
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto rekapitulasi ke dalam formulir RP.1 dan
Ngawi dikelola dan diisi oleh unit rekam dijadikan sebagai dasar pembuatan indikator
medis dan ruang rawat inap. Ruang rawat pelayanan rawat inap. Adapun
inap/bangsal adalah sebagai pihak yang pengolahannya diproses dengan mekanisme
mengisi Sensus Harian Rawat Inap (SHRI). sebagai berikut :
Menurut Prosedur Tetap Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Soeroto Ngawi No.
Formulir
Dokumen 445/005/P.RM/1/2011 tentang a. Sensus RL1
b. Formulir
Pengumpulan Sensus Harian Rawat Inap Harian Rekapitulas c. Indikator
Rawat i RP1 Pelayanan
(lampiran 4), observasi di lapangan dan Inap Rawat Inap

wawancara pada petugas ruang rawat inap (SHRI)


Pelaporan
serta analising reporting , yang mengelola Bulanan,
Tribulanan,
Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) adalah Tahunan

unit rekam medis/analising reporting


adapun kegiatannya sebagai berikut : Gambar 1. Flow Chart Mekanisme
Pengolahan Data Sensus Harian Rawat
Inap (SHRI) di Rumah Sakit Umum Daerah
dr.Soeroto Ngawi

Analisis Pemanfaatan Data Sensus...(Agung Kurniawan, dkk) 77


Penjelasan flow chart sebagai berikut : 1) Untuk mengetahui jumlah pasien
a. Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) masuk, pasien keluar Rumah Sakit,
Menurut Prosedur Tetap Rumah Sakit meninggal di Rumah Sakit.
Umum Daerah dr. Soeroto Ngawi 2) Untuk mengetahui tingkat
No.Dokumen 445/005/P.RM/1/2011 penggunaan tempat tidur.
(Lampiran 3) tentang Pengumpulan Sensus 3) Untuk mengitung penyediaan sarana
Harian Rawat Inap, sensus harian pasien atau fasilitas pelayanan kesehatan.
rawat inap adalah kegiatan pencacahan/ 4) Data yang terdapat dalam Sensus
penghitungan pasien yang dilakukan setiap Harian Rawat Inap (SHRI)
hari pada suatu ruang rawat inap. Berisi Berdasarkan wawancara dengan petugas
tentang mutasi keluar, masuk, pindahan, analising reporting diketahui data yang
dipindahkan, meninggal, jumlah lama digunakan sebagai dasar pembuatan
dirawat dan sisa pasien yang dirawat dalam indikator rawat inap sebagai berikut :
24 jam. 1) Jumlah pasien awal per bangsal dan
b. Tata cara pengisian formulir Sensus kelas perawatan
Harian Rawat Inap (SHRI) 2) Jumlah pasien masuk per bangsal dan
Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) kelas perawatan
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto 3) Jumlah pasien keluar per bangsal dan
Ngawi belum ada Petunjuk Teknis pengisian kelas perawatan
formulir. Berdasarkan hasil observasi dan 4) Jumlah pasien pindahan per bangsal
wawancara kepada petugas analising dan kelas perawatan
reporting tentang pengisian Sensus Harian 5) Jumlah pasien dipindahkan per
Rawat Inap (SHRI) di Rumah Sakit Umum bangsal dan kelas perawatan
Daerah dr. Soeroto Ngawi pada form 6) Jumlah hari perawatan per bangsal
keluar, masuk, penderita yang dipindahkan dan kelas perawatan
ke ruang lain, penderita pindahan dari ruang 7) Jumlah lama dirawat per bangsal dan
lain, meninggal < 48 jam, meninggal ≥ 48 kelas perawatan
jam, berisi sama yaitu nomor register, nama 8) Jumlah pasien sisa per bangsal dan
penderita, bagian atau kelas perawatan. kelas perawatan
Adapun resume di (lampiran 5) d. Rekapitulasi RP.1
c. Manfaat pengisian Dari data Sensus Harian Rawat Inap
Berdasarkan hasil observasi dan (SHRI) selanjutnya di rekap ke dalam
wawancara pada petugas analising Formulir Rekapitulasi Bulanan RP.1
reporting, dan ruang rawat inap, manfaat (lampiran 7) oleh petugas analising
Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) di Rumah reporting yang bertujuan untuk menghitung
Sakit Umum Daerah dr. Soeroto Ngawi dan merekap jumlah pasien rawat inap
sebagai berikut : selama satu bulan yang diterima dari

78 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86
masing-masing ruang rawat inap. Dengan 5. Penyajian dan manfaat indikator
tujuan untuk memperoleh informasi semua pelayanan rawat inap untuk rumah sakit
pasien yang dirawat di Rumah Sakit selama Dari hasil pengolahan data Sensus
satu bulan yang dilaporkan dalam laporan Harian Rawat Inap (SHRI) yang di hitung
triwulan secara keseluruhan maupun pada sesuai parameter indikator pelayanan rawat
masing-masing ruang rawat inap, yang inap yang digunakan Rumah Sakit Umum
diperlukan bagi perencanaan, pengawasan, Daerah dr. Soeroto Ngawi, dapat dibuat
pelaporan atau penilaian kinerja Rumah pelaporan dengan perhitungan secara manual
Sakit Umum Daerah Ngawi dr. Soeroto. dan komputerisasi disajikan dengan
Dari RP.1 kemudian data diolah dalam menggunakan aplikasi microsoft word dan
bentuk statistik rumah sakit yang terdiri dari excel, adapun grafik barber johson dibuat
beberapa parameter indikator pelayanan dengan menggunakan software pada aplikasi
untuk dilaporkan sesuai dengan kebutuhan microsoft excel, dan dapat disajikan data
pelaporan Rumah Sakit Umum Daerah dr. yang berbentuk :
Soeroto Ngawi. a. Tabel, (lampiran 11)
e. Pelaporan indikator pelayanan rawat inap b. Grafik trend, (lampiran 12)
Berdasarkan hasil pengolahan dari data c. Grafik batang, (lampiran 11)
yang dihasilkan Formulir Sensus Harian d. Grafik Barber Johnson, (lampiran 13)
Rawat Inap (SHRI) yang direkapitulasi pada Data yang sudah diolah tersebut
Formulir Rekapitulasi Bulanan RP.1 yang kemudian direkap pada tabel dan grafik
dilakukan perhitungan secara manual dan berdasarkan bulan dan tahun sesuai ruang
komputerisasi dapat dilaporkan beberapa atau keseluruhan ruang rawat inap. Data
parameter dan pengolahan statistik yang tersebut dibuat secara berkesinambungan
digunakan untuk indikator pelayaanan rawat dari tahun sebelumnya.
inap Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto Manfaat dari pembuatan indikator
Ngawi, adapun data yang digunakan oleh pelayanan rawat inap, menurut observasi dan
petugas analising reporting yang diambil wawancara dengan petugas analising
dari Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) reporting adalah:
untuk pembuatan Indikator Pelayanan Rawat a. Sebagai dasar pengambilan
Inap per ruang (Lampiran 11) hanya Hari keputusan
Perawatan dan Lama Dirawat, selanjutnya b. Mengukur tingkat pelayanan petugas
hari perawatan digunakan sebagai dasar kesehatan
pembuatan : c. Perencanaan pengembangan alat dan
1) BOR (Bed Occupancy Rate), sarana kesehatan
2) AvLOS (Average Length Of Stay), d. Untuk mengetahui tingkat kematian
3) TOI (Turn Over Interval), dan kepuasan pasien rawat inap

Analisis Pemanfaatan Data Sensus...(Agung Kurniawan, dkk) 79


6. Pihak yang memanfaatkan indikator reporting. Hal itu sudah sesuai dengan
pelayanan rawat inap Prosedur Tetap Rumah Sakit Umum Daerah
Pihak yang memanfaatkan indikator dr. Soeroto Ngawi tentang Pengumpulan
pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Umum Sensus Harian Rawat Inap (lampiran 3),
Daerah dr. Soeroto Ngawi adalah : yang menyatakan bahwa, “Dilakukan proses
a. Dinas kesehatan rekapitulasi pasien rawat inap harian dan
b. Peneliti (mahasiswa atau dokter bulanan oleh petugas rekam medis kemudian
muda) dikumpulkan untuk bahan pelaporan
c. Pihak manajemen Rumah Sakit kegiatan rumah sakit“, tetapi pada kutipan
Umum Daerah dr. Soeroto Ngawi tersebut tidak menyatakan unit kerja
d. Badan akreditasi analising reporting yang melakukan
B. Pembahasan pengelolaan. Menurut observasi di lapangan
1. Kebijakan rumah sakit tentang sumber dan wawancara pada petugas analising
data pelaporan Sensus Harian Rawat reporting hal tersebut diserahkan kepada
Inap (SHRI).). Kepala Bagian Rekam Medis untuk
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto menunjuk anggotanya sesuai tugas pokok
Ngawi sudah memiliki kebijakan tentang masing-masing dalam pelaksanaan
pemanfaatan data Sensus Harian Rawat Inap kegiatannya.
(SHRI) yang tertulis dalam Buku Pedoman Menurut DepKes, 2006 tentang bahwa
Penyelenggaraan Rekam Medis yang dibuat tugas pokok analising reporting salah
oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah dr. satunya adalah mengumpulkan data kegiatan
Soeroto Ngawi yang menyatakan bahwa “ rumah sakit dari sensus harian yang dicatat
…… sensus harian dan register pasien rawat oleh unit pelanyanan pencatatan data
jalan dan rawat inap merupakan dasar dalam kegiatan rumah sakit, sensus harian sebagai
pelaksanaan pembuatan laporan rumah dasar penyusunan laporan kegiatan rumah
sakit“. sakit.
Dari petunjuk kebijakan yang tertulis 3. Pengolahan data Sensus Harian Rawat
dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Inap (SHRI) untuk pelaporan indikator
Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah pelayanan rawat inap
dr. Soeroto Ngawi semua pelaporan sudah Ada pun Prosedur Tetap Rumah Sakit
dibuat dan dilaksanakan oleh pihak rumah Umum Daerah dr. Soeroto Ngawi tentang
sakit. Pengumpulan Sensus Harian Rawat Inap
2. Pihak yang mengelola data Sensus (lampiran 3) hanya memuat tentang teknis
Harian Rawat Inap (SHRI) pengumpulan Sensus Harian Rawat Inap
Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) (SHRI), dalam prosedur tersebut isinya juga
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soeroto belum memuat seluruh teknis mekanisme
Ngawi dikelola oleh petugas analising

80 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86
pengisian Sensus Harian Rawat Inap AvLOS (Average Length Of Stay), TOI
(SHRI). (Turn Over Interval).
Prosedur Tetap sendiri adalah suatu Adapun BTO (Bed Turn Over) tidak
petunjuk pelaksanaan prosedur yang tertulis bersumber dari Sensus Harian Rawat Inap
sebagai panduan standarisasi dalam (SHRI) melainkan dari register pasien rawat
menjalani suatu kegiatan. Prosedur Tetap inap dan data ruang rawat inap. Dari 3
akan sangat membantu suatu unit pelaksana parameter diatas BOR (Bed Occupancy
kegiatan pelayanan untuk menjalankan Rate), AvLOS (Average Length Of Stay),
segala aktifitas pelayanan agar tetap dapat TOI (Turn Over Interva), diolah dengan
menjaga mutu pelayanannya. Agar lebih menggunakan rumus berdasar pada buku
baik lagi kalau adanya prosedur tetap Ery R. 2009. Statistik Rumah Sakit Untuk
memuat seluruh mekanisme dan tujuan, Pengambilan Keputusan dengan dasar buku
manfaat, pelaksana, penanggung jawab, Dep Kes
pengertian, kebijakan, prosedur teknis yang Menurut observasi di lapangan dan
runtun dan jelas sehingga dapat menjadi wawancara pada petugas analising reporting
pedoman/ panduan dalam melaksanakan pemanfaatan data sensus harian tidak
pengisian untuk memperoleh data yang valid dilakukan secara maksimal dikarenakan
dan sesuai dengan keadaan sebenarnya. tidak disiplinnya pengisian dan penyerahan
Usulan Prosedur Tetap dan Petunjuk Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)
Tertrulis trntang Sensus Harian Rawat Inap dikarenakan tidak adanya prosedur tetap dan
(SHRI) (lampiran 4 dan 6) . petuntuk teknis pengisian yang
Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) menyebabkan isi dari sensus harian tidak
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto sesuai dengan keadaan sebenarnya seperti
Ngawi diolah melalui beberapa tahapan. contoh :
Sesuai hasil kegiatan data Sensus Harian a. Data jumlah pasien keluar mati yang
Rawat Inap (SHRI) diterima oleh petugas dicatat pada Sensus Harian Rawat
analising reporting lalu dilakukan perekapan Inap (SHRI) dengan dokumen pasien
pada formulir RP.1 setelah itu dilakukan yang meninggal tidak sama, sehingga
pengolahan data sesuai kebutuhan menyulitkan penghitungan NDR (Net
pembuatan indikator pelayanan rawat inap. Death Rate) dan GDR (Gross Death
Adapun data yang digunakan oleh petugas Rate)
analising reporting yang diambil dari b. Pasien yang dipindahkan tidak
Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) untuk langsung ditulis sehingga jumlah
pembuatan Indikator Pelayanan Rawat Inap pasien pada ruang rawat inap
hanya Hari Perawatan dan Lama Dirawat berbeda, menyulitkan pembuatan
yang selanjutnya digunakan sebagai dasar laporan kunjungan pasien rawat inap
penghitungan BOR (Bed Occupancy Rate),

Analisis Pemanfaatan Data Sensus...(Agung Kurniawan, dkk) 81


c. Jumlah tempat tidur jika terjadi 4. Penyajian dan manfaat indikator
perubahan tidak lansung ditulis pada pelayanan rawat inap untuk rumah sakit
Sensus Harian Rawat Inap (SHRI), Menurut observasi dan wawancara pada
sehingga petugas analising reporting petugas analising reporting Rumah Sakit
harus menanyakan ke ruang rawat Umum Daerah dr. Soeroto Ngawi, membuat
inap/bangsal tentang jumlah tempat pelaporan dengan perhitungan secara manual
tidur hal menyulitkan penghitungan dan komputerisasi disajikan dengan
efisiensi tempat tidur menggunakan aplikasi microsoft word dan
Petugas harus mencari sumber data lain excel, adapun grafik barber johnson dibuat
seperti register pasien rawat inap untuk dengan menggunakan software pada aplikasi
menjadi dasar sumber data pelaporan untuk microsoft excel, dan dapat disajikan data
dicocokkan dengan Sensus Harian Rawat yang berbentuk :
Inap (SHRI), hal ini mendorong petugas a. Tabel
analising reporting lebih memanfaatkan data Tabel bermanfaat untuk
di dalam register pasien rawat inap dari pada memperlihatkan pola,
Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) karena kecenderungan, kekhususan,
data register pasien rawat inap lebih sesuai perbedaan dan hubungan lainyang
dengan keadaan sebenarnya. ada pada data dan tabel dapat pula
Semua data Sensus Harian Rawat Inap merupakan dasar untuk membuat
(SHRI) di isi dan di hitung semua tapi tampilan yang lain, seperti grafik.
beberapa data diisi tidak sesuai keadaan Tabel harus bersifat menerangkan
aslinya. Maka pada pelaksanaannya semua dirinya sendiri (self explanatory).
hasil data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Jika tabel dipisahkan dari teks yang
tidak dimanfaatkan maksimal. Maka perlu menyertainya, ia harus tetap bisa
diadakannya sosialisasi petunjuk teknis memberikan informasi yang
penulisan/pengisian dan prosedur tetap diperlukan kepada pembaca. (Hatta
tentang Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) G, 2010)
untuk petugas rawat inap utamanya perawat b. Grafik Trend
atau bidan dalam mekanisme Grafik trend merupakan grafik yang
pelaksanaannya. Sehingga pembuatan, digunakan untuk menampilkan data
penyerahan, perekapan, Sensus Harian berupa garis yang dibentuk dari titik-
Rawat Inap dilaksanakan petugas setiap hari titik yang mewakili setiap kategori
dan sesuai keadaan aslinya agar tidak perlu yang yang dihubungkan dengan garis
lagi mencocok kan data dengan register dari titik satu dengan yang lain yang
pasien rawat inap dan tidak menambah berfungsi untuk mendapatkan
beban kerja petugas, sesuai kebijakan gambaran perolehan dari setiap
Rumah Sakit dan prosedur tetap yang ada. kategori. (Hatta G, 2008)

82 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86
c. Grafik Batang/Balok periode tertentu memantai
Grafik Batang/Balok (bar chart) dampak dari suatu penerapan
merupakan grafik yang digunakan kebijakan terhadap efisiensi
untuk menampilkan data dari tabel penggunaan tempat tidur (Sudra,
satu variabel atau lebih. Tiap kategori R I.2010)
tabel diwakili oleh satu balok. Bentuk penyajian ini dilakukan sesuai
Panjang balok sebanding dengan kebutuhan pelaporan dan permintaan dari
jumlah subyek atau kejadian pada management Rumah Sakit Umum Daerah dr.
kategori tersebut.(Hatta G, 2010) Soeroto Ngawi dan dinas terkait, tidak ada
d. Grafik Barber Johnson prosedur tetap atau kebijakan rumah sakit
Rumusan dan paduan empat mengenai bentuk penyajian pelaporan
parameter untuk memantau dan Manfaat dari pembuatan indikator
menilai tingkat efisiensi penggunaan pelayanan rawat inap, menurut observasi dan
Tempat Tidur untuk bangsal wawancara pada petugas analising
perawatan pasien. Keempat reporting sudah sesuai dengan fungsi
parameter yang dipadukan tersebut indikator pelayanan rawat inap yaitu untuk
BOR (Bed Occupancy Rate), AvLOS memantau perawatan pasien setiap hari,
(Average Length Of Stay), TOI (Turn bulan, dan lain-lain. Informasi dari statistik
Over Interval), dan BTO (Bed Turn rumah sakit digunakan untuk perencanaan,
Over). Perpaduan keempat parameter memantau pendapatan dan pengeluaran dari
tersebut diwujudkan dalam bentuk pasien oleh pihak manajemen rumah sakit.
Grafik Barber Johnson (BJ). Indikator-indikator pelayanan rumah sakit
Manfaat Grafik Barber Johnson : dapat dipakai untuk mengetahui tingkat
1) Membandingkan tinngkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan
efisiensi pemggunaan tempat rumah sakit. (Hatta, G.2010)
tidursuatu unit (Rimah Sakit atau Menurut Hatta G,2010 Sensus Harian
bangsal) dari waktu ke waktu Rawat Inap (SHRI) dapat dijadikan sebagai
dalam periode tertentu sumber data penghitungan
2) Memonitor perkembangan a) AvLOS (Average Length Of Stay)
pencapaian target efisiensi b) BOR (Bed Occupancy Rate)
penggunaan tempat tidur yang c) BTO (Bed Turn Over)
telah ditentukan dalam suatu d) TOI (Turn Over Interval)
periode tertentu e) NDR (Net Death Rate)
3) Membandingkan tingkat efisiensi f) GDR (Gross Death Rate)
penggunaan tempat tidur antar g) Newborn death rate
unit (misalnya antar bangsal di h) Maternal death rate
suatu Rumah Sakit) dalam

Analisis Pemanfaatan Data Sensus...(Agung Kurniawan, dkk) 83


Tetapi data Sensus Harian Rawat Inap Direktur rumah sakit dan pihak
(SHRI) di Rumah Sakit Umum Daerah dr. perencanaan, direktur rumah sakit
Soeroto Ngawi hanya digunakan sebagai memanfaatkan informasi rekam
dasar penghitungan BOR (Bed Occupancy medis antara lain sebagai
Rate), AvLOS (Average Length Of Stay), perencanaan pengembangan rumah
TOI (Turn Over Interval). sakit, perencanaan pengembangan
5. Pihak yang memanfaatkan indikator alat dan sarana kesehatan dan untuk
pelayanan rawat inap mengetahui tingkat kematian serta
Pihak yang berwenang dalam tingkat kinerja pelayanan rawat inap.
memanfaatkan dokumen rekam medis d) Badan akreditasi, memanfaatkan
adalah pihak yang bersedia memenuhi indikator pelayanan rawat inap untuk
persyaratan dan prosedur yang telah bahan pertimbangan pemberian
disahkan oleh pihak Rumah Sakit Umum akreditasi rumah sakit.
Daerah dr. Soeroto Ngawi. Selain itu, pihak
yang memanfaatkan informasi indikator SIMPULAN DAN SARAN
pelayanan rawat inap dari eksternal Rumah A. Simpulan
Sakit seperti dokter muda /mahasiswa, 1. Kebijakan rumah sakit tentang sumber
peneliti, dinas kesehatan, harus data pelaporan Sensus Harian Rawat
sepengetahuan dan mendapat ijin yang Inap (SHRI).
diperkuat dengan tanda tangan dari kepala Kebijakan sudah terlampir pada Buku
rekam medis Rumah Sakit Umum Daerah Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis
dr. Soeroto Ngawi, adapun pihak-pihak yang dibuat oleh pihak Rumah Sakit Umum
eksternal dan internal tersebut adalah: Daerah dr. Soeroto Ngawi yang
a) Dinas kesehatan, memanfaatkan melampirkan sensus harian adalah sebagai
indikator pelayanan rawat inap untuk dasar bahan pelaporan.
bahan pelaporan ke tingkat lanjutan 2. Pihak yang mengolah data Sensus Harian
atas sebagai pengukur tingkat kinerja Rawat Inap (SHRI)
pelayanan rumah sakit. Pihak yang mengolah data sensus harian
b) Peneliti, memanfaatkan indikator rawat inap (SHRI) di serahkan kepada
pelayanan rawat inap untuk penelitian Kepala Bagian Rekam Medis yang
atau pembuatan skripsi. Peneliti ini menunjuk petugas analising reporting atau
termasuk mahasiswa, calon dokter anggotanya sesuai tugas pokok masing-
ataupun dokter yang mengikuti masing dalam pelaksanaan kegiatannya.
pendidikan lanjutan. 3. Pengolahan data Sensus Harian Rawat
c) Pihak menagement, yang Inap (SHRI) untuk pelaporan indikator
memanfaatkan indikator pelayanan pelayanan rawat inap
rawat inap salah satunya adalah

84 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86
Pengolahan data Sensus Harian Rawat c) Perencanaan pengembangan alat dan
Inap (SHRI) di Rumah Sakit Umum Daerah sarana kesehatan
dr. Soeroto Ngawi dapat menghasilkan d) Untuk mengetahui tingkat kematian
pelaporan indikator rawat inap yaitu BOR dan kepuasan pasien rawat inap
(Bed Occupancy Rate), AvLOS (Average 5. Pihak yang memanfaatkan data indikator
Length Of Stay), TOI (Turn Over Interval). pelayanan rawat inap
Untuk BTO (Bed Turn Over) dan Pihak yang memanfaatkan informasi
indikator pelayanan rawat inap yang lain indikator pelayanan rawat inap adalah pihak
tidak di hitung berdasarkan Sensus Harian eksternal dokter/mahasiswa, peneliti, dinas
Rawat Inap (SHRI) karena data sensus kesehatan pihak internal manajemen rumah
harian belum dimanfaatkan secara maksimal sakit, badan akreditasi.
dikarenakan kurang disiplinnya pengisian B. Saran
dan penyerahan Sensus Harian Rawat Inap 1. Sebaiknya membuat Prosedur Tetap dan
(SHRI) serta tidak ada adanya petunjuk Petunjuk Tertulis tentang mekanisme
pengisian Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) pelaksanaan Sensus Harian Rawat Inap
4. Penyajian dan manfaat indikator (SHRI),sehingga petugas bangsal/ruang
pelayanan rawat inap untuk rumah sakit rawat inap dapat melaksanakan
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto pembuatan Sensus Harian Rawat Inap
Ngawi, membuat pelaporan dengan (SHRI) secara benar dan menghasilkan
perhitungan secara manual dan data yang akurat untuk dimanfaatkan
komputerisasi disajikan data yang berbentuk dalam penghitungan indikator pelayanan
Tabel, Grafik Trend, Grafik Batang, Grafik rawat inap ( Usulan prosedur tetap pada
Barber Johnson (lampiran 11-13). Dari pengisian Sensus Harian Rawat Inap
penyajian data tersebut rumah sakit dapat pada lampiran ).
mengetahui perolehan hasil pelayanan dari 2. Perlu diadakannya sosialisasi petunjuk
tahun ke tahun dan dapat mengetahui teknis penulisan/pengisian dan prosedur
intregrasi data antar unit pelayanan, dengan tetap tentang Sensus Harian Rawat Inap
Grafik Barber Johnson rumah sakit dapat (SHRI) untuk petugas rawat inap
mengetahui efisiensi penggunaan tempat utamanya perawat atau bidan dalam
tidur, mekanisme pelaksanaannya.
Manfaat dari pembuatan indikator 3. Sebaiknya pembuatan, penyerahan,
pelayanan rawat inap untuk rumah sakit, perekapan, Sensus Harian Rawat Inap
adalah: dilaksanakan petugas setiap hari dan
a) Sebagai dasar pengambilan sesuai keadaan aslinya agar tidak perlu
keputusan lagi mencocok kan data dengan register
b) Mengukur tingkat pelayanan petugas pasien rawat inap dan tidak menambah
kesehatan beban kerja petugas, sesuai kebijakan

Analisis Pemanfaatan Data Sensus...(Agung Kurniawan, dkk) 85


Rumah Sakit dan prosedur tetap yang
DepKes RI. 2006. Pedoman
ada.
Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam
4. Sebaiknya petugas rawat inap/bangsal Medis Rumah Sakit di Indonesia.
Revisi 2. Jakarta: Dirjen Bina
(perawat/bidan) memasukkan data secara
Pelayanan Medik Departemen
benar sehingga petugas analising Kesehatan RI.
reporting bisa memanfaatkan data
Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) untuk Ery R. 2009. Statistik Rumah Sakit Untuk
Pengambilan Keputusan. Yogyakarta :
di jadikan sebagai sumber data dan
Graha Ilmu. Hal 56 – 58
mempermudah pembuatan pelaporan
indikator pelayanan rawat inapseperti :
Hatta, G. 2008. Pedoman Manajemen
a) AvLOS (Average Length Of Stay) Informasi Kesehatan di Sarana
Pelayanan Kesehatan. Jakarta: UI
b) BOR (Bed Occupancy Rate)
Press.
c) BTO (Bed Turn Over)
d) TOI (Turn Over Interval)
Hatta, G. 2010. Pedoman Manajemen
e) NDR (Net Death Rate) Informasi Kesehatan di Sarana
Pelayanan Kesehatan. edisi revisi
f) GDR (Gross Death Rate)
Jakarta: UI Press.
g) Newborn death rate
h) Maternal death rate
PerMenKes RI. 2006. No.
1405/MENKES/PER/XI. Pedoman
Organisasi Rumah Sakit Di
Lingkungan Departemen Kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA Hal 4-7
Arief, M. 2003. Pengantar Metodologi
Penelitian untuk Ilmu Kesehatan.
Surakarta: Sebelas Maret University PerMenKes. No. 269/MenKes/Per/III/2008
Press. Hal 8, 43, 53-4 tertanggal 12 Maret 2008. hal. 2 dari 12

Chandra, B. 1995. Pengantar Administrasi Shofari, B. 2002. Modul Pembelajaran


Kesehatan, cetakan I, Palembang. Pengelolaan Rekam Medis dan
Dokumentasi Rekam Medis. PSRK_01.
Semarang: PORMIKI. (Tidak
Davis, G. B. 1999. Sistem Informasi dipublikasikan).
Komputer, Bandung

Sudra R I. 2010. Statistik Rumah Sakit.


Depkes. RI. 2003. Sistem Informasi Rumah Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 2 – 57
Sakit di Indonesia (sistem Pelaporan
Rumah Sakit (Sistem Pelaporan Rumah
Sakit Revisi V) Undang – Undang Praktik Kedokteran RI
No. 29 Tahun 2004 Pasal 46 ayat (1),
Penjelasan
Depkes RI. 2005. Buku Petunjuk Pengisian,
Pengolahan Dan Penyajian Data
Rumah Sakit. Jakarta:
DITJENYANMED

86 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86

Anda mungkin juga menyukai