10 32 1 PB
10 32 1 PB
ABSTRAK
Berdasarkan survey pendahuluan di RSUD dr. Soeroto Ngawi tentang SHRI. Dapat diketahui
bahwa penggunaan SHRI tidak maksimal sehingga keberadaannya hanya sebagai pelengkap atau
formalitas, yang sebenarnya bila di fungsikan dan dimanfaatkan secara maksimal dapat digunakan
untuk pembuatan pelaporan serta indikator pelayanan rumah sakit yang digunakan untuk
perencanaan yang akan dilakukan oleh pihak menajemen. Baik dalam hal peningkatan mutu
pelayanan, penambahan tenaga medis, kinerja dokter dan perawat, penambahan peralatan medis.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pemanfaatan data sensus harian rawat inap yang
digunakan untuk pelaporan indikator pelayanan rawat inap di RSUD dr. Soeroto Ngawi
Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan restropektif dan metode pengumpulan data
dengan observasi dan wawancara yang dianalisis secara deskriptif. Obyeknya penelitian adalah
kebijakan pemanfaatan data SHRI dan subyeknya petugas analising reporting.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan pemanfaatan data SHRI udah terlampir pada
BPPRM RSUD dr. Soeroto Ngawi tetapi tidak ada prosedur tetap tentang pemanfaatan data SHRI.
Pihak yang mengolah data SHRI adalah petugas analising reporting. Data yang digunakan oleh
petugas analising reporting untuk pembuatan Indikator Pelayanan Rawat Inap hanya Hari
Perawatan dan Lama Dirawat Pasien sebagai dasar penghitungan BOR, AvLOS, TOI sedangkan
BTO diambil dari register pasien rawat inap. Laporan dibuat dengan perhitungan secara manual
dan komputerisasi disajikan berbentuk Tabel, Grafik Trend, Grafik Batang, Grafik Barber
Johnson. Pihak yang memanfaatkan informasi indikator pelayanan rawat inap adalah management
rumah sakit, dokter/mahasiswa, peneliti, badan akreditasi, dinas kesehatan.
Pemanfaatan data SHRI tidak dilaksanakan secara maksimal karena data yang dihasilkan tidak
akurat sesuai aslinya, Disebabkan tidak adanya prosedur tetap dan petunjuk tertulis tentang
pengisian sensus harian serta sumber data pembuatan pelaporan. Saran dari penelitian ini adalah
membuat Prosedur Tetap dan Petunjuk Tertulis (lampiran 6 dan 7) yang jelas khususnya untuk
mekanisme pelaksanaan SHRI,sehingga pemanfaatan fungsi SHRI dapat digunakan secara
maksimal
Kata Kunci : Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap
Kepustakaan : 14 (1995-2010)
bahwa sarana pelayanan kesehatan wajib satu bagian pelayanan kesehatan yang
medis. Rekam medis diselenggarakan oleh mutu pelayanan kesehatan. Dalam hal ini
Rumah sakit sebagai sarana pelayanan secara lengkap dan benar agar menghasilkan
62 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86
informasi yang akurat dan sumber data dari pelayanan pelayanan
berkesinambungan. kesehatan di rumah sakit untuk
Pemanfaatan data pelaporan ini menghasilkan informasi, fakta, dan
berhubungan dengan mekanisme alur pengetahuan berkaitan dengan pelayanan
prosedur pelayanan untuk kepentingan kesehatan di Rumah Sakit. Berdasarkan latar
internal dan eksternal rumah sakit terutama belakang tersebut, penulis tertarik untuk
untuk mengetahui indikator-indikator mengambil judul “Analisis Pemanfaatan
pelayanan. Pemanfaatan data pelaporan Data Sensus Harian Rawat Inap Untuk
untuk kepentingan internal rumah sakit Pelaporan Indikator Pelayanan Rawat Inap
dimanfaatkan bagi kepentingan pihak di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto
pelayanan kesehatan untuk mengetahui Ngawi ”.
standart mutu pelayanan yang sudah
dilaksanakan. Sedangkan untuk kepentingan TINJAUAN PUSTAKA
eksternal rumah sakit dimanfaatkan bagi A. Rekam Medis
pihak pendidikan/penelitian, dan pihak 1. Pengertian Rekam Medis
Dinas Kesehatan. Oleh karena itu, perlu Berdasarkan Peraturan Menteri
adanya prosedur tetap dalam pemanfaatan Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
data dan mekanisme unit rekam medis 269/MENKES/PER/III/2008 disebutkan
dengan tujuan mengantisipasi terjadinya bahwa rekam medis adalah berkas yang
kesulitan dalam pengambilan informasi dan berisikan catatan dan dokumen tentang
memutuskan suatu pelayanan medis maupun identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
penggunaan data pelaporan oleh pihak-pihak tindakan dan pelayanan lain yang telah
yang membutuhkan untuk pelaporan diberikan kepada pasien.
statistik, hukum, pendidikan, badan Selain itu, rekam medis adalah
akreditasi. keterangan baik yang tertulis maupun yang
Dari penggunaan Sensus Harian Rawat terekam tentang identitas, anamnese,
Inap (SHRI) yang tidak maksimal sehingga pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosa
keberadaan Sensus Harian Rawat Inap serta segala pelayanan dan tindakan medis
(SHRI) hanya sebagai pelengkap atau yang diberikan kepda pasien dan pengobatan
formalitas, yang sebenarnya bila di baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun
fungsikan dan dimanfaatkan secara yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.
maksimal dapat digunakan untuk pembuatan (Depkes, RI, 2006)
pelaporan dan mengetahui mutu pelayanan Sedangkan pengertian rekam medis
dengan indikator pelayanan rumah sakit menurut pasal 46 ayat (1) UU No. 29 tahun
sehingga mempermudah pekerjaan petugas.. 2004 tentang Praktek Kedokteran, adalah
Indikator Rumah Sakit memiliki pengertian berkas yang berisikan catatan dan dokumen
parameter yang menggunakan dan mengolah tentang identitas pasien, pemeriksaan,
64 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86
b. Untuk kepentingan apa, yaitu: huruf C yang menyebutkan identitas
1) Kepentingan yang dapat pasien harus mendapat persetujuan
membantu pihak pasien untuk secara tertulis dari pasien atau ahli
kepentingan hukum atau klaim warisnya dan harus dijaga
asuransi. kerahasiaannya.
2) Kepentingan penegak hukum (law c. Pemanfaatan rekam medis untuk
information) keperluan pendidikan dan penelitian
Untuk kepentingan penegak tidak diperlukan persetujuan pasien
hukum harus memperhatikan bila dilakukan untuk kepentingan
berita acara yang berlaku dan bila negara.
untuk kepentingan yang dapat Pemanfaatan dokumen rekam medis
membantu pihak lain harus untuk keperluan:
terdapat ijin dari pasien yang 1) Pendidikan dan penelitian
bersangkutan. a) Untuk pembuatan makalah,
3) Kepentingan yang dapat riset, dan lain-lain oleh
membantu atau menguntungkan seorang dokter atau tenaga
pihak lain. kesehatan lainnya.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI b) Mahasiswa kedokteran.
No. 269/MenKes/PER/III/2008, pasal 13 bab 2) Pasien
V tentang Kepemilikan, Pemanfaatan dan Dalam hal peminjaman dokumen
Penanggungjawab yang berisi: rekam medis bagi pasien untuk
a. Pemanfaatan rekam medis dapat mendapatkan perawatan lanjutan
dipakai sebagai: di rumah sakit lain atau institusi
1) Pemeliharaan kesehatan dan lain, biasanya dengan
pengobatan pasien. memberikan resume akhir
2) Alat bukti dalam proses pelayanan.
penegakkan hukum, disiplin, 3) Asuransi
kedokteran dan kedokteran gigi Rumah sakit harus menyediakan
dan penegakkan etika kedokteran formulir surat kuasa yaitu tanda
dan etika kedokteran gigi. tangan atau persetujuan tertulis
3) Keperluan pendidikan dan dari pasien saat dirawat.
penelitian 4) Hukum
4) Dasar pembayar biaya pelayanan Dibutuhkan oleh individu dan
kesehatan, dan organisasi yang secara hukum
5) Data statistik kesehatan. berhak mengetahuinya. Untuk
b. Pemanfaatan rekam medis keperluan pengadilan, maka bukti
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pelayanan yang terekam dan
66 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86
4. Statistik dan Pelaporan Rumah Sakit c) Meningkatnya kualitas pasien
a. Indikator Statistik Rumah Sakit memperoleh perawatan yang
Pengumpulan data di rumah sakit layak dibutuhkannya.
merupakan data yang dikiumpulkan setiap d) Memperpanjangkan masa
hari dari pasien rawat inap dan rawat jalan. penyembuhan pasien.
Data tersebut berguna untuk memantau Adapun rumus Bed Occupancy Rate :
perawatan pasien setiap hari, bulan, dan lain- BOR = x 100%
lain. Informasi dari statistik rumah sakit
2) Manfaat penghitungan BOR yaitu
digunakan untuk perencanaan, memantau
untuk mengetahui tingkat
pendapatan dan pengeluaran dari pasien oleh
penggunaan Tempat Tidur suatu
pihak manajemen rumah sakit.
rumah sakit. Angka BOR yang
Indikator-indikator pelayanan rumah
rendah kurangnya penggunaan
sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat
fasilitas perawatan rumah sakit oleh
pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan
masyarakat.
rumah sakit. Indikator-indikator berikut
3) AvLOS (Average Length Of Stay)
bersumber dari sensus harian rawat inap :
Average Length Of Stay disebut
1) BOR (Bed Occupancy Rate /
juga lama dirawat merupakan jumlah
percentage bed occupanpcy)
hari kalender dimana pasien
Bed Occupancy Rate (BOR)
mendapatkan perawatan rawat inap di
merupakan angka yang menunjukkan
rumah sakit, sejak tercatat sebagai
presentase tingkat penggunaan
pasien rawat inap (admisi) hingga
Tempat Tidur pada satuan waktu
keluar dari rumah sakit (discharge).
tertentu di Unit Rawat Inap (bangsal).
Kondisi pasien keluar bisa dalam
Standard nilai ideal Barber Johnson
keadaan hidup maupun mati. Jadi
menurut DepKes RI untuk BOR 70
pasien yang belum keluar dari rumah
– 85 %.
sakit belum bisa dihitung hari Lama
Apabila nilai BOR lebih dari 85
dirawatnya. Nilai ideal menurut
% maka pelayanan yang dijalankan
DepKes RI untuk AvLOS adalah ± 3
oleh dokter, perawat dan tenaga
– 12 hari.
kesehatan lain kurang efektif, hal
Total dari lama hari rawat dapat
tersebut dapat dikarenakan :
diartikan sebagai jumlah hari rawat
a) Beban kerja tinggi
yang didapat pada pasien, sampai
b) Ruang kerja terbatas namun
pasien keluar hidup atau meninggal.
penggunaan Tempat Tidur yang
Rumus Average Length Of Stay :
berlangsung secara terus –
AvLOS=
menerus.
68 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86
a) Early fetal death: kematian
kurang dari 20 minggu kehamilan x 100
70 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86
d) Data Keadaan Morbiditas Pasien C. Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)
Rawat Jalan Rumah Sakit (RL 2b) 1. Pengertian Sensus Harian Rawat Inap
e) Data Keadaan Morbiditas Pasien (SHRI)
Rawat Jalan Survailans Terpadu Sensus harian pasien rawat inap adalah
Rumah Sakit (RL 2b.1) kegiatan pencacahan/ penghitungan pasien
f) Data Status Imunisasi (RL 2c) yang dilakukan setiap hari pada suatu ruang
g) Data Individual Morbiditas Pasien rawat inap. Berisi tentang mutasi keluar
Rawat Inap, terdiri dari : masuk pasien selama 24 jam mulai dari
h) Data Dasar Rumah Sakit (RL 3) pukul 00.00 sampai dengan 24.00
i) Data Ketenagaan Rumah Sakit 2. Tujuan
(RL 4) Untuk memperoleh informasi semua
j) Data Ketenagaan Individual pasien yang masuk dan keluar Rumah Sakit
Rumah Sakit (RS Vertikal selama 24 jam.
DepKes) (RL 4a) 3. Kegunaan
k) Data Peralatan Medik Rumah a. Untuk mengetahui jumlah pasien
Sakit (RL 5) masuk, pasien keluar Rumah Sakit,
l) Data Kegiatan Kesehatan meninggal di Rumah Sakit .
Lingkungan (RL 5) b. Untuk mengetahui tingkat
m) Data Infeksi Nosokomial Rumah penggunaan tempat tidur.
Sakit (RL 6)(Depkes, 2006) c. Untuk mengitung penyediaan sarana
5. Data dan Informasi atau fasilitas pelayanan kesehatan.
Data adalah kumpulan angka atau fakta 4. Tanggung Jawab Pelaksanaan
hasil pengukuran atau keterangan mengenai a. Kepala perawat pada masing-masing
suatu kejadian. Data belum dapat ruang rawat inap bertanggungjawab
memberikan arti ataupun manfaat dalam dalam pengisian sensus harian.
menunjang sistem manajemen apakah sudah b. Perawat atau Bidan yang
dilakukan pengolahan data. Data adalah memutasikan pasien atau petugas
sebagai bahan baku yang dalam suatu yang ditunjuk oleh kepala perawat
pengolahan statistik, akan dapat dirubah ruang rawat inap melaksanakan
menjadi informasi. Informasi adalah sesuatu pengisian sensus harian sesuai
yang secara potensial dapat memberikan petunjuk yang telah ditetapkan.
makna dan bermanfaat sebagai bahan c. Formulir sensus harian disediakan
pengambilan keputusan bagi para manajer. oleh unit pencatatan medik Rumah
(Davis, G. B. 1999). Sakit.
5. Mekanisme Pengisian
a. Sensus harian diisi segera setelah
pasien masuk ruang rawat, pindah
72 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86
dan satu lembar untuk Rumah Sakit Untuk masing-masing kelompok
secara keseluruhan. penyakit dilaporkan mengenai
c. Formulir Rekapitulasi Bulanan RP.1 jumlah pasien keluar menurut
diisi segera setelah Formulir golongan umur dan menurut jenis
Rekapitulasi Sensus Harian selesai kelamin, serta jumlah pasien mati
diisi secara lengkap. untuk masing-masing kelompok
d. Formulir Rekapitulasi Bulanan RP.1 penyakit.
diisi sesuai dengan data yang terdapat 2) RL_2b
pada Rekapitulasi Sensus Harian Memuat data morbiditas pasien
menurut jenis pelayanan yang ada. rawat jalan yang dikelompokkan
e. Formulir Rekapitulasi Bulanan RP.1 menurut daftar tabulasi dasar.
diisi setiap hari untuk setiap lembar Untuk masing-masing kelompok
formulir RP.1 yang harus dibuat penyakit dilaporkan mengenai
masing-masing Rumah Sakit. jumlah kasus baru menurut
Formulir RP.1 harus selesai setiap golongan umur dan menurut jenis
hari untuk setiap tanggal laporan. kelamin dari kasus baru tersebut
(Depkes, 2005) dan jumlah kunjungan.
E. Analising/ Reporting 3) RL_2a1 yaitu laporan keadaan
1. Bagian Analising/ Reporting adalah salah morbiditas survailans tepadu
satu bagian dalam unit rekam medis yang pasien rawat inap rumah sakit.
mempunyai tugas pokok : 4) RL_2b1 yaitu laporan keadaan
a. Mengumpulkan data kegiatan rumah morbiditas survailans terpadu
sakit dari sensus harian yang dicatat pasien rawat jalan rumah sakit.
oleh unit pelanyanan pencatatan data 5) RL_2c yaitu laporan yang
kegiatan rumah sakit, sensus harian memuat status imunisasi.
sebagai dasar penyusunan laporan d. Mengumpulkan dan mengolah
kegiatan rumah sakit. data sebab kematian sebagai dasar
b. Merekap sensus harian sebagai dasar laporan mortalitas.
laporan kegiatan rumah sakit (RL_1). e. Mengumpulkan dan mengolah data
c. Mengumpulkan dan mengolah data inventaris rumah sakit sebagai dasar
penyakit pasien rawat jalan dan rawat laporan inventaris rumah sakit
inap sebagai dasar laporan morbiditas (RL_3).
(RL_2) yang meliputi : f. Mengumpulkan dan mengolah data
1) RL_2a ketenagaan sebagai dasar laporan
Memuat data morbiditas pasien ketenagaan (RL_4).
rawat inap yang dikelompokkan g. Mengumpulkan dan mengolah data
menurut daftar tabulasi dasar. inventaris peralatan medis sebagai
Jenis penelitian adalah deskriptif yaitu penelitian adalah kebijakan dan mekanisme
penelitian yang hasilnya berupa diskripsi pemanfaatan data rekam medis Sensus
(penggambaran) keadaan objek penelitian Harian Rawat Inap (SHRI). Subyek petugas
tanpa memberikan kesimpulan yang berlaku analisisng reporting unit rekam medis
74 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86
D. Instrumen dan Cara Pengolahan Data 2. Cara pengumpulan data
1. Instrumen Penelitian a. Observasi
a. Pedoman Observasi Observasi dilakukan, dengan
Observasi yaitu pengumpulan mengamati secara langsung terhadap
data dengan cara mengamati objek obyek penelitian khususnya
yang diteliti secara langsung pada pemanfaatan data rekam medis
saat penelitian, digunakan untuk sensus harian rawat inap di Rumah
mendapatkan data: Sakit Umum Daerah dr.Soeroto
1) Mengetahui Kebijakan rumah Ngawi.
sakit tentang sumber data b. Wawancara
pelaporan Indikator Pelayanan Wawancara yaitu cara yang
Rawat Inap digunakan jika sumber atau
2) Pihak yang mengolah data Sensus responden penelitian adalah manusia
Harian Rawat Inap (SHRI). yang dilakukan secara langsung.
3) Pengolahan data Sensus Harian Dengan diajukannya pertanyaan-
Rawat Inap (SHRI) untuk pertanyaan untuk dijawab oleh
pelaporan indikator pelayanan responden.
rawat inap. E. Teknik dan Analisis Data
4) Penyajian dan manfaat indikator 1. Teknik Pengolahan Data
pelayanan rawat inap untuk Tahap-tahap pengolahan setelah data
rumah sakit dikumpulkan adalah sebagai berikut:
5) Pihak yang memanfaatkan data a. Collecting :Melakukan pengumpulan
indikator pelayanan rawat inap data mengenai pemanfaatan data
b. Pedoman Wawancara Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)
Pedoman wawancara yaitu b. Penyajian : Memaparkan atau
pengumpulan data dengan cara tanya menyajikan hasil penelitian dalam
jawab langsung dengan nara sumber bentuk narasi kemudian dilakukan
untuk mendapatkan data mengenai interpretasi data.
prosedur pengunaan dan pemanfaatan 2. Analisis Data
data medis Sensus Harian Rawat Inap Analisis yang digunakan adalah
(SHRI). Nara sumber dalam deskriptif yaitu memaparkan hasil-hasil
penelitian ini adalah petugas penelitian yang sesuai dengan keadaan
analising & reporting dan petugas sebenarnya dengan membandingkan
rawat inap. teori-teori yang terkait dan selanjutnya
ditarik suatu kesimpulan tanpa
melakukan uji statistik (Arief, M. 2003)
.
76 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86
g. Indikator Pasien Rawat Jalan Per a. Menyediakan formulir Sensus Harian
Poliklinik Rawat Inap (SHRI)
h. Indikator Pelayanan Rawat Inap Per b. Petugas analising reporting menerima
Ruang Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)
i. Sepuluh Besar Penyakit dari petugas rawat inap yang telah
j. Lima Belas Penyakit Terbesar ditunjuk.
Penyebab Kematian c. Melakukan perekapan Sensus Harian
k. Sepuluh Besar Tindakan / Operasi Rawat Inap (SHRI) pada formulir
l. Kegiatan Instalasi Bedah Sentral RP.1.
(OK) d. Mengolah data Sensus Harian Rawat
m. Data Kematian Per Ruangan Inap (SHRI) menjadi beberapa
n. Presentase Kunjungan Rawat Jalan indikator pelayanan.
o. Presentase Kunjungan Rawat Inap 4. Pengolahan data Sensus Harian Rawat
p. Presentase Kunjungan UGD Inap (SHRI) untuk pelaporan indikator
q. Perbandingan Kunjungan Pasien pelayanan rawat inap
Umum, Askes, Maskin Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)
3. Pihak yang mengelola data sensus harian di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto
rawat inap (SHRI) Ngawi diperoleh dari setiap bangsal
Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) perawatan setelah itu dilanjutkan dengan
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto rekapitulasi ke dalam formulir RP.1 dan
Ngawi dikelola dan diisi oleh unit rekam dijadikan sebagai dasar pembuatan indikator
medis dan ruang rawat inap. Ruang rawat pelayanan rawat inap. Adapun
inap/bangsal adalah sebagai pihak yang pengolahannya diproses dengan mekanisme
mengisi Sensus Harian Rawat Inap (SHRI). sebagai berikut :
Menurut Prosedur Tetap Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Soeroto Ngawi No.
Formulir
Dokumen 445/005/P.RM/1/2011 tentang a. Sensus RL1
b. Formulir
Pengumpulan Sensus Harian Rawat Inap Harian Rekapitulas c. Indikator
Rawat i RP1 Pelayanan
(lampiran 4), observasi di lapangan dan Inap Rawat Inap
78 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86
masing-masing ruang rawat inap. Dengan 5. Penyajian dan manfaat indikator
tujuan untuk memperoleh informasi semua pelayanan rawat inap untuk rumah sakit
pasien yang dirawat di Rumah Sakit selama Dari hasil pengolahan data Sensus
satu bulan yang dilaporkan dalam laporan Harian Rawat Inap (SHRI) yang di hitung
triwulan secara keseluruhan maupun pada sesuai parameter indikator pelayanan rawat
masing-masing ruang rawat inap, yang inap yang digunakan Rumah Sakit Umum
diperlukan bagi perencanaan, pengawasan, Daerah dr. Soeroto Ngawi, dapat dibuat
pelaporan atau penilaian kinerja Rumah pelaporan dengan perhitungan secara manual
Sakit Umum Daerah Ngawi dr. Soeroto. dan komputerisasi disajikan dengan
Dari RP.1 kemudian data diolah dalam menggunakan aplikasi microsoft word dan
bentuk statistik rumah sakit yang terdiri dari excel, adapun grafik barber johson dibuat
beberapa parameter indikator pelayanan dengan menggunakan software pada aplikasi
untuk dilaporkan sesuai dengan kebutuhan microsoft excel, dan dapat disajikan data
pelaporan Rumah Sakit Umum Daerah dr. yang berbentuk :
Soeroto Ngawi. a. Tabel, (lampiran 11)
e. Pelaporan indikator pelayanan rawat inap b. Grafik trend, (lampiran 12)
Berdasarkan hasil pengolahan dari data c. Grafik batang, (lampiran 11)
yang dihasilkan Formulir Sensus Harian d. Grafik Barber Johnson, (lampiran 13)
Rawat Inap (SHRI) yang direkapitulasi pada Data yang sudah diolah tersebut
Formulir Rekapitulasi Bulanan RP.1 yang kemudian direkap pada tabel dan grafik
dilakukan perhitungan secara manual dan berdasarkan bulan dan tahun sesuai ruang
komputerisasi dapat dilaporkan beberapa atau keseluruhan ruang rawat inap. Data
parameter dan pengolahan statistik yang tersebut dibuat secara berkesinambungan
digunakan untuk indikator pelayaanan rawat dari tahun sebelumnya.
inap Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto Manfaat dari pembuatan indikator
Ngawi, adapun data yang digunakan oleh pelayanan rawat inap, menurut observasi dan
petugas analising reporting yang diambil wawancara dengan petugas analising
dari Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) reporting adalah:
untuk pembuatan Indikator Pelayanan Rawat a. Sebagai dasar pengambilan
Inap per ruang (Lampiran 11) hanya Hari keputusan
Perawatan dan Lama Dirawat, selanjutnya b. Mengukur tingkat pelayanan petugas
hari perawatan digunakan sebagai dasar kesehatan
pembuatan : c. Perencanaan pengembangan alat dan
1) BOR (Bed Occupancy Rate), sarana kesehatan
2) AvLOS (Average Length Of Stay), d. Untuk mengetahui tingkat kematian
3) TOI (Turn Over Interval), dan kepuasan pasien rawat inap
80 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86
pengisian Sensus Harian Rawat Inap AvLOS (Average Length Of Stay), TOI
(SHRI). (Turn Over Interval).
Prosedur Tetap sendiri adalah suatu Adapun BTO (Bed Turn Over) tidak
petunjuk pelaksanaan prosedur yang tertulis bersumber dari Sensus Harian Rawat Inap
sebagai panduan standarisasi dalam (SHRI) melainkan dari register pasien rawat
menjalani suatu kegiatan. Prosedur Tetap inap dan data ruang rawat inap. Dari 3
akan sangat membantu suatu unit pelaksana parameter diatas BOR (Bed Occupancy
kegiatan pelayanan untuk menjalankan Rate), AvLOS (Average Length Of Stay),
segala aktifitas pelayanan agar tetap dapat TOI (Turn Over Interva), diolah dengan
menjaga mutu pelayanannya. Agar lebih menggunakan rumus berdasar pada buku
baik lagi kalau adanya prosedur tetap Ery R. 2009. Statistik Rumah Sakit Untuk
memuat seluruh mekanisme dan tujuan, Pengambilan Keputusan dengan dasar buku
manfaat, pelaksana, penanggung jawab, Dep Kes
pengertian, kebijakan, prosedur teknis yang Menurut observasi di lapangan dan
runtun dan jelas sehingga dapat menjadi wawancara pada petugas analising reporting
pedoman/ panduan dalam melaksanakan pemanfaatan data sensus harian tidak
pengisian untuk memperoleh data yang valid dilakukan secara maksimal dikarenakan
dan sesuai dengan keadaan sebenarnya. tidak disiplinnya pengisian dan penyerahan
Usulan Prosedur Tetap dan Petunjuk Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)
Tertrulis trntang Sensus Harian Rawat Inap dikarenakan tidak adanya prosedur tetap dan
(SHRI) (lampiran 4 dan 6) . petuntuk teknis pengisian yang
Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) menyebabkan isi dari sensus harian tidak
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto sesuai dengan keadaan sebenarnya seperti
Ngawi diolah melalui beberapa tahapan. contoh :
Sesuai hasil kegiatan data Sensus Harian a. Data jumlah pasien keluar mati yang
Rawat Inap (SHRI) diterima oleh petugas dicatat pada Sensus Harian Rawat
analising reporting lalu dilakukan perekapan Inap (SHRI) dengan dokumen pasien
pada formulir RP.1 setelah itu dilakukan yang meninggal tidak sama, sehingga
pengolahan data sesuai kebutuhan menyulitkan penghitungan NDR (Net
pembuatan indikator pelayanan rawat inap. Death Rate) dan GDR (Gross Death
Adapun data yang digunakan oleh petugas Rate)
analising reporting yang diambil dari b. Pasien yang dipindahkan tidak
Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) untuk langsung ditulis sehingga jumlah
pembuatan Indikator Pelayanan Rawat Inap pasien pada ruang rawat inap
hanya Hari Perawatan dan Lama Dirawat berbeda, menyulitkan pembuatan
yang selanjutnya digunakan sebagai dasar laporan kunjungan pasien rawat inap
penghitungan BOR (Bed Occupancy Rate),
82 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86
c. Grafik Batang/Balok periode tertentu memantai
Grafik Batang/Balok (bar chart) dampak dari suatu penerapan
merupakan grafik yang digunakan kebijakan terhadap efisiensi
untuk menampilkan data dari tabel penggunaan tempat tidur (Sudra,
satu variabel atau lebih. Tiap kategori R I.2010)
tabel diwakili oleh satu balok. Bentuk penyajian ini dilakukan sesuai
Panjang balok sebanding dengan kebutuhan pelaporan dan permintaan dari
jumlah subyek atau kejadian pada management Rumah Sakit Umum Daerah dr.
kategori tersebut.(Hatta G, 2010) Soeroto Ngawi dan dinas terkait, tidak ada
d. Grafik Barber Johnson prosedur tetap atau kebijakan rumah sakit
Rumusan dan paduan empat mengenai bentuk penyajian pelaporan
parameter untuk memantau dan Manfaat dari pembuatan indikator
menilai tingkat efisiensi penggunaan pelayanan rawat inap, menurut observasi dan
Tempat Tidur untuk bangsal wawancara pada petugas analising
perawatan pasien. Keempat reporting sudah sesuai dengan fungsi
parameter yang dipadukan tersebut indikator pelayanan rawat inap yaitu untuk
BOR (Bed Occupancy Rate), AvLOS memantau perawatan pasien setiap hari,
(Average Length Of Stay), TOI (Turn bulan, dan lain-lain. Informasi dari statistik
Over Interval), dan BTO (Bed Turn rumah sakit digunakan untuk perencanaan,
Over). Perpaduan keempat parameter memantau pendapatan dan pengeluaran dari
tersebut diwujudkan dalam bentuk pasien oleh pihak manajemen rumah sakit.
Grafik Barber Johnson (BJ). Indikator-indikator pelayanan rumah sakit
Manfaat Grafik Barber Johnson : dapat dipakai untuk mengetahui tingkat
1) Membandingkan tinngkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan
efisiensi pemggunaan tempat rumah sakit. (Hatta, G.2010)
tidursuatu unit (Rimah Sakit atau Menurut Hatta G,2010 Sensus Harian
bangsal) dari waktu ke waktu Rawat Inap (SHRI) dapat dijadikan sebagai
dalam periode tertentu sumber data penghitungan
2) Memonitor perkembangan a) AvLOS (Average Length Of Stay)
pencapaian target efisiensi b) BOR (Bed Occupancy Rate)
penggunaan tempat tidur yang c) BTO (Bed Turn Over)
telah ditentukan dalam suatu d) TOI (Turn Over Interval)
periode tertentu e) NDR (Net Death Rate)
3) Membandingkan tingkat efisiensi f) GDR (Gross Death Rate)
penggunaan tempat tidur antar g) Newborn death rate
unit (misalnya antar bangsal di h) Maternal death rate
suatu Rumah Sakit) dalam
84 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86
Pengolahan data Sensus Harian Rawat c) Perencanaan pengembangan alat dan
Inap (SHRI) di Rumah Sakit Umum Daerah sarana kesehatan
dr. Soeroto Ngawi dapat menghasilkan d) Untuk mengetahui tingkat kematian
pelaporan indikator rawat inap yaitu BOR dan kepuasan pasien rawat inap
(Bed Occupancy Rate), AvLOS (Average 5. Pihak yang memanfaatkan data indikator
Length Of Stay), TOI (Turn Over Interval). pelayanan rawat inap
Untuk BTO (Bed Turn Over) dan Pihak yang memanfaatkan informasi
indikator pelayanan rawat inap yang lain indikator pelayanan rawat inap adalah pihak
tidak di hitung berdasarkan Sensus Harian eksternal dokter/mahasiswa, peneliti, dinas
Rawat Inap (SHRI) karena data sensus kesehatan pihak internal manajemen rumah
harian belum dimanfaatkan secara maksimal sakit, badan akreditasi.
dikarenakan kurang disiplinnya pengisian B. Saran
dan penyerahan Sensus Harian Rawat Inap 1. Sebaiknya membuat Prosedur Tetap dan
(SHRI) serta tidak ada adanya petunjuk Petunjuk Tertulis tentang mekanisme
pengisian Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) pelaksanaan Sensus Harian Rawat Inap
4. Penyajian dan manfaat indikator (SHRI),sehingga petugas bangsal/ruang
pelayanan rawat inap untuk rumah sakit rawat inap dapat melaksanakan
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto pembuatan Sensus Harian Rawat Inap
Ngawi, membuat pelaporan dengan (SHRI) secara benar dan menghasilkan
perhitungan secara manual dan data yang akurat untuk dimanfaatkan
komputerisasi disajikan data yang berbentuk dalam penghitungan indikator pelayanan
Tabel, Grafik Trend, Grafik Batang, Grafik rawat inap ( Usulan prosedur tetap pada
Barber Johnson (lampiran 11-13). Dari pengisian Sensus Harian Rawat Inap
penyajian data tersebut rumah sakit dapat pada lampiran ).
mengetahui perolehan hasil pelayanan dari 2. Perlu diadakannya sosialisasi petunjuk
tahun ke tahun dan dapat mengetahui teknis penulisan/pengisian dan prosedur
intregrasi data antar unit pelayanan, dengan tetap tentang Sensus Harian Rawat Inap
Grafik Barber Johnson rumah sakit dapat (SHRI) untuk petugas rawat inap
mengetahui efisiensi penggunaan tempat utamanya perawat atau bidan dalam
tidur, mekanisme pelaksanaannya.
Manfaat dari pembuatan indikator 3. Sebaiknya pembuatan, penyerahan,
pelayanan rawat inap untuk rumah sakit, perekapan, Sensus Harian Rawat Inap
adalah: dilaksanakan petugas setiap hari dan
a) Sebagai dasar pengambilan sesuai keadaan aslinya agar tidak perlu
keputusan lagi mencocok kan data dengan register
b) Mengukur tingkat pelayanan petugas pasien rawat inap dan tidak menambah
kesehatan beban kerja petugas, sesuai kebijakan
86 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. IV, NO. 2, OKTOBER 2010, Hal 62-86