Anda di halaman 1dari 12

PERMASALAHAN MODA TRANSPORTASI

LAUT DI INDONESIA SERTA SOLUSINYA

Muhammad Rasyid Al Humam D021191025

Universitas Hasanuddin, Fakultas Teknik, Departemen Teknik Mesin, Kota


Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia
Email : rasyidalhumam@gmail.com
.....................................
ABSTRAK

Indonesia merupakan salah satu negara maritim dengan jumlah pulau terbesar di
dunia. Pulau di Indonesia terdiri dari ribuan pulau yang besar dan kecil, sehingga
tanpa sarana angkutan transportasi yang memadai maka akan sulit untuk
menghubungkan seluruh daerah di kepulauan.Kebutuhan akan transportasi ini
merupakan kebutuhan yang diakibatkan oleh aktivitas ekonomi, sosial dan
sebagainya. Karena transportasi merupakan aspek penting yang menjadi tulang
punggung perekonomian nasional, regional dan lokal. Untuk memajukan moda
transportasi di laut Indonesia, pemerintah harus menaruh perhatian besar pada
pembangunan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, dan bandar udara. Selain itu yang
tak kalah penting adalah terus berupaya meningkatkan pelayanan dan pemeliharaan
infrastruktur-infrastruktur tersebut. Dengan tersedianya sarana dan prasarana yang
baik maka distribusi barang, jasa, maupun manusia mampu berjalan lebih lancar,
cepat, dan dalam kuantitas yang besar sehingga pembangunan di daerah akan berjalan
dengan mulus..
Kata Kunci : transportasi laut, masalah, indonesia
1. LATAR BELAKANG
Transportasi laut sebagai bagian dari sistem transportasi nasional perlu
dikembangkan dalam rangka mewujudkan Wawasan Nusantara yang mempersatukan
seluruh wilayah Indonesia, termasuk lautan nusantara sebagai kesatuan wilayah
nasional. Pengembangan transportasi laut harus mampu menggerakkan pembangunan
Indonesia.
Mengingat keadaan geografis Indonesia sebagai Negara kepulauan terbesar di
dunia dan dua pertiga wilayahnya merupakan perairan, Indonesia membutuhkan
angkutan laut masal dalam jumlah yang cukup besar untuk mendukung distribusi
barang serta untuk mobilisasi penumpang.
Sistem transportasi yang efektif dan efisien serta terpadu antar moda
transportasi, merupakan hal yang penting untuk menciptakan pola distribusi nasional
yang handal dan dinamis. Tidak dapat dipungkiri bahwa sarana transportasi laut di
Negara kepulauan seperti Indonesia telah menjadi tulang punggung utama pergerakan
distribusi barang dalam skala besar dengan menggunakan kapal laut.
Pulau-pulau di Indonesia hanya bisa tersambung melalui laut-laut di antara
pulau-pulaunya. Laut bukan pemisah, tetapi  pemersatu berbagai pulau, daerah dan
kawasan Indonesia. Hanya melalui perhubungan antar pulau , antar pantai, kesatuan
Indonesia dapat terwujud. Pelayaran  yang menghubungkan pulau-pulau, adalah urat
nadi kehidupan sekaligus pemersatu bangsa dan Negara Indonesia. Sejarah kebesaran
Sriwijaya atau Majapahit menjadi bukti nyata bahwa kejayaan suatu Negara di
nusantara hanya bisa dicapai melalui keunggulan Laut. Karenanya, pembangunan
industry pelayaran nasional sebagai sektor strategis, perlu diprioritaskan agar dapat
meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global. Karena nyaris seluruh komoditi
untuk perdagangan internasional diangkut dengan menggunakan sarana dan prasarana
transportasi Laut, dan menyeimbangkan pembangunan kawasan (antara kawasan
timur Indonesia dan barat) demi kesatuan Indonesia, karena daerah terpencil dan
kurang berkembang (yang mayoritas berada dikawasan Indonesia timur yang kaya
sumber daya alam) membutuhkan akses ke pasar dan mendapat layanan, yang
seringkali hanya bisa dilakukan dengan transportasi Laut.
            Pelayaran adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan angkutan diperaiaran,
kepelabuhan, serta keamanan dan keselamatannya. Secara garis besar pelayaran
dibagi menjadi dua yaitu pelayaran niaga (yang terkait dengan kegiatan komersial)
dan pelayaran Non Niaga (yang terkait dengan kegiatan non komersil seperti
pemerintahan dan bela Negara).
            Angkutan diperairan (transportasi Laut) adalah kegiatan pengangkutan
penumpang, dan atau barang, dan atau hewan, melalui suatu wilayah perairan (laut,
sungai, dan danau penyeberangan) dan teritori tertentu (dalam negeri atau luar
negeri), dengan menggunakan kapal, untuk layanan khusus dan umum. Wilayah
perairan terbagi menjadi :
1.      Perairan laut : wilayah perairan laut.
2.      Perairan sungai dan danau : wilayah perairan pedalaman, yaitu : sungai,
danau, waduk, rawa, banjir, kanal dan terusan.
3.      Perairan penyeberangan : wilayah perairan yang memutuskan jaringan jalan
atau jalur kereta api. Angkutan penyeberangan berfungsi sebagai jembatan
penggerak, penghubung jalur.
2. PEMBAHASAN

2.1 Transportasi Laut

Transportasi laut yang merupakan salah satu bagian dari Sistem Transportasi
Nasional memegang peranan penting dan strategis dalam mobilitas penumpang,
barang dan jasa baik di dalam negeri maupun ke dan dari luar negeri,disamping itu
sebagai urat nadi kehidupan bidang ekonomi, sosial, budaya,pertahanan dan
keamanan serta sebagai sarana untuk meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan
masyarakat. Sehubungan dengan peranan tersebut,sudah selayaknya apabila bangsa
Indonesia memiliki sarana dan prasarana transportasi laut yang tangguh dan potensial
agar peranannya dapat berfungsi secara optimal.
Pelabuhan laut yang merupakan salah satu sub sistem transportasi laut adalah
merupakan titik atau node dimana pergerakan barang dan atau penumpang
dengan menggunakan moda laut akan dimulai, diakhiri atau transit. Selain itu
pelabuhan laut berperan besar dalam pencapaian sistem transportasi laut yang efektif
dan efisien, untuk tercapainya sistem yang efektif dan efisien sangat dipengaruhi oleh
kinerja pelabuhan laut yang menghubungkan jaringan transportasi darat dan laut.
Peran pelabuhan tersebut hanya dapat dicapai jika pelabuhan tersebut didukung oleh
fasilitas yang memadai, sumber daya manusia yang profesional dan sistem
manajemen yang baik.
Pada umumnya perkembangan sarana transportasi di Indonesia berjalan
sedikit lebih lambat dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Malaysia dan
Singapura. Hal ini disebabkan oleh perbedaan regulasi pemerintah masing-masing
negara dalam menangani kinerja sistem transportasi yang ada. Kebanyakan dari
Negara maju menganggap pembangunan transportasi merupakan bagian yang integral
dari pembangunan perekonomian. Pembangunan berbagai sarana dan prasarana
transportasi seperti halnya dermaga, pelabuhan, bandara, dan jalan rel dapat
menimbulkan efek ekonomi berganda (multiplier effect) yang cukup besar, baik
dalam hal penyediaan lapangan kerja, maupun dalam memutar konsumsi dan
investasi dalam perekonomian lokal dan regional.
Kurang tanggapnya pemerintah dalam menanggapi prospek perkembangan
ekonomi yang dapat diraih dari tansportasi merupakan hal yang seharusnya dihindari.
Sistem transportasi dan logistik yang efisien merupakan hal penting dalam
menentukan keunggulan kompetitif dan juga terhadap pertumbuhan kinerja
perdagangan nasional dalam ekonomi global. Jaringan urat nadi perekonomian akan
sangat tergantung pada sistem transportasi yang andal dan efisien, yang dapat
memfasilitasi pergerakan barang dan penumpang di berbagai wilayah di Indonesia.
Pada hakikatnya transportasi merupakan proses perpindahan barang, manusia,
maupun jasa. Dalam proses perpindahan tersebut terdapat suatu proses dimana
seseorang akan melakukan aktivitas ekonomi. Salah satu contoh yang paling
sederhana adalah ketika seorang mahasiswa berangkat menuju kampus menggunakan
sarana transportasi umum berupa bus. Ketika mahasiswa menumpang bus tersebut
telah terjadi aktivitas ekonomi disaat mahasiswa membayar ongkos kepada kernet.
Dalam perjalanan biasanya pedagang asongan akan turut menumpang bus dengan
menawarkan barang daganganya. Ketika itu kembali lagi terjadi aktivitas ekonomi
disaat mahasiswa tersebut membeli barang dagangan pedagang tersebut. Melalui
contoh sederhana tersebut dapat dimaknai bahwa transportasi merupakan sarana
penunjang bagi aktifitas ekonomi.
Dalam hal ini transportasi memegang peranan vital bagi pembangunan
ekonomi daerah. Melalui tersedianya sarana dan prasarana yang baik maka distribusi
barang, jasa, maupun manusia akan mampu berjalan lebih lancar, cepat, dan dalam
kuantitas yang besar sehingga pembangunan di daerah akan berjalan dengan mulus.
Peranan transpotsi laut yang menunjang salah satunya yaitu Teknologi pembuatan
kapal. Teknologi pembuatan kapal di Indonesia mengalami perkembangan  yang
sangat pesat setelah mendapat pengaruh asing. Dari para pelaut asing itulah bangsa
Indonesia memperoleh tambahan pengetahuan teknologi navigasi dan pelayaran,
sehingga akhirnya Indonesia memiliki Idustri kapal yang modern.
Industri perkapalan berawal dari sebuah bengkel tempat mereparasi kapal. Kemudian
bengkel itu berkembang menjadi industri yang merancang dan membangun kapal
sebagai sarana transportasi laut, dan dioperasikan oleh PT. Pelayaran laut Nasional
Indonesia (PT. PELNI). Industri kapal Indonesia dimotori oleh PT. PAL Indonesia.
Perusahaan ini merupakan sebuah BUMN. Pendiri perusahaan kapal ini telah dirintis
sejak tahun 1823, yaitu pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Ide pendirian
bengkel reparasi kapal laut ini dimunculkan oleh Gubernur General Hindia belanda
V.D. Capellen. Nama perusahan itu adalah NV. Nederlandsch Indische Industrie.
Pada tahun 1849, sarana perbaikan dan pemeliharaan kapal mulai terwujud di daerah
Ujung, surabaya. namun pada tahun 193 pemerintah Hindia Belanda mengganti nama
menjadi Marine Establishment (ME). ME berfungsi sebagai sebuah pabrik
pemeliharaan dan perbaikan kapal. Pada masa pendudukan jepang, ME tidak berubah
fungsi dan tetap menjadi bengkel reparasi dan perbaikan kapal-kapal angkatan laut
tentara Jepang dibawah pengawasan Kaigun. Tetapi pada masa perang kemerdekaan,
ME kembali dikuasai Belanda dan baru diserahkan pada Indonesia pada tanggal 27
Desember 1949. Sejak saat itu nama perusahaan kapal laut tersebut diubah menjadi
Penataran Angkatan Laut (PAL).
Pada athun 1978, status PT. PAL diubah menjadi perusahaan umum (Perum)
PAL. 3 tahun kemudian, yaitu pada tahun 1981 bentuk badan usaha Perum PAL
diubah menjadi perseroan dengan pimpinan Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie (saat itu
menjabat sebagai menristek). PT. PAL memproduksi berbagai jenis kapal, mulai dari
kapal ikan, kapal niaga, kapal perang, tugboat, tanker, kapal penumpang dan kapal
riset. Kapal riset buatan PT. PAL adalah kapal Baruna Jaya VIII milik LIPI.
Sementara itu upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam bidang
trasportasi laut antara lain merehabilitasi dan meningkatkan kapasitas infrastruktur
yang ada, seperti pengadaan kapal Feri dan kapal pengangkut barang, perbaikan
pelabuhan-pelabuhan laut, terminal peti kemas dan dermaga-dermaga. hal itu
bertujuan untuk lebih memperlancar lalu lintas antar pulau, meningkatkan
perdagangan domestik dan internasional Indonesia.
Perkembangan trasportasi laut pada dewasa ini tidak terlepas dari kemajuan teknologi
tersebut telah membuat bangsa Indonesia dapat memproduksi kapal angkut
penumpang yaitu Palindo jaya 500. kapal tersebut diluncurkan pertama kali pada
bulan Agustus 1995. Kapal tersebut dibuat untuk menunjang sarana trasportasi laut
yang lebih cepat dan aman. Dengan demikian, kegiatan trasportasi laut akan
berdampak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Beberapa contoh peranan transportasi dalam memprcepat pembangunan di Indonesia
yaitu:
1.      Usaha bongkar muat barang, yaitu kegiatan usaha pembongkaran dan  barang
dan atau hewan dari dan ke kapal.
2.      Usaha jasa pengurusan transportasi (freight forwarding), yaitu kegiatan usaha
untuk pengiriman dan penerimaan barang dan hewan melalui angkutan darat,
laut, dan udara.
3.      Usaha ekspedisi muatan kapal laut, yaitu kegiatan usaha pengurusan dokumen
dan pekerjaan yang berkaitan dengan penerimaan dan penyerahan muatan
yang diangkut melalui laut.
4.      Usaha angkutan di perairan pelabuhan, yaitu kegiatan usaha pemindahan
penumpang dan atau barang atau hewan dari dermaga ke kapal atau
sebaliknya dan dari kapal ke kapal, di perairan pelabuhan.
5.        Usaha penyewaan peralatan angkutan laut atau alat apung, yaitu kegiatan
usaha menyediakan dan penyewaan peralatan penunjang angkutan laut dan
atau alat apung untuk pelayanan kapal.
6.      Usaha tally, yaitu kegiatan usaha perhitungan, pengukuran, penimbangan, dan
pencatatan muatan kepentingan pemilik muatan atau pengangkut.
7.       Usaha depo peti kemas, yaitu kegiatan usaha penyimpanan, penumpukan,
pembersihan, perbaikan, dan kegiatan lain yang terkait dengan pengurusan
peti kemas.
2.2 Permasalahan Transportasi Laut

Beberapa permasalahan yang timbul dalam peranan transportasi laut untuk


mempercepat pembangunan di Indonesia yaitu ;
1.      Masalah Transportasi Laut Di Indonesia
         Dalam periode 5 tahun (1996-2000) jumlah perusahaan pelayaran di Indonesia
meningkat, dari 1,156 menjadi 1,724 buah, atau bertambah perusahaan (peningkatan
rata-rata 10.5% p.a). Sementara kekuatan armada pelayaran nasional membesar, dari
6,156 menjadi 9,195 unit (peningkatan rata-rata 11.3% p.a). Tapi dari segi kapasitas
daya angkut hanya naik sedikit, yaitu dari 6,654,753 menjadi 7,715,438 DWT. Berarti
kapasitas rata-rata perusahaan pelayaran nasional menurun. Sepanjang periode
tersebut, volume perdagangan laut tumbuh 3% p.a. Volume angkutan naik dari
379,776,945 ton (1996) menjadi 417,287,411 ton (2000), atau meningkat sebesar
51,653,131 ton dalam waktu lima tahun, tapi tak semua pertumbuhan itu dapat
dipenuhi oleh kapasitas perusahaan pelayaran nasional (kapal berbendera Indonesia),
bahkan untuk pelayaran domestic (antar pelabuhan Inonesia). Pada tahun 2000,
jumlah kapal asing yang mencapai 1,777 unit dengan kapasitas 5,122,307 DWT
meraup muatan domestic sebesar 17 juta ton atau sekitar 31%.
         Walhasil, saat ini industri pelayaran Indonesia sangat buruk. Perusahaan
pelayaran nasional kalah bersaing di pasar pelayaran nasional dan internasional,
karena kelemahan di semua aspek, seperti ukuran, umur, teknologi, dan kecepatan
kapal. Di bidang muatan internasional (ekspor/import) pangsa perusahaan pelayaran
nasional hanya sekitar 3% to 5%, dengan kecenderungan menurun. Proporsi ini
sangat tidak seimbang dan tidak sehat bagi pertumbuhan kekuatan armada pelayaran
nasional.
         Data tahun 2002 menunjukan bahwa pelayaran armada nasional Indonesia
semakin terpuruk dipasar muatan domestic. Penguasaan pangsanya menciut 19%
menjadi hanya 50% (2000:69%). Sementara untuk muatan internasional tetap
dikisaran 5%. Dari sisi financial, Indonesia kehilangan kesempatan meraih devisa
sebesar US$10.4 Milyar, hanya dari transportasi laut untuk muatan ekspor/ import
saja. Alih-alih memperoleh manfaat dari penerapan prinsip cabotage (yang tidak
ketat) industri pelayaran Indonesia malah sangat bergantung pada kapal sewa asing.
Armada nasional pelayaran Indonesia menghadapi banyak masalah, seperti : banyak
kapal, terutama jenis konvensional, menganggur Karena waktu tunggu kargo yang
berkepanjangan; terjadi kelebihan kapasitas, yang kadang-kadang memicu perang
harga yang tidak sehat; terdapat cukup banyak kapal, tetapi hanya sedikit yang
mampu memberikan pelayanan memuaskan; tingkat produktivitas armada dry
cargo sangat rendah, hanya 7,649 ton-miles/ DWT atau sekitar 39.7% dibandingkan
armada sejenis di Jepang yang 19,230 ton-miles / DWT.
         Situasi pelayaran sangat pelik, karena ketergantungan pada kapal sewa asing
terjadi bersamaan dengan kelebihan kapasitas armada domestic. Situasi bagai
lingkaran tak berujung itu disebabkan lingkungan investasi perkapalan   yang tidak
kondusif. Banyak perusahaan pelayaran ingin meremajakan armadanya, tapi sulit
memperoleh pinjaman di pasar uang domestic. Dan disisi lain lebih mudah
memperoleh pinjaman dari sumber-sumber luar negeri. Beberapa perusahaan besar
cenderung mendaftarkan kapalnya di luar negeri (flagged-out). Tapi perusahaan kecil
dan menengah tidak mampu melakukannya, sehingga tak ada alternative kecuali
menggunakan kapal berharga murah, tapi tua dan scrappy. Akibatnya terjadi
ketergantungan yang semakin besar pada kapal sewa asing dan pemrosotan
produktivitas armada.

2.      Masalah Investasi Transportasi Laut


          Di Indonesia terdapat dua kelompok besar penyelenggara transportasi Laut,
yaitu oleh pemerintah (termasuk BUMN) dan swasta. Masing-masing kelompok
terbagi dua. Di pihak pemerintah terbagi menjadi BUMN pelayaran yang
menyelenggarakan transportasi umum dan BUMN non pelayaran yang hanya
menyelenggarakan pelayaran khusus untuk melayani kepentingan sendiri. Pihak
swasta terbagi menjadi perusahaan besar dan perusahaan kecil (termasuk pelayaran
rakyat). Ragam mekanisme penyaluran dana investasi pengadaan kapal ternyata
sejalan dengan pembagian tersebut. Masing-masing pihak di tiap-tiap kelompok
memiliki mekanisme pembiayaan tersendiri.

3.      Hambatan dalam Pendanaan Kapal


   Dunia pelayaran Indonesia menghadapi banyak hambatan structural dan sistematis
di bidang financial, seperti di paparka di bawah ini:
1)      Keterbatasan lingkup dan skala sumber dana : Official Development
Assistance(ODA), terkonsentrasi untuk investasi public di berbagai sector
pembangunan, kecuali pelayaran. Other Official Finance (OOF), kredit ekspor
dari Jepang sedang terjadwal ulang. Foreign Direct Investment (FDI), sejauh ini
tidak ada anggaran pemerintah hanya dialokasikan untuk pengadaan kapal
pelayaran perintis. Pinjaman Bank asing tersedia hanya untuk perusahaan
pelayaran besar (credit worthby) pinjaman Bank swasta nasional hanya
disediakan dalam jumlah sangat kecil.
2)      Tingkat suku bunga  pinjaman domestic 15-17% p.a untuk jangka waktu
pinjaman 5 tahun.
3)     Jangka waktu pinjaman yang hanya 5 tahun terlalu singkat untuk industri
pelayaran.
4)      Saat ini kapal yang dibeli tidak bisa dijadikan sebagai kolateral.
5)      Tidak ada program kredit untuk kapal feeder termasuk pelayaran rakyat, kecuali
pinjaman jangka pendek berjumlah sangat kecil dari bank nasional.
6)     Tidak ada kebijakan pendukung,serta Prosedur peminjaman (appraisal,
penyaluran, angsuran) kurang ringkas.
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
1.      Industri pelayaran, bahkan transportasi Laut yang merupakan salah satu
bagiannya memiliki banyak aspek yang saling terkait. Karena itu, upaya
peningkatan daya saing pada aspek yang relevan perlu dilakukan secara
simultan. Aspek relevan tersebut meliputi : Pembenahan administrasi dan
manajemen pemerintahan di laut, termasuk keselamatan dan keamanan Laut
serta perlindungan laut.
2.      Dengan tersedianya sarana dan prasarana yang baik maka distribusi barang,
jasa, maupun manusia mampu berjalan lebih lancar, cepat, dan dalam
kuantitas yang besar sehingga pembangunan di daerah akan berjalan dengan
mulus..

3.2  Saran
1.      Untuk memajukan transportasi berbagai moda di Indonesia, pemerintah harus
menaruh perhatian besar pada pembangunan infrastruktur seperti jalan,
pelabuhan, dan bandar udara. Selain itu yang tak kalah penting adalah terus
berupaya meningkatkan pelayanan dan pemeliharaan infrastruktur-
infrastruktur tersebut.
2.      Dalam hal peningkatan kualitas pelayanan transportas, pemerintah wajib
menerapkan kebijakan-kebijakan regulasi dan manajemen transportasi yang
efektif, serta melakukan pengawasan-pengawasan ketat terhadap pengoperasia
kebijakan-kebijakan tersebut untuk meminimalisir penyimpangan-
penyimpangan yang dilakukan oleh perusahan atau organisasi penyelenggara
transportasi
DAFTAR PUSTAKA

- “Tinjauan umum tentang pengangkutan laut,tanggung jawab pengangkut dalam


angkutan laut dan penyelesaian sengketa pengangkutan laut”. Diakses 20 Mei 2020
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1203005259-3-BAB%20II.pdf
- “WAMENHUB: Transportasi laut antarpulau harus diperkokoh untuk perkuat
perekonomian nasional”. 24 Februari 2010. Diakses 20 Mei 2020
http://www.dephub.go.id/berita/baca/wamenhub-transportasi-laut-antarpulau-harus-
diperkokoh-untuk-perkuat-perekonomian-nasional-2061/?
cat=QmVyaXRhfHNlY3Rpb24tNg==
- “PT. PAL Indonesia”.id.wikipedia.org. 22 Maret 2019. Diakses 20 Mei 2020.
https://id.wikipedia.org/wiki/PAL_Indonesia_(perusahaan)
- “Studi kebutuhan infrastukrur Kawasan industry Pelabuhan internasional (KIPI)
Maloy Kabupaten Kutau Timur”. garuda.ristekbrin.go.id. 22 Februari 2017. Diakses
20 Mei 2020
http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/617054
- “Hukum Pengangkutan Transportasi Maritim”.balianzahab.wordpress.com. 20
Oktober 2009. Diakses 20 Mei 2020
https://balianzahab.wordpress.com/makalah-hukum/hukum-
pengangkutan/transportasi-maritim/
- “Pemahaman tentang official Development Assitance (ODA)”.ajarekonomi.com. 16
Agustus 2016. Diakses 20 Mei 2020
https://www.ajarekonomi.com/2016/08/pemahaman-tentang-official-
development.html

Anda mungkin juga menyukai