Disusun oleh
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat, karunia, serta taufik dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan tentang “Laporan Manajemen Proyek –
Mussical Fountain Project” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan
penulis juga berterima kasih kepada Rina Sandora, ST.,M.T selaku Dosen mata kuliah Manajemen
Proyek yang telah memberikan tugas ini kepada penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat kekurangan dan jauh
dari sempurna.Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
laporan yang telah dibuat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini
di waktu yang akan datang.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
.
Gambar 1.1 Surabaya Mussical Fountain
Pada tugas Manajemen Proyek kali ini membahas tentang Manajemen waktu, organisasi,dll.
Agar proyek ini berjalan sesuai rencana sehingga selesai pada waktu yang tepat dan biaya yang
sesuai
A predecessor B, B successor A
Pada Tabel 1 di atas, kita melihat adanya kegiatan dummy pada diagram AOA,
sementara pada diagram AON tidak akan pernah dijumpai kegiatan dummy.
Dummy dalam Diagram AOA
Ketika suatu diagram AOA dibuat, kita mungkin akan menemukan masalah penting
yang terkait dengan fungsi garis panah. Garis panah dalam diagram AOA selain berfungsi
untuk menunjukkan urutan juga berfungsi sebagai simbol kegiatan dan durasinya. Dalam
beberapa kasus jaringan, garis panah ini sering menimbulkan ketidakjelasan urutan dan
kerancuan penyebutan suatu kegiatan.
Untuk menghindari masalah tersebut, para pengembang diagram AOA membuat
konsep kegiatan ‘dummy’ yang disimbolkan dengan garis panah putus-putus (- – – >).
Kegiatan dummy merupakan kegiatan semu yang durasinya nol (tidak membutuhkan
sumber daya), yang diselipkan ke dalam jaringan untuk menjaga logika pada jaringan.
Menurut Herjanto (2008), terdapat dua jenis kegiatan dummy, yaitu grammatical
dummy dan logical dummy (p. 363).
Gramatical dummy
Gramatical dummy adalah dummy yang digunakan untuk menghindari kerancuan
penyebutan suatu kegiatan jika ditemukan dua atau lebih kegiatan yang berasal dari
peristiwa yang sama dan berakhir pada peristiwa yang sama pula, contoh: tiga kegiatan A,
B, dan C pada Gambar 2.a, yang mana A dan B dimulai dan berakhir pada waktu yang
sama, dan C tidak dapat dimulai setelah A dan B selesai. Kondisi A dan B dimulai dan
berakhir pada waktu yang sama ini sulit dibedakan oleh algoritma penjadwalan pada
komputer karena yang dibaca oleh komputer adalah peristiwa/node.
Meskipun diagram AOA dan AON populer digunakan, banyak paket software
manajemen proyek, seperti Microsoft Project atau Primavera, menggunakan diagram AON
karena kesederhanaannya. Komputer mengidentifikasi setiap kegiatan pada diagram AOA
sesuai dengan sepasang angka yang tercantum dalam node di awal garis panah dan node di
ujung garis panah. Oleh karena itu, kita perlu bantuan dummy, seperti ditunjukkan Gambar
2.b dan Gambar 2.c, sehingga jelas dapat dibedakan penyebutan dari masing-masing
kegiatan. Untuk analisis manual tanpa komputer, penggunaan grammatical dummy dapat
diabaikan sehingga contoh seperti Gambar 2.a bisa saja digunakan.
B —
C A
D A, B
Contoh lain diperlihatkan Gambar 3. Kegiatan Q dan R berakhir pada node yang
sama dan keduanya punya predecessor yang sama yaitu P, namun Q punya predecessor
lain yaitu O (yang bukan predecessor R), sementara R punya predecessor lain yaitu N (yang
bukan predecessor Q). Artinya Q dan R tidak berbagi semua set predecessor yang sama.
Jika digambarkan tanpa kegiatan dummy, seperti pada Gambar 3.a, maka diagram akan
terlihat tidak logis karena P memiliki identitas rangkap. Oleh karena itu, dua kegiatan
dummy perlu disisipkan agar menunjukkan urutan kegiatan dengan benar seperti
diperlihatkan Gambar 3.b.
(a) Gambaran Tidak Logis (b) Gambaran Logis
Gambar 3. Contoh Penggunaan Logical Dummy
Kemudahan Diagram AON vs. Popularitas Diagram AOA
Kegiatan dummy tidak diperlukan dalam diagram AON, dan siapapun akan bilang
diagram AON nampak lebih rapih dan mudah ketimbang diagram AOA. Hal ini juga
mungkin menjadi alasan mengapa semua paket software manajemen proyek menggunakan
diagram AON. Bahkan para akademisi sudah menyarankan untuk mengurangi dominasi
diagram AOA dalam buku-buku pengantar operational research / management science
(misalnya, Sniedovich, 2005).
Diagram AOA jarang digunakan di luar bidang akademik karena tingkat kesulitan
AOA lebih tinggi di banding AON, seperti yang dikatakan Shogan (1988) bahwa
pembangunan jaringan AOA memerlukan lebih banyak waktu dan usaha karena
memerlukan wawasan dan kreativitas agar kegiatan dummy secara tepat digunakan dalam
jaringan (Sniedovich, 2005, ).
Jika dibandingkan dengan diagram AON, diagram AOA lebih mudah dan cepat
digambarkan dalam bentuk sketsa tangan sehingga cocok dengan prinsip 7 New Quality
Tools yang menggunakan mekanisme brainstorming. Diagram AOA sangat berguna
selama sesi brainstorming atau perencanaan team di awal suatu proyek karena dapat
menghemat waktu berharga pada meeting perencanaan awal yang biasa dihadiri oleh
karyawan-karyawan yang sibuk.
Selain bermanfaat dalam sesi brainstorming, diagram AOA masih sangat umum
digunakan dalam manajemen proyek. Dari perspektif akademik diagram AOA masih
berguna, terutama untuk tujuan optimasi, karena sebagian besar formula-formula linear
programming untuk mencari jalur kritis (critical path) didasarkan pada diagram AOA.
Persiapan
Persiapan Desain, rencana
kerja, dan pembagian
Persiapan rencana waktu
lapangan dan
organisasi lapangan
Pengadaan alat &
mobilisasi tenaga kerja
Inspeksi
Perakitan
Assembly
Pelaksanaan Finishing
Pengecatan eq
Work Breakdown Structure
Musical Fountain Project Coating Pengecatan pipa
Pengujian Hydrotest
Diagram Work Breakdown Structure Holiday test
Arrangement
Errection
Fit up
9.1 Uraian Pekerjan
9.1.1 Persiapan
Pada Tahap persiapan, hal-hal yang harus diperhatikan adalah perncanaan proyek serta
organisasi lapangannya. Dalam proyek Musical Fountain ini, tahap persiapan meliputi :
1. Persiapan Desain, rencana kerja, dan pembagian waktu
2. Persiapan rencana lapangan dan organisasi lapangan
3. Pengadaan alat dan mobilisasi tenaga kerja
9.1.2 Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dibagi menjadi 4 tahap penting dalam pengerjaan proyek ini, meiputi
pengadaan material, assembly, coating, serta errection.
1. Pengadaan Material
Sebelum proyek dikerjakan, material disediakan terlebih dahulu. Setelah maerial
yang dipesan ada, tidak langsung digunakan. Namun, haruslah diinspeksi terlebih dahulu,
sesuai yang dipesan atau tidak. Serta, untuk melihat material ersebut terdapat cacat atau
tidak.
Setelah melewati tahap inspeksi, material tersebut disimpan sebagai stok dan marking
material tersebut sesuai desain yang sudah ada. Setelah proses marking selesai, tahap
selanjutnya adalah pemotongan material tersebut.
2. Assembly
Aseembly adalah perakitan semua material yang telah dipotong menjadi satu
kesatuan sesuai dengan desain yang sudah ada. Setelah material tersebut dirangkai,
kemudian memasuki tahap pengelasan. Setelah tahap pengelasan, dilakukan finishing pada
material. Tahap finishing ini dilakukan untuk memastikan bahwa material yang dipotong
dan dilas sudah sesuai dengan desain.
3. Coating
Coating adalah lapisan penutup yang diterapkan pada permukaan sebuah benda
dengan tujuan dekoratif maupun untuk melindungi benda tersebut dari kontak langsung
dengan lingkungan. Pada sebuah pipa, coating merupakan perlindungan pertama dari
korosi. Pada bagian ini, dilakukan pelapisan dan pengecatan pada pipa, equipment,
instrumen, dan asesorisnya. Fungsinya tidak lain agar pipa, equipment, instrumen, dan
asesoris tersebut tahan terhadap kondisi lingkungan serta tahan terhadap korosi.
4. Erection
Tahap erection adalah tahap pemasangan semua material sesuai desain. Pada tahap
ini ada 3 hal yang dilakukan. Yaitu :
a) Arragement Material
Menempatkan tiap section/bagian di beberapa titik jangkauan crane
Menyambung/assembly sistem pemipaan menjadi beberapa bagian di sekitar area
b) Fit Up
Erection dimulai dari coloumn assembly yang sudah di rangkai menjadi 4 section
pengangkatan
Fit up girder dan bracing
Melengkapi bracing dan accessori lain-lain
b) Holiday Test
Holiday Test adalah tes non-destruktif dilakukan pada lapisan, seperti lapisan
waterproofing karet pada beton, di mana lubang melalui lapisan yang terdeteksi oleh
pembentukan sebuah rangkaian listrik di daerah-daerah di mana ada lapisan cukup untuk
menahan muatan listrik. Jika aliran listrik terdeteksi, maka daerah uji disebut sebagai
konduktif, yang mengindikasikan keberadaan diskontinuitas seperti lubang kecil dan
rongga. Tes ini umumnya digunakan dalam industri lepas pantai di mana pipa dan struktur
yang dilapisi dengan lapisan non-konduktif.
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI
BAB IV
PENJADWALAN
KEGIATAN
NO KODE KEGIATAN WAKTU
PENDAHULU
1 A Persiapan Desain 2 -
Persiapan Rancangan
2 B 2 -
lapangan
3 C Pengadaan Alat 4 A,B
4 D Inspeksi Material 2 C
5 E Marking Material 1 D
6 F Cutting Material 2 E
7 G Perakitan 4 F
8 H Finishing 2 G
9 I Pengecatan Equipment 2 G
10 J Pengecatan Pipa 4 G
11 K Arrangement 3 J
12 L Fit Up 2 K
13 M Hydro Test 1 L
14 N Holiday Test 1 L
BAB V
NETWORK
BAB VI
PERT
Nama Waktu Kegiatan Waktu
No Kode Varians
Kegiatan Optimis Harapan Pesimis Pendahulu harapan (te)
Persiapan
1 A 2 2 4 -
Desain 2 0.11
Persiapan
2 B Rancangan 1 2 3 -
lapangan
2 0.11
Pengadaan
3 C 3 4 5 A,B
Alat 4 0.11
Inspeksi
4 D 1 2 3 C
Material 2 0.11
Marking
5 E 1 1 1 D
Material 1 0.00
Cutting
6 F 1 2 3 E
Material 2 0.11
7 G Perakitan 4 4 5 F
4 0.03
8 H Finishing 1 2 3 G 2 0.11
Pengecatan
9 I 2 2 3 G
Equipment
2 0.03
Pengecatan
10 J 4 4 5 G
Pipa 4 0.03
11 K Arrangement 2 3 4 J
3 0.11
12 L Fit Up 1 2 4 K 2 0.25
13 M Hydro Test 1 1 2 L
1 0.03
14 N Holiday Test 1 1 2 L
1 0.03
BAB VII
PERT NETWORK