Anda di halaman 1dari 19

Laporan Manajemen Proyek

Mussical Fountain Project

Disusun oleh

-M.Dicky Tri Ramadhan (0816040007)


-Rizky Earlyawan M (0816040016)
-Mersa Nur Na’ima. S (0816040018)

PROGAM STUDI D4 TEKNIK PERPIPAAN


JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat, karunia, serta taufik dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan tentang “Laporan Manajemen Proyek –
Mussical Fountain Project” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan
penulis juga berterima kasih kepada Rina Sandora, ST.,M.T selaku Dosen mata kuliah Manajemen
Proyek yang telah memberikan tugas ini kepada penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat kekurangan dan jauh
dari sempurna.Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
laporan yang telah dibuat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini
di waktu yang akan datang.

Surabaya, Januari 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Musical fountain adalah jenis air mancur animasi yang didesain untuk tujuan hiburan. Air
maincur ini dapat menciptakan visualisasi 3 dimensi yang berasal dari pembiasan air dan pantulan
cahaya sinar laser. Terdapat 4 komponen utama yang tepasang di musical fountain ini. Diantaranya
yaitu centrifugal pump,selenoid valve,PLC (Programmable Logic Controller),dan sinar laser
untuk mewarnai semburan air. Cara kerja musical fountain ini adalah memompa air yang berasal
dari water storage untuk dikeluarkan dari sebuah nozle dan membentuk suatu pola tertentu yang
sudah diatur di PLC. PLC ini berfungsi untuk mengontrol lamanya selenoid valve untuk membuka
dan menutup.
Pada era globalisai ini,infrastruktur pembangunan taman hiburan kota berkembang sangat
pesat. Surabaya merupakan salah satu kota yang saat ini mengalami perkembangan dalam
pembangunan infrastuktur taman hiburan kota. Tepatnya di sebelah timur pantai kenjeran yang
akan di bangun taman air mancur menari. Musical fountai pantai kenjeran ini dibangun di bibir
pantai dengan luas lahan sebesar 160 m2. Letak taman air mancur menari kenjeran di dekat bibir
pantai ini sangat cocok bagi masyarakat Surabaya untuk menikmati keindahan musical fountai di
malam hari

.
Gambar 1.1 Surabaya Mussical Fountain

Pada tugas Manajemen Proyek kali ini membahas tentang Manajemen waktu, organisasi,dll.
Agar proyek ini berjalan sesuai rencana sehingga selesai pada waktu yang tepat dan biaya yang
sesuai

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara merancang WBS project musical fountain?
2. Bagaimana cara membuat struktur organisasi project musical fountain?
3. Bagaimana cara merancang diagram Ganttchart project musical fountain?
4. Bagaimana cara membuat diagram AOA project musical fountain?
5. Bagaimana cara menyusun PERT dari project musical fountain?
1.3 Tujuan
Tujuan pada tugas perancangan musical fountain ini adalah :
1. Mahasiwa mampu merancang WBS project musical fountain
2. Mahasiwa mampu membuat struktur organisasi project musical fountain
3. Mahasiwa mampu merancang diagram Ganttchart project musical fountain
4. Mahasiwa mampu membuat diagram AOA project musical fountain
5. Mahasiwa mampu menyusun PERT dari project musical fountain
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Work Breakdown Structure
WBS adalah suatu metode pengorganisaian proyek menjadi struktur pelaporan
hierarakis. WBS digunakan untuk melakukan Breakdown atau memecahkan tiap proses
pekerjaan menjadi lebih detail dengan maksud agar proses perencanaan proyek memiliki
tingkat yang lebih baik. WBS disusun berdasarkan pembelajaran seluruh dokumen proyek
yang meliputi kontrak, gambar-gambar, dan spesifikasi. Proyek kemudian diuraikan
menjadi bagian-bagian dengan mengikuti pola struktur dan hierarki tertentu menjadi item-
item pekerjaan yang cukup terperinci, yang disebut sebagai Work Breakdown Structure
(WBS).
Pada prinsipnya WBS adalah pemecahan atau pembagian pekerjaan ke dalam
bagian yang lebih kecil (sub-kegiatan). WBS ini juga memiliki banyak manfaat antara lain
mengurangi kompleksitas, sarana penjadwalan dan pengendalian, estimasi biaya,
penyusunan anggaran, perencanaan manajemen risiko serta identifikasi aktivitas. Proses
penyusunan WBS pertama kali untuk pekerjaan yang kompleks tentu pekerjaan yang
sangat berat karena harus mendetailkan keseluruhan pekerjaan. Dalam hal ini, Proyek
perpipaan merupakan bagian dari proyek konstruksi, sehingga hasil kegiatannya berupa
jenis bangunan instalasi perpipaan. Oleh karena itu, pekerjaan instalasi proyek perpipaan
dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan latar belakang disiplin ilmu yang berbeda
sesuai dengan pembagian bidang dari WBS seperti pembagian pekerjaan instalasi proyek
perpipaan menjadi pekerjaan piping engineer, material, welding inspector dan welding
engineer (Budisuanda, 2013).

2.2 Struktur Organisasi


Mengetahui lebih lanjut mengenai struktur organisasi proyek dan tanggung jawab masing-
masing posisi/jabatan. Struktur organisasi ini tidaklah baku di terapkan di semua
perusahaan jasa konstruksi, tergantung sesuai proyek yang dikerjakan, typical
perusahaannya dan posisi perusahaan di dalam proyek itu sendiri (baca juga
MENGETAHUI TINGKATAN PERUSAHAAN PROJECT KONSTRUKSI)

Gambar 2.1 Contoh Diagram WBS


Yang akan kita bahas disini adalah struktur organisasi perusahaan di level sub contractor
untuk pekerjaan instalasi pipeline, dimana pekerjaannya hanya sebgai pelaksana saja tidak
termasuk pembuat design (engineering) dan penyedia material (procurement).
Seperti gambar diatas menjelaskan hanya ada team kecil sebagai pelaksana proyek, dan
actualnya lebih banyak jumlah man power / pekerja produksi langsung dibandingkan dengan
management team nya. Adapun tugas dan tanggung jawab setiap jabatan adalah :
o Site Manager / Project Manager
Sebagai pimpanan proyek, pengambil keputusan tertinggi dilapangan, memegang
tanggung jawab penuh, posisi-posisi ini seringnya di tempati oleh orang-orang yang
sudah berpengalaman memegang kendali proyek juga paham di bidang proyek yang di
kerjakan. Tidak hanya bertanggung jawab terhadap kelancaran proyek akan tetapi
terhadap team/anak buahnya juga. Site Manager dan Project Manager ini tanggung
jawab nya sangatlah mirip, menurut pengalaman pribadi pernah ada posisi project
manager dan juga site manager, jelas project manager ini lebih tinggi jabatannya dan
lebih general biasanya lokasi kerjanya itu tidak haruslah selalu dilapangan hanya waktu
tertentu saja apabila diperlukan/dipanggil oleh client, sedangkan untuk site manager
lebih di lapangan (dari nama posisi nya saja sudah ketauan). Tetapi ada juga satu team
proyek hanya site manager saja atau project manager saja. Tergantung requirement
client dalam contract kerja, perusahaan itu sendiri dan proyek yang dilaksanakan.
o Superintendent
Membawahi supervisor dan logistik, bertanggung jawab juga terhadap seluruh area
kerja, superintendent juga bisa dibilang sebagai manager lapangan (dibawah site
manager). Mengatur dan memberikan arahan untuk setiap team supervisi.
o Supervisor
Supervisor ini adalah orang yang bertanggung jawab atau pemimpin sebuah kelompok
kerja produksi, supervisor untuk di proyek ini ada beberapa, misal ada supervisor
mechanial, supervisor fitter, supervisor welder, supervisor piping, supervisor civil,
supervisor electrical, supervisor instrument, dll.
o Welder
Sesuai dengan namanya, welder ini bertugas untuk mengelas (welding). Banyak yang
bilang bekerja di posisi ini tidak jauh dengan seniman, karena mereka anggap proses
welding adalah proses yang tidak sama hal nya membuat suatu karya seni. Welder
yang saya ceritakan ini adalah welder yang mempunya kualifikasi khusus. Tidak
sembarangan orang yang bisa menggunakan Welding Equipment disebut Welder, harus
memiliki kualifikasi dan sertifikasi juga, penjelasan komplitnya akan saya update di
artikel berikutnya.
o Pipe Fitter
Pipe fitter ini harus dan WAJIB bisa membaca dan memahami Gambar / Design
drawing yang diberikan, mempunya kompetensi berhitung yang baik dan menguasai
rumus-rumus penting untuk instalasi/fabrikasi pipa. Bertanggung jawab
membuat/fabrikasi/fit up/menyetel pipa atau bentuk structure lainnya sebelum nanti
nya di las (welding) oleh Welder.
o Helper
Pekerja kasar atau pesuruh, pembantu welder atau fitter, orang diposisi ini sebenarnya
saya nilai sangat berperan penting untuk menyelesaikan nya sebuah proyek.
o Logistic
Merawat, menjaga, merecord, setiap tools/equipment yang ada di proyek bertanggung
jawab atas keseluruhan workshop/gudang/storage di proyek. Menyediakan keperluan
kerja yang di minta oleh supervisor/superintendent.
o Project Control
Membuat schedule project dari awal hingga selesai proyek sesuai durasi proyek,
mengontrol dan mengingatkan setiap divisi untuk bekerja sesuai schedule yang sudah
ada, membuat dokumentasi proyek di tuangkan di dalam laporan harian, mingguan dan
bulanan. Membuat pembobotan (% persentase) setiap task/item kerja, melaporkan kan
kemajuan / progress kerja dan dituangkan di dalam curva (S-Curve)
o Quality Control
Bertanggung jawab untuk mengawasi kualitas produksi, mengontrol agar hasil kerja
sesuai dengan Design / Drawing. Juga berpedoman terhadap procedure/standart resmi
yang sudah baku.
o Document Control
Mengoordinir document-document project, dan menjadi bank document. Maksudnya
adalah orang yang menyimpan, mengirim dan menerima document dari berbagai divisi
kerja. Yang wajib dilakukan biasanya adalah membuat laporan document harian,
minggua, atau bahkan bulanan, untuk melaporkan tracking document, tanggal
document keluar atau masuk, juga status-status document nya. Dan juga bertanggung
jawab untuk mendistribusikan document kesetiap divisi.
o HRD Admin
Bertugas untuk mengurus karyawan dalam hal, jam kerja, izin kerja, melaporkan jam
kerja karyawan, mengatur jawdwal karyawan, dan administrasi lainnya dalam hal
kerkaryawanan.
o HSE Coordinator
Coordinator untuk mengomando team HSE, membagi-bagi tugas HSE, dan
bertanggung jawab atas keamanan & keselamatan kerja proyek.
o HSE Officer
Menerima laporan lapangan dari safety man, membuat JSA, PERMIT, HIRA, asesment
suatu kondisi, Safety Report, dll.
o Safety Man
Safety man ini bertanggung jawab untuk mengawasi & mengingatkan di lapangan (area
kerja), kondisi pekerja dan kerjaan agar aman dan tidak terjadi kecelakaan kerja.
Nama jabatan dan tugasnya di setiap perusahaan tidaklah selalu sama, kembali lagi
ini tergantung pada jenis pekerjaan yang dilaksanakan dan typical perusahaannya
sendiri dalam memberikan tugas dan tanggung jawab terhadap karyawannya.
2.3 Gantt Chart
Gantt chart adalah suatu alat yang bernilai khususnya untuk proyek-proyek dengan jumlah
anggota tim yang sedikit, proyek mendekati penyelesaian dan beberapa kendala proyek.

Gambar 2.2 Contoh Gantt Chart

Gantt Chart merupakan diagram perencanaan yang digunakan untuk penjadwalan


sumber daya dan alokasi waktu (Heizer, Jay dan Render, Barry, 2006). Gantt Chart
adalah contoh teknik non-matematis yang banyak digunakan dan sangat popular di
kalangan para manajer karena sederhana dan mudah dibaca.
Gantt Chart dapat membantu penggunanya untuk memastikan bahwa (Heizer, Jay dan
Render, Barry,2006):
o Semua kegiatan telah direncakan
o Urutan kinerja telah diperhitungkan
o Perkiraan waktu kegiatan telah tercatat, dan
o Keseluruhan waktu proyek telah dibuat
Karakteristik Gantt Chart
Gantt chart secara luas dikenal sebagai alat fundamental dan mudah diterapkan oleh para
manajer proyek untuk memungkinkan seseorang melihat dengan mudah waktu dimulai dan
selesainya tugas-tugas dan sub- sub tugas dari proyek.
Semakin banyak tugas-tugas dalam proyek dan semkin penting urutan antara tugas-tugas
maka semakin besar kecenderungan dan keinginan untuk memodifikasi gantt chart.
Gantt chart membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan “what if” saat melihat
kesempatan-kesempatan untuk membuat perubahan terlebih dahulu terhadap kebutuhan.
Keuntungan menggunakan Gantt Chart
o Sederhana, mudah dibuat dan dipahami, sehingga sangat bermanfaat sebagai alat
komunikasi dalam penyelenggaraan proyek. Gantt Chart sangat mudah dipahami,
balok horizontal (horizontal bar) dibuat pada tiap kegiatan proyek sepanjang garis
waktu.
o Gantt chart digunakan untuk penjadwalan sederhana atau proyek-proyek yang
kegiatannya tidak terlalu berkaitan atau proyek kecil, sedangkan network untuk
penjadwalan proyek yang rumit.
o Gantt Chart juga dapat digunakan untuk penjadwalan operasi yang berulang.
o Dapat menggambarkan jadwal suatu kegiatan dan kenyataan kemajuan sesungguhnya
pada saat pelaporan
o Bila digabungkan dengan metoda lain dapat dipakai pada saat pelaporan

Kelemahan Gantt Chart


o Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu kegiatan dan
kegiatan yang lain, sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh
keterlambatan satu kegiatan terhadap jadwal keseluruhan proyek.
o Sulit mengadakan penyesuaian atau perbaikan/pembaharuan bila diperlukan, karena
pada umumnya ini berarti membuat bagan balok baru.
o Gantt chart tidak bisa secara eksplisit menunjukkan keterkaitan antara aktivitas dan
bagaimana satu aktivitas berakibat pada aktivitas lain bila waktunya terlambat atau
dipercepat, sehingga perlu dilakukan modifikasi terhadap Gantt chart.
2.4 Diagram AOA
Sistem adalah serangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan bergantung
sehingga interaksi dan saling pengaruh dari salah satu subsistem (bagian) akan
mempengaruhi keseluruhan sistem (Huse & Bowditch, 1973, p. 28). Jenis sistem yang
kompleks akan lebih mudah dipahami jika digambarkan dalam sebuah diagram daripada
melalui bahasa tulisan. Diagram mampu memperlihatkan saling keterkaitan yang
sebenarnya antara bagian-bagian yang dapat ditampilkan dalam sistem.
Dalam perangkat manajemen proyek, kita mengenal sebuah diagram yang disebut
activity network diagram (diagram jaringan kerja). Activity network diagram merupakan
salah satu dari tujuh alat perencanaan manajemen (7 management and planning tools) atau
7 New Quality Tools sehingga dalam businessdictionary.com disebutkan bahwa activity
network diagram adalah salah satu alat manajemen kualitas:
A quality management tool that charts the flow of activity between separate tasks.
It graphically displays interdependent relationships between groups, steps, and tasks as
they all impact a project. Bubbles, boxes, and arrows are used to depict these activities
and the links between them (businessdictionary.com).
Dengan activity network diagram dapat dilakukan analisis terhadap jadwal waktu
penyelesaian proyek, masalah yang mungkin timbul jika terjadi kelambatan, probability
selesainya proyek, biaya yang diperlukan dalam rangka mempercepat penyelesaian proyek,
dan sebagainya.
Terdapat beberapa versi activity network diagram, namun yang luas pemakaiannya
adalah:
CPM (critical path method), merupakan teknik pertama activity network diagram
yang diperkenalkan pertama kali tahun 1957 oleh M. R. Walker dari DuPont Company and
J. E. Kelley, Jr. dari Remington Rand Univac.
PERT (program evaluation and review technique), yang diperkenalkan tahun 1958
oleh U.S. Navy Special Projects Office.
PDM (precedence diagram method), yang dikembangkan oleh J. W. Fondahl dari
Stanford University pada awal dekade 1960-an.
Perbedaan mendasar antara CPM dan PERT adalah terletak pada perkiraan waktu,
CPM menaksir waktu dengan cara pasti (deterministic) sedangkan PERT dengan cara
kemungkinan (probabilistic). Metode ketiga, PDM, memiliki jaringan kerja yang lebih
sederhana karena kegiatan atau tugas-tugas digambarkan pada node (simpul atau
sambungan jalur), bukan pada garis panah seperti pada CPM dan PERT. Metode
menggambarkan kegiatan pada node disebut metode diagram AON (activity on node),
sedangkan metode menggambarkan kegiatan pada garis panah disebut metode diagram
AOA (activity on arrow) atau arrow diagramming method (ADM).
Metode Diagram AOA dan AON
Ada dua metode untuk menggambarkan activity network diagram yaitu:
1. Activity on arrow (AOA), yang mana kegiatan digambarkan pada garis panah
(arrow) dalam hal ini node merupakan suatu peristiwa (event).
2. Activity on node (AON), yang mana kegiatan digambarkan pada node dalam hal
ini garis panah (arrow) merupakan hubungan logis antar kegiatan.

(a) Hubungan Peristiwa Kegiatan pada Activity On Arrow

(b) Hubungan Peristiwa Kegiatan pada Activity On Node


n = Event number
x = Duration time
A = Activity name
ES = Earliest start time
LS = Latest start time
EF = Earliest finish time
LF = Latest finish time
Menggambarkan diagram AOA sedikit lebih sulit dari diagram AON, begitupun
pembaca yang belum berpengalaman akan lebih mudah memahami diagram AON
ketimbang diagram AOA karena jaringan diagram AON memfokuskan pada kegiatan atau
tugas-tugas (tasks) sementara diagram AOA pada peristiwa (event).
Untuk menggambarkan hubungan antar kegiatan dalam diagram AOA didasarkan
pada hubungan kegiatan yang mendahului (predecessor) atau hubungan kegiatan yang
mengikuti (successor) atau keduanya sekaligus sebagai kontrol.
AOA/CPM AON/PDM Keterangan
(a) Kegiatan B dimulai setelah kegiatan A selesai

A predecessor B, B successor A

(b) Kegiatan B dan C dapat dimulai setelah kegiatan A selesai

A predecessor B dan C, B dan C successor A

(c) Kegiatan C dan D dapat dimulai setelah kegiatan A dan B selesai


A dan B predecessor C dan D, C dan
D successorA dan B

(d) Hubungan ketergantungan dengan memakai dummy pada AOA

A dan B menjadi predecessor C karena ada


kegiatan dummy dari B ke C di AOA

Pada Tabel 1 di atas, kita melihat adanya kegiatan dummy pada diagram AOA,
sementara pada diagram AON tidak akan pernah dijumpai kegiatan dummy.
Dummy dalam Diagram AOA
Ketika suatu diagram AOA dibuat, kita mungkin akan menemukan masalah penting
yang terkait dengan fungsi garis panah. Garis panah dalam diagram AOA selain berfungsi
untuk menunjukkan urutan juga berfungsi sebagai simbol kegiatan dan durasinya. Dalam
beberapa kasus jaringan, garis panah ini sering menimbulkan ketidakjelasan urutan dan
kerancuan penyebutan suatu kegiatan.
Untuk menghindari masalah tersebut, para pengembang diagram AOA membuat
konsep kegiatan ‘dummy’ yang disimbolkan dengan garis panah putus-putus (- – – >).
Kegiatan dummy merupakan kegiatan semu yang durasinya nol (tidak membutuhkan
sumber daya), yang diselipkan ke dalam jaringan untuk menjaga logika pada jaringan.
Menurut Herjanto (2008), terdapat dua jenis kegiatan dummy, yaitu grammatical
dummy dan logical dummy (p. 363).
Gramatical dummy
Gramatical dummy adalah dummy yang digunakan untuk menghindari kerancuan
penyebutan suatu kegiatan jika ditemukan dua atau lebih kegiatan yang berasal dari
peristiwa yang sama dan berakhir pada peristiwa yang sama pula, contoh: tiga kegiatan A,
B, dan C pada Gambar 2.a, yang mana A dan B dimulai dan berakhir pada waktu yang
sama, dan C tidak dapat dimulai setelah A dan B selesai. Kondisi A dan B dimulai dan
berakhir pada waktu yang sama ini sulit dibedakan oleh algoritma penjadwalan pada
komputer karena yang dibaca oleh komputer adalah peristiwa/node.
Meskipun diagram AOA dan AON populer digunakan, banyak paket software
manajemen proyek, seperti Microsoft Project atau Primavera, menggunakan diagram AON
karena kesederhanaannya. Komputer mengidentifikasi setiap kegiatan pada diagram AOA
sesuai dengan sepasang angka yang tercantum dalam node di awal garis panah dan node di
ujung garis panah. Oleh karena itu, kita perlu bantuan dummy, seperti ditunjukkan Gambar
2.b dan Gambar 2.c, sehingga jelas dapat dibedakan penyebutan dari masing-masing
kegiatan. Untuk analisis manual tanpa komputer, penggunaan grammatical dummy dapat
diabaikan sehingga contoh seperti Gambar 2.a bisa saja digunakan.

(a) Gambaran Rancu (b) Gambaran Jelas (c) Gambaran Jelas


Gambar 2. Contoh Penggunaan Grammatical Dummy
Berikut dua panduan yang perlu diingat agar kita tidak lupa menambahkan
grammatical dummy dalam diagram AOA:
Setiap kegiatan harus mempunyai identitas tersendiri yang dinyatakan oleh nomor
node awal dan nomor node akhir. Jika lebih dari satu kegiatan dengan nomor pasangan
node yang sama, maka grammatical dummy harus ditambahkan,
Contoh:
Kegiatan A identitasnya 1-2 (dari node no. 1 ke node no. 2)
Kegiatan B identitasnya 1-3
Kegiatan C identitasnya 2-3
Kegiatan D identitasnya 2-3
Kegiatan E identitasnya 2-4
Kegiatan C dan D tidak diperbolehkan karena memiliki identitas yang sama, maka harus
ditambahkan dummy.
Tidak boleh ada arus berbalik arah atau loop dalam diagram AOA. Pastikan node
di ujung garis panah selalu memiliki nomor node lebih besar dari node di awal garis panah.
Logical Dummy
Logical dummy dipergunakan untuk memperjelas hubungan antar kegiatan.
Perhatikan penggambaran diagram yang salah dalam kolom 3 pada Tabel 2, diagram
tersebut dapat dibaca C dan D dapat dimulai setelah A dan B selesai. Padahal maksud
sesungguhnya adalah D dapat dimulai setelah A dan B selesai, sedangkan C hanya
membutuhkan A sebagai predecessor. Untuk menggambarkan logika ini, kita memerlukan
dummy untuk memperjelas maksud tersebut, seperti ditunjukkan pada kolom 4 Tabel 2.
Tabel 2
Contoh penggunaan logical dummy

Kegiatan Predecessor Salah Benar


A —

B —

C A

D A, B

Contoh lain diperlihatkan Gambar 3. Kegiatan Q dan R berakhir pada node yang
sama dan keduanya punya predecessor yang sama yaitu P, namun Q punya predecessor
lain yaitu O (yang bukan predecessor R), sementara R punya predecessor lain yaitu N (yang
bukan predecessor Q). Artinya Q dan R tidak berbagi semua set predecessor yang sama.
Jika digambarkan tanpa kegiatan dummy, seperti pada Gambar 3.a, maka diagram akan
terlihat tidak logis karena P memiliki identitas rangkap. Oleh karena itu, dua kegiatan
dummy perlu disisipkan agar menunjukkan urutan kegiatan dengan benar seperti
diperlihatkan Gambar 3.b.
(a) Gambaran Tidak Logis (b) Gambaran Logis
Gambar 3. Contoh Penggunaan Logical Dummy
Kemudahan Diagram AON vs. Popularitas Diagram AOA
Kegiatan dummy tidak diperlukan dalam diagram AON, dan siapapun akan bilang
diagram AON nampak lebih rapih dan mudah ketimbang diagram AOA. Hal ini juga
mungkin menjadi alasan mengapa semua paket software manajemen proyek menggunakan
diagram AON. Bahkan para akademisi sudah menyarankan untuk mengurangi dominasi
diagram AOA dalam buku-buku pengantar operational research / management science
(misalnya, Sniedovich, 2005).
Diagram AOA jarang digunakan di luar bidang akademik karena tingkat kesulitan
AOA lebih tinggi di banding AON, seperti yang dikatakan Shogan (1988) bahwa
pembangunan jaringan AOA memerlukan lebih banyak waktu dan usaha karena
memerlukan wawasan dan kreativitas agar kegiatan dummy secara tepat digunakan dalam
jaringan (Sniedovich, 2005, ).
Jika dibandingkan dengan diagram AON, diagram AOA lebih mudah dan cepat
digambarkan dalam bentuk sketsa tangan sehingga cocok dengan prinsip 7 New Quality
Tools yang menggunakan mekanisme brainstorming. Diagram AOA sangat berguna
selama sesi brainstorming atau perencanaan team di awal suatu proyek karena dapat
menghemat waktu berharga pada meeting perencanaan awal yang biasa dihadiri oleh
karyawan-karyawan yang sibuk.
Selain bermanfaat dalam sesi brainstorming, diagram AOA masih sangat umum
digunakan dalam manajemen proyek. Dari perspektif akademik diagram AOA masih
berguna, terutama untuk tujuan optimasi, karena sebagian besar formula-formula linear
programming untuk mencari jalur kritis (critical path) didasarkan pada diagram AOA.
Persiapan
Persiapan Desain, rencana
kerja, dan pembagian
Persiapan rencana waktu
lapangan dan
organisasi lapangan
Pengadaan alat &
mobilisasi tenaga kerja
Inspeksi

Perakitanan Material Marking mat


Cutting mat

Perakitan

Assembly
Pelaksanaan Finishing

Pengecatan eq
Work Breakdown Structure
Musical Fountain Project Coating Pengecatan pipa

Pengujian Hydrotest
Diagram Work Breakdown Structure Holiday test
Arrangement

Errection

Fit up
9.1 Uraian Pekerjan
9.1.1 Persiapan
Pada Tahap persiapan, hal-hal yang harus diperhatikan adalah perncanaan proyek serta
organisasi lapangannya. Dalam proyek Musical Fountain ini, tahap persiapan meliputi :
1. Persiapan Desain, rencana kerja, dan pembagian waktu
2. Persiapan rencana lapangan dan organisasi lapangan
3. Pengadaan alat dan mobilisasi tenaga kerja
9.1.2 Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dibagi menjadi 4 tahap penting dalam pengerjaan proyek ini, meiputi
pengadaan material, assembly, coating, serta errection.
1. Pengadaan Material
Sebelum proyek dikerjakan, material disediakan terlebih dahulu. Setelah maerial
yang dipesan ada, tidak langsung digunakan. Namun, haruslah diinspeksi terlebih dahulu,
sesuai yang dipesan atau tidak. Serta, untuk melihat material ersebut terdapat cacat atau
tidak.
Setelah melewati tahap inspeksi, material tersebut disimpan sebagai stok dan marking
material tersebut sesuai desain yang sudah ada. Setelah proses marking selesai, tahap
selanjutnya adalah pemotongan material tersebut.
2. Assembly
Aseembly adalah perakitan semua material yang telah dipotong menjadi satu
kesatuan sesuai dengan desain yang sudah ada. Setelah material tersebut dirangkai,
kemudian memasuki tahap pengelasan. Setelah tahap pengelasan, dilakukan finishing pada
material. Tahap finishing ini dilakukan untuk memastikan bahwa material yang dipotong
dan dilas sudah sesuai dengan desain.
3. Coating
Coating adalah lapisan penutup yang diterapkan pada permukaan sebuah benda
dengan tujuan dekoratif maupun untuk melindungi benda tersebut dari kontak langsung
dengan lingkungan. Pada sebuah pipa, coating merupakan perlindungan pertama dari
korosi. Pada bagian ini, dilakukan pelapisan dan pengecatan pada pipa, equipment,
instrumen, dan asesorisnya. Fungsinya tidak lain agar pipa, equipment, instrumen, dan
asesoris tersebut tahan terhadap kondisi lingkungan serta tahan terhadap korosi.
4. Erection
Tahap erection adalah tahap pemasangan semua material sesuai desain. Pada tahap
ini ada 3 hal yang dilakukan. Yaitu :
a) Arragement Material
 Menempatkan tiap section/bagian di beberapa titik jangkauan crane
 Menyambung/assembly sistem pemipaan menjadi beberapa bagian di sekitar area
b) Fit Up
 Erection dimulai dari coloumn assembly yang sudah di rangkai menjadi 4 section
pengangkatan
 Fit up girder dan bracing
 Melengkapi bracing dan accessori lain-lain

c) Adjust Verticaling dan Levelling Structure


 Atur baut ancor untuk menentukan verticaling dan levelling keseluruhan.
 Tightening bolt / pengerasan baut dilakukan pada baut ancor,coloumn.
 Cleaning area
5. Testing
Tes yang dilakukan untuk pengujian proyek ini adalah hydro test untuk mengetahui
ketahanan pipa serta holiday test untuk mengetahui apakah coating yang dilakukan pada
material sesuai dan tanpa cacat.
a) Hydro Test
Hydrostatic test adalah test tekan terhadap suatu jaringan pipa (HDPE) yang ditekan
berdasarkan acuan waktu tertentu dan tekanan tertentu pula.
cara yang digunakan pada jaringan pipa, plumbing, silinder gas, boiler dan tanki bahan
bakar guna mengetahui ketahaanannya maupun kebocorannya. Test ini terdiri dari mengisi
benda atau pipa dengan cairan, biasanya air, yang akan memperlihatkan kebocoran jika
ada, dan menekan pipa tersebut dengan teknik yang spesifik guna pengetesan.

b) Holiday Test
Holiday Test adalah tes non-destruktif dilakukan pada lapisan, seperti lapisan
waterproofing karet pada beton, di mana lubang melalui lapisan yang terdeteksi oleh
pembentukan sebuah rangkaian listrik di daerah-daerah di mana ada lapisan cukup untuk
menahan muatan listrik. Jika aliran listrik terdeteksi, maka daerah uji disebut sebagai
konduktif, yang mengindikasikan keberadaan diskontinuitas seperti lubang kecil dan
rongga. Tes ini umumnya digunakan dalam industri lepas pantai di mana pipa dan struktur
yang dilapisi dengan lapisan non-konduktif.

BAB III
STRUKTUR ORGANISASI
BAB IV
PENJADWALAN
KEGIATAN
NO KODE KEGIATAN WAKTU
PENDAHULU
1 A Persiapan Desain 2 -
Persiapan Rancangan
2 B 2 -
lapangan
3 C Pengadaan Alat 4 A,B
4 D Inspeksi Material 2 C
5 E Marking Material 1 D
6 F Cutting Material 2 E
7 G Perakitan 4 F
8 H Finishing 2 G
9 I Pengecatan Equipment 2 G
10 J Pengecatan Pipa 4 G
11 K Arrangement 3 J
12 L Fit Up 2 K
13 M Hydro Test 1 L
14 N Holiday Test 1 L

BAB V
NETWORK
BAB VI
PERT
Nama Waktu Kegiatan Waktu
No Kode Varians
Kegiatan Optimis Harapan Pesimis Pendahulu harapan (te)
Persiapan
1 A 2 2 4 -
Desain 2 0.11

Persiapan
2 B Rancangan 1 2 3 -
lapangan
2 0.11
Pengadaan
3 C 3 4 5 A,B
Alat 4 0.11
Inspeksi
4 D 1 2 3 C
Material 2 0.11
Marking
5 E 1 1 1 D
Material 1 0.00
Cutting
6 F 1 2 3 E
Material 2 0.11
7 G Perakitan 4 4 5 F
4 0.03
8 H Finishing 1 2 3 G 2 0.11

Pengecatan
9 I 2 2 3 G
Equipment
2 0.03
Pengecatan
10 J 4 4 5 G
Pipa 4 0.03
11 K Arrangement 2 3 4 J
3 0.11
12 L Fit Up 1 2 4 K 2 0.25
13 M Hydro Test 1 1 2 L
1 0.03
14 N Holiday Test 1 1 2 L
1 0.03
BAB VII
PERT NETWORK

Anda mungkin juga menyukai