Anda di halaman 1dari 5

PMTK PER-06/MEN/1985 Ttg Perlindungan PHL

PUSTAKA YAYASAN ENAMGE BAGI PRAKTISI MSMDM


PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KETENAGAKERJAAN

PMTK No. PER-06/MEN/1985 TTG PERLINDUNGAN PEKERJA


HARIAN LEPAS

| IP | Umum | Rekrutmen | K-3 | PP-KKB-PK-Konvensi | TK Wanita | Jam Kerja & Upah | Benefit | PHI & PHK | Lain-lain | KepLak UU No. 13/2003

Acuan Informasi Tanpa Tuntutan Dikinikan: 11 Juni 2004

Permen ini dicabut oleh KepMen No. Kep.100/MEN/2004 tentang Kesepakatan Kerja Waktu

Tertentu.

● Ke Teks Peraturan
● Definisi Istilah
● Larangan, Jenis dan Sifat Pekerjaan
● Peraturan perundang-undangan Yang Diberlakukan
● Bila PHL dipekerjakan Lewat Batasan Waktu
● Wajib Membuat Daftar dan Melaporkan
● Tanggung Jawab Penuh Akhir
● Upah PHL
● Wajib JAMSOSTEK
● Anjuran Pelatihan

Laporan PHL
Catatan Khusus th. 1998

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA


NOMOR: PER.06/MEN/1985
TENTANG
PERLINDUNGAN PEKERJA HARIAN LEPAS

MENTERI TENAGA KERJA,


Menimbang: a. bahwa pada dasarnya peraturan perundang-undangan dalam bidang ketenagakerjaan
berlaku terhadap semua pekerja tanpa membeda-bedakan statusnya;
b. bahwa kenyataan menunjukkan di sektor-sektor industri dan jasa masih banyak
dipekerjakan pekerja harian lepas;
c. bahwa pada dewasa ini pekerja harian lepas belum mendapatkan perlindungan
sebagaimana layaknya sehingga untuk itu perlu adanya suatu pengaturan yang
memberikan perlindungan terhadap pekerja harian lepas;
d. bahwa untuk itu dipandang perlu dikeluarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang
Perlindungan Pekerja Harian Lepas.

file:///D|/uunaker2006/PPKKBKONVENSI/PMTK06-85.HTM (1 of 5) [7/25/07 5:10:11 AM]


PMTK PER-06/MEN/1985 Ttg Perlindungan PHL

Mengingat: 1. Undang-undang No. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai


Tenaga Kerja;
2. Undang-undang No. 1 Tahun 1951 tentang Undang-undang Kerja Tahun 1948;
3. Undang-undang No. 3 Tahun 1951 tentang Pengawasan Perburuhan;
4. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
5. Undang-undang No. 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di
Perusahaan;
6. Peraturan Pemerintah R.l. No. 33 Tabun 1977 tentang Asuransi Sosial Tenaga Kerja;
7. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah;
8. Keputusan Presiden R.l. No. 45/M Tahun 1983 tentang Pembentukan Kabinet
Pembangunan IV.

Memperhatikan: Hasil Pertemuan Lembaga Kerjasama Tripartit Nasional tanggal 22 Pebruari


1985 dan Kesepakatan Bersama Lembaga Kerjasama Tripartit Nasional No. 6 Tahun 1985
tentang Perlindungan Pekerja Harian Lepas.

MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA TENTANG PERLINDUNGAN PEKERJA
HARIAN LEPAS.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

a. Pekerja Harian Lepas adalah Pekerja yang bekerja pada Pengusaha untuk melakukan suatu pekerjaan
tertentu dan dapat berubah-ubah dalam hal waktu maupun volume pekerjaan dengan menerima upah yang
didasarkan atas kehadiran Pekerja secara harian;
b. Pengusaha adalah:

1. Orang, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan sesuatu Perusahaan milik sendiri;
2. Orang, persekutuan atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan
bukan miliknya;
3. Orang, persekutuan atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahasn
sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2 yang berkedudukan di luar Indonesia.

c. Pekerja adalah orang yang bekerja pada perusahaan dengan menerima upah.
d. Perusahaan adalah setiap usaha yang dijalankan dengan tujuan mencari keuntungan atau tidak, baik milik
swasta maupun milik negara.
e. Satu bulan adalah sama dengan 30 (tiga puluh) hari kalender.

Pasal 2

file:///D|/uunaker2006/PPKKBKONVENSI/PMTK06-85.HTM (2 of 5) [7/25/07 5:10:11 AM]


PMTK PER-06/MEN/1985 Ttg Perlindungan PHL

(1) Pengusaha dilarang mempekerjakan pekerja harian lepas terhadap pekerjaan yang bersifat rutin, tetap dan
berlanjut kecuali terhadap pekerjaan yang menurut jenis dan sifatnya harus menggunakan pekerja harian
lepas.
(2) Pekerjaan yang menurut jenis dan sifatnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah:

a. Jangka waktu untuk mengerjakan pekerjaan dilakukan dalam waktu yang relatip singkat dan tidak
melebihi tiga bulan;
b. Pekerjaan dilakukan tidak melebihi 20 hari kerja dalam sebulan dan tidak terikat pada jam kerja yang
secara umum berlaku diperusahaan;
c. Pekerjaan yang dilakukan menurut musim tertentu seperti
musim tanam, musim panen, masa giling dan sebagainya;
d. Pekerjaan bongkar muat yang dilakukan secara tidak tetap.

Pasal 3

Pada azasnya semua peraturan perundang-undangan dalam bidang ketenaga-kerjaan berlaku terhadap pekerja
tanpa membedakan statusnya.

Pasal 4

Pengusaha yang mempekerjakan Pekerja Harian Lepas lebih dari 3 (tiga) bulan berturut- turut dan dalam setiap
bulannya lebih dari 20 (dua puluh) hari maka pekerja harian lepas tersebut mempunyai hak sama dengan pekerja
tetap.

Pasal 5

Pengusaha wajib membuat dan memelihara daftar pekerja harian lepas yang dipekerjakannya, dengan
menggunakan seperti bentuk terlampir dan menyampaikan satu eksemplar kepada Kantor Departemen Tenaga
Kerja setempat dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak mempekerjakan pekerja harian lepas
termasuk jika terjadi penambahan atau pengurangan pekerja harian lepas.

Pasal 6

(1) Perusahaan Kontraktor atau sub kontraktor yang mempekerjakan pekerja harian lepas harus berbadan
hukum.
(2) Dalam hal Pekerja Harian Lepas bekerja pada sub kontraktor yang berbadan hukum, maka sub kontraktor
tersebut bertanggung jawab sepenuhnya terhadap Pekerja Harian Lepas yang bekerja di lingkungan kegiatan
usahanya baik melalui mandor maupun langsung dibawah sub kontraktor tersebut.
(3) Dalam hal Pekerja Harian Lepas yang bekerja pada sub kontraktor yang ternyata tidak berbadan hukum
maka kontraktor yang berbadan hukum bertanggung jawab terhadap Pekerja Harian Lepas yang bekerja pada
sub kontraktor tersebut.
(4) Dalam hal Pekerja Harian Lepas yang bekerja pada sub kontraktor atau kontraktor yang ternyata tidak
berbadan hukum maka kontraktor utama bertanggung jawab terhadap Pekerja Harian Lepas yang bekerja
pada sub kontraktor atau kontraktor tersebut.
(5) Bagi perusahaan sub kontraktor atau perusahaan yang kegiatannya sebagai penyalur tenaga kerja (labour
supplier) kepada perusahaan lain, maka perusahaan penerima tenaga kerja bertanggung jawab terhadap hak-
hak pekerja tersebut.

file:///D|/uunaker2006/PPKKBKONVENSI/PMTK06-85.HTM (3 of 5) [7/25/07 5:10:11 AM]


PMTK PER-06/MEN/1985 Ttg Perlindungan PHL

Pasal 7

Pengupahan bagi Pekerja Harian Lepas didasarkan atas upah harian yang besarnya tidak boleh kurang dari
ketentuan upah minimum yang ditentukan oleh Pemerintah.

Pasal 8

Sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 1977*) tentang Asuransi Sosial Tenaga Kerja,
maka setiap perusahaan yang mempekerjakan Pekerja Harian Lepas wajib mengikut-sertakan Pekerja Harian
Lepas dalam program yang diselenggarakan oleh PERUM ASTEK.*) (baca: Program Jamsostek)

Pasal 9

Dalam hal perusahaan menyelenggarakan latihan kerja agar mengikut-sertakan Pekerja Harian Lepas yang
dipekerjakannya.

Pasal 10

Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 2, 5, 7 dan pasal 8 Peraturan ini diancam dengan hukuman sebagaimana
dimaksud dalam pasal 17 Undang-undang No 14 Tahun 1969. *)

Pasal 11

Peraturan Menteri ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ke Halaman Awal

DITETAPKAN DI: J A K A R T A
PADA TANGGAL : 12 September 1985
-------------------------------------------
MENTERI TENAGA KERJA R.l.

ttd.
SUDOMO

Tanda *) sebagai tanda bahwa peraturan tersebut sudah tidak berlaku lagi karena sudah dikeluarkan peraturan
perundang-undangan yang baru.

DEPARTEMEN TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA

Nomor Klasifikasi
I.L.O:.............

DAFTAR - LAPORAN
PEKERJA HARIAN LEPAS

Sebagai dimaksud pada Pasal 5 ayat (1)


Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 06/MEN/1985.

No. Pendaftaran: .................. Laporan ke:.............

=================================================================

1. Nama dan Alamat Perusahaan |


2. Nama dan Alamat Pengusaha |

file:///D|/uunaker2006/PPKKBKONVENSI/PMTK06-85.HTM (4 of 5) [7/25/07 5:10:11 AM]


PMTK PER-06/MEN/1985 Ttg Perlindungan PHL

3. Jenis Usaha Perusahaan |


4. Akte pendirian perusahaan bila |
perusahaan tersebut berbentuk |
badan hukum. |
-----------------------------------------------------------------

DAFTAR PERINCIAN PEKERJAAN


HARIAN LEPAS

=================================================================
No|Lokasi Kegiatan |Jenis | Jangka | Nama | Jenis |Saat
|Perusahaan |Peker-| waktu | Pekerja | Kelamin|Mulai
| |jaan |selesainya| |------- |Bekerja
| | |pekerjaan | | L | P |
=================================================================
| | | | | | |
-----------------------------------------------------------------
| | | | | | |
-----------------------------------------------------------------
| | | | | | |
-----------------------------------------------------------------
| | | | | | |
-----------------------------------------------------------------
| | | | | | |
=================================================================

Demikian dibuat menurut keadaan sebenarnya


..........................................

(.............................)
Tanda tangan dan nama jelas,
Pengusaha/Pengurus Perusahaan

Catatan Khusus

Undang-undang No. 1/1951 ttg. UU Kerja dinyatakan tidak berlaku lagi oleh UU No.
13/2003
tentang Ketenagakerjaan yang berlaku mulai 25 Maret 2003.
PP 33/1977 diganti dengan UU No. 3/1992 tentang JAMSOSTEK dan peraturan pelak-
sanaannya. Sanksi dsb. dengan demikian akan merujuk pada kedua UU No. 13/2003
tersebut.

Gabriel S.T.

Ke Awal Halaman

| IP | Umum | Rekrutmen | K-3 | PP-KKB-PK-Konvensi | TK Wanita | Jam Kerja & Upah | Benefit | PHI & PHK | Lain-lain | KepLak UU No. 13/2003
Halaman ini disiapkan oleh Gabriel S.T. untuk fasilitasi MSDM; Dikinikan dalam bentuk HTML : 11 Juni 2004

file:///D|/uunaker2006/PPKKBKONVENSI/PMTK06-85.HTM (5 of 5) [7/25/07 5:10:11 AM]

Anda mungkin juga menyukai