KLASTER KETENAGAKERJAAN
SHANO YOESUF, MH
PRAKTISI (HR & LEGAL)
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
Omnibus law merupakan metode yang digunakan untuk mengganti dan/atau
mencabut ketentuan dalam Undang-Undang, atau mengatur ulang
beberapa ketentuan dalam UU ke dalam satu UU (Tematik)
Diselaraskan
Hiper Regulasi
11 Klaster Pembahasan:
1. Penyederhanaan Perizinan
2. Persyaratan Investasi
3. Ketenagakerjaan
4. Kemudahan,
Pemberdayaan, dan
Perlindungan UMK-M
5. Kemudahan Berusaha
6. Dukungan Riset & Inovasi
7. Administrasi
Pemerintahan
8. Pengenaan Sanksi
9. Pengadaan Lahan
10. Investasi dan Proyek
Pemerintah
11. Kawasan Ekonomi * Jumlah UU dan Pasal dapat berubah sesuai hasil pembahasan
Sumber : antaranews.com
Klaster Ketenagakerjaan
1. Upah Minimum (UM)
Pokok-Pokok Kebijakan terkait Upah Minimum:
• Kebijakan pengupahan masih tetap menggunakan sistem upah minimum.
• Upah minimum tidak turun dan tidak dapat ditangguhkan.
• Kenaikan upah minimum memperhitungkan pertumbuhan ekonomi daerah.
• Upah per jam dapat diberikan untuk jenis pekerjaan tertentu (konsultan,paruh waktu,ekonomi digital.)
Penjelasan:
a. UM hanya berlaku bagi pekerja baru yang bekerja kurang dari 1 tahun, namun pekerja tersebut tetap
dimungkinkan menerima upah di atas UM dengan memperhatikan kompetensi, pendidikan dan sertifikasi.
b. Pekerja dengan masa kerja 1 tahun ke atas, mengikuti ketentuan upah sesuai dengan struktur upah dan skala upah pada
masing-masing perusahaan.
c. Industri padat karya dapat diberikan insentif berupa perhitungan upah minimum tersendiri, untuk
mempertahankan kelangsungan usaha dan kelangsungan bekerja bagi pekerja.
d. Skema upah per jam dapat diberikan:
• Untuk jenis pekerjaan tertentu (konsultan, pekerjaan paruh waktu, dll), dan jenis pekerjaan baru (ekonomi
digital);
• Untuk memberikan hak dan perlindungan bagi pekerja pada jenis pekerjaan tertentu.
• Apabila upah berbasis jam kerja tidak diatur, maka pekerja tidak mendapatkan perlindungan upah.
Klaster Ketenagakerjaan
2. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Pokok Kebijakan terkait Pemutusan Hubungan Kerja (PHK):
• Tetap memberikan perlindungan bagi pekerja yang terkena PHK;
• Pekerja yang terkena PHK tetap mendapatkan kompensasi PHK (berupa pesangon,penghargaan masa kerja, dan
kompensasi lainnya)
Penjelasan:
a. Pekerja yang terkena PHK tetap mendapatkan pesangon dan kompensasi PHK lainnya.
b. Untuk memberikan perlindungan bagi pekerja yang terkena PHK, Pemerintah memberikan tambahan kompensasi
berupa Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP):
• Manfaat JKP berupa: 1) Cash Benefit, 2) Vocational Training,3). Job Placement Access.
• Penambahan manfaat JKP, tidak menambah beban iuran bagi pekerja dan perusahaan.
• Pekerja yang mendapatkan JKP, tetap akan mendapatkan jaminan sosial lainnya yang berupa:
1)Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK); 2) Jaminan Hari Tua (JHT); 3) Jaminan Pensiun (JP); 4) Jaminan
Kematian (JKm); 5) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
c. Untuk memberikan peningkatan perlindungan bagi Pekerja Kontrak, diberikan kompensasi
pengakhiran hubungan kerja.
Klaster Ketenagakerjaan
3. Peningkatan Perlindungan Pekerja & Perluasan Lapangan Kerja
No. Pekerja Kontrak Alih Daya Waktu Kerja
(Perjanjian Kerja Waktu Tertentu/PKWT) (Outsourcing)
1 • Perkembangan teknologi digital dan revolusi industri • Pengusaha Alih Daya Pengaturan waktu kerja tetap mengedepankan
4.0, menimbulkan jenis pekerjaan baru yang bersifat (outsourcing) wajib hak dan perlindungan pekerja:
tidak tetap dan membutuhkan pekerja untuk jangka memberikan hak dan o Waktu kerja normal :
waktu tertentu perlindungan yang sama
(Pekerja Kontrak). bagi pekerjanya, baik Ditetapkan paling lama 8 jam dalam 1
sebagai Pekerja Kontrak hari dan 40 jam dalam 1 minggu.
• Pekerja Kontrak diberikan hak dan perlindungan
maupun Pekerja Tetap, Pekerjaan yang melebihi jam kerja
yang sama dengan Pekerja Tetap, antara lain dalam
antara lain dalam hal: diberikan Upah Lembur.
hal: Upah, Jaminan Sosial, Perlindungan K3, termasuk
Upah, Jaminan Sosial, Pelaksanaan jam kerja diatur dalam
kompensasi pengakhiran hubungan kerja.
Perlindungan K3. perjanjian kerja, peraturan perusahaan,
• Dengan dibukanya PKWT untuk semua jenis pekerjaan atau perjanjian kerja bersama.
• Peningkatan
maka kesempatan kerja lebih terbuka sehingga dapat
perlindungan hak
meningkatkan perluasan kesempatan kerja. o Waktu kerja untuk jenis pekerjaan tertentu:
Pekerja Kontrak pada
Alih Daya berupa hak Pekerjaan yang karena sifatnya dapat
atas kompensasi diselesaikan atau membutuhkan waktu
pengakhiran hubungan kurang dari 8 jam per hari, misalnya
kerja. pekerjaan paruh waktu, ekonomi digital.
Pekerjaan pada sektor-sektor tertentu yang
melewati batas maksimal jam kerja
normal (lebih 8 jam per hari) misalnya
sektor migas, pertambangan, perkebunan,
pertanian dan perikanan.
Klaster Ketenagakerjaan
4. Perizinan T K A Ahli dan Sweetener
No. UU CIPTA KERJA NO. 11 TAHUN 2020 PERPPU CIPTA KERJA NO. 2 TAHUN 2022
Pertimbangan:
• bahwa untuk mewujudkan tujuan pembentukan Pemerintah
Negara Republik Indonesia dan mewujudkan masyarakat Indonesia
yang sejahtera, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Negara perlu melakukan berbagai upaya memenuhi hak warga
negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan melalui cipa kerja;
• bahwa dengan cipta kerja diharapkan mampu menyerap tenaga
kerja Indonesia yang seluas-luasnya ditengah persaingan yang
semakin kompetitif dan tuntutan globalisasi ekonomi serta adanya
tantangan dan krisis ekonomi global yang dapat menyebabkan
terganggunya perekonomian nasional;