Anda di halaman 1dari 2

DISKUSI 3

Pertanyaan:
Topik diskusi pada sesi 3 adalah Ketentuan-ketentuan pokok ketenagakerjaan masa selama bekerja (During
employment) yang pada dasarnya pengusaha harus berusaha sedapat mungkin menghindari kerja lembur.
Namun demikian, kerja lembur tetap dimungkinkan untuk hal-hal tertentu yang sifatnya mendesak untuk
diselesaikan. Pada diskusi sesi 3 ini, silakan Anda diskusikan apa saja persyaratan agar dapat dilakukan
kerja lembur dan bagaimana konsekwensinya bagi perusahaan?

Jawaban:
Persyaratan dan Konsekuensi Kerja Lembur
Ketentuan-ketentuan pokok ketenagakerjaan mengatur bahwa pengusaha harus berusaha sedapat mungkin
menghindari kerja lembur. Namun, kerja lembur tetap dimungkinkan untuk hal-hal tertentu yang sifatnya
mendesak untuk diselesaikan.
A. Berikut adalah persyaratan agar dapat dilakukan kerja lembur:
 Pekerjaan tidak dapat diselesaikan dengan waktu kerja normal.
 Terdapat kebutuhan mendesak yang harus diselesaikan segera dan tidak dapat dihindari.
 Harus ada persetujuan dari pekerja/buruh yang bersangkutan.
 Waktu kerja lembur tersebut maksimum 3 jam dalam satu hari dan 14 jam dalam satu minggu.

B. Konsekuensi bagi perusahaan yang melakukan kerja lembur adalah sebagai berikut:
 Perusahaan harus memastikan bahwa pekerja/buruh memperoleh waktu yang cukup untuk istirahat
dan memulihkan kebugarannya.
 Perusahaan harus mematuhi batasan waktu kerja lembur yang ditetapkan, seperti tidak melakukan
kerja lembur secara terus menerus dan membatasi jumlah jam kerja lembur dalam satu hari dan satu
minggu.
 Perusahan yang memperkerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja wajib membayar upah kerja
lembur.

Jadi kesimpulannya, dalam konteks pelaksanaan kerja lembur, sangat disarankan bagi perusahaan untuk
mempertimbangkan penambahan pola shift kerja. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penumpukan
jam kerja lembur yang berlebihan dan terus-menerus, yang pada akhirnya bisa berpotensi menurunkan
produktivitas karyawan dan mengganggu keseimbangan antara waktu kerja dan waktu istirahat. Dengan cara
ini, karyawan dapat tetap menjaga kinerjanya dan perusahaan dapat beroperasi dengan efektif dan efisien.

Referensi:
JDIH Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia, (2018) 29 oktober, Bagaimana pengaturan
lembur bagi pekerja/buruh di perusahaan?, dari : https://jdih.kemnaker.go.id/faq-bagaimana-pengaturan-
lembur-bagi-pekerjaburuh-di-perusahaan.html
JDIH Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia, (2018) 29 oktober, Bagaimana pengaturan waktu
kerja lembur dan upah kerja lembur pada hari istirahat mingguan dan apakah lembur dapat diperbolehkan
setiap hari mengingat jumlah produksi di perusahaan selalu meningkat, dari :
https://jdih.kemnaker.go.id/faq-bagaimana-pengaturan-waktu-kerja-lembur-dan-upah-kerja-lembur-pada-
hari-istirahat-mingguan-dan-apakah-lembur-dapat-diperbolehkan-setiap-hari-mengingat-jumlah-produksi-
di-perusahaan-selalu-meningkat.html
Yun iswanto, Adie yusuf, (2023), Modul 4 kb2 Ketentuan pokok waktu kerja, hal:3.16, Universitar
Terbuka:Tanggerang Selatan.

Anda mungkin juga menyukai