Anda di halaman 1dari 8

9/17/2018 Belajar Ilmu Sosial, Budaya, dan Politik: Review Buku Collaborative Governance

Belajar Ilmu Sosial, Budaya, dan Politik


Minggu, 13 November 2016

Mengenai Saya
Review Buku Collaborative Governance
Haeril Terminator

Judul Buku : Collaborative Governance In The United States And Korea ganteng pokokna
Editor : Yong-Duck Jung, Daniel A. Mazmanian dan Shui- Yan Tang Lihat profil lengkapku
Penerbit : Seoul National University Press Republic Of Korea
Jumlah Hlm : 288
Arsip Blog
Pada dasarnya tata kelola pemerintahan kolaboratif telah didefinisikan
sebagai proses pembentukan, fasilitasi, operasi, pemantauan, dan pengaturan ▼ 2016 (20)

organisasi lintas sektoral untuk mengatasi masalah kebijakan publik yang tidak ▼ November (20)
UPAYA
dapat dengan mudah ditangani oleh satu organisasi atau sektor publik secara
PEMERINTAH
sendiri (Ansell dan Gash 2008). Dalam buku ini coba menggambarkan pola dan DAERAH
DALAM
pengalaman pemerintahan kolaboratif dengan pendekatan contoh kasus yang ada di
MENANGANI
Amerika dan Korea. Tata kolaboratif telah muncul dikedua Negara tersebut dalam KONFLIK SO...
pendekatan institusional sebagai kunci untuk mengatasi masalah publik. New Publik
Manajamen
Kontekstualitas
Inisiatif dalam membentuk pemerintahan kolaboratif ini sebenarnya sebagai Dengan
upaya pemerintah di seluruh dunia untuk mengatasi berbagai tantangan yang Indone...
berkembang dalam kehidupan bernegara. Kolaborasi pemerintahan ini sebagai PERKEMBANGA
bentuk inovasi dan akuntabilitas pemerintah terhadap masyarakat yang selama ini N DEFINISI
NEGARA
cenderung menganggap bahwa pemerintah boros dan gagal untuk mewakili
MAKALAH HAM
kepentingan masyarakat (Hetherington 2006). Ditambah lagi fenomena persaingan DAN
DEMOKRASI
http://haerilterminator.blogspot.com/2016/11/review-buku-collaborative-governance.html 1/8
9/17/2018 Belajar Ilmu Sosial, Budaya, dan Politik: Review Buku Collaborative Governance

diera Globalisasi, yang cenderung menciptakan jurang yang menganga antara AKSI DEMO
UNTUK
Negara/daerah kaya dan miskin, dan berdampak pada kapasitas sektor publik yang "Trump"
rendah dalam mengatasi tantangan yang berkembang.
KONSEKUENSI
HUBUNGAN
Pemerintah lokal maupun tingkat nasional, baik di Amerika Serikat dan LEGISLATIF
DAN
Korea, telah merespon dengan berbagai cara dalam menangani beberapa kasus EKSEKUTIF
pelayanan publik baik untuk tingkat pendanaan juga kapasitas yang tersedia.
ANALISIS
Lembaga-lembaga publik kini telah berfokus pada prinsip-prinsip sektor bisnis POLITIK
namun berbasis kinerja, sehingga selain untuk menghasilkan penghematan juga LEGILASI
DALAM
meningkatkan kepuasan masyarakat melalui pelayan publik. PERATURAN
DAERAH K...
Dalam kolaborasi ini ada proses penyerahan otoritas pemerintah yang KATA BIJAK
LUDWIG VON
sedang bekerjasama, maksudnya ada batas pembagian kekuasaan, yang mengalir
MISES
dari pengambilan keputusan bersama, berbagi sumber daya, dan tanggung jawab ..Pelajaran
Sejarah
bersama untuk melihat bahwa semua peserta dalam hal ini aktor-aktor yang terlibat
dalam proses puas pada hasilnya (Bogason dan Musso, 2005). Politik Lingkungan
Menurut Walhi
Di Negara Amerika Serikat praktek kolaborasi antara pemerintah dan
“ PENGAWAS
swasta dapat dilihat dari berbagai hal seperti berkaitan dengan bantuan pendidikan, ETIK
juga untuk merancang, memproduksi dan mengelola perumahan berpenghasilan MUNASLUB
GOLKAR;
rendah di kota-kota miskin (Langley et al. 1996). Selain itu berkaitan dengan KREDIBILITAS
kesehatan masyarakat, pemerintah sebagai pemangku kepentingan yang bekerja ATAU...
disektor kesehatan dan pelayanan sosial penyedia layanan publik bekerjasama WASPADAI
MAFIA
dengan swasta, yayasan kesehatan, organisasi sipil, dan warga kelompok secara
EKONOMI
aktif terlibat dalam kemitraan atau koalisi untuk perencanaan, pengelolaan, dan NEOLIBERAL
DALAM DUNIA
evaluasi inisiatif kesehatan masyarakat (Weiner, Alexander dan Zuckerman 2000).
PEND...
Juga kolaboratif pemerintahan telah mendominasi perencanaan sumber
Intelek Pengabdi
daya air utama di Amerika Serikat (Innes dan Boher 2003) Demikian pula, tata Kekuasaan
kolaboratif telah menjadi bentuk dominan untuk pengelolaan sumber daya Politik Legislasi
perencanaan dan pelaksanaan dari banyak konservasi sumber daya alam dan Dalam Sistem
Politik
Indonesia
http://haerilterminator.blogspot.com/2016/11/review-buku-collaborative-governance.html 2/8
9/17/2018 Belajar Ilmu Sosial, Budaya, dan Politik: Review Buku Collaborative Governance

spesies yang terancam seperti proyek dari Dinas Kehutanan dan Federal Bureau of POLITIK
OTONOMI
Land Management (Porter dan Salvesen 1995; Sabatier dkk. 2005; Thomas 2003). DAERAH
Di Amerika dalam konteks kebijakan berkaitan dengan lingkungan ini,
Review Buku
tampak legislatif harus berhati-hati dalam betindak. Amerika serikat, legislatif Collaborative
biasanya mengangkat staf ahli yang terkait dengan isu platform politik yang Governance

mereka cita-citakan di mana di dalamnya terdapat isu lingkungan. Karena isu COLLABORATIVE
GOVERNANCE
lingkungan yang kompleks memerlukan keahlian (expertise) yang siap menjawab
Moderen Teror:
persoalan yang timbul. Di lain pihak disinilah kekuatan yang disiapkan organisasi Empat
nonpemerintah (LSM) yang mempunyai think tank sebagai Lobbyist yang mampu Gelombang
meyakinkan sidang American Congress untuk merumuskan kebijakan yang TANTANGAN
berpihak pada lingkungan dan upaya pelestrian alam (Jatna Supriatna, 2008: 86). EKONOMI DI
TAHUN 2016
Salah satu kasus yang disampaikan dalam buku ini ialah terkait The Bay-
LUASAN HUTAN
Delta Sistem atau system pengelolaan Air di California yang dimana secara MANGROVE
historis sebagai pusat dari infrastruktur pasokan air, di mana kebutuhan air seluruh MENYUSUT,
BENCANA
negara bagian bergantung padanya, tapi sistem ini oleh semua kalangan yang INTAI KAWA...
berkepentingan sekarang over dalam pemanfaantaannya dan disadap sehingga Gagasan
menyebabkan konsekuensi lingkungan yang parah. Selama 15 tahun terakhir, telah "Intelektual"
Gramsci
terjadi peningkatan yang ditandai dalam pendekatan kolaboratif untuk berurusan
dengan Teluk Delta Sistem, Melibatkan beragam kelompok stakeholder yang kuat
dan badan-badan federal negara.
Dalam buku ini juga menganggap bahwa kolaboratif pemerintahan sebagian
besar lebih pada proyek pembangunan ekonomi dan sangat dianjukan oleh Bank
Dunia dan PBB untuk membentuk kemitraan antara Pemerintah dengan LSM, juga
dengan kelompok masyarakat dalam merancang dan menerapkan solusi untuk
masalah publik lokal (Wright dan Strum 1994).
Sedangkan di Korea, pemerintahan kolaboratif juga telah meningkat. Pasca
Perang Korea (1950-1953), Negara tersebut telah berhasil mengembangkan negara
bangsa modern. Ini dicapai karena industrialisasi yang pesat dan telah
mengkonsolidasikan lembaga-lembaga demokratis sejak 1980-an. Korea saat ini

http://haerilterminator.blogspot.com/2016/11/review-buku-collaborative-governance.html 3/8
9/17/2018 Belajar Ilmu Sosial, Budaya, dan Politik: Review Buku Collaborative Governance

berada pada posisi perekonomian ketiga belas terbesar di dunia dalam hal PDB dan
menikmati tingkat tertinggi demokrasi liberal di Asia (Thompson 1996).
Namun Korea saat ini menghadapi berbagai masalah kebijakan publik
akibat sebagian dari industrialisasi yang pesat dan pertumbuhan penduduk yang
juga pesat. Kebijakan pembangunan ekonomi yang menitik beratkan pada
perkembangan industrialisasi tidak sejalan dengan kualitas hidup pekerja atau
buruh akibat rendahnya upah minimum, sehingga menciptakan banyak
ketidakseimbangan sosial dan menimbulkan banyak masalah kebijakan publik,
termasuk kebutuhan untuk membangun kembali daerah perkotaan yang secara
perancanaan sangat buruk karena masalah pengelolaan sampah dan menyebabkan
lingkungan alam rusak dan tercemar. Demikian menurut Rosyadi, S., &
Lestianingrum, E. (2013) menganggap Jalan keluar terhadap pengelolaan sampah
yang baik dilakukan secara garis besar melalui, pengelolaan sampah yang
terorganisir dengan baik secara integratif mulai dari hulu hingga hilir termasuk
kepada dampak yang mungkin timbul didalamnya, selanjutnya adalah disamping
mengoptimalkan peraturan hukum yang tegas menguraikan hak dan kewajiban
seluruh komponen yang terlibat dalam pengelolaan sampah, dan mendorong peran
serta masyarakat untuk berperilaku, juga perlunya mengoptimalkan peran penting
sektor swasta dalam penanganan sampah yang salah satunya dapat dikembangkan
melalui konsep kemitraan bersama. Kasus yang terjadi di Korea ialah radical
ekology case atau menurut (Sari, M. A. P., & Rustan, 2009 ) merupakan kasus yang
terjadi karena munculnya dari perasaan krisis di negara industri, yang menghadapi
dominasi alam terhadap dominasi manusia dari setiap ras, kelas dan jender dengan
mengkonfrontasi lingkungan yang memberikan kesan bahwa manusia bebas
mengeksploitasi alam.
Selain itu Korea juga perlu untuk mengurangi biaya pendidikan bagi anak-
anak yang tidak mampu sekaligus meningkatkan efektivitas pendidikan publik, dan
pada saat yang sama membangun fasilitas penitipan anak untuk membantu ibu
bekerja. Semua ini adalah tugas yang harus diselesaikan melalui kebijakan publik.

http://haerilterminator.blogspot.com/2016/11/review-buku-collaborative-governance.html 4/8
9/17/2018 Belajar Ilmu Sosial, Budaya, dan Politik: Review Buku Collaborative Governance

Description: C:\Users\Terminator\Pictures\figure 1.jpg

Gambar 1. Siklus Kolaborasi Dalam Beberapa Kasus Dalam Buku

Dengan peran dan potensinya kolaboratif tersebut mampu mencakup


seluruh spektrum kebijakan mulai dari proses perencanaan, desain untuk
implementasi hingga pada evaluasi kebijakan publik. Bab-bab dalam buku ini
meneliti peran pemerintahan kolaboratif di kedua negara tersebut dari proses
kebijakan, negosiasi pembuatan kebijakan dan pelayanan. Pemerintahan
kolaboratif di AS dan Korea telah muncul dari setting sejarah dan kelembagaan
yang berbeda. Namun kontribusi dalam buku ini menunjukkan bagaimana sejumlah
faktor umum dapat menjelaskan dinamika dan kinerja pengaturan pemerintahan
kolaboratif di kedua negara.
Pertama, pemerintahan kolaboratif melibatkan aktor dari beberapa
organisasi dan sektor, seperti digambarkan dalam studi tentang Bay-Delta atau
sistem pengelolaan Air di california dan krematorium konflik lingkungan Not In
My Back Yard (NIMBY) di Hanam City dan kasus limbah fasilitas tapak Gunpo
City di korea, aktor kedua Negara yang terlibat pun cenderung berbeda dalam
pemahaman dan persepsi mereka tentang manfaat dan risiko, dan juga berbagai
proses partisipatif dan deliberatif dapat membentuk persepsi mereka, dan cara
membentuk respon mereka untuk bergabung kekuatan dengan satu sama lain dalam
menanggulangi masalah publik pun berbeda.

http://haerilterminator.blogspot.com/2016/11/review-buku-collaborative-governance.html 5/8
9/17/2018 Belajar Ilmu Sosial, Budaya, dan Politik: Review Buku Collaborative Governance

Kedua, tata kolaboratif pasti terhubung ke masalah distribusi yang lebih


luas di masyarakat, seperti yang digambarkan oleh diskusi tentang keadilan
lingkungan di AS dan fasilitas tapak yang tidak diinginkan secara lokal di korea.
Isu-isu distribusi cenderung sarat dengan konflik, dan kehadiran pemerintahan
kolaboratif dipandang oleh banyak orang sebagai alat untuk mengatasi konflik
distribusi. Namun satu hal yang harus dipahami, perlunya keberhati-hatian dalam
menggunakan tata kolaboratif karena tidak selalu sebagai obat mujarab karena,
seperti yang digambarkan dalam kasus, tata kolaboratif memiliki potensial dan
keterbatasan sebagai alat untuk resolusi konflik.
Ketiga, kasus menunjukkan bahwa pemerintahan kolaboratif cenderung
untuk bekerja lebih baik dalam perencanaan kebijakan hingga negosiasi ketika
berusaha untuk melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam cara yang
terstruktur, di implementasi dan pelayanan, tata kolaboratif cenderung untuk
bekerja lebih baik dengan struktur yang lebih formal, seperti Illustrated dalam
kasus pelayanan kesejahteraan sosial di LA dan Korea.

Daftar Pustaka
Haryono, N. Jejaring Untuk Membangun Kolaborasi Sektor Publik. Sukarno, A. W.
(2014). Implementasi Keterbukaan Informasi Publik di Lembaga Negara
Independen.
Supriatna, Jatna. 2008. Melestarikan Alam Indonesia. Jakarta. Yayasan Obor
Indonesia.
Kumorotomo, W. (2007, June). Citizen’s Charter (Kontrak Pelayanan): Pola
Kemitraan Strategis Untuk Mewujudkan Good Governance Dalam
Pelayanan Publik. In Seminar Persadi (Vol. 16).

http://haerilterminator.blogspot.com/2016/11/review-buku-collaborative-governance.html 6/8
9/17/2018 Belajar Ilmu Sosial, Budaya, dan Politik: Review Buku Collaborative Governance

Kaihatu, T. S. (2006). Good corporate governance dan penerapannya di Indonesia.


Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 8(1), pp-1.
Rosyadi, S., & Lestianingrum, E. (2013). Permodelan Sampah Pemukiman
Berbasis Manajemen Kolaborasi (Studi Kasus di Desa Palimanan Barat
Kabupaten Cirebon). Pembangunan Pedesaan, 13(2).
Sari, M. A. P., & Rustan, A. (2009). Implementasi Good Governance Dalam
Pengelolaan Sampah. Jurnal Borneo Administrator, 5(2).
Saidi, A. (2011). Good Governance Dalam Konfigurasi Negara Kesejahteraan
Versi 1945: Tinjauan Kritis Tata Kelola Pemerintahan Daerah Di Indonesia.
Jurnal Masyarakat dan Budaya, 13(1), 117-138.

Baca Selengkapnya

Diposting oleh Haeril Terminator di 20.23

Label: Adminisrrasi Pelayanan Publik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

http://haerilterminator.blogspot.com/2016/11/review-buku-collaborative-governance.html 7/8
9/17/2018 Belajar Ilmu Sosial, Budaya, dan Politik: Review Buku Collaborative Governance

Posting Lebih Baru Beranda Posting Lama

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Tema PT Keren Sekali. Gambar tema oleh molotovcoketail. Diberdayakan oleh Blogger.

http://haerilterminator.blogspot.com/2016/11/review-buku-collaborative-governance.html 8/8

Anda mungkin juga menyukai