KAJIAN TEORI
20
arti kelembagaan di kalangan ahli. Dalam literatur, istilah
21
Berdasarkan refleksi di atas, sudah banyak penelitian yang
masyarakat.
22
Pronangkis) sebagai wadah untuk mewujudkan integrasi berbagai
pemerintah selama ini lebih banyak kepada hal sosial yang bukan
itu, pola PNPM-MP ini perlu ditelaah lebih baik lagi oleh
masyarakat miskin.
23
(2) Arif Sofianto dkk, (Jurnal Penelitian, 2009), Tentang Kajian
keuangan UPK.
24
prinsip akuntansi standar yang disebabkan oleh sumber daya
Korea Selatan.
25
miskin melalui bidang pengorganisasian masyarakat, jaringan dan
partisipasi.
(4) Yael van der Heijden (2006), Tesis : Tentang Keberlanjutan dan
politik.
gender.
26
Good Government, Demokrasi, dan Reinventing Government
media massa dan NGO yang pada abad ke- 21 ini semakin kuat
masyarakat.
27
(6) Mohammad Khan Arifujjaman (2007), Tesis : Tentang Dampak
lebih tinggi.
28
Bangladesh, tetapi memberikan bantuan dan dukungan serta
29
TABEL II. 1
Relevansi dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan
Penelitian yang dilakukan untuk Disertasi
Relevansi dan
Judul, Penulis, Perbedaan dengan
No. Hasil Kajian
Tahun penelitian yang akan
dilakukan
1 Kebijakan 1.Keterlibatan masyarakat Relevansinya :
Pemerintah dalam siklus PNPM-MP Terletak pada bagaimana
Dalam Bentuk membutuhkan kerjasama siklus itu berjalan pada
Pemberdayaan yang baik antara berbagai tataran masyarakat dan
dan Partisipasi elemen untuk membantu pemerintah kota
Masyarakat masyarakat miskin. Semarang yang
(Studi Tentang sekaligus
Partisipasi 2.Bentuk pemikiran menggambarkan
Masyarakat (perencanaan) masyarakat kelembagaan PNPM-MP
Dalam PNPM- terlibat dalam program di Kota Semarang
MP) sampai ke tahap pencairan dengan melibatkan
Harry Prima dana BLM menjadi acuan lembaga pemerintah
Utama, 2011 pelaksanaan dari Program yang terkait (TKPK-D,
ini. SKPD, PJOK dsb).
30
2009 Perbedaannya:
2.Kelembagaan yang Penelitian disertasi ini
dibentuk pemerintah justru akan
(misalnya TKPKD) belum memformulasikan model
optimal kelembagaan PNPM-MP
untuk kelembagaan
PNPM-MP.
31
sendiri orang miskin Perbedaannya :
tergantung kemampuan Keberlanjutan
kelembagaan yang ada di kemandirian
masyarakat kelembagaan keuangan
mikro yang terkait
3. Dalam pemberdayaan dengan pengentasan
feminis untuk kemiskinan dan
pengembangan penentuan nasib sendiri
kemandirian organisasi orang miskin
perempuan dalam
hubungannya dengan
gender.
4. Implementasi reinventing
government harus
mendapat pengawalan dari
sistem good Government
dalam menjaga tata kelola
komunitas
32
6 Dampak 1.Pelayanan keuangan mikro Relevansinya : Dalam
Keuangan Mikro yang dilakukan Lembaga– program PNPM-MP
Pada Standar Lembaga Keuangan kelembagaan masyarakat
Hidup, terkemuka (LKM) di bentukan program yaitu
Pemberdayaan Bangladesh (Grameen Badan Keswadayaan
dan Bank, BRAC, ASA, Masyarakat (BKM)
Pengentasan PROSHIKA) memiliki menyalurkan dana
Kemiskinan dampak positif pada Bantuan Langsung
(Studi Kasus standar hidup masyarakat Masyarakat (BLM)
Keuangan Mikro miskin dan gaya hidup kepada Kelompok
Di Kabupaten Swadaya Masyarakat
Chittagong 2.Lembaga ini tidak hanya (KSM) dalam rangka
Bangladesh). membantu orang miskin kelembagaan PNPM-MP
Mohammad berada di atas garis
Khan kemiskinan tetapi Perbedaannya :
Arifujjaman, sekaligus membantu Penelitian disertasi ini
2007 memberdayakan mereka. bagaimana integrasi
3.Oleh karena itu lembaga- kelembagaan mampu
lembaga keuangan mikro mengembangkan BKM
(LKM) tidak hanya bekerja bermitra dan channeling
di Bangladesh, tetapi program dengan program
memberikan bantuan dan pembangunan lain
dukungan dan merupakan berintegrasi untuk
sumber motivasi pada LKM menangani program
lain di seluruh dunia. lingkungan, sosial dan
ekonomi untuk mencapai
kemandirian masyarakat
33
perbaikan baik dari kemiskinan memerlukan
masyarakat miskin itu perbaikan mayarakat
sendiri, kebutuhan pasar, miskin, pasar dan model
strategi pemberdayaan, pemberdayaan, tetapi
model pemberdayaan, lebih menekankan pada
usaha mandiri dan biaya usulan model
pemberdayaan serta kelembagaan PNPM-MP
pelayanan publik yang dalam kelembagaan
terkoordinasi bagi PNPM-MP
masyarakat miskin
(Dwiyanto, 2007).
dan jasa publik, tetapi juga barang dan jasa privat (Pratikno, 2007).
34
pembangunan ekonomi dan sosial dan negara harus menegosiasikan
2007).
35
memiliki otoritas untuk mengimplementasikan berbagai kebijakan
36
karena kebijakan publik merupakan output utama dari pemerintah
37
Pentingnya proses teknokratis dalam pembuatan kebijakan
administrasi publik.
administrasi negara terhadap fokus dan lokus dari disiplin ilmu ini
38
Seiring dengan berjalannya waktu, orientasi administrasi publik
39
korupsi, kolusi dan nepotisme berikut tidak ditegakkannya hukum
secara konsekuen”.
pengusaha.
1990).
40
untuk kemudian dicari pemecahan masalah yang terbaik. c).
kebijakan publik.
41
2.2.2. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
2013).
mereka.
42
(2) Dimensi Sosial sering muncul dalam bentuk tidak
serta permukiman;
sebagainya.
43
MP selama ini perlu diperbaiki, yaitu ke arah pengokohan
permukiman.
berkelanjutan.
44
Kelembagaan PNPM-MP tersebut diharapkan mampu
45
Komunikasi suatu program dapat dilaksanakan dengan
46
berjalannya waktu maka kebijakan tersebut dianggap sebagai
preferensi masyarakat.
individu atasan.
47
Perspektif kepatuhan merupakan analisis karakter dan
baik.
mengadakan penyesuaian.
48
(2) kemampuan implementor melakukan apa yang dianggap
sudut proses, tetapi boleh jadi gagal ditinjau dari dampak yang
dihasilkan.
organization).
49
contstitutes an ‘institution’ is a subject of continuing debate among
50
dapat dikatakan bahwa kelembagaan adalah aturan yang yang
Aturan dalam hal ini mencakup aturan formal dan non formal
pembangunan.
51
Lembaga diartikan sebagai organisasi yang membentuk,
sosialnya.
52
mengembangkan dan melindungi hubungan-hubungan normatif dan
pemeliharaannya.
53
alokasi wewenang dan sumber-sumbernya (2). Kaitan-kaitan
formal.
54
berapa; siapa yang mungkin akan mengambil keluaran-keluaran
Bagan II.1
Konsep Dasar Struktur Kelembagaan
Komponen Fungsional
Penetapan Kebijakan (Pemerintah Daerah)
55
Kelembagaan (institusi) pada umumnya lebih di arahkan untuk
etika, kode etik, sikap dan tingkah laku seseorang atau suatu
komponen yang terdiri dari sistem norma dan tata kelakuan untuk
dan tata tertib itulah yang menjadi ciri dasar dari sebauah lembaga
56
merupakan esensi atau bagian pokok dari masyarakat dan
57
2.3.1. Sifat Dasar Kelembagaan
58
norma, kode etik atau aturan formal dan non-formal untuk
kebutuhan tersebut.
59
sama dan seimbang dan pemimpin berfungsi sebagai
fungsi.
sebaliknya.
60
lain-lain. Institusi dapat juga berupa tata peraturan seperti
sebagainya.
61
Dalam konteks kelembagaan, pemahaman terminologi
mengkaji informasi.
aktivitas produktif.
62
5. Perilaku orang-orang dikondisikan oleh norma-norma dan
konsensus komunitas.
63
hak-hak serta tanggung jawabnya dan kelembagaan sebagai
yaitu :
64
kewajiban orang lain dan hak yang tercermin oleh
memperoleh sumberdaya.
menguntungkan.
65
1. Aturan formal, meliputi konstitusi, statute, hukum dan
hidup mereka;
penegakan.
66
Lingkungan yang dimaksud berupa kondisi politik dan
67
Pengembangan kelembagaan dalam upaya mewujudkan
strategi lokal.
terdesentralisasi.
68
pada pendekatan desentralisasi akan menumbuhkan
dikandungnya.
menunjukkan efek yang lebih kuat atau hasil dari interaksi entitas
yang berbeda atau input dari pada yang dapat dicapai oleh entitas
69
dengan lainnya, tetapi dapat berinteraksi pada tingkat yang
70
dari domain perusahaan dan berfokus pada sinergi yang
(Chatterjee.1986).
71
kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama jika mereka
horisontal :
daya dari satu unit ke unit lain dalam satu arah atau
72
sesuai dengan hasil masing-masing satu. Sebuah
73
Keberadaan institusi lokal sebagai faktor penting dalam
yang tertarik tetapi oleh apa yang disebut orang lain (peserta
74
kehidupan organisasi, sehingga hal ini mempengaruhi kebijakan
formal.
panjang.
75
persamaan. Titik persamaan inilah yang memungkinkan munculnya
dapat dicapai melalui banyak cara, antara lain melalui program yang
orientasi publik agar mau menjadi bagian dari solusi, bukan bagian
dari masalah.
76
Bidang kajian pengembangan kelembagaan meliputi
yang luar biasa atau dapat juga diartikan sebagai hubungan timba-
balik dua atau lebih unsur atau kekuatan yang efek dari kombinasi
efisien, lebih efektif, lebih produktif, dan lebih baik dibanding jika
hasil yang diperoleh lebih besar kombinasi aksi yang dinamik dan
77
sistem keperilakuan namun dengan adanya sinergi kerjasama akan
akhir yang lebih besar, d). didasari oleh perilaku pertukaran yang
78
termasuk aktor dengan perspektif alternatif atau pengertian jejaring
79
kehilangan peran sebagai aktor sentral dan kehilangan posisi yang
kuat dan independen serta harus menghadapi klaim dari para aktor
80
yang dapat dinegosiasikan yang berkaitan dengan kepentingan
81
kebutuhan hubungan-hubungan pemenuhan kebutuhan yang paling
masyarakat.
social.
82
(pelibatan partisipasi publik) bergeser pada generasi Model
Bagan II.2
Kerangka Pikir Teori
Grand Theory Middle Theory Empirical Theory
Teori Kelembagaan J W
Eaton , 1986) meliputi
variabel :
Kepemimpinan, 1. Pengelolaan BKM
doktrin,program, sumber Analisis
Kepemimpinan, Gambaran BKM
daya, struktur internal Kelembagaan
Siklus PNPM-MP
Struktur Internal PNPM-MP di Kota
Pengendalian KSM Semarang
Teori Kelembagaan
(Uphoff, Norman, 1992, Sumber daya,
Spesifik Lokal 2. Sinergi Antar
meliputi : Mobilisasasi Lembaga
sumber daya, spesfik Integrasi program Usulan Model
lokal, perubahan status, Sinergi Organisasi, kelembagaan Kelembagaan
level lebih tinggi, Sinergi Kebijakan PNPM-MP
PNPM-MP di
konsensus komunitas, Kelembagaan
Kota Semarang
kerjasama antar individu Hubungan non- program di
hirarkis lembaga masyarakat
Teori Sinergitas (Harrison, Koordinasi antar
publik dengan
program (pusat-
1991), meliputi : Sinergi kelembagaan daerah)
Organisasi, Sinergi masyarakat Kerjasama
Kebijakan, Sinergi Jejaring Kelembagaan kelembagaan
Operasional (pemerintah, dunia
usaha, masyarakat
Teori Sinergi Kebijakan
dan Jejaring Kebijakan,
Patrick Kenis dan Jörg
Raab,(2003),
perencanaan kebijakan
melalui negara
83