Anda di halaman 1dari 10

AdministrativA | Vol 1 Nomor 1 Tahun 2019

DINAMIKA PERAN CIVIL SOCIETY DALAM RUANG PUBLIK: STUDI WALHI


LAMPUNG

Heni Nur Efendi1, Yulianto2 , Ita Prihantika3


1;2;3
Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung
henine97@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana peran masyarakat sipil sebagai aktor non-
Negara dan publik dalam tata kelola lingkungan di Bandarlampung. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya
pencemaran lingkungan dan tidak memadainya peran masyarakat sipil. Studi ini berfokus pada 4 isu utama
mengenai peran masyarakat sipil yang menjadi perhatian para peneliti yaitu pengumpulan dan penyebaran
informasi tentang lingkungan, penilaian dan pemantauan lingkungan; advokasi untuk keadilan lingkungan dan
masyarakat memiliki hak penuh untuk setiap kegiatan publik. Hasil dari penelitian ini adalah implementasi peran
masyarakat sipil berjalan dengan baik tetapi ada beberapa indikator yang tidak optimal dalam menjalankan
perannya untuk bekerja sama dengan masyarakat dalam menjaga kondisi lingkungan. Saran peneliti untuk peran
masyarakat sipil sebagai aktor non-Negara dan ruang publik dalam tata kelola lingkungan adalah bahwa seringkali
lebih baik untuk melakukan sosialisasi dan diskusi terkait dengan masalah lingkungan dengan masyarakat dan
meningkatkan akses publik melalui pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat akan lebih aktif dan sadar
akan potensi lingkungannya.

Kata kunci: masyarakat sipil, organisasi non pemerintah, lingkungan, masyarakat

Abstract
This study aims to determine and analyze how the role of civil society as a non-State actor and publik sphere in
environmental governance in Bandarlampung. This research is motivated by the amount of environmental pollution
and the inportance of the role of a civil society. This study focuses on 4 main issues concerning the role of civil society
thich are of concern to researchers namely the collection and dissemination of information about the environment,
assessment and monitoring of the environment; advocacy for environmental justice and the community has full rights
to every public activity. The result of this study are the implementation of the role of civil society going well but there
are several indicators that are not optimal in carryng out their role to cooperate with the community in maintaining
environmental conditions. The researcher’s suggestion for the role of civil society as a non-State actor and public
sphere in environmental governance is that it is often best to conduct socialization and discussion related to
environmental issues with the community and increase public access through community empowerment so that the
community will be more active and aware of their environmental potential.

Keywords: civil society, non government organization, environment, society.

I. PENDAHULUAN kepentingan mendalam untuk menyukseskan


Pengembangan era reformasi dan otonomi otonomi daerah, serta untuk mendukung
saat ini memerlukan kondisi dimana terwujudnya tata kelola pemerintahan yang
pemerintah, swasta dan masyarakat dapat baik (good governance). Untuk itu
melakukan suatu kegiatan yang aman, diperlukannya keterlibatan baik dari
tenteram, tertib dan teratur sesuai dengan organisasi publik milik pemerintah maupun
aturan yang berlaku. Pemerintah harus organisasi non-pemerintah.
melibatkan swasta serta masyarakat untuk Good governance merupakan konsep yang
menjamin proses desentralisasi secara baik diperkenalkan oleh Bank Dunia (World Bank)
dan bertanggungjawab dimana mereka dan banyak berkembang di negara-negara
sebagai stakeholder yang memiliki dunia ketiga (negara berkembang). Terdapat

19
aktor-aktor yang terlibat meliputi pemerintah dan lebih formal. Program Perserikatan
(government), swasta dan masyarakat sipil Bangsa-Bangsa (PBB) mencari legitimasi
(civil society). Civil society menjadi aktor untuk kebijakan mereka melalui keterlibatan
penting guna menciptakan sistem masyarakat sipil, namun mekanisme formal
penerintahan yang baik. Keterlibatannya untuk partisipasi LSM di banyak bagian negara
dalam kegiatan pemerintahan adalah untuk anggota PBB, badan PBB, dan LSM.” Penelitian
membantu memberikan masukan lain yang dilakukan oleh Lage (2012) tentang
penyelesaian permasalahan publik yang ada di “Civil Society Global: Agents Non-State and
masyarakat kepada pemerintah (Nandani, Space of Interaction in Society Policy”
2017:1). menjelaskan bahwa “Bagian pertama
Pembicaraan tentang civil society sering didedikasikan untuk diskusi tentang
kali dikaitkan dengan karya Antonio Gramsci. masyarakat sipil global sebagai ruang
Menurut Gramsci dalam Parmbudi interaksi agen-struktur; bagian berikutnya
(2015:299), civil society adalah kelompok- mmperlakukan konsep sebagai kumpulan
kelompok non-negara (NGOs) yang agen-agen non-negara yang heterogen dari
berkepentingan untuk membentuk historical lingkup global. Bagian ketiga menggabungkan
block (benteng sejarah) dalam rangka dua bagian definisi. Dengan cara ini, dua
menghadapi hegemoni negara yang diwarnai dimensi yang mendefiniikan masyarakat sipil
oleh kontrol negara terhadap hampir seluruh global diusulkan: pertama, ruang politik;
aspek kehidupan. Artinya civil society dalam yang kedua, seperangkat agen dengan
merupakan aktor penunjang tercapainya good karakteristik tertentu. Terakhir, kesimpulan
governance yang bersifat bebas tanpa terikat singkat mengakhiri teks- tetapi bukan poleik
dengan pemerintah untuk membuat benteng yang terlibat dalam diskusi“.
sejarah dengan memiliki tujuan yang dibuat Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan
oleh masyarakat yang bersifat bebas dan di atas dapat disimpulkan bahwa sangat
mandiri sehingga menjadi penyeimbang dan pentingnya peran semua pihak yang terlibat
pendamping bagi negara dan pemerintah. untuk menciptakan suatu tata pemerintahan
Alam dalam Sulistiowati, dkk (2017:299) yang baik (good governance) baik oleh
menyimpulkan beberapa pemikiran tentang pemerintah, swasta, maupun civil society,
civil society oleh para ahli ilmu sosial abad ini, yang dalam hal ini yaitu LSM, dalam mengatasi
yaitu: (1) bahwa civil society mempunyai permasalahan lingkungan. Memperhatikan
kemandirian terhadap negara, tetapi diantara permasalahan diatas serta melihat data-data
keduanya terdapat hubungan timbal balik, dan yang ada, maka penulis tertarik untuk
(2) bahwa civil society merupakan arena sosial melakukan penelitian mengenai “Peranan Civil
yang mengandung kepentingan-kepentingan Society sebagai Aktor non-Negara dan Ruang
berbeda, namun memungkinkan terjadinya Publik dalam Kepemerintahan Lingkungan
negosiasi terus-menerus. (Studi pada LSM Wahana Lingkungan Hidup
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Indonesia Lampung)”
(WALHI) merupakan sebuah organisasi
gerakan lingkungan hidup yang independen, II. TINJAUAN PUSTAKA
non-profit dan terbesar di Indonesia, dengan
jumlah anggota sebanyak 498 organisasi dari Organisasi Publik
unsur organisasi non-pemerintah dan Organisasi publik dikembangkan dari teori
organisasi pecinta alam; serta 203 anggota organisasi, oleh karena itu untuk memahami
individu yang tersebar di 28 Provinsi di organisasi publik dapat ditinjau dari sudut
Indonesia. WALHI merupakan salah satu pandang teori organisasi. Organisasi publik
bentuk dari LSM yang menangani memiliki definisi yang sangat beragam.
permasalahan lingkungan. Sulistyani (2009:55) memandang organisasi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan publik sebagai instansi pemerintah yang
oleh Gemmill dan Bamidele-Izu (2015) memilki legalitas formal, difasilitasi oleh
tentang “The Role of NGOs and Civil Society in negara untuk menyelenggarakan kepentingan
Global Environmental Governance” rakyat di segala bidang yang sifatnya
menjelaskan bahwa “kontribusi dari kompleks. Organisasi publik merupakan
partisipasi masyarakat sipil perlu ditingkatkan sebuah wadah yang memiliki multi peran dan
melalui struktur keterlibatan yang lebih kuat didirikan dengan tujuan mampu memberikan

20
AdministrativA | Vol 1 Nomor 1 Tahun 2019
serta mewujudkan keinginan berbagai pihak, Masyarakat Sipil (Civil Society)
dan tidak terkecuali kepuasan bagi Menurut Hikam (1996:3) sebagai sebuah
pemiliknya (Fahmi, 2013:1). ruang politik, civil society adalah suatu wilayah
Sedikit berbeda dengan definisi organisasi yang menjamin berlangsungnya perilaku,
publik di atas, Mahsun (2006:14) tindakan, dan refleksi mandiri, tidak
menjelaskan bahwa organisasi sektor publik terkungkung oleh kondisi material, dan tidak
adalah organisasi yang berhubungan dengan terserap di dalam jaringan-jaringan
kepentingan umum dan penyediaan barang kelembagaan-kelembagaan politik resmi. Di
atau jasa kepada publik yang dibayar melalui dalamnya tersirat pentingnya suatu ruang
pajak atau pendapatan negara lain yang publik yang bebas (the free public sphere)
diatur dengan hukum. Berdasarkan beberapa sebagai suatu ruang publik yang bebas bisa
definisi di atas mengenai organisasi publik, dilakukan oleh warga setempat. Civil society
dapat ditarik kesimpulan bahwa organisasi adalah suatu ruang (realm) partisipasi
publik merupakan sebuah wadah yang masyarakat dalam perkumpulan-
memiliki multi peran dan didirikan dengan perkumpulan sukarela, media massa,
suatu tujuan untuk menyelenggarakan perkumpulan profesi, serikat buruh dan tani,
kebutuhan masyarakat dengan difasilitasi gereja atau perkumpulan-perkumpulan
oleh pemerintah. keagamaan yang sering disebut juga
organisasi massa di Indonesia (Rahardjo,
Good Governance 1999:141).
Good governance merupakan konsep yang Civil society merupakan suatu ruang atau
diperkenalkan oleh Bank Dunia (World Bank) wadah partisipasi masyarakat yang berupa
dan banyak berkembang di negara-negara berbentuk organisasi-organisasi yang
dunia ketiga (negara berkembang). Good didirikan oleh masyarakat atau juga bisa
governance mengandung dua pengertian. disebut Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
Pertama, nilai-nilai yang menjunjung tinggi yang tidak terpengaruhi oleh pemerintah
keinginan atau kehendak rakyat dan nilai-nilai dalam pendiriannya (Nandani, 2917:20). Civil
yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat society dapat menjalankan peran dan
yang dalam pencapaian tujuan (nasional) fungsinya sebagai mitra dan partner kerja
kemandirian pembangunan berkelanjutan dan lembaga eksekutif dan legislatif serta yudikatif
keadilan sosial. Kedua, aspek-aspek fungsional juga dapat melakukan kontrol sosial (social
dari pemerintah yang efektif an efisien dalam control) terhadap pelaksanaan kerja lembaga
pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan- tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
tujuan tersebut (Widodo, 2001:23). Menurut civil society atau LSM adalah sebuah ruang
Lembaga Administrasi Negara dalam organisas untuk berpartisipasi bagi kelompok
Sedarmayanti (2009:276), good governance atau organisasi yang memiliki tujuan yang
adalah prinsip dalam mengatur pemerintah dibuat oleh masyarakat yang bersifat bebas
yang memungkinkan layanan publiknya dan mandiri sehingga menjadi penyeimbang
efisien, sistem pengendaliannya bisa dan pendamping bagi negara dan pemerintah.
diandalkan dan administrasinya Berdasarkan beberapa pengertian di atas
bertanggungjawab pada publik. maka dapat disimpulkan bahwa civil society
Sedangkan Charlick dalam Santosa merupakan sebuah ruang organisasi yang
(2008:130) mengartikan good governance tidak terikat dengan pemerinah dan bersifat
sebagai pengelolaan segala macam urusan independen untuk menjalankan suatu hak dan
publik secara efektif melalui pembuatan kewajibannya sesuai dengan tujuan yang telah
peraturan dan/atau kebijakan yang absah ditetapkan dan menjadi penyeimbang bagi
demi untuk mempromosikan nilai-nilai negara maupun pemerintah. Hal ini berkaitan
kemasyarakatan. Berdasarkan beberapa dengan penelitian yang sedang peneliti
pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan lakukan pada LSM Wahana Lingkungan Hidup
bahwa good governance merupakan suatu Indonesia sebagai salah satu civil society yang
tata kelola pemerintahan yang efektif, efisien menjadi wadah atau ruang dalam kaitannya
dan bisa diandalkan serta bertanggungjawab dengan lingkungan hidup untuk mengetahui
kepada publik. bagaimana LSM WALHI Lampung
menjalankan peranannya.

21
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) 3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai
prikelakuan individu yang penting bagi
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) struktur sosial dalam masyarakat.
merupakan bentuk organisasi yang bekerja di
bidang pengembangan masyarakat yang Menurut Abdulsyani (2007:94), peranan
bertujuan untuk mengembangkan adalah suatu perbuatan seseorang dengan cara
pembangunan di tingkat bawah, biasanya tertentu dalam usaha menjalankan hak dan
melalui penciptaan dan dukungan terhadap kewajibannya sesuai dengan status yang
kelompok-kelompok swadaya lokal dimilikinyya. Seseorang dapat dikatakan
(Kementerian Sosial Republik Indonesia, berperan jika ia telah melaksanakan hak dan
2018). Nandani (2017:21) mengatakan bahwa kewajibannya sesuai dengan status sosialnya
LSM merupakan wadah yang memungkinkan dalam masyarakat. Jika seseorang mempunyai
partisipasi masyarakat agar dapat terlibat status tertentu dalam kehidupan masyarakat,
langsung dalam proses pembangunan dan maka selanjutnya ada kecenderungan akan
bukan berupa bagian dari pemerintah. timbul suatu harapan-harapan baru. Peranan
Selain itu dapat juga dilihat bahwa seseorang lebih banyak menunjukkan suatu
keberadaan dari lembaga-lembaga sosial di proses dari fungsi dan kemampuan
masyarakat ialah untuk menjalankan dan mengadaptasi diri dalam lingkungan sosialnya.
mengawasi proses kehidupan masyarakat
agar berjalan sesuai dengan norma-norma
yang telah ditetapkan. Menurut Sanjaya III. METODE PENELITIAN
(2017:22), LSM merupakan wadah atau
organisasi non-pemerintah yang Metode yang digunakan dalam penelitian
memungkinkan partisipasi dalam masyarakat ini ialah metode penelitian kualitatif. Williams
agar dapat terlibat langsung dalam proses dalam Moleong (2012:5) menyatakan bahwa
pembangunan dan pemberdayaan dalam penelitian kualitatif adalah pengumpulan data
masyarakat tersebut. pada suatu latar alamiah, dengan
Berdasarkan pengertian di atas mengenai menggunakan metode alamiah dan dilakukan
LSM, maka dapat disimpulkan bahwa LSM oleh peneliti yang tertarik secara alamiah.
merupakan sebuah wadah atau tempat bagi Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses adalah: wawancara (interview), observasi atau
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat pengamatan langsung dan dokumentasi.
yang berjalan sesuai dengan aturan dan norma Teknik analisis data dalam penelitian ini
yang telah ditentukan sebelumnya tanpa adalah reduksi data, penyajian data, dan
terikat dengan pemerintah. verifikasi atau penyimpulan data.
Peran (role) merupakan aspek dinamis dari
kedudukan (status). Apabila seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan kedudukannya dia dalam menjalankan
suatu peranan (Soekanto, 2010:212). Pengumpulan data tentang lingkungan
Soekanto (2010:213) mengatakan bahwa dilakukan untuk memperoleh informasi yang
peran paling sedikit mencakup tiga hal, yaitu: dibutuhkan. Informasi yang didapatkan
diolah terlebih dulu kemudian dibuktikan
1. Peranan meliputi norma-norma yang kebenarannya agar bisa menjadi informasi
berhubungan dengan posisi atau tempat yang kredibel. Setelah informasi didapatkan
seseorang dalam masyarakat, peranan dan dibuktikan kebenarannya maka
dalam arti ini merupakan rangkaian informasi tersebut disebarkan kepada publik
peraturan-peraturan yang membimbing agar publik tahu. Pengumpulan data yang
seseorang dalam kehidupan dilakukan WALHI Lampung bersumber dari
kemasyarakatan. turun langsung ke lapangan, masyarakat,
2. Peranan adalah suatu konsep apa yang lembaga anggota WALHI, pemerintah, dan
dilakukan oleh individu dalam juga media. WALHI Lampung memeriksa
masyarakat sebagai suatu organisasi. informasi yang didapatkan untuk mengecek
kebenarannya. Jika informasi tersebut benar

22
AdministrativA | Vol 1 Nomor 1 Tahun 2019
adanya maka akan ditindak lanjuti untuk Civil society memiliki kewajiban untuk
segera diurus permasalahan tersebut. membantu masyarakat dalam berhubungan
Pengumpulan data akan baik dan dengan pemerintah. Dalam hal ini, WALHI
terlaksana apabila dilakukan secara rutin dan Lampung telah melakukan peranannya dalam
konsisten jika turun langsung ke lapangan. pengumpulan dan penyebaran informasi
Apabila pengumpulan data tersebut tentang lingkungan dengan baik. Namun, akan
dilakukan dengan konsisten maka peranan lebih baik jika mereka bisa lebih sering
LSM WALHI Lampung sebagai civil society berinteraksi kepada masyarakat karena
akan terlaksana dengan optimal sebagai aktor masyarakat yang merasakan dampaknya
non-Negara yang sigap. secara langsung. Hal tersebut bisa membantu
Informasi yang didapatkan nantinya akan mereka agar mempermudah mendapatkan
disebarkan oleh WALHI Lampung melalui data dan bisa menyebarkan informasi kepada
media sosial seperti facebook dan instagram. masyarakat secara langsung.
Seperti yang terdapat pada instagram WALHI Penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau
Lampung yang salah satunya yaitu terkait mendeskripsikan hasik pengukuran (Mardapi,
aktifiitas illegal loging di Tahura Wan Abdul 1999:8), sedangkan pemantauan adalah
Rachman. Jika permasalahan tersebut besar mekanisme yang sudah menyatu untuk
maka WALHI Lampung akan memeriksa yang sudah untuk memeriksa
menyebarkannya melalui media masa dengan bahwa semua berjalan untuk direncanakan
melakukan press confrence. Pengumpulan dan meri kesempatan agar penyesuaian dapat
data yang dilakukan harus memberikan arti dilakukan secara metodologis (Oxfam, 1995).
dan manfaat agar bisa disebarkan kepada Penilaian dan pemantauan kondisi lingkungan
publik (Susanto, 2004:46). Penyebaran dilakukan agar dapat mengontrol kondisi dan
informasi dilakukan untuk membantu perkembangan lingkungan sekitar. WALHI
masyarakat mengetahui aktifitas civil society Lampung melakukan penilaian pada
bidang lingkungan hidup yang aktif dan bisa lingkungan saat melakukan pengumpulan
membantu masyarakat dalam menyampaikan informasi. Penilaian mereka dengan kaca mata
keluhannya jika lingkungan hidup di telanjang WALHI Lampung menggunakan
masyarakat tersebut tercemar. beberapa indikator seperti perubahan warna,
Penyebaran informasi yang dilakukan perubahan rasa, perubahan aroma dan
WALHI Lampung melalui akun resmi perubahan bentuk maka itu termasuk dalam
instagram yang masih aktif walaupun tidak golongan tercemar.
setiap hari update. Di dalamnya bermacam- Berdasarkan hasil penelitian diketahui
macam informasi disebarkan, mulai dari bahwa WALHI Lampung sudah lama tidak
kegiatan yang dilakukan oleh mereka hingga melakukan pemantauan terhadap lingkungan.
peringatan hari-hari nasional. Peneliti juga Bahkan beberapa masyarakat tidak
mendapatkan hasil kegiatan WALHI Lampung mengetahui tentang keberadaan WALHI.
pada Gambar 5 beberapa dari akun sosial Masyarakat menganggap semua yang datang
media resmi WALHI Lampung. Akan lebih untuk melihat kondisi lingkungannya itu
baik jika WALHI Lampung bisa update adalah pemerintah, mereka tidak tahu jika ada
perkembangan lingkungan hidup setiap hari orang lain selain pemerintah yang datang
dan juga bisa menyebarkannya langsung ke untuk membantu masyarakat menjaga kondisi
masyarakat. Karena tidak semua masyarakat lingkungan. Walaupun WALHI Lampung
memiliki ponsel untuk mengakses instagram. sering mengadakan kegiatan perayaan seperti
Jika hanya melalui akun sosial media saja, pada Hari Bumi dengan melakukan gorong
maka masyarakat yang tidak memiliki ponsel royong untuk membrsihkan lingkungan, pada
tidak akan tahu perkembangan lingkungan kenyataannya kegiatan tersebut hanya pada
hidup di Kota Bandarlampung, nasional wilayah tertentu saja. Tidak semua wilayah
maupun internasional. Karena civil society dikunjungi mereka. Oleh sebab itu, banyak
memiliki fungsi untuk melakukan masyarakat yang tidak mengetahui adanya
serangkaian aktifitas yang belum atau tidak LSM WALHI.
dilakukan negara dalam kaitannya sebagai Sebaiknya WALHI Lampung bisa
institusi yang melayani kepentingan melakukan sosialisasi tentang organisasinya
masyarakat luas (Hadiwijoyo, 2012:83). juga, tidak hanya sosialisasi tentang
lingkungan hidup saja. Pemantauan kondisi

23
lingkungan yang dilakukan WALHI Lampung untuk melihat kontribusi potensial yang
hanya pada wilayah tertentu seperti wilayah dapat dilakukan oleh LSM dan anggota civil
yang memang sudah bermasalah society lainnya.
lingkungannya. Seharusnya untuk melakukan Kerangka kerja advokasi pada WALHI
pencegahan pencemaran lingkungan WALHI Lampung melalui berbagai proses, yaitu:
Lampung bisa lebih aktif dalam melakukan pengaduan, pengumpulan data, investigasi,
pemantauan kondisi lingkungan. Penilaian dan perencanaan advokasi dan kampanye. Pada
pemantauan kondisi lingkungan yang proses pengaduan, masyarakat dapat
dilakukan dapat membuat pengambilan melaporkannya dengan berbagai cara seperti
keputusan di arena internasional datang langsung ke kantor WALHI Lampung,
bertanggungjawab secara publik untuk email, ataupun sosial media yang ada. Proses
keputusan dengan sistem antar-pemerintah tersebut sering kali disalahgunakan oleh
sendiri tidak pernah bisa dicapai (Gaer, 1996). oknum-oknum tertentu sehingga terkadang
Seperti yang dikatakan oleh Gemmill & ada laporan palsu yang masuk.
Bamidele-Izu (2002:18) bahwa LSM Proses selanjutnya setelah pengaduan
lingkungan adalah aktor kritis dalam dilakukan yaitu pengumpulan data.
pemantauan kepatuhan perjanjian Pengumpulan data dilakukan untuk mencari
internasional dan dalam menemukan data informasi tentang kebenaran dari laporan
kepatuhan yang lebih akurat dari yang yang masuk serta memperkuat bukti-bukti
disediakan oleh pemerintah. Untuk itu penting yang ada. Bukti tersebut yang nantinya akan
bagi civil society untuk terlibat di bidang tata diproses ulang untuk dijadikan pertimbangan
kelola lingkungan. Dengan adanya pada saat kegiatan advokasi berlangsung.
keterlibatan secara langsung antara WALHI Perwakilan masyarakat yang melaporkan
Lampung dengan masyarakat maka akan sebuah kasus akan diundang datang ke
tercipta hubungan kekerabatan. Setelah kantor WALHI Lampung untuk dimintai
terdapat hubungan kekerabatan, saling tukar keterangan dari laporan tersebut dengan
pikiran akan terjadi. Ini akan lebih membawa surat permohonan advokasi yang
mempermudah bagi WALHI Lampung dalam dilampiri dengan tanda tangan warga
menjalankan peranannya. sekitarnya, kronologis kejadian, serta
Untuk itu diharapkan dengan adanya dokumen pendukung lainnya. Setelah
komunikasi yang antar civil society, pengumpulan data dilakukan selanjutnya ke
pemerintah dan juga masyarakat akan tahap investigasi.
terciptanya lingkungan yang baik. WALHI Kegiatan investigasi dilakukan dengan
Lampung sudah berkomunikasi dengan baik turun langsung ke lokasi laporan yang masuk.
mengenai masalah kondisi lingkungan dengan Pada saat turun lapang WALHI Lampung
pemerintah. Namun, menjalin hubungan memeriksa kondisi lingkungan sekitarnya,
dengan masyarakat belum optimal. Dalam hal serta untuk mengumpulkan data tambahan.
ini, WALHI Lampung belum optimal dalam Kemudian tahap berikutnya merencanakan
melakukan penilaian dan pemantauan advokasi untuk menindaklanjuti
terhadap kondisi lingkungan. permasalahan yang telah ditemukan. Dalam
Advokasi lingkungan dilakukan untuk hal ini, WALHI Lampung bersama masyarakat
membantu masyarakat dalam mengadukan berdiskusi untuk melakukan rencana yang
permasalah lingkungan di sekitarnya yang akan dilakukan terkait advokasi. Terdapat 2
memang sudah tercemar. LSM di banyak proses dari perencanaan advokasi yaitu
Negara sangat efektif dalam menyoroti melalui jalur litigasi (melalui jalur peradilan)
kesenjangan dalam siapa yang menanggung dan melalui jalur non litigasi (diluar
beban lingkungan dan siapa yang mendapat peradilan).
manfaat dari investasi lingkungan. Beberapa Setelah tahap perencanaan advokasi
kelompok telah mengeluarkan laporan. Yang selesai maka langkah selanjutnya yaitu
lain telah membawa litigasi kepentingan melakukan kampanye. Kampanye dilakukan
publik untuk membela hak-hak lingkungan untuk membuat isu-isu masalah muncul ke
serta untuk memperjelas dan menegakkan publik, kemudian akan disebarkan melalui
hukum. Jika sistem tata kelola lingkungan media masa terkait kasus yang terjadi.
global yang direformasi memasukkan Publikasi dapat dilakukan melalui konferensi
mekanisme penyelesaian perselisihan, mudah pers antara WALHI Lampung dan masyarakat

24
AdministrativA | Vol 1 Nomor 1 Tahun 2019
dengan mengundang wartawan dan press membantu masyarakat sebagai perantara
rilis. WALHI Lampung telah banyak antara masyarakat dan juga pemerintah. Hal
melakukan kegiatan advokasi untuk tersebut akan baik jika WALHI Lampung lebih
masyarakat di berbagai daaerah. aktif dalam bersosialisasi kepada masyarakat
Sebaiknya WALHI Lampung bisa membuat secara luas. Oleh sebab itu, WALHI Lampung
beberapa indikator untuk metode pelaporan belum optimal dalam menjalankan
melalui media sosial agar nantinya itu akan peranannya sebagai ruang publik yang dapat
mempermudah mereka untuk membantu diakses oleh masyarakat umum.
masyarakat melakukan advokasi untuk
keadilan lingkungan. Berdasarkan hal V. PENUTUP
tersebut sudah banyak kegiatan advokasi
yang berhasil dan terselesaikan. Dalam hal Simpulan
ini, WALHI Lampung sudah baik dalam
melakukan kegiatan advokasi untuk keadilan Berdasarkan hasil wawancara, observasi
lingkungan. dan pengumpulan data yang telah dilakukan,
Masyarakat memiliki hak untuk maka kesimpulan terkait peranan civil society
menyampaikan pendapatnya. Hal ini juga sebagai aktor non-Negara dan ruang publik
berlaku terhadap peranan civil society sebagai dalam kepemerintahan lingkungan di Kota
ruang publik untuk memberikan akses penuh Bandarlampung berdasarkan empat indikator
terhadap setiap kegiatan publik. Mereka yang peneliti gunakan dari Gemmill &
berhak melakukan kegiatan secara merdeka Bamidele-Izu (2002:2) dan Rosyada
(bebas) dalam menyampaikan pendapat. (2003:247-250) tersebut sebagai berikut:
(Faedlulloh: 2015) Penyampaian akses
masyarakat dilakukan dengan berdiskusi, 1. Pengumpulan dan Penyebaran Informasi
berkumpul, dan bekerja sama untuk bersama- tentang Lingkungan
sama membangun kondisi lingkungan yang
sehat. Masyarakat berhak mendapatkan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
informasi dari hasil publikasi organisasi- dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
organisasi maupun pemerintah. peranan civil society sebagai aktor non-
Kegiatan yang dilakukan WALHI Lampung Negara dalam kepemerintahan lingkungan di
di beberapa tempat telah melakukan suatu Kota Bandarlampung telah melakukan
acara bersama masyarakat untuk melakukan pengumpulan informasi melalui media cetak
kegiatan yang bertujuan melestarikan maupun secara langsung dan juga telah
lingkungan hidup. Masyarakat juga dilibatkan melakukan penyebaran informasi melalui
untuk menjadi panitia dalam beberapa akun media sosial mereka.
kegiatan yang dilakukan sebab kurangnya
individu dalam organisasi. Seperti saat 2. Penilaian dan Pemantauan Lingkungan
melakukan sosialisasi untuk pemberdayaan
masyarakat di daerah Hanura. Akses yang Berdasarkan hasil penelitian yang telah
diberikan WALHI Lampung untuk masyarakat dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
memang luas, namun pada kenyataannya itu peranan civil society sebagai aktor non-
hanya terjadi pada daerah tertentu saja. Negara dalam kepemerintahan lingkungan di
Seperti daerah yang ada permasalahan Kota Bandarlampung jarang melakukan
lingkungannya. Sebaiknya WALHI Lampung penilaian lingkungan secara langsung namun
bisa memperluas jangkauan nya untuk telah melakukan pemantauan lingkungan dari
memberikan masyarakat empat dalam berbagai sumber informasi.
berbagi keluh kesahnya terkait kondisi
lingkungan hidup mereka. 3. Advokasi untuk Keadilan Lingkungan
Sebagai civil society, WALHI Lampung
seharusnya dapat merangkul seluruh Berdasarkan hasil penelitian yang telah
masyarakat untuk bersama-sama menjaga dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
kondisi lingkungan sekitarnya. Walaupun peranan civil society sebagai aktor non-
seyogyanya itu adalah tugas pemerintah, Negara dalam kepemerintahan lingkungan di
sebagai civil society WALHI Lampung harus Kota Bandarlampung telah melakukan
dapat mengupayakan kekuatannya untuk

25
banyak kegiatan advokasi untuk keadilan 4. Masyarakat memiliki Akses Penuh
lingkungan. terhadap Setiap Kegiatan Publik
4. Masyarakat memiliki Akses Penuh
terhadap Setiap Kegiatan Publik Membuat program berupa sosialisasi
tentang masalah lingkungan untuk
Berdasarkan hasil penelitian yang telah masyarakat dengan bekerja sama dengan
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pemerintah yaitu Dinas Lingkungan Hidup
peranan civil society sebagai ruang publik Kota Bandarlampung. Kemudian membuat
dalam kepemerintahan lingkungan di Kota suatu projek untuk memberdayakan
Bandarlampung telah melakukan kegiatan masyarakat secara menyeluruh untuk daerah
pemberdayaan masyarakat dan juga telah tertinggal seperti membuat kerajinan dari
memberikan akses kepada publik untuk bisa barang bekas.
ikut andil dalam kegiatan yang dilakukan.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Saran
Agustino, Leo. (2008). Dasar-dasar Kebijakan
Berdasarkan kesimpulan di atas penelitian Publik. Alfabeta:Bandung.
memberikan beberapa saran yang diharapkan Abdulsyani. (2007). Sosiologi Skematika, Teori
dapat menjadi masukan untuk WALHI dan Terapan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Lampung dalam meningkatkan peranan Arikunto, Suharsimi. (2010). Manajemen
sebagai aktor non-Negara dan ruang publik di Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Kota Bandarlampung pada tahun-tahun Danandjaja. (2012). Metode Penelitian Sosial.
selanjutnya. Saran-saran yang dimaksud Jogjakarta: Graha Ilmu.
meliputi: Agustino, Leo. (2008). Dasar-dasar Kebijakan
Publik. Alfabeta:Bandung.
1. Pengumpulan dan Penyebaran Informasi Abdulsyani. (2007). Sosiologi Skematika, Teori
tentang Lingkungan dan Terapan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Manajemen
Sebaiknya WALHI Lampung dapat Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
melakukan kerjasama dengan pemerintah Fahmi, Irham. (2013). Perilaku
dalam melakukan pengumpulan informasi Organisasi,Teori Aplikasi dan Kasus.
mengingat kurangnya SDM yang dimiliki. Bandung: Alfabeta.
Serta dapat melakukan penyebaran informasi Fuad, Anis, Nugroho, Kandung S. (2014).
dengan mengaktifkan akun sosial media nya Panduan Praktis Penelitian Kualitatif.
untuk bisa update minimal 3 kali dalam satu Yogyakarta: Graha Ilmu.
minggu. Hadiwijoyo, Suryo Sakti. (2012). Negara,
Demokrasi dan Civil Society. Yogyakarta:
2. Penilaian dan Pemantauan Lingkungan
Graha Ilmu.
Hardjasoemantri, K. (2006). Hukum Tata
Membuat jadwal rutin untuk kunjungan ke
Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada
lingkungan masyarakat untuk menilai
University Press.
sekaligus memantau kondisi lingkungannya
Hikam, Muhammad AS. (1996). Demokrasi dan
ke berbagai daerah. Tidak hanya daerah yang
Civil Society. Jakarta: Pustaka LP3ES.
sudah memiliki masalah saja melainkan
Mahsun, Mohammad. (2006). Pengukuran
secara menyeluruh.
Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE.
3. Advokasi untuk Keadilan Lingkungan Mardapi, Djemari. (2012). Pengukuran
Penilaian dan Evaluasi Pendidikan.
Untuk memaksimalkan peranan nya, Yogyakarta: Nuha Medika.
WALHI Lampung bisa membuat indikator Moleong, Lexy J. (2013). Metode Peneltian
untuk membagi penyelesaian kasus sesuai Kualitatif. Bandung: PT Remaja
dengan temanya. Seperti konflik lahan, illegal Posdakarya.
loging, dan lain-lain. Hal ini dilakukan untuk Narwoko, Dwi J, Suyanto, Bagong. (2004).
mempermudah jika ingin melihat klasifikasi Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan.
kasus apa yang akan dicari nanti. Jakarta: Kencana.

26
AdministrativA | Vol 1 Nomor 1 Tahun 2019
Pasolong, Harbani. (2013). Metode Penelitian (Environmental Governance) di
Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta. Indonesia.
Rahardjo, M. Dawam. (1999). (https://nanopdf.com/queue/mewujud
MasyarakatMadani: Agama, Kelas kan-kepemerintahan-
Menengah dan Perubahan Sosial. Jakarta: lingkungan_pdf?queue_id=-
Pustaka LP3ES. 1&x=1527050038&z=MTE2LjlwNi40Mi
Rosyada, Dede, dkk. (2013). Pendidikan 4x) diakses pada tanggal 18 Mei 2018.
Kewarganegaraan Demokrasi, Hak Azazi Lage, Countinho Victor. (2012). Sociedade Civil
Manusia Masyarakat Madani. Jakarta: Global: Agentes Naoa Estatais e Espaco
Prenada Medika. de Interacao na Sociedade Politica. Rio
Santosa, Pandji. (2008). Administrasi Publik de Janeiro, Volume 34, Nomor 1,
Teori dan Aplikasi Good Governance. Janeiro/Junho 2012, 151-188.
Bandung: PT Refika Aditama. (https://www.researchgate.net/publica
Sedarmayanti. (2009). Reformasi Administrasi tion/262715618_Global_civil_society_no
Publik, Reformasi Birokrasi dan n-
Kepemimpinan Masa Depan. Bandung: state_agents_and_space_of_interaction_i
PT Refika Aditama. n_political_society/fulltext/03a40c7c0cf
Setyowati, Irma. (1990). Advokasi dan 24498d292d000/262715618_Global_civ
Bantuan Hukum. Jakarta: Bumi Aksara. il_society_non-
Soekanto, Soerjono. (2006). Sosiologi Suatu state_agents_and_space_of_interaction_i
Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers. n_political_society.pdf?origin=publicatio
________________. (2010). Sosiologi Suatu n_detail) diakses pada tanggal 18 Mei
Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers. 2018.
________________. (2012). Sosiologi Suatu Nandani, Nanda. (2017). Peranan Civil Society
Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers. dalam Pelaksanaan Perlindungan
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Konsumen terhadap Makanan
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Kadaluarsa di Kota Bandarlampung.
Bandung: Alfabeta. Lampung: Universitas Lampung.
Sulistyani, Ambar Teguh. (2009). Manajemen Parmudi, Mochamad. (2015). Kebangkitan
Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Civil Society di Indonesia. At-Taqaddum,
Graha Ilmu. Volume 7, Nomor 2, 299.
Susanto, Astrid S. (1983). Pengantar Sosiologi. (http://journal.walisongo.ac.id) diakses
Jakarta: Bina Aksara. pada tanggal 05 Februari 2018
Widodo, Joko. (2001). Good Governance: Rahutomo, Adi Nugroho. (2013). Strategi
Telaah dari Dimensi: Akuntabilitas dan Humas dalam Mempublikasikan
Kontrol Birokrasi pada Era Desentralisasi Informasi Pelayanan Publik pada PT PLN
dan Otonomi Daerah. Surabaya: Insan (Persero) Rayon di Samarinda Ilir.
Cendikia. eJournal Ilmu Komunikasi, 1 (2) :324-
340. (http://ejournal.ilkom.fisip-
Skripsi & Jurnal unmul.ac.id/site/wp-
Faedlulloh, D. (2015). Local Public Sphere for content/uploads/2013/06/eJURNAL%2
Discursive Public Service in Indonesia: 0adi%20nugroho%20(06-08-13-02-52-
Habermas Perspective. European Journal 48).pdf)
of Social Science Education and Research, Sanjaya, Novriko Dwi. (2017). Peranan Civil
2(4), 427-432. Society dalam Mengatasi Tindak
Gemmill, Barbara, dan Bamidele-Izu, Kekerasan terhadap Perempuan (Studi
Abimbola. (2002). The Role of NGOs and pada Lembaga Advokasi Perempuan
Civil Society in Global Environmental Damar Provinsi Lampung). Lampung:
Governance Universitas Lampung.
(https://environment.yale.edu/publicati Sulistiowati, Rahayu, dkk. (2017). Civil Society
on-series/documents/downloads/a- dalam Program Sekolah Ramah Anak
g/gemmill.pdf) diakses pada tanggal 18 (SRA) untuk Mendukung Kebijakan
Mei 2018. Kabupaten Layak Anak (KLA). Prosiding:
Kurniawan, Teguh. (2007). Mewujudkan Membangun Etika Sosial Politik Menuju
Kepemerintahan Lingkungan

27
Masyarakat yang Berkeadilan. Lampung:
Universitas Lampung.
Surotinojo, Ibrahim. (2009). Partisipasi
Masyarakat dalam Program Sanitasi
oleh Masyarakat (SANIMAS) di Desa
Bajo Kecamatan Tilamuta Kabupaten
Boalemo, Gorontalo. Semarang:
Universitas Diponegoro.

Sumber Lain

Undang-undang No. 9 Tahun 1998 pasal 2 ayat


1 tentang Kemerdekaan menyampaikan
pendaoat di muka umum
http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=21
4761 diakses pada tanggal 4 Agustus
2018.
https://www.kemsos.go.id/content/lembaga-
swadaya-masyarakat diakses pada
tanggal 21 Februari 2018.
https://walhi.org.id/sejarah/ diakses pada
tanggal 06 Februari 2018.
https://programsetapak.org/pengembangan-
kebijakan/ diakses pada tanggal 20 Juli
2018

28

Anda mungkin juga menyukai