Anda di halaman 1dari 31

Konsep e-government

Definisi
• E-Government berkaitan dengan penggunaan teknologi
informasi (seperti:wide area network, internet, dan komunikasi
bergerak) oleh lembaga pemerintah yang mempunyai kemampuan
untuk mentransformasikan hubungan Pemerintah dengan warganya,
pelaku dunia usaha (bisnis), dan lembaga pemerintah lainnya
• (bekker, 2003)E-government digambarkan sebagai penggunaan TIK
modern seperti internet, WWW, basis data, sistem informasi,
multimedia, teknologi pelacak da penelusuran oleh organisasi publik
untuk mendorong interaksi dengan pemangku kepentingan baik di
lingkungan internal maupun eksternal dalam menyampaikan
informasi pemerintahan dan memberikan pelayanan thd
masyarakat.
• (Fountain 2001) istilah lain digital government yg
dimaknai sbg pemerintah yg dikelola secara progresif
berkenaan dgn suatu lembaga virtual, yg terstruktur
dan kapasitasnya tergantung kpd kekuatan internet
dan website serta memiliki jejaring hubungan antara
publik dan privat serta antar lembaga lainnya
• (Means dan schneider 2000), e-government adalah
suatu hubungan antara pemerintah, pelanggannya
(sektor bisnis, lembaga lainnya, masyarakat) dgn
pemanfaatan alat elektronik
(Graham 2002) menjelaskan bahwa ada 4 prinsip yg
melekat pd e-government yaitu :
• Pelayanan hr berorientasikan pd warga masyarakat
• Pelayanan pemerintah hrs bisa diakses
• Pelayanan pemerintah harus inklusif, artinya setiap
pelayanan yg tersedia hrs terus diperbaiki dan
ditingkatkan agar dpt digunakan
• Pengelolaan informasi, artinya pemerintah hanya
menyediakan informasi yg rasional, jelas, mudah,
dimengerti, dan sesuai kebutuhan
• Berdasarkan fakta yang ada pelaksanaan e-
Government di Indonesia sebagian besar
barulah pada tahap publikasi situs oleh
pemerintah atau baru pada tahap pemberian
informasi. Dari definisi tersebut dapat ditarik
unsur-unsur obyek, tujuan dan alatnya sebagai
terlihat pada gambar berikut:
Fungsi E-Government
• Fungsi e-government ialah untuk bisa meningkatkan
mutu dari pelayanan publik, dengan menggunakan
pemanfaatan teknologi informasi.
• Serta komunikasi di dalam proses penyelenggaraan
pemerintah daerah agar bisa terbentuk
kepemerintahan yang bersih, transparan serta agar
bisa untuk menjawab tuntutan perubahan dengan
efektif.
Tujuan E-Government

• Pembentukan jaringan informasi dan transaksi layanan publik yang tidak dibatasi sekat
waktu dan lokasi, serta dengan biaya yang terjangkau masyarakat.
• Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha.
• Pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi dengan semua lembaga negara serta
penyediaan fasilitas dialog publik.
• Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan efisien, serta
memperlancar transaksi dan layanan antar lembaga pemerintah.
• Memudahkan warganya untuk mendapatkan pelayanan publik dan untuk berinteraksi
dengan jajaran pemda
• Memperbaiki kepekaan dan respon pemda terhadap kebutuhan warga
• Meningkatkan efisiensi, efektivitas dan accountability dalam penyelenggaraan
pemerintahan
• Mendorong kerjasama antar lembaga pemerintah dan swasta secara interaktif untuk
meningkatkan perekonomian sosial
• Membentuk sistem manajemen dan proses kerja yang lancar, transparan dan efisien antar
lembaga pemerintah
Manfaat E-Government

• Untuk dapat memperbaiki sebuah kauliatas layanan dari pemerintahan pada para
stakeholder, yang utama ialah di dalam hal-hal kinerja efektivitas dan juga efisiensi pada
berbagai bidang kehidupan bernegara.
• Supaya meningkatkan transparansi kontrol dan juga akuntabilitas penyelenggraan
pemerintahan yakni di dalam sebuah rangka penerapan kosep Good Corporate Governance.
• Agar dapat mengurangi dengan signifikan total dari biaya administrasi, relasi beserta interaksi
yang juga dikeluarkan oleh pemerintah untuk kepentingan dari aktivitas sehari-hari
• Memberikan layanan dan informasi tanpa ada batasan waktu dan tempat. Masyarakat dapat
mengakses informasi serta layanan tanpa harus terikat batasan waktu dan tempat. Informasi
dan layanan disediakan 24 jam sehari 7 hari seminggu dengan pencari informasi tidak harus
datang secara fisik ke kantor pemerintah penyedia informasi dan layanan yang diperlukannya.
• Memperluas jangkauan pemberian layanan dan informasi. Dengan
• menggunakan Internet sebagai salah satu media penyampaian layanan dan informasi,
seorang investor Amerika dan Eropa dapat mengetahui pote
• Memberikan layanan yang lebih berkualitas. Dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi, layanan
yang diberikan dalam bentuk elektronik dan multimedia (electronic form) bisa lebih menarik dan
berkualitas dibandingkan layanan dan informasi yang berbasis kertas (paper form) saja.
• Mengurangi total biaya administrasi dan waktu yang dikeluarkan oleh masyarakat. Informasi dan layanan
dapat diperoleh oleh masyarakat dengan lebih gampang tanpa harus melewati berbagai meja birokrasi
dan mengeluarkan banyak biaya administrasi untuk mendapatkannya.
• Menjamin transparansi, akuntabilitas dan kontrol dari masyarakat terhadap penyelenggaraan
pemerintahan dalam rangka penerapan konsep good corporate governance. Transparansi, akuntabilitas
dan kontrol yang baik dapat menghilangkan kecurigaan dan kekesalan dari masing-masing pihak.
• Memberikan media pembelajaran terhadap masayarakat. Masyarakat diberikan kesempatan seluas-
luasnya untuk memilih metoda atau cara terbaik dan ternyaman yang dapat digunakan untuk memperoleh
layanan dan informasi dari pemerintahnya.
• Menciptakan koordinasi kepemerintahan yang efektif dan efisien. Sebagai contoh koordinasi antar staff
disuatu dinas pemerintahan yang letaknya masing-masing berjauhan dapat dilakukan melalui media email,
Internet Relay Chat (IRC) atau bahkan konfrensi video secara online dan real time.
• Memberdayakan masyarakat sebagai mitra pemerintah didalam proses pengambilan kebijakan publik.
Dengan e-goverment dapat dibuat media umpan balik (feedback) dari masyarakat dan pihak yang
berkepentingan untuk menyampaikan pendapat dan pandangan, sehingga dapat mendorong terciptanya
pelaksanaan pemerintahan yang demokratis.
Manfaat
Bagi pemerintah
• Memfasilitasi koordinasi antar lembaga
pemerintah
• Mengintegrasikan daerah2 beserta warganya yg
terpinggirkan
• Membantu menyediakan layanan yg berkualitas
dan akuntabel
• Meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas
warga
Bagi entitas bisnis
• Memperkuat industri skala besar dan
tradisional
• Mengembangkan penjualan
• Lebih kompetitif
• Mengurangi biaya transaksi
• Menciptakan lingkungan komunikatif
• Bagi masyarakat
• Meningkatkan pengetahuan
• Meningkatkan aksesibilitas
• Menciptakan lingkungan yg kondusif
• Memfasilitasi warga dlm memenuhi
kebutuhan
Macam interaksi antar pelaku dalam E-Government
• Government to Citizen (G2C)
Government to Citize (G2C) ialah sebuah teknologi informasi yang memiliki sebuah tujuan
untuk dapat memperbaiki hubungan interaksi diantara pemerintah dengan masyarakat serta
untuk mempermudah masyarakat di dalam mencari berbagai informasi mengenai
pemerintahan.
Misalnya Pemerintah menjadi sektor tampak terbuka untuk umum melalui Portal. Sehingga
informasi dan pelayanan publik dapat diakses oleh semua.
Jasa pembayaran pajak, pemungutas suara, penerbitan surat ijin
• Government to Business (G2B)
Government to Business (G2B) ialah sebuah tipe dari hubungan pemerintah dengan bisnis. Di
karenakan sangatlah dibutuhkan seorang relasi yang sangat baik, diantara pemerintah
dengan kalangan bisnis. Dan tujuannya ialah demi sebuah kemudahan berbisnis masyarakat
dari kalangan pembisnis.
Misalnya http://www.dti.gov.uk adalah sebuah situs web pemerintah di mana perusahaan
dapat memperoleh informasi dan saran mengenai ‘ praktek terbaik ‘ e-bisnis
E-procurement, e-customs, e-commerce
• Government to Government (G2G)
Government to Goverment (G2G) ialah sebuah web pemerintahan yang dibuat
dengan tujuan agar dapat memenuhi berbagai macam dari informasi yang
dibutuhkan diantara pemerintah yang satu dengan pemerintah lainnya dan untuk
memperlancar dan juga mempermudah sebuah kerjasama diantara pemerintah-
pemerintah yang bersangkut.
Contoh : adanya integrasi sistem pelaporan antara pemerintah daerah dan pusat,
pertukaran informasi antar lembaga, pertukaran ide, pengambilan keputusan
terkoneksi, e-document
• Government to Employees (G2E)
Government to Employees (G2E) ialah sebuah tipe hubungan yang juga ditujukan
supaya para pegawai pemerintahan ataupun pegawai negeri dapat meningkatkan
kinerja beserta kesejahteraan dari para pegawai yang bekerja pada salah satu institusi
pemerintah
Contoh sistem manajemen SDM online
• (Fang 2002) ada tambahan
• Masyarakat ke pemerintah (C2G) : memungkinkan pertukaran
informasi dan komunikasi antara masyarakat dan pemerintah
• Bisnis ke pemerintah (B2G) : mengarah kepada pemasaran produk
dan jasa kpd pemerintah
• Pemerintah ke organisasi nirlaba (G2N) : pemerintah menyediakan
informasi ke organisasi nirlaba, partai politik atau org sosial
• Organisasi nirlaba ke pemerintah (N2G) : memungkinkan
pertukaran informasi dan komunikasi antara organisasi nirlaba,
partai politik atau org sosial
• Ke pemerintah
Alur perkembangan e-govenrment
Tapscott (1998) beberapa alur perkembagan e-government :
• broadcasting, kehadiran pemerintah akan dilihat dari dibuatkannya suatu web pages yg
isinya merupakan informasi2 berkenaan dgn profil dan program pemerintah, sosialisasi
situs informasi baik untuk internal maupun untuk publik, serta penyiapan sarana akses
yang mudah
Beberapa contoh implementasi e-government yang termasuk tahap publish ini adalah
• Masyarakat dapat melihat profil pejabat serta wakil rakyat di daerahnya, peraturan-
peraturan daerah yang telah ditetapkan, Rencana Anggaran Belanja Daerah (RAPBD).
• Seorang peneliti dapat melihat data statistik daerah tersebut untuk menjadi bahan kajian
dan penelitiannya.
• Seorang investor dapat mengetahui prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi untuk
melakukan investasi di daerah tersebut.
• Masyarakat dapat melihat pengumuman lowongan dan penerimaan calon pegawai negeri
sipil daerah (CPNSD) di kabupatennya.
• Wisatawan dari luar daerah dapat melihat potensi pariwisata yang dimiliki, pilihan
transportasi serta hotel
• Interact, yaitu meluaskan partisipasi masyarakat dalam pemerintahan, misalnya dengan
cara pembuatan situs yang interaktif dengan publik, serta adanya antarmuka yang
terhubung dengan lembaga lain.Contoh aplikasi yang dapat digunakan adalah; situs portal,
e-mail, mailing list, Internet Relay Chatting, tele-conference, web-TV dan sebagainya.
Beberapa contoh penerapan e-government pada tahap ini adalah:
• Seorang pasien dapat melakukan pendaftaran ke puskesmas atau rumah sakit yang
diinginkan didalam pemeriksaan penyakitnya.
• Suatu dinas pemerintahan yang membuka lowongan kerja dapat melakukan tes
penerimaan secara langsung dan online melalui Internet.
• Masyarakat dapat berdiskusi secara langsung melalui metoda mailing list dengan wakil
rakyatnya.
• Suatu perusahaan swasta yang akan membuka cabang disuatu daerah dapat berdiskusi dan
tanya jawab dengan instansi terkait mengenai prosedur dan persyaratan yang harus
ditempuh.
• Masyarakat dapat memilih atau memberikan pendapat tentang wakil rakyat dan pejabat
secara langsung menggunakan media elektronik (electronic voting).
• Transact, yaitu menyediakan layanan pemerintah secara Pada
tahap transaction juga terjadi interaksi dua arah seperti halnya pada
tahap interactivity. Hanya disini user dapat mencari dan membeli suatu produk,
atau membayar jasa layanan dan mengumpulkan suatu informasi yang akan diolah.
Aplikasi yang digunakan disini jauh lebih kompleks, serta melibatkan sistem
kemanan (security) yang baik agar perpindahan uang dapat dilakukan dengan aman
dan melindungi hak-hak privacy pihak yang bertransaksi
Contoh implementasi e-government apda tahap ini adalah:
• Masyarakat dapat mengurus permohonan baru atau memperpanjang KTP, SIM atau
passport secara langsung melalui Internet.
• Wajib pajak dapat langsung mengisi formulir-formulir pajak yang panjang serta
membayar kewajibanya secara online melalui Internet.
• Proses tender berbagai proyek pemerintah dapat dilangsungkan secara online dan
relatime melalui media Internet (konsep e-Procurement).
• Petani dan nelayan dapat menjual produknya pada pasca panen ke institusi yang
berkaitan
• Integration, dimana e-government pd satu
titik akan mencapai tahap penggabungan,
departemen2 beserta unit pemerintahan
lainnya secara menyeluruh akan bersatu dan
berkolaborasi pada satu sistem sehingga dapat
terhindar dari penggunaan sistem lainnya
Implementasi e-government
Munoz dan bolivar ( 2018) beberapa faktor berhasil dan tidaknya
implementasi dari e-government khususnya di negara berkembang
• Strategic e-government plan : tujuan proyeknya tdk realistis dan
apa yg dilakukan tdk sesuai dgn tujuan organisasi
• Technologies use : penggunaan teknologi yg usang dan telah
melewatkan babak baru yg mana negara maju sedang atau
bahkan sudah menggunakannya
• Institutional and organizational issues : struktur organisasi dan
manajemen tdk menyukai adanya koordinasi yg baik dlm
mengembangkan usaha inisiatif e-government yg dpt membawa
pd ketidaktepatan dlm menggunakan ICT
• Technological issues : ketidakcocokan teknologi, kompleksitas, kebaruan
teknologi, kurang keterampilan teknis dan pengalaman TIK dan masalah
keamanan adalah beberapa tantangan yg berpotensi
• Leadership and management skills- human resource : para pegawai
didorong utk menggunakan teknologi baru
• Policies and programmes : tidak adanya dukungan pimpinan lembaga
bisa jd tercermin dalam ketiadaan formulasi kebijakan pemerintah
tentang ICT
• Digital divide – citizen’s acceptance : akses internet yg terbatas krn
ketiadaan infrastruktur, populasi masyarakat minim pendidikan. Oleh
krnnya harus dibangun
• Legal and policy barriers : perlu mendesain peraturan hukum yg
mendukung pelaksanaan e-government
• Berdasarkan sifat transaksi informasi dan pelayanan publik yang disediakan oleh
Pemerintah Daerah melalui jaringan informasi, pengembangan e-government dapat
dilaksanakan melalui 4 (empat) tingkatan, yaitu :
Tingkat 1 – Persiapan
• Pembuatan situs web sebagai media informasi dan komunikasi pada setiap lembaga.
• Sosialisasi situs web untuk internal dan publik.
• Pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia menuju penerapan e-government
• Penyediaan sarana akses publik antara lain dalam bentuk Multipurpose Community 
Center (MCC), warung dan kios internet dan lain-lain
• Pengembangan motivasi kepemimpinan (e-leadership) dan kesadaran akan pentingnya
manfaat e-government (awareness buliding).
• Penyiapan peraturan pendukung
Tingkat 2 – Pematangan
• Pembuatan situs web informasi publik yang bersifat interaktif, antara lain dengan
menambahkan fasilitas mesin pencari (search engine), fasilitas tanya jawab dan lain-lain.
• Pembuatan antar muka keterhubungan dengan lembaga lain (hyperlink).
Tingkat 3 – Pemantapan
• Pembuatan situs web yang bersifat transaksi pelayanan publik.
• Pembuatan penyatuan penggunaan (interoperabilitas) aplikasi dan
data dengan lembaga lain.
Tingkat 4 – Pemanfaatan
• Pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat Government to
Government (G2G), Government to Business (G2B), Government to
Consumers (G2C) yang terintegrasi.( Buku Panduan Penyelenggaran
situs Pemerintah Daerah, Depkominfo, 2003 ).
• Pengembangan proses layanan e-government yang efektif dan
efisien
• Penyempurnaan menuju kualitas layanan terbaik (best practice).
Selain itu tahapan yang harus dilalui oleh suatu negara dalam pengembangan e-government yang relatif
sama di rekomendasikan oleh United Nations Online Network in Public Administration and
Finance (www.unpan.org), yang merupakan organ PBB yang menjembatani studi di bidang administrasi
publik dan keuangan. Tahapan-tahapan tersebut adalah
• Emerging: yaitu, tahapan di mana negara  melakukan komitmen awal untuk menjadi pelaku e-
government. Beberapa situs internet dibuat untuk menyediakan informasi poliltik dan organisasional
pemerintahan. Situs-situs ini menyediakan informasi kontak (contact information) bagi penggunanya,
namun pada banyak kasus tidak terdapat fitur FAQ (Frequently Asked Questions) dalam situs tersebut.
Situs inipun jarang di-
• Enhanced: yaitu tahapan di mana kehadiran suatu negara di Internet semakin diperkukuh dengan
bertambahnya situs-situs departemen dan lembaga-lembaga pemerintahan. Isinya pun semakin kaya
dengan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat dan up-to-date. Publikasi pemerintah, legislasi, dan
bulettin digital (newsletter) mulai tersedia, lengkap dengan fitur pencarian dokumen, alamat e-mail,
dan lain-lain.
• Interactive: Pada tahapan ini, terbukalah akses yang luas terhadap bermacam-macam situs institusi dan
pelayanan pemerintah. Situs-situs ini mulai menawarkan interaksi kepada penggunanya yang sedang
online lewat e-mail maupun ruang untuk memberikan komentar (chat box). Kapasitas data yang
tersedia semakin banyak, dan data-data ini diperbaharui (update) secara teratur.
• Transactional: pada tahapan ini, telah tersedia layanan yang menyeluruh dan aman untuk digunakan
sebagai media transaksi. Masyarakat, misalnya, dapat mengurus paspor, visa, berbagai surat izin, dan
dapat melakukan pembayaran pajak dan bukan pajak secara online. Tahapan ini membutuhkan
infrastruktur internet yang “kebal” terhadap serangan cyber crime yang dilakukan oleh para cracker
atau black hackers.
• Fully Integrated: pada tahapan akhir ini, telah tercapai kapasitas atau kemampuan untuk mendapatkan
seluruh aspek-aspek pelayanan pemerintah. Di sini, tidak ada garis pemisah antara departemen
pemerintah yang satu dengan yang lainnya. Pembayaran pajak, misalnya, dapat juga dilakukan pada
situs Kepolisian. Layanan akan di-cluster-kan ke dalam kebutuhan masyarakat yang paling umum
• Untuk menjamin keterpaduan sistem pengelolaan dan
pengolahan dokumen dan informasi elektronik dalam rangka
mengembangkan pelayanan publik yang transparan,
pengembangan e-government berorientasi pada kerangka
arsitektur dibawah ini.
• Jaringan telekomunikasi, jaringan internet, dan media komunikasi lainnya yang
dapat digunakan oleh masyarakat untuk mengakses situs pelayanan publik.
• Portal Pelayanan Publik. Situs web Pemerintah pada internet penyedia layanan
publik tertentu yang mengintegrasikan proses pengolahan dan pengelolaan
informasi dan dokumen elektronik di sejumlah instansi yang terkait.
• Organisasi Pengelolaan dan Pengolahan Informasi. Organisasi pendukung (back
office) yang mengelola, menyediakan dan mengolah transaksi informasi dan
dokumen elektronik.
• Infrastruktur dan Aplikasi Dasar. Semua prasarana, baik berbentuk perangkat
keras dan lunak yang diperlukan untuk mendukung pengelolaan, pengolahan,
transaksi, dan penyaluran informasi (antar back office, antar portal pelayanan
publik dengan back office), maupun antar portal pelayanan publik dengan
jaringan internet secara handal, aman, dan terpercaya. ( Buku Panduan
Penyelenggaran situs Pemerintah Daerah, Depkominfo, 2003 )
Tantangan dan hambatan
• Kultur berbagi belum ada. Kultur berbagi (sharring) informasi dan mempermudah urusan belum merasuk
di Indonesia. Bahkan ada pameo yang mengatakan: “Apabila bisa dipersulit mengapa dipermudah?”.
Banyak oknum yang menggunakan kesempatan dengan mepersulit mendapatkan informasi ini.
• Kultur mendokumentasi belum lazim. Salah satu kesulitan besar yang kita hadapi adalah kurangnya
kebiasaan mendokumentasikan (apa saja). Padahal kemampuan mendokumentasi ini menjadi bagian dari
ISO 9000 dan juga menjadi bagian dari standar software engineering.
• Langkanya SDM yang handal. Teknologi informasi merupakan sebuah bidang yang baru. Pemerintah
umumnya jarang yang memiliki SDM yang handal di bidang teknologi informasi. SDM yang handal ini
biasanya ada di lingkungan bisnis / industri. Kekurangan SDM ini menjadi salah satu penghambat
implementasi dari e-government. Sayang sekali kekurangan kemampuan pemerintah ini sering
dimanfaatkan oleh oknum bisnis dengan menjual solusi yang salah dan mahal.
• Infrastruktur yang belum memadai dan mahal. Infrastruktur telekomunikasi Indonesia memang masih
belum tersebar secara merata. Di berbagai daerah di Indonesia masih belum tersedia saluran telepon,
atau bahkan aliran listrik. Kalaupun semua fasilitas ada, harganya masih relatif mahal. Pemerintah juga
belum menyiapkan pendanaan (budget) untuk keperluan ini.
• Tempat akses yang terbatas. Sejalan dengan poin di atas, tempat akses informasi jumlahnya juga masih
terbatas. Di beberapa tempat di luar negeri, pemerintah dan masyarakat bergotong royong untuk
menciptakan access point yang terjangkau, misalnya di perpustakaan umum (public library). Di Indonesia
hal ini dapat dilakukan di kantor pos, kantor pemerintahan, dan tempat-tempat umum
Langkah-langkah pencegahan
• Stabilitas politik : apakah sistem demokrasi yg
berjalan baik atau justru lbh berat kpd sistem diktator
• Adanya kerangka hukum yang kuat, dukungan payung
konstitusi beserta peraturan perundang-undangan
• Tingkat kepercayaan kpd pemerintah
• Struktur pemerintah
• Pentingnya identitas internal pemerintah
• Tingkat kematangan yg berbeda
• Permintaan masyarakat
• Implikasi dibuatkanya kerangka hukum beserta peraturan lainnya dlm
menjalankan e-government :
• Menjaga tujuan kebijakan publik yg dibuat
• Menyediakan basis hukum dlm menjalankan kewenangan
• Menentukan tugas dan tanggung jawab
• Mengatasi isu ttg pembagian data yg dikumpulkan oleh satu lembaga
• Mendefinisikan sejumlah tanggung jawab hukum
• Menyediakan mekanisme dimana akan ada beberapa kebutuhan,
persyaratanm dan keharusn yg hrs diketahui
• Memberikan dasar penetapan biaya
• Meminimalkan dan mengatasi risiko proses hukum
5 elemen penerapan e-government
• Technology
• Process
• People
• Organizational culture
• structure

Anda mungkin juga menyukai