Pertemuan keenam Rabu, 5 April 2023 Jam: 07.30-09.10 WITA Pengupahan diatur dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (“UU Ketenagakerjaan”) Pasal 88-90, yang direvisi melalui Omnibus Law atau UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Setiap pekerja/buruh berhak atas penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pengertian Perjanjian Kerja • Dalam UU No.13 tahun 2003 ttg ketenagakerjaan. Perj.Kerja merup hubungan hukum antara pengusaha dengan pekerja mengenai objek tertentu, yaitu pekerjaan. Hak dan Kewajiban Pengusaha-Pekerja • Hak pengusaha adalah mendapatkan prestasi kerja dari pekerja dan memberi perintah kepada si pekerja (kedudukan diperatas). • Kewajiban pengusaha adalah memberi upah dan kesejahteraan yang layak kepada pekerjanya dan menjamin perlindungan keselamatan kerja. • Hak pekerja adalah mendapatkan upah dan kesejahteraan yang layak dari pengusaha dan mendapatkan jaminan keselamatan kerja. • Kewajiban pekerja adalah memberi prestasi kerja yg optimal, taat dan loyal kepada pengusaha. Perjanjian terdiri atas dua kategori:
• Pertama, perjanjian kerja waktu tertentu yg
dibuat untuk pekerjaan tertentu yg menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaanya akan selesai dalam waktu tertentu (lihat pasal 59 UU Tenaker-jenis dan sifat waktu tertentu). Diantaranya, yang diatur:
• Pekerjaan yg sekali selesai atau yg sementara sifatnya.
Ex. Kerja bangunan, pembuatan program, dan yang lain; • Penyelesaian pekerjaan paling lama 3 (tiga) tahun; • Pekerjaan yg sifatnya musiman. Ex. Proyek membuat kain sarung, peci, sepatu, parsel saat hari raya; • Pekerjaan yg berhubungan dg prodk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yg masih dlm percobaan. Pekerja boleh dikontrak oleh perusahaan (produsen) u waktu ttt saja. Ex. SPG, SPB • Kedua, perjanjian kerja waktu tidak tertentu yg dibuat untuk pekerjaan yg jangka waktunya tdk ditentukan (pekerjanya disebut sbg pekerja tetap). • Pekerjaan yg bersifat tetap ialah pekerjaan yg sifatnya terus menerus, tdk terputus-putus, tdk dibatasi waktu, dan merupakan bagian dari suatu proses produksi/jasa dlm satu perusahaan. Pekerjaan ini bukan musiman, ex. Karyawan pabrik (industry manufactur), karyawan bank, karyawan rumah sakit, karyawan restoran, guru. Ilustrasinya: tdk mungkin pabrik kosmetik berproduksi dg system musiman, perbankan melayani nasabah dg musiman, atau jasa rumah sakit memakai system Borongan. • PKWTT (pekerja tetap) biasanya • Khusus penggunaan tenaga kerja dituangkan dlm bentuk SK dari luar perusahaan (outsourcing) pengangkatan karyawan ditanda diatur dlm pasal 66. tangani direktur, atau kepala cabang, • Pekerja outsourcing yg disediakan atau manajer personalia. oleh perusahaan penyedia jasa • Pasal 57 ayat 2 dalam UU Tenaker, tenaga kerja hanya ditujukan PKWT jika tidak tertulis maka scr untuk pekerjaan yg menunjang hukum otomatis mjd PKWTT. Sementara PKWT (pasal 59) pekerjaan pokok/utama. Artinya disebutkan bahwa pekerja kontrak pekerja outsourcing tdk boeh dpt diadakan untuk paling lama 2 dipekerjakan untuk pekerjaan tahun dan hanya boleh diperpanjang utama, seperti: proses produksi, 1 kali untuk jangka waktu paling lama administrasi, distribusi, dan 1 tahun. Bila ini dilanggar, otomatis pemasaran. statusnya akan menjadi PKWTT. • Pekerjaan penunjang dimaksud aalah catering, laundry, security, cleaning services, dll. • Pekerka outsourcing umumnya berstatus kontrak krn perusahaan penyedia tenaga kerja tergolong memborong sautu pekerjaan di perusahaan lain yg kontraknya sewaktu2 bisa tdk lagi diperpanjang. poin2 yg perlu dispekatai dlm perjanjian kerja antara pengusaha dg pekerja (Pekerja kontrak), antara lain:
• Jangka waktu perjanjian kerja (maksimal 3 tahun)
• Kesediaan pekerja u bekerja selama 5 hari dlm satu Minggu; shift 1 pukul: 07.00-15.00; shift 1 pukul 15.00-23.00; shift 3 pukul 23.00-07.00 dg kelebihan jam kerja akan dianggap lembur • Kesedian pekerja untuk menerima perubahan hari dan jam kerja sesuai yg dibutuhkan pengusaha, yg penting tdk melebihi 40 jam dlm seminggu • Kesedian pekerja untuk shift • Kesedian pekerja untuk lembur • Kesedian pekerja untuk mutase Lanjutan… • Hak pekerja u menerima upah • Kesediaan pekerja menerima kebijakan perusahaan • Hak pengusaha untuk menerima prestasi • Hak pengusaha untuk tdk memperpanjang kontrak • Kesepakatan segala pemberian pengusaha kpd pekerja diluar upah pokok dianggap kebijakan • Hak pengusaha untuk mengakhiri • Pekerja dpt mengakhiri perjanjian sc sepihak bila pengusaha melanggar perjanjian kerja atau tdk memenuhi kewajibannya.