LAPORAN TAHUNAN
ANNUAL REPORT 2019
TEMA
PENGUATAN
WIRAUSAHA
MEMBANGUN DAYA TAHAN
SISTEMIK
Manajemen dan seluruh insan Bank Mantap menyadari bahwa
untuk meraih keunggulan daya saing yang berkelanjutan
dibutuhkan kedayatahanan yang bersifat sistemik menuju
kesinambungan usaha (sustainability). Jiwa kewirausahaan
adalah nilai-nilai yang bersifat inovatif dan tidak pernah puas
dengan capaian saat ini melainkan terus berusaha mencari
perbaikan (continuous improvement).
2018
PENGUATAN BISNIS
MEMBANGUN KESEJAHTERAAN
2017
SEMAKIN MANTAP MELALUI
PERCEPATAN EKSPANSI CAKUPAN
WILAYAH
2016
MEMBANGUN BUDAYA BERBASIS
KINERJA GUNA MERAIH PERTUMBUHAN
BERKELANJUTAN
2015
TRANSFORMASI BISNIS UNTUK
NILAI BESAR
34 Profil Direksi
44 Identitas Perusahaan
88 Komposisi Pemegang Saham
48 Brand Perusahaan
90 Kronologi Pencatatan Saham
52 Bidang Usaha
90 Kronologi Penerbitan/Pencatatan Efek
Lainnya
54 Peta Wilayah Operasional 91 Lembaga Dan Profesi Penunjang
Perusahaan
56 Nama Dan Alamat Entitas Anak Dan/
Atau Kantor Cabang 92 Penghargaan Dan Sertifikasi 2018
60 Inovasi Outlet Dan Atm 94 Peristiwa Penting 2018
61 Struktur Organisasi 100 Pendidikan Dan/Atau Pelatihan Dewan
Komisaris, Direksi, Komite-Komite,
62 Profil Pejabat Eksekutif
Sekretaris Perusahaan, Dan Unit Audit
72 Profil Karyawan Internal
12 Ikhtisar Saham
IKHTISAR KEUANGAN
PERTUMBUHAN
KREDIT PADA TAHUN
2019 MENCAPAI
Rp29,95triliun
atau
TOTAL EKUITAS
TUMBUH
0,12% di tahun
2019
SEBESAR
Rp2,57miliar
atau
RASIO KEUANGAN
(dalam jutaan Rupiah kecuali dinyatakan lain)
Uraian 2019 2018 2017 2016 2015
I. Permodalan
1. CAR 21,75% 24,31% 22,32% 31,48% 42,35%
2. Aktiva Tetap terhadap Modal 21,70% 18,35% 20,36% 15,44% 11,12%
II. Aktiva Produktif
1. Aktiva Produktif Bermasalah 0,59% 0,56% 0,59% 0,34% 0,57%
2. NPL - Gross 0,68% 0,63% 0,65% 0,43% 0,81%
3. NPL - Net 0,23% 0,21% 0,25% 0,12% 0,07%
4. PPA terhadap Aktiva Produktif 0,90% 0,75% 0,53% 0,34% 0,62%
5. Pemenuhan PPA 75,32% 68,14% 46,72% 31,57% 44,60%
III. Rentabilitas
1. ROA 2,62% 2,64% 2,02% 1,62% 1,66%
2. ROE 19,29% 20,47% 13,35% 6,96% 4,74%
3. NIM 6,04% 6,92% 6,61% 7,64% 9,51%
4. BOPO 79,84% 80,00% 84,87% 88,07% 87,42%
IV. Likuiditas
1. LDR/LFR 92,82% 91,67% 93,06% 87,21% 86,52%
V. Kepatuhan (Compliance)
1.a. Persentase Pelanggaran BMPK
a.1. Pihak Terkait 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
a.2. Pihak Tidak Terkait 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
1.b. Persentase Pelampauan BMPK
b.1. Pihak Terkait 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
b.2. Pihak Tidak Terkait 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
2. GWM Rupiah 6,05% 6,51% 6,55% 6,56% 8,08%
3. PDN 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
26.950.958 2.674.573
2.320.490
20.943.933
1.507.638
13.687.703
749.119
7.412.558 698.974
2.578.090
2019 2018 2017 2016 2015 2019 2018 2017 2016 2015
1.059.023
453.624
600.319
219.952
292.533
162.748 72.207
34.709
2019 2018 2017 2016 2015 2019 2018 2017 2016 2015
Laba Tahun Berjalan 456.208 333.471 160.047 50.670 24.399
620.833
456.208
452.057
333.471
218.806 160.047
71.489
50.670
33.895 24.399
2019 2018 2017 2016 2015 2019 2018 2017 2016 2015
26 Laporan Direksi
34 Profil Direksi
Para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya, yang kami hormati.
Dewan Komisaris telah menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasehat kepada kepada Direksi dengan penuh tanggung
jawab, sebagaimana diamanahkan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundangan yang berlaku. Dalam menjalankan
tugasnya, Dewan Komisaris memastikan bahwa dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, Bank telah mengacu kepada
rencana bisnis yang telah ditetapkan, serta memastikan kepatuhan terhadap seluruh peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku.
Dewan Komisaris senantiasa berupaya untuk memastikan bahwa Bank telah dikelola secara profesional, sesuai dengan
kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Dalam menjalankan perannya, Dewan Komisaris senantiasa
menjaga obyektivitas dan independensi. Oleh karena itu, Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan
operasional Bank, kecuali hal-hal yang diatur dan ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan.
Dewan Komisaris memiliki komite-komite yang telah menjalankan tugas dengan efektif, yaitu Komite Audit, Komite Remunerasi
dan Nominasi, dan Komite Pemantau Risiko. Tugas dan wewenang komite-komite penunjang Dewan Komisaris telah didefinisikan
dengan jelas, sehingga dapat berperan secara efektif dalam membantu Dewan Komisaris.
Dalam laporan ini, Dewan Komisaris melaporkan penilaian kinerja Direksi, pandangan atas prospek usaha yang disusun oleh
Direksi, penerapan penilaian atas komite-komite penunjang Dewan Komisaris, dan perubahan komposisi Dewan Komisaris.
Pada tanggal 31 Desember 2019, Bank Mantap membukukan kredit yang diberikan sebesar Rp20,32triliun, meningkat sebesar
Rp 4,79 triliun atau 30,85% dibandingkan dengan posisi tanggal 31 Desember 2018. Pertumbuhan kredit yang cukup signifikan
pada tahun 2019 tersebut terutama didorong oleh tumbuhnya jenis kredit investasi sebesar Rp 4,5 triliun atau 38,68%, dari
posisi tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp 11,63 triliun menjadi sebesar Rp 16,13 triliun pada tanggal 31 Desember 2019.
Jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun Bank Mantap mengalami peningkatan sebesar Rp4,61 triliun atau 30,20%
dari Rp15,26 triliun di 2018 menjadi Rp19,87 triliun di tahun 2019. Per 31 Desember 2019, total aset Bank meningkat menjadi
Rp26,95 triliun dari Rp20,95 triliun per 31 Desember 2018. Peningkatan total aset tersebut mencapai Rp6 triliun atau sebesar
28,63%.
Sedangkan untuk fee based income, Bank telah berhasil meningkatkan fee based income secara signifikan. Peningkatan fee
based income di 2019 yang berhasil dihimpun Bank sebesar 22,30% dari Rp222,98 miliar di 2018 menjadi Rp272,72 miliar di
2019.
Peningkatan kinerja operasional tersebut telah berdampak pada peningkatan yang cukup signifikan pada Laba Bersih. Sampai
dengan akhir tahun 2018, laba bersih Bank Mantap tumbuh mencapai 126,90% yang dipicu oleh pertumbuhan pendapatan
operasional lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan beban operasionalnya.
MANAJEMEN RISIKO
Untuk mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis perbankan yang dinamis, maka Bank menerapkan
manajemen risiko sebagai konsep strategis. Pendekatan yang dilakukan dalam mendukung penerapan manajemen risiko yang
efektif adalah dengan melakukan pendekatan komprehensif untuk mengelola risiko-risiko Bank secara menyeluruh, meningkatkan
kinerja dalam mengelola ketidakpastian, meminimalisir ancaman dan memaksimalkan peluang tanpa mengabaikan prinsip-
prinsip manajemen risiko.
Melihat Prospek usaha tersebut, Bank Mantap berupaya untuk memanfaatkan peluang yang ada melalui strategi dan rencana
kerja tahun 2020 yang diuraikan sebagai berikut. Hal ini juga didukung kekuatan yang dimiliki Bank yaitu:
1. Bank Mandiri Taspen memiliki induk perusahaan dengan masing-masing yang berfungsi untuk mengembangkan bisnis Bank
Mandiri Taspen yaitu:
a. Bank Mandiri sebagai bank terbesar di Indonesia yang memiliki expertise dalam pengelolaan Bank.
b. PT. Taspen memilki akses kepada captive market pensiunan dan expertise sehingga dapat menambah database calon
debitur pensiunan.
c. Dukungan pendanaan dari grup Pemegang Saham.
2. Kerjasama dengan PT. ASABRI yang merupakan BUMN pengelola asuransi dan pembayaran pensiun khusus untuk Prajurit
TNI, Anggota Polri, PNS Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, dan POLRI.
3. Risiko pembiayaan kredit segmen pensiunan relatif lebih rendah, karena sumber utama pembayaran angsuran kredit adalah
dari manfaat pensiun debitur yang dipotong secara langsung.
4. Budaya kerja perusahaan yang kuat.
5. Branding yang mencerminkan keunggulan masingmasing induk dan founder perusahaan.
6. Mengutamakan SDM berasal dari wilayah setempat, sehingga penguasaan wilayah lebih optimal.
Nama Jabatan
Abdul Rachman Komisaris Utama
Agus Haryanto Komisaris
Edhi Chrystanto Komisaris Independen
Sukoriyanto Saputro Komisaris Independen
Zudan Arif Fakrulloh Komisaris Independen
Pemegang Saham memandang bahwa susunan Dewan Komisaris saat ini sangat efektif dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya.
PENUTUP
Demikian laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris atas kinerja dan pelaksanaan usaha Bank di tahun 2019. Dewan Komisaris
akan selalu berupaya untuk profesional dan independen dalam menjalankan fungsi pengawasan dan pemberian nasihat agar
kinerja Bank Mantap bisa selalu meningkat di masa yang akan datang.
Sekali lagi, Dewan Komisaris menyampaikan penghargaan kepada segenap jajaran Direksi dan seluruh karyawan Bank Mantap,
berkat dedikasi dan kerja keras, Bank Mantap mampu bertahan dalam kondisi perekonomian yang mengalami tantangan.
Abdul Rachman
Komisaris Utama
SUSUNAN
DEWAN
KOMISARIS
2019
Komisaris Utama
ABDUL RACHMAN
Komisaris
AGUS HARYANTO
Komisaris Independen
EDHI CHRYSTANTO
Komisaris Independen
SUKORIYANTO SAPUTRO
Komisaris Independen
ZUDAN ARIF FAKRULLOH
Warganegara : Indonesia
Riwayat Pendidikan :
Domisili : Jakarta
ĔĔ Sarjana Ekonomi/Akuntansi dari Universitas Padjajaran (1980)
ĔĔ Master Business Administration (MBA) dari Kansas State
University, USA (1989)
Sertifikasi :
Sertifikasi Manajemen Risiko Level V
Pengalaman Kerja : Periode Menjabat
ĔĔ Kepala Cabang Bapindo Hongkong Branch (1993-1995) ĔĔ Periode I – 15 Mei 2015 sampai dengan 19 Maret 2018
ĔĔ Kepala Cabang Bapindo Cabang Surabaya (1995-1996) ĔĔ Periode II – 19 Maret 2018 sampai dengan 2021
ĔĔ Kepala Urusan Internasional Utama 1 Bapindo (1997-1999)
ĔĔ Executive Management Senior (Board Member of PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk (1999-2001) Jabatan Rangkap
ĔĔ Group Head Bank Mandiri (2001-2005) Tidak memiliki rangkap jabatan di perusahaan maupun
ĔĔ Komisaris PT Mandiri Sekuritas (2003-2004) lembaga lain.
ĔĔ Komisaris Bank Mandiri Syariah (2004-2005)
ĔĔ Direktur Corporate Banking Bank Mandiri (2005-2008) Hubungan Afiliasi
ĔĔ Direktur Special Asset Management Bank Mandiri (2008-2010) Tidak memiliki hubungan afiliasi baik dengan anggota
ĔĔ Direktur Institutional Banking Bank Mandiri (2010-2015) Direksi, anggota Dewan Komisaris lainnya maupun
ĔĔ Direktur Consumer Banking Bank Mandiri (2015) dengan pemegang saham pengendali dan utama.
AGUS HARYANTO
Komisaris
68 SOLO 1951
tahun
Warganegara : Indonesia
Riwayat Pendidikan :
Domisili : Jakarta
ĔĔ Sarjana Hukum dari Universitas Indonesia (1982)
ĔĔ Magister Mathematical Economics dari University of Colorado
at Boulder (1991)
Sertifikasi :
Sertifikasi Manajemen Risiko Level I Komisaris, LSPP yang
diadakan di Jakarta
Pengalaman Kerja : Periode Menjabat :
ĔĔ Kasubdit Administrasi Kas Negara pada Direktorat ĔĔ Periode I – 15 Mei 2015 sampai dengan 19 Maret 2018
Perbendaharaan, Direktorat Jenderal Anggaran Departemen ĔĔ Periode II – 19 Maret 2018 sampai dengan 2021
Keuangan (1991-1992)
ĔĔ Kepala Biro Analisa Moneter, Badan Analisa Keuangan dan
Moneter Departemen Keuangan (1992-1993) Jabatan Rangkap :
ĔĔ Kepala Biro Hukum dan Humas, Sekretariat Jenderal Tidak memiliki rangkap jabatan di perusahaan maupun
Departemen Keuangan (1993-1998) lembaga lain
ĔĔ Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan (1998-2000),
Komisaris PT Bank BNI (Persero) Tbk. (1999-2004) Hubungan Afiliasi :
ĔĔ Inspektur Jenderal Departemen Keuangan (2000-2002) Tidak memiliki hubungan afiliasi baik dengan anggota
ĔĔ Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan (2002-2004) Direksi, anggota Dewan Komisaris lainnya maupun dengan
ĔĔ Executive Director untuk Indonesia, New Zealand, Fiji, Samoa, pemegang saham pengendali dan utama
Tonga dan Kyrgyz pada Asia Development Bank, Manila
Kepemilikan Saham :
(2004-2007)
ĔĔ Direktur Utama PT Taspen (Persero) di tahun 2008-2013 Tidak memiliki saham di Bank Mantap
Warganegara : Indonesia
Riwayat Pendidikan :
Domisili : Jakarta
ĔĔ Sarjana Ekonomi dari Universitas Diponegoro (1983)
ĔĔ Master Business Administration (MBA) dari University of
Colorado at Denver (1993)
Sertifikasi :
Sertifikasi Manajemen Risiko Level V, BSMR yang diadakan
Jakarta
Pengalaman Kerja : Periode Menjabat
ĔĔ Kepala Bagian Sistem dan Prosedur Kredit Korporasi Bank ĔĔ Periode I – 15 Mei 2015 sampai dengan 19 Maret 2018
Dagang Negara (BDN) (1994-1995) ĔĔ Periode II – 19 Maret 2018 sampai dengan 2021
ĔĔ Kepala Cabang Jakarta Jatinegara BDN hingga menjadi
Relationship Manager BDN (1994-1999)
ĔĔ Kepala Cabang Bank Mandiri Bandara Soekarno-Hatta Cargo Jabatan Rangkap
(1999) Tidak memiliki rangkap jabatan di perusahaan maupun
ĔĔ Kepala Cabang Bank Mandiri Jakarta Tomang (2003) lembaga lain
ĔĔ Kepala Cabang Bank Mandiri Jakarta Kebon Sirih, Gambir,
Imam Bonjol dan Thamrin (2005-2007) Hubungan Afiliasi
ĔĔ Kepala Kanwil X Makassar Bank Mandiri (2010) Tidak memiliki hubungan afiliasi baik dengan anggota
ĔĔ Kepala Kanwil V Bank Mandiri Jakarta Sudirman (2013) Direksi, anggota Dewan Komisaris lainnya maupun dengan
pemegang saham pengendali dan utama
SUKORIYANTO SAPUTRO
Komisaris Independen
62 JAKARTA 1957
tahun
Warganegara : Indonesia
Riwayat Pendidikan ::
Domisili : Jakarta
ĔĔ Sarjana Agronomi dari Institut Pertanian Bogor (1980)
Sertifikasi :
Sertifikasi Manajemen Risiko Level V, LSPP di Jakarta
Pengalaman Kerja : Periode Menjabat :
ĔĔ Pegawai Pimpinan Kredit Perkebunan di Kantor Pusat Bank ĔĔ Periode I – 15 Mei 2015 sampai dengan 19 Maret 2018
Exim hingga menjadi Kepala Cabang di berbagai Cabang ĔĔ Periode II – 19 Maret 2018 sampai dengan 2021
Bank Exim (1981-1999)
ĔĔ Setelah proses merger Bank Exim ke dalam Bank Mandiri,
beliau dipercaya menjadi Hub Manager Jakarta Plaza Mandiri Jabatan Rangkap :
(1999-2001) Tidak memiliki rangkap jabatan di perusahaan maupun
ĔĔ Kepala Kantor Wilayah III, IX, VII, VIII Bank Mandiri (2001-2005) lembaga lain
ĔĔ Group Head Central Operations Bank Mandiri (2005)
ĔĔ Group Head Micro Business Bank Mandiri (2005-2008) Hubungan Afiliasi :
ĔĔ Group Head Corporate Secretary Bank Mandiri (2008-2013) Tidak memiliki hubungan afiliasi baik dengan anggota
ĔĔ Direktur Utama di Bank Mutiara (2013-2014) Direksi, anggota Dewan Komisaris lainnya maupun dengan
ĔĔ Komisaris di Bank Mutiara (2014) pemegang saham pengendali dan utama
Dasar Hukum Pengangkatan : Kepemilikan Saham :
ĔĔ Diangkat sebagai Komisaris Independen Bank Mantap Tidak memiliki saham di Bank Mantap
untuk pertama kalinya sejak 15 Mei 2015 berdasarkan akta
keputusan RUPS No. 28 tahun 2015 2018 dan telah lulus fit
and proper test OJK pada tanggal 22 Desember 2015
ĔĔ Diangkat kembali sejak 19 Maret 2018 berdasarkan akta
keputusan RUPS No. 41 tahun 2018
Warganegara : Indonesia
Riwayat Pendidikan :
Domisili : Jakarta
ĔĔ Sarjana di bidang Hukum dari Universitas Sebelas Maret
Surakarta (1992)
ĔĔ Magister Ilmu Hukum dari Universitas Diponegoro (1995)
ĔĔ Doktor Ilmu Hukum dari Universitas Diponegoro (2001)
Sertifikasi :
Sertifikasi Manajemen Risiko Level I dan II Komisaris, LSPP di
Jakarta
Pengalaman Kerja : Periode Menjabat
ĔĔ Kasubdit Kader di Bagian Diklat di Kemendagri (2002-2008) Periode I – 19 Maret 2018 sampai dengan 2021
ĔĔ Kepala Bagian Perundang – undang Biro Hukum Sekjen
Jabatan Rangkap
Kemendagri (2008 – 2011)
ĔĔ Kepala Biro Hukum Setjen Kemendagri (2011 – 2014) Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil
ĔĔ Staf Ahli Mendagri Bidang Hukum, Politik dan HAM (2014 Kemendagri (2015 – sekarang)
– 2015) Hubungan Afiliasi
ĔĔ Penjabat Gubernur Gorontalo (2016 – 2017)
Tidak memiliki hubungan afiliasi baik dengan anggota
ĔĔ Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Direksi, anggota Dewan Komisaris lainnya maupun dengan
Kementerian Dalam Negeri (2015 – Sekarang)
pemegang saham pengendali dan utama
Dasar Hukum Pengangkatan :
Kepemilikan Saham
Diangkat sebagai Komisaris Independen Bank Mantap
Tidak memiliki saham di Bank Mantap
untuk pertama kalinya sejak 19 Maret 2018 berdasarkan akta
keputusan RUPS No. 41 tahun 2018 dan telah lulus fit and
proper test OJK pada tanggal 08 Oktober 2018.
LAPORAN DIREKSI
Para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya, yang kami hormati.
Pada kesempatan yang baik ini izinkan kami menyampaikan Laporan Pengelolaan Bank untuk Tahun buku 2019. Secara umum,
pencapaian kinerja Bank sangat baik. Tidak hanya pada aspek keuangan namun juga aspek non keuangan kendatipun kondisi
perekonomian global dan nasional belum sepenuhnya mengalami pemulihan.
KEBIJAKAN STRATEGIS
Berdasarkan kondisi makro ekonomi termasuk pengaruhnya terhadap industri perbankan Bank Mantap merumuskan berbagai
kebijakan strategis untuk meraih setiap peluang dan potensi yang muncul. Keberhasilan pengelolaan Bank di 2019 merupakan
hasil dari penetapan strategi yang tepat. Pada tahun 2019, Bank Mantap telah mengeksekusi strategi pengembangan bisnis
dalam rangka mendukung tercapainya target kinerja operasional dan keuangan sesuai yang telah dituangkan dalam Rencana
Bisnis Bank serta meraih setiap peluang dan potensi bisnis yang ada di tahun 2019.
1. Strategi Pengembangan Penghimpunan Dana Pihak Ketiga.
Penghimpunan DPK difokuskan terhadap pengembangan infrastruktur untuk akuisisi dana murah serta aliansi dan sinergi
terhadap Group usaha untuk penetrasi terhadap deposan-deposan institusi serta wealth management. Beberapa kunci
strategi yang diterapkan oleh Bank sebagai berikut:
a. Strategi Peningkatan Kualitas Dana Pihak Ketiga
• Menjaga rasio Loan to Fund Ratio (LFR) pada tingkat yang efisien sehingga berdampak positif pada profitabilitas;
• Melakukan strategi penurunan concentration risk terhadap deposan inti dengan fokus pada pengembangan
infrastruktur akuisisi nasabah retail dari segmen pensiunan, UMKM maupun Wealth;
• Meningkatkan rasio CASA dengan meluncurkan program-program tabungan retail sebagai sweetener dan value
added bagi nasabah retail.
b. Strategi Pemasaran
• Melakukan mapping segmentasi nasabah sehingga program serta produk yang ditawarkan dapat tepat sasaran sesuai
dengan kebutuhan market sesuai dengan segmen masing-masing;
• Meluncurkan program–program Tabungan untuk mendorong pertumbuhan CASA.
• Mempromosikan dan mensosialisasikan kartu ATM Bank Mantap yang dapat dipergunakan di seluruh jaringan ATM
Bank Mandiri dan ATM yang tergabung dalam jaringan ATM Bersama.
c. Strategi Penjualan
• Meningkatkan produktifitas pegawai dalam akuisisi nasabah NEW TO BANK (NTB) sehingga sebagai customer based
Bank yang dievaluasi secara periodic melalui Key Performance Indicator;
• Menyiapkan sarana dan prasarana bagi nasabah priority, pensiunan maupun UMKM untuk memudahkan mendapatkan
layanan perbankan dan meningkatkan transaksinya.
• Memberikan insentif kepada pegawai dan nasabah melalui program referral atas akuisisi nasabah NTB melalui program
Member Get Member.
• Aliansi dan Sinergi Bersama dengan Group Usaha untuk akuisisi nasabah yang belum menjadi target market dari Grup
usaha.
2. Strategi Pembiayaan Kredit Secara umum, fokus pembiayaan kredit adalah segmen Pensiunan dan UMKM khususnya di
segmen komunitas strategis (komunitas bidan, komunitas petani sawit, komunitas bengkel, dan lainnya) maupun payroll
based customer melalui produk KSM yang memiliki risiko relatif rendah baik untuk daerah di Pulau Bali maupun di luar Pulau
Bali dengan strategi penerapan sebagai berikut:
a. Meningkatkan Target Pasar Berdasarkan risk appetite Management menetapkan sasaran dan target pasar untuk kemudian
menyusun strategi produk dan layanan untuk dapat dieksekusi oleh seluruh tim.
b. Meningkatkan Portofolio Kredit Peningkatan portfolio Kredit sebagai asset utama Bank, khususnya dari segmen pensiunan
melalui program sosialisasi ke kelompok-kelompok pensiunan dan akuisisi pegawai aktif yang sedang mempersiapkan
masa pension.
c. Mempercepat Proses Kredit Melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap alur proses kredit, pembukaan account dan
proses-proses pendukung (taksasi, legal, administrasi kredit, serta analis kredit) yang terintegrasi melalui system Loan
Originating System (LOS).
d. Meningkatkan Peran dan Kualitas SDM di Bidang Perkreditan Menetapkan ulang sasaran kerja utama individu yang fokus
untuk meningkatkan akuisisi kredit yang baik dan aman, memberikan training serta pelatihan bagi pegawai-pegawai
yang terkait dan memberikan kewenangan memutus kredit kepada pegawai sesuai Job Description.
e. Meningkatkan Penanganan atau Management Account Secara Konsisten Melakukan pemantauan nasabah Kol 1
secara rutin dan penagihan kol 2 secara intensif dan disiplin, serta berkoordinasi dengan tim recovery untuk melakukan
collection atas nasabah yang sudah masuk ke NPL.
f. Implementasi program 3 (tiga) Pilar Mantap Indonesia sebagai program loyalty untuk nasabah pensiunan yang terdiri
dari:
1) Mantap Sehat Kegiatan dan program yang diperuntukkan bagi nasabah pensiunan untuk senantiasa sehat baik
jasamani maupun rohani melalui kegiatan-kegiatan pemeriksanaan kesehatan gratis, senam sehat bersama dan
kegiatan lainnya yang menunjang kesehatan pensiunan.
2) Mantap Aktif Kegiatan dan program untuk membangun komunitas pensiunan yang aktif melalui kegiatan-kegiatan
sosial dan keagamaan, seperti jalan sehat bersama, buka puasa bersama, kegiatan keagamaan bersama dan kegiatan
lainnya untuk mendukung pensiunan agar aktif dalam kegiatan komunitas.
3) Mantap Sejahtera Kegiatan dan program pelatihan kewirausahaan bagi para pensiunan sebagai bekal di hari pensiun.
Pelatihan kewirausahaan dibuat dalam closed system, dimana mentor wirausaha akan bertindak sebagai pelatih,
supplayer maupun pembeli dari usaha yang dijalankan oleh pensiunan, sehingga pensiunan tidak perlu khawatir
akan kelangsungan usaha yang dirintis.
3. Jaringan Distribusi Secara umum, strategi utama pengembangan jaringan kantor secara nasional khususnya via low cost
network (Graha Mantap) dan mobil layanan kas keliling untuk menuju daerah kantong-kantong pensiunan dan mendekati
kantor-kantor PT Taspen (Persero). Beberapa strategi kunci yang diterapkan oleh Bank sebagai berikut:
a. Mengefektifkan Pengelolaan Jaringan Kantor Mengoptimalkan potensi dari 274 kantor operasional Bank Mantap yang
ada melalui pengelolaan kantor yang lebih efektif sesuai dengan koordinasi dari kantor pusat dibawah Divisi Distributions
and Portfolio Management.
b. Meningkatkan Layanan Meningkatkan layanan dari masing-masing kantor yang dilakukan oleh unit service and quality
control yang ada di Kantor Pusat sehingga layanan yang ada di Cabang dapat terstandarisasi dan memberikan nilai
tambah bagi setiap nasabah serta mengembangkan layanan digital (peningkatan fitur di mesin ATM dan Mobile Banking)
untuk memudahkan nasabah mengakses layanan perbankan.
4. Aspek Operasional dan Teknologi Strategi terkait dengan operasional dan teknologi yang diterapkan Bank Mantap
difokuskan untuk memberikan layanan yang cepat, nyaman, efisien dan handal bagi seluruh nasabah dan pegawai dengan
tetap berorientasi pada bisnis serta sesuai dengan ketentuan dan GCG. Beberapa strategi utama yang diterapkan oleh Bank
adalah sebagai berikut:
a. Mengevaluasi dan memperbaiki jalur efektivitas proses operasional sehingga dapat lebih efisien dan cepat untuk
mendukung percepatan penetrasi bisnis.
b. Mengolah dan menyampaikan data pendukung keputusan baik kepada top management maupun seluruh Divisi yang
membutuhkan sehingga dapat menjadi bahan analisa untuk mengambil keputusan yang lebih akurat.
c. Bekerjasama dengan Induk usaha dalam pengembangan IT dan E-Channel sehingga didapatkan resource yang handal
untuk mendukung pengembangan bisnis.
d. Menyempurnakan implementasi GCG di seluruh unit dengan kontrol berjenjang dari top management sampai dengan
team lapangan yang berinteraksi langsung dengan nasabah.
e. Mengembangkan infrastruktur layanan digital, baik layanan konvensional (ATM dan Mobile Banking) maupun inovasi
baru dalam rangka kemudahan pembukaan rekening maupun akses kepada layanan perbankan yang mudah kepada
nasabah, khususnya pensiunan.
Strategi-strategi tersebut telah diimplementasikan secara efektif yang didukung oleh komitmen Direksi dan seluruh
karyawan Bank Mantap. Kedepannya, Bank Mantap akan terus melakukan perbaikan-perbaikan agar kinerja Perseroan bisa
tetap terjaga dan mendorong pengembangan usaha kedepannya.
PROSPEK USAHA
Di tengah kondisi perekonomian global khususnya Eropa yang masih mengalami tekanan berat, kinerja perbankan nasional
pada tahun 2020 diperkirakan akan tetap tumbuh didukung kondisi perekonomian Indonesia yang relatif stabil dan masih
bisa tumbuh di atas 5%. Meskipun kinerja perbankan diperkirakan akan terus tumbuh, namun pertumbuhannya di tahun 2020
diperkirakan akan cukup challenging mengingat kondisi market yang akan dipengaruhi oleh proses pemilihan umum dan
tingkat likuiditas yang semakin ketat. Dengan dukungan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan di atas 5%, kredit perbankan
nasional di tahun 2020 diproyeksikan akan dapat tumbuh di angka antara 10% - 12%, sementara dana tumbuh di atas 8,0%.
Dengan kekuatan yang dimiliki oleh Bank Mantap dan implementasi strategi yang efektif, Bank optimis bahwa prospek
perusahaan di masa yang akan datang akan sangat baik. Hal ini didukung dengan dilakukannya perluasan cakupan wilayah
operasi Bank Mantap yang mengakomodir potensi peluang, khusunya di produk kredit pensiun. Faktor kunci keberhasilan
prospek usaha lainnya adalah kemampuan Bank Mantap dalam memberikan layanan perbankan hingga ke berbagai pelosok
daerah melalui pemanfaatan jaringan yang dimiliki induk perusahaan.
MANAJEMEN RISIKO
Untuk mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis perbankan yang dinamis, maka Bank Mantap
menerapkan manajemen risiko sebagai konsep strategis. Pendekatan yang dilakukan dalam mendukung penerapan manajemen
risiko secara efektif adalah dengan melakukan pendekatan komprehensif untuk mengelola risiko-risiko Bank secara menyeluruh.
Prinsip-prinsip manajemen risiko paling kurang mencakup 4 (empat) pilar, yaitu:
1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi.
2. Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit.
3. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian Risiko serta sistem informasi Manajemen Risiko.
4. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.
Terdapat 8 (delapan) risiko yang dikelola Bank yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko hukum, risiko operasional,
risiko reputasi, risiko stratejik, dan risiko kepatuhan. Menurut pendapat Dewan Komisaris, kedelapan risiko tersebut telah
dikelola dengan baik. Berdasarkan hasil laporan terakhir atas penilaian sendiri (self assessment), profil risiko Bank Mantap posisi
31 Desember 2019 menunjukkan peringkat risiko “2”. Penilaian tersebut mencerminkan bahwa risiko-risiko yang dihadapi Bank
Mandiri secara individu dikelola dengan baik sehingga dapat mendukung pengembangan bisnis lebih lanjut.
WHITSLEBLOWING SYSTEM
Dalam rangka meningkatkan efektivitas penerapan GCG, manajemen Bank berkomitmen menjalankan perusahaan secara
profesional dengan berlandaskan pada perilaku perusahaan yang sesuai dengan Code of Conduct dan budaya kerja, guna
mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik. Oleh karena itu, Bank telah membangun Whistleblowing System (WBS).
WBS merupakan bagian dari sistem pengendalian intern dalam mencegah terjadinya praktik penyimpangan dan bertujuan
untuk media bagi saksi pelapor untuk menyampaikan informasi mengenai tindakan pelanggaran yang diindikasi terjadi di dalam
suatu perusahaan.
• Melakukan deteksi dini dan pencegahan terhadap terjadinya penyimpangan ataupun pelanggaran;
• Secara bertahap menciptakan iklim kerja yang terbuka, tulus, jujur dan bertanggung jawab.
Setiap pegawai dapat menyampaikan informasi adanya dugaan terjadinya fraud dengan mempergunakan media yang telah
disediakan, baik telpon, sms, fax, email maupun yang lainnya. Untuk peningkatan pelayanan pengaduan dan upaya menjaga
kerahasian, pada tahun 2017 sarana pelaporan disederhanakan dengan hanya mempergunakan satu media yaitu Letter to CEO
(LTC) melalui e-mail ltc@bankmantap.co.id.
Semua laporan dugaan pelanggaran (fraud) yang disampaikan akan dijamin kerahasiaan dan keamanannya oleh Bank dan
pelapor (whistleblower) dijamin haknya untuk memperoleh informasi mengenai status tindak lanjut atas laporannya. Pada
tahun 2019 terdapat 1 (satu) surat pengaduan melalui sarana Letter To CEO (LTC) tanggal 21 Agustus 2019 yang diwakilkan dari
Lembaga Bantuan Mediasi Nasabah, yang menyebutkan nasabah tersebut menjadi “bermasalah/macet” karena gajinya telah
dimutasi bayar kepada Bank Mantap. Dari hasil investigasi tidak terbukti adanya pembiaran kecurangan (fraud) oleh internal
Bank maupun Bank Mantap sebagai sumber masalah atas debitur macet tersebut.
pelaksanaan CGPI dengan skor mencapai 85.80, meningkat dari periode sebelumnya “Terpercaya” (Trusted) yang skornya 84.74.
Nama Jabatan
Josephus Koernianto Triprakoso Direktur Utama
Nurkholis Wahyudi Direktur Business
Paulus Endra Suyatna Direktur Compliance and Risk
Iwan Soeroto Direktur Information Tehnology and Operations
Komposisi Direksi saat ini dipandang efektif untuk memenuhi tuntutan bisnis, mewujudkan visi, misi dan sasaran strategis Bank
berdasarkan evaluasi dari pemegang saham dan rekomendasi Dewan Komisaris serta Komite Remunerasi dan Nominasi.
PENUTUP
Demikian, laporan tugas Direksi atas pelaksanaan usaha Bank Mantap selama tahun 2019. Direksi memberikan penghargaan
PROFIL DIREKSI
SUSUNAN
DIREKSI
2019
Direktur Utama
JOSEPHUS KOERNIANTO TRIPRAKOSO
Direktur Business
NURKHOLIS WAHYUDI
Warganegara : Indonesia
Riwayat Pendidikan :
Domisili : Jakarta
ĔĔ Sarjana Akuntansi dari Universitas Negeri Sebelas Maret (1991)
ĔĔ Magister Manajemen Akuntansi dari Universitas Persada Indonesia YAI (2001)
Sertifikasi :
Sertifikasi Manajemen Risiko Level 1 sampai dengan Level 5 di Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan Jakarta
Pengalaman Kerja :
ĔĔ Staf bagian akuntansi Urusan Akuntansi Keuangan Bank Bumi Daya (1996)
ĔĔ Kepala Seksi Pembukuan Valas Urusan Akuntansi Keuangan Bank Bumi Daya (1999)
ĔĔ Kepala Seksi Regional Retail Controller di Bank Mandiri (2000)
ĔĔ Kepala Seksi Analisa Profitabilitas (2001)
ĔĔ Profesional Staff MIS Strategy Performance Group Bank Mandiri (2003)
ĔĔ Team Leader Monitoring & Analisis Strategy Performance Group (2005)
ĔĔ Departement Head Controller Strategic Performance Group (2007)
ĔĔ Departement Head-Decision Support Micro & Retail Banking, Strategy and Perfomance Group (2009)
ĔĔ Deputy Regional Manager Wilayah Bandung (2013)
ĔĔ General Manager Bank Mandiri Kantor Cabang Dili (2015)
ĔĔ Periode I – 15 Mei 2015 sampai dengan 19 Maret 2018 Tidak memiliki saham di Bank Mantap
ĔĔ Periode II – 19 Maret 2018 sampai dengan 2021
NURKHOLIS WAHYUDI
Direktur Business
43 KEBUMEN 1976
tahun
Warganegara : Indonesia
Riwayat Pendidikan :
Domisili : Jakarta
Sarjana Sosial Ekonomi Perikanan dari Universitas Brawijaya (2000)
Sertifikasi :
Sertifikasi Risk Management Level 1 sampai dengan Level 5 BSMR dan LSPP di Jakarta (2007-2017)
Pengalaman Kerja :
ĔĔ Customer Service Officer (CSO) di Bank Mandiri Regional Network Group (RNK) Mataram, Denpasar dan Malang (2004)
ĔĔ Retail Officer (RO), Marketing Officer (MO), Consumer Loan Collection Officer, Service Quality Liaison Officer (SQLO)-Regional
Network Group Bank Mandiri (2005)
ĔĔ Profesional Staf Sales and Monitoring Marketing- Small Business Group (2008)
ĔĔ Executive Assistant Direktur Micro and Retail Banking di tahun 2008
ĔĔ Asisten Staf Khusus Menteri Negara BUMN di tahun 2009
ĔĔ Cluster Manager Kediri – MBDC Surabaya (2011)
ĔĔ Department Head Business and Product Development Micro Business Development Group Bank Mandiri (2014)
ĔĔ Tim Transisi Bank Joint Venture (PT Bank Mandiri Taspen Pos) (2012-2015)
Warganegara : Indonesia
Riwayat Pendidikan :
Domisili : Jakarta
ĔĔ Sarjana Hukum dari Universitas Gadjah Mada (1989)
ĔĔ Magister Ekonomi Manajemen dari Universitas Padjajaran (1995)
Sertifikasi :
Sertifikasi Manajemen Risiko Level 5, Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan Jakarta
Pengalaman Kerja :
ĔĔ Pelaksana Biro Direksi pada PT Taspen (Persero) (1996)
ĔĔ Pelaksana Sekretariat Perusahaan (1997); Pelaksana Hukum (1999); Asisten Legal Officer (2004); Legal Officer
(2005); Senior Legal Officer (2008); Pj. Peneliti Madya (2009); Manajer Hukum (2012); Peneliti Utama (2014),
Kepala Desk Hukum (2015) seluruhnya pada PT Taspen (Persero)
ĔĔ Komisaris Bank Perkreditan Rakyat milik Dana Pensiun Taspen (2015)
ĔĔ Periode I – 15 Mei 2015 sampai dengan 19 Maret 2018 Tidak memiliki saham di Bank Mantap
ĔĔ Periode II – 19 Maret 2018 sampai dengan 2021
IWAN SOEROTO
Direktur Information Tehnology and Operations
53 JAKARTA 3 MEI 1966
tahun
Warganegara : Indonesia
Riwayat Pendidikan ::
Domisili : Jakarta
ĔĔ Manajemen Informatika dari STMIK Kuwera Jakarta (1996)
ĔĔ Magister Manajemen dari Universitas Dokter Soetomo pada tahun (2004)
Sertifikasi :
Sertifikasi Manajemen Risiko Level 5, Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan Jakarta
Pengalaman Kerja :
ĔĔ Calon Pegawai Biro Pengolahan Data Elektronik di PT Taspen (1987)
ĔĔ Pegawai Sementara Biro Pengolahan Data Elektronik di PT Taspen (1988)
ĔĔ Pegawai Tetap Biro Pengolahan Data Elektronik PT Taspen (1990)
ĔĔ Pranata Komputer Pratama, Staff Pengembangan Sistem Informasi di Taspen (1991)
ĔĔ Kepala Seksi Operasi Komputer di PT Taspen Kantor Pusat (1992)
ĔĔ Kepala Seksi Staff Pengembangan Sistem Informasi di PT Taspen Kantor Pusat (1995)
ĔĔ Pranata Komputer Muda Staff Pengembangan Sistem Informasi di PT Taspen Kantor Pusat (1996)
ĔĔ Asman Administrasi SDM di PT Taspen Kantor Pusat (1997)
ĔĔ PJ Kepala Bidang Sistem Informasi di PT Taspen Cabang Semarang (2002)
ĔĔ Kepala Bidang Sistem Informasi di PT Taspen Cabang Semarang (2003)
ĔĔ Manajer Pengembangan SDM di PT Taspen Kantor Pusat (2005)
ĔĔ Wakil Kepala Cabang Utama di PT Taspen Cabang Makassar (2010)
ĔĔ Wakil Kepala Cabang Utama di PT Taspen Cabang Surabaya (2012)
ĔĔ Kepala Cabang Utama di PT Taspen Cabang Semarang (2014)
ĔĔ Sekretaris Perusahaan di PT Taspen Kantor Pusat (2014)
Jabatan Rangkap
Dasar Hukum Pengangkatan : Tidak memiliki rangkap jabatan di perusahaan maupun
Diangkat sebagai Direktur Information Tehnology and lembaga lain
Operations Bank Mantap sejak 9 Oktober 2017 berdasarkan
Hubungan Afiliasi
akta keputusan RUPS No. 18 tahun 2017, dan telah lulus fit and
proper test OJK pada tanggal 31 Juli 2018 Tidak memiliki hubungan afiliasi baik dengan anggota
Direksi, anggota Dewan Komisaris lainnya maupun dengan
Periode Menjabat pemegang saham pengendali dan utama
Periode I – 9 Oktober 2017 sampai dengan 2021
Kepemilikan Saham
Tidak memiliki saham di Bank Mantap
Warganegara : Indonesia
Riwayat Pendidikan :
Domisili : Jakarta
Sarjana Ilmu Sosial Politik dari Universitas Airlangga (2001)
Sertifikasi :
Sertifikasi Risk Management Level 1 sampai dengan Level 5 BSMR dan LSPP di Jakarta (2012-2018)
Pengalaman Kerja :
ĔĔ ODP Human Resources Unit Performance, Polices & Procedure di Bank Mandiri (2003)
ĔĔ Customer Service Officer dengan penugasan di beberapa jaringan Kantor Bank Mandiri di Makassar dan Jakarta (2003-2005)
ĔĔ Cash Outlet Officer dengan daerah penugasan di beberapa jaringan kantor Bank Mandiri di Jakarta (2005-2006)
ĔĔ Spoke Manager Kelas 3 Jakarta Network Group Regional Office III di Bank Mandiri Jakarta Kota (2006)
ĔĔ Cash Outlet Manager Jakarta Network Group Regional Office III di Bank Mandiri Jakarta Kota (2008)
ĔĔ Retail Branch Manager Jakarta Network Group Regional Office III di Bnak Mandiri Jakarta Kota (2009)
ĔĔ Branch Manager Jakarta Network Group Regional Office III di Bank Mandiri Jakarta Kota(2010)
ĔĔ Branch Manager Jakarta Network Group Regional Office IV di Bank Mandiri Jakarta Thamrin (2011)
ĔĔ Business Development Manager/ Jakarta Network Group Regional Office III di Bank Mandiri Jakarta Kota (2013)
ĔĔ DH ATM Business/Electronic Banking Group ATM Business di Bank Mandiri (2014)
ĔĔ DH E-Network Development/Transaction Banking Retail Group E-Network Development di Bank Mandiri (2015)
ĔĔ DH Working Capital/ Transaction Banking Product Development Group Working Capital di Bank Mandiri (2018)
DEWAN KOMISARIS
ABDUL RACHMAN
Komisaris Utama
DIREKSI
48 Brand Perusahaan
52 Bidang Usaha
61 Struktur Organisasi
72 Profil Karyawan
IDENTITAS PERUSAHAAN
Nama Perusahaan
PT Bank Mandiri Taspen
Nama Branding
Bank Mantap
Alamat Kantor Pusat Perusahaan
Graha Mandiri Taspen
Jl. Cikini Raya No.42, RT.16/RW.5, Cikini,
Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10330 - Indonesia
Bidang Usaha
Perbankan
Tanggal Pendirian
3 November 1992
Dasar Hukum Pendirian
Didirikan berdasarkan akta No.4 Tanggal 3 November 1992
dihadapan Notaris Ida Bagus Alit Sudiatmika, SH, dan telah
memperoleh keputusan Menteri Kehakiman Republik
Indonesia tanggal 2 Juni 1993 No.C2-4581 HT.01.01.TH93
Kepemilikan
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., 51,077%
PT Taspen (Persero), 48,416%
Ida Bagus Made Putra Jandhana, 0,507%
Modal Dasar
Rp. 751.702.509.000,-
Modal ditempatkan dan disetor penuh
Rp. 751.307.459.000,-
Pencatatan di Bursa Efek Indonesia
Perusahaan Tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan
menerbitkan obligasi, efektif tanggal 21 Juni 2017 dan Obligasi
Berkelanjutan Tahap I, efektif tanggal 18 November 2019
Kode Emiten
BMTP
Data Anak Perusahaan
www.bankmantap
-
Jumlah Jaringan Kantor
corporate.secreta
415 kantor
Jumlah Karyawan
Mantap Call 1402
2.700 orang
BRAND PERUSAHAAN
Corporate Brand Philosophy merupakan filosofi dasar yang BRAND PERSONALITY
menggambarkan elemen-elemen dari brand identitas Bank
Mantap. Corporate Brand Philosophy disusun sebagai kerangka Brand Personality menggambarkan seperti apa Bank Mantap
acuan bagi seluruh Jajaran Bank dalam mengaplikasikan ingin dikenal oleh dunia luar yaitu nasabah dan stakeholders.
brand identitas Bank Mantap secara tepat dan konsisten untuk Brand Personality diterjemahkan dari nilai budaya perusahaan
menciptakan brand experience yang berkualitas bagi seluruh dan Perilaku Utama Bank Mantap serta divisualisasikan ke
stakeholders sehingga menghasilkan brand yang sustain. dalam beberapa karakter sebagai berikut:
1. Passionate
Logo mark berupa gelombang Merupakan warna dari Bank Mandiri yang menunjukkan
emas cair merupakan simbol rasa nyaman, tenang, menyejukkan, stabilitas
dari kekayaan finansial di Asia (Command, memimpin) dan serius (Respect) serta tahan
dimana lengkungan emas uji (Reliable), dapat dipercaya, kehormatan yang tinggi
sebagai metamorfosa dari sifat (Trust, Integrity), Simbol dari spesialis (Profesionalism).
agile, progresif, pandangan ke
depan, Excellence, fleksibilitas
serta ketangguhan atas segala
kemungkinan yang akan datang.
G dan kepribadian
yang rendah hati
O
(menunjukkan
keinginan yang besar
untuk melayani
dengan rendah hati/
G
TYP
Customer Focus).
O
“Mitra Terbaik
Menjadi
Terpercaya dalam
dan
VISI
Memberdayakan dan
Mensejahterakan
”
ĔĔ Menciptakan pertumbuhan bisnis
dan kesejahteraan melalui
produk dan layanan
keuangan terbaik
ĔĔ Fokus Pada Kebutuhan
UMKM dan Pensiunan
MISI
dengan menyelaraskan
kepentingan ekonomi, sosial
dan lingkungan
GUH
G MEMBERIKAN HASIL
TAN
YANG TERBAIK
AL
PE TIM
OP
RI AL KOMPETEN DAN
L F ESIO
N
DAPAT DIPERCAYA
PRO
AK
UU
I MELAYANI
TAM
PEDUL
DENGAN HATI
A
UE
S baru, terus belajar menjadi yang
terbaik
PR
OF
ES
ION
AL dalam hal apapun selalu berupaya
memberikan kinerja yang melampaui
PED
limit)
BIDANG USAHA
KEGIATAN USAHA PRODUK DAN JASA
Sesuai dengan Anggaran Dasar Pasal 3, Bank Mantap PRODUK DANA
menetapkan maksud dan tujuan perusahaan adalah
• Tabungan siMantap
melakukan usaha dalam bidang perbankan, dengan demikian
sesuai dengan pasal 3, maka Bank Mantap dapat melaksanakan Tabungan untuk nasabah perorangan atau badan usaha
kegiatan usaha sebagai berikut : dengan suku bunga kompetitif yang dihitung secara
harian. Tabungan ini dilengkapi dengan fasilitas ATM yang
a. M
enghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
dapat ditransaksikan di seluruh mesin ATM Bank Mandiri.
simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat
deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang • Tabungan siMantap Pensiun
dipersamakan dengan itu; Tabungan untuk nasabah pensiunan sebagai sarana
b. M
emberikan kredit; untuk menampung uang pensiunan dan gaji pensiunan
c. Menerbitkan surat pengakuan hutang; setiap bulannya atas penunjukan Bank Mantap sebagai
Bank juru bayar gaji pensiunan. Sebagai bentuk apresiasi
d. M
embeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri
kepada nasabah pensiunan, tabungan ini dibebaskan dari
maupun untuk kepentingan dan atas perintah
biaya administrasi dan dibebas saldo minimum dan tetap
nasabahnya :
memperoleh bunga tabungan yang dihitung secara
• Surat-surat wesel termasuk wesel dan akseptasi oleh
harian.
bank yang masa berlakunya tidak lebih daripada
kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud; • Tabungan siMantap Berjangka (TSB)
• Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya Tabungan berjangka dengan setoran wajib setiap bulan
yang masa berlakunya tidak lebih daripada kebiasaan denganmjangka waktu yang fleksibel dengan tingkat
dalam perdagangan surat-surat dimaksud; bunga yang lebih tinggi dari tabungan lainnya. Bertujuan
• Kertas perbendaharaan Negara dan surat jaminan untuk memberi kesempatan kepada nasabah untuk
pemerintah; menyisihkan uangnya setiap bulan sehingga pada jangka
• Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Obligasi; waktu yang telah ditetapkan, dana yang terkumpul dapat
• Surat dagang berjangka waktu sesuai sampai dengan dimanfaatkan sesuai rencana
1 (satu) tahun, memindahkan uang baik untuk
kepentingan sendiri maupun kepentingan nasabah; • TabunganKu
e. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat-surat TabunganKu adalah tabungan untuk perorangan Warga
berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antara Negara Indonesia dengan persyaratan mudah dan ringan
pihak ketiga; yang diselenggarakan secara bersama oleh bank-bank di
Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta
f. M
enyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
berharga;
g. M
elakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak • Deposito
lain berdasarkan suatu kontrak; Simpanan yang pencairannya hanya dapat dilakukan
h. M
elakukan penempatan dana dari nasabah kepada pada jangka waktu tertentu dan syarat-syarat tertentu.
nasabah lainnya dalam bentuk surat-surat berharga yang Deposito Bank Mantap adalah simpanan berjangka dalam
tidak tercatat di Bursa Efek; mata uang Rupiah dengan bunga menarik dan beragam
keuntungan lainnya.
i. M
embeli melalui pelelangan, agunan baik semua maupun
sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya • Giro
kepada bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli Dana pihak ketiga dalam Rupiah yang penarikannya
tersebut wajib dicairkan secepatnya; dan dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,
j. M
elakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya sesuai
kegiatan wali amanat. ketentuan yang ditetapkan Bank Mantap
Bank memperoleh izin usaha sebagai Bank Umum berdasarkan PRODUK KREDIT
Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. • Kredit Mantap Pensiun (KMP)
77/KMK.017/1994 tanggal 10 Maret 1994 dan Surat Keputusan
Kredit Mantap Pensiun (KMP) adalah kredit yang diberikan
Bank Indonesia No.27/63/UPBD/PBD2 tanggal 11 Mei 1994
kepada pensiunan untuk tujuan konsumtif multiguna
perihal Pemberian Izin Usaha Bank Umum.
dengan angsuran tetap mencakup pokok dan bunga
dimana angsuran dibayar selama periode tertentu sesuai
KEGIATAN USAHA YANG DIJALANKAN dengan yang diperjanjikan dengan sumber pembayaran
Kegiatan usaha yang dijalankan oleh Bank Mantap sesuai dari gaji pensiun bulanan.
dengan Anggaran Dasar Perusahaan Bank Mantap.
KF Grand
Distribution KC KCP KFNO KK MMK
UMK Total
Distribution 1 10 11 26 10 37 94
Distribution 2 6 8 20 16 26 76
Distribution 3 13 10 42 25 55 145
Distribution 4 12 31 7 14 12 24 100
Grand Total 41 60 7 102 63 142 415
DI
DI
DI
N
1 KANTOR
WILAYAH
PUSAT
10 KANTOR
CABANG 6 KANTOR
CABANG 13 KANTOR
CABANG 12 KANTOR
CABANG
11 KANTOR
CABANG
PEMBANTU
8 KANTOR
CABANG
PEMBANTU
10 KANTOR
CABANG
PEMBANTU
31 KANTOR
CABANG
PEMBANTU
10 KANTOR KAS 16 KANTOR KAS 25 KANTOR KAS 12 KANTOR KAS
KANTOR CABANG
BANDA ACEH PALEMBANG PURWOKERTO
Jl. Dr. Mr. T.H. Muhammad Hasan Komplek Ruko Ario Kemuning 1, RT 003, Ruko Eks Nusantara No. 2 dan 3
Desa Sukadamai, Kec. Lueng Bata, RW 002, Kel. Ario Kemuning, Jl. Jenderal Sudirman, Kel. Kranji,
Banda Aceh Kec.Kemuning, Palembang Kec. Purwokerto Timur, Banyumas,
Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Sumatera Selatan Jawa Tengah
Telp : 0651-8011454 Telp : 0711-5614335, 5614336, Telp : 0281-6512927, 6512934,
Fax : 0651-18011944 0711- 5614337,5614339 0281-6512966, 7771123
Fax : 0711-5614338 Fax : 0281-7771011
PEMATANGSIANTAR
Jl. Sutomo, Kel. Proklamasi, BANDAR LAMPUNG PEKALONGAN
Kec. Siantar Barat, Pematangsiantar Jl. Diponogoro Nomor 71, Jl. Hayam Wuruk No.15 Kel. Bendan,
Sumatera Utara Kel. Kupang Teba, Kec. Teluk Betung Kec. Pekalongan Barat, Pekalongan,
Telp : 0622-7354857, 7354858, Utara, Kota Bandar Lampung, Lampung Jawa Tengah
0622-7354856, 7354859 Telp : 0721-5603335, 5603334, Telp : 0285-4151160, 4151161,
Fax : 0622-7354853 0721-5603342, 5603344 0285-4151162, 4151158
Fax : 0721-5606621 Fax : 0285-4151159
MEDAN
Gedung Taspen SERANG SURAKARTA
Jl. Jend. Gatot Subroto, No. 99 Jl. Ahmad Yani No. 33 Kel. Cimuncang, Jl. Slamet Riyadi No. 540 Kel. Kerten,
Medan, Sumatera Utara Kec. Serang, Kota Serang, Banten Kec. Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah
Telp : 061 - 80442027, 80441373, Telp : 0254-204426, 213638, 213604, Telp : 0271-7462604,746205, 7462606,
80441568, 80442476, 80442184 0254-2213564 0271-721878
Fax : 0254-213581 Fax : 0271-721278
PADANG
Jl. Proklamasi No. 51 C-D JAKARTA SEMARANG
Kel. Alang Laweh, Kec. Padang Selatan, Jl. Cikini Raya No. 42, Kel. Cikini, MT. Haryono No. 878, Semarang
Padang, Sumatera Barat Kec. Menteng, Jakarta Pusat Jawa Tengah
Telp : 0751-37581,37583 Telp : 021-3919161, 3919162, 3919163 Telp : 024-76585382, 76585383,
Fax : 0751-37582 Fax : 021-3919173 024- 76585384, 76585385
Fax : 024-76585381
PEKANBARU BEKASI
Jl. Sudirman, Kel. Tangkerang Tengah, Kawasan CBD Bekasi Town Square YOGYAKARTA
Kec. Marpoyan Damai, Pekanbaru, Riau Blok G No 25 dan 26 Jl. Kusumanegara No. 14, Kel.Tahunan,
Telp : 0761-8411303, 8411304, Jl. Cut Meutia, Margahayu, Kec.Umbulharjo, Yogyakarta,
8411308, 8411298 Kec. Bekasi Timur, Bekasi, Jawa Barat DIY Yogyakarta
Fax : 0761-8411124 Telp : 021-22012153 Telp : 0274 - 380265, 380642, 386240
Fax : 021-22012157 Fax : 0274-450085
TANJUNGPINANG
Komplek Pinlang Mas Bintan Center, Jl. CIREBON KEDIRI
D.I. Panjaitan KM 9, Batu IX, Jl. Dokter Wahidin Sudirohusodo No.51 Jl Brawijaya 29-29A Kel. Pakelan, Kec.
Kec. Tanjungpinang Timur, Kota Cirebon, Jawa Barat Kediri, Kediri, Jawa timur
Tanjung Pinang, Kepulauan Riau Telp : 0231-204835,237497, 237498, Telp : 0354-672878, 672578
Telp : 0771-4445641 0231-237499 Fax : 0354-673763
Fax : 0231-200299
JAMBI SURABAYA
Jl. Hayam Wuruk RT 002, TASIKMALAYA Jl. Kebon Rojo No.10 Kel. Krembangan
Kel. Talang Jauh, Kec. Jelutung, Perum Grand Juanda Town House Kav. Selatan Kec. Krembangan, Surabaya,
Kota Jambi, Jambi No.1-2, Jl. Ir. H. Juanda, Kel. Sukamulya, Jawa Timur
Telp : 0741-20158, 20102 Kec. Bungursari, Tasikmalaya, Jawa Barat Telp : 031 - 3559484, 3559485,
Telp : 0265-7522386, 7522388, 3559486, 3559487
BENGKULU 0265-7522380, 7522379 Fax : 031-3559480
Jl. Sudirman, Kel. Pintu Batu, Fax : 0265-7522390
Kec.Teluk Segara, Kota Bengkulu MALANG
Bengkulu BANDUNG Jl. Kauman 22 Kavling A,B,C Kel.Kauman,
Telp : 0736-7324498, 7324497 Jl. Diponegoro No. 23 Bandung Kec. Klojen, Malang, Jawa Timur
Fax : 0736-7324492 Jawa Barat Telp : 0341-368907, 368910, 368918
Telp : 022-7333250 Fax : 0341-368926
Fax : 022-7333242
Dewan Komisaris
Komite DIREKTUR UTAMA
Komite Komite Pemantau
Renumerasi &
Audit Risiko Josephus K. Triprakoso
Nominasi
Compliance
IT & Operations Business & Risk
SEVP Finance, Retail
Iwan Soeroto Nurkholis Wahyudi & Digital Banking Paulus Endra Suyatna
Distribution &
Internal Audit IT Operation Portfolio SPM & Accounting Compliance
Management
Ardi Purboyo Aries Fajar Kurnia Djuniarsa Sidartha Aditya Subiyanto Jhon Rico Harry Pangaribuan
Institutional
Disruption Network
Micro Business Banking & Wealth Risk Management
Office Development
Management
Ari Wibowo Fahmuddin Edy Hadi Bhakti Sahala Amos Anak Agung Gede Anom
Procurement &
Credit Operation Treasury Asset
Management
Sang Ketut Miasa Mugihadi Usman Antonius Boedi Soerjantoro
Komite Risk
Komite IT Komite Kredit Komite ALCO
Management
Directorat SEVP Division
Ardi Purboyo
Kepala Divisi Internal Audit
59 PEKALONGAN 1960
tahun
Warganegara : Indonesia
Domisili : Jakarta
Riwayat Pendidikan :
ĔĔ Sarjana Ekonomi Akuntansi dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YAI (1991)
ĔĔ Magister Manajemen dari Universitas Trisakti (2000)
Pengalaman Kerja :
ĔĔ Asisten Auditor di PT. Bank Dagang Negara (1985)
ĔĔ Team Leader di Treasury & Financial Institution Audit PT Bank Mandiri
(Persero), Tbk (2009-2011)
ĔĔ Project Manager setingkat Division Head - Operational Risk Management di
PT Bank Syariah Mandiri (2011-2014)
ĔĔ Specialist Risk Management Audit PT Bank Mandiri (Persero), Tbk (2014-2015)
ĔĔ Division Head Internal Audit PT Bank Mandiri Taspen (2016 – sekarang)
Dasar Hukum Pengangkatan :
Menjabat sebagai Kepala Divisi Internal Audit sejak 1 Februari 2016 berdasarkan
Surat Keputusan No. SKD.CHC/0009.A/2016 tanggal 1 Februari 2016
Didi Pamungkas
Kepala Divisi Risk Business Control
47 TEGAL 1972
tahun
Warganegara : Indonesia
Domisili : Jakarta
Riwayat Pendidikan :
Sarjana Akuntansi dari Universitas Diponegoro Semarang pada (1997)
Pengalaman Kerja :
ĔĔ Auditor di PT Bank Mandiri (Persero)Tbk (2006)
ĔĔ Team Leader RIC di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk(2006-2010)
ĔĔ RBC Manager di PT Bank Mandiri (Persero)Tbk (2010-2015)
ĔĔ Department Head di PT Bank Mandiri (Persero)Tbk(2015-2017
ĔĔ Division Head di PT Bank Mandiri Taspen (02 Januari 2018- Sekarang)
Dasar Hukum Pengangkatan :
Menjabat sebagai Kepala Divisi Risk Business Control sejak 08 Januari 2018
berdasarkan Surat Keputusan No. SKD.CHC/007/2018 tanggal 04 Januari 2018
Nana Supriatna
Kepala Divisi Pension and Loyalty Management
60 GARUT 1959
tahun
Warganegara : Indonesia
Domisili : Jakarta
Riwayat Pendidikan :
ĔĔ Sarjana Akuntansi dari Universitas Borobudur (1994)
Pengalaman Kerja :
ĔĔ Kepala Bidang, PT Taspen (Persero) (1999-2004)
ĔĔ Manager Sekretariatan & Pengamanan, PT Taspen (Persero), (2004-2008)
ĔĔ Wakil Kepala Cabang Utama, PT Taspen (Persero)(2008-2011)
ĔĔ Senior System Analyst, PT Taspen (Persero)(2011-2013)
ĔĔ Kepala Cabang, PT Taspen (Persero)(2013-2015)
ĔĔ Division Head Pension & Loyalty Management (2015-Sekarang)
Dasar Hukum Pengangkatan :
Menjabat sebagai Kepala Divisi Pension & Loyalty Management sejak 3 Agustus
2015 berdasarkan Surat Keputusan No. 0297/KP-DIR/SK/DCLHC/ BSHB/VIII/2015
tanggal 3 Agustus 2015
Djuniarsa Sidartha
Kepala Divisi Distribution and Portofolio Management
54 KUNINGAN 1965
tahun
Warganegara : Indonesia
Domisili : Jakarta
Riwayat Pendidikan :
ĔĔ Sarjana Ekonomi Manajemen dari Universitas Bandung pada (1992)
Pengalaman Kerja :
ĔĔ Assistant Manager Officer di Bapindo (1991 – 1999
ĔĔ Assistant Manager Officer di PT Bank Mandiri (Persero), Tbk (1999 – 2001)
ĔĔ Cluster Manager di PT Bank Mandiri (Persero), Tbk (2001 – 2012)
ĔĔ Buss Support Manager di PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. (2012 – 2015)
ĔĔ Division Head Credit Operation di PT Bank Mandiri Taspen.
(November 2016 – 2019)
ĔĔ Division Head Distribution and Portofolio Management di Bank Mandiri
Taspen (2019-sekarang
Dasar Hukum Pengangkatan :
Menjabat sebagai Kepala Divisi Central & Credit Operation sejak 15 Agustus
2016 berdasarkan Surat Keputusan No. SKD.CHC/0180.2016 tanggal 15 agustus
2016
Joko Suseno
Kepala Divisi Central Operation /PJ. Divisi Network Development
52 PEMATANG SIANTAR 1967
tahun
Warganegara : Indonesia
Domisili : Jakarta
Riwayat Pendidikan :
ĔĔ Sarjana Finance dari STMB (2003)
Pengalaman Kerja :
ĔĔ PT Pos Indonesia (1989-2015)
ĔĔ PT Medexs Visi Medika (2016-2011)
ĔĔ Division Head Funding Management / Treasury di PT Bank Mandiri Taspen
(2015-2018)
ĔĔ Division Head Central Operation di PT Bank Mandiri Taspen (2018-Sekarang)
Dasar Hukum Pengangkatan :
Divisi Funding Management sejak 1 November 2016 berdasarkan Surat
Keputusan No. SKD.CHC/316A/2016 tanggal 1 November 2016
Mugihadi Usman
Kepala Divisi Treasury
57 BELITUNG 1962
tahun
Warganegara : Indonesia
Domisili : Jakarta
Riwayat Pendidikan :
ĔĔ Sarjana Pertanian dari Universitas Sriwijaya (1986)
Pengalaman Kerja :
ĔĔ Staf di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (1990-1996)
ĔĔ Officer di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (1999-2003)
ĔĔ Senior MM Daeler di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (2003-2005)
ĔĔ Team Leader RMT Makassar di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
ĔĔ CF Daeler Marketing di PT Bank Mandiri (Persero)Tbk (2011-2017)
ĔĔ Specialist di PT Bank Mandiri (Persero)Tbk (2017-2018)
ĔĔ Divison Head Treasury di PT Bank Mandiri Taspen (Maret 2018-Sekarang)
Dasar Hukum Pengangkatan :
Menjabat sebagai Kepala Divisi Treasury sejak 1 Maret 2018 berdasarkan Surat
Keputusan No. KEP.DIR/058/II/2018 tanggal 21 Februari 2018
PROFIL KARYAWAN
KOMPOSISI JUMLAH KARYAWAN BERDASARKAN LEVEL ORGANISASI
1,33%
500 25 500
22,52%
400 20 400
200 10 200
PERSENTASE
JUMLAH 100 5 100
KARYAWAN
0,37%
1,48% 2019
BERDASARKAN TAHUN
Non Grade
19 18 17
A
19 18 17
PP1 - PP3
19 18 17
LEVEL
ORGANISASI 100 5 100
200 10 200
1,11%
300 15 300
400 20 400
500 25 500
40,37%
25 500 25
20 10 400 20
15 300 15
10 5 200 10
5 100 5
5 100 5
10 5 200 10
15 300 15
20 10 400 20
25 500 25
1,96% 0,11%
6,04%
8,04%
11,26%
PERSENTASE
JUMLAH
KARYAWAN
2019
BERDASARKAN
TINGKAT
PENDIDIKAN
80,63%
2019
2018
2017
2000 1500 1000 500 500 1000 1500 2000
2019 2018
GENDER
Total % Total % Total %
LAKI-LAKI 1502 55,63 1397 56,72 1245 57,80
PEREMPUAN 1198 44,37 1066 43,28 909 42,20
Jumlah 2700 100,00 2463 100,00 2154 105,06
2019
2018
2017
2000 1500 1000 500 500 1000 1500 2000
1,67% 1,33%
2,93% 0,19%
5,30%
21,70%
11,52%
PERSENTASE
JUMLAH
KARYAWAN
2019
BERDASARKAN
USIA
16,52%
38,85%
Rincian Nama Dewan Komisaris dan Dewan Direktur yang memiliki Saham
Kelompok Pemegang Saham Masyarakat dengan Kepemilikan Saham Masing-masing Kurang dari 5%
51,08% 48,42%
Mandiri Mandiri
Mandiri
Capital Tunas
Inhealth
Indonesia Finance
Mandiri Bank
Kustodian Taspen PT Asuransi
International Mandiri Asrinda
Sentral Efek Properti Jiwa Taspen
Remittance Europe Arthasangga
Indonesia Indonesia (Taspen Life)
Sdn. Bhd. QQQ
Bank Mandiri
Mandiri
Syariah Utama
Sekuritas
Mandiri Finance
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2019 Bank Mantap belum mencatatkan sahamnya di bursa saham. Bank Mantap menjadi
perusahaan tercatat karena menerbitkan obligasi di tahun 2017 dan tahun 2019. Oleh karena itu, tidak terdapat informasi tentang
kronologis pencatatan saham
NOTARIS
I Gusti Ngurah Putra Wijaya, SH
Jalan Veteran 33 Denpasar, Denpasar-Bali,
Telp: 0361-228101, 0361-236132
Email: putra-wijaya@hotmail.com
ADVOKAT
Suryatin Lijaya, SH
Jalan Serma Kawi no. 11, Denpasar, Bali
Telp: (62) (361) 261938, 231060,
Fax: (62) (361) 231060
Email : suryatin@indosat.net.id
KONSULTAN HUKUM
Siahaan, Irdamis, Andarumi & Rekan (SIAR)
Satrio Tower, 12th Floor, JL. Prof. DR. Satrio Kav. C4,
Jakarta 12950 Indonesia
Telp: 021 2251 3689
Fax : 021 4704805
Email : info@siarlegal.com
28 Juni 2019
Bank Mantap memperoleh
Penghargaan Bank Terbaik 2019
dalam
Kategori Bank Umum Buku II
(Modal Inti Rp. 1 Triliun – Rp. 5 Triliun)
Versi Investor Award 2019
12 Juli 2019
Bank Mantap memperoleh
Penghargaan
Bank Umum Swasta Non – Devisa
Versi Anugerah Bisnis Indonesia
Award 2019
30 Agustus 2019
Bank Mantap memperoleh
Penghargaan
Info Bank Award 2019
Golden Throphy
”Sangat bagus 5 tahun berturut–turut”
28 November 2019
Bank Mantap memperoleh
Predikat Best Financial Performance
Bank 2019
Kategori Bank Umum Konvensional
dari TEMPO Financial Award
28 Nopember 2019
Bank Mantap memperoleh
Penghargaan sebagai
Bank Pendukung UMKM Terbaik
Bank Buku 1 & 2
dari Bank Indonesia Award
11 Desember 2019
Bank Mantap memperoleh
Penghargaan
CGPI dengan predikat Sangat
Terpercaya
PERISTIWA PENTING
08
JANUARI
HUT Bank Mantap
Pelepasan Umroh 23
JANUARI
24
FEBRUARI
Launching E-Oten & SBS
26
FEBRUARI
Launcing Mantap Mobile
11
MARET
Mantap Sales Championship
KPR Combo
(pembiayaan bersama KPR dengan Mandiri)
15
MARET
21
MARET
Launching Bank Pesepsi
Raker 11
APRIL
17
APRIL
Board Forum
02
MEI
24
MEI
Edukasi Perbankan
28
JUNI
Anugrah Bisnis Award
Investor Award 02
JULI
09
JULI
PKS dengan koprasi nusantara
12
AGUSTUS
Perayaan 17 Agustus Bank Mandiri
23
AGUSTUS
infobank award
Porseni Mandiri
29
AGUSTUS
6-8
SEPTEMBER
top bank 30
SEPTEMBER
02
OKTOBER
Edukasi Perbankan
top bank 11
OKTOBER
14
OKTOBER
Peresmian KCP Klungkung
23
OKTOBER
Mantap Frontliner Award
Investor Gathering
Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I
22
NOVEMBER
24
NOVEMBER
Tempo Award
27
NOVEMBER
28
NOVEMBER
AOP Award
Pelepasan Umroh
6-8
DESEMBER
CGPI Award
18
DESEMBER
Natal Bapekkris 21
DESEMBER
114 Remunerasi
Strategi manajemen sumber daya manusia menyelaraskan strategi SDM dengan arah, tujuan, misi organisasi melalui analisa dan
perencanaan secara sinambung.
Manajemen SDM meliputi menemukan talent terbaik; menyusun rencana pengembangan bagi pegawai; Coaching dan mentoring;
Motivasi pegawai untuk mencapai yang terbaik; Strategi pengembangan performance management.
Langkah awal untuk dapat mengimplementasikan strategi di atas adalah dengan melakukan brainstorming, mengumpulkan
data dari para stakeholders, customer, pegawai agar mendapatkan informasi apa yang mereka butuhkan dan harapkan. Hal
tersebut membantu mewujudkan visi organisasi dan seluruh pegawai. Analisa apa yang dirasakan pegawai saat ini dan apa yang
diharapkan beberapa tahun ke depan. Dengan demikian organisasi menemukan gap apa saja yang perlu diperbaiki. Demikian
pula halnya dengan eksisting pegawai, organisasi dapat melakukan assessment untuk menemukan gap yang harus dipenuhi,
khususnya mengenai kompetensi dan kapabilitas pegawai. Kita dapat memahami kondisi saat ini dan apa yang diharapkan agar
Bank mampu menyusun strategi bukan hanya menciptakan SDM unggul, melainkan juga membuat pegawai merasa terlibat dan
memiliki perusahaan (engagement).
Langkah berikutnya adalah menyiapkan berbagai alternatif (cara) pemenuhan kebutuhan SDM yang tepat dan analisa kebutuhan
yang sesuai perubahan dan perkembangan bisnis yang terjadi (capacity fulfllment). Program pengembangan pegawai
berkelanjutan mulai dari pegawai baru, pegawai eksisting maupun pegawai yang akan berakhir masa dinasnya. Pengembangan
disusun untuk semua level jabatan, baik di kantor pusat maupun di jaringan kantor atau lapangan (capability development). Hal
penting lainnya adalah melakukan evaluasi dan penyesuaian oganisasi, mengkaji kembali struktur dan setiap fungsi yang ada
dalam organisasi, menyelaraskan dengan kondisi saat ini atau minimal 1 (satu) tahun ke depan, agar lebih fleksibel, efektif dan
produktif (organizational development) menghadapi berbagai tantangan dan perubahan yang terjadi. Tak kalah pentingnya
adalah melakukan redesign atau menata ulang arsitektur SDM, menyamakan ‘frekuensi’ antara kantor pusat dengan seluruh
jaringan kantor (HR governance). Sebesar apapun organisasi selalu didukung oleh adanya implementasi nilai dan budaya
perusahaan yang baik, hal inilah yang perlu ditanamkan mulai dari jajaran paling atas sebagai role model sampai dengan jajaran
paling bawah, komitmen bersama untuk menjalankan nilai dan budaya perusahaan dalam seluruh aspek kehidupan organisasi
(change management).
Pembukaan ke-4 distribusi ini membuat lebih efektif seluruh proses bisnis dan operasional, dengan cakupan jaringan kantor
sebagai berikut:
1. Distribution 1 Medan, membawahi seluruh Jaringan Kantor Bank Mantap di Seluruh Pulau Sumatera, Batam dan Kepulauan
Riau, Bangka Belitung.
2. Distribution 2 Jakarta, membawahi seluruh Jaringan Kantor Bank Mantap di Serang, DKI Jakarta dan Jabar.
3. Distribution 3 Surabaya, membawahi seluruh Jaringan Kantor Bank Mantap di Jatim, Jabar, DI Yogyakarta dan seluruh Pulau
Kalimantan.
4. Distribution 4 Denpasar, membawahi seluruh Jaringan Kantor Bank Mantap di Bali, NTB, NTT, seluruh Pulau Sulawesi, Ambon
dan Maluku Utara, dan seluruh Pulau Jayapura.
Selain penyesuaian organisasi di jaringan kantor, terdapat beberapa penyesuaian organisasi di kantor pusat dalam rangka
mempersiapkan Bank menghadapi berbagai perubahan baik internal maupun eksternal organisasi, memperkuat bidang
teknologi informasi menuju era digital mengikuti perkembangan produk dan proses yang ada. Unit kerja Informasi dan Teknologi
dipecah menjadi 2, satu unit khusus menyusun strategi pengembangan aplikasi dan satu unit berfokus pada operasional dan
supporting. Unit kerja baru yang akan fokus mengembangkan produk digital adalah Retail & Digital Banking, unit ini merupakan
pengembangan dari unit kerja Institutional Banking & Wealth Management.
Dalam mempertimbangkan pengembangan karir pegawai mengacu pada Prudential Career Management Guideline sebagai
berikut:
1. Pegawai yang akan diusulkan untuk dikembangkan karirnya, harus diyakini telah memberikan kontribusi kinerja yang
konsisten dan berkesinambungan.
2. Pegawai tersebut harus diberikan perluasan tugas/fungsi/kewenangan. Proses perluasan tugas/fungsi/kewenangan ini dapat
dikompensasikan melalui kenaikan gaji yang memadai dengan memperhatikan salary range dan anggaran Biaya Tenaga Kerja
yang tersedia.
3. Pegawai yang telah berhasil dalam tugas barunya dapat dipindahkan ke bidang lain dalam rangka memperluas pengetahuannya.
Pengembangan karir pegawai dapat dimulai dari level yang paling awal maupun di level menengah. Pada saat pegawai diterima
sebagai pegawai pelaksana (level pemula), maka kepada pegawai pelaksana berprestasi yang memenuhi kriteria diberikan
kesempatan untuk promosi ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu sebagai pegawai pimpinan (ofcer) melalui program Staff
Development Program (SDP). Syarat minimal yang harus dipenuhi adalah masa kerja (minimal 3 tahun), nilai kinerja terakhir
minimal berada di Performance Level 3 (PL3) dengan Talent Criteria (TC) Critical Resources (CR), pendidikan minimal setera dengan
Sarjana/S1 dan tidak sedang terkena atau dalam masa pengenaan sanksi.
Pada 2019 dilaksanakan pula peserta SDP melalui jalur fast track yaitu jalur khusus yang perlu mendapatkan persetujuan
manajemen dengan jumlah sangat selektif. Kandidat terpilih tentunya harus memenuhi seluruh persyaratan minimal terlebih
dahulu dan memiliki added value yang tidak dimiliki oleh kandidat lain. Peserta jalur fast track ini dapat mengikuti pendidikan
SDP dan mengikuti seluruh rangkaian seleksi kecuali aptitude test. Setelah kandidat memenuhi syarat administrasi tersebut, maka
tahap selanjutnya adalah seleksi wawancara dengan Kepala Unit Kerja, aptitude test dan fnal interview oleh Direktur Bidang dan
atau Direktur Human Capital. Apabila seluruh tahapan tersebut berhasil dilalui maka kandidat akan mengikuti pendidikan SDP
selama jangka waktu tertentu. Setelah lulus pendidikan SDP, maka pegawai diberikan kesempatan untuk mengisi posisi level ofcer,
seperti misalnya Relationship Ofcer Pensiunan (ROP), Relationship Manager Retail, Micro Manager dan posisi back ofce lain yang
setingkat.
Pengembangan karir yang dimulai di level menengah berlaku untuk pegawai pimpinan yang memang sudah berada di level ofcer,
pegawai yang direkrut dari eksternal (experienced hire). Pengembangan karir pada level ini berdasarkan penilaian kinerja selama
pegawai berada di satu posisi, bagaimana konsistensi pegawai untuk mempertahankan kinerjanya dalam berbagai situasi. Selain
penilaian kuantitatif, sisi kualitatif pun menjadi salah satu bahan pertimbangan, misalnya bagaimana attitude, culture dan value
perusahaan telah dijalankan oleh pegawai dalam kehidupan sehari-hari. Ketika tersedia kesempatan untuk mengisi posisi yang
lebih tinggi maka pegawai terbaiklah (secara kuantitatif dan kualitatif ) yang pertama kali diberikan kesempatan.
Contoh pengembangan karir di level menengah adalah promosi pegawai yang berada di level Professional Staff (PS) menjadi
Team Leader (TL), Team Leader menjadi Kepala KCP (kelas yang lebih tinggi), Kepala KCP kelas menjadi Kepala Cabang, Operation
Manager menjadi Kepala Cabang, Kepala Cabang menjadi Distribution Head atau Operation Head di jaringan kantor.
Promosi pegawai di atas, baik dari level pelaksana maupun menengah juga mempertimbangkan Job Grade dan Individual
Grade. Unit kerja harus memastikan bahwa proses evaluasi untuk seluruh pegawai di jalankan dengan baik agar pelaksanaan
pengembangan karir pegawai dapat terlaksana sesuai Promotion Guidelines.
Alur pengembangan karir tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Pergerakan pegawai dari suatu jabatan ke jabatan lain merupakan kewenangan Bank dan diatur sebagai berikut:
a) Rotasi adalah perpindahan pegawai di dalam unit kerja yang sama.
b) Detasering adalah perpindahan pegawai antar unit kerja untuk jangka waktu tertentu.
c) Mutasi adalah perpindahan pegawai dari satu unit kerja ke unit kerja lainnya.
d) Promosi adalah perpindahan pegawai dari suatu jabatan ke jabatan lain dimana job grade di jabatan baru lebih tinggi daripada
job grade di jabatan yang lama. Prosedur promosi pegawai yang ditetapkan ke jabatan struktural serta penetapan ke jabatan
struktural dengan status PJ (Pejabat) dan penetapan defnitif
Pengembangan karir bagi level pemula yang berasal dari program Ofcer Development Program (ODP) dimulai dengan melakukan
rotasi, mutasi minimal ke 3 (tiga) bidang yang berbeda yaitu sales and service, internal control and risk serta operation sebelum
mereka dipromosikan menjadi kepala unit kerja. Rotasi/mutasi ini dilakukan dengan tujuan agar pada saat memimpin satu unit
kerja, para lulusan ODP dapat menjadi pemimpin yang lebih baik karena telah dibekali dengan pengetahuan yang lengkap dari
ketiga bidang tersebut.
Pertama, membuat program Ofcer Development Program (ODP) yang bersumber dari freshgraduate universitas negeri maupun
swasta dengan akreditasi baik. Adanya media sosial yang begitu beragam memudahkan Bank untuk menginformasikan
kesempatan program ini melalui media social yang dimiliki pegawai. Selain menarik para pelamar, informasi yang disebarluaskan
melalui media sosial ini sekaligus sebagai salah satu cara untuk mengenalkan brand perusahaan. Para kandidat dapat mengakses
e-rekrutmen Bank dan langsung dilakukan seleksi administrasi awal. Para kandidat/lamaran masuk dari universitas negeri menjadi
prioritas utama Bank.
Proses seleksi meliputi seleksi administrasi, wawancara awal, aptitude tes, wawancara dengan Direksi dan tes kesehatan. Terdapat
1 kelas Pendidikan ODP Bank Mantap Angkatan 4 Tahun 2019, dan pada tahun ini kelas ODP dijalankan paralel bersamaan dengan
Pendidikan Staff Development Program (SDP) yang berasal dari pegawai internal.
Persiapan modul dilakukan bersama secara sinergi antara Subject Matter Expert (SME) dari internal Bank Mantap dan expertise
dari Bank Mandiri serta pihak eksternal, demikian pula dengan para pengajar/trainer. Pendidikan ODP ini dibagi menjadi 3 (tiga)
tahapan yaitu training di kelas (classical training) termasuk 1 (satu) minggu pendidikan character building di Pusat Pendidikan
Ajudan Jenderal (Pusdik Ajen) di Lembang-Bandung, On the Job Training (OJT) di Cabang Bank Mantap selama lebih kurang 30
hari dan Kantor Pusat serta terakhir adalah ujian presentasi untuk menguji pemahaman peserta ODP atas apa yang telah dipelajari,
kemungkinan ide baru untuk memperbaiki proses, produk dan sistem yang ada serta implementasi atas teori/pengetahuan yang
didapat selama di kelas dan OJT.
Selain sumber eksternal dari ODP ada pula program baru yang menjadi alternatif pemenuhan SDM yaitu Associate Development
Program (ADP) atau program permagangan yang lebih dikenal dengan Mantap Associate (MA).
Program MA telah mendapatkan persetujuan dari Dinas Tenaga Kerja, yang memang menjadi salah satu program pemerintah
untuk menyerap tenaga kerja lulusan setara SMA/SMK. Bank menggunakan MA untuk mengisi kebutuhan frontliner yaitu customer
service dan teller dijaringan kantor.
Kedua, melakukan rekrutmen melalui referensi dari internal Bank, dari induk perusahaan (PT. Bank Mandiri dan PT. Taspen)
maupun dari referensi pegawai internal. Setiap pegawai dapat memberikan referensi kandidat yang memenuhi kriteria untuk
mengisi posisi yang dibutuhkan. Proses seleksi dengan cara ini dilakukan dengan cukup hati-hati, yaitu dengan melakukan referral
checking di perusahaan terdahulu agar catatan kinerja dan integritas dapat lebih terjaga.
Ketiga, melakukan rekrutmen melalui Experience Hire, untuk memenuhi tenaga siap pakai yang dibutuhkan Bank untuk
ditempatkan pada posisi-posisi strategis yang tidak terpenuhi dari internal SDM yang ada.
dapat ditindaklanjuti oleh unit kerja dan dapat diimplementasikan pada 2020.
Pada 2019 manajemen memberikan perhatian khusus untuk meningkatkan standar layanan yang khusus serta focus untuk
memenuhi ekspektasi dan kebutuhan pensiunanmenjadi kunci sukses Bank Mantap ke depan. Sesuai dengan Employee Value
Preposition kita yaitu : Bakti Kepada Orang Tua , Standar Layanan Bank Mantap harus dapat menjadi nilai unik yang memberikan
value added serta membedakan Bank Mantap dibandingkan Bank Kompetitor.
Semangat service excellence dan memberikan layanan terbaik harus menjadi budaya dan pedoman bekerja sehari-hari, khususnya
Kepala Unit, Distribution Head dan segenap jajaran Kepala Cabang sebagai role model bagi seluruh jajaran unit kerja, khususnya
teman-teman Frontliner yaitu Customer Service, Teller dan Security yang sehari-hari langsung berinteraksi dengan nasabah.
Selain melalui program pendidikan dan pelatihan, pengembangan kapasitas juga dilaksanakan melalui program job enrichment,
seperti misalnya dengan menempatkan pegawai di satu unit kerja atau jabatan dalam waktu tertentu atau dikenal dengan istilah
detasering. Salah satu contohnya adalah, memberikan kesempatan kepada pegawai talent yang akan dipromosikan sebagai
Kepala Cabang dengan detasering keluar daerah dan ikut mempersiapkan pembukaan cabang baru. Setelah diuji dan dinilai layak
untuk memimpin serta memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru, pegawai tersebut diberi kepercayaan untuk
memimpin cabang.
Job enlargement juga diberikan kepada pegawai berkinerja baik, dengan tujuan menguji kemampuan pegawai untuk menerima
tugas dan tanggung jawab lebih di level yang sama, mengoptimalkan kemampuannya dalam mengelola beragam tugas dan
tanggung jawab tambahan yang diberikan dan ketahanan terhadap pressure yang dihadapi.
Dari sisi sistem, Learning and development ditingkatkan dengan menyesuaikan beberapa kebijakan agar system berjalan lebih
efektif dan efsien serta tetap mengikuti ketentuan regulator atau perundang-undangan yang berlaku. Di antaranya adalah dengan
melengkapi Standar Pedoman Sumber Daya manusia dengan Pentunjuk Teknis SDM mengikuti arsitektur kebijakan yang berlaku
di Bank.
Selain kebijakan, Divisi Human Capital juga telah mengkaji kembali Competency Profile yang pernah disusun pada tahun
sebelumnya, disesuaikan dengan perubahan organisasi dan jabatan yang ada dalam organsiasi dan kelak digunakan sebagai
acuan dalam setiap proses kepegawaian. Competency profile ini merupakan perpaduan antara competency, skill, judgement and
attribute yang dibutuhkan oleh seorang pegawai untuk dapat menjalankan tugasnya secara efektif. Secara umum Competency
Profile disusun agar selaras dengan visi,misi dan value perusahaan; strategi dan tujuan organisasi; job role serta struktur organisasi.
Dalam penyusunannya, dibagi menjadi 3 (tiga) bagian besar yaitu Leadership Competencies, Core Competencies dan Functional
Competencies.
Competencies Profile ini akan digunakan oleh HC dan Manajemen dalam setiap proses kepegawaian, yaitu mulai dari rekrutmen
dan seleksi, pendidikan dan pengembangan, penilaian kinerja, kompensasi dan benefit, perencanaan karir, dan perencanaan SDM
(seperti ilustrasi di bawah ini).
HUBUNGAN KEPEGAWAIAN
Perselisihan di dalam perusahaan merupakan sesuatu yang amat mengganggu kegiatan operasional perusahaan, banyak hal yang
selalu menjadi pemicu permasalahan antara karyawan dan perusahaan, untuk itu perlunya suatu proses mediasi yang dilakukan
agar dapat meredam terjadinya perselisihan tersebut. Proses mediasi inilah yang kemudian disebut sebagai Hubungan Industrial.
Kegiatan Hubungan Industrial meliputi sekumpulan fenomena, baik di luar maupun di dalam tempat kerja yang berkaitan dengan
penetapan dan pengaturan hubungan ketenagakerjaan.
Divisi Human Capital menjaga, mengatur dan menyiapkan segala bentuk peraturan terkait dengan pengaturan hubungan
ketenagakerjaan, mengenai hak dan kewajiban pekerja melalui perjanjian kerja yang bersifat perorangan. Perjanjian kerja
ini dilakukan pada saat penerimaan pekerja, antara lain memuat ketentuan mengenai waktu pengangkatan, jabatan yang
bersangkutan, gaji (upah), fasilitas yang tersedia, tanggungjawab, uraian tugas, dan penempatan kerja. Di dalam perusahaan
pekerja dan pengusaha adalah dua pelaku utama dalan kegiatan industrial, sehingga keduanya mempunyai hak yang sama dan
sah untuk melindungi hal-hal yang dianggap sebagai kepentingan masing-masing, seperti tujuan, kelangsungan hidup dan
kemajuan perusahaan. Di sisi lain hubungan antar keduanya juga mempunyai potensi konfk, terutama apabila berkaitan dengan
persepsi atau interpretasi yang tidak sama tentang kepentingan masing-masing pihak.
Di dalam Undang-undang ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 pasal 16 disebutkan bahwa pengertian dari Hubungan Industrial
adalah sistem Hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsur
pengusaha, pekerja/buruh dan pemerintah didasarkan pada nilainilai Pancasila dan Undang-Undang 1945.
Pihak-pihak yang terkait di dalam hubungan ini terutama adalah pekerja, pengusaha, dan pemerintah yang kemudian diistilahkan
sebagai tripartit, dan pemerintah terlibat dalam hal-hal tertentu saja sebagai regulator.
Salah satu cara langkah yang telah dilakukan Bank untuk mengantisipasi terjadinya konflik, di antaranya adalah dengan
dibentuknya Tim Pertimbangan Kepegawaian (TPK). Salah satu tugas dan tanggung jawab TPK adalah ketika terjadi pelanggaran/
fraud atas hasil laporan temuan Audit, maka TPK wajib mengadakan pertemuan untuk membahas pelanggaran yang terjadi,
bobot pelanggaran, historis pelanggaran yang pernah terjadi, dan jenis sanksi yang pernah diberikan; hal ini diperlukan agar TPK
dapat mengambil keputusan yang tepat mengenai jenis dan bobot sanksi yang akan diberikan kepada pegawai.
Di lain pihak, untuk menjaga keharmonisan komunikasi dan hubungan antara manajemen dan pegawai, maka dibentuk Mantap
Club, selain sebagai cara menyalurkan bakat dan hobi para pegawai, organisasi ini juga dibentuk agar dapat menjadi sarana
komunikasi yang lebih informal antara manajemen dengan pegawai. Kunci utama keberhasilan menciptakan hubungan industrial
yang aman dan dinamis adalah komunikasi. Untuk memelihara komunikasi yang baik memang tidak mudah, dan diperlukan
perhatian secara khusus. Dengan terpeliharanya komunikasi yang teratur sebenarnya kedua belah pihak, pegawai/pekerja dan
pengusaha/ manajemen, akan dapat menarik manfaat besar.
dan menjadi lebih engage, sehingga mereka terpacu untuk senantiasa memberikan kinerja terbaik sekaligus memberi motivasi
bagi pegawai lainnya untuk berlomba menjadi yang terbaik pula. Kinerja baik sudah pasti akan menunjang pencapaian target
perusahaan. Event ini akan menjadi agenda culture perusahaan yang akan rutin dilaksanakan. Dalam Mantap Award terdapat 3
(tiga) event yang diselenggarakan yaitu Mantap Frontliner Championship, Mantap Innovation Award dan Mantap Best Employee.
Pencapaian target bisnis hanya dapat dicapai dengan kinerja terbaik dari para seluruh pegawai yang ada di dalamnya, baik di unit
kerja bisnis maupun support dan operasional. Kinerja yang baik tentunya didukung pula oleh corporate culture yang dimiliki dan
dilaksanakan secara konsisten dalam keseharian pegawai.
Culture terbentuk dari kebiasaan baik yang secara konsisten dilaksanakan sehingga akhirnya akan membentuk budaya yang
unik yang dapat menjadi cermin dari suatu perusahaan, yang dapat membedakan satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Mantap ingin menanamkan, bahwa seluruh pegawai diberikan keleluasaan untuk menuangkan ide inovasi dan kreatif sehingga
dapat memberikan perbaikan bagi Bank Mantap dari sisi manapun dan sebagai satu bentuk implementasi nilai budaya dan
perilaku utama insan bank Mantap yaitu Inovatif: “pembelajar dan selalu memberi yang terbaik”. Kelak, selain program unggulan
untuk para nasabah pensiunan, Mantap ingin memberikan “pelayanan” terbaik yang akan senantiasa diingat oleh nasabah.
Selain itu perusahaan pun menyediakan satu wadah agar pegawai dapat menyalurkan bakat dan hobinya dengan membentuk
Mantap Club, yang memiliki berbagai unit kegiatan seperti bersepeda (cycling), touring bagi motor biker, olah raga bulutangkis,
tenis meja, lari, kesenian dan kerohanian. Setiap unit kegiatan tersebut Secara berkala menyelenggarakan kegiatan, dan
secara tidak langsung akan membangun rasa kebersamaan, kekompakan, serta meningkatkan engagement pegawai. Melalui
Mantap Club pula berbagai kegiatan di luar perusahaan dapat dilakukan bersama dan menjadi representasi perusahaan seperti
perlombaan kejuaraan bulutangkis yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia, bersepeda atau touring Bersama dengan pegawai
BI dan Otoritas Jasa Keuangan.
Perusahaan sangat bergantung pada kinerja dan keberhasilan setiap pegawai dalam menjalankan pekerjaannya, dan ketika
kinerja menurun maka seringkali rendahnya engagement pegawai dianggap sebagai penyebab utama. Maka menjadi kewajiban
perusahaanlah untuk senantiasa menciptakan kreativitas kegiatan atau program untuk meningkatkan engagement dan kinerja
pegawai secara bersamaan.
Penghargaan-penghargaan kecil diberikan oleh manajemen kepada pegawai berprestasi seperti misalnya acara makan bersama
Direksi diberikan kepada pegawai di jaringan kantor yang berprestasi, atau kejutan-kejutan kecil yang diberikan oleh manajemen
kepada pegawai, pemberian hadiah berupa barang tertentu kepada seorang pegawai ketika berhasil memenuhi target khusus/
tambahan dengan limit waktu terbatas. Hal sederhana ini mampu meningkatkan engagement pegawai. Pegawai terbaik diberikan
kesempatan untuk memberikan sharing atas pengalaman/keberhasilan yang diraih, di unit kerja lain atau cabang lain, sekaligus
memberian kesempatan kepada pegawai untuk melatih berbicara di depan umum. Tidak ada yang meragukan bahwa employee
engagement adalah baik bagi produktivitas, di sisi lain kebanyakan pegawai akan engage di pekerjaannya ketika mampu
menunjukkan kinerja terbaik saat ini dan secara konsisten meningkatkan kemampuan serta memberikan nilai tambah atas kinerja/
suksenya suatu perusahaan. Kesuksesan berawal dari kinerja.
Bank Mantap menganggap ‘penghargan dan apresiasi’ adalah hal penting dalam engagement, karena berdampak pada talent
acqusition, turn over pegawai, company culture dan kinerja. Tidak semua top performer bekerja hanya demi uang, melainkan
juga karena beragam recognition yang diberikan perusahaan dan dapat mempengaruhi culture, perilaku, motivasi dan business
outcomes.
Penilaian secara panel juga dilakukan untuk memastikan kinerja dan kontribusi pegawai sesuai dengan harapan Bank. Pembagian
panel adalah sebagai berikut:
Pada periode akhir penilaian akan disusun rekapitulasi hasil penilaian seluruh pegawai dan dibuatkan distribusi normal. Divisi
Human Capital akan melakukan Analisa dan menyusun usulan kepada manajemen terkait nilai apresiasi yang akan diberikan
kepada pegawai disesuaikan dengan kemampuan Bank. Pada prinsipnya, apresiasi tertinggi akan diberikan kepada pegawai
berkinerja terbaik, sebaliknya pegawai dengan kontribusi terendah mungkin tidak merasakan hal tersebut.
Performance management merupakan proses perencanaan, monitoring dan revieu kinerja pegawai secara berkelanjutan, bagai
sebuah roda (seperti ilustrasi berikut).
Sejak 2017 Bank Mantap telah mengimplementasikan penilaian terhadap Unit Kerja, yaitu : exeed, meet, below, sehingga terhadap
setiap unit kerja dilakukan penilaian performance yang akan mempengaruhi pada penilaian individu pada unit kerja yang
bersangkutan.
Makna dari Budaya Bank Mantap adalah Memiliki Kinerja Unggul, Taat Aturan dan Sadar Risiko, dengan penjabaran perilaku
sebagai berikut:
3 unsur yang saling melengkapi dalam Budaya SEMPURNA
Employee Value Preposition sebagai perwujudan bhakti kepada orang tua
Culture of values merupakan 5 nilai budaya dan penjabaran 5 perilaku utama yang harus dilaksanakan oleh seluruh insan Bank
Mantap, yaitu:
Integritas : Menjaga dan menjunjung tinggi etika profesi
Integritas itu sendiri berasal dari kata Latin “integer”, yang berarti Sikap yang teguh mempertahankan prinsip , tidak
mau korupsi, dan menjadi dasar yang melekat pada diri sendiri sebagai nilai-nilai moral.
Positif : Bertanggung jawab dan bekerja akurat
Apa langkah yang harus dilakukan pegawai untuk menjadi pribadi yang selalu berpikir positif? Sikap dan kebiasaan
positif yang pegawai ciptakan dengan atau tanpa disadari akan memberikan energi untuk mengerjakan semua
kegiatan secara fokus.
Fokus : Berkerja tuntas
Agar pegawai bisa tetap fokus, maka hal pertama yang perlu dilakukan adalah memaknai dengan sungguh – sungguh
setiap kerja yang dikerjakan atau menjadi tanggung jawabnya, membuat dan memiliki komitmen jadwal kerja,
ciptakan ruang yang kondusif untuk bekerja.
Empati : Peduli dan proaktif
Empati adalah kemampuan untuk berbagi dan memahami emosi orang lain. Empati penting karena membantu
kita memahami perasaan orang lain sehingga kita bisa merespon situasi dengan tepat. Proaktif lebih dari sekedar
mengambil inisiatif. Bersikap proaktif berarti bertanggung jawab atas perilaku kita sendiri, baik di masa lalu, masa kini,
maupun masa mendatang.
Inovatif : Pembelajar dan selalu memberi yang terbaik
Inovatif sebagai “proses” dan/atau “hasil” pengembangan dan/atau pemanfaatan pengetahuan, keterampilan
(termasuk keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang dan/atau
jasa), proses, dan/atau sistem yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifkan.
Culture of excellence yang menjadi acuan dalam bekerja wajib dimiliki oleh pegawai kinerja unggul, taat aturan dan sadar risiko.
Filosof Budaya Mantap SEMPURNA adalah sebagai berikut :
TEKNOLOGI INFORMASI
Memasuki era modernisasi, Teknologi Informasi menjadi aspek terpenting dalam seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk
kegiatan bisnis. Banyak perusahaan yang dituntut untuk mengikuti perkembangan arus Teknologi Informasi yang semakin masif
agar perusahaan mampu meningkatkan kinerjanya di tengah persaingan bisnis yang semakin kompetitif. Di lingkungan Bank
Mantap Teknologi Informasi berperan penting dalam menjaga kelancaran proses bisnisnya, diantaranya untuk otomatisasi sistem
operasional pada core business.
Dalam rangka mencapai visi transformasi maka pengembangan TI Bank Mantap tetap mengedepankan tata kelola teknologi
informasi yang baik dan dilakukan dengan fokus pada manajemen risiko dalam pengelolaan operasional TI yang dapat
mengganggu kelancaran operasional Bank. Dalam rangka memenuhi tata kelola teknologi, maka Bank akan selalu memperhatikan
dan memastikan kecukupan kebijakan, standar, dan prosedur penggunaan teknologi informasi, kecukupan proses identifkasi,
pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko penggunaan teknologi informasi, serta dilakukannya sistem pengendalian
internal. Tata kelola teknologi informasi dilakukan dengan difokuskan pada manajemen risiko operasional terkait teknologi
informasi yang dapat mengganggu kelancaran operasional Bank.
Pentingnya dukungan TI sebagai salah satu enabler bisnis 2017-2021 mengacu kepada Corporate Plan merupakan dasar
dilakukannya enrichment terhadap sistem TI Bank Mantap. Penguatan TI yang dilakukan di 2017 - 2021 adalah sebagai berikut:
Secara garis besar rencana strategis dalam IT Blueprint Digital Banking 2018-2020 dituangkan dalam Highlevel Roadmap IT Strategy
2018-2020, sebagai berikut:
Rencana strategis teknologi informasi dalam rangka menunjang rencana pengembangan bisnis sesuai Road Map diatas adalah
sebagai berikut:
Tahun 2018 – Quick Win
Menuntaskan project - project TI sesuai inisiatif bisnis dan TI yang sedang berjalan.
Membangun standar platfom digitalisasi terpusat untuk meningkatkan kelincahan TI dalam mengembangkan sistem/aplikasi.
Fokus kepada improvement organisasi TI untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan sumberdaya/resources.
Melakukan capacity planning terhadap core banking
Dalam rangka mencapai visi transformasi maka pengembangan TI Bank Mantap tetap mengedepankan tata kelola teknologi
Tata kelola teknologi informasi dilakukan dengan difokuskan pada manajemen risiko operasional terkait Teknologi Informasi yang
dapat mengganggu kelancaran operasional Bank. Manajemen risiko TI meliputi hal-hal sebagai berikut:
Kecukupan Kebijakan, Standar, Dan Prosedur Penggunaan Teknologi Informasi
Pemenuhan terhadap aspek ini ditunjukkan bahwa Bank telah menyusun dan memenuhi kebutuhan terkait dengan hal-hal
berikut:
Kebijakan Teknologi Informasi
Standar dan Prosedur Pengendalian Operasional TI
Standar dan Prosedur Pengamanan TI
Standar dan Prosedur Manajemen Penggunaan Pihak Penyedia Jasa TI
Standar dan Prosedur Pengembangan Sistem TI
Standar dan Prosedur Pengembangan Sistem EUC
Standar dan Prosedur Problem Handling dan Hak Akses
Standar dan Prosedur Disaster Recovery Plan (DRP)
Kecukupan Proses Identifkasi, Pengukuran, Pemantauan, Dan Pengendalian Risiko Penggunaan Teknologi Informasi
Pemenuhan terhadap aspek ini ditunjukkan bahwa Bank telah melakukan identifkasi risiko terhadap:
Kompleksitas Teknologi Informasi
Perubahan/Pengembangan sistem
Kerentanan sistem TI terhadap ancaman dan serangan
Maturity system TI
Kegagalan sistem TI
Keandalan infrastruktur pendukung
Identifkasi tersebut telah dilakukan pengukuran, pemantauan sehingga dapat ditentukan langkah-langkah pengendalian untuk
Integration
Membangun standarisasi komunikasi antar aplikasi baik internal dan eksternal, dengan melakukan pengelompokan komunikasi
dan ketersediaan service yang dapat digunakan berulang atau bersamaan. Dalam keberagaman alur komunikasi internal akan
dikomunikasikan oleh Service Oriented Architecture (SOA) sementara alur komunikasi eksternal menggunakan SOA dan API
manajemen. Pemberlakuan standarisasi tersebut pun akan berlaku dengan kerjasama antar aplikasi berbasiskan host to host.
Security
Membangun dan memperkuat tingkat keamanan aplikasi dengan mengelompokkan fungsi dan penggunaan aplikasi berdasarkan
peruntukannya. Dilakukan melalui pembentukan standarisasi akses user dari sisi aplikasi dan pemanfaatan data yang digunakan,
sehingga proses yang terjadi akan termonitor dengan baik, mencegah penyalahgunaan oleh pihak yang tidak berwenang.
Fokus pengembangan Teknologi Informasi Bank Mandiri Taspen tahun 2018-2019 melalui IT Blueprint Digital Banking adalah
merupakan phase quickwin dan phase IT Foundation sejalan dengan Corporate dan Business Strategy Bank: Tahun 2018 – 2019
berada dalam fase Construction dalam road map Penguatan IT Bank Mantap. Beberapa inisiatif strategi pengembangan teknologi
informasi tahun 2018 – 2019 adalah sebagai berikut.
9 Licenses Microsoft Office for Annual License Microsoft for Users Perpanjangan Annual Iicense Microsoft Ofce
Operational Bank (MS LIC)
10 Core banking Capacity Planning Pengadaan jasa konsultasi Capacity Planning mesin Core Banking – IBM
(mesin) perhitungan kapasitas Core System AS400
banking dan seluruh environment
yang terhubung
11 Cyber Security Workshop Pelaksanaan workshop kejuruan Workshop kejuruan bidang cyber security
bidang cyber security
12 Maintenance Network - Provider Maintenance Jaringan Komunikasi Maintenance Jaringan Komunikasi Eksisting
Telco
13 Maintenance Hardware Maintenance perangkat server DC - Maintenance perangkat server DC -DRC dan
(included Perangkat Kerja DRC dan Seat Seat
Pegawai) Management perangkat end user, Management Perangkat end user, Nation
Nation wide Branch wide Branch Standarizations and High
Standarizations and High Availability Availability Fase Pertama 50 Cabang termasuk
Fase Pertama 50 email dan internet
Cabang termasuk email dan internet
14 Maintentance Software Maintenance license aplikasi Maintenance license aplikasi Eksisting
15 Integration System – SOA Pembangunan integrasi untuk SOA Enhancements (50 Services)
Enhancement Penambahan beberapa 1. BDS
target system baru sebanyak 50 2. LOS
service tambahan
untuk SOA
API Management Pembelian lisensi API Management beserta
Pengembangan Platform API Management,
IT Bank Mandiri Taspen dapat mempublish
API kepihak partner dengan memiliki
kemampuan mengontrol akses, monitoring
penggunakan, monitoring performance, dan
fungsi administrasi lainnya. Agar memperkuat
security dan
meningkatkan kemudahan bagi partner
untuk mengintegrasikan sistem ke Bank
Mandiri Taspen
21 Infrastructure Jasa Konsultasi Fasilitas Data Center Pengadaan jasa Konsultasi Review Fasilitas
Review Data
Center (Feasibility Study)
Konsultasi Review Core Banking Pengadaan jasa konsultasi perhitungan
Systems kapasitas Core banking dan seluruh
environment yang terhubung
22 IT Governance Blueprint Digital Banking 2019-2020 Pengadaan jasa konsultasi untuk pendetailan
Assistance roadmap Blueprint Digital Banking 2019-2020
Konsultasi untuk membangun Pengadaan jasa konsultasi untuk
Operations KPIs untuk OLA dan SLA membangun
Operations KPIs comprehensive monitoring
for OLA and SLA
Enterprise Architecture Blueprint Pengadaan jasa konsultasi untuk Enterprise
Refresh and Planning Architecture Blueprint Refresh and Planning
Develop Service Operations Pengadaan jasa konsultasi untuk
Framework and Transformation pengembangan
Service Operations Framework and
Transformation (Workshop / Process
Assessment, Overall Gap Analysis,
Improvement Plans - Short and Long term,
SOP enhancements, Socializations)
23 Integration Software Services Oriented Architecture (SOA) Pengadaan software yang digunakan sebagai
- JBOSS sistem terpusat yang dapat membuat,
mengatur dan mendeploy aplikasi sebagai
basis integrase antar sistem
Development and Operation Pengadaan platform yang dapat melakukan
Container plus Deployment Manager management system yang berjalan otomatis
menyesuaikan kapasitasnya dengan load
yang ada.
Business Process Management (BPM) Pengadaan platform untuk membuat
workflow yang memerlukan human
interaction seperti LOS dengan tujuan
mempercepat proses development aplikasi
Gluster Storage Pengadaan platform penyimpan data atau
file yang dapat tingkatkan kehandalannya
(availabilty dan performance) dengan
melakukan clustering
DRP merupakan komponen prosedur BCP yang lebih menekankan pada aspek teknologi dengan focus pada data recovery dan
berfungsinya sistem aplikasi dan infrastruktur IT yang kritikal. Dengan mempertimbangkan hal tersebut di atas serta untuk
meningkatkan pelayanan berbasis Teknologi Informasi kepada nasabah dan keamanan operasional bank, maka Bank Mantap
melakukan uji coba Disaster Recovery Plan (DRP) secara berkala setiap tahunnya.
Ruang Lingkup
Menguji kesiapan DRC.
Menguji kesiapan Team dan pedoman DRP.
Memastikan kesiapan perangkat DRC dapat dijadikan mesin produksi.
Menguji Jaringan Komunikasi seluruh jaringan kantor ke DRC.
Pelaksanaan uji coba Disaster Recovery Plan dengan mengalihkan (switch over partial) operasional bank dari mesin production
Core Banking Data Center Plaza Mandiri ke mesin backup Core Banking di DRC Rempoa dan termasuk menguji koneksi mesin
AS.400 backup pada hari Jumat, 16 Agustus 2019, Pukul 24.00 hingga selesai. Pelaksanaan ini di ikutin oleh Team Informasi
Teknologi, Team User Groups ( Unit SKAI, Unit Accounting, Unit Compliance, dan Seluruh Kantor Bank Mantap).
IT Infrastruktur
Kondisi saat ini Bank Mantap memiliki infrastruktur sebagai berikut :
Mesin production menggunakan server power 8 iseries 8286-41A dengan OS V7R1.
Mesin backup menggunakan server power 8 iseries 8286-41A dengan OS V7R2.
Dalam pelaksanaan DRP untuk operasional Bank Mantap menggunakan mesin back up dan menggunakan aplikasi BM One untuk
Core Banking System.
Infrastruktur pendukung
Perangkat IT seluruh jaringan kantor
Skenario Pengujian Disaster Recovery Plan (DRP)
TINJAUAN PEREKONOMIAN
ANALISIS PEREKONOMIAN GLOBAL
Pada tahun 2019 pertumbuhan perekonomian global masih mengalami perlambatan, Bank Indonesia (“BI”) melaporkan bahwa
meskipun ketidakpastian pasar keuangan global sedikit mereda, ketegangan hubungan dagang Amerika Serikat dan Tiongkok
yang masih berlangsung menurunkan volume perdagangan dunia dan menekan harga komoditas. Aliran modal asing ke
Negara berkembang terus berlanjut sejalan dengan respons kebijakan moneter longgar di beberapa bank sentral dunia, serta
penurunan risiko di Negara berkembang. Sekalipun pada penghujung tahun 2019 terdapat kabar baik yang datang dari Amerika
Serikat dan Tiongkok yang telah melakukan sjumlah langkah rujuk, namun kesepakatan yang telah dirancang tersebut belum
ditandatangani oleh kedua belah pihak.
Pada bulan Juni 2019, Bank Dunia telah merevisi prakiraan pertumbuhan ekonomi global tahun 2019 dan 2020 menjadi 2,6%
dan 2,7% dari proyeksi yang dibuat pada bulan Januari 2019 sebesar 2,9% dan 2,8%. Dasar pertimbangan perubahan ini,
adalah karena melambatnya laju ekonomi global yang disebabkan oleh lesunya perdagangan internasional. Sementara itu,
pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang tertahan oleh lambatnya investasi dan berbagai risiko yang menghambat
pertumbuhan. Risiko-risiko itu termasuk meningkatnya halangan perdagangan, tekanan keuangan yang muncul kembali, dan
perlambatan di beberapa ekonomi besar yang lebih lambat dari perkiraan. Menurut Presiden Bank Dunia David Malpass dalam
keterangan resminya, "Momentum ekonomi tetap lemah saat ini sementara tingkat utang yang makin tinggi dan pertumbuhan
investasi yang lemah di negara-negara berkembang menahan mereka mencapai potensinya,"
Sementara itu, pada bulan Oktober 2019, International Monetary Fund (“IMF”) kembali memangkas proyeksi pertumbuhan
ekonomi global tahun 2019 menjadi 3%, setelah menurunkan target pertumbuhan ekonomi global pada bulan Juli 2019
menjadi sebesar 3,2%. Proyeksi tingkat pertumbuhan tersebut jauh di bawah pertumbuhan ekonomi global pada tahun
2017 yang mencapai 3,3%. Ketidakpastian Brexit, perang dagang dan kondisi geopolitik di beberapa Negara di dunia menjadi
dasar pertimbangan utama atas koreksi pertumbuhan ekonomi global tersebut. Lebih jauh, IMF memrediksi pertumbuhan
ekonomi Negara-negara maju akan melambat dari 2,3% pada tahun 2018 menjadi hanya 1,7% pada tahun 2019. Untuk Amerika
Serikat, diperkirakan hanya akan tumbuh sebesar 2,4% setelah tahun lalu dapat tumbuh 2,9%, Inggris yang masih menghadapi
permasalahan Brexit, diperkirakan tumbuh 1,2% dari tahun sebelumnya sebesar 1,4%. Sementara Jerman yang menghadapi
merosotnya produksi mobil diperkirakan hanya akan tumbuh 0,5% dari tahun sebelumnya yang mengalami pertumbuhan
sebesar 1,5%. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok diperkirakan akan melambat dari tahun lalu sebesar 6,6% menjadi 6,1% tahun ini,
terutama sebagai dampak dari perang dagang dengan Amerika Serikat. Menurut IMF, bank sentral dapat menahan penurunan
pertumbuhan ekenomi dengan melaksanakan stimulus bunga rendah.
Tabel Perbandingan Rasio Bank Mantap dibandingkan Industri Posisi Desember 2019
Tahun 2019
Kinerja
Perseroan Industri Perbankan
NIM (%) 6.04% 4.90%
NPL Gross (%) 0.68% 2.14%
ROA (%) 2.62% 2.48%
CAR (%) 21.74% 23.54%
LDR (%) 102.28% 93.96%
BOPO (%) 79.84% 80.65%
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (www.ojk.go.id) Industri Perbankan Tahun 2019 : posisi Oktober 2019
Pada tahun 2019, kinerja pertumbuhan Bank Mantap lebih baik dari industri perbankan nasional (bank umum). Dari sisi aset,
Bank Mantap mampu mencatat pertumbuhan sebesar 28,7% di atas industri perbankan nasional (“industri”) bulan Oktober 2019
yaitu sebesar 3,3%, sedangkan untuk pertumbuhan kredit tercatat sebesar 30,9% jauh di atas industri bulan Oktober 2019 yaitu
sebesar 3,8%. Apabila dilihat dari sisi DPK, Bank Mantap mampu tumbuh sebesar 30,2% jauh di atas pertumbuhan DPK industri
yaitu sebesar 4,9%.
Pertumbuhan laba Bank Mantap pada tahun 2019 tercatat sebesar 36,8% berada jauh di atas pertumbuhan industri yang
mencatat pertumbuhan negatif 12,9%. Pertumbuhan laba tersebut terutama didukung oleh pertumbuhan pendapatan bunga
yaitu sebesar 35,9% yang berada di atas industri dengan pertumbuhan negatif 7,2%.
Pada tahun 2019, Bank Mantap dalam kondisi yang likuid tercermin dari rasio LDR sebesar 102,28% di atas industri yang mencatat
LDR sebesar 93,96%. Bank Mantap juga mampu membukukan NIM sebesar 6,04% di atas industri sebesar 4,9%, demikian pula
dengan ROA yang mampu mencapai 2,62% di atas industri sebesar 2,48%.
Terdapat penurunan CAR sebesar 0,30% dari bulan Juli 2019, hal tersebut disebabkan ATMR Risiko Kredit meningkat. Kenaikan
tersebut berasal dari peningkatan eksposure kredit UMKM (produktif ) yang didominasi oleh penambahan segmen Pensiun
khususnya produk KUP (Kredit Usaha Pensiun) dan KPP (Kredit Pra Pensiun). Hal tersebut mengakibatkan posisi CAR Bank Mantap
berada di bawah industry perbankan nasional yaitu 23,54%.
Di tengah tren NPL perbankan nasional yang mengalami peningkatan pada tahun 2019, Bank Mantap mampu menjaga NPL
tetap di bawah 1% yaitu sebesar 0,68%, angka tersebut di bawah angka NPL industri yaitu sebesar 2,14%.
30% 30%
28,68% ASET 30,85% KREDIT
20% 20%
10% 10%
3,35% 3,79%
0% 0%
Perseroan Industri Perseroan Industri
Perbankan Perbankan
30% 30%
30,17%
DPK LABA
20% 20%
10% 10%
4,86% Industri
Perbankan
0% 0%
Perseroan Industri Perseroan
Perbankan
-12,89%
TINJAUAN OPERASIONAL
Secara umum, kegiatan usaha yang dilakukan Bank Mantap adalah menghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya kembali
dalam bentuk kredit dan pembiayaan, serta memberikan layanan jasa perbankan lainnya. Bank Mantap telah menetapkan
strategi pengembangan bisnis yang tepat sehingga kinerja Pereroan mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
STRATEGI BISNIS PERSEROAN
Adapun strategi pengembangan bisnis yang ditetapkan Perseroan adalah sebagai berikut:
1. Strategi Pengembangan Penghimpunan Dana Pihak Ketiga
Penghimpunan DPK difokuskan terhadap pengembangan infrastruktur untuk akuisisi dana murah serta aliansi dan sinergi
terhadap Group usaha untuk penetrasi terhadap deposan-deposan institusi serta wealth management. Beberapa kunci
strategi yang diterapkan oleh Perseroan sebagai berikut:
a. Strategi Peningkatan Kualitas Dana Pihak Ketiga
• Menjaga rasio Loan to Fund Ratio (LFR) pada tingkat yang efisien sehingga berdampak positif pada profitabilitas;
• Melakukan strategi penurunan concentration risk terhadap deposan inti dengan fokus pada pengembangan
infrastruktur akuisisi nasabah retail dari segmen pensiunan, UMKM maupun Wealth;
• Meningkatkan rasio CASA dengan meluncurkan program-program tabungan retail sebagai sweetener dan value
added bagi nasabah retail.
b. Strategi Pemasaran
• Melakukan mapping segmentasi nasabah sehingga program serta produk yang ditawarkan dapat tepat sasaran sesuai
dengan kebutuhan market sesuai dengan segmen masing-masing;
• Meluncurkan program–program Tabungan untuk mendorong pertumbuhan CASA.
• Mempromosikan dan mensosialisasikan kartu ATM Perseroan yang dapat dipergunakan di seluruh jaringan ATM Bank
Mandiri dan ATM yang tergabung dalam jaringan ATM Bersama.
c. Strategi Penjualan
• Meningkatkan produktifitas pegawai dalam akuisisi nasabah New to Bank (NTB) sehingga sebagai customer based
Perseroan yang dievaluasi secara periodik melalui Key Performance Indicator;
• Menyiapkan sarana dan prasarana bagi nasabah priority, pensiunan maupun UMKM untuk memudahkan mendapatkan
layanan perbankan dan meningkatkan transaksinya.
• Memberikan insentif kepada pegawai dan nasabah melalui program referral atas akuisisi nasabah NTB melalui program
Member Get Member.
• Aliansi dan Sinergi Bersama dengan Group Usaha untuk akuisisi nasabah yang belum menjadi target market dari Grup
usaha.
2. Strategi Pembiayaan Kredit
Secara umum, fokus pembiayaan kredit adalah segmen Pensiunan dan UMKM khususnya di segmen komunitas strategis
(komunitas bidan, komunitas petani sawit, komunitas bengkel, dan lainnya) maupun payroll based customer melalui produk
KSM yang memiliki risiko relatif rendah baik untuk daerah di Pulau Bali maupun di luar Pulau Bali dengan strategi penerapan
sebagai berikut:
a. Meningkatkan Target Pasar
Berdasarkan risk appetite Management menetapkan sasaran dan target pasar untuk kemudian menyusun strategi produk
dan layanan untuk dapat dieksekusi oleh seluruh tim.
b. Meningkatkan Portofolio Kredit
Peningkatan portfolio khususnya didorong dari segmen pensiunan melalui penyelenggaraan sosialisasi-sosialisasi, baik
kepada calon pensiunan maupun pensiunan, bekerjasama dengan mitra PNS dan perkumpulan/paguyuban pensiunan.
c. Mempercepat Proses Kredit
Melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap alur proses kredit, pembukaan account dan proses-proses pendukung
(taksasi, legal, administrasi kredit, serta analis kredit) yang terintegrasi melalui system Loan Originating System (LOS).
d. Meningkatkan Peran dan Kualitas SDM di Bidang Perkreditan
Menetapkan ulang sasaran kerja utama individu yang fokus untuk meningkatkan akuisisi kredit yang baik dan aman,
memberikan training serta pelatihan bagi pegawai-pegawai yang terkait dan memberikan kewenangan memutus kredit
kepada pegawai sesuai Job Description.
e. Meningkatkan Penanganan atau Management Account Secara Konsisten
Melakukan pemantauan nasabah Kol 1 secara rutin dan penagihan Kol 2 secara intensif dan disiplin, serta berkoordinasi
dengan tim recovery untuk melakukan collection atas nasabah yang sudah masuk ke NPL.
f. Implementasi program 3 (tiga) Pilar Mantap Indonesia sebagai program loyalty untuk nasabah pensiunan yang terdiri
dari:
1) Mantap Sehat
Kegiatan dan program yang diperuntukkan bagi nasabah pensiunan untuk senantiasa sehat baik jasamani maupun
rohani melalui kegiatan-kegiatan pemeriksaan kesehatan gratis, senam sehat bersama dan kegiatan lainnya yang
menunjang kesehatan pensiunan.
2) Mantap Aktif
Kegiatan dan program untuk membangun komunitas pensiunan yang aktif melalui kegiatan-kegiatan sosial dan
keagamaan, seperti jalan sehat bersama, buka puasa bersama, kegiatan keagamaan bersama dan kegiatan lainnya
untuk mendukung pensiunan agar aktif dalam kegiatan komunitas.
3) Mantap Sejahtera
Kegiatan dan program pelatihan kewirausahaan bagi para pensiunan sebagai bekal di hari pensiun. Pelatihan
kewirausahaan dibuat dalam closed system, dimana mentor wirausaha akan bertindak sebagai pelatih, supplier
maupun pembeli dari usaha yang dijalankan oleh pensiunan, sehingga pensiunan tidak perlu khawatir akan
kelangsungan usaha yang dirintis.
3. Jaringan Distribusi
Secara umum, strategi utama pengembangan jaringan Perseroan adalah menuju ke daerah kantong-kantong pensiunan
dan mendekati kantor-kantor PT Taspen (Persero). Beberapa strategi kunci yang diterapkan oleh Perseroan sebagai berikut.
Produktivitas segmen untuk tiap wilayah operasi diukur dari kredit yang diberikan dan simpanan nasabah.
Pada tanggal 31 Desember 2019, jumlah kredit yang diberikan di seluruh wilayah operasi Bank Mantap mengalami peningkatan
dibandingkan dengan posisi tanggal 31 Desember 2018.
Pertumbuhan kredit yang diberikan tertinggi terjadi di wilayah operasi Maluku dan Papua yaitu sebesar 123,22% dari sebesar
Rp 261,89 miliar pada tanggal 31 Desember 2018 menjadi sebesar Rp 584,58 miliar pada tanggal 31 Desember 2019. Sedangkan
wilayah operasi dengan jumlah kredit yang diberikan tertinggi pada tanggal 31 Desember 2019 adalah wilayah Jawa dengan
jumlah penyaluran kredit sebesar Rp 7,85 triliun atau 38,62% dari total kredit yang diberikan Bank Mantap.
Pertumbuhan kredit Mikro dan Retail dilakukan dengan selektif terutama untuk yang di Bali sampai kondisi ekonomi akibat
dampak erupsi Gunung Agung membaik. Pertumbuhan Kredit Mikro akan didorong dari Produk Kredit Serba Guna Mantap
(“KSM”) dan KSM Combo serta implementasi kredit small kolektif bekerjasama dengan Amartha, sedangkan untuk retail dilakukan
maintenance dan perpanjangan untuk eksisting customer
Pada tanggal 31 Desember 2019 jumlah simpanan nasabah hampir di seluruh wilayah operasi Bank Mantap kecuali untuk
wilayah operasi Kalimantan mengalami pertumbuhan positif. Untuk wilayah operasi Kalimantan perolehan simpanan nasabah
mengalami penurunan sebesar 6,23% yaitu dari sebesar Rp 215,17 miliar menjadi sebesar Rp 201,76 miliar.
Pertumbuhan perolehan simpanan nasabah tertinggi terjadi di wilayah Sulawesi yaitu sebesar 45,6% yaitu dari sebesar Rp 356,94
miliar pada tanggal 31 Desember 2018 menjadi sebesa Rp519,71miliar. Sedangkan wilayah operasi penyumbang dana simpanan
nasabah terbesar posisi tanggal 31 Desember 2019 adalah wilayah Jawa yaitu sebesar Rp 15,48 triliun atau 78,28% dari total
simpanan dana nasabah Bank Mantap.
2018
4.000.000
2.000.000
0
Jawa Bali, Nusa Tenggara Sumatera Sulawesi Kalimantan Maluku, Papua
2018
8.000.000
4.000.000
0
Jawa Bali, Nusa Tenggara Sumatera Sulawesi Kalimantan Maluku, Papua
2018
800.000
400.000
0
Jawa Bali, Nusa Tenggara Sumatera Sulawesi Kalimantan Maluku, Papua
2018
8.000.000
4.000.000
0
Jawa Bali, Nusa Tenggara Sumatera Sulawesi Kalimantan Maluku, Papua
TINJAUAN KEUANGAN
Tinjauan keuangan yang diuraikan berikut mengacu kepada Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember
2019 dan 2018 yang disajikan dalam Laporan Tahunan ini. Laporan Keuangan telah diaudit oleh ...... dalam laporan Nomor : ....
tanggal .....dan mendapat opini wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan konsolidasian PT Bank Mandiri Taspen
(“Bank Mantap”) tanggal 31 Desember 2019, serta kinerja keuangan dan arus kas konsolidasiannya untuk tahun yang berakhir
pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
KINERJA KEUANGAN
Kinerja keuangan Bank Mantap terdiri atas kinerja Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian, Laporan Laba Rugi dan Penghasilan
Komprehensif Konsolidasian serta Laporan Arus Kas Konsolidasian disajikan sebagai berikut.
Analisa Pembahasan Manajemen
Laporan Posisi Keuangan
Bank Mantap 2019 (dalam juta rupiah kecuali dinyatakan lain)
Analisa Pembahasan Manajemen
Uraian 2019 2018
Pertumbuhan
Nominal Persentase
Bank Mantap 2019
Tambahan
ASET
Aset Lancar
modal disetor 920,039 493,082 426,957
Kas 80,011 67,830 12,181 17.96%
Dana
GiroSetoran
Tambahan modalModal
pada Bank Indonesia
disetor
797,664
920,039-
611,823 497,204
185,841
493,082 (497,204)
30.38%
426,957 -
Pengukuran kembali atas liabilitas imbalan kerja - setelah 10,472
Giro pada Bank Lain 17,628 (7,156) -40.59%
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bak Lain 2,399,736 2,924,004 (524,267) -17.93%
pajak
Dana Setoran Modal
Efek-efek 1,242,912
(5,806)-
982,231
(3,722)
497,204
260,681
(2,084)
(497,204)
26.54% -
Saldo laba
Pengukuran kembali atas liabilitas imbalan kerja - setelah
Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual
kembali (reverse repo) 1,591,515 383,997 1,207,518 314.46%
pajak (5,806) (3,722) (2,084)
Sudah
Saldo labaditentukan
Kredit yang diberikan
Dikurangi:
penggunanya
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
20,316,311
(208,680)
145,000
15,525,968
(132,127)
40,000
4,790,343
(76,553)
30.85%
57.94%
105,000
Jumlah kredit yang diberikan - bersih 20,107,631 15,393,841 4,713,790 30.62%
Belum
Sudah ditentukan
ditentukan penggunanya
Total Aset Lancar
penggunanya
26,229,942 864,032
20,381,355
145,000 612,865
5,848,587
40,000
28.70%251,167
105,000
Aset Tidak Lancar
Biaya dibayar di muka 77,196 64,750 12,446 19.22%
Total
BelumEkuitas
ditentukan penggunanya
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan 372,368
2,674,573
864,032
292,155
2,320,490
612,865
80,213 27.46%
354,083
251,167
Aset Pajak Tangguhan 14,182 10,985 3,197 29.10%
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
Aset tidak berwujud - setelah dikurangi akumulasi amortisasi
Total Ekuitas
39,369 26,950,958
24,678
2,674,573 20,943,933
14,691
2,320,490 6,007,025
59.53%
354,083
Aset lain-lain – Neto (angka belum diganti) 226,851 178,002 48,849 27.44%
Total Aset Tidak Lancar 721,016 562,578 158,438 28.16%
30.000.000
20.000.000 18.623.443
Juta Rupiah
26.950.958
24.276.385
25.000.000
15.000.000 20.943.933
20.000.000 18.623.443
Juta Rupiah
10.000.000 2.674.573
15.000.000 2.320.490
5.000.000
10.000.000
- 2.674.573
TOTAL ASET TOTAL LIABILITAS 2.320.490
EKUITAS
5.000.000
-
TOTAL ASET TOTAL LIABILITAS EKUITAS
2019 2018
2019 2018
144 2019 ANNUAL REPORT
Aset
LIABILITAS
Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas segera 373,434 207,540 165,893 79.93%
Simpanan dari nasabah 19,864,301 15,259,774 4,604,527 30.17%
Simpanan dari bank lain 726,710 393,568 333,142 84.65%
Utang pajak 61,117 76,084 (14,967) -19.67%
Surat berharga yang diterbitkan 2,991,379 1,995,379 996,001 49.92%
Liabilitas atas efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali - 491,330 (491,330) -100.00%
Total Liabilitas Jangka Pendek 24,016,941 18,423,676 5,593,265 30.36%
Liabilitas Jangka Panjang
Libilitas Pajak Tangguhan - - - 100.00%
Liabilitas Imbalan Pasca Kerja 47,526 23,599 23,927 101.39%
Liabilitas Lain-lain 211,918 176,168 35,751 20.29%
Total Liabilitas Jangka Panjang 259,444 199,767 59,678 29.87%
TOTAL LIABILITAS 24,276,385 18,623,443 5,652,942 30.35%
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp 500 per saham
Modal dasar - 200.0000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh - 200.0000.000 saham 751,307 681,061 70,246 10.31%
Tambahan modal disetor 920,039 493,082 426,957 86.59%
Dana Setoran Modal - 497,204 (497,204) -100.00%
Pengukuran kembali atas liabilitas imbalan kerja - setelah pajak (5,806) (3,722) (2,084) 56.00%
Saldo laba
Sudah ditentukan penggunanya 145,000 40,000 105,000 262.50%
Belum ditentukan penggunanya 864,032 612,865 251,167 40.98%
Total Ekuitas 2,674,573 2,320,490 354,083 15.26%
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 26,950,958 20,943,933 6,007,025 28.68%
ASET
Pada tanggal 31 Desember 2019, total aset Bank Mantap sebesar Rp 26,95 triliun, megalami peningkatan sebesar Rp 6,01 triliun
atau 28.68% dibandingkan posisi tanggal 31 Desember 2018 yaitu sebesar Rp 20,94 triliun. Peningkatan tersebut terutama karena
pertumbuhan aset lancar sebesar Rp 5,85 triliun atau 28,70%, yaitu dari sebesar Rp 20,38 triliun pada tanggal 31 Desember 2018
menjadi sebesar Rp 26,23 triliun pada tanggal 31 Desember 2019. Mayoritas aset Bank Mantap tertanam dalam bentuk aset
lancar yaitu 97,32% dari total Aset.
KAS
Pada tanggal 31 Desember 2019, saldo kas tercatat sebesar Rp 80,01 miliar, meningkat sebesar Rp 12,18 miliar atau 17,96%
dibandingkan posisi tanggal 31 Desember 2018 yaitu sebesar Rp67,63miliar, seluruhnya dalam mata uang Rupiah.
Pertumbuhan
Uraian 2019 2018
Nominal Persentase
PT Bank Mandiri 7,346,000 15,642,704 (8,296,704) -53.04%
PT Bank Syariah Mandiri 2,218,075 1,174,745 1,043,330 88.81%
PT Bank Rakyat Indonesia 908,144 810,902 97,242 11.99%
Total Giro pada Bank Lain 10,472,219 17,628,351 (7,156,132) -40.59%
Efek-efek
Pada tanggal 31 Desember 2019, jumlah total efek-efek adalah sebesar Rp 1,24 triliun
meningkat sebesar Rp 260,68 miliar atau 26,54% dibandingkan posisi 31 Desember 2018 yaitu sebesar Rp 982,23 miliar. Sebesar
98,89% dari tota nilai efek-efek yang dimiliki oleh Bank Mantap pada tanggal 31 Desember 2019 tersebut berupa Obligasi
Pemerintah, menunjukkan langkah kehati-hatian Bank Mantap dalam kondisi perekonomian global yang masih tidak menentu.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, Efek Beragun Aset adalah efek-efek yang diterbitkan oleh PT Sarana Multigriya
Finansial (Persero). Peringkat Efek Beragun Aset tersebut pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah idAAA dari PT Pefindo.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, tidak terdapat efek-efek yang dijaminkan, dan seluruh efek-efek tersebut digolongkan
sebagai Lancar.
Manajemen berpendapat bahwa pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, cadangan kerugian penurunan nilai tidak diperlukan,
karena manajemen berkeyakinan bahwa efek-efek dapat ditagih.
Tabel Efek-efek
(catatan : rincian penyaluran kredit berbeda antara RBB TW IV dengan Laporan Audited ; contohnya untuk pinjaman investasi di
laporan audited sebesar Rp 16.129.464.610, sedangkan di laporan RBB Rp 317.795 ; begitu pula dengan sebaran sesuai dengan
sektor usaha)
++Dilihat dari sebaran jenis kredit yang diberikan pada tanggal 31 Desember 2019, terlihat bahwa sebagian besar kredit yang
diberikan adalah dalam bentuk kredit investasi yaitu sebesar Rp16,13triliun atau 79% dari total kredit yang diberikan, jumlah
tersebut mengalami peningkatan sebesar Rp 4,5 triliun atau 38,68% dibandingkan pada posisi 31 Desember 2018 yaitu sebesar
Rp 11,63 triliun. Berikut adalah gambaran sebaran kredit yang diberikan berdasarkan jenis
(catatan : rincian penyaluran kredit berbeda antara RBB TW IV dengan Laporan Audited ; contohnya untuk pinjaman investasi di
laporan audited sebesar Rp 16.129.464.610, sedangkan di laporan RBB Rp 317.795 ; begitu pula dengan sebaran sesuai dengan
sektor usaha)
Dilihat dari sebaran jenis kredit yang diberikan pada tanggal 31 Desember 2019, terlihat bahwa sebagian besar kredit yang
diberikan adalah dalam bentuk kredit investasi yaitu sebesar Rp16,13triliun atau 79% dari total kredit yang diberikan, jumlah
tersebut mengalami peningkatan sebesar Rp 4,5 triliun atau 38,68% dibandingkan pada posisi 31 Desember 2018 yaitu sebesar
Rp 11,63 triliun. Berikut adalah gambaran sebaran kredit yang diberikan berdasarkan jenis
Tabel Kredit yang Diberikan Berdasarkan Jenis
79%
Rasio kredit usaha kecil terhadap jumlah kredit yang diberikan pada tanggal
Rasio kredit usaha31
kecil terhadap jumlah kredit yang diberikan pada tanggal
Desember 2019 dan 2018 masing-masing sebesar 80,96% dan 78,38%. Hal tersebut
31 Desember 2019 sejalan dengan
dan 2018 strategi Banksebesar
masing-masing Mantap 80,96%
untuk mendorong pertumbuhan
dan 78,38%. kredit
Hal tersebut mikrodengan
sejalan serta strategi Bank Mantap
implementasi kerjasama penyaluran kredit mikro dengan Amartha, sedangkan untuk kredit retail
untuk mendorong pertumbuhan kredit mikro serta implementasi kerjasama penyaluran kredit mikro dengan Amartha,
dilakukan maintenance dan perpanjangan untuk debitur eksisting sehingga hanya fokus pada
sedangkan untuk kredit
kreditpensiunan.
retail dilakukan maintenance dan perpanjangan untuk debitur eksisting sehingga hanya fokus pada
kredit pensiunan.
Rasio kredit bermasalah dihitung sesuai dengan pedoman perhitungan rasio keuangan
sebagaimana
Rasio kredit bermasalah tercantum
dihitung sesuaidalam Surat
dengan Edaran Bank
pedoman Indonesia rasio
perhitungan (“SE-BI”) No. 3/30/DPNP
keuangan tanggal tercantum dalam Surat
sebagaimana
14 Desember 2001 sebagaimana telah diubah terakhir dengan SE-BI No. 13/30/DPNP tanggal
Edaran Bank Indonesia (“SE-BI”) No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 sebagaimana telah diubah terakhir dengan SE-BI No.
16 Desember 2011.
13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011.
Rasio kredit bermasalah (“NPL”) Bank secara bruto (sebelum dikurangi cadangan kerugian
Rasio kredit bermasalah
penurunan(“NPL”)
nilai) Bank secara 31
pada tanggal bruto (sebelum
Desember 2019dikurangi
dan 2018, cadangan kerugian
masing-masing penurunan
sebesar Rp137,42 nilai) pada tanggal 31
Desember 2019 danmiliar dan masing-masing
2018, Rp97,63 miliar, atau masing-masing
sebesar sebesar
Rp137,42 miliar 0,68%
dan dan 0,63%.
Rp97,63 Sedangkan
miliar, atau Rasio
masing-masing sebesar 0,68% dan
kredit bermasalah Bank secara neto pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 masing-masing
0,63%. Sedangkan Rasio kredit bermasalah Bank secara neto pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 masing-masing sebesar
sebesar Rp23,80 miliar dan Rp31,02 miliar, atau masing-masing sebesar 0,12% dan 0,20%.
Rp23,80 miliar dan Rp31,02 miliar, atau masing-masing sebesar 0,12% dan 0,20%.
Peningkatan NPL Gross disebabkan adanya beberapa debitur pensiun meninggal yang masih
Peningkatan NPL Gross disebabkan
menunggu adanya serta
klaim Insurance beberapa
gagal debitur pensiun
pemotongan meninggal
angsuran yang masih
yang berkantor menunggu
bayar di POS, klaim Insurance serta
gagal pemotongan namun demikian
angsuran yangNPL masih tetap
berkantor bayarterjaga dibawah
di POS, target
namun BMRI dan
demikian NPLregulator. Adapun
masih tetap strategi
terjaga dibawah target BMRI dan
regulator. Adapununtuk menurunkan NPL antara lain dengan melakukan :
strategi untuk menurunkan NPL antara lain dengan melakukan :
a. follow up kepada asuradur untuk membayar klaim asuransi.;
a. follow up kepada asuradur untuk membayar klaim asuransi.;
b. penagihan dengan
26 | P mengunjungi
age langsung ke tempat debitur dan pelaksaan penagihan dilakukan lebih awal;
c. pemindahan kantor bayar dari POS ke Bank Mantap
d. pemberlakuan insentif maintenance kualitas kredit.
dengan strategi yang dilakukan Bank Optimis kualitas kredit tetap terjaga sesuai dengan target.
Jumlah cadangan kerugian penurunan nilai mengalami peningkatan sebesar Rp76,55miliar atau 57,94%, yaitu dari sebesar Rp
132,13 miliar pada tanggal 31 Desember 2018 menjadi sebesar Rp 208,68 miliar pada tanggal 31 Desember 2019. Manajemen
berpendapat bahwa jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai kredit yang diberikan yang dibentuk telah memadai untuk
menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya kredit yang diberikan.
Jumlah kredit yang diberikan yang telah direstrukturisasi oleh Bank pada tanggal
31 Desember 2019 dan 2018 masing-masing sebesar Rp 202,80 miliar dan Rp 183,09 miliar Skema restrukturisasi dilakukan
dengan perpanjangan jangka waktu kredit dan grace period.
Kredit yang diberikan pada umumnya dijamin dengan agunan yang diikat dengan hak tanggungan atau surat kuasa untuk
menjual, deposito berjangka atau jaminan lain yang dapat diterima oleh Bank. Simpanan nasabah yang dijadikan jaminan tunai
untuk kredit yang diberikan pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah masing-masing sebesar Rp14.,20 miliar dan
Rp13.70miliar.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, tidak terdapat pelanggaran ataupun pelampauan Batas Maksimum Pemberian Kredit
(“BMPK”) kepada pihak ketiga dan pihak berelasi sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan Bank Indonesia, dan tidak
terdapat kredit yang diberikan yang dijadikan jaminan.
Biaya Dibayar Di Muka
Pada tanggal 31 Desember 2019, jumlah biaya dibayar di muka tercatat sebesar Rp 77,20 miliar, meningkat sebesar Rp 12,45
miliar atau 19,22% dibandingkan posisi tanggal 13 Desember 2018 yaitu sebesar Rp 64,75 miliar. Peningkatan terbesar berasal
dari komponen biaya sewa kepada pihak ketiga yaitu sebesar Rp 12,96 miliar, komponen biaya sewa tersebut juga merupakan
komponen terbesar atau 95,97% dari total biaya dibayar di muka.
Tabel Biaya Dibayar Di Muka
Pendapatan yang masih akan diterima tersebut merupakan pendapatan dari efek-efek, kredit yang diberikan dan penempatan
pada Bank Indonesia dan bank lain.
Liabilitas
Pada tanggal 31 Desember 2019, Bank Mantap mencatat jumlah likuiditas sebesar Rp24,28triliun, meningkat sebesar Rp 5,65
triliun atau 30,35% dibandingkan posisi 31 Desember 2018 yaitu sebesar Rp 18,62 triliun, dengan komponen terbesar berupa
liabilitas jangka pendek yaitu sebesar Rp 24,02 triliun atau 98,93% dari total liabilitas.
Tabel Liabilitas
Liabilitas Segera
Pada tanggal 31 Desember 2019, Bank Mantap membukukan liabilitas segera yang keseluruhannya kepada pihak ketiga dan
daam mata uang Rupiah sebesar Rp 374,43 miliar, meingkat sebesar Rp 165,89 miliar atau 79,93% dibandingkan posisi tanggal
31 Desember 2018 yaitu sebesar Rp 207,54 miliar.
Komponen terbesar dalam bentuk liabilitas dana pensiun yaitu sebesar Rp 350,21 miliar atau 93,78$ dari total liabilitas segera.
Simpanan Nasabah
Pada tanggal 31 Desember 2019, total simpanan nasabah adalah sebesar Rp 19,86 miliar, meningkat sebesar Rp 4,60 miliar atau
30,17% dibandingkan posisi tanggal 31 Desember 2018 yaitu sebesar Rp 15,26 miliar.
Simpanan nasabah dalam bentuk deposito berjangka merupakan komponen terbesar yaitu sebesar Rp 16,26 miliar atau 81,85%
dari total simpanan nasabah. Meskipun komponen terbesar simpanan nasabah sampai dengan tahun 2019 masih dalam bentuk
deposito berkangka, namun Bank Mantap tetap berupaya untuk meningkatkan perolehan dana dengan suku bunga yang lebih
rendah, oleh karenanya simpanan nasabah dalam bentuk giro mengalami peningkatan 102,95%.
Bank Mantap adalah peserta program penjaminan sesuai dengan ketentuan, peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, berdasarkan Surat Edaran LPS No. 23 Tahun 2019 tanggal 19 Desember 2019,
simpanan nasabah dijamin hanya jika suku bunganya sama dengan atau di bawah 6,25% untuk simpanan dalam Rupiah, Surat
Edaran LPS No. 20 Tahun 2018 tanggal 17 Desember 2018, simpanan nasabah dijamin hanya jika suku bunganya sama dengan
atau dibawah 6,75% untuk simpanan dalam Rupiah.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, tidak terdapat simpanan nasabah dalam bentuk giro dan tabungan yang dijadikan
jaminan kredit yang diberikan. Sedangkan jJumlah deposito berjangka yang dijadikan sebagai jaminan kredit yang diberikan
pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 masing-masing sebesar Rp 14,20 miliar dan Rp 13,70 miliar.
Tabel Simpanan Nasabah
Utang Pajak
Pada tanggal 31 Desember 2019, Bank Mantap memiliki utang pajak sebesar Rp 61,12 miliar, mengalami penurunan sebesar Rp
14,97 miliar atau 19,67% dibandingkan dengan posisi tanggal 31 Desember 2018 yaitu sebesar Rp 76,08 miliar.
Surat Berharga yang Diterbitkan
Pada tanggal 31 Desember 2019, Bank Mantap membukukan Oblitasi total senilai Rp 3 triliun, mengalami peningkatan sebesar Rp
1 triliun atau 50% dibandingkan posisi tanggal 31 Desember 2018.
Peningkatan tersebut di atas karena pada tanggal 18 November 2019, Bank Mantap terlah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I
Bank Mandiri Taspen Tahap I Tahun 2019 (“Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2019”) dengan nominal Rp1.000.000.000 yang
terdiri atas 2 (dua) ser, yaitu Seri A dengan nilai nominal Rp 700 miliar dan Seri B dengan nilai nominal Rp 300 miliar,
Sedangkan Obligasi I Bank Mandiri Taspen Pos Tahun 2017 (“Obligasi I Tahun 2017”) diterbitkan oleh Bank Mantap Pada tanggal
12 Juli 2017, dengan nilai nominal sebesar Rp2.000.000.000 yang terdiri atas 2 (dua) seri yaitu Seri A dengan nilai nominal Rp 1,5
triliun dan Seri B dengan nilai nominal Rp 500 miliar.
Kedua Obligasi terebut tidak dijamin dengan suatu bentuk jaminan khusus, kecuali jaminan umum sebagaimana dimaksud
dalam dan sesuai dengan ketentuan Pasal 1131 dan Pasal 1132 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia yakni seluruh
harta kekayaan Bank, baik benda bergerak maupun tidak bergerak, baik yang telah ada maupun yang akan ada di kemudian hari,
menjadi tanggungan untuk seluruh perikatan Bank termasuk obligasi tersebut.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, peringkat Obligasi I Tahun 2017 menurut Fitch Rating adalah AA (idn) (double
A).Sedangkan untuk Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2019, pada tanggal 31 Desember 2019 menurut Fitch Rating adalah
AA (idn) (double A).
Pada tanggal 31 Desember 2019, Bank Mantap telah memenuhi persyaratan dan ketentuan yang ditetapkan dalam perjanjian
surat berharga yang diterbitkan baik untuk Obligasi I Tahun 2017 maupun untuk Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2019.
Demikian pula pada tanggal 31 Desember 2018, Bank Mantap telah memenuhi persyaratan dan ketentuan yang ditetapkan dalam
perjanjian surat berharga yang diterbitkan untuk Obligasi I Tahun 2017.
Liabilitas Lain-lain
Pada tanggal 31 Desember 2019, jumlah liabilitas lain-lain tecatat sebesar Rp24,76miliar, mengalami penurunan sebesar Rp 6,55
miliar atau 20,93% dibandingkan posisi tanggal 31 Deember 2018 yaitu sebesar Rp 31,31 miliar. Penurunan terbesar terjadi pada
komponen akrual jasa professional.
Ekuitas
Pada tanggal 31 Desember 2019, Bank Mantap mencatat jumlah ekuitas sebesar Rp2,67triliun, meningkat sebesar Rp 354,08
miliar atau 15,26% dibandingkan posisi 31 Desember 2018 yaitu sebesar Rp 2,32 triliun. Peningkatan tersebut terutama karena
tambahan modal disetor dan peningkatan saldo laba.
Tabel Ekuitas
Pada tanggal 31 Desember 2019, Bank Mantap mencatat saldo laba yang sudah ditentukan penggunaannya sebesar Rp 145
miliar, meningkat sebesar Rp 105 miliar atau 262,50% dibandingkan posisi tanggal 31 Desember 2018 yaitu sebesar Rp 40 miliar.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, saldo cadangan umum masing-masing sebesar Rp45miliar dan Rp40 miliar. Cadangan
umum ini dibentuk sehubungan dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 1/1995 yang telah digantikan dengan Undang-
Undang No. 40/2007 efektif tanggal 16 Agustus 2007 mengenai Perseroan Terbatas, yang mengharuskan perusahaan-perusahaan
untuk membuat penyisihan cadangan umum sebesar sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor
penuh. Undang-Undang tersebut tidak mengatur jangka waktu untuk penyisihan tersebut.
Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 22 tanggal 15 Maret 2019 yang dibuat oleh Notaris I Gusti
Ngurah Putra Wijaya, S.H., Notaris di Denpasar, pemegang saham menyetujui untuk menyisihkan laba tahun buku 2018 sebesar
Rp100.000.000 sebagai cadangan khusus untuk perluasan usaha.
1.200.000
1.059.023
1.000.000
Juta Rupiah
800.000
600.000
453.624 452.057
200.000
-
PENGHASILAN BUNGA
LABA
- NETO
OPERASIONAL
LABA SEBELUMTOTAL
BEBAN
LABAPENGHASILAN
TAHUN
PAJAK BERJALAN
KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
2019 2018
182.312 ; 12%
1.213.190 ; 82%
2.548.218 ; 92%
Deposito Surat berharga yang diterbitkan
Giro dan penempatan di Bank Indonesia Giro dan penempatan di bank lain Interbank Call Money Giro
miliar. Untuk perolehan bersih kas dari aktivitas pendanaan pada tahun 2019 adalah sebesar
Rp 893,28 miliar, meningkat sebesar Rp 412,08 miliar dibandingkan tahun 2018 yaitu sebesar
Rp 481,20 miliar.
Laporan Arus Kas
Dengan demikian pada tahun 2019, Bank Mantap mencatat penurunan bersih kas sebesar
Pada tahun 2019,miliar,
Rp333,40 Bank Mantap
setelahmencatat
padapengeluaran
tahun 2018 bersih kas untukadanya
mencatat aktivitas operasi sebesar Rpbersih
peningkatan 785,85 kas
miliar,dan
mengalami
setara
penurunan sebesar Rp 2,6 triliun setelah pada tahun 2018 mencatat perolehan kas dari aktivitas operasi sebesar Rp 1,81 triliun.
kas sebesar Rp 1,88 triliun.
Sedangkan pengeluaran bersih kas untuk aktivitas investasi pada tahun 2019 adalah sebesar Rp 440,83 miliar, meningkat sebesar
Rp 26,71 miliar dibandingkan tahun 2018 yaitu sebesar Rp 415,12 miliar. Untuk perolehan bersih kas dari aktivitas pendanaan
pada tahun 2019 adalah sebesar Rp 893,28 miliar, meningkat sebesar Rp 412,08 miliar dibandingkan tahun 2018 yaitu sebesar
Tabelmiliar.
Rp 481,20 Ikhtisar Arus Kas
Dengan demikian pada tahun 2019, Bank Mantap mencatat penurunan bersih kas sebesar Rp333,40 miliar, setelah pada tahun
2018 mencatat adanya peningkatan bersih kas dan setara kas sebesar Rp 1,88 triliun.(dalam juta Rupiah kecusali dinyatakan lain)
Pertumbuhan
Uraian 2019 2018
Tabel Ikhtisar Arus Kas Nominal Persentase
1.500.000
1.000.000
Juta Rupiah
500.000
-
(500.000) Arus kas dari
Arus kas
(1.000.000) (untuk) Arus kas dari
untuk aktivitas Kenaikan /
aktivitas aktivitas
investasi (Penurunan)
operasi pendanaan
Bersih Kas
dan Setara Kas
2019 2018
47 | P a g e
tanggal 12 Juli 2017, Bank Mantap menerbitkan Obligasi I Bank Mandiri Taspen Pos Tahun 2017 (“Obligasi I Tahun 2017”) dengan
nilai nominal sebesar Rp2.000.000.000.000 yang terdiri atas 2 (dua) seri yaitu Seri A dengan nilai nominal Rp1.500.000.000.000
dan Seri B dengan nominal Rp500.000.000.000. Pada tanggal 31 Desember 2017, peringkat Obligasi I Tahun 2017 menurut Fitch
Rating adalah AA (idn) (double A) dan pada tanggal 31 Juli 2018 memperoleh peringkat AA (idn) (double A); outlook stabil untuk
peringkat nasional jangka panjang Obligasi I Bank Mandiri Taspen Pos di AA (idn) (double A).
Pada tanggal 18 November 2019, Bank Mantap terlah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Bank Mandiri Taspen Tahap I Tahun
2019 (“Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2019”) dengan nominal Rp1.000.000.000 yang terdiri atas 2 (dua) ser, yaitu Seri A
dengan nilai nominal Rp 700 miliar dan Seri B dengan nilai nominal Rp 300 miliar. Pada tanggal 31 Desember 2019, peringkat
Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2019 menurut Fitch Rating adalah AA (idn) (double A).
Hal tersebut menunjukkan bahwa kondisi Bank stabil yang berarti bahwa ekspektasi risiko default sangat rendah dibandingkan
dengan emiten atau kewajiban lain di negara yang sama.
Sekalipun rasio-rasio yang mengukur kemampuan Bank Mantap dalam menghasilkan laba pada tahun 2019 sedikit mengalami
penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, namun penilaian rentabilitas Bank Mantap secara individu per 31
Desember 2019 menunjukkan peringkat “2” atau bank memiliki kinerja dalam menghasilkan laba (rentabilitas) memadai,
sumber-sumber utama rentabilitas berasal dari core earnings yang dominan, komponen-komponen yang mendukung core
earnings stabil dan kemampuan laba dalam meningkatkan permodalan dan prospek laba dimasa datang cukup tinggi.
Dalam melakukan pengelolaan modal, Bank Mantap mengukur kecukupan modal berdasarkan rasio KPMM sesuai yang dengan
persyaratan yang ditentukan oleh regulator. Bank terus berupaya dan berkomitmen untuk menjaga rasio Kewajiban Penyediaan
Modal Minumum (KPMM) yang telah dipersyaratkan oleh regulator.
Pada posisi akhir tahun 2019, jumlah modal Bank Mantap adalah sebesar Rp 2,7 triliun, meningkat sebesar Rp 371 miliar atau
15,49% dari posisi akhir tahun 2018 yaitu sebesar Rp2,33triliun. Di sisi lain, angka ATMR juga mengalami peningkatan sebesar Rp
2,8 triliun atau 29,55% yaitu dari sebesar Rp 9,59 triliun pada akhir tahun 2018 menjadi Rp 12,42 triliun. Karena peningkatan ATMR
yang lebih tinggi dari pada peningkatan modal, mengakibatkan rasio KPMM/ CAR mengalami penurunan dari sebesar 24,31%
pada akhir tahun 2018 menjadi 21,75% pada akhir tahun 2019.
Tujuan Ikatan
Ikatan material yang dimiliki oleh Bank Mantap bertujuan sebagai komitmen pembelian barang modal yang telah direncanakan
dalam Rencana Bisnis Bank (RBB).
Sumber Dana
Sumber dana yang digunakan dalam pembelian barang modal berasal dari modal Bank Mantap yang telah dianggarkan selama
tahun berjalan.
Mata Uang
Seluruh transaksi yang dilakukan dalam rangka pengikatan material untuk belanja modal adalah dalam mata uang rupiah.
Langkah Perlindungan Risiko Mata Uang
Karena seluruh transaksi pengikatan dan belanja modal dilakukan dalam mata uang Rupiah, maka Bank Mantap tidak perlu
melakukan perlindungan atas risiko perlindungan atas mata uang.
Diagram dan Tabel Pangsa Pasar Bank Mantap dibandingkan dengan Industri Perbankan BUKU II
232 Direksi
RUPS
Transparancy
Dewan Direksi
Komisaris
Accountability
Komite Audit
Responsibility
Komite Pemantau Sekretaris
Risiko Perusahaan
Independency
Komite Renumerasi
& Nominasi
Fairness
Satuan Kerja Komite
Kepatuhan Manajemen Risiko
Satuan Kerja
Manajemen Risiko Komite ALCO
Satuan Kerja
Audit Internal Komite IT
Komite Kredit
PEMEGANG SAHAM
Pemegang saham saham Bank Mantap terdiri dari 2(dua) pemegang saham institusi dan 1 (satu) pemegang saham perorangan.
Pemegang saham saham institusi Bank Mantap yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Taspen (Persero) dengan kepemilikan
saham masing-masing di atas 25% dan keduanya merupakan Pemegang saham Pengendali (PSP) Bank Mantap. Saham Bank
mantap juga dimiliki oleh 1 (satu) orang Pemegang saham perorangan atas nama Ida Bagus Made Putra Jandhana yang memiliki
saham dibawah 5%.
RUPS Tahunan diselenggarakan pada tanggal 15 Maret 2019, bertempat di Padma Hotel, Legian - Bali dengan dihadiri/diwakili
sebanyak 99.49% (sembilanpuluh Sembilan koma empatpuluh sembilan persen) atau sebanyak 1.494.997.516 (satu miliar empat
ratus sembilan puluh empat juta sembilan ratus sembilan puluh tujuh ribu lima ratus enam belas) lembar saham dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan Perseroan yaitu sejumlah 1.502.614.948 (satu miliar lima ratus
dua juta enam ratus empat belas ribu sembilan ratus empat puluh delapan) dengan demikian berdasarkan ketentuan pasal 11
ayat (4) Anggaran Dasar Perseroan, maka rapat dinyatakan kuorum dan dapat mengambil keputusan yang sah dan mengikat
mengenai segala hal yang dibicarakan. sebagaimana tercantum dalam Akta No.22 tanggal 15 Maret 2019 yang dibuat dihadapan
Notaris I Gusti Ngurah Putra Wijaya. SH. dengan keputusan, antara lain :
Pemegang Saham memutuskan untuk menerbitkan keputusan-keputusan berikut sebagai pengganti Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa sesuai dengan Pasal 91 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, bahwa berdasar-
kan surat dari Otoritas Jasa Keuangan Nomor: SR-62/PB.12/2019 tanggal 12 Maret 2019, menyampaikan bahwa permohonan
pengangkatan Saudara Fajar Ari Setiawan sebagai Direktur Finance, Retail & Digital Banking PT Bank Mandiri Taspen belum dapat
ditindaklanjuti mengingat belum memenuhi ketentuan pasal 6 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.55/POJK.03/2016 tanggal 7
Desember 2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum, maka diusulkan kepada Pemegang saham untuk menyeleng-
garakan RUPS membatalkan keputusan RUPS tentang Pengangkatan Sdr. Fajar Ari Setiawan tersebut.
Keputusan RUPS Sirkuler dibawah tangan telah diaktakan dengan akta Pernyataan Keputusan Sirkuler Pemegang Saham PT Bank
Mandiri Taspen No.18 tanggal 7 Agustus 2019 yang dibuat dihadapan Notaris I Gusti Ngurah Putra Wijaya SH., dengan keputusan
sebagai berikut:
I. Menyetujui membatalkan keputusan butir 2 (dua) Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan yang dituangkan dalam Akta
Pernyataan Keputusan Sirkuler Pemegang Saham Perseroan Terbatas PT Bank Mandiri Taspen tertanggal 20 Agustus 2018,
No. 22 yang dibuat oleh Notaris I Gusti Ngurah Putra Wijaya, SH., Notaris Kota Denpasar mengenai pengangkatan Saudara
Fajar Ari Setiawan sebagai Direktur Finance, Retail & Digital Banking Perseroan.
II. Penetapan pembatalan tersebut di atas berlaku efektif sejak ditutupnya Keputusan Sirkuler ini
III. Menyatakan bahwa setelah pembatalan pengangkatan Saudara Fajar Ari Setiawan berlaku efektif, maka susunan anggota
Direksi Perseroan menjadi sebagai berikut:
Direksi
1. Direktur Utama : Sdr.Josephus Koernianto Triprakoso
2. Direktur : Sdr. Nurkholis Wahyudi
3. Direktur : Sdr. Paulus Endra Suyatna
4. Direktur : Sdr. Iwan Soeroto
IV. MEMBERIKAN kuasa kepada Direksi Perseroan untuk menyatakan keputusan-keputusan dalam Keputusan Sirkuler ini ke da-
lam akta Notaris dan menghadap Notaris di Jakarta dan untuk tujuan tersebut menandatangani setiap pernyataan yang
diperlukan, termasuk akta perubahan, serta meminta persetujuan dan menyampaikan pemberitahuan sehubungan dengan
keputusan-keputusan dalam Keputusan Sirkuler ini kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, atau
kepada pihak berwenang lainnya, jika diperlukan dan untuk mengambil tindakan-tindakan yang dianggap perlu oleh pera-
turan yang terkait atau Notaris.
V. MENYATAKAN bahwa:
Keputusan Sirkuler ini memiliki keabsahan dan kekuatan hukum yang sama dengan keputusan yang disahkan pada Rapat
Umum Pemegang Saham Perseroan sesuai yang dinyatakan dalam Pasal 91 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas.
Tanggal efektif dari Keputusan Sirkuler ini adalah sesuai dengan tanggal tanda tangan terakhir dari perwakilan pemegang
saham yang dinyatakan dalam Keputusan Sirkuler ini.
Pemegang Saham memutuskan untuk menerbitkan keputusan-keputusan berikut sebagai pengganti Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa sesuai dengan Pasal 91 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, bahwa berdasar-
kan Qanun Aceh No. 8 Tahun 2014 tentang Pokok-Pokok Syariat Islam Pasal 21 ayat (2) yang menyatakan, “Lembaga Keuangan
konvensional yang sudah beroperasi di Aceh harus membuka Unit Usaha Syariah (UUS)”, Bank Mantap memiliki Kantor Cabang
yang beroperasi di Aceh wajib mengikuti ketentuan tersebut, maka diusulkan kepada Pemegang saham untuk menyelenggara-
kan RUPS untuk mengubah Anggaran Dasar dengan menambahkan Bidang Usaha Unit Usaha Syariah serta Keanggotaan dan
Tugas Dewan Pengawas Syariah di Bank Mantap.
Menyisipkan 1 (satu) pasal di antara Pasal 17 dan Pasal 18, yakni Pasal 17A sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 17A
1. Dalam rangka melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah, Perseroan memiliki Dewan Pengawas Syariah
yang bertugas mengawasi kegiatan usaha perseroan berdasarkan prinsip syariah Islam untuk ditempatkan sebagai De-
wan Pengawas Syariah pada Unit Usaha Syariah Perseroan, dengan memperhatikan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan,
Ketentuan Dewan Syariah Nasional dan ketentuan peraturan perundangan-undangan lainnya yang mengatur hal terse-
but. Unit Usaha Syariah Perseroan merupakan unit kerja di Kantor Pusat Perseroan yang berfungsi sebagai Kantor Induk
dari Kantor Cabang Syariah Perseroan.
2. Dewan Pengawas Syariah mempunyai tugas dan wewenang yang terpisah dengan tugas dan wewenang Dewan Komis-
aris Perseroan. Tugas dan fungsi utama Dewan Pengawas Syariah adalah sebagai berikut:
a. bertugas memberikan pengarahan dan melakukan pengawasan dalam melaksanakan fatwa Dewan Syariah Nasional
atas produk/jasa dan kegiatan usaha agar sesuai dengan prinsip syariah;
b. berfungsi sebagai penasihat dan pemberi saran kepada Direksi, pimpinan Unit Usaha Syariah dan pimpinan Kantor
Cabang Syariah Perseroan mengenai hal-hal yang terkait prinsip syariah; dan
c. berfungsi sebagai mediator antara Perseroan dengan Dewan Syariah Nasional dalam mengkomunikasikan usul dan
saran pengembangan produk dan jasa Perseroan yang memerlukan kajian dan Fatwa Dewan Syariah Nasional.
3. Dewan Pengawas Syariah terdiri dari 2 (dua) orang ahli syariah yang diangkat dan diberhentikan RUPS. Pengangkatan
anggota Dewan Pengawas Syariah harus mendapatkan rekomendasi Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
(DSN-MUI) dari calon-calon yang memenuhi persyaratan anggota Dewan Pengawas Syariah yang diatur dan ditetapkan
oleh Dewan Syariah Nasional dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur
mengenai hal tersebut.
4. Dewan Pengawas Syariah mempunyai seorang Ketua yang berhak mengundang dan menghadiri rapat-rapat Dewan
Pengawas Syariah.
5. Pendapat, saran dan nasihat Dewan Pengawas Syariah diputuskan berdasarkan musyawarah mufakat.
6. Dewan Pengawas Syariah dapat diberi gaji atau honorarium dan/atau tunjangan yang ditetapkan oleh RUPS. Kewenan-
gan tersebut dapat dilimpahkan kepada Dewan komisaris.
7. a. Anggota Dewan Pengawas Syariah diangkat oleh RUPS untuk jangka waktu terhitung sejak ditutupnya RUPS yang
mengangkatnya atau ditetapkan lain oleh RUPS dan berakhir pada penutupan RUPS tahunan yang ke-3 (tiga) setelah
pengangkatannya, dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikannya sewaktu-waktu sebelum masa
jabatannya berakhir dengan menyebutkan alasannya. Pemberhentian demikian belaku sejak penutupan RUPS terse-
but, kecuali apabila ditentukan lain oleh RUPS.
b. Setelah masa jabatannya berakhir anggota Dewan Pengawas Syariah dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa
jabatan berikutnya, namun RUPS dapat menetapkan lebih dari 2 (dua) kali periode masa jabatan.
8. Jabatan anggota Dewan Pengawas Syariah berakhir apabila:
a. jangka waktu jabatannya berakhir, atau
b. kehilangan kewarganegaraan Indonesia, atau
c. mengundurkan diri, atau
d. tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku, atau
e. meninggal dunia, atau
f. diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS.
II. MEMBERIKAN kuasa dengan hak substitusi kepada Direksi Perseroan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama untuk men-
yatakan keputusan-keputusan dalam Keputusan Sirkuler ini ke dalam akta Notaris dan menghadap Notaris untuk tujuan
tersebut menandatangani setiap pernyataan yang diperlukan, termasuk akta perubahan, serta meminta persetujuan dan
menyampaikan pemberitahuan sehubungan dengan keputusan-keputusan dalam Keputusan Sirkuler ini kepada Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, atau kepada pihak berwenang lainnya, jika diperlukan dan untuk men-
gambil tindakan-tindakan yang dianggap perlu oleh peraturan yang terkait atau Notaris.
DEWAN KOMISARIS
Dewan Komisaris merupakan organ Perseroan yang bertugas untuk melakukan pengawasan atas tindakan pengurusan yang
dilakukan oleh Direksi. Dewan Komisaris memberikan arahan kepada Direksi dalam menjalankan perusahaan dan menerapkan
Good Corporate Governance (GCG). Dewan Komisaris bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif kolegial.
Status efektif /
No Nama Jabatan Keputusan OJK
blm efektif
1 Abdul Rachman Komisaris Utama efektif No.SR-3/D.03/2016 tanggal 7 Januari 2016
2 Agus Haryanto Komisaris efektif SR-237/ D.03/2015 tanggal 22 Desember
2015
3 Edhi Chrystanto Komisaris Independen efektif SR-239/ D.03/2015 tanggal 22 Desember
2015
4 Sukoriyanto Saputro Komisaris Independen efektif SR-240/ D.03/2015 tanggal 22 Desember
2015
5 Zudan Arief Fakrulloh Komisaris Independen efektif kEP-173/D.03/2018 tanggal 2 Oktober 2018
Kepemilikan Saham
Nama Jabatan Lemebaga
Bank Perusahaan
Bank Lain Keuangan
Mantap Lain
Non Bank
Abdul Rachman Komisaris Utama Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Agus Haryanto Komisaris Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Edhi Chrystanto Komisaris Independen Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Sukoriyanto Saputro Komisaris Independen Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Zudan Arif Fakrulloh Komisaris Independen Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
KOMISARIS INDEPENDEN
Berdasarkan komposisi Dewan Komisaris per 31 Desember 2019, Bank Mantap telah memiliki 3 (tiga) orang Komisaris Independen
dari total 5 (lima) orang anggota Dewan Komisaris yang ada, yaitu Sdr. Edhi Chrystanto, Sdr. Sukoriyanto Saputro dan Sdr. Zudan
Arif Fakrulloh. Dengan demikian komposisi anggota Dewan Komisaris Independen telah memenuhi ketentuan independensi
Komisaris minimal 50% sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014
tanggal 8 Desember 2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik.
atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.
2. Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai Komisaris, Direksi atau pejabat eksekutif pada Bank (Bank Umum, BPR)
dan lembaga keuangan lainnya.
3. Telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia tentang
Penilaian dan Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test).
4. Dipilih dan diangkat dalam Rapat Umum Pemegang Saham melalui rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi, dan
5. Dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya tidak pernah dinyatakan pailit, menjadi anggota Direksi atau anggota
Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan Perseroan dinyatakan pailit.
Sepanjang tahun 2019, agenda, tanggal dan peserta Rapat Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:
Tidak
No Tanggal No. Risalah Agenda Peserta Rekomendasi
Hadir
1 18 Januari RR.KOM/ 1. Umum 1. Abdul - 1. Melakukan evaluasi terhadap hasil
2019 001/2019 2. Komite Audit Rachman kinerja DPK yang kurang mencapai
3. Komite 2. Agus target Desember 2018. Dan agar
Pemantau Haryanto meningkatkan strategi pencapaian
Risiko 3. Sukoriyanto target tahunan lebih awal sehingga
4. Dekom Saputro tidak terlalu mendekati target.
Mengundang 4. Edhi 2. Melakukan strategi untuk menurunkan
Divisi Chrystanto rasio NPL khususnya yang disebabkan
Collection 5. Zudan Arif kredit retail maupun mikro seperti
Fakrulloh meningkatkan kredit pensiunan pada
Kantor Cabang yang memiliki NPL
tinggi.
3. Melakukan strategi baik dari sisi SDM
maupun SPM terhadap Kantor Cabang
yang selalu tidak mencapai target kredit
maupun DPK.
Tidak
No Tanggal No. Risalah Agenda Peserta Rekomendasi
Hadir
4. Melakukan pendekatan kepada
pengadilan khususnya bidang yang
menangani perbankan sehingga
terhadap kasus hukum terkait
hak Lelang oleh perbankan dapat
terselesaikan lebih cepat.
5. Terkait Fraud Kantor Cabang Jakarta
Proklamasi, agar selalu menekankan
faktor kehati-hatian, dengan
berdasarkan standar prosedur dan
meningkatkan budaya bank Mantap
bagi seluruh jajaran karyawan.
6. Terhadap hasil pemeriksaan Audit
Eksternal KAP EY agar menjadi evaluasi
dan segera ditindaklanjuti untuk
diselesaikan, serta meminta Divisi RBC
dan Divisi DPM agar mengevaluasi
untuk meminimalisir terjadinya
kesalahan.
7. Melakukan refleksi terkait lelang
dengan policy perkreditan agunan
sehingga dapat terakomodir.
8. Mengevaluasi perjanjian kredit
khususnya terhadap pasal-pasal yang
berpotensi melemahkan posisi Bank
atau yang berpotensi dipergunakan
sebagai celah untuk disalahgunakan
oleh nasabah.
9. Menegaskan atas kedisiplinan
Credit Operation dalam melakukan
admnistrasi dan pemenuhan legalitas
dokumen agunan sehingga proses
lelang lancar.
10. Melakukan evaluasi perbandingan
kenaikan dan penurunan dengan tahun
sebelumnya serta harus melakukan
strategi untuk meningkatan booking
amount.
11. Agar dilakukan tindakan tegas atau
sanksi atas penolakan klaim asuransi
yang disebabkan kelalaian cabang.
12. Agar meningkatkan kewaspadaan
dan pemahaman terhadap top
50 deposan serta untuk Pimpinan
cabang agar lebih mengutamakan
awareness penginputan data new
account sehingga dapat lebih mudah
memonitoring bisnis.
13. Mengevaluasi terkait inisiatif yang
belum dapat dilakukan.
Tidak
No Tanggal No. Risalah Agenda Peserta Rekomendasi
Hadir
8. Melakukan mitigasi risiko yang lebih
komprehensif terhadap operasional risk
dan perjanjian kredit terkait fronting.
Mengundang Team Task Force terkait
progress penyelamatan portofolio
atas kredit fronting pada rapat bulan
selanjutnya.
9. Mempersiapkan implementasi IFRS 9
dengan baik, sesuai rekomendasi dari
IRC dengan timeline Desember 2019.
10. Agar kewajiban pengkinian data pihak
utama dilaksanakan sesuai dengan
tenggang waktu yang ditentukan
paling lambat tanggal 28 Februari 2019.
11. Dewan Komisaris menegaskan kembali
untuk menyetujui Perubahan Struktur
Organisasi yang diajukan oleh Direksi
melalui surat No. DIR.INT/004.1/2019
tanggal 30 Januari 2019 sebagaimana
direkomendasikan oleh Komite
Remunerasi dan Nominasi No.KOM.
RNM/001/2019 tanggal 31 Januari 2019.
12. Menyetujui atas penetapan
pemberhentian anggota Komite yang
telah diputuskan pada tanggal 22
Februari 2019 sebagai berikut :
• Pemberhentian Sdr. Made Wiratmika
sebagai Anggota Komite Audit Pihak
Independen;
• Pemberhentian Sdr. Ketut Santiawan
sebagai Anggota Komite Pemantau
Risiko pihak Independen;
• Pemberhentian Sdr. Nyoman S
Suryawan sebagai Anggota Komite
Audit pihak Independen.
Serta menyetujui atas pengangkatan
anggota Komite yang telah
diputuskan pada tanggal 22 Februari
2019 sebagai berikut :
• Pengangkatan Sdr. Efendi sebagai
Anggota Komite Audit Pihak
Independen;
• Pengangkatan Sdr. Jani Arjanto
sebagai Anggota Komite Audit pihak
Independen;
• Pengangkatan Sdr. Nyoman S
Suryawan sebagai Anggota Komite
Pemantau Risiko pihak Independen
Tidak
No Tanggal No. Risalah Agenda Peserta Rekomendasi
Hadir
10. Terkait Revisi Kebijakan SDM Bank
Mantap, agar ditambahkan aturan
terkait karyawan yang difable dan
prohire.
11. Melakukan pemetaan dan
penyelamatan secara khusus terhadap
akibat kasus fronting, salah satunya
dengan segera melakukan pemindahan
juru bayar.
12. Dewan Komisaris mengusulkan atas
penyesuaian Gaji anggota Direksi
dan honorarium Dewan Komisaris
dan pemberian fasilitas, benefit dan/
atau tunjangan lainnya untuk tahun
BUKU 2019 serta Tantieme atas kinerja
anggota Direksi dan Dewan Komisaris
untuk tahun BUKU yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2018.
4 29 April RR.KOM/ 1. Umum 1. Abdul - 1. Terkait pencapaian Booking AO tidak
2019 007/2019 2. Komite Audit Rachman sebanding dengan total pencapaian
3. Komite 2. Agus kredit yang disebabkan karena lebih
Pemantau Haryanto banyaknya topup dibandingkan closing
Risiko 3. Sukoriyanto debitur baru. Oleh hal itu, dilakukan
4. Lain-lain Saputro strategi atau policy agar AO juga focus
4. Edhi pada booking debitur baru.
Chrystanto 2. Melakukan evaluasi dan pengecekan
5. Zudan Arif terhadap pendapatan fee base income
Fakrulloh khususnya yang terkait Asuransi
dengan status topup.
3. Agar menyegerakan program paket
umroh dan join financing dengan Bank
Mandiri terkait kredit Combo.
4. Agar focus pada Kantor Cabang di Bali
untuk menguatkan kredit khususnya
kredit pensiunan.
5. Melakukan strategi pencegahan agar
kasus hukum dapat diminimalisir,
antara lain dengan mengumpulkan
data atau aturan untuk mereview
perjanjian kredit retail sehingga dapat
menguatkan klausula baku.
6. Agar segera menyelesaikan DMTL Audit
Bank Mandiri yang jatuh tempo dengan
skala proritas dan membuat tolak ukur
yang mempengaruhi kesehatan Bank.
7. Agar terus melakukan update terkait
Fronting khususnya dari segi potensi
kerugian terhadap kasus fraud Fronting
PT TAS.
8. Booking dengan skema top
up masih cukup tinggi, Dewan
Komisaris merekomendasikan untuk
mengembangkan strategi untuk
meningkatkan customer base kredit.
Tidak
No Tanggal No. Risalah Agenda Peserta Rekomendasi
Hadir
6 18 Juni 2019 RR.KOM/ 1. Umum 1. Abdul - 1. Meningkatkan kredit pensiunan serta
011/2019 2. Komite Audit Rachman kredit retail dan kredit mikro agar
3. Komite 2. Agus pencapaiannya tetap sesuai target yang
Pemantau Haryanto ditentukan.
Risiko 3. Sukoriyanto 2. Pemberlakukan sanksi terhadap Kantor
4. Komite Saputro Cabang yang lalai karena tidak adanya
Remunerasi 4. Edhi pemblokiran rekening nasabah atas
dan Nominasi Chrystanto gagal take over yang menyebabkan
5. Zudan Arif dana pencairan pinjaman terpakai
Fakrulloh oleh nasabah serta segera melakukan
pendekatan atau perubahan juru bayar
dengan PT Taspen agar tidak terjadi
penolakan dari pihak Bank terkait.
3. Melakukan monitoring terhadap
kelengkapan dokumen persyaratan
pengurusan gaji debitur di Bank
Mantap dan berkoordinasi dengan
Kantor Taspen atas proses pindah
kantor bayar yang belum terealisasi.
4. Harus ada orang Bank Mantap yang
incharge di Bank Mandiri terkait
pengaduan nasabah. Agar dapat
menemukan solusi pengaduan nasabah
terkait gagal debet sehingga dapat
teratasi lebih cepat.
5. Meningkatkan traning pada officer
kredit khususnya terkait analisa kredit
sehingga dapat menekan NPL maupun
timbulnya tuntutan perkara hokum.
6. Agar menghighlight pertumbuhan
kredit yang berasal dari top up dan
pertumbuhan kredit yang berasal dari
murni penambahan account.
7. Mengingat volume dan nilai kredit
asal fronting relative kecil namun
berkontribusi terhadap NPL, dan
mengingat jaringan kantor Bank
Mantap sudah semakin banyak serta
berkembangnya fungsi Mantap online,
maka pemberian kredit melalui fronting
seyogyanya tidak diperlukan lagi.
8. Selalu menjaga kredit pensiun di Bade
2A agar tidak menjadi NPL atau tetap
dalam keadaaan lancar.
9. Supaya persentase Dana diatas 3 tahun
berkembang dan untuk menjaga risiko
likuiditas perlu segera menerbitkan
obligasi.
Tidak
No Tanggal No. Risalah Agenda Peserta Rekomendasi
Hadir
5. Membuat Standar Prosedur mengenai
perjanjian kerjasama dengan pihak
ketiga.
6. Melakukan monitoring terhadap
debitur alih kelola setiap bulannya.
7. Bank menyiapkan tanggapan serta
mitigasi atas penurunan pendapatan
bunga terhadap total pendapatan
(rentabilitas) dan kenaikan Loan at Risk
terhadap modal (permodalan).
8. Dewan Komisaris menambahkan
arahan diluar pembahasan yaitu
terkait Penunjukan Consultan untuk
membantu progress Coreplan dan
risiko – risiko Bank.
9. Berkolaborasi dengan unit kerja SPM
& Accounting terkait Produktivitas
per Cabang untuk mendalami peta
kinerja dan talent pool pegawai
di Kantor Cabang termasuk profil
pimpinan Kantor Cabang. Agar dalam
proses penilaian pimpinan Kantor
Cabang lebih efektif dapat melakukan
penggantian sementara agar fungsi
control terjaga.
10. Menyetujui mengangkat dan
menetapkan Saudara Fajar Ari Setiawan
secara Definitif sebagai Pejabat
Eksekutif Senior Eksekutif Vice President
(SEVP) yang membidangi Finance,
Retail and Digital Banking disertai
dengan Surat Kuasa Direksi untuk
dapat bertindak dalam jabatan yang
bersangkutan mewakili Bank Mantap
dalam lingkup tugasnya-tugasnya
dalam bidang Finance, Retail and
Digital Banking.
11. Menyetujui benefit untuk Pejabat SEVP
sebagaimana usulan yang disampaikan
dalam pembahasan Risalah Rapat
Komite Remunerasi dan Nominasi ini.
12. Menyetujui pengangkatan dan
penetapan Sdr. Didin Rasyidin sebagai
Anggota Komite Pemantau Risiko Pihak
Independen dibawah Dewan Komisaris
Tidak
No Tanggal No. Risalah Agenda Peserta Rekomendasi
Hadir
10. Melakukan sample audit ke Kantor
Cabang terkait gagal take over lebih
dari 3 bulan.
11. Monitoring atas rekomendasi
Integrated Risk Committee (IRC)
khususnya terkait NIM dan Cost of
Fund yang menjadi perhatian dari
Management.
12. Dewan Komisaris menyetujui usulan
perubahan struktur organisasi
sebagaimana telah direkomendasikan
oleh Komite Remunerasi dan Nominasi
No. DEKOM/057/2019, selanjutnya
Direksi agar menindaklanjuti sesuai
ketentuan yang berlaku.
13. Dewan Komisaris memberikan arahan
kepada Unit Pengelola Dana untuk
melakukan penguatan pada SDM dan
Strategi Marketing pada beberapa
Kantor Cabang untuk menumbuhkan
Funding serta membuat list Kantor
Cabang yang tidak bergerak dari Sisi
Funding, meningkatkan awareness
Kantor Cabang terhadap pencapaian
target dan bonding Nasabah Funding
serta melakukan kunjungan terhadap
10 Deposan Bank Mantap minimal 3
bulan sekali oleh Direksi.
9 24 RR.KOM/ 1. Umum 1. Abdul - 1. Fokus utama Net Booking pada number
September 017/2019 2. Komite Audit Rachman of new Account per AO.
2019 3. Komite 2. Agus 2. Melakukan sampling debitur dengan
Pemantau Haryanto memperhatikan :
Risiko 3. Sukoriyanto • Sustainability usaha debitur untuk
4. Lain-lain Saputro memitigasi debitur yang berpotensi
4. Edhi menunggak dan atau berakhir dengan
Chrystanto mengajukan gugatan,
Zudan Arif • Evaluasi kualitatif untuk menyakini
Fakrulloh apakah debitur benar – benar memiliki
usaha produktif,
• Evaluasi ada tidaknya peningkatan
usaha setelah pemberian kredit,
• Menyakini kredit yang diberikan sesuai
dengan visi Bank dan kepatuhan
terhadap OJK.
3. OJK memberikan kelonggaran terkait
restrukturisasi akibat dari erupsi
Gunung Agung, namun demikian
agar Bank secara internal melakukan
evaluasi apakah debitur masih memiliki
prospek usaha sehingga masih mampu
memenuhi kewajibannya. Apabila
sudah tidak terdapat prospek usaha
agar dipertimbangkan untuk write off.
Tidak
No Tanggal No. Risalah Agenda Peserta Rekomendasi
Hadir
10 15 Oktober RR.KOM/ 1. Umum 1. Abdul - 1. Melakukan perbandingan informasi data
2019 019/2019 2. Komite Audit Rachman publikasi Bank Indonesia terkait jumlah
3. Komite 2. Agus penghimpunan Dana disetiap wilayah.
Pemantau Haryanto 2. Dari keterlambatan klaim asuransi atas 44
Risiko 3. Sukoriyanto debitur, agar dipastikan berapa yg masih
4. Lain-lain Saputro bisa ditagih dan yang memang menjadi
4. Edhi kerugian Bank.
Chrystanto 3. Terhadap Jatuh Tempo tindak lanjut
5. Zudan Arif atas temuan BPK, Dewan Komisaris
Fakrulloh meminta agar melakukan monitoring
seluruh Kepala Divisi yang terlibat atas
temuan tersebut serta dalam Rapat Bulan
November agar dilakukan pemaparan
hasil status tindak lanjut terhadap Dewan
Komisaris dan penyerahan tindak lanjut
selambatnya akhir November 2019.
4. Terhadap Perjanjian Kerja Sama (PKS)
Dengan PT Taspen Abadi Sentosa, agar
dilakukan review dan penyempurnaan
ketentuan pemberian kredit tersebut.
5. Atas pengeluaran biaya Direksi yang tidak
sesuai ketentuan agar di cek kembali
ketentuan aturan pada Kementerian
BUMN untuk anak perusahaan khususnya
terkait fasilitas Direksi.
6. Terhadap Laporan terkait kasus Nasabah
atas nama Toekiran, Dewan Komisaris
menyarankan agar menguatkan unit
Legal dengan merekrut SDM atau
Consultan yang dapat mendukung kasus-
kasus Hukum yang dialami Bank.
7. Agar seluruh kebijakan Bank Mantap
dapat diteliti atau direview kembali
keakuratan dan kelengkapannya.
8. Monitoring terhadap pencapaian
booking, jika dimungkinkan kinerja
diukur dengan net booking, kapasitas
booking AOP masih dapat ditingkatkan.
9. Lebih proaktif untuk melakukan
strategi penjualan funding, khususnya
pertumbuhan dana murah. Melibatkan
unit kerja cabang untuk proaktif menjual
dana-dana retail. Kantor Cabang juga
harus dibekali training “How to explain”
dan “How to Confidence”.
10. Terhadap Cabang yang kinerjanya
tidak mencapai target, agar perlu
dipertimbangkan memanggil
atau mengundang Kepala Cabang
(sampling) untuk mendiskusikan serta
mencari solusi terbaik memperbaiki
kinerja cabang yang bersangkutan.
Tidak
No Tanggal No. Risalah Agenda Peserta Rekomendasi
Hadir
7. Agar Penyelesaian Portofolio Debitur
Fronting dapat diselesaikan dengan baik.
8. Komitmen atas action plan pada TRW III
untuk penilaian TRW IV – 2019 khususnya
untuk Profil Risiko dan Tingkat Kesehatan
Bank agar dilaksanakan dengan baik.
9. Agar terhadap Laporan RBB segera
dilaporkan selambat-lambatnya sebelum
tanggal 30 November 2019
12 11 RR.KOM/ 1. Umum 1. Abdul - 1. Terhadap temuan BPK yang masih
Desember 023/2019 2. Komite Audit Rachman belum tuntas agar dilakukan monitoring
2019 3. Divisi Retail 2. Agus penyelesaiannya yaitu terkait Benefit
& Digital Haryanto kepada Direksi Bank Mantap agar diatur
Banking 3. Sukoriyanto sesuai ketentuan dan koordinasi dengan
4. Divisi Saputro Bank Mandiri ; Kelebihan pembayaran
Compliance 4. Edhi kepada kontraktor agar lebih berhati
5. Divisi Risk Chrystanto hati/selektif memilih kontraktor serta
Business 5. Zudan Arif Khusus kontraktor KK Binjai yg kelebihan
Control Fakrulloh Rp 18,47 jt, agar diminta diselesaikan
6. Komite kontraktor ; Agar debitur diwajibkan
Pemantau berkantor bayar di Bank Mantap.
Risiko 2. Terhadap temuan OJK yang masih
7. Komite belum tuntas agar dilakukan
Remunerasi monitoring penyelesaiannya sebagai
dan Nominasi rincian sebagai berikut : Agar seluruh
ketentuan disempurnakan, namun tetap
memperhatikan keberlangsungan bisnis.
Khususnya terkait Kebijakan top-up agar
proses top-up menjadi perhatian khusus
; Asuransi pasangan debitur juga harus di
cover ; Dalam membuat/revisi ketentuan
dapat meminta masukan secara informal
kepada KAP ; Pos terbuka untuk uang
muka harus diselesaikan sebelum akhir
tahun 2019.
3. Terhadap Usulan Annual Audit Plan
2020, Dewan Komisaris mengusulkan
hal-hal sebagai berikut : Menjaga
kondisi untuk terhindar dari kasus
Fraud pada seluruh karyawan ;
Mereview terhadap pelaksanaan PSAK
71 ; Melakukan penilaian atau evaluasi
kecukupan dan efektifitas internal
kontrol prosedur pemberian kredit
termasuk ketentuan atau peraturan
mengenai PKS dengan pihak ketiga
; Melakukan penilaian kecukupan
internal Kontrol dan Kepatuhan
terhadap ketentuan khususnya terkait
produk-produk baru khususnya
yang menggunakan aplikasi digital
; Melakukan review atau monitoring
terhadap pemberian kredit baru.
Tidak
No Tanggal No. Risalah Agenda Peserta Rekomendasi
Hadir
1 18 Januari RR.KOM/ 1. Umum 1. Abdul - 1. Selalu melakukan sosialisasi dan
2019 002/2019 2. Laporan Rachman meningkatkan awareness karyawan agar
Performance 2. Agus terhindar dari fraud.
Kinerja Per Haryanto 2. Mengevaluasi 8 inisiatif strategis yang
Des 2018 3. Sukoriyanto belum terealisasi.
Saputro 3. Treatment terkait AYDA dengan
4. Edhi berdasarkan ketentuan-ketentuan
Chrystanto OJK sehingga tidak menjadi temuan
5. Zudan Arif pemeriksaan.
Fakrulloh 4. Menyelesaikan permasalahan terkait
6. Josephus K Fraud PT TAS yang sudah menjadi
Triprakoso temuan OJK.
7. Nur Kholis 5. Meningkatkan penyaluran kredit pensiun
8. Paulus Endra untuk Kantor Cabang di Bali sehingga
Suyatna dapat menaikan ratio NPL.
9. Iwan 6. Melakukan Evaluasi terhadap pembagian
Soeroto target Kantor Cabang sehingga Cabang-
Cabang dapat mencapai target minimal
80% dari yang ditetapkan.
2 22 Februari RR.KOM/ 1. Umum 1. Abdul - 1. Terus meningkatkan portfolio serta
2019 004/2019 2. Laporan Rachman strategi pencapaian kredit dan DPK
Performance 2. Agus pada setiap kantor cabang, sehingga
Kinerja Per Haryanto target dari awal bulan dapat
Januari 2019 3. Sukoriyanto berjalan sesuai rencana hingga akhir
Saputro tahun.
Tidak
No Tanggal No. Risalah Agenda Peserta Rekomendasi
Hadir
4. Edhi 2. Mereview seluruh hal berkaitan dengan
Chrystanto Fronting termasuk perjanjian kerjasama
5. Zudan Arif dan menginvestigasi seluruh Cabang
Fakrulloh Jasa fronting lainnya termasuk yang
6. Josephus K memiliki kelolaan masih dalam kondisi
Triprakoso lancar agar dapat teridentifikasi lebih
7. Nur Kholis awal dan apabila dalam satu wilayah
8. Paulus Endra sudah ada cabang Bank Mantap tidak
Suyatna boleh mempergunakan Jasa Fronting.
9. Iwan 3. Melakukan pengawasan secara berkala
Soeroto terhadap partner yang bekerjasama
khususnya fronting agar dapat terjaga
dari risiko reputasi.
4. Agar kewajiban pengkinian data pihak
utama dilaksanakan sesuai dengan
tenggang waktu yang ditentukan
paling lambat tanggal 28 Februari 2019.
3 29 Maret RR.KOM/ 1. Umum 1. Abdul - 1. Agar menjaga LFR diangka 92%,
2019 006/2019 2. Laporan Rachman serta melakukan strategi untuk
Performance 2. Agus meningkatkan kredit dan DPK diseluruh
Kinerja Per Haryanto Kantor Cabang.
Februari 2019 3. Sukoriyanto 2. Agar melakukan evaluasi dan
Saputro penanganan secara khusus terhadap
4. Edhi Cabang mengalami peningkatan NPL.
Chrystanto 3. Terkait Kasus fronting agar segera
5. Zudan Arif melakukan investigasi lebih mendalam
Fakrulloh dengan melakukan pemetaan secara
6. Josephus K detail Kantor Cabang yang berpotensial
Triprakoso lost, melakukan penyelamatan
7. Nur Kholis atau strategi lebih awal melakukan
8. Paulus Endra pemindahan juru bayar ke Bank Mantap
Suyatna untuk mengurangi potensi kerugian.
9. Iwan 4. Mengevaluasi terkait system manual
Soeroto dan kurang kontrolnya fronting yang
melakukan booking langsung ke Kantor
Pusat.
4 29 April RR.KOM/ 1. Laporan 1. Abdul - 1. Agar melakukan upaya pencegahan
2019 008/2019 Performance Rachman terkait CKPN yang mengalami kenaikan
Kinerja Per 2. Agus 2. Melakukan strategi untuk
Maret 2019 Haryanto meningkatkan DPK dengan melakukan
2. Lain-lainnya 3. Sukoriyanto pendekatan BUMN atau Asosisasi Dana
Saputro Pensiun
4. Edhi 3. Agar meningkatkan target kredit
Chrystanto khususnya mikro yang mengalami
5. Zudan Arif penurunan, serta melakukan evaluasi
Fakrulloh realisasi total kredit yang tidak tercapai
6. Josephus K terhadap total booking AO yang
Triprakoso tercapai
7. Nur Kholis 4. Meningkatkan product knowlegde
8. Paulus Endra Pegawai Kantor Cabang khususnya
Suyatna untuk kredit pensiun
9. Iwan 5. Tetap melakukan penelitian terhadap
Soeroto fronting yang berpotensi fraud
Tidak
No Tanggal No. Risalah Agenda Peserta Rekomendasi
Hadir
2. Lain-lainnya 3. Sukoriyanto 2. Menyetujui memperbanyak
Saputro pertumbuhan jaringan Kantor Graha
4. Edhi dibandingkan Kantor Cabang, namun
Chrystanto tetap membuat evaluasi terkait
5. Zudan Arif cost yang dikeluarkan termasuk
Fakrulloh maintenance dan bisnis yang diperoleh.
6. Josephus K 3. Terkait Laporan BPK agar Direksi
Triprakoso memperbaiki atau mengkoreksi atas
7. Nur Kholis temuan untuk memenuhi terjaganya
8. Paulus Endra resiko reputasi.
Suyatna
9. Iwan
Soeroto
8 27 Agustus RR.KOM/ 1. Laporan 1. Abdul 1. Meningkatkan awareness Kantor
2019 015/2019 Performance Rachman Cabang terhadap pencapaian target
Kinerja Per Juli 2. Agus DPK dan ikut serta melakukan
2019 Haryanto kunjungan Nasabah Funding pada
2. Lain-lainnya 3. Sukoriyanto wilayahnya serta khusus 10 Deposan
Saputro tertinggi Bank Mantap minimal 3 bulan
4. Edhi sekali dilakukan kunjungan oleh Direksi.
Chrystanto 2. Program Combo agar lebih
5. Zudan Arif ditingkatkan serta melakukan
Fakrulloh pelaporan progress produk Combo
6. Josephus K kepada Bank Mandiri.
Triprakoso 3. Agar selalu memantau perkembangan
7. Nur Kholis kredit yang berasal dari PT TAS
8. Paulus Endra dan melakukan langkah-langkah
Suyatna penyelesaian untuk rekening yang
9. Iwan sudah tidak dapat diselamatkan.
Soeroto 4. Melakukan pemetaan terhadap
Kompetitor serta menggerakkan
seluruh Karyawan agar melakukan
Branding di social media baik Facebook,
Instagram maupun Youtube
9 01 Oktober RR.KOM/ 1. Tetap melakukan usaha untuk dapat
2019 018/2019 meningkatkan NIM minimal sebesar
6%.
2. Kantor Cabang agar meningkatkan
kinerja dengan mengutamakan
pemberian kredit pada Calon Debitur
baru.
3. Agar melakukan strategi untuk
meningkatkan produktivitas produk
kredit Combo dengan menjalin
kerjasama & pola komunikasi kepada
masing-masing regional Bank Mandiri.
4. Agar dilakukan pemenuhan dokumen
dalam rangka penerbitan umum
berkelanjutan (PUB) Obligasi sehingga
Obligasi dapat diterbitkan sesuai waktu
yang telah ditentukan.
Tidak
No Tanggal No. Risalah Agenda Peserta Rekomendasi
Hadir
7. Nur Kholis 4. Terkait pengaduan Nasabah dapat
8. Paulus Endra dilakukan minimalisir pengaduan dan
Suyatna dicari penyelesaiannya.
9. Iwan 5. Atas temuan BPK dan OJK dapat
Soeroto diselesaikan dan dilaporkan tepat
waktu.
12 12 RR.KOM/ 1. Laporan 1. Abdul - 1. Agar fokus utama untuk meningkatkan
Desember 024/2019 Performance Rachman NIM sesuai arahan induk perusahaan
2019 Kinerja Per 2. Agus hingga akhir tahun 2019.
November Haryanto 2. Menyetujui RBB dan PAB Tahun 2020
2019 3. Sukoriyanto Bank Mantap dan agar dijalankan sesuai
2. Lain-lainnya Saputro dengan waktu yang telah ditentukan.
4. Edhi 3. Terkait temuan audit atas kejadian
Chrystanto fraud eksternal (debitur figure) pada
5. Zudan Arif Kantor Cabang Mojokerto agar seluruh
Fakrulloh Cabang diingatkan kembali terhadap
6. Josephus K awareness terhadap kemungkinan
Triprakoso fraud.
7. Nur Kholis 4. Terkait pengaduan Nasabah dapat
8. Paulus Endra dilakukan minimalisir pengaduan dan
Suyatna dicari penyelesaiannya.
9. Iwan 5. Atas temuan BPK dan OJK dapat
Soeroto diselesaikan dan dilaporkan tepat
waktu.
6. Agar melakukan upaya strategi untuk
meningkatkan NIM 6% dan seluruh
Financial Highlight dapat tercapai
sesuai target yang ditetapkan.
7. Agar melakukan mapping Portofolio
KRB Gunung Agung dimana program
tersebut akan berakhir pada tahun
2020 serta melakukan antisipasi terkait
dampak kredit yang disebab Fraud PT
TAS.
8. Agar melakukan peningkatan pada
Funding Retail, menumbuhkan Sales
Culture Funding pada Kantor Cabang
dan menambahkan target Funding
Retail dalam penilaian KPI Kantor
Cabang.
9. Agar berkoordinasi dengan Regulator
terkait pengelompokan UMKM atas
Portofolio Kredit Pensiun dengan
tujuan Produktif.
10. Agar mengevaluasi kinerja kantor
cabang yang selalu tidak mencapai
target baik dari sisi SDM maupun
marketnya.
11. Terhadap proses pembentukan UUS,
agar melakukan pemenuhan SDM yang
memiliki kompetensi dibidang syariah.
Ruang lingkup Remunerasi Bank mengacu pada tata kelola pelaksanaan pemberian Remunerasi bagi Dewan Komisaris dan
Direksi yaitu:
1. Prinsip keterbukaan dalam pemberian Remunerasi.
2. Prinsip kehati-hatian dalam pengambilan keputusan berdasarkan risiko
3. Penetapan Material Risk Taker (MRT).
4. Kebijakan penundaan pembayaran Remunerasi yang bersifat variabel (Malus) atau menarik kembali Remunerasi yang
bersifat variable yang sudah dibayarkan (Clawback)
5. Kesesuaian pembayaran Reward berdasarkan jangka waktu risiko yang diambil oleh pemegang kewenangan.
Pemberian Remunerasi dilakukan dengan menetapkan kebijakan:
1. Malus, yaitu kebijakan yang diambil Bank berdasarkan kriteria tertentu yang dapat menunda pembayaran sebagian atau
seluruh dari Remunerasi yang Bersifat Variabel yang ditangguhkan.
2. Clawback, yaitu kebijakan yang diambil Bank dalam bentuk suatu perjanjian antara Bank dengan anggota Direksi, anggota
Dewan Komisaris atau Pegawai dimana anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris atau Pegawai setuju untuk mengembalikan
Remunerasi yang Bersifat Variabel yang diterima sesuai kriteria yang ditetapkan Bank.
Prosedur Penetapan Remunerasi
Bank Mantap telah memiliki prosedur dalam menetapkan besaran remunerasi bagi para anggota Dewan Komisaris. Prosedur
penetapan tersebut telah mengacu pada hasil RUPS. Adapun prosedur dalam menetapkan remunerasi bagi anggota Dewan
Komisaris adalah sebagai berikut.
1. Komite Remunasi dan Nominasi
Langkah awal dalam prosedur penetapan remunerasi Dewan Komisaris dengna pengumpulan informasi mengenai standar
remunerasi untuk jabatan dan industry sejenis di pasaran dengan memperhitungkan kinerja Bank Mantap oleh Komite
Remunerasi dan Nominasi, kemudian menyampaikan rekomendasi atas besaran remunerasi tersebut kepada anggota
Dewan Komisaris
2. Dewan Komisaris
Setelah mendapatkan rekomendasi dari Komite Nominasi dan Remunerasi, maka Dewan Komisaris akan mengkaji dan
mempelajari rekomendasi tersebut dan mengusulkan besaran remunerasi anggota Dewan Komisaris kepada RUPS
3. Rapat Umum Pemegang Saham
Selanjutnya Pemegang Saham melalui RUPS Tahunan akan menetapkan besaran remunerasi bagi anggota Dewan Komisaris
dan kewenangan tersebut dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris
4. Remunerasi anggota Dewan Komisaris
Pembagian remunerasi kepada anggota Dewan Komisaris akan dilaksanakan sesuai dengan hasil keputusan RUPS.
Struktur Remunerasi Anggota Dewan Komisaris
Remunerasi yang ditetapkan dan diberikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris baik yang bersifat tetap maupun variabel
dalam bentuk tunai maupun tidak tunai sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya. Bank Mantap menetapkan
remunerasi menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut:
1. Remunerasi yang bersifat tetap: Remunerasi yang tidak dikaitkan dengan kinerja dan risiko, antara lain gaji pokok, fasilitas,
tunjangan perumahan, tunjangan kesehatan, tunjangan pendidikan, tunjangan hari raya dan pensiun.
2. Remunerasi yang bersifat variabel: Remunerasi yang dikaitkan dengan kinerja dan risiko, antara lain bonus atau bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Indikator Penetapan Remunerasi Dewan Komisaris
FAKTOR EKSTERNAL
1. Memperhatikan kondisi atau nilai yang ada di pasar dalam industri yang sama.
2. Melakukan proses benchmark ke perusahaan yang sejenis dan skala usaha yang sama.
3. Hasil dari salary survey.
FAKTOR INTERNAL
1. Strategi bisnis dan pendapatan/laba perusahaan.
2. Performance atas kinerja individu dan perusahaan.
3. Struktur jangka pendek dan jangka panjang.
Remunerasi dalam satu tahun dikelompokkan dalam kisaran tingkat penghasilan adalah sebagai berikut.
TABEL KELOMPOK JUMLAH REMUNERASI DEWAN KOMISARIS
Dewan Komisaris menekankan pengawasan terhadap beberapa hal yang perlu menjadi perhatian sebagai berikut:
1. Melakukan pengawasan terhadap pengurusan operasional Bank yang dilakukan Direksi,
2. Memberi nasihat kepada Direksi termasuk mengenai rencana kerja, pengembangan bisnis Bank, pelaksanaan ketentuan
Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS serta peraturan perundangan yang berlaku.
3. Melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar dan Keputusan
RUPS secara efektif dan efisien serta terpeliharanya efektivitas komunikasi antara Dewan Komisaris dengan Direksi, Auditor
Eksternal dan Otoritas Pengawas Bank atau Otoritas lainnya.
4. Menjaga kepentingan Bank dengan memperhatikan kepentingan para Pemegang Saham dan bertanggung jawab kepada
RUPS.
5. Memonitor perkembangan kegiatan Bank.
6. Melakukan pengawasan penerapan Tata Kelola Terintegrasi dengan Entitas Utama (Group Perusahaan) dalam setiap aspek
kegiatan usaha Bank dari seluruh jenjang organisasi Bank.
7. Melakukan pengawasan secara periodik atas pelaksanaan RKAP dan memberikan pendapat/persetujuan atas perubahan
RKAP sesuai dengan ketentuan berlaku.
8. Melakukan pengawasan atas mutu pelayanan Bank kepada Nasabah dan memberikan nasihat yang diperlukan kepada
manajemen.
Penilaian tersebut dilaksanakan secara tahunan dengan kriteria evaluasi sebagai berikut:
1. Pelaksanaan tugas dan fungsi pengawasan oleh Komisaris sesuai Anggaran Dasar.
2. Kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku.
3. Tingkat kesehatan bank.
4. Tingkat kehadirannya dalam rapat Dewan Komisaris maupun rapat dengan komite-komite Pendukungnya.
5. Keterlibatan Dewan Komisaris dalam penugasan-penugasan tertentu.
Penilaian Kinerja Dewan Komisaris Melalui Self Assessment GCG Sesuai Ketentuan OJK
Penilaian kinerja Dewan Komisaris juga dilakukan melalui Self Assesment GCG yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan
berdasarkan pada Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 13/SEOJK.03/2017 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank
Umum. Pelaksanaan Self Assessment GCG ini dilaksanakan secara periodik setiap semester yang dilaporkan kepada OJK untuk
mendapatkan persetujuan.
DIREKSI
Direksi merupakan organ Bank yang bertanggung jawab secara kolektif melakukan pengurusan Bank untuk kepentingan dan
tujuan Bank serta mewakili Bank di dalam maupun di luar pengadilan sesuai Anggaran Dasar. Sebagai bentuk pertanggungjawaban
dalam pelaksanaan tugasnya selama satu tahun, Direksi mempertanggungjawabkan pengurusan Bank dalam RUPS.
WEWENANG DIREKSI
Secara rinci kewenangan Direksi dengan tidak mengurangi ketentuan lain dalam Anggaran Dasar sebagai berikut:
1. Direksi berwenang menetapkan kebijakan dalam kepemimpinan dan kepengurusan Bank.
2. Mengatur ketentuan tentang kepegawaian Perseroan termasuk penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan
penghasilan lain bagi karyawan Perseroan.
3. Mengangkat dan memberhentikan pegawai Perseroan berdasarkan peraturan kepegawaian Perseroan.
4. Mengatur pendelegasian kekuasaan Direksi untuk mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan kepada seorang atau
beberapa orang anggota Direksi yang khusus ditunjuk untuk itu atau kepada seorang atau beberapa orang, karyawan, baik
sendiri maupun bersama-sama atau kepada badan lain.
5. Menghapusbukukan piutang pokok macet, bunga, denda, dan/atau ongkos yang selanjutnya dilaporkan kepada Dewan
Komisaris.
6. Direktur Utama dan seorang anggota Direksi lain berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta
mewakili Perseroan.
7. Jika Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak lain,
maka salah satu anggota Direksi lai nnya berhak dan berwenang untuk bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili
Perseroan.
KEWAJIBAN DIREKSI
Secara rinci kewajiban Direksi adalah sebagai berikut:
1. Direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan tugasnya, mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung
jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan ketentuan serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Melaksanakan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan dalam setiap usaha kegiatan Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang
organisasi.
3. Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit intern Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan
Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil pengawasan Otoritas lain.
4. Membentuk Satuan Kerja Audit Intern, Satuan Kerja Manajemen Risiko, Satuan Kerja Kepatuhan dan Unit Strategi Anti Fraud.
5. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Pemegang Saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham.
6. Mengungkapkan kepada pegawai kebijakan Bank yang bersifat strategis di bidang kepegawaian.
7. Menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris.
8. Memiliki pedoman dan tata tertib kerja yang bersifat mengikat bagi setiap anggota Direksi.
9. Segala keputusan Direksi yang diambil sesuai dengan pedoman dan tata tertib kerja menjadi tanggung jawab seluruh
anggota Direksi.
10. Setiap kebijakan dan keputusan strategis diputuskan melalui rapat Direksi. Hasil rapat Direksi dituangkan dalam risalah rapat
dan didokumentasikan secara baik. Selama pelaksanaan rapat Direksi tidak terjadi Perbedaan pendapat (dissenting opinions)
dan rapat Direksi telah diputuskan secara musyawarah.
11. Menerapkan aspek transparansi dengan melakukan hal sebagai berikut:
a. Anggota Direksi telah mengungkapkan:
• Kepemilikan sahamnya, baik pada Bank yang bersangkutan maupun pada Bank dan Perusahaan lain, yang
berkedudukan di dalam dan di luar negeri.
• Hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lain, anggota Direksi dan/atau
Pemegang Saham Bank.
b. Anggota Direksi telah mengungkapkan remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan berdasarkan keputusan Rapat
Umum Pemegang Saham.
c. Menyusun Rencana Bisnis secara realistis dengan memperhatikan faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi
kelangsungan usaha Bank serta tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dan azas perbankan yang sehat. Rencana
Bisnis tersebut telah mendapat persetujuan dari Komisaris.
d. Rencana Bisnis dimaksud disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan. Direksi mengkomunikasikan Rencana Bisnis
tersebut kepada Pemegang Saham Bank dan seluruh jenjang organisasi yang ada pada Bank.
e. Melaksanakan Rencana Bisnis secara efektif dalam pengelolaan usaha Bank dan menyampaikan Laporan Realisasi
Rencana Bisnis secara triwulanan kepada Otoritas Jasa Keuangan.
f. Membuat laporan Tahunan dan Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan.
g. Direktur Kepatuhan membuat Laporan Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan secara Triwulan kepada Direktur
Utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris.
h. Setiap semester Direktur Kepatuhan membuat Laporan Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan yang
disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan, dengan tembusan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris.
i. Melakukan penilaian sendiri (self assessment) terhadap pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Bank setiap semester dan
disampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan.
12. Khusus Direktur Kepatuhan berfungsi untuk memastikan bahwa rancangan keputusan yang akan diambil oleh Direksi dan
Komisaris Bank Mantap tidak melanggar peraturan dan perundang-undangan serta prinsip kehati-hatian. Apabila setelah
dikaji rancangan keputusan tersebut mengandung unsur ketidakpatuhan, maka Direktur Kepatuhan berkewajiban meminta
agar rancangan keputusan dimaksud dibatalkan.
KRITERIA DIREKSI
Terpenuhinya kriteria Direksi menjadi poin penting bagi Pemegang Saham guna mendapatkan keyakinan bahwa yang akan
menjalankan pengurusan perusahaan adalah benar-benar kandidat yang tepat dan memiliki kualifikasi sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan oleh regulator maupun ketentuan internal.
Berdasarkan Undang-Undang PT Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang dapat diangkat menjadi menjadi anggota Direksi
adalah orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan pernah:
a. Dinyatakan pailit.
b. Menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perusahaan
dinyatakan pailit, atau
c. Dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor
keuangan.
Seorang calon anggota Direksi haruslah warga negara Indonesia yang memenuhi persyaratan yang ditentukan peraturan
perundangan-undangan yang berlaku. Seorang yang akan diangkat menjadi anggota Direksi harus memenuhi persyaratan
integritas, kompetensi dan reputasi keuangan. Berintegritas berarti harus memiliki akhlak dan moral yang baik, memiliki reputasi
yang baik selama yang bersangkutan mengemban tugas-tugas sebelumnya, komitmen untuk mematuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, memiliki komitmen terhadap pengembangan Bank yang sehat serta tidak pernah
dinyatakan sebagai pihak yang tidak lulus.
Sedangkan sebagai syarat kompetensi, seseorang yang diusulkan sebagai Direksi harus memiliki kompetensi dan mayoritas
anggota Direksi memiliki pengalaman di bidang perbankan sebagai Pejabat Eksekutif Bank dan telah memiliki sertifikasi di
bidang manajemen risiko, serta memiliki keahlian di beberapa bidang lainnya serta memiliki kemampuan untuk melakukan
pengelolaan yang strategis dalan rangka pengembangan Bank yang sehat. Dari segi reputasi maka seorang anggota Direksi tidak
pernah dinyatakan pailit atau membuat pailit suatu perusahaan saat menjabat sebagai Direksi atau anggota Dewan Komisaris/
Direksi dalam 5 (lima) tahun sebelum menjabat Direksi Bank dan tidak termasuk dalam daftar kredit macet.
Bank Mantap telah memiliki ketentuan terkait program orientasi bagi anggota Direksi Baru yang mengacu pada kebijakan induk.
Berdasarkan kebijakan induk tersebut, program orientasi pengenalan bagi Direksi Baru Bank dilaksanakan melalui beberapa cara
seperti:
1. Mempelajari dokumen perusahaan seperti antara lain: Anggaran Dasar Perusahaan, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP), Pedoman Tata Tertib Direksi, Laporan Tahunan serta peraturan perundang-undangan yang terkait dengan proses
bisnis Bank Mantap.
2. Interaksi dan komunikasi langsung dengan pejabat eksekutif dan karyawan khususnya yang berada di bawah supervisi
Direksi yang bersangkutan.
Pada tahun 2019 tidak terdapat program orientasi bagi Direksi Baru Bank Mantap.
Kebijakan keberagaman komposisi Direksi yang diterapkan oleh Bank Mantap telah mengacu pada Kebijakan Pengurusan
Perusahaan Anak oleh Induk serta pada Perjanjian Antar Pemegang Saham Nomor: DIR.PKS/093/2014,Nomor: JAN-18/DIR/2014,
dan Nomor: PKS139/DIRUT/0814, tertanggal 21 Agustus 2014, sebagaimana telah diubah dengan Perubahan atas Perjanjian
Pemegang Saham Nomor: CEO.PKS/016/2015, Nomor: JAN 99/DIR/2015, dan Nomor: PKS.67/DIRUT/0415, tertanggal 30 April
2015
Dalam penetapan anggota Direksi, sesuai kebijakan Pemegang Saham, Bank telah mempertimbangkan keberagaman komposisi
menyesuaikan dengan kebutuhan dan kompleksitas Bank Mantap sehingga diharapkan dalam pengembangan Bank Mantap
maupun dalam penyelesaian terhadap suatu permasalahan dapat dipertimbangkan dari berbagai perspektif dibandingkan
Direksi senantiasa bertindak independen, dalam arti tidak mempunyai benturan kepentingan yang dapat mengganggu
kemampuannya untuk melaksanakan tugas secara mandiri dan kritis, baik dalam hubungan satu sama lain maupun hubungan
terhadap Dewan Komisaris.
Direksi tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan
anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank, sehingga, dapat
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen.
Direksi tidak memangku jabatan rangkap sebagai Direktur Utama atau Direktur lainnya pada Badan Usaha Milik Negara, Daerah
dan Swasta atau jabatan lain yang berhubungan dengan pengelolaan Bank, maupun jabatan struktural, dan jabatan fungsional
lainnya pada instansi/lembaga pemerintah pusat dan pemerintah daerah, serta jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan
Anggaran Dasar Perusahaan dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku. Independensi Direksi dapat dilihat
sebagaimana tabel di bawah ini:
Benturan kepentingan adalah suatu kondisi Jajaran Bank dalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai kepentingan
di luar kepentingan dinas, baik yang menyangkut kepentingan pribadi, keluarga maupun kepentingan pihak-pihak lain sehingga
Jajaran Bank tersebut dimungkinkan kehilangan obyektivitas dalam mengambil keputusan dan kebijakan sesuai kewenangan
yang telah diberikan Bank kepadanya. Dalam Arsitektur Kebijakan Bank Mantap pengelolaan benturan kepentingan dikelola
sebagai berikut:
1. Direksi memiliki komitmen untuk menghindari segala bentuk benturan kepentingan (conflict of interest).
2. Dalam hal anggota Direksi secara pribadi mempunyai kepentingan dalam suatu transaksi, kontrak atau kontrak yang
diusulkan dalam mana Bank menjadi salah satu pihak, maka harus dinyatakan sifat kepentingannya dalam Rapat Direksi dan
anggota Direksi yang bersangkutan tidak berhak untuk mengambil suara.
3. Secara berkala sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali, setiap anggota Direksi wajib membuat pernyataan mengenai ada
atau tidaknya conflict of interest dengan aktivitas Bank yang dilakukannya.
4. Anggota Direksi tidak boleh merangkap jabatan sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku untuk melindungi
kepentingan Pemegang Saham, Bank telah mengatur mengenai benturan kepentingan dalam kebijakan intern yaitu:
a. Pengaturan mengenai penanganan benturan kepentingan yang mengikat setiap pengurus dan pengawai Bank Mandiri
Taspen yang dituangkan dalam pedoman Benturan Kepentingan No. 0012/KP-Dir/SE/BSH B/VIll I 2014 dan kedepannya
telah diagendakan untuk melakukan pembaharuan terhadap ketentuan tersebut.
b. Pencatatan administrasi, dokumentasi dan pengungkapan benturan kepentingan dengan menuangkan dalam risalah
rapat.
Sampai dengan 31 Desember 2019, terdapat anggota Direksi Bank Mantap yang memiliki saham Bank Mantap mencapai 5% atau
lebih dari modal disetor Bank Mantap, ataupun di bank lain maupun perusahaan lainnya yang berkedudukan di dalam maupun
di luar negeri.
Kepemilikan Saham
Nama Jabatan Bank Bank Lembaga Keuangan Perusahaan
Mantap Lain Non Bank Lain
JOSEPHUS KOERNIANTO
Direktur Utama Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
TRIPRAKOSO
NURKHOLIS WAHYUDI Direktur Business Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Direktur Compliance
PAULUS ENDRA SUYATNA Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
and Risk
Direktur Information
IWAN SOEROTO Tehnology and Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Operations
RAPAT DIREKSI
Rapat Direksi adalah rapat yang dihadiri oleh Direksi, yang dapat diadakan setiap waktu bilamana dipandang perlu atas
permintaan seorang atau lebih anggota Direksi, atau atas permintaan tertulis Dewan Komisaris, atau atas permintaan tertulis
dari seorang atau lebih Pemegang Saham yang bersama-sama mewakili sekurang-kurangnya 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari
jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh Bank dengan menyebutkan hal-hal yang akan
dibicarakan.
Sesuai tata tertib Direksi, rapat dilaksanakan minimal sebulan sekali dengan dipimpin oleh Direktur Utama. Dalam hal Direktur
Utama tidak hadir atau berhalangan, Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Pengganti yang telah ditetapkan. Dalam hal Direktur
Pengganti berhalangan, maka Rapat Direksi dipimpin oleh seorang Direktur yang ditetapkan dalam Rapat Direksi. Seorang
anggota Direksi dapat diwakili dalam Rapat Direksi hanya oleh anggota Direksi lain dan seorang anggota Direksi hanya dapat
mewakili seorang anggota Direksi lainnya.
Keputusan Rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat dari anggota Direksi atau anggota Direksi yang
mewakilinya, Direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Direksi dengan ketentuan semua
anggota Direksi telah diberitahu secara tertulis dan semua anggota Direksi memberikan persetujuan mengenai semua usul yang
diajukan secara tertulis serta menandatangani. Dalam hal terjadi perbedaan pendapat (dissenting opinions), maka pendapat
yang berbeda tersebut wajib dicantumkan secara jelas dalam risalah rapat beserta alasan perbedaan pendapat tersebut.
2 RR.Dir/002/2019 18/01/2019 1 Update Pengkinian dan Pemenuhan Policy dan Procedure Direksi Hadir
Internal Semua
2 Usulan Special Rate Kredit
3 Update Hasil Audit KC Aceh dan KK Rawamangun
4 Update Progress RDB dan Launching Mobile Banking
5 Update Pension Loyalty 2018
6 Usulan Promosi Pegawai
7 Izin Pengelolaan Mobil, Rumah Singgah dan AYDA
8 Lain-lain
3 RR.Dir/003/2019 22-23/01/2019 1 Update Hasil Audit ke Aceh dan KK Rawamangun Direksi Hadir
Semua
2 Update Pension Loyalty
3 Usulan Promosi Pegawai
4 Optimalisasi Peran RBC Sebagai Second Line of Defence
5 Usulan Titik Lokasi Jaringan Kantor 2019
6 Usulan Risk Triger Treshold Assessment (RTTA)
7 Lain-lain
4 RR.Dir/004/2019 29/01/2019 1 a. Update Pengkinian dan Pemenuhan Policy dan Prosedur Direksi tidak hadir
Internal Iwan Soeroto
(Umroh)
b. Update Festival Mantap Indonesia 2019
2 Usulan Perubahan Struktur Organisasi
3 Lain-lain
5 RR.Dir/005/2019 06/02/2019 1 Update Kinerja Bank Mantap Januari 2019 Direksi tidak hadir
Iwan Soeroto
(Umroh)
2 a. Usulan Rotasi dan Promosi Pegawai
b. Panel Pengkinian Kinerja 2018
3 Update RUPS Tahun Bukku 2018
4 Update Strategi Akuisisi Payroll
5 Update Risk Triger Treshold Assessment (RTTA)
6 Usulan Rencana Implementasi LOS LF Transformation
7 Update Manajemen Pindah
8 Lain-lain
6 RR.Dir/006/2019 12/02/2019 1 Usulan Rencana Rapat Kerja Bank Mantap 2019 Direksi Hadir
Semua
2 POJK BMPK dan Penilaian Kembali Pihak Utama
10 RR.Dir/010/2019 14/03/2019 1 a. Stress Test Suku Bunga Fixed Loan Direksi Hadir
Semua
b. Usulan Pricing Khusus Penyelesaian Portfolio TAS
c. Update Progress PSAK 71
2 Update Pelaksanaan Audit BPK Tahun 2019
3 Update Rapat Kerja 2019
4 Update Pension Loyalty
14 RR.Dir/015/2019 22/04/2019 1 Update Progress PT TAS dan Hasil Workshop Corplan Direksi Hadir
Semua
2 Lain-lain
25 RR.Dir/026/2019 08/07/2019 1 Update Kasus-kasus di Manado, Jakarta Timur, dan Pande- Direksi Hadir
glang (Serang) Semua
27 RR.Dir/028/2019 12/07/2019 1 Tindak Lanjut Debitur Gagal atau Pending Take Over Direksi Hadir
Semua
32 RR.Dir/033/2019 7-8/08/2019 1 Update Kick Off Branch Proses Reenginering Direksi tidak hadir
Nurkholis Wahyudi
(naik haji)
2 Update Pensiunan
3 Update Persiapan Family Gathering
4 Update Jaringan Kantor
5 Update Kinerja Bulan Juli 2019
6 a. Update Konsep Kalender 2020
b. Update Porseni Bank Mandiri 2019
7 Update Penyelesaian Kredit Gagal Take Over
8 Lain-lain
33 RR.Dir/034/2019 14/08/2019 1 a. Update Executive Summary Hasil Assessment Pegawai Direksi tidak hadir
Nurkholis Wahyudi
(naik haji)
b. Update Benefit Pegawai
c. Update Pengangkatan ODP 3
PIC : Divisi Human Capital
2 a. Update Paralel PSAK71 Juli 2019
b. Update Joint Financing
3 Update Jaringan Kantor
4 a. Update Produktivitas Graha
b. Update PT TAS
5 RTTA
34 RR.Dir/035/2019 21/08/2019 1 Update ALCO (Switch ke Rapat ALCO) Direksi tidak hadir
Nurkholis Wahyudi
(naik haji)
2 Update RTTA
3 a. Inisiasi Mandiri Tunas Finance Mantap Combo
35 RR.Dir/036/2019 27/08/2019 1 a. Tindak Lanjut Kredit Pensiun Macet Direksi tidak hadir
Nurkholis Wahyudi
(naik haji)
b. Usulan Hapus Buku Kredit Pensiun
2 a. Update Progress Persiapan Operasional Unit Usaha Syariah
(UUS)
b. Business Plan dan Fisibility Study
c. Keputusan Logo UUS
3 Update Implementasi E-Office
4 Usulan Kredit Agunan Deposito
5 Lain-lain
37 RR.Dir/038/2019 18/09/2019 1 Usulan Draft RKAP 2020 ke Bank Mandiri Direksi Hadir
Semua
2 Usulan Mutasi Pegawai
3 Usulan Hapus Buku Kredit Pensiun dan KSM
4 Update Branchless Banking
5 Update ALCO (Switch ke Rapat ALCO)
6 Rapat Komite IT
7 Update Kerjasama dengan Proflight
8 Lain-lain
40 RR.Dir/041/2019 08/10/2019 1 Usulan Struktur dan Kupon PUB (Div. Treasury) Direksi Hadir
Semua
2 Usulan Hapus Buku (Div. Risk Approval & Collection)
3 Update Pensiunan (Div. Pension Loyalty)
4 Update Jaringan Kantor (Div. Network Development)
5 Update Branch Process Reenginering (Div. Central Operation)
6 Lain-lain
41 RR.Dir/042/2019 16/10/2019 1 Usulan UUS (Tim Task Force UUS) Direksi Hadir
Semua
2 Usulan Whatsapp For Business (Div. RDB dan Corsec)
3 Usulan Kalender 2020 (Div. Corsec)
4 Update Pensiun (Div. Pension Loyalty)
5 Lain-lain :
a. Rapat ALCO
b. Jaringan Kantor
42 RR.Dir/043/2019 29/10/2019 1 Update Risk Appetite (Div. Risk Management) Direksi Hadir
Semua
2 Update Data Pensiun (Tim Task Force Dapen)
3 Tindak Lanjut Temuan BPK terkait Range Sallary (Div. HC)
4 Update Tanggapan Temuan Audit OJK Tahap 1 (Div. Internal
Audit)
5 Lain-lain
43 RR.Dir/044/2019 07/11/2019 1 Usulan Special Rate Kredit Pensiun (Div. Pension Business) Direksi Hadir
Semua
2 Usulan Jaringan Kantor 2020 (Div. DPM)
44 RR.Dir/045/2019 12/11/2019 1 Usulan Annual Strategic Business Plan (Div. DPM, Pension Direksi Hadir
Business, Micro Business, RDB, IBWM) Semua
2 Usulan Hapus Buku Kredit Pensiun (Div. Risk Approval &
Collection)
45 RR.Dir/046/2019 21/11/2019 1 Update Tindak Lanjut Temuan BPK dan OJK (Div. Internal Direksi Hadir
Audit) Semua
2 RTTA (Div. Risk Management)
3 Usulan Penyesuaian Misi Bank dan Penyusunan Rencana Aksi
Keuangan Berkelanjutan (Div. Corsec)
46 RR.Dir/047/2019 3-4/12/2019 1 Usulan Asuransi Rekanan Untuk Unit Syariah (Div. Micro dan Direksi Hadir
Tim UUS) Semua
2 Usulan Pengangkatan Pegawai (Div. HC)
3 Update Kinerja Pensiun (Div. Pension Loyalty)
4 Update PT TAS dan Proses Penyelamatan Rekening Pinjaman
Debitur TAS (Tim Task Force TAS)
5 Update Tindak Lanjut Penerbitan Polis dan Penutupan Premi
Asuransi (Div. Credit Ops)
6 Update Audit BPK dan OJK (Div. Internal Audit)
7 Lain-lain
47 RR.Dir/048/2019 10/12/2019 1 a. Usulan Definitif & Kandidat Dept Head Direksi Hadir
Semua
b. Matrix Penikahan Sesama Pegawai Bank Mantap
c. Benefit Pegawai (Div. HC)
2 Usulan Hapus Buku Kredit Pensiun & Retail (Div. Retail &
Collection)
3 a. Update Mac's Integrasi LOS
b. Pengajuan Produk Channeling (Div. Pension Business)
4 Update Simulasi Net Interest Margin Akhir Tahun 2019 (Div.
SPM & Acc)
5 Lain-lain
48 RR.Dir/049/2019 17/12/2019 1 Update Flagging Kredit Pensiun (Div. Pension & Loyalty Direksi Hadir
Management) Semua
2 Update Tingkat Kesehatan Bank (Div. Risk Management)
3 Update Combo KUR (Div. Micro Business)
4 Update Organisasi MDS Baru (Div. DPM)
5 Update Dana Pensiun (Tim Task Force Dana Pensiun)
6 Update Product Channeling (Div. Pension Business)
7 Lain-lain
Remunerasi Direksi mengacu pada Anggaran Dasar Bank yang menetapkan bahwa anggota Direksi dapat diberi gaji dan
tunjangan yang jumlahnya ditentukan oleh RUPS. Pemberian Remunerasi Direksi juga berpedoman pada Peraturan Menteri
Negara BUMN No. PER-06/MBU/06/2018 tanggal 4 Juni 2018 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Negara BUMN
No. PER-04/MBU/2014 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas Badan Usaha
Milik Negara.
Dalam ketentuan internal pemberian Remunerasi juga berpedoman pada Kebijakan Remunerasi Bank sebagaimana telah
disahkan oleh Dewan Komisaris dan Direksi tanggal 18 Juni 2019 dan sebagai pedoman pelaksanaannya dituangkan dalam
Standar Prosedur Remunerasi yang disahkan tanggal 16 September 2019.
Remunerasi dalam satu tahun dikelompokkan dalam kisaran tingkat penghasilan adalah sebagai berikut.
Keberhasilan kinerja Direksi akan tercermin dalam satu kesatuan pada realisasi rencana kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
secara tahunan, penilaian berdasarkan parameter kinerja kolegial dan kinerja individual/sektoral dengan mempertimbangkan
faktor kuantitatif dan kulitatif. Penilaian Direksi akan mencakup Tingkat kesehatan bank yang mencakup aspek profl risiko, Good
Corporate Governance (GCG) rentabilitas dan permodalan Bank. Penilaian kinerja Direksi dilakukan oleh Dewan Komisaris dan
Pemegang saham, khususnya bank Bank Mandiri secara berkala melakukan penilaian atas kinerja Direksi serta pengawasan yang
dilakukan oleh Dewan Komisaris dalam ajang Board forum yang rutin diselenggarakan setiap 3 (tiga) bulan sekali.
Sebagai bentuk pengukuran atas pencapaian target kinerja yang telah dilaksanakan oleh Direksi, maka perlu dilakukan penilaian
terhadap Direksi secara kolektif maupun masing-masing anggota Direksi. Penilaian Direksi dilakukan secara berkala dan saat
pertanggung jawaban laporan tahunan pada saat RUPS Tahunan 2019. Pelaksanaan RUPS untuk pertanggungjawaban laporan
tahunan tahun buku 2018, pada kesempatan tersebut pemegang saham menerima laporan tahunan perusahaan tahun buku
2018 mengenai keadaan jalannya perusahaan dan hasil yang telah dicapai selanjutnya menyatakan memberikan pembebasan
sepenuhnya pertanggungjawaban (aquit et decharge) Direksi Bank untuk operasional Bank selama tahun buku 2018.
Untuk Direksi secara individu, dinilai setiap tahun untuk melihat kinerja masing-masing anggota Direksi dalam pelaksanaan tugas
dan tanggungjawabnya. Penilaian tersebut dilaksanakan berdasarkan target yang ditetapkan dalam Key Performace Indicator
(KPI) yang telah disepakati bersama dari awal tahun sesuai pembidangannya masing-masing.
Penilaian Direksi dilaksanakan secara berkala dan tahunan berdasarkan Key Performace Indicator (KPI), secara garis besarnya
mengacu pada 4 (empat) kriteria penilaian berdasarkan perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif aliansi dan
strategi, serta perspektif pengembangan.
1. Direktur Utama
Pertumbuhan kredit dan DPK, peningkatan laba, pembukaan jaringan kantor, maksimal NPL (non performing loan),
peningkatan persentase kolektibilitas lancar, peningkatan nasabah pensiunan, terlaksananya aksi korporasi right issue,
terlaksananya audit umum dan audit IT, penyusunan Arsitektur Kebijakan dan menjaga zero fraud.
3. Direktur Bisnis
Pertumbuhan kredit dan DPK, peningkatan jumlah pembayaran ( pensiun, debitur pensiun dan debitur payroll/non payroll
pegawai aktif ), average yield kredit, menjaga NIM, maksimal persentase NPL seluruh segmen, peningkatan kolektibiltas
Penilaian kinerja terhadap pelaksanaan tugas Direksi secara kolektif kolegial dilaksanakan dalam forum RUPS dievaluasi oleh
Dewan Komisaris dan disampaikan kepada Pemegang Saham dalam RUPS, sedangkan assessment masing masing Direksi
dengan berdasarkan KPI masing-masing yang dinilai per semester oleh Dewan Komisaris.
Pelaksanaan RUPS untuk pertanggungjawaban laporan tahunan 2019. Hasil penilaian pemegang saham menunjukkan bahwa
pemegang saham telah menerima laporan tahunan perusahaan tahun buku 2018 mengenai keadaan jalannya perusahaan
dan hasil yang telah dicapai, selanjutnya menyatakan memberikan pembebasan sepenuhnya pertanggungjawaban (aquit et
decharge) Direksi Bank untuk operasional Bank selama tahun 2018.
Penilaian KPI individu oleh Dewan Komisaris menujukkan bahwa tiap-tiap Direksi telah melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya dengan sangat baik. Hasil penilaian kinerja direksi berdasarkan KPI yang telah disepakati sebelumnya akan menjadi
bahan pertimbangan dalam pelaksanaan remunerasi dan nominasi terhadap masing masing Direksi selanjutnya.
Penilaian Kinerja Direksi Melalui Self Assessment GCG Sesuai Ketentuan OJK
Penilaian kinerja Direksi juga dilakukan melalui Self Assesment GCG yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan
berdasarkan pada Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 13/SEOJK.03/2017 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank
Umum. Pelaksanaan Self Assessment GCG ini dilaksanakan secara periodik setiap semester yang dilaporkan kepada OJK untuk
mendapatkan persetujuan.
Pelaksanaan assessment kinerja Direksi termasuk di dalam pelaksanaan self assessment GCG Bank yang dilakukan secara berkala
setiap semester.
Kriteria Self Assessment Direksi terkait pelaksanaan GCG dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu Governance Structure,
Governance Process dan Governance Outcome. Governance structure terdiri dari 14 (empat belas) indikator, Governance Process
terdiri dari 17 (tujuh belas) indikator sedangkan governance outcome terdiri dari 6 (enam) indikator.
Pihak yang melakukan Self Assessment GCG adalah Direksi dan Dewan Komisaris yang harus mendapatkan persetujuan dan
pengawasan dari OJK.
Hasil penilaian self assessment pelaksanaan Good Corporate Governance tahun 2019 Bank Mantap, untuk aspek Pelaksanaan
Tugas dan Tanggung Jawab Direksi mendapat nilai komposit 2 atau BAIK.
Direksi dibantu oleh 4 (empat) Komite yang semuanya bertugas memberikan opini obyektif kepada Direksi dan membantu
meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas Direksi secara sistematis. Anggota Komite ditunjuk oleh Direksi dan dalam
pelaksanaan rapat memberikan kontribusi sesuai dengan bidang keahliannya. Komite tersebut adalah sebagai berikut:
1. Komite Manajemen Risiko
2. Komite Aset Liability Commitee (ALCO)
3. Komite Teknologi Informasi
4. Komite Kredit
Direksi menilai bahwa selama 2019, komite-komite di bawah Direksi telah menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dengan
baik.
Komite Manajemen Risiko (KMR) bertugas memberikan rekomendasi kepada Direktur Utama yang meliputi rekomendasi
penyusunan kebijakan manajemen risiko, penetapan risk appetite dan risk tolerance, penilaian efektivitas penerapan kerangka
manajemen risiko. Penyesuaian keanggotaan Komite dan Tata tertib Komite terakhir diubah dengan SK Direksi No. KEP.DIR/085/
XII/2018 tertanggal 21 Desember 2018 perihal Perubahan Atas Keputusan Direksi No.SKD/001A/IX/2015 tentang Pembentukan
Komite Manajemen Risiko (KMR) PT Bank Mandiri Taspen. Selama tahun 2019, Komite Manajemen Risiko telah melaksanakan
tugasnya dengan melaksanakan rapat sebanyak 8 (delapan) kali.
Asset and Liability Commitee (ALCO) bertugas memberikan rekomendasi dalam menetapkan dan mengevaluasi kebijakan dan
strategi pengelolaan likuiditas untuk menjaga likuiditas sesuai dengan ketentuan yang berlaku, mencukupi kebutuhan likuiditas
dan meminimalisasi idle fund. Penyesuaian keanggotaan Komite dan Tata tertib Komite terakhir diubah dengan SK Direksi No.
KEP.DIR/084/XII/2018 tertanggal 21 Desember 2018 tentang Perubahan Atas Keputusan Direksi No.SKD/001B/IX/2015 tentang
Asset Liability Committee (ALCO) PT Bank Mandiri Taspen. Selama tahun 2019, ALCO telah melaksanakan tugasnya dengan
melaksanakan rapat sebanyak xxxx (xxxxx) kali.
Komite Teknologi Informasi bertugas untuk membantu Direksi dalam menjalankan kebijakan dan strategi yang terkait dengan
aktivitas pengembangan Teknologi Informasi. Penyesuaian keanggotaan Komite dan Tata tertib Komite terakhir diubah dengan
SK Direksi No. KEP.DIR/083/XII/2018 tertanggal 21 Desember 2018 tentang Perubahan atas Keputusan Direksi NO.SKD/025/V/2017
tentang Pembentukan Komite Teknologi Informasi (Komite TI). Selama tahun 2019, Komite Teknologi Informasi telah melaksanakan
tugasnya dengan melaksanakan rapat sebanyak xxxx (xxxx) kali.
Komite Kredit berwenang dan bertanggung jawab untuk merekomendasikan dan atau memutus kredit sesuai kewenangan
yang melekat pada individu, dasar kerja Komite kredit tertuang dalam Standar prosedur Kredit Retail dan Standar Prosedur Kredit
Mikro. Selama tahun 2019 Komite Kredit melakukan rapat sebanyak 231 (Dua Ratus Tiga Puluh Satu) kali.
Berdasarkan ketentuan Pasal 105 UUPT, anggota Direksi dapat diberhentikan sewaktu waktu oleh RUPS dengan menyebutkan
alasannya. Sebelum pemberhentian tersebut, anggota Direksi yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk membela diri
dalam RUPS. Pemberhentian anggota Direksi dapat pula dilakukan dengan keputusan di luar RUPS dengan mekanisme yang
sama, yaitu Direksi diberikan kesempatan untuk membela diri sebelum diambil keputusan pemberhentian, apabila Direksi
yang akan diberhentikan tidak keberatan atas pemberhentian tersebut maka pembelaan diri tersebut tidak diperlukan.
Pemberhentian akan berlaku efektif sejak ditutupnya RUPS atau tanggal keputusan pemberhentian di luar RUPS atau tanggal
lain yang ditentukan.
Anggota Direksi juga dapat diberhentikan untuk sementara waktu oleh Dewan Komisaris sebagaimana diatur dalam Pasal 12
ayat 9 Anggaran Dasar, apabila mereka bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar atau terdapat indikasi melakukan
pelanggaran yang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Pemberhentian sementara anggota Direksi tersebut diberitahukan
secara tertulis dengan menyampaikan alasannya.
Dalam jangka waktu paling lambat 30 hari setelah tanggal pemberhentian sementara harus diselenggarakan RUPS. Dalam
RUPS Direksi yang bersangkutan diberikan hak untuk membela diri. RUPS dapat mencabut ataupun menguatkan keputusan
pemberhentian tersebut. Apabila keputusan RUPS menguatkan keputusan pemberhentian sementara, anggota Direksi yang
bersangkutan di berhentikan untuk seterusnya.
Apabila tidak dilaksanakan RUPS dalam jangka waktu sebagaimana ditentukan sejak pemberhentian sementara tersebut,
ataupun RUPS tidak mengambil keputusan maka pemberhentian sementara tersebut menjadi batal dan anggota Direksi yang
bersangkutan berhak dan berwenang kembali melakukan tugas dan kewajibannya.
Pada pelaksanaannya, di Bank Mantap, Sekretaris Dewan Komisaris bukan merupakan unit kerja tersendiri sebagaimana
Sekretaris Perusahaan namun secara organisasi berada di bawah supervisi Sekretaris Perusahaan.
KOMITE AUDIT
DEWAN KOMISARIS
KOMITE
KOMITE
KOMITE AUDIT RENUMERASI DAN
PEMANTAU RISIKO
NOMINASI
Komite Audit Perseroan terdiri dari 1 (satu) orang Ketua dan 4 (empat) orang anggota. Sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan tentang Tata Kelola Perusahaan, Ketua Komite Audit merupakan Komisaris Independen dapat merangkap sebagai
anggota Komite Audit di Bank Mantap, sedangkan anggota Komite Audit adalah komisaris dan pihak-pihak independen yang
memiliki keahlian di bidang keuangan, akuntansi dan hukum dan/atau perbankan dengan pengalaman kerja lebih dari 5 (lima)
tahun dibidang tersebut.
Effendi Sitompul
Anggota Komite Audit
Warga negara Indonesia, berdomisili di Jakarta, Lahir pada tanggal 02 Desember 1961, saat ini
berusia 57 tahun. Meraih gelar Sarjana di bidang Ekonomi Akuntasi dari Universitas Sumatra Utara
Medan pada tahun 1987 serta meraih gelar Magister Management di bidang International Business
di Universitas Gajahmada pada tahun 1998. Pernah menjabat sebagai Specialist/Vice President
Special Audit Departement PT Bank Mandiri Tbk Jakarta (2011 – 2017). Diangkat sebagai Komite
Audit pihak Independen PT Bank Mandiri Taspen berdasarkan Surat Keputusan No. KEP.DIR/031/
II/2019 tanggal 22 Februari 2019.
Jani Aryanto
Anggota Komite Audit
Warga negara Indonesia, berdomisili di Jakarta, Lahir pada tanggal 7 November 1972, saat ini
berusia 46 tahun. Meraih gelar Sarjana di bidang Hukum dari UNS Surakarta pada tahun 1995 serta
meraih gelar Doctor ilmu Hukum di Universitas Jayabaya pada tahun 2010. Saat ini masih menjabat
sebagai Kasubdit Harmonisasi Peraturan Jaminan Sosial Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian
Keuangan (2012 hingga sekarang). Diangkat sebagai Komite Audit pihak Independen PT Bank
Mandiri Taspen berdasarkan Surat Keputusan No. KEP.DIR/031/II/2019 tanggal 22 Februari 2019.
Seluruh anggota Komite Audit bersifat independen karena tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan
saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi lainnya dan/atau pemegang Saham Pengendali
atau hubungan usaha dengan Bank Mantap yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.
Komposisi, kualifikasi dan independensi Komite Audit telah sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.
Pihak Independen dari anggota Komite Audit adalah pihak diluar Perseroan yang tidak memiliki hubungan keuangan,
kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi lainnya dan/atau Pemegang
Saham Pengendali atau hubungan dengan Perseroan yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.
Anggota Komite Audit telah memenuhi syarat independensi sebagai Komite Audit sebagaimana disyaratkan dalam Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan tentang Tata Kelola, dengan memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Anggota Komite Audit dari Pihak Independen berasal dari pihak di luar Perseroan yang tidak memiliki hubungan keuangan,
kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau pemegang
saham pengendali atau hubungan dengan Perseroan;
b. Mantan anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif Perseroan atau pihak-pihak lain yang mempunyai hubungan Perseroan yang
dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen, telah menjalani masa tunggu (cooling off ) selama 6
(enam) bulan untuk menjadi Anggota Komite Audit.
c. Memiliki integritas yang tinggi, akhlak dan moral yang baik.
d. Memiliki kemampuan yang cukup untuk membaca dan memahami laporan keuangan.
e. Memiliki kemampuan yang memadai tentang peraturan perundang-undangan yang terkait.
Aspek Independensi SUKORIYANTO EDHI ZUDAN ARIF JANI EFFENDI I MADE NYOMAN S.
SAPUTRO CHRYSTANTO FAKRULLOH ARYANTO SITOMPUL WIRATMIKA SURYAWAN
Tidak memiliki
hubungan keuangan
V V V V V V V
dengan Dewan
Komisaris dan Direksi
Tidak memiliki
hubungan
kepengurusan di
V V V V V V V
perusahaan, anak
perusahaan, maupun
perusahaan afiliasi
Tidak memiliki
hubungan kepemilikan V V V V V V V
saham di perusahaan
Tidak memiliki
hubungan keluarga
dengan Dewan
V V V V V V V
Komisaris, Direksi, dan/
atau sesama anggota
Komite Audit
Tidak menjabat sebagai
pengurus partai politik, V V V V V V V
pejabat dan pemerintah
Rapat Komite Audit diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan. Rapat Komite Audit
dianggap sah apabila dihadiri paling kurang 51% dari jumlah anggota termasuk seorang Komisaris dan Pihak Independen. Rapat
dipimpin oleh Ketua Komite Audit atau anggota yang ditunjuk secara tertulis, apabila Ketua Komite Audit berhalangan hadir.
Tabel Kualifkasi Pendidikan dan Pengalaman Kerja Komite Remunerasi dan Nominasi
Nama Jabatan Pendidikan Pengalaman kerja
ZUDAN ARIF Ketua • Sarjana di bidang • Kasubdit Kader di Bagian Diklat di Kemendagri (2002-2008)
FAKRULLOH merangkap Hukum dari Universitas • Kepala Bagian Perundang – undang Biro Hukum Sekjen
Anggota Sebelas Maret Kemendagri (2008 – 2011)
Surakarta (1992) • Kepala Biro Hukum Setjen Kemendagri (2011 – 2014)
• Magister Ilmu Hukum • Staf Ahli Mendagri Bidang Hukum, Politik dan HAM (2014 –
dari Universitas 2015)
Diponegoro (1995) • Penjabat Gubernur Gorontalo (2016 – 2017)
• Doktor Ilmu Hukum • Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil
dari Universitas Kementerian Dalam Negeri (2015 – Sekarang)
Diponegoro (2001)
ABDUL Anggota • Sarjana Ekonomi/ • Kepala Cabang Bapindo Hongkong Branch (1993-1995)
RACHMAN Akuntansi dari • Kepala Cabang Bapindo Cabang Surabaya (1995-1996)
Universitas Padjajaran • Kepala Urusan Internasional Utama 1 Bapindo (1997-1999)
(1980) • Executive Management Senior (Board Member of PT Bank
• Master Business Mandiri (Persero) Tbk (1999-2001)
Administration (MBA) • Group Head Bank Mandiri (2001-2005)
dari Kansas State • Komisaris PT Mandiri Sekuritas (2003-2004)
University, USA (1989) • Komisaris Bank Mandiri Syariah (2004-2005)
• Direktur Corporate Banking Bank Mandiri (2005-2008)
• Direktur Special Asset Management Bank Mandiri (2008-2010)
• Direktur Institutional Banking Bank Mandiri (2010-2015)
• Direktur Consumer Banking Bank Mandiri (2015)
AGUS Anggota • Sarjana Hukum dari • Kasubdit Administrasi Kas Negara pada Direktorat
HARYANTO Universitas Indonesia Perbendaharaan, Direktorat Jenderal Anggaran Departemen
(1982) Keuangan (1991-1992)
• Magister Mathematical • Kepala Biro Analisa Moneter, Badan Analisa Keuangan dan
Economics dari Moneter Departemen Keuangan (1992-1993)
University of Colorado • Kepala Biro Hukum dan Humas, Sekretariat Jenderal
at Boulder (1991) Departemen Keuangan (1993-1998)
• Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan (1998-2000),
Komisaris PT Bank BNI (Persero) Tbk. (1999-2004)
• Inspektur Jenderal Departemen Keuangan (2000-2002)
• Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan (2002-2004)
• Executive Director untuk Indonesia, New Zealand, Fiji, Samoa,
Tonga dan Kyrgyz pada Asia Development Bank, Manila
(2004-2007)
• Direktur Utama PT Taspen (Persero) di tahun 2008-2013
EDHI Anggota • Sarjana Ekonomi dari • Kepala Bagian Sistem dan Prosedur Kredit Korporasi Bank
CHRYSTANTO Universitas Diponegoro Dagang Negara (BDN) (1994-1995)
ARYANTO (1983) • Kepala Cabang Jakarta Jatinegara BDN hingga menjadi
• Master Business Relationship Manager BDN (1994-1999)
Administration (MBA) • Kepala Cabang Bank Mandiri Bandara Soekarno-Hatta Cargo
dari University of (1999)
Colorado at Denver • Kepala Cabang Bank Mandiri Jakarta Tomang (2003)
(1993) • Kepala Cabang Bank Mandiri Jakarta Kebon Sirih, Gambir,
Imam Bonjol dan Thamrin (2005-2007)
• Kepala Kanwil X Makassar Bank Mandiri (2010)
• Kepala Kanwil V Bank Mandiri Jakarta Sudirman (2013)
Seluruh Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi yang berasal dari Pihak Independen tidak memiliki hubungan keuangan,
kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham
Pengendali atau hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya bertindak independen. Untuk memenuhi
syarat independensi Komite Remunerasi dan Nominasi sebagaimana disyaratkan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
tentang Tata Kelola dan Charter Committee maka anggota Direksi dilarang menjadi Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi.
Selama tahun 2019, Komite Remunerasi dan Nominasi telah melaksanakan rapat sebanyak 7 (tujuh) kali. Tingkat kehadiran rapat
Komite Remunerasi dan Nominasi adalah sebagai berikut.
Laporan Singkat Pelaksanaan Kegiatan Komite Remunerasi dan Nominasi Tahun 2019
Selama tahun 2019 Komite Remunerasi dan Nominasi telah merealisasikan program kerja yang disusun sebelumnya dengan
menjalankan kegiatan-kegiatan antara lain:
a. Mengadakan Rapat dan membuat laporan rekomendasi.
b. Berkoordinasi dan bekerjasama dengan unit kerja terkait.
c. Penetapan Remunerasi dan Nominasi Bank.
d. Evaluasi Perubahan Struktur Organisasi satu tingkat di bawah Direksi.
Komite Pemantau Risiko Bank Mantap dibentuk berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.55/POJK.03/2016 tanggal 7
Desember 2016 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Umum dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 13/SEOJK.03/2017
tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Umum.
Berdasarkan charter, Komite Pemantau Risiko memiliki tugas dan tanggung jawab untuk membantu dan memfasilitasi Komisaris
dalam menjalankan tugas dan fungsi pengawasan atas hal-hal yang terkait dengan pemantauan risiko antara lain:
1. Memberikan masukan kepada Komisaris dalam penyusunan dan perbaikan manajemen risiko yang berkaitan dengan
pengendalian risiko dibidang pengelolaan asset and liability, likuiditas, perkreditan serta operasional sebelum mendapat
persetujuan Komisaris.
2. Melakukan diskusi dengan Direksi atau unit kerja yang terkait dengan masalah yang manajemen risikonya perlu dibahas.
3. Mengevaluasi kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan dalam kegiatan Bank.
4. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko.
5. Mempelajari, mengkaji ulang kebijakan dan peraturan-peraturan internal tentang kebijakan manajemen risiko yang dibuat
Direksi.
6. Memastikan telah dipertimbangkannya segala risiko yang penting dalam produk-produk Bank Mantap yang baru dan segala
dampak adanya perubahan atau kejadian yang signifikan baik yang berasal dari internal maupun eksternal Bank Mantap.
7. Mengkaji ulang secara berkala terhadap kebijakan manajemen risiko beserta pedoman pelaksanaannya dan semua
perubahan serta penyesuaian kebijakan manajemen risiko.
8. Melakukan evaluasi terhadap akurasi model dan validitas data yang digunakan untuk mengukur risiko.
9. Mengikuti dan mempelajari keputusan-keputusan Komite Manajemen Risiko.
10. Melakukan kajian draft laporan triwulan profil risiko Bank Mantap secara individual maupun konsolidasi Bersama Komisaris,
sehingga laporan triwulan profil risiko Bank Mantap secara individual maupun konsolidasi ke Otoritas Jasa Keuangan telah
dibahas dengan Komisaris.
11. Menyampaikan rekomendasi atau masukan kepada Komisaris atas hal-hal yang perlu mendapat perhatian dan yang perlu
dibicarakan dengan Direksi, agar Direksi melakukan tindak lanjut dari hasil evaluasi manajemen risiko oleh Komite.
12. Secara proaktif menyelenggarakan rapat dengan Direksi Bank Mantap apabila Komite mengantisipasi akan adanya risiko,
khususnya apabila ada peristiwa penting, peraturan eksternal yang mempengaruhi dibidang usaha Bank Mantap.
13. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap perkembangan atas perubahan struktur organisasi yang sedang dijalankan oleh
Bank Mantap.
14. Monitoring adanya informasi negatif terhadap nasabah-nasabah Bank Mantap yang dapat menyebabkan meningkatnya
risiko kredit.
Adapun kewenangan yang dimiliki oleh Komite Pemantau Risiko adalah sebagai berikut:
1. Ketua dan anggota Komite dapat menghadiri rapat Risk Management sebagai undangan.
2. Ketua dan anggota Komite dapat meminta laporan-laporan internal yang berkaitan dengan pengendalian risiko dibidang
pengelolaan asset and liability, perkreditan, treasury, operasional serta penerapan GCG antara lain menyangkut:
a. Eksposure risiko.
b. Repaluhan terhadap kebijakan dan prosedur serta penetapan limit-limit.
c. Realisasi pelaksanaan pengendalian risiko dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan.
d. Laporan berkala profil risiko Bank secara individu maupun secara konsolidasi kepada Otoritas Jasa Keuangan.
e. Laporan penerapan GCG
f. Laporan realisasi Rencana Bisnis Bank.
3. Bekerjasama dengan Komite Audit secara umum dan secara khusus untuk meminta lnternal Audit untuk melakukan
pemeriksaan terhadap bidang-bidang tertentu yang eksposur risikonya memburuk.
4. Mensosialisasikan dan memberikan konseling bagi Direksi dan jajarannya dalam rangka implementasi GCG.
5. Melaksanakan komunikasi dengan pihak-pihak atau lembaga eksternal terkait dengan permasalahan GCG dengan terlebih
dahulu mendapat persetujuan Dewan Komisaris.
Komite Pemantau Risiko dipimpin oleh seorang Komisaris Independen yang memiliki keahlian di bidang perbankan, keuangan.
Anggota Komite berasal dari Komisaris dan pihak independen yang memiliki keahlian di bidang perbankan, keuangan dan
manajemen risiko. Anggota-anggota tersebut memiliki keahlian yang saling melengkapi di bidang Ekonomi, Perbankan dan
Keuangan dan pengalaman kerja di bidang tersebut lebih dari 5 (lima) tahun. Seluruh anggota Komite memiliki integritas, akhlak
dan moral yang baik.
I Nyoman S. Suryawan
Anggota Komite Pemantau Risiko
Kewarganegaraan : Indonesia
Domisili : Bekasi
Tempat dan Tanggal Lahir/Usia :
pada tanggal 05 Februari 1957, saat ini berusia 62 tahun.
Riwayat Pendidikan :
Sarjana di bidang Ekonomi Akuntansi dari STIE Indonesia Jakarta pada tahun 1989.
Pengalaman Kerja :
- Auditor, Kepala Kantor, Kepala Bidang dan Manager Keuangan PT Taspen (1989 – 2011)
- Direktur Keuangan dan SDM pada perusahaan PT Arthaloka Indonesia (2011 – 2016).
Zudan Arif Anggota • Sarjana di bidang Hukum • Kasubdit Kader di Bagian Diklat di Kemendagri (2002-2008)
Fakrulloh dari Universitas Sebelas • Kepala Bagian Perundang – undang Biro Hukum Sekjen
Maret Surakarta (1992) Kemendagri (2008 – 2011)
• Magister Ilmu Hukum dari • Kepala Biro Hukum Setjen Kemendagri (2011 – 2014)
Universitas Diponegoro • Staf Ahli Mendagri Bidang Hukum, Politik dan HAM (2014 –
(1995) 2015)
• Doktor Ilmu Hukum dari • Penjabat Gubernur Gorontalo (2016 – 2017)
Universitas Diponegoro • Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil
(2001) Kementerian Dalam Negeri (2015 – Sekarang)
Didin Anggota Sarjana di bidang Ekonomi • Auditor PT Bank Dagang Negara (1985-1999)
Rasyidin dari Sekolah Tinggi Ilmu • Team Leader Compliance Group dan Senior Manager
Ekonomi Swadaya Jakarta Compliance Group di Bank Mandiri sejak tahun (1999-2015)
pada tahun 1999
I Nyoman S. Anggota Sarjana di bidang Ekonomi • Auditor, Kepala Kantor, Kepala Bidang dan Manager
Suryawan Akuntansi dari STIE Indonesia Keuangan PT Taspen (1989 – 2011)
Jakarta pada tahun 1989. • Direktur Keuangan dan SDM pada perusahaan PT Arthaloka
Indonesia (2011 – 2016).
Anggota Komite Pemantau Risiko telah bertindak secara independen dalam melaksanakan fungsinya karena merupakan pihak
di luar Perseroan yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga
dengan Dewan Komisaris, Direksi lainnya dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Perseroan, yang dapat
mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.
Anggota Komite Pemantau Risiko telah memenuhi syarat independensi sebagaimana disyaratkan dalam Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan tentang Tata Kelola dan Charter Committee yaitu :
a. Anggota Komite Pemantau Risiko dari Pihak Independen berasal dari pihak di luar Perseroan yang tidak memiliki hubungan
keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau
pemegang saham pengendali atau hubungan dengan Perseroan, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen;
b. Mantan anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif Perseroan atau pihak-pihak lain yang mempunyai hubungan dengan
Perseroan yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen, tidak menjadi Pihak Independen dari
anggota Komite Pemantau Risiko Perseroan sebelum menjalani masa tunggu (cooling off ) selama 6 (enam) bulan;
c. Anggota Komite Pemantau Risiko memiliki integritas yang tinggi, akhlak dan moral yang baik;
d. Anggota Direksi tidak menjadi Anggota Komite Pemantau Risiko;
SEKRETARIS PERUSAHAAN
Sekretaris Perusahaan bertugas dan bertanggung jawab atas kegiatan publikasi mengenai aktivitas Bank dan memelihara
kewajaran, konsistensi dan transparansi mengenai hal-hal terkait tata kelola perusahaan dan tindakan korporasi. Sekretaris
Perusahaan juga bertanggung jawab memonitor kepatuhan Bank terhadap peraturan serta sebagai penghubung antara Bank
Mantap dengan stakeholders.
DIREKTUR UTAMA
DIVISI CORPORATE
SECRETARY AND LEGAL
Secara garis besarnya tugas dan tanggung jawab Sekretaris Perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Dalam Bidang Marketing and Communication:
a. Corporate communication, membangun komunikasi yang baik dengan stakeholder dan menjaga konsistensi pesan dan
citra yang ingin disampaikan kepada masyarakat seraya menjaga agar informasi yang disampaikan tidak melanggar
hukum.
b. Komunikasi Internal, untuk menjembatani komunikasi antara manajemen/perusahaan dengan karyawan, secara timbal
balik sehingga setiap kebijakan perusahaan dapat diterima dengan baik oleh seluruh karyawan.
c. Komunikasi Eksternal, untuk memperkenalkan perusahaan kepada seluruh masyarakat beserta produk-produknya
dengan menggunakan media komunikasi above and below the line.
d. Media Relation, menjalin komunikasi yang baik dengan media sebagai bagian dari strategi komunikasi dalam penyampaian
publikasi maupun kegiatan perusahaan melalui media massa.
e. Corporate Social Responsibility, sebagai bentuk pertanggung jawaban perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya
dengan menyisihkan sebagian keuntungan bagi pemeliharaan lingkungan hidup maupun untuk kegiatan sosial
kemasyarakatan.
f. Donasi dan Sponsorship, merupakan kegiatan untuk memperkenalkan perusahaan melalui kegiatan yang berefek timbal
balik saling menguntungkan diantara para pihak maupun yang kegiatan yang bersifat sosial berupa bantuan.
g. Secara eksternal mengembangkan kerja sama dengan pihak ketiga dan instansi terkait, dan secara internal
mengembangkan sinergi dengan seluruh jajaran unit kerja dalam kerangka Good Corporate Governance, etika bisnis dan
etika kerja.
Sekretaris Perusahaan diangkat pada tanggal 30 Juli 2015 berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. SKD.CHC/0080/2016 tanggal
11 April 2016. Sehubungan dengan telah tercatatnya Bank Mantap sebagai emiten yang menerbitkan Obligasi maka pada
tanggal 2 Maret 2017 Pengangkatan Sekretaris Perusahaan ditegaskan kembali dengan Keputusan Direksi No. SKD/011/III/2017
Penunjukan Sekretaris Perusahaan telah memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK No. 35/POJK.04/2014.
Komite Manajemen Risiko (KMR) bertugas memberikan rekomendasi kepada Direktur Utama yang meliputi rekomendasi
penyusunan kebijakan manajemen risiko, penetapan risk appetite dan risk tolerance, penilaian efektivitas penerapan kerangka
manajemen risiko. Penyesuaian keanggotaan Komite dan Tata tertib Komite terakhir diubah dengan SK Direksi No. KEP.DIR/085/
XII/2018 tertanggal 21 Desember 2018 perihal Perubahan Atas Keputusan Direksi No.SKD/001A/IX/2015 Tentang Pembentukan
Komite Manajemen Risiko (KMR) PT Bank Mandiri Taspen.
Struktur dan keanggotaan Komite Manajemen Risiko berdasarkan SK Direksi No. SKD/001A/IX/2015 tertanggal 7 September
2015 perihal Pembentukan Komite Manajemen Risiko (KMR) Bank adalah sebagai berikut.
Komite Manajemen Risiko bertugas menentukan strategi, kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko, mengawasi pelaksanaanya,
mengembangkan budaya manajemen risiko serta memastikan adanya sumber daya yang memadai untuk pelaksanaan
manajemen risiko di seluruh Bank Mantap.
Manajemen Risiko mengadakan rapat sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan. Selama tahun 2019 beberapa agenda penting
yang dilakukan melalui rapat antara lain:
KOMITE KREDIT
Komite Kredit adalah adalah suatu komite yang terdiri dari minimal 2 (dua) orang anggota yang mewakili fungsi Bisnis dan
Credit Risk Approval, yang berwenang dan bertanggung jawab untuk merekomendasikan dan/atau memutus kredit sesuai
kewenangan yang melekat pada individu, dasar kerja Komite Kredit tertuang dalam Standar Prosedur Kredit Retail dan Standar
Prosedur Kredit Mikro.
Keanggotaan dalam Komite Kredit dikelompokan dalam beberapa katagori sesuai dengan limit kewenangan yang diberikan
kepada individu dengan memenuhi syarat tertentu sebagai berikut:
No Kategori Limit
1 A (Direksi) s/d BMPK
2 B s/d 5 milyar
3 C s/d 2 milyar
4 D s/d 1 milyar
5 E s/d 500 juta
6 F s/d 350 juta
7 G s/d 200 juta
8 H s/d 100 juta
Selama tahun 2019 Komite Kredit melakukan rapat sebanyak 231 (dua ratus tiga puluh satu) kali
Komite Aset Liability Commitee (ALCO) bertugas memberikan rekomendasi dalam menetapkan dan mengevaluasi kebijakan dan
strategi pengelolaan likuiditas untuk menjaga likuiditas sesuai dengan ketentuan yang berlaku, mencukupi kebutuhan likuiditas
dan meminimalisasi idle fund. Penyesuaian keanggotaan Komite dan Tata tertib Komite terakhir diubah dengan SK Direksi No.
KEP.DIR/084/XII/2018 tertanggal 21 Desember 2018 tentang Perubahan Atas Keputusan Direksi No.SKD/001B/IX/2015 Tentang
Asset Liability Committee (ALCO). PT Bank Mandiri Taspen
Struktur dan keanggotaan ALCO berdasarkan SK Direksi No. KEP.DIR/084/XII/2018 tertanggal 21 Desember 2018 adalah sebagai
berikut
Ketua Direktur Utama
Sekretaris Kepala Divisi Risk Management
Anggota Tetap yang memiliki Hak Suara 1. Direktur Utama
(Permanent – Voting Members) 2. Direktur Business
3. Direktur IT & Operation
4. SEVP Finance, Retail & Digital Banking
Anggota Tetap yang tidak memiliki Hak Suara 1. Direktur Compliance & Risk
(Permanent Non - Voting Members) 2. Kepala Divisi Institusional Banking & Wealth Management
3. Kepala Divisi Treasury
4. Kepala Divisi Risk Approval
Anggota Tidak Tetap yang tidak memiliki Hak Kepala Divisi lainnya yang diundang sesuai dengan permasalahan yang
Suara (Contribution Non - Voting Members)*) dibahas dan kebutuhan Bank.
*sesuai topik yang dibahas
Adapun tugas dan tanggung jawab Asset and Liability Commitee (ALCO) antara lain: menjaga tingkat proftabilitas bankpada
tingkat yang sehat, menjaga pertumbuhan assets and liabilities sesuai dengan Rencana Bisnis Bank, menjaga tingkat kualitas
assets, dan melakukan evaluasi terhadap maturity gap.
Komite ALCO mengadakan rapat secara berkala minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan, atau setiap waktu bilamana dipandang
perlu atas permintaan seorang atau lebih anggota Komite, atau atas permintaan Direksi, atau atas usulan tertulis dari bidang
terkait yang menyampaikan hal-hal yang akan dibahas dan diputuskan melalui koordinasi dengan Sekretaris Komite. Selama
tahun 2019 beberapa agenda penting yang dilakukan melalui rapat antara lain:
Komite Teknologi Informasi bertugas untuk membantu Direksi dalam menjalankan kebijakan dan strategi yang terkait dengan
aktivitas pengembangan Teknologi Informasi. Penyesuaian keanggotaan Komite dan Tata tertib Komite terakhir diubah dengan
SK Direksi No. KEP.DIR/083/XII/2018 tertanggal 21 Desember 2018 tentang Perubahan atas Keputusan Direksi NO. SKD/025/V/2017
tentang Pembentukan Komite Teknologi Informasi (Komite TI).
*Dalam pelaksanaan Rapat Komite TI, Direktur Compliance & Human Capital dapat mendelegasikan kepada Division Head
Compliance atau Dept Head Compliance sebagai Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) Perseroan.
Selama tahun 2019 Komite Teknologi Informasi melakukan rapat dengan agenda penting antara lain:
No. Tanggal Rapat Agenda Rapat Peserta
1 08 Mei 2019 1. Re-Timeline Project 1. Iwan Soeroto
2. Scooping Project 2. Josephus KT
3. Drop & Moving Category Project 3. Nurkholis W
4. Paulus Endra S
5. Fajar Ari Setiawan
6. A.A. Anom
7. Aries Fajar K.
8. Sahala Amos
9. Josia C.P.
10. S. Andi Setyawan
11. Yacinta Damayanti
12. Erwin Permana
13. Aditya Subiyanto
14. Habibie Abdurahman
15. I.G.P. Wira K.
16. Ahmad Bagus Irawanto
17. Ahamad Dary
18. Abduqosim Al Ghoni
2 16 Juli 2019 Update Progress Project IT 1. Iwan Soeroto
2. Josephus KT
3. Nurkholis W
4. Paulus Endra S
5. Fajar Ari S
6. Bambang T. Pramusinto
7. S. Andi Setyawan
8. Mumu Mukaeni
9. Ahmad Dary
10. Aries Fajar K.
11. W. Yuniasih
3 21 Agustus 2019 1. Update GTC – Inisiatif terkait IT. 1. Iwan Soeroto
2. HCMS – Usulan : Perubahan inisiatif dari enhance – 2. Josephus KT
inhouse menjadi Customized Development / 3rd Party 3. Nurkholis W
dan penambahan anggaran. 4. Paulus Endra S
3. Update Switch Over AS400 dan Capacity Planning 5. Fajar Ari S
& Fine Tuning aplikasi dan AS400 – Usulan : Core 6. Budi
Production menggunakan DRC. 7. Aris Fajar K
4. Update hasil Assessment IT Security. 8. S. Andi Setiawan
5. Update KUR. 9. W. Yuniasih
10. Bambang T. Pramusinto
11. Erwin Permana
12. Yacinta E. Damayanti
INTERNAL AUDIT
Internal Audit merupakan bagian dari struktur pengendalian intern (sebagai Third Line of Defense). Ruang lingkup pekerjaan
internal audit mencakup pemeriksaan dan penilaian atas kecukupan dan efektivitas struktur pengendalian intern bank serta
penilaian kualitas kinerja yang bertujuan memberikan keyakinan bahwa pengendalian telah berjalan seperti yang ditetapkan.
Aktivitas utama Internal Audit terdiri dari Assurance, Consulting dan Quality Assurance & Development. Aktivitas Assurance
bertujuan untuk mengevaluasi kecukupan dan efektivitas Internal Control, Risk Management dan Governance Process. Aktivitas
Consulting dilakukan melalui review draft Kebijakan, Standar Pedoman, Manual Produk dan Petunjuk Teknis. Dalam rangka
memastikan kualitas kinerja Internal Audit telah sesuai dengan fungsinya dan melakukan pengembangan terhadap metodologi/
pendekatan termasuk pengkinian Kebijakan/Pedoman Internal Audit, maka dibentuk fungsi Quality Assurance & Development.
STRUKTUR ORGANISASI DAN KETUA INTERNAL AUDIT
DIRECTUR UTAMA
INTERNAL AUDIT
AUDIT I AUDIT II
QUALITY
AUDIT I AUDIT II ASSURANCE &
DEV
Divisi Internal Audit Bank Mantap dikepalai oleh Ardi Purboyo yang menjabat sejak 2016 berdasarkan Surat Keputusan No. SKD.
CHC/0009.A/2016 tanggal 1 Februari 2016. Adapun profl ringkas beliau adalah sebagai berikut.
Ardi Purboyo
Kepala Unit Internal Audit)
Warga Negara Indonesia berdomisili di Denpasar. Lahir pada 14 Juli 1960, saat ini berusia 57
tahun. Meraih gelar Sarjana di bidang Ekonomi Akuntansi dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
YAI pada tahun 1991 dan memperoleh gelar Magister Manajemen dari Universitas Trisakti,
Jakarta pada tahun 2000. Memulai karir sebagai Asisten Auditor di PT Bank Dagang Negara
(1985), dan sebelum menjabat Division Head Internal Audit PT Bank Mantap (Februari 2016)
beliau menjabat sebagai Team Leader di Treasury & Financial Institution Audit PT Bank
Mandiri (Persero), Tbk (2009-2011), Project Manager setingkat Division Head - Operational Risk
Management di PT Bank Syariah Mandiri (2011-2014) dan Specialist Risk Management Audit
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk (2014-2015). Beberapa project yang pernah ditangani antara
lain pengembangan Risk Based Audit pada PT. Mandiri Sekuritas (2010) dan PT. Bank Syariah
Mandiri (2011)
Internal Audit dipimpin oleh Division Head lnternal Audit yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama Bank dengan
persetujuan dari Dewan Komisaris dan dilaporkan kepada regulator.
Internal Audit telah memiliki Piagam Internal Audit (Internal Audit Charter) yang ditetapkan oleh Komisaris Utama dan Direktur
Utama tanggal 29 Mei 2019. Internal Audit Charter disusun berdasarkan PBI No. 1/6/PBI/1999 tanggal 20 September 1999 tentang
Penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance Director) dan Penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum.
Internal Audit Charter memuat tentang Visi, Misi, Fungsi, Kedudukan dalam Organisasi, Ruang Lingkup Pekerjaan, Kewenangan
dan Tanggung Jawab, Kode Etik Profesi, Aktivitas Internal Audit, Quality Assurance, Audit Development dan Tata Kelola Terintegrasi.
Kewenangan:
1. Melakukan Aktivitas lntemal Audit terhadap kegiatan semua unit kerja dalam organisasi Bank sesuai govemance yang berlaku.
2. Melakukan komunikasi secara langsung dengan Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau Komite Audit.
3. Melakukan komunikasi dengan pihak eksternal termasuk regulator.
4. Mengakses seluruh informasi, catatan karyawan, namun tidak terbatas pada rekening/catatan karyawan dan sumber daya
serta hal-hal lain yang dianggap perlu terkait dengan tugas danfungsinya.
5. lntemal Auditor dilarang memiliki kewenangan atau tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan operasional dari
Auditee.
Tanggung Jawab:
1. Merencanakan dan melaksanakan Aktivitas lnternalAudit dengan penekanan pada bidang/aktivitas yang mempunyai risiko
tinggi serta mengevaluasi prosedur/control system yang ada untuk memperoleh keyakinan bahwa tujuan dan sasaran Bank
dapat dicapai secara optimal dan berkesinambungan.
2. Mengembangkan dan menjalankan program untuk mengevaluasi dan meningkatkan kualitas Aktivitas lnternal Audit.
3. lnternal Audit bertanggung jawab atas rekomendasi yang diberikan dan monitoring tindak hasil Aktivitas Internal Audit.
4. Berkoordinasi dengan Komite Audit dalam rangka pengawasan Bank oleh Dewan Komisaris.
5. Mengkoordinasikan kegiatannya dengan kegiatan eksternal audit dan unit/fungsi penyedia assurance lainnya.
Sampai dengan tahun 2019, personil Internal Audit berjumlah 13 (tiga belas) orang dengan rincian sebagai berikut.
No Jabatan Jumlah
1 Division Head 1 orang
2 Department Head 2 orang
3 Team Leader 1 orang
4 Senior Professional Staff 3 orang
5 Professional Staff 5 orang
6 Pelaksana 1 orang
Total 13 orang
Internal Audit harus memiliki etika kerja dalam melaksanakan tugasnya sehingga mampu mengungkapkan pandagan dan
pemikirannya tanpa pengaruh ataupun tekanan dari pihak lain dengan dukungan dari Direktur Utama dan pengawasan dari
Komite Audit. Internal Audit harus memiliki Integritas, objektivitas, kerahasiaan dan kompetensi dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan profesinya dan standar yang berlaku. Kode etik Auditor Perseroan mengatur antara lain:
Integritas
lnternal Audit harus memiliki integritas dalam melakukan Aktivitas lnternal Audit, mengemukakan pandangan serta pemikiran
sesuai dengan profesinya dan standar yang berlaku. Integritas dicerminkan dalam perilaku sebagai berikut:
1. dapat diandalkan, tegas, jujur dan terpercaya;
2. mematuhi hukum dan mengungkapkan informasi sesuai ketentuan yang berlaku;
3. tidak terlibat dalam kegiatan ilegal atau kegiatan apapun yang dapat mencemarkan profesi Internal Audit atau Bank;
4. Ikut berperan dalam pencapaian tujuan perusahaan yang etis dan sesuai dengan hukum (legitimate).
Objektivitas
lnternal Audit harus mempunyai objektivitas professional pada tingkatan tertinggi dalam mengumpulkan, mengevaluasi dan
menyampaikan informasi tentang aktivitas atau proses yang sedang diaudit. Prinsip objektivitas menetapkan kewajiban untuk
tidak memihak, jujur secara intelekual dan bebas dari konflik kepentingan. Dalam melaksanakan tanggung jawab profesionalnya,
seorang lntemal Auditor harus mempertahankan objektivitas dan bebas dari konflik kepentingan.
Internal Auditor harus independen dalam melihat fakta (in fact) dan memperhatikan penampilan (in appearance) ketika
melaksanakan audit. Objektivitas dan independensi Internal Auditor dicerminkan dalam perilaku sebagai berikut:
1. Internal Auditor harus memiliki sikap mental independen dalam melaksanakan aktivitas Internal Audit. Sikap mental tersebut
tercermin dari laporan yang lengkap, objektif serta berdasarkan analisis yang cermat dan tidak memihak.
2. Internal Auditor tidak melakukan perangkapan tugas dan jabatan pada kegiatan operasional perusahaan.
3. Memiliki kebebasan dalam menetapkan metode, scope, teknik dan pendekatan audit yang akan dilakukan.
4. Menolak pemberian apapun yang dapat mengganggu objektivitas dan independensinya.
5. Internal Auditor harus bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) atas objek atau kegiatan yang diperiksa. Apabila
Internal Auditor mempunyai benturan kepentingan, maka yang bersangkutan harus menyatakan keterkaitannya dan tidak
ditugaskan untuk melaksanakan audit terhadap objek atau kegiatan dimaksud. Terkait dengan hal tersebut, Internal Auditor
harus memperhatikan aspek independensi sebagai berikut:
a. Terdapat pemisahan antara Internal Auditor yang memberikan jasa konsultasi (consulting) terhadap kebijakan dan
prosedur dengan Internal Auditor yang melakukan audit terhadap kebijakan dan prosedur dimaksud.
b. Terdapat pengungkapan (disclosure) bahwa hasil consulting tidak mempengaruhi objektivitas Internal Audit.
c. Internal Auditor dapat melakukan audit terhadap objek yang sama maksimal 2 (dua) kali secara berturut-turut dan dapat
melakukan audit kembali atas objek tersebut setelah melewati masa tunggu (cooling-off period) selama 1 (satu) kali
penugasan.
d. Internal Auditor yang baru direkrut dari unit kerja lain dapat melakukan penugasan audit terhadap unit kerja asal setelah
melewati masa tunggu (cooling-off period) selama 1 (satu) kali penugasan atau 1 (satu) tahun sejak ditempatkan di
Internal Audit.
Kerahasiaan
lnternal Auditor berkewajiban untuk:
a. Menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab Internal Auditor kecuali
diwajibkan berdasarkan peraturan perundang-undangan atau penetapan/putusan pengadilan.
b. Menghindari penyalahgunaan informasi dan/atau data perusahaan yang diperolehnya untuk kepentingan pribadi atau hal-
hal lain yang dapat menimbulkan kerugian bagi Bank.
Kompetensi
Internal Auditor harus berusaha terus menerus untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya dalam melaksanakan
aktivitas Internal Audit. Terkait dengan hal tersebut, Internal Auditor secara individu atau bersama-sama harus memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
1. Memiliki kompetensi sesuai dengan competency profile yang dibutuhkan.
2. Bertanggung jawab untuk menilai kompetensi, mengevaluasi kecukupan pendidikan, pengalaman, dan kemampuan telah
memadai untuk tanggung jawab yang dipikulnya.
3. Memiliki kecakapan dalam berinteraksi dan berkomunikasi secara efektif baik lisan maupun tertulis.
4. Memberikan layanan sepanjang memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang diperlukan. Apabila Internal
Auditor secara individu maupun bersama-sama tidak memilliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam
melakukan audit atas objek tertentu, maka Internal Audit dapat menggunakan jasa pihak ekstern dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a. Pihak ekstern tidak boleh menjadi ketua tim dalam pelaksanaan audit intern.
b. Tidak memiliki hubungan keterkaitan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai batas maksimum pemberian kredit atau batas maksimum penyediaan dana.
c. Tidak terlibat dalam pemberian jasa konsultasi (consulting) yang mengandung benturan kepentingan.
d. Pihak ekstern dapat melakukan audit terhadap objek yang sama maksimal 2 kali secara berturut-turut dan dapat
melakukan audit kembali atas objek tersebut setelah melewati masa tunggu (cooling-off period) selama 1 kali penugasan.
Audit Laporan Keuangan Bank Mantap tahun 2014-2019 berturut-turut dilakukan oleh Akuntan dan Kantor Akuntan Publik (KAP)
sebagai berikut.
Tabel Kantor Akuntan Publik, Nama Akuntan, Fee dan Izin KAP
Tahun Kantor Akuntan Nama Akuntan Periode KAP Periode AP Fee Izin KAP
Publik (Partner
Penanggung
Jawab)
2019 KAP Danil Setiadi Kenam Ketiga 1.100.000.000 603/KM.1/2015
Purwantono, Handaja
Sungkoro &
Surja
2018 KAP Danil Setiadi Kelima Kedua 660.000.000 603/KM.1/2015
Purwantono, Handaja
Sungkoro &
Surja
2017 KAP Danil Setiadi Ketiga Pertama 490.000.000 603/KM.1/2015
Purwantono, Handaja
Sungkoro &
Surja
2016 KAP Yasir Kedua Pertama 360.000.000 603/KM.1/2015
Purwantono,
Sungkoro &
Surja
2015 KAP Sinanta Pertama Pertama 285.000.000 603/KM.1/2015
Purwantono,
Sungkoro &
Surja
2014 KAP Johan Drs. I Wayan Pertama Pertama 175.000.000 951/KM.1/2010
Malonda Dhana, Ak, MM,
Mustika & CPA
Rekan
Kantor Akuntan Publik yang melaksanakan audit di Bank Mantap memberikan jasa selain jasa lainnya menerbitkan comfort letter
untuk obligasi sehubungan dengan Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan 655.000.000 inc PPN dan blm termasuk OPE.
Bank Mantap selalu berupaya meningkatkan komunikasi antara Kantor Akuntan Publik, Komite Audit dan Manajemen untuk
dapat meminimalisir kendala-kendala yang terjadi selama proses audit berlangsung. Agar proses audit sesuai dengan Standar
Profesional Akuntan serta perjanjian kerja dan ruang lingkup audit yang telah ditetapkan dan selesai sesuai dengan target waktu
yang telah ditetapkan, secara rutin dilakukan pertemuan-pertemuan yang membahas beberapa permasalahan penting yang
signifkan.
Organisasi dan fungsi Manajemen Risiko Bank Mantap disusun dan ditetapkan sebagai berikut.
1. Dewan Komisaris adalah organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai
dengan Anggaran Dasar serta memberi nasehat kepada Direksi.
2. Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas kepengurusan Perseroan untuk
kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar
pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.
3. Satuan Kerja Manajemen Risiko merupakan satuan kerja yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur IT, Operasional
dan Risk Management. Satuan Kerja Manajemen Risiko bersifat independen terhadap Unit Kerja Treasury, Unit Kerja Kredit,
Unit Kerja Pendanaan dan Jasa-jasa lainnya serta unit kerja yang melakukan fungsi pengendalian intern (Satuan Kerja Audit
Intern/SKAI).
4. Unit Bisnis mempunyai fungsi, wewenang dan tanggung jawab mengelola bisnis kredit, funding dan layanan jasa lainnya
dalam pencapaian target-target bisnis yang telah ditetapkan setiap tahun serta mengadakan koordinasi dalam menjalankan
fungsinya dengan unit-unit kerja lainnya. Sebagai pemilik risiko (risk owner) Unit Bisnis wajib untuk melaksanakan pengelolaan
risiko atas kegiatannya sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
5. Unit Kerja Operasional mempunyai fungsi, wewenang dan tanggung jawab sebagai support atas kegiatan unit bisnis lain
sehingga seluruh kegiatan dapat berjalan lancar dan berkoordinasi dengan unit kerja lain.Sama halnya seperti Unit Bisnis,
sebagai pemilik risiko (risk owner) Unit Kerja Operasional wajib untuk melaksanakan pengelolaan risiko atas kegiatannya
sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
Komite Pemantau Risiko bertugas dan bertanggung jawab dalam memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris dengan
melakukan evaluasi atas pedoman kebijakan manajemen risiko Bank (Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional,
Risiko Hukum,Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan dan Risiko Reputasi), melakukan evaluasi kesesuaian antara pedoman kebijakan
manajemen risiko Bank dengan pelaksanaannya dan melakukan pemantauan serta mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite
Manajemen Risiko.
Komite Manajemen Risiko adalah komite yang dibentuk oleh Direksi yang menjalankanfungsi memberikan rekomendasi kepada
Direksi dengan wewenang dan tanggungjawab meliputi antara lain:
• Menyusun kebijakan, strategi dan pedoman penerapan manajemen risiko
• Perbaikan atau penyempurnaan pelaksanaan manajemen risiko berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan.
• Penetapan hal-hal yang terkait dengan keputusan bisnis yang menyimpang dariprosedur normal (irregularities)
• Menjalankan fungsi ALCO (Assets Liabilities Committee)
Komite Manajemen Risiko (KMR) berperan aktif dalam memberikan rekomendasi kepada Direktur Utama terkait risiko yang
melekat pada kebijakan yang akan ditetapkan Direksi maupun memberikan evaluasi terhadap ketentuanketentuan yang dinilai
kurang sesuai dengan perkembangan terkini dan perlu dilakukan penyesuaian.
Secara hirarki, organisasi Divisi Manajemen Risiko Bank berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur
Compliance and Risk.
Bagan Struktur organisasi Manajemen Risiko Bank Mantap adalah sebagai berikut.
RISK MANAJEMEN
CREDIT & PORTFOLIO RISK MARKET & LIQUIDITY RISK PROJECT OPERATIONAL RISK
Divisi Manajemen Risiko Bank Mantap dikepalai oleh Anak Agung Anom yang menjabat sejak Agustus 2017 berdasarkan Surat
Keputusan No.0305.A/KP-Dir/SK/DCLHC/BSHB/VIII/2017 tanggal 25 Agustus 2017. Adapun profl ringkas beliau adalah sebagai
berikut.
Adapun tugas dan tanggungjawab Satuan Kerja Manajemen Risiko berdasarkan Kebijakan Manajemen Risiko meliputi:
1. Pemantauan terhadap implementasi manajemen risiko yang telah disetujui oleh Direksi.
2. Pemantauan posisi/eksposur risiko secara keseluruhan, per jenis risiko maupun per aktivitas fungsional.
3. Penerapan stress testing guna mengetahui dampak dari implementasi kebijakan manajemen risiko terhadap hasil kerja
(performance).
4. Pengkajian terhadap usulan aktivitas dan/atau produk baru yang diajukan oleh unitpengembangan bisnis termasuk sistem
dan prosedur yang digunakan serta dampaknya terhadap eksposur risiko.
Pengembangan kompetensi yang diikuti anggota Divisi Manajemen Risiko selama 2019, sebagai berikut.
JUMLAH
NO NAMA TRAINING TANGGAL JABATAN PESERTA PENYELENGGARA ALAMAT
PESERTA
01 SERTIFIKASI 12 JANUARI 2019 KEPALA KANTOR CABANG, 42 DIVISI HUMAN KAMPUS STIA
MANAJEMEN KEPALA KANTOR CABANG ORANG CAPITAL BEKERJA LAN JAKARTA. JL.
RISIKO LEVEL 1 PEMBANTU, KEPALA SAMA DENGAN PENJOMPONGAN
KANTOR FUNGSIONAL LEMBAGA RAYA JL.
UMK, KEPALA KANTOR KAS SERTIFIKASI ADMINISTRASI
& OPERATION MANAGER PROFESI II NO.9
PERBANKAN PETAMBURAN
JAKARTA PUSAT
02 SELF 23 NOVEMBER - 4 KEPALA KANTOR CABANG, 42 DIVISI HUMAN -
LEARNING/ JANUARI 2019 KEPALA KANTOR CABANG ORANG CAPITAL
PEMBEKALAN PEMBANTU, KEPALA
SERTIFIKASI KANTOR FUNGSIONAL
MANAJEMEN UMK, KEPALA KANTOR KAS
RISIKO LEVEL 1 & OPERATION MANAGER
03 REFRESHMENT 20 AGUSTUS 2019 DIVISION HEAD 1 LEMBAGA HOTEL
SERTIFIKASI COMPLIANCE SERTIFIKASI ADIMULIA LT. 5
MANAJEMEN PROFESI JL. DIPONEGRO
RISIKO LEVEL 3 PERBANKAN NO. 8 MEDAN
04 REFRESHMENT 20 AGUSTUS 2019 KOMISARIS INDEPENDEN 1 LEMBAGA HOTEL
SERTIFIKASI SERTIFIKASI ADIMULIA LT. 5
MANAJEMEN PROFESI JL. DIPONEGRO
RISIKO LEVEL 5 PERBANKAN NO. 8 MEDAN
JUMLAH
NO NAMA TRAINING TANGGAL JABATAN PESERTA PENYELENGGARA ALAMAT
PESERTA
05 PEMBEKALAN 20 - 21 JULI 2019 DEPARTEMENT HEAD, 14 DIVISI HUMAN NOVOTEL
DAN KEPALA KANTOR CAPITAL MANGGA DUA
SERTIFIKASI CABANG PEMBANTU, JL. GN. SAHARI
MANAJEMEN KEPALA KANTOR KAS, NO.1, RT.11/RW.6,
RISIKO LEVEL 1 OPERATION MANAGER PADEMANGAN
DAN PROFESIONAL STAFF BAR., KEC.
LIQUIDITY RISK PADEMANGAN,
KOTA JKT UTARA,
DAERAH KHUSUS
IBUKOTA JAKARTA
14420
06 PEMBEKALAN 14 - 15 SEPTEMBER KOMITE PEMANTAU RISIKO 18 DIVISI HUMAN NOVOTEL
DAN 2019 PIHAK INDENPENDEN, CAPITAL MANGGA DUA
SERTIFIKASI DEPARTEMENT HEAD, JL. GN. SAHARI
MANAJEMEN PEJABAT SETINGKAT NO.1, RT.11/RW.6,
RISIKO LEVEL 1 DEPARTEMENT HEAD, PADEMANGAN
KEPALA KANTOR CABANG BAR., KEC.
PEMBANTU, KEPALA PADEMANGAN,
KANTOR KAS, OPERATION KOTA JKT UTARA,
MANAGER, TEAM LEADER DAERAH KHUSUS
& RISK BUSINESS CONTRL IBUKOTA JAKARTA
KOORDINATOR 14420
07 PEMBEKALAN 14 - 15 NOVEMBER MUGIHADI USMAN 1 PT EFEKTIF PRO GANDARIA 8
MANAJEMEN 2019 KNOWLEDGE OFFICE TOWER
RISIKO LEVEL 3 SOURCE LT 19 UNIT
A1 JL SULTAN
ISKANDAR MUDA
NO 8 JAKARTA
08 SERTIFIKASI 16 NOVEMBER MUGIHADI USMAN 1 LEMBAGA STIA LAN
MANAJEMEN 2019 SERTIFIKASI JAKARTA
RISIKO LEVEL 3 PROFESI JL.
PERBANKAN PEJOMPONGAN
RAYA
PETAMBURAN,
TANAH ABANG,
JAKARTA
Salah satu dasar utama penerapan manajemen risiko adalah tersedianya kebijakan, prosedur dan metodologi pengelolaan risiko
sehingga operasi usaha Bank Mantap tetap dapat terkendali pada limit yang dapat diterima dan menguntungkan Bank Mantap.
Selain itu juga perlu adanya kebijakan dalam hal pemantauan dan evaluasi risiko yang akan berdampak pada permodalan Bank
Mantap.
Adapun rujukan regulasi yang menjadi dasar penerapan manajemen risiko di Bank Mantap antara lain adalah sebagai berikut:
1. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 18/POJK.03/2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum serta
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 34/SEOJK.03/2016.
2. Konsep Basel PBI No. 11/25/PBI/2009 tanggal 01 Juli 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/
PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, dengan SE BI No. 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011
Proses manajemen risiko dilaksanakan di seluruh unit kerja Bank merupakan proses yang dinamis dan secara rutin dibandingkan
dengan best practices industri, ketentuan yang berlaku untuk disesuaikan dan diperbaharui apabila diperlukan. Pelaksanaan
manajemen risiko dilakukan dalam suatu rangkaian yang terdiri dari:
1. Identifikasi Risiko
Identifikasi Risiko bertujuan untuk mengetahui seluruh jenis risiko yang melekat pada setiap aktifitas fungsional yang
berpotensi merugikan Bank. Identifkasi risiko bersifat proaktif (anticipative) dan bukan reaktif. mencakup seluruh aktivitas
fungsional (kegiatan operasional. menggabungkan dan menganalisa informasi risiko dari seluruh sumber informasi yang
tersedia. menganalisa probabilitas timbulnya risiko serta konsekuensinya.
2. Pengukuran risiko
1) Pengukuran risiko bertujuan untuk mengetahui besaran risiko yang melekat pada aktivitas Bank untuk dibandingkan
dengan risk appetite Bank sehingga Bank dapat mengambil tindakan mitigasi risiko dan menentukan modal untuk
meng-cover risiko
2) Pengukuran dilakukan secara individual maupun secara keseluruhan.
3) Metode pengukuran risiko dapat dilakukan secara kualitatif dan atau kuantitatif
4) Model yang digunakan dalam pengukuran risiko dapat dipahami dan diketahui kekuatan, kelemahan, serta limitasinya.
3. Pemantauan risiko
Pemantauan dapat dilakukan dengan membandingkan limit risiko yang telah ditetapkan dengan besaran risiko yang sedang
dikelola.
4. Pengendalian risiko
Pengendalian risiko Pengendalian risiko harus dilakukan terhadap potensi terjadinya pelampauan atas limit risiko yang telah
ditetapkan dan dapat ditolerir oleh Bank Mandiri Taspen.
Pengawasan aktif Dewan Komisaris dilakukan antara lain melalui persetujuan dan evaluasi atas kebijakan manajemen risiko yang
disusun oleh Direksi. Secara berkala Dewan Komisaris melakukan evaluasi pelaksanaan kebijakan manajemen risiko melalui forum
Rapat Direksi dan Komisaris, maupun dalam rapat Komite Pemantau Risiko. Sedangkan Pengawasan aktif Direksi dilaksanakan
antara lain dengan penyusunan, persetujuan, dan implementasi serta evaluasi atas kebijakan dan prosedur manajemen risiko,
baik yang dilakukan melalui forum Rapat Direksi, maupun rapat dengan komite di bawah Direksi seperti Komite Manajemen
Risiko dan ALCO.
Dalam rangka pelaksanaan manajemen risiko dan mengantisipasi penerapan Basel II khususnya pilar 1, Bank telah
mengimplementasikan:
1. Pengukuran risiko kredit menggunakan Standardized Approach sesuai dengan SEBI No. 13/6/DPNP tanggal 18 Februari 2011
perihal Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Pengukuran Risiko Kredit dengan Menggunakan
Pendekatan Standar.
2. Penggunaan Standardized Model untuk risiko pasar sesuai dengan SE BI No.14/21/DPNP tanggal 18 Juli 2012 perihal
Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/33/DPNP tanggal 18 Desember 2007 perihal Pedoman Penggunaan
Metode Standar dalam Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dengan Memperhitungkan Risiko
Pasar.
3. Perhitungan kebutuhan modal minimum dengan menggunakan Basic Indicator Approach untuk risiko operasional
sesuai dengan SEBI No. 11/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009 perihal Perhitungan ATMR untuk Risiko Operasional dengan
Menggunakan Pendekatan Indikator Dasar.
Kecukupan Proses Identifkasi, Pengukuran, Pemantauan dan Pengendalian Risiko Serta Kecukupan Sistem Informasi Manajemen
Risiko
Proses manajemen risiko Bank Mandiri Taspen meliputi identifkasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian terhadap 8
(delapan) jenis risiko serta Sistem Informasi Manajemen Risiko. Sistem pengukuran risiko kredit mempertimbangkan karakteristik
produk, jangka waktu, aspek jaminan, potensi gagal bayar (default), dan kemampuan Bank untuk menyerap potensi kegagalan.
Bank melakukan pemantauan terhadap eksposur risiko kredit actual dibandingkan limit risiko kredit serta pemantauan
penanganan kredit yang bermasalah serta pemantauan kesesuaian antara kebijakan dengan penerapan manajemen risiko kredit.
Identifkasi dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis posisi aset, kewajiban maupun rekening administratif yang sensitif
terhadap perubahan harga pasar. Pengukuran risiko pasar dihitung berdasarkan eksposur risiko pasar dan potensi perubahan
nilai maupun pendapatan yang disebabkan oleh perubahan faktor risiko pasar. Sistem informasi dapat memfasilitasi proses dan
perhitungan hasil mark to market atas surat berharga secara harian dalam kategori trading maupun available for sale berdasarkan
kompleksitas produk tersebut.
Identifkasi risiko likuiditas dengan menilai arus kas dan posisi likuiditas. Pengukuran atas risiko likuiditasminimum meliputi rasio
likuiditas, profl maturitas, proyeksi arus kas dan stress testing.
Pemantauan posisi likuiditas dilakukan secara berkala dan memperhatikan indikator peringatan dini atas indikator internal
dan eksternal. Sistem informasi dapat menyajikan informasi kondisi likuiditas secara harian. Identiffkasi risiko dilakukan melalui
proses registrasi seluruh potensi risiko operasional berdasarkan proses, produk, kejadian risiko dan aset informasi yang dimiliki
oleh bank.
Proses pengukuran risiko dijalankan dengan aktivitas self assessment berkala, pengelolaan risk/loss event database dan
perhitungan kecukupan permodalan untuk risiko operasional.
Proses pengendalian risiko dilakukan oleh Risk Business Control dan SKMR melalui aktivitas control testing. Sistem informasi
manajemen risiko dilakukan untuk menyajikan kebutuhan informasi secara akurat, tepat waktu dan terkini dan mendukung
fungsi manajemen untuk memudahkan proses perencanaan dan pengambilan keputusan
Bank Mengidentifkasi dan mengendalikan risiko hukum yang melekat pada produk dan aktivitas baru sebelum diperkenalkan
kepada nasabah dan mengidentifkasi risiko hukum yang terdapat pada setiap aktivitas fungsional. Pengukuran risiko hukum
dilakukan secara kuantitatif.
Proses identifkasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko hukum dilakukan oleh unit kerja khusus yang membidangi
hokum Bank dibandingkan kinerja industri perbankan dan rencana bisnis yang sedang berjalan. Kajian risiko stratejik tersebut
merupakan bagian dari proses kajian profl risiko Bank secara menyeluruh. Selain itu, pemantauan pencapaian rencana bisnis dan
kinerja Bank juga dituangkan dalam laporan realisasi rencana bisnis yang dilakukan setiap triwulan.
Untuk memantau dan mengendalikan risiko reputasi Bank telah membentuk satuan kerja yang memiliki kewenangan dan
tanggung jawab untuk memberikan informasi yang komprehensif kepada nasabah dan stakeholders. Terkait dengan pemantauan
dan pengendalian risiko reputasi, Unit Corporate Secretary melakukan pengawasan atas jumlah keluhan nasabah dan presentase
tingkat keberhasilan penganganan keluhan.
Bank melakukan proses identifkasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko kepatuhan secara terus menerus melalui
antara lain uji kepatuhan terhadap rancangan kebijakan dan produk program yang diterbitkan oleh unit kerja, termasuk terhadap
rencana penerbitan produk/aktivitas baru maupun pengembangannya. Bank memiliki sistem monitoring laporan kepatuhan
yang memberikan pengingat secara bertahap sesuai tanggal kewajiban pelaporan.
PENERAPAN ISO 9001: 2008
Dalam pelaksanaan Penerapan Manajemen Risiko Bank Mantap mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK)
tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum No.18/POJK.03/2016 tanggal 16 Maret 2016 dan Surat Edaran Otoritas
Manajemen risiko kredit adalah suatu proses untuk mengidentifkasi, mengukur dan mengklasifkasi risiko serta mengambil
langkah-langkah pengelolaan risiko kredit yang dapat diterima (acceptable), sehingga Bank dapat memiliki komposisi
portofolio dengan risk dan return yang seimbang. Penjelasan mengenai jenis risiko yang dihadapi oleh Bank Mantap dan cara
pengelolaannya dijabarkan sebagai berikut.
Profil Uraian Upaya Pengelolaan
Risiko
Risiko Risiko kredit adalah risiko kerugian Upaya Bank Mantap dalam memitigasi risiko kredit mencakup
Kredit keuangan yang timbul jika debitur atau namun tidak terbatas pada:
counterparty Bank gagal memenuhi Menjaga agar credit exposure setiap nasabah (counterparty) berada
kewajibannya kontraktualnya kepada dalam batas yang ditetapkan sesuai perhitungan customer limit.
Bank. Risiko kredit terutama berasal Memproses setiap pengajuan kredit sesuai dengan ketentuan dan
dari prosedur yang berlaku.
pinjaman yang diberikan. Melakukan monitoring dan review harian serta deteksi dini atas
kredit yang mengarah kepada kredit bermasalah.
Melakukan manajemen Credit Risk yang independen dengan
kewenangan yang jelas dan bertanggung jawab.
Risiko Pasar Risiko pasar adalah potensi timbulnya Upaya Bank Mantap dalam memitigasi risiko pasar mencakup
kerugian dalam nilai buku atau arus kas namun tidak terbatas pada:
yang diakibatkan oleh perubahan suku Melakukan marking-to-market dengan menilai posisi terhadap
bunga atau nilai tukar. pasar.
Melakukan pengukuran risiko pasar sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Menerapkan strategi pengelolaan market risk secara efektif dengan
memisahkan fungsi pembuat keputusan, pelaksana dan pemantau.
Risiko Risiko likuiditas adalah risiko yang Dalam melakukan manajemen Risiko Likuiditas, Bank memastikan
Likuiditas dapat terjadi jika kesenjangan kecukupan dana dan menetapkan limit-limit sesuai ketentuan
pendanaan meningkat, atau jika Bank Regulator maupun ketentuan internal Bank.
tidak dapat memenuhi pembayaran Bank memiliki batasan cadangan likuiditas dalam bentuk limit safety
kewajiban pada saat jatuh tempo, level, yaitu proyeksi cadangan likuiditas Bank yang dipantau secara
termasuk pencairan simpanan nasabah. berkala.
Risiko Risiko Hukum adalah risiko akibat Upaya Bank Mantap dalam memitigasi risiko hokum mencakup
Hukum tuntutan hukum dan/atau kelemahan namun tidak terbatas pada:
aspek yuridis. Penggunaan dokumen perjanjian yang sesuai ketentuan dan
mempunyai kekuatan hukum.
Bekerjasama dengan pihak lain untuk meyakinkan legal
enforceability (kekuatan hukum) dari transaksi yang terjadi di dalam
dan di luar negeri.
Memutakhirkan kebijakan dan peraturan, dan
Melakukan administrasi dokumen secara tertib.
Risiko Risiko operasional adalah risiko Upaya Bank Mantap dalam memitigasi risiko operasional mencakup
Operasional terjadinya kerugian yang disebabkan namun tidak terbatas pada:
oleh ketidak-cukupan dan/atau tidak Memastikan bahwa risiko bank atas proses bisnis, aktivitas/
berfungsinya proses internal, kesalahan operasional, produk dan pelayanan, termasuk risiko sebagai
manusia, kegagalan sistem, atau akibat keterikatan secara hukum dengan pihak di luar Bank telah
adanya kejadian-kejadian eksternal. teridentifkasi, terukur dan terkendali. Untuk menghindarkan Bank
dari potensi terjadinya kerugian.
Memastikan sumber-sumber risiko operasional terukur dan dapat
diklasifkasikan. Mengembangkan dan menyempurnakan sistem
mitigasi,
pengendalian dan pengawasan risiko operasional.
PENILAIAN RISIKO
Untuk mendapatkan gambaran kondisi profil risiko komposit bank secara bankwide dan sesuai dengan ketentuan regulator
telah disusun Laporan Profil Risiko secara individu Bank Mantap yang menggambarkan risiko yang melekat dalam kegiatan bisnis
dan fungsional bank (inherent risk) termasuk kualitas penerapan manajemen risiko (KPMR) untuk risiko kredit, risiko pasar, risiko
likuiditas, risiko operasional, risiko legal, risiko stratejik, risiko reputasi dan risiko kepatuhan.
Profil Risiko Bank Mandiri Taspen secara Individu posisi 31 Desember 2019 menunjukkan peringkat risiko “xxxxx”. Penilaian
tersebut mencerminkan bahwa risiko-risiko yang dihadapi Bank Mandiri Taspen secara individu dikelola dengan baik sehingga
dapat mendukung pengembangan bisnis lebih lanjut.
Peringkat risiko Inheren dan KPMR stabil dibandingkan periode sebelumnya, sehingga secara keseluruhan komposit net risk
profil risiko Bank juga meningkat jika dibandingkan dengan posisi Desember 2018.
Seiring dengan perubahan organisasi dan pertumbuhan bisnis yang sangat pesat, Bank Mantap senantiasa melakukan
penyempurnaan atas pengelolaan risiko sesuai kebijakan yang ada. Dalam melakukan pengelolaan terhadap risiko, Bank
Mantap memiliki 2 (dua) Divisi yang terkait dengan fungsi manajemen risiko, yakni Divisi Credit Risk Approval yang berfungsi
sebagai partner unit bisnis dalam proses pemberian kredit (four-eyes principle system) dan Risk Management yang melakukan
pengelolaan risiko kredit, risiko operasional, risiko market dan likuiditas, serta Enterprise Risk Management. Dari sisi pemenuhan
kebijakan, Bank memiliki Kebijakan Manajemen Risiko Bank Mantap yang menjadi acuan bagi kebijakan yang lebih detail dan
spesifk. Didukung oleh beberapa Standar prosedur (SP) seperti, SP Management Risiko, SP Aset dan Liability Management, SP
Risk Based Bank Rating, SP. Manajemen Risiko Operasional, dan SP Business Continuity Management.
Untuk memperoleh gambaran risiko secara menyeluruh dan berkelanjutan, Bank Mantap menyusun Laporan profl risiko yang
menggambarkan risiko yang melekat dalam kegiatan bisnis bank (inherent risk) dan system pengendalian risiko (risk control
system) untuk 8 (delapan) jenis risiko (risiko kredit, pasar, operasional, likuiditas, hukum, strategik, reputasi dan kepatuhan).
Penyusunan profl risiko Bank Mandiri Taspen juga telah mengalami penyempurnaan. Metode yang digunakan mengacu pada
analisis data historical dan data peers (perusahaan pesaing) yang diyakini memberikan hasil perhitungan yang lebih detail. Di
samping itu bank memiliki risk tools dalam rangka pengelolaan risiko antara lain LOS Risk Management, LED, RCSA, RAWS, MORIS
dan RACER yang dikelola oleh Unit Risk Management bekerjasama dengan Unit IT, RBC dan SKAI.
EVALUASI PELAKSANAAN MANAJEMEN RISIKO
Bank Mantap senantiasa melakukan evaluasi atas efektivitas sistem manajemen risiko. Evaluasi meliputi penyesuaian strategi
dan kerangka risiko sebagai bagian dari manajamen risiko, kecukupan sistem informasi manajemen risiko serta kecukupan
proses identifikasi,
pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko.
Bank melakukan evaluasi tahunan terhadap system manajemen risiko yang telah dijalan. Selama tahun 2019, Hasil evaluasi atas
pelaksanaan manajemen risiko di Bank Mantap telah telah memadai.
Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.17/POJK.03/2014 setiap Konglomerasi Keuangan wajib menerapkan
Manajemen Risiko Terintegrasi (MRT) dan memiliki Entitas Utama. Konglomerasi Keuangan meliputi jenis Lembaga Jasa
Keuangan (LJK) Bank, Perusahaan Asuransi/Reasuransi, Perusahaan Efek dan Perusahaan Pembiayaan.
Dalam penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi, Bank Mantap sebagai anggota dari konglomerasi keuangan PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk. telah menyusun pelaporan Liquidity Coverage Ratio (LCR) secara harian dilanjutkan dengan Perhitungan Net
Stable Funding Ratio (NSFR). Bank juga menyusun stress test terhadap NPL dan Likuiditas Bank, Bank Mantap bersinergi dengan
Mandiri dalam menyusun subsidiaries pengelolaan Risiko Operasional. Terakhir, sebagai anggota dari Mandiri Group, Bank
Mantap melakukan penilaian profl Risiko terintegerasi dengan Mandiri.
Internal Audit merupakan Satuan Kerja dalam organisasi PT Bank Mandiri Taspen yang membantu Direktur Utama dan Dewan
Komisaris melalui Komite Audit dalam menjalankan fungsi pengawasan untuk mewujudkan visi dan misi Bank. Kedudukan
Division Head Internal Audit dalam organisasi berada langsung di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Utama,
namun dapat berkomunikasi langsung dengan Dewan Komisaris melalui Komite Audit untuk menginformasikan berbagai hal
yang berhubungan dengan Aktivitas Internal Audit.
Dalam Arsitektur Kebijakan PT. Bank Mandiri Taspen, telah diatur suatu Kebijakan Pengendalian yang terdiri dari 3 (tiga)
kebijakan, yaitu:
1. Kebijakan Internal Audit
Kebijakan Internal Audit mengacu pada regulasi dan referensi yang diterbitkan organisasi profesi Internal Audit. Fungsi
Internal Audit dibentuk untuk memastikan efektivitas Internal Control, Risk Management dan Good Corporate Governance
(GCG) sehingga visi dan misi Bank dapat tercapai dengan efektif dan efisien.
2. Kebijakan Kepatuhan dan Hukum
Kebijakan Kepatuhan dan Hukum merupakan dasar penerapan prinsip kehati-hatian (prudential practices) yang menjadi
tanggung jawab seluruh jajaran Bank dalam menjalankan kegiatannya, dimana keputusan proses bisnis diambil dalam
koridor ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan global industry practices.
3. Kebijakan Manajemen Risiko
Kebijakan Manajemen Risiko merupakan kebijakan yang disusun untuk mengelola risiko kegiatan usaha Bank Mandiri
Taspen. Kebijakan ini menjadi acuan dari kebijakan-kebijakan terkait dengan pengelolaan risiko yang dibuat pada masing-
masing unit kerja.
Pelaksanaan manajemen risiko dilakukan dalam suatu rangkaian yang terdiri dari:
1. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko bertujuan untuk mengetahui seluruh jenis risiko yang melekat pada setiap aktivitas fungsional yang
berpotensi merugikan Bank. Identifikasi risiko bersifat anticipative dan bukan reaktif; mencakup seluruh aktivitas fungsional
(kegiatan operasional; menggabungkan dan menganalisa informasi risiko dari seluruh sumber informasi yang tersedia;
menganalisa probabilitas timbulnya risiko serta konsekuensinya).
2. Pengukuran Risiko
a. Pengukuran risiko bertuiuan untuk mengetahui besaran risiko yang melekat pada aktivitas Bank untuk dibandingkan
dengan risk appetlte Bank sehingga Bank dapat mengambil tindakan mitigasi risiko dan menentukan modal untuk
mengcover risiko;
b. Pengukuran dilakukan secara individual maupun secara keseluruhan;
c. Metode pengukuran risiko dapat dilakukan secara kualitatif dan atau kuantitatif;
Sistem Pengendalian Intern Bank diimplementasikan melalui penerapan Three Lines of Defense sebagai berikut:
1. First Line of Defense
Merupakan internal control yang dilakukan oleh business unit yang meliputi:
a. Tersedianya organisasi yang memadai dan telah mempertimbangkan pemisahan tugas (segregation of duties).
b. Tersedianya SDM yang memadai baik jumlah maupun kompetensi yang sesuai dengan proses bisnis.
c. Ditetapkannya sistem limit/kewenangan masing-masing SDM.
d. Sistem dual control/dual custody.
e. Mekanisme check and recheck.
f. Tersedianya Kebijakan, Standar Prosedur, Petunjuk Teknis, dan lainnya.
2. Second Line of Defense
Merupakan internal control yang terdiri dari fungsi risk management, compliance, RBC termasuk verifikator di cabang,
dan unit pembina sistem lainnya. Sebagai contoh pada Risk Management ditetapkan mekanisme Risk Threshold Trigger
Acceptance (RTTA), Risk & Control Self Assessment (RCSA), risk profile, monitoring kolektibilitas dan Day Past Due (DPD).
3. Third Line of Defense
Internal Audit menjalankan fungsi third line of defense dengan memberikan independent assurance atas efektivitas
internal control, risk management dan governance process serta memastikan first line dan second line of defense telah
menjalankan fungsinya dengan baik. Untuk menjaga independensi, Internal Audit bertanggungjawab langsung kepada
Direktur Utama dan dapat berkomunikasi dengan Dewan Komisaris melalui Komite Audit.
Direksi Bank secara berkala meminta penjelasan (informasi) dan laporan kinerja operasional dari pejabat dan pegawai yang
berwenang sehingga memungkinkan untuk mengkaji ulang pencapaian realisasi dibandingkan target yang akan dicapai,
antara lain laporan keuangan dibandingkan dengan rencana anggaran yang ditetapkan. Berdasarkan kaji ulang tersebut,
Direksi segera mendeteksi permasalahan seperti kelemahan pengendalian, kesalahan laporan keuangan atau penyimpangan
lainnya untuk menghindari terjadinya fraud maupun kekeliruan pelaporan ke Otoritas.
Kaji ulang atas kinerja operasional dilakukan baik oleh First Line, Second Line dan Third Line (Internal Audit) sebagai berikut:
1. First Line
Kepala Cabang secara tertib melakukan briefing setiap pagi untuk meningkatkan perbaikan administrasi, kontrol dan
pelayanan kepada customer.
2. Second Line
Dilakukan oleh Risk Business Control (RBC), baik secara harian yang dilakukan oleh Verifikator dan secara periodik yang
dilakukan oleh RBC Cabang untuk memastikan pelaksanaan operasional cabang telah sesuai ketentuan yang berlaku.
3. Third Line
Dilakukan oleh Internal Audit untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh First Line dan Second Line telah
memadai. Pelaksanaan kaji ulang oleh Internal Audit sesuai dengan Annual Audit
DOKUMENTASI (DOCUMENTATION)
Bank sekurang-kurangnya memformalkan dan mendokumentasikan kebijakan, prosedur, sistem dan standar akuntansi serta
proses audit secara memadai. Dokumen tersebut harus diperbarui secara berkala guna menggambarkan kegiatan operasional
Bank secara aktual dan diinformasikan kepada pejabat dan pegawai. Atas suatu permintaan, dokumen harus senantiasa
tersedia untuk kepentingan Auditor Intern, Akuntan Publik dan Otoritas Pengawasan Bank.
PEMISAHAN FUNGSI (SEGREGATION OF DUTIES)
Dalam menjalankan kegiatan operasional, Bank tidak terlepas dari risiko-risiko. Untuk itu, risiko yang ada harus diminimalisir
agar operasional Bank berjalan secara aman, cepat, tepat dan akurat serta sejalan dengan ketentuan yang berlaku. Hal tersebut
telah dilakukan dengan melakukan pemisahan tugas dan tanggung jawab antara unit bisnis dengan unit support (segregation
of duties). Disamping itu upaya peningkatan internal control juga dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut:
1. Melaksanakan proses check and recheck dalam menjalankan operasional bank secara dual control.
2. Tunduk dan patuh terhadap regulasi internal dan eksternal (comply with regulations).
3. Menerapkan prinsip-prinsip manajemen risiko yang meliputi identifikasi, penilaian, mitigasi dan pemantauan serta
pengukuran risiko.
4. Berpedoman pada Budaya Kerja Bank dan prinsip kehati-hatian (prudential banking).
Kebijakan Akuntansi Bank mencerminkan prinsip kehati-hatian dan mencakup semua hal yang material serta sesuai dengan
ketentuan dalam PSAK. Apabila PSAK belum mengatur masalah pengakuan, pengukuran, penyajian atau pengungkapan dari
suatu transaksi atau peristiwa, maka hal tersebut ditetapkan dalam Kebijakan Akuntansi Bank dan/atau Standar Pedoman
Akuntansi untuk memastikan bahwa laporan keuangan menyajikan informasi yang relevan terhadap kebuluhan para
pengguna laporan untuk pengambilan keputusan dan dapat diandalkan. Bank menetapkan kebijakan akuntansi dengan
mempertimbangkan hat-hal sebagai berikut:
1. Persyaratan dan pedoman PSAK dan ISAK yang mengatur hal-hal yang serupa dengan masalah terkait.
2. Definisi, kriteria pengakuan dan pengukuran aset, liabilitas, penghasilan dan beban yang tetapkan dalam KDPPLK.
3. Ketentuan yang dikeluarkan oleh Regulator, peraturan perundang-undangan yang relevan dengan laporan keuangan.
pernyataan yang dibuat oleh badan pembuat standar lain dan praktik industri yang lazim sepanjang konsisten dengan
butir 1 dan 2 di atas.
Jika PSAK memberikan pilihan atas perlakuan akuntansi, maka Bank diwajibkan mengikuti ketentuan Regulator.
Sejalan dengan POJK No. 18/POJK.03/2014 Tgl:18 November 2014 Perihal Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi
Keuangan, Internal Audit Bank Mandiri sebagai Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi mempunyai kewajiban memantau
pelaksanaan audit intern pada masing-masing Lembaga Jasa Keuangan (Perusahaan Anak) dalam Konglomerasi Keuangan dan
memastikan bahwa Perusahaan Anak telah dikelola dengan baik.
Nilai CRPA PT. Bank Mandiri Taspen tahun 2019 sebesar xxxxx (xxxxxx). Dengan predikat satisfactory ini berarti secara
umum internal control telah memadai pada aspek material dalam hal kecukupan (adequacy), efektivitas (effectiveness) dan
keberlanjutan (sustainability), namun masih dibutuhkan beberapa perbaikan spesifik dalam jumlah terbatas (limited).
Internal Audit memiliki program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit yang dilakukannya, terdiri dari:
1. Supervisi
Supervisi terhadap pekerjaan Internal Auditor dilakukan secara berkesinambungan untuk memastikan adanya kepatuhan
terhadap kebijakan, standar prosedur dan program audit yang telah disusun.
2. Review Intern
Internal Auditor melakukan review secara berkesinambungan atas kualitas audit yang dilakukan. Dalam Struktur Organisasi
Divisi Internal Audit PT. Bank Mandiri Taspen telah dibentuk fungsi Quality Assurance. Quality Assurance merupakan
aktivitas review untuk memastikan kualitas proses kerja maupun hasil kerja Internal Audit sesuai dengan fungsinya.
Selain melakukan aktivitas Quality Assurance, Divisi Internal Audit juga secara periodik melakukan Development, yaitu
pengembangan terhadap metodologi/pendekatan termasuk pengkinian panduan kerja dalam rangka mendukung
pelaksanaan aktivitas Internal Audit serta peningkatan mutu hasil audit.
3. Review Ekstern
Untuk menilai mutu Internal Audit, fungsi audit intern Bank direview oleh lembaga ekstern sekurang-kurangnya sekali
dalam 3 tahun. Review ini dilaksanakan oleh lembaga ekstern (Kantor Akuntan Publik) yang memiliki kompetensi,
independensi serta tidak memiliki benturan kepentingan. Laporan atas review ekstern ini memuat hasil kaji ulang SKAI dan
fungsi audit intern atas penggunaan Teknologi Informasi. Hasil review tersebut disampaikan ke Otoritas/Regulator.
PT. Bank Mandiri Taspen telah melakukan Kaji Ulang SKAI dan fungsi audit intern atas penggunaan Teknologi Informasi periode
1 Maret 2014 s.d 28 Februari 2017. Berdasarkan laporan tersebut, terdapat peningkatan signifikan terhadap kualitas kepatuhan,
organisasi, kebijakan dan prosedur yang dilakukan oleh Divisi Internal Audit dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Sistem pengendalian intern Bank telah sesuai dengan Internal Control Integrated Framework yang dikembangkan oleh
The Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission (COSO) tahun 2013. Tujuan pengendalian internal
meliputi tujuan operasional, tujuan pelaporan dan tujuan kepatuhan. Tujuan operasional berkaitan dengan efektivitas dan
efisiensi operasi. Tujuan pelaporan berkaitan dengan kepentingan pelaporan keuangan yang memenuhi kriteria andal, tepat
waktu, transparan dan persyaratan lain yang ditetapkan oleh Regulator maupun Bank. Sedangkan tujuan kepatuhan berkaitan
dengan kepatuhan Bank terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan. Unsur-unsur pengendalian intern meliputi
komponen-komponen sebagai berikut:
1. Lingkungan Pengendalian
2. Penilaian Risiko
3. Aktivitas Pengendalian
4. Informasi dan Komunikasi
5. Aktivitas Pemonitoran
Kelima unsur pengendalian internal menurut COSO sejalan dengan Elemen Sistem Pengendalian Internal Bank menurut Surat
Edaran Otoritas Jasa Keuangan No 35/SEOJK.03/2017 tanggal 7 Juli 2017 tentang Pedoman Standar Sistem Pengendalian
Intern Bagi Bank Umum. Adapun Implementasi pengendalian internal di PT. Bank Mandiri Taspen yang mencakup elemen-
elemen utama di atas telah sesuai dengan Internal Control Integrated Framework yang dikembangkan oleh The Committee of
Sponsoring Organization of the Treadway Commission (COSO) sebagai berikut:
1. Lingkungan Pengendalian
Elemen lingkungan pengendalian di PT. Bank Mandiri Taspen diwujudkan dalam bentuk pengawasan manajemen dan
budaya pengendalian, dimana ruang lingkup pengendalian dilakukan baik di seluruh tingkatan, yaitu pengendalian tingkat
aktivitas maupun pengendalian tingkat entitas.
Penilaian risiko merupakan proses untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola dan dilaksanakan pada seluruh
tingkatan unit operasional, termasuk didalamnya proses identifikasi, analisis dan penilaian risiko yang dihadapi dalam
mencapai tujuan Bank.
3. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian secara umum telah melibatkan seluruh pegawai termasuk Direksi yang disusun untuk memastikan
arahan manajemen telah dilaksanakan dan tindakan untuk mengatasi risiko yang teridentifikasi telah dilakukan. Kegiatan
pengendalian sesuai fungsi organisasi sekurang-kurangnya meliputi Kaji Ulang Manajemen (Top Management Reviews),
Kaji Ulang Kinerja Operasional (Functional Reviews), Pengendalian Sistem Informasi, Pengendalian Aset Fisik dan
Dokumentasi.
Aktivitas pengendalian telah dituangkan dalam dokumen kebijakan dan prosedur untuk mengidentifikasi risiko-risiko (dhi.
Risiko pasar, likuiditas, kredit, operasional, kepatuhan, reputasi, stratejik dan hukum).
5. Aktivitas Pemantauan
Kegiatan pemantauan dilakukan untuk memantau efektivitas pelaksanaan pengendalian intern yang berupa:
1. Kegiatan pemantauan dan tindakan koreksi penyimpangan oleh audit internal
Aktivitas pemantauan (evaluasi) terhadap kecukupan Sistem Pengendalian Intern dilakukan berkaitan dengan adanya
perubahan kondisi intern maupun ekstern sehingga dapat meningkatkan kapasitas sistem pengendalian intern dan
efektivitasnya. Aktivitas pemantauan (evaluasi) terhadap Sistem Pengendalian Intern dilakukan secara berkala atau
insidentil oleh Divisi Internal Audit. Fungsi Divisi Internal Audit telah independen terhadap fungsi yang menjalankan
aktivitas harian dan memiliki akses terhadap semua kegiatan operasional. Sebagai bagian dari Sistem Pengendalian
Disisi lain, PT. Bank Mandiri Taspen juga wajib menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan
Publik secara periodik dan menyampaikan ke OJK. Efektivitas pelaksanaan audit dari auditor eksternal dievaluasi oleh
Komite Audit. Komite Audit juga menelaah independensi dan objektivitas auditor eksternal serta menelaah kecukupan
pemeriksaan yang dilakukan untuk memastikan semua risiko yang signifikan telah dipertimbangkan.
b. Pusat data DRC berlokasi di DRC Bank Mandiri dengan pengendalian sebagai berikut:
Lokasi APAR
Griya Mandiri Rempoa Jalan Ir. H. Juanda, Ciputat,
Tangerang 1 CCTV di ruangan DC
Luas Bangunan ruang mesin seluas 26 m
Power Capacity 3.150 kva dari PLN
UPS 400 kva 10 unit seluruh gedung
Genset 3 unit @1500 kva, stock solar
19.000 liter cukup untuk kurang lebih 5 hari operasi
Fire System Sistem Fire Alarm System
Fire Suppression System
Sistem HSSD
Sistem Fire Hydrant
Sistem APAR
Cooling System PAC 10 unit @105 kw (lantai 3)
Security 7x24 jam Satpam Bank Mandiri
CCTV 177 unit di Gedung DRC
Access Door 1 unit di Ruang Mesin, 1 unit Koridor
Operasional 7 x 24 jam
Ketinggian Tanah ± 60 M dari permukaan laut
FUNGSI KEPATUHAN
Dalam rangka pelaksanaan prinsip kehati-hatian dan penerapan fungsi kepatuhan Bank, sesuai dengan POJK No.55/POJK.03/2016
tanggal 07 Desember 2016 tentang penerapan tata kelola bagi bank umum antara lain mengatur mengenai kewajiban bagi Bank
untuk memiliki Direktur yang membawahi Fungsi Kepatuhan dan Pembentukan Satuan Kerja Kepatuhan untuk melaksanakan
Fungsi Kepatuhan yang meliputi: tindakan untuk mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada semua tingkatan
organisasi dan kegiatan usaha Bank, memastikan agar kebijakan, ketentuan, system dan prosedur serta kegiatan usaha yang
dilaksanakan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku, memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta
mengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Bank.
DIREKTUR UTAMA
COMPLIANCE
REGULATORY
APPU PPT GOVERNANCE
ANALIST ANTI MONEY REGULATORY & MIS
LAUNDRING CPL
SYSTEM REPORTING & REGULATORY & UPG
APPU PPT
PELAKSANA PELAKSANA
ADMINISTRATOR ADMINISTRATOR
1. Supervisory, yaitu melakukan supervisi secara ex-ante terhadap proses kegiatan (pelayanan nasabah, pengambilan
keputusan) kepada seluruh Unit Kerja.
2. Examination, yaitu melakukan review atas kebijakan/ peraturan eksternal dan internal maupun prosedur kerja agar
menunjang kemajuan bisnis dan tetap berpedoman pada prinsip kehati-hatian serta regulasi.
3. Consultation, yaitu memberikan pertimbangan/compliance opinion dalam kaitannya dengan regulasi, proses kegiatan dan
prinsip kehati-hatian kepada seluruh Unit Kerja.
4. Regulatory, yaitu melakukan penyediaan, pengkajian, sosialisasi atas peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang
berlaku serta penyediaan alat bantu dengan tujuan memudahkan jajaran Bank dalam mematuhinya.
1. Melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada karyawan sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan budaya kepatuhan.
Sosialisasi dan pelatihan tidak hanya ditujukan kepada karyawan lama tetapi juga kepada karyawan baru.
2. Melakukan penilaian risiko kepatuhan dan menyusun laporan profil risiko kepatuhan secara berkala, dalam rangka mengelola
risiko kepatuhan. Termasuk aktivitas yang dilakukan dalam rangka mengelola risiko kepatuhan adalah menilai pengendalian
internal pada unit kerja.
3. Memastikan bahwa produk dan aktivitas baru yang akan dilakukan tidak bertentangan dan telah mematuhi ketentuan yang
berlaku. Untuk itu, Satuan Kerja Kepatuhan terlibat dalam pemberian persetujuan atas produk dan aktivitas baru.
4. Melakukan kajian dan pemenuhan ketentuan baru dan ketentuan internal yang ada, dan mengusulkan penyesuaian atas
ketentuan, prosedur dan sistem internal yang ada. Memberikan persetujuan atas ketentuan internal yang akan diterbitkan.
5. Memastikan kepatuhan perseroan terhadap komitmen yang dibuat oleh Perseroan kepada Otoritas Jasa Keuangan dan/atau
otoritas pengawas lain.
Selama tahun 2019, pengelolaan risiko kepatuhan yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut :
3 Pelanggaran terhadap Human Error Mendapat Crash Program untuk melakukan gapping atas
ketentuan Regulator sanksi/teguran seluruh ketentuan regulator.
dari regulator Pelaksanaan sosialisasi melalui Compliance Lab
untuk menginformasikan ketentuan dari regulator
yang terupdate.
4 Pelanggaran Produk Keterlambatan Bank dikenakan Unit Owner melakukan
Aktifitas Baru penyampaian sanksi Pengembangan PAB sesuai dengan ketentuan
(PAB) Realisasi PAB ke administrasi dan/ dan membuat ringkasan kartu PAB untuk
Otoritas atau pembekuan mengingatkan Unit Owner
kegiatan Monitoring progress PAB melalui Rapat Koordinasi
usaha tertentu dengan Dirkep dan Rapat Direksi (Radir)
5 Pelanggaran atas Human Error Bank dikenakan Melakukan sosialisasi dan Enhancement system
ketentuan pada : Pemahaman sanksi membayar analisa transaksi dan
transaksi keuangan yang kurang berupa denda pelaporan
tertentu (LTKT/ LTKM) terhadap finansial.
karena tidak sesuai ketentuan.
dengan
ketentuan umum.
Satuan Kerja Kepatuhan juga telah melakukan pengembangkan system Batas Minimum Pemberian Kredit BMPK guna
mengakomodir Peraturan Bank Indonesia PBI No. 7/3/PBI/2005 sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/13/PBI/2006, dan SEBI
No. 7/14/DPNP yang ketentuannya yaitu untuk menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit dan melakukan
penyebaran portofolio penyediaan dana dengan persentase tertentu kepada Pihak Terkait maupun Pihak Tidak Terkait dengan
memperhatikan kemampuan modal Bank
COMPLIANCE LAB
Satuan Kerja Kepatuhan Melakukan kajian dari regulasi terbaru 2019 yang berdampak langsung terhadap Bank dengan
melakukan Compliance Lab yang disampaikan langsung kepada unit kerja dan memberikan action plan kepada unit terkait
paling lambat 1 bulan sejak regulasi terbit. Pada 2019 Terdapat 17 ketentuan baru yang berkaitan dengan bisnis bank dan satuan
kerja Kepatuhan telah membuat resume setiap peraturan terbaru dan membagikan kepada masing – masing unit kerja.
ISO 9001:2015
Pada 8 Oktober 2018 Satuan Kerja Kepatuhan mendapatkan Sertifikasi SNI ISO 9001 ; 2015. Dan melakukan penyusunan
Panduan Mutu yang berpedoman pada International Standard Organization (ISO) 9001:2015 mengenai peningkatkan kepuasan
pelanggan dan mutu produk serta disesuaikan dengan penyelenggaraan pelayanan fungsi Compliance yang mengacu pada
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.46/POJK.03/2017 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum serta
Arsitektur Kebijakan Bank Mandiri Taspen. Diharapkan dengan telah memilikinya ISO 9001 pada satuan kerja Kepatuhan dapat
mendorong pengelolaan Bank menjadi semakin professional, serta untuk peningkatan kemandirian unit kerja compliance.
PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG (APU) DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME (PPT)
Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme merupakan program yang wajib diterapkan
dalam melakukan hubungan usaha dengan calon nasabah dan pengguna jasa Bank (Nasabah atau Walk In Customer) yang
dilaksanakan dengan berpedoman pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 12/POJK.01/2017 tanggal 16 Maret 2017 tentang
penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme di Sektor Jasa Keuangan. Tujuan penerapan
program ini untuk mencegah dan melindungi agar sistem perbankan tidak digunakan sebagai sarana kejahatan pencucian uang
(Money Laundering) dan pendanaan terorisme baik yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung oleh para pelaku
kejahatan. Secara operasional dalam penerapannya di Bank Mantap telah diatur dalam Kebijakan Anti Pencucian Uang dan
Pencegahan Pendanaan
Terorisme (APU dan PPT) tanggal 29 April 2019 dan pada Standar Prosedur Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan
Terorisme (APU dan PPT) Nomor: SP/016/XI/2019 tanggal 29 November 2019.
Adapun tugas dan tanggungjawab UKK di Kantor Pusat dan Cabang Bank Mantap antara lain: UKK di Kantor Cabang
1. Memastikan bahwa kebijakan, prosedur, dan peraturan lainnya yang terkait dengan penerapan program APU dan PPT di
kantor cabang telah dilaksanakan secara efektif.
2. Memastikan bahwa persetujuan penerimaan dan/atau penolakan permohonan pembukaan rekening atau transaksi oleh
Calon Nasabah atau WIC yang tergolong berisiko tinggi diberikan oleh Kepala Cabang di kantor cabang setempat.
3. Menyampaikan LTKM/LTKT setelah dilakukan CDD/EDD di kantor cabang kepada UKK Kantor Pusat dan pemantauan profil
nasabah melalui program AML di BS-One (SP200).
4. Memantau setiap validitas proses, checklist/daftar periksa dan pelaksanaan verifikasi dokumen pendukung pada saat
pembukaan rekening dan/atau terdapat transaksi keuangan yang tidak wajar yang terkait dengan pencucian uang dan/atau
pendanaan terorisme, dengan cara:
a. Memastikan kelengkapan informasi dandokumen nasabah.
b. Meneliti kemiripan antara profil transaksi nasabah dengan profil nasabah.
c. Meneliti kemiripan atau kesamaan nama dengan nama yang tercantum dalam database daftar teroris dan daftar terduga
teroris atau organisasi teroris.
d. Meneliti kemiripan atau kesamaan nama dengan nama tersangka atau terdakwa yangdipublikasikan dalam media
massa/elektronik dan otoritas yang berwenang.
e. Meneliti kemiripan atau kesamaan nama dengan nama yang tercantum dalam DaftarHitam Nasional (DHN).
5. Mengkoordinasikan dan memantau proses pengkinian data Nasabah dan memastikan bahwa pengkinian data tersebut
sejalan dengan laporan rencana kegiatan pengkinian data yang dikoordinir oleh UKK di kantor pusat.
6. Menerima laporan transaksi keuangan yang berpotensi mencurigakan dari unit kerja terkait di kantor cabang,
mengindentifikasikan, dan melakukan analisis atas laporan tersebut.
7. Menyusun laporan transaksi keuangan yang berpotensi mencurigakan untuk disampaikankepada UKK di kantor pusat.
8. Memberikan masukan yang terkait dengan penerapan program APU dan PPT kepada pegawai di kantor cabang dan/atau
UKK di kantor pusat.
9. Memantau, menganalisis dan merekomendasikan kebutuhan pelatihan APU dan PPT para pegawai dikantor cabang kepada
UKK di kantor pusat.
UKK di Kantor Pusat
1. Menyusun dan mengusulkan pedoman penerapan program APU dan PPT kepada Direktur yang membawahkan fungsi
kepatuhan.
2. Memastikan adanya sistem yang mendukung program APU dan PPT, yaitu sistem yang antara lain dapat mengindentifkasi
Nasabah, Transaksi Keuangan Mencurigakan, dan transaksi keuangan lainnya yang diwajibkan oleh Undang-undang.
3. Memantau pengkinian profil Nasabah dan profil transaksi Nasabah.
4. Melakukan koordinasi dan pemantauan terhadap pelaksanaan kebijakan program APU dan PPT dengan unit kerja terkait
• Tingkat Pertama Pencairan kredit - Perkara sudah diputus Pedagang Tanah dan 875.000.000 (Hak
: 02 Januari 2019 • bulan November pada tingkat Pengadilan Pakaian Bangunan Tanggungan)
Tingkat Banding : 2017 Negeri (Bank Mantap Jadi (saat ini 797.000.000 (Nilai
Oktober 2019 menang) - Penggugat sudah tutup) Pasar) 548.000.000
mengajukan upaya hukum (Nilai Likuidasi)
banding
• Tingkat Pertama : Pencairan kredit bulan Juni 2016 - Perkara Usaha SPA Tanah 1.274.600.000
21 Juni 2018 bulan Juni 2016 sudah diputus pada tingkat dan salon Pertanian (Nilai Likuidasi)
• Tingkat Banding : Pengadilan Negeri (Bank kecantikan 1.921.000.000
Februari 2019 Mantap menang) pada (saat ini sepi) (Nilai Hak
tanggal 14 Januari 2019. Tanggungan)
- Aset Debitur berupa
tanah dan bangunan
yang berlokasi di Benoa
telah laku terjual melalui
mekanisme lelang
• Tingkat Pertama : Pencairan kredit - Perkara masih dalam Usaha SPA Tanah 1.274.600.000
28 Agustus 2019 bulan Juni 2016 proses di tingkat dan salon Pertanian (Nilai Likuidasi)
Pengadilan Negeri kecantikan 1.921.000.000
(saat ini sepi) (Nilai Hak
Tanggungan)
PERMASALAHAN HUKUM YANG SEDANG DIHADAPI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI YANG SEDANG MENJABAT
Selama periode tahun 2019, tidak ada anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank Mantap yang sedang menjabat memiliki
permasalahan hukum, baik perdata maupun pidana.
T (62-21) 21231772
F (62-21) 21231984
E corporate.secretary@bankmantap.co.id
W www.bankmantap.co.id
Selain melalui Sekretaris Perusahaan, guna memberikan kemudahan bagi para pemangku kepentingan dalam mengakses
informasi terkait Bank, Bank Mantap juga telah memuat informasi-informasi meliputi informasi produk dan layanan, laporan
keuangan, pedoman-pedoman GCG Bank serta kegiatan perusahaan yang dapat diakses melalui situs web perusahaan di www.
bankmantap.co.id
SIARAN PERS
Selama tahun 2019, Bank telah melaksanakan 18 (Delapan Belas) kali siaran pers. Uraian tentang pelaksanaan siaran pers disajikan
dalam tabel di bawah ini.
BULETIN
Bank Mantap memiliki majalah internal yaitu majalah Kabar Mantap, selama tahun 2019 telah menerbitkan 6 (enam) edisi dengan
tema sebagai berikut:
Edisi Tema
Dwibulan 1 2019 Festival Mantap Indonesia 2019
Dwibulan II 2019 Digitalisasi, Agile, & Adaptive
Dwibulan III 2019 Corporate Social Responsibility 17.000 Pensiunan
Dwibulan IV 2019 Launching Culture TOPP
Dwibulan IV 2019 Prestasi Bank Mantap di Porseni Mandiri 2019
Triwulan IV 2018 Mantap Innovation Award 2018
KODE ETIK
Kode Etik (Code of Conduct) merupakan pedoman perilaku Jajaran Bank Mantap dalam menjalankan tugas dan kedinasan
sehari-hari serta dalam melakukan hubungan bisnis dengan para nasabah, rekanan maupun rekan sekerja. Code of Conduct
merupakan pedoman perilaku terkait Benturan Kepentingan, Kerahasiaan, Penyalahgunaan Jabatan, Perilaku Insiders, Integritas
dan Akurasi Data Bank serta Integritas Sistem Perbankan. Kode Etik Bank terdapat dalam Arsitektur Kebijakan Bank Mantap No.
KEB/010/2019 tanggal 16 September 2019.
1. Benturan Kepentingan (Conflict of Interests)
Benturan kepentingan adalah suatu kondisi dimana jajaran Bank dalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai
kepentingan di luar kepentingan dinas, baik yang menyangkut kepentingan pribadi, keluarga maupun kepentingan pihak-
pihak lain sehingga jajaran Bank tersebut dimungkinkan kehilangan obyektivitas dalam mengambil keputusan dan kebijakan
sesuai kewenangan yang telah diberikan Bank kepadanya.
Dalam upaya menjaga obyektivitas, maka:
a. setiap jajaran Bank harus bertindak terhormat dan bertanggungjawab serta harus bebas dari pengaruh yang
memungkinkan terjadinya benturan kepentingan dalam pelaksanaan tugasnya sehingga dapat menyebabkan Bank
kehilangan bisnis atau reputasinya;
b. setiap jajaran Bank harus mengetahui dan menyadari kegiatan/tindakan yang mungkin akan menimbulkan benturan
kepentingan serta wajib menghindarinya. Apabila satu dan lain hal tidak dapat dihindari, maka harus segera dilaporkan
kepada atasan langsung;
c. setiap jajaran Bank harus menghindarkan diri dari kegiatan yang berhubungan dengan suatu organisasi dan atau individu
yang memungkinkan terjadinya benturan kepentingan;
d. dalam hal terjadinya benturan kepentingan, setiap jajaran Bank dilarang mengambil tindakan yang dapat merugikan
Bank atau mengurangi keuntungan Bank dan wajib mengungkapkan benturan kepentingan dimaksud dalam setiap
keputusannya;
e. seluruh jajaran Bank dilarang memberikan persetujuan dan/atau meminta persetujuan atas fasilitas kredit, serta tingkat
bunga khusus maupun kekhususan lainnya untuk:
1) dirinya sendiri;
2) keluarganya;
3) perusahaan tempat dimana yang bersangkutan dan atau keluarganya mempunyai kepentingan;
f. seluruh jajaran Bank dilarang bekerja pada perusahaan lain baik sebagai direksi, karyawan, konsultan atau anggota
komisaris, kecuali apabila telah mendapatkan penugasan atau ijin tertulis dari Bank. Khusus untuk anggota Dewan
Komisaris dan Direksi, perangkapan jabatan mengikuti ketentuan regulator mengenai Good Corporate Governance;
g. seluruh jajaran Bank dilarang menjadi rekanan secara langsung maupun tidak langsung, baik rekanan untuk barang atau
jasa bagi Bank yang pada saat dilaksanakan perbuatan tersebut untuk seluruh dan sebagian yang bersangkutan sedang
ditugaskan untuk melaksanakan pengurusan dan pengawasan terhadap kegiatan yang sama;
h. seluruh jajaran Bank dilarang bersikap diskriminatif dan tidak adil serta melakukan kolusi untuk memenangkan satu atau
beberapa pihak dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa di Bank;
i. seluruh jajaran Bank dilarang mengambil barang-barang milik Bank termasuk melakukan transaksi mempergunakan
harta/asset Bank untuk kepentingan sendiri, keluarga ataupun kepentingan pihak luar lainnya;
j. seluruh jajaran Bank dilarang menerima, memberi, menjanjikan hadiah (cinderamata) dan atau hiburan (entertainment)
dalam bentuk apapun yang berkaitan dengan kedudukannya di Bank, termasuk dalam rangka hari raya keagamaan atau
acara lainnya.
2. Kerahasiaan
Dalam upaya menjaga Kerahasiaan maka:
a. seluruh jajaran Bank wajib memahami dan menjaga kerahasiaan setiap informasi, baik informasi mengenai nasabah
maupun informasi lainnya sesuai ketentuan yang berlaku;
b. informasi mengenai kegiatan bisnis Bank tidak dapat disebarluaskan kepada pihak lain diluar Bank oleh pihak manapun
kecuali oleh pihak yang berwenang untuk mewakili Bank serta diharuskan oleh ketentuan perundang-undangan;
c. seluruh jajaran Bank menggunakan informasi yang diterima hanya untuk kegiatan Bank, dan tidak untuk keuntungan
pribadi, keluarga dan lainnya atau kegiatan di luar Bank;
d. untuk menghindari penyalahgunaan, maka penyebaran informasi nasabah Bank di lingkungan internal Bank wajib
dilakukan dengan senantiasa mengutamakan prinsip kehati-hatian dan kerahasiaan informasi nasabah serta disampaikan
4. Perilaku Insiders
Dalam menjaga jajaran Bank dari perilaku insider, maka:
a. Jajaran Bank yang memiliki informasi rahasia tidak diperkenankan menggunakan informasi tersebut untuk mengambil
keuntungan bagi dirinya sendiri, keluarganya atau pihak ketiga lainnya, dengan:
1) mempengaruhi nasabah atau individu atau institusi dalam melakukan transaksi dengan Bank;
2) menyebarluaskan informasi tersebut kepada nasabah atau individu atau institusi;
b. Jajaran Bank dilarang menyalahgunakan posisinya dan mengambil keuntungan baik langsung maupun tidak langsung
bagi dirinya sendiri, anggota keluarganya ataupun pihak-pihak lainnya dan/atau mempengaruhi proses keputusan yang
berhubungan dengan dirinya;
c. Pengambilan keputusan untuk menjual atau membeli aset Bank serta jasa lainnya harus dilakukan dengan mengutamakan
kepentingan Bank tanpa dipengaruhi oleh Insiders;
5. Integritas dan Akurasi Data Bank
Dalam upaya menjaga integritas dan akurasi data Bank, maka:
a. seluruh jajaran Bank harus menyajikan data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan;
b. seluruh jajaran Bank, tidak diperkenankan membukukan dan/atau mengubah dan/atau menghapus pembukuan, dengan
maksud untuk mengaburkan transaksi;
c. seluruh jajaran Bank hanya diperkenankan melakukan perubahan atau penghapusan data berdasarkan otorisasi pejabat
berwenang sesuai prosedur yang telah ditetapkan Bank;
d. seluruh jajaran Bank tidak diperkenankan memanipulasi dokumen.
6. Integritas Sistem Perbankan
Dalam upaya menjaga integritas sistem perbankan, maka:
a. Seluruh jajaran Bank harus senantiasa mawas diri dan menghindarkan keterlibatan Bank dalam kegiatan kriminal di
bidang keuangan dan perbankan;
b. Jajaran Bank wajib mencurigai adanya transaksi yang tidak biasa dan wajib melakukan tindakan preventif dalam
mendeteksi rekening-rekening yang dicurigai telah digunakan untuk kegiatan seperti money laundering, terrorism
financing, korupsi dan tindak kejahatan lainnya.
Jenis Sanksi
Teguran lisan
Teguran tertulis
Skorsing
Penurunan Pangkat /Jabatan
Pemutusan Hubungan Keria
Ganti rugi
Dilaporkan kepada pihak yang berwajib
Kebijakan Gratifkasi
Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat serta mendukung pelaksanaan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan. Bank
Mantap telah menetapkan ketentuan mengenai pengendalian gratifkasi yang diatur dalam Kebijakan Kepatuhan dan
Hukum Bank Mantap serta Standar Pedoman No. SP/ 009/XI/2016 tentang Pengendalian Gratifkasi yang dimaksudkan untuk
memberikan pedoman jajaran Bank sebagai individu dalam berhubungan dengan nasabah, vendor, rekanan, maupun seluruh
stakeholder.
Tujuan Ketentuan ini dimaksudkan untuk Bank perlu menjaga hubungan kerjasama yang baik, wajar, patut dan dapat dipercaya
dalam melakukan hubungan dengan para nasabah, vendor, rekanan, maupun seluruh stakeholder. Seluruh jajaran Bank
dilarang meminta atau menerima, mengijinkan atau menyetujui untuk menerima suatu hadiah atau imbalan dari pihak ketiga
yang mendapatkan atau berusaha mendapatkan fasilitas dari Bank dalam bentuk fasilitas kredit ataupun fasilitas lainnya yang
berkaitan dengan kegiatan operasional Bank.
WHISTLEBLOWING SYSTEM
Sejalan dengan komitmen Bank Mantap dalam implementasi Good Corporate Governance (GCG), Bank Mantap senantiasa
memperhatikan kepentingan setiap stakeholders berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan sesuai prinsip GCG. Dalam
pelaksanaannya, seringkali muncul pengaduan pelanggaran dari pihak stakeholders sebagai akibat dari kurang
diperhatikannya hak-hak stakeholders dengan baik atau bahkan kadang-kadang terabaikan oleh pihak Bank.
Pengaduan pelanggaran oleh stakeholders, apabila tidak diselesaikan dengan baik akan berpotensi merugikan stakeholders dan
atau Bank sendiri. Pedoman yang mengatur mekanisme standar dalam penanganan pengaduan pelanggaran mutlak diperlukan
agar tidak terjadi perselisihan atau sengketa yang berlarut-larut antara pihak stakeholders dan Bank.
Sehingga persoalan tersebut tidak berlanjut pada persoalan turunnya reputasi dan kepercayaan masyarakat pada Bank.
Berdasarkan POJK Nomor 39/POJK.03/2019 perihal Penerapan Strategi Anti Fraud bagi Bank Umum, Strategi Anti Fraud yang
dalam penerapannya berupa Sistem Pengendalian Fraud memiliki 4 (empat) pilar, yaitu:
a. Pencegahan
b. Deteksi
c. Investigasi, Pelaporan dan Sanksi
d. Pemantauan, Evaluasi dan Tindak Lanjut
Whistleblowing System di PT. Bank Mandiri Taspen dilakukan untuk melaksanakan POJK tersebut pada pilar Deteksi yang memuat
langkah-langkah dalam rangka mengidentifikasi dan menemukan fraud dalam kegiatan usaha Bank.
Penyelesaian pengaduan pelanggaran oleh Bank merupakan salah satu bentuk peningkatan perlindungan stakeholders dalam
rangka menjamin hak-haknya dalam berhubungan dengan Bank dan menjamin penanganan yang memenuhi ketentuan dan
persyaratan yang ditetapkan oleh Bank, Pemerintah dan Aparat Berwajib. Untuk itu maka perlu dirumuskan kebijakan, sistem
dan prosedur penanganan yang selaras untuk mengatur penyelesaian pengaduan pelanggaran bagi stakeholders dalam suatu
Kebijakan Pengelolaan Pengaduan Pelanggaran.
Kebijakan Pengelolaan Pengaduan Pelanggaran yang juga disebut Whistleblowing merupakan sistem yang dapat dijadikan
media bagi saksi pelapor untuk menyampaikan informasi mengenai tindakan pelanggaran yang diindikasi terjadi di dalam suatu
perusahaan.
Berdasarkan SK Direksi No. SKD.008/I/2017 tanggal 31 Januari 2017, Divisi Internal Audit ditunjuk sebagai unit kerja yang
bertanggung jawab atas pengelolaan dan pelaksanaan Strategi Anti Fraud di PT. Bank Mandiri Taspen, dimana sebelumnya
dikelola oleh Divisi Risk Business Control (RBC). Saat ini setiap pegawai dapat menyampaikan informasi adanya dugaan terjadinya
fraud (whistleblowing) kepada Direktur Utama dengan sarana Letter to CEO (LTC) melalui e-mail ltc@bankmantap.co.id. Laporan
pengaduan atas dugaan terjadinya fraud disampaikan dengan menyebutkan identitas pelapor yang akan dijamin kerahasiannya.
Laporan pengaduan yang diterima akan ditindaklanjuti apabila memenuhi unsur 4W dan 1H sebagai berikut:
a. What : Perbuatan pelanggaran yang diketahui
b. Where : Dimana perbuatan tersebut dilakukan
c. When : Kapan perbuatan tersebut dilakukan
d. Who : Siapa saja yang terlibat dalam perbuatan tersebut
e. How : Bagaimana gambaran perbuatan tersebut dilakukan
Terhadap laporan pengaduan yang masuk akan ditindaklanjuti melalui 3 (tiga) mekanisme pemeriksaan/investigasi, antara lain
oleh:
a. Divisi Internal Audit;
b. Divisi RBC; atau
c. Joint Investigasi antara Divisi Internal Audit dan Divisi RBC
Whistleblower akan menerima e-mail bahwa laporan investigasi telah selesai ditindaklanjuti dengan status “terbukti” atau “tidak
terbukti”. Untuk pelaporan yang tidak terbukti, dipandang tidak perlu diberikan sanksi.
Pengaduan pelanggaran yang diduga dilakukan pegawai ditujukan kepada Unit Strategi Anti Fraud. Pengaduan pelanggaran
dapat dilakukan melalui:
1. Telephone Nomor : 0361-227076, 227887 Ext. 149
2. E-mail : ltc@bankmantap.co.id
3. Faximile : 0361-244462
4. Kotak Pengaduan pelanggaran (kotak saran) yang tersedia di lingkungan Kantor Cabang/KCP.
5. Surat yang ditujukan kepada Unit Strategi Anti Fraud dengan alamat:
PT.Bank Mandiri Taspen
Up. Divisi Internal Audit
Graha Mantap
Jl. Cikini Raya No.42 Menteng
Jakarta Pusat 10330
Semua laporan dugaan pelanggaran (fraud) yang disampaikan akan dijamin kerahasiaan dan keamanannya oleh Bank dan
pelapor (whistleblower) dijamin haknya untuk memperoleh informasi mengenai status tindak lanjut atas laporannya.
Selain bentuk perlindungan seperti yang telah disebutkan, bagi pelapor yang beritikad baik, Bank juga akan menyediakan
perlindungan hukum, sejalan dengan yang diatur pada pasal 43 UU No.15 tahun 2002 jo UU No.25 tahun 2003 tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dan pasal 13 UU No.13 tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban, dan pasal 5 PP No.57 tahun
2003 tentang Tata Cara Perlindungan Khusus bagi Pelapor dan Saksi dalam Tindak Pidana Pencucian Uang. Adapun perlindungan
hukum yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Perlindungan dari tuntutan pidana dan/atau perdata.
2. Perlindungan atas keamanan pribadi, dan/atau keluarga Pelapor dari ancaman fsik dan/atau mental.
3. Perlindungan terhadap harta Pelapor.
4. Kerahasiaan dan penyamaran identitas Pelapor, dan/atau
5. Pemberian keterangan tanpa bertatap muka dengan terlapor, pada setiap tingkat pemeriksaan perkara dalam hal pelanggaran
tersebut masuk pada sengketa pengadilan.
Tidak hanya perlindungan bagi pelapor, Bank Mantap juga akan memberikan apresiasi terhadap pelapor berupa:
1. Penghargaan kepada Pelapor atas pelanggaran yang dapat dibuktikan sehingga asset/uang Bank dapat diselamatkan, sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Direksi.
2. Penghargaan yang diberikan melalui kebijakan Bank dengan tetap memperhatikan aspek kerahasiaan atau perlindungan
pelapor.
Sebaliknya, Apabila hasil investigasi menyimpulkan pengaduan yang disampaikan mengandung unsur itikad tidak baik,
menyampaikan bukti palsu, ada unsur kedengkian, fitnah dan tanpa dasar yang jelas, maka laporan tersebut dapat diabaikan
dan memberikan sanksi kepada pelapor sesuai ketentuan yang berlaku.
Pelanggaran meliputi banyak hal dan masalah, akan tetapi dibatasi dengan apa yang dilakukan, terjadi atau terkait dengan Bank.
Beberapa jenis pelanggaran dan penyimpangan yang dapat dilaporkan berdasarkan kebijakan yang dimiliki Bank, antara lain
adalah:
Penanganan Pengaduan
Setiap pengaduan pelanggaran yang masuk akan dikelola oleh Unit Strategi Anti Fraud, selanjutnya Unit Strategi Anti Fraud akan
melakukan investigasi atas laporan yang diterima. Unit Strategi Anti Fraud harus bersifat Netral, Indepedency, Profesionalisme
dalam menerima pengaduan pelanggaran dengan menggunakan asas Praduga Tak Bersalah atau
“Presumption of Innocence” adalah asas dimana seseorang dinyatakan tidak bersalah hingga dinyatakan bersalah.
Dalam Sistem Laporan Dugaan Pelanggaran ini, Unit Strategi Anti Fraud bertugas untuk:
1. Menerima pelaporan dugaan pelanggaran.
2. Menilai dan menyeleksi laporan dugaan pelanggaran untuk diproses lebih lanjut.
3. Menjaga kerahasiaan identitas pelapor.
4. Menangani keluhan ataupun pengaduan dari pelapor yang mendapat tekanan atau perlakuan ancaman dari terlapor.
5. Melakukan komunikasi dengan pelapor.
6. Menyampaikan laporan kepada Direktur Utama yang telah diyakini terjadinya fraud.
7. Mendokumentasikan setiap laporan dugaan pelanggaran yang diterima.
8. Apabila potensi kerugian Bank di atas nominal Rp100.000.000 ditangani oleh Tim Pertimbangan Penilaian Pegawai.
Pada tahun 2019 terdapat 1 (satu) surat pengaduan melalui sarana Letter To CEO (LTC) tanggal 21 Agustus 2019 yang
diwakilkan dari Lembaga Bantuan Mediasi Nasabah, yang menyebutkan nasabah tersebut menjadi “bermasalah/macet” karena
gajinya telah dimutasi bayar kepada Bank Mantap. Dari hasil investigasi tidak terbukti adanya pembiaran kecurangan (fraud)
oleh internal Bank maupun Bank Mantap sebagai sumber masalah atas debitur macet tersebut.
Dalam rangka menjalankan fungsi koordinasi terhadap penerapan Strategi Anti Fraud, selama tahun 2019 Divisi Internal Audit
telah melakukan kegiatan antara lain sebagai berikut:
1. Sosialisasi Strategi Anti Fraud bersamaan dengan pelaksanaan audit pada Kantor Cabang/Kantor Pusat (exit meeting atau
morning briefing)
2. Mengirim Internal Auditor untuk mengikuti Workshop Teknik Investigasi yang diselenggarakan oleh Direktorat Internal
Audit Bank Mandiri tanggal 25 Januari 2019 di Denpasar dan Teknik Investigasi yang diselenggarakan oleh PT. Bank Mandiri
Taspen tanggal 27 Juni 2019 di Jakarta.
3. Pemasangan Poster Anti Fraud dan Letter to CEO (LTC) sebagai salah satu cara untuk menumbuhkan kesadaran
pencegahan fraud oleh seluruh pegawai (anti fraud awareness)
4. Penyusunan revisi Standar Pedoman Strategi Anti Fraud (SPSAF) akan disusun pada tahun 2020.
AKUNTABILITAS (ACCOUNTABILITY)
1. Sasaran usaha dan strategi dapat dipertanggungjawabkan kepada stakeholders.
2. Tugas dan tanggung jawab yang jelas bagi masingmasing organ anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta seluruh jajaran
di bawahnya yang selaras dengan visi, misi, nilai-nilai perusahaan, sasaran usaha dan strategi perusahaan.
3. Masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi maupun seluruh jajaran di bawahnya mempunyai kompetensi sesuai
dengan tanggung jawabnya dan memahami perannya dalam pelaksanaan GCG.
4. Check and balance system dilaksanakan dalam pengelolaan perusahaan.
5. Kinerja berdasarkan ukuran yang disepakati secara konsisten dengan nilai perusahaan (Corporate Culture Values), sasaran
usaha dan strategi serta memiliki rewards and punishment system.
TANGGUNG JAWAB (RESPONSIBILITY)
Wajib bertanggungjawab dengan berpegang pada prinsip-prinsip kehati-hatian dan menjamin kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku serta memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan melaksanakan tanggung jawab sosial
secara wajar.
INDEPENDENSI (INDEPENDENCY) ATAU PROFESIONAL (PROFESSIONAL)
1. Menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh stakeholders dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sepihak serta
terbebas dari benturan kepentingan (conflict of interest).
2. Mengambil keputusan secara obyektif dan bebas dari segala tekanan dari pihak manapun.
KEWAJARAN (FAIRNESS)
1. Memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran (equal treatment).
2. Memberikan kesempatan kepada seluruh stakeholders untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi
kepentingan Bank Mandiri dan Perusahaan Anak. Implementasi Tata Kelola Terintegrasi dilakukan melalui 5 (lima) tahapan,
yaitu:
1) Komitmen Tata Kelola (Governance Commitment)
Penetapan visi, misi dan strategi oleh seluruh Perusahaan Anak sejalan dengan visi, misi, strategi Bank Mandiri (Persero)
Tbk.
2) Struktur Tata Kelola (Governance Structure)
a. Penyempurnaan struktur dan infrastruktur Tata Kelola Terintegrasi agar proses pelaksanaan prinsip Tata Kelola
Terintegrasi dapat menghasilkan outcome yang sesuai dengan harapan stakeholder yaitu antara lain melalui:
Bank Mantap sebagai anggota konglomerasi keuangan wajib memiliki ketentuan internal mengenai tata kelola perusahaan yang
mengacu pada rerangka tata kelola bagi perusahaan anak. Bank Mantap telah memiliki Kerangka Tata Kelola Perusahaan Bagi
Anggota Konglomerasi Keuangan yang merupakan bagian dari Pedoman Tata Kelola Perusahaan.
Dalam pelaksanaannya dapat disampaikan bahwa salah satu pelaksanaan dalam memberikan perlakuan yang sama pada
pemegang saham yaitu semua pemegang saham yang memiliki hak suara, berhak menentukan arah kebijakan perusahaan
melalui forum RUPS. Dalam hal perusahaan menerbitkan saham baru, maka wajib ditawarkan kepada seluruh pemegang saham
sesuai dengan proporsi kepemilikan sahamnya di perusahaan, begitu pula apabila terdapat pengalihan saham dari pemegang
saham existing maka wajib ditawarkan terlebih dahulu kepada pemegang saham lainnya.
Jumlah
No Penyediaan Dana
Debitur Nominal (dalam jutaan Rp)
1 Kepada Pihak Terkait
2 Kepada debitur inti:
a. Individu
b. Group
1) Transformasi People yaitu membangun struktur organisasi team yang didukung oleh team berkompetensi teknis dan
managerial dengan melakukan penyempurnaan struktur organisasi dan kapabilitas team dalam penggunaan teknologi dan
selaras dengan governance Bank yang ada.
2) Transformasi Proses yaitu penggunaan metodologi sesuai best practice untuk meminimalisir resiko dan mengefisienkan
proses melalui otomasi dengan menstandarkan proses Teknologi Informasi meliputi quality development dan operation
serta peningkatan kemampuan strategic planning & Arsitektur Teknologi Informasi.
3) Transformasi Teknologi yaitu penggunaan teknologi yang berbasiskan platform-platform best practice terkini, antara lain:
• Standarisasi Channel Mobile & Interaktif Web untuk meningkatkan User Experience (UX) dan percepatan proses
development.
• Standarisasi model integrasi sistem untuk menjaga integritas aplikasi dan data, serta meningkatkan kolaborasi dengan
pihak external.
• Konsolidasi Business logic, Business Rule dan Business Flow untuk menjaga konsistensi business logic, rule dan flow
sehingga mempercepat proses development aplikasi/sistem.
• Perkuatan Information Technology Security melalui Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI) dengan melakukan
review atas people, process dan teknologi sesuai best practice seperti ISO27001.
• Konsolidasi pengelolaan manajemen data untuk mempermudah pengelolaan data dengan meningkatkan kualitas data
sehingga mengurangi terjadinya duplikasi data sehingga konsisten data lebih terjamin.
Self assessment meliputi 11 (sebelas) faktor penilaian pelaksanaan GCG yang meliputi:
1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris
2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi
3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite
4. Penanganan benturan kepentingan
5. Penerapan fungsi kepatuhan
6. Penerapan fungsi audit internal
7. Penerapan fungsi audit eksternal
8. Penerapan manajemen risiko termasuk system pengendalian internal
9. Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana besar (large exposure)
10. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank, laporan pelaksanaan Good Corporate Governance dan pelaporan
internal
11. Rencana Strategis Bank
SKOR PENILAIAN
Hasil GCG Self Assessment selama 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat melalui tabel di bawah ini.
TABEL ASSESSMENT GCG TAHUN 2015-2019
Melalui self assessment GCG yang dilakukan pada tahun 2019, dan berdasarkan ketiga aspek penilaian tersebut (Governance
Structure, Governance Process dan Governance Outcome), maka skor implementasi pelaksanaan GCG Bank Mantap adalah
sebagai berikut.
Prinsip 2 Kualifkasi Anggota Dewan Komisaris harus memiliki Anggota Dewan Komisaris telah memiliki kualitas
dan Komposisi kualitas sesuai sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya,
Dewan Komisaris. dengan tugas dan tanggung jawabnya, baik baik secara individu maupun secara kolegial.
secara individu maupun secara kolegial. Dewan Dewan Komisaris telah memahami perannya
Komisaris harus memahami perannya dalam dalam pengawasan dan penerapan corporate
pengawasan dan penerapan governance, serta mampu melaksanakan
corporate governance, serta mampu pengambilan keputusan secara sehat dan obyektif
melaksanakan pengambilan keputusan secara sesuai dengan tata tertib Dewan Komisaris
sehat dan obyektif.
Prinsip 3 Struktur Dewan Komisaris harus menetapkan struktur Dewan Komisaris telah menetapkan struktur
dan Mekanisme dan praktek governance yang tepat dalam dan praktek governance yang tepat dalam
Dewan Komisaris. melaksanakan tugasnya dan secara periodik melaksanakan tugasnya dan secara periodic
melakukan telaah atas efektivitasnya melakukan telaah atas efektivitasnya.
Prinsip 4 Direksi. Di bawah arahan dan pengawasan Dewan Di bawah arahan dan pengawasan Dewan
Komisaris, Direksi mampu mengelola kegiatan Komisaris melalui Rapat Dewan Komisaris
Bank sesuai dengan strategi bisnis, selera risiko, mengundang Direksi, Direksi mampu mengelola
kebijakan regulasi dan kebijakan lainnya yang kegiatan Bank sesuai dengan strategi bisnis, selera
telah disetujui oleh Dewan Komisaris risiko, kebijakan regulasi dan kebijakan lainnya
yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris.
IAL RESPON
O R ATE SOC SIBI
RP LIT
CO Y
PERTUMBUHAN EKONOMI
PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN DENGAN
BERKELANJUTAN MENYELARASKAN KEPENTINGAN
PADA BANK MANTAP EKONOMI, SOSIAL DAN
LINGKUNGAN HIDUP
Sebagai lembaga jasa keuangan, Bank Mantap berkomitmen untuk melaksanakan penerapan keuangan berkelanjutan dalam
kegiatan usahanya. Bank Mantap ingin turut serta untuk turut berkontribusi guna mewujudkan perekonomian nasional yang
tumbuh secara stabil, inklusif, dan berkelanjutan. Sesuai dengan POJK No.51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan
Berkelanjutan Bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten dan Perusahaan Publik, tujuan penerapan keuangan berkelanjutan adalah
memberikan kesejahteraan ekonomi dan sosial kepada seluruh masyarakat, serta melindungi dan mengelola lingkungan hidup
secara bijaksana di Indonesia. Proses pembangunan ekonomi harus mengedepankan keselarasan aspek ekonomi, sosial, dan
lingkungan hidup. Hal ini karena penyelenggaraan pembangunan yang hanya menargetkan pertumbuhan ekonomi akan
menyebabkan kesenjangan sosial dan penurunan kualitas lingkungan hidup dengan segala implikasinya.
Penerapan keuangan berkelanjutan sangat selaras dengan aktivitas operasional Bank yang telah dilakukan, sehingga kesiapan
Bank dalam menerapkan keuangan berkelanjutan sudah baik. Dalam bagian ini akan dipaparkan implementasi CSR yang meliputi
CSR yang terkait dengan lingkungan hidup, CSR yang terkait dengan ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja, CSR
terkait dengan pengembangan sosial kemasyarakatan, dan CSR yang terkait dengan tanggung jawab kepada konsumen.
RENCANA KEGIATAN
Rencana kegiatan CSR yang terkait dengan ketenagakerjaan pada tahun 2019 adalah melaksanakan pengelolaan SDM dengan
menerapkan sistem kesetaraan kesempatan dalam pelaksanaan program rekrutmen, kesempatan kerja dan program-program
pengembangan pegawai serta implementasi hubungan industrial. Bank juga merencanakan reviu terhadap ketentuan
remunerasi pegawai agar selalu sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku dan kompetitif pada industri yang
sama. Rencana kerja ketenagakerjaan dituangkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2019.
KEGIATAN
KESETARAAN GENDER DALAM KESEMPATAN KERJA
Perseroan senantiasa memberikan kesempatan dan peluang yang sama bagi seluruh pegawai untuk berkontribusi di Perseroan
tanpa memandang perbedaan agama, etnik, ras atau gender sehingga seluruh peraturan yang berlaku diterapkan secara
konsisten dan setara kepada seluruh pegawai. Proses rekrutmen pegawai pun dilakukan secara terbuka dan melalui berbagai
jalur dengan mencantumkan persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan sebagai calon SDM Perseroan. Pada tahun 2019, jumlah
pegawai Perseroan sebanyak 2700 orang yang terdiri dari 1502 pegawai laki-laki dan 1198 pegawai perempuan. Banyaknya
pegawai laki-laki dan perempuan menunjukkan adanya keseimbangan. Pada tahun 2018 banyaknya pegawai laki-laki sebanyak
55% dan perempuan sebanyak 45%. Hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan signifikan dalam memperlakukan
perbedaan gender dalam kesempatan kerja.
HUBUNGAN INDUSTRIAL
Dalam pelaksanaan hubungan industrial Bank Mantap mengedepankan hak dan kewajiban semua pihak baik manajemen,
pegawai dan pemerintah sehingga tercipta hubungan yang harmonis dan diharapkan dapat meningkatkan produktifitas pegawai
secara berkelanjutan. Untuk menjamin terpenuhinya hak dan kewajiban pegawai maka telah disusun Kebijakan Sumber Daya
Manusia di Bank Mantap (KSDMBMT) sebagai acuan pelaksanaan pengelolaan sumber daya manusia.Selain itu untuk menjamin
hak dan kewajiban dari pegawai maupun Bank dapat dilaksanakan dengan baik, maka dalam setiap penerimaan pegawai baru
dilaksanakan penandatanganan Kontrak Kerja/Surat Perjanjian Kerja.
REMUNERASI
Dalam penetapan remunerasi pegawai, Bank Mantap menganut kesetaraan gender sehingga tidak membedakan paket
remunerasi antara pegawai pria dan wanita. Remunerasi pegawai dipengaruhi oleh posisi jabatan dan kinerja pegawai. Berikut
paket remunerasi umum yang berlaku di Bank Mantap:
1. Extrinsic Reward/Tangible Reward/Transactional Reward
Merupakan pemberian imbalan oleh Bank yang bersifat financial atau dapat berupa fasilitas lainya misalnya dalam bentuk
barang. Pemberianya merupakan suatu yang telah diperjanjikan kepada pegawai dan atau berupa ketentuan yang ditetapkan
Bank.
a) Compensation
(1) Gaji.
(2) Tunjangan Tetap (Guaranted Cash).
• Tunjangan Jabatan (Guaranteed Cash).
• Tunjangan Hari Raya Keagamaan.
• Tunjangan Pelaksanaan Cuti Tahunan.
• Tunjangan Cuti Besar.
• Tunjangan Pajak dari Perusahaan.
KESEHATAN
KEBIJAKAN
Kesehatan karyawan merupakan salah satu kunci utama dari tercapainya kinerja karyawan secara individu dan perusahaan
secara keseluruhan. Oleh karenanya, upaya menjaga kesehatan karyawan menjadi tanggung jawab bersama. Bank memfasilitasi
karyawan dengan beberapa kegiatan yang diharapkan dapat membangkitan kesadaran dan motivasi dalam menjaga kesehatan
masing-masing. Untuk memberikan ketenangan dalam bekerja, maka Bank Mantap memberikan fasilitas jaminan kesehatan
kepada para pegawainya baik pegawai tetap maupun tidak tetap. Selain itu, perusahaan juga memberikan fasilitas kesehatan
bagi keluarga pegawai. Ketentuan kesehatan pegawai diatur dalam Standar Prosedur Sumber Daya Manusia tanggal 01 Februari
2017.
RENCANA KEGIATAN
Rencana kegiatan CSR yang terkait dengan pengelolaan kesehatan pada tahun 2019 adalah melaksanakan pemberian fasilitas
kesehatan bagi pegawai dan keluarganya dengan menggunakan fasilitas BPJS serta pemberian fasilitas asuransi inhealth untuk
KEGIATAN
Kesehatan merupakan unsur penting bagi kehidupan setiap orang. Setiap individu diharapkan dapat menjaga kesehatannya
dengan melaksanakan pola hidup sehat sedini mungkin. Terkait dengan hal tersebut Bank Mantap turut memperhatikan
kesehatan pegawai, dengan memberikan fasilitas kesehatan bagi pegawai dan anggota keluarganya. Pelaksanaan fasilitas
kesehatan disesuaikan dengan kemampuan Bank.
Fasilitas kesehatan diberikan kepada:
Pegawai Bank Mantap yang tercatat dalam administrasi Bank dan memiliki Nomor Induk Pegawai (NIP), yang meliputi:
• Pegawai Bank dengan status Pegawai Tetap dan Pegawai PKWT.
• Keluarga Pegawai Bank, dengan keterangan sebagai berikut satu orang suami/isteri sah beserta anak pegawai yang sah
dengan maksimal tiga orang anak yang terdaftar pada administrasi Bank dan diakui menjadi tanggungan Bank.
Bank Mantap, saat ini menggunakan BPJS Kesehatan sebagai fasilitas kesehatan bagi seluruh pegawai dan keluarganya yang
menjadi tanggungan Bank. Selain itu untuk memberikan kemudahan dan meningkatkan standar layanan kesehatan, perusahaan
memberikan fasilitas tambahan berupa asuransi kesehatan Inhealth kepada pegawai pimpinan dari level Division Head sampai
dengan Department Head/setingkat dan Kepala Cabang.
KESELAMATAN KERJA
KEBIJAKAN
Bank Mantap berkomitmen untuk senantiasa menjaga pegawai yang merupakan aset perusahaan dalam melaksanakan kegiatan
operasional pekerjaannya. Hal ini dilakukan baik dalam menjaga pekerjaan dalam kaitan dengan kebijakan perbankan maupun
menjaga lingkungan kerja untuk menghindari kecelakaan kerja secara fisik.
RENCANA KEGIATAN
Rencana kegiatan CSR yang terkait dengan pengelolaan keselamatan kerja pada tahun 2019 adalah melakukan sosialisasi dan
pelatihan bagi karyawan terkait penanggulangan bahaya maupun rencana pemeliharaan terhadap alat-alat yang digunakan.
Kegiatan tersebut ditujukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
KEGIATAN
Dalam pelaksanaan perlindungan keselamatan kerja terkait kebijakan operasional perbankan, Bank Mantap membekali
pegawainya dengan pendidikan dan pelatihan secara berkelanjutan terutama terkait dengan produk dan operasional Bank
serta ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu Bank juga menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) yang
digunakan sebagai panduan dalam setiap kegiatan operasional Bank.
Sedangkan dalam hal menjaga dan meningkatkan keselamatan kerja secara fisik, Bank Mantap melaksanakan kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
1. Melaksanakan sosialisasi kepada pegawai tentang prosedur menangani bahaya kebakaran.
2. Melaksanakan implementasi dan internalisasi prosedur dan pelatihan penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
3. Melaksanakan simulasi evakuasi dan penanganan bahaya kebakaran.
4. M
enyediakan Alat Pemadam Kebakaran Ringan (APAR) di semua jaringan kantor dan melaksanakan pemeliharaan secara
rutin.
5. P
emeliharaan Mechanical Electrical (ME), Hidrant, Alarm tanda bahaya kebakaran dan jaringan instalasi listrik, instalasi
telepon, dan Grounded (Penangkal Petir) dilakukan pemeliharaan secara rutin dan berkala.
DAMPAK KEGIATAN
Dengan adanya pelaksanaan pengelolaan keselamatan kerja yang didukung dengan kegiatan sosialisasi dan berbagai pelatihan,
telah memberikan dampak yang cukup efektif. Selama tahun 2019, tidak terjadi kecelakaan kerja pada pegawai (zero accident).
F. PENUTUP
Demikia pemahaman dan pelatihan yang dapat kami berikan semoga dapat dimengerti dan diterima dengan baik serta dapat
bermaanfaat bagi kita semua dihari yang akan datang.
Atas kekurangan penyajian materi pelatihan ini kami mohon maaf dan kami terbuka untuk menerima kritik dan saran dari
semua pihak demi tercapainya harapan kita.
No Keterangan Realisasi
1 Jumlah cabang pelaksana 37 Kantor Cabang
kegiatan 29 Kantor Cabang Pembantu
31 Kantor Kas
2 Jumlah total kegiatan SBM 317 kegiatan
3 Jumlah peserta/penerima 11.202 orang
manfaat kegiatan SBM
Realisasi Realisasi
No Kantor Cabang Bentuk Kegiatan
Pelaksanaan Peserta
KORWIL I
1 Banda Aceh 3 85 1. Pengajian Maulid Nabi
2. Memperingati HUT 17 Agustus
3. Peringatan Maulid Nabi
2 Bandar Lampung 2 150 1. Pengajian Bersama Pensiunan
2. Pengajian Bersama Pensiunan
3 Bengkulu 5 364 1. Mantap Mencari Bakat Season 2
2. Mantap Cooking Competition
3. Song Competiion
4. Betandang & Ngumpul Bersamo ABM
5. Mantap Chef Competition
4 Jambi 1 18 Bazar Sembako
5 Medan 1 27 Kunjungan ke Panti Jompo
6 Padang 4 126 1. Pengajian Bersama Purnabhakti
2. Pengajian dan Siraman Rohani Bersama Pensiunan
3. Pengajian Bersama Purnabhakti
4. Pengajian Bersama Purnabhakti
7 Palembang 2 96 1. Pengajian dan Doa Bersama Bank Mantap KC Palembang & PWRI
Sumsel
2. Cooking Competition
8 Pekanbaru 1 23 Maulid Nabi Muhammad SAW
9 Pematangsiantar 1 16 Pelatihan Pernak Pernik Rajutan
10 Tanjung Pinang 1 16 Bakti Social Bersama Mantap
KORWIL II
11 Bandung 2 121 1. Mantap Cooking Club
2. Qurban Bersama Mantap
12 Cirebon 2 68 1. Pengajian dan Tausiyah dengan Dapen RNI
2. Pengajian Bersama Pensiunan dan Anak Yatim
13 Jakarta 4 217 1. Pengajian
2. Mantap Cooking Club
3. Pengajian
4. Wisata Rohani Kubah Emas dan Kampung Cina
14 Serang 2 67 1. Baksos ke Panti Werdha Kota Serang
2. Wisata Rohani Banten Lama Bersama Komunitas Pensiunan Cabang
Serang
15 Tasikmalaya 2 128 1. Gebyar Muharram
2. Lomba Karaoke Tembang Kenangan
Adapun varian bentuk kegiatan ABM yang dilakukan Kantor Cabang sepanjang tahun 2019 ialah sebagai berikut :
Jumlah
Fokum ABM Bentuk Kegiatan
Kegiatan
Sosial Baktik Sosial 12
Perayaan HUT RI 6
Cooking Competition 6
Kunjungan ke Panti Lansia 4
Lomba Menyanyi Pensiunan 3
Gathering Pensiunan 1
Peringatan Hari Guru 1
Belajar Pernak-Pernik Rajutan 1
Seminar Lansia 1
Spiritual Pengajian 21
Tirta Yatra 5
Kebaktian Bersama 4
Mantap Berkurban 4
Wisata Rohani 3
Peringatan Maulid Nabi 3
Halal Bi Halal 1
Paskah 1
Natal 1
Muharram 1
Total 79
KC MAKASSAR
KUNJUNGAN KE PANTI LANSIA
OKTOBER 2019
KC SERANG
WISATA ROHANI KE BANTEN LAMA
SEPTEMBER 2019
Selama tahun 2019, terdapat 7 video ABM terbaik dan 23 foto ABM terbaik yang berhasil mendapatkan rewards dengan rincian
sebagai berikut :
Kategori
Unit Pelaksana Bentuk / Waktu Kegiatan
Rewards
Video Terbaik KC Melati Tirta Yatra / Maret 2019
@Rp1.000.000 KC Bandung Mantap Cooking Club / April 2019
KC Karangasem Metirta Yatra / Maret 2019
KC Baturaja Lomba Masak Bersama Nasabah / November 2019
KC Karangasem Bakti Sosial dan Sembahyang Bersama / Agustus 2019
KC Kediri Perayaan HUT Kemerdakaan RI Ke-74 / Agustus 2019
KK Tangerang Serpong Wisata Rohani ke Masjid Kubah Emas / Desember 2019
Pelatihan Hands On 3 hari - April 2019 Bandung Cooking demo 5 resep - September 2019
Peningkatan kapasitas Mentor WMS dilaksanakan berupa mentoring online melalui group WA dengan pemberian modul dan
video yang mendukung. Sampai dengan 31 Desember 2019, Bank Mantap telah memiliki Mentor sejumlah 83 orang yang
tersebar diseluruh Kantor Cabang di Indonesia.
B. P
ROGRAM WIRAUSAHA
1. Wirausaha Mantap Sejahtera adalah:
Program wirausaha terintegrasi antara pelatihan ide, praktek usaha, pengembangan diri dan mentoring usaha
berkelanjutan dengan tujuan agar para calon pensiunan/ pensiunan dapat berkarya membangun usaha dan hidup
sejahtera di masa pensiun.
2. Tujuan pelaksanaan program Wirausaha Mantap Sejahtera:
• Bentuk dukungan kepada Pemerintah untuk menumbuhkan jumlah wirausaha di Indonesia, khususnya dari kalangan
pensiunan.
• Mendorong pensiunan untuk bisa mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain.
• Wirausaha dapat menjadi pilihan kegiatan utama untuk mendukung produktivitas di masa pensiun.
• Sarana pengembangan diri dan menuangkan ide serta kreativitas untuk menjaga tingkat keaktifan di masa pensiun.
3. Keunggulan/perbedaan program Wirausaha Mantap Sejahtera:
Melalui program Wirausaha Mantap Sejahtera, Bank Mandiri Taspen ingin menciptakan komunitas – komunitas wirausaha
yang anggotanya adalah para calon pensiunan/pensiunan yang memiliki minat usaha yang sama dengan jenis usaha
sesuai dengan potensi lokal daerah dimana para pensiunan tersebut berada.
Dengan mempertimbangkan keterbatasan fisik para pensiunan, maka Bank Mandiri Taspen menciptakan program
wirausaha yang mudah dilakukan oleh para pensiunan dengan membantu memberikan solusi dari hulu hingga hilir, dari
sejak mendapatkan motivasi dan teori usaha hingga bantuan pemasaran.
Untuk pelaksanaan program ini, Bank Mandiri Taspen menjalin kerjasama dengan para pengusaha terpilih yang juga
memiliki kepedulian yang sama untuk membina dan mensejahterakan para pensiunan.
4. Tahun 2019 merupakan tahun ketiga pelaksanaan program WMS. Program ini merupakan pilar ke-3 Mantap Indonesia
yang sudah diimplementasikan di seluruh Kantor Cabang Bank Mantap. Adapun pencapaian program WMS tahun 2017,
2018 dan 2019 adalah:
.
5. Pada tahun 2019 telah dilaksanakan 62 kali pelatihan WMS dengan 10 jenis pelatihan. Dari pelatihan yang sudah
terselenggara, hidroponik masih menjadi jenis pelatihan yang paling diminati oleh pensiunan, berikut datanya:
Hidroponik
Ternak Ayam
Ternak Puyuh
Abon Ikan
Keripik Sukun
Keripik Tempe
Lebah Trigona
Ubi Nuabosi
5 10 15 20 25 30 35 40
6. Selain itu program WMS 2019 telah melahirkan wirausaha pensiunan sebanyak 58 orang, baik untuk skala bisnis maupun
konsumsi pribadi. Dari awal pelaksanaan hingga saat ini, Bank Mantap telah menciptakan 109 wirausaha pensiunan dari
berbagai jenis pelatihan. Pada tahun 2019 Hidroponik, budi daya jamur tiram dan budi daya lele menjadi yang paling
banyak diminati oleh para pensiunan, sedangkan yang lain memilih jenis usaha sesuai minatnya. Berikut data grafisnya:
Abon Ikan
Hidroponik
Ternak Puyuh
Ternak Bebek
5 10 15 20 25 30 35 40
7. Sebagai informasi, berikut data perkembangan 10 wirausaha pensiunan yang terpilih sebagai penerima Rewards WMS
2019 sebagai Wirausahawan Produktif:
RENCANA KEGIATAN
Bank telah menetapkan rencana kerja untuk meningkatkan kepuasan nasabah dengan melakukan kegiatan penyeleseian
pengaduan nasabah dan pelaksanaan survei kepuasan nasabah. Bank menargetkan bahwa penyelesaian pengaduan di bawah
Service Level Agreement (SLA) yang ditetapkan yaitu 14 hari kerja. Di samping itu, Bank juga menargetkan tingkat kepuasan
nasabah yang tinggi dari skala 1 sampai dengan 5.
KEGIATAN
1. Penyelesaian laporan pengaduan dari nasabah. Jumlah laporan Pengaduan selama tahun 2019 adalah 1385, 1343 pengaduan
telah diselesaikan dengan penyelesaian rata-rata di bawah SLA yang ditetapkan sampai dengan 14 hari kerja dan 42
pengaduan masih dalam proses.
Apabila pengaduan konsumen ini tidak diselesaikan dengan baik oleh bank, kemungkinan akan menimbulkan perselisihan
atau sengketa yang pada akhirnya akan merugikan konsumen dan atau bank yang bersangkutan. Sehubungan dengan
masalah tersebut di atas dan untuk mengantisipasi agar penyelesaian pengaduan konsumen dapat dilaksanakan secara efektif
dalam jangka waktu yang memadai, maka sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor: 1/POJK.07/2013
tanggal 26 Juli 2013 tentang perlindungan konsumen sector jasa keuangan dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK)
Nomor 2/SEOJK.07/2014 tanggal 14 Pebruari 2014 tentang Pelayanan dan Penyelesaian Pengaduan Konsumen pada pelaku
Jasa Keuangan. Untuk memenuhi ketentuan tersebut maka Perseroan selaku pelaku usaha jasa keuangan (PUJK) telah
membentuk Unit yang melaksanakan fungsi penanganan Perlindungan Konsumen dan Penyelesaian Pengaduan konsumen.
Pengaduan Selesai
Pengaduan Da-
Bulan dan Jenis Kategori
lam Proses
Desember 42
trf di ATM namun rekening terdebet dana tdk sampai ke tujuan 5
trx di ATM uang tdk keluar namun rekening terdebet 37
Grand Total 42
Halaman/
Page
Laporan Auditor Independen Independent Auditors’ Report
Catatan Atas Laporan Keuangan ..................................... 8 - 142 ............................... Notes to the Financial Statements
************************
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
ASET ASSETS
Giro pada bank lain 2c,2g,6 Current accounts with other banks
Pihak berelasi 10.472.219 2e,34 17.628.351 Related parties
Aset tidak berwujud - neto 39.368.677 2m,13 24.677.698 Intangible assets - net
2c,2e,2n,
Aset lain-lain - neto 217.901.994 2p,14,34 170.011.102 Other assets - net
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan The accompanying notes to the financial statements form an
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan integral part of these financial statements taken as a whole.
secara keseluruhan.
1
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
EKUITAS EQUITY
Modal saham - nilai nominal Share capital - Rp500
Rp500 (nilai penuh) per saham (full amount) par value per share
Modal dasar - 1.503.405.018 Authorized - 1,503,405,018 shares,
lembar saham,
ditempatkan dan disetor penuh - issued and fully paid -
1.502.614.918 lembar saham dan 1,502,614,918 shares and
1.362.122.170 lembar saham 1,362,122,170 shares
pada tanggal 31 Desember 2019 as of December 31, 2019
dan 2018 751.307.459 23 681.061.085 and 2018, respectively
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 26.950.957.988 20.943.932.869 TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan The accompanying notes to the financial statements form an
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan integral part of these financial statements taken as a whole.
secara keseluruhan.
2
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Catatan/
2019 Notes 2018
Total beban operasional lainnya (862.006.203) (742.769.113) Total other operating expenses
Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi Items that will not be reclassified
ke laba rugi: to profit or loss:
Pengukuran kembali Remeasurement of post
atas liabilitas imbalan kerja (11.845.236) 2x,21 (1.468.231) employee benefits liabilities
Pajak penghasilan terkait 2.961.309 18d 367.058 Related income tax
(8.883.927) (1.101.173)
6.799.788 (716.968)
TOTAL PENGHASILAN
KOMPREHENSIF TOTAL COMPREHENSIVE
TAHUN BERJALAN 454.124.283 331.653.354 INCOME FOR THE YEAR
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan The accompanying notes to the financial statements form an
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan integral part of these financial statements taken as a whole.
secara keseluruhan.
3
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
Kerugian
neto yang belum
direalisasi
dari penurunan
nilai wajar
efek-efek
yang tersedia
untuk dijual
Pengukuran - setelah pajak/
kembali Net unrealized
Modal atas liabilitas loss from
ditempatkan imbalan kerja decrease in Saldo laba/Retained earnings
dan - setelah pajak/ fair value of
disetor penuh/ Tambahan Dana Remeasurement available- Telah Belum
Issued and modal disetor/ setoran modal/ of employee for-sale ditentukan ditentukan Total
Catatan/ fully paid-in Additional Capital benefits liabilities securities penggunaannya/ penggunaannya/ ekuitas/
Notes capital paid-in capital contribution - after tax - after tax Appropriated Unappropriated Equity
Saldo per 31 Desember 2017 624.500.000 349.643.000 199.999.997 (1.903.464) - 35.000.000 300.397.898 1.507.637.431 Balance at December 31, 2017
Penerbitan saham 23 56.561.085 143.438.912 (199.999.997) - - - - - Issuance of Shares
Dana setoran modal 23 - - 497.203.834 - - - - 497.203.834 Capital contribution
Cadangan umum 24 - - - - - 5.000.000 (5.000.000) - General reserve
Laba tahun berjalan - - - - - - 333.471.495 333.471.495 Income for the year
Dividen dibayarkan 24 - - - - - - (16.004.716) (16.004.716 ) Dividend paid
Pengukuran kembali atas liabilitas Remeasurement of employee
imbalan kerja - setelah pajak 21 - - - (1.101.173) - - - (1.101.173 ) benefits liabilities - after tax
Kerugian neto
yang belum direalisasi
dari penurunan nilai wajar Net unrealized loss
efek-efek from decrease in fair value
yang tersedia untuk dijual of available for sale
- setelah pajak 8 - - - - (716.968) - - (716.968 ) securities - after tax
Saldo per 31 Desember 2018 681.061.085 493.081.912 497.203.834 (3.004.637) (716.968) 40.000.000 612.864.677 2.320.489.903 Balance at December 31, 2018
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these
laporan keuangan secara keseluruhan. financial statements taken as a whole.
4
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these
laporan keuangan secara keseluruhan. financial statements taken as a whole.
5
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Catatan/
2019 Notes 2018
Decrease (increase) in
Penurunan (kenaikan) aset operasi: operating assets:
Penempatan pada Bank Indonesia Placements with Bank Indonesia
dan bank lain - 240.000.000 and other banks
Tagihan atas efek-efek yang dibeli Securities purchased
dengan janji dijual kembali (1.203.523.607) 9 (246.533.668) under agreements to resell
Kredit yang diberikan (4.802.342.569) (5.034.383.477) Loans
Biaya dibayar di muka (12.446.023) 11.975.592 Prepaid expenses
Aset lain-lain (693.986) (545.076) Other assets
(Decrease) increase in
Kenaikan (penurunan) liabilitas operasi: operating liabilites:
Liabilitas segera 165.893.240 100.816.301 Obligations due immediately
Simpanan nasabah Deposits from customers
Giro 48.838.056 9.992.125 Current accounts
Tabungan 765.495.934 893.089.105 Saving deposits
Deposito 3.790.192.643 4.623.075.580 Time deposits
Simpanan dari bank lain 333.141.654 196.476.581 Deposits from other banks
Liabilitas atas efek-efek Securities sold
yang dijual dengan janji under repurchase
dibeli kembali (491.781.384) 491.781.384 agreements
Utang pajak 2.844.690 9.481.685 Taxes payable
Liabilitas lain-lain (1.265.799) 23.039.723 Other liabilities
6
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Catatan/
2019 Notes 2018
NET (DECREASE)
(PENURUNAN) KENAIKAN NETO INCREASE IN CASH
KAS DAN SETARA KAS (333.401.220) 1.880.272.645 AND CASH EQUIVALENTS
Kas dan setara kas terdiri dari: Cash and cash equivalents consist of:
Kas 80.010.720 4 67.829.956 Cash
Current accounts with
Giro pada Bank Indonesia 797.664.336 5 611.822.864 Bank Indonesia
Giro pada bank lain 10.472.219 6 17.628.351 Current accounts with other banks
Penempatan pada Bank Indonesia Placements with Bank Indonesia
dan bank lain - jangka waktu jatuh and other banks - maturing
tempo 3 bulan atau kurang sejak within 3 months since
tanggal perolehan 2.399.736.315 7 2.924.003.639 acquisition date
Total kas dan setara kas 3.287.883.590 3.621.284.810 Total cash and cash equivalents
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan The accompanying notes to the financial statements form an
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan integral part of these financial statements
secara keseluruhan. taken as a whole.
7
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
1. UMUM 1. GENERAL
a. Pendirian Bank dan Informasi Umum a. Establishment of the Bank and General
Information
PT Bank Mandiri Taspen (selanjutnya disebut PT Bank Mandiri Taspen (hereinafter referred
"Bank") didirikan di Denpasar pada tanggal to as the "Bank"), was established in
3 November 1992 berdasarkan Akta Pendirian Denpasar on November 3, 1992 based on
No. 4, yang dibuat dihadapan Ida Bagus Alit Notarial Deed No. 4 of Ida Bagus Alit
Sudiatmika, S.H., Notaris di Denpasar, dengan Sudiatmika, S.H., Notary in Denpasar, with
nama PT Bank Sinar Harapan Bali. Pendirian ini the name PT Bank Sinar Harapan Bali. This
merupakan peningkatan status badan hukum establishment was enhanced from its
yang sebelumnya berbadan hukum Maskapai previous legal entity status Maskapai Andil
Andil Indonesia (MAI) menjadi Perseroan Indonesia, MAI, into a Limited Liability
Terbatas. Akta pendirian ini telah mendapat Company. This deed of establishment has
pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik been approved by the Minister of Justice of
Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-4581 the Republic of Indonesia in its Decision Letter
HT.01.01 Th.93 tertanggal 12 Juni 1993. No. C2-4581 HT.01.01 Th.93 dated June 12,
1993.
Dalam rangka bertransformasi untuk menjadi In relation to transforming into a National Bank
Bank Nasional, berdasarkan keputusan RUPS based on the Extraordinary General Meeting
Luar Biasa tanggal 22 Desember 2014 of Shareholders dated December 22, 2014 as
sebagaimana yang dituangkan dalam Akta set forth in Deed No. 93 dated December 22,
No.93 tanggal 22 Desember 2014 yang dibuat 2014 of I Gusti Ngurah Putra Wijaya, S.H.,
dihadapan Notaris I Gusti Ngurah Putra Wijaya, Bank’s authorized, issued and paid-in capital
S.H., Bank menyetujui perubahan modal dasar, was changed from Rp100,000,000 to
ditempatkan dan disetor yang berubah dari Rp500,000,000 and also resulted to changes
Rp100.000.000 menjadi Rp500.000.000 dan in the composition and ownership interest of
juga menyebabkan perubahan komposisi dan the shareholders. The deed has been
susunan kepemilikan dari pemegang saham. approved by the Minister of Law and Human
Akta perubahan tersebut telah mendapat Rights of the Republic of Indonesia based on
persetujuan sesuai dengan Surat Keputusan the Decision Letter No. AHU-
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia 13665.40.20.2014 dated December 30, 2014.
No. AHU-13665.40.20.2014 tertanggal
30 Desember 2014.
Dengan masuknya Pemegang Saham baru yaitu With the inclusion of new shareholders,
PT Taspen (Persero) dan PT Pos Indonesia PT Taspen (Persero) and PT Pos Indonesia
(Persero), diputuskan pula perubahan nama (Persero), it was decided to change the name
Bank dari PT Bank Sinar Harapan Bali menjadi of the Bank from PT Bank Sinar Harapan Bali
PT Bank Mandiri Taspen Pos berdasarkan to PT Bank Mandiri Taspen Pos based on the
perubahan Anggaran Dasar sesuai Akta No. 5 amendment of Articles of Association in
tanggal 7 Januari 2015 yang dibuat dihadapan accordance with Deed No. 5 dated January 7,
Notaris I Gusti Ngurah Putra Wijaya, S.H., 2015 by I Gusti Ngurah Putra Wijaya, S.H.,
Notaris di Denpasar. Akta perubahan tersebut Notary in Denpasar. The amendment was
telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak approved by the Minister of Law and Human
Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Rights of the Republic of Indonesia in its
Keputusan No. AHU-0001075.AH.01.02 tanggal Decision Letter No. AHU-0001075.AH.01.02
23 Januari 2015. Perubahan nama Bank dated January 23, 2015. The changes of the
tersebut juga telah disetujui oleh Otoritas Jasa Bank’s name has been approved by the
Keuangan (OJK) berdasarkan surat No. Financial Services Authority (OJK) based on
166/KDK.03/2015 tanggal 24 Juli 2015 tentang letter No.166/ KDK.03 / 2015 dated July 24,
Penggunaan Ijin Usaha atas nama PT Bank 2015 regarding the Use of Business License
Mandiri Taspen Pos dan surat No. S- on behalf of PT Bank Mandiri Taspen Pos and
134/KO.311/2015 tanggal 31 Juli 2015 tentang letter No. S-134/KO.311/ 2015 dated July 31,
Persetujuan Perubahan Logo. 2015 regarding Approval of Changes in Logo.
8
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
a. Pendirian Bank dan Informasi Umum a. Establishment of the Bank and General
(lanjutan) Information (continued)
PT Bank Sinar Harapan Bali secara resmi PT Bank Sinar Harapan Bali officially changed
berganti nama dan logo menjadi PT Bank its name and logo to PT Bank Mandiri Taspen
Mandiri Taspen Pos pada tanggal 7 Agustus Pos on August 7, 2015.
2015.
Sesuai dengan Keputusan Rapat Umum According to the Decision of General Meeting
Pemegang Saham No. 4 tanggal 6 November of Shareholders No. 3 dated November 6,
2017 dari Notaris I Gusti Ngurah Putra Wijaya, 2017 of I Gusti Ngurah Putra Wijaya, S.H.,
S.H., Notaris di Denpasar, pemegang saham Notary in Denpasar, the Bank’s shareholders
Bank menyetujui perubahan nama Bank dari have agreed to change the name of the Bank
PT Bank Mandiri Taspen Pos menjadi PT Bank from PT Bank Mandiri Taspen Pos to PT Bank
Mandiri Taspen. Akta perubahan tersebut telah Mandiri Taspen. The deed of amendment has
dilaporkan kepada Menteri Hukum dan Hak been reported to the Minister of Justice and
Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat Human Rights of the Republic of Indonesia
penerimaan pemberitahuan perubahan data with a letter of receipt of notification of data
Bank tertanggal 7 November 2017 changes of the Bank dated November 7, 2017
No. AHU-AH.01.03-0188167 dan telah No. AHU-AH.01.03-0188167 and has been
didaftarkan pada daftar Perseroan Nomor registered in Company Register No. AHU-
AHU-0140174.AH.01.11 Tahun 2017 tanggal 0140174.AH.01.11 Year 2017 dated
7 November 2017. November 7, 2017.
Perubahan nama Bank tersebut juga telah The amendment of the Bank’s name has also
disetujui oleh OJK berdasarkan surat been approved by OJK based on letter
No. KEP-22/PB.1/2017 tanggal 18 Desember No. KEP-22/PB.1/2017 dated December 18,
2017 tentang Penetapan Penggunaan Ijin Usaha 2017 concerning Stipulation of Use of
atas nama PT Bank Mandiri Taspen Pos menjadi Business License on behalf of PT Bank
PT Bank Mandiri Taspen dan surat OJK Mandiri Taspen Pos to PT Bank Mandiri
Regional: Bali dan Nusa Tenggara Taspen and letter of Regional OJK: Bali and
No. S-128/KR.08/2017 tanggal 22 Desember Nusa Tenggara No. S-128/KR.08/2017 dated
2017 tentang Penegasan perubahan logo Bank. December 22, 2017 on the confirmation of
PT Bank Mandiri Taspen Pos secara resmi change of Bank’s logo. PT Bank Mandiri
berganti nama dan logo menjadi PT Bank Taspen Pos officially changed its name and
Mandiri Taspen pada tanggal 23 Desember logo to PT Bank Mandiri Taspen on
2017. December 23, 2017.
Perubahan terakhir atas Anggaran Dasar Bank The latest amendment of Bank's Articles of
dinyatakan dengan Akta Pernyataan Keputusan Association is stipulated by The Deed of
Rapat No. 7 tanggal 5 Maret 2019 dari Notaris Meeting Decision No. 7 dated March 5, 2019
I Gusti Ngurah Putra Wijaya, S.H., Notaris di of I Gusti Ngurah Putra Wijaya, S.H., Notary
Denpasar, mengenai perubahan alamat in Denpasar, regarding the changes of the
PT Bank Mandiri Taspen yang semula Bank’s address from Denpasar city to Central
berkedudukan di kota Denpasar diubah menjadi Jakarta of DKI Jakarta. The deed has been
di Jakarta Pusat – DKI Jakarta. Akta tersebut reported to the Minister of Justice and Human
telah dilaporkan kepada Menteri Hukum dan Hak Rights of the Republic of Indonesia with a
Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat letter of receipt of notification of data changes
penerimaan pemberitahuan perubahan data of the Bank dated March 11, 2019
Bank tertanggal 11 Maret 2019 No. AHU-AH.01.03-0138220 and has been
No. AHU-AH.01.03-0138220 dan telah registered in Company Register
didaftarkan pada daftar Perseroan No. AHU-0039461.AH.01.11 Year 2019 dated
No. AHU-0039461.AH.01.11 Tahun 2019 March 11, 2019.
tanggal 11 Maret 2019.
9
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
a. Pendirian Bank dan Informasi Umum a. Establishment of the Bank and General
(lanjutan) Information (continued)
Sesuai pasal 3 Anggaran Dasar, Bank didirikan According to Article 3 of the Bank's Articles of
dengan maksud dan tujuan untuk berusaha di Association, the Bank’s scope of activities is
bidang bank umum. Untuk mencapai maksud to engage in general banking services. To
dan tujuan tersebut, Bank dapat melaksanakan achieve such aims and objectives, the Bank
kegiatan usaha, antara lain sebagai berikut: may conduct business activities, among
others, as follows:
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam a. Collect funds from the public in the form of
bentuk simpanan berupa giro, deposito deposits in current accounts, time
berjangka, sertifikat deposito, tabungan, deposits, certificates of deposit, savings
dan/atau bentuk lainnya yang deposits, and/or other similar forms;
dipersamakan dengan itu;
d. Membeli, menjual atau menjamin atas d. Purchase, sell or guarantee at its own risk
resiko sendiri maupun untuk kepentingan or in the interest of and on the orders of its
dan atas perintah nasabahnya: customers:
1. Surat-surat wesel termasuk wesel dan 1. The notes include notes and
akseptasi oleh bank yang masa acceptances by banks whose validity
berlakunya tidak lebih lama dari period does not take longer than the
kebiasaan dalam perdagangan surat- custom of the trading of such letters;
surat dimaksud;
2. Surat pengakuan hutang dan kertas 2. Letter of credit recognition and other
dagang lainnya yang masa berlakunya trade paper which expires not longer
tidak lebih lama dari pada kebiasaan than usual in the trade of such letters;
dalam perdagangan surat-surat
dimaksud;
10
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
a. Pendirian Bank dan Informasi Umum a. Establishment of the Bank and General
(lanjutan) Information (continued)
Sesuai pasal 3 Anggaran Dasar, Bank didirikan According to Article 3 of the Bank's Articles of
dengan maksud dan tujuan untuk berusaha di Association, the Bank’s scope of activities is
bidang bank umum. Untuk mencapai maksud to engage in general banking services. To
dan tujuan tersebut, Bank dapat melaksanakan achieve such aims and objectives, the Bank
kegiatan usaha, antara lain sebagai berikut: may conduct business activities, among
(lanjutan) others, as follows: (continued)
g. Melakukan kegiatan penitipan untuk g. Conduct custodial activities for the benefit
kepentingan pihak lain berdasarkan suatu of others under a contract;
kontrak;
h. Melakukan penempatan dana dari nasabah h. Placing funds from customers to other
kepada nasabah lainnya dalam bentuk customers in the form of securities not
surat-surat berharga yang tidak tercatat di listed on the Stock Exchange;
Bursa Efek;
i. Membeli melalui pelelangan, agunan baik i. Buying through auctions, collateral either
semua maupun sebagian dalam hal debitur in whole or in part in the event that the
tidak memenuhi kewajibannya kepada debtor does not fulfill its obligations to the
bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli bank, provided that the collateral is
tersebut wajib dicairkan secepatnya; dan purchased shall be disbursed as soon as
possible; and
j. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha j. Carry out factoring activities, credit card
kartu kredit dan kegiatan wali amanat. business and trustee activities.
Bank memperoleh izin usaha sebagai Bank The Bank obtained license to operate as
Umum berdasarkan Surat Keputusan commercial bank based on the Decree of
Menteri Keuangan Republik Indonesia Ministry of Finance of the Republic Indonesia
No. 77/KMK.017/1994 tanggal 10 Maret 1994 No. 77/KMK.017/1994 dated March 10, 1994
dan Surat Keputusan Bank Indonesia and on the letter of Bank Indonesia
No.27/65/UPBS/PBD2 tanggal 11 Mei 1994 No. 27/65/UPBS/PBD2 dated May 11, 1994
perihal Pemberian Izin Usaha Bank Umum. concerning Granting of Commercial Business
License.
Bank menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi The Bank issued and registered Bank Mandiri
Bank Mandiri Taspen Pos ke Bursa Efek Taspen Pos Bonds on the Indonesian Stock
Indonesia sebagai berikut: Exchange as follows:
Pada tanggal 21 Juni 2017, Bank memperoleh On June 21, 2017, the Bank obtained the
pernyataan efektif dari Ketua OJK dengan effective statement from the Chairman of OJK
suratnya No. S-339/D.04/2017 untuk melakukan through letter No. S-339/D.04/2017 for the
penawaran umum Obligasi Bank Mandiri Taspen public offering of Bank Mandiri Taspen Pos
Pos I Tahun 2017 dengan jumlah pokok sebesar Bonds I Year 2017 amounting to
Rp2.000.000.000. Pada tanggal 12 Juli 2017, Rp2,000,000,000. On July 12, 2017, these
Obligasi tersebut telah dicatat pada Bursa Efek bonds were listed on the Indonesia Stock
Indonesia. Exchange.
11
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
c. Kantor Pusat dan Jaringan Bank c. Head Office and Bank Network
Kantor pusat Bank berlokasi di Graha Mandiri The Bank's head office is located at Graha
Taspen Jalan Cikini Raya No. 42, Jakarta. Pada Mandiri Taspen Jalan Cikini Raya No. 42,
tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, Bank Jakarta. As of December 31, 2019 and 2018,
memiliki jaringan kantor dengan rincian sebagai the Bank has an office network with the
berikut (tidak diaudit): following details (unaudited):
31 Desember 2019/ 31 Desember 2018/
December 31, 2019 December 31, 2018
12
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
*) telah mengajukan pengunduran diri berdasarkan surat tanggal *) has been resigned based on the letter dated January 10,
10 Januari 2020, efektif setelah mendapatkan persetujuan 2020, effective after obtaining approval from Annual
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. General Meeting of Shareholders.
Susunan Direksi Bank pada tanggal The composition of the Bank’s Board of
31 Desember 2019 ditetapkan berdasarkan Directors as of December 31, 2019 is based on
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan the Annual General Meeting of Shareholders
(RUPS Tahunan) Bank tanggal 15 Maret 2019 on March 15, 2019 which is stated in Notarial
yang diaktakan dengan Akta Notaris I Gusti Deed No. 22 by I Gusti Ngurah Putra Wijaya,
Ngurah Putra Wijaya, S.H., No. 22. S.H.
Susunan Direksi Bank pada tanggal The composition of the Bank’s Board of
31 Desember 2018 ditetapkan berdasarkan Directors as of December 31, 2018 is based
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan on the Annual General Meeting of
(RUPS Tahunan) Bank tanggal 19 Maret 2018 Shareholders on March 19, 2018 which is
yang diaktakan dengan Akta Notaris I Gusti stated in Notarial Deed No. 41 by I Gusti
Ngurah Putra Wijaya, S.H., No. 41. Ngurah Putra Wijaya, S.H.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, As of December 31, 2019 and 2018, the
Sekretaris Perusahaan adalah Bambang T. Corporate Secretary is Bambang T.
Pramusinto. Pramusinto.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, As of December 31, 2019 and 2018, the Bank
Bank memiliki karyawan dengan posisi sebagai has employees with the following positions
berikut (tidak diaudit): (unaudited):
13
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, As of December 31, 2019 and 2018, the
susunan Komite Audit adalah sebagai berikut: composition of the Audit Commitee is as
follows:
*) berdasarkan Keputusan Direksi No. KEP.DIR/031/II/2019 *) based on Director’s Decision No. KEP.DIR/031/II/2019 dated
tanggal 22 Februari 2019 tentang penunjukan Effendi Sitompul February 22, 2019 regarding the appointment of Effendi
dan Jani Aryanto sebagai anggota Komite Audit dan Sitompul and Jani Aryanto as Audit Committee member and
pemberhentian I Made Wiratmika dan I Nyoman S Suryawan resignation of I Made Wiratmika and I Nyoman S Suryawan as
sebagai anggota Komite Audit Audit Committee members
**) telah mengajukan pengunduran diri berdasarkan surat tanggal **) has been resigned based on the letter dated January 10,
10 Januari 2020. 2020.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, As of December 31, 2019 and 2018, the
susunan Komite Remunerasi dan Nominasi composition of the Remuneration and
adalah sebagai berikut: Nomination Commitee is as follows:
31 Desember 2019/ 31 Desember 2018/
December 31, 2019 December 31, 2018
14
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Laporan arus kas disusun dengan The statements of cash flows are prepared by
menggolongkan transaksi ke dalam aktivitas classifying transactions into operating,
operasi, investasi dan pendanaan. Laporan arus investing and financing activities. The
kas disusun menggunakan metode langsung. statements of cash flows are prepared using
Untuk penyajian laporan arus kas, kas dan the direct method. For the statement of cash
setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank flows, cash and cash equivalents consist of
Indonesia, giro pada bank lain, dan investasi cash, current accounts with Bank Indonesia,
jangka pendek likuid lainnya dengan jangka current accounts with other banks, and other
waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal short-term liquid investments with maturities
perolehan yang tidak digunakan sebagai of 3 (three) months or less from the acquisition
jaminan atau tidak dibatasi penggunaannya. date which are not used as collateral nor
restricted to use.
Pos-pos dalam penghasilan komprehensif lain The items under other comprehensive income
disajikan terpisah antara akun-akun yang akan are presented separately between ítems to be
direklasifikasi ke laba rugi dan akun-akun yang reclassified to profit or loss and those items
tidak akan direklasifikasikan ke laba rugi. not to be reclassified to profit or loss.
Mata uang penyajian yang digunakan dalam The presentation currency used in these
laporan keuangan adalah mata uang Rupiah, financial statements is Indonesian Rupiah,
yang juga merupakan mata uang fungsional which is also the functional currency of the
Bank. Bank.
15
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Bank mengklasifikasikan aset keuangannya The Bank classifies its financial assets in the
dalam kategori (a) aset keuangan yang following categories of (a) financial assets at
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, (b) fair value through profit or loss, (b) loans and
pinjaman yang diberikan dan piutang, (c) receivables, (c) held-to-maturity financial
aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, assets, and (d) available-for-sale financial
dan (d) aset keuangan tersedia untuk dijual. assets. This classification depends on the
Klasifikasi ini tergantung dari tujuan purpose for which the financial asset were
perolehan aset keuangan tersebut. acquired. Management determines the
Manajemen menentukan klasifikasi aset classification of its financial asset at initial
keuangan tersebut pada saat awal recognition.
pengakuannya.
Kategori ini terdiri dari dua sub- This category comprises two sub-
kategori: aset keuangan yang categories: financial assets classified
diklasifikasikan dalam kelompok as held for trading and financial assets
diperdagangkan dan aset keuangan designated by the Bank as at fair value
yang pada saat pengakuan awal telah through profit or loss upon initial
ditetapkan oleh Bank untuk diukur pada recognition.
nilai wajar melalui laba rugi.
c. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) c. Financial Assets and Liabilities (continued)
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan As of December 31, 2019 and 2018, the
2018, Bank tidak memiliki aset Bank has no financial assets classified
keuangan yang diklasifikasi pada nilai as at fair value through profit or loss.
wajar melalui laba rugi.
Pinjaman yang diberikan dan piutang Loan and receivables are non-
adalah aset keuangan non-derivatif derivative financial assets with fixed or
dengan pembayaran tetap atau telah determinable payments that are not
ditentukan dan tidak mempunyai quoted in an active market, other than:
kuotasi di pasar aktif, kecuali:
a) yang dimaksudkan oleh Bank a) those that the Bank intends to sell
untuk dijual dalam waktu dekat, immediately or in short term, which
yang diklasifikasikan dalam are classified as held for trading, and
kelompok diperdagangkan, serta those that upon initial recognition are
yang pada saat pengakuan awal designated as at fair value through
ditetapkan sebagai diukur pada profit or loss;
nilai wajar melalui laporan laba
rugi;
b) yang pada saat pengakuan awal b) those that the Bank upon initial
ditetapkan dalam kelompok recognition are designated as
tersedia untuk dijual; atau available-for-sale; or
c) dalam hal Bank mungkin tidak c) those for which the Bank may not
akan memperoleh kembali recover substantially all of its initial
investasi awal secara substansial investment, other than because of
kecuali yang disebabkan oleh loans and receivable deterioration.
penurunan kualitas pinjaman yang
diberikan dan piutang.
Pada saat pengakuan awal, kredit yang Loans and receivables are initially
diberikan dan piutang diakui pada nilai recognised at fair value plus transaction
wajarnya ditambah biaya transaksi dan costs and subsequently measured at
selanjutnya diukur pada biaya amortised cost using the effective
perolehan diamortisasi dengan interest rate method less allowance for
menggunakan metode suku bunga impairment losses. Income on financial
efektif dikurangi Cadangan Kerugian assets classified as loans and
Penurunan Nilai. Pendapatan dari aset receivables is included in the statement
keuangan dalam kelompok pinjaman of profit or loss and other comprehensive
yang diberikan dan piutang dicatat di income and is reported as “Interest
dalam laporan laba rugi dan income”.
penghasilan komprehensif lain dan
dilaporkan sebagai “Pendapatan
bunga”.
17
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
c. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) c. Financial Assets and Liabilities (continued)
Pengakuan Recognition
Bank menggunakan akuntansi tanggal The Bank uses trade date accounting for
perdagangan untuk mencatat transaksi efek- regular way contracts when recording
efek. Aset keuangan yang dialihkan kepada marketable securities. Financial assets that
pihak ketiga tetapi tidak memenuhi syarat are transferred to a third party but not qualify
penghentian pengakuan disajikan di dalam for derecognition are presented in the
laporan posisi keuangan sebagai “Tagihan statement of financial position as
atas efek-efek yang diagunkan”, jika pihak “receivables from assets pledged as
penerima memiliki hak untuk menjual atau collateral”, if the transferee has the right to
mentransfer kembali. sell or repledge them.
19
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
c. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) c. Financial Assets and Liabilities (continued)
Bank mengklasifikasikan liabilitas keuangan The Bank classifies its financial liabilities in
dalam kategori (a) liabilitas keuangan yang the category of (a) financial liabilities at fair
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dan value through profit and loss and (b)
(b) liabilitas keuangan yang diukur dengan financial liabilities measured at amortised
biaya perolehan diamortisasi. cost.
a. Liabilitas Keuangan yang Diukur a. Financial Liabilities at Fair Value
pada Nilai Wajar melalui Laba Rugi through Profit or Loss
Kategori ini terdiri dari dua This category comprises two sub-
sub-kategori: liabilitas keuangan categories: financial liabilities classified
diklasifikasikan sebagai as held for trading, and financial
diperdagangkan dan liabilitas liabilities designated by the Bank as fair
keuangan yang pada saat pengakuan value through profit or loss upon initial
awal telah ditetapkan oleh Bank untuk recognition.
diukur pada nilai wajar melalui laba
rugi.
Liabilitas keuangan diklasifikasikan A financial liability is classified as held for
sebagai diperdagangkan jika diperoleh trading if it is acquired or incurred
terutama untuk tujuan dijual atau dibeli principally for the purpose of selling or
kembali dalam waktu dekat atau jika repurchasing it in the near term or if it is
merupakan bagian dari portofolio part of a portfolio of identified financial
instrumen keuangan tertentu yang instruments that are managed together
dikelola bersama dan terdapat bukti and for which there is evidence of a
mengenai pola ambil untung dalam recent actual pattern of short term profit-
jangka pendek yang terkini. taking.
Keuntungan dan kerugian yang timbul Gains and losses arising from changes
dari perubahan nilai wajar liabilitas in fair value of financial liabilities
keuangan yang diklasifikasikan classified held for trading are included in
sebagai diperdagangkan dicatat dalam the statement of profit or loss and other
laporan laba rugi dan penghasilan comprehensive income and are reported
komprehensif lain sebagai as “Unrealised gains/(losses) from
“Keuntungan/(kerugian) yang belum changes in fair value of financial
direalisasi dari perubahan nilai wajar instruments”. Interest expenses on
instrumen keuangan”. Beban bunga financial liabilities held for trading are
dari liabilitas keuangan diklasifikasikan included in “Interest expenses".
sebagai diperdagangkan dicatat di
dalam “Beban bunga”.
Jika Bank pada pengakuan awal telah If the Bank designated certain debt
menetapkan instrumen utang tertentu securities upon initial recognition as at
sebagai nilai wajar melalui laba rugi fair value through profit or loss (fair value
(opsi nilai wajar), maka selanjutnya, option), then this designation cannot be
penetapan ini tidak akan diubah. changed subsequently. The fair value
Instrumen utang yang diklasifikasikan option is applied on the debt securities
sebagai opsi nilai wajar, terdiri dari which consists of the debt host and
kontrak utama dan derivatif melekat embedded derivatives that must
yang harus dipisahkan. otherwise be separated.
20
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
c. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) c. Financial Assets and Liabilities (continued)
Perubahan nilai wajar terkait dengan Fair value changes relating to financial
liabilitas keuangan yang ditetapkan liabilities designated at fair value
untuk diukur pada nilai wajar melalui through profit or loss are recognised in
laporan laba rugi dan penghasilan “Gains/(losses) from changes in fair
komprehensif lain diakui di dalam value of financial instruments”.
“Keuntungan/(kerugian) dari
perubahan nilai wajar instrumen
keuangan”.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan As of December 31, 2019 and 2018, the
2018, Bank tidak memiliki liabilitas Bank has no financial liabilities at fair
keuangan yang diukur pada nilai wajar value through profit or loss.
melalui laba rugi.
Pada saat pengakuan awal, liabilitas Financial liabilities at amortised cost are
keuangan yang diukur dengan biaya initially recognised at fair value less
perolehan diamortisasi, diukur pada transaction costs (if any).
nilai wajar dikurangi biaya transaksi
(jika ada).
21
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
c. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) c. Financial Assets and Liabilities (continued)
Aset keuangan dapat dihapusbuku apabila Financial assets can be written-off when
cadangan kerugian penurunan nilai telah the allowance for impairment losses has
dibentuk 100%. been established at 100%.
Bank tidak diperkenankan untuk The Bank shall not reclassify any financial
mereklasifikasi instrumen keuangan dari instrument out of or into the fair value
atau ke kategori instrumen keuangan yang through profit or loss category while it is
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi held or issued.
selama instrumen keuangan tersebut
dimiliki atau diterbitkan.
Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset The Banks shall not classify financial
keuangan sebagai investasi dimiliki hingga assets as held-to-maturity investment, if
jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau Bank has, during the current financial year
dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, or during the two preceeding financial
telah menjual atau mereklasifikasi investasi years, sold or reclassified more than an
dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah insignificant amount of held-to-maturity
yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan financial assets before maturity (more than
sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang insignificant in relation to the total amount
tidak signifikan dibandingkan dengan of held-to-maturity financial assets), other
jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh than sales or reclassifications that:
tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi
tersebut:
22
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
c. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) c. Financial Assets and Liabilities (continued)
Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset The Banks shall not classify financial
keuangan sebagai investasi dimiliki hingga assets as held-to-maturity investment, if
jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau Bank has, during the current financial year
dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, or during the two preceeding financial
telah menjual atau mereklasifikasi investasi years, sold or reclassified more than an
dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah insignificant amount of held-to-maturity
yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan financial assets before maturity (more than
sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang insignificant in relation to the total amount
tidak signifikan dibandingkan dengan of held-to-maturity financial assets), other
jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh than sales or reclassifications that:
tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi (continued)
tersebut: (lanjutan)
(a) dilakukan ketika aset keuangan sudah (a) are so close to maturity or the
mendekati jatuh tempo atau tanggal financial asset's call date that
pembelian kembali dimana perubahan changes in the market rate of interest
suku bunga tidak akan berpengaruh would not have a significant effect on
secara signifikan terhadap nilai wajar the financial asset's fair value;
aset keuangan tersebut;
(b) terjadi setelah Bank telah memperoleh (b) occur after the Bank has collected
secara substansial seluruh jumlah substantially all of the financial
pokok aset keuangan tersebut sesuai asset's original principal through
jadwal pembayaran atau Bank telah scheduled payments or
memperoleh pelunasan dipercepat; prepayments; or
atau
(c) terkait dengan kejadian tertentu yang (c) are attributable to an isolated event
berada diluar kendali Bank, tidak that is beyond the Bank's control, is
berulang, dan tidak dapat diantisipasi non-recurring and could not have
secara wajar oleh Bank. been reasonably anticipated by the
Bank.
23
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
c. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) c. Financial Assets and Liabilities (continued)
Jenis Instrumen Keuangan / Types of financial Klasifikasi Standar Pengukuran Awal / Classification of initial
instruments measurement standards
Giro pada Bank Indonesia / Current accounts with
Pinjaman yang diberikan dan piutang / Loans and receivables
Bank Indonesia
Giro pada Bank Lain / Current accounts with other
Pinjaman yang diberikan dan piutang / Loans and receivables
banks
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain /
Pinjaman yang diberikan dan piutang / Loans and receivables
Placements with Bank Indonesia and other bank s
Salah satu dari / one of :
Aset Efek-efek / Securities Tersedia untuk dijual / Available-for-sale
Keuangan /
Dimiliki hingga jatuh tempo / Held-to-maturity
Financial
assets Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual
kembali / Securities purchased under resale Pinjaman yang diberikan dan piutang / Loans and receivables
agreements
Kredit yang Diberikan / Loans Pinjaman yang diberikan dan piutang / Loans and receivables
24
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
c. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) c. Financial Assets and Liabilities (continued)
Aset keuangan dan liabilitas keuangan Financial assets and liabilities are offset
saling hapus dan nilai netonya dilaporkan di and the net amount is presented in the
laporan posisi keuangan jika, dan hanya statement of financial position when there
jika, saat ini terdapat hak yang berkekuatan is a legally enforceable right to offset the
hukum untuk saling hapus jumlah keduanya recognised amounts and there is an
dan terdapat intensi untuk diselesaikan intention to settle on a net basis or realise
secara neto, atau untuk merealisasikan aset the asset and settle the liability
dan menyelesaikan liabilitas secara simultaneously. This means that the right
bersamaan. Hak yang berkekuatan hukum to set off:
berarti:
vii. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan vii. Impairment of Financial Assets
Pada setiap tanggal laporan posisi The Bank assesses at each reporting
keuangan, Bank mengevaluasi apakah date whether there is an objective
terdapat bukti yang objektif bahwa aset evidence that a financial asset or
keuangan atau kelompok aset group of financial assets is impaired.
keuangan mengalami penurunan nilai. A financial asset or a group of
Aset keuangan atau kelompok aset financial assets is impaired and
keuangan diturunkan nilainya dan impairment losses are incurred only
kerugian penurunan nilai telah terjadi, if there is objective evidence of
jika terdapat bukti yang objektif impairment as a result of one or more
mengenai penurunan nilai tersebut events that occurred after the initial
sebagai akibat dari satu atau lebih recognition of the asset (a “loss
peristiwa yang terjadi setelah event”) and that loss event (or
pengakuan awal aset tersebut events) has an impact on the
(peristiwa yang merugikan), dan estimated future cash flows of the
peristiwa yang merugikan tersebut financial asset or group of financial
berdampak pada estimasi arus kas assets that can be reliably estimated.
masa depan atas aset keuangan atau
kelompok aset keuangan yang dapat
diestimasi secara andal.
25
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
c. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) c. Financial Assets and Liabilities (continued)
vii. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan vii. Impairment of Financial Assets
(lanjutan) (continued)
Kriteria yang digunakan oleh Bank The criteria that the Bank uses to
untuk menentukan bukti objektif dari determine that there is objective
penurunan nilai adalah sebagai berikut: evidence of impairment loss include:
26
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
c. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) c. Financial Assets and Liabilities (continued)
vii. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan vii. Impairment of Financial Assets
(lanjutan) (continued)
(i) Aset Keuangan yang Dicatat (i) Financial Asset Carried at
Berdasarkan Biaya Perolehan Amortized Cost (continued)
Diamortisasi (lanjutan)
Khusus untuk kredit yang diberikan, The Bank has determined specific
Bank menggunakan kriteria tambahan objective evidence of an impairment
untuk menentukan bukti objektif loss for loans including:
penurunan nilai, sebagai berikut:
1. Kredit yang diberikan dengan 1. Loan classified as Sub-standard,
kolektibilitas Kurang Lancar, Doubtful and Loss (non-
Diragukan dan Macet (kredit non- performing loan) in accordance
performing) sesuai dengan PBI with PBI No.14 / 15 / PBI / 2012
No.14/15/PBI/2012 tanggal dated October 24, 2012
24 Oktober 2012 tentang Penilaian regarding Asset Quality Rating
Kualitas Aset Bank Umum. for Commercial Banks.
2. Semua kredit yang 2. All restructured loans.
direstrukturisasi.
Bank pertama kali menentukan apakah The Bank initially assesses whether
terdapat bukti objektif penurunan nilai objective evidence of impairment for
atas aset keuangan. Penilaian secara financial asset exists as described
individual dilakukan atas aset above. The individual assessment is
keuangan yang secara individual performed on the individually
mengalami penurunan nilai yang significant impaired financial asset,
signifikan, dengan menggunakan using discounted cash flows method.
metode discounted cash flows. Aset The insignificant impaired financial
keuangan yang tidak signifikan namun assets and non-impaired financial
mengalami penurunan nilai dan aset assets are included in group of
keuangan yang tidak mengalami financial asset with similar credit risk
penurunan nilai, dimasukkan dalam characteristics and collectively
kelompok aset keuangan yang memiliki assessed.
karakteristik risiko yang serupa dan
dilakukan penilaian secara kolektif.
Jika tidak terdapat bukti objektif If there is no objective evidence of
mengenai penurunan nilai atas aset impairment for financial asset
keuangan yang dinilai secara assessed individually both for
individual, baik yang jumlahnya significant and insignificant amounts,
signifikan maupun tidak signifikan, the account of financial asset will be
maka aset keuangan tersebut akan included in a group of financial assets
dimasukkan ke dalam kelompok aset with similar credit risk characteristics
keuangan yang memiliki karakteristik and collectively assesses them for
risiko kredit yang serupa dan impairment. Financial assets that are
penurunan nilai kelompok aset individually assessed but non-
keuangan tersebut dilakukan secara impaired are still classified as
kolektif. Aset keuangan yang financial assets assessed individually.
penurunan nilainya dilakukan secara
individual.
27
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
c. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) c. Financial Assets and Liabilities (continued)
vii. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan vii. Impairment of Financial Assets
(lanjutan) (continued)
(i) Aset Keuangan yang Dicatat (i) Financial Asset Carried at
Berdasarkan Biaya Perolehan Amortized Cost (continued)
Diamortisasi (lanjutan)
Namun, Bank membentuk cadangan However, the Bank provides
kerugian penurunan nilai (CKPN) allowance for impairment losses
berdasarkan probability of default based on the probability of default for
masing-masing segmen yang each segment that is generated by
dihasilkan oleh evaluasi penurunan evaluating impairment of loans
nilai kredit secara kolektif. collectively.
Dalam melakukan evaluasi penurunan In evaluating impairment for loans,
nilai kredit, Bank menetapkan portofolio the Bank classifies loan portfolio into
kredit menjadi 3 (tiga) kategori: the following 3 (three) categories:
1. Kredit yang secara individual 1. Loans which individually have
memiliki nilai signifikan dan jika significant value and if
terjadi penurunan nilai akan impairment occured will have
berdampak cukup material bagi material impact to the financial
laporan keuangan, yaitu kredit statements, and loans with
dengan baki debet lebih besar dari outstanding balance is more than
atau sama dengan Rp1.000.000. or equal to Rp1,000,000.
2. Kredit yang secara individual 2. Loans which individually have no
memiliki nilai tidak signifikan, yaitu significant value and loans with
kredit dengan baki debet kurang outstanding balance is less than
dari Rp1.000.000. Rp1,000,000.
3. Kredit yang direstrukturisasi. 3. Restructured loans.
Bank menetapkan kredit yang Bank determines loans to be
dievaluasi penurunan nilainya secara evaluated for impairment through
individual, jika memenuhi salah satu individual evaluation if one of the
kriteria di bawah ini: following conditions is met:
1. Kredit yang secara individual 1. Loans which individually have
memiliki nilai signifikan dan significant value and objective
memiliki bukti objektif penurunan evidence of impairment; or
nilai; atau
2. Kredit yang direstrukturisasi yang 2. Restructured loans which
secara individual memiliki nilai individually have significant
signifikan. value.
Bank menetapkan kredit yang harus Bank determines loans to be
dievaluasi penurunan nilainya secara evaluated for impairment through
kolektif, jika memenuhi salah satu collective evaluation if one of the
kriteria di bawah ini: following conditions is met:
1. Kredit yang secara individual 1. Loans which individually have
memiliki nilai signifikan namun significant value and there are no
tidak memiliki bukti objektif objective evidence of
penurunan nilai; atau impairment; or
28
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
c. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) c. Financial Assets and Liabilities (continued)
vii. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan vii. Impairment of Financial Assets
(lanjutan) (continued)
(i) Aset Keuangan yang Dicatat (i) Financial Asset Carried at
Berdasarkan Biaya Perolehan Amortized Cost (continued)
Diamortisasi (lanjutan)
Bank menetapkan kredit yang harus Bank determines loans to be
dievaluasi penurunan nilainya secara evaluated for impairment through
kolektif, jika memenuhi salah satu collective evaluation if one of the
kriteria di bawah ini: (lanjutan) following conditions is met:
(continued)
2. Kredit yang secara individual 2. Loans which individually have
memiliki nilai tidak signifikan; atau insignificant value; or
3. Kredit yang direstrukturisasi yang 3. Restructured loans which
secara individual memiliki nilai individually have insignificant
tidak signifikan. value.
Perhitungan Penurunan Nilai Secara Individual Impairment Calculation
Individu
Perhitungan nilai kini dari estimasi arus The calculation of the present value of
kas masa datang atas aset keuangan the estimated future cash flows of a
dengan agunan mencerminkan arus collateralised financial asset reflects
kas yang dapat dihasilkan dari the cash flows that may result from
pengambilalihan agunan dikurangi foreclosure less costs for obtaining
biaya-biaya untuk memperoleh dan and selling the collateral, whether or
menjual agunan, terlepas apakah not foreclosure is probable.
pengambilalihan tersebut berpeluang
terjadi atau tidak.
29
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
c. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) c. Financial Assets and Liabilities (continued)
vii. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan vii. Impairment of Financial Assets
(lanjutan) (continued)
Bank menggunakan metode fair value The Bank uses a fair value of
of collateral sebagai arus kas masa collateral method as a basis for future
datang apabila memenuhi salah satu cash flow if, one of the following
kondisi berikut: conditions is met:
30
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
c. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) c. Financial Assets and Liabilities (continued)
vii. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan vii. Impairment of Financial Assets
(lanjutan) (continued)
Arus kas masa datang dari kelompok Future cash flows in a group of
aset keuangan yang penurunan financial assets that are collectively
nilainya dievaluasi secara kolektif, evaluated for impairment are
diestimasi berdasarkan arus kas estimated on the basis of historical
kontraktual dan kerugian historis yang loss experience for assets with credit
pernah dialami atas aset-aset yang risk characteristics similar to those
memiliki karakteristik risiko kredit yang grouped credit risk characteristics.
serupa dengan karakteristik risiko Historical loss experience is adjusted
kredit kelompok tersebut. Kerugian on the basis of current observable
historis yang pernah dialami kemudian data to reflect the effects of current
disesuaikan berdasarkan data terkini conditions that did not affect the
yang dapat diobservasi untuk period on which the historical loss
mencerminkan kondisi saat ini yang experience is based and to remove
tidak berpengaruh pada periode the effects of conditions in the
terjadinya kerugian historis tersebut, historical period that do not currently
dan untuk menghilangkan pengaruh exist.
kondisi yang ada pada periode historis
namun sudah tidak ada lagi saat ini.
Bank menggunakan statistical model The Bank uses the statistical model
analysis method, yaitu migration analysis method, i.e. a migration
analysis method untuk penilaian analysis method for financial assets
penurunan nilai aset keuangan secara impairment which are collectively
kolektif dengan menggunakan data assessed using a minimum of 3
historis minimal 3 (tiga) tahun. (three) years historical data.
31
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
c. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) c. Financial assets and liabilities (continued)
vii. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan vii. Impairment of Financial Assets
(lanjutan) (continued)
32
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
c. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) c. Financial Assets and Liabilities (continued)
vii. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan vii. Impairment of Financial Assets
(lanjutan) (continued)
(ii) Aset Keuangan yang Tersedia Untuk (ii) Financial Assets Classified as
Dijual Available-for-Sale
Pada setiap tanggal laporan posisi The Bank assesses at each reporting
keuangan, Bank mengevaluasi apakah date of the statement of financial
terdapat bukti yang objektif bahwa aset position whether there is objective
keuangan atau kelompok aset evidence that a financial asset or a
keuangan mengalami penurunan nilai. group of financial assets is impaired.
Lihat Catatan 2.c.vii.(i) untuk kriteria Refer to Note 2.c.vii.(i) for the criteria
bukti objektif adanya penurunan nilai. of objective evidence of impairment.
Jika, pada tahun berikutnya, nilai wajar If, in a subsequent period, the fair
instrumen utang yang diklasifikasikan value of a debt instrument classified
dalam kelompok tersedia untuk dijual as available for sale increases and the
meningkat dan peningkatan tersebut increase can be objectively related to
dapat secara objektif dihubungkan an event occurring after the
dengan peristiwa yang terjadi setelah impairment loss was recognised in
pengakuan kerugian penurunan nilai statement of profit or loss and other
pada laporan laba rugi dan penghasilan comprehensive income, the
komprehensif lain, maka kerugian impairment loss is reversed through
penurunan nilai tersebut dapat the statement of profit or loss and
dipulihkan melalui laporan laba rugi dan other comprehensive income.
penghasilan komprehensif lain.
33
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
c. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) c. Financial Assets and Liabilities (continued)
vii. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan vii. Impairment of Financial Assets
(lanjutan) (continued)
34
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
c. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) c. Financial Assets and Liabilities (continued)
vii. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan vii. Impairment of Financial Assets
(lanjutan) (continued)
(iii) Kontrak Jaminan Keuangan dan (iii) Financial Guarantee Contracts
Komitmen (lanjutan) and Commitments (continued)
Bank menentukan Cadangan Kerugian The Bank determines impairment
Penurunan Nilai aset keuangan atas losses on financial assets of financial
kontrak jaminan keuangan yang guarantee contracts that have credit
memiliki risiko kredit dan komitmen risk and commitment based on the
berdasarkan nilai yang lebih tinggi value of the higher of the amortised
antara nilai amortisasi (nilai tercatat) value (carrying value) and the
dan nilai kini atas pembayaran liabilitas present value of the payment of
yang diharapkan akan terjadi (ketika liabilities that are expected to occur
pembayaran atas jaminan tersebut (when payment under the guarantee
menjadi probable) atau nilai Cadangan has become probable) or value
Kerugian Penurunan Nilai yang impairment losses were calculated
dihitung berdasarkan data kerugian based on historical loss data for a
historis untuk evaluasi penurunan nilai collective evaluation of impairment.
secara kolektif.
d. Penentuan Nilai Wajar d. Determination of Fair Value
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima Fair value is the price that would be received to
untuk menjual suatu aset atau harga yang akan sell an asset or paid to transfer a liability in an
dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam orderly transaction between market
transaksi teratur antara pelaku pasar pada participants at the measurement date.
tanggal pengukuran.
Pengukuran nilai wajar berdasarkan asumsi A fair value measurement assumes that the
bahwa transaksi untuk menjual aset atau transaction to sell the asset or transfer the
mengalihkan liabilitas terjadi di: liability takes place either:
· pasar utama untuk aset dan liabilitas · in the principal market for the asset or
tersebut, atau liability, or
· jika terdapat pasar utama, di pasar yang · in the absence of a principal market, in the
paling menguntungkan untuk aset atau most advantageous market for the asset or
liabilitas tersebut. liability.
Nilai wajar suatu aset dan liabilitas diukur The fair value of an asset or a liability should
menggunakan asumsi yang akan digunakan be measured using the assumptions that
pelaku pasar ketika menentukan harga aset atau market participants would use when pricing the
liabilitas tersebut, dengan asumsi bahwa pelaku asset or liability, assuming that market
pasar bertindak dalam kepentingan ekonomi participants act in their best economic interest.
terbaiknya.
35
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang The fair value of financial instruments traded in
diperdagangkan di pasar aktif, seperti efek-efek, active markets, such as marketable securities,
ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku is determined based on quoted market prices
pada tanggal laporan posisi keuangan at the statement of financial position date from
menggunakan harga yang dipublikasikan secara credible sources, such as quoted market prices
rutin dan berasal dari sumber yang terpercaya, from Bloomberg, Reuters or broker’s quoted
seperti Bloomberg, Reuters atau harga yang price.
diberikan oleh broker (quoted price).
Untuk efek-efek yang tidak mempunyai harga For marketable securities with no quoted
pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek market price, a reasonable estimate of the fair
ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar value is determined by reference to the current
instrumen lain yang substansinya sama atau market value of another instrument which
dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan substantially has the same characteristics or
terhadap aset bersih efek-efek tersebut. calculated based on the expected cash flows of
the underlying net asset base of the marketable
securities.
Untuk obligasi pemerintah yang tidak memiliki For government bonds with no quoted market
nilai pasar, estimasi nilai wajar ditentukan prices, a reasonable estimate of the fair value
dengan menggunakan model internal is determined using the internal model based
berdasarkan nilai kini dari arus kas masa depan on the present value of expected future cash
yang diharapkan (pendekatan next-repricing flows using next-repricing method with deflator
method) dengan menggunakan faktor deflator. factor.
Bank melakukan transaksi dengan pihak - pihak The Bank enter into transactions with related
berelasi, yang didefinisikan antara lain: parties, which are defined as follows:
a) Orang atau anggota keluarga terdekat a) Person or close family member of that
mempunyai relasi dengan entitas pelapor person is related to the reporting entity if
jika orang tersebut: that person:
36
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
37
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
b) Satu entitas berelasi dengan entitas pelapor b) An entity is related to a reporting entity if any
jika memenuhi salah satu hal berikut: of the following condition applies:
(lanjutan) (continued)
vii. orang yang diidentifikasi dalam huruf vii. a person identified in (a)(i) has
(a)(i) memiliki pengaruh signifikan atas significant influence over the entity or is
entitas atau personil manajemen kunci a member of the key management
entitas (atau entitas induk dari entitas). personnel of the entity (or a parent of the
entity).
Semua transaksi signifikan dengan pihak- All significant transactions with related
pihak berelasi, telah diungkapkan pada parties are disclosed in Note 34.
Catatan 34.
Kas dan setara kas mencakup kas, giro pada Cash and cash equivalents consist of cash,
Bank Indonesia, giro pada bank lain, dan current accounts with Bank Indonesia, current
investasi jangka pendek likuid lainnya dengan accounts with other banks and other short-term
jangka waktu jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau highly liquid investments with original
kurang sejak tanggal perolehannya dan yang maturities of 3 (three) months or less since the
penggunaannya tidak dibatasi. date of acquisition and which are not restricted.
g. Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain g. Current Accounts with Bank Indonesia and
Other Banks
Giro pada Bank Indonesia dan Bank lain Current accounts with Bank Indonesia and
diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan other Banks are classified as loans and
dan piutang. Lihat Catatan 2.c.i.b untuk receivables. See Note 2.c.i.b for the accounting
kebijakan akuntansi atas pinjaman yang policies of loans and receivables.
diberikan dan piutang.
Pada pengukuran awal, giro pada Bank Current accounts with Bank Indonesia and
Indonesia dan bank lain disajikan sebesar nilai other banks are initially measured at at fair
wajar ditambah dengan biaya transaksi yang value plus directly attributable transaction cost
dapat diatribusikan secara langsung dikurangi less allowance for impairment losses, if
dengan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai, necessary.
jika diperlukan.
Pada tanggal 26 Juni 2019, Bank Indonesia On June 26, 2019, Bank Indonesia issued a
menerbitkan Peraturan Anggota Dewan Board of Governor’s Member Regulation
Gubernur (PADG) Nomor 21/14/PADG/2019 (PADG) No. 21/14/PADG/2019, Second
tentang Perubahan Kedua Atas PADG Nomor Amendment of PADG No. 20/10/PADG/2018
20/10/PADG/2018 tentang Giro Wajib Minimum regarding Minimum Statutory Reserves
Rupiah dan valuta asing bagi bank umum Requirements in Rupiahs and foreign
konvensional, bank umum syariah dan unit currencies for conventional commercial banks,
usaha syariah. Peraturan ini mulai berlaku pada sharia commercial banks and sharia business
tanggal 1 Juli 2019. units. This regulation is effective on July 1,
2019.
38
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
g. Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain g. Current Accounts with Bank Indonesia and
(lanjutan) Other Banks (continued)
Pada tanggal 29 Maret 2018, Bank Indonesia On March 29, 2018, Bank Indonesia issued a
menerbitkan Peraturan Bank Indonesia Bank Indonesia’s regulation (PBI) No.20/3/
(PBI) No. 20/3/PBI/2018 tentang giro wajib PBI/2018 regarding Minimum Statutory
minimum dalam Rupiah dan valuta asing bagi Reserves Requirements in Rupiahs and
bank umum konvensional, bank umum syariah foreign currencies for conventional commercial
dan unit usaha syariah. PBI ini mulai berlaku banks, sharia commercial banks and sharia
pada tanggal 16 Juli 2018, kecuali untuk business units. This PBI will be effective on
pemenuhan kewajiban GWM dalam valuta asing July 16, 2018, except for the fulfillment of
bagi Bank Umum Konvensional secara harian Minimum Statutory Reserves Requirement
dan rata-rata dan pemenuhan kewajiban GWM obligations in foreign currencies for
dalam rupiah secara harian dan rata-rata serta Conventional Commercial Banks on a daily
GWM dalam valuta asing bagi Bank Umum basis and the average and fulfillment of
Syariah dan Unit Usaha Syariah, mulai berlaku Minimum Statutory Reserves Requirement
pada tanggal 1 Oktober 2018 berdasarkan Pasal obligations in Rupiah on a daily and average
33 ayat (1) PBI No. 20/3/PBI/2018. basis and Minimum Statutory Reserves
Requirement in foreign currencies for Sharia
Commercial Banks and Sharia Business Unit,
which will be effective on October 1, 2018
based on Article 33 paragraph (1) PBI
No.20/3/PBI/ 2018.
Berdasarkan PBI No. 20/4/PBI/2018 tanggal Based on PBI No. 20/4/PBI/2018 dated March
29 Maret 2018, penyebutan Loan to Funding 29, 2018, the term of Loan to Funding Ratio
Ratio (LFR) berubah menjadi Rasio Intermediasi (LFR) is changed to Macroprudential
Makroprudensial (RIM) dan kewajiban Intermediation Ratio (RIM) and the
pemenuhan Giro RIM mulai berlaku pada requirement of RIM Current Account will be
tanggal 16 Juli 2018. Giro RIM adalah simpanan effective on July 16, 2018. RIM Current
minimum yang wajib dipenuhi oleh Bank dalam Account is a minimum deposit that must be
bentuk saldo Rekening Giro pada Bank fulfilled by the Bank in the form of balance in
Indonesia (BI) sebesar persentase tertentu dari Current Account with Bank Indonesia (BI) at a
Dana Pihak ketiga (DPK) yang dihitung certain percentage of Third Party Funds (DPK)
berdasarkan selisih antara RIM yang dimiliki which is calculated based on the difference
oleh Bank dan RIM Target. Giro RIM dikenakan between RIM owned by the Bank and RIM
jika RIM Bank di bawah minimum RIM target BI Target. RIM Current Account is charged if the
(80%) atau di atas maksimum RIM target BI RIM Bank is below the minimum RIM BI target
(92%) dengan KPMM Bank lebih kecil dari (80%) or above the maximum RIM BI target
KPMM Insentif BI yang sebesar 14%. (92%) with a Bank CAR smaller than the BI
Incentive CAR of 14%.
39
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
g. Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain g. Current Accounts with Bank Indonesia and
(lanjutan) Other Banks (continued)
Selain itu, PBI tersebut juga mengatur mengenai In addition, the PBI also regulates the
Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM). Macroprudential Liquidity Buffer (PLM). PLM is
PLM adalah cadangan likuiditas minimum dalam a minimum liquidity reserve in Rupiah that must
Rupiah yang wajib dipenuhi oleh Bank dalam be fulfilled by the Bank in the form of securities
bentuk surat berharga dan surat berharga and sharia securities in the Rupiah currency
syariah dalam mata Rupiah yang memenuhi that meets certain requirements of 4% of TPF
persyaratan tertentu sebesar 4% dari DPK in rupiah.
rupiah.
h. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank h. Placements with Bank Indonesia and Other
Lain Banks
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Placements with Bank Indonesia and other
merupakan penanaman dana dalam bentuk banks represent placements in the form of
Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (“FASBI”), Bank Indonesia Deposit Facility ("FASBI"), call
call money, deposit on call, term deposit, money, deposit on call, term deposit, time
deposito berjangka dan tabungan. deposit and savings deposits.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Placements with Bank Indonesia and other
diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan banks are classified as loans and receivables.
dan piutang. Lihat Catatan 2.c untuk kebijakan Refer to Note 2.c for the accounting policies of
akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan loans and receivables.
piutang.
Pada pengukuran awal, penempatan pada Bank Placements with Bank Indonesia and other
Indonesia dan bank lain disajikan sebesar nilai banks are initially measured at fair value plus
wajar ditambah dengan biaya transaksi yang directly attributable transaction cost less
dapat diatribusikan secara langsung dikurangi allowance for impairment losses, if necessary.
dengan cadangan kerugian penurunan nilai, jika
diperlukan.
i. Efek-Efek i. Securities
Efek-efek yang dimiliki terdiri dari efek-efek yang Securities held consist of securities traded on
diperdagangkan di pasar uang seperti Sertifikat the money market such as Certificates of Bank
Bank Indonesia (“SBI”), Sertifikat Deposito Bank Indonesia ("SBI"), Certificates of Deposit of
Indonesia (“SDBI”), Negotiable Certificate of Bank Indonesia ("SDBI"), Negotiable
Deposits, dan efek-efek yang diperdagangkan di Certificates of Deposits, and securities traded
bursa efek seperti Obligasi dan Efek Beragun on stock exchanges such as Bonds and Asset
Aset. Backed Securities.
Pada pengukuran awal, efek-efek disajikan Securities are initially measured at fair value
sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya plus directly attributable transaction costs,
transaksi yang dapat diatribusikan secara except for those measured at fair value through
langsung, kecuali untuk efek-efek yang diukur profit or loss.
melalui laba rugi.
40
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Untuk efek-efek yang diperdagangkan di pasar For marketable securities which are traded in
keuangan yang terorganisasi, nilai wajar organised financial markets, fair value is
tersebut umumnya ditentukan dengan mengacu generally determined by reference to quoted
pada harga pasar yang terjadi di bursa efek pada market prices by the stock exchanges at the
tanggal yang terdekat dengan tanggal laporan close of business on the statement of financial
posisi keuangan. Untuk efek-efek yang tidak position date. For marketable securities with no
mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai quoted market price, a reasonable estimate of
wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu the fair value is determined by reference to the
pada nilai wajar instrumen lain yang current market value of another instrument
substansinya sama atau dihitung berdasarkan which substantially have the same
arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih characteristic or calculated based on the
efek-efek tersebut. Penurunan nilai wajar expected cash flows of the underlying net asset
permanen atas efek-efek untuk dimiliki hingga base of the marketable securities. Any
jatuh tempo dan tersedia untuk dijual permanent impairment in the fair value of
dibebankan pada laporan laba rugi dan marketable securities classified as held-to-
penghasilan komprehensif lain tahun berjalan. maturity and available-for-sale is charged to
current year’s statement of profit or loss and
other comprehensive income.
j. Tagihan atas Efek-Efek yang Dibeli dengan j. Securities Purchased under Agreements to
Janji untuk Dijual Kembali dan Liabilitas atas Resell and Securities Sold under
Efek-Efek yang Dijual dengan Janji Dibeli Repurchase Agreements
Kembali
Efek-efek yang dibeli dengan janji untuk dijual Securities purchased under agreements to
kembali disajikan sebagai aset dalam laporan resell are presented as asset in the statement
posisi keuangan sebesar jumlah penjualan of financial position, at the resale price net of
kembali dikurangi dengan pendapatan bunga unamortized interest income and allowance for
yang belum diamortisasi dan cadangan kerugian impairment losses. The difference between the
penurunan nilai. Selisih antara harga beli purchase price and the resale price is treated
dengan harga jual kembali diperlakukan sebagai as unearned interest income, and recognized
pendapatan bunga yang ditangguhkan, dan as income over the period starting from when
diakui sebagai pendapatan selama periode those securities are purchased until they are
sejak efek-efek dibeli hingga dijual sold using effective interest rate method.
menggunakan metode suku bunga efektif.
Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji Securities purchased under agreements to
untuk dijual kembali diklasifikasikan sebagai resell are classified as loans and receivables.
pinjaman yang diberikan dan piutang.
41
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
j. Tagihan atas Efek-Efek yang Dibeli dengan j. Securities Purchased under Agreements
Janji untuk Dijual Kembali dan Liabilitas atas to Resell and Securities Sold under
Efek-Efek yang Dijual dengan Janji Dibeli Repurchase Agreements (continued)
Kembali (lanjutan)
Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali Securities sold under repurchase agreements
disajikan sebagai liabilitas dalam laporan posisi are presented as liabilities in the statement of
keuangan sebesar harga pembelian kembali financial position at the agreed repurchase
yang disepakati dikurangi dengan bunga dibayar price net of the unamortized prepaid interest.
dimuka yang belum diamortisasi. Selisih antara The difference between the selling price and
harga jual dan harga beli kembali yang the agreed repurchase price is treated as
disepakati diperlakukan sebagai beban bunga prepaid interest and recognized as interest
dibayar dimuka dan diakui sebagai beban bunga expense over the period, commencing from the
selama jangka waktu sejak efek-efek tersebut selling date to the repurchase date using
dijual hingga dibeli kembali dengan effective interest rate method.
menggunakan metode suku bunga efektif.
Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali Securities sold under repurchase agreements
diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang are classified as financial liabilities at amortized
diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. cost.
Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang Loans represent agreement to provide cash or
atau tagihan yang dapat disetarakan dengan cash equivalent based on agreements with
kas, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan borrowers, where borrowers are required to
pinjam meminjam dengan debitur yang repay their debts with interest after a specified
mewajibkan debitur untuk melunasi utang period.
berikut bunganya setelah jangka waktu tertentu.
Kredit yang diberikan diklasifikasikan sebagai Loans are classified as loans and receivables.
pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Refer to Note 2.c.i.b for the accounting policies
Catatan 2.c.i.b untuk kebijakan akuntansi atas of loans and receivables.
pinjaman yang diberikan dan piutang.
Kerugian yang timbul dari restrukturisasi kredit Losses on loan restructurings due to
yang berkaitan dengan modifikasi persyaratan modification of terms of loans are recognised
kredit diakui bila nilai sekarang dari jumlah only if the present value of total future cash
penerimaan kas yang akan datang yang telah receipts specified by the new terms of the loans
ditentukan dalam persyaratan kredit yang baru, including receipts designated as interest and
termasuk penerimaan yang diperuntukkan loan principal, are less than the carrying
sebagai bunga maupun pokok, adalah lebih kecil amount of loans before restructuring.
dari nilai kredit yang diberikan yang tercatat
sebelum restrukturisasi.
Tanah dinyatakan sebesar harga perolehan dan Land is stated at cost and is not depreciated.
tidak disusutkan.
Aset tetap diakui sebesar biaya perolehan dan Fixed assets are stated at cost and
selanjutnya dipertanggungjawabkan dengan subsequently accounted using the cost method
menggunakan model biaya (cost method) dan and stated at cost minus accumulated
dinyatakan sebesar nilai perolehan dikurangi depreciation.
dengan akumulasi penyusutan.
42
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Pembelian barang inventaris akan dikapitalisir The purchases of inventory will be capitalized
menjadi aset tetap apabila kriteria nilai to a fixed asset if the cost of the acquisition
perolehannya sebesar Rp2.000 atau lebih per value is Rp2,000 or higher per unit/asset, while
satuan/aset, sedangkan inventaris yang dibeli inventories purchased for less than Rp2,000
dengan harga kurang dari Rp2.000 dicatat oleh are recorded by the asset and operations unit
unit kerja aset dan operasional kantor pusat head office as an expense in the statement of
sebagai beban pada laporan laba rugi dan profit or loss and other comprehensive income.
penghasilan komprehensif lain.
Biaya perbaikan dan perawatan dibebankan The cost of repairs and maintenance is
langsung ke laporan laba rugi dan penghasilan charged directly to the statement of profit or
komprehensif lain pada saat terjadinya, loss and other comprehensive income as
sedangkan penambahan dalam jumlah incurred, while significant addition are
signifikan dikapitalisasi apabila kemungkinan capitalized when it is probable that future
besar Bank akan mendapatkan manfaat economic benefits will be greater than the initial
ekonomi masa depan dari aset tersebut yang performance standards set previously and
melebihi standar kinerja yang diperkirakan depreciated over the remaining useful lives of
sebelumnya dan disusutkan sepanjang sisa related fixed assets.
masa manfaat aset tetap terkait.
Apabila suatu aset tetap tidak lagi digunakan When fixed assets are retired or otherwise
atau dijual, nilai perolehan dan akumulasi disposed of, their carrying values and the
penyusutan aset tersebut dikeluarkan dari related accumulated depreciation are removed
pencatatannya sebagai aset tetap, dan laba atau from the record as fixed assets, and the
rugi yang terjadi diperhitungkan dalam laporan resulting gains or losses are recognized in the
laba rugi dan penghasilan komprehensif lain current year statement of profit or loss and
tahun berjalan. other comprehensive income.
Biaya perolehan hak atas tanah dalam bentuk Land cost of land rights in the form of business
hak guna usaha, hak guna bangunan dan hak usage rights, building usage rights and usage
pakai diakui sebagai aset tetap. Biaya perolehan rights is recognized as fixed assets. This cost
tersebut merupakan biaya yang dapat is the directly attributable cost to acquire the
diatribusikan secara langsung untuk landrights including the legal cost of obtaining
memperoleh hak atas tanah tersebut termasuk legal land rights when the land is first acquired.
biaya pengurusan legal hak atas tanah ketika
tanah diperoleh pertama kali.
Hak atas tanah dalam bentuk hak guna usaha, Land rights in the form of business usage
hak guna bangunan dan hak pakai tidak rights, building usage rights and usage rights
disusutkan, kecuali terdapat bukti yang are not depreciated, unless there is evidence
mengindikasikan bahwa perpanjangan atau to indicate that the extension or renewal of land
pembaruan hak atas tanah tersebut rights is likely to or definitely not obtained.
kemungkinan besar atau pasti tidak diperoleh.
43
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Estimasi masa manfaat ekonomis, metode The estimated useful lives, depreciation
penyusutan, dan nilai residu aset tetap dikaji method, and residual value of fixed assets are
ulang pada setiap akhir periode pelaporan dan reviewed at the end of each reporting period
disesuaikan secara prospektif. and are adjusted prospectively.
Nilai tercatat aset tetap dikaji ulang setiap The carrying amounts of fixed assets are
tanggal laporan posisi keuangan untuk menilai reviewed at each statement of financial
apakah aset tetap tersebut nilai tercatatnya lebih position date to assess whether they are
tinggi dari jumlah yang dapat diperoleh kembali recorded in excess of their recoverable
(recoverable amount) dari aset tetap tersebut. amounts.
Jika nilai tercatat aset tetap melebihi taksiran If the carrying value exceeds this estimated
jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset recoverable amount, assets are written down to
tetap tersebut, nilai tercatat aset tetap harus their recoverable amount.
diturunkan menjadi nilai yang dapat diperoleh
kembali dari aset tetap tersebut.
Aset tidak berwujud diakui jika, dan hanya jika, Intangible assets are recognized if, and only if
biaya perolehan aset tersebut dapat diukur its cost can be measured reliably and it is
secara andal dan kemungkinan besar Bank akan probable that expected future benefits that are
memperoleh manfaat ekonomis masa depan attributable to it will flow to the Bank.
dari aset tersebut.
Piranti lunak komputer yang diperoleh The software purchased is capitalized at the
dikapitalisasi sebesar biaya yang dikeluarkan cost incurred to acquire and make the software
untuk memperoleh dan membuat piranti lunak ready for use. Amortization is computed using
tersebut siap untuk digunakan. Amortisasi the straight-line method in accordance with the
dihitung berdasarkan metode garis lurus estimated useful lives of the intangible assets
(straight-line method) sesuai dengan taksiran for 5 (five) years or 20% anually.
masa manfaat ekonomis aset tidak berwujud
selama 5 (lima) tahun atau 20%.
n. Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Aset n. Allowance for Impairment Losses on Non-
Non Produktif Productive Assets
Aset non-produktif adalah aset Bank, antara lain Non-earning assets of the Bank, consist of
dalam bentuk agunan yang diambil alih, properti foreclosed assets, abandoned properties,
terbengkalai, rekening antar kantor dan inter-office accounts and suspense accounts.
suspense account.
44
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa Prepaid expenses are amortized over their
manfaat masing-masing biaya dengan useful lives using the straight-line method.
menggunakan metode garis lurus (straight-line
method).
Aset lain-lain antara lain terdiri dari pendapatan Other assets, among others, consist of accrued
bunga yang masih harus diterima, tagihan, interest income, receivables, foreclosed
agunan yang diambil alih (“AYDA”), properti collateral ("AYDA"), abandoned properties,
terbengkalai, rekening antar kantor, dan lain- interoffice accounts, and others.
lain.
AYDA adalah aset yang diperoleh Bank, Foreclosed collateral is an asset acquired
baik melalui pelelangan maupun diluar by a Bank, both from auction and non
pelelangan berdasarkan penyerahan auction based on voluntary transfer by the
secara sukarela oleh pemilik agunan atau debtor or based on debtor’s approval to
berdasarkan kuasa untuk menjual diluar sell the collateral where the debtor could
lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur not fulfill their obligations to the Bank.
tidak memenuhi liabilitasnya kepada Bank. Foreclosed colateral represents loan
AYDA merupakan jaminan kredit yang collateral that was taken over as part of
diberikan yang telah diambil alih sebagai loans settlement and presented in “Other
bagian dari penyelesaian kredit yang Assets”.
diberikan dan disajikan pada “Aset Lain-
lain“.
AYDA disajikan sebesar nilai bersih yang Foreclosed collateral is presented at their
dapat direalisasi (net realizable value) atau net realisable values or at outstanding
sebesar nilai outstanding kredit yang amount of the loan, whichever is lower.
diberikan, mana yang lebih rendah. Nilai Net realisable value is the fair value of the
bersih yang dapat direalisasi adalah nilai foreclosed collateral less estimated costs
wajar agunan yang diambil alih dikurangi of liquidating the foreclosed collateral. Any
dengan estimasi biaya untuk menjual AYDA excess of the loan balance over the value
tersebut. Kelebihan saldo kredit yang of the foreclosed collateral, which is not
diberikan yang belum dilunasi oleh debitur recoverable from the borrower, is charged
di atas nilai dari AYDA, dibebankan to the allowance for impairment losses.
terhadap Cadangan Kerugian Penurunan The difference between the estimated
Nilai kredit yang diberikan. Selisih antara realisable value and the proceeds from
nilai bersih yang dapat direalisasi dengan disposal of the foreclosed colateral is
hasil penjualan AYDA diakui sebagai recognised in the current year’s gain or
keuntungan atau kerugian pada tahun loss at the date of disposal.
berjalan pada saat dijual.
Aset yang tidak digunakan (properti Unused assets (abandoned property) are
terbengkalai) adalah aset tetap dalam fixed assets in the form of property owned
bentuk properti yang dimiliki Bank, dimana by the Bank, of which the majority of the
bagian properti tersebut secara mayoritas property is not used for the operations of
tidak digunakan untuk kegiatan usaha the Bank.
operasional Bank.
45
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Liabilitas segera dicatat pada saat timbulnya Liabilities due immediately are recorded at the
liabilitas, baik dari masyarakat maupun dari bank time when the liabilities occurred, both from the
lain. Liabilitas segera diklasifikasikan sebagai customer or from other banks. Liabilities due
liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya immediately are classified as financial liabilities
perolehan diamortisasi. at amortised cost.
Simpanan nasabah adalah dana yang Deposits from customers are the funds placed
ditempatkan oleh masyarakat (diluar Bank) by customers (excluding banks) with the Bank
kepada Bank yang bergerak di bidang which operates in banking industry based on a
perbankan berdasarkan perjanjian penyimpanan fund deposit agreement. Included in this
dana. Termasuk dalam pos ini adalah giro, account are demand deposits, savings
tabungan, deposito berjangka dan bentuk deposits, time deposits and other similar
simpanan lain yang dipersamakan dengan itu. deposits.
Giro merupakan simpanan nasabah yang dapat Demand deposits represent deposits of
digunakan sebagai alat pembayaran, yang customers that may be used as instruments of
penarikannya dapat dilakukan setiap saat payment, and which may be withdrawn at any
melalui cek, kartu Anjungan Tunai Mandiri time by cheque, Automated Teller Machine
(“ATM”), atau dengan cara pemindahbukuan card (ATM) or by overbooking through a bank
dengan bilyet giro atau sarana perintah draft or other orders of payment or transfers.
pembayaran lainnya.
46
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas Deposits from other banks represent liabilities
terhadap bank lain, dalam bentuk giro, to local and overseas banks, in the form of
tabungan, inter-bank call money dengan periode demand deposits, saving deposits, inter-bank
jatuh tempo menurut perjanjian kurang dari atau call money with original maturities of 90 days or
90 hari, deposito berjangka dan negotiable less, time deposits and negotiable certificate of
certificate of deposits. Simpanan dari bank lain deposits. Deposits from other banks are
dicatat sebagai liabilitas terhadap bank lain. recorded as liability to other banks.
Simpanan dari bank lain diklasifikasikan sebagai Deposits from other banks are classified as
liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya financial liabilities at amortised cost.
perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang Incremental costs directly attributable to
dapat diatribusikan secara langsung dengan acquisition of deposits from other banks are
perolehan simpanan diperhitungkan dalam included in the amount of deposits and
jumlah pinjaman yang diterima dan diamortisasi amortised over the expected life of the
sepanjang estimasi umur simpanan tersebut. deposits. Refer to Note 2c for the Accounting
Lihat Catatan 2.c untuk kebijakan akuntansi atas policy for financial liabilities at amortised cost.
liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi.
Surat berharga yang diterbitkan pada Securities issued are initially measured at fair
pengukuran awal disajikan sebesar nilai wajar value less directly attributable transaction
dikurangi dengan biaya transaksi yang dapat costs. Subsequently, transactions costs are
diatribusikan langsung dengan amortised using the effective interest rate up to
perolehan/penerbitan surat berharga yang the maturity of securities issued.
diterbitkan. Biaya transaksi kemudian
diamortisasi dengan suku bunga efektif sampai
dengan jatuh tempo dari surat berharga yang
diterbitkan.
47
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Surat berharga yang diterbitkan diklasifikasikan Securities issued are classified as financial
sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan liabilities at amortised cost. Refer to Note 2c for
biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2.c the accounting policy of financial liabilities at
untuk kebijakan akuntansi untuk liabilitas amortised cost.
keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi.
u. Perpajakan u. Taxation
Beban pajak terdiri dari pajak kini dan pajak The tax expense comprises current and
tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi deferred tax. Tax is recognised in the
dan penghasilan komprehensif lain, kecuali jika statement of profit or loss and other
pajak tersebut terkait dengan transaksi atau comprehensive income, except to the extent
kejadian yang langsung diakui ke ekuitas. Dalam that it relates to items that are recognised
hal ini, pajak tersebut masing-masing diakui directly in equity. In this case, the tax is also
dalam penghasilan komprehensif lain atau recognised in other comprehensive income or
ekuitas. directly in equity, respectively.
Bank menerapkan metode laporan posisi The Bank applies the financial position method
keuangan (financial position method) untuk to determine deferred tax. Under the financial
menentukan beban pajak tangguhan. Menurut position method, deferred tax assets and
metode laporan posisi keuangan, aset dan utang liabilities are recognised for all temporary
pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan differences arising between the tax base of
temporer antara nilai aset dan liabilitas yang assets and liabilities and their carrying amount
tercatat di laporan posisi keuangan dengan in the statement of financial position at each
dasar pengenaan pajak atas aset dan liabilitas reporting date. This method also requires the
tersebut pada setiap tanggal pelaporan. Metode recognition of future tax benefits, to the extent
ini juga mensyaratkan adanya pengakuan that realisation of such benefits is probable.
manfaat pajak di masa datang yang belum
digunakan apabila besar kemungkinan bahwa
manfaat tersebut dapat direalisasikan di masa
yang akan datang.
Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat Deferred tax assets are recognised if it is
kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskal probable that future taxable income will be
pada masa datang akan memadai untuk sufficient to compensate deferred tax assets
mengkompensasi aset pajak tangguhan yang arising on the temporary differences.
muncul akibat perbedaan temporer tersebut.
48
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan Deferred tax is calculated using tax rates
tarif pajak yang berlaku atau secara substansial enacted or substantively applied to the period
diberlakukan pada periode dimana aset tersebut during which the asset is realized or the liability
direalisasi atau liabilitas tersebut diselesaikan. is settled. The changes to the carrying value of
Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak deferred tax assets and liabilities due to the
tangguhan yang disebabkan oleh perubahan changes of tax rates are charged in the current
tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, year, except for transactions which previously
kecuali untuk transaksi-transaksi yang have been directly charged or credited to
sebelumnya telah langsung dibebankan atau equity.
dikreditkan ke ekuitas.
Koreksi atas liabilitas pajak diakui pada saat Amendments to taxation obligations are
surat ketetapan pajak diterima, atau apabila recorded when an assessment is received or,
diajukan keberatan dan/atau banding, maka if appealed against, when the result of the
koreksi diakui pada saat keputusan atas appeal is determined. Management provides
keberatan dan/atau banding tersebut diterima. provision for future tax liability at the estimated
Manajemen juga dapat membentuk amount that will be payable to the tax office if
pencadangan terhadap liabilitas pajak dimasa there is a probable tax exposure, based on
depan sebesar jumlah yang diestimasikan akan management’s assessment as of the date of
dibayarkan ke kantor pajak jika berdasarkan statement of financial position. Assumptions
evaluasi pada tanggal laporan posisi keuangan and estimation used in the provisioning
terdapat risiko pajak yang probable. Asumsi dan calculation may involve element of uncertainty.
estimasi yang digunakan dalam perhitungan
pembentukan cadangan tersebut memiliki unsur
ketidakpastian.
Utang pajak penghasilan badan dan utang pajak Corporate tax payables and other tax payables
lainnya Bank disajikan sebagai “Utang pajak” di of the Bank are presented as taxes payable in
laporan posisi keuangan. Aset pajak tangguhan the statement of financial position. Deferred tax
disajikan bersih setelah dikurangi dengan asset is presented net of the deferred tax
liabilitas pajak tangguhan di laporan posisi liabilities in the statement of financial position.
keuangan.
Pendapatan dan beban bunga untuk semua Interest income and expense for all interest-
instrumen keuangan dengan interest bearing bearing financial instruments are recognised
dihitung menggunakan metode suku bunga as “interest income” and “interest expense” in
efektif dan dicatat dalam “Pendapatan bunga” the statement of profit or loss and other
dan “Beban bunga” di dalam laporan laba rugi comprehensive income using the effective
dan penghasilan komprehensif lain. interest method.
49
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
v. Pendapatan dan Beban Bunga (lanjutan) v. Interest Income and Expense (continued)
Metode suku bunga efektif adalah metode yang The effective interest method is a method of
digunakan untuk menghitung biaya perolehan calculating the amortised cost of financial
diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas assets and liabilities and recognizing the
keuangan dan metode untuk mengalokasikan interest income or interest expense over the
pendapatan bunga atau beban bunga selama relevant period. The effective interest rate is
periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah the rate that exactly discounts estimated future
suku bunga yang secara tepat mendiskontokan cash payments or receipts through the
estimasi pembayaran atau penerimaan kas expected life of the financial instrument or,
dimasa datang selama perkiraan umur dari when appropriate, a shorter period to the net
instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, carrying amount of the financial asset or
digunakan periode yang lebih singkat untuk financial liability. When calculating the effective
memperoleh nilai tercatat bersih dari aset interest rate, the Bank estimates cash flows
keuangan atau liabilitas keuangan. Pada saat considering all contractual terms of the
menghitung suku bunga efektif, bank financial instrument but does not consider
mengestimasi arus kas dengan future credit losses. The calculation includes all
mempertimbangkan seluruh persyaratan commissions, provision and other fees
kontraktual dalam instrumen keuangan tesebut, received between parties to the contract that
namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit are an integral part of the effective interest rate,
di masa datang. Perhitungan ini mencakup transaction costs and all other premiums or
seluruh komisi, provisi, dan bentuk lain yang discounts.
diterima oleh para pihak dalam kontak yang
merupakan bagian tak terpisahkan dari suku
bunga efektif, biaya transaksi, dan seluruh premi
atau diskon lainnya.
Jika aset keuangan atau kelompok aset Once a financial asset or a group of similar
keuangan serupa telah diturunkan nilainya financial assets has been written down as a
sebagai akibat kerugian penurunan nilai, maka result of an impairment loss, interest income is
pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya recognised on the non-impaired portion of the
diakui atas bagian aset keuangan yang tidak impaired financial assets using the rate of
mengalami penurunan nilai dari aset keuangan interest used to discount the future cash flows
yang mengalami penurunan nilai, berdasarkan for measuring the impairment loss.
suku bunga yang digunakan untuk
mendiskontokan arus kas masa datang dalam
menghitung kerugian penurunan nilai.
Pendapatan provisi dan komisi dan biaya Fees and commissions income and transaction
transaksi yang dapat diatribusikan secara cost that are directly attributable to lending
langsung yang berkaitan dengan kegiatan activities, are recognised as a part/(deduction)
pemberian kredit diakui sebagai of outstanding loan and will be recognised as
bagian/(pengurang) dari biaya perolehan kredit interest income by amortising the carrying
dan akan diakui sebagai pendapatan bunga value of loan using effective interest rate
dengan cara diamortisasi berdasarkan metode method.
suku bunga efektif.
Untuk kredit yang diberikan yang dilunasi The directly attributable unamortised fees and
sebelum jatuh temponya, saldo pendapatan commissions relating to loans which are settled
provisi dan/atau komisi dan biaya transaksi yang prior to maturity are recognised upon
dapat diatribusikan secara langsung yang belum settlement date of such loans.
diamortisasi, diakui pada saat kredit yang
diberikan dilunasi.
50
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Pendapatan provisi dan komisi lainnya yang Other fees and commissions income which are
tidak berkaitan langsung dengan kegiatan not directly related to lending activities or
perkreditan atau jangka waktu tertentu diakui specific periods are recognised as revenue on
pada saat terjadinya transaksi. the transaction date.
Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat Short-term employee benefits are recognized
terhutang. when it is payable.
Imbalan Kerja Jangka Panjang dan Imbalan Long-term Employee Benefits and Post-
Pasca Kerja Employment Benefits
Imbalan kerja jangka panjang dan imbalan Long-term employee benefits and post-
pasca kerja, seperti pensiun, uang pisah, uang employment benefits, such as pensions,
kompensasi dan hak-hak lainnya dihitung severance pay, service pay and other benefits
berdasarkan Peraturan Perusahaan dan are calculated in accordance with Company’s
Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 Regulations and Labor Law No. 13/2003 ("Law
("UU 13/2003"). 13/2003").
Bank menetapkan program imbalan pasca kerja The Bank determines a defined non-
karyawan manfaat pasti yang bersifat non iuran contributory post employment benefit plan.
(non contributory). Sesuai dengan UU In accordance with the Law No. 13/2003, the
No. 13/2003, Bank harus menyediakan program Bank must provide a program with minimum
dengan imbalan yang minimal sama dengan benefits equal to the pension benefits provided
imbalan pensiun yang diatur dalam UU for under the Law No. 13/2003. Pension
No. 13/2003. Imbalan pensiun sesuai dengan benefits in accordance with Law No. 13/2003 is
UU No. 13/2003 adalah program imbalan pasti. a defined benefit plan.
Liabilitas imbalan kerja merupakan nilai kini The employee benefits obligation represents
liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan the present value of the defined benefit
posisi keuangan dikurangi dengan nilai wajar obligation at the date of statement of financial
aset program, serta disesuaikan dengan position, less the fair value of plan assets,
keuntungan atau kerugian aktuaria dan biaya together with adjustments for unrecognized
jasa lalu yang belum diakui. Nilai kini liabilitas actuarial gains or losses and past service cost.
imbalan pasti dihitung sekali setahun oleh The present value of defined benefit obligation
aktuaris independen dengan menggunakan is calculated annually by an independent
metode projected unit credit. actuary using the projected unit credit method.
Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan The present value of the defined benefit
dengan mendiskontokan estimasi arus kas masa obligation is determined by discounting the
depan dengan menggunakan tingkat bunga estimated future cash outflows using interest
obligasi pemerintah dalam mata uang Rupiah rates of high quality corporate bonds that are
sesuai dengan mata uang dimana imbalan denominated in the currency in which the
tersebut akan dibayarkan dan yang memiliki benefit will be paid, and that have terms to
jangka waktu yang sama dengan liabilitas maturity approximating the terms of the related
imbalan pensiun yang bersangkutan. pension liability.
51
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Imbalan Kerja Jangka Panjang dan Imbalan Long-term Employee Benefits and Post-
Pasca Kerja (lanjutan) Employment Benefits (continued)
Beban imbalan pasti pasca kerja yang diakui The post-employment benefits expense
selama tahun berjalan terdiri dari biaya jasa recognised during the current year consists of
dalam laba rugi, bunga neto atas liabilitas service cost in profit and loss, net interest on
imbalan pasti neto dalam laba rugi dan the net defined benefit liability in profit and loss
pengukuran kembali liabilitas imbalan pasti and remeasurement of the net defined benefit
dalam penghasilan komprehensif lain. liabilities in other comprehensive income.
Seluruh biaya jasa lalu diakui pada saat yang All past service costs are recognized at the
lebih dulu antara ketika amandemen/kurtailmen earlier of when the amendment/curtailment
terjadi atau ketika biaya restrukturisasi atau occurs and when the related restructuring or
pemutusan hubungan kerja diakui. Sebagai termination costs are recognized. As a result,
akibatnya, biaya jasa lalu yang belum vested unvested past service costs can no longer be
tidak lagi dapat ditangguhkan dan diakui selama deferred and recognized over the future
periode vesting masa depan. vesting period.
Bunga neto atas imbalan pasti neto merupakan Net interest on the net defined benefit liabilites
komponen pendapatan bunga dari aset is the interest income component of plan
program, biaya bunga atas liabilitas imbalan assets, interest expense of defined benefit
pasti dan bunga atas dampak batas atas dari obligation and interest on the effect of asset
aset. ceiling.
Pengukuran kembali liabilitas imbalan pasti Remeasurements of the net defined benefit
neto terdiri atas: obligation consists of:
Keuntungan dan kerugian aktuarial dapat Actuarial gains and losses may arise from the
timbul dari penyesuaian yang dibuat adjustments made based on the experience,
berdasarkan pengalaman, perubahan asumsi- changes in actuarial assumption and changes
asumsi aktuarial dan perubahan pada program in pension programs.
pensiun.
52
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Bank menyajikan segmen operasi berdasarkan The Bank determines and presents operating
laporan internal Bank yang disajikan kepada segments based on information that is
pengambil keputusan operasional. Pengambil internally provided to operational decision
keputusan operasional adalah Direksi. makers. The operational decision maker of the
Bank is the Board of Directors.
Segmen operasi adalah suatu komponen dari An operating segment is a component of the
Bank: Bank there in:
a. yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang a. it involves in business activities that
mana memperoleh pendapatan dan generate income and expenses (include
menimbulkan beban (termasuk income and expenses relating to the
pendapatan dan beban terkait dengan transactions with other components from
transaksi dengan komponen lain dari the same entity);
entitas yang sama);
b. hasil operasinya dikaji ulang secara regular b. operations result is observed regularly by
oleh pengambil keputusan operasional chief decision maker for decision making
untuk membuat keputusan tentang sumber on allocation of resources and
daya yang dialokasikan pada segmen performance evaluation on works; and
tersebut dan menilai kinerjanya; dan
Informasi yang dilaporkan kepada pengambil Information reported to the operational decision
keputusan operasional untuk tujuan alokasi maker for the purpose of resource allocation
sumber daya dan penilaian kinerjanya lebih and performance appraisal is more focused on
difokuskan pada kategori masing-masing the category of each product, which is similar to
produk, yang mana serupa dengan segmen the business segment reported in previous
usaha yang dilaporkan pada periode-periode periods.
terdahulu.
Laba per saham dasar dihitung dengan Earnings per share is computed by dividing
membagi laba tahun berjalan dengan rata-rata income for the year with the weighted average
tertimbang jumlah saham biasa yang number of outstanding issued and fully paid-up
ditempatkan dan disetor penuh selama tahun common shares during the year.
yang bersangkutan.
53
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
54
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
aa. Perubahan Kebijakan Akuntansi dan aa. Changes in Accounting Policies and
Pengungkapan (lanjutan) Disclosures (continued)
Bank telah menerapkan standar akuntansi The Bank adopted the following accounting
berikut pada tanggal 1 Januari 2019 yang standards, which are considered relevant,
dianggap relevan: (lanjutan) starting on January 1, 2019: (continued)
Pengajuan pajak Bank di berbagai The Bank’s tax filings in different
yurisdiksi termasuk pemotongan terkait jurisdictions include deductions related to
dengan harga transfer dan otoritas transfer pricing and the taxation authorities
perpajakan dapat menentang perlakuan may challenge those tax treatments. The
pajak tersebut. Bank menentukan, Bank determined, based on its tax
berdasarkan pada kepatuhan compliance and transfer pricing study, that
perpajakannya dan studi penentuan harga it is probable that its tax treatments will be
transfer, bahwa besar kemungkinan accepted by the taxation authorities.
perlakuan pajaknya akan diterima oleh
otoritas perpajakan.
- Amandemen PSAK 24: Imbalan Kerja: - Amendments to PSAK 24: Employee
Amandemen, Kurtailmen atau Benefits - Plan Amendment, Curtailment or
Penyelesaian Program Settlement.
Amandemen PSAK 24 membahas The amendments to PSAK 24 address the
akuntansi ketika amandemen, pembatasan, accounting when a plan amendment,
atau penyelesaian rencana terjadi selama curtailment or settlement occurs during a
periode pelaporan. Amandemen tersebut reporting period. The amendments specify
menetapkan bahwa ketika amandemen that when a plan amendment, curtailment or
rencana, pembatasan atau penyelesaian settlement occurs during the annual
terjadi selama periode pelaporan tahunan, reporting period, an entity is required to
suatu entitas diharuskan untuk menentukan determine the current service cost for the
biaya layanan saat ini untuk sisa periode remainder of the period after the plan
setelah amandemen, pengurangan atau amendment, curtailment or settlement,
penyelesaian rencana, menggunakan using the actuarial assumptions used to
asumsi aktuaria yang digunakan untuk remeasure the net defined benefit liability
mengukur kembali liabilitas (aset) imbalan (asset) reflecting the benefits offered under
pasti neto yang mencerminkan manfaat the plan and the plan assets after that event.
yang ditawarkan berdasarkan program dan
aset program setelah seristiwa tersebut.
Suatu entitas juga diharuskan untuk An entity is also required to determine the
menentukan bunga neto untuk sisa periode net interest for the remainder of the period
setelah amandemen program, pembatasan after the plan amendment, curtailment or
atau penyelesaian dengan menggunakan settlement using the net defined benefit
liabilitas imbalan pasti (aset) yang liability (asset) reflecting the benefits offered
mencerminkan manfaat yang ditawarkan di under the plan and the plan assets after that
bawah program dan aset program setelah event, and the discount rate used to
peristiwa tersebut, dan tingkat diskonto yang remeasure that net defined benefit liability
digunakan untuk mengukur kembali (asset).
kewajiban (aset) imbalan pasti neto.
- Amandemen PSAK 46: Pajak Penghasilan - Amendments to PSAK 46: Income Taxes
Amandemen tersebut mengklarifikasi bahwa The amendments clarify that the income tax
konsekuensi pajak penghasilan dan dividen consequences of dividends are linked more
terkait lebih langsung dengan transaksi atau directly to past transactions or events that
peristiwa masa lalu yang menghasilkan laba generated distributable profits than to
yang dapat dibagikan daripada distribusi distributions to owners.
kepada pemilik.
55
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
aa. Perubahan Kebijakan Akuntansi dan aa. Changes in Accounting Policies and
Pengungkapan (lanjutan) Disclosures (continued)
Bank telah menerapkan standar akuntansi The Bank adopted the following accounting
berikut pada tanggal 1 Januari 2019 yang standards, which are considered relevant,
dianggap relevan: (lanjutan) starting on January 1, 2019: (continued)
Oleh karena itu, entitas mengakui pajak Therefore, an entity recognises the
penghasilan Konsekuensi dan dividen income tax consequences of dividends in
dalam laba rugi, penghasilan komprehensif profit or loss, other comprehensive income
lain atau ekuitas sesual dengan tempat or equity according to where it originally
awalnya dicatat transaksi atau peristiwa recognised those past transactions or
masa lalu. events.
Bank telah menganalisa penerapan standar The Bank has assessed that the adoption of the
akuntansi tersebut di atas dan penerapan above mentioned accounting standards do not
tersebut tidak memiliki pengaruh yang have significant impact to the financial
signifikan terhadap laporan keuangan. statements.
Beberapa estimasi dan asumsi dibuat dalam rangka Several estimates and assumptions are made in the
penyusunan laporan keuangan dimana dibutuhkan framework of the preparation of financial
pertimbangan manajemen dalam menentukan statements where management is required when
metodologi yang tepat untuk penilaian aset dan determining appropriate methodologies for
liabilitas. valuation of assets and liabilities.
Manajemen membuat estimasi dan asumsi yang Management makes estimates and assumptions
berimplikasi pada pelaporan nilai aset dan liabilitas that have implications for reporting the value of
atas tahun keuangan periode-periode selanjutnya. assets and liabilities over the financial year and
Semua estimasi dan asumsi yang diharuskan oleh subsequent periods. All the estimates and
PSAK adalah estimasi terbaik yang didasarkan assumptions required by PSAK are the best
standar yang berlaku. Estimasi dan pertimbangan estimates based on applicable standards.
dievaluasi secara terus menerus dan berdasarkan Estimates and considerations are continuously
pengalaman masa lalu dan faktor-faktor lain evaluated and are based from past experience and
termasuk harapan atas kejadian yang akan datang. other factors including expectations of future
events.
Walaupun estimasi dan asumsi ini dibuat Although these estimates and assumptions are
berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas based on management's best knowledge of current
kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul events and actions, the results may differ from their
mungkin berbeda dengan estimasi dan asumsi original estimates and assumptions.
semula.
56
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Evaluasi atas kerugian penurunan nilai aset Evaluation of impairment losses on financial
keuangan yang dicatat pada biaya perolehan assets carried at amortized cost and debt
diamortisasi dan efek utang yang securities classified as available-for-sale are
diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual described in Note 2c.
dijelaskan di Catatan 2c.
Cadangan kerugian penurunan nilai terkait Allowance for impairment losses related to a
dengan pihak lawan spesifik dalam seluruh specific counterparty in the entire allowance for
cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk impairment losses are established for
atas tagihan yang penurunan nilainya receivables that are individually evaluated for
dievaluasi secara individual berdasarkan impairment based on Management's best
estimasi terbaik manajemen atas nilai tunai estimate of the present value of cash flows
arus kas yang diharapkan akan diterima. Dalam expected to be received. In calculating the
menghitung cadangan kerugian penurunan allowance for impairment losses, management
nilai, manajemen membuat pertimbangan makes consideration of the financial condition
mengenai kondisi keuangan dari pihak lawan of the counterparty and the net realizable value
dan nilai neto yang dapat direalisasi dari of the collateral received. Each asset which is
agunan yang diterima. Setiap aset yang impaired is evaluated, and its completion
mengalami penurunan nilai dievaluasi, dan strategy and estimation of cash flows
strategi penyelesaiannya serta estimasi arus considered recoverable are independently
kas yang dinilai dapat diperoleh kembali approved by the Board of Directors.
disetujui secara independen oleh Direksi.
Ketepatan dari cadangan ini bergantung pada The accuracy of this allowance depends on
seberapa tepat estimasi arus kas masa depan how precise the estimated future cash flows to
untuk menentukan cadangan individual serta determine the individual allowance and the
asumsi model dan parameter yang digunakan model assumptions and parameters are used
dalam penentuan cadangan kolektif. in determining collective allowance.
57
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Bank mengevaluasi penurunan nilai aset The Bank assess impairment of non-financial
apabila terdapat kejadian atau perubahan assets whenever events or changes in
keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai circumstances indicate that the carrying value
tercatat aset tidak dapat dipulihkan kembali. of non-financial assets cannot be recovered.
Faktor-faktor penting yang dapat menyebabkan Important factors that could cause impairment
penelaahan penurunan nilai adalah sebagai of non-financial assets are as follows:
berikut:
Dalam menentukan nilai wajar aset dan In determining the fair value of financial assets
liabilitas keuangan yang tidak mempunyai and liabilities that do not have a market value,
harga pasar, Bank menggunakan teknik the Bank uses assessment techniques as
penilaian seperti yang dijelaskan dalam Catatan described in Note 2d for financial instruments
2d untuk instrumen keuangan yang jarang that are traded infrequently and limited
diperdagangkan dan memiliki informasi harga quailable price, fair value is less objective and
yang terbatas, nilai wajar yang kurang objektif requires varying degrees of judgement
dan membutuhkan berbagai tingkat penilaian depending on liquidity, concentration,
tergantung pada likuiditas, konsentrasi, faktor uncertainty of market factors, price
ketidakpastian pasar, asumsi harga dan risiko assumptions and other risks.
lainnya.
58
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Bank menentukan tingkat diskonto yang sesuai The Bank determines the appropriate discount
pada akhir periode pelaporan, yakni tingkat rate at the end of each year including interest
suku bunga yang harus digunakan untuk rate that should be used to determine the
menentukan nilai kini arus kas keluar masa present value of estimated future cash outflows
depan estimasian yang diharapkan untuk expected to settle the pension obligations. In
menyelesaikan liabilitas imbalan kerja. Dalam determining the appropriate discount rate, the
menentukan tingkat suku bunga yang sesuai, Bank considers the interest rates of
Bank mempertimbangkan tingkat suku bunga Government Bonds denominated in the similar
obligasi pemerintah yang didenominasikan currency with payments that will be made and
dalam mata uang imbalan akan dibayar dan have terms to maturity approximating the terms
memiliki jangka waktu yang serupa dengan of the related employee benefit liability. Other
jangka waktu liabilitas imbalan kerja yang key assumptions for pension obligations are
terkait. Asumsi kunci liabilitas imbalan jangka determined based in part on current market
panjang lainnya sebagian ditentukan conditions.
berdasarkan kondisi pasar saat ini.
e. Penyusutan Aset Tetap dan Amortisasi Aset e. Depreciation of Fixed Assets and
Tidak Berwujud Amortization of Intangible Assets
Biaya perolehan aset tetap dan aset tidak Cost of acquisition of fixed assets are
berwujud disusutkan dan diamortisasi dengan depreciated using the straight-line method
menggunakan metode garis lurus berdasarkan based on their estimated economic useful life.
taksiran masa manfaat ekonomisnya. Bank management estimates the useful lives of
Manajemen mengestimasi masa manfaat the assets between 4 (four) to 20 (twenty) years
ekonomis aset tetap dan aset tidak berwujud in accordance with notes 2l and 2m.
antara 4 sampai dengan 20 tahun sesuai
dengan catatan 2l dan 2m.
59
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Aset pajak tangguhan diakui atas jumlah pajak Deferred tax assets are recognised for all
penghasilan terpulihkan (recoverable) pada deductible temporary differences, as long as it
periode mendatang sebagai akibat perbedaan is likely that taxable income will be available so
temporer. Justifikasi manajemen diperlukan that the temporary differences can be used.
untuk menentukan jumlah aset pajak Significant estimates by management is
tangguhan yang dapat diakui, sesuai dengan required in determining the amount of deferred
perkiraan waktu dan tingkat laba fiskal di masa tax assets that can be recognised, based on
mendatang sejalan dengan strategi rencana current usage and the level of taxable income
perpajakan ke depan. and future tax planning strategies.
Bank mengakui liabilitas atas pajak penghasilan The Bank recognizes corporate income tax
badan berdasarkan estimasi apakah akan liabilities based on an estimate of whether there
terdapat tambahan pajak penghasilan badan. will be an additional corporate income tax.
Pertimbangan akuntansi yang penting dalam Accounting judgements that are important in
menerapkan kebijakan akuntansi Bank meliputi: applying the accounting policies of the Bank
include:
Bank telah menetapkan klasifikasi aset dan The Bank has determined the classification of
liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan certain assets and liabilities as financial assets
liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan and financial liabilities by considering whether
apakah definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 the definitions set at PSAK No. 55 (Revised
(Revisi 2014) telah dipenuhi. Dengan demikian, 2014) have been met. Accordingly, financial
aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui assets and financial liabilities are recognised in
sesuai dengan kebijakan akuntansi Bank accordance with the accounting policy of the
seperti diungkapkan pada Catatan 2c. Bank's accounting policies as disclosed in Note
2c.
Manajemen Bank telah melakukan penilaian The management of the Bank has assessed
atas kemampuan Bank untuk melanjutkan the ability of the Bank to continue its business
kelangsungan usahanya dan berkeyakinan and believes that the Bank has the resources
bahwa Bank memiliki sumber daya untuk to continue its business in the future. In
melanjutkan usahanya di masa mendatang. addition, management is not aware of any
Selain itu, Manajemen menyadari bahwa tidak material uncertainties that may cause
ada ketidakpastian material yang dapat significant doubt on the ability of the Bank to
menimbulkan keraguan yang signifikan maintain its viability. Therefore, the financial
terhadap kemampuan Bank untuk melanjutkan statements have been prepared on the basis of
kelangsungan usahanya. Oleh karena itu, a going concern.
laporan keuangan telah disusun atas dasar
usaha yang berkelanjutan.
60
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
4. KAS 4. CASH
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 saldo As of December 31, 2019 and 2018, cash
kas, dalam mata uang Rupiah masing-masing balances, denominated in Rupiah amounted to
adalah sebesar Rp80.010.720 dan Rp67.829.956. Rp80,010,720 and Rp67,829,956, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 saldo As of December 31, 2019 and 2018, current
Giro pada Bank Indonesia dalam mata uang Rupiah accounts with Bank Indonesia denominated in
masing-masing sebesar Rp797.664.336 dan Rupiah amounted to Rp797,664,336 and
Rp611.822.864. Rp611,822,864, respectively.
Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, setiap In accordance with Bank Indonesia regulation,
bank di Indonesia diwajibkan memiliki saldo giro every bank in Indonesia is required to have a
minimum di Bank Indonesia untuk cadangan minimum current account in Bank Indonesia for
likuiditas sebesar persentase tertentu dari dana liquidity reserves of a certain percentage of third
pihak ketiga baik dalam Rupiah maupun mata uang party funds in both Rupiah and foreign currency.
asing.
GWM Bank pada tanggal 31 Desember 2019 dan The Bank’s Minimum Statutory Reserve
2018 dihitung berdasarkan Peraturan Bank Requirement (GWM) as of December 31, 2019 and
Indonesia seperti yang disebutkan pada Catatan 2g: 2018 is calculated based on Bank Indonesia’s
Regulation as mentioned in Note 2g:
31 Desember 2019/ 31 Desember 2018/
December 31, 2019 December 31, 2018
Rupiah Rupiah
- GWM Primer 6,00% 6,50% Primary GWM -
(i) GWM secara harian 3,00% 3,50% Daily GWM (i)
(ii) GWM secara rata-rata 3,00% 3,00% Average GWM (ii)
- GWM PLM 4,00% 4,00% GWM PLM
GWM Primer adalah simpanan minimum yang wajib Primary GWM is a minimum deposit that must be
dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening maintained by a Bank in the form of a Current
Giro pada Bank Indonesia. Penyangga Likuiditas Account with Bank Indonesia. Macroprudential
Makroprudensial (PLM) adalah cadangan likuiditas Liquidity Buffer (PLM) is a minimum liquidity
minimum yang wajib dipelihara oleh Bank berupa reserve that must be maintained by the Bank in the
Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Sertifikat Deposito form of Bank Indonesia Certificates (SBI), Bank
Bank Indonesia (SDBI), Surat Berharga Negara Indonesia Deposit Certificates (SDBI),
(SBN) yang besarnya ditetapkan oleh Bank Government Securities (SBN) whose amount is
Indonesia sebesar persentase tertentu dari Dana determined by Bank Indonesia for a certain
Pihak Ketiga (DPK) Bank. Giro Rasio Intermediasi percentage of Third Party Funds (DPK) Bank.
Makroprudensial (RIM) adalah simpanan minimum Macroprudential Intermediation Rate (RIM) Giro is
yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo a minimum deposit that must be maintained by the
Rekening Giro pada Bank Indonesia sebesar Bank in the form of a Current Account with Bank
persentase tertentu dari DPK yang dihitung Indonesia for a certain percentage of TPF which is
berdasarkan selisih antara RIM yang dimiliki oleh calculated based on the difference between RIM
Bank dan RIM Target. owned by the Bank and RIM Target.
Pada tanggal 31 Desember 2019, Giro RIM As of December 31, 2019, RIM current accounts
dikenakan jika RIM Bank di bawah minimum RIM are charged if the Bank's RIM is below the
target Bank Indonesia (84%) atau di atas maksimum minimum RIM target of Bank Indonesia (84%) or
RIM target Bank Indonesia (94%) dengan KPMM above the maximum RIM target of Bank Indonesia
Bank lebih kecil dari KPMM Insentif Bank Indonesia (94%) with the Bank’s CAR smaller than the Bank
yang sebesar 14%. Sedangkan pada tanggal Indonesia Incentive of 14%. As of December 31,
31 Desember 2018, Giro RIM dikenakan jika RIM 2018, RIM current accounts are charged if the
Bank di bawah minimum RIM target Bank Indonesia Bank's RIM is below the minimum RIM target of
(80%) atau di atas maksimum RIM target Bank Bank Indonesia (80%) or above the maximum RIM
Indonesia (92%) dengan KPMM Bank lebih kecil dari target of Bank Indonesia (92%) with the Bank’s
KPMM Insentif Bank Indonesia yang sebesar 14%. CAR smaller than the Bank Indonesia Incentive of
14%.
61
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
RIM adalah rasio hasil perbandingan antara: RIM is the ratio of the comparison between:
a. Kredit yang diberikan kepada pihak ketiga a. Loans granted to third parties in Rupiah and
dalam Rupiah dan valuta asing, dan foreign currencies, and
b. Surat berharga korporasi dalam Rupiah dan b. Corporate bonds in Rupiah and foreign
valuta asing yang memenuhi persyaratan currencies that meet certain requirements,
tertentu, yang dimiliki Bank, which are owned by the Bank,
terhadap: against:
a. DPK Bank dalam bentuk giro, tabungan dan a. Deposits form Customers in the form of
simpanan berjangka/deposito dalam rupiah dan demand deposits, savings and time deposits /
valuta asing, tidak termasuk dana antarbank; deposits in Rupiah and foreign currencies,
dan excluding interbank funds; and
b. Surat berharga dalam rupiah dan valuta asing b. Securities in Rupiah and foreign currencies
yang memenuhi persyaratan tertentu, yang that meet certain requirements, issued by the
diterbitkan oleh Bank untuk memperoleh Bank to obtain funding sources.
sumber pendanaan.
Berdasarkan PBI No. 20/4/PBI/2018 tanggal Based on PBI No. 20/4/PBI/2018 dated March 29,
29 Maret 2018, Loan to Funding Ratio (LFR) 2018, Loan to Funding Ratio (LFR) is changed to
berubah menjadi Rasio Intermediasi Macroprudential Intermediation Ratio (RIM) and
Makroprudensial (RIM) dan kewajiban pemenuhan the obligation to fulfill RIM Current Account will be
Giro RIM mulai berlaku pada tanggal 16 Juli 2018. effective on July 16, 2018.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, Bank As of December 31, 2019 and 2018, the Bank has
telah memenuhi rasio seperti telah disebutkan di fulfilled all the requirements as mentioned above.
atas. Rasio Giro Wajib Minimum untuk rekening The ratio of the Minimum Statutory Reserve
Rupiah yaitu masing-masing sebesar: requirement for its Rupiah accounts are as follows:
Rupiah Rupiah
- GWM Primer 6,01% 6,50% Primary GWM -
(i) GWM secara harian 3,00% 3,50% Daily GWM (i)
(ii) GWM secara rata-rata 3,01% 3,00% Average GWM (ii)
- GWM PLM 5,24% 5,16% PLM GWM -
- Giro RIM*) -% -% *)RIM Current account -
*) RIM Bank pada tanggal 31 Desember 2018 berada diatas *) the Bank’s RIM as of December 31, 2018 is above the
maksimum RIM target (92%) tetapi KPMM Bank lebih besar dari maximum RIM target (92%), but the Bank’s CAR is higher
KPMM insentif Bank Indonesia sehingga tidak dikenakan Giro than Bank Indonesia’s incentive CAR therefore no RIM current
RIM. RIM Bank pada tanggal 31 Desember 2019 berada account was imposed. The Bank’s RIM as of December 31,
diantara 84% - 94% sehingga tidak dikenakan Giro RIM. 2019 is between 84% - 94% therefore no RIM current account
was imposed.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, tingkat As of December 31, 2019 and 2018, the average
suku bunga rata-rata per tahun masing-masing interest rates per annum is 1.13% and 1.17%,
sebesar 1,13% dan 1,17%. respectively.
62
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
6. GIRO PADA BANK LAIN (lanjutan) 6. CURRENT ACCOUNTS WITH OTHER BANKS
(continued)
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 tidak As of December 31, 2019 and 2018, there are no
terdapat giro pada bank lain yang dijaminkan. current accounts with other banks that are pledged
as collateral.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 seluruh As of December 31, 2019 and 2018, all current
giro pada bank lain digolongkan sebagai Lancar. accounts with other banks are classified as
Current.
Manajemen berpendapat bahwa pada tanggal Management believes that as of December 31,
31 Desember 2019 dan 2018 cadangan kerugian 2019 and 2018, allowance for impairment losses
penurunan nilai tidak diperlukan, karena is not necessary, as the management believes that
manajemen berkeyakinan bahwa giro pada bank current accounts with other banks are collectible.
lain dapat ditagih.
7. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN 7. PLACEMENTS WITH BANK INDONESIA AND
BANK LAIN OTHER BANKS
Seluruh penempatan pada Bank Indonesia dan All placements with Bank Indonesia and other
bank lain dalam Rupiah dengan rincian sebagai banks in Rupiah are as follows:
berikut:
31 Desember 2019/ 31 Desember 2018/
December 31, 2019 December 31, 2018
Berdasarkan jangka waktu adalah sebagai berikut: Based on periods are as follows:
63
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
7. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN 7. PLACEMENTS WITH BANK INDONESIA AND
BANK LAIN (lanjutan) OTHER BANKS (continued)
Tingkat suku bunga rata-rata per tahun adalah Average interest rates per annum are as follows:
sebagai berikut:
2019 2018
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 tidak As of December 31, 2019 and 2018, there are no
terdapat penempatan pada Bank Indonesia dan placements with Bank Indonesia and other banks
bank lain yang dijaminkan. pledged as collateral.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 seluruh As of December 31, 2019 and 2018, all
penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain placements with Bank Indonesia and other banks
digolongkan sebagai Lancar. are classified as Current.
Manajemen berpendapat bahwa pada tanggal Management believes that as of December 31,
31 Desember 2019 dan 2018, cadangan kerugian 2019 and 2018, allowance for impairment losses
penurunan nilai tidak diperlukan, karena is not necessary, as management believes that
manajemen berkeyakinan bahwa penempatan pada placement with Bank Indonesia and other banks
Bank Indonesia dan bank lain dapat ditagih. are collectible.
8. EFEK-EFEK 8. SECURITIES
Rincian efek-efek adalah sebagai berikut: Details of the securities are as follows:
31 Desember 2019/December 31, 2019
Keuntungan/
Premi (kerugian)
yang belum yang belum
diamortisasi/ direalisasi/
Nilai nominal/ Unamortised Unrealised Nilai Wajar/
Nominal amount premium gains/(losses) Fair Value
Keuntungan/
Premi (kerugian)
yang belum yang belum
diamortisasi/ direalisasi/
Nilai nominal/ Unamortised Unrealised Nilai Wajar/
Nominal amount premium gains/(losses) Fair Value
64
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Keuntungan/
Premi (kerugian)
yang belum yang belum
diamortisasi/ direalisasi/
Nilai nominal/ Unamortised Unrealised Nilai Wajar/
Nominal amount premium gains/(losses) Fair Value
Nilai Wajar/
Tanggal Jatuh Nilai Tercatat/
Tempo/ Nilai Nominal/ Fair Value/
Maturity Date Nominal value Carrying Value
Nilai Wajar/
Tanggal Jatuh Nilai Tercatat/
Tempo/ Nilai Nominal/ Fair Value/
Maturity Date Nominal value Carrying Value
65
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Jumlah tercatat efek-efek berdasarkan jangka waktu The carrying amount of securities based on
kontrak pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 contract periods as of December 31, 2019 and
adalah sebagai berikut: 2018, are as follows:
Jumlah tercatat efek-efek berdasarkan sisa umur The carrying amount of securities based on the
jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2019 dan remaining maturities as of December 31, 2019 and
2018 adalah sebagai berikut: 2018, are as follows:
31 Desember 2019/ 31 Desember 2018/
December 31, 2019 December 31, 2018
Tingkat suku bunga rata-rata per tahun untuk tahun The average interest rates per annum for the year
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 dan ended December 31, 2019 and 2018 are 7.55%
2018 adalah masing-masing sebesar 7,55% dan and 7.26%, respectively.
7,26%.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, Efek As of December 31, 2019 and 2018, Asset Backed
Beragun Aset adalah efek-efek yang diterbitkan oleh Securities are securities issued by PT Sarana
PT Sarana Multigriya Finansial (Persero). Peringkat Multigriya Finansial (Persero). The Asset Backed
Efek Beragun Aset tersebut pada tanggal Securities Rating as of December 31, 2019 and
31 Desember 2019 dan 2018 adalah masing-masing 2018, are idAAA from PT Pefindo.
idAAA dari PT Pefindo.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, tidak As of December 31, 2019 and 2018, there are no
terdapat efek-efek yang dijaminkan. securities pledged as collateral.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, seluruh As of December 31, 2019 and 2018, all securities
efek-efek digolongkan sebagai Lancar. are classified as Current.
Manajemen berpendapat bahwa pada tanggal Management believes that as of December 31,
31 Desember 2019 dan 2018, cadangan kerugian 2019 and 2018, allowance for impairment losses
penurunan nilai tidak diperlukan, karena is not necessary, as management believes that all
manajemen berkeyakinan bahwa efek-efek dapat securities are collectible.
ditagih.
66
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Perubahan keuntungan (kerugian) yang belum Unrealized gain (losses) from changes in fair
direalisasi atas efek-efek yang tersedia untuk dijual values of available-for-sale securities are as
adalah sebagai berikut: follows:
2019 2018
Saldo awal, sebelum pajak (955.957) -Beginning balance, before deferred tax
Penambahan laba (rugi) yang Increase in
belum direalisasi selama unrealized gain (loss) during
tahun berjalan 9.066.384 (955.957) the year
Total sebelum pajak tangguhan 8.110.427 (955.957) Total before deferred tax
Pajak tangguhan (2.027.607) 238.989 Deferred tax
Pendapatan
bunga
yang belum
Nilai nominal/ Tanggal Tanggal Nilai penjualan diamortisasi/
Nasabah/ Jenis efek-efek/ Nominal dimulai/ jatuh tempo/ kembali/ Unamortised Nilai tercatat/
Counterparty Type of securities amount Starting date Due date Resale amount Interest Carrying value
Pihak ketiga /Third parties - Rupiah
67
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Pendapatan
bunga
yang belum
Nilai nominal/ Tanggal Tanggal Nilai penjualan diamortisasi/
Nasabah/ Jenis efek-efek/ Nominal dimulai/ jatuh tempo/ kembali/ Unamortised Nilai tercatat/
Counterparty Type of securities amount Starting date Due date Resale amount Interest Carrying value
Pihak ketiga /Third parties - Rupiah
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, seluruh As of December 31, 2019 and 2018, all securities
tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual purchased under agreements to resell are
kembali digolongkan sebagai Lancar. classified as Current.
Manajemen Bank berpendapat bahwa pada tanggal The Bank’s management believes that as of
31 Desember 2019 dan 2018, cadangan kerugian December 31, 2019 and 2018, allowance for
penurunan nilai tidak diperlukan, karena impairment losses is not necessary, as
manajemen berkeyakinan bahwa untuk tagihan atas management believes that securities under
efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali agreement to resell are collectible.
dapat ditagih.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, tidak As of December 31, 2019 and 2018, there are no
terdapat tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan securities purchased under agreement to resell
janji dijual kembali yang dijaminkan. pledged as collateral.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, tingkat As of December 31, 2019 and 2018, the average
suku bunga rata-rata per tahun adalah masing- interest rates per annum are 5.81% and 6.27%,
masing sebesar 5,81% dan 6,27%. respectively.
68
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
a. Berdasarkan jenis dan kualitas kredit a. Based on type and credit quality
Kualitas kredit yang diberikan berdasarkan Loan’s quality based on impaired and not
kredit yang mengalami penurunan nilai dan impaired loans.
tidak mengalami penurunan nilai.
*) Termasuk dalam kategori “mengalami penurunan nilai” *) Included in the "Impaired" category are loans that are
adalah kredit dengan kolektibilitas kurang lancar, substandard, doubtful and loss in accordance with OJK
diragukan dan macet sesuai dengan Peraturan OJK regulations and restructured loans above Rp1,000,000
dan kredit yang direstrukturisasi diatas Rp1.000.000 (non-performing loans).
(kredit bermasalah).
**) Termasuk kredit yang diberikan kepada pensiunan dan **) Includes loans to pensioners and includes employees for
termasuk karyawan untuk kredit konsumsi consumption loans.
69
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
a. Berdasarkan jenis dan kualitas kredit a. Based on type and credit quality
(lanjutan) (continued)
Dalam
Perhatian
Khusus/
Lancar/ Special Kurang Lancar/ Diragukan/ Macet/
Current Mention Sub-standard Doubtful Loss Total
Dalam
Perhatian
Khusus/
Lancar/ Special Kurang Lancar/ Diragukan/ Macet/
Current Mention Sub-standard Doubtful Loss Total
70
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Kredit yang diberikan berdasarkan sektor Loans based on economic sectors and
ekonomi dan kredit yang mengalami penurunan impaired and not impaired loans.
nilai dan tidak mengalami penurunan nilai.
31 Desember 2019/December 31, 2019
Tidak Mengalami Mengalami
Penurunan Nilai/ Penurunan Nilai/
Not impaired Impaired*) Total
Pihak Berelasi - Rupiah Related Parties - Rupiah
Lain-lain 2.251.407 - 2.251.407 Others
*) Termasuk dalam kategori “mengalami penurunan nilai” *) Included in the "Impaired" category are loans that are
adalah kredit dengan kolektibilitas kurang lancar, substandard, doubful and loss in accordance with OJK
diragukan dan macet sesuai dengan Peraturan OJK regulations and restructured loans above Rp1,000,000
dan kredit yang direstrukturisasi diatas Rp1.000.000 (non-performing loans).
(kredit bermasalah).
71
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Kredit yang diberikan berdasarkan sektor Loans based on economic sectors and
ekonomi dan kredit yang mengalami penurunan impaired and not impaired loans. (continued)
nilai dan tidak mengalami penurunan nilai.
(lanjutan)
31 Desember 2018/December 31, 2018
Tidak Mengalami Mengalami
Penurunan Nilai/ Penurunan Nilai/
Not impaired Impaired*) Total
Pihak Ketiga - Rupiah Third Parties - Rupiah
(lanjutan) (continued)
Lain-lain 3.335.428.005 20.707.040 3.356.135.045 Others
15.395.518.319 129.129.873 15.524.648.192
Total 15.396.838.280 129.129.873 15.525.968.153 Total
*) Termasuk dalam kategori “mengalami penurunan nilai” *) Included in the "Impaired" category are loans that are
adalah kredit dengan kolektibilitas kurang lancar, substandard, doubful and loss in accordance with OJK
diragukan dan macet sesuai dengan Peraturan OJK regulations and restructured loans above Rp1,000,000
dan kredit yang direstrukturisasi diatas Rp1.000.000 (non-performing loans).
(kredit bermasalah).
Kredit yang diberikan berdasarkan sektor Loans based on economic sectors and
ekonomi dan kolektibilitas sesuai peraturan collectibility in accordance with OJK
OJK. regulations.
31 Desember 2019/December 31, 2019
Dalam
Perhatian
Khusus/
Lancar/ Special Kurang Lancar/ Diragukan/ Macet/
Current Mention Sub-standard Doubtful Loss Total
72
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Kredit yang diberikan berdasarkan sektor Loans based on economic sectors and
ekonomi dan kolektibilitas sesuai peraturan collectibility in accordance with OJK
OJK. (lanjutan) regulations. (continued)
31 Desember 2018/December 31, 2018
Dalam
Perhatian
Khusus/
Lancar/ Special Kurang Lancar/ Diragukan/ Macet/
Current Mention Sub-standard Doubtful Loss Total
Rasio kredit bermasalah dihitung sesuai The ratio of non-performing loans is calculated
dengan pedoman perhitungan rasio keuangan in accordance with the financial ratio
sebagaimana tercantum dalam Surat Edaran calculation guidelines as stated in Bank
Bank Indonesia (“SE-BI”) No. 3/30/DPNP Indonesia Circular Letter ("SE-BI") No. 3/30/
tanggal 14 Desember 2001 sebagaimana telah DPNP dated December 14, 2001 as last
diubah terakhir dengan SE-BI No. 13/30/DPNP amended by Bank Indonesia Circular Letter
tanggal 16 Desember 2011. No. 13/30/DPNP dated December 16, 2011.
73
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Rasio kredit bermasalah (“NPL”) Bank secara The Bank's gross NPL ratio (before deducting
bruto (sebelum dikurangi cadangan kerugian the allowance for impairment losses) as of
penurunan nilai) pada tanggal December 31, 2019 and 2018, amounted to
31 Desember 2019 dan 2018, masing-masing Rp137,422,655 and Rp97,628,305,
sebesar Rp137.422.655 dan Rp97.628.305, respectively, or 0.68% and 0.63%,
atau masing-masing sebesar 0,68% dan respectively.
0,63%.
Rasio kredit bermasalah Bank secara neto The Bank's net non-performing loans ratio as
pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 of December 31, 2019 and 2018, amounted to
masing-masing sebesar Rp23.803.975 dan Rp23,803,975 and Rp31,021,701,
Rp31.021.701 atau masing-masing sebesar respectively, or 0.12% and 0.20%,
0,12% dan 0,20%. respectively.
74
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
e. Suku Bunga Efektif Rata-Rata Per Tahun e. Average Effective Interest Rate per Annum
Tingkat suku bunga efektif rata-rata per tahun The average effective interest rate per annum
adalah sebagai berikut: were as follows:
Tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember/Year ended December 31,
2019 2018
Kredit yang diberikan pada umumnya dijamin Loans are generally secured by pledged
dengan agunan yang diikat dengan hak collateral, bond with power of attorney in
tanggungan atau surat kuasa untuk menjual, respect of the rights to sell, time deposits or
deposito berjangka atau jaminan lain yang other collateral acceptable to the Bank.
dapat diterima oleh Bank. Simpanan nasabah Deposits from customers that were pledged
yang dijadikan jaminan tunai untuk kredit yang as cash collateral for loans as of December
diberikan pada tanggal 31 Desember 2019 dan 31, 2019 and 2018, amounted to
2018 adalah masing-masing sebesar Rp14,201,000 and Rp13,700,000 (Note 16),
Rp14.201.000 dan Rp13.700.000 (Catatan 16). respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, As of December 31, 2019 and 2018, there are
tidak terdapat kredit yang diberikan yang no loans pledged as collateral.
dijadikan jaminan.
Rasio kredit usaha kecil terhadap jumlah kredit The ratio of loans to small business to total
yang diberikan pada tanggal loans as of December 31, 2019 and 2018, are
31 Desember 2019 dan 2018 masing-masing 78.58% and 78.38%, respectively.
sebesar 78,58% dan 78,38%.
Jumlah kredit yang diberikan yang telah Total restructured loans by the Bank as of
direstrukturisasi oleh Bank pada tanggal December 31, 2019 and 2018, amounted to
31 Desember 2019 dan 2018 masing-masing Rp202,803,777 and Rp183,098,312,
sebesar Rp202.803.777 dan Rp183.098.312. respectively. The restructuring scheme is
Skema restrukturisasi dilakukan dengan done by extending the loan period and grace
perpanjangan jangka waktu kredit dan grace period.
period.
75
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Kredit yang diberikan yang telah The restructured loans by the Bank based on
direstrukturisasi oleh Bank berdasarkan the collectibility of OJK are as follows:
kolektibilitas OJK adalah sebagai berikut:
Kredit yang diberikan kepada pihak berelasi Loans to related parties as of December 31,
pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 2019 and 2018, amounted to Rp2,251,407
adalah masing-masing sebesar Rp2.251.407 and Rp1,319,961, respectively, or 0.011%
dan Rp1.319.961, atau sebesar 0,011% dan and 0.009%, respectively, from the total loan
0,009% dari jumlah kredit yang diberikan amount (Note 34).
(Catatan 34).
Termasuk dalam kredit yang diberikan kepada Included in the loans to related parties are
pihak berelasi adalah kredit yang diberikan loans to Bank’s key management. The loans
kepada manajemen kunci Bank. Kredit yang to Bank’s key employees consist of interest
diberikan kepada karyawan kunci Bank terdiri bearing loans with rated between 5% - 15%
dari kredit dengan tingkat suku bunga sebesar per annum which are intended for the
5% - 15% per tahun yang digunakan untuk acquisition of motor vehicles and/or houses,
membeli kendaraan bermotor dan/atau rumah and repayable within 4 (four) to 18 (eighteen)
dengan jangka waktu 4 (empat) sampai years through monthly payroll deduction.
18 (delapan belas) tahun yang dibayar melalui
pemotongan gaji karyawan setiap bulan.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, As of December 31, 2019 and 2018, there are
tidak terdapat pelanggaran ataupun no breach or violation of the Legal Lending
pelampauan Batas Maksimum Pemberian Limit ("LLL") to third parties and related parties
Kredit (“BMPK”) kepada pihak ketiga dan pihak as required by Bank Indonesia regulations.
berelasi sesuai dengan peraturan yang telah
ditetapkan Bank Indonesia.
76
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Kolektif/
Collective Individual Total
Kolektif/
Collective Individual Total
Manajemen berpendapat bahwa jumlah Management believes that the amount of the
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai kredit allowance for impairment losses provided is
yang diberikan yang dibentuk telah memadai adequate to cover possible losses from
untuk menutup kemungkinan kerugian akibat uncollectible loans.
tidak tertagihnya kredit yang diberikan.
Perubahan dalam kredit yang dihapus buku Changes in writen-off loans are as follows:
adalah sebagai berikut:
77
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
3.884.882 4.395.486
Pihak Ketiga Third Parties
Sewa 73.310.785 60.354.158 Rental
Total harga perolehan 427.527.735 165.942.308 (278.254) (7.270.869) 585.920.920 Total cost
78
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Bangunan dalam penyelesaian pada tanggal Construction in progress as of December 31, 2019
31 Desember 2019 dan 2018 merupakan renovasi and 2018, is related to several building renovation
atas beberapa bangunan yang disewa dari pihak that were rented from third party, with estimated
ketiga, dengan estimasi persentase penyelesaian percentage of completion as follows:
sebagai berikut:
31 Desember 2019/December 31, 2019
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal For the year ended December 31, 2019 and 2018,
31 Desember 2019 dan 2018, Bank menjual aset the Bank sold fixed assets with book value
tetapnya dengan nilai buku masing-masing sebesar amounting to Rp17,453 and RpNil, respectively,
Rp17.453 dan RpNihil dengan harga jual masing- with selling price amounting to Rp16,911 and
masing sebesar Rp16.911 dan Rp76.595. Rp76,595, respectively.
Keuntungan/kerugian bersih atas penjualan aset Net gain/loss on sale of fixed assets are recorded
tetap dicatat pada akun Laba/Rugi Penjualan Aset on the Gain/Loss on Sale of Fixed Assets.
Tetap.
Hak atas tanah diperoleh berdasarkan Sertifikat Hak Land rights acquired under "Building Usage
Guna Bangunan (“HGB”) yang dapat diperbaharui Rights" ("HGB") that can be renewed will expire
dengan masa yang akan berakhir antara tahun 2028 between 2028 and 2041. Based on past
sampai 2041. Mengacu pada praktek di masa experience, the Bank has confidence to extend the
lampau, Bank memiliki keyakinan dapat HGB.
memperpanjang HGB tersebut.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, seluruh As of December 31, 2019 and 2018, all fixed
aset tetap, kecuali tanah, telah diasuransikan untuk assets, except land, are insured to cover potential
menutupi kemungkinan kerugian terhadap risiko losses against fire, theft and natural disasters to
kebakaran, pencurian dan bencana alam pada PT Mandiri Axa General Insurance (related party)
PT Mandiri Axa General Insurance (pihak berelasi), with total sum insured of approximately amounting
dengan nilai jumlah pertanggungan asuransi to Rp555,359,077 and Rp502,340,560,
masing-masing berkisar sebesar Rp555.359.077 respectively.
dan Rp502.340.560.
Manajemen berpendapat bahwa nilai Management believes that the insurance coverage
pertanggungan tersebut telah memadai untuk is adequate to cover possible losses on the assets
menutupi kemungkinan kerugian yang terjadi atas insured.
aset tetap yang dipertanggungkan.
79
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, jumlah As of December 31, 2019 and 2018, the gross
nilai tercatat bruto dari setiap aset tetap yang telah amount of fixed asset which has been fully
disusutkan penuh namun masih digunakan masing- depreciated and are still being used amounted to
masing adalah sebesar Rp40.599.541 dan Rp40.599.541 and Rp22,758,906, respectively.
Rp22.758.906. Aset tetap yang telah disusutkan The fixed assets that have been fully depreciated
penuh namun masih digunakan oleh Bank antara but still in use by the Bank among others, include
lain berupa bangunan, kendaraan dan inventaris buildings, vehicles and office equipment.
kantor.
Manajemen berpendapat tidak terdapat indikasi Management believes that there is no indication of
penurunan nilai atas aset tetap yang dimiliki Bank impairment of fixed assets owned by the Bank as
pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018. of December 31, 2019 and 2018.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, tidak As of December 31, 2019 and 2018, there were no
terdapat aset tetap Bank yang dijaminkan. fixed assets pledged as collateral.
Aset tidak berwujud merupakan perangkat lunak Intangible assets such as software are used by the
yang digunakan Bank. Manajemen Bank Bank. the Bank’s Management believes that there
berpendapat tidak terdapat indikasi penurunan nilai is no indication of impairment of intangible assets
aset tidak berwujud yang dimiliki Bank pada tanggal owned by the Bank as of December 31, 2019 and
31 Desember 2019 dan 2018. 2018.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, aset lain- As of December 31, 2019 and 2018, the Bank's
lain Bank terdiri dari: other assets consist of the following:
80
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
16.809.630 14.664.034
Pihak Ketiga Third Parties
Kredit yang diberikan 173.764.755 128.301.196 Loans
Penempatan pada Bank Indonesia Placements with Bank Indonesia
dan bank lain 323.559 503.111 and other banks
174.088.314 128.804.307
81
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Berdasarkan Undang-Undang No. 24 tentang Based on Law No. 24 regarding the Indonesia
Lembaga Penjaminan Simpanan (“LPS”) tanggal Deposit Insurance Agency (“LPS”) dated
22 September 2004, efektif sejak tanggal September 22, 2004, effective on September 22,
22 September 2005, sebagaimana diubah dengan 2005, which was amended by the Law No. 7 Year
Undang-Undang No. 7 tahun 2009 tanggal 2009 dated January 13, 2009 regarding the
13 Januari 2009 tentang Penetapan Peraturan Stipulation of Government Regulation No. 3 year
Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 3 tahun 2008, LPS was formed to guarantee certain
2008, LPS dibentuk untuk menjamin liabilitas tertentu obligations of commercial banks under the
bank-bank umum berdasarkan program penjaminan applicable guarantee program, which the amount
yang berlaku, yang besaran nilai jaminannya dapat of guarantee can be vary if it meets the applicable
berubah jika memenuhi kriteria tertentu yang berlaku. criteria.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, As of December 31, 2019, and 2018 based on the
berdasarkan Surat Edaran LPS No. 23 Tahun 2019 LPS Circular Letter No. 23 Year 2019 dated
tanggal 19 Desember 2019, simpanan nasabah December 19, 2019, customer deposits are only
dijamin hanya jika suku bunganya sama dengan atau covered if the interest rate is equal to or below
dibawah 6,25% untuk simpanan dalam Rupiah, Surat 6.25% for deposits denominated in Rupiah. The
Edaran LPS No. 20 Tahun 2018 tanggal LPS Circular Letter No. 20 Year 2018 dated
17 Desember 2018, simpanan nasabah dijamin December 17, 2018, provided that customer
hanya jika suku bunganya sama dengan atau deposits are only covered if the interest rate is
dibawah 6,75% untuk simpanan dalam Rupiah. equal to or below 6.75% for deposits denominated
in Rupiah.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 Bank As of December 31, 2019 and 2018, the Bank is a
adalah peserta dari program penjaminan tersebut. participant of that guarantee program.
Giro, tabungan, dan deposito yang dimiliki Bank pada Current accounts, savings deposits and time
tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 dapat dirinci deposits held by the Bank as of December 31,
sebagai berikut: 2019 and 2018 are detailed as follows:
a. Giro a. Current accounts
31 Desember 2019/ 31 Desember 2018/
December 31, 2019 December 31, 2018
Rupiah Rupiah
Pihak Berelasi 45.591.675 27.429.006 Related Parties
Pihak Ketiga 50.682.728 20.007.341 Third Parties
82
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
2019 2018
Per 31 Desember 2019 dan 2018, tidak ada As of December 31, 2019 and 2018, there
saldo giro yang dijadikan jaminan kredit yang were no current accounts pledged as
diberikan. collateral for loans.
b. Tabungan c. Saving deposits
31 Desember 2019/ 31 Desember 2018/
December 31, 2019 December 31, 2018
Rupiah Rupiah
Pihak Berelasi 3.964.772 6.455.554 Related Parties
Pihak Ketiga 3.504.147.707 2.736.160.992 Third Parties
2019 2018
Tingkat bunga rata-rata per tahun 0,80% 0,72% Average interest rate per annum
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, tidak As of December 31, 2019 and 2018, there
terdapat tabungan yang dijadikan jaminan kredit were no saving deposits pledged as collateral
yang diberikan. for loans.
c. Deposito c. Deposits
Rupiah Rupiah
Pihak Berelasi 4.188.519.295 2.666.398.848 Related Parties
Pihak Ketiga 12.071.394.937 9.803.322.740 Third Parties
83
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
2019 2018
Tingkat bunga rata-rata per tahun 5,69% 5,78% Average interest rate per annum
Jumlah deposito berjangka yang dijadikan The amount of time deposits pledged as
sebagai jaminan kredit yang diberikan pada collateral for loans as of December 31, 2019
tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 masing- and 2018 amounted to Rp14,201,000 and
masing sebesar Rp14.201.000 dan Rp13,700,000, respectively (Note 10f).
Rp13.700.000 (Catatan 10f).
84
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
17. SIMPANAN DARI BANK LAIN 17. DEPOSITS FROM OTHER BANKS
19.769.461 90.000.000
706.940.617 303.568.424
Tingkat suku bunga rata-rata per tahun adalah Average interest rates per annum are as follows:
sebagai berikut:
Tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember/Year ended December 31,
2019 2018
Rupiah Rupiah
Giro 1,75% 1,69% Current accounts
Tabungan 1,48% 1,01% Savings deposits
Deposito berjangka 8,40% 7,46% Time deposits
Interbank call money 5,55% 6,96% Interbank call money
Klasifikasi jangka waktu simpanan dari bank lain The classification of the term of deposits from other
berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh banks based on the remaining maturities are as
tempo adalah sebagai berikut: follows:
Rupiah Rupiah
Kurang dari 1 bulan Less than 1 month
Giro 754.950 2.436.961 Current accounts
Tabungan 19.196.880 12.072.913 Saving Account
Interbank Call Money - 190.000.000 Interbank Call Money
19.951.830 204.509.874
Rupiah Rupiah
Deposito berjangka: Time deposits:
< 1 Bulan - 133.500.000 < 1 month
1 - 3 Bulan 706.758.248 49.558.550 1 - 3 month
3 - 6 Bulan - 6.000.000 3 - 6 month
706.758.248 189.058.550
85
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
17. SIMPANAN DARI BANK LAIN (lanjutan) 17. DEPOSITS FROM OTHER BANKS (continued)
Termasuk dalam simpanan dari bank lain - deposito Included in deposits from other bank - deposits are
adalah negotiable certificate of deposit sebesar negotiable certificate of deposit amounting to
Rp706.758.248 pada 31 Desember 2019 dan Rp706,758,248 as of December 31, 2019 and
Rp49.558.550 pada 31 Desember 2018. Rp49,558,550 as of December 31, 2018.
2019 2018
2019 2018
10.008.796 84.776.157
86
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
c. Pajak Penghasilan Beban Kini (lanjutan) c. Current Income Tax Expense (continued)
Tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember/Year ended December 31,
2019 2018
37.665.553 19.848.395
Dikurangi: Less:
Kredit Pajak - PPh Pasal 25 156.351.644 105.253.463 Tax credit - Income tax art 25
Kredit Pajak - PPh Pasal 23 - 2.106 Tax credit - Income tax art 23
156.351.644 105.255.569
87
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak The reconciliation between income before tax
dikali tarif pajak yang berlaku dengan beban expense multiplied by using the applicable tax
pajak adalah sebagai berikut: rate and tax expense, are as follows:
2019 2018
155.208.270 113.014.244
Pengaruh pajak atas Tax effects on
perbedaan permanen 9.416.388 4.962.099 permanent difference
Pajak tahun sebelumnya - 609.140 Tax for prior year
Perhitungan pajak penghasilan badan untuk The above calculation of corporate income tax
tahun yang berakhir pada 31 Desember 2019 for the year ended December 31, 2019 will be
tersebut di atas akan menjadi dasar dalam used as basis for filling the Annual Tax Return
pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan (“SPT”) of Corporate Income Tax.
(“SPT”) Pajak Penghasilan Badan.
Perhitungan pajak penghasilan badan untuk The calculation of corporate income tax for the
tahun yang berakhir pada 31 Desember 2018 year ended December 31, 2018 is same as the
sama dengan Surat Pemberitahuan Tahunan Annual Tax Return filed by the Bank to the Tax
yang disampaikan Bank ke Kantor Pelayanan Office.
Pajak.
Rincian aset (liabilitas) pajak tangguhan pada The details of deferred tax assets (liabilities) as
tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah of December 31, 2019 and 2018, are as follows:
sebagai berikut:
Dikreditkan/
(dibebankan) ke
laporan laba rugi
komprehensif/
Credited/
(charged) to Dikreditkan/
statement of (dibebankan) ke
profit or loss ekuitas/
Saldo awal/ and other Credited/ Saldo akhir/
Beginning comprehensive (charged) to Ending
balance income equity balance
88
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Dikreditkan/
(dibebankan) ke
laporan laba rugi
komprehensif/
Credited/
(charged) to Dikreditkan/
statement of (dibebankan) ke
profit or loss ekuitas/
Saldo awal/ and other Credited/ Saldo akhir/
Beginning comprehensive (charged) to Ending
balance income equity balance
Dikreditkan/
(dibebankan) ke
laporan laba rugi
komprehensif/
Credited/
(charged) to Dikreditkan/
statement of (dibebankan) ke
profit or loss ekuitas/
Saldo awal/ and other Credited/ Saldo akhir/
Beginning comprehensive (charged) to Ending
balance income equity balance
89
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Aset pajak tangguhan dihitung dengan Deferred tax assets are calculated using
menggunakan tarif pajak yang berlaku atau applicable tax rate or substantially enacted tax
secara substansial telah berlaku pada tanggal rate at statement of financial position date.
laporan posisi keuangan.
Pada tahun 2017, Bank telah menerima Surat In 2017, the Bank received the commencement
Pemberitahuan Pemeriksaan oleh Kantor Pajak letter of tax audit from Tax Office for the fiscal
untuk tahun fiskal 2016. Pada tanggal 10 Juli year 2016. On July 10, 2018, the Tax Office
2018, Kantor Pajak telah mengeluarkan hasil issued the tax audit results and issued Tax
pemeriksaan atas pemeriksaan pajak tersebut Overpayment Letter (SKPLB) on Corporate
dan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Income Tax for 2016 amounting to
Lebih Bayar (SKPLB) atas Pajak Penghasilan Rp3,448,208 of the total estimated income tax
Badan untuk tahun 2016 sebesar Rp3.448.208 amounting to Rp4,061,223.
dari total taksiran tagihan pajak penghasilan
sebesar Rp4.061.223.
Bank telah menerima kelebihan pembayaran The Bank has received tax overpayment by
pajak dari Kuasa Bendahara Umum Negara Kuasa Bendahara Umum Negara (KPPN)
(KPPN) Denpasar tanggal 9 Juli 2018 sebesar Denpasar dated July 9, 2018 amounting
Rp3.448.208. Atas selisih taksiran tagihan Rp3,448,208. The remaining claim tax refund of
pajak penghasilan sebesar Rp613.015 telah Rp613,015 has been charged to current year
dibebankan ke laporan laba rugi dan statement of profit or loss and other
penghasilan komprehensif lain pada tahun comprehensive income. Bank has accepted the
berjalan. Bank telah menerima keputusan decision from tax office and did not apply for
kantor pajak tersebut dan tidak mengajukan objection.
keberatan.
f. Administrasi f. Administration
90
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Dikurangi: Less:
Beban emisi yang belum diamortisasi: Unamortized issuance costs
Saldo awal 4.621.201 6.926.727 Beginning balance
Penambahan 6.679.935 - Addition
Amortisasi (2.680.504) (2.305.526) Amortization
8.620.632 4.621.201
Surat berharga yang diterbitkan sesuai dengan jatuh Securities issued based on maturity profile:
temponya:
Tahun Year
2020 1.500.000.000 1.500.000.000 2020
2022 1.200.000.000 500.000.000 2022
2024 300.000.000 - 2024
Obligasi I Bonds I
Pada tanggal 12 Juli 2017, Bank menerbitkan On July 12, 2017, the Bank issued Bonds I Bank
Obligasi I Bank Mandiri Taspen Pos Tahun 2017 Mandiri Taspen Pos Year 2017 (“Bonds I Year
(“Obligasi I Tahun 2017”) dengan nilai nominal 2017”) with a nominal value of Rp2,000,000,000
sebesar Rp2.000.000.000 yang terdiri atas 2 (dua) which consist of 2 (two) series:
seri.
Suku bunga tetap per tahun/ Tanggal
Obligasi/Bonds Nilai nominal/Nominal value Fixed interest rate per annum jatuh tempo/Maturity date
Bunga Obligasi I Tahun 2017 dibayarkan setiap The interest of Bonds I Year 2017 is paid quarterly,
triwulan, dengan pembayaran bunga pertama with the first payment on October 11, 2017. While
dilakukan pada tanggal 11 Oktober 2017 sedangkan the last payment of interest and also the maturity
pembayaran bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh and payment date of the bonds’ principal will fall on
tempo obligasi adalah pada tanggal 11 Juli 2020 July 11, 2020 for series A and July 11, 2022 for
untuk Seri A dan 11 Juli 2022 untuk Seri B yang juga series B. The Trustee for Bonds I Year 2017 is
merupakan tanggal pelunasan pokok dari masing- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
masing seri obligasi. Wali amanat dari penerbitan
Obligasi I Tahun 2017 adalah PT Bank Tabungan
Negara (Persero) Tbk.
91
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Selama berlakunya jangka waktu Obligasi dan During the validity period of the Bonds and prior to
sebelum dilunasinya jumlah terhutang, Bank the repayment of the bonds, Bank is under
berkewajiban untuk: (i) memelihara pada setiap saat obligation to: (i) maintain at all times the Bank’s
keadaan keuangan berada dalam kondisi sehat financial level in good condition as regulated by
sesuai ketentuan OJK; (ii) mempertahankan tingkat OJK; (ii) maintain the Bank’s health level at a
kesehatan Bank minimal berada dalam peringkat minimum in the composite level 3 (three) which is
komposit 3 (tiga) yang tergolong “Cukup Baik”, “Fair”, according to internal assessment based upon
sesuai penilaian internal berdasarkan ketentuan Bank Indonesia’s regulation; (iii) obtain and comply
Bank Indonesia; (iii) memperoleh, mematuhi segala with permits and approvals (from the Government
ketentuan dan melakukan hal-hal yang diperlukan and other parties) and ensure that the Bank conform
untuk menjaga tetap berlakunya segala ijin dan with Indonesia’s rules and regulations.
persetujuan (baik dari pemerintah ataupun lainnya)
dan melakukan hal-hal yang diwajibkan peraturan
perundang-undangan Republik Indonesia.
Bank tanpa persetujuan tertulis Wali Amanat tidak The Bank, without a written consent from the
akan melakukan hal-hal sebagai berikut: (i) Trustee will not: (i) reduce the Bank’s issued and
mengurangi modal ditempatkan dan disetor kecuali fully paid up capital except such a reduction is
karena adanya ketentuan Pemerintah atau Bank conducted based on regulations from the
Indonesia; (ii) mengadakan perubahan bidang Government of Indonesia or Bank Indonesia; (ii)
usaha; (iii) mengadakan penggabungan, undergo a change in its main business; (iii) undergo
konsolidasi, akuisisi dengan entitas lain yang merger, consolidation, or acquisitions which led to
menyebabkan bubarnya Bank. the dissolution of the Bank.
Obligasi ini tidak dijamin dengan suatu bentuk The bonds are not guaranteed with specific
jaminan khusus, kecuali jaminan umum guarantee, but guaranteed with all assets of the
sebagaimana dimaksud dalam dan sesuai dengan Bank, whether present or future, fixed or non-fixed
ketentuan Pasal 1131 dan Pasal 1132 Kitab assets, in accordance with the provisions of Article
Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia yakni 1131 and 1132 of the Indonesian Civil Law.
seluruh harta kekayaan Bank, baik benda bergerak
maupun tidak bergerak, baik yang telah ada maupun
yang akan ada di kemudian hari, menjadi
tanggungan untuk seluruh perikatan Bank termasuk
obligasi tersebut.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, As of December 31, 2019 and 2018, based on Fitch
peringkat Obligasi I Tahun 2017 menurut Fitch rating’s, rating for Bond I Year 2017 is AA (idn)
Rating adalah AA (idn) (double A). (double A).
Informasi mengenai surat berharga yang diterbitkan Information concerning securities issued owned by
dimiliki oleh pihak berelasi disajikan pada Catatan related parties are presented in Note 34.
34.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, Bank As of December 31, 2019 and 2018, the Bank has
telah memenuhi persyaratan dan ketentuan yang fulfilled the requirements stipulated in the
ditetapkan dalam perjanjian surat berharga yang agreement of all securities issued.
diterbitkan.
92
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Obligasi Berkelanjutan I Bank Mandiri Taspen Bank Mandiri Taspen Continuing Bonds I Phase I
Tahap I Tahun 2019 Year 2019
Pada tanggal 18 November 2019, Bank terlah On November 18, 2019, the Bank issued Bank
menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Bank Mandiri Mandiri Taspen Continuing Bonds I Phase I Year
Taspen Tahap I Tahun 2019 (“Obligasi 2019 (“Continuing Bonds I Phase I Year 2019”) with
Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2019”) dengan a nominal value of Rp1,000,000,000 which consist
nominal Rp1.000.000.000 yang terdiri atas 2 (dua) of 2 (two) series:
seri:
Bunga Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2019 The interest of Continuing Bonds I Phase I Year
dibayarkan setiap triwulan, dengan pembayaran 2019 is paid quarterly, with the first payment on
bunga pertama dilakukan pada tanggal 26 Februari February 26, 2020. While the last payment of
2020 sedangkan pembayaran bunga obligasi interest and also the maturity and payment date of
terakhir sekaligus jatuh tempo obligasi adalah pada the bonds’ principal will fall on November 26, 2022
tanggal 26 November 2022 untuk Seri A dan 26 for series A and November 26, 2024 for series B.
November 2024 untuk Seri B yang juga merupakan The Trustee for Continuing Bonds I Phase I Year
tanggal pelunasan pokok dari masing-masing seri 2019 is PT Bank Permata Tbk.
obligasi. Wali amanat dari penerbitan Obligasi
Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2019 adalah PT Bank
Permata Tbk.
Selama berlakunya jangka waktu Obligasi dan During the validity period of the Bonds and prior to
sebelum dilunasinya jumlah terhutang, Bank the repayment of the bonds, the Bank is under
berkewajiban untuk: (i) memelihara pada setiap saat obligation to: (i) maintain at all times the Bank’s
keadaan keuangan berada dalam kondisi sehat financial level in good condition as regulated by
sesuai ketentuan OJK; (ii) mempertahankan tingkat OJK; (ii) maintain the Bank’s health level at a
kesehatan Bank minimal berada dalam peringkat minimum in the composite level 3 (three) which is
komposit 3 (tiga) yang tergolong “Cukup Baik”, “Fair”, according to internal assessment based upon
sesuai penilaian internal berdasarkan ketentuan Bank Indonesia’s regulation; (iii) obtain and comply
Bank Indonesia; (iii) memperoleh, mematuhi segala with permits and approvals (from the Government
ketentuan dan melakukan hal-hal yang diperlukan and other parties) and ensure that the Bank
untuk menjaga tetap berlakunya segala ijin dan conforms with Indonesia’s rules and regulations.
persetujuan (baik dari pemerintah ataupun lainnya)
dan melakukan hal-hal yang diwajibkan peraturan
perundang-undangan Republik Indonesia.
Bank tanpa persetujuan tertulis Wali Amanat tidak The Bank, without a written consent from the
akan melakukan hal-hal sebagai berikut: (i) Trustee will not: (i) reduce the Bank’s issued and
mengurangi modal ditempatkan dan disetor kecuali fully paid up capital except such a reduction is
karena adanya ketentuan Pemerintah atau Bank conducted based on regulations from the
Indonesia; (ii) mengadakan perubahan bidang Government of Indonesia or Bank Indonesia; (ii)
usaha; (iii) mengadakan penggabungan, undergo a change in its main business; (iii) undergo
konsolidasi, akuisisi dengan entitas lain yang merger, consolidation, or acquisitions which led to
menyebabkan bubarnya Bank. the dissolution of the Bank.
93
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Obligasi Berkelanjutan I Bank Mandiri Taspen Bank Mandiri Taspen Continuing Bonds I Phase I
Tahap I Tahun 2019 (lanjutan) Year 2019 (continued)
Obligasi ini tidak dijamin dengan suatu bentuk The bonds are not guaranteed with specific
jaminan khusus, kecuali jaminan umum guarantee, but guaranteed with all assets of the
sebagaimana dimaksud dalam dan sesuai dengan Bank, whether present or future, fixed or non-fixed
ketentuan Pasal 1131 dan Pasal 1132 Kitab assets, in accordance with the provisions of Article
Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia yakni 1131 and 1132 of the Indonesian Civil Law.
seluruh harta kekayaan Bank, baik benda bergerak
maupun tidak bergerak, baik yang telah ada maupun
yang akan ada di kemudian hari, menjadi
tanggungan untuk seluruh perikatan Bank termasuk
obligasi tersebut.
Pada tanggal 31 Desember 2019, peringkat Obligasi As of December 31, 2019, based on Fitch rating’s,
Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2019 menurut Fitch rating for Continuing Bonds I Phase I Year 2019 is
Rating adalah AA (idn) (double A). AA (idn) (double A).
Informasi mengenai surat berharga yang diterbitkan Information concerning securities issued owned by
dimiliki oleh pihak berelasi disajikan pada Catatan related parties are presented in Note 34.
34.
Pada tanggal 31 Desember 2019, Bank telah As of December 31, 2019, the Bank has fulfilled the
memenuhi persyaratan dan ketentuan yang requirements stipulated in the agreement of all
ditetapkan dalam perjanjian surat berharga yang securities issued.
diterbitkan.
20. LIABILITAS ATAS EFEK-EFEK YANG DIJUAL 20. SECURITIES SOLD UNDER REPURCHASE
DENGAN JANJI DIBELI KEMBALI AGREEMENTS
31 Desember 2018/December 31, 2018
Beban
Nilai beli bunga yg belum
Nilai nominal/ Tanggal Tanggal kembali/ diamortisasi/
Nasabah/ Jenis efek-efek/ Nominal dimulai/ jatuh tempo/ Repurchase Unamortised Nilai tercatat/
Counterparty Type of securities amount Starting date Due date amount expense Carrying value
Pihak berelasi /Related parties - Rupiah
94
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Liabilitas imbalan kerja pada tanggal 31 Desember The employee benefits liabilities as of December 31,
2019 dan 2018 dicatat berdasarkan perhitungan 2019 and 2018 are recorded based on the actuarial
aktuaria yang dilakukan oleh PT Jasa Aktuaris calculations performed by PT Jasa Aktuaris
Praptasentosa Guna Jasa, aktuaris independen Praptasentosa Guna Jasa, an independent actuary
dengan nomor laporan masing-masing with report numbers of 196/LV/PSGJ/I/2020 dated
196/LV/PSGJ/I/2020 tertanggal 15 Januari 2020 dan January 15, 2020 and 132/LV/PSGJ/I/2019 dated
132/LV/PSGJ/I/2019 tertanggal 7 Januari 2019. January 7, 2019, respectively.
Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan The key assumptions used in determining the
biaya manfaat pensiun oleh Aktuaria Independen pension benefits expenses by Independent
adalah sebagai berikut: Actuaries are as follows:
31 Desember 2019/ 31 Desember 2018/
December 31, 2019 December 31, 2018
Usia Pensiun Normal 56 tahun/years 56 tahun/years Normal Retirement Age
Tingkat Diskonto 8,19% 8,60% Discount Rate
Tingkat Pengembalian Aset Program 8,19% 8,60% Rate of Return Plan Assets
Tingkat Kenaikan Gaji 10,00% 10,00% Salary Increment Rate
Tingkat Mortalita TMI 2011 TMI 2011 Mortality Rate
5% dari TMI 2011/ 1% dari TMI 2011/
Tingkat Cacat 5% from TMI 2011 1% from TMI 2011 Disability Rate
Tingkat Pengunduran Diri: Resignation Rate:
Usia kurang dari 30 tahun 6% per tahun/year 6% per tahun/year below 30 years old
Usia 30 - 39 tahun 5% per tahun/year 5% per tahun/year 30 - 39 years old
Usia 40 - 44 tahun 3% per tahun/year 3% per tahun/year 40 - 44 years old
Usia 45 - 49 tahun 2% per tahun/year 2% per tahun/year 45 - 49 years old
Usia 50 - 54 tahun 1% per tahun/year 1% per tahun/year 50 - 54 years old
Usia 54 tahun ke atas 0% 0% above 54 years old
Liabilitas imbalan kerja terdiri dari: Employee benefits liabilities consist of:
Liabilitas program imbalan pasti 39.001.630 17.496.652 Defined benefit plan liabilities
Liabilitas jangka panjang lainnya 8.524.070 6.102.139 Other long-term benefit liabilities
95
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
21. LIABILITAS IMBALAN KERJA (lanjutan) 21. EMPLOYEE BENEFITS LIABILITIES (continued)
a. Liabilitas program imbalan pasti a. Defined benefit plan liabilities
Jumlah liabilitas program imbalan pasti The amount of the defined benefit plan liabilities
berdasarkan perhitungan Aktuaria Independen based on the calculation of the Independent
per tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah Actuary as of December 31, 2019 and 2018, are
sebagai berikut: as follows:
Nilai kini liabilitas program imbalan pasti Present value of the defined benefit plan
liabilities
2019 2018
96
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
21. LIABILITAS IMBALAN KERJA (lanjutan) 21. EMPLOYEE BENEFITS LIABILITIES (continued)
a. Liabilitas program imbalan pasti (lanjutan) a. Defined benefit plan liabilities (continued)
Jumlah liabilitas program imbalan pasti The amount of the defined benefit plan liabilities
berdasarkan perhitungan Aktuaria Independen based on the calculation of the Independent
per tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah Actuary as of December 31, 2019 and 2018, are
sebagai berikut: (lanjutan) as follows: (continued)
Rekonsiliasi perubahan liabilitas program Reconciliation of changes in the defined
imbalan pasti selama tahun berjalan benefit plan liabilities during the year
Mutasi nilai wajar aset program Movement of fair value of plan assets
Seluruh portofolio investasi aset program pada All of the investment portfolio of plan assets as
tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 of December 31, 2019 and 2018 are placed in
ditempatkan pada instrumen reksadana. mutual fund instruments.
Pengukuran kembali (kerugian) keuntungan Remeasurement of (losses) gains in other
di penghasilan komprehensif lain comprehensive income
2019 2018
97
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
21. LIABILITAS IMBALAN KERJA (lanjutan) 21. EMPLOYEE BENEFITS LIABILITIES (continued)
a. Liabilitas program imbalan pasti (lanjutan) a. Defined benefit plan liabilities (continued)
Analisa sensitivitas nilai kini liabilitas The sensitivity analysis of the present value
program imbalan pasti of defined benefit plan liabilities
31 Desember 2019/December 31, 2019
Durasi rata-rata tertimbang dari nilai kini The weighted average duration of the present
liabilitas imbalan kerja pada tanggal value of employee benefits obligations as of
31 Desember 2019 dan 2018 masing-masing December 31, 2019 and 2018, are 21.36 years
adalah sebesar 21,36 tahun dan 21,53 tahun. and 21.53 years, respectively.
98
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
21. LIABILITAS IMBALAN KERJA (lanjutan) 21. EMPLOYEE BENEFITS LIABILITIES (continued)
b. Liabilitas jangka panjang lainnya (lanjutan) b. Other long-term liabilities (continued)
2019 2018
Nilai kini liabilitas jangka panjang lainnya The present value of other long-term
liabilities
Bunga yang masih harus dibayar 99.271.012 78.986.173 Accrued interest payable
Cadangan bonus dan THR 87.888.991 65.868.733 Accrued bonus and THR
Lain-lain 24.758.347 31.312.816 Others
Bunga yang masih harus dibayar terdiri dari: Accrued interest payable consists of:
99
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Modal Dasar, Ditempatkan dan Disetor Authorized, Issued and Fully Paid Capital
Rincian pemegang saham Bank dan The details of Bank’s shareholders and their
kepemilikannya pada tanggal respective ownership interest as of December 31,
31 Desember 2019 dan 2018 adalah sebagai 2019 and 2018, are as follows:
berikut:
31 Desember 2019/December 31, 2019
Jumlah Saham
Ditempatkan dan Persentase
Disetor Penuh/ kepemilikan/
Total issued and Jumlah/ Percentage
Fully paid shares Amount of ownership
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 767.488.261 383.744.130 51,08% PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Taspen (Persero) 727.509.225 363.754.613 48,42% PT Taspen (Persero)
Ida Bagus Made Putra Jandhan a 7.617.432 3.808.716 0,50% Ida Bagus Made Putra Jandhana
Jumlah Saham
Ditempatkan dan Persentase
Disetor Penuh/ kepemilikan/
Total issued and Jumlah/ Percentage
fully paid shares Amount of ownership
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 809.655.870 404.827.935 59,44% PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Taspen (Persero) 544.848.868 272.424.434 40,00% PT Taspen (Persero)
Ida Bagus Made Putra Jandhana 7.617.432 3.808.716 0,56% Ida Bagus Made Putra Jandhana
100
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 809.655.870 (114.292.502) 695.363.368 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Taspen (Persero) 544.848.868 114.292.502 659.141.370 PT Taspen (Persero)
Ida Bagus Made Putra Jandhana 7.617.432 - 7.617.432 Ida Bagus Made Putra Jandhana
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 695.363.368 72.124.893 767.488.261 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Taspen (Persero) 659.141.370 68.367.855 727.509.225 PT Taspen (Persero)
Ida Bagus Made Putra Jandhana 7.617.432 - 7.617.432 Ida Bagus Made Putra Jandhana
Tambahan modal disetor berasal dari selisih jumlah The additional paid-in capital is derived from the
dana yang diterima oleh Bank untuk pembelian difference in the amount of funds received by the
saham Bank dengan nilai nominal saham. Bank for the purchase of the Bank’s shares with a
nominal value of the shares.
101
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Perubahan tambahan modal disetor pada tanggal Changes in additional paid in capital as of
31 Desember 2019 dan 2018 adalah sebagai December 31, 2019 and 2018, are as follows:
berikut:
Tambahan modal disetor I (2016) 74.000.000 74.000.000 Additional paid in capital I (2016)
Tambahan modal disetor II (2017) 275.643.000 275.643.000 Additional paid in capital II (2017)
Tambahan modal disetor III (2018) 143.438.912 143.438.912 Additional paid in capital III (2018)
Tambahan modal disetor IV (2019) 426.957.460 - Additional paid in capital IV (2019)
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat The Statement of Resolution of the Meeting Number
Nomor 42 Tanggal 19 Desember 2018 disetujui 42 dated December 19, 2018 approved the addition
penambahan modal dasar, ditempatkan dan Modal of authorized, issued and fully paid-up capital of the
Disetor Perseroan yang semula 1.362.122.170 Company from 1,362,122,170 shares with a total
lembar saham dengan nilai nominal seluruhnya nominal value of Rp681,061,085 to become
sebesar Rp681.061.085 menjadi 1.502.614.918 1,502,614,918 shares with total nominal value of
lembar saham dengan nilai nominal seluruhnya Rp751,702,509, and approved the acquisition of
sebesar Rp751.702.509, dan disetujui pengambilan Bank’s new shares amounting to Rp70,246,374 by:
bagian saham baru Bank sebesar Rp70.246.374
oleh:
Jumlah Saham/
Total shares Nominal
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 72.124.893 36.062.447 PTBank Mandiri (Persero) Tbk
PT Taspen (Persero) 68.367.855 34.183.927 PT Taspen (Persero)
Selisih dana setoran modal sebesar Rp426.957.460 The difference of additional capital contribution
dicatat sebagai tambahan modal disetor. amounting to Rp426,957,460 was recorded as
additional paid in capital.
Pada tanggal 11 Januari 2019, Bank telah As of January 11, 2019, the Bank has obtained the
mendapatkan Surat Pemberitahuan Efektif atas Notice of Effective Change of the authorized, issued
Perubahan modal dasar, ditempatkan dan disetor and fully paid capital stock from OJK (Director of
penuh dari OJK (Direktur Pengawasan Lembaga Supervision of Financial Services Institution) on the
Jasa Keuangan) atas Pengalihan dan Penambahan Transfer and Additional Capital Shares from
Modal Saham dari pemegang saham pada tahun shareholders in 2018.
2018.
102
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Penggunaan laba bersih untuk tahun 2018 dan 2017 The appropriations of net income for the years 2018,
adalah sebagai berikut: 2017 and 2016, are as follows:
Penggunaan laba bersih tahun 2018 Appropriation of net income for the year 2018
Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Based on Statement of Annual General Meeting of
Saham Tahunan No. 22 tanggal 15 Maret 2019 yang Shareholders No. 22 dated March 15, 2019 by
dibuat oleh Notaris I Gusti Ngurah Putra Wijaya, Notary I Gusti Ngurah Putra Wijaya, S.H., Notary in
S.H., Notaris di Denpasar, pemegang saham Denpasar, the shareholders agreed to distribute the
menyetujui untuk menyisihkan laba tahun buku 2018 net income of the fiscal year 2018 amounting to
sebesar Rp100.041.448 sebagai dividen kepada Rp100,041,448 as dividend to shareholders,
pemegang saham, Rp5.000.000 sebagai cadangan Rp5,000,000 as general reserve, Rp100,000,000 as
umum, Rp100.000.000 sebagai cadangan khusus specific reserve and the remaining net income to be
dan sisanya dimasukkan sebagai saldo laba. included in the retained earnings.
Penggunaan laba bersih tahun 2017 Appropriation of net income for the year 2017
Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Based on Statement of Annual General Meeting of
Saham Tahunan No. 41 tanggal 19 Maret 2018 yang Shareholders No. 41 dated March 19, 2018 made
dibuat oleh Notaris I Gusti Ngurah Putra Wijaya, by Notary I Gusti Ngurah Putra Wijaya, S.H., Notary
S.H., Notaris di Denpasar, pemegang saham in Denpasar, the shareholders agreed to distribute
menyetujui untuk menyisihkan laba tahun buku 2017 the net income of the fiscal year 2017 amounting to
sebesar Rp16.004.716 sebagai dividen kepada Rp16,004,716 as dividend to shareholders,
pemegang saham, Rp5.000.000 sebagai cadangan Rp5,000,000 as general reserve and the remaining
umum dan sisanya dimasukkan sebagai saldo laba. net income to be included in the retained earnings.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, saldo As of December 31, 2019 and 2018, the balance of
cadangan umum masing-masing sebesar general reserve amounted to Rp45,000,000 and
Rp45.000.000 dan Rp40.000.000. Cadangan umum Rp40,000,000, respectively. This general reserve
ini dibentuk sehubungan dengan Undang-Undang was provided in relation with the Law of the Republic
Republik Indonesia No. 1/1995 yang telah of Indonesia No. 1/1995 which has been replaced
digantikan dengan Undang-Undang No. 40/2007 with Law No. 40/2007 effective on August 16, 2007
efektif tanggal 16 Agustus 2007 mengenai concerning Limited Liability Company, which require
Perseroan Terbatas, yang mengharuskan companies to set up a provision for general reserves
perusahaan-perusahaan untuk membuat of at least 20% of total issued and fully paid capital.
penyisihan cadangan umum sebesar sekurang- There is no timeline in which this amount should be
kurangnya 20% dari jumlah modal yang ditempatkan provided.
dan disetor penuh. Undang-Undang tersebut tidak
mengatur jangka waktu untuk penyisihan tersebut.
Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Based on Statement of Annual General Meeting of
Saham Tahunan No. 22 tanggal 15 Maret 2019 yang Shareholders No. 22 dated March 15, 2019 by
dibuat oleh Notaris I Gusti Ngurah Putra Wijaya, Notary I Gusti Ngurah Putra Wijaya, S.H., Notary in
S.H., Notaris di Denpasar, pemegang saham Denpasar, the shareholders agreed to distribute the
menyetujui untuk menyisihkan laba tahun buku 2018 net income of the fiscal year 2018 amounting to
sebesar Rp100.000.000 sebagai cadangan khusus Rp100,000,000 as specific reserve for business
untuk perluasan usaha. expansion.
103
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
2019 2018
Pendapatan bunga yang diperoleh dari pihak Interest income from related parties for the year
berelasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal ended December 31, 2019 and 2018, amounted to
31 Desember 2019 dan 2018 masing-masing Rp78,242,557 and Rp47,608,282, respectively, or
sebesar Rp78.242.557 dan Rp47.608.282, atau 2.82% and 2.33% of the total interest income,
sebesar 2,82% dan 2,33%, dari seluruh pendapatan respectively (Note 34).
bunga (Catatan 34).
26. BEBAN BUNGA 26. INTEREST EXPENSES
Tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember/Year ended December 31,
2019 2018
Beban bunga yang dibayarkan kepada pihak Interest expense paid to related parties for the year
berelasi pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 ended December 31, 2019 and 2018 amounted to
masing-masing sebesar Rp361.669.945 dan Rp361,669,945 and Rp177,741,761, respectively or
Rp177.741.761 atau masing-masing sebesar 24.34% and 18.02%, respectively of the total
24,34% dan 18,02% dari seluruh beban bunga interest expense (Note 34).
(Catatan 34).
27. PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA 27. OTHER OPERATING INCOME
Tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember/Year ended December 31,
2019 2018
104
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
2019 2018
29. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 29. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES
Tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember/Year ended December 31,
2019 2018
Adapun rincian dari lain-lain adalah sebagai Details of others are as follows:
berikut:
Tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember/Year ended December 31,
2019 2018
105
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
2019 2018
Lain-lain terdiri dari relokasi, uang duka dan beban Others consist of relocation, condolences expenses
tenaga kerja lainnya. and other salaries expenses.
31. PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL - 31. NON-OPERATING INCOME (EXPENSES) - NET
NETO
2019 2018
106
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
32. LABA PER SAHAM DASAR 32. BASIC EARNINGS PER SHARE
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi Basic earnings per share is computed by dividing
laba tahun berjalan dengan rata-rata tertimbang the current year profit by the weighted average
jumlah saham biasa yang beredar pada tahun number of common shares outstanding during the
bersangkutan. year.
Tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember/Year ended December 31,
2019 2018
Akun-akun di bawah ini merupakan akun-akun yang The accounts below are accounts recorded in the off
dicatat di laporan posisi keuangan ekstra-komtabel balance sheet:
(off balance sheet):
31 Desember 2019/ 31 Desember 2018/
December 31, 2019 December 31, 2018
KOMITMEN COMMITMENTS
Liabilitas komitmen Commitment liabilities
Fasilitas kredit nasabah yang belum
ditarik Unused loan facilities
Uncommitted 15.757.851 27.834.066 Uncommitted
KONTINJENSI CONTINGENCIES
Tagihan kontinjensi Contingent receivables
Pendapatan bunga dalam Interest receivable on
penyelesaian 27.835.889 26.951.578 non-performing loan
Kredit hapus buku 33.099.469 24.713.341 Write-off loans
107
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
34. SIFAT DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK 34. NATURE AND TRANSACTIONS WITH RELATED
BERELASI PARTIES
Pihak-pihak berelasi adalah perusahaan dan Related parties are companies and individuals who
perorangan yang mempunyai keterkaitan have direct or indirect ownership or management
kepemilikan atau kepengurusan secara langsung relationship with the Bank.
maupun tidak langsung dengan Bank.
Dalam kegiatan normal usaha, Bank melakukan In normal course of business, the Bank enters into
transaksi dengan pihak berelasi adalah transaksi certain transactions with related parties which are
perbankan seperti pada umumnya. Transaksi dengan also general banking business transactions.
pihak berelasi tersebut dilaksanakan dengan syarat Transactions with related parties were conducted
dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan under terms and conditions similar to those granted
dengan pihak tidak berelasi, kecuali pinjaman yang to third parties, except for loans to the Bank’s
diberikan kepada karyawan Bank. Bank memberikan employee. The Bank gave similar interest rate for
suku bunga yang serupa untuk dana pihak ketiga third party fund to related parties and third parties.
dengan pihak berelasi dan pihak ketiga. Bank juga The Bank also used similar interest rate between
menggunakan suku bunga yang serupa antara pihak related parties and third parties for the loans.
berelasi dan pihak ketiga dalam rangka pemberian
pinjaman yang diberikan.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Pemegang Saham Mayoritas/ Giro pada bank lain, pendapatan bunga
Majority shareholders simpanan dari bank lain, beban bunga/
Current account with other bank,
interest income, deposit from other bank,
interest expense
PT Bank Syariah Mandiri Dimiliki sebagian besar oleh Giro pada bank lain, pendapatan bunga/
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk/ Current account with other bank,
Majority owned by PT Bank interest income
Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia Badan Usaha Milik Negara/ Giro pada bank lain, pendapatan bunga,
(Persero) Tbk State Owned Company surat berharga yang diterbitkan, beban bunga/
Current account with other bank,
interest income, securities issued, interest
expense
PT Bank Negara Indonesia Badan Usaha Milik Negara/ Penempatan pada bank lain, pendapatan
(Persero) Tbk State Owned Company bunga, simpanan dari bank lain, beban
bunga/
Placement from other bank, interest
income, deposit from other bank, interest
income
PT BRI Agroniaga Tbk Badan Usaha Milik Negara/ Penempatan pada bank lain, pendapatan
State Owned Company bunga, simpanan dari bank lain, beban
bunga/
Placement from other bank, interest
income, deposit from other bank, interest
income
DPLK PT Bank Negara Indonesia Badan Usaha Milik Negara/ Simpanan nasabah, beban bunga/
(Persero) Tbk State Owned Company Deposits from customer, interest expense
108
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
34. SIFAT DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK 34. NATURE AND TRANSACTIONS WITH RELATED
BERELASI (lanjutan) PARTIES (continued)
Sifat hubungan pihak berelasi (lanjutan) Nature of relationships with related parties
(continued)
PT Asuransi Jasa Indonesia Badan Usaha Milik Negara/ Simpanan nasabah, beban bunga/
(Persero) State Owned Company Deposits from customer, interest
expenses
PT Asuransi Jasa Raharja Putera Badan Usaha Milik Negara/ Simpanan nasabah, beban bunga/
State Owned Company Deposits from customer, interest
expenses
PT Axa Mandiri Financial Services Dimiliki sebagian besar oleh Simpanan nasabah, beban bunga/
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk/ Deposits from customer, interest
Majority owned by PT Bank expenses
Mandiri (Persero) Tbk
PT Asuransi Bangun Askrida Badan Usaha Milik Negara/ Simpanan nasabah, beban bunga/
State Owned Company Deposits from customer, interest
expenses
PT Taspen Abadi Sentosa Dimiliki sebagian besar oleh Simpanan nasabah, beban bunga/
PT Taspen (Persero)/ Deposits from customer, interest
Majority owned by expenses
PT Taspen (Persero)
PT Taspen Properti Indonesia Dimiliki sebagian besar oleh Simpanan nasabah, beban bunga/
PT Taspen (Persero)/ Deposits from customer, interest
Majority owned by expenses
PT Taspen (Persero)
Dana Pensiun Lembaga Badan Usaha Milik Negara/ Simpanan nasabah, beban bunga/
Keuangan Jiwasraya State Owned Company Deposits from customer, interest
expenses
PT Estika Daya Mandiri Badan Usaha Milik Negara/ Simpanan nasabah, beban bunga/
State Owned Company Deposits from customer, interest
expenses
PT Berdikari (Persero) Badan Usaha Milik Negara/ Simpanan nasabah, beban bunga/
State Owned Company Deposits from customer, interest
expenses
Reksadana PT Bank Negara Badan Usaha Milik Negara/ Simpanan nasabah, beban bunga/
Indonesia (Persero) Tbk State Owned Company Deposits from customer, interest expense
109
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
34. SIFAT DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK 34. NATURE AND TRANSACTIONS WITH RELATED
BERELASI (lanjutan) PARTIES (continued)
Sifat hubungan pihak berelasi (lanjutan) Nature of relationships with related parties
(continued)
PT Dana Pensiun Karyawan Taspen Dimiliki sebagian besar oleh Surat berharga yang diterbitkan,
PT Taspen (Persero)/ beban bunga, simpanan nasabah/
Majority owned by Securities issued, interest expense,
PT Taspen (Persero) deposits from customer
Perum Jaminan Kredit Indonesia Badan Usaha Milik Negara/ Simpanan nasabah, beban bunga/
State Owned Company Deposits from customer, interest
expenses
PT Mandiri Tunas Finance Dimiliki sebagian besar oleh Simpanan nasabah, beban bunga/
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk/ Deposits from customer, interest
Majority owned by PT Bank expenses
Mandiri (Persero) Tbk
PT Mandiri Axa General Insurance Perusahaan Asosiasi/ Simpanan nasabah, beban bunga,
Associated Company biaya dibayar dimuka/
Deposits from customer, interest
expenses, prepaid expenses
PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia Dimiliki sebagian besar oleh Simpanan nasabah, beban bunga,
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk/ biaya dibayar dimuka/
Majority owned by PT Bank Deposits from customer, interest
Mandiri (Persero) Tbk expenses, prepaid expenses
PT Asuransi Kredit Indonesia Badan Usaha Milik Negara/ Simpanan nasabah, beban bunga/
(Persero) State Owned Company Deposits from customer, interest
expenses
PT Pos Indonesia (Persero) Badan Usaha Milik Negara/ Simpanan nasabah, beban bunga/
State Owned Company Deposits from customer,
interest expenses
PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Entitas Anak dari Badan Usaha Simpanan nasabah, beban bunga/
Milik Negara/Subsidiary of Deposits from customer, interest
State Owned Company expenses
PT Indonesia Infrastructure Badan Usaha Milik Negara/ Simpanan nasabah, beban bunga/
Finance State Owned Company Deposits from customer, interest
expenses
PT Bank Tabungan Negara Badan Usaha Milik Negara/ Surat berharga yang diterbitkan,
(Persero) Tbk State Owned Company beban bunga, simpanan dari bank lain,
penempatan pada bank lain, pendapatan
bunga/
Securities issued, interest expenses,
deposits from other bank, placement
from other bank, interest income
PT Reasuransi Indonesia Utama Badan Usaha Milik Negara/ Surat berharga yang diterbitkan,
(Persero) State Owned Company simpanan nasabah, beban bunga/
Securities issued, deposits from customer
interest expenses
110
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
34. SIFAT DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK 34. NATURE AND TRANSACTIONS WITH RELATED
BERELASI (lanjutan) PARTIES (continued)
Sifat hubungan pihak berelasi (lanjutan) Nature of relationships with related parties
(continued)
Sifat hubungan pihak berelasi/
Nature of relationship with
Pihak Berelasi/Related parties related parties Transaksi/Transactions
BPJS Ketenagakerjaan Badan Usaha Milik Negara/ Surat berharga yang diterbitkan,
State Owned Company beban bunga/
Securities issued, interest expenses
PT Mulia Sasmita Bhakti Dikendalikan oleh Dana Pensiun Simpanan nasabah, beban bunga/
Bank Mandiri/Controlled by Deposits from customer, interest
Dana Pensiun Bank Mandiri expenses
Dana Pensiun Bank Mandiri PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Simpanan nasabah, beban bunga,
sebagai pendiri/ PT Bank surat berharga yang diterbitkan,
Mandiri (Persero) Tbk as founder simpanan dari bank lain/
Deposits from customer, interest
expenses, securities issued, deposits
from other bank
PT Asuransi Jiwa Taspen Dimiliki sebagian besar oleh Simpanan nasabah, beban bunga/
PT Taspen (Persero)/ Deposits from customer, interest
Majority owned by expenses
PT Taspen (Persero)
PT Usaha Gedung Mandiri Dikendalikan oleh Dana Pensiun Simpanan nasabah, beban bunga/
Bank Mandiri/Controlled by Deposits from customer, interest
Dana Pensiun Bank Mandiri expenses
PT Mandiri Manajemen Investasi Dimiliki sebagian besar oleh Efek-efek, Simpanan nasabah, beban bunga/
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk/ Marketable securities, Deposits from
Majority owned by PT Bank customer, interest expenses
Mandiri (Persero) Tbk
PT Bumi Daya Plaza Dikendalikan oleh Dana Pensiun Simpanan nasabah, beban bunga/
Bank Mandiri/Controlled by Deposits from customer, interest
Dana Pensiun Bank Mandiri expenses
Mandiri DPLK PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Simpanan nasabah, beban bunga/
sebagai pendiri/ PT Bank Deposits from customer, interest
Mandiri (Persero) Tbk as founder expenses
PT Penjaminan Infrastruktur Badan Usaha Milik Negara/ Simpanan nasabah, beban bunga/
Indonesia (Persero) State Owned Company Deposits from customer, interest
Expenses
111
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
34. SIFAT DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK 34. NATURE AND TRANSACTIONS WITH RELATED
BERELASI (lanjutan) PARTIES (continued)
Sifat hubungan pihak berelasi (lanjutan) Nature of relationships with related parties
(continued)
PT Aero Globe Indonesia Enittas Anak dari Badan Usaha Simpanan nasabah, beban bunga/
Milik Negara/Subsidiary from Deposits from customer, interest
State Owned Company expenses
PT Asabri (Persero) Badan Usaha Milik Negara/ Simpanan nasabah, beban bunga/
State Owned Company Deposits from customer, interest
expenses
Koperasi Kesehatan Pegawai dan Dikendalikan oleh PT Bank Simpanan nasabah, surat berharga yang
Pensiunan Bank Mandiri Mandiri (Persero) Tbk/ diterbitkan, beban bunga/
(Mandiri Healthcare) Controlled by PT Bank Deposits from customer, securities issued,
Mandiri (Persero) Tbk interest expenses
PT Jasa Marga Bali Tol Entitas Anak dari Badan Usaha Simpanan nasabah, beban bunga/
Milik Negara/Subsidiary from Deposits from customer, interest
State Owned Company expenses
PT Pengembangan Pariwisata Badan Usaha Milik Negara/ Simpanan nasabah, beban bunga/
Indonesia ITDC State Owned Company Deposits from customer, interest
expenses
Reksa Dana Mandiri Investa Dikendalikan oleh PT Mandiri Simpanan nasabah, beban bunga,
Pasar Uang Manajemen Investasi/ surat berharga yang diterbitkan/
Controlled by PT Mandiri Deposits from customer, interest
Manajemen Investasi expenses, securities issued
Reksa Dana Mandiri Kapital Dikendalikan oleh PT Mandiri Simpanan nasabah, beban bunga/
Prima Manajemen Investasi/ Deposits from customer, interest
Controlled by PT Mandiri expenses
Manajemen Investasi
PT Mandiri Capital Indonesia Dimiliki sebagian besar oleh Simpanan nasabah, beban bunga/
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk/ Deposits from customer, interest
Majority owned by PT Bank expenses
Mandiri (Persero) Tbk
PT Pengelola Investama Dikendalikan oleh Dana Pensiun Simpanan nasabah, beban bunga/
Mandiri Bank Mandiri/Controlled by Deposits from customer, interest
Dana Pensiun Bank Mandiri expenses
PT Sarana Multi Badan Usaha Milik Negara/ Simpanan nasabah, beban bunga/
Infrastruktur (Persero) State Owned Company Deposits from customer, interest
expenses
PT Sarana Multigriya Badan Usaha Milik Negara/ Simpanan nasabah, beban bunga,
Finansial (Persero) State Owned Company pendapatan bunga, efek-efek, aset lain-lain/
Deposits from customer, interest expenses,
interest income, securities, other assets
PT Semen Tonasa Entitas Anak dari Badan Usaha Simpanan nasabah, beban bunga/
Milik Negara/Subsidiary of Deposits from customer, interest
State Owned Company expenses
112
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
34. SIFAT DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK 34. NATURE AND TRANSACTIONS WITH RELATED
BERELASI (lanjutan) PARTIES (continued)
Sifat hubungan pihak berelasi (lanjutan) Nature of relationships with related parties
(continued)
BPJS Kesehatan Badan Usaha Milik Negara/ Surat berharga yang diterbitkan,
State Owned Company beban bunga/
Securities issued, interest expenses
PT Pertamina Pedeve Indonesia Entitas Anak dari Badan Usaha Simpanan nasabah, beban bunga/
Milik Negara/Subsidiary of Deposits from customer, interest
State Owned Company expenses
PT Hotel Indonesia Natour (Persero) Badan Usaha Milik Negara/ Simpanan nasabah, beban bunga/
State Owned Company Deposits from customer, interest
expenses
Rincian saldo transaksi dengan pihak-pihak berelasi The details of transaction balances with related
pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah parties as of December 31, 2019 and 2018, are as
sebagai berikut: follows:
ASET ASSETS
Current Accounts with Other Banks
Giro pada Bank Lain (Catatan 6) 10.472.219 17.628.351 (Note 6)
Efek-efek (Catatan 8) 1.242.912.081 982.230.963 Securities (Note 8)
Kredit yang Diberikan (Catatan 10) 2.251.407 1.319.961 Loans (Note 10)
Biaya dibayar dimuka (Catatan 11) 3.884.882 4.395.486 Prepaid Expenses (Note 11)
Aset lain-lain (Catatan 14) 16.809.630 14.664.034 Other Assets (Note 14)
Total Aset kepada Pihak Berelasi 1.276.330.219 1.020.238.795 Total Assets to Related Parties
Persentase dari Total Aset 4,74% 4,87% Percentage from Total Assets
LIABILITAS LIABILITIES
Simpanan Nasabah (Catatan 16) 4.238.075.742 2.700.283.408 Deposits from Customers (Note 16)
Simpanan dari bank lain (Catatan 17) 19.769.461 90.000.000 Deposits from other banks (Note 17)
Surat berharga
yang diterbitkan (Catatan 19) 585.000.000 444.250.000 Securities Issued (Note 19)
Liabilitas atas efek-efek yang dijual dengan Securities sold under
janji dibeli kembali (Catatan 20) - 102.234.041 repurchase agreements (Note 20)
Total Liabilitas kepada Pihak Berelasi 4.842.845.203 3.336.767.449 Total Liabilities to Related Parties
Persentase dari Total Liabilitas 19,95% 17,92% Percentage from Total Liabilities
113
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
34. SIFAT DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK 34. NATURE AND TRANSACTIONS WITH RELATED
BERELASI (lanjutan) PARTIES (continued)
Sifat hubungan pihak berelasi (lanjutan) Nature of relationships with related parties
(continued)
Tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember/Year ended December 31,
2019 2018
Jumlah remunerasi yang telah diterima oleh Dewan The total remuneration received by the Board of
komisaris dan Direksi adalah sebagai berikut: Commissioners and the Directors are as follows:
2019 2018
Bank telah menyajikan segmen operasi The Bank reports operating segments in a manner
berdasarkan informasi yang disiapkan secara consistent with the internal reporting provided for
internal untuk pengambilan keputusan operasional. operational decision making.
114
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 (dalam jutaan rupiah)/
Year ended December 31, 2019 (in millions of Rupiah)
Pendapatan bunga 1.220.402 505.053 608.335 236.002 148.496 61.186 2.779.474 Interest income
Pendapatan operasional Other operating
lainnya 84.317 58.182 66.537 33.944 19.439 10.299 272.718 income
Total pendapatan 1.304.719 563.235 674.872 269.946 167.935 71.485 3.052.192 Total income
Beban bunga (1.291.823) (48.594) (126.275) (9.445) (7.913) (2.004) (1.486.054) Interest expense
Pembentukan cadangan Provision for
kerugian penurunan impairment
nilai (14.067) (44.679) (17.734) (6.532) (4.291) (1.483) (88.786) losses
Beban operasional Other operating
lainnya (646.356) (75.228) (74.628) (32.915) (21.384) (11.495) (862.006) expense
Total beban (1.952.246) (168.501) (218.637) (48.892) (33.588) (14.982) (2.436.846) Total expense
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 (dalam jutaan rupiah)/
Year ended December 31, 2018 (in millions of Rupiah)
Pendapatan bunga 729.824 671.059 425.950 120.016 80.701 17.652 2.045.202 Interest income
Pendapatan operasional Other operating
lainnya 90.501 44.706 47.465 20.173 13.504 6.630 222.979 income
Total pendapatan 820.325 715.765 473.415 140.189 94.205 24.282 2.268.181 Total income
Beban bunga (603.751) (318.240) (54.034) (6.276) (3.236) (642) (986.179) Interest expense
Pembentukan cadangan Provision for
kerugian penurunan impairment
nilai (21.915) (43.372) (12.041) (4.975) (2.410) (897) (85.610) losses
Beban operasional Other operating
lainnya (139.128) (374.628) (55.630) (21.387) (144.423) (7.573) (742.769) expense
Total beban (764.794) (736.240) (121.705) (32.638) (150.069) (9.112) (1.814.558) Total expense
115
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
31 Desember 2019 (dalam jutaan rupiah)/December 31, 2019 (in millions of Rupiah)
Statement of
Laporan Posisi Keuangan financial position
Kredit yang diberikan - bruto 7.846.488 3.663.957 4.890.189 2.105.440 1.225.657 584.580 20.316.311 Loans - gross
Total aset 14.241.018 3.753.567 4.967.045 2.064.573 1.252.878 671.877 26.950.958 Total Assets
Simpanan nasabah 15.480.643 1.260.941 2.234.793 519.707 201.761 166.456 19.864.301 Deposits from Customers
Total liabilitas 19.813.466 1.324.255 2.246.890 521.028 203.604 167.142 24.276.385 Total Liability
31 Desember 2018 (dalam jutaan rupiah)/December 31, 2018 (in millions of Rupiah)
Statement of
Laporan Posisi Keuangan financial position
Kredit yang diberikan - bruto 6.152.678 3.606.053 3.556.789 1.191.284 757.276 261.888 15.525.968 Loans - gross
Total aset 9.089.848 5.733.810 3.851.589 1.223.885 775.768 269.033 20.943.933 Total Assets
Simpanan nasabah 12.042.033 1.110.515 1.457.790 356.943 215.173 77.320 15.259.774 Deposits from Customers
Total liabilitas 12.032.091 1.185.244 3.495.784 1.013.634 635.766 260.924 18.623.443 Total Liability
Risiko kredit merupakan risiko yang terjadi akibat Credit risk is the risk which is caused by the failure
kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam of the debtor and/or other parties to meet obligations
memenuhi kewajibannya kepada Bank. Untuk to the Bank. To manage the risks, the Bank
mengelola risikonya, Bank mengukur risiko kredit measures the credit risk from existing portfolio both
dari portofolio yang ada baik secara kuantitatif quantitatively and qualitatively. This is to minimize
maupun kualitatif. Hal ini untuk memastikan possibility of losses from loans default, both for
kemungkinan kerugian dari tidak dibayarnya kredit individual and overall debtors.
yang diberikan menjadi seminimal mungkin, baik
untuk debitur individual maupun secara
keseluruhan.
Dalam melakukan pengelolaan risiko kredit, Bank In conducting credit risk management, the Bank
berfokus pada beberapa unsur utama yang meliputi focuses on several key elements that include risk-
sumber daya risiko yang sadar risiko, kebijakan dan conscious risk resources, prudent banking policies
prosedur perkreditan yang mengutamakan prinsip and procedures, a transparent and tiered credit
kehati-hatian, proses persetujuan kredit yang approval process by the Credit Committee, clear
transparan dan berjenjang oleh Komite Kredit, criteria and risk measurement tools, equitable
kriteria dan alat ukur risiko yang jelas, penyebaran distribution of risks, complete administration and
risiko yang merata, administrasi dan dokumentasi documentation as well as continuous credit
yang lengkap serta pengawasan kredit secara monitoring to maintain the loans.
berkesinambungan untuk menjaga kualitas kredit
yang diberikan.
116
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Bank melakukan pengawasan berkesinambungan The Bank conducts ongoing monitoring to identify
untuk mengidentifikasi secara dini potensi risiko early potential credit risks that may arise in order to
kredit yang mungkin timbul sehingga dapat carry out efficient and effective rescue and
dilakukan langkah-langkah penyelamatan maupun resolution measures.
penyelesaian yang efisien dan efektif.
Berikut ini adalah rasio kredit bermasalah/non- The following are the Bank’s non-performing loan
performing loan (“NPL”) pada tanggal 31 Desember ("NPL") ratio as of December 31, 2019 and 2018:
2019 dan 2018:
Sistem pengelolaan manajemen risiko kredit Bank The Bank's credit risk management system has
telah dibakukan dalam suatu pedoman dan dikaji been standardized in a guideline and reviewed
secara periodik. periodically.
a.(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa a.(i) Maximum exposure to credit risk without
memperhitungkan agunan dan taking into account collateral and other
pendukung kredit lainnya credit supports
Eksposur risiko kredit terhadap aset pada Credit risk exposure on assets in the
laporan posisi keuangan pada tanggal statement of financial position as of
31 Desember 2019 dan 2018 adalah sebagai December 31, 2019, and 2018 are as follows:
berikut:
Giro pada Bank Indonesia 797.664.336 611.822.864 Current accounts with Bank Indonesia
Giro pada bank lain 10.472.219 17.628.351 Current accounts with other banks
Penempatan pada Bank Indonesia Placement with Bank Indonesia
dan bank lain 2.399.736.315 2.924.003.639 and other banks
Efek-efek Securities
Tersedia untuk dijual 410.267.104 141.860.600 Available for sale
Dimiliki hingga jatuh tempo 832.644.977 840.370.363 Held to maturity
Efek-efek yang dibeli Securities purchased
dengan janji dijual kembali 1.591.515.138 383.997.451 under agreement to resell
Kredit yang diberikan - neto 20.107.631.167 15.393.841.469 Loans - net
Aset lain-lain*) 210.601.500 145.208.225 Other assets*)
*) Aset lain-lain terdiri dari pendapatan bunga yang *) Other assets consist of accrued interest receivable,
masih akan diterima, tagihan kepada pihak ketiga dan receivable to third parties and others.
lain-lain.
117
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
a.(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa a.(i) Maximum exposure to credit risk without
memperhitungkan agunan dan taking into account collateral and other
pendukung kredit lainnya (lanjutan) credit supports (continued)
Manajemen yakin akan kemampuan Bank Management believes that the Bank has
untuk mengendalikan dan memelihara ability to control and maintain credit risk
eksposur risiko kredit yang berasal dari kredit exposures derived from loans granted based
yang diberikan berdasarkan hal-hal sebagai on the following:
berikut:
- Bank telah memiliki pedoman tertulis - The Bank has written guidelines on credit
mengenai kebijakan dan proses kredit policies and processes covering all
yang mencakup seluruh aspek pemberian aspects of credit disbursement. Each
kredit yang dilakukan. Setiap pemberian credit granted must always refer to the
kredit harus senantiasa mengacu pada policy.
kebijakan tersebut.
a.(ii) Analisa eksposur maksimum terhadap a.(ii) Analysis of maximum exposure to credit
risiko kredit setelah memperhitungkan risk after taking into account collateral and
agunan dan pendukung kredit lainnya other credit supports
Nilai tercatat dari aset keuangan Bank selain The carrying amount of the Bank's financial
kredit yang diberikan dan efek-efek yang assets other than loans and securities
dibeli dengan janji dijual kembali purchased under agreements to resell
menggambarkan eksposur maksimum atas represents the maximum exposure to credit
risiko kredit. risk.
Untuk kredit yang diberikan, Bank For loans, the Bank uses collateral to
menggunakan agunan untuk meminimalkan minimize credit risk. The Bank determines the
risiko kredit. Bank menetapkan jenis dan nilai types and values of collateral pledged under
agunan yang dijaminkan sesuai skema kredit the credit scheme, among others, physical
antara lain physical collateral (tanah, collateral (land, building and BPKB of motor
bangunan dan BPKB kendaraan bermotor) vehicles) and financial collateral (savings,
dan financial collateral (tabungan, giro, demand deposits, time deposits, gold and
deposito berjangka, emas dan surat securities).
berharga).
Apabila terjadi default (gagal bayar), Bank In the event of default, the Bank will use the
akan menggunakan agunan tersebut sebagai collateral as the last resort in recovering the
pilihan terakhir untuk pemenuhan kewajiban obligation of the counterparty.
counterparty.
118
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
a.(ii) Analisa eksposur maksimum terhadap a.(ii) Analysis of maximum exposure to credit
risiko kredit setelah memperhitungkan risk after taking into account collateral and
agunan dan pendukung kredit lainnya other credit supports (continued)
(lanjutan)
Tabel dibawah ini menunjukkan net The table below shows the net maximum
maximum exposure atas risiko kredit untuk exposure of credit risk on securities
tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan purchased under agreements to resell on
janji dijual kembali pada tanggal December 31, 2019 and 2018.
31 Desember 2019 dan 2018.
31 Desember 2019/December 31, 2019
Eksposur
maksimum/
Keterangan Maximum Agunan/ Eksposur neto/
Descriptions/ Exposure Collateral Net exposure
Eksposur
maksimum/
Keterangan Maximum Agunan/ Eksposur neto/
Descriptions/ Exposure Collateral Net exposure
Analisis paparan maksimum eksposur untuk The analysis of maximum exposure for credit
risiko kredit berdasarkan lokasi geografis risk based on geographic location without taking
tanpa memperhitungkan adanya agunan yang into account any collateral held or other credit
dikuasai atau credit enhancement lainnya enhancement as of December 31, 2019 and
pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 2018 is as follows:
adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019 (dalam jutaan rupiah)/December 31, 2019 (in millions of Rupiah)
119
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Analisis paparan maksimum eksposur untuk The analysis of maximum exposure for credit
risiko kredit berdasarkan lokasi geografis tanpa risk based on geographic location without taking
memperhitungkan adanya agunan yang into account any collateral held or other credit
dikuasai atau credit enhancement lainnya pada enhancement as of December 31, 2019 and
tanggal dan 31 Desember 2019 dan 2018 2018 is as follows: (continued)
adalah sebagai berikut: (lanjutan)
31 Desember 2019 (dalam jutaan rupiah)/December 31, 2019 (in millions of Rupiah)
Bali& Nusa Maluku&
Jawa Tenggara Sumatra Sulawesi Kalimantan Papua Total
Tagihan atas efek-efek Securities Purchased
yang dibeli dengan Under Agreements
janji dijual kembali 1.591.515 - - - - - 1.591.515 to Resell
Kredit yang diberikan 7.846.488 3.663.957 4.890.189 2.105.440 1.225.657 584.580 20.316.311 Loans
Aset lain-lain*) 88.073 65.928 31.791 13.279 7.886 3.645 210.602 Other Assets*)
31 Desember 2018 (dalam jutaan rupiah)/December 31, 2018 (in millions of Rupiah)
*) Aset lain-lain terdiri dari pendapatan bunga yang *) Other assets consist of accrued interest receivable,
masih akan diterima, tagihan kepada pihak ketiga dan receivable to third parties and others.
lain-lain.
120
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
c. Konsentrasi risiko aset keuangan dengan c. Concentration of risk of financial assets with
eksposur risiko kredit Sektor Industri exposure to credit risk industrial sector
Tabel berikut ini menggambarkan rincian The following table illustrates the details of the
eksposur kredit Bank pada nilai bruto (tanpa Bank's credit exposure to gross value
memperhitungkan Cadangan Kerugian (excluding Allowance for Impairment Losses,
Penurunan Nilai, agunan atau pendukung kredit collateral or other credit enhancements),
lainnya), yang dikategorikan berdasarkan categorized by industrial sector as of
sektor industri pada tanggal December 31, 2019 and 2018.
31 Desember 2019 dan 2018.
31 Desember 2019/December 31, 2019
Pemerintah Lembaga
(termasuk Bank Keuangan
Indonesia)/ Bank/
Government Financial Jasa Dunia
(including Bank Institution Industri/ Pertanian/ Usaha/ Lain-lain*)/
Indonesia) Bank Industry Agriculture Business Others*) Total
*) Lain-lain merupakan sektor ekonomi selain industri pengolahan, *) Others are economic sectors other than manufacturing, agriculture,
pertanian, perburuan, dan sarana pertanian, dan jasa dunia usaha hunting, and agriculture improvement, and business services in
sesuai dengan Catatan 10b. accordance with Note 10b.
**) Aset lain-lain terdiri dari pendapatan bunga yang masih akan diterima, **) Other assets consist of accrued interest receivable, receivable to third
tagihan kepada pihak ketiga dan lain-lain. parties and others.
Pemerintah Lembaga
(termasuk Bank Keuangan
Indonesia)/ Bank/
Government Financial Jasa Dunia
(including Bank Institution Industri/ Pertanian/ Usaha/ Lain-lain*)/
Indonesia) Bank Industry Agriculture Business Others*) Total
*) Lain-lain merupakan sektor ekonomi selain industri pengolahan, *) Others are economic sectors other than manufacturing, agriculture,
pertanian, perburuan, dan sarana pertanian, dan jasa dunia usaha hunting, and agriculture improvement, and business services in
sesuai dengan Catatan 10b. accordance with Note 10b.
**) Aset lain-lain terdiri dari pendapatan bunga yang masih akan diterima, **) Other assets consist of accrued interest receivable, receivable to third
tagihan kepada pihak ketiga dan lain-lain. parties and others.
121
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
d. Kualitas kredit dari aset keuangan d. Credit quality from financial assets
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 As of December 31, 2019 and 2018 the
eksposur risiko kredit atas aset keuangan exposures to credit risk on financial assets are
terbagi atas: divided into:
31 Desember 2019/December 31, 2019
Belum
jatuh tempo Telah jatuh
atau tidak tempo tetapi Cadangan
mengalami tidak mengalami kerugian
penurunan nilai/ penurunan nilai/ Mengalami penurunan nilai/
Neither past due Past due penurunan nilai/ Allowance for
nor impaired but not impaired Impaired**) Total impairment losses Neto/Net
Belum
jatuh tempo Telah jatuh
atau tidak tempo tetapi Cadangan
mengalami tidak mengalami kerugian
penurunan nilai/ penurunan nilai/ Mengalami penurunan nilai/
Neither past due Past due penurunan nilai/ Allowance for
nor impaired but not impaired Impaired**) Total impairment losses Neto/Net
*) Aset lain-lain terdiri dari pendapatan bunga yang masih akan diterima, *) Other assets consist of accrued interest receivable, receivable to third parties
tagihan kepada pihak ketiga, dan lain-lain. and others.
**) Termasuk dalam kategori “mengalami penurunan nilai” adalah kredit **) Included in the "Impaired" category are loans that are substandard, doubtful
dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet sesuai and loss in accordance with OJK regulations and restructured loans above
dengan Peraturan OJK dan kredit yang direstrukturisasi diatas Rp1,000,000 (non-performing loans).
Rp1.000.000 (kredit bermasalah).
122
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
d. Kualitas kredit dari aset keuangan (lanjutan) d. Credit quality from financial assets
(continued)
Analisa umur aset keuangan yang telah jatuh The aging analysis of financial assets that are
tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai past due but not impaired as of December 31,
pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 2019 and 2018, are as follows:
adalah sebagai berikut:
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, As of December 31, 2019 and 2018 loans
rincian kredit yang diberikan yang mengalami impaired and their Allowance for Impairment
penurunan nilai beserta Cadangan Kerugian Losses by asset class is as follows:
Penurunan Nilainya berdasarkan kelas aset
sebagai berikut:
Pensiunan/
Retail Mikro/Micro Pensioners Total
Total nilai tercatat 46.932.702 10.523.468 988 57.457.158 Total carrying value
123
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
d. Kualitas kredit dari aset keuangan (lanjutan) d. Credit quality from financial assets
(continued)
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, As of December 31, 2019 and 2018 loans
rincian kredit yang diberikan yang mengalami impaired and their Allowance for Impairment
penurunan nilai beserta Cadangan Kerugian Losses by asset class is as follows:
Penurunan Nilainya berdasarkan kelas aset (continued)
sebagai berikut: (lanjutan)
Pensiunan/
Retail Mikro/Micro Pensioners Total
Total nilai tercatat 36.734.898 12.755.651 11.394.971 60.885.520 Total carrying value
Risiko likuiditas merupakan risiko akibat Liquidity risk is a risk due to the inability of the Bank
ketidakmampuan Bank untuk memenuhi liabilitas to meet the maturing obligations from cash flow
yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas funding and/or of high quality liquid assets that can
dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang be pledged, without disrupting the activities and
dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan financial condition.
kondisi keuangan Bank.
124
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Pengelolaan risiko likuiditas antara lain dilakukan Liquidity risk management, among others, is done
melalui upaya peningkatan pelayanan kepada through efforts to improve services to depositors in
nasabah penyimpan dalam rangka menjaga order to maintain stability and continuity of deposits,
stabilitas dan kontinuitas jumlah simpanan, fund placement policies on safe and liquid
kebijakan penempatan dana pada instrumen yang instruments, contingency funding plan policy, and
aman dan likuid, kebijakan contingency funding monitoring of daily liquidity position and evaluation
plan, dan pemantauan posisi likuiditas secara harian of liquidity position through Asset Liability
serta evaluasi posisi likuiditas melalui rapat Asset Committee ("ALCO") meetings on a regular basis.
Liability Committee (“ALCO”) secara rutin.
31 Desember/December 31, 2019 (dalam jutaan rupiah)/(in millions of Rupiah)
Tidak
Mempunyai Sampai
Kontrak Jatuh Dengan > 1 Bulan - > 3 Bulan - > 6 Bulan - > 1 Tahun Lebih dari
Tempo/ 1 Bulan/ 3 Bulan/ 6 Bulan/ 12 Bulan/ 3 Tahun/ 3 Tahun/
No maturity up to > 1 month - > 3 months - > 6 months - > 1 year - More than
Akun Total contract 1 month 3 months 6 months 12 months 3 years 3 years Account
ASET ASSETS
Kas 80.011 80.011 - - - - - - Cash
Giro pada Bank Current account with
Indonesia 797.664 797.664 - - - - - - Bank Indonesia
Current account with
Giro pada Bank Lain 10.472 10.472 - - - - - - other banks
Placements with
Penempatan pada Bank Bank Indonesia
Indonesia dan Bank Lain 2.399.736 2.399.736 - - - - - - and other banks
Efek-efek 1.242.912 - - - - 52.479 849.476 340.957 Securities
Tagihan atas efek-efek Securities purchased
yang dibeli dengan under agreements
janji dijual kembali 1.591.515 - 1.591.515 - - - - - to resell
Kredit yang Diberikan 20.316.311 - 79.228 25.172 77.152 91.599 391.067 19.652.093 Loans
Aset Lain-lain*) 210.602 620 195.566 14.416 - - - - Other assets*)
LIABILITAS LIABILITIES
Obligations
Liabilitas Segera 373.434 - 373.434 - - - - - due immediately
Deposits
Simpanan dari Nasabah 19.864.301 3.604.387 7.825.149 4.543.467 2.564.436 1.326.674 188 - from customers
Deposits from
Simpanan dari Bank Lain 726.710 19.952 - 706.758 - - - - other banks
Surat berharga
yang diterbitkan 2.991.379 - - - - - 2.194.435 796.944 Securities issued
Liabilitas Lain-lain**) 200.805 11.331 17.678 61.597 13.776 96.423 - - Other liabilities**)
Perbedaan Jatuh Tempo 2.492.594 (347.167 ) (6.349.952) (5.272.234) (2.501.060) (1.279.019) (954.080 ) 19.196.106 Maturity Gap
*) Aset lain-lain terdiri dari pendapatan bunga yang masih akan diterima, tagihan kepada *) Other assets consist of accrued interest receivable, receivable to third parties and others.
pihak ketiga dan lain-lain.
**) Liabilitas lain-lain terdiri dari bunga yang masih harus dibayar, cadangan bonus dan **) Other liabilities consist of accrued interest payable, accrued bonus and THR, payable of
THR, utang jasa pihak ketiga, titipan jasa notaris, titipan dana retensi atas renovasi third party services, notary services, retention fees for branch renovation, premium
cabang, utang premi asuransi dan lain-lain. insurance payable and others.
125
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
ASET ASSETS
Kas 67.830 67.830 - - - - - - Cash
Giro pada Bank Current account with
Indonesia 611.823 611.823 - - - - - - Bank Indonesia
Current account with
Giro pada Bank Lain 17.628 17.628 - - - - - - other banks
Placements with
Penempatan pada Bank Bank Indonesia
Indonesia dan Bank Lain 2.924.004 431 2.923.573 - - - - - and other banks
Efek-efek 982.231 - - - - - 333.700 648.531 Securities
Tagihan atas efek-efek Securities purchased
yang dibeli dengan under agreements
janji dijual kembali 383.997 - 383.997 - - - - - to resell
Kredit yang Diberikan 15.525.968 - 53.175 49.106 101.856 101.301 409.802 14.810.728 Loans
Aset Lain-lain*) 145.208 729 138.823 5.656 - - - - Other assets*)
LIABILITAS LIABILITIES
Obligations
Liabilitas Segera 207.540 - 207.540 - - - - - due immediately
Deposits
Simpanan dari Nasabah 15.259.774 2.790.052 5.826.442 3.573.573 1.422.600 1.646.993 114 - from customers
Deposits from
Simpanan dari Bank Lain 393.569 204.510 133.500 49.559 6.000 - - - other banks
Surat berharga
yang diterbitkan 1.995.379 - - - - - 1.496.534 498.845 Securities issued
Liabilitas atas efek-efek yang
dijual dengan janji Securities sold under
dibeli kembali 491.330 - 491.330 - - - - - repurchase agreements
Liabilitas Lain-lain**) 161.809 14.881 50.382 17.763 6.535 72.225 23 - Other liabilities**)
Perbedaan Jatuh Tempo 2.149.288 (2.311.002) (3.209.626) (3.586.133) (1.333.279) (1.617.917) (753.169 ) 14.960.414 Maturity Gap
*) Aset lain-lain terdiri dari pendapatan bunga yang masih akan diterima, tagihan kepada *) Other assets consist of accrued interest receivable, receivable to third parties and others.
pihak ketiga dan lain-lain.
**) Liabilitas lain-lain terdiri dari bunga yang masih harus dibayar, cadangan bonus dan **) Other liabilities consist of accrued interest payable, accrued bonus and THR, payable of
THR, utang jasa pihak ketiga, titipan jasa notaris, titipan dana retensi atas renovasi third party services, notary services, retention fees for branch renovation, premium
cabang, utang premi asuransi dan lain-lain. insurance payable and others.
Tabel jatuh tempo berikut ini menyajikan informasi The following maturity table provides information on
mengenai perkiraan jatuh tempo dari liabilitas the estimated maturity of the contractual financial
keuangan sesuai kontrak berdasarkan arus kas liabilities based on undiscounted cash flows as of
undiscounted pada tanggal 31 Desember 2019 dan December 31, 2019 and 2018 as follows (presented
2018 adalah sebagai berikut (disajikan dalam in millions):
jutaan):
31 Desember 2019/December 31, 2019
Tidak
Mempunyai Sampai
Kontrak Jatuh Dengan > 1 Bulan - > 3 Bulan - > 6 Bulan - > 1 Tahun Lebih dari
Tempo/ 1 Bulan/ 3 Bulan/ 6 Bulan/ 12 Bulan/ 3 Tahun/ 3 Tahun/
No maturity up to > 1 month - > 3 months - > 6 months - > 1 year - more than
Akun Total contract 1 month 3 months 6 months 12 months 3 years 3 years Account
Liabilitas Liabilities
Obligations Due
Liabilitas Segera 373.434 - 373.434 - - - - - Immediately
Deposits from
Simpanan dari Nasabah 19.846.709 3.596.849 7.874.578 4.457.995 2.581.468 1.335.630 189 - Customers
Deposits from
Simpanan dari Bank Lain 726.739 19.981 - 706.758 - - - - Other Banks
Surat berharga
yang diterbitkan 3.461.656 - 21.627 41.858 63.485 1.567.095 1.421.876 345.715 Securities Issued
Liabilitas Lain-lain**) 200.805 11.331 17.678 61.597 13.776 96.423 - - Other Liabilities**)
Total 24.609.343 3.628.161 8.287.317 5.268.208 2.658.729 2.999.148 1.422.065 345.715 Total
126
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Tidak
Mempunyai Sampai
Kontrak Jatuh Dengan > 1 Bulan - > 3 Bulan - > 6 Bulan - > 1 Tahun Lebih dari
Tempo/ 1 Bulan/ 3 Bulan/ 6 Bulan/ 12 Bulan/ 3 Tahun/ 3 Tahun/
No maturity up to > 1 month - > 3 months - > 6 months - > 1 year - more than
Akun Total contract 1 month 3 months 6 months 12 months 3 years 3 years Account
Liabilitas Liabilities
Obligations Due
Liabilitas Segera 207.540 - 207.540 - - - - - Immediately
Deposits from
Simpanan dari Nasabah 15.348.320 2.796.553 6.051.713 3.455.887 1.392.645 1.651.407 115 - Customers
Deposits from
Simpanan dari Bank Lain 399.127 14.532 328.355 50.000 6.240 - - - Other Banks
Surat berharga
yang diterbitkan 2.383.171 - 14.271 29.493 42.337 87.528 1.682.441 527.101 Securities Issued
Securities sold
Liabilitas atas efek-efek yang dijual under repurchase
dengan janji dibeli kembali 491.781 - 491.781 - - - - - agreements
Liabilitas Lain-lain**) 161.809 14.881 50.382 17.763 6.535 72.225 23 - Other Liabilities**)
Total 18.991.748 2.825.966 7.144.042 3.553.143 1.447.757 1.811.160 1.682.579 527.101 Total
**) Liabilitas lain-lain terdiri dari bunga yang masih harus dibayar, cadangan bonus dan **) Other liabilities consist of accrued interest payable, accrued bonus and THR, payable of
THR, utang jasa pihak ketiga, titipan jasa notaris, titipan dana retensi atas renovasi third party services, notary services, retention fees for branch renovation, premium
cabang, utang premi asuransi dan lain-lain. insurance payable and others.
Bank telah memiliki model pengukuran risiko The Bank has a liquidity risk measurement model to
likuiditas untuk mengukur risiko likuiditas dari measure liquidity risk from the Bank's portfolio of
portofolio aset dan liabilitas Bank, dan memberikan assets and liabilities, and provides additional
jaminan keamanan tambahan berdasarkan skenario security assurance based on best case scenarios,
terbaik (best case), terburuk (worst case) dan paling worst case and most probable case.
mungkin terjadi (most probable case).
Bank melakukan pengukuran risiko tingkat suku The Bank assesses interest rate risk using a
bunga dengan menggunakan metodologi yang methodology that identifies interest rate risk from
dapat mengidentifikasi risiko tingkat suku bunga dari asset and liability portfolios that are sensitive to
portofolio aset dan liabilitas yang sensitif terhadap changes in interest rates and determines the
perubahan suku bunga serta menentukan besaran amount of risk to the Bank.
risiko terhadap Bank.
Untuk mengendalikan risiko tingkat suku bunga To control the interest rate risk, the Bank sets the
tersebut, Bank menjadikan tingkat suku bunga guarantee interest rate of the Deposit Insurance
penjaminan dari Lembaga Penjaminan Simpanan Corporation as one of the reference in determining
sebagai salah satu acuan dalam menetapkan the interest rate of third party funds and the loan
tingkat suku bunga dana pihak ketiga dan tingkat interest rate. In addition, the collection of the Bank’s
suku bunga kredit. Selain itu, penghimpunan dana funds is always associated with the ability of
Bank selalu dikaitkan dengan kemampuan distribution, as well as attempted non-negative
penyalurannya, serta diupayakan tidak terjadi interest gap so that the net interest margin obtained
negative interest gap sehingga net interest margin by the Bank is always in a positive condition and
yang diperoleh Bank selalu dalam kondisi positif dan interest rate risk can be minimized.
risiko tingkat suku bunga dapat ditekan seminimal
mungkin.
127
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
38. RISIKO TINGKAT SUKU BUNGA (lanjutan) 38. INTEREST RATE RISK (continued)
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan aset dan The table below summarizes the Bank's financial
liabilitas keuangan Bank pada nilai tercatat, yang assets and liabilities at their carrying values,
dikategorikan berdasarkan jangka waktu kontrak categorized under contract terms as of
pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 December 31, 2019 and 2018, respectively
(disajikan dalam jutaan): (presented in millions):
Tidak Sampai
Dikenakan Dengan > 1 Bulan - > 3 Bulan - 1 Tahun - 2 Tahun - 3 Tahun - 4 Tahun - Lebih dari
Bunga/ 1 Bulan/ 3 bulan/ 1 Tahun/ 2 Tahun/ 3 Tahun/ 4 Tahun/ 5 Tahun/ 5 Tahun/
Non-interest up to > 1 month - > 3 months - 1 year - 2 years - 3 years - 4 years - more than
Akun Total bearing 1 month 3 months 1 year 2 years 3 years 4 years 5 years 5 years Accounts
Aset Assets
Giro pada Bank Current account with
Indonesia 797.664 - 797.664 - - - - - - - Bank Indonesia
Current account with
Giro pada Bank Lain 10.472 - 10.472 - - - - - - - other banks
Penempatan pada Placement with
Bank Indonesia Bank Indonesia
dan Bank Lain 2.399.736 - 2.399.736 - - - - - - - and other banks
Efek-efek 1.242.912 - - - - 52.479 51.876 498.533 497.855 142.169 Securities
Tagihan atas efek-efek Securities purchased
yang dibeli dengan under agreements
janji dijual kembali 1.591.515 - 1.591.515 - - - - - - - to resell
Kredit yang
Diberikan 20.316.311 - - - 211.753 34.698 72.192 110.973 438.283 19.448.412 Loans
Aset lain-lain*) 210.602 210.602 - - - - - - - - Other assets*)
Liabilitas Liabilities
Obligations
Liabilitas Segera 373.434 373.434 - - - - - - - - due immediately
Deposits
Simpanan Nasabah 19.864.301 17.191 8.780.574 4.406.735 6.659.592 209 - - - - from customers
Simpanan dari Deposits
Bank lain 726.710 - 19.952 - 706.758 - - - - from other banks
Surat berharga
yang Diterbitkan 2.991.379 - - - - - 2.193.678 - 797.701 - Securities issued
Liabilitas lain-lain**) 200.805 200.805 - - - - - - - - Other liabilities**)
24.156.629 591.430 8.800.526 4.406.735 7.366.350 209 2.193.678 - 797.701 -
Total Gap suku Total Interest
Bunga 2.412.583 (380.828) (4.001.139) (4.406.735) (7.154.597) 86.968 (2.069.610) 609.506 138.437 19.590.581 Rate
*) Aset lain-lain terdiri dari pendapatan bunga yang masih akan diterima, tagihan kepada *) Other assets consist of accrued interest receivable, receivable to third parties and others.
pihak ketiga dan lain-lain.
**) Liabilitas lain-lain terdiri dari bunga yang masih harus dibayar, cadangan bonus dan **) Other liabilities consist of accrued interest payable, accrued bonus and THR, payable of
THR, utang jasa pihak ketiga, titipan jasa notaris, titipan dana retensi atas renovasi third party services, notary services, retention fees for branch renovation, premium
cabang, utang premi asuransi dan lain-lain. insurance payable and others.
128
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
38. RISIKO TINGKAT SUKU BUNGA (lanjutan) 38. INTEREST RATE RISK (continued)
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan aset dan The table below summarizes the Bank's financial
liabilitas keuangan Bank pada nilai tercatat, yang assets and liabilities at their carrying values,
dikategorikan berdasarkan jangka waktu kontrak categorized under contract terms as of December
pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 31, 2019 and 2018, respectively (presented in
(disajikan dalam jutaan): (lanjutan) millions): (continued)
Tidak Sampai
Dikenakan Dengan > 1 Bulan - > 3 Bulan - 1 Tahun - 2 Tahun - 3 Tahun - 4 Tahun - Lebih dari
Bunga/ 1 Bulan/ 3 bulan/ 1 Tahun/ 2 Tahun/ 3 Tahun/ 4 Tahun/ 5 Tahun/ 5 Tahun/
Non-interest up to > 1 month - > 3 months - 1 year - 2 years - 3 years - 4 years - more than
Akun Total bearing 1 month 3 months 1 year 2 years 3 years 4 years 5 years 5 years Accounts
Aset Assets
Giro pada Bank Current account with
Indonesia 611.823 - 611.823 - - - - - - - Bank Indonesia
Current account with
Giro pada Bank Lain 17.628 - 17.628 - - - - - - - other banks
Penempatan pada Placement with
Bank Indonesia Bank Indonesia
dan Bank Lain 2.924.004 - 2.924.004 - - - - - - - and other banks
Efek-efek 982.231 - - - - - 50.665 527.297 259.383 144.886 Securities
Tagihan atas efek-efek Securities purchased
yang dibeli dengan under agreements
janji dijual kembali 383.997 - 383.997 - - - - - - - to resell
Kredit yang
Diberikan 15.525.968 - - - 248.785 42.943 12.403 91.449 136.612 14.993.776 Loans
Aset lain-lain*) 145.208 145.208 - - - - - - - - Other assets*)
Liabilitas Liabilities
Obligations
Liabilitas Segera 207.540 207.540 - - - - - - - - due immediately
Deposits
Simpanan Nasabah 15.259.774 7.147 8.595.591 3.573.573 3.083.349 114 - - - - from customers
Simpanan dari Deposits
Bank lain 393.569 - 338.010 - 55.559 - - - - - from other banks
Surat berharga
yang Diterbitkan 1.995.379 - - - - 1.496.534 - 498.845 - - Securities issued
Liabilitas atas efek-efek Securities sold
yang dijual dengan under repurchase
janji dibeli kembali 491.330 - 491.330 - - - - - - - agreements
Liabilitas lain-lain**) 161.809 161.809 - - - - - - - - Other liabilities**)
*) Aset lain-lain terdiri dari pendapatan bunga yang masih akan diterima, tagihan kepada *) Other assets consist of accrued interest receivable, receivable to third parties and others.
pihak ketiga dan lain-lain.
**) Liabilitas lain-lain terdiri dari bunga yang masih harus dibayar, cadangan bonus dan **) Other liabilities consist of accrued interest payable, accrued bonus and THR, payable of
THR, utang jasa pihak ketiga, titipan jasa notaris, titipan dana retensi atas renovasi third party services, notary services, retention fees for branch renovation, premium
cabang, utang premi asuransi dan lain-lain. insurance payable and others.
Risiko tingkat suku bunga terjadi dari bermacam- Interest rate risk arises from a variety of banking
macam layanan perbankan kepada nasabah services to customers including the collection of
meliputi penghimpunan dana (antara lain giro, funds (including demand deposits, savings and time
tabungan dan deposito), penempatan dana (antara deposits), placement of funds (including loans),
lain kredit yang diberikan), komitmen dan commitments and contingencies, and other
kontinjensi, serta instrumen lain yang mengandung instruments containing interest rates.
suku bunga.
ALCO Bank yang beranggotakan Direksi dan The Bank’s ALCO with members of the Board of
beberapa anggota manajemen senior, bertanggung Directors and several senior management
jawab dalam menetapkan kebijakan dan strategi members, is responsible for establishing policies
pengelolaan risiko tingkat suku bunga di banking and strategies for interest rate risk management in
book serta mengawasi penerapan dan the banking book and overseeing the
pelaksanaannya. Tujuan utama ALCO adalah implementation and execution. ALCO's main
mengoptimalkan hasil usaha Bank dengan tetap objective is to optimize the Bank's business results
memperhatikan batasan-batasan risiko yang while taking into account the defined risk limits.
ditetapkan.
129
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
38. RISIKO TINGKAT SUKU BUNGA (lanjutan) 38. INTEREST RATE RISK (continued)
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan sensitivitas laba The table below summarizes the current year
tahun berjalan terhadap pergerakan suku bunga earnings sensitivity to interest rate movements
terhadap Bank pada tanggal 31 Desember 2019 dan against the Bank as of December 31, 2019 and
2018: 2018:
Peningkatan Penurunan
100bps/ 100bps/
Increase 100bps Decrease 100bps
Proyeksi di atas mengasumsikan bahwa seluruh The above projection assumes that all other
variabel lainnya adalah konstan pada tanggal variables are constant at the financial reporting date.
pelaporan keuangan.
Risiko operasional adalah risiko akibat Operational risk is the risk due to inadequacy and/
ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses or malfunction of internal processes, human error,
internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, system failure, or any external problems affecting
atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi the Bank's operations.
operasional Bank.
Untuk meminimalisasi risiko operasional yang In order to minimize operational risks arising, the
timbul, Bank telah meningkatkan fungsi kontrol Bank has enhanced the control function in
dalam pemrosesan transaksi yang dilakukan transaction processing performed by, inter alia, that
dengan cara antara lain dengan menerapkan guarantee the timeliness of transaction settlement,
prosedur yang menjamin ketepatan waktu adjusting accounting methods according to
penyelesaian transaksi, melakukan penyesuaian applicable standards, maintaining documents and
metode akuntansi sesuai standar yang berlaku, archives in an orderly fashion, securing access to
memelihara dokumen dan arsip secara tertib, assets and data. In addition, the Bank also improves
mengamankan akses terhadap aset dan data. the function of the Internal Audit Unit which will
Selain itu Bank juga meningkatkan fungsi dari regularly conduct checks on banking operations.
Satuan Kerja Audit Intern yang secara regular akan
melakukan pemeriksaan terhadap kegiatan
operasional perbankan.
40. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS 40. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND
KEUANGAN LIABILITIES
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk Fair value is the price that would be received to sell
menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar an asset or paid to transfer a liability in an orderly
untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi transaction between market participants at the
teratur antara pelaku pasar pada tanggal measurement date. Fair value is derived from
pengukuran. Nilai wajar diperoleh dari kuotasi harga quoted prices or discounted cash flow models.
atau model arus kas diskonto.
130
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
40. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS 40. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND
KEUANGAN (lanjutan) LIABILITIES (continued)
Tabel berikut menunjukkan nilai tercatat dan The following table shows the carrying amount and
estimasi nilai wajar aset dan liabilitas keuangan estimated fair values of the Bank's financial assets
Bank pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018: and liabilities as of December 31, 2019 and 2018:
31 Desember/December 31, 2019 31 Desember/December 31, 2018
Total aset keuangan 26.440.543.476 26.499.650.280 20.526.562.918 20.791.528.057 Total Financial Assets
*) Aset lain-lain terdiri dari pendapatan bunga yang masih akan diterima, tagihan *) Other assets consist of accrued interest receivable, receivable to third parties and
kepada pihak ketiga dan lain-lain. others.
**) Liabilitas lain-lain terdiri dari bunga yang masih harus dibayar, cadangan **) Other liabilities consist of accrued interest payable, accrued bonus and THR,
bonus dan THR, utang jasa pihak ketiga, titipan jasa notaris, titipan dana payable of third party services, notary services, retention fees for branch
retensi atas renovasi cabang, utang premi asuransi dan lain-lain. renovation, premium insurance payable and others.
Instrumen keuangan Bank yang diakui pada nilai The Bank's financial instruments are recognized at
wajar berdasarkan hirarki yang digunakan Bank fair value based on the hierarchy used by the Bank
untuk menentukan dan mengungkapkan nilai wajar to determine and disclose the fair value of financial
dari instrumen keuangan adalah sebagai berikut: instruments as follows:
(i) Level 1 - harga kuotasian (tanpa penyesuaian) (i) Level 1 - quoted (unadjusted) market prices in
di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang active markets for identical assets or liabilities;
identik;
(ii) Level 2 - teknik penilaian di mana tingkat level (ii) Level 2 - valuation techniques for which the
input terendah yang signifikan terhadap lowest level input that is significant to the fair
pengukuran nilai wajar dapat diobservasi baik value measurement is directly or indirectly
secara langsung atau tidak langsung; observable;
(iii) Level 3 - teknik penilaian di mana tingkat level (iii) Level 3 - valuation techniques for which the
input terendah yang signifikan terhadap lowest level input that is significant to the fair
pengukuran nilai wajar tidak dapat diobservasi value measurement is directly or indirectly
baik secara langsung atau tidak langsung. unobservable.
131
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
40. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS 40. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND
KEUANGAN (lanjutan) LIABILITIES (continued)
Tabel dibawah ini menyajikan aset dan liabilitas The following table presents assets and liabilities
yang diakui pada nilai wajar berdasarkan hirarki recognized at fair value based on the hierarchy used
yang digunakan Bank untuk menentukan dan by the Bank to determine and disclose the fair value
mengungkapkan nilai wajar dari aset dan liabilitas: of assets and liabilities:
Aset yang nilai wajarnya diungkapkan Assets are disclosed at fair value
Kredit yang diberikan - neto - 20.150.229.299 9.743.090 20.159.972.389 Loans - net
Efek-efek yang dimiliki Held-to-maturity
hingga jatuh tempo - neto 824.424.550 14.986.009 - 839.410.559 securities - net
Liabilitas yang nilai wajarnya diungkapkan Liabilities are disclosed at fair value
Surat berharga yang diterbitkan - 3.461.394.926 - 3.461.394.926 Securities issued
Aset yang nilai wajarnya diungkapkan Assets are disclosed at fair value
Kredit yang diberikan - neto - 15.688.934.241 1.705.940 15.690.640.181 Loans - net
Efek-efek yang dimiliki Held-to-maturity
hingga jatuh tempo - neto 789.550.350 18.986.440 - 808.536.790 securities - net
Liabilitas yang nilai wajarnya diungkapkan Liabilities are disclosed at fair value
Surat berharga yang diterbitkan - 2.383.337.611 - 2.383.337.611 Securities issued
132
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
40. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS 40. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND
KEUANGAN (lanjutan) LIABILITIES (continued)
Berikut metode dan asumsi yang digunakan untuk The following are the methods and assumptions
perkiraan nilai wajar: used for the fair value estimates:
Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tertentu The fair value of certain financial assets and
selain efek-efek, kredit yang diberikan dan surat liabilities except for securities, loans and securities
berharga yang diterbitkan mendekati nilai tercatat issued approximates the carrying amount because
karena instrumen keuangan tersebut memiliki those financial instruments have short term
jangka waktu jatuh tempo yang singkat dan/atau maturities and/or interest rates are frequently
suku bunganya sering ditinjau ulang. reviewed.
Nilai wajar dari kredit yang diberikan dengan suku The fair value of loans with floating rates and the
bunga mengambang dan nilai tercatat atas kredit carrying value of short-term fixed-rate loans is a fair
jangka pendek dengan suku bunga tetap adalah estimate of fair value. The fair value of long-term
perkiraan yang layak atas nilai wajar. Nilai wajar dari loans are provided at a fixed rate by discounting
kredit jangka panjang yang diberikan dengan suku future cash flows using the interest rates available
bunga tetap dengan mendiskonto arus kas masa for the loan on terms, credit risks and remaining
depan menggunakan tingkat suku bunga yang maturities of a similar nature.
tersedia untuk pinjaman dengan persyaratan, risiko
kredit dan sisa jangka waktu jatuh tempo yang
serupa.
Nilai wajar dari efek-efek yang dicatat pada tersedia The fair value of securities recorded on available-for-
untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo (SDBI sale and held-to-maturity (SDBI and bonds) is
dan obligasi) dinilai menggunakan harga kuotasi valued using the market quotation price. The fair
pasar. Nilai wajar dari efek-efek yang dimiliki hingga value of held-to-maturity securities - Asset Backed
jatuh tempo - Efek Beragun Aset dengan Securities is calculated by discounting future cash
mendiskonto arus kas masa depan menggunakan flows using available interest rates on terms, credit
tingkat suku bunga yang tersedia dengan risks and remaining maturities of similar maturities.
persyaratan, risiko kredit dan sisa jangka waktu
jatuh tempo yang serupa.
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (“KPMM”) Minimum Capital Adequacy Ratio ("KPMM") is the
adalah rasio modal terhadap Aset Tertimbang ratio of capital to Risk Weighted Assets ("RWA").
Menurut Risiko (“ATMR”). Perhitungan KPMM pada The calculation of KPMM as of December 31, 2019
tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 didasarkan and 2018 is based on OJK Regulation No.
pada Peraturan OJK No. 34/POJK.03/2016 tanggal 34/POJK.03/2016 dated September 22, 2016.
22 September 2016.
Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/6/DPNP Bank Indonesia Circular Letter No.13/6/DPNP dated
tanggal 18 Februari 2011 mengatur ketentuan February 18, 2011 provides for the implementation
pelaksanaan perhitungan aset tertimbang menurut of the calculation of risk-weighted assets for credit
risiko untuk risiko kredit. Ketentuan ini mulai berlaku risk. This provision became effective on January 2,
efektif pada tanggal 2 Januari 2012. 2012.
133
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
41. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL 41. CAPITAL ADEQUACY RATIO (continued)
MINIMUM (lanjutan)
Rasio kewajiban penyediaan modal Bank dengan The Bank's capital adequacy ratio by taking into
memperhitungkan risiko kredit, risiko operasional account credit risk, operational risk and market risk
dan risiko pasar pada tanggal 31 Desember 2019 on December 31, 2019 and 2018, is as follows: (in
dan 2018 adalah sebagai berikut: (dalam jutaan) millions)
Total modal inti (Tier 1) 2.563.575 2.220.350 Total Core Capital (Tier-1)
Modal Pelengkap (Tier 2) 136.761 109.841 Supplementary capital (Tier-2)
Total Modal untuk Risiko Kredit, Risiko Total capital for credit risk,
Operasional, dan Risiko Pasar 2.700.336 2.330.191 operational and market
Total ATMR untuk Risiko Kredit, Total ATMR for credit risks,
Risiko Operasional operational and market
dan Risiko Pasar 12.433.024 9.586.797
134
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Bank telah mengimplementasikan prosedur The Bank has implemented risk management
Manajemen risiko sesuai dengan PBI procedures in accordance with PBI
No. 5/8/PBI/2003 tentang “Penerapan Manajemen No. 5/8/PBI/2003 on "Implementation of Risk
Risiko bagi Bank Umum” sebagaimana telah diubah Management for Commercial Banks" as amended
dengan PBI No. 11/25/PBI/2009 dan Surat Edaran by Bank Indonesia Regulation no. 11/25/PBI/2009
Bank Indonesia No. 5/21/DPNP perihal “Penerapan and Bank Indonesia Circular Letter no. 5/21/ DPNP
Manajemen Risiko bagi Bank Umum” sebagaimana concerning "Application of Risk Management for
telah diubah dengan Surat Edaran Bank Indonesia Commercial Banks" as amended by Bank Indonesia
No. 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 dan Circular Letter no. 13/23/DPNP dated October 25,
Peraturan OJK No. 18/POJK.03/2016 tanggal 16 2011 and the OJK Regulation
Maret 2016. No. 18/POJK.03/2016 dated March 16, 2016.
Penerapan manajemen risiko pada Bank Implementation of risk management at the Bank is a
merupakan suatu proses yang meliputi kegiatan process that includes identification, measurement,
identifikasi, pengukuran, pengendalian dan control and risk monitoring activities, including the
pemantauan risiko, yang mencakup hal-hal sebagai following:
berikut:
Penerapan manajemen risiko pada Bank juga The implementation of risk management in the Bank
mencakup pengelolaan risiko produk dan aktivitas also includes the management of new product risks
baru. and activities.
Selain itu, manajemen telah membentuk Komite In addition, management has established an
Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen independent Risk Management Committee and Risk
Risiko yang independen terhadap Satuan Kerja Management Working Unit on the Operational Work
Operasional maupun Satuan Kerja Audit Intern Unit and Internal Audit Unit ("SKAI"), in the hope that
(“SKAI”), dengan harapan pengelolaan risiko secara the overall risk management can be integrated,
keseluruhan dapat dilakukan secara terpadu, directed, coordinated and sustained to improve
terarah, terkoordinir dan berkesinambungan untuk business performance of the Bank.
meningkatkan kinerja usaha Bank.
Bank telah mengelola 8 (delapan) jenis risiko sesuai The Bank manages 8 (eight) types of risk in
ketentuan Bank Indonesia yaitu risiko kredit, risiko accordance with Bank Indonesia's provisions: credit
likuiditas, risiko pasar, risiko operasional, risiko risk, liquidity risk, market risk, operational risk,
kepatuhan, risiko hukum, risiko reputasi dan risiko compliance risk, legal risk, reputation risk and
stratejik. strategic risk.
Bank juga membuat profil risiko yang secara garis The Bank also creates a risk profile that can outline
besar dapat memetakan aktivitas yang memiliki risk and potential risk activities that interfere with the
risiko maupun potensi risiko yang mengganggu Bank's business continuity.
kelangsungan bisnis Bank.
Bank telah membentuk struktur organisasi The Bank has established a centralized and
manajemen risiko yang terpusat dan independen independent risk management organization
yang memiliki fungsi mengidentifikasi, mengukur, structure that has the function of identifying,
memonitor dan mengelola risiko-risiko dasar dan measuring, monitoring and managing basic risks
menetapkan pedoman serta kebijakan risiko. and establishing risk guidelines and policies.
135
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Pengungkapan mengenai risiko kredit, risiko Disclosures on credit risk, liquidity risk, interest rate
likuiditas, risiko tingkat suku bunga, dan risiko risk, and operational risk are disclosed in separate
operasional telah diungkapkan dalam catatan notes (Notes 36, 37, 38 and 39).
tersendiri (Catatan 36, 37, 38 dan 39).
Risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan Legal risk is the risk due to lawsuits and / or
hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. weakness of juridical aspect.
Pengelolaan risiko hukum antara lain dilakukan Legal risk management, among others, is done
dengan mendokumentasi, mengelola by documenting, managing the completeness
kelengkapan dan keabsahan dokumen, and validity of documents, minimizing losses /
meminimalisir kerugian/biaya yang terkait costs associated with legal cases and avoiding
dengan kasus hukum dan menghindari violations of banking regulations and legal
pelanggaran terhadap regulasi perbankan dan provisions.
ketentuan hukum.
Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya Reputation risk is a risk due to the decreasing
tingkat kepercayaan pemegang saham yang shareholder confidence stemming from negative
bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank. perceptions of the Bank.
Bank akan merespon secara aktif apabila timbul The Bank will respond actively in the event of a
publikasi negatif sehingga hal-hal yang negative publication so that matters that may
mungkin berpotensi merugikan Bank dapat potentially harm the Bank may be detected
dideteksi lebih awal. earlier.
Risiko stratejik adalah risiko akibat Strategic risk is the risk due to inaccuracy in the
ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau taking and / or execution of a strategic decision as
pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta well as failure in anticipating changes in the
kegagalan dalam mengantisipasi perubahan business environment.
lingkungan bisnis.
Pengelolaan risiko stratejik antara lain Strategic risk management, among others, is
dilakukan dengan mengoptimalkan sumber done by optimizing existing resources and
daya yang ada dan melakukan pengawasan monitoring the realization of Bank Business Plan
terhadap realisasi Rencana Bisnis Bank ("RBB"), and adjusting policies and procedures to
(“RBB”), dan melakukan penyesuaian external changes.
kebijakan dan prosedur terhadap perubahan
eksternal.
Risiko kepatuhan adalah risiko akibat Bank Compliance risk is the risk that the Bank does not
tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan comply with and/or does not execute the rules
peraturan perundang-undangan dan ketentuan according to the prevailing laws and regulations.
yang berlaku.
136
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Risiko kepatuhan melekat pada risiko Bank The compliance risks are attached to the Bank's
yang terkait pada peraturan perundang- risk associated with legislation and other
undangan dan ketentuan lainnya yang berlaku applicable provisions such as the Legal Lending
seperti Batas Maksimum Pemberian Kredit Limit ("LLL"), credit restructuring, Know Your
(“BMPK”), restrukturisasi kredit, Know Your Customers ("KYC") and commitment to certain
Customers (“KYC”) dan komitmen terhadap conditions.
ketentuan tertentu.
a. Pada tanggal 14 November 2016, Bank a. On November 14, 2016, the Bank entered into
melakukan perjanjian dengan PT Pos Indonesia an agreement with PT Pos Indonesia (Persero)
(Persero) (“Pos”), pihak berelasi, untuk ("Pos"), a related party, to withhold the pension
melakukan pemotongan uang pensiun dari from the creditors granted in the Post office
debitur kredit yang diberikan di seluruh wilayah taking pensions at the Post Office in
kerja Pos yang mengambil uang pensiun di installments pension loans granted by the Bank.
Kantor Pos sebagai angsuran atas kredit This Agreement is valid from August 30, 2016
pensiun yang diberikan oleh Bank. Perjanjian ini and ends on September 13, 2020.
berlaku sejak tanggal 30 Agustus 2016 dan
berakhir pada tanggal 13 September 2020.
Atas jasa pemotongan uang pensiun untuk For deduction services pension loan
angsuran kredit pensiun, Pos berhak menerima installment, Pos shall be entitled to receive 3%
imbal jasa dari Bank sebesar 3% dari jumlah service fee from the Bank of uncollectible
uang tertagih belum termasuk Pajak amount excluding Value Added Tax (VAT). The
Pertambahan Nilai (PPN). Pembayaran imbal payment is made by deducting directly from the
jasa tersebut dilakukan dengan pemotongan amount of the bill collected. Settlement of the
langsung dari jumlah uang tertagih yang disetor pension loan installment is made on the 21st of
Pos. Penyetoran hasil pemotongan uang each month. As of December 31, 2019 and
angsuran kredit pensiun tersebut dilakukan 2018, the Bank recognized the deduction
pada tanggal 21 untuk setiap bulannya. Pada service as a third party's service charged in
tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, Bank general and administrative expenses
mencatat beban pemotongan angsuran kredit amounting of Rp17,989,207 and Rp18,261,767,
tersebut sebagai beban jasa pihak ketiga dalam respectively.
beban umum dan administrasi masing-masing
sebesar Rp17.989.207 dan Rp18.261.767.
b. Pada tanggal 19 Desember 2014 yang telah b. On December 19, 2014 which was last modified
diubah terakhir kali pada tanggal on December 7, 2016, the Bank entered into an
7 Desember 2016, Bank melakukan perjanjian agreement with PT Asuransi Jiwa Taspen
dengan PT Asuransi Jiwa Taspen (“Taspen ("Taspen Credit Life"), a related party, to
Credit Life”), pihak berelasi, untuk mengalihkan transfer the risk of unpaid debts due to debtor's
risiko atas tidak terbayarnya sisa kredit akibat death to the insurer. Maximum coverage period
debitur Bank meninggal dunia kepada pihak is for 240 (two hundred and forty) months or
asuransi. Masa pertanggungan maksimum maximum up to the crediting date is settled by
selama 240 (dua ratus empat puluh) bulan atau the debtor. Credit insurance premium is borne
maksimum sampai dengan tanggal kredit by the debtor. This agreement is valid for 3
dilunasi oleh debitur. Premi asuransi kredit (three) years from December 19, 2014 to
ditanggung oleh debitur. Perjanjian ini berlaku December 19, 2017 and has been renewed
selama 3 (tiga) tahun sejak tanggal until December 19, 2020.
19 Desember 2014 hingga 19 Desember 2017
dan telah diperpanjang hingga
19 Desember 2020.
137
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
c. Pada tanggal 5 Oktober 2015, Bank melakukan c. On October 5, 2015, the Bank entered into a
perjanjian kerja sama dengan cooperation agreement with PT Artajasa
PT Artajasa Pembayaran Elektronis Pembayaran Elektronis ("Artajasa"), third party,
(“Artajasa”), pihak ketiga, untuk menyediakan to provide Switching System and Card
layanan Switching System dan Card Management System services with validity
Management System dengan masa berlaku period of 3 (three) years from the date of
3 (tiga) tahun sejak tanggal perjanjian. agreement. This agreement has been renewed
Perjanjian ini telah diperpanjang pada tanggal and valid from October 5, 2018 to October 5,
5 Oktober 2018 yang berlaku sampai dengan 2021 and can be extended automatically for the
tanggal 5 Oktober 2021 dan dapat diperpanjang next 12 months, unless otherwise specified by
secara otomatis selama 12 bulan berikutnya, both parties.
kecuali ditentukan lain oleh kedua pihak.
d. Pada tanggal 4 April 2016, Bank melakukan d. On April 4, 2016, the Bank entered into a
perjanjian kerja sama dengan PT Bank Mandiri cooperation agreement with PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk (“Bank Mandiri”), pihak berelasi, (Persero) Tbk ("Bank Mandiri"), a related party,
untuk menggabungkan ATM milik Bank dalam to merge the Bank's ATM in the ATM switching
switching ATM milik Bank Mandiri sehingga of Bank Mandiri so that the Bank's customers
nasabah Bank berhak untuk menggunakan are entitled to use the ATM owned by Bank
ATM milik Bank Mandiri. Jangka waktu Mandiri. The term of the agreement is valid for
perjanjian berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) a period of 5 (five) years from the date of
tahun sejak tanggal implementasi dan dapat implementation and may be extended.
diperpanjang.
e. Pada tanggal 17 Juli 2019, Bank melakukan e. On July 17, 2019, the Bank entered into
perjanjian kerja sama dengan cooperation agreement with PT Taspen
PT Taspen (Persero), pihak berelasi, tentang (Persero), a related party, regarding the
pembayaran tabungan hari tua, pensiun, payment of pension plan through Bank’s
jaminan kecelakaan kerja dan jaminan deposit account. This agreement is valid for
kematian melalui rekening Bank. Perjanjian ini 2 (two) years from July 17, 2019 to July 16,
berlaku selama 2 (dua) tahun sejak tanggal 2021 and may be extended.
17 Juli 2019 hingga 16 Juli 2021 dan dapat
diperpanjang.
f. Pada tanggal 8 Maret 2018, Bank melakukan f. On March 8, 2018, the Bank entered into a
perjanjian kerja sama referral dengan referral cooperation agreement with PT Mandiri
PT Mandiri Manajemen Investasi, pihak Manajemen Investasi, a related party, about the
berelasi, tentang program referral Nasabah Customer's referral program to invest through
untuk berinvestasi melalui Produk Reksa Dana. Mutual Fund Products. This agreement is valid
Perjanjian ini berlaku mulai tanggal 8 Maret from March 8, 2018 and continues until there is
2018 dan terus berlaku hingga ada written notification from the party who wants to
pemberitahuan tertulis dari pihak yang ingin terminate the agreement.
mengakhiri perjanjian.
g. Pada tanggal 12 Maret 2018, Bank melakukan g. On March 12, 2018, the Bank entered into a
perjanjian kerja sama dengan cooperation agreement with PT Asuransi Jiwa
PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia, pihak Inhealth Indonesia, a related party, about
berelasi, tentang pemasaran produk asuransi marketing insurance products "Mandiri Inhealth
“Mandiri Inhealth Credit Life Protection Bank Credit Life Protection Bank Mantap" to Bank
Mantap” kepada debitur Bank Mantap dengan Mantap’s debtors with a reference business
model bisnis kerja sama referensi dalam rangka collaboration model in the framework of bank
produk bank. Perjanjian ini berlaku selama 3 products. This agreement is valid for 3 (three)
(tiga) tahun sejak tanggal 12 Maret 2018 hingga years from March 12, 2018 to March 18, 2021
18 Maret 2021 dan dapat diperpanjang. and may be extended.
138
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
h. Pada tanggal 9 April 2018, Bank melakukan h. On April 9, 2018, the Bank entered into a
perjanjian kerja sama dengan cooperation agreement with PT Bank JTrust
PT Bank JTrust Indonesia Tbk, pihak ketiga, Indonesia Tbk, a third party, about Global
tentang perjanjian induk Global Pembelian Master Repurchase Agreement (GMRA).
Kembali (GMRA).
i. Pada tanggal 9 Maret 2015 yang telah diubah i. On March 9, 2015, which was last amended on
terakhir kali pada tanggal 28 Mei 2018, Bank May 28, 2018, the Bank entered into an
melakukan perjanjian dengan agreement with PT Asuransi Kredit Indonesia
PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) (Persero) ("Askrindo"), a related party, to
(“Askrindo”), pihak berelasi, untuk melindungi protect the Bank from the risk of uncollectible
Bank dari risiko kerugian tidak tertagihnya kredit loans with insurance on credit given. Credit
dengan asuransi atas kredit yang diberikan. insurance premium is borne by the debtor. This
Premi asuransi kredit ditanggung oleh debitur. agreement is valid for 3 (three) years from the
Perjanjian ini berlaku hingga date of agreement.
3 (tiga) tahun sejak tanggal perjanjian.
j. Pada tanggal 8 Juni 2018, Bank melakukan j. On June 8, 2018, the Bank entered into a
perjanjian kerja sama dengan cooperation agreement with PT Artajasa
PT Artajasa Pembayaran Elektronis, pihak Pembayaran Elektronis, a third party, regarding
ketiga, tentang keanggotaan layanan transaksi membership of Artajasa electronic transaction
elektronis Artajasa dalam rangka implementasi services in the framework of implementing the
gerbang pembayaran nasional (GPN). national payment gate (GPN). This agreement
Perjanjian ini berlaku selama 3 (tiga) tahun dan is valid for 3 (three) years and may be
dapat diperpanjang. extended.
k. Pada tanggal 22 Juni 2018, Bank melakukan k. On June 22, 2018, the Bank entered into a
perjanjian kerja sama dengan cooperation agreement with PT Jalin
PT Jalin Pembayaran Nusantara, pihak ketiga, Pembayaran Nusantara, a third party,
tentang pemanfaatan layanan debet dalam regarding utilization of the debit services in the
jaringan link. Perjanjian ini berlaku selama 3 link network. This agreement is valid for 3
(tiga) tahun dan dapat diperpanjang. (three) years and may be extended.
l. Pada tanggal 11 Januari 2019, Bank melakukan l. On January 11, 2019, the Bank entered into a
perjanjian kerja sama referral dengan referral cooperation agreement with PT Mandiri
PT Mandiri Tunas Finance, pihak berelasi, Tunas Finance, a related party, about the
tentang program referral untuk melakukan referral program for vehicle financing. This
pembiayaan kendaraan bermotor. Perjanjian ini agreement is valid for 1 (one) year from
berlaku mulai tanggal 11 Januari 2019 dan January 11, 2019 and can be extended based
berlaku selama 1 (satu) tahun dan dapat on the agreement of the parties.
diperpanjang berdasarkan kesepakatan para
pihak.
m. Bank mempunyai perjanjian kerjasama m. The Company entered into a joint financing
pembiayaan bersama dengan PT Bank Mandiri agreement with PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
(Persero) Tbk. Bank bertindak sebagai agen The Bank acts as an agent to underwrite, collect
untuk kegiatan seleksi konsumen, penagihan and administer consumer financing.
dan pengurusan dokumen administrasi.
Pada tanggal 9 Juli 2019, Bank dan PT Bank On July 9, 2019, the Bank and PT Bank Mandiri
Mandiri (Persero) Tbk menandatangani (Persero) Tbk signed a Joint Financing
Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Kendaraan Agreement with the total joint financing facility
Bermotor dengan total fasilitas pembiayaan amounting to Rp1,000,000,000 until December
bersama sebesar Rp1.000.000.000 hingga 31, 2019, whereby the Bank bears the credit
31 Desember 2019, dimana Bank menanggung risk and receives rewards in accordance with its
risiko (risk) kredit dan menerima imbalan financing portion.
(rewards) sesuai dengan porsi pembiayaannya.
139
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Dalam perjanjian kerjasama tersebut, porsi Based on the agreements, the amount of funds
fasilitas pembiayaan yang akan diberikan untuk to be financed by each party is 40.00% from the
konsumen dari masing-masing pihak adalah Bank and 60.00% from PT Bank Mandiri
40,00% dari Bank dan 60,00% dari (Persero) Tbk.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
31 Desember 2019/
December 31, 2019
Kredit yang diberikan 212.046.810 Loans
Rata - rata jangka waktu kredit (tahun) 1-15 Average of loan period (years)
n. Pada tanggal 1 November 2019, Bank n. On November 1, 2019, Bank obtained loan
memperoleh fasilitas kredit dari BCA, berupa facility from BCA in the from of Time Loan
fasilitas Time Loan (committed) - non revolving (committed) - non revolving with a maximum
dengan jumlah maksimum sebesar credit limit of Rp500,00,000. This facility has a
Rp500.000.000. Fasilitas ini memiliki jangka term of 12 months with bears interest at JIBOR
waktu selama 12 bulan dengan suku bunga 3 month + 125bps.
JIBOR 3 bulan + 125bps.
44. TAMBAHAN INFORMASI ARUS KAS 44. ADDITIONAL CASH FLOW INFORMATION
Aktivitas Bank yang tidak mempengaruhi arus kas The Bank’s activity which doesn’t affect cash flows
untuk tahun yang berakhir pada tanggal for the year ended December 31, 2019 are
31 Desember 2019 adalah reklasifikasi dana reclassification of capital contribution to issued and
setoran modal menjadi modal ditempatkan dan fully paid-in capital and additional capital
disetor penuh dan tambahan modal disetor contribution amounting to Rp70,246,374 and
masing-masing sebesar Rp70.246.374 dan Rp426,957,460, respectively (Note 23).
Rp426.957.460 (Catatan 23).
Aktivitas Bank yang tidak mempengaruhi arus kas The Bank’s activity which doesn’t affect cash flows
untuk tahun yang berakhir pada tanggal for the year ended December 31, 2019 are
31 Desember 2019 adalah reklasifikasi bangunan reclassification of construction in progress from
dalam penyelesaian dari aset tetap menjadi aset fixed asset to intangible asset amounting to
tidak berwujud sebesar Rp7.270.869 (Catatan 12 Rp7,270,869 (Note 12 and 13).
dan 13).
Aktivitas Bank yang tidak mempengaruhi arus kas The Bank’s activity which doesn’t affect cash flows
untuk tahun yang berakhir pada tanggal for the year ended December 31, 2018 are
31 Desember 2018 adalah reklasifikasi dana reclassification of capital contribution to issued and
setoran modal menjadi modal ditempatkan dan fully paid-in capital and additional capital
disetor penuh dan tambahan modal disetor contribution amounting to Rp56,561,085 and
masing-masing sebesar Rp56.561.085 dan Rp143,438,912, respectively (Note 23).
Rp143.438.912 (Catatan 23).
140
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
45. STANDAR AKUNTANSI YANG TELAH 45. ACCOUNTING STANDARDS ISSUED BUT NOT
DISAHKAN NAMUN BELUM BERLAKU EFEKTIF YET EFFECTIVE
Berikut ini ikhtisar Pernyataan Standar Akuntansi The following summarizes the Statement of
Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Financial Accounting Standards (PSAK) and
Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Interpretation of Financial Accounting Standards
Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) - IAI (ISAK) - IAI that are relevant to the Bank, but not yet
yang relevan untuk Bank, namun belum berlaku effective for the financial statements as of
efektif untuk laporan keuangan pada tanggal December 31, 2019:
31 Desember 2019:
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal Effective on or after January 1, 2020:
1 Januari 2020
· PSAK 71: Instrumen Keuangan, yang diadopsi · PSAK 71: Financial Instruments, adopted from
dari IFRS 9, berlaku efektif 1 Januari 2020 dan IFRS 9, effective January 1, 2020 and earlier
penerapan dini diperkenankan. application is permitted.
PSAK ini mengatur klasifikasi dan pengukuran This PSAK provides for classification and
instrumen keuangan berdasarkan karakteristik measurement of financial instruments based on
dari arus kas kontraktual dan model bisnis the characteristics of contractual cash flows and
entitas; metode kerugian kredit ekspektasian business model of the entity: expected credit
untuk penurunan nilai yang menghasilkan loss impairment model that will result in
informasi yang lebih tepat waktu, relevan dan information to become more timely, relevant
dimengerti oleh pemakai laporan keuangan; and understandable to the users of financial
dan akuntansi untuk lindung nilai yang statements; and accounting for hedging that
merefleksikan manajemen risiko entitas lebih reflect the entity's risk management better by
baik dengan memperkenalkan persyaratan introducing a more general requirements based
yang lebih umum berdasarkan pertimbangan on management’s judgement.
manajemen.
Amandemen ini mengklarifikasi bahwa aset These amendments clarify that a financial
keuangan melewati kriteria ‘semata-mata asset passes the ‘solely payments of principal
pembayaran pokok dan bunga atas jumlah and interest on the principal amount
pokok terutang’ terlepas dari peristiwa atau outstanding’ criterion regardless of an event or
keadaan yang menyebabkan pemutusan awal circumstance that causes the early termination
kontrak dan terlepas dari pihak mana of the contract and irrespective of which party
membayar atau menerima kompensasi yang pays or receives reasonable compensation for
wajar untuk awal pemutusan kontrak. the early termination of the contract.
· PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan · PSAK 72: Revenue from Contracts with
Pelanggan, yang diadopsi dari IFRS 15 berlaku Customers, adopted from IFRS 15, effective
efektif 1 Januari 2020 dan penerapan dini January 1, 2020, and earlier application is
diperkenankan. permitted.
PSAK ini adalah standar tunggal untuk This PSAK which is a single standard and is a
pengakuan pendapatan yang merupakan hasil joint project between the International
dari joint project yang sukses antara Accounting Standards Board (IASB) and the
International Accounting Standards Board dan Financial Accounting Standards Board (FASB),
Financial Accounting Standards Board, provides revenue recognition from contracts
mengatur model pengakuan pendapatan dari with customers, and the entity is expected to
kontrak dengan pelanggan, sehingga entitas have an analysis before recognizing the
diharapkan dapat melakukan analisis sebelum revenue.
mengakui pendapatan.
141
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
45. STANDAR AKUNTANSI YANG TELAH 45. ACCOUNTING STANDARDS ISSUED BUT NOT
DISAHKAN NAMUN BELUM BERLAKU EFEKTIF YET EFFECTIVE (continued)
(lanjutan)
Berikut ini ikhtisar Pernyataan Standar Akuntansi The following summarizes the Statement of
Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Financial Accounting Standards (PSAK) and
Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Interpretation of Financial Accounting Standards
Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) - IAI (ISAK) - IAI that are relevant to the Bank, but not yet
yang relevan untuk Bank, namun belum berlaku effective for the financial statements as of
efektif untuk laporan keuangan pada tanggal December 31, 2019: (continued)
31 Desember 2019: (lanjutan)
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal Effective on or after January 1, 2020: (continued)
1 Januari 2020: (lanjutan)
· PSAK 73: Sewa, yang diadopsi dari IFRS 16, · PSAK 73: Leases, adopted from IFRS 16,
berlaku efektif 1 Januari 2020 dengan effective January 1, 2020, and earlier application
penerapan dini diperkenankan untuk entitas is permitted, but not before an entity applies
yang juga telah menerapkan PSAK 72: PSAK 72: Revenue from Contracts with
Pendapatan dari Kontrak dan Pelanqgan. Customers.
PSAK ini menetapkan prinsip pengakuan, This PSAK establishes the principles of
pengukuran, penyajian, dan pengungkapan recognition, measurement, presentation, and
atas sewa dengan memperkenalkan model disclosure of the lease by introducing a single
akuntansi tunggal dengan mensyaratkan untuk accounting model, with the requirement to
mengakui hak guna aset (right-of-use assets) recognize the right-of-use assets and liability of
dan liabilitas sewa. Terdapat 2 pengecualian the lease; there are 2 optional exclusions in the
opsional dalam pengakuan aset dan liabilitas recognition of the lease assets and liabilities,
sewa, yakni untuk: (I) sewa jangka-pendek dan namely (i) short-term lease and (ii) lease with
(ii) sewa yang aset terkait (underlying assets) low-value underlying assets.
bernilai rendah.
· Amandemen PSAK 1 dan PSAK 25: Definisi · Amendment to PSAK 1 and PSAK 25:
Material berlaku efektif 1 Januari 2020. Definition of Material, effective January 1, 2020.
Amandemen ini mengklarifikast definisi materi This amendment clarifies the definition of
dengan tujuan menyelaraskan definisi yang material with the aim of harmonizing the
digunakan dalam kerangka kerja konseptual definitions used in the conceptual framework
dan beberapa PSAK terkait. Selain itu, juga and some relevant PSAKs. In addition, it also
memberikan panduan yang lebih jelas provides clearer guidance regarding the
mengenai definisi material dalam konteks definition of material in the context of reducing
pengurangan pengungkapan yang berlebihan over disclosure due to changes in the threshold
karena perubahan ambang batas definisi of the material definition.
material.
Pada saat penerbitan laporan keuangan, Bank As at the authorization date of this financial
masih mempelajari dampak yang mungkin timbul statements, Bank is still evaluating the potential
dari penerapan standar baru dan revisi tersebut impact of these new and revised standards to the
serta pengaruhnya pada laporan keuangan Bank. Bank’s financial statements.
Manajemen Bank bertanggung jawab penuh atas The management of the Bank is responsible for the
penyusunan laporan keuangan ini yang diselesaikan preparation of these financial statements which
dan diotorisasi untuk diterbitkan pada tanggal were completed and authorized for issued on
24 Januari 2020. January 24, 2020.
142
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
dan Entitas Anak
Daftar Isi
Halaman
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Entitas Induk ........................... Lampiran 2
************************
PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
ASET
12.563.490 14.835.961
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (5.193) (5.189)
37.616.435 22.566.034
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (47.675) (50.338)
Efek-efek 2c,2f,2j,7,66
Pihak berelasi 56 27.377.257 21.562.800
Pihak ketiga 43.789.655 42.569.876
71.166.912 64.132.676
Ditambah/(dikurangi):diskonto yang belum
diamortisasi, keuntungan/(kerugian)
- neto yang belum direalisasi
dari kenaikan/(penurunan) nilai wajar dan
cadangan kerugian penurunan nilai 96.456 (296.776)
30.415.702 26.413.057
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (1.311.591) (1.603.598)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
1
PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
ASET (lanjutan)
1.617.476 1.798.557
885.835.237 799.557.188
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (29.988.393) (31.796.093)
18.565.706 17.198.156
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (354.618) (371.291)
10.279.839 13.888.862
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (221.804) (296.453)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
2
PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
ASET (lanjutan)
618.929 452.093
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (12.919) (30.589)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
3
PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
LIABILITAS
Simpanan nasabah
Giro dan giro wadiah 2c,2f,2x,21
Pihak berelasi 56 60.118.497 51.161.488
Pihak ketiga 187.325.770 148.662.268
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
4
PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
LIABILITAS (lanjutan)
32.316.505 19.126.900
Dikurangi: biaya penerbitan yang
belum diamortisasi (71.235) (37.977)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
5
PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
LIABILITAS (lanjutan)
665.045 686.790
Dikurangi: biaya penerbitan yang
belum diamortisasi (828) (1.060)
Simpanan nasabah
Pihak berelasi 56
Tabungan - investasi terikat dan tabungan
mudharabah - investasi tidak terikat 38a.2a 207.504 144.810
Deposito mudharabah - investasi tidak terikat 38a.3 1.526.416 2.132.346
Pihak ketiga
Giro - investasi terikat dan giro mudharabah
musytarakah - musyarakah 38a.1 2.969.820 682.242
Tabungan - investasi terikat dan investasi tidak
terikat - mudharabah 38a.2a 34.465.922 31.173.610
Deposito mudharabah - investasi tidak terikat 38a.3 43.846.541 40.772.071
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
6
PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
EKUITAS
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
7
PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
EKUITAS (lanjutan)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
8
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2019
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
9
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2019
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4.252.631 1.585.482
Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi
Penyesuaian akibat penjabaran
laporan keuangan dalam mata uang asing 2e (100.228) (55.547)
Perubahan nilai wajar aset keuangan
dalam kelompok tersedia untuk dijual 2j,2k 3.819.305 (3.585.763)
Bagian efektif dari lindung nilai arus kas 2n (34.028 ) (27.695)
Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan
direklasifikasi ke laba rugi (726.604 ) 766.774
2.958.445 (2.902.231)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
10
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2019
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28.455.592 25.851.937
35.666.668 24.535.188
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
11
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun yang Berakhir pada
Tanggal 31 Desember 2019
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Keuntungan/
(kerugian)
neto yang belum
direalisasi
dari kenaikan/
(penurunan) nilai wajar Keuntungan
efek-efek neto
dan obligasi aktuarial
Selisih kurs pemerintah program
karena yang tersedia imbalan Kepentingan
penjabaran untuk dijual pasti Saldo laba nonpengendali
laporan setelah Bagian Selisih setelah Selisih atas aset
Modal Tambahan keuangan dikurangi efektif bersih dikurangi Penghasilan transaksi Sudah Belum neto Entitas
ditempatkan modal disetor/ dalam mata pajak lindung nilai revaluasi pajak komprehensif dengan pihak ditentukan ditentukan Anak yang Total
Catatan dan disetor agio saham uang asing tangguhan arus kas aset tetap tangguhan lainnya nonpengendali penggunaannya penggunaannya Total dikonsolidasi ekuitas
Saldo pada tanggal 1 Januari 2019 11.666.667 17.316.192 112.171 (1.638.088) (17.030) 26.435.307 348.613 - (106.001) 5.380.268 121.704.418 127.084.686 3.757.788 184.960.305
Saldo pada tanggal 31 Desember 2019 11.666.667 17.316.192 13.388 1.385.796 (30.045) 30.306.255 653.489 85.052 (106.001) 5.380.268 137.929.792 143.310.060 4.433.672 209.034.525
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
12
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Untuk Tahun yang Berakhir pada
Tanggal 31 Desember 2019
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Kerugian)/
keuntungan
neto yang belum
direalisasi
dari kenaikan Keuntungan/
nilai wajar (kerugian)
efek-efek neto
dan obligasi aktuarial
Selisih kurs pemerintah program
karena yang tersedia imbalan Kepentingan
penjabaran untuk dijual pasti Saldo laba nonpengendali
laporan setelah setelah atas aset
Modal Tambahan keuangan dikurangi Bagian efektif Selisih bersih dikurangi Selisih transaksi Sudah Belum neto Entitas
ditempatkan modal disetor/ dalam mata pajak lindung nilai revaluasi pajak dengan pihak ditentukan ditentukan Anak yang Total
Catatan dan disetor agio saham uang asing tangguhan arus kas aset tetap tangguhan nonpengendali penggunaannya penggunaannya Total dikonsolidasi ekuitas
Saldo pada tanggal 1 Januari 2018 11.666.667 17.316.192 168.412 1.117.864 (6.436) 25.666.631 (462.008) (106.001) 5.380.268 105.977.254 111.357.522 3.287.289 170.006.132
Saldo pada tanggal 31 Desember 2018 11.666.667 17.316.192 112.171 (1.638.088) (17.030) 26.435.307 348.613 (106.001) 5.380.268 121.704.418 127.084.686 3.757.788 184.960.305
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
13
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun yang Berakhir pada
Tanggal 31 Desember 2019
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
secara keseluruhan.
14
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Untuk Tahun yang Berakhir pada
Tanggal 31 Desember 2019
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
secara keseluruhan.
15
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Untuk Tahun yang Berakhir pada
Tanggal 31 Desember 2019
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
secara keseluruhan.
16
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. INFORMASI UMUM
a. Pendirian usaha
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (selanjutnya disebut “Bank Mandiri” atau “Bank”) didirikan pada
tanggal 2 Oktober 1998 di Negara Republik Indonesia dengan akta notaris Sutjipto, S.H., No. 10,
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 75 Tahun 1998 tanggal 1 Oktober 1998. Akta pendirian
dimaksud telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat
Keputusan No. C2-16561.HT.01.01.TH.98 tanggal 2 Oktober 1998, serta diumumkan pada
Tambahan No. 6859 dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 97 tanggal 4 Desember 1998.
Bank Mandiri didirikan melalui penggabungan usaha PT Bank Bumi Daya (Persero) (“BBD”),
PT Bank Dagang Negara (Persero) (“BDN”), PT Bank Ekspor Impor Indonesia (Persero) (“Bank
Exim”) dan PT Bank Pembangunan Indonesia (Persero) (“Bapindo”) (selanjutnya secara bersama-
sama disebut “Bank Peserta Penggabungan”).
Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Bank Mandiri, ruang lingkup kegiatan Bank Mandiri adalah
melakukan usaha di bidang perbankan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Bank Mandiri mulai beroperasi pada tanggal 1 Agustus 1999.
Anggaran Dasar Bank Mandiri telah mengalami beberapa kali perubahan, sebagaimana terakhir
berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 21,
tanggal 11 April 2018, yang dibuat di hadapan Ashoya Ratam SH, Mkn, Notaris di Jakarta Selatan,
sehubungan dengan Program Kementerian Badan Usaha Milik Negara (“BUMN") untuk melakukan
standardisasi Anggaran Dasar BUMN terbuka. Perubahan tersebut telah diberitahukan kepada
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat
No. AHU-AH.01.03-0172245 perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar
Perusahaan Perseroan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. tanggal 30 April 2018, serta terdaftar pada
Daftar Perseroan No. AHU-0061310.AH.01.11 Tahun 2018 tanggal 30 April 2018.
b. Penggabungan usaha
Pada akhir bulan Februari 1998, Pemerintah Republik Indonesia (selanjutnya disebut
“Pemerintah”) mengumumkan rencana untuk melakukan restrukturisasi atas Bank Peserta
Penggabungan. Sehubungan dengan rencana restrukturisasi tersebut, Pemerintah mendirikan
Bank Mandiri pada bulan Oktober 1998 dengan melakukan penyetoran tunai dan pengalihan
saham Pemerintah pada Bank Peserta Penggabungan (Catatan 40a dan 40b). Selisih antara
harga transfer dan nilai buku saham pada saat restrukturisasi tidak dihitung karena dinilai tidak
praktis. Seluruh kerugian yang timbul selama periode restrukturisasi diakui dalam Program
Rekapitalisasi.
Berdasarkan akta notaris Sutjipto, S.H., No. 100 tanggal 24 Juli 1999, Bank Peserta
Penggabungan secara hukum melakukan penggabungan usaha ke dalam Bank Mandiri. Akta
Penggabungan Usaha tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan
Surat Keputusan No. C-13.781.HT.01.04.TH.99 tanggal 29 Juli 1999 dan disetujui oleh Gubernur
Bank Indonesia dengan Surat Keputusan No. 1/9/KEP.GBI/1999 tanggal 29 Juli 1999.
Penggabungan tersebut dinyatakan sah oleh Kepala Kantor Departemen Perindustrian dan
Perdagangan Jakarta Selatan melalui Surat Keputusan No. 09031827089 tanggal 31 Juli 1999.
17
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
· Semua aset dan liabilitas Bank Peserta Penggabungan dialihkan ke Bank Mandiri sebagai
Bank Hasil Penggabungan;
· Semua operasi dan aktivitas bisnis Bank Peserta Penggabungan dialihkan dan dioperasikan
oleh Bank Mandiri;
· Bank Mandiri mendapat tambahan modal disetor sebesar Rp1.000.000 (satu juta Rupiah) (nilai
penuh) atau setara dengan 1 (satu) lembar saham yang merupakan sisa saham yang dimiliki
oleh Pemerintah pada masing-masing Bank Peserta Penggabungan (Catatan 40a dan 40b).
Pada tanggal efektif dimaksud, Bank Peserta Penggabungan secara hukum dibubarkan tanpa
proses likuidasi dan Bank Mandiri sebagai Bank Hasil Penggabungan menerima seluruh hak dan
liabilitas dari Bank Peserta Penggabungan.
c. Rekapitalisasi
Dalam rangka mengatasi kondisi ekonomi yang memburuk di Indonesia pada sektor perbankan,
pada tanggal 31 Desember 1998, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 84
Tahun 1998 tentang Program Rekapitalisasi Bank Umum yang bertujuan untuk meningkatkan
permodalan bank umum agar dapat memenuhi Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio
yang selanjutnya disebut “CAR”) minimum sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
Keikutsertaan bank umum dalam Program Rekapitalisasi didasarkan pada persyaratan dan
prosedur yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank
Indonesia No. 53/KMK.017/1999 dan No. 31/12/KEP/GBI tanggal 8 Februari 1999. Berdasarkan
Surat Keputusan Bersama tersebut, Pemerintah antara lain harus melakukan Program
Rekapitalisasi Bank Umum terhadap seluruh Bank Milik Negara, Bank Pembangunan Daerah dan
Bank Umum yang berstatus “Bank Take Over” oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional
(“BPPN”).
Pada tanggal 28 Mei 1999, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 1999
(PP No. 52/1999) tentang penambahan penyertaan modal Pemerintah Republik Indonesia pada
Bank Mandiri melalui penerbitan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah oleh Menteri Keuangan
dengan nilai maksimum Rp137.800.000. Pelaksanaan PP No. 52/1999 diatur dalam Surat
Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia No. 389/KMK.017/1999 dan
No. 1/10/KEP/GBI tanggal 29 Juli 1999.
Selama Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah tersebut belum diterbitkan, pada saat itu Bank Mandiri
mengakui adanya “Tagihan kepada Pemerintah” sebesar Rp137.800.000 sesuai dengan
penegasan Komitmen Pemerintah melalui surat dari Menteri Keuangan No. S-360/MK.017/1999
tanggal 29 September 1999 dan persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN melalui surat
No. S-510/M-PBUMN/1999 tanggal 29 September 1999.
Sesuai dengan Surat Bank Indonesia No. 1/1/GBI/DPIP tanggal 11 Oktober 1999 perihal
penerbitan Obligasi/Surat Utang Pemerintah dalam rangka penyertaan modal Pemerintah Republik
Indonesia di Bank Mandiri, Bank Indonesia menyetujui tagihan kepada Pemerintah tersebut di atas
termasuk dalam modal inti Bank Mandiri (Tier I) dalam perhitungan Rasio Kecukupan Modal (CAR)
pada tanggal 31 Juli 1999 sampai dengan 30 September 1999, dengan syarat bahwa selambat-
lambatnya tanggal 15 Oktober 1999, Obligasi/Surat Utang Pemerintah telah diterima oleh Bank
Indonesia.
18
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Rekapitalisasi (lanjutan)
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 97 Tahun 1999 tanggal 24 Desember 1999 tentang
penambahan penyertaan modal Pemerintah di Bank Mandiri dalam rangka Program
Rekapitalisasi, Pemerintah menambah penyertaan modal sampai sejumlah maksimum
Rp42.200.000, sehingga penyertaan secara keseluruhan menjadi setinggi-tingginya sebesar
Rp180.000.000.
Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 52 dan No. 97 Tahun 1999 tersebut di atas,
maka dalam Perjanjian Rekapitalisasi Sementara antara Pemerintah dengan Bank Mandiri beserta
perubahannya, Pemerintah telah mengeluarkan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah dalam 2 (dua)
tahap, yaitu sebesar Rp103.000.000 pada tanggal 13 Oktober 1999 dan Rp75.000.000 pada
tanggal 28 Desember 1999, sehingga pada tanggal 31 Desember 1999 jumlah keseluruhan
Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang diterbitkan berdasarkan perjanjian tersebut menjadi
sebesar Rp178.000.000.
Berdasarkan Kontrak Manajemen pada tanggal 8 April 2000 antara Bank Mandiri dan Pemerintah,
ditetapkan jumlah kebutuhan rekapitalisasi Bank Mandiri adalah sebesar Rp173.931.000 atau lebih
kecil dari jumlah Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah. Dari kelebihan tersebut, sebesar
Rp1.412.000 digunakan sebagai tambahan modal disetor, sedangkan sisanya sebesar
Rp2.657.000 dikembalikan kepada Pemerintah pada tanggal 7 Juli 2000 dalam bentuk Obligasi
Rekapitalisasi Pemerintah sebanyak 2.657.000 (dua juta enam ratus lima puluh tujuh ribu) unit.
Nama perusahaan berubah dari semula PT Bank Mandiri (Persero) menjadi PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk. berdasarkan perubahan anggaran dasar yang dilaksanakan dengan akta notaris
Sutjipto, S.H., No. 2 tanggal 1 Juni 2003 dan telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C-12783.HT.01.04.TH.2003
tanggal 6 Juni 2003 dan telah diumumkan pada Berita Negara Republik Indonesia No. 63
tanggal 8 Agustus 2003, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 6590.
Pada tanggal 14 Juli 2003, Bank Mandiri melakukan IPO atas 4.000.000.000 lembar Saham Biasa
Seri B, dengan nilai nominal Rp500 (nilai penuh) per lembar saham yang dijual dengan harga
Rp675 (nilai penuh) per lembar saham. Penawaran umum kepada masyarakat tersebut
merupakan divestasi atas 20,00% saham Bank Mandiri milik Pemerintah (Catatan 40a).
19
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 14 Juli 2003, sebanyak 19.800.000.000 lembar Saham Biasa Seri B Bank Mandiri
telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya berdasarkan surat persetujuan
dari Bursa Efek Jakarta No. S-1187/BEJ.PSJ/07-2003 tanggal 8 Juli 2003 dan Bursa Efek
Surabaya No. JKT-028/LIST/BES/VII/2003 tanggal 10 Juli 2003.
Kuasi-reorganisasi
Untuk menghilangkan konsekuensi negatif karena dibebani dengan saldo rugi, Bank Mandiri
melakukan kuasi-reorganisasi sesuai keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
(“RUPS-LB”) tanggal 29 Mei 2003.
Penyesuaian kuasi-reorganisasi telah dibukukan pada tanggal 30 April 2003, saldo rugi sebesar
Rp162.874.901 dieliminasi ke akun tambahan modal disetor/agio saham.
Anggaran Dasar Bank Mandiri telah mengalami perubahan sehubungan dengan perubahan
tambahan modal disetor karena adanya kuasi-reorganisasi sesuai dengan Akta Notaris
Sutjipto, S.H., No. 130 tanggal 29 September 2003 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan
No. C-25309.HT.01.04.TH.2003 tanggal 23 Oktober 2003 dan diumumkan pada Berita Negara
Republik Indonesia No. 910 tanggal 23 Oktober 2003, Tambahan No. 93.
Pada tanggal 30 Oktober 2003, RUPS-LB Bank Mandiri menyetujui kuasi-reorganisasi pada
tanggal 30 April 2003 tersebut sebagaimana terdapat dalam akta notaris Sutjipto, S.H., No. 165
tanggal 30 Oktober 2003.
Pada tanggal 11 Maret 2004, Pemerintah telah melakukan divestasi lanjutan atas 10,00%
kepemilikan di Bank Mandiri atau sebanyak 2.000.000.000 lembar Saham Biasa Seri B melalui
private placements (Catatan 40a).
f. Penawaran umum obligasi subordinasi, penawaran umum obligasi dan medium term notes,
penawaran umum terbatas saham dan perubahan modal saham Bank Mandiri
Pada tanggal 3 Desember 2009, Bank Mandiri mendapat persetujuan efektif dari Ketua Bapepam
dan LK dengan suratnya No. S-10414/BL/2009 tanggal 3 Desember 2009 untuk melakukan
penawaran umum Obligasi Subordinasi Rupiah Bank Mandiri I Tahun 2009 dengan nilai nominal
sebesar Rp3.500.000. Pada tanggal 14 Desember 2009, obligasi tersebut telah dicatat pada Bursa
Efek Indonesia.
Pada tanggal 11 April 2019, Bank Mandiri menerbitkan Euro Medium Term Notes (EMTN) dengan
nilai nominal sebesar USD750.000.000 (nilai penuh) di Singapore Exchange (SGX).
Pada tanggal 21 September 2018, Bank Mandiri menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Bank
Mandiri Tahap III Tahun 2018 (“Obligasi Berkelanjutan I Tahap III”) dengan nilai nominal sebesar
Rp3.000.000.
20
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
f. Penawaran umum obligasi subordinasi, penawaran umum obligasi dan medium term notes,
penawaran umum terbatas saham dan perubahan modal saham Bank Mandiri (lanjutan)
Penawaran umum obligasi dan medium term notes Bank Mandiri (lanjutan)
Pada tanggal 30 September 2016, Bank Mandiri menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Bank
Mandiri Tahap I Tahun 2016 (“Obligasi Berkelanjutan I Tahap I”) dengan nilai nominal sebesar
Rp5.000.000 dan pada tanggal 15 Juni 2017, Bank Mandiri menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I
Bank Mandiri Tahap II Tahun 2017 (“Obligasi Berkelanjutan I Tahap II”) dengan nilai nominal
sebesar Rp6.000.000 (Catatan 30).
Untuk penguatan struktur permodalan, Bank Mandiri meningkatkan modal ditempatkan dan disetor
melalui Penawaran Umum Terbatas (“PUT”) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
(“HMETD”) dan terkait dengan PUT tersebut, Bank Mandiri telah menyampaikan pernyataan
pendaftaran pertama dan kedua kepada Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”), dahulu Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“Bapepam dan LK”), pada tanggal
26 Desember 2010 dan tanggal 18 Januari 2011. Bapepam dan LK berdasarkan Surat Pelaksana
Ketua Bapepam dan LK No. S-807/BL/2011 tanggal 27 Januari 2011 menyatakan bahwa
pendaftaran PUT dengan HMETD Bank Mandiri tersebut telah efektif dan juga telah memperoleh
persetujuan pemegang saham sesuai hasil keputusan RUPS-LB tanggal 28 Januari 2011
sebagaimana terdapat dalam Akta Notaris Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LLM No. 15 tanggal
25 Februari 2011 yang telah dilaporkan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan bukti penerimaan laporan No. AHU-AH.01.10-07446 tanggal 10 Maret 2011 dan
telah didaftarkan pada Daftar Perseroan No. AHU-0019617.AH.01.09 Tahun 2011 tanggal
10 Maret 2011.
Total HMETD yang diterbitkan Bank Mandiri adalah sebanyak 2.336.838.591 lembar saham
dengan harga sebesar Rp5.000 (nilai penuh) per lembar yang telah ditetapkan pada tanggal
25 Januari 2011 dan pelaksanaan periode perdagangan HMETD dimulai tanggal 14 Februari 2011
sampai dengan 21 Februari 2011.
Pemerintah Republik Indonesia sebagai pemegang saham mayoritas Bank Mandiri, tidak
melaksanakan haknya untuk memperoleh HMETD, namun mengalihkannya kepada pemegang
saham publik lainnya, sehingga komposisi persentase kepemilikan saham Pemerintah pada Bank
Mandiri menjadi berkurang atau mengalami dilusi dari sebesar 66,68% sebelum periode
pelaksanaan HMETD menjadi sebesar 60,00% setelah pelaksanaan HMETD.
Rincian perubahan modal saham ditempatkan dan disetor (Catatan 40a) adalah sebagai berikut:
Total saham
Setoran awal dalam pendirian oleh Pemerintah di tahun 1998 4.000.000
Penambahan modal disetor oleh Pemerintah di tahun 1999 251.000
4.251.000
Penambahan modal disetor oleh Pemerintah di tahun 2003 5.749.000
10.000.000
21
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
f. Penawaran umum obligasi subordinasi, penawaran umum obligasi dan medium term notes,
penawaran umum terbatas saham dan perubahan modal saham Bank Mandiri (lanjutan)
Rincian perubahan modal saham ditempatkan dan disetor (Catatan 40a) adalah sebagai berikut
(lanjutan):
Total saham
Total 46.666.666.666
Berdasarkan keputusan RUPS-LB tanggal 21 Agustus 2017 yang dituangkan dalam Akta No. 36,
tanggal 24 Agustus 2017, yang dibuat di hadapan Ashoya Ratam SH, Mkn, pemegang saham
Bank Mandiri antara lain menyetujui pemecahan nilai nominal saham (stock split) Bank dari Rp500
(nilai penuh) per saham menjadi Rp250 (nilai penuh) per saham sehingga modal ditempatkan
menjadi sejumlah 46.666.666.666 lembar saham yang terdiri atas 1 (satu) lembar saham Seri A
Dwiwarna dan 46.666.666.665 lembar saham Seri B.
22
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
g. Entitas Anak
Entitas Anak yang tercakup dalam laporan keuangan konsolidasian pada tanggal
31 Desember 2019 dan 2018 adalah sebagai berikut:
Persentase kepemilikan
31 Desember 31 Desember
Nama Entitas Anak Jenis Usaha Kedudukan 2019 2018
Total aset Entitas Anak tersebut pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 (sebelum eliminasi)
masing-masing sebagai berikut:
Total aset (sebelum eliminasi)
Tahun
beroperasi 31 Desember 31 Desember
Nama Entitas Anak komersial 2019 2018
PT Bank Syariah Mandiri 1955 112.298.325 98.341.119
Bank Mandiri (Europe) Limited 1999 2.585.317 2.504.393
PT Mandiri Sekuritas 1992 2.074.075 1.877.046
PT Bank Mandiri Taspen
(dahulu PT Bank Mandiri Taspen Pos) 1970 26.948.295 20.943.935
PT Mandiri Tunas Finance 1989 18.336.516 17.481.843
Mandiri International Remittance
Sendirian Berhad 2009 17.861 16.751
PT AXA Mandiri Financial Services 1991 32.753.110 29.576.153
PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia 2008 2.216.667 2.146.355
PT Mandiri Utama Finance 2015 5.132.442 4.569.489
PT Mandiri Capital Indonesia 2015 1.461.885 406.047
Total 203.824.493 177.863.131
PT Bank Syariah Mandiri (“BSM”) adalah perusahaan yang menyelenggarakan usaha bank
dengan prinsip perbankan syariah, didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 15 Juni 1955
dengan nama PT Bank Industri Nasional (“PT Bina”). Selanjutnya PT Bina berubah menjadi
PT Bank Maritim Indonesia pada tanggal 4 Oktober 1967 dan kemudian berubah menjadi
PT Bank Susila Bhakti pada tanggal 10 Agustus 1973, yang merupakan Entitas Anak dari BDN.
Perubahan nama perusahaan terakhir adalah berdasarkan Akta Notaris Sutjipto, S.H., No. 23
tanggal 8 September 1999, yaitu menjadi PT Bank Syariah Mandiri. BSM mendapatkan izin usaha
dari Bank Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia
No. 1/24/KEP.GBI/1999 tanggal 25 Oktober 1999 sebagai bank umum berdasarkan prinsip syariah
dan mulai beroperasi sejak tanggal 1 November 1999.
23
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 9 Januari 2009, Bank Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal dalam
bentuk tunai pada Entitas Anak sebesar Rp100.000. Bank Mandiri telah memperoleh persetujuan
dari Bank Indonesia melalui surat tertanggal 31 Desember 2008 dan Keputusan Pemegang
Saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas
PT Bank Syariah Mandiri No. 10 tertanggal 19 Juni tahun 2008.
Pada tanggal 31 Desember 2008, Bank Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal dalam
bentuk tunai dan inbreng pada Entitas Anak sebesar Rp199.871. Bank Mandiri telah memperoleh
persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat tertanggal 31 Desember 2008 dan Keputusan
Pemegang Saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas
PT Bank Syariah Mandiri dengan akta No. 10 tertanggal 19 Juni 2008.
Pada tanggal 18 Maret 2011, Bank Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal dalam
bentuk tunai pada Entitas Anak sebesar Rp200.000. Bank Mandiri telah memperoleh persetujuan
dari Bank Indonesia melalui surat tertanggal 31 Januari 2011 dan Keputusan Pemegang Saham Di
Luar Rapat (circular resolution) tertanggal 28 Februari 2011 dengan akta No. 19 tertanggal
21 Maret 2011 atas penambahan penyertaan modal tersebut.
Pada tanggal 29 Desember 2011, Bank Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal dalam
bentuk tunai pada Entitas Anak sebesar Rp300.000. Bank Mandiri telah memperoleh persetujuan
dari Bank Indonesia melalui surat tertanggal 27 Desember 2011 dan Keputusan Pemegang
Saham Di Luar Rapat (circular resolution) tertanggal 29 Desember 2011 dengan akta No. 42
tertanggal 29 Desember 2011 atas penambahan penyertaan modal tersebut.
Pada tanggal 21 Desember 2012, Bank Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal dalam
bentuk tunai pada Entitas Anak sebesar Rp300.000. Bank Mandiri telah memperoleh persetujuan
dari Bank Indonesia melalui surat tertanggal 21 Desember 2012 dan Keputusan Pemegang
Saham Di Luar Rapat (circular resolution) tertanggal 21 Desember 2012 dengan akta No. 38
tertanggal 28 Desember 2012 atas penambahan penyertaan modal tersebut.
Pada tanggal 30 Desember 2013, Bank Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal dalam
bentuk inbreng tanah dan bangunan pada Entitas Anak sebesar Rp30.778. Bank Mandiri telah
memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat tertanggal 19 Desember 2013 dan
Keputusan Pemegang Saham Di Luar Rapat (circular resolution) tertanggal 27 Desember 2013
dengan akta No. 20 tertanggal 22 Januari 2014 yang ditegaskan kembali melalui Keputusan
Pemegang Saham Di Luar Rapat (circular resolution) tertanggal 29 Desember 2014 dengan akta
No. 22 tertanggal 23 Januari 2015 atas penambahan penyertaan modal tersebut.
Pada tanggal 24 November 2015, Bank Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal dalam
bentuk tunai pada Entitas Anak sebesar Rp500.000. Bank Mandiri telah memperoleh persetujuan
dari Bank Indonesia melalui surat tertanggal 4 November 2015 dan Keputusan Pemegang Saham
Di Luar Rapat (circular resolution) tertanggal 18 November 2015 dengan akta No. 33 tanggal
25 November 2015 atas penambahan penyertaan modal tersebut.
Pada tanggal 14 November 2016, Bank Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal dalam
bentuk tunai pada Entitas Anak sebesar Rp500.000. Bank Mandiri telah memperoleh persetujuan
dari Otoritas Jasa Keuangan melalui surat tertanggal 3 November 2016 dan Keputusan Pemegang
Saham Di Luar Rapat (circular resolution) tertanggal 25 November 2016 dengan akta No. 09
tanggal 7 Desember 2016 atas penambahan penyertaan modal tersebut. Persetujuan OJK terkait
penambahan modal tersebut telah diterima pada tanggal 24 Januari 2017.
24
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 11 Desember 2017, Bank Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal dalam
bentuk tunai pada Entitas Anak sebesar Rp500.000. Bank Mandiri telah memperoleh persetujuan
dari Kementerian BUMN melalui surat No. S-536/MBU/09/2017 tertanggal 22 September 2017,
Otoritas Jasa Keuangan melalui surat No. S-129/PB.31/2017 tertanggal 5 Desember 2017 dan
Keputusan Pemegang Saham Di Luar Rapat (circular resolution) tertanggal 6 Desember 2017
dengan akta No. 22 tanggal 12 Desember 2017 atas penambahan penyertaan modal tersebut.
Penambahan penyertaan modal akan efektif setelah mendapatkan persetujuan OJK atas
perubahan modal dasar BSM. Entitas anak telah menerima persetujuan dari OJK terkait
perubahan modal dasar tersebut di 15 Januari 2018.
Bank Mandiri (Europe) Limited (“BMEL”) didirikan di London, Inggris pada tanggal 22 Juni 1999
berdasarkan “The Companies Act 1985 of the United Kingdom”. BMEL didirikan melalui konversi
dari Bank Exim cabang London menjadi Entitas Anak dan efektif beroperasi sejak
31 Juli 1999. BMEL yang berlokasi di London, Inggris, bertindak sebagai bank komersial untuk
mewakili kepentingan Bank Mandiri.
PT Mandiri Sekuritas
Pada tanggal 28 Desember 2012, Bank Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal dalam
bentuk tunai pada Mandiri Sekuritas, sebesar Rp29.512. Bank Mandiri telah memperoleh
persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat tertanggal 31 Oktober 2012 dan Keputusan
Pemegang Saham Di Luar Rapat (circular resolution) tertanggal 27 Desember 2012 atas
penambahan penyertaan modal tersebut. Setelah dilaksanakannya penambahan penyertaan
modal tersebut, porsi kepemilikan Bank Mandiri pada Mandiri Sekuritas meningkat dari 95,69%
menjadi 99,99% dari total seluruh saham yang telah dikeluarkan Mandiri Sekuritas.
25
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT Bank Sinar Harapan Bali (“BSHB”) didirikan sebagai Bank Pasar pada tanggal
23 Februari 1970 dengan nama MAI Bank Pasar Sinar Harapan Bali, kemudian pada tanggal
3 November 1992 Bank ini mengalami perubahan bentuk badan hukum menjadi Perseroan
Terbatas berdasarkan Akta No. 4 yang dibuat dihadapan Ida Bagus Alit Sudiatmika, S.H., Notaris
di Denpasar dan memperoleh izin usaha sebagai Bank Umum berdasarkan surat keputusan
Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 77/KMK.017/1994 tanggal 10 Maret 1994. Pada tanggal
3 Mei 2008 dilangsungkan penandatanganan Akta Akuisisi antara pemegang saham BSHB dan
Bank Mandiri, sebagaimana tertuang dalam Akta Akuisisi No. 4 tanggal 3 Mei 2008 dibuat oleh
I Wayan Sugitha, S.H., Notaris di Denpasar. Penandatanganan Akta Akuisisi ini menandai awal
kepemilikan Bank Mandiri atas 80,00% saham BSHB, dimana selanjutnya pengelolaan BSHB
akan dilakukan secara terpisah dari Bank Mandiri sebagai bank yang tetap berdiri sendiri (stand-
alone bank) dengan fokus utama pada pengembangan bisnis Mikro dan Usaha Kecil.
Pada tanggal 22 Oktober 2009, Bank telah melakukan penambahan penyertaan modal pada
BSHB sebesar 1,46% dari total seluruh saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh, atau
sebesar Rp1.460.657.000 (nilai penuh) dengan melakukan pembelian seluruh saham BSHB yang
dimiliki oleh Direktur Utama sebanyak 2.921.314 lembar saham, sebagaimana terdapat dalam
Akta Jual Beli Saham No. 52 tanggal 22 Oktober 2009 yang dibuat di hadapan Notaris Ni Wayan
Widastri, S.H., Notaris di Denpasar, Bali.
Penambahan penyertaan modal Bank Mandiri pada BSHB tersebut dilaksanakan dalam rangka
memenuhi ketentuan Bank Indonesia tentang Good Corporate Governance yang antara lain
mensyaratkan Direktur Utama Bank harus berasal dari pihak yang independen. Penambahan
penyertaan Bank Mandiri di BSHB telah mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia
sebagaimana terdapat dalam surat No. 11/103/DPB1/TPB1-1 tanggal 21 Agustus 2009.
Setelah dilaksanakannya penambahan penyertaan modal tersebut, porsi kepemilikan Bank Mandiri
pada BSHB meningkat dari 80,00% menjadi 81,46% dari total seluruh saham yang telah
dikeluarkan BSHB dengan total nilai penyertaan sebesar Rp81.461 dari semula Rp80.000.
Pada tanggal 28 Mei 2013, Bank telah melakukan penambahan penyertaan modal pada BSHB
sebesar 11,77% dari total seluruh saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh, atau sebesar
Rp32.377.072.750 (nilai penuh) dengan melakukan pembelian saham BSHB yang dimiliki oleh
beberapa pemegang saham minoritas dengan total sebanyak 23.546.962 lembar saham (nilai
penuh). Penambahan penyertaan Bank pada BSHB telah mendapatkan persetujuan dari Bank
Indonesia sebagaimana terdapat dalam surat Bank Indonesia No. 15/33/DPB1/PB1-1 tanggal
6 Mei 2013.
Pada tanggal 22 Desember 2014, BSHB mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
yang menyetujui penerbitan 800.000.000 (nilai penuh) saham baru yang dibeli oleh Bank Mandiri,
PT Taspen (Persero) dan PT Pos Indonesia (Persero). Perubahan komposisi kepemilikan saham
telah berlaku efektif pada tanggal 28 Mei 2015 dengan disetujuinya laporan perubahan pemegang
saham BSHB oleh OJK Perbankan, dengan komposisi kepemilikan akhir adalah Bank Mandiri
(58,25%), PT Taspen (20,2%), PT Pos (20,2%) dan pemegang saham individual (1,35%). OJK
Perbankan juga menyetujui PT Taspen dan PT Pos sebagai pemegang saham baru BSHB serta
tambahan setoran modal Bank Mandiri pada BSHB sebesar Rp198.000.
26
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 24 Juli 2015, OJK telah menyetujui perubahan nama PT Bank Sinar Harapan Bali
menjadi PT Bank Mandiri Taspen Pos dan memberikan izin untuk melakukan kegiatan usaha
dengan nama Bank Mantap. Perubahan nama disertai pula izin perubahan logo dari OJK pada
tanggal 31 Juli 2015. Perubahan nama dan logo tersebut telah diumumkan kepada publik pada
tanggal 7 Agustus 2015.
Pada tanggal 24 November 2016, Bank telah mendapatkan persetujuan dari OJK terkait rencana
penambahan penyertaan modal kepada PT Bank Mandiri Taspen Pos sebesar Rp257.036 melalui
surat No. S-125/PB.31/2016 perihal Permohonan Persetujuan Penambahan Penyertaan Modal
Bank Mandiri pada PT Bank Mandiri Taspen Pos. Adapun penambahan penyertaan modal
dimaksud mengubah persentase kepemilikan dimana setelah dilaksanakan penambahan
penyertaan modal tersebut, porsi kepemilikan Bank Mandiri pada Bank Mantap meningkat dari
58,25% menjadi 59,44% dari total seluruh saham yang telah dikeluarkan oleh Bank Mantap.
Penyertaan ini baru efektif di 2017 berdasarkan persetujuan dari OJK Bali melalui surat
No. S-07/KR.081/2017 dan telah ditatausahakan dalam administrasi pengawasan OJK. Terdapat
selisih perbedaan angka nilai buku tercatat yang menimbulkan selisih transaksi sebesar Rp13.250.
Pada tanggal 9 Oktober 2017, Bank Mandiri Taspen Pos mengadakan Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang menyetujui perubahan komposisi pemegang saham menjadi
Bank Mandiri (59,44%), PT Taspen (40%) dan pemegang saham individual (0,56%). RUPSLB juga
telah menyetujui perubahan nama Perseroan dari semula bernama PT Bank Mandiri Taspen Pos
menjadi PT Bank Mandiri Taspen.
Pada tanggal 6 Desember 2017, Bank telah mendapatkan persetujuan dari OJK Jakarta terkait
rencana penambahan penyertaan modal kepada PT Bank Mandiri Taspen Pos sebesar
Rp210.000 melalui surat No. S-131/PB.31/2017 perihal Permohonan Persetujuan Penambahan
Penyertaan Modal Bank Saudara kepada PT Bank Mandiri Taspen Pos. Bank telah mendapat
persetujuan dari Kementerian BUMN melalui surat No. S-504/MBU/09/2017 tertanggal
7 September 2017. Entitas anak telah menerima persetujuan dari OJK Bali terkait perubahan
modal dasar tersebut di Januari 2018.
Adapun penambahan penyertaan modal dimaksud tidak mengubah persentase kepemilikan, porsi
kepemilikan Bank Mandiri pada Bank Mantap tetap 59,44% dari total seluruh saham yang telah
dikeluarkan oleh Bank Mantap.
Pada tanggal 30 November 2018, PT Bank Mandiri Taspen menyelenggarakan Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa sebagaimana dituangkan dalam Akta Berita Acara Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa No. 112 tanggal 30 November 2018, sebagaimana ditegaskan
dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 34 Tanggal 14 Desember 2018 yang menyetujui
pengalihan sebagian saham PT Bank Mandiri Taspen yang dimiliki oleh PT Bank Mandiri (Persero)
Tbk kepada PT Taspen (Persero), sehingga kepemilikan saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
pada PT Bank Mandiri Taspen, semula sebesar 59,44% menjadi sebesar 51,05% dengan
demikian kepemilikan akhir menjadi Bank Mandiri sebesar 51,05%, PT Taspen sebesar 48,39%
dan pemegang saham individual sebesar 0,56%. Perubahan kepemilikan ini telah mendapatkan
persetujuan OJK pada tanggal 11 Januari 2019.
27
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 8 Desember 2018, Bank telah mendapatkan persetujuan dari OJK Jakarta terkait
rencana divestasi dan penambahan penyertaan modal kepada PT Bank Mandiri Taspen melalui
surat No. S-35/PB.3/2018 perihal Inisiatif Divestasi dan Penambahan Penyertaan Modal Bank
Saudara kepada PT Bank Mandiri Taspen. Bank telah mendapat persetujuan dari Kementerian
BUMN melalui surat No. S-772/MBU/11/2018 tertanggal 16 November 2018.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa sebagaimana dituangkan dalam Akta
Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 112 tanggal 30 November 2018,
yang ditegaskan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 42 tanggal 19 Desember 2018,
disetujui pula penerbitan saham baru sebesar 140.492.748 (nilai penuh) yang dibeli oleh Bank
Mandiri dan PT Taspen, dengan pengambilan bagian saham tersebut, komposisi kepemilikan
saham menjadi Bank Mandiri memiliki 51,08%, PT Taspen memiliki 48,42% dan pemegang saham
individual menjadi 0,50%.
Sebelum tanggal 1 Januari 2011, goodwill yang timbul dari akuisisi PT Bank Mandiri Taspen
sebesar Rp19.219 diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 5 (lima)
tahun dengan pertimbangan atas estimasi manfaat ekonomis atas goodwill tersebut. Efektif
tanggal 1 Januari 2011, sesuai PSAK No. 22 (Revisi 2009), “Kombinasi Bisnis”, goodwill tidak
diamortisasi tapi diuji penurunan nilai setiap tahunnya. Bank secara berkala melakukan evaluasi
terhadap penurunan nilai goodwill tersebut sesuai PSAK No. 48 “Penurunan Nilai Aset” (lihat
Catatan 2s). Saldo goodwill pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah sebesar Rp21.043.
PT Mandiri Tunas Finance
PT Mandiri Tunas Finance (“MTF”, dahulu PT Tunas Financindo Sarana (“TFS”)) adalah
perusahaan yang bergerak dalam kegiatan pembiayaan konsumen. MTF didirikan berdasarkan
akta notaris Misahardi Wilamarta, S.H., No. 262 tanggal 17 Mei 1989 dan disahkan oleh Menteri
Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-4868.HT.01.01.TH.89 tanggal 1 Juni 1989 serta
diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 57, Tambahan No. 1369 tanggal 18 Juli 1989.
Kegiatan komersial MTF dimulai tahun 1989. MTF memperoleh izin usaha sebagai perusahaan
pembiayaan dalam bidang sewa menyewa biasa, anjak piutang dan pembiayaan konsumen dari
Menteri Keuangan berdasarkan surat keputusan No. 1021/KMK.13/1989 tanggal 7 September
1989, No. 54/KMK.013/1992 tanggal 15 Januari 1992 dan No. 19/KMK.017/2001 tanggal
19 Januari 2001. Sesuai dengan Akta Notaris Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LLM pada tanggal
6 Februari 2009, dilakukan penandatanganan Akta Jual Beli antara pemegang saham MTF
(PT Tunas Ridean Tbk. dan PT Tunas Mobilindo Parama) dengan Bank Mandiri, dimana Bank
Mandiri mengakuisisi 51,00% kepemilikan saham atas MTF melalui pembelian 1.275.000.000
lembar saham MTF (nilai nominal Rp100 (nilai penuh)) per lembar saham dengan harga
Rp290.000.
Pengalihan 51,00% kepemilikan kepada Bank Mandiri ini telah disahkan dalam RUPS-LB MTF
sebagaimana tertuang dalam Berita Acara RUPS-LB No. 8 tanggal 6 Februari 2009 dan telah
dicatatkan dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
sebagaimana ditegaskan melalui Surat Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
No. AHU-AH.01.10-01575 tertanggal 11 Maret 2009.
Akuisisi ini juga telah disetujui oleh Bank Indonesia melalui Keputusan Gubernur Bank Indonesia
No. 11/3/DPB1/TPB1-1 tertanggal 8 Januari 2009.
28
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Perubahan nama TFS menjadi MTF dilaksanakan pada tanggal 26 Juni 2009, sesuai Akta
Pernyataan Keputusan Rapat PT Tunas Financindo Sarana No. 181 tanggal 26 Juni 2009 yang
ditandatangani oleh Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi. Anggaran dasar tersebut telah
disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan
No. AHU-4056.AH.01.02.TH.09 pada tanggal 26 Agustus 2009.
Sebelum tanggal 1 Januari 2011, goodwill yang timbul dari akuisisi MTF sebesar Rp156.807
diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 5 (lima) tahun dengan
pertimbangan atas estimasi manfaat ekonomis atas goodwill tersebut. Efektif tanggal 1 Januari
2011, sesuai PSAK No. 22 (Revisi 2009), “Kombinasi Bisnis”, goodwill tidak diamortisasi tapi diuji
penurunan nilai setiap tahunnya. Bank secara berkala melakukan evaluasi terhadap penurunan
nilai goodwill tersebut sesuai PSAK No. 48 “Penurunan Nilai Aset” (lihat Catatan 2s). Saldo
goodwill pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah sebesar Rp96.697.
Mandiri International Remittance Sendirian Berhad (“MIR”) merupakan Entitas Anak yang seluruh
sahamnya dimiliki oleh Bank Mandiri dan menjadi badan hukum Malaysia sejak tanggal
17 Maret 2009 dengan registrasi No. 850077-P. MIR merupakan perusahaan penyedia jasa
pengiriman uang (remittances) di bawah ketentuan Bank Negara Malaysia (“BNM”). MIR telah
mendapat persetujuan dari Bank Indonesia (“BI”) melalui surat No. 10/548/DPB1 tanggal
14 November 2008 dan persetujuan dari BNM untuk melakukan kegiatan operasional melalui surat
No. KL.EC.150/1/8562 tanggal 18 November 2009. Pembukaan kantor MIR dilakukan pada
tanggal 29 November 2009 yang berlokasi di Kuala Lumpur, Malaysia. Pelayanan MIR masih
terbatas pada jasa pengiriman uang kepada nasabah pemegang rekening di Bank Mandiri.
PT AXA Mandiri Financial Services ("AXA Mandiri") merupakan perusahaan Joint Venture antara
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (“Bank Mandiri”) dengan National Mutual International Pty Ltd
(“NMI”) yang bergerak di bidang Asuransi Jiwa. AXA Mandiri didirikan dengan nama PT Asuransi
Jiwa Staco Raharja pada 30 September 1991 dengan Akta Notaris Muhani Salim, S.H., No. 179.
Akta pendirian disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui surat
No. C2-6144.HT.01.01.TH.91 tanggal 28 Oktober 1991. Perusahaan mendapatkan surat
keputusan Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan No. KEP.605/KM.13/1991 tentang Pemberian
Izin Usaha Asuransi Jiwa Nasional dan memulai kegiatan operasionalnya pada tanggal
4 Desember 1991. Nama perusahaan lalu berubah menjadi PT Asuransi Jiwa Mandiri dan
selanjutnya berubah menjadi PT AXA Mandiri Financial Services. Perubahan ini disetujui oleh
Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam surat No. C-28747.HT.01.04.TH.2003 pada
tanggal 10 Desember 2003 dan diumumkan pada Lembaran Berita Negara No. 64, Tambahan
No. 7728 tanggal 10 Agustus 2004 dengan komposisi pemegang saham NMI sebesar 51,00% dan
Bank Mandiri sebesar 49,00%.
Pada Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 17 Mei 2010 (dalam pasal 7), pemegang saham
Bank Mandiri telah menyetujui pembelian saham oleh Bank sebesar 2,00% dari total saham yang
diterbitkan dan disetor penuh secara langsung dari NMI.
29
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 20 Agustus 2010, Bank Mandiri menandatangani perjanjian jual beli (Akta Jual Beli -
AJB) atas pembelian 2.027.844 (dua juta dua puluh tujuh ribu delapan ratus empat puluh empat)
lembar saham (seharga Rp48.427) atau 2,00% dari saham ditempatkan dan disetor penuh dari
NMI di hadapan notaris Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LLM. Penambahan kepemilikan di AXA
Mandiri telah disetujui oleh Bank Indonesia melalui suratnya No. 12/71/DPB1/TPB1-1 pada tanggal
22 Juli 2010. Setelah pembelian ini persentase kepemilikan Bank pada AXA Mandiri meningkat
menjadi 51,00%.
Sebelum tanggal 1 Januari 2011, goodwill yang timbul dari akuisisi AXA Mandiri sebesar Rp40.128
diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 5 (lima) tahun dengan
pertimbangan atas estimasi manfaat ekonomis atas goodwill tersebut. Efektif tanggal 1 Januari
2011, sesuai PSAK No. 22 (Revisi 2009), “Kombinasi Bisnis”, goodwill tidak diamortisasi tapi diuji
penurunan nilai setiap tahunnya. Bank secara berkala melakukan evaluasi terhadap penurunan
nilai goodwill tersebut sesuai PSAK No. 48 “Penurunan Nilai Aset” (lihat Catatan 2s). Saldo
goodwil pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah sebesar Rp37.194.
PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia (“InHealth”) didirikan berdasarkan Akta Notaris NM Dipo
Nusantara Pua Upa, S.H., Nomor 2 tanggal 6 Oktober 2008 dan telah mendapatkan pengesahan
dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan
Nomor AHU-90399.AH.01.01 tanggal 26 November 2008. Perusahaan telah mendapatkan Izin
Usaha di bidang Asuransi Jiwa yang tertuang dalam Salinan Keputusan Menteri Keuangan
Nomor: KEP-381KM.1012009 tanggal 20 Maret 2009.
Pada tanggal 23 Desember 2013, Bank Mandiri dengan PT Kimia Farma (Persero) Tbk. dan
PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) sebagai pihak pembeli dengan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan; dahulu PT Askes (Persero)) dan Koperasi Bhakti
Askes sebagai pihak penjual telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat atas
PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia (”InHealth”) dimana pelaksanaan transaksi akan dilakukan
dalam 2 (dua) tahap yang sebagai berikut:
1. Tahap 1, yaitu pengambilalihan 80% kepemilikan atas InHealth, dimana kepemilikan Bank
Mandiri adalah sebesar 60%, PT Kimia Farma (Persero) Tbk. dan PT Asuransi Jasa Indonesia
(Persero) masing-masing 10%, serta BPJS Kesehatan masih memiliki 20%; dan
2. Tahap 2, yaitu pengambilalihan 20% kepemilikan BPJS Kesehatan atas InHealth oleh Bank
Mandiri sehingga total kepemilikan Bank Mandiri adalah menjadi sebesar 80%. Komposisi
kepemilikan saham pada InHealth setelah transaksi tahap 2 menjadi Bank Mandiri memiliki 80%,
PT Kimia Farma (Persero) Tbk. dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) masing-masing 10%
dari total saham yang dikeluarkan dan disetor penuh InHealth.
Pada tanggal 27 Februari 2014, Bank Mandiri telah memperoleh persetujuan dalam Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan terkait rencana akuisisi InHealth. Selanjutnya, Bank Mandiri juga telah
menerima persetujuan rencana akuisisi dari OJK sesuai Surat No. S-37/PB/31/2014 tanggal
17 April 2014 perihal Permohonan Persetujuan Penyertaan Modal PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
dalam PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia.
30
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 2 Mei 2014, Bank Mandiri dengan PT Kimia Farma (Persero) Tbk. dan
PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) sebagai pihak pembeli dengan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan; dahulu PT Askes (Persero)) dan Koperasi Bhakti
Askes sebagai pihak penjual telah menandatangani perjanjian Jual Beli atas kepemilikan saham di
InHealth yang telah dicatatkan dalam Akta Jual Beli Saham No. 01 tanggal 2 Mei 2014 oleh
Notaris Mala Mukti S.H., LL.M.
Dengan telah dilakukannya penandatanganan Akta Jual Beli tersebut, Bank Mandiri telah efektif
menjadi pemegang saham mayoritas di InHealth dengan porsi kepemilikan sebesar 60%
(Rp990.000), PT Kimia Farma (Persero) Tbk. dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) masing-
masing sebesar 10% (Rp165.000) dan BPJS Kesehatan sebesar 20% (Rp330.000). Perubahan
kepemilikan saham tersebut telah disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham InHealth
sesuai Akta Notaris Mala Mukti S.H., LL.M. No. 19 tanggal 5 Mei 2014 dan telah disampaikan
kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia serta telah diterima
melalui suratnya No. AHU-06507.40.22.2014 tanggal 5 Mei 2014 perihal Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia.
Perubahan Anggaran Dasar InHealth dilakukan sesuai dengan Perjanjian Pemegang Saham yang
telah ditandatangani pada 23 Desember 2013 dan telah dicatatkan dalam Akta Notaris Mala Mukti
S.H., LL.M. No. 20 tanggal 5 Mei 2014 perubahan ini telah disampaikan kepada Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia serta telah diterima melalui suratnya
No. AHU-01805.40.21.2014 tanggal 6 Mei 2014.
Penandatanganan Akta Jual Beli tersebut merupakan pelaksanaan tahap pertama transaksi
akuisisi InHealth sesuai dengan Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat yang telah ditandatangani
pada tanggal 23 Desember 2013.
Pada tanggal 30 Maret 2015, Bank melaksanakan penambahan penyertaan saham dalam
InHealth dengan membeli sejumlah 200.000 saham milik Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan (BPJS) melalui penandatanganan Akta Jual Beli No. 108, tanggal 30 Maret 2015,
dibuat dihadapan Mala Mukti, S.H., LL.M., Notaris di Jakarta, yang merupakan 20,00% dari total
saham yang telah dikeluarkan oleh InHealth. Harga pembelian keseluruhan adalah sebesar
Rp330.000. Penambahan penyertaan tersebut sebelumnya telah disetujui oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) sebagaimana disebutkan dalam suratnya No. S-19/PB.31/2015 tanggal
20 Februari 2015. Selisih perbedaan angka tercatat kepentingan nonpengendali dengan nilai wajar
imbalan yang diberikan atas tambahan saham InHealth sebesar 20,00% sejumlah Rp92.751
dicatat sebagai “Selisih transaksi dengan pihak nonpengendali”.
Dengan telah dilakukannya penandatanganan Akta Jual Beli tersebut, Bank Mandiri telah efektif
menjadi pemegang saham mayoritas atas InHealth dengan porsi kepemilikan sebesar 80%,
dimana PT Kimia Farma (Persero) Tbk. dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) memiliki porsi
kepemilikan masing-masing sebesar 10%. Hal tersebut telah disahkan dalam Rapat Umum
Pemegang Saham sesuai Akta Notaris Mala Mukti S.H., LL.M. No. 109 tanggal 30 Maret 2015 dan
telah disampaikan kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia serta telah diterima
melalui suratnya No. AHU-AH.01.03-0020238 tanggal 30 Maret 2015 perihal Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia.
31
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Bank Mandiri mengambil alih kepemilikan di InHealth sebesar 80% dengan nilai Rp1.320.000.
Saldo goodwill pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah sebesar Rp268.181. Bank
secara berkala melakukan evaluasi terhadap penurunan nilai goodwill tersebut sesuai PSAK
No. 48 “Penurunan Nilai Aset” (Catatan 2s).
Pada tanggal 16 April 2014, Bank Mandiri bersama PT Asco Investindo (“ASCO”) dan PT Tunas
Ridean (Persero) Tbk. (“TURI”), telah menandatangani perjanjian penandatanganan kesepakatan
awal untuk mendirikan sebuah perusahaan pembiayaan untuk dapat mengakselarasi penyaluran
pembiayaan Bank Mandiri khususnya pada segmen pembiayaan kendaraan bermotor.
Pada tanggal 22 Oktober 2014, Bank Mandiri bersama ASCO dan TURI telah menandatangani
perjanjian pemegang saham dimana telah disepakati pendirian suatu perusahaan pembiayaan
dengan modal dasar Rp100.000 dengan komposisi kepemilikan adalah Bank Mandiri (51%);
ASCO (37%); dan TURI (12%). Selanjutnya, pada 23 Desember 2014 sebagaimana disebutkan
dalam suratnya No. S-137/PB.31/2014, Bank Mandiri telah memperoleh izin prinsip penyertaan
modal pada perusahaan pembiayaan baru tersebut dari OJK Pengawasan Bank.
Pada tanggal 21 Januari 2015, telah dilakukan penandatanganan akta pendirian entitas anak baru
Bank Mandiri yang diberi nama PT Mandiri Utama Finance (“MUF”) yang dituangkan dalam akta
notaris Ashoya Ratam, S.H., M.Kn. No. 19 tanggal 21 Januari 2015 dan telah disahkan oleh
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan
No. AHU-0003452.AH.01.01. tahun 2015 tanggal 26 Januari 2015. Bersamaan dengan
penandatanganan akta pendirian tersebut Bank Mandiri juga melakukan penyetoran modal
sebesar Rp51.000 sesuai dengan komposisi kepemilikan saham Bank Mandiri di MUF.
Berdasarkan akta notaris Ashoya Ratam No. 66 tanggal 29 Mei 2015 yang merupakan Pernyataan
Keputusan Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham, telah disetujui perubahan susunan Dewan
Komisaris Perseroan dimana perubahan tersebut telah didaftarkan pada Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat No. AHU-AH.01.03-0936033 tanggal
29 Mei 2015.
Pasca penandatanganan akta pendirian, MUF menyampaikan permohonan izin usaha perusahaan
pembiayaan kepada OJK Institusi Keuangan Non Bank (”OJK IKNB”). Atas permohonan tersebut,
OJK IKNB telah menerbitkan Surat Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor:
KEP-81/D.05/2015 tentang Pemberian Izin Usaha Perusahaan Pembiayaan kepada PT Mandiri
Utama Finance pada tanggal 25 Juni 2015 yang disampaikan melalui surat OJK
No. SR-3516/NB.111/2015 tanggal 26 Juni 2015 perihal Pemberian Izin Usaha Perusahaan
Pembiayaan PT Mandiri Utama Finance.
Pada tanggal 24 Agustus 2015, MUF telah melaksanakan kegiatan operasional awal melalui
kerjasama dengan dealer-dealer utama dan pencairan kredit kepada nasabah terbatas untuk
memenuhi persyaratan OJK IKNB.
32
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Berdasarkan surat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. S-86/PB.31/2016 tanggal
25 Agustus 2016 perihal Permohonan Persetujuan Penambahan Penyertaan Modal PT Mandiri
Utama Finance, OJK menyatakan tidak keberatan dengan rencana Bank Mandiri melakukan
tambahan penyertaan modal kepada MUF sebesar Rp102.000. Penyertaan modal kepada MUF
dilakukan secara bertahap dengan nominal sebesar Rp51.000 untuk masing-masing tahap. Pada
tanggal 29 Agustus 2016 telah dilakukan eksekusi transaksi penambahan penyertaan modal
kepada MUF tahap pertama sebesar Rp51.000. Penambahan penyertaan modal tahap selanjutnya
sebesar Rp51.000, telah dilakukan pada tanggal 16 Desember 2016. Penambahan penyertaan
modal tersebut tidak merubah persentase kepemilikan pada MUF yang keseluruhan sahamnya
dimiliki oleh Bank Mandiri sebesar 51%, ASCO sebesar 37% dan TURI sebesar 12%.
Berdasarkan surat persetujuan dari OJK No. S-68/PB.31/2017 tanggal 26 Juli 2017 perihal
Permohonan Persetujuan Penambahan Penyertaan Modal Bank Saudara kepada MUF, OJK
menyatakan tidak keberatan dengan rencana Bank Mandiri melakukan tambahan penyertaan
modal kepada MUF sebesar Rp102.000. Penyertaan modal kepada MUF dilakukan 2 (dua) tahap
dengan nominal sebesar Rp51.000 untuk masing-masing tahap. Pada tanggal 28 Juli 2017 telah
dilakukan eksekusi transaksi penambahan penyertaan modal kepada MUF tahap pertama sebesar
Rp51.000 yang tertuang dalam akta notaris Ashoya Ratam S.H.,M.Kn. No. 56 tanggal
29 Agustus 2017 dan telah disahkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
No. AHU-AH.01.03-0169081 tahun 2017 tanggal 6 September 2017. Pada tanggal 30 Oktober
2017 telah dilakukan eksekusi transaksi penambahan penyertaan modal kepada MUF tahap kedua
sebesar Rp51.000. Penambahan penyertaan modal tersebut tidak mengubah persentase
kepemilikan pada MUF yang keseluruhan sahamnya dimiliki oleh Bank Mandiri sebesar 51%,
ASCO sebesar 37% dan TURI sebesar 12%.
Pada tanggal 23 Juni 2015, Bank Mandiri bersama PT Mandiri Sekuritas telah mendirikan Entitas
Anak baru yang bergerak di bidang modal ventura dengan nama PT Mandiri Capital Indonesia
(“MCI”).
Pendirian perusahaan ditandai dengan penandatanganan akta pendirian antara Bank Mandiri dan
PT Mandiri Sekuritas dimana Bank Mandiri melakukan penyertaan modal sebesar Rp9.900 yang
mewakili 99% kepemilikan saham dalam MCI dan PT Mandiri Sekuritas melakukan penyertaan
modal sebesar Rp100 yang mewakili 1% kepemilikan saham dalam MCI, sehingga struktur
permodalan MCI adalah sebesar Rp10.000.
Penyertaan modal Bank Mandiri dalam rangka Pendirian MCI telah memperoleh persetujuan
Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana tercantum dalam surat Otoritas Jasa Keuangan
No. S-48/PB.31/2015 perihal Permohonan Persetujuan Penyertaan Modal PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk. dalam rangka pendirian Perusahaan Modal Ventura pada tanggal 11 Juni 2015.
Pada tanggal 26 Juni 2015, pendirian MCI telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia No. AHU-2445684.AH.01.01 tahun 2015. MCI telah memperoleh izin untuk
melaksanakan kegiatan usaha di bidang modal ventura pada tanggal 10 November 2015 melalui
surat Otoritas Jasa Keuangan No. SR-6035/NB.111/2015 sehingga MCI dapat melaksanakan
kegiatan operasional secara penuh.
33
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Berdasarkan surat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. S-1/PB.31/2016 tanggal
7 Januari 2016 perihal Permohonan Persetujuan Penyertaan Bank Saudara kepada PT Mandiri
Capital Indonesia (PT MCI), OJK menyatakan tidak keberatan dengan rencana Bank Mandiri
melakukan tambahan penyertaan modal kepada MCI.
Pada tanggal 21 Januari 2016 telah dilakukan eksekusi transaksi penambahan penyertaan modal
kepada MCI sebesar Rp340.000, sehingga modal dasar MCI menjadi sebesar Rp350.000.
Penambahan penyertaan modal kepada MCI dilakukan dengan menerbitkan 3.400 lembar saham
baru dalam MCI masing-masing saham bernilai nominal Rp100.000.000 (nilai penuh) dimana
seluruh saham baru tersebut dieksekusi oleh Bank Mandiri (100%).
Dengan penambahan modal sebesar Rp340.000 yang dilakukan seluruhnya oleh Bank Mandiri
maka persentase kepemilikan saham di MCI yang masing-masing sahamnya dimiliki oleh Bank
Mandiri menjadi sebesar 99,97% dan Mandiri Sekuritas menjadi sebesar 0,03%.
Berdasarkan surat persetujuan dari OJK No. S-69/PB.31/2017 tanggal 26 Juli 2017 perihal
Permohonan Persetujuan Penyertaan Bank Saudara kepada PT Mandiri Capital Indonesia (MCI),
OJK menyatakan tidak keberatan dengan rencana Bank Mandiri melakukan tambahan penyertaan
modal kepada MCI.
Pada tanggal 28 Juli 2017 telah dilakukan eksekusi transaksi penambahan penyertaan modal
kepada MCI sebesar Rp200.000, sehingga modal dasar MCI menjadi sebesar Rp550.000 yang
tertuang dalam akta notaris Muhammad Hanafi No. 8 tanggal 7 September 2017 dan telah
mendapatkan pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
No. AHU-AH.01.03-0171170 tahun 2017 tanggal 13 September 2017. Penambahan penyertaan
modal kepada MCI dilakukan dengan menerbitkan 2.000 lembar saham baru dalam MCI masing-
masing saham bernilai nominal Rp100.000.000 (nilai penuh) dimana seluruh saham baru tersebut
dieksekusi oleh Bank Mandiri (100%).
Dengan penambahan modal sebesar Rp200.000 yang dilakukan seluruhnya oleh Bank Mandiri
maka persentase kepemilikan saham di MCI yang masing-masing sahamnya dimiliki oleh Bank
Mandiri menjadi sebesar 99,98% dan Mandiri Sekuritas menjadi sebesar 0,02%.
Berdasarkan surat persetujuan dari OJK No. S-14/PB.31/2019 tanggal 31 Januari 2019 perihal
Penambahan Penyertaan Modal Bank Saudara pada PT Mandiri Capital Indonesia, OJK telah
mencatatkan rencana Bank Mandiri melakukan tambahan penyertaan modal kepada MCI dalam
administrasi OJK.
Pada tanggal 6 Februari 2019 telah dilakukan eksekusi transaksi penambahan penyertaan modal
kepada MCI sebesar Rp547.000, sehingga modal dasar MCI menjadi sebesar Rp1.097.000 yang
tertuang dalam akta notaris Muhammad Hanafi No. 6 tanggal 7 Februari 2019 dan telah
mendapatkan pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
No. AHU-0006380.AH.01.02. tahun 2019 tanggal 7 Februari 2019. Penambahan penyertaan
modal kepada MCI dilakukan dengan menerbitkan 5.470 lembar saham baru dalam MCI masing-
masing saham bernilai nominal Rp100.000.000 (nilai penuh) dimana seluruh saham baru tersebut
dieksekusi oleh Bank Mandiri (100%).
Dengan penambahan modal sebesar Rp547.000 yang dilakukan seluruhnya oleh Bank Mandiri
maka persentase kepemilikan saham di MCI yang masing-masing sahamnya dimiliki oleh Bank
Mandiri menjadi sebesar 99,99% dan Mandiri Sekuritas menjadi sebesar 0,01%.
34
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 30 Juli 2019 telah dilakukan eksekusi transaksi penambahan penyertaan modal
kepada MCI sebesar Rp360.000, sehingga modal dasar MCI berubah menjadi sebesar
Rp1.457.000 yang tertuang dalam akta notaris H. Burhanuddin Husaini SH., MH No. 13 tanggal 30
Juli 2019 dan telah mendapatkan pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
No. AHU-0044080.AH.01.02.TAHUN 2019 tanggal 30 Juli 2019. Penambahan penyertaan modal
kepada MCI dilakukan dengan menerbitkan 14.570 lembar saham baru dalam MCI masing-masing
saham bernilai nominal Rp100.000.000 (nilai penuh) dimana seluruh saham baru tersebut
dieksekusi oleh Bank Mandiri (100%).
Dengan penambahan modal sebesar Rp360.000 yang dilakukan seluruhnya oleh Bank Mandiri
maka persentase kepemilikan saham di MCI tidak berubah di mana masing-masing sahamnya
dimiliki oleh Bank Mandiri menjadi sebesar 99,99% dan Mandiri Sekuritas menjadi sebesar 0,01%.
PT Mandiri AXA General Insurance (“MAGI”) merupakan perusahaan ventura bersama antara
Bank Mandiri dengan AXA Société Anonyme yang bergerak di bidang asuransi kerugian. MAGI
sebelumnya bernama PT Maskapai Asuransi Dharma Bangsa (PT Insurance Society Dharma
Bangsa Ltd) yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Sie Khwan Djioe No. 109 tanggal 28 Juli
1961 di Jakarta dan memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman melalui Daftar Penetapan
Menteri Kehakiman No. J.A.5/11/4 tanggal 20 Januari 1962. Nama perusahaan PT Maskapai
Asuransi Dharma Bangsa mengalami perubahan menjadi PT Asuransi Dharma Bangsa dengan
Akta Notaris Imas Fatimah, S.H. No. 54 tanggal 17 Desember 1997 dan telah memperoleh
persetujuan dari Menteri Kehakiman melalui Surat Keputusan Menteri Kehakiman
No. C2-2421.HT.01.04.TH.98 tanggal 26 Maret 1998.
Pada Rapat Umum Pemegang Saham Bank Mandiri tanggal 23 Mei 2011, pemegang saham Bank
Mandiri telah menyetujui rencana penyertaan modal oleh Bank Mandiri dalam bentuk akuisisi atas
120.000 (seratus dua puluh ribu) lembar saham baru yang akan diterbitkan oleh PT Asuransi
Dharma Bangsa. Penyertaan modal Bank Mandiri pada PT Asuransi Dharma Bangsa tersebut
telah memperoleh persetujuan Bank Indonesia melalui suratnya No. 13/59/DPB1/TPB1-1 pada
tanggal 28 Juli 2011.
Pada tanggal 11 Oktober 2011, Bank Mandiri melakukan pembelian 120.000 (seratus dua puluh
ribu) lembar saham baru yang diterbitkan oleh PT Asuransi Dharma Bangsa dengan total nilai
Rp60.000 dan telah dicatatkan dalam Akta Akuisisi Notaris Yualita Widyadhari, S.H. No. 23
tanggal 11 Oktober 2011. Setelah pembelian saham tersebut, Bank Mandiri menjadi pemegang
saham PT Asuransi Dharma Bangsa dengan persentase kepemilikan sebesar 60,00% yang telah
disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham PT Asuransi Dharma Bangsa sesuai Akta
Notaris Yualita Widyadhari, S.H. No. 22 tanggal 11 Oktober 2011 dan telah disampaikan kepada
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia serta telah diterima melalui
suratnya No. AHU-AH.01.10-10-33252 tanggal 17 Oktober 2011 perihal Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar PT Asuransi Dharma Bangsa.
Selanjutnya, nama perusahaan PT Asuransi Dharma Bangsa telah diubah menjadi PT Mandiri
AXA General Insurance sesuai dengan Akta Notaris Yualita Widyadhari, S.H. No. 90 tanggal
18 Oktober 2011 dan telah disampaikan kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia serta telah diterima melalui suratnya No. AHU-51976.AH.01.02 tanggal
25 Oktober 2011 perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar PT Mandiri AXA
General Insurance.
35
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam menjalankan usahanya, MAGI telah memperoleh izin usaha dari Biro Perasuransian
Bapepam dan LK Kementerian Keuangan Republik Indonesia melalui surat
No. S-12583/BL/2011 tanggal 22 November 2011 perihal Penyampaian Salinan Keputusan
Menteri Keuangan tentang Pemberlakuan Izin Usaha di Bidang Asuransi Kerugian Sehubungan
Perubahan Nama PT Asuransi Dharma Bangsa menjadi PT Mandiri AXA General Insurance.
Dengan komposisi saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebanyak 120.000 lembar saham
dengan nominal Rp60.000.000.000 dan AXA S.A sebanyak 80.000 lembar saham dengan nominal
Rp40.000.000.000. Pada tahun 2014 seluruh saham AXA S.A dijual kepada AXA ASIA sesuai
Akta Notaris Mala Mukti S.H., L.LM tanggal 6 Januari 2014 dan telah disampaikan kepada
Kementrian Hukum dan Hak Asasi manusia Republik Indonesia serta telah diterima melalui
suratnya No. AHU-AH.01.10.01330 tanggal 10 Januari 2014.
Otoritas Jasa Keuangan melalui surat No. S-42/PB.31/2014 tanggal 14 Mei 2014 dan surat
No. 5-94/PB.31/2014 tanggal 31 Oktober 2014 telah menyetujui Penambahan Penyertaan Modal
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk pada PT Mandiri AXA General Insurance, sebesar Rp24.000 dan
Rp63.000. Penambahan penyertaan modal tersebut telah disetujui oleh Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) MAGI secara sirkuler sebagaimana dinyatakan dalam Akta Notaris Wiwiek Widhi
Astuti No. 20 tanggal 6 Juni 2014 dan No. 27 tanggal 21 November 2014 telah disetujui oleh
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan nomor AHU-03896.40.20.2014 tanggal
12 Juni 2014 dan nomor AHU-08879.40.21.2014 tanggal 26 November 2014. Penambahan
penyertaan modal tersebut tidak merubah komposisi pemegang saham MAGI yang sahamnya
dimiliki oleh Bank Mandiri sebesar 60% dan AXA S.A sebesar 40%.
Berdasarkan surat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. S-52/PB.31/2015 tanggal
25 Juni 2015 perihal Permohonan Persetujuan Penambahan Penyertaan Modal PT Mandiri AXA
General Insurance, OJK menyatakan tidak keberatan dengan rencana Bank Mandiri melakukan
penambahan penyertaan modal lanjutan kepada MAGI sebesar Rp30.000.
Pada tanggal 9 Juli 2015 telah dilakukan eksekusi penambahan penyertaan modal kepada MAGI
sebesar Rp30.000. Total penambahan penyertaan modal kepada MAGI adalah sebesar Rp50.000
dengan jumlah penambahan penyetoran modal sesuai persentase kepemilikan saham Bank
Mandiri di MAGI sebesar 60% dan AXA S.A sebesar 40%, sehingga Bank Mandiri menambah
penyertaan modal sebesar Rp30.000 dan AXA S.A sebesar Rp20.000. Penambahan penyertaan
modal tersebut tidak merubah persentase kepemilikan di MAGI yang keseluruhan sahamnya
dimiliki oleh Bank Mandiri sebesar 60% dan AXA S.A sebesar 40%.
Berdasarkan surat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. S-72/PB.31/2016 tanggal
3 Agustus 2016 perihal Permohonan Persetujuan Penambahan Penyertaan Modal PT Mandiri
AXA General Insurance, OJK menyatakan tidak keberatan dengan rencana Bank Mandiri
melakukan penambahan penyertaan modal lanjutan kepada MAGI sebesar Rp30.000. Pada
tanggal 9 Agustus 2016 telah dilakukan eksekusi transaksi penambahan penyertaan modal
kepada MAGI sebesar Rp30.000. Total penambahan penyertaan modal kepada MAGI adalah
sebesar Rp50.000 dengan jumlah penambahan penyetoran modal sesuai persentase kepemilikan
saham Bank Mandiri pada MAGI sebesar 60% dan AXA S.A sebesar 40%, sehingga Bank Mandiri
menambah penyertaan modal sebesar Rp30.000 dan AXA S.A sebesar Rp20.000. Penambahan
penyertaan modal tersebut tidak mengubah persentase kepemilikan pada MAGI yang keseluruhan
sahamnya dimiliki oleh Bank Mandiri sebesar 60% dan AXA S.A sebesar 40%.
36
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 31 Oktober 2018, Bank telah mendapatkan persetujuan dari OJK Jakarta terkait
rencana divestasi kepada PT Mandiri AXA General Insurance melalui surat No. S-122/PB.31/2018
perihal Inisiatif Divestasi Penyertaan Modal Bank Saudara pada PT Mandiri AXA General
Insurance. Bank telah mendapat persetujuan dari Kementerian BUMN melalui surat
No. S-635/MBU/09/2018 tertanggal 26 September 2018.
Pada tanggal 21 November 2018, AXA ASIA melakukan pembelian 276.000 (dua ratus tujuh puluh
enam ribu) lembar saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. yang diterbitkan oleh PT Mandiri AXA
General Insurance dan telah dicatatkan dalam Akta Pengalihan Saham Notaris Mala Mukti S.H
L.LM. No. 52 tanggal 21 November 2018. Setelah pembelian saham tersebut, Bank Mandiri
menjadi pemegang saham PT Mandiri AXA General Insurance dengan persentase kepemilikan
sebesar 20,00% yang telah disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham PT Mandiri AXA
General Insurance sesuai Akta Notaris Mala Mukti S.H L.LM No. 54 tanggal 21 November 2018
dan telah disampaikan kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
serta telah diterima melalui suratnya No. AHU-AH.01.03-10-0268916 tanggal 28 November 2018.
PT Mandiri AXA General Insurance telah mengajukan laporan perubahan komposisi kepemilikan
saham kepada OJK dan disetujui pada tanggal 12 Desember 2018. Sejak persentase kepemilikan
Bank Mandiri di MAGI sebesar 20%, laporan keuangan MAGI tidak lagi dikonsolidasi.
Kantor pusat Bank Mandiri berkedudukan di Jalan Jenderal Gatot Subroto Kavling 36-38 Jakarta
Selatan, Indonesia. Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, struktur dan jumlah kantor dalam
dan luar negeri Bank Mandiri adalah sebagai berikut:
Pada tanggal 31 Desember 2019, Bank Mandiri memiliki 6 kantor cabang luar negeri yang
berlokasi di Cayman Islands, Singapura, Hong Kong, Dili Timor Leste, Shanghai (Republik Rakyat
Cina) dan Dili Timor Plaza dan 1 kantor remittance yang berlokasi di Hong Kong.
Untuk mendukung pencapaian aspirasi Bank Mandiri, yaitu “Indonesia’s Best, ASEAN’s
Prominent”, Bank Mandiri mengelompokan unit-unit kerja di struktur organisasinya menjadi
3 kelompok, yaitu:
1. Business Units, berfungsi sebagai motor utama pengembangan bisnis Bank yang terdiri dari
dua segmen utama yaitu segmen Wholesale Banking yang terdiri dari Corporate Banking,
Commercial Banking, Hubungan Kelembagaan, Treasury & International Banking dan segmen
Retail Banking terdiri dari Credit Cards, Consumer Loans, Micro Banking, Small & Medium
Enterprise Banking, dan Micro Development & Agent Banking.
37
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. Support Functions, berfungsi sebagai supporting unit yang mendukung operasional Bank
secara keseluruhan yang terdiri dari Special Asset Management, Manajemen Risiko yang
membawahi Wholesale Risk dan Retail Risk, Teknologi Informasi & Operasi yang membawahi
Operation, Kepatuhan dan SDM, Keuangan dan Strategi, Internal Audit, Chief Digital Banking
Officer dan Chief Transformation Officer.
3. Bisnis & Jaringan yang membawahi Consumer & Transaction berfungsi sebagai unit yang
melakukan penjualan produk dan jasa kepada seluruh segmen nasabah Bank Mandiri, terdiri
dari 12 Kantor Wilayah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan wealth management.
Bank Mandiri telah melakukan perubahan struktur organisasi yang berlaku efektif tanggal
10 Desember 2019 sebagaimana tertuang dalam Keputusan Direksi No. KEP.DIR/070/2019
tanggal 12 Desember 2019 tentang Struktur Organisasi. Perubahan struktur organisasi Bank
Mandiri tersebut dengan menata ulang organisasi untuk memenuhi kebutuhan dan perkembangan
Bank.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, susunan Dewan Komisaris Bank Mandiri adalah
sebagai berikut:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Dewan Komisaris
Komisaris Utama/
Komisaris Independen : - Hartadi Agus Sarwono
Komisaris Utama : Kartika Wirjoatmodjo*) -
Wakil Komisaris Utama : - Imam Apriyanto Putro
Wakil Komisaris Utama/
Komisaris Independen : Muhamad Chatib Basri*) -
Komisaris Independen : Makmur Keliat Goei Siauw Hong
Komisaris Independen : Mohamad Nasir*) Bangun Sarwito Kusmulyono
Komisaris Independen : Robertus Bilitea*) Makmur Keliat
Komisaris : Ardan Adiperdanap Ardan Adiperdana
Komisaris : R.Widyo Pramono R. Widyo Pramono
Komisaris : Rionald Silaban**) Askolani
*)
Diangkat pada pelaksanaan RUPS Luar Biasa tanggal 9 Desember 2019 dan efektif setelah memperoleh persetujuan dari OJK atas pelaksanaan Uji Kemampuan
dan Kepatutan (Fit & Proper Test).
**)
Diangkat pada pelaksanaan RUPS Luar Biasa tanggal 28 Agustus 2019 dan efektif setelah memperoleh persetujuan dari OJK atas pelaksanaan Uji Kemampuan
dan Kepatutan (Fit & Proper Test).
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, susunan Direksi Bank Mandiri adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019
Direksi
Direktur Utama : Royke Tumilaar*)
Wakil Direktur Utama : Sulaiman Arif Arianto
Direktur Consumer and Retail Transaction : Hery Gunardi
Direktur Manajemen Risiko : Ahmad Siddik Badruddin
Direktur Information Technology : Rico Usthavia Frans
Direktur Treasury, International Banking and
Special Asset Management : Darmawan Junaidi
Direktur Corporate Banking : Alexandra Askandar
Direktur Kepatuhan dan SDM : Agus Dwi Handaya
Direktur Operation : Panji Irawan
Direktur Hubungan Kelembagaan : Donsuwan Simatupang
Direktur Commercial Banking : Riduan
Direktur Keuangan dan Strategi : Silvano Winston Rumantir*)
*)
Diangkat pada pelaksanaan RUPS Luar Biasa tanggal 9 Desember 2019 dan efektif setelah memperoleh persetujuan dari OJK atas pelaksanaan Uji Kemampuan
dan Kepatutan (Fit & Proper Test).
38
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, susunan Direksi Bank Mandiri adalah sebagai berikut:
(lanjutan)
31 Desember 2018
Direksi
Direktur Utama : Kartika Wirjoatmodjo
Wakil Direktur Utama : Sulaiman Arif Arianto
Direktur Corporate Banking : Royke Tumilaar
Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan : Hery Gunardi
Direktur Manajemen Risiko : Ahmad Siddik Badruddin
Direktur Teknologi Informasi dan Operasi : Rico Usthavia Frans
Direktur Treasury dan International Banking : Darmawan Junaidi
Direktur Hubungan Kelembagaan : Alexandra Askandar
Direktur Kepatuhan : Agus Dwi Handaya
Direktur Keuangan : Panji Irawan
Direktur Retail Banking : Donsuwan Simatupang
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, Komite Audit Bank Mandiri terdiri dari:
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, Komite Remunerasi dan Nominasi Bank Mandiri terdiri
dari:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Ketua merangkap anggota : R. Widyo Pramono Hartadi Agus Sarwono
Anggota : Kartika Wirjoatmodjo*) Imam Apriyanto Putro
Anggota : Makmur Keliat Bangun Sarwito Kusmulyono
Anggota : Ardan Adiperdana Makmur Keliat
Anggota : Robertus Bilitea*) -
Anggota : Indri K. Hidayat Askolani
Anggota : - R. Widyo Pramono
Anggota : - Goei Siauw Hong
Anggota : - Ardan Adiperdana
Sekretaris (ex-officio) : Group Head atau Pejabat Group Head Human Capital
Eksekutif di bidang Human Services
Capital yang ditunjuk
*)
Efektif hak suara (voting rights) dalam pengambilan keputusan menunggu hasil Fit and Proper Test dan persetujuan pengangkatan sebagai Dewan Komisaris oleh
Otoritas Jasa Keuangan.
39
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, Komite Pemantau Risiko Bank Mandiri terdiri dari:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Ketua merangkap anggota : Makmur Keliat Goei Siauw Hong
Anggota : Muhamad Chatib Basri*) Bangun Sarwito Kusmulyono
Anggota : Ardan Adiperdana Ardan Adiperdana
Anggota : R. Widyo Pramono R. Widyo Pramono
Anggota : Rionald Silaban*) -
Anggota : Lista Irna Lista Irna
Anggota : Chrisna Pranoto Ridwan Darmawan Ayub
*)
Efektif hak suara (voting rights) dalam pengambilan keputusan menunggu hasil Fit and Proper Test dan persetujuan pengangkatan sebagai Dewan Komisaris oleh
Otoritas Jasa Keuangan.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, Komite Tata Kelola Terintegrasi Bank Mandiri terdiri
dari:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, Ketua Internal Audit Bank Mandiri adalah
Mustaslimah.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri adalah Rohan
Hafas.
Jumlah karyawan Bank Mandiri pada tanggal 31 Desember 2019 sebanyak 39.065 orang dan
31 Desember 2018 sebanyak 39.809 orang (tidak diaudit).
40
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Laporan keuangan konsolidasian Bank dan Entitas Anak (“Grup”) ini diselesaikan dan disetujui untuk
diterbitkan oleh Direksi pada tanggal 23 Januari 2020.
Laporan keuangan konsolidasian disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. VIII.G.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK
No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan
Emiten atau Perusahaan Publik.
Kebijakan akuntansi utama yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian
Bank dan Entitas Anak adalah seperti dijabarkan di bawah ini:
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan harga perolehan, kecuali untuk aset
keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual, aset dan liabilitas keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dan seluruh instrumen derivatif yang diukur
berdasarkan nilai wajar dan aset tanah yang diukur pada nilai wajar sejak 1 April 2016. Laporan
keuangan konsolidasian disusun berdasarkan akuntansi berbasis akrual, kecuali laporan arus kas
konsolidasian.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan
mengelompokkan arus kas dalam aktivitas-aktivitas operasional, investasi dan pendanaan.
Pos-pos dalam penghasilan komprehensif lainnya disajikan terpisah antara akun-akun yang akan
direklasifikasikan ke laba rugi dan akun-akun yang tidak akan direklasifikasikan ke laba rugi.
Laporan keuangan Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah disusun
berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 101 (Revisi 2016) tentang
“Penyajian Laporan Keuangan Syariah”, PSAK No. 102 (Revisi 2016) tentang “Akuntansi
Murabahah”, PSAK No. 104 (Revisi 2016) tentang “Akuntansi Istishna”, PSAK No. 105 tentang
“Akuntansi Mudharabah”, PSAK No. 106 tentang “Akuntansi Musyarakah”, PSAK No. 107 (Revisi
2016) tentang “Akuntansi Ijarah”, PSAK No. 110 (Revisi 2015) tentang “Akuntansi Sukuk”, PSAK
No. 111 tentang “Akuntansi Wa’d” dan PSAK lain selama tidak bertentangan dengan prinsip
syariah dan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) (Revisi 2013).
Seluruh angka dalam laporan keuangan konsolidasian ini, dibulatkan dan disajikan dalam jutaan
Rupiah (“Rp”), kecuali dinyatakan lain.
41
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 1 Januari 2019, terdapat standar baru dan penyesuaian atau amendemen terhadap
beberapa standar yang masih berlaku yang relevan dengan operasi Grup yang berlaku efektif
sejak tanggal tersebut yaitu sebagai berikut:
- PSAK No. 22 (Penyesuaian 2018) tentang “Kombinasi Bisnis”
- PSAK No. 24 (Amendemen 2018) tentang “Imbalan Kerja”
- PSAK No. 26 (Penyesuaian 2018) tentang “Biaya Pinjaman”
- PSAK No. 46 (Penyesuaian 2018 ) tentang “Pajak Penghasilan”
- PSAK No. 66 (Penyesuaian 2018) tentang “Pengaturan Bersama”
- ISAK No. 33 tentang “Transaksi Valuta Asing dan Imbalan Dimuka”
- ISAK No. 34 tentang “Ketidakpastian dalam Perlakuan Pajak Penghasilan”
Grup menilai bahwa tidak terdapat dampak yang material atas penerapan standar baru atau
amendemen atau penyesuaian tahunan standar yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2019 tersebut
terhadap laporan keuangan konsolidasian Grup.
c. Instrumen keuangan
A. Aset keuangan
Grup mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (a) aset keuangan yang diukur
pada nilai wajar melalui laba rugi, (b) pinjaman yang diberikan dan piutang, (c) aset
keuangan dimiliki hingga jatuh tempo dan (d) aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi
ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan
klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.
(a) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam
kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal
telah ditetapkan oleh Grup untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
Aset keuangan yang diklasifikasikan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada
nilai wajar melalui laba rugi adalah dimiliki untuk mencadangkan liabilitas asuransi
Entitas Anak yang diukur pada nilai wajar dari aset terkait.
Instrumen keuangan yang dikelompokkan ke dalam kategori ini diakui pada nilai
wajarnya pada saat pengakuan awal, biaya transaksi diakui secara langsung ke
dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar, penjualan
instrumen keuangan dan pendapatan bunga dari instrumen keuangan dalam
kelompok diperdagangkan diakui di dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain konsolidasian yang dicatat di akun pendapatan dari kelompok
diperdagangkan - neto.
42
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
43
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan yang
ditetapkan untuk dimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka
pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak
diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, aset keuangan yang
diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai
wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya
dimana keuntungan atau kerugian atas perubahan nilai wajar diakui sebagai
penghasilan komprehensif lain kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi
selisih kurs untuk instrumen utang. Untuk instrumen ekuitas, laba rugi selisih kurs
diakui sebagai bagian laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
konsolidasian, hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan
tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi keuntungan atau
kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar, yang sebelumnya diakui
sebagai penghasilan komprehensif lain diakui di laba rugi. Pendapatan bunga
dihitung menggunakan metode suku bunga efektif.
Pengakuan
Bank menggunakan akuntansi tanggal perdagangan untuk mencatat transaksi efek-efek dan
obligasi pemerintah. Aset keuangan yang dialihkan kepada pihak ketiga tetapi tidak
memenuhi syarat penghentian pengakuan disajikan di dalam laporan posisi keuangan
konsolidasian sebagai “Aset lain-lain - Tagihan atas efek-efek dan obligasi pemerintah yang
diagunakan”, dimana pihak penerima memiliki hak untuk menjual atau mentransfer kembali.
B. Liabilitas keuangan
Grup mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori (a) liabilitas keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dan (b) liabilitas keuangan yang diukur dengan
biaya perolehan diamortisasi.
(a) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai
diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang pada saat pengakuan awal telah
ditetapkan oleh Grup untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
44
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(a) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (lanjutan)
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar liabilitas keuangan
yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain konsolidasian sebagai pendapatan dari kelompok
diperdagangkan - neto. Beban bunga dari liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai
diperdagangkan dicatat diakun pendapatan kelompok diperdagangkan - neto.
Jika Grup pada pengakuan awal telah menetapkan instrumen utang tertentu sebagai
nilai wajar melalui laba rugi (opsi nilai wajar), maka selanjutnya, penetapan ini tidak
dapat diubah. Berdasarkan PSAK No. 55, instrumen utang yang diklasifikasikan sebagai
opsi nilai wajar, terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus dipisahkan.
Perubahan nilai wajar terkait dengan liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk diukur
pada nilai wajar melalui laba rugi diakui di dalam pendapatan kelompok diperdagangkan
- neto. Beban Bunga dari liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi dicatat diakun pendapatan kelompok diperdagangkan - neto.
Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi diukur pada nilai wajar dikurangi biaya transaksi.
Setelah pengakuan awal, Grup mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur
dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Amortisasi suku bunga efektif diakui sebagai “Beban bunga”.
C. Penghentian pengakuan
Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas yang
berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah
ditransfer dan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset tersebut
telah ditransfer (jika, secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka
Grup melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kendali yang
masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan). Liabilitas keuangan dihentikan
pengakuannya ketika liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
Agunan yang diserahkan oleh Grup di dalam perjanjian efek-efek yang dijual dengan janji
untuk dibeli kembali dan transaksi securities lending dan borrowing tidak dihentikan
pengakuannya karena Grup secara substansial masih memiliki seluruh risiko dan manfaat
atas agunan tersebut, berdasarkan kesepakatan bahwa harga pembelian kembali telah
ditentukan di awal, sehingga kriteria penghentian pengakuan tidak terpenuhi.
45
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Hapus buku
Aset keuangan dapat dihapus buku apabila cadangan kerugian penurunan nilai telah
dibentuk 100%.
Grup tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori
instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi selama instrumen
keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan.
Grup tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai aset keuangan dimiliki hingga
jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah
menjual atau mereklasifikasi aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang
lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak
signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali
penjualan atau reklasifikasi tersebut:
(a) dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian
kembali di mana perubahan suku bunga pasar tidak akan berpengaruh secara
signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut;
(b) terjadi setelah Grup telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset
keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Grup telah memperoleh pelunasan
dipercepat; atau
(c) terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Grup, tidak berulang dan
tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Grup.
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia
untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi
tetap dilaporkan dalam komponen penghasilan komprehensif lain sampai aset keuangan
tersebut dihentikan pengakuannya dan pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif
yang sebelumnya diakui dalam penghasilan komprehensif lain harus diakui pada laporan
laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian sebagai komponen
keuntungan/kerugian dari penjualan aset keuangan.
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok tersedia untuk dijual ke kelompok dimiliki hingga
jatuh tempo dicatat pada nilai tercatat. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi
harus diamortisasi menggunakan suku bunga efektif sampai dengan tanggal jatuh tempo
instrumen tersebut.
46
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
48
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus disajikan dalam laporan posisi
keuangan konsolidasian jika memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling
hapus buku atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara
neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. Hak
yang berkekuatan hukum berarti:
Kriteria yang digunakan oleh Grup untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan
nilai adalah sebagai berikut:
49
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)
Khusus untuk kredit yang diberikan, Grup menggunakan kriteria tambahan untuk
menentukan bukti obyektif penurunan nilai sebagai berikut:
1. Kredit yang diberikan dengan kolektibilitas Kurang Lancar, Diragukan dan Macet
(kredit non-performing) sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI)
No. 14/15/PBI/2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum dan Surat Edaran
Bank Indonesia (SEBI) No. 15/28/DPNP tanggal 31 Juli 2013 tentang Penilaian
Kualitas Aset Bank Umum.
Grup pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai atas
aset keuangan. Penilaian secara individual dilakukan atas aset keuangan yang
secara individual mengalami penurunan nilai yang signifikan, dengan menggunakan
metode discounted cash flows.
Jika Grup menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset
keuangan yang dinilai secara individual, baik yang jumlahnya signifikan maupun tidak
signifikan, maka aset keuangan tersebut akan dimasukkan ke dalam kelompok aset
keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan penurunan nilai
kelompok aset keuangan tersebut dilakukan secara kolektif. Aset keuangan yang
perhitungan penurunan nilainya dilakukan secara individual, namun tidak terdapat
kerugian penurunan nilai, maka aset keuangan tersebut tetap dimasukkan kedalam
klasifikasi aset keuangan yang akan dievaluasi secara individual. Namun Grup
membentuk cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) berdasarkan probability of
default masing-masing segmen yang dihasilkan oleh evaluasi penurunan nilai kredit
secara kolektif.
Dalam melakukan evaluasi penurunan nilai kredit, Bank menetapkan portofolio kredit
menjadi 3 kategori, sebagai berikut:
1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan jika terjadi penurunan nilai
akan berdampak cukup material bagi laporan keuangan konsolidasian, yaitu kredit
dengan Gross Annual Sales (GAS) Corporate dan Commercial, serta kredit dengan
GAS di luar Corporate dan Commercial dengan baki debet lebih besar dari Rp5.000;
2. Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan, yaitu GAS SME, Micro
dan Consumer dengan baki debet lebih kecil atau sama dengan Rp5.000; dan
3. Kredit yang direstrukturisasi.
Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara individual,
jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:
1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan memiliki bukti obyektif
penurunan nilai; atau
2. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai signifikan.
50
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)
Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif, jika
memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:
1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan namun tidak memiliki bukti
obyektif penurunan nilai; atau
2. Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan; atau
3. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan.
Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset
keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang (tanpa
memperhitungkan kerugian penurunan nilai di masa datang yang belum terjadi) yang
didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan
tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui akun cadangan kerugian
penurunan nilai dan beban kerugian diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain konsolidasian. Jika pinjaman yang diberikan atau aset keuangan
dimiliki hingga jatuh tempo memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang
digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif
yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak.
Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan
agunan mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan
dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah
pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.
Bank menggunakan metode fair value of collateral sebagai arus kas masa datang
apabila memenuhi salah satu kondisi berikut:
1. Kredit bersifat collateral dependent, yaitu jika pelunasan kredit hanya bersumber
dari agunan; atau
2. Pengambilalihan agunan kemungkinan besar terjadi dan didukung dengan aspek
legal pengikatan agunan.
Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan
berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit seperti mempertimbangkan
segmentasi kredit dan status tunggakan. Karakteristik yang dipilih adalah relevan
dengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang
mengindikasikan kemampuan debitur atau rekanan untuk membayar seluruh liabilitas
yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi.
Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya
dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan kerugian historis yang pernah dialami
atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik
risiko kredit kelompok tersebut di dalam Bank. Kerugian historis yang pernah dialami
kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk
mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya
kerugian historis tersebut dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada
periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini.
51
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)
Grup menggunakan statistical model analysis method, yaitu roll rates analysis method
dan migration analysis method untuk penilaian penurunan nilai aset keuangan secara
kolektif dengan menggunakan data historis minimal 3 (tiga) tahun.
Ketika kredit yang diberikan tidak tertagih, kredit tersebut dihapus buku dengan
menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Kredit tersebut dapat dihapus buku
setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah
ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan kredit yang diberikan dan efek-
efek (di dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang diberikan dan
piutang) diklasifikasikan ke dalam “Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai”.
Jika pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan
pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi
setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur), maka
kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan
menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan
laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
Penerimaan kemudian atas kredit yang diberikan yang telah dihapusbukukan pada
tahun sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional lainnya.
1. Aset produktif terdiri dari giro dan penempatan pada Bank Indonesia dalam bentuk
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Fasilitas Simpanan Bank Indonesia
Syariah (FASBIS), Tagihan Reverse Repo SBSN BI, Term Deposit Valas Syariah
BI, giro pada bank syariah lain, investasi pada surat berharga, penyertaan modal
sementara, piutang istishna, piutang ijarah, pinjaman qardh, pembiayaan
musyarakah, pembiayaan mudharabah, aset yang diperoleh untuk ijarah, dan
komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit seperti bank garansi dan letter
of credit (L/C) yang tidak dapat dibatalkan dan standby letter of credit.
Penyisihan kerugian aset produktif dan aset non-produktif bank umum yang
melaksanakan kegiatan berdasarkan prinsip syariah diatur dalam Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 19/POJK.03/2018 tanggal 20 September 2018
tentang Penilaian Kualitas Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, serta
POJK No. 12/POJK.03/2015 tanggal 21 Agustus 2015 tentang ketentuan kehati-
hatian dalam rangka stimulus perekonomian nasional bagi Bank Umum Syariah
dan Unit Usaha Syariah.
52
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)
Khusus untuk kualitas surat berharga dan penempatan pada Entitas Anak
ditetapkan menjadi 3 (tiga) golongan yaitu lancar, kurang lancar dan macet.
Sedangkan untuk kualitas penyertaan modal kualitasnya ditetapkan menjadi
4 (empat) golongan yaitu lancar, kurang lancar, diragukan dan macet.
2. Untuk Murabahah, Entitas Anak mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa
aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset
keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian
penurunan nilai telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti obyektif mengenai
penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi
setelah pengakuan awal tersebut (peristiwa yang merugikan), yang berdampak
pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset yang
dapat diestimasi secara andal.
Cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang murabahah yang dinilai secara
kolektif dihitung berdasarkan PSAK No. 55, “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran”.
53
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai wajar dari
investasi dalam instrumen utang di bawah biaya perolehannya merupakan bukti
obyektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan
nilai. Ketika terdapat bukti tersebut di atas untuk aset keuangan yang tersedia untuk
dijual, kerugian kumulatif, yang merupakan selisih antara biaya perolehan dengan nilai
wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah
diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian,
dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain konsolidasian.
Jika, pada tahun berikutnya, nilai wajar aset keuangan yang diklasifikasikan dalam
kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara
obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian
penurunan nilai pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
konsolidasian, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
Jaminan keuangan awalnya diakui dalam laporan keuangan konsolidasian sebesar nilai
wajar pada tanggal jaminan diberikan. Nilai wajar dari jaminan keuangan pada saat
dimulainya transaksi pada umumnya sama dengan provisi yang diterima untuk jaminan
diberikan dengan syarat dan kondisi normal. Setelah pengakuan awal, liabilitas Bank
atas jaminan tersebut diukur pada jumlah yang lebih tinggi antara jumlah awal,
dikurangi amortisasi provisi dan estimasi terbaik dari jumlah yang diharapkan akan
terjadi untuk menyelesaikan jaminan tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan
pengalaman transaksi yang sejenis dan kerugian historis masa lalu, dilengkapi dengan
penilaian manajemen. Pendapatan provisi yang diperoleh diamortisasi selama jangka
waktu jaminan dengan menggunakan metode garis lurus.
Bank menentukan cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan atas kontrak
jaminan keuangan yang memiliki risiko kredit dan komitmen berdasarkan nilai yang
lebih tinggi antara nilai amortisasi (nilai tercatat) dan nilai kini atas pembayaran liabilitas
yang diharapkan akan terjadi (ketika pembayaran atas jaminan tersebut menjadi
probable) atau nilai cadangan kerugian penurunan nilai yang dihitung berdasarkan data
kerugian historis untuk evaluasi penurunan nilai secara kolektif.
54
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Sebelum pengakuan awal, Grup menentukan klasifikasi investasi pada sukuk berdasarkan
tujuan investasi Grup. Klasifikasi dalam investasi sukuk terdiri dari:
- Biaya perolehan
Jika investasi tersebut dimiliki dalam suatu model usaha yang bertujuan utama untuk
memperoleh arus kas kontraktual; dan persyaratan kontraktual menentukan tanggal
tertentu pembayaran pokok dan/atau hasilnya. Biaya perolehan sukuk ijarah dan sukuk
mudharabah termasuk biaya transaksi. Selisih antara biaya perolehan dan nilai nominal
diamortisasi secara garis lurus selama jangka waktu sukuk.
Sukuk mudharabah yang diterbitkan disajikan sebesar nilai nominal. Biaya-biaya yang timbul
dari penerbitan surat berharga dicatat sebagai beban yang ditangguhkan yang disajikan
dalam akun “Aset lain-lainnya” dan diamortisasi secara garis lurus selama jangka waktu
surat berharga.
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan
dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada
tanggal pengukuran.
Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa transaksi untuk menjual aset atau
mengalihkan liabilitas terjadi:
- Di pasar utama untuk aset dan liabilitas tersebut; atau
- Jika tidak terdapat pasar utama, di pasar yang paling menguntungkan untuk aset atau
liabilitas tersebut.
Nilai wajar suatu aset atau liabilitas diukur menggunakan asumsi yang akan digunakan
pelaku pasar ketika menentukan harga aset dan liabilitas tersebut dengan asumsi bahwa
pelaku pasar bertindak dalam kepentingan ekonomik terbaiknya.
55
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif, seperti efek-efek
dan obligasi pemerintah, ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal
laporan posisi keuangan konsolidasian menggunakan harga yang dipublikasikan secara
rutin dan berasal dari sumber yang terpercaya, seperti Bloomberg, Reuters atau harga yang
diberikan oleh broker (quoted price). Investasi dalam unit reksadana dinyatakan sebesar
nilai pasar sesuai nilai aset bersih dari reksadana pada tanggal laporan posisi keuangan
konsolidasian.
Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi di pasar aktif, jika harga kuotasi tersedia
sewaktu-waktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek (dealer),
perantara efek (broker) dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan
rutin dalam suatu transaksi yang wajar. Jika kriteria di atas tidak terpenuhi, maka pasar aktif
dinyatakan tidak tersedia. Indikasi-indikasi dari pasar tidak aktif adalah terdapat selisih yang
besar antara harga penawaran dan permintaan atau kenaikan signifikan dalam selisih harga
penawaran dan permintaan dan hanya terdapat beberapa transaksi terkini.
Untuk efek-efek yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek
ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau
dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih efek-efek tersebut.
Untuk obligasi pemerintah yang tidak memiliki nilai pasar, estimasi nilai wajar ditentukan
dengan menggunakan model internal berdasarkan nilai kini dari arus kas masa depan yang
diharapkan (pendekatan next-repricing method) dengan menggunakan faktor deflator.
d. Prinsip-prinsip konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Bank Mandiri dan Entitas Anak yang
mayoritas sahamnya dimiliki atau dikendalikan oleh Bank Mandiri.
Pengendalian didapat ketika Bank terekspos atau memiliki hak atas imbal hasil variabel dari
keterlibatannya dengan Entitas Anak dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil
tersebut melalui kekuasaannya atas Entitas Anak.
Bank mengendalikan Entitas Anak jika dan hanya jika Bank memiliki hak berikut ini:
a) Kekuasaan atas Entitas Anak (hak yang ada saat ini yang mempengaruhi kemampuan kini
untuk mengarahkan aktivitas relevan yang secara signifikan mempengaruhi imbal hasil Entitas
Anak).
b) Eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan Entitas Anak.
c) Kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas Entitas Anak untuk mempengaruhi
jumlah imbal hasil Bank.
56
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada laporan keuangan konsolidasian Bank Mandiri, semua saldo dan transaksi yang signifikan
antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi. Kepentingan nonpengendali atas laba
bersih Entitas Anak disajikan sebagai pengurang dari laba bersih konsolidasian untuk
mendapatkan jumlah laba yang menjadi hak pemilik entitas Bank. Kepentingan nonpengendali
dalam aset bersih disajikan sebagai bagian dari ekuitas kecuali kepentingan nonpengendali yang
berasal dari konsolidasi atas reksadana disajikan sebagai bagian dari liabilitas dalam laporan
posisi keuangan konsolidasian.
Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama
untuk peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Kebijakan akuntansi yang
digunakan dalam laporan keuangan konsolidasian telah diterapkan secara konsisten oleh Entitas
Anak, kecuali bila dinyatakan lain.
Bila pengendalian atas suatu entitas diperoleh atau berakhir dalam tahun berjalan, hasil usaha
entitas tersebut dimasukkan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
konsolidasian sejak tanggal pengendalian dimulai atau sampai dengan tanggal pengendalian
berakhir.
Transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali, berupa pengalihan bisnis yang dilakukan dalam
rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama, bukan
merupakan perubahan kepemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga transaksi tersebut
tidak dapat menimbulkan laba atau rugi bagi kelompok usaha secara keseluruhan ataupun bagi
entitas individual dalam kelompok usaha tersebut.
Oleh karena transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan
substansi ekonomi kepemilikan atas bisnis yang dipertukarkan, maka transaksi tersebut diakui
pada jumlah tercatat berdasarkan metode penyatuan kepemilikan.
Perubahan dalam bagian kepemilikan Bank pada Entitas Anak yang tidak mengakibatkan
hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas, dalam hal ini transaksi dengan pemilik
dalam kapasitasnya sebagai pemilik. Sehingga setiap perbedaan antara jumlah kepentingan
nonpengendali disesuaikan dan nilai wajar imbalan yang diberikan atau diterima diakui secara
langsung dalam ekuitas dan diatribusikan pada pemilik entitas induk.
Bank Mandiri menyelenggarakan catatan akuntansinya dalam mata uang Rupiah. Untuk tujuan
konsolidasian, laporan keuangan dalam mata uang asing milik cabang dan Entitas Anak luar
negeri Bank Mandiri dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan dasar sebagai berikut:
(1) Aset dan liabilitas, komitmen dan kontinjensi - menggunakan kurs spot Reuters pada tanggal
laporan posisi keuangan konsolidasian.
(2) Pendapatan, beban, laba dan rugi - menggunakan kurs tengah rata-rata yang berlaku pada
bulan terjadinya transaksi.
(3) Akun ekuitas - menggunakan kurs historis pada tanggal transaksi.
(4) Laporan arus kas - menggunakan kurs spot Reuters pada tanggal laporan posisi keuangan
konsolidasian, kecuali akun-akun laba rugi menggunakan kurs tengah rata-rata dan unsur-
unsur ekuitas menggunakan kurs historis.
57
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
58
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Semua transaksi signifikan dengan pihak-pihak berelasi, telah diungkapkan pada Catatan 56.
Kas dan setara kas mencakup kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain dan investasi
jangka pendek likuid lainnya dengan jangka waktu jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau kurang sejak
tanggal perolehan.
Giro pada Bank Indonesia dan Bank lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan
piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.20/3/PBI/2018 tentang Giro Wajib Minimum
dalam Rupiah dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah, Bank dan Entitas Anak yang menjalankan kegiatan usaha dengan prinsip syariah
Wajib memenuhi Giro Wajib Minimum (GWM) pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta
Asing.
PBI No.20/3/PBI/2018 tersebut dijelaskan oleh Peraturan Anggota Dewan Gubernur (PADG)
No.20/10/PADG/2018 yang menyatakan bahwa GWM dalam Rupiah Bank ditetapkan sebesar
rata-rata 6,50% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank dalam Rupiah selama periode laporan tertentu
yang wajib dipenuhi secara harian sebesar 4,5% dan secara rata-rata sebesar 2%. GWM dalam
Rupiah Entitas Anak yang menjalankan kegiatan usaha dengan prinsip syariah ditetapkan sebesar
rata-rata 5% dari DPK Entitas Anak yang menjalankan kegiatan usaha dengan prinsip syariah
dalam Rupiah selama periode laporan tertentu yang wajib dipenuhi secara harian sebesar 3% dan
secara rata-rata sebesar 2%.
GWM dalam Valuta Asing Bank ditetapkan sebesar rata-rata 8% dari DPK Bank dalam Valuta
Asing selama periode laporan tertentu yang wajib dipenuhi secara harian sebesar 6% dan secara
rata-rata sebesar 2%. GWM dalam Valuta Asing Entitas Anak yang menjalankan kegiatan usaha
dengan prinsip syariah ditetapkan secara harian sebesar 1% dari DPK Entitas Anak yang
menjalankan kegiatan usaha dengan prinsip syariah dalam Valuta Asing.
Ketentuan tersebut di atas telah dua kali diubah melalui PADG No.20/30/PADG/2018 tanggal 30
November 2018 dan terakhir adalah PADG No.21/14/PADG/2019 tanggal 26 Juni 2019 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 20/10/PADG/2018 tentang
Giro Wajib Minimum dalam Rupiah dan Valuta Asing bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum
Syariah, dan Unit Usaha Syariah.
59
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Sesuai dengan PADG No.21/14/PADG/2019, GWM Rupiah BUK ditetapkan sebesar rata-rata 6%
dari DPK BUK dalam Rupiah selama periode laporan tertentu yang wajib dipenuhi secara harian
sebesar 3% dan secara rata-rata sebesar 3%. Sementara itu, GWM Rupiah BUS dan UUS
ditetapkan sebesar rata-rata 4,5% dari DPK BUS dan UUS dalam Rupiah selama periode laporan
tertentu yang wajib dipenuhi secara harian sebesar 1,5% dan secara rata-rata sebesar 3%.
GWM Valuta Asing Bank masih tetap sebesar rata-rata 8% dari DPK Bank dalam Valuta Asing
selama periode laporan tertentu yang wajib dipenuhi secara harian sebesar 6% dan secara rata-
rata sebesar 2%.
Penyangga Likuiditas Makroprudensial
Penyangga Likuiditas Makroprudensial, selanjutnya disebut PLM (dahulu disebut sebagai GWM
sekunder), adalah cadangan likuiditas minimum dalam rupiah yang wajib dipelihara oleh BUK
dalam bentuk surat berharga yang memenuhi persyaratan tertentu, yang besarnya ditetapkan oleh
Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari DPK BUK dalam rupiah. Sedangkan bagi BUS,
Penyangga Likuiditas Makroprudensial Syariah (PLM Syariah) adalah cadangan likuiditas
minimum dalam rupiah yang wajib dipelihara oleh BUS dalam bentuk surat berharga syariah yang
memenuhi persyaratan tertentu, yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar
persentase tertentu dari DPK BUS dalam rupiah.
Kewajiban pemenuhan PLM terkini diatur melalui Peraturan Bank Indonesia No.21/12/PBI/2019
tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/4/PBI/2018 tentang Rasio
Intermediasi Makroprudensial dan Penyangga Likuiditas Makroprudensial bagi Bank Umum
Konvensional, Bank Umum Syariah, dan Unit Usaha Syariah yang dijelaskan melalui Peraturan
Anggota Dewan Gubernur No.21/22/PADG/2019 tentang Rasio Intermediasi Makroprudensial dan
Penyangga Likuiditas Makroprudensial bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, dan
Unit Usaha Syariah.
Sesuai dengan peraturan tersebut, PLM yang wajib dipenuhi oleh BUK dan BUS adalah sebesar
4% dari rata-rata DPK Rupiah pada periode tertentu. Perhitungan atas PLM ini masih mengacu
pada PBI No.20/4/PBI/2018 pasal 20 (3).
Giro Rasio Intermediasi Makroprudensial
Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) dahulu disebut sebagai Loan to Funding Ratio (LFR).
Berdasarkan PBI No.20/4/PBI/2018 tanggal 29 Maret 2018, penyebutan LFR berubah menjadi
Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) dengan kewajiban pemenuhan Giro RIM mulai berlaku
pada tanggal 16 Juli 2018. Sesuai dengan ketentuan tersebut, RIM adalah rasio hasil
perbandingan antara:
a. Kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dalam Rupiah dan valuta asing, dan
b. Surat berharga korporasi dalam Rupiah dan valuta asing yang memenuhi persyaratan tertentu,
yang dimiliki Bank,
terhadap:
a. DPK Bank dalam bentuk giro, tabungan dan simpanan berjangka/deposito dalam rupiah dan
valuta asing, tidak termasuk dana antarbank; dan
b. Surat berharga dalam rupiah dan valuta asing yang memenuhi persyaratan tertentu, yang
diterbitkan oleh Bank untuk memperoleh sumber pendanaan.
Giro RIM adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo
Rekening Giro pada Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari DPK yang dihitung
berdasarkan selisih antara RIM yang dimiliki oleh Bank dan RIM target. Giro RIM dikenakan jika
RIM Bank di bawah minimum RIM target Bank Indonesia (80%) atau di atas maksimum RIM target
Bank Indonesia (92%) dengan KPMM Bank lebih kecil dari KPMM Insentif Bank Indonesia yang
sebesar 14%.
60
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Ketentuan mengenai perhitungan RIM dan pemenuhan Giro RIM disempurnakan kembali melalui
Peraturan Bank Indonesia Nomor 21/12/PBI/2019 tentang Perubahan atas Peraturan Bank
Indonesia Nomor 20/4/PBI/2018 tentang Rasio Intermediasi Makroprudensial dan Penyangga
Likuiditas Makroprudensial bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, dan Unit Usaha
Syariah sehingga yang dimaksud dengan RIM adalah rasio hasil perbandingan antara:
a. Kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dalam Rupiah dan valuta asing, dan
b. Surat berharga korporasi dalam Rupiah dan valuta asing yang memenuhi persyaratan tertentu,
yang dimiliki Bank,
terhadap:
a. DPK Bank dalam bentuk giro, tabungan dan simpanan berjangka/deposito dalam rupiah dan
valuta asing, tidak termasuk dana antarbank; dan
b. Surat berharga dalam rupiah dan valuta asing yang memenuhi persyaratan tertentu, yang
diterbitkan oleh Bank untuk memperoleh sumber pendanaan.
c. Pinjaman yang diterima dalam rupiah dan valuta asing yang memenuhi persyaratan tertentu,
yang diterima oleh BUK untuk memperoleh sumber pendanaan.
Sementara itu, Giro atas pemenuhan RIM yang selanjutnya disebut Giro RIM adalah saldo giro
dalam rekening giro Rupiah di Bank Indonesia yang wajib dipelihara oleh BUK. Giro RIM
dikenakan jika RIM Bank di bawah minimum RIM target Bank Indonesia (84%) atau di atas
maksimum RIM target Bank Indonesia (94%) dengan perhitungan angka Parameter Disinsentif
Bawah memperhatikan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) atau rasio pembiayaan
bermasalah (non-performing financing/NPF) serta rasio KPMM dan perhitungan angka Parameter
Disinsentif Atas sebesar 0,2 apabila KPMM Bank lebih kecil dari KPMM insentif (14%).
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk
Deposit Facility (DF), Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah (FASBIS), Pasar Uang Antar
Bank, Pasar Uang Antar Bank Syariah, deposito berjangka dan lain-lain.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar biaya perolehan diamortiasai
dengan menggunakan suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan
dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan
piutang.
j. Efek-efek
Efek-efek yang dimiliki terdiri dari efek-efek yang diperdagangkan di pasar uang seperti Sertifikat
Bank Indonesia (SBI), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Surat Perbendaharaan Negara
(SPN), Negotiable Certificates of Deposits, Medium Term Notes, Treasury Bills yang diterbitkan
oleh pemerintah negara lain dan Pemerintah Republik Indonesia, wesel ekspor, efek-efek yang
diperdagangkan di pasar modal seperti unit reksadana, serta efek-efek yang diperdagangkan di
bursa efek seperti saham dan obligasi, termasuk obligasi syariah perusahaan dan Sertifikat
Investasi Mudharabah Antarbank (SIMA).
Efek-efek diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi, tersedia untuk dijual, dimiliki hingga jatuh tempo, pinjaman yang diberikan dan piutang
dan diukur pada biaya perolehan. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan
dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, tersedia untuk dijual, dimiliki hingga jatuh
tempo, pinjaman yang diberikan dan piutang dan diukur pada biaya perolehan.
61
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
j. Efek-efek (lanjutan)
Investasi dalam unit reksadana dinyatakan sebesar nilai pasar sesuai nilai aset bersih dari
reksadana pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian.
Untuk efek-efek yang diperdagangkan di pasar keuangan yang terorganisasi, nilai wajar tersebut
umumnya ditentukan dengan mengacu pada harga pasar yang terjadi di bursa efek pada tanggal
yang terdekat dengan tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Untuk efek-efek yang tidak
mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai
wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan
terhadap aset bersih efek-efek tersebut. Penurunan nilai wajar permanen atas efek-efek untuk
dimiliki hingga jatuh tempo dan tersedia untuk dijual dibebankan pada laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun berjalan.
Pemindahan efek ke klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo dari klasifikasi tersedia untuk dijual
dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan
dalam komponen ekuitas dan diamortisasi dengan metode suku bunga efektif selama sisa umur
efek tersebut ke laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
k. Obligasi pemerintah
Obligasi pemerintah adalah surat utang yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Obligasi pemerintah terdiri dari obligasi pemerintah yang diperoleh dalam rangka program
rekapitalisasi dan obligasi pemerintah yang dibeli dari pasar.
Obligasi pemerintah diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi, tersedia untuk dijual, dimiliki hingga jatuh tempo dan diukur pada biaya
perolehan. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok diukur
pada nilai wajar melalui laba rugi, tersedia untuk dijual, dimiliki hingga jatuh tempo dan diukur pada
biaya perolehan.
l. Tagihan lainnya - transaksi perdagangan
Tagihan lainnya - transaksi perdagangan adalah tagihan sebagai akibat dari perjanjian pemberian
fasilitas perdagangan kepada debitur yang akan ditagih pada saat jatuh tempo.
Tagihan lainnya diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan
dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi aset keuangan dalam kelompok pinjaman
yang diberikan dan piutang.
m. Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali dan liabilitas atas efek-efek
yang dijual dengan janji dibeli kembali
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali disajikan sebagai aset dalam laporan posisi
keuangan konsolidasian sebesar harga penjualan kembali dikurangi dengan pendapatan bunga
yang belum diamortisasi dan cadangan kerugian penurunan nilai. Selisih antara harga beli dan
harga jual kembali diperlakukan sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan (belum
diamortisasi) dan diakui sebagai pendapatan selama periode sejak efek-efek tersebut dibeli hingga
dijual kembali dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Efek-efek yang dibeli dengan janji untuk dijual kembali diklasifikasikan sebagai aset keuangan
dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi
atas aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang.
62
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
m. Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali dan liabilitas atas efek-efek
yang dijual dengan janji dibeli kembali (lanjutan)
Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali disajikan sebagai liabilitas dalam laporan posisi
keuangan konsolidasian sebesar harga pembelian kembali yang disepakati dikurangi dengan
bunga dibayar dimuka yang belum diamortisasi. Selisih antara harga jual dan harga beli kembali
yang disepakati diperlakukan sebagai beban bunga dibayar dimuka dan diakui sebagai beban
bunga selama jangka waktu sejak efek-efek tersebut dijual hingga dibeli kembali dengan
menggunakan metode suku bunga efektif.
Efek-efek yang dijual dengan janji untuk dibeli kembali diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan
yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas
liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Entitas Anak mencatat transaksi reverse repo surat berharga syariah mengacu ke PSAK No. 111
tentang “Akuntansi Wa’d” yang berlaku secara prospektif sejak 1 Januari 2018. Pada saat
pengakuan awal, Entitas Anak mengklasifikasikan surat berharga syariah yang diperoleh dari
transaksi jual beli pertama dalam kategori diukur pada nilai wajar melalui penghasilan
komprehensif lain. Keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar diakui dalam penghasilan
komprehensif lain.
Seluruh instrumen derivatif (termasuk transaksi valuta asing untuk tujuan pendanaan dan
perdagangan) dicatat dalam laporan posisi keuangan konsolidasian berdasarkan nilai wajarnya.
Nilai wajar tersebut ditentukan berdasarkan harga pasar dengan menggunakan kurs Reuters pada
tanggal laporan atau metode diskonto arus kas.
Tagihan derivatif disajikan sebesar keuntungan yang belum direalisasi dari kontrak derivatif.
Liabilitas derivatif disajikan sebesar kerugian yang belum direalisasi dari kontrak derivatif.
Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif disajikan dalam laporan keuangan konsolidasian
berdasarkan tujuan Bank atas transaksi yaitu untuk (1) lindung nilai atas nilai wajar, (2) lindung
nilai atas arus kas, (3) lindung nilai atas investasi bersih pada kegiatan operasi luar negeri dan (4)
instrumen perdagangan, sebagai berikut:
1. Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif yang ditujukan dan memenuhi syarat sebagai
instrumen lindung nilai atas nilai wajar dan keuntungan atau kerugian atas perubahan nilai
wajar aset dan liabilitas yang dilindungi, diakui sebagai laba atau rugi yang dapat saling hapus
dalam periode akuntansi yang sama. Setiap selisih yang terjadi menunjukkan terjadinya
ketidakefektifan lindung nilai dan secara langsung diakui sebagai laba atau rugi konsolidasian
tahun berjalan.
2. Bagian efektif dari keuntungan atau kerugian atas kontrak derivatif yang ditujukan sebagai
lindung nilai atas arus kas dilaporkan sebagai penghasilan komprehensif lain. Bagian yang
tidak efektif dari lindung nilai dilaporkan sebagai laba atau rugi konsolidasian tahun berjalan.
3. Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif yang ditujukan sebagai lindung nilai atas
investasi bersih pada kegiatan operasi luar negeri dilaporkan sebagai penghasilan
komprehensif lain, sepanjang transaksi tersebut dianggap efektif sebagai transaksi lindung
nilai.
4. Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif yang tidak ditujukan sebagai instrumen lindung
nilai (atau kontrak derivatif yang tidak memenuhi persyaratan sebagai instrumen lindung nilai)
diakui sebagai laba atau rugi konsolidasian pada tahun berjalan.
63
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tagihan derivatif diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi, sedangkan liabilitas derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan dalam
kelompok diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi
untuk aset keuangan dan liabilitas keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui laba
rugi.
Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disetarakan dengan kas,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam dengan debitur yang mewajibkan
debitur untuk melunasi utang berikut bunganya setelah jangka waktu tertentu dan tagihan yang
berasal dari transaksi perdagangan yang telah jatuh tempo yang belum diselesaikan dalam waktu
15 hari.
Kredit sindikasi, kredit dalam rangka pembiayaan langsung dan pembiayaan bersama serta
penerusan dinyatakan sebesar saldonya sesuai dengan porsi kredit yang risikonya ditanggung
oleh Bank Mandiri dan Entitas Anak.
Di dalam kredit yang diberikan termasuk pembiayaan oleh PT Bank Syariah Mandiri (“BSM”),
Entitas Anak, berupa piutang, pembiayaan syariah dan pinjaman qardh.
Penjelasan secara ringkas dari masing-masing jenis pembiayaan tersebut adalah sebagai berikut:
Mudharabah adalah kerja sama suatu usaha antara pihak pertama (malik, shahibul maal atau
Entitas Anak) yang menyediakan seluruh modal dan pihak kedua (amil, mudharib atau nasabah)
yang bertindak selaku pengelola dana dengan membagi keuntungan usaha sesuai dengan
persentase tertentu yang disepakati dalam akad, sedangkan kerugian ditanggung sepenuhnya
oleh Entitas Anak kecuali jika pihak kedua melakukan kesalahan yang disengaja, lalai atau
menyalahi perjanjian. Pembiayaan mudharabah dinyatakan sebesar saldo pembiayaan dikurangi
dengan penyisihan kerugian.
Musyarakah adalah kerja sama di antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana
masing-masing pihak memberikan porsi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan akan dibagi
sesuai dengan persentase yang disepakati, sedangkan kerugian ditanggung sesuai dengan porsi
dana masing-masing. Pembiayaan musyarakah permanen adalah musyarakah dengan ketentuan
bagian dana setiap mitra ditentukan sesuai akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa akad.
Pembiayaan musyarakah menurun (musyarakah mutanaqisha) adalah musyarakah dengan
ketentuan bagian dana salah satu mitra akan dialihkan secara bertahap kepada mitra lainnya
sehingga bagian dananya akan menurun dan pada akhir masa akad mitra lain tersebut akan
menjadi pemilik penuh usaha tersebut. Pembiayaan musyarakah dinyatakan sebesar saldo
pembiayaan dikurangi dengan penyisihan kerugian.
Piutang ijarah adalah penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna atau manfaat dari
suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan
barang itu sendiri kepada penyewa. Ijarah muntahiyah bittamlik adalah penyediaan dana dalam
rangka memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi
sewa dengan opsi pemindahan kepemilikan barang kepada penyewa. Piutang pendapatan ijarah
diakui pada saat jatuh tempo sebesar sewa yang belum diterima dan disajikan sebesar nilai bersih
yang dapat direalisasikan, yakni sebesar saldo piutang.
Akad murabahah adalah akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga beli kepada
pembeli dan dibayar dengan harga yang lebih tinggi sebagai marjin yang disepakati. Murabahah
adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (marjin)
yang disepakati oleh penjual dan pembeli.
64
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Piutang murabahah diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kategori pinjaman yang
diberikan dan piutang sesuai PSAK No. 55 “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”.
Piutang murabahah pada awalnya diukur pada nilai bersih yang dapat direalisasi ditambah dengan
biaya transaksi/pendapatan administrasi yang dapat diatribusikan secara langsung dan biaya
tambahan untuk memperoleh aset keuangan tersebut, dan setelah pengakuan awal diukur pada
biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode tingkat imbal hasil efektif dikurangi cadangan
kerugian penurunan nilai.
Piutang murabahah dinyatakan sebesar jumlah piutang setelah dikurangi dengan marjin yang
ditangguhkan yang dapat direalisasikan dengan cadangan kerugian penurunan nilai. Entitas Anak
menetapkan cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang sesuai dengan kualitas piutang
murabahah berdasarkan penelaahan atas masing-masing saldo piutang.
Piutang istishna adalah pembiayaan barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu
dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan atau pembeli
(mustashni) dan penjual atau pembuat (shani). Piutang istishna disajikan sebesar tagihan kepada
pembeli dikurangi penyisihan kerugian.
Pinjaman qardh adalah pinjaman dana kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah wajib
mengembalikan dana yang diterimanya pada waktu yang telah disepakati. Atas transaksi ini,
Entitas Anak mendapatkan ujrah (imbalan) dan diakui pada saat diterima. Pinjaman qardh meliputi
pembiayaan dengan akad hawalah dan rahn. Akad hawalah adalah akad pengalihan utang dari
pihak yang berutang (nasabah) kepada pihak lain (Entitas Anak) yang wajib menanggung atau
membayar.
Rahn merupakan transaksi gadai barang atau harta dari nasabah kepada Entitas Anak dengan
uang sebagai gantinya. Barang atau harta yang digadaikan tersebut dinilai sesuai harga pasar
dikurangi persentase tertentu. Atas transaksi ini, Entitas Anak mendapatkan ujrah (imbalan) dan
diakui pada saat diterima. Pinjaman qardh disajikan sebesar saldo dikurangi penyisihan kerugian.
Kredit yang diberikan dan piutang/pembiayaan syariah diklasifikasikan sebagai aset keuangan
dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi
atas aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang.
Untuk restrukturisasi kredit dengan cara konversi kredit yang diberikan menjadi saham atau
instrumen keuangan lainnya, kerugian dari restrukturisasi kredit diakui dalam bentuk cadangan
kerugian penurunan nilai apabila nilai wajar penyertaan saham atau instrumen keuangan yang
diterima dikurangi estimasi biaya untuk menjualnya adalah lebih kecil dari nilai buku kredit yang
diberikan.
65
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
i. Kualitas kredit telah dikategorikan Lancar (kolektibilitas 1) sesuai dengan hasil review
berdasarkan 3 (tiga) pilar penetapan kualitas kredit dari Bank Indonesia;
ii. Tingkat suku bunga yang dikenakan atas fasilitas kredit berjalan merupakan tingkat suku bunga
komersial yang diberikan kepada debitur sesuai dengan segmen kredit yang bersangkutan di
atas base lending rate;
iii. Tidak terdapat Tunggakan Bunga yang Dijadwalkan Kembali (TBYD) dan Bunga yang
Ditangguhkan (BYDT) yang masih belum selesai.
p. Piutang pembiayaan konsumen
Piutang pembiayaan konsumen Entitas Anak diakui pada awalnya dengan nilai wajar ditambah
biaya-biaya transaksi dan dikurangi yield enhancing income yang dapat diatribusikan secara
langsung dan selanjutnya diukur dengan biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku
bunga efektif.
Piutang pembiayaan konsumen Entitas Anak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan
piutang. Lihat Catatan 2c untuk perlakuan akuntansi aset keuangan dalam kelompok pinjaman
yang diberikan dan piutang.
Restrukturisasi kredit dapat dilakukan dengan cara pengalihan kredit, melanjutkan kredit,
mengangsur kembali, mengubah jatuh tempo, mengubah tenor dan/atau menambah down
payment.
Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui milik Entitas Anak merupakan selisih
antara jumlah keseluruhan pembayaran angsuran yang akan diterima dari konsumen dengan
jumlah pokok pembiayaan, yang akan diakui sebagai pendapatan pembiayaan konsumen selama
jangka waktu kontrak menggunakan metode suku bunga efektif.
Piutang pembiayaan konsumen merupakan jumlah piutang setelah dikurangi dengan bagian
pembiayaan bersama dimana risiko kredit ditanggung oleh pemberi pembiayaan bersama sesuai
dengan porsinya (without recourse), pendapatan pembiayaan yang belum diakui dan cadangan
kerugian penurunan nilai.
Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dimana masing-masing
pihak menanggung risiko kredit sesuai dengan porsinya (without recourse) disajikan di laporan
posisi keuangan konsolidasian secara bersih. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban
bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama without recourse disajikan secara bersih di
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
Dalam pembiayaan bersama without recourse, Entitas Anak berhak menentukan tingkat bunga
yang lebih tinggi kepada pelanggan dari tingkat bunga yang ditetapkan dalam perjanjian dengan
pemberi pembiayaan bersama. Selisihnya merupakan pendapatan dan disajikan sebagai bagian
dari “Pendapatan pembiayaan konsumen”.
66
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan merupakan jumlah piutang sewa pembiayaan ditambah
nilai sisa yang akan diterima pada akhir masa sewa pembiayaan dikurangi dengan pendapatan
sewa pembiayaan tangguhan, simpanan jaminan dan cadangan kerugian penurunan nilai. Selisih
antara nilai piutang usaha bruto dan nilai tunai piutang diakui sebagai pendapatan sewa
pembiayaan tangguhan. Pendapatan sewa pembiayaan tangguhan dialokasikan sebagai
pendapatan di laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun berjalan
berdasarkan suatu tingkat pengembalian konstan atas investasi bersih dengan menggunakan suku
bunga efektif.
Penyewa pembiayaan memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewa-pembiayaankan pada
akhir masa sewa pembiayaan dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya
perjanjian sewa pembiayaan.
Penyelesaian kontrak sebelum masa sewa pembiayaan berakhir diperlakukan sebagai pembatalan
kontrak sewa dan laba atau rugi yang timbul diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain konsolidasian tahun berjalan.
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan
piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pada tanggal 1 April 2016, Grup melakukan perubahan kebijakan akuntansi atas tanah dari
model biaya menjadi model revaluasi. Tanah disajikan sebesar nilai wajar.
Penilaian terhadap tanah dilakukan oleh penilai independen eksternal yang memiliki sertifikasi.
Penilaian atas aset tersebut dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa nilai wajar aset
yang direvaluasi tidak berbeda secara material dengan nilai tercatatnya.
Jika nilai wajar dari aset yang direvaluasi mengalami perubahan yang signifikan dan fluktuatif,
maka perlu direvaluasi secara tahunan, sedangkan jika nilai wajar dari aset yang direvaluasi
tidak mengalami perubahan yang signifikan dan fluktuatif, maka perlu dilakukan revaluasi
minimal 3 tahun sekali.
Kenaikan nilai tercatat yang timbul dari revaluasi tanah dicatat sebagai “Selisih bersih revaluasi
aset tetap” dan disajikan sebagai “Penghasilan komprehensif lain”. Penurunan nilai tercatat
yang timbul dari revaluasi dicatat sebagai beban pada tahun berjalan. Apabila aset tersebut
memiliki saldo “Selisih bersih revaluasi aset tetap” yang disajikan sebagai “Penghasilan
komprehensif lain”, maka selisih penurunan nilai tercatat tersebut dibebankan terhadap “Selisih
bersih revaluasi aset tetap” dan sisanya diakui sebagai beban tahun berjalan.
Grup melakukan revaluasi di tahun 2019, 2016 dan 2015 untuk tujuan akuntansi dan pajak
dimana entitas memperoleh persetujuan dari otoritas perpajakan. Jumlah pajak yang telah
dibayar diakui di penghasilan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian
selisih bersih revaluasi aset tetap.
67
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan
dan penyisihan penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset
tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan aset tetap. Selanjutnya,
pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat
(carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan.
Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui
dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian pada saat terjadinya.
Perangkat lunak diakui sebagai aset tidak berwujud.
Penyusutan dan amortisasi dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama umur
manfaat ekonomis aset tetap dan aset tidak berwujud yang diestimasi. Estimasi umur manfaat
ekonomis dan persentase penyusutan dan amortisasi per tahun adalah sebagai berikut:
Tahun Persentase
Bangunan 20 5%
Perlengkapan, peralatan kantor, komputer
dan kendaraan bermotor 4-5 20% - 25%
Perangkat lunak 5 20%
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada
manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba
atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap (dihitung sebagai perbedaan
antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset tetap) dimasukkan dalam
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian pada tahun berjalan aset
tetap tersebut dihentikan pengakuannya.
Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat ekonomis dan metode penyusutan
dikaji ulang dan jika tidak sesuai dengan keadaan akan disesuaikan secara prospektif.
Aset tetap dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai
bagian dari aset tetap. Ketika aset dalam penyelesaian telah selesai dan siap digunakan,
akumulasi biaya perolehan direklasifikasikan ke akun aset tetap yang sebenarnya.
Sesuai dengan PSAK No. 16 (Revisi 2011) tentang “Aset Tetap” dan ISAK No. 25 tentang “Hak
Atas Tanah”, biaya perolehan hak atas tanah dalam bentuk hak guna usaha, hak guna
bangunan dan hak pakai diakui sebagai aset tetap. Biaya perolehan tersebut merupakan biaya
yang dapat diatribusikan secara langsung untuk memperoleh hak atas tanah tersebut termasuk
biaya pengurusan legal hak atas tanah ketika tanah diperoleh pertama kali.
Hak atas tanah dalam bentuk hak guna usaha, hak guna bangunan dan hak pakai tidak
disusutkan, kecuali terdapat bukti yang mengindikasikan bahwa perpanjangan atau pembaruan
hak atas tanah tersebut kemungkinan besar atau pasti tidak diperoleh.
PSAK No. 48 (Revisi 2014) tentang “Penurunan Nilai Aset” mensyaratkan bahwa nilai tercatat
aset tetap dikaji ulang setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian untuk menilai
apakah aset tetap tersebut nilai tercatatnya lebih tinggi dari jumlah yang dapat diperoleh
kembali (recoverable amount) dari aset tetap tersebut. Jika nilai tercatat aset tetap melebihi
taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset tetap tersebut, nilai tercatat aset tetap
harus diturunkan menjadi nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tetap tersebut.
68
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2011) tentang “Sewa”, penentuan apakah suatu perjanjian
merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi
perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada
penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan
aset tersebut. Menurut PSAK ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan
manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan.
Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan
secara substansi seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Dalam sewa pembiayaan, Grup mengakui aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan
konsolidasian pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini
dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa
dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan
pelunasan liabilitas sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa
sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas.
Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
konsolidasian. Aset sewa (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka
waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewa dan periode masa sewa, jika tidak
ada kepastian yang memadai bahwa Bank Mandiri akan mendapatkan hak kepemilikan pada
akhir masa sewa.
Dalam sewa operasi, Grup mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis
lurus (straight-line basis) selama masa sewa.
Jika suatu perjanjian sewa mengandung elemen tanah dan bangunan, maka Grup menilai
klasifikasi dari setiap elemen tersebut sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi secara
terpisah.
Aset tidak berwujud diakui jika, dan hanya jika, biaya perolehan aset tersebut dapat diukur
secara andal dan kemungkinan besar Bank dan Entitas Anak akan memperoleh manfaat
ekonomis masa depan dari aset tersebut. Aset tak berwujud terdiri dari goodwill dan perangkat
lunak yang dibeli Bank dan Entitas Anak.
Perangkat lunak yang dibeli oleh Bank dan Entitas Anak dicatat sebesar biaya perolehan
dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi kerugian penurunan nilai. Metode amortisasi,
estimasi masa manfaat dan nilai residual ditelaah pada setiap akhir tahun pelaporan dan
disesuaikan jika dianggap tepat.
69
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
s. Penyertaan saham
Penyertaan saham merupakan investasi jangka panjang pada perusahaan non-publik serta
penyertaan sementara pada perusahaan debitur yang timbul akibat konversi kredit yang diberikan.
Penyertaan sementara dihapusbukukan dari laporan posisi keuangan konsolidasian apabila telah
melampaui jangka waktu 5 tahun sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI)
No. 14/15/PBI/2012 tanggal 24 Oktober 2012 tentang “Penilaian Kualitas Aset Bank Umum” dan
Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 15/28/DPNP tanggal 31 Juli 2013 tentang Penilaian
Kualitas Aset Bank Umum.
Penyertaan saham di bawah 20,00% diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual.
Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan tersedia untuk dijual.
Goodwill diakui apabila terdapat selisih lebih antara harga perolehan dan bagian Bank Mandiri atas
nilai wajar aset dan liabilitas yang dapat diidentifikasi pada tanggal akuisisi dan disajikan sebagai
aset lain-lain. Bank melakukan evaluasi penurunan nilainya secara berkala.
Aset non-produktif adalah aset Bank Mandiri dan Entitas Anak, antara lain dalam bentuk agunan
yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense account.
Bank membentuk cadangan kerugian penurunan nilai atas agunan yang diambil alih dan properti
terbengkalai sebesar selisih antara nilai tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk
menjual. Sedangkan untuk rekening antar kantor dan suspense account, adalah sebesar selisih
antara nilai tercatat dan nilai pemulihan.
Tagihan akseptasi diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang
diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam
kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang.
Liabilitas akseptasi diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang
diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
v. Aset lain-lain
Aset lain-lain antara lain terdiri dari pendapatan bunga dan provisi dan komisi yang masih akan
diterima, tagihan, agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan lain-
lain.
Tagihan terdiri dari tagihan atas obligasi pemerintah yang diagunkan Bank Mandiri, tagihan Entitas
Anak atas tagihan reksadana dan tagihan kepada pemegang polis.
70
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Agunan yang diambil alih (AYDA) adalah aset yang diperoleh Bank Mandiri dan Entitas Anak, baik
melalui pelelangan maupun di luar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh
pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual di luar lelang dari pemilik agunan dalam hal
debitur tidak memenuhi liabilitasnya kepada Bank Mandiri dan Entitas Anak. AYDA merupakan
agunan kredit yang diberikan yang telah diambil alih sebagai bagian dari penyelesaian kredit yang
diberikan dan disajikan pada “Aset lain-lain”.
Aset yang tidak digunakan (properti terbengkalai) adalah aset dalam bentuk properti yang dimiliki
Bank Mandiri dan Entitas Anak, dimana bagian properti tersebut secara mayoritas tidak digunakan
untuk kegiatan usaha operasional Bank Mandiri dan Entitas Anak.
AYDA dan properti terbengkalai disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi (net realizable
value). Nilai bersih yang dapat direalisasi adalah nilai wajar agunan yang diambil alih dikurangi
dengan estimasi biaya untuk menjual AYDA tersebut. Selisih antara nilai bersih yang dapat
direalisasi dengan hasil penjualan AYDA diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada tahun
berjalan pada saat dijual.
Beban-beban yang berkaitan dengan pemeliharaan AYDA dan properti terbengkalai dibebankan
ke laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun berjalan pada saat
terjadinya. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi
untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun berjalan. Lihat Catatan 2t untuk kebijakan
akuntansi atas penyisihan kerugian AYDA dan properti terbengkalai.
w. Liabilitas segera
Liabilitas segera dicatat pada saat timbulnya liabilitas, baik dari masyarakat maupun dari bank lain.
Liabilitas segera diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi.
x. Simpanan nasabah
Simpanan nasabah adalah dana yang ditempatkan oleh masyarakat (tidak termasuk bank) kepada
Bank dan Entitas Anak yang bergerak di bidang perbankan berdasarkan perjanjian penyimpanan
dana. Termasuk dalam pos ini adalah giro, tabungan, deposito berjangka dan bentuk simpanan
lain yang dipersamakan dengan itu.
Giro merupakan simpanan nasabah yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran, yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat melalui cek, kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM), atau
dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah pembayaran lainnya.
Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan melalui
counter dan ATM atau dengan cara pemindahbukuan melalui SMS Banking, Phone Banking dan
Internet Banking jika memenuhi persyaratan yang disepakati, tetapi penarikan tidak dapat
dilaksanakan dengan menggunakan cek atau instrumen setara lainnya.
Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan
pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan Bank. Deposito berjangka
dinyatakan sebesar nilai perolehan diamortisasi sesuai dengan perjanjian antara pemegang
deposito berjangka dengan Bank.
71
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Termasuk di dalam giro adalah giro dan tabungan wadiah. Giro wadiah dapat digunakan sebagai
instrumen pembayaran dan dapat ditarik setiap saat melalui cek dan bilyet giro. Giro wadiah serta
tabungan wadiah mendapatkan bonus sesuai dengan kebijakan Entitas Anak. Simpanan nasabah
dalam bentuk giro wadiah dan tabungan wadiah dinyatakan sebesar liabilitas Entitas Anak.
Simpanan nasabah diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan
perolehan simpanan nasabah diperhitungkan dalam jumlah simpanan yang diterima dan
diamortisasi sepanjang estimasi umur simpanan tersebut. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan
akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank lain, baik lokal maupun luar negeri,
dalam bentuk giro, tabungan, inter-bank call money dengan periode jatuh tempo menurut
perjanjian kurang dari atau 90 hari, deposito berjangka dan negotiable certificates of deposits.
Simpanan dari bank lain dicatat sebagai liabilitas terhadap bank lain.
Di dalam simpanan dari bank lain termasuk simpanan syariah dalam bentuk giro wadiah dan
Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank (SIMA).
Simpanan dari bank lain diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan
perolehan simpanan diperhitungkan dalam jumlah pinjaman yang diterima dan diamortisasi
sepanjang estimasi umur simpanan tersebut. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas
liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
z. Kontrak asuransi
Kontrak asuransi adalah kontrak yang diterbitkan oleh perusahaan asuransi dimana perusahaan
asuransi menerima risiko asuransi yang signifikan dari pemegang polis. Risiko asuransi yang
signifikan didefinisikan sebagai kemungkinan membayar manfaat yang signifikan kepada
tertanggung apabila suatu kejadian yang diasuransikan terjadi dibandingkan dengan manfaat
minimum yang akan dibayarkan apabila risiko yang diasuransikan tidak terjadi. Skenario-skenario
yang diperhatikan adalah skenario yang mengandung unsur komersial.
Entitas Anak menerbitkan kontrak asuransi yang menerima risiko asuransi yang signifikan dari
pemegang polis. Entitas Anak mendefinisikan risiko asuransi yang signifikan sebagai kemungkinan
membayar manfaat pada saat terjadinya suatu kejadian yang diasuransikan, yang setidaknya 10%
lebih besar dari manfaat yang dibayarkan jika kejadian yang diasuransikan tidak terjadi. Jika suatu
kontrak asuransi tidak mengandung risiko asuransi yang signifikan, maka kontrak tersebut
diklasifikasikan sebagai kontrak investasi.
Entitas Anak menerbitkan kontrak asuransi untuk produk asuransi tradisional dan produk asuransi
yang dikaitkan dengan investasi. Kedua jenis produk ini mempunyai risiko asuransi yang
signifikan.
72
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Ketika sebuah kontrak telah diklasifikasi sebagai kontrak asuransi, reklasifikasi terhadap kontrak
tersebut tidak dapat dilakukan kecuali ketentuan perjanjian kemudian diamendemen. Seluruh
produk asuransi yang diterbitkan oleh Entitas Anak mempunyai risiko asuransi yang signifikan.
Entitas Anak memisahkan komponen deposit dari kontrak unit-link seperti yang disyaratkan oleh
PSAK No. 62 jika kondisi-kondisi di bawah ini terpenuhi:
- Entitas Anak dapat mengukur komponen “deposit” secara terpisah (termasuk opsi penyerahan
melekat, yaitu tanpa memperhitungkan komponen “asuransi”);
- Kebijakan akuntansi Entitas Anak tidak mensyaratkan untuk mengakui semua hak dan liabilitas
yang timbul dari komponen “deposit”.
Entitas Anak tidak memisahkan komponen deposit dikarenakan hanya salah satu kondisi di atas
yang terpenuhi.
Pengujian kecukupan liabilitas dilakukan pada tanggal pelaporan untuk kontrak secara individual
ataupun per kelompok produk, ditentukan sesuai dengan cara Entitas Anak memperoleh,
memelihara dan mengukur profitabilitas dari kontrak asuransi tersebut.
Untuk asuransi jiwa, liabilitas kepada pemegang polis khususnya liabilitas untuk klaim masa depan
diuji untuk menentukan apakah liabilitas tersebut cukup untuk menutupi semua arus kas keluar di
masa depan termasuk semua manfaat yang dijamin dan manfaat tambahan yang dijamin, manfaat
partisipasi yang tidak dijamin (jika ada), semua biaya untuk penerbitan polis dan pemeliharaan
polis, serta mencerminkan arus kas masuk masa depan, yaitu premi yang diterima di masa depan.
Liabilitas dihitung berdasarkan diskonto dari arus kas untuk semua arus kas yang terkait yaitu arus
kas keluar dan arus kas masuk seperti yang disebutkan di atas dengan menggunakan
seperangkat asumsi aktuaria estimasi terbaik terkini yang ditetapkan oleh aktuaris Entitas Anak,
termasuk asumsi mortalitas/morbiditas, lapse, biaya dan inflasi serta asumsi marjin atas risiko
pemburukan. Entitas Anak menerapkan metode Gross Premium Reserve dalam perhitungan
cadangan premi atas manfaat polis masa depan kepada pemegang polis dengan menggunakan
asumsi aktuaria berdasarkan asumsi estimasi terbaik dan marjin atas risiko pemburukan, sehingga
pengujian kecukupan liabilitas tidak diperlukan lagi.
73
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Reasuransi
Entitas Anak mereasuransikan sebagian porsi risikonya kepada perusahaan reasuradur. Jumlah
premi yang dibayar atau porsi premi atas transaksi reasuransi prospektif diakui sesuai dengan
proporsi jumlah proteksi reasuransi yang diterima.
Aset reasuransi termasuk saldo yang diharapkan dibayarkan oleh perusahaan reasuransi untuk
ceded liabilitas manfaat polis masa depan, ceded estimasi liabilitas klaim dan ceded cadangan
atas premi yang belum merupakan pendapatan. Jumlah manfaat yang ditanggung oleh reasuradur
diperkirakan secara konsisten sesuai dengan liabilitas yang terkait dengan polis reasuransi.
Entitas Anak menyajikan aset reasuransi secara terpisah sebagai aset atas liabilitas manfaat polis
masa depan, cadangan atas premi yang belum merupakan pendapatan dan estimasi liabilitas
klaim.
Jika aset reasuransi mengalami penurunan nilai, Entitas Anak mengurangi nilai tercatat dan
mengakui kerugian penurunan nilai tersebut dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain konsolidasian. Aset reasuransi mengalami penurunan nilai jika ada bukti
obyektif, sebagai akibat dari suatu peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset reasuransi,
bahwa Entitas Anak tidak dapat menerima seluruh jumlah karena di bawah syarat-syarat kontrak
dan dampak pada jumlah yang akan diterima dari reasuradur dapat diukur secara andal.
Liabilitas manfaat polis masa depan merupakan nilai sekarang estimasi manfaat polis masa depan
yang akan dibayarkan kepada pemegang polis atau ahli warisnya dikurangi dengan nilai sekarang
dari estimasi premi masa depan yang akan diterima dari pemegang polis dan diakui pada saat
pengakuan pendapatan premi. Liabilitas manfaat polis masa depan ditentukan dan dihitung
dengan menggunakan rumus tertentu oleh aktuaris Entitas Anak.
Entitas Anak menghitung liabilitas manfaat polis masa depan dengan menggunakan metode Gross
Premium Reserve yang mencerminkan nilai kini estimasi pembayaran seluruh manfaat yang
diperjanjikan termasuk seluruh opsi yang disediakan, nilai kini estimasi seluruh biaya yang
dikeluarkan dan juga mempertimbangkan penerimaan premi di masa depan.
Kenaikan/(penurunan) liabilitas manfaat polis masa depan diakui dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun berjalan.
Liabilitas kepada pemegang unit-link diakui pada saat penerimaan dana dikonversi menjadi unit
setelah dikurangi biaya-biaya dan akan bertambah atau berkurang sesuai dengan nilai aset bersih
efektif yang berlaku.
74
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Penerimaan dana dari nasabah untuk produk unit-link non-syariah diakui sebagai pendapatan
premi bruto dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian. Liabilitas
kepada pemegang polis unit-link diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian dihitung
menggunakan metode cadangan atas premi yang belum merupakan pendapatan yang dihitung
dengan menggunakan metode harian berdasarkan biaya asuransi atas risiko mortalita, ditambah
cadangan atas akumulasi dana investasi pemegang polis.
Setiap bunga, keuntungan atau kerugian dari kenaikan atau penurunan nilai pasar investasi dicatat
sebagai pendapatan atau beban, disertai dengan pengakuan kenaikan atau penurunan liabilitas
kepada pemegang polis unit-link di laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
konsolidasian dan liabilitas kepada pemegang polis unit-link di laporan posisi keuangan
konsolidasian.
Penerimaan dana dari nasabah untuk produk unit-link syariah diakui sebagai liabilitas kepada
pemegang polis unit-link di laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar jumlah yang diterima
setelah dikurangi bagian fee untuk Entitas Anak dalam rangka mengelola pendapatan dari produk
unit-link.
Liabilitas untuk manfaat kontraktual yang diharapkan akan timbul di masa depan dicatat pada saat
premi diakui. Liabilitas ditetapkan sebagai penjumlahan atas nilai diskonto yang diharapkan dari
pembayaran manfaat dan biaya administrasi masa depan yang berkaitan langsung dengan kontrak
asuransi, dikurangi dengan nilai diskonto yang diharapkan atas premi teoritis yang dibutuhkan
untuk memenuhi manfaat dan biaya administrasi berdasarkan asumsi penilaian yang digunakan
(penilaian premi). Liabilitas tersebut didasarkan pada asumsi-asumsi seperti kematian, persistensi,
biaya pemeliharaan dan pendapatan investasi yang ditetapkan pada saat kontrak asuransi
dikeluarkan. Sebuah marjin untuk penyimpangan yang merugikan termasuk dalam asumsi yang
digunakan.
Efek-efek yang diterbitkan oleh Bank Mandiri dan Entitas Anak, termasuk obligasi, subordinasi
notes, medium term notes dan traveller’s cheques, pada pengukuran awal disajikan sebesar nilai
wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan langsung dengan
perolehan/penerbitan efek-efek yang diterbitkan. Biaya transaksi kemudian diamortisasi dengan
suku bunga efektif sampai dengan jatuh tempo dari efek-efek yang diterbitkan.
Efek-efek yang diterbitkan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang
diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Pinjaman yang diterima merupakan dana yang diterima dari bank lain, Bank Indonesia atau pihak
lain dengan liabilitas pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman.
Pada pengukuran awal, pinjaman yang diterima disajikan sebesar nilai wajar dikurangi dengan
biaya transaksi yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan/penerbitan pinjaman yang
diterima. Pinjaman yang diterima diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan
biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi untuk liabilitas keuangan
yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
75
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pinjaman dan efek-efek subordinasi pada pengukuran awal disajikan sebesar nilai wajar dikurangi
dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan/penerbitan pinjaman
dan efek-efek subordinasi. Biaya transaksi kemudian diamortisasi dengan suku bunga efektif
sampai dengan jatuh tempo dari pinjaman dan efek-efek subordinasi.
Pinjaman dan efek-efek subordinasi diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur
dengan biaya perolehan yang diamortisasi. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi untuk
liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan yang diamortisasi.
ad. Perpajakan
Bank Mandiri dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2014) tentang “Pajak
Penghasilan”, yang mengharuskan Bank Mandiri dan Entitas Anak memperhitungkan konsekuensi
pajak kini dan pajak di masa depan (penyelesaian) dari jumlah tercatat aset (liabilitas) yang diakui
dalam laporan posisi keuangan dan transaksi-transaksi serta peristiwa lain yang terjadi dalam
tahun berjalan.
Beban pajak terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain konsolidasian, kecuali jika pajak tersebut terkait dengan transaksi
atau kejadian yang langsung diakui ke ekuitas. Dalam hal ini, pajak tersebut masing-masing diakui
dalam penghasilan komprehensif lain atau ekuitas.
Bank Mandiri dan Entitas Anak menerapkan metode liabilitas laporan posisi keuangan (balance
sheet liability method) untuk menentukan beban pajak penghasilan. Menurut metode liabilitas
laporan posisi keuangan, aset dan utang pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan
temporer antara nilai aset dan liabilitas yang tercatat di laporan posisi keuangan dengan dasar
pengenaan pajak atas aset dan liabilitas tersebut pada setiap tanggal pelaporan. Metode ini juga
mensyaratkan adanya pengakuan manfaat pajak di masa datang yang belum digunakan apabila
besar kemungkinan bahwa manfaat tersebut dapat direalisasikan di masa yang akan datang.
Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskal pada
masa datang akan memadai untuk mengkompensasi aset pajak tangguhan yang muncul akibat
perbedaan temporer tersebut.
Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial
diberlakukan pada periode dimana aset tersebut direalisasi atau liabilitas tersebut diselesaikan.
Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif
pajak dibebankan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun
berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau
dikreditkan ke ekuitas.
Koreksi atas liabilitas pajak diakui pada saat surat ketetapan pajak diterima, atau apabila diajukan
keberatan dan/atau banding, maka koreksi diakui pada saat keputusan atas keberatan dan/atau
banding tersebut diterima. Manajemen juga dapat membentuk pencadangan terhadap liabilitas
pajak di masa depan sebesar jumlah yang diestimasikan akan dibayarkan ke kantor pajak jika
berdasarkan evaluasi pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian terdapat risiko pajak
yang probable. Asumsi dan estimasi yang digunakan dalam perhitungan pembentukan cadangan
tersebut memiliki unsur ketidakpastian.
76
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Taksiran pajak penghasilan Bank Mandiri dan Entitas Anak dihitung untuk masing-masing
perusahaan sebagai badan hukum terpisah. Aset pajak kini (current tax assets) dan liabilitas pajak
kini (current tax liabilities) untuk badan hukum yang berbeda tidak disalinghapuskan dalam laporan
keuangan konsolidasian. Utang pajak penghasilan badan dan utang pajak lainnya Bank Mandiri
dan Entitas Anak disajikan sebagai “Utang pajak” di laporan posisi keuangan konsolidasian.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan dapat saling hapus apabila terdapat hak yang berkekuatan
hukum untuk melakukan saling hapus antara aset pajak kini dan apabila aset dan liabilitas pajak
penghasilan tangguhan dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama, baik atas entitas kena
pajak yang sama atau berbeda dan adanya niat untuk melakukan penyelesaian saldo-saldo
tersebut secara neto.
Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima oleh Entitas Anak. Entitas Anak mempunyai hak
untuk mengelola dan menginvestasikan dana, baik sesuai dengan kebijakan Entitas Anak atau
kebijakan pembatasan dari pemilik dana, dengan keuntungan dibagikan sesuai dengan
kesepakatan.
Hubungan antara Entitas Anak dan pemilik dana syirkah temporer merupakan hubungan
kemitraan berdasarkan akad mudharabah muthlaqah, mudharabah muqayyadah atau
musyarakah. Contoh dari dana syirkah temporer adalah penerimaan dana dari investasi
mudharabah muthlaqah, mudharabah muqayyadah dan akun lain yang sejenis.
1) Mudharabah muthlaqah adalah mudharabah dimana pemilik dana (shahibul maal) memberikan
kebebasan kepada pengelola dana (mudharib/Entitas Anak) dalam pengelolaan investasinya.
2) Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan batasan
kepada pengelola dana, antara lain mengenai tempat, cara dan atau obyek investasi.
Dana syirkah temporer tidak dapat digolongkan sebagai liabilitas. Hal ini karena Entitas Anak tidak
mempunyai liabilitas, ketika mengalami kerugian, untuk mengembalikan jumlah dana awal dari
pemilik dana kecuali akibat kelalaian atau wanprestasi Entitas Anak. Dana syirkah temporer tidak
dapat digolongkan sebagai ekuitas karena mempunyai waktu jatuh tempo dan pemilik dan tidak
mempunyai hak kepemilikan yang sama dengan pemegang saham seperti hak voting dan hak atas
realisasi keuntungan yang berasal dari aset lancar dan aset non investasi.
Dana syirkah temporer merupakan salah satu unsur laporan posisi keuangan konsolidasian, yang
memberikan hak kepada Entitas Anak untuk mengelola, termasuk untuk mencampur dana
dimaksud dengan dana lainnya.
Pemilik dana syirkah temporer memperoleh bagian atas keuntungan sesuai kesepakatan dan
menerima kerugian berdasarkan jumlah dana dari masing-masing pihak. Pembagian hasil dana
syirkah temporer dapat dilakukan dengan konsep bagi hasil atau bagi untung.
(i). Konvensional
Pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan dengan interest bearing
dicatat dalam “Pendapatan bunga” dan “Beban bunga” di dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain konsolidasian menggunakan metode suku bunga efektif.
77
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan
diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan
pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif
adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau
penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika
lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari
aset keuangan atau liabilitas keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Grup
mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam
instrumen keuangan tersebut, namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa
datang. Perhitungan ini mencakup seluruh komisi, provisi dan bentuk lain yang diterima oleh
para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif,
biaya transaksi dan seluruh premi atau diskon lainnya.
Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai
akibat kerugian penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui
atas bagian aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai dari aset keuangan yang
mengalami penurunan nilai, berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto
arus kas masa datang dalam menghitung kerugian penurunan nilai.
(ii). Pendapatan syariah
Di dalam pendapatan dan beban bunga terdapat pendapatan dan beban berdasarkan prinsip
syariah. Pendapatan pengelolaan dana oleh Entitas Anak sebagai mudharib terdiri atas
pendapatan pembiayaan dengan akad murabahah, istishna, ijarah dan pendapatan dari bagi
hasil yaitu mudharabah, musyarakah dan pendapatan usaha utama lainnya.
Pengakuan keuntungan transaksi murabahah dengan pembayaran tangguh atau secara
angsuran dilakukan selama periode akad sesuai dengan metode tingkat imbal hasil efektif.
Berdasarkan PSAK No. 102 (Revisi 2016), pendapatan murabahah yang termasuk marjin
ditangguhkan dan pendapatan administrasi, diakui dengan menggunakan metode setara
tingkat imbal hasil efektif, yaitu tingkat imbal hasil setara yang akan mendiskonto secara tepat
estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang sepanjang perkiraan umur
instrumen keuangan tersebut atau, jika lebih tepat untuk masa yang lebih singkat untuk nilai
tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Perhitungan dilakukan dengan
memperhitungkan seluruh syarat dan ketentuan kontraktual dari instrumen keuangan dan
biaya tambahan yang timbul secara langsung untuk instrumen tersebut dan merupakan
bagian tidak terpisahkan dari tingkat imbal hasil.
Pendapatan bagi hasil musyarakah yang menjadi hak mitra pasif diakui dalam periode
terjadinya hak bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati.
Pendapatan bagi hasil mudharabah diakui dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai
nisbah yang disepakati dan tidak diperkenankan mengakui pendapatan dari proyeksi hasil
usaha.
78
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Setoran dari debitur dengan kualitas non - performing diperlakukan sebagai pengembalian
harga perolehan atau pokok piutang/pembiayaan. Kelebihan pembayaran di atas harga
perolehan atau pokok piutang/pembiayaan diakui sebagai pendapatan pada saat diterimanya.
Khusus untuk transaksi ijarah, setoran dari debitur dengan kualitas non - performing
diperlakukan sebagai pelunasan piutang sewa.
(iii). Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer
Hak nasabah atas bagi hasil dana syirkah temporer merupakan bagian bagi laba milik
nasabah yang didasarkan pada prinsip mudharabah muthlaqah, mudharabah muqayyadah
dan mudharabah musytarakah atas hasil pengelolaan dana mereka oleh Entitas Anak.
Pendapatan yang dibagikan adalah pendapatan yang telah diterima.
Pembagian laba dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil yaitu dihitung dari pendapatan
Entitas Anak yang diterima berupa laba bruto (gross profit margin).
Jumlah pendapatan marjin dan bagi hasil atas pembiayaan yang diberikan dan atas aset
produktif lainnya akan dibagikan kepada nasabah penyimpan dana dan Entitas Anak, dihitung
secara proporsional sesuai dengan alokasi dana nasabah dan Entitas Anak yang dipakai
dalam pembiayaan yang diberikan dan aset produktif lainnya yang disalurkan.
Selanjutnya, jumlah pendapatan marjin dan bagi hasil yang tersedia untuk nasabah tersebut
kemudian dibagihasilkan ke nasabah penabung dan deposan sebagai shahibul maal dan
Entitas Anak sebagai mudharib sesuai dengan porsi nisbah bagi hasil yang telah disepakati
bersama sebelumnya. Pendapatan marjin dan bagi hasil dari pembiayaan dan aset produktif
lainnya yang memakai dana Entitas Anak, seluruhnya menjadi milik Entitas Anak, termasuk
pendapatan dari transaksi Entitas Anak berbasis imbalan.
Pendapatan premi kontrak jangka pendek diakui sebagai pendapatan selama periode risiko sesuai
dengan proporsi jumlah proteksi asuransi yang diberikan. Pendapatan premi kontrak jangka
panjang diakui sebagai pendapatan pada saat polis jatuh tempo.
Pendapatan premi yang diterima sebelum jatuh tempo polis dicatat sebagai titipan premi di laporan
posisi keuangan konsolidasian.
Beban klaim dan manfaat terdiri dari klaim yang telah diselesaikan, klaim dalam proses
penyelesaian dan estimasi atas klaim yang telah terjadi namun belum dilaporkan (IBNR). Klaim
dan manfaat diakui sebagai beban pada saat terjadinya liabilitas untuk memberikan proteksi. Klaim
reasuransi yang diperoleh dari perusahaan reasuradur diakui dan dicatat sebagai pengurang
beban klaim dan manfaat pada periode yang sama dengan periode pengakuan beban klaim dan
manfaat.
Jumlah klaim dalam penyelesaian, termasuk klaim yang telah terjadi namun belum dilaporkan,
dinyatakan berdasarkan estimasi menggunakan teknik perhitungan teknis oleh aktuaris.
Perubahan dalam estimasi liabilitas klaim, sebagai hasil dari evaluasi lebih lanjut dan perbedaan
antara estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan, diakui sebagai biaya tambahan atau
pengurang biaya pada periode terjadinya perubahan.
79
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pendapatan provisi dan komisi dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung yang
berkaitan dengan kegiatan pemberian kredit, piutang pembiayaan konsumen dan investasi bersih
dalam sewa pembiayaan diakui sebagai bagian/(pengurang) dari nilai perolehan kredit dan piutang
pembiayaan konsumen dan akan diakui sebagai pendapatan bunga dengan cara diamortisasi
berdasarkan metode suku bunga efektif.
Untuk kredit, piutang pembiayaan konsumen dan investasi bersih dalam sewa pembiayaan yang
diberikan dan dilunasi sebelum jatuh temponya, saldo pendapatan provisi dan/atau komisi dan
biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung yang belum diamortisasi, diakui pada
saat kredit yang diberikan, piutang pembiayaan konsumen dan investasi bersih dalam sewa
pembiayaan dilunasi.
Pendapatan provisi dan komisi lainnya yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan
atau jangka waktu tertentu diakui pada saat terjadinya transaksi.
Liabilitas pensiun
Bank Mandiri menyelenggarakan program pensiun iuran pasti yang pesertanya adalah pegawai
aktif Bank Mandiri sejak tanggal 1 Agustus 1999, serta program pensiun manfaat pasti yang
berasal dari masing-masing dana pensiun Bank Peserta Penggabungan. Program ini didanai
melalui pembayaran kepada pengelola dana pensiun sebagaimana ditentukan dalam perhitungan
aktuaria yang dilakukan secara berkala.
Liabilitas imbalan pensiun Bank Mandiri dan Entitas Anak dihitung dengan membandingkan
manfaat yang akan diterima oleh karyawan dari program pensiun pada usia pensiun normal
dengan manfaat yang akan diterima berdasarkan UU Ketenagakerjaan No. 13/2003 setelah
dikurangi dengan akumulasi kontribusi karyawan dan hasil investasinya. Apabila manfaat pensiun
lebih kecil dari pada manfaat menurut UU No. 13/2003, maka Bank dan Entitas Anak harus
membayar kekurangan tersebut.
Liabilitas program pensiun imbalan pasti yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian
adalah nilai kini dari liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan setelah dikurangi
dengan nilai wajar aset program, serta disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuaria dan
biaya jasa lalu yang belum diakui. Liabilitas manfaat pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris
independen menggunakan metode projected unit credit secara reguler untuk periode tidak lebih
dari satu tahun. Nilai kini liabilitas manfaat pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus
kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat diskonto zero coupon bond dalam mata
uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang
kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang bersangkutan.
Akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial yang belum diakui yang terjadi diakui sebagai
“Penghasilan komprehensif lain” dan disajikan pada bagian ekuitas. Biaya jasa lalu dibebankan
langsung pada laba rugi.
Biaya imbalan pasca-kerja yang diakui selama tahun berjalan terdiri dari biaya jasa dalam laba
rugi, bunga neto atas liabilitas imbalan pasti neto dalam laba rugi dan pengukuran kembali liabilitas
imbalan pasti neto dalam penghasilan komprehensif lain.
80
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Bunga neto atas imbalan pasti neto merupakan komponen pendapatan bunga dari aset program,
biaya bunga atas liabilitas imbalan pasti dan bunga atas dampak batas atas dari aset.
Pengukuran kembali liabilitas imbalan pasti neto terdiri dari:
- Keuntungan dan kerugian aktuarial;
- Imbal hasil atas aset program, tidak termasuk jumlah yang dimasukkan dalam bunga neto atas
liabilitas imbalan pasti neto;
- Setiap perubahan dampak batas atas aset, tidak termasuk jumlah yang dimasukkan dalam
bunga neto atas liabilitas imbalan pasti neto.
Keuntungan dan kerugian aktuarial dapat timbul dari penyesuaian yang dibuat berdasarkan
pengalaman dan perubahan asumsi-asumsi aktuarial.
Liabilitas imbalan jangka panjang lainnya
Hak atas imbalan ini pada umumnya diberikan apabila karyawan bekerja hingga mencapai usia
pensiun dan memenuhi masa kerja tertentu. Prakiraan biaya imbalan ini dicadangkan sepanjang
masa kerja karyawan dan dihitung menggunakan metodologi yang sama dengan metodologi yang
digunakan dalam perhitungan program pensiun imbalan pasti, namun disederhanakan. Liabilitas
ini dinilai setiap tahun oleh aktuaris independen yang berkualifikasi.
Pembagian tantiem
Bank Mandiri mencatat tantiem dengan menggunakan basis akrual dan membebankannya pada
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun berjalan.
aj. Laba per saham
Laba per saham dihitung dengan membagi laba bersih konsolidasian akhir tahun berjalan dengan
jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor selama tahun berjalan.
Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar yang digunakan dalam menghitung laba per
saham dasar dan dilusian pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 sebesar 46.666.666.666
lembar saham.
ak. Segmen operasi
Sesuai dengan PSAK No. 5 tentang “Segmen Operasi”, Grup menyajikan segmen operasi
berdasarkan laporan internal grup yang disajikan kepada pengambil keputusan operasional.
Pengambil keputusan operasional adalah Direksi.
Informasi Segmen per 31 Desember 2019 disajikan sesuai Keputusan Direksi No.
KEP.DIR/034/2019 tanggal 24 Mei 2019, dimana segmen operasi dibagi ke dalam segmen-
segmen usaha sebagai berikut: Corporate Banking, Commercial Banking, Hubungan
Kelembagaan, Retail Banking (termasuk Wealth), Treasury & International Banking, Kantor Pusat,
Entitas Anak Syariah, Entitas Anak - Asuransi dan Entitas Anak lainnya.
81
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Segmen geografis adalah komponen Bank dan Entitas Anak yang dapat dibedakan dalam
menghasilkan jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko
dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada
lingkungan (wilayah) ekonomi lain. Segmen geografis dibagi ke dalam wilayah Indonesia, Asia
(Singapura, Malaysia, Hong Kong, Timor Leste dan Shanghai), Eropa Barat (Inggris) dan Cayman
Islands.
Alokasi dana untuk PK dan BL tidak dialokasikan dari saldo laba berdasarkan hasil keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) akan tetapi diakui dan dibebankan ke laporan laba rugi
dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun berjalan.
Beberapa estimasi dan asumsi dibuat dalam rangka penyusunan laporan keuangan konsolidasian
dimana dibutuhkan pertimbangan manajemen dalam menentukan metodologi yang tepat untuk
penilaian aset dan liabilitas.
Manajemen membuat estimasi dan asumsi yang berimplikasi pada pelaporan nilai aset dan liabilitas
atas tahun keuangan satu tahun ke depan. Semua estimasi dan asumsi yang diharuskan oleh Standar
Akuntansi Keuangan di Indonesia adalah estimasi terbaik serta berdasarkan pada standar yang
berlaku. Estimasi dan pertimbangan dievaluasi secara terus menerus dan berdasarkan pengalaman
masa lalu dan faktor-faktor lain termasuk harapan atas kejadian yang akan datang.
Walaupun estimasi dan asumsi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian
dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan estimasi dan asumsi semula.
Evaluasi atas kerugian penurunan nilai aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan
diamortisasi dan efek utang yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual dijelaskan di
Catatan 2c.
Cadangan kerugian penurunan nilai terkait dengan pihak lawan spesifik dalam seluruh cadangan
kerugian penurunan nilai dibentuk atas tagihan yang penurunan nilainya dievaluasi secara
individual berdasarkan estimasi terbaik manajemen atas nilai tunai arus kas yang diharapkan akan
diterima. Dalam menghitung cadangan kerugian penurunan nilai, manajemen membuat
pertimbangan mengenai kondisi keuangan dari pihak lawan dan nilai neto yang dapat direalisasi
dari agunan yang diterima. Setiap aset yang mengalami penurunan nilai dievaluasi dan strategi
penyelesaiannya serta estimasi arus kas yang dinilai dapat diperoleh kembali dan disetujui secara
independen oleh Credit Risk Management Unit.
82
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Evaluasi cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif meliputi kerugian kredit yang melekat
pada portofolio tagihan dengan karakteristik ekonomi yang serupa ketika terdapat bukti obyektif
bahwa telah terjadi penurunan nilai tagihan dalam portofolio tersebut, namun penurunan nilai
secara individu belum dapat diidentifikasi. Dalam menentukan perlunya untuk membentuk
cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif, manajemen mempertimbangkan faktor-faktor
seperti kualitas kredit, besarnya portofolio, konsentrasi kredit dan faktor-faktor ekonomi. Dalam
mengestimasi cadangan yang dibutuhkan, asumsi-asumsi dibuat untuk menentukan model
kerugian bawaan dan untuk menentukan parameter input yang diperlukan, berdasarkan
pengalaman historis dan kondisi ekonomi saat ini. Ketepatan dari cadangan ini bergantung pada
seberapa tepat estimasi arus kas masa depan untuk menentukan cadangan individual serta
asumsi model dan parameter yang digunakan dalam penentuan cadangan kolektif.
Dalam menentukan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan yang tidak mempunyai harga pasar,
Grup menggunakan teknik penilaian seperti yang dijelaskan dalam Catatan 2c untuk instrumen
keuangan yang tidak diperdagangkan secara aktif dan memiliki informasi harga yang terbatas, nilai
wajar yang kurang obyektif dan membutuhkan berbagai tingkat penilaian tergantung pada
likuiditas, konsentrasi, faktor ketidakpastian pasar, asumsi harga dan risiko lainnya.
c. Imbalan pensiun
Grup menentukan tingkat diskonto yang sesuai pada akhir periode pelaporan, yakni zero coupon
bond yang digunakan untuk menentukan nilai kini arus kas keluar masa depan estimasian yang
diharapkan untuk menyelesaikan liabilitas pensiun. Dalam menentukan tingkat suku bunga yang
sesuai, Grup mempertimbangkan tingkat suku bunga obligasi pemerintah yang didenominasikan
dalam mata uang imbalan akan dibayar dan memiliki jangka waktu yang serupa dengan jangka
waktu liabilitas pensiun yang terkait. Asumsi kunci liabilitas pensiun lainnya sebagian ditentukan
berdasarkan kondisi pasar saat ini.
Cadangan teknis Entitas Anak dicatat di laporan posisi keuangan konsolidasian sebagai bagian
dari “Liabilitas lain-lain” berdasarkan perhitungan aktuaris dengan menggunakan asumsi aktuarial
yaitu asumsi estimasi terbaik dan marjin atas risiko pemburukan. Termasuk dalam cadangan
teknis adalah liabilitas manfaat polis masa depan, estimasi liabilitas klaim, premi yang belum
merupakan pendapatan, dan liabilitas kepada pemegang polis.
Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan, sepanjang
besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan
temporer tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan dalam
menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan
tingkat penghasilan kena pajak serta strategi perencanaan pajak masa depan. Bank tidak
memperhitungkan sebagian manfaat aset pajak tangguhan karena manajemen Bank berpendapat
bahwa aset pajak tangguhan tersebut tidak dapat terpulihkan di masa yang akan datang.
83
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan
taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen Bank mengestimasi masa manfaat ekonomis
aset tetap antara 4 (empat) sampai dengan 20 (dua puluh) tahun.
Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat
ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi.
Nilai tercatat atas aset tetap Bank diungkapkan pada Catatan 18.
Bank Mandiri dan entitas anak mengevaluasi penurunan nilai aset non-keuangan apabila terdapat
kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset non-keuangan
tidak dapat dipulihkan kembali. Faktor-faktor penting yang dapat menyebabkan penurunan nilai
aset non-keuangan adalah sebagai berikut:
a) Performa yang tidak tercapai secara signifikan terhadap ekspektasi historis atau proyeksi hasil
operasi di masa yang akan datang;
b) Perubahan yang signifikan dalam cara penggunaan aset atau strategi bisnis secara
keseluruhan; dan
c) Industri atau tren ekonomi yang secara signifikan bernilai negatif.
Manajemen Bank dan Entitas Anak mengakui kerugian penurunan nilai apabila nilai tercatat aset
melebihi nilai yang dapat dipulihkan. Jumlah terpulihkan adalah nilai yang lebih tinggi antara nilai
wajar dikurang biaya pelepasan dengan nilai pakai aset (atau unit penghasil kas). Jumlah
terpulihkan diestimasi untuk aset individual atau, jika tidak memungkinkan, untuk unit penghasil
kas yang mana aset tersebut merupakan bagian daripada unit tersebut.
Grup menggunakan spesialis penilai independen untuk menilai nilai wajar atas tanah. Tanah dinilai
berdasarkan referensi atas bukti berdasarkan pasar, menggunakan nilai yang dapat diukur setelah
disesuaikan dengan faktor pasar spesifik seperti lokasi dan kondisi dari tanah.
Pertimbangan akuntansi yang penting dalam menerapkan kebijakan akuntansi Bank dan Entitas Anak
meliputi:
Manajemen Bank dan Entitas Anak telah melakukan penilaian atas kemampuan Bank dan Entitas
Anak untuk melanjutkan kelangsungan usahanya dan berkeyakinan bahwa Bank dan Entitas Anak
memiliki sumber daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen
tidak mengetahui adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang
signifikan terhadap kemampuan Bank dan Entitas Anak untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Oleh karena itu, laporan keuangan konsolidasian telah disusun atas dasar usaha yang
berkelanjutan.
84
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Manajemen Bank dan Entitas Anak menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai
aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan
PSAK No. 55 telah dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui
sesuai dengan kebijakan akuntansi Bank dan Entitas Anak seperti diungkapkan pada Catatan
2.c.E.
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rupiah 33.083.619 41.937.965
Dolar Amerika Serikat (Catatan 62B.(iv)) 13.407.311 17.914.796
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, Giro Wajib Minimum (GWM) Bank telah sesuai dengan PBI
No. 15/15/PBI/2013 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum dalam Rupiah dan Valuta Asing Bagi
Bank Umum Konvensional sebagaimana telah diubah beberapa kali dengan PBI
No. 18/3/PBI/2016 tanggal 10 Maret 2016, PBI No. 18/14/PBI/2016 tanggal 18 Agustus 2016 dan PBI
No. 19/6/PBI/2017 tanggal 17 April 2017, dan PBI No. 20/3/PBI/2018 tanggal 29 Maret 2018, PADG
No. 20/30/PADG/2018 tanggal 30 November 2018 dan PADG No. 21/14/PADG/2019 tanggal
26 Juni 2019 yang masing-masing sebesar:
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rupiah
- GWM Primer 6,00% 6,50%
(i) GWM secara harian 3,00% 3,50%
(ii) GWM secara rata-rata 3,00% 3,00%
- PLM (d/h GWM Sekunder) 4,00% 4,00%
85
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, Bank telah memenuhi rasio seperti telah disebutkan di
atas. Rasio Giro Wajib Minimum untuk rekening Rupiah dan mata uang asing (Bank Mandiri saja) yaitu
masing-masing sebesar:
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rupiah
- GWM Primer 6,21% 6,92%
(i) GWM secara harian 3,00% 3,50%
(ii) GWM secara rata-rata 3,21% 3,42%
- Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM)
(d/h GWM Sekunder) 13,02% 10,14%
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rupiah
Pihak berelasi (Catatan 56) 4.247 7.735
Pihak ketiga 486.671 258.361
Total 490.918 266.096
Mata uang asing
Pihak berelasi (Catatan 56) 246 741
Pihak ketiga 12.072.326 14.569.124
Total (Catatan 62B.(iv)) 12.072.572 14.569.865
12.563.490 14.835.961
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (5.193) (5.189)
Neto 12.558.297 14.830.772
Termasuk dalam mata uang asing adalah terutama mata uang Pound Sterling Inggris, Euro Eropa,
Dolar Amerika Serikat, Yen Jepang, Dolar Australia, Dolar Hong Kong, Yuan China dan Dolar
Singapura.
86
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rupiah
Lancar 490.918 266.096
Mata uang asing
Lancar 12.069.282 14.566.391
Macet 3.290 3.474
Total (Catatan 62B.(iv)) 12.072.572 14.569.865
12.563.490 14.835.961
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (5.193) (5.189)
Neto 12.558.297 14.830.772
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rupiah 0,01% 0,01%
Mata uang asing 1,41% 1,04%
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Saldo awal tahun 5.189 3.442
Pembentukan selama tahun berjalan (Catatan 45) 248 1.703
Lain-lain*) (244) 44
Saldo akhir tahun 5.193 5.189
*) Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing.
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain
telah memadai.
e. Informasi mengenai pengelompokan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai” dan
“mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 62A.
87
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2018
Jatuh Tempo Lancar Macet Total
Rupiah
Bank Indonesia < 1 bulan 6.980.573 - 6.980.573
Call money < 1 bulan 4.520.000 - 4.520.000
> 1 bulan < 3 bulan 20.000 - 20.000
Deposito berjangka < 1 bulan 1.081.040 - 1.081.040
> 1 bulan < 3 bulan 166.300 - 166.300
> 3 bulan < 6 bulan 100.500 - 100.500
> 6 bulan < 12 bulan 12.500 - 12.500
88
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rupiah
Pihak berelasi (Catatan 56) 368.500 255.000
Pihak ketiga 17.182.126 12.625.913
Total 17.550.626 12.880.913
Mata uang asing
Pihak berelasi (Catatan 56) 1.131.424 907.378
Pihak ketiga 18.934.385 8.777.743
Total (Catatan 62B.(iv)) 20.065.809 9.685.121
37.616.435 22.566.034
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (47.675) (50.338)
Neto 37.568.760 22.515.696
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rupiah 1,40% 1,83%
Mata uang asing 2,06% 1,82%
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Saldo awal tahun 50.338 49.713
(Pembalikan)/pembentukan selama
tahun berjalan (Catatan 45) (51) 115
Lain-lain*) (2.612) 510
Saldo akhir tahun 47.675 50.338
*) Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing.
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai penempatan pada Bank
Indonesia dan bank lain telah memadai.
e. Informasi mengenai pengelompokan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai” dan
“mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 62A.
f. Bank Mandiri memiliki penempatan pada lembaga keuangan (dalam likuidasi) dengan klasifikasi
macet atau “mengalami penurunan nilai” dimana klaim Bank Mandiri yang diakui oleh kurator
berdasarkan hasil creditors meeting pada tanggal 5 November 2009 adalah sebesar
EUR16.395.092 (nilai penuh) untuk penempatan tersebut. Pada tanggal-tanggal 10 Maret 2010,
24 November 2010, 6 September 2012 dan 23 Januari 2014, kurator telah membayarkan sebagian
klaim (distribusi interim) kepada Bank Mandiri, setelah memperhitungkan saling hapus (net-off)
dengan saldo giro, inter-bank call money dan liabilitas L/C UPAS Entitas Anak kepada lembaga
keuangan tersebut, sehingga saldo penempatan Bank Mandiri pada lembaga keuangan (dalam
likuidasi) pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 sebesar EUR3.061.829 (nilai penuh). Pada
tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, Bank Mandiri telah membentuk cadangan kerugian
penurunan nilai penuh atas sisa saldo penempatan pada lembaga keuangan tersebut.
89
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
g. Pada tanggal 31 Desember 2019, penempatan dengan saldo USD70.000 (nilai penuh)
(31 Desember 2018: USD5.227.520,08 (nilai penuh)) dijaminkan untuk fasilitas pinjaman yang
diterima dari bank lain (Catatan 36e).
7. EFEK-EFEK
a. Berdasarkan tujuan, pihak berelasi dan pihak ketiga:
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Efek-efek
Pihak berelasi (Catatan 56):
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 2.834.117 119.807
Tersedia untuk dijual 8.626.405 8.422.061
Dimiliki hingga jatuh tempo 5.158.874 3.802.269
Diukur pada biaya perolehan*) 1.922.915 1.104.833
18.542.311 13.448.970
Pihak ketiga:
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 4.637.866 3.627.578
Tersedia untuk dijual 11.140.087 21.616.313
Dimiliki hingga jatuh tempo 2.882.674 4.152.400
Diukur pada biaya perolehan*) 11.952.894 1.552.166
30.613.521 30.948.457
Investasi pada unit-link **)
Pihak berelasi (Catatan 56):
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 8.834.946 8.113.830
Pihak ketiga:
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 13.176.134 11.621.419
Total 71.166.912 64.132.676
Dikurangi:
Diskonto yang belum diamortisasi (5.654) (3.653)
Keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi
dari kenaikan/(penurunan) nilai wajar efek-efek 171.648 (196.549)
Cadangan kerugian penurunan nilai (69.538) (96.574)
96.456 (296.776)
Neto 71.263.368 63.835.900
*)
Efek-efek yang dimiliki Entitas Anak.
**) Investasi pada unit-link adalah investasi yang dimiliki oleh pemegang polis pada kontrak unit-link Entitas Anak yang disajikan sebesar nilai wajar.
90
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. EFEK-EFEK (lanjutan)
Rupiah
Diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi
Efek-efek
Obligasi 2.515.695 - 10.778 2.526.473 - - 2.526.473
Investasi pada unit-unit
reksa dana 241.995 - - 241.995 - - 241.995
Sertifikat Bank Indonesia 365.117 - 8.015 373.132 - - 373.132
Saham 342.011 - - 342.011 - - 342.011
Negotiable certificate of deposit 226.227 - 2.833 229.060 - - 229.060
Neto 71.263.368
*) Efek-efek dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar nilai nominal. Investasi pada unit-link adalah investasi yang dimiliki oleh pemegang polis pada kontrak
unit-link Entitas Anak yang disajikan sebesar nilai wajar.
**) Efek-efek dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar biaya perolehan diamortisasi.
***) Efek-efek yang dimiliki Entitas Anak.
91
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. EFEK-EFEK (lanjutan)
Rupiah
Diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi
Efek-efek
Obligasi 245.745 - 518 241.305 4.958 - 246.263
Investasi pada unit-unit
reksa dana 381.993 - - 381.993 - - 381.993
Sertifikat Bank Indonesia 187.222 - 3.005 190.227 - - 190.227
Saham 207.401 - - 207.401 - - 207.401
Neto 63.835.900
*) Efek-efek dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar nilai nominal. Investasi pada unit-link adalah investasi yang dimiliki oleh pemegang polis pada kontrak
unit-link Entitas Anak yang disajikan sebesar nilai wajar.
**) Efek-efek dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar biaya perolehan diamortisasi.
***) Efek-efek yang dimiliki Entitas Anak.
92
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. EFEK-EFEK (lanjutan)
71.166.912 64.132.676
Dikurangi:
Diskonto yang belum diamortisasi (5.654) (3.653)
Keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi dari
kenaikan/(penurunan) nilai wajar efek-efek 171.648 (196.549)
Cadangan kerugian penurunan nilai (69.538) (96.574)
96.456 (296.776)
Neto 71.263.368 63.835.900
*) Investasi pada unit-link adalah investasi yang dimiliki oleh pemegang polis pada kontrak unit-link Entitas Anak yang disajikan sebesar nilai wajar.
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Efek-efek
Perusahaan 23.745.463 27.286.754
Bank 6.288.446 8.563.445
Bank Sentral 12.792.855 4.718.811
Pemerintah 6.329.068 3.828.417
49.155.832 44.397.427
93
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. EFEK-EFEK (lanjutan)
d. Berdasarkan golongan penerbit (lanjutan):
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Investasi pada unit-link *)
Perusahaan 14.920.217 13.492.055
Bank 7.090.863 6.243.194
22.011.080 19.735.249
Total 71.166.912 64.132.676
Dikurangi:
Diskonto yang belum diamortisasi (5.654) (3.653)
Keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi dari
kenaikan/(penurunan) nilai wajar efek-efek 171.648 (196.549)
Cadangan kerugian penurunan nilai (69.538) (96.574)
96.456 (296.776)
Neto 71.263.368 63.835.900
*) Investasi pada unit-link adalah investasi yang dimiliki oleh pemegang polis pada kontrak unit-link Entitas Anak yang disajikan sebesar nilai wajar.
Rupiah
Diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi
Efek-efek
Obligasi
Surat
Perbendaharaan
Negara**) - - - 2.469.184 216.760
PT Sarana Multigriya
Infrastruktur Pefindo idAAA - 47.691 -
Lain-lain Beragam Beragam Beragam 9.598 29.503
2.526.473 246.263
Investasi pada unit-link ***)
PT Bank OCBC
NISP Tbk. Pefindo idAAA - 3.403 -
PT Surya Artha
Nusantara Finance Pefindo - idAA- - 4.623
Lain-lain Beragam Beragam Beragam 3.365 5.262
6.768 9.885
2.533.241 256.148
*)
Informasi peringkat obligasi diperoleh dari Bloomberg yang mencakup peringkat yang diberikan oleh lembaga pemeringkat seperti Pemeringkat Efek Indonesia
(Pefindo), Standard and Poor’s, Moody’s dan Fitch Ratings.
**)
Tidak memiliki peringkat.
***)
Investasi pada unit-link adalah investasi yang dimiliki oleh pemegang polis pada kontrak unit-link Entitas Anak yang disajikan sebesar nilai wajar.
94
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. EFEK-EFEK (lanjutan)
*) Informasi peringkat obligasi diperoleh dari Bloomberg yang mencakup peringkat yang diberikan oleh lembaga pemeringkat seperti Pemeringkat Efek Indonesia
(Pefindo), Standard and Poor’s, Moody’s dan Fitch Ratings.
**) Efek-efek yang dimiliki Entitas Anak.
95
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. EFEK-EFEK (lanjutan)
692.268 776.435
Tersedia untuk dijual
Efek-efek
Obligasi
PT Pertamina (Persero) Moody’s Baa2 Baa2 3.771.293 3.671.069
PT Perusahaan Listrik
Negara (Persero) Pefindo idAAA idAAA 342.260 591.512
PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk. Moody’s Baa2 Baa2 264.200 213.543
Bank of China Fitch - A- (Idn) - 42.643
Lain-lain Beragam Beragam Beragam 375.292 127.701
4.753.045 4.646.468
236.112 298.330
*) Informasi peringkat obligasi diperoleh dari Bloomberg yang mencakup peringkat yang diberikan oleh lembaga pemeringkat seperti Pemeringkat Efek Indonesia
(Pefindo), Standard and Poor’s, Moody’s dan Fitch Ratings.
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai efek-efek telah
memadai.
96
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. EFEK-EFEK (lanjutan)
h. Informasi mengenai pengelompokan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai” dan
“mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 62A.
i. Investasi dalam unit reksadana pada Bank Mandiri saja yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk
dijual:
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Reksa Dana Syailendra USD 3 2.438.587 2.561.727
Reksa Dana Trimegah VI 787.550 786.565
Reksa Dana Syailendra USD 2 754.800 780.678
Reksa Dana Terproteksi Schroder IDR Income Plan II 655.815 656.188
Reksa Dana Trimegah Terproteksi I 651.837 656.657
Reksa Dana Terproteksi BNP Paribas Selaras V 500.150 -
Reksa Dana Emco Terproteksi XVI 485.068 484.772
Reksa Dana Trimegah Terproteksi XI 460.162 456.894
Reksa Dana SAM Sejahtera 3 136.365 136.099
Reksa Dana Terproteksi BNP Paribas Selaras IV - 2.512.978
Reksa Dana Terproteksi Schroder IDR Income Plan I - 1.005.116
Reksa Dana Manulife Proteksi Dana Utama - 1.000.876
Reksa Dana Terproteksi Emco VII - 905.172
Reksa Dana Terproteksi Emco VIII - 603.493
Reksa Dana Trimegah Terproteksi IV - 227.131
Reksa Dana Indopremier XI - 225.825
Reksa Dana Trimegah Terproteksi II - 197.040
6.870.334 13.197.211
j. Pada tanggal 31 Desember 2019, efek-efek dengan jumlah nominal sebesar Rp444.242
(31 Desember 2018: Rp359.500) telah dijual dengan janji untuk dibeli kembali (Catatan 28).
k. Pada tanggal 31 Desember 2019, efek-efek dengan jumlah nominal sebesar USD65.000.000 (nilai
penuh) (31 Desember 2018: USD65.000.000 (nilai penuh)) dijaminkan untuk fasilitas pinjaman yang
diterima dari bank lain (Catatan 36c).
8. OBLIGASI PEMERINTAH
Akun ini terdiri dari obligasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia yang diperoleh Grup
dari pasar primer dan sekunder pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 dengan rincian sebagai
berikut:
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Pihak berelasi (Catatan 56)
Obligasi Pemerintah
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 5.040.996 3.372.637
Tersedia untuk dijual***) 96.664.454 78.265.244
Dimiliki hingga jatuh tempo 18.003.259 17.977.222
Diukur pada biaya perolehan*) 8.079.331 13.468.806
Investasi pada unit-link **)
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 1.212.260 1.200.609
129.000.300 114.284.518
*) Obligasi Pemerintah yang dimiliki Entitas Anak yang diklasifikasikan sesuai dengan PSAK No. 110 “Akuntansi Sukuk”.
**) Investasi pada unit-link adalah investasi yang dimiliki oleh pemegang polis pada kontrak unit-link Entitas Anak yang disajikan sebesar nilai wajar.
***) Termasuk sukuk, project based sukuk dan sukuk ritel yang diklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain.
97
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Obligasi Pemerintah berdasarkan sisa umur jatuh temponya adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rupiah
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Obligasi Pemerintah
Kurang dari 1 tahun 157.424 527.768
1 - 5 tahun 1.612.886 483.099
5 - 10 tahun 2.116.432 1.730.859
Lebih dari 10 tahun 890.273 538.044
4.777.015 3.279.770
*) Obligasi Pemerintah yang dimiliki Entitas Anak yang diklasifikasikan sesuai dengan PSAK No. 110 “Akuntansi Sukuk”.
**) Investasi pada unit-link adalah investasi yang dimiliki oleh pemegang polis pada kontrak unit-link Entitas Anak yang disajikan sebesar nilai wajar.
***) Termasuk sukuk, project based sukuk dan sukuk ritel yang diklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain.
98
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
*) Obligasi Pemerintah yang dimiliki Entitas Anak yang diklasifikasikan sesuai dengan PSAK No. 110 “Akuntansi Sukuk”.
b. Berdasarkan jenis
31 Desember 2019
Nominal/
biaya perolehan/ Tingkat
biaya perolehan suku bunga Tanggal Frekuensi
diamortisasi per tahun Nilai wajar jatuh tempo pembayaran bunga
Rupiah
Diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi
Obligasi Pemerintah
Obligasi suku 5,45% - 10/03/2020 -
bunga tetap 4.508.379 12,9% 4.777.015 15/05/2048 1 dan 6 bulan
**) Investasi pada unit-link adalah investasi yang dimiliki oleh pemegang polis pada kontrak unit-link Entitas Anak yang disajikan sebesar nilai
wajar.
99
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2019
Nominal/
biaya perolehan/ Tingkat
biaya perolehan suku bunga Tanggal Frekuensi
diamortisasi per tahun Nilai wajar jatuh tempo pembayaran bunga
Rupiah (lanjutan)
Tersedia untuk dijual***)
Obligasi suku 5,45% - 15/03/2020 -
bunga tetap 58.696.103 12,90% 60.900.409 15/02/2044 1, 3, dan 6 bulan
Obligasi suku bunga
mengambang 13.922.008 SPN 3 bulan 13.868.408 25/07/2020 3 bulan
72.618.111 74.768.817
31 Desember 2019
Nominal/
biaya perolehan/
biaya perolehan Tingkat suku Tanggal Frekuensi
diamortisasi bunga per tahun jatuh tempo pembayaran bunga
Rupiah
Dimiliki hingga jatuh tempo
Obligasi suku 5,45% - 15/11/2020 -
bunga tetap 15.906.804 11,75% 15/05/2037 6 bulan
31 Desember 2019
Nominal/
biaya perolehan/ Tingkat
biaya perolehan suku bunga Tanggal Frekuensi
diamortisasi per tahun Nilai wajar jatuh tempo pembayaran bunga
*) Obligasi Pemerintah yang dimiliki Entitas Anak yang diklasifikasikan sesuai dengan PSAK No. 110 “Akuntansi Sukuk”.
***) Termasuk sukuk, project based sukuk dan sukuk ritel yang diklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain.
100
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Nominal/
biaya perolehan/
biaya perolehan Tingkat suku Tanggal Frekuensi
diamortisasi bunga per tahun jatuh tempo pembayaran bunga
31 Desember 2018
Nominal/
biaya perolehan/ Tingkat
biaya perolehan suku bunga Tanggal Frekuensi
diamortisasi per tahun Nilai wajar jatuh tempo pembayaran bunga
Rupiah
Diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi
Obligasi Pemerintah
Obligasi suku 5,45% - 10/03/2019 -
bunga tetap 3.255.785 12,90% 3.279.770 15/05/2048 1 dan 6 bulan
57.313.914 56.854.795
31 Desember 2018
Nominal/
biaya perolehan/
biaya perolehan Tingkat suku Tanggal Frekuensi
diamortisasi bunga per tahun jatuh tempo pembayaran bunga
Rupiah
Dimiliki hingga jatuh tempo
Obligasi suku 5,45% - 15/04/2019 -
bunga tetap 15.783.513 11,75% 15/05/2037 6 bulan
*)
Obligasi Pemerintah yang dimiliki Entitas Anak yang diklasifikasikan sesuai dengan PSAK No. 110 “Akuntansi Sukuk”.
**)
Investasi pada unit-link adalah investasi yang dimiliki oleh pemegang polis pada kontrak unit-link Entitas Anak yang disajikan sebesar nilai wajar.
***)
Termasuk sukuk, project based sukuk dan sukuk ritel yang diklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain.
101
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Nominal/
biaya perolehan/ Tingkat
biaya perolehan suku bunga Tanggal Frekuensi
diamortisasi per tahun Nilai wajar jatuh tempo pembayaran bunga
31 Desember 2018
Nominal/
biaya perolehan/
biaya perolehan Tingkat suku Tanggal Frekuensi
diamortisasi bunga per tahun jatuh tempo pembayaran bunga
Mata uang asing
Dimiliki hingga jatuh tempo
Obligasi suku 0,90% - 26/04/2020 -
bunga tetap 2.193.709 5,88% 08/01/2026 6 bulan
*)
Obligasi Pemerintah yang dimiliki Entitas Anak yang diklasifikasikan sesuai dengan PSAK No. 110 “Akuntansi Sukuk”.
c. Informasi lain
Pada tanggal 31 Desember 2019, Obligasi Pemerintah dengan jumlah nominal Rp3.563.112
(31 Desember 2018: Rp17.593.546) telah dijual dengan janji untuk dibeli kembali (Catatan 28).
Pada tanggal 31 Desember 2019, Obligasi Pemerintah dengan jumlah nominal sebesar Rp944.322
dan USD410.910.000 (nilai penuh) (31 Desember 2018: Rp944.322 dan USD356.795.000 (nilai
penuh)) dijaminkan untuk fasilitas pinjaman yang diterima dari bank lain (Catatan 36c).
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, kolektibilitas Bank Indonesia untuk Obligasi Pemerintah
adalah lancar.
102
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rupiah
Pihak berelasi (Catatan 56)
Usance L/C payable at sight 195.177 319.854
Lain-lain 13.646.693 9.928.956
13.841.870 10.248.810
Pihak ketiga
Usance L/C payable at sight 850.175 1.251.371
Lain-lain 7.012.889 5.373.616
7.863.064 6.624.987
Total 21.704.934 16.873.797
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Lancar 29.058.282 25.086.403
Dalam perhatian khusus 90.149 137.627
Kurang lancar 26.063 -
Diragukan 86.743 -
Macet 1.154.465 1.189.027
Total 30.415.702 26.413.057
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (1.311.591) (1.603.598)
Neto 29.104.111 24.809.459
103
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rupiah
Kurang dari 1 bulan 5.575.977 3.994.285
1 - 3 bulan 10.012.245 5.904.816
3 - 6 bulan 5.872.356 5.205.590
6 - 12 bulan 51.053 1.495.306
Lebih dari 12 bulan 193.303 273.800
Total 21.704.934 16.873.797
Mata uang asing
Kurang dari 1 bulan 1.518.923 1.679.594
1 - 3 bulan 3.613.952 4.005.307
3 - 6 bulan 2.612.806 2.855.355
6 - 12 bulan 645 -
Lebih dari 12 bulan 964.442 999.004
Total (Catatan 62B.(iv)) 8.710.768 9.539.260
30.415.702 26.413.057
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (1.311.591) (1.603.598)
Neto 29.104.111 24.809.459
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai tagihan lainnya -
transaksi perdagangan telah memadai.
e. Informasi mengenai pengelompokan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai” dan
“mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 62A.
104
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. TAGIHAN ATAS EFEK-EFEK YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI
31 Desember 2019
Pendapatan
Tanggal Tanggal Nilai jual bunga belum Nilai
Jenis efek dimulai jatuh tempo kembali direalisasi neto
Pihak ketiga
Rupiah
Obligasi FR0078 09/12/2019 06/01/2020 310.973 217 310.756
Obligasi FR0061 31/12/2019 28/01/2020 245.590 924 244.666
Obligasi FR0061 11/12/2019 08/01/2020 244.472 239 244.233
Obligasi FR0077 23/12/2019 20/01/2020 204.085 540 203.545
Obligasi FR0059 06/12/2019 03/01/2020 191.411 54 191.357
Obligasi FR0064 26/12/2019 09/01/2020 169.051 200 168.851
Obligasi FR0063 10/12/2019 07/01/2020 140.383 117 140.266
Obligasi FR0063 13/12/2019 10/01/2020 140.351 177 140.174
Obligasi FR0063 17/12/2019 14/01/2020 116.729 212 116.517
Saham 30/12/2019 21/01/2020 70.078 39 70.039
Saham 19/11/2019 15/05/2020 45.699 32 45.667
Obligasi FR0068 13/09/2019 12/06/2020 26.252 647 25.605
Obligasi FR0068 13/09/2019 12/06/2020 15.757 392 15.365
Obligasi FR0068 25/10/2019 24/04/2020 13.810 218 13.592
Obligasi FR0052 01/11/2019 03/08/2020 10.516 312 10.204
Obligasi FR0063 18/10/2019 17/07/2020 9.845 282 9.563
Obligasi FR0072 01/11/2019 30/10/2020 5.180 217 4.963
31 Desember 2018
Pendapatan
Tanggal Tanggal Nilai jual bunga belum Nilai
Jenis efek dimulai jatuh tempo kembali direalisasi neto
Pihak ketiga
Rupiah
Obligasi FR0075 21/12/2018 04/01/2019 505.245 295 504.950
Obligasi FR0064 26/12/2018 09/01/2019 502.119 779 501.340
Obligasi FR0070 20/12/2018 03/01/2019 458.372 184 458.188
Obligasi FR0040 19/12/2018 02/01/2019 168.370 29 168.341
Obligasi FR0047 21/12/2018 04/01/2019 164.722 85 164.637
Obligasi IDSD280619361S 05/12/2018 07/01/2019 87.608 105 87.503
Obligasi FR0064 27/07/2018 25/01/2019 87.807 340 87.467
Saham 31/08/2018 27/02/2019 52.050 36 52.014
Obligasi FR0071 19/12/2018 16/01/2019 51.155 135 51.020
Saham 19/02/2018 19/02/2019 22.194 25 22.169
105
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. TAGIHAN ATAS EFEK-EFEK YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI (lanjutan)
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Lancar 1.955.363 2.097.629
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, tidak terdapat penurunan nilai sehingga cadangan
kerugian penurunan nilai tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali tidak
dibentuk.
c. Informasi mengenai pengelompokan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai” dan
“mengalami penurunan nilai” diungkap pada Catatan 62A.
Ikhtisar transaksi derivatif pada tanggal 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:
Nilai wajar
Nilai kontrak
(absolut setara Tagihan Liabilitas
Transaksi Rupiah) derivatif derivatif
3. Swap - beli
Dolar Amerika Serikat 1.003.247 - 2.315
4. Swap - jual
Dolar Amerika Serikat 851.002 3.879 -
5. Option - beli
Dolar Amerika Serikat 694.125 - -
Lain-lain 1.041.188 - 10
106
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Nilai kontrak
(absolut setara Tagihan Liabilitas
Transaksi Rupiah) derivatif derivatif
Pihak ketiga
3. Swap - beli
Dolar Amerika Serikat 17.283.615 1.283 321.964
Lain-lain 187.935 1.577 -
4. Swap - jual
Dolar Amerika Serikat 52.549.644 841.657 960
Lain-lain 1.699.928 33 18.321
5. Option - beli
Dolar Amerika Serikat - 7.405 -
Lain-lain - 44.675 15.703
6. Option - jual
Dolar Amerika Serikat - 18.645 -
Lain-lain - 58.324 -
Ikhtisar transaksi derivatif pada tanggal 31 Desember 2018 adalah sebagai berikut:
Nilai wajar
Nilai kontrak
(absolut setara Tagihan Liabilitas
Transaksi Rupiah) derivatif derivatif
2. Swap - beli
Dolar Amerika Serikat 307.460 - 19.126
3. Swap - jual
Dolar Amerika Serikat 3.347.330 38.521 -
107
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Nilai kontrak
(absolut setara Tagihan Liabilitas
Transaksi Rupiah) derivatif derivatif
Pihak ketiga
3. Swap - beli
Dolar Amerika Serikat 10.126.846 2.008 150.581
Lain-lain 413.134 1.487 151
4. Swap - jual
Dolar Amerika Serikat 58.581.199 780.903 86.955
Lain-lain 5.256.413 2.133 6.696
5. Option - beli
Dolar Amerika Serikat - 61.176 52.033
6. Option - jual
Dolar Amerika Serikat - 7.752 -
Lain-lain - 64.768 -
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, Entitas Anak memiliki kontrak swap nilai tukar dan suku
bunga yang memenuhi kriteria dan berlaku efektif sebagai lindung nilai arus kas. Kerugian atas
perubahan nilai wajar sehubungan dengan bagian efektif dari arus kas lindung nilai diakui sebagai
penghasilan komprehensif lain.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, kolektibilitas Bank Indonesia untuk tagihan derivatif adalah
lancar.
108
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rupiah
Pihak berelasi (Catatan 56) 138.616.038 114.429.946
Pihak ketiga 606.188.301 549.997.225
*) Termasuk dalam kategori “mengalami penurunan nilai” adalah (i) kredit dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet (kredit bermasalah) sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia dan (ii) semua kredit yang direstrukturisasi (iii) lainnya berdasarkan pertimbangan khusus (Catatan 2c.G.(a)).
**) Termasuk kredit yang diberikan oleh Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah dimana cadangan kerugian penurunan nilai dihitung
berdasarkan Peraturan Bank Indonesia dan PSAK No. 102 (Revisi 2016).
1) Kredit yang diberikan yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp64.045.105 dan Rp14.579.127.
2) Cadangan kerugian penurunan nilai yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp20.382.564 dan Rp3.005.301.
3) Kredit yang diberikan - bersih yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp43.662.541 dan Rp11.573.826.
109
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rupiah
Modal kerja 233.360.288 31.657.758 265.018.046
Konsumen 177.409.563 3.790.506 181.200.069
Investasi 131.313.323 18.155.276 149.468.599
Sindikasi 25.307.327 1.476.315 26.783.642
Program pemerintah 23.066.410 207.169 23.273.579
Karyawan 11.712.249 147.632 11.859.881
Ekspor 6.093.271 730.084 6.823.355
Total 608.262.431 56.164.740 664.427.171
Mata uang asing
Investasi 41.413.074 5.996.633 47.409.707
Modal kerja 32.111.701 5.960.198 38.071.899
Sindikasi 19.856.732 4.796.171 24.652.903
Ekspor 23.159.700 1.214.746 24.374.446
Konsumen 620.379 - 620.379
Program pemerintah 683 - 683
Total (Catatan 62B.(iv)) 117.162.269 17.967.748 135.130.017
1)
725.424.700 74.132.488 799.557.188
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (6.371.943) (25.424.150) 2) (31.796.093)
*) Termasuk dalam kategori “mengalami penurunan nilai” adalah (i) kredit dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet (kredit bermasalah) sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia dan (ii) semua kredit yang direstrukturisasi (iii) lainnya berdasarkan pertimbangan khusus (Catatan 2c.G.(a)).
**) Termasuk kredit yang diberikan oleh Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah dimana cadangan kerugian penurunan nilai dihitung
berdasarkan Peraturan Bank Indonesia dan PSAK No. 102 (Revisi 2016).
1) Kredit yang diberikan yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp58.027.272 dan Rp16.105.216.
2) Cadangan kerugian penurunan nilai yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp22.645.180 dan Rp2.778.970.
3) Kredit yang diberikan - bersih yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp35.382.092 dan Rp13.326.246.
31 Desember 2019
Dalam
perhatian Kurang
Lancar khusus lancar Diragukan Macet Total
Rupiah
Modal kerja 239.512.972 15.254.329 2.947.221 1.718.558 7.581.770 267.014.850
Konsumen 189.420.026 8.378.886 612.574 726.277 1.728.335 200.866.098
Investasi 172.986.123 7.973.807 496.631 825.845 1.949.276 184.231.682
Sindikasi 37.971.605 - - - - 37.971.605
Program pemerintah 32.639.987 610.530 41.034 62.084 48.809 33.402.444
Karyawan 15.190.501 92.345 114 352 8.542 15.291.854
Ekspor 5.770.213 128.187 - 7.467 119.939 6.025.806
Total 693.491.427 32.438.084 4.097.574 3.340.583 11.436.671 744.804.339
110
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2019
Dalam
perhatian Kurang
Lancar khusus lancar Diragukan Macet Total
Mata uang asing
Investasi 55.768.911 6.175.397 45.528 - 650.382 62.640.218
Sindikasi 40.672.957 - 164.585 - 301.499 41.139.041
Modal kerja 24.804.085 1.358.287 148.827 - 289.198 26.600.397
Ekspor 9.353.706 47.341 18.402 314.911 233 9.734.593
Konsumen 915.937 266 - - - 916.203
Program pemerintah 446 - - - - 446
31 Desember 2018
Dalam
perhatian Kurang
Lancar khusus lancar Diragukan Macet Total
Rupiah
Modal kerja 238.146.500 13.044.574 2.707.959 1.169.522 9.949.491 265.018.046
Konsumen 170.373.712 8.113.075 568.210 620.413 1.524.659 181.200.069
Investasi 140.632.728 4.888.739 850.925 253.477 2.842.730 149.468.599
Sindikasi 26.713.803 69.839 - - - 26.783.642
Program pemerintah 22.538.372 550.225 38.778 51.271 94.933 23.273.579
Karyawan 11.692.194 154.407 2.838 923 9.519 11.859.881
Ekspor 6.494.631 262.886 6.380 480 58.978 6.823.355
Total 616.591.940 27.083.745 4.175.090 2.096.086 14.480.310 664.427.171
111
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2019
Rupiah
Industri 87.717.052 21.604.273 109.321.325
Perdagangan, restoran dan hotel 95.334.533 9.240.397 104.574.930
Pertanian 65.028.294 13.805.373 78.833.667
Jasa dunia usaha 75.269.739 2.929.403 78.199.142
Konstruksi 51.390.959 2.525.236 53.916.195
Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi 40.168.975 3.877.269 44.046.244
Listrik, gas dan air 25.954.835 380.107 26.334.942
Jasa sosial 20.977.417 520.188 21.497.605
Tambang 4.121.571 642.852 4.764.423
Lain-lain 218.702.010 4.613.856 223.315.866
*) Termasuk dalam kategori “mengalami penurunan nilai” adalah (i) kredit dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet (kredit bermasalah) sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia dan (ii) semua kredit yang direstrukturisasi (iii) lainnya berdasarkan pertimbangan khusus (Catatan 2c.G.(a)).
**) Termasuk kredit yang diberikan oleh Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah dimana cadangan kerugian penurunan nilai dihitung
berdasarkan Peraturan Bank Indonesia dan PSAK No. 102 (Revisi 2016).
1) Kredit yang diberikan yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp64.045.105 dan Rp14.579.127.
2) Cadangan kerugian penurunan nilai yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp20.382.564 dan Rp3.005.301.
3) Kredit yang diberikan - bersih yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp43.662.541 dan Rp11.573.826.
112
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2018
Rupiah
Industri 91.100.136 19.803.807 110.903.943
Perdagangan, restoran dan hotel 90.829.947 10.317.079 101.147.026
Pertanian 65.507.696 9.407.745 74.915.441
Jasa dunia usaha 52.592.217 3.232.859 55.825.076
Konstruksi 42.699.251 2.916.697 45.615.948
Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi 24.833.658 4.558.017 29.391.675
Listrik, gas dan air 24.548.168 645.136 25.193.304
Jasa sosial 18.388.029 379.064 18.767.093
Tambang 3.512.658 802.826 4.315.484
Lain-lain 194.250.671 4.101.510 198.352.181
*) Termasuk dalam kategori “mengalami penurunan nilai” adalah (i) kredit dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet (kredit bermasalah) sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia dan (ii) semua kredit yang direstrukturisasi (iii) lainnya berdasarkan pertimbangan khusus (Catatan 2c.G.(a)).
**) Termasuk kredit yang diberikan oleh Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah dimana cadangan kerugian penurunan nilai dihitung
berdasarkan Peraturan Bank Indonesia dan PSAK No. 102 (Revisi 2016).
1) Kredit yang diberikan yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp58.027.272 dan Rp16.105.216.
2) Cadangan kerugian penurunan nilai yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp22.645.180 dan Rp2.778.970.
3) Kredit yang diberikan - bersih yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp35.382.092 dan Rp13.326.246.
113
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2019
Dalam
perhatian Kurang
Lancar khusus lancar Diragukan Macet Total
Rupiah
Industri 89.006.885 12.438.344 1.343.385 1.683.263 4.849.448 109.321.325
Perdagangan, restoran,
dan hotel 95.857.038 4.884.607 1.210.021 487.843 2.135.421 104.574.930
Pertanian 77.269.793 1.276.996 105.421 42.705 138.752 78.833.667
Jasa dunia usaha 76.355.681 1.151.095 77.276 47.541 567.549 78.199.142
Konstruksi 51.690.347 1.258.163 39.388 33.578 894.719 53.916.195
Pengangkutan,
pergudangan,
dan komunikasi 40.457.314 2.479.609 547.106 296.421 265.794 44.046.244
Listrik, gas dan air 25.952.365 103.564 119.215 714 159.084 26.334.942
Jasa sosial 21.038.634 196.133 20.710 19.911 222.217 21.497.605
Tambang 4.151.997 144.969 10.707 1.516 455.234 4.764.423
Lain-lain 211.711.373 8.504.604 624.345 727.091 1.748.453 223.315.866
114
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2018
Dalam
perhatian Kurang
Lancar khusus lancar Diragukan Macet Total
Rupiah
Industri 96.180.356 7.428.554 1.539.259 176.351 5.579.423 110.903.943
Perdagangan, restoran,
dan hotel 91.290.111 4.550.181 1.309.211 856.715 3.140.808 101.147.026
Pertanian 73.693.294 944.488 36.055 27.950 213.654 74.915.441
Jasa dunia usaha 52.841.271 1.040.246 72.989 50.032 1.820.538 55.825.076
Konstruksi 43.361.518 1.184.873 52.356 50.540 966.661 45.615.948
Pengangkutan,
pergudangan,
dan komunikasi 25.549.420 3.058.286 281.207 89.447 413.315 29.391.675
Listrik, gas dan air 24.571.444 302.672 204.275 1.128 113.785 25.193.304
Jasa sosial 18.309.019 192.109 14.994 16.880 234.091 18.767.093
Tambang 3.561.131 117.861 17 191.107 445.368 4.315.484
Lain-lain 187.234.376 8.264.475 664.727 635.936 1.552.667 198.352.181
115
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rupiah
Kurang dari 1 tahun 81.061.277 117.486.386
1 - 2 tahun 94.575.022 77.603.964
2 - 5 tahun 147.361.102 124.183.732
Lebih dari 5 tahun 421.806.938 345.153.089
885.835.237 799.557.188
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (29.988.393) (31.796.093)
Rasio kredit bermasalah Bank Mandiri dan Entitas Anak secara gross (sebelum dikurangi cadangan
kerugian penurunan nilai) pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 masing-masing sebesar
2,33% dan 2,75% (rasio untuk Bank Mandiri saja masing-masing 2,39% dan 2,79%, masing-masing
pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018), sedangkan rasio kredit bermasalah Bank Mandiri dan
Entitas Anak secara neto pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 masing-masing sebesar 0,84%
dan 0,73% (rasio untuk Bank Mandiri saja sebesar 0,84% dan 0,67% masing-masing pada tanggal
31 Desember 2019 dan 2018). Saldo kredit bermasalah Bank Mandiri dan Entitas Anak termasuk
piutang pembiayaan konsumen dan investasi bersih dalam sewa pembiayaan dari Entitas Anak.
Perhitungan rasio kredit bermasalah Bank Mandiri dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember
2019 dan 2018 sesuai dengan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SE OJK)
No. 43/SEOJK.03/2016 tanggal 28 September 2016 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan
Bank Umum Konvensional, dihitung atas dasar jumlah kredit tidak termasuk kredit yang diberikan
pada bank lain sebesar Rp7.014.512 dan Rp3.762.120 masing-masing pada tanggal 31 Desember
2019 dan 2018.
116
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
B. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan dan
piutang/pembiayaan syariah:
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Piutang murabahah dan istishna 40.170.541 38.355.494
Pembiayaan musyarakah 26.772.424 21.449.077
Pembiayaan syariah lainnya 8.230.810 7.339.864
Total 75.173.775 67.144.435
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (1.967.351) (2.243.878)
Neto 73.206.424 64.900.557
b. Tingkat suku bunga rata-rata (yield) dan kisaran bagi hasil per tahun adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Tingkat suku bunga rata-rata (yield) per tahun:
Rupiah 10,06% 10,02%
Mata uang asing 5,00% 4,29%
c. Agunan kredit
Kredit yang diberikan pada umumnya dijamin dengan agunan yang diikat dengan hak
tanggungan atau surat kuasa untuk menjual, deposito berjangka atau jaminan lain yang dapat
diterima oleh Bank Mandiri dan Entitas Anak. Simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain
yang dijadikan jaminan tunai untuk kredit yang diberikan dan diblokir untuk tujuan lain pada
tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah masing-masing sebesar Rp49.377.572 dan
Rp39.274.366 (Catatan 21c, 22c, 23e, 24c dan 26d).
Kredit program pemerintah terdiri dari kredit investasi, kredit modal kerja permanen, kredit modal
kerja dan KPR Sejahtera Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), dimana
Pemerintah dapat menyediakan sebagian dan/atau keseluruhan dananya.
117
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
B. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan dan
piutang/pembiayaan syariah (lanjutan):
e. Kredit sindikasi
Kredit sindikasi merupakan kredit yang diberikan kepada debitur melalui perjanjian pembiayaan
bersama dengan bank-bank lain. Jumlah persentase bagian Bank Mandiri sebagai agen dalam
kredit sindikasi pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah masing-masing berkisar
antara 2,48% sampai dengan 96,08% dan 3,71% sampai dengan 88,61% (tidak diaudit) dari
jumlah keseluruhan kredit sindikasi. Sedangkan jumlah persentase bagian Bank Mandiri bila
hanya sebagai anggota sindikasi pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah masing-
masing berkisar antara 3,40% sampai dengan 97,50% dan 0,32% sampai dengan 93,75% (tidak
diaudit) dari jumlah keseluruhan kredit sindikasi.
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Perpanjangan jangka waktu kredit 54.956.852 48.165.419
Perpanjangan jangka waktu dan penurunan
suku bunga kredit 1.956.338 2.751.544
Perpanjangan jangka waktu kredit dan skema
restrukturisasi lain-lain*) 3.292.303 3.896.067
Total 60.205.493 54.813.030
*) Skema restrukturisasi lain-lain terutama terdiri dari skema restrukturisasi penurunan suku bunga kredit, penjadwalan kembali bunga yang tertunggak dan
perpanjangan jangka waktu pembayaran bunga tertunggak.
Berikut ini adalah jumlah kredit yang telah direstrukturisasi berdasarkan kolektibilitas:
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Lancar 19.920.911 21.759.122
Dalam Perhatian Khusus 27.723.917 18.581.507
Kurang Lancar 3.083.568 3.141.824
Diragukan 502.977 1.197.101
Macet 8.974.120 10.133.476
Total 60.205.493 54.813.030
Total kredit yang telah direstrukturisasi dan dalam kategori kredit bermasalah pada tanggal
31 Desember 2019 dan 2018 masing-masing sebesar Rp12.560.665 dan Rp14.472.401.
118
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
B. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan dan
piutang/pembiayaan syariah (lanjutan):
Total kredit kepada pihak berelasi dan persentase terhadap total aset konsolidasian diungkapkan
pada Catatan 56.
Termasuk dalam kredit yang diberikan kepada pihak berelasi adalah kredit yang diberikan
kepada karyawan kunci Bank Mandiri. Kredit yang diberikan kepada karyawan kunci Bank
Mandiri terdiri dari kredit dengan tingkat suku bunga sebesar 4,30% per tahun yang digunakan
untuk membeli kendaraan bermotor dan/atau rumah dengan jangka waktu 1 (satu) sampai 15
(lima belas) tahun yang dibayar melalui pemotongan gaji karyawan setiap bulan.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, tidak terdapat pelanggaran ataupun pelampauan
Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) kepada pihak ketiga dan pihak berelasi sesuai
dengan peraturan yang telah ditetapkan Bank Indonesia.
i. Bank Mandiri memiliki sejumlah perjanjian penerusan kredit dengan lembaga keuangan
internasional (Catatan 61).
j. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan dan piutang/pembiayaan syariah
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Saldo awal tahun1) 31.796.093 33.745.345
Pembentukan selama tahun berjalan (Catatan 45) 11.468.133 13.481.957
Penghapusbukuan2) (12.588.933) (15.182.085)
Lain-lain*) (686.900) (249.124)
Saldo akhir tahun 3) 29.988.393 31.796.093
*) Termasuk pencatatan kembali dan konversi aset yang dihapusbuku, selisih kurs karena penjabaran mata uang asing dan pengakuan pendapatan bunga
atas bagian yang tidak mengalami penurunan nilai dari kredit yang mengalami penurunan nilai (Catatan 41).
1) Saldo awal 31 Desember 2019 dan 2018 terdiri dari masing-masing Rp22.645.180 dan Rp24.084.237 yang dihitung secara individual dan Rp9.150.913 dan
Rp9.661.108 yang dihitung secara kolektif.
2) Penghapusbukuan pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 masing-masing sebesar Rp5.360.177 dan Rp6.546.341 untuk debitur yang dievaluasi secara
individual dan Rp7.228.756 dan Rp8.635.744 untuk debitur yang dievaluasi secara kolektif.
3) Saldo akhir pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 terdiri dari Rp20.382.564 dan Rp22.645.180 yang dihitung secara individual dan Rp9.605.829 dan
Rp9.150.913 yang dihitung secara kolektif.
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan
dan piutang/pembiayaan syariah telah memadai.
119
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rupiah
Industri 7.876.096 7.295.033
Perdagangan, restoran dan hotel 3.833.285 5.306.734
Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi 1.109.321 783.969
Konstruksi 967.685 1.069.557
Jasa dunia usaha 692.366 1.943.559
Tambang 467.457 636.492
Pertanian 286.878 277.659
Listrik, gas dan air 279.013 319.188
Jasa sosial 262.838 265.965
Lain-lain 3.099.889 2.853.330
18.874.828 20.751.486
1.933.565 1.557.575
Total minimum penyisihan kerugian kredit bermasalah sesuai Peraturan Bank Indonesia adalah
sebagai berikut:
Minimum penyisihan kerugian
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rupiah
Industri 5.892.587 5.898.487
Perdagangan, restoran dan hotel 2.560.846 3.765.547
Konstruksi 917.416 999.784
Jasa dunia usaha 602.911 1.856.502
Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi 496.070 500.220
Tambang 457.598 540.924
Jasa sosial 235.279 244.780
Listrik, gas dan air 177.323 144.990
Pertanian 175.918 233.037
Lain-lain 2.205.650 1.970.344
13.721.598 16.154.615
120
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
B. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan dan
piutang/pembiayaan syariah: (lanjutan)
k. Ikhtisar kredit bermasalah berdasarkan sektor ekonomi dan minimum penyisihan kerugian kredit
bermasalah adalah sebagai berikut: (lanjutan)
Total minimum penyisihan kerugian kredit bermasalah sesuai Peraturan Bank Indonesia adalah
sebagai berikut: (lanjutan)
Pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, Bank Mandiri
melaksanakan penghapusbukuan kredit macet masing-masing sebesar Rp10.841.455 dan
Rp13.230.972 (Bank Mandiri saja). Adapun kriteria debitur yang dapat dihapusbukukan meliputi:
a. Fasilitas kredit telah digolongkan macet;
b. Fasilitas kredit telah dibentuk cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sebesar 100,00%
(seratus perseratus) dari pokok kredit macetnya;
c. Telah dilakukan berbagai upaya penagihan dan penyelamatan, namun tidak berhasil;
d. Usaha debitur sudah tidak mempunyai prospek atau kinerja debitur buruk atau tidak ada
kemampuan membayar; dan
e. Hapus buku dilakukan terhadap seluruh kewajiban kreditnya, termasuk yang berasal dari non-
cash loan sehingga penghapusbukuan tidak boleh dilakukan pada sebagian kreditnya (partial
write-off).
121
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
*) Merupakan selisih kurs karena penjabaran mata uang asing, pencatatan kembali aset yang dihapusbuku dan lainnya.
n. Kredit yang disalurkan Bank Mandiri dengan sistem pembiayaan langsung (executing) ke
perusahaan pembiayaan dan pembiayaan bersama (joint financing) pada tanggal
31 Desember 2019 dan 2018 masing-masing sebesar Rp7.339.386 dan Rp6.493.534.
o. Nilai tercatat diamortisasi dari kredit yang diberikan dan piutang/pembiayaan syariah adalah
sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Kredit yang diberikan (Catatan 12A) 885.835.237 799.557.188
Bunga yang masih akan diterima 3.238.168 3.135.393
Pendapatan diterima dimuka yang teratribusi (Catatan 35) (832.551) (748.908)
Cadangan kerugian penurunan
nilai (Catatan 12A dan 12B.j) (29.988.393) (31.796.093)
Total 858.252.461 770.147.580
122
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
a. Rincian dari piutang pembiayaan konsumen Entitas Anak adalah sebagai berikut (lanjutan):
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Dikurangi:
Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui
Pembiayaan sendiri
Rupiah
Pihak ketiga (11.495.741) (10.296.967)
Dikurangi:
Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain
dan penyaluran pembelian kredit (without recourse) - bruto
Rupiah
Pihak berelasi 4.385.327 4.108.332
Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui (7.110.414) (6.188.635)
Total 18.565.706 17.198.156
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (354.618) (371.291)
Neto 18.211.088 16.826.865
Angsuran dari saldo piutang pembiayaan konsumen - bruto per 31 Desember 2019 dan 2018 yang
akan diterima dari konsumen berdasarkan tanggal jatuh temponya adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Tahun
2019 - 24.876.743
2020 26.730.207 17.989.307
2021 18.529.759 10.635.860
2022 dan sesudahnya 20.422.226 6.293.089
Total 65.682.192 59.794.999
Pada tanggal 6 Februari 2009, Entitas Anak dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menandatangani
Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Kendaraan Bermotor dengan total fasilitas pembiayaan bersama
sebesar Rp2.000.000, dimana Entitas Anak menanggung risiko kredit sesuai dengan porsi
pembiayaannya (without recourse).
Perjanjian ini telah diubah terakhir melalui amendemen Perjanjian Kerjasama Kendaraan Bermotor
antara Entitas Anak dan Bank tertanggal 7 Mei 2019, yang menaikkan fasilitas menjadi sebesar
Rp31.000.000 dengan porsi fasilitas pembiayaan bersama sebesar minimal 1,00% dari Entitas Anak
dan maksimal 99,00% dari pemberi pembiayaan bersama. Perjanjian ini berlaku sampai dengan
tanggal 28 Februari 2020.
Pada tanggal 29 Agustus 2013, Entitas Anak dan Bank menandatangani Perjanjian Kerjasama
Pengambilalihan Piutang Pembiayaan dengan total fasilitas pembiayaan sebesar Rp1.100.000,
dimana Entitas Anak menanggung risiko kredit sesuai dengan porsi pembiayaannya (without
recourse).
123
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
a. Rincian dari piutang pembiayaan konsumen Entitas Anak adalah sebagai berikut (lanjutan):
Pada tanggal 13 April 2016, Entitas Anak dan Bank menandatangani Perjanjian Kerjasama
Pembiayaan Kendaraan Bermotor dengan total fasilitas sebesar Rp1.630.000, dimana Entitas Anak
menanggung risiko kredit sesuai dengan porsi pembiayaannya (without recourse). Perjanjian ini
telah diubah terakhir melalui amendemen Perjanjian antara Entitas Anak dan Bank tertanggal 7 Juni
2017, yang menaikkan fasilitas menjadi sebesar Rp5.530.000 dengan porsi fasilitas pembiayaan
bersama sebesar minimal 1,00% dari Entitas Anak dan maksimal 99,00% dari pemberi pembiayaan
bersama.
Pada tanggal 4 November 2016, Entitas Anak dan Bank menandatangani Perjanjian Kerjasama
Pengambilalihan Piutang Pembiayaan dengan total fasilitas pembiayaan sebesar Rp1.630.000
sesuai yang telah ditetapkan PKS Pembiayaan Bersama, dimana Entitas Anak menanggung risiko
kredit sesuai dengan porsi pembiayaannya (without recourse). Perjanjian ini telah diperpanjang
dengan jangka waktu sampai dengan tanggal 31 Maret 2020 dan total pembiayaan menjadi sebesar
Rp8.400.000.
Jangka waktu kontrak pembiayaan yang disalurkan oleh Entitas Anak atas kendaraan bermotor
berkisar antara 12 bulan - 96 bulan.
Termasuk dalam piutang pembiayaan konsumen di atas adalah transaksi dengan pihak-pihak
berelasi pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 masing-masing sebesar Rp6.758 dan Rp8.278
(lihat Catatan 56).
b. Rincian dari piutang pembiayaan konsumen berdasarkan kolektibilitas Bank Indonesia pada tanggal
31 Desember 2019 dan 2018 adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Lancar 16.993.116 15.469.432
Dalam perhatian khusus 1.362.531 1.511.464
Kurang lancar 94.179 89.415
Diragukan 103.316 120.444
Macet 12.564 7.401
Total 18.565.706 17.198.156
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (354.618) (371.291)
Neto 18.211.088 16.826.865
c. Rata-rata suku bunga efektif yang dikenakan kepada konsumen untuk tahun yang berakhir tanggal
31 Desember 2019 dan 2018 adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Mobil 15,71% 15,16%
Sepeda motor 24,83% 24,70%
124
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
d. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai piutang pembiayaan konsumen adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Saldo awal tahun 371.291 362.887
Pembentukan selama tahun berjalan (Catatan 45) 564.224 638.849
Penerimaan kembali piutang pembiayaan konsumen
yang telah dihapusbukukan 140.332 151.613
Penghapusbukuan (721.229) (782.058)
Saldo akhir tahun 354.618 371.291
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai piutang pembiayaan konsumen
telah memadai.
e. Informasi mengenai pengelompokan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai” dan
“mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 62A.
f. Piutang pembiayaan konsumen yang menjadi jaminan atas efek-efek yang diterbitkan pada tanggal
31 Desember 2019 dan 2018 adalah masing-masing sebesar Rp2.410.460 dan Rp1.643.197
(Catatan 30).
g. Piutang pembiayaan konsumen yang menjadi jaminan atas pinjaman yang diterima pada tanggal
31 Desember 2019 dan 2018 adalah masing-masing sebesar Rp9.556.239 dan Rp10.284.416
(Catatan 36f).
h. Sebagai jaminan atas piutang pembiayaan konsumen yang diberikan, Entitas Anak menerima
jaminan dari konsumen berupa Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (“BPKB”) atas kendaraan
bermotor yang dibiayai oleh Entitas Anak.
a. Rincian dari investasi bersih dalam sewa pembiayaan Entitas Anak adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Jangka waktu kontrak pembiayaan yang disalurkan oleh Entitas Anak atas kendaraan bermotor
berkisar antara 12 bulan - 60 bulan.
125
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
b. Rincian dari investasi bersih dalam sewa pembiayaan berdasarkan kolektibilitas Bank Indonesia
pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Lancar 2.845.500 3.136.371
Dalam perhatian khusus 182.377 167.720
Kurang lancar 7.855 6.077
Diragukan 9.297 9.840
Macet 10.042 8.381
Total 3.055.071 3.328.389
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (7.982) (9.286)
Neto 3.047.089 3.319.103
c. Rata-rata suku bunga efektif yang dikenakan kepada konsumen untuk tahun yang berakhir tanggal
31 Desember 2019 dan 2018 adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Mobil 12,60% 12,40%
Alat berat 12,56% 12,53%
Mesin 12,43% 11,25%
d. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai investasi bersih dalam sewa pembiayaan adalah sebagai
berikut:
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Saldo awal tahun 9.286 7.739
Pembentukan selama tahun berjalan (Catatan 45) 17.342 3.950
Penerimaan kembali investasi bersih dalam sewa
pembiayaan yang telah dihapusbukukan 5.529 588
Penghapusbukuan (24.175) (2.991)
Saldo akhir tahun 7.982 9.286
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai investasi bersih dalam sewa
pembiayaan telah memadai.
126
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
127
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai tagihan akseptasi telah
memadai.
e. Informasi mengenai pengelompokan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai” dan
“mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 62A.
128
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rincian dari penyertaan saham pada tanggal 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:
Nama Persentase Nilai
perusahaan Jenis usaha kepemilikan tercatat
Metode nilai wajar:
Westech Electronics Perdagangan dan eceran 5,50% 146
PT Fintek Karya Nusantara Fintech Lending 17,03% 311.000
PT Amartha Mikro Fintek Fintech Lending 9,45% 55.391
Sleekr HR dan Accounting Platform 5,00% 36.515
Moka Fintech point of sale 3,18% 25.930
Lain-lain (masing-masing
di bawah Rp20.000) Beragam 2,23% - 17,50% 72.476
Metode biaya dan ekuitas:
PT Djakarta Lloyd (Persero) Pelayaran Niaga 17,67% 35.796
PT Mandiri AXA General
Insurance (MAGI) Asuransi Kerugian 20,00% 73.502
Lain-lain (masing-masing
di bawah Rp20.000) Beragam 0,00015% - 10% 8.173
618.929
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (12.919)
Neto 606.010
Rincian dari penyertaan saham pada tanggal 31 Desember 2018 adalah sebagai berikut:
Nama Persentase Nilai
perusahaan Jenis usaha kepemilikan tercatat
Metode nilai wajar:
Westech Electronics Perdagangan dan eceran 5,50% 149
Metode biaya dan ekuitas:
PT Mitra Transaksi Indonesia*) Acquiring Aggregator 51,00% 152.642
PT Istaka Karya (Persero) Jasa Konstruksi 9,30% 50.331
PT Djakarta Lloyd (Persero) Pelayaran Niaga 17,67% 38.779
PT Amartha Mikro Fintek Fintech Lending 9,45% 31.437
PT Mandiri AXA General
Insurance (MAGI) Asuransi Kerugian 20,00% 77.865
Sleekr HR dan Accounting Platform 5,11% 20.299
Lain-lain (masing-masing
di bawah Rp20.000) Beragam 0,00015% - 17,50% 80.591
452.093
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (30.589)
Neto 421.504
*) Grup memiliki pengaruh signifikan, namun tidak memiliki pengendalian, sehingga Entitas tersebut tidak dikonsolidasi.
129
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Lancar 573.334 399.658
Kurang lancar 35.796 50.331
Macet 9.799 2.104
618.929 452.093
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (12.919) (30.589)
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Saldo awal tahun 30.589 12.924
Pembentukan selama tahun
berjalan (Catatan 45) 32.833 19.934
Penghapusbukuan (50.331) (2.278)
Lain-lain*) (172) 9
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai penyertaan saham telah
memadai.
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Sewa dibayar dimuka 1.708.858 1.662.531
Biaya pemeliharaan gedung 416.581 556.571
Lain-lain 887.111 639.084
Total 3.012.550 2.858.186
Sewa dibayar dimuka terutama merupakan sewa atas bangunan yang digunakan sebagai kantor
cabang Grup dan rumah dinas di seluruh Indonesia.
130
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2019
Saldo Saldo
Awal Penambahan*) Pengurangan Reklasifikasi Akhir**)
Biaya perolehan/nilai revaluasi
Pemilikan langsung
Tanah 30.340.902 3.974.318 - 188.922 34.504.142
Bangunan 5.973.183 190.600 (9.335) 1.115.022 7.269.470
Perlengkapan, peralatan kantor
dan komputer 11.254.122 693.637 (22.991) 811.075 12.735.843
Kendaraan bermotor 213.867 4.380 (23.314) 412 195.345
Aset dalam penyelesaian 2.281.059 2.778.631 (4.025) (2.115.431) 2.940.234
50.063.133 7.641.566 (59.665) - 57.645.034
Aset sewa 12.495 - - - 12.495
Akumulasi penyusutan
(Catatan 50)
Pemilikan langsung
Bangunan 2.383.994 316.108 (9.279) - 2.690.823
Perlengkapan, peralatan kantor
dan komputer 9.094.141 1.134.284 (19.905) - 10.208.520
Kendaraan bermotor 150.162 13.779 (23.214) - 140.727
31 Desember 2018
Saldo Saldo
Awal Penambahan*) Pengurangan Reklasifikasi Akhir***)
Biaya perolehan/nilai revaluasi
Pemilikan langsung
Tanah 29.518.735 831.546 (30.440) 21.061 30.340.902
Bangunan 5.226.222 134.224 (7.434) 620.171 5.973.183
Perlengkapan, peralatan kantor
dan komputer 10.564.407 287.844 (33.133) 435.004 11.254.122
Kendaraan bermotor 234.181 15.816 (36.199) 69 213.867
Aset dalam penyelesaian 1.435.335 1.932.212 (10.183) (1.076.305) 2.281.059
46.978.880 3.201.642 (117.389) - 50.063.133
Aset sewa 12.495 - - - 12.495
131
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Aset dalam penyelesaian pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Bangunan 1.667.638 1.232.826
Komputer dan perangkat keras lainnya yang belum terinstalasi 697.206 687.815
Tanah 510.478 245.506
Perlengkapan dan inventaris kantor 56.034 106.412
Kendaraan bermotor 1.521 381
Lain-lain 7.357 8.119
2.940.234 2.281.059
Estimasi persentase tingkat penyelesaian aset dalam penyelesaian pada tanggal 31 Desember 2019
dan 2018 untuk komputer dan perangkat keras lainnya yang belum terinstalasi adalah masing-masing
berkisar 5,00% - 95,00% dan 10,00% - 90,00%.
132
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Lain-lain
Bank Mandiri memiliki Perjanjian Pembangunan, Pengelolaan dan Penyerahan (“Perjanjian BOT”)
dengan PT Duta Anggada Realty Tbk. (“Duta Anggada”) berdasarkan Akta No. 105 tentang
Perjanjian BOT tertanggal 24 Mei 1991, yang telah diubah dengan Akta No. 70
Adendum I atas Perjanjian BOT tertanggal 14 Juni 1991 dan Akta No. 65 Adendum II atas
perjanjian BOT tertanggal 21 Desember 2011. Perjanjian tersebut, antara lain, mengatur
pembangunan dan pengelolaan dua buah Menara masing-masing setinggi 27 lantai perkantoran
oleh Duta Anggada di atas tanah milik Bank Mandiri. Jangka waktu pengelolaan Gedung Menara
Mandiri 1 dan Gedung Menara Mandiri 2 oleh Duta Anggada berakhir masing-masing pada tanggal
15 Mei 2014 dan 15 Mei 2016.
Pada tanggal 19 Mei 2014 telah dilaksanakan penandatanganan Berita Acara Serah Terima
Bangunan Menara Mandiri I dan pada saat yang sama telah ditandatangani Akta No. 43 tanggal
19 Mei 2014 tentang Perjanjian Pemanfaatan Sementara antara Bank Mandiri dan Duta Anggada,
dimana perjanjian tersebut memberikan hak kepada Duta Anggada untuk melakukan pengelolaan
atas Gedung Menara Mandiri I sampai dengan tanggal 15 Mei 2016 disertai hak dan kewajiban
para pihak.
Pada tanggal 11 Mei 2016, telah ditandatangani Berita Acara Serah Terima Gedung Menara
Mandiri 2 dan Pengelolaan Gedung Menara Mandiri 1 dari PT Duta Anggada Realty Tbk. kepada
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Saat ini Pengelolaan Gedung Menara Mandiri 1 dan Gedung
Menara Mandiri 2 dilakukan oleh PT Bumi Daya Plaza dalam bentuk Kerjasama Pemanfaatan
Sementara untuk tahun 2016 sampai dengan 2021.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia (PMK) No. PMK/191 tanggal
15 Oktober 2015, dengan perubahan pertama melalui Peraturan Menteri Keuangan
No. 233/PMK.03/2015 tanggal 21 Desember 2015 dan perubahan kedua Peraturan Menteri
Keuangan No. 29/PMK.03/2016 tanggal 19 Februari 2016, Grup telah menugaskan perusahaan
jasa penilai terdaftar untuk melaksanakan penilaian (revaluasi) aset tetap atas tanah.
Penilaian atas tanah dilakukan oleh penilai independen eksternal Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP)
Amin, Nirwan, Alfiantori dan Rekan (ANA) dan KJPP Muttaqin, Bambang, Purwanto, Rozak,
Uswatun dan Rekan (MBPRU). Penilaian dilakukan sesuai dengan dan tunduk kepada ketentuan-
ketentuan dari Konsep dan Prinsip Umum Penilaian (KPUP) poin 17 dalam Standar Penilaian
Indonesia (SPI) tahun 2015.
Dalam pengukuran nilai wajar tanah, KJPP memperhitungkan kemampuan peserta pasar untuk
menghasilkan manfaat ekonomi dengan penggunaan tertinggi dan terbaik atas aset atau dengan
menjual aset ke peserta pasar lain yang akan menggunakan aset pada kondisi tertinggi dan
penggunaan terbaik. Metode penilaian yang digunakan oleh KJPP adalah pendekatan pasar dan
pendekatan biaya.
133
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Berdasarkan Laporan Penilaian dari KJPP MBPRU tanggal 21 Desember 2015 (Entitas Anak) dan
11 April 2016 (Bank) serta KJPP ANA tanggal 13 April 2016 (Bank), nilai aset tetap berikut
mengalami kenaikan nilai adalah sebagai berikut:
Kenaikan nilai
Aset tetap Nilai pasar Nilai buku (sebelum pajak)
Untuk menentukan nilai pasar tersebut, KJPP ANA dan KJPP MBPRU menggunakan metodologi
penilaian Pendekatan Pasar (Market Approach) SPI 2015-KPUP 17 dengan metode perbandingan
langsung.
Hasil revaluasi aset tetap untuk Bank tersebut telah disetujui oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
melalui Kepala Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar melalui Surat Keputusan
No. KEP-418/WPJ.19/2016 tanggal 25 Mei 2016. Hasil revaluasi aset tetap Entitas Anak juga telah
disetujui oleh DJP pada tanggal 8 Januari 2016.
Ditahun 2019, Bank melakukan penilaian kembali atas tanah. Penilaian atas tanah dilakukan oleh
penilaian independen eksternal Kantor Jasa Penilaian Publik (KJPP) Yanuar Bey dan Rekan dan
KJPP Iwan Bachron dan Rekan. Penilaian dilakukan sesuai dengan dan tunduk kepada ketentuan-
ketentuan dari Konsep dan prinsip Umum Penilaian poin 17 dalam Standar Penilaian Indonesia
(SPI) tahun 2018.
Dalam pengukuran nilai wajar tanah, KJPP memperhitungkan kemampuan peserta pasar untuk
menghasilkan manfaat ekonomi dengan penggunaan tertinggi dan terbaik atas aset atau dengan
menjual aset ke peserta pasar lain yang akan menggunakan aset pada kondisi tertinggi dan
penggunaan terbaik. Metode penilaian yang digunakan oleh KJPP adalah pendekatan pasar,
pendekatan pendapatan dan pendekatan biaya.
Berdasarkan Laporan Penilaian dari KJPP Yanuar Bey tanggal 08 Juli 2019 dan KJPP Iwan
Bachron tanggal 09 Agustus 2019, nilai aset tetap berikut kenaikan nilainya adalah sebagai berikut:
Kenaikan nilai
Aset tetap Nilai pasar Nilai buku (sebelum pajak)
Untuk menentukan nilai pasar tersebut, KJPP Yanuar Bey dan KJPP Iwan Bachron menggunakan
metodologi penilaian Pendekatan Pasar (Market Approach) SPI 2018-KPUP 15.2 dengan metode
perbandingan langsung.
134
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Lain-lain (lanjutan)
c. Penilaian pada nilai wajar aset yang dimiliki Bank pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018
adalah untuk tanah dengan menggunakan revaluasi, sedangkan untuk bangunan menggunakan
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). Pada tanggal 31 Desember 2019, nilai revaluasi tanah dan NJOP
bangunan yang dimiliki Grup masing-masing sebesar Rp34.443.470 dan Rp4.860.975. Pada
tanggal 31 Desember 2018, nilai revaluasi tanah dan NJOP bangunan yang dimiliki Bank masing-
masing bernilai Rp30.299.138 dan Rp4.839.211.
d. Nilai tanah Bank berdasarkan model biaya pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah
masing-masing sebesar Rp3.335.700 dan Rp3.047.431.
Tabel di bawah ini menyajikan instrumen non-keuangan yang diakui pada nilai wajar berdasarkan
hierarki yang digunakan Bank untuk menentukan dan mengungkapkan nilai wajar dari instrumen
non-keuangan:
(i) Tingkat 1 : Dikutip dari harga pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik;
(ii) Tingkat 2 : Teknik valuasi dimana seluruh input yang memiliki efek signifikan terhadap nilai
wajar yang tercatat dapat diobservasi baik secara langsung atau tidak langsung;
(iii) Tingkat 3 : Teknik valuasi dimana seluruh input yang memiliki efek signifikan terhadap nilai
wajar yang tercatat tidak dapat diobservasi dari data pasar.
31 Desember 2019
Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Nilai Wajar
31 Desember 2018
Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Nilai Wajar
Nilai wajar tingkat 2 dari tanah dihitung dengan menggunakan pendekatan perbandingan harga
pasar dan estimasi pendapatan dan biaya yang dihasilkan oleh aset. Harga pasar dari tanah yang
paling mendekati disesuaikan dengan perbedaan atribut utama seperti ukuran aset, lokasi dan
penggunaan aset. Input yang paling signifikan dalam pendekatan penilaian ini adalah asumsi harga
per meter.
e. Hak atas tanah diperoleh berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan (“HGB”) yang dapat
diperbaharui dengan masa yang akan berakhir antara tahun 2020 sampai tahun 2042. Mengacu
pada praktik di masa lampau, Grup memiliki keyakinan dapat memperpanjang HGB tersebut.
135
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Lain-lain (lanjutan)
f. Pada tanggal 31 Desember 2019, Bank Mandiri telah mengasuransikan aset tetap (tidak termasuk
hak atas tanah, aset dalam penyelesaian dan aset sewa) untuk menutupi kemungkinan kerugian
terhadap risiko kebakaran, pencurian dan bencana alam kepada PT Asuransi Adira Dinamika,
PT Asuransi Wahana Tata, PT Caraka Mulia, PT Estika Jasatama, PT Krida Upaya Tunggal dan
PT Asuransi Bina Dana Artha, keseluruhannya adalah pihak ketiga, PT Asuransi Jasa Indonesia
(Persero), PT Mandiri AXA General Insurance, PT Asuransi Staco Mandiri dan PT Asuransi
Jasaraharja Putera, PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia dan PT Asuransi Kredit Indonesia,
keseluruhannya adalah pihak berelasi, dengan nilai jumlah pertanggungan asuransi berkisar
Rp16.596.036 (31 Desember 2018: Rp16.425.126). Manajemen berpendapat bahwa nilai
pertanggungan tersebut telah memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian yang terjadi atas
aset tetap yang dipertanggungkan.
g. Aset tetap yang telah terdepresiasi penuh namun masih digunakan oleh Bank Mandiri antara lain
berupa mesin-mesin kantor, peralatan percetakan, peralatan kantor dan perumahan.
h. Manajemen berpendapat tidak terdapat indikasi penurunan nilai atas aset tetap yang dimiliki Bank
pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018.
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Perangkat lunak 2.898.169*) 2.341.611*)
Goodwill 423.115 423.115
3.321.284 2.764.726
*)
Setelah dikurangi nilai amortisasi sebesar masing-masing Rp3.793.603 dan Rp3.198.980 pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018.
Perangkat lunak diamortisasi selama umur ekonomis yaitu 5 tahun (lihat Catatan 2.r.i).
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, termasuk dalam perangkat lunak adalah aset dalam
penyelesaian masing-masing sebesar Rp1.037.146 dan Rp956.490. Estimasi persentase tingkat
penyelesaian perangkat lunak pada tanggal 31 Desember 2019 adalah berkisar 5,00% - 95,00%
(31 Desember 2018: 5,00% - 95,00%).
Goodwill merupakan selisih antara nilai perolehan dan nilai wajar dari aset bersih Entitas Anak yang
diakuisisi. Secara berkala goodwill dievaluasi terhadap penurunan nilai. Pada tanggal 31 Desember
2019 dan 2018, tidak terdapat penurunan nilai atas goodwill.
136
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pendapatan yang masih akan diterima terdiri dari bunga yang masih akan diterima dari penempatan,
efek-efek, obligasi pemerintah, kredit yang diberikan serta provisi dan komisi yang masih akan diterima.
Piutang transaksi nasabah terutama merupakan piutang yang timbul dari transaksi perdagangan efek
Entitas Anak. Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, termasuk di dalam piutang transaksi
nasabah adalah piutang yang mengalami penurunan nilai masing-masing sebesar Rp10.611 dan
Rp12.602.
Tagihan dari reksadana terkait dengan transaksi piutang portofolio efek dari kontrak unit-link, dari
reksadana kepada Entitas Anak.
Tagihan terkait dengan transaksi ATM dan kartu kredit terdiri dari tagihan atas transaksi ATM dalam
jaringan ATM Bersama, Prima dan Link dan tagihan atas Visa, Master Card dan JCB untuk transaksi
kartu kredit.
137
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Manajemen berpendapat bahwa total penyisihan kerugian aset lain-lain telah memadai.
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rupiah
Pihak berelasi (Catatan 56) 44.306.890 37.761.744
Pihak ketiga 132.036.012 109.703.494
Total 176.342.902 147.465.238
Termasuk di dalam saldo simpanan giro adalah giro wadiah masing-masing sebesar Rp11.510.301
dan Rp8.704.173 pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018.
138
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Termasuk di dalam saldo simpanan tabungan adalah tabungan wadiah masing-masing sebesar
Rp5.126.726 dan Rp3.751.591 pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018.
b. Tingkat suku bunga rata-rata (cost of funds) per tahun:
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rupiah 1,04% 1,13%
Mata uang asing 0,40% 0,33%
139
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, jumlah tabungan yang dibekukan dan diblokir sebagai
jaminan atas kredit yang diberikan dan untuk tujuan lain masing-masing sebesar Rp11.493.253 dan
Rp6.153.268 (Catatan 12B.c).
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rupiah
Pihak berelasi (Catatan 56) 30.081.000 33.786.152
Pihak ketiga 212.034.840 188.213.027
Total 242.115.840 221.999.179
Mata uang asing
Pihak berelasi (Catatan 56) 4.051.147 6.976.710
Pihak ketiga 32.009.019 29.926.895
Total (Catatan 62B.(iv)) 36.060.166 36.903.605
278.176.006 258.902.784
Termasuk dalam simpanan nasabah - deposito berjangka adalah negotiable certificate of deposit
masing-masing sebesar RpNihil dan Rp336.838 pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018.
Total beban bunga yang belum diamortisasi untuk sertifikat deposito pada tanggal 31 Desember
2019 dan 2018 masing-masing sebesar RpNihil dan Rp23.162.
140
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rupiah
Kurang dari 1 bulan 124.945.068 114.738.061
1 - 3 bulan 88.117.526 97.681.724
3 - 6 bulan 10.463.449 4.716.025
6 - 12 bulan 17.159.139 4.112.310
Lebih dari 12 bulan 1.430.658 751.059
Total 242.115.840 221.999.179
Mata uang asing
Kurang dari 1 bulan 22.346.185 22.398.379
1 - 3 bulan 10.606.003 9.087.378
3 - 6 bulan 1.578.258 3.982.255
6 - 12 bulan 1.499.032 1.081.019
Lebih dari 12 bulan 30.688 354.574
Total (Catatan 62B.(iv)) 36.060.166 36.903.605
278.176.006 258.902.784
e. Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, jumlah deposito berjangka yang dibekukan dan diblokir
sebagai jaminan atas kredit yang diberikan dan untuk tujuan lain masing-masing sebesar
Rp34.689.121 dan Rp30.367.572 (Catatan 12B.c).
24. SIMPANAN DARI BANK LAIN - GIRO, GIRO WADIAH DAN TABUNGAN
141
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
24. SIMPANAN DARI BANK LAIN - GIRO, GIRO WADIAH DAN TABUNGAN (lanjutan)
Termasuk dalam simpanan dari bank lain - giro adalah giro wadiah masing-masing sebesar
Rp67.135 dan Rp78.245 pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018.
b. Tingkat suku bunga rata-rata (cost of funds) dan kisaran bagi hasil per tahun:
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Tingkat suku bunga rata-rata (cost of funds) per tahun:
Giro dan giro wadiah
Rupiah 2,51% 2,13%
Mata uang asing 0,76% 0,40%
Tabungan
Rupiah 1,04% 1,13%
Mata uang asing 0,40% 0,33%
c. Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, giro, giro wadiah dan tabungan dari bank lain yang
menjadi jaminan atas kredit yang diberikan dan bank garansi masing-masing sebesar Rp4.429 dan
Rp5.083 (Catatan 12B.c dan 31e).
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Pihak ketiga:
Rupiah - 2.300.000
Mata uang asing (Catatan 62B.(iv)) 219.360 6.172.197
Total 219.360 8.472.197
142
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rupiah
Kurang dari 1 bulan - 2.300.000
Lebih dari 1 bulan - -
Total - 2.300.000
Mata uang asing
Kurang dari 1 bulan 159.534 5.388.030
Lebih dari 1 bulan 59.826 784.167
Total (Catatan 62B.(iv)) 219.360 6.172.197
219.360 8.472.197
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rupiah 5,70% 5,12%
Mata uang asing 2,36% 1,87%
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rupiah
Pihak berelasi (Catatan 56) - 116.958
Pihak ketiga 3.386.121 2.946.642
Total 3.386.121 3.063.600
Mata uang asing
Pihak ketiga(Catatan 62B.(iv)) 2.044.117 1.119.634
5.430.238 4.183.234
Termasuk dalam simpanan dari bank lain - deposito berjangka adalah negotiable certificate of
deposit masing-masing sebesar RpNihil dan Rp491.222 pada tanggal 31 Desember 2019 dan
2018.
Total beban bunga yang belum diamortisasi untuk sertifikat deposito pada tanggal 31 Desember
2019 dan 2018 masing-masing sebesar RpNihil dan Rp33.779.
143
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rupiah
1 bulan 2.464.644 1.913.526
3 bulan 210.624 634.891
6 bulan 970 8.935
12 bulan 709.883 15.025
Lebih dari 12 bulan - 491.223
Total 3.386.121 3.063.600
Mata uang asing
1 bulan - 832.033
3 bulan 1.558.230 287.601
6 bulan - -
12 bulan 69.413 -
Lebih dari 12 bulan 416.474 -
d. Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, deposito berjangka dari bank lain yang menjadi jaminan
atas kredit yang diberikan masing-masing sebesar Rp69.892 dan Rp332.516 (Catatan 12B.c).
Akun ini merupakan liabilitas Entitas Anak kepada pemegang polis pada kontrak unit-link Entitas Anak
yang ditempatkan pada investasi unit-link, dengan rincian sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Non-syariah 22.955.397 21.250.821
Syariah 1.082.261 1.106.981
24.037.658 22.357.802
Investasi pemegang polis pada kontrak unit-link di atas memiliki underlying assets berupa aset
keuangan terutama dalam bentuk kas, efek-efek dan obligasi pemerintah. Pada tanggal
31 Desember 2019 dan 2018, investasi pemegang polis tersebut dicatat sesuai dengan jenis aset
keuangan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian.
Termasuk di dalam investasi pemegang unit-link adalah dana pemegang polis dalam mata uang asing
pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 masing-masing sebesar USD81.484.916 (nilai penuh) dan
USD11.065.072 (nilai penuh).
144
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dynamic money
Penempatan dana berbasis ekuitas dengan dasar investasi pada saham yang diperdagangkan di Bursa
Efek Indonesia dan instrumen pasar uang melalui Reksa Dana Schroder Dana Prestasi Dinamis.
Attractive money
Penempatan dana berbasis ekuitas dengan dasar investasi pada saham dan obligasi yang
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan instrumen pasar uang melalui Reksa Dana Mandiri
Saham Atraktif.
Progressive money
Penempatan dana berbasis kombinasi (balanced fund) dengan investasi pada saham dan obligasi yang
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan instrumen pasar uang melalui Reksa Dana Schroder
Dana Campuran Progresif.
Excellent equity
Penempatan dana berbasis saham dengan dasar investasi pada saham berkapitalisasi kecil (di luar 20
saham berkapitalisasi terbesar) di Bursa Efek Indonesia dan instrumen pasar uang melalui Reksa Dana
Mandiri Dynamic Equity.
Protected money
Penempatan dana berbasis kombinasi (balanced fund) dengan investasi pada saham dan obligasi yang
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan instrumen pasar uang dengan jangka waktu kurang dari
1 tahun.
145
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Active money
Penempatan dana berbasis kombinasi (balanced fund) dengan investasi pada saham dan obligasi yang
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan instrumen pasar uang melalui Reksa Dana Mandiri Aktif.
Secure money
Secure money Rupiah merupakan penempatan dana berbasis pendapatan tetap dengan dasar
investasi pada surat berharga pendapatan tetap yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan
instrumen pasar uang melalui Reksa Dana Schroder Dana Obligasi Mantap. Penempatan dana dalam
mata uang Dolar Amerika melalui investasi pada surat berharga dengan pendapatan tetap yang
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan bursa luar negeri lainnya serta instrumen pasar uang
melalui Reksa Dana Investa Dana Dollar Mandiri.
Fixed money
Penempatan dana berbasis pendapatan tetap dengan dasar investasi pada obligasi pemerintah
Indonesia dan instrumen pasar uang melalui Reksa Dana Mandiri Investa Dana Obligasi II.
Money market
Penempatan dana berbasis pasar uang dengan investasi pada instrumen pasar uang yang meliputi
deposito berjangka dan surat berharga dengan pendapatan tetap yang diperdagangkan di Bursa Efek
Indonesia melalui Reksa Dana Mandiri Investa Pasar Uang.
Money market CS
Penempatan dana berbasis pasar uang dengan investasi pada instrumen pasar uang khususnya
deposito berjangka dengan berdasarkan pada prinsip syariah.
Prime equity
Penempatan Dana berbasis kombinasi dengan dasar investasi saham yang diperdagangkan di Bursa
Efek Indonesia dan instrumen pasar uang melalui reksadana AXA Maestro Saham.
146
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rincian dari investasi unit-link syariah berdasarkan tipe kontrak adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Attractive money syariah 852.174 918.212
Active money syariah 151.515 120.446
Amanah equity syariah 53.630 43.444
Advanced commodity syariah 24.509 24.879
Amanah Pendapatan Tetap 358 -
Amanah Pasar Uang Syariah 75 -
Total 1.082.261 1.106.981
Dana peserta polis syariah yang ditempatkan sebagai deposito wajib pada tanggal 31 Desember 2019
dan 2018 masing-masing sebesar RpNihil dan Rp20.000.
147
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28. LIABILITAS ATAS EFEK-EFEK YANG DIJUAL DENGAN JANJI DIBELI KEMBALI
31 Desember 2019
Beban bunga
Nilai Tanggal Tanggal Nilai yang belum
Jenis efek nominal dimulai jatuh tempo beli kembali diamortisasi Nilai neto
Rupiah
Pihak ketiga
FR0078 362.000 26/12/2019 09/01/2020 351.634 410 351.224
FR0064 240.000 02/12/2019 02/01/2020 203.182 30 203.152
FR0053 215.000 26/12/2019 09/01/2020 200.678 233 200.445
FR0070 156.000 27/12/2019 10/01/2020 150.319 196 150.123
FR0078 124.000 26/12/2019 09/01/2020 120.449 140 120.309
PBS019 100.000 16/12/2019 13/01/2020 101.474 178 101.296
PBS019 100.000 17/12/2019 14/01/2020 101.238 192 101.046
PBS019 50.000 17/12/2019 17/03/2020 51.087 564 50.523
PBS011 15.000 16/10/2019 15/01/2020 15.334 33 15.301
PBS014 10.000 10/12/2019 07/01/2020 9.502 8 9.494
Total Rupiah 1.372.000 1.304.897 1.984 1.302.913
148
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28. LIABILITAS ATAS EFEK-EFEK YANG DIJUAL DENGAN JANJI DIBELI KEMBALI
31 Desember 2018
Beban bunga
Nilai Tanggal Tanggal Nilai yang belum
Jenis efek nominal dimulai jatuh tempo beli kembali diamortisasi Nilai neto
Rupiah
Pihak berelasi
FR0061 115.000 03/10/2018 03/01/2019 102.275 41 102.234
Pihak ketiga
VR0030 1.700.000 07/12/2018 04/01/2019 1.635.388 947 1.634.441
VR0031 1.700.000 19/12/2018 03/01/2019 1.612.657 586 1.612.071
VR0031 1.500.000 07/12/2018 04/01/2019 1.423.890 825 1.423.065
VR0030 1.300.000 07/12/2018 04/01/2019 1.250.591 725 1.249.866
VR0031 1.300.000 19/12/2018 03/01/2019 1.233.208 448 1.232.760
VR0031 1.250.000 19/12/2018 03/01/2019 1.185.777 431 1.185.346
FR0059 1.300.000 31/12/2018 07/01/2019 1.159.918 1.214 1.158.704
FR0063 1.200.000 31/12/2018 07/01/2019 1.053.684 1.103 1.052.581
FR0061 1.000.000 21/12/2018 18/01/2019 935.861 3.072 932.789
FR0063 1.000.000 26/12/2018 02/01/2019 876.442 153 876.289
FR0070 500.000 31/12/2018 07/01/2019 494.281 517 493.764
FR0061 500.000 31/12/2018 07/01/2019 466.933 489 466.444
FR0053 250.000 12/12/2018 09/01/2019 249.318 386 248.932
FR0061 150.000 26/12/2018 02/01/2019 140.188 24 140.164
14.650.000 13.718.136 10.920 13.707.216
Total Rupiah 14.765.000 13.820.411 10.961 13.809.450
149
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rupiah
Liabilitas kepada bank lain
Pihak berelasi (Catatan 56) 1.849.182 4.205.778
Pihak ketiga 2.627.960 3.380.566
Liabilitas kepada debitur
Pihak berelasi (Catatan 56) 223.444 475.412
Pihak ketiga 568.597 636.251
Total 5.269.183 8.698.007
Mata uang asing
Liabilitas kepada bank lain
Pihak berelasi (Catatan 56) 217 -
Pihak ketiga 4.895.531 4.882.355
Liabilitas kepada debitur
Pihak berelasi (Catatan 56) 3.512 7.610
Pihak ketiga 111.396 300.890
150
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32.316.505 19.126.900
Dikurangi: biaya penerbitan yang belum diamortisasi (71.235) (37.977)
Neto 32.245.270 19.088.923
Obligasi
Rupiah
Pada tanggal 21 September 2018, Bank Mandiri menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Bank Mandiri
Tahap III Tahun 2018 (“Obligasi Berkelanjutan I Tahap III”) dengan nilai nominal sebesar Rp3.000.000
sebagai berikut:
Tingkat bunga tetap
Obligasi Nilai nominal per tahun Jatuh tempo
Obligasi Berkelanjutan I 3.000.000 8,50% 21 September 2023
Tahap III
Obligasi Berkelanjutan I Tahap III ditawarkan dengan nilai 100% (seratus persen) dari jumlah pokok
obligasi. Bunga obligasi dibayarkan setiap triwulan, dengan pembayaran bunga pertama dilakukan
pada tanggal 21 Desember 2018, sedangkan pembayaran bunga terakhir sekaligus jatuh tempo
obligasi adalah pada tanggal 21 September 2023 yang juga merupakan tanggal pelunasan pokok dari
obligasi. Pembayaran pokok obligasi dilakukan secara penuh pada saat tanggal jatuh tempo. Wali
amanat dari penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Tahap III adalah PT Bank Permata Tbk.
Pada tanggal 15 Juni 2017, Bank Mandiri menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Bank Mandiri Tahap II
Tahun 2017 (“Obligasi Berkelanjutan I Tahap II”) dengan nilai nominal sebesar Rp6.000.000 yang
terdiri atas 4 (empat) seri:
151
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Bunga Obligasi Berkelanjutan I Tahap I dibayarkan setiap triwulan, dengan pembayaran bunga
pertama dilakukan pada tanggal 30 Desember 2016 sedangkan pembayaran bunga obligasi terakhir
sekaligus jatuh tempo obligasi adalah pada tanggal 30 September 2021 untuk Seri A, 30 September
2023 untuk Seri B dan 30 September 2026 untuk Seri C yang juga merupakan tanggal pelunasan
pokok dari masing-masing seri obligasi. Wali amanat dari penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I
adalah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Selama berlakunya jangka waktu Obligasi dan sebelum dilunasinya jumlah terhutang, Bank Mandiri
berkewajiban untuk: (i) memelihara pada setiap saat keadaan keuangan berada dalam kondisi sehat
sesuai ketentuan OJK; (ii) mempertahankan tingkat kesehatan Bank minimal berada dalam peringkat
komposit 3 (tiga) yang tergolong “Cukup Baik”, sesuai penilaian internal berdasarkan ketentuan Bank
Indonesia; (iii) memperoleh, mematuhi segala ketentuan dan melakukan hal-hal yang diperlukan untuk
menjaga tetap berlakunya segala izin dan persetujuan (baik dari pemerintah ataupun lainnya) dan
melakukan hal-hal yang diwajibkan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia.
Bank Mandiri tanpa persetujuan tertulis Wali Amanat tidak akan melakukan hal-hal sebagai berikut: (i)
mengurangi modal ditempatkan dan disetor kecuali karena adanya ketentuan Pemerintah atau Bank
Indonesia; (ii) mengadakan perubahan bidang usaha; (iii) mengadakan penggabungan, konsolidasi,
akuisisi dengan entitas lain yang menyebabkan bubarnya Bank Mandiri.
Obligasi ini tidak dijamin dengan suatu bentuk jaminan khusus, kecuali jaminan umum sebagaimana
dimaksud dalam dan sesuai dengan ketentuan Pasal 1131 dan Pasal 1132 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata Indonesia yakni seluruh harta kekayaan Bank, baik benda bergerak maupun tidak
bergerak, baik yang telah ada maupun yang akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan untuk
seluruh perikatan Bank termasuk obligasi tersebut.
152
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Obligasi (lanjutan)
Rupiah (lanjutan)
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, peringkat Obligasi Berkelanjutan I Tahap III, II dan Tahap I
menurut Pefindo adalah idAAA (triple A).
Pada tanggal 18 November 2019, Entitas Anak (Bank Mandiri Taspen) menerbitkan dan mendaftarkan
Obligasi I Berkelanjutan Tahap I tahun 2019 ke Bursa Efek Indonesia dengan nilai nominal sebesar
Rp1.000.000 yang terdiri atas 2 (dua) seri:
Bunga obligasi dibayarkan setiap triwulanan, dengan pembayaran bunga pertama dilakukan pada
tanggal 26 Februari 2020, sedangkan pembayaran bunga terakhir sekaligus jatuh tempo obligasi
adalah pada tanggal 26 November 2022 untuk Seri A dan 26 November 2024 untuk Seri B yang juga
merupakan tanggal pelunasan pokok dari masing-masing obligasi.
Wali amanat dari penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Bank Mantap tahun 2019 adalah PT Bank
Permata Tbk. Pada tanggal 31 Desember 2019 peringkat Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Bank
Mantap tahun 2019 menurut PT Fitch Rating Indonesia adalah AA (idn).
Pada tanggal 11 Juli 2017, Entitas Anak (Bank Mandiri Taspen) menerbitkan dan mendaftarkan
Obligasi I Bank Mantap tahun 2017 ke Bursa Efek Indonesia dengan nilai nominal sebesar
Rp2.000.000 yang terdiri atas 2 (dua) seri:
Tingkat bunga tetap
Obligasi Nilai nominal per tahun Jatuh tempo
Seri A 1.500.000 8,50% 11 Juli 2020
Seri B 500.000 8,75% 11 Juli 2022
Bunga obligasi dibayarkan setiap triwulanan, dengan pembayaran bunga pertama dilakukan pada
tanggal 11 Oktober 2017, sedangkan pembayaran bunga terakhir sekaligus jatuh tempo obligasi adalah
pada tanggal 11 Juli 2020 untuk Seri A dan 11 Juli 2022 untuk Seri B yang juga merupakan tanggal
pelunasan pokok dari masing-masing obligasi.
Wali amanat dari penerbitan Obligasi I Bank Mantap tahun 2017 adalah PT Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk. Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, peringkat Obligasi I Bank Mantap tahun
2017 menurut PT Fitch Rating Indonesia adalah AA (idn).
Selama berlakunya jangka waktu obligasi dan sebelum dilunasinya jumlah terhutang, Entitas Anak
berkewajiban untuk: (i) memelihara pada setiap saat keadaan keuangan berada dalam kondisi sehat
sesuai ketentuan OJK; (ii) mempertahankan tingkat kesehatan Bank minimal berada dalam peringkat
komposit 3 (tiga) yang tergolong “Cukup Baik”, sesuai penilaian internal berdasarkan ketentuan Bank
Indonesia; (iii) memperoleh, mematuhi segala ketentuan dan melakukan hal-hal yang diperlukan untuk
menjaga tetap berlakunya segala izin dan persetujuan (baik dari pemerintah ataupun lainnya) dan
melakukan hal-hal yang diwajibkan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia.
153
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Obligasi (lanjutan)
Rupiah (lanjutan)
Pada tanggal 26 Juli 2019, Entitas Anak (Mandiri Tunas Finance) menerbitkan dan mendaftarkan
Obligasi Berkelanjutan IV Mandiri Tunas Finance Tahap II Tahun 2019 (”Obligasi Berkelanjutan IV
Tahap II”) ke Bursa Efek Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp2.000.000 yang terdiri atas 2 (dua)
seri:
Tingkat bunga tetap
Obligasi Nilai nominal per tahun Jatuh tempo
Seri A 1.342.000 8,90% 26 Juli 2022
Seri B 658.000 9,50% 26 Juli 2024
Wali amanat dari penerbitan Obligasi Berkelanjutan IV Tahap II adalah PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk.
Pada tanggal 8 Januari 2019, Entitas Anak (Mandiri Tunas Finance) menerbitkan dan mendaftarkan
Obligasi Berkelanjutan IV Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2019 (“Obligasi Berkelanjutan IV
Tahap I”) ke Bursa Efek Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp1.000.000 yang terdiri atas 2 (dua)
seri:
Tingkat bunga tetap
Obligasi Nilai nominal per tahun Jatuh tempo
Seri A 800.000 9,40% 8 Januari 2022
Seri B 200.000 9,75% 8 Januari 2024
Wali amanat dari penerbitan Obligasi Berkelanjutan IV Tahap I adalah PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk.
Dalam perjanjian perwaliamanatan, diatur beberapa pembatasan yang harus dipenuhi oleh Entitas
Anak, antara lain memberikan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen dan rasio jumlah
pinjaman terhadap ekuitas tidak melebihi rasio 10:1. Selain itu, selama pokok obligasi belum dilunasi,
Entitas Anak tidak diperkenankan, antara lain melakukan penggabungan usaha kecuali dilakukan pada
bidang usaha yang sama serta menjual atau mengalihkan lebih dari 50% aset Entitas Anak kecuali
untuk kegiatan usaha Entitas Anak sehari-hari.
Peringkat Obligasi Berkelanjutan IV Tahap II dan Tahap I menurut Pefindo pada tanggal 31 Desember
2019 adalah idAA+ (double A plus).
Pada tanggal 6 Juni 2017, Entitas Anak (Mandiri Tunas Finance) menerbitkan dan mendaftarkan
Obligasi Berkelanjutan III Mandiri Tunas Finance Tahap II Tahun 2017 (“Obligasi Berkelanjutan III
Tahap II”) ke Bursa Efek Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp850.000 yang terdiri atas 2 (dua)
seri:
Tingkat bunga tetap
Obligasi Nilai nominal per tahun Jatuh tempo
Seri A 610.000 8,50% 6 Juni 2020
Seri B 240.000 8,85% 6 Juni 2022
Wali amanat dari penerbitan Obligasi Berkelanjutan III Tahap II adalah PT Bank Mega Tbk.
Pada tanggal 7 Oktober 2016, Entitas Anak (Mandiri Tunas Finance) menerbitkan dan mendaftarkan
Obligasi Berkelanjutan III Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2016 (“Obligasi Berkelanjutan III
Tahap I”) ke Bursa Efek Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp500.000 yang terdiri atas 2 (dua)
seri:
Tingkat bunga tetap
Obligasi Nilai nominal per tahun Jatuh tempo
Seri A 400.000 8,20% 7 Oktober 2019
Seri B 100.000 8,55% 7 Oktober 2021
154
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Obligasi (lanjutan)
Rupiah (lanjutan)
Wali amanat dari penerbitan Obligasi Berkelanjutan III Tahap I adalah PT Bank Mega Tbk.
Dalam perjanjian perwaliamanatan, diatur beberapa pembatasan yang harus dipenuhi oleh Entitas
Anak, antara lain memberikan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen dan rasio jumlah
pinjaman terhadap ekuitas tidak melebihi rasio 10:1. Selain itu, selama pokok obligasi belum dilunasi,
Entitas Anak tidak diperkenankan, antara lain melakukan penggabungan usaha kecuali dilakukan pada
bidang usaha yang sama serta menjual atau mengalihkan lebih dari 50% aset Entitas Anak kecuali
untuk kegiatan usaha Entitas Anak sehari-hari.
Peringkat Obligasi Berkelanjutan III Tahap II dan Tahap I menurut Pefindo pada tanggal 31 Desember
2019 dan 2018 adalah idAA+ (double A plus).
Pada tanggal 1 Juni 2016, Entitas Anak (Mandiri Tunas Finance) menerbitkan dan mendaftarkan
Obligasi Berkelanjutan II Mandiri Tunas Finance Tahap II Tahun 2016 (“Obligasi Berkelanjutan II Tahap
II”) ke Bursa Efek Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp1.400.000 yang terdiri atas 2 (dua) seri:
Wali amanat dari penerbitan Obligasi Berkelanjutan II Tahap II adalah PT Bank Mega Tbk.
Pada tanggal 18 Desember 2015, Entitas Anak (PT Mandiri Tunas Finance) menerbitkan dan
mendaftarkan Obligasi Berkelanjutan II Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2015 (“Obligasi
Berkelanjutan II Tahap I”) ke Bursa Efek Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp600.000 yang
terdiri atas 2 (dua) seri:
Tingkat bunga tetap
Obligasi Nilai nominal per tahun Jatuh tempo
Seri A 500.000 10,20% 18 Desember 2018
Seri B 100.000 10,80% 18 Desember 2020
Wali amanat dari penerbitan Obligasi Berkelanjutan II Tahap I adalah PT Bank Mega Tbk.
Dalam perjanjian perwaliamanatan, diatur beberapa pembatasan yang harus dipenuhi oleh Entitas
Anak, antara lain memberikan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen dan rasio jumlah
pinjaman terhadap ekuitas tidak melebihi rasio 10:1. Selain itu, selama pokok obligasi belum dilunasi,
Entitas Anak tidak diperkenankan, antara lain melakukan penggabungan usaha kecuali dilakukan pada
bidang usaha yang sama serta menjual atau mengalihkan lebih dari 50% aset Entitas Anak kecuali
untuk kegiatan usaha Entitas Anak sehari-hari.
Peringkat Obligasi Berkelanjutan II Tahap II dan Tahap I seri B menurut Pefindo pada tanggal
31 Desember 2019 dan 2018 adalah idAA+ (double A plus).
Obligasi Berkelanjutan III Tahap I Seri A sebesar Rp400.000, Obligasi Berkelanjutan II Tahap II seri A
sebesar Rp720.000 dan Obligasi Berkelanjutan II Tahap I Seri A sebesar Rp500.000 telah dilunasi
pada saat jatuh temponya.
Pada tanggal 31 Desember 2019, seluruh efek-efek yang diterbitkan oleh PT Mandiri Tunas Finance
dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen sebesar Rp2.410.460 (31 Desember 2018:
Rp1.643.197) (Catatan 13f) dan investasi bersih dalam sewa pembiayaan sebesar Rp427.540
(31 Desember 2018: Rp66.803) (Catatan 14f).
155
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Obligasi (lanjutan)
Pada tanggal 11 April 2019, Bank Mandiri menerbitkan Euro Medium Term Notes (EMTN) dengan nilai
nominal sebesar USD750.000.000 (nilai penuh) di Singapore Exchange (SGX) sebagai berikut:
Obligasi Euro Medium Term Notes (EMTN) ditawarkan dengan nilai 99% (sembilan puluh sembilan
persen) dari jumlah pokok obligasi. Bunga obligasi dibayarkan setiap semester, dengan pembayaran
bunga pertama dilakukan pada tanggal 11 Oktober 2019, sedangkan pembayaran bunga terakhir
sekaligus jatuh tempo obligasi adalah pada tanggal 11 April 2024 yang juga merupakan tanggal
pelunasan pokok dari obligasi. Wali amanat dari penerbitan EMTN adalah Bank of New York Mellon.
Pada tanggal 31 Desember 2019, peringkat EMTN adalah Baa2 (Moody’s) dan BBB- (Fitch).
Pada tanggal 22 Desember 2016, Entitas anak, PT Bank Syariah Mandiri, telah menerbitkan sukuk
mudharabah subordinasi BSM Tahun 2016 (sukuk mudharabah) dengan nilai nominal Rp375.000.
Sukuk mudharabah merupakan surat berharga yang diterbitkan dalam bentuk surat pengakuan liabilitas
jangka panjang berjangka waktu 7 tahun dengan syarat dan ketentuan:
- Pendapatan bagi hasil dihitung berdasarkan perkalian antara nisbah pemegang sukuk mudharabah
dengan pendapatan yang dibagihasilkan yang jumlahnya tercantum dalam laporan keuangan
triwulan terakhir yang belum diaudit yang tersedia dan disahkan oleh Direksi selambatnya 10
(sepuluh) hari kerja sebelum tanggal pembayaran pendapatan bagi hasil yang bersangkutan.
- Pendapatan yang dibagihasilkan diperoleh dari pendapatan portofolio pembiayaan Rupiah (blended)
BSM senilai 7 (tujuh) kali dana sukuk mudharabah dalam mata uang Rupiah yang dimiliki Penerbit,
yang diperoleh selama satu (1) triwulan sebagaimana dicantumkan dalam setiap laporan keuangan
BSM yang belum diaudit.
- Nisbah yang diberikan kepada pemegang sukuk mudharabah adalah sebesar 27,07% per tahun dari
pendapatan bagi hasil yang dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan.
Sukuk mudharabah ini tidak dijamin dengan jaminan khusus dan tidak dijamin oleh pihak ketiga.
Termasuk tidak dijamin oleh Negara Republik Indonesia dan tidak dimasukkan kedalam Program
Penjaminan Bank yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia atau lembaga penjaminan lainnya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan mengikuti ketentuan pasal 17 ayat (1)
huruf f Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 21/POJK.03/2014 tanggal 18 November 2014
tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Syariah. Sukuk mudharabah merupakan
kewajiban Entitas Anak yang di subordinasi.
Selama berlakunya jangka waktu sukuk mudharabah dan sebelum dilunasinya semua pokok dan bagi
hasil, BSM berkewajiban untuk: (i) menjaga rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) tidak kurang dari 12%
(dua belas persen); (ii) memastikan bahwa sukuk mudharabah ini tidak akan dimiliki oleh lebih dari 50
(lima puluh) investor; (iii) menyerahkan kepada agen pemantau sebagai berikut: laporan keuangan
tahunan (audited) selambat-lambatnya akhir bulan ke-4 setelah tanggal buku laporan, laporan
keuangan (unaudited) triwulan selambat-lambatnya akhir bulan ke-1 setelah tanggal buku laporan,
laporan keuangan yang digunakan sebagai dasar perhitungan Pendapatan Bagi Hasil dan laporan
penilaian tingkat kesehatan bank dan penilaian sendiri (self assessment) pelaksanaan Good Corporate
Governance kepada OJK.
156
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
157
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Saldo awal tahun 125.729 381.771
Pembentukan/(pembalikan) penyisihan selama tahun
berjalan 262.215 (270.973)
Lain-lain*) (1.905) 14.931
Saldo akhir tahun 386.039 125.729
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai komitmen dan kontinjensi telah
memadai.
d. Informasi mengenai pengelompokan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai” dan
“mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 62A.
e. Simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain yang dijadikan jaminan tunai untuk bank garansi
dan letter of credit yang tidak dapat dibatalkan pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah
masing-masing sebesar Rp5.822.663 dan Rp3.785.146 (Catatan 21c dan 24c).
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Beban bunga 1.747.159 1.555.932
Pengadaan aset tetap dan perangkat lunak 2.360.967 1.700.712
Jasa tenaga kerja pihak ketiga 361.851 401.594
Promosi 236.507 352.394
Beban pelatihan, pakaian dinas, rekreasi dan lainnya 99.725 43.718
Beban jasa profesional 49.719 37.756
Lain-lain 1.359.633 743.361
Total 6.215.561 4.835.467
Termasuk dalam pengadaan aset tetap dan perangkat lunak adalah utang kepada pemasok atau
vendor terkait kegiatan operasional dan pemeliharaan gedung, peralatan, perangkat lunak, mesin ATM
dan sistem Teknologi Informasi Grup.
Lain-lain terdiri dari beban yang masih harus dibayar terkait cadangan iuran OJK dan transaksi
operasional kegiatan Grup, seperti biaya komunikasi data dan biaya listrik, air dan gas.
33. PERPAJAKAN
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Bank Mandiri 974.947 1.091.292
Entitas Anak 201.653 144.735
Total 1.176.600 1.236.027
158
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
b. Utang pajak
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Utang Pajak Kini
Bank Mandiri
Pajak Penghasilan Badan - Pasal 29 68.316 183.320
Entitas Anak
Pajak Penghasilan Badan - Pasal 29 194.454 149.175
262.770 332.495
1.024.203 755.454
c. Beban/(manfaat) pajak
Seperti yang dijelaskan pada Catatan 2ad, pajak penghasilan untuk Bank Mandiri dan Entitas Anak
dihitung untuk setiap perusahaan sebagai suatu badan hukum yang terpisah.
159
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak pada laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain konsolidasian dan perhitungan pajak penghasilan dan beban pajak kini untuk
Bank Mandiri dan taksiran beban pajak kini Entitas Anak adalah sebagai berikut:
160
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pajak atas laba Bank Mandiri dan Entitas Anak (Grup) sebelum pajak berbeda dari nilai teoritis yang
mungkin muncul apabila menggunakan rata-rata tertimbang tarif pajak terhadap laba pada Grup
dalam jumlah sebagai berikut:
Tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember
2019 2018
Laba konsolidasian sebelum beban pajak
dan kepentingan nonpengendali 36.441.440 33.943.369
Pajak dihitung dengan tarif pajak berlaku 7.996.860 7.153.884
Dampak pajak penghasilan pada:
Bank Mandiri
Penghasilan tidak kena pajak dan pajak final (199.622) (263.599)
Beban yang tidak dapat dikurangkan untuk tujuan
perpajakan 407.773 68.187
Hasil pemeriksaan kantor pajak tahun sebelumnya 201.197 1.313.347
409.348 1.117.935
Entitas Anak (420.360) (180.387)
Total dampak pajak penghasilan (11.012) 937.548
Beban pajak penghasilan 7.985.848 8.091.432
Berdasarkan peraturan perpajakan di Indonesia, Bank Mandiri dan Entitas Anak menyampaikan
Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan ke kantor pajak atas dasar self-assessment. Kantor pajak
berhak memeriksa atau mengoreksi pajak dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah tanggal pajak
terutang.
Sejak tahun 2009, Bank Mandiri mengakui kredit yang dihapusbuku sebagai pengurang laba bruto
dalam perhitungan Pajak Penghasilan Badan dengan memenuhi tiga ketentuan yang disyaratkan
sesuai dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 dan Peraturan Menteri Keuangan
No. 105/PMK.03/2009 tanggal 10 Juni 2009 yang telah diubah oleh Peraturan Menteri Keuangan
No. 57/PMK.03/2010 tanggal 9 Maret 2010 dan Peraturan Menteri Keuangan
No. 207/PMK.010/2015 tanggal 20 November 2015.
161
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Wajib Pajak harus melampirkan surat keterangan dari Biro Administrasi Efek pada Surat
Pemberitahuan Tahunan PPh Wajib Pajak Badan dengan melampirkan formulir X.H.1-6
sebagaimana diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(Bapepam - LK) Nomor X.H.1 untuk setiap tahun pajak terkait.
Berdasarkan Surat Keterangan No. DE/I/2020-0152 tanggal 6 Januari 2020 perihal Laporan Bulanan
Kepemilikan Saham Emiten atau Perusahaan Publik dan Rekapitulasi yang dilaporkan di Formulir
No. X.H. 1-2 tertanggal 3 Januari 2020 dari PT Datindo Entrycom (Biro Administrasi Efek atau BAE),
yang disampaikan kepada Bank Mandiri, dimana BAE menyatakan Bank Mandiri telah memenuhi
persyaratan untuk memperoleh fasilitas penurunan tarif pajak penghasilan menjadi 20% menurut
PP No. 77 Tahun 2013 dan PP No. 56 Tahun 2015. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan
No. 238/PMK.03/2008, OJK (dahulu “Bapepam - LK”) akan menyampaikan informasi mengenai
pemenuhan syarat oleh Bank Mandiri tersebut kepada Kantor Pajak yang berwenang. Oleh karena
itu, pajak penghasilan badan Bank Mandiri untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2019 dihitung dengan menggunakan tarif pajak 20%.
Bank berkeyakinan bahwa Bank akan memenuhi persyaratan untuk memperoleh fasilitas penurunan
tarif pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019.
Pajak tangguhan yang timbul dari perbedaan temporer antara nilai buku menurut komersial dan
menurut pajak adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019
Dikreditkan/
(dibebankan) Dibebankan
Saldo awal ke laba rugi ke ekuitas Saldo akhir
Bank Mandiri
Aset pajak tangguhan:
Cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan 1.249.755 (245.096) - 1.004.659
Penyisihan biaya uang penghargaan pegawai dan cadangan
atas bonus dan insentif, cuti dan THR pegawai 1.409.438 (46.263) (80.536) 1.282.639
Kredit yang dihapusbukukan sampai dengan tahun 2008 961.145 (139.836) - 821.309
Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan selain
Kredit yang diberikan 443.795 (79.306) - 364.489
Estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi 22.648 49.890 - 72.538
Penyisihan atas estimasi kerugian yang timbul dari
kasus hukum 34.093 (211) - 33.882
Penyisihan kerugian properti terbengkalai 18.089 (695) - 17.394
Penyisihan kerugian agunan yang diambil alih 1.968 - - 1.968
Akumulasi rugi penurunan nilai realisasi bersih
agunan yang diambil alih 10.412 - - 10.412
Akumulasi rugi penurunan nilai realisasi bersih
properti terbengkalai 123 (123) - -
Aset pajak tangguhan neto - Bank Mandiri saja 4.576.026 (462.045) (763.349) 3.350.632
162
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Aset pajak tangguhan neto - Bank Mandiri saja 4.969.726 (905.622) 511.922 4.576.026
Aset pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara
substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian.
Manajemen berpendapat bahwa terdapat kemungkinan besar jumlah laba fiskal pada masa
mendatang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset
pajak tangguhan tersebut.
Berdasarkan hasil pemeriksaan oleh Kantor Pajak, pada tanggal 6 Desember 2012, Bank menerima
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) yang menyatakan kurang bayar atas Pajak
Penghasilan badan terkait dengan hapus buku kredit dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) berikut
Surat Tagihan Pajak (STP) untuk tahun fiskal 2010 sebesar Rp1.108.071.
Manajemen tidak setuju dengan SKPKB tersebut dan pada tanggal 4 Maret 2013, Bank telah
mengajukan surat keberatan atas SKPKB tersebut kepada Kantor Pajak, serta membayar seluruh
pajak kurang bayar yang dicatat sebagai uang muka pajak.
Pada bulan Desember 2013, Kantor Pajak telah menerbitkan Surat Keputusan Keberatan terhadap
SKPKB Pajak Pertambahan Nilai dan menerima sebagian keberatan tersebut, sehingga Kantor
Pajak mengembalikan sebagian uang muka pajak terkait dengan Pajak Pertambahan Nilai. Bank
telah mengajukan banding atas Surat Keputusan Keberatan tersebut kepada Pengadilan Pajak pada
bulan Maret 2014.
163
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 21 Februari 2014, Kantor Pajak telah menerbitkan Surat Keputusan Keberatan
terhadap SKPKB Pajak Penghasilan dan menolak keberatan tersebut. Bank telah mengajukan
banding atas Surat Keputusan Keberatan tersebut kepada Pengadilan Pajak pada tanggal
19 Mei 2014.
Majelis Hakim Pengadilan Pajak pada bulan April dan Mei 2016 telah mengucapkan Putusan
Pengadilan Pajak yang mengabulkan sebagian besar permohonan banding Bank atas Surat
Keputusan Keberatan PPN dan menolak permohonan banding Bank atas Surat Keputusan
Keberatan Pajak Penghasilan. Bank tidak setuju dan telah mengajukan Peninjauan Kembali
terhadap Putusan Banding Pengadilan Pajak atas Pajak Penghasilan ke Mahkamah Agung
Republik Indonesia pada tanggal 15 Agustus 2016. Pada tanggal 17 Mei 2018, Mahkamah Agung
Republik Indonesia telah menerbitkan putusan yang mengabulkan permohonan Peninjauan Kembali
Bank terhadap Putusan Banding Pengadilan Pajak atas Pajak Penghasilan.
Kantor pajak telah mengajukan permohonan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung terhadap
Putusan Banding Pengadilan Pajak yang mengabulkan sebagian besar permohonan banding Bank
atas Surat Keputusan Keberatan PPN. Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian ini,
belum terdapat hasil keputusan atas peninjauan kembali tersebut.
Pada tanggal 15 November 2018, Bank telah mengirimkan surat permohonan No. KEU/1328/2018
kepada Kantor Pajak untuk permohonan kompensasi pembayaran pajak sebesar Rp1.080.790
untuk pembayaran setoran angsuran pajak bulan Maret, April dan Mei 2019. Pada tanggal
8 Februari 2019, Kantor Pajak telah menyetujui permohonan kompensasi pajak dimaksud.
Berdasarkan hasil verifikasi oleh Kantor Pajak, pada tanggal 16 Desember 2014, Kantor Pajak telah
menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) yang menyatakan Bank kurang bayar
atas Pajak Penghasilan Badan terkait pengenaan tarif pajak untuk tahun fiskal 2013 sebesar
Rp1.313.347 (termasuk denda).
Manajemen tidak setuju dengan SKPKB tersebut dan pada tanggal 10 Maret 2015, Bank telah
mengajukan surat keberatan atas SKPKB tersebut kepada Kantor Pajak. Bank telah membayar
seluruh pajak kurang bayar yang dicatat sebagai uang muka pajak.
Pada tanggal 7 Maret 2016, Kantor Pajak telah menerbitkan Surat Keputusan Keberatan terhadap
SKPKB dan menolak pengajuan keberatan tersebut. Bank telah mengajukan banding atas Surat
Keputusan Keberatan tersebut kepada Pengadilan Pajak pada tanggal 2 Juni 2016.
Pada tanggal 30 Oktober 2017, Majelis Hakim Pengadilan Pajak telah mengucapkan Putusan
Pengadilan Pajak yang menolak Permohonan Banding Bank Mandiri. Bank tidak setuju dan telah
mengajukan Peninjauan Kembali terhadap Putusan Banding Pengadilan Pajak tersebut ke
Mahkamah Agung Republik Indonesia pada tanggal 7 Februari 2018. Pada tanggal 31 Juli 2018,
Mahkamah Agung Republik Indonesia telah menerbitkan putusan yang menolak permohonan
Peninjauan Kembali Bank terhadap Putusan Banding Pengadilan Pajak.
Atas keputusan ini, pada tanggal 31 Desember 2018 Bank telah membebankan pembayaran yang
sebelumnya dicatat sebagai uang muka pajak ke beban pajak kini - tahun sebelumnya di laporan
laba rugi konsolidasian tahun 2018 sebesar Rp1.313.347.
164
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Berdasarkan hasil pemeriksaan pajak oleh Kantor Pajak, pada tanggal 26 November 2019, Bank
telah menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) atas PPh Badan untuk tahun fiskal
2015 sebesar Rp918.160 (termasuk denda) yang disetujui oleh Bank hanya sebesar Rp201.197 dan
dicatat sebagai beban pajak kini - tahun sebelumnya di laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan.
Pada tanggal 5 Desember 2019, Bank telah melakukan pembayaran atas seluruh SKPKB PPh
Badan dan akan mengajukan surat keberatan atas SKPKB PPh Badan yang tidak disetujui sebesar
Rp716.962 juta ke Kantor Pajak.
Pada tanggal 26 November 2019, Bank juga menerima SKPKB atas PPh Pasal 21, PPh Pasal 23
dan PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar Rp28.255 (termasuk denda) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
berikut Surat Tagihan Pajak (STP) sebesar Rp247.544 (termasuk denda) untuk tahun fiskal 2015.
Pada tanggal 5 Desember 2019, Bank telah melakukan pembayaran atas seluruh SKPKB tersebut.
Bank tidak akan mengajukan keberatan atas SKPKB PPh Pasal 21, PPh Pasal 23 dan PPh Pasal 4
ayat (2) sebesar Rp28.255 juta dan akan mengajukan surat keberatan atas SKPKB PPN sebesar
Rp247.544 juta ke Kantor Pajak.
Jumlah pembayaran atas SKPKB yang tidak disetujui diatas sebesar Rp964.506 juta dimana Bank
akan mengajukan keberatan, dicatat sebagai pajak dibayar dimuka pada tanggal 31 Desember
2019.
Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, Bank sedang dalam proses
pemeriksaan untuk seluruh jenis pajak oleh kantor pajak dan belum terdapat hasil pemeriksaan.
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Penyisihan biaya uang penghargaan pegawai (Catatan 51) 3.748.969 3.563.484
Cadangan atas bonus, insentif, cuti dan THR 3.837.181 4.424.403
Total 7.586.150 7.987.887
Penyisihan biaya uang penghargaan pegawai meliputi uang pensiun dan remunerasi jangka panjang
lainnya sesuai dengan kebijakan Bank dan Entitas Anak yang dihitung dengan perhitungan aktuaris.
165
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rupiah
Liabilitas kepada pemegang polis 5.016.841 4.162.783
Liabilitas terkait dengan transaksi ATM dan kartu kredit 1.397.689 980.463
Utang transaksi nasabah 948.741 1.081.030
Pendapatan diterima dimuka yang teratribusi 816.397 743.065
Setoran jaminan 715.114 879.759
Pendapatan diterima dimuka yang tidak teratribusi 675.251 638.105
Liabilitas terkait dengan unit-link 331.941 273.546
Transaksi transfer nasabah 71.853 228.339
Pembelian efek-efek yang masih harus dibayar - 395.957
Lain-lain 4.490.137 3.094.329
Liabilitas kepada pemegang polis terdiri dari liabilitas Entitas Anak (PT AXA Mandiri Financial Services
dan PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia) sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Manfaat polis masa depan dari produk non unit-link 4.033.612 3.380.188
Premi yang belum merupakan pendapatan 492.884 438.967
Estimasi liabilitas klaim 351.775 234.369
Utang klaim 138.570 109.259
Total 5.016.841 4.162.783
Utang transaksi nasabah sebagian besar terdiri dari utang yang timbul dari transaksi perdagangan efek
Entitas Anak.
Liabilitas terkait dengan transaksi ATM dan kartu kredit terdiri dari liabilitas atas transaksi ATM dalam
jaringan ATM Bersama, ATM Link dan ATM Prima dan liabilitas kepada Visa dan Master Card dan JCB
untuk transaksi kartu kredit.
166
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Liabilitas terkait dengan unit-link merupakan liabilitas unit-link kepada pihak ketiga dan liabilitas
pemegang dana unit-link Entitas Anak (PT AXA Mandiri Financial Services).
Transaksi transfer nasabah terdiri dari transaksi pengiriman uang yang masih harus diselesaikan dalam
berbagai mata uang dari dan atau ke rekening nasabah.
Setoran jaminan merupakan jaminan uang tunai yang disetorkan oleh nasabah atas transaksi ekspor,
impor dan penerbitan bank garansi.
Liabilitas lain atas transaksi UPAS merupakan liabilitas kepada bank pembayar dalam mata uang asing
sehubungan dengan timbulnya tagihan UPAS ke importir.
Pendapatan diterima dimuka yang teratribusi secara langsung terdiri dari pendapatan provisi/komisi kredit
yang terkait langsung dengan pemberian kredit yang belum diamortisasi.
Pembelian efek-efek yang masih harus dibayar merupakan utang yang timbul dari transaksi pembelian
surat berharga yang seluruhnya telah dibayarkan masing-masing pada tanggal 2 Januari 2020 dan
4 Januari 2019 untuk tanggal 31 Desember 2019 dan 2018.
Pendapatan diterima dimuka yang tidak teratribusi secara langsung terdiri dari pendapatan provisi/komisi
kredit yang tidak terkait langsung dengan pemberian kredit yang belum diamortisasi.
Lain-lain terutama terdiri dari rekening antar kantor dan liabilitas terkait transaksi perdagangan, titipan dan
transaksi yang masih harus diselesaikan.
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rupiah
Pihak berelasi
(f) Lain-lain (Catatan 56) 221.436 423.686
Pihak ketiga
(e) Repo to maturity 494.301 494.301
(a) Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (Kemenpupera) 377.742 218.192
(f) Lain-lain 8.151.704 7.530.934
54.128.562 51.653.982
167
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Akun ini merupakan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dengan sharing
pembiayaan 70,00% dana Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan 30,00%
dana Bank Mandiri sesuai Kesepakatan Bersama antara Kementerian Perumahan Rakyat
No. 07/SKB/M/2012 dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. No. DIR.MOU/003/2012 tanggal
15 Februari 2012 tentang Perubahan Kesepakatan Bersama antara kementerian Perumahan
Rakyat No. 13/SKB/DP/2011 dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. No. DIR.MOU/015/2011
tentang Penyaluran Dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dalam rangka
pengadaan perumahan melalui Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah Sejahtera. Kesepakatan
Bersama tersebut ditindaklanjuti dengan Perjanjian Kerjasama Operasional antara Badan Layanan
Umum Pusat Pembiayaan Perumahan Kementerian Perumahan Rakyat Republik Indonesia pada
tahun 2012, yang telah diperbaharui pada tahun 2017 dengan Perjanjian Kerjasama Operasional
No. HK.02.03-Sg.DL/67/2017 dan No. DIR.PKS/119/2017 tanggal 21 Desember 2017 tentang
Penyaluran Dana FLPP Dalam Rangka Perolehan Rumah Melalui KPR Sejahtera Bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR) dan terdapat perubahan komposisi sharing pembiayaan menjadi
90% dana kemenpupera dan 10% dana PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Pada tahun 2018 terdapat perubahan komposisi sharing pembiayaan 75% dana PPDPP
kemenpupera dan 25% dana PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. berdasarkan Perjanjian Kerjasama
Operasional No. 51/PKS/Sg/2018 dan No. DIR.PKS/45/2018 tentang Penyaluran Dana Fasilitas
Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) melalui kredit Pemilik Rumah Sejahtera Bagi
Masyarakat Berpenghasilan Rendah tanggal 14 Agustus 2018, yang telah diperbaharui dengan
Perjanjian Kerjasama Operasional No. 118/PKS/Sg/2018 dan No. DIR.PKS/60/2018 tanggal
21 Desember 2018 tentang Penyaluran Dana FLPP Dalam Rangka Perolehan Rumah Melalui
KPR Sejahtera Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Pada tahun 2019 telah diperbaharui Perjanjian Kerjasama Operasional antara PPDPP
Kemenpupera dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk No. 59/PKS/Sg/2019 dan DIR.PKS/55/2019
tentang Penyaluran Dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) melalui
Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah Sejahtera/Rumah Sejahtera Syariah Bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah tanggal 19 Desember 2019.
Baki debet pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah masing-masing sebesar Rp377.742
dan Rp218.192. Fasilitas ini dikenakan tarif tertentu dari pemerintah. Jangka waktu kredit dan
jadwal pelunasannya maksimal 240 bulan (20 tahun) dengan angsuran pertama dimulai pada
bulan berikutnya (untuk pencairan dana tanggal 1 sampai dengan 10) dan dimulai dua bulan
berikutnya (untuk pencairan dana mulai tanggal 11 sampai dengan akhir bulan). Pengembalian
dana (angsuran pokok dan bunga) kepada Kemenpupera dilaksanakan paling lambat tanggal
10 setiap bulannya.
168
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Mata uang asing
Pihak berelasi
Bank Rakyat Indonesia, New York 763.538 -
Pihak ketiga
China Development Bank, Cina
- Tranche A 7.754.208 9.366.975
- Tranche B 3.036.141 3.711.915
United Overseas Bank Limited, Singapura 2.776.500 2.876.000
Overseas-Chinese Banking Corporation
Limited, Singapura 1.388.250 1.438.000
Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Singapura 1.379.547 -
DZ Bank AG, Singapore 689.781 -
Agence Française de Développement, Perancis 78.173 112.198
17.866.138 17.505.088
Nilai nominal
Tingkat
Jenis Pemberi pinjaman Tanggal jatuh suku bunga Valuta asing Setara
tempo per tahun (nilai penuh) Rupiah
55.000.000 763.538
Pada tanggal 2 April 2019 dan terakhir tanggal 2 Oktober 2019 Bank Mandiri memperoleh fasilitas
pinjaman tanpa agunan dari Bank Rakyat Indonesia, New York sebesar USD45.000.000 (nilai
penuh) dan USD55.000.000 (nilai penuh) dengan tingkat bunga LIBOR 3 (tiga) bulanan ditambah
marjin tertentu.
Fasilitas pinjaman ini memiliki tenor kurang dari 1 (satu) tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal
2 Oktober 2019 dan 29 Juni 2020. Bank Mandiri telah melakukan penarikan atas fasilitas pinjaman
sebesar USD45.000.000 (nilai penuh) pada tanggal 2 April 2019 dan sudah dilunasi pada saat
jatuh tempo. Kemudian Bank Mandiri melakukan penarikan atas fasilitas pinjaman sebesar
USD55.000.000 (nilai penuh) pada tanggal 2 Oktober 2019.
169
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2019
Nilai nominal
Jangka Tingkat
Jenis Pemberi pinjaman Tanggal jatuh waktu suku bunga Valuta asing Setara
tempo (bulan) per tahun (nilai penuh) Rupiah
Tranche A
(mata uang China Development Bank, 16 September LIBOR (6 bulan)
USD) Cina 2025 120 + marjin tertentu 560.000.000 7.774.200
Dikurangi:
Biaya penerbitan yang belum diamortisasi (1.440.053) (19.992)
558.559.947 7.754.208
Tranche B
(mata uang China Development Bank, 15 September SHIBOR (6 bulan)
CNY) Cina 2025 120 + marjin tertentu 1.526.736.000 3.044.586
Dikurangi:
Biaya penerbitan yang belum diamortisasi (4.235.152) (8.445)
1.522.500.848 3.036.141
31 Desember 2018
Nilai nominal
Jangka Tingkat
Jenis Pemberi pinjaman Tanggal jatuh waktu suku bunga Valuta asing Setara
tempo (bulan) per tahun (nilai penuh) Rupiah
Tranche A
(mata uang China Development Bank, 15 September LIBOR (6 bulan)
USD) Cina 2025 120 + marjin tertentu 653.333.333 9.394.933
Dikurangi:
Biaya penerbitan yang belum diamortisasi (1.944.200) (27.958)
651.389.133 9.366.975
Tranche B
(mata uang China Development Bank, 15 September SHIBOR (6 bulan)
CNY) Cina 2025 120 + marjin tertentu 1.781.192.000 3.723.707
Dikurangi:
Biaya penerbitan yang belum diamortisasi (5.640.699) (11.792)
1.775.551.301 3.711.915
Pada tanggal 16 September 2015, Bank Mandiri menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman
jangka panjang tanpa agunan dengan China Development Bank (CDB).
170
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pinjaman tersebut terbagi dalam 2 (dua) fasilitas, yaitu Tranche A berupa pinjaman langsung dari
CDB dalam valuta USD dengan total fasilitas sebesar USD700.000.000 (nilai penuh) yang jatuh
tempo 10 (sepuluh) tahun setelah tanggal perjanjian dengan tingkat bunga LIBOR 6 (enam)
bulanan ditambah marjin tertentu dan Tranche B berupa pinjaman langsung dalam valuta CNY
dengan total fasilitas sebesar CNY1.908.420.000 (nilai penuh) yang jatuh tempo 10 (sepuluh)
tahun setelah tanggal perjanjian dengan tingkat bunga SHIBOR 6 (enam) bulanan ditambah marjin
tertentu. Pinjaman tersebut telah dicairkan pada tanggal 13 November 2015, 3 Desember 2015,
11 Desember 2015, 18 Desember 2015, 23 Desember 2015 dan 28 Desember 2015. Sampai
dengan tanggal 31 Desember 2019, Bank telah melakukan pembayaran atas pinjaman ini sebesar
USD140.000.000 (nilai penuh) dan CNY381.684.000 (nilai penuh).
Nilai nominal
Tingkat
Jenis Pemberi pinjaman Tanggal jatuh suku bunga Valuta asing Setara
tempo per tahun (nilai penuh) Rupiah
200.000.000 2.776.500
31 Desember 2018
Nilai nominal
Tingkat
Jenis Pemberi pinjaman Tanggal jatuh suku bunga Valuta asing Setara
tempo per tahun (nilai penuh) Rupiah
200.000.000 2.876.000
Pada tanggal 19 Januari 2018, 28 Februari 2018, 14 Februari 2019 dan 15 April 2019,
Bank Mandiri memperoleh fasilitas pinjaman tanpa agunan dari United Overseas Bank Limited,
Singapura masing-masing sebesar USD100.000.000 (nilai penuh) dengan tingkat bunga LIBOR
3 (tiga) bulanan ditambah marjin tertentu.
Fasilitas pinjaman ini memiliki tenor kurang dari 1 (satu) tahun dan telah/akan jatuh tempo pada
tanggal 9 Januari 2019, 19 Februari 2019, 4 Februari 2020 dan 6 April 2020. Bank Mandiri telah
melakukan penarikan atas fasilitas pinjaman ini masing-masing sebesar USD100.000.000 (nilai
penuh) pada tanggal 19 Januari 2018, 28 Februari 2018, 14 Februari 2019 dan 15 April 2019.
Fasilitas pinjaman yang diperoleh tanggal 19 Januari 2018 dan 28 Februari 2018 masing-masing
sebesar USD100.000.000 (nilai penuh) telah dilunasi pada saat jatuh tempo.
171
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2019
Nilai nominal
Tingkat
Jenis Pemberi pinjaman Tanggal jatuh suku bunga Valuta asing Setara
tempo per tahun (nilai penuh) Rupiah
100.000.000 1.388.250
31 Desember 2018
Nilai nominal
Tingkat
Jenis Pemberi pinjaman Tanggal jatuh suku bunga Valuta asing Setara
tempo per tahun (nilai penuh) Rupiah
100.000.000 1.438.000
Pada tanggal 13 November 2019, Bank Mandiri memperoleh kembali fasilitas pinjaman tanpa
agunan dari Overseas-Chinese Bankin Corporation Limited, Singapura sebesar USD100.000.000
(nilai penuh) dengan tenor kurang dari 1 (satu) tahun. Bank Mandiri telah melakukan penarikan
sebesar USD100.000.000 (nilai penuh) pada tangal 13 November 2019. Fasilitas pinjaman ini
akan jatuh tempo pada tanggal 6 November 2020.
Pada tanggal 13 Agustus 2018, Bank Mandiri memperoleh fasilitas pinjaman tanpa agunan dari
Overseas-Chinese Banking Corporation Limited, Singapura sebesar USD100.000.000 (nilai
penuh) dengan tingkat bunga LIBOR 3 (tiga) bulanan ditambah marjin tertentu.
Fasilitas pinjaman ini memiliki tenor kurang dari 1 (satu) tahun dan Bank Mandiri telah melakukan
penarikan atas fasilitas pinjaman ini sebesar USD100.000.000 (nilai penuh) pada tanggal
20 Agustus 2018. Fasilitas pinjaman ini jatuh tempo pada tanggal 7 Agustus 2019.
31 Desember 2019
Nilai nominal
Jangka Tingkat
Jenis Pemberi pinjaman Tanggal jatuh waktu suku bunga Valuta asing Setara
tempo (bulan) per tahun (nilai penuh) Rupiah
Bilateral loan Sumitomo Mitsui Banking 11 Maret LIBOR (3 bulan)
Corporation, Singapura 2022 36 + marjin tertentu 100.000.000 1.388.250
Dikurangi:
Biaya penerbitan yang belum diamortisasi (626.888) (8.703)
99.373.112 1.379.547
172
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 5 Maret 2019, Bank Mandiri memperoleh fasilitas pinjaman dari Sumitomo Mitsui
Banking Corporation, Singapura (SMBC) sebesar USD150.000.000 (nilai penuh) dengan tingkat
bunga LIBOR 3 (tiga) bulanan ditambah marjin tertentu.
Fasilitas pinjaman ini memiliki tenor 3 (tiga) tahun dan jatuh tempo pada tanggal 11 Maret 2022.
Bank Mandiri telah melakukan penarikan atas fasilitas pinjaman ini sebesar USD150.000.000 (nilai
penuh) pada tanggal 12 Maret 2019.
Pada tanggal 10 Juni 2019, SMBC sebagai facility agent mengirimkan form of transfer certificate
yang menyatakan bahwa SMBC telah mengalihkan sebagian pinjaman Bank Mandiri kepada
DZ Bank AG, Singapore Branch. Pengalihan sebagian pinjaman ini telah dilakukan efektif per
12 Juni 2019.
Bilateral Loan DZ Bank AG, Singapura 11 Maret 2022 33 bulan LIBOR (3 bulan)
+ marjin tertentu 50.000.000 694.125
Dikurangi:
Biaya penerbitan yang belum diamortisasi (312.884) (4.344)
49.687.116 689.781
Efektif per tanggal 12 Juni 2019, Bank Mandiri memiliki outstanding fasilitas pinjaman dari
DZ Bank AG, Singapore Branch sebesar USD50.000.000 yang berasal dari pengalihan sebagian
pinjaman dari Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Singapura (SMBC). Fasilitas pinjaman ini
akan jatuh tempo pada tanggal 11 Maret 2022.
31 Desember 2019
Nilai nominal
Jangka Tingkat
Jenis Pemberi pinjaman Tanggal jatuh waktu suku bunga Valuta asing Setara
tempo (bulan) per tahun (nilai penuh) Rupiah
5.631.006 78.173
173
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Nilai nominal
Jangka Tingkat
Jenis Pemberi pinjaman Tanggal jatuh waktu suku bunga Valuta asing Setara
tempo (bulan) per tahun (nilai penuh) Rupiah
785.475 11.295
7.016.860 100.903
7.802.335 112.198
Pada tanggal 17 Juni 2010, Bank Mandiri menandatangani fasilitas pinjaman senilai
USD100.000.000 (nilai penuh) dari Agence Française de Développement (AFD) untuk membantu
pembiayaan proyek-proyek yang terkait dengan perubahan iklim dan efisiensi energi.
Fasilitas jangka panjang ini memiliki tenor 5 tahun sampai 10 tahun (termasuk grace period)
dengan suku bunga LIBOR 6 (enam) bulanan ditambah marjin tertentu dan akan digunakan untuk
membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan pengurangan emisi karbon.
Sebagai bagian dari perjanjian pinjaman dimaksud, Bank Mandiri dan AFD juga secara bersama
akan membiayai program pelatihan yang ditujukan untuk pengembangan kapasitas Bank Mandiri
khususnya terhadap topik-topik perubahan iklim dan efisiensi energi.
Pada tanggal 15 Desember 2010, Bank melakukan penarikan atas fasilitas pinjaman dari AFD
sebesar USD30.000.000 (nilai penuh) dan jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2016. Pinjaman ini
telah dilunasi pada saat jatuh tempo.
Pada tanggal 16 Februari 2012, 30 Mei 2012 dan 31 Mei 2012, Bank telah melakukan penarikan
pinjaman kembali masing-masing sebesar USD16.000.000 (nilai penuh), USD40.000.000 (nilai
penuh) dan USD11.000.000 (nilai penuh) yang akan jatuh tempo masing-masing pada tanggal
30 September 2018, 30 September 2017 dan 31 Maret 2019. Pinjaman AFD sebesar
USD16.000.000 (nilai penuh), USD40.000.000 (nilai penuh) dan USD11.000.000 (nilai penuh)
telah dilunasi pada saat jatuh tempo.
Penarikan atas pinjaman dimaksud untuk memenuhi kebutuhan sumber dana untuk pembiayaan
proyek-proyek ramah lingkungan di Bank Mandiri.
174
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 8 November 2013, Bank Mandiri menandatangani fasilitas pinjaman baru yang
kedua atau second line of credit senilai USD100.000.000 (nilai penuh) untuk membantu
pembiayaan proyek-proyek yang terkait dengan perubahan iklim dan efisiensi energi. Fasilitas
jangka panjang ini memiliki tenor 5 tahun sampai 10 tahun (termasuk grace period) dengan suku
bunga LIBOR 6 (enam) bulanan ditambah marjin tertentu. Pada tanggal 25 Maret 2014, Bank
melakukan penarikan atas fasilitas pinjaman tersebut sebesar USD10.000.000 (nilai penuh) yang
akan jatuh tempo pada tanggal 30 September 2023.
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Mata uang asing
JP Morgan Chase Bank, N.A. - Cabang Jakarta 5.552.373 5.750.503
Citibank, N.A. - Cabang Indonesia 555.300 -
6.107.673 5.750.503
31 Desember 2019
Nilai nominal
Jangka Tingkat
Jenis Pemberi pinjaman Tanggal jatuh waktu suku bunga USD Setara
tempo (bulan) per tahun (nilai penuh) Rupiah
149.980.613 2.082.106
249.974.240 3.470.267
399.954.853 5.552.373
175
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
149.959.401 2.156.416
249.936.491 3.594.087
399.895.892 5.750.503
Pada tanggal 15 November 2013, Bank Mandiri memperoleh fasilitas pinjaman dari JP Morgan
Chase Bank, N.A. - Cabang Jakarta sebesar USD150.000.000 (nilai penuh) dengan tingkat bunga
LIBOR 3 (tiga) bulanan ditambah marjin tertentu.
Fasilitas pinjaman ini memiliki tenor 3 (tiga) tahun dan jatuh tempo pada tanggal 21 November
2016. Bank Mandiri telah melakukan penarikan atas fasilitas pinjaman ini sebesar
USD150.000.000 (nilai penuh) pada tanggal 21 November 2013. Fasilitas pinjaman ini telah
diperpanjang pada tanggal 5 Oktober 2016 dan jatuh tempo pada tanggal 21 November 2020.
Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan (Catatan 8c):
Nilai nominal
31 Desember 31 Desember
2019 2018
FR0053*) 284.375 284.375
INDOIS 22**) 60.000.000 60.000.000
ROI 21**) 36.500.000 36.500.000
ROI 24**) 30.000.000 30.000.000
ROI 22**) 18.000.000 18.000.000
ROI 23**) 17.500.000 17.500.000
*)
Dalam jutaan Rupiah
**)
Dalam USD (nilai penuh)
Pada tanggal 20 Agustus 2014, Bank Mandiri memperoleh fasilitas pinjaman dari JP Morgan
Chase Bank, N.A. - Cabang Jakarta sebesar USD250.000.000 (nilai penuh) dengan tingkat bunga
LIBOR 3 (tiga) bulanan ditambah marjin tertentu.
Fasilitas pinjaman ini memiliki tenor 3 (tiga) tahun dan jatuh tempo pada tanggal 5 September
2017. Bank Mandiri telah melakukan penarikan atas fasilitas pinjaman ini sebesar
USD250.000.000 (nilai penuh) pada tanggal 2 September 2014. Fasilitas pinjaman ini telah
diperpanjang pada tanggal 5 Oktober 2016 dan akan jatuh tempo pada tanggal 5 September 2020.
176
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 2 Januari 2019, Bank Mandiri memperoleh fasilitas pinjaman dari Citibank, N.A. -
Cabang Indonesia sebesar USD40.000.000 (nilai penuh) dengan tingkat bunga LIBOR 3 (tiga)
bulanan ditambah marjin tertentu.
Fasilitas pinjaman ini memiliki tenor 3 (tiga) tahun dan jatuh tempo pada tanggal 3 Januari 2022.
Bank Mandiri telah melakukan penarikan atas fasilitas pinjaman ini sebesar USD40.000.000 (nilai
penuh) pada tanggal 3 Januari 2019.
Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan (Catatan 8c):
Nilai nominal
31 Desember 31 Desember
2019 2018
ROI 28*) 28.000.000 -
ROI 27*) 25.000.000 -
*) Dalam USD (nilai penuh)
(f) Lain-lain
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rupiah
Pihak berelasi
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 172.236 224.486
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 49.200 199.200
221.436 423.686
Pihak ketiga
PT Bank Pan Indonesia Tbk. 3.019.902 2.632.355
PT Bank Central Asia Tbk. 1.393.740 1.184.063
PT Bank DKI 577.364 643.550
PT Bank Maybank Indonesia Tbk. 556.627 374.308
PT Bank KEB Hana Indonesia 492.757 311.809
PT Bank OCBC NISP Tbk 462.824 -
PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten Tbk. 406.546 334.526
PT Bank Permata Tbk. 343.332 395.109
MUFG Bank Ltd., Cabang Jakarta 300.000 700.000
PT Bank UOB Indonesia 124.863 223.144
PT Bank HSBC Indonesia 100.000 150.000
PT Bank Resona Perdania 92.837 -
PT Bank BPD DIY 87.311 23.564
PT Bank CIMB Niaga Tbk. 79.659 146.183
PT Bank BCA Syariah 48.704 -
PT Bank Ina Perdana Tbk. 46.604 99.926
PT Bank Danamon Indonesia Tbk. 18.634 162.397
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. - 150.000
8.151.704 7.530.934
11.611.191 12.663.925
179
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rupiah
Pada tanggal 9 Oktober 2018, Entitas Anak (PT Mandiri Utama Finance) memperoleh fasilitas
pinjaman modal kerja dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ("BNI") dengan batas
maksimum kredit sejumlah Rp250.000 dengan tingkat suku bunga sebesar 8,75% - 9,50%.
Fasilitas tersebut bersifat pinjaman modal kerja berulang. Jangka waktu penarikan fasilitas kredit
adalah sampai dengan 9 Oktober 2019 dan telah diperpanjang pada tanggal 4 Oktober 2019
sehingga jatuh temponya menjadi 8 Oktober 2020.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, pinjaman dari BNI masing-masing sebesar Rp172.236
dan Rp224.486.
Pada tanggal 9 November 2018, Entitas Anak (PT Mandiri Utama Finance) memperoleh fasilitas
pinjaman modal kerja dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ("BRI") dengan batas
maksimum kredit sejumlah Rp300.000. Fasilitas tersebut bersifat pinjaman modal kerja berulang,
dan akan jatuh tempo 12 bulan setelah kontrak tersebut ditandatangani dan telah diperpanjang
sampai dengan 9 November 2020 dengan suku bunga sesuai rekomendasi treasury bank yang
beragam dan berkisar antara 7,75% - 9,50%.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, pinjaman dari BRI masing-masing sebesar Rp49.200
dan Rp199.200.
Pada tanggal 12 November 2012 dan terakhir pada tanggal 10 Juli 2019, Entitas Anak
(PT Mandiri Tunas Finance) dan PT Bank Pan Indonesia Tbk. (Panin) menandatangani perjanjian
pinjaman dimana Panin menyediakan beberapa fasilitas term loan dengan total limit sebesar
Rp4.200.000 yang bersifat non revolving dan dikenakan tingkat suku bunga tetap. Fasilitas
tersebut memiliki jatuh tempo yang beragam dan berkisar antara bulan Januari 2020 sampai
dengan bulan September 2022.
Pada tanggal 26 Mei 2017, Entitas Anak (PT Mandiri Utama Finance) dan PT Bank Pan Indonesia
Tbk. (Panin) menandatangani perjanjian kredit dimana Panin menyediakan fasilitas kredit modal
kerja dengan maksimum kredit sebesar Rp400.000 yang bersifat non revolving dan fasilitas money
market line dengan maksimum kredit sebesar Rp100.000 yang bersifat revolving. Fasilitas tersebut
dikenakan tingkat suku bunga 9,00% - 9,75% pada saat penarikan untuk fasilitas kredit modal
kerja dan tingkat suku bunga pasar pada saat penarikan untuk fasilitas money market line.
Fasilitas kredit modal kerja jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2021 dan fasilitas money
market line jatuh tempo pada tanggal 26 Mei 2018. Fasilitas money market line yang jatuh tempo
tanggal 26 Mei 2018 telah dilakukan perpanjangan jangka waktu fasilitas pada tanggal 25 Juni
2018, sehingga atas fasilitas tersebut jatuh tempo pada tanggal 26 Mei 2019. Fasilitas ini telah
dilunasi pada saat jatuh tempo.
Pada tanggal 21 Maret 2018, Entitas Anak (PT Mandiri Utama Finance) mendapat tambahan
fasilitas kredit modal kerja sebesar Rp1.000.000 yang bersifat non revolving. Fasilitas tersebut
dikenakan tingkat suku bunga 8,50% - 9,00% pada saat penarikan. Fasilitas tersebut jatuh tempo
pada tanggal 21 Agustus 2022.
180
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rupiah (lanjutan)
Pada tanggal 15 April 2019, Entitas Anak (PT Mandiri Utama Finance) mendapat tambahan
fasilitas Kredit Modal Kerja sebesar Rp500.000 yang bersifat non revolving, dengan suku bunga
9,00% - 9,75% pada saat penarikan, serta tambahan Fasilitas Money Market Line sehingga total
keseluruhan fasilitas money market line menjadi sebesar Rp200.000 dan Fasilitas Rekening Koran
sebesar Rp50.000 yang bersifat revolving. Fasilitas Money Market Line dan Fasilitas Rekening
Koran dikenakan suku bunga 9,00% - 10,00% pada saat penarikan. Kedua fasilitas tersebut jatuh
tempo pada tanggal 15 April 2020.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, pinjaman dari Panin masing-masing sebesar
Rp3.019.902 dan Rp2.632.355.
Pada tanggal 7 Maret 2001, Entitas Anak (PT Mandiri Tunas Finance) dan PT Bank Central Asia
Tbk. (BCA) menandatangani perjanjian pinjaman dimana BCA memberikan fasilitas overdraft yang
bersifat revolving dan dikenakan tingkat suku bunga floating. Perjanjian ini telah diubah dengan
penandatanganan perjanjian di tanggal 24 Maret 2011 dengan memberikan tambahan fasilitas
sehingga menjadi Rp55.000 dan terakhir telah diubah dengan penandatanganan perjanjian pada
tanggal 8 Maret 2016. Fasilitas tersebut jatuh tempo pada tanggal 12 Maret 2020.
Pada tanggal 8 Maret 2016 dan terakhir pada tanggal 26 Februari 2019, Entitas Anak (PT Mandiri
Tunas Finance) dan BCA telah menandatangani perjanjian kredit dimana BCA memberikan
beberapa fasilitas term loan dengan total limit sebesar Rp2.500.000 yang bersifat non revolving
dan dikenakan tingkat suku bunga tetap yang beragam dan berkisar antara 8,75% - 10,25%.
Fasilitas tersebut memiliki jatuh tempo yang beragam dan berkisar antara bulan Februari 2020
sampai dengan bulan Mei 2022.
Pada tanggal 11 Juni 2013 dan terakhir pada tanggal 30 Maret 2015, Entitas Anak (PT Mandiri
Tunas Finance) dan BCA menandatangani perjanjian pinjaman dimana BCA memberikan fasilitas
money market dengan limit sebesar Rp300.000 yang bersifat revolving dan dikenakan tingkat suku
bunga floating. Perjanjian ini telah diubah dengan penandatanganan perjanjian di tanggal 24 Maret
2017 dimana fasilitas money market di-switch menjadi term loan yang bersifat non revolving dan
dikenakan tingkat suku bunga tetap sebesar 9,50%. Fasilitas tersebut memiliki jatuh tempo yang
beragam dan berkisar antara bulan Juli 2020 sampai dengan bulan Agustus 2020.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, pinjaman dari BCA masing-masing sebesar
Rp1.393.740 dan Rp1.184.063.
181
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rupiah (lanjutan)
PT Bank DKI
Pada tanggal 17 September 2013 dan terakhir pada tanggal 3 Mei 2019, Entitas Anak
(PT Mandiri Tunas Finance) dan PT Bank DKI (Bank DKI) menandatangani perjanjian kredit
dimana Bank DKI menyediakan beberapa fasilitas term loan dengan total fasilitas sebesar
Rp700.000 yang bersifat non revolving dan dikenakan tingkat suku bunga tetap yang beragam dan
berkisar antara 8,50% - 9,15%. Fasilitas tersebut memiliki jatuh tempo yang beragam dan berkisar
antara bulan Januari 2020 sampai dengan bulan Agustus 2022.
Pada tanggal 24 Maret 2017, Entitas Anak (PT Mandiri Utama Finance) dan PT Bank DKI (Bank
DKI) menandatangani perjanjian kredit dimana Bank DKI menyediakan fasilitas money market line
dengan maksimum kredit sebesar Rp300.000 yang bersifat revolving dan dikenakan tingkat suku
bunga pasar pada saat penarikan. Fasilitas tersebut jatuh tempo pada tanggal 23 Maret 2018.
Pada tanggal 22 Maret 2018, fasilitas tersebut diperpanjang sampai dengan tanggal 23 Juni 2018.
Fasilitas ini telah dilunasi pada saat jatuh tempo.
Pada tanggal 8 Juni 2018, Entitas Anak (PT Mandiri Utama Finance) dan Bank DKI
menandatangani perjanjian kredit money market line sebesar Rp100.000 yang bersifat revolving
dan dikenakan tingkat suku bunga pasar pada saat penarikan dan kredit modal kerja executing
sebesar Rp300.000 yang bersifat non revolving dan dikenakan tingkat suku bunga 8,75%. Fasilitas
money market line jatuh tempo pada tanggal 8 Juni 2019 dan telah dilunasi pada saat jatuh tempo,
serta kredit modal kerja executing jatuh tempo pada tanggal 8 Desember 2021.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, pinjaman dari Bank DKI masing-masing sebesar
Rp577.364 dan Rp643.550.
Pada tanggal 21 Desember 2017, Entitas Anak (PT Mandiri Tunas Finance) dan PT Bank
Maybank Indonesia Tbk. (Maybank) menandatangani perjanjian pinjaman dimana Maybank
menyediakan fasilitas term loan dengan total fasilitas sebesar Rp500.000 yang bersifat non
revolving dan dikenakan tingkat suku bunga tetap sebesar 8,50%. Fasilitas tersebut jatuh tempo
pada tanggal 12 Maret 2021.
Pada tanggal 10 Mei 2019, Entitas Anak (PT Mandiri Utama Finance) memperoleh fasilitas
pinjaman Money Market Line dan fasilitas pinjaman berjangka dari PT Bank Maybank Indonesia
Tbk (Maybank) dengan batas maksimum kredit masing-masing sejumlah Rp100.000 dengan
tingkat suku bunga ditentukan pada saat penarikan, dan fasilitas sejumlah Rp600.000 dengan
tingkat suku bunga tetap sebesar 9,50%. Fasilitas tersebut bersifat pinjaman berulang yang tidak
terikat. Fasilitas Money Market Line tersebut jatuh tempo pada tanggal 10 Mei 2020.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, pinjaman dari Maybank sebesar Rp556.627 dan
Rp374.308.
182
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rupiah (lanjutan)
Pada tanggal 19 Maret 2015 dan terakhir pada tanggal 3 September 2018, Entitas Anak
(PT Mandiri Tunas Finance) dan PT Bank KEB Hana Indonesia (Bank Hana) menandatangani
perjanjian kredit dimana Bank Hana menyediakan beberapa fasilitas term loan dengan total
fasilitas sebesar Rp400.000 yang bersifat non revolving dan dikenakan tingkat suku bunga tetap
sebesar 9,50%. Fasilitas tersebut memiliki jatuh tempo pada tanggal 19 Februari 2022.
Pada tanggal 13 Juli 2017, Entitas Anak (PT Mandiri Utama Finance) dan PT Bank KEB Hana
Indonesia (Bank Hana) menandatangani perjanjian kredit dimana Bank Hana menyediakan
fasilitas kredit modal kerja dengan maksimum kredit sebesar Rp200.000 yang bersifat non
revolving dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 9,00%. Fasilitas tersebut jatuh tempo pada
tanggal 7 September 2020.
Pada tanggal 8 Februari 2018, Entitas Anak (PT Mandiri Utama Finance) dan Bank Hana
menandatangani perjanjian kredit dimana Bank Hana memberikan tambahan fasilitas kredit modal
kerja dengan maksimum kredit sebesar Rp200.000 yang bersifat non revolving dengan tingkat
suku bunga 9,00%. Fasilitas tersebut jatuh tempo pada tanggal 8 Juli 2021.
Pada tanggal 21 Agustus 2019, Entitas Anak (PT Mandiri Utama Finance) dan Bank Hana
menandatangani perjanjian kredit dimana Bank Hana memberikan tambahan fasilitas Kredit Modal
Kerja dengan maksimum kredit sebesar Rp100.000 yang bersifat non revolving dengan tingkat
suku bunga 9,5%. Fasilitas tersebut jatuh tempo pada tanggal 21 Februari 2020.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, pinjaman dari Bank Hana masing-masing sebesar
Rp492.757 dan Rp311.809.
Pada tanggal 29 Maret 2018, Entitas Anak (PT Mandiri Tunas Finance) dan PT Bank OCBC NISP
Tbk (OCBC) menandatangani perjanjian pinjaman dimana OCBC menyediakan fasilitas demand
loan/money market line dengan total limit sebesar Rp200.000 yang bersifat revolving dan
dikenakan tingkat suku bunga mengambang dan fasilitas term loan dengan total limit Rp575.000
yang bersifat non revolving dan dikenakan suku bunga tetap sebesar 9,75%. Fasilitas tersebut
memiliki jatuh tempo yang beragam dan berkisar antara bulan November 2020 sampai dengan Mei
2022.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, pinjaman PT Bank OCBC NISP masing-masing
sebesar Rp462.824 dan RpNihil.
Pada tanggal 22 April 2014 dan terakhir pada tanggal 14 Februari 2019, Entitas Anak (PT Mandiri
Tunas Finance) dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJB)
menandatangani perjanjian kredit dimana BJB menyediakan beberapa fasilitas term loan dengan
total limit sebesar Rp1.000.000 yang bersifat non revolving dan dikenakan tingkat suku bunga
tetap yang beragam dan berkisar antara 8,75% - 9,50%. Fasilitas tersebut memiliki jatuh tempo
yang beragam dan berkisar antara bulan Maret 2020 sampai dengan bulan Maret 2022.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, pinjaman dari BJB masing-masing sebesar
Rp406.546 dan Rp334.526.
183
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rupiah (lanjutan)
Pada tanggal 15 November 2017, Entitas Anak (PT Mandiri Utama Finance) dan PT Bank Permata
Tbk. (Bank Permata) menandatangani perjanjian kredit dimana Bank Permata menyediakan
fasilitas kredit modal kerja dengan maksimum kredit sebesar Rp200.000 yang bersifat non
revolving dengan tingkat suku bunga 9,00% pada saat penarikan dan fasilitas kredit money market
line dengan maksimum kredit sebesar Rp100.000 yang bersifat revolving dengan tingkat suku
bunga dikisaran 7,00% - 7,25%. Fasilitas tersebut jatuh tempo pada tanggal 14 November 2018.
Pada tanggal 13 Desember 2018, Entitas Anak (PT Mandiri Utama Finance) dan Bank Permata
kembali menandatangani tambahan perjanjian kredit dimana Bank Permata menyediakan fasilitas
Kredit Modal Kerja dengan maksimum kredit sebesar Rp300.000 yang bersifat non revolving
dengan tingkat suku bunga 9,00% pada saat penarikan dan perpanjangan fasilitas Kredit Money
Market Line. Fasilitas tersebut jatuh tempo pada tanggal 15 November 2019. Fasilitas Kredit
Money Market Line yang jatuh tempo tanggal 15 November 2019 telah diperpanjang menjadi
13 Februari 2020.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, pinjaman dari Bank Permata masing-masing sebesar
Rp343.332 dan Rp395.109.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, pinjaman dari BTMU - Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ
masing-masing sebesar Rp300.000 dan Rp700.000.
Pada tanggal 21 November 2017, Entitas Anak (PT Mandiri Tunas Finance) dan PT Bank UOB
Indonesia (Bank UOB) menandatangani perjanjian kredit dimana Bank UOB menyediakan fasilitas
term loan dengan total fasilitas sebesar Rp300.000 yang bersifat non revolving dan dikenakan
tingkat suku bunga tetap sebesar 8,40% dan fasilitas kredit revolving dengan total fasilitas sebesar
Rp300.000 yang dikenakan tingkat suku bunga mengambang sebesar 6,40% pada saat penarikan.
Fasilitas tersebut memiliki jatuh tempo yang beragam dan berkisar antara bulan November 2020
sampai dengan bulan Maret 2021.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, pinjaman dari Bank UOB masing-masing sebesar
Rp124.863 dan Rp223.144.
184
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rupiah (lanjutan)
Pada tanggal 23 Oktober 2000 dan terakhir pada tanggal 31 Juli 2019, Entitas Anak (PT Mandiri
Tunas Finance) dan PT Bank HSBC Indonesia (Bank HSBC) menandatangani perjanjian kredit
dimana Bank HSBC menyediakan fasilitas working capital loan dengan total fasilitas sebesar
Rp250.000 yang bersifat revolving dan dikenakan tingkat suku bunga mengambang sebesar
6,25% pada saat penarikan. Fasilitas tersebut memiliki jatuh tempo yang beragam dan berkisar
antara bulan Januari 2020 sampai dengan Juli 2020. Fasilitas ini sudah dilunasi saat jatuh tempo.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, pinjaman dari Bank HSBC sebesar Rp100.000 dan
Rp150.000.
Pada tanggal 3 September 2019, Entitas Anak (PT Mandiri Utama Finance) dan PT Bank Resona
Perdania (Bank Resona) menandatangani perjanjian kredit dimana Bank Resona menyediakan
fasilitas kredit modal kerja dengan total fasilitas sebesar Rp100.000 dengan tingkat suku bunga
8,83%.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, pinjaman dari PT Bank Resona Perdania masing-
masing sebesar Rp92.837 dan RpNihil.
Pada tanggal 18 Mei 2017, Entitas Anak (PT Mandiri Utama Finance) dan PT Bank BPD DIY (BPD
DIY) menandatangani perjanjian kredit dimana BPD DIY menyediakan fasilitas kredit modal kerja
dengan maksimum kredit sebesar Rp50.000 yang bersifat non revolving dan dikenakan tingkat
suku bunga 9,00% pada saat penarikan. Fasilitas tersebut jatuh tempo pada bulan November
2020.
Pada tanggal 30 April 2019, Entitas Anak (PT Mandiri Utama Finance) dan BPD DIY
menandatangani perjanjian kredit dimana Bank BPD DIY menyediakan tambahan fasilitas Kredit
Modal Kerja dengan maksimum kredit sebesar Rp100.000 yang bersifat non revolving dan
dikenakan tingkat suku bunga 9,50% pada saat penarikan. Fasilitas tersebut jatuh tempo pada
bulan Oktober 2022.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, pinjaman dari BPD DIY masing-masing sebesar
Rp87.311 dan Rp23.564.
Pada tanggal 21 November 2017, Entitas Anak (PT Mandiri Utama Finance) dan PT Bank CIMB
Niaga Tbk. (Bank CIMB Niaga) menandatangani perjanjian kredit dimana Bank CIMB Niaga
menyediakan fasilitas kredit modal kerja dengan maksimum kredit sebesar Rp200.000 yang
bersifat non revolving dengan tingkat suku bunga 9,00% pada saat penarikan. Fasilitas tersebut
jatuh tempo pada tahun 2021.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, pinjaman dari Bank CIMB Niaga masing-masing
sebesar Rp79.659 dan Rp146.183.
185
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rupiah (lanjutan)
Pada tanggal 20 Mei 2019, Entitas Anak (PT Mandiri Utama Finance) memperoleh fasilitas
pinjaman Kredit Modal Kerja untuk pembiayaan Syariah dari PT Bank BCA Syariah (BCAS)
dengan batas maksimum kredit sejumlah Rp100.000 yang bersifat non revolving dengan tingkat
suku bunga 9,50%. Fasilitas tersebut akan jatuh tempo pada bulan Mei 2020.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, pinjaman dari PT Bank BCA Syariah masing-masing
sebesar Rp48.704 dan RpNihil.
Pada tanggal 28 Desember 2016, Entitas Anak (PT Mandiri Utama Finance) dan PT Bank Ina
Perdana Tbk. (Bank Ina) menandatangani perjanjian kredit dimana Bank Ina menyediakan fasilitas
kredit modal kerja dengan total sebesar Rp85.000 yang bersifat non revolving dan dikenakan
tingkat suku bunga 9,00%.
Pada tanggal 19 Desember 2017, Entitas Anak (PT Mandiri Utama Finance) dan Bank Ina
menandatangani penambahan plafond perjanjian kredit berupa fasilitas kredit modal kerja dengan
tambahan sebesar Rp85.000 yang bersifat non revolving dan dikenakan tingkat suku bunga
8,50%. Fasilitas tersebut jatuh tempo pada tanggal 20 Desember 2020.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, pinjaman dari Bank Ina masing-masing sebesar
Rp46.604 dan Rp99.926.
Pada tanggal 20 Mei 2010, Entitas Anak (PT Mandiri Tunas Finance) dan PT Bank Danamon
Indonesia Tbk. (Danamon) menandatangani perjanjian kredit dimana Danamon menyediakan
beberapa fasilitas term loan dengan total fasilitas sebesar Rp852.000 yang bersifat non revolving
dan dikenakan tingkat suku bunga tetap sebesar 8,75%- 9,00% dan fasilitas working capital loan
dengan total fasilitas sebesar Rp150.000 yang bersifat revolving dan dikenakan tingkat suku
bunga mengambang sebesar 6,70% saat penarikan. Fasilitas tersebut memiliki jatuh tempo yang
beragam dan berkisar antara bulan Juni 2020 sampai dengan bulan September 2020.
Pada tanggal 22 Oktober 2018, Entitas Anak (PT Mandiri Sekuritas) menandatangani perjanjian
kredit dimana Danamon menyediakan fasilitas kredit dengan jumlah sebesar Rp200.000.
Berdasarkan ketentuan dalam perjanjian, tingkat bunga atas fasilitas yang berlaku disesuaikan
dengan tingkat suku bunga pada saat penarikan fasilitas kredit dilakukan pada bulan Juli 2019
yaitu sebesar 7,90%. Fasilitas tersebut jatuh tempo pada 22 Oktober 2019 dan telah dilunasi pada
saat jatuh tempo.
186
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rupiah (lanjutan)
Pada tanggal 30 Desember 2019, Entitas Anak (PT Mandiri Utama Finance) dan Danamon
menandatangani perjanjian kredit di mana Danamon menyediakan fasilitas Term Loan uang
bersifat non revolving dan Working Capital yang bersifat revolving dengan batas maksimum kredit
masing-masing sejumlah Rp350.000 dan Rp100.000 dengan tingkat suku bunga 9% untuk fasilitas
Term Loan dan 8% untuk fasilitas Working Capital.
Jangka waktu penarikan fasilitas Term Loan dan working capital adalah 12 bulan sejak fasilitas
ditandatangani.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, pinjaman dari Danamon masing-masing sebesar
Rp18.634 dan Rp162.397.
Pada tanggal 25 Juni 2018, Entitas Anak (PT Mandiri Tunas Finance) dan PT Bank Tabungan
Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN) menandatangani perjanjian pinjaman dimana BTPN
menyediakan fasilitas money market line dengan total limit sebesar Rp150.000 yang bersifat
revolving dan dikenakan tingkat suku bunga mengambang. Fasilitas tersebut jatuh tempo pada
tanggal 16 April 2019. Fasilitas tersebut sudah dilunasi saat jatuh tempo.
Pada tanggal 30 Januari 2019, Entitas Anak (PT Mandiri Sekuritas) dan BTPN menandatangani
perjanjian fasilitas kredit dimana BTPN menyediakan fasilitas kredit money market line sebesar
Rp225.000 dengan bunga sebesar tingkat bunga pinjaman per tahun dari BTPN. Pada saat
penarikan, suku bunga yang dikenakan adalah sebesar 8,00%. Fasilitas kredit tersebut ditarik pada
bulan Juni 2019 dan sudah dilunasi pada bulan Juli 2019. Fasilitas tersebut sudah dilunasi saat
jatuh tempo.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, pinjaman dari Bank Tabungan Pensiunan Nasional
masing-masing sebesar RpNihil dan Rp150.000.
Pada tanggal 19 Juli 2017 dan terakhir pada tanggal 26 April 2018, Entitas Anak (PT Mandiri
Tunas Finance) dan MUFG Bank Ltd (MUFG) menandatangani perjanjian kredit dimana MUFG
menyediakan beberapa fasilitas kredit sindikasi dalam mata uang USD dan JPY dengan total limit
sebesar ekuivalen Rp5.122.908 yang bersifat non revolving dan dikenakan tingkat suku bunga
tetap yang beragam dan berkisar antara 7,23% - 9,85%. Fasilitas tersebut memiliki jatuh tempo
yang beragam dan berkisar antara bulan September 2020 sampai dengan bulan Oktober 2021.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, pinjaman dari MUFG masing-masing sebesar
ekuivalen Rp2.273.159 dan Rp4.116.308.
187
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 29 Juni 2018, Entitas Anak (PT Mandiri Tunas Finance) dan PT Bank Mizuho
Indonesia (Mizuho) menandatangani perjanjian kredit dimana Mizuho menyediakan fasilitas term
loan dengan total limit sebesar ekuivalen Rp697.750 yang dicairkan pada tanggal 7 Februari 2019
yang bersifat non revolving dan dikenakan tingkat suku bunga 8,60%. Fasilitas tersebut jatuh
tempo pada tanggal 7 Februari 2022.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, pinjaman dari Mizuho masing-masing sebesar
Rp518.407 dan RpNihil.
Pada tanggal 29 Maret 2018, Entitas Anak (PT Mandiri Tunas Finance) dan Bank of China Limited,
Cabang Jakarta (BOC) menandatangani perjanjian kredit dimana BOC menyediakan fasilitas term
loan dengan total limit sebesar ekuivalen Rp575.000 pada saat tanggal pencairan yang bersifat
non revolving dan dikenakan tingkat suku bunga 9,25%. Fasilitas tersebut jatuh tempo pada
tanggal 24 Desember 2021.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, pinjaman dari Bank of China masing-masing sebesar
Rp370.013 dan Rp579.240.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, pinjaman dari UOB masing-masing sebesar Rp6.951
dan Rp13.757.
188
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pinjaman yang diterima oleh PT Mandiri Tunas Finance dan PT Mandiri Utama Finance dijamin dengan
piutang pembiayaan konsumen sejumlah Rp9.556.239 pada tanggal 31 Desember 2019
(31 Desember 2018: Rp10.284.416) (Catatan 13g) dan investasi bersih dalam sewa pembiayaan
sejumlah Rp368.957 pada tanggal 31 Desember 2019 (31 Desember 2018: Rp468.553) (Catatan 14g).
Bank Mandiri dan Entitas Anak telah melakukan pembayaran bunga pinjaman yang diterima sesuai
dengan jadwal pembayaran bunga selama tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2019 dan
2018.
Selama tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, Bank Mandiri dan Entitas Anak
telah memenuhi kondisi dan persyaratan yang ditetapkan dalam perjanjian pinjaman yang diterima.
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rupiah
Medium Term Notes Subordinasi I Bank Mandiri
Pihak berelasi (Catatan 56) 127.750 136.750
Pihak ketiga 372.250 363.250
Dalam rangka memperkuat struktur permodalan dan struktur penghimpunan dana jangka panjang serta
untuk mendukung ekspansi kredit, pada tanggal 31 Juli 2018, Bank Mandiri menerbitkan Medium Term
Notes Subordinasi I Bank Mandiri Tahun 2018 (“MTN Subordinasi I”) sebesar Rp500.000. Pada tanggal
31 Desember 2019, biaya penerbitan MTN Subordinasi I yang belum diamortisasi sebesar Rp828.
MTN Subordinasi I memiliki jangka waktu 5 (lima) tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 31 Juli
2023, diterbitkan tanpa warkat dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,50% per tahun. Wali amanat dari
penerbitan MTN Subordinasi I adalah PT Bank Permata Tbk.
Bunga MTN Subordinasi I dibayarkan setiap triwulan, dengan pembayaran bunga pertama dilakukan
pada tanggal 31 Oktober 2018, sedangkan pembayaran bunga terakhir sekaligus jatuh tempo MTN
adalah pada tanggal 31 Juli 2023 yang juga merupakan tanggal pelunasan pokok MTN. Pembayaran
pokok MTN dilakukan secara penuh pada saat tanggal jatuh tempo.
MTN Subordinasi I dapat dicatat sebagai komponen modal pelengkap (Tier 2) sesuai persetujuan dari
Otoritas Jasa Keuangan melalui surat No. S-109/PB.31/2018 tanggal 20 September 2018.
189
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Sebelum dilunasinya semua jumlah terutang yang harus dibayar, Bank Mandiri berkewajiban untuk:
(i) memelihara pada setiap saat keadaan keuangan berada dalam kondisi sehat sesuai ketentuan OJK;
(ii) mempertahankan tingkat kesehatan Bank minimal berada dalam peringkat komposit 3 (tiga) yang
tergolong “Cukup Baik”, sesuai penilaian internal berdasarkan ketentuan/peraturan OJK dan/atau Bank
Indonesia; (iii) memperoleh, mematuhi segala ketentuan dan melakukan hal-hal yang diperlukan untuk
menjaga tetap berlakunya segala kuasa, izin, dan persetujuan (baik dari pemerintah maupun dari pihak
yang berwenang lainnya) dan melakukan hal-hal yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan
Negara Republik Indonesia.
Bank Mandiri tanpa persetujuan tertulis Wali Amanat tidak akan melakukan hal-hal sebagai berikut:
(i) mengurangi modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor, kecuali karena adanya ketentuan
Pemerintah, Otoritas yang Berwenang atau Bank Indonesia; (ii) mengadakan perubahan bidang usaha
utama; (iii) mengadakan penggabungan, peleburan dan/atau pengambilalihan dengan entitas lain yang
menyebabkan bubarnya Bank Mandiri.
MTN Subordinasi I tidak dijamin dengan suatu bentuk jaminan khusus, kecuali jaminan umum
sebagaimana dimaksud dalam dan sesuai dengan ketentuan Pasal 1131 dan Pasal 1132 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia yakni seluruh harta kekayaan Bank Mandiri baik berupa
barang bergerak maupun barang tidak bergerak, baik yang telah ada maupun yang akan ada di
kemudian hari.
Tidak terdapat pelanggaran atas pembatasan perjanjian perwaliamanatan MTN Subordinasi I selama
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019.
Pada tanggal 31 Desember 2019, peringkat MTN Subordinasi I menurut Pefindo adalah idAA (double
A).
Akun ini merupakan fasilitas kredit dari Asian Development Bank (ADB) kepada Pemerintah Republik
Indonesia, melalui Kementerian Keuangan Republik Indonesia, untuk disalurkan kepada bank peserta
guna membiayai beberapa jenis proyek di Indonesia. Rincian fasilitas ini adalah sebagai berikut:
Fasilitas kredit Tujuan Jangka waktu
ADB 1327 - INO (SF) Membiayai Proyek Kredit Mikro (PKM). 15 Januari 2005 - 15 Juli 2029
dengan angsuran pertama pada
tanggal 15 Januari 2005.
190
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Menteri Keuangan melalui surat No. S-596/MK.6/2004 tanggal 12 Juli 2004, telah menyetujui
pengalihan pengelolaan Proyek Kredit Mikro (PKM) Loan ADB No. 1327 - INO (SF) dari Bank Indonesia
kepada Bank Mandiri. Dengan disetujuinya pengalihan PKM tersebut, maka telah dilakukan perubahan
terhadap perjanjian penerusan pinjaman No. SLA-805/DP3/1995 tanggal 27 April 1995 yang diubah
dengan amendemen No. AMA-287/SLA-805/DP3/2003 tanggal 22 April 2003 antara Republik Indonesia
dan Bank Indonesia menjadi Republik Indonesia dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., dengan
amendemen No. AMA-298/SLA-805/DP3/2004 tanggal 16 Juli 2004.
Pinjaman ADB untuk Proyek Kredit Mikro diberikan dalam mata uang SDR (Special Drawing Rights)
sebesar SDR15.872.600,44 (nilai penuh) yang wajib dibayar kembali oleh Bank Mandiri dalam mata
uang SDR kepada Pemerintah dalam 50 (lima puluh) kali angsuran setiap enam bulan secara prorata
setiap tanggal 15 Januari dan 15 Juli, dengan angsuran pertama dilakukan pada tanggal 15 Januari
2005 dan berakhir pada tanggal 15 Juli 2029. Atas pinjaman ADB tersebut, Bank Mandiri dikenakan
service charge sebesar 1,50% per tahun pada setiap tanggal 15 Januari dan 15 Juli setiap tahunnya
sejak penarikan pinjaman.
a. Simpanan nasabah
1) Giro
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rupiah
Pihak ketiga
Giro - investasi terikat 2.963.613 674.923
Giro mudharabah musyarakah 6.207 7.319
2.969.820 682.242
Giro - investasi terikat merupakan simpanan dana pihak lain yang mendapatkan imbal bagi hasil
dari pendapatan Entitas Anak atas penggunaan dana pada penyaluran dana yang kriterianya
telah ditentukan oleh pemilik dana berdasarkan nisbah yang ditetapkan dan disetujui
sebelumnya.
191
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2) Tabungan
a. Berdasarkan jenis:
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Pihak berelasi (Catatan 56)
Tabungan mudharabah - investasi tidak terikat
Tabungan BSM 206.964 144.132
Tabungan Berencana BSM 309 457
Tabungan Mabrur 52 158
Tabungan Investa Cendekia 179 63
207.504 144.810
Pihak ketiga
Tabungan - investasi terikat 787.424 908.012
Tabungan mudharabah - investasi tidak terikat
Tabungan BSM 27.587.172 24.651.395
Tabungan Mabrur 4.954.428 4.531.105
Tabungan Pensiun 583.159 547.837
Tabungan Investa Cendekia 405.563 387.273
Tabungan Berencana BSM 147.921 147.704
Tabungan Qurban 255 284
34.465.922 31.173.610
Total 34.673.426 31.318.420
Tabungan - investasi terikat merupakan simpanan dana pihak lain yang mendapatkan imbal
bagi hasil dari pendapatan Entitas Anak atas penggunaan dana pada penyaluran dana yang
kriterianya telah ditentukan oleh pemilik dana berdasarkan nisbah yang ditetapkan dan
disetujui sebelumnya.
Tabungan mudharabah - investasi tidak terikat merupakan simpanan dana pihak lain yang
mendapatkan imbalan bagi hasil dari pendapatan Entitas Anak atas penggunaan dana
tersebut dengan nisbah yang ditetapkan dan disetujui sebelumnya.
b. Kisaran nisbah bagi hasil untuk tabungan mudharabah - investasi tidak terikat per tahun:
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Nisbah bagi hasil 0,47% - 4,72% 0,86% - 4,71%
192
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rupiah
Pihak berelasi (Catatan 56) 1.510.315 2.127.451
Pihak ketiga 41.404.074 36.969.676
Total 42.914.389 39.097.127
Mata uang asing
Pihak berelasi (Catatan 56) 16.101 4.895
Pihak ketiga 2.442.467 3.802.395
Total 2.458.568 3.807.290
45.372.957 42.904.417
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Pihak ketiga
Tabungan mudharabah - investasi tidak terikat 343.098 277.312
Deposito mudharabah - investasi tidak terikat 102.929 156.298
Total 446.027 433.610
c. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan deposito dari simpanan nasabah dan
simpanan dari bank lain:
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rupiah
1 bulan 30.575.948 30.129.639
3 bulan 6.962.624 4.618.576
6 bulan 1.875.956 1.646.362
12 bulan 3.602.790 2.858.848
Total 43.017.318 39.253.425
193
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan deposito dari simpanan nasabah dan
simpanan dari bank lain (lanjutan):
2) Berdasarkan sisa waktu hingga jatuh tempo:
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rupiah
Kurang dari 1 bulan 31.615.397 31.127.591
1 - 3 bulan 7.447.123 4.901.920
3 - 6 bulan 1.954.776 1.531.852
6 - 12 bulan 2.000.022 1.692.062
Total 43.017.318 39.253.425
Mata uang asing:
Kurang dari 1 bulan 1.786.146 3.522.633
1 - 3 bulan 286.742 131.423
3 - 6 bulan 65.946 39.054
6 - 12 bulan 319.734 114.180
Total 2.458.568 3.807.290
45.475.886 43.060.715
Deposito berjangka mudharabah merupakan simpanan dana pihak lain yang mendapatkan
imbalan bagi hasil dari pendapatan Entitas Anak atas penggunaan dana tersebut dengan nisbah
yang ditetapkan dan disetujui sebelumnya dengan akad mudharabah muthlaqah.
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rupiah 4,11% - 5,90% 3,98% - 5,89%
Mata uang asing 0,64% - 1,57% 0,62% - 1,57%
4) Deposito berjangka mudharabah dengan akad mudharabah muthlaqah yang dijadikan sebagai
jaminan atas piutang dan pembiayaan adalah masing-masing berjumlah Rp6.190.705 dan
Rp5.403.875 pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018.
194
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39. KEPENTINGAN NONPENGENDALI ATAS ASET BERSIH ENTITAS ANAK YANG DIKONSOLIDASI
Akun ini merupakan kepentingan nonpengendali atas aset bersih Entitas Anak yang dikonsolidasi
sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2019 2018
PT AXA Mandiri Financial Services 1.423.616 1.116.480
PT Bank Mandiri Taspen 1.258.073 1.088.584
PT Mandiri Tunas Finance 1.219.224 1.047.216
PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia 261.336 257.883
PT Mandiri Utama Finance 271.061 247.318
PT Mandiri Sekuritas 290 239
PT Mandiri Capital Indonesia 72 68
Total 4.433.672 3.757.788
40. EKUITAS
a. Modal dasar, ditempatkan dan disetor
Modal dasar, ditempatkan dan disetor Bank Mandiri masing-masing pada tanggal 31 Desember
2019 dan 2018 adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019
_______________________________________________________________________________
195
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Modal dasar, ditempatkan dan disetor Bank Mandiri masing-masing pada tanggal 31 Desember
2019 dan 2018 adalah sebagai berikut (lanjutan):
31 Desember 2018
_______________________________________________________________________________
Per 31 Desember 2018 terdapat perubahan kepemilikan saham yang dimiliki oleh Dewan Komisaris
Bank Mandiri, dimana kepemilikan saham pada tahun sebelumnya nihil. Kepemilikan saham
tersebut dalam rangka pelaksanaan POJK No. 45/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola
dalam Pemberian Remunerasi Bagi Bank Umum, dimana anggota Direksi dan Dewan Komisaris
Non Independen diberikan remunerasi yang bersifat variabel dalam bentuk saham Perseroan atas
kinerja untuk tahun buku 2017.
Saham yang dimiliki oleh Dewan Komisaris dan Direksi untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2019 dan 2018 masing-masing sebesar 9.261.758 lembar saham dan 4.327.958
lembar saham atau 0,01% dan 0,01% dari jumlah lembar saham modal dasar.
Penetapan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp4.000.000 oleh Pemerintah Republik
Indonesia pada tanggal pendirian Bank Mandiri, telah dilaksanakan sebagai berikut:
196
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Berdasarkan perubahan anggaran dasar Bank Mandiri yang dituangkan dalam Akta No. 98 yang
dibuat oleh Notaris Sutjipto, S.H., tanggal 24 Juli 1999, pemegang saham memutuskan untuk
meningkatkan modal disetor (modal saham) Bank Mandiri dari Rp4.000.000 menjadi Rp4.251.000 dan
jumlah tersebut akan dibayar oleh Pemerintah Republik Indonesia. Penambahan sebesar Rp251.000
merupakan hasil konversi dari tambahan modal disetor menjadi modal saham akibat dari adanya
kelebihan obligasi rekapitalisasi yang diterbitkan dalam Program Rekapitalisasi Pertama berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 1999.
Berdasarkan keputusan RUPS-LB tanggal 29 Mei 2003 yang dituangkan dalam Akta No. 142 yang
dibuat oleh Notaris Sutjipto, S.H., tanggal 29 Mei 2003, pemegang saham Bank Mandiri antara lain
menyetujui:
Sehubungan dengan keputusan perubahan struktur permodalan di atas, modal saham ditempatkan
dan disetor Bank Mandiri dinaikkan menjadi Rp10.000.000 serta dilakukan stock split saham Bank
Mandiri yang semula dengan nilai nominal Rp1.000.000 (nilai penuh) per lembar menjadi Rp500
(nilai penuh) per lembar saham. Dengan dilakukannya stock split tersebut, jumlah lembar saham
modal dasar Bank Mandiri meningkat dari 16.000.000 lembar saham menjadi 32.000.000.000
lembar saham, sedangkan jumlah lembar saham modal ditempatkan dan disetor meningkat dari
10.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 (nilai penuh) menjadi 20.000.000.000
lembar saham dengan nilai nominal Rp500 (nilai penuh) terdiri dari 1 Saham Seri A Dwiwarna dan
19.999.999.999 Saham Biasa Seri B yang dimiliki oleh Negara Republik Indonesia.
Berkaitan dengan perubahan struktur permodalan Bank Mandiri, RUPS-LB juga menyetujui
penetapan bagian dari dana rekapitalisasi sebesar Rp168.801.315 sebagai agio saham.
Perubahan struktur permodalan tersebut di atas berlaku efektif terhitung sejak tanggal 23 Mei 2003,
dengan catatan Bank Mandiri harus melakukan kuasi-reorganisasi yang ditetapkan dalam RUPS
selambat-lambatnya pada penutupan buku tahun 2003.
Saham Seri A Dwiwarna merupakan saham yang dimiliki oleh Negara Republik Indonesia dan tidak
dapat dipindahkan kepada siapapun. Saham Seri A Dwiwarna memberikan hak istimewa kepada
Negara Republik Indonesia dimana dalam agenda-agenda tertentu, RUPS hanya dapat
memutuskan jika pemegang saham Seri A Dwiwarna hadir dan menyetujui usul agenda dimaksud.
Beberapa agenda RUPS yang wajib dihadiri dan disetujui oleh Pemegang Saham Seri A Dwiwarna
agar RUPS dapat memutus adalah agenda RUPS yang terkait dengan:
1. Penambahan modal.
2. Pengangkatan dan pemberhentian Direksi dan Dewan Komisaris.
3. Perubahan anggaran dasar.
4. Penggabungan, peleburan dan pengambilalihan.
5. Pembubaran dan likuidasi.
197
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Perubahan struktur modal sebagaimana disebutkan di atas telah dicantumkan dalam Pernyataan
Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar PT Bank Mandiri (Persero) yang dituangkan dalam
akta notaris Sutjipto, S.H., No. 2 tanggal 1 Juni 2003. Perubahan tersebut telah disahkan oleh
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, dengan Surat Keputusan
No. C-12783.HT.01.04.TH.2003 tanggal 6 Juni 2003 dan diumumkan pada tambahan No. 6590
dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 63 tanggal 8 Agustus 2003.
Kenaikan modal saham ditempatkan dan disetor Bank Mandiri dari Rp4.251.000 menjadi
Rp10.000.000 dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Pengembalian sebagian modal disetor sebesar Rp251.000 kepada Pemerintah sebagai bagian
dari kelebihan dana rekapitalisasi yang masih ditahan pada Bank Mandiri sebesar Rp1.412.000
dan meningkatkan modal disetor sebesar Rp1.000.000 dari pengkapitalisasian cadangan,
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2003 tanggal 29 Mei 2003 tentang Konversi
Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham PT Bank Mandiri
(Persero) dan Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), selaku Pemegang
Saham PT Bank Mandiri (Persero) No. KEP-154/M-MBU/2002 tanggal 29 Oktober 2002.
2. Penambahan modal disetor sebesar Rp5.000.000 yang berasal dari tambahan modal disetor
berdasarkan KMK-RI No. 227/202.02/2003 tanggal 23 Mei 2003 tentang “Besarnya Nilai Final
dan Pelaksanaan Hak Pemerintah yang Timbul Sebagai Akibat Penambahan Penyertaan Modal
Pemerintah Republik Indonesia ke dalam Modal PT Bank Mandiri (Persero) dalam Rangka
Program Rekapitalisasi Bank Umum”.
Berdasarkan Keputusan RUPS - LB tanggal 29 Mei 2003 sebagaimana tertuang dalam akta Notaris
Sutjipto, S.H., No. 142 tanggal 29 Mei 2003, pemegang saham Bank Mandiri juga menyetujui
rencana kepemilikan saham oleh pegawai dan Direksi melalui Program Penjatahan
Saham/Employee Stock Allocation (“ESA”) dan Pemberian Opsi Pembelian Saham kepada
Manajemen/Management Stock Option Plan (“MSOP”). Program ESA terdiri dari program
Pemberian Saham Bonus (Share Plan Bonus) dan program Penjatahan Saham dengan Diskon
(Share Purchase at Discount). Sedangkan program MSOP ditujukan untuk Direksi dan pegawai
pimpinan pada tingkatan (grade) atau kriteria tertentu. Biaya dan diskon atas program ESA tersebut
menjadi tanggungan Bank Mandiri yang bebannya bersumber dari cadangan yang telah dibentuk.
Pengelolaan dan pelaksanaan program ESA dan MSOP dilakukan oleh Direksi, sedangkan
pengawasannya dilakukan oleh Dewan Komisaris.
Pada tanggal 14 Juli 2003, Pemerintah Republik Indonesia melepaskan 4.000.000.000 lembar
sahamnya, yang mewakili 20,00% kepemilikannya di Bank Mandiri, melalui Initial Public Offering
(IPO).
Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27/2003 tanggal
2 Juni 2003 yang menyetujui divestasi sampai 30,00% atas kepemilikan Pemerintah di Bank Mandiri
dan berdasarkan keputusan Tim Kebijakan Privatisasi Badan Usaha Milik Negara
No. Kep-05/TKP/01/2004 tanggal 19 Januari 2004, Pemerintah Republik Indonesia melakukan
divestasi lanjutan atas 10,00% kepemilikan di Bank Mandiri atau sebanyak 2.000.000.000 lembar
saham Biasa Seri B pada tanggal 11 Maret 2004 melalui private placement.
198
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada saat pelaksanaan IPO tanggal 14 Juli 2003, Bank Mandiri memberikan opsi pembelian saham
kepada manajemen melalui program MSOP Tahap 1 sebanyak 378.583.785 opsi dengan harga
eksekusi sebesar Rp742,50 (nilai penuh) per lembar saham dan nilai nominal Rp500 (nilai penuh)
per lembar saham. Pemberian opsi saham ini dibukukan pada pos ekuitas - opsi saham dengan nilai
wajar opsi saham sebesar Rp69,71 (nilai penuh) per lembar. Opsi yang dieksekusi dari MSOP
Tahap 1 adalah sebesar 375.365.957 lembar saham sehingga mengakibatkan penambahan Modal
Ditempatkan dan Disetor sebesar Rp187.683, penambahan agio saham sebesar Rp117.193. MSOP
Tahap 1 dapat dieksekusi sampai dengan tanggal 13 Juli 2008 sebagaimana diumumkan pada
Pengumuman Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta)
No. Peng-262/BEJ.PJS/P/07-2004 tanggal 14 Juli 2004.
Selanjutnya pada RUPS Tahunan tanggal 16 Mei 2005 telah disetujui pemberian MSOP Tahap 2
sebanyak 312.000.000 opsi saham. Harga eksekusi per lembar saham adalah sebesar Rp1.190,50
(nilai penuh) untuk pelaksanaan di tahun pertama dan Rp2.493 (nilai penuh) untuk pelaksanaan di
tahun kedua dan di tahun berikutnya. Nilai nominal per lembar saham adalah Rp500 (nilai penuh).
Pemberian opsi saham ini dibukukan pada pos ekuitas - opsi saham dengan nilai wajar opsi saham
sebesar Rp642,28 (nilai penuh) per lembar. Opsi yang dieksekusi dari MSOP Tahap 2 adalah
sebesar 311.713.697 lembar saham sehingga mengakibatkan penambahan modal ditempatkan dan
disetor sebesar Rp155.857 dan penambahan agio saham sebesar Rp425.233. Periode 5 (periode
terakhir) pelaksanaan hak konversi opsi MSOP Tahap 2 adalah tanggal 4 Mei 2010 selama 30 hari
bursa sebagaimana diumumkan pada Pengumuman Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek
Jakarta) No. Peng-97/BEJ-PSJ/P/02-2007 tanggal 2 Februari 2007. Opsi saham MSOP Tahap 2
yang tidak dieksekusi masing-masing sebanyak 286.303 lembar saham atau sebesar Rp184 yang
lewat periode pelaksanaan yang dibukukan sebagai penambahan agio saham.
RUPS Tahunan tanggal 22 Mei 2006 menyetujui pemberian MSOP Tahap 3 sebanyak 309.416.215
opsi saham. RUPS juga memberi wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan kebijakan
pelaksanaan dan pengawasan program MSOP Tahap 3 dan melaporkannya pada RUPS yang akan
datang.
Harga eksekusi opsi per lembar saham MSOP Tahap 3 adalah sebesar Rp1.495,08 (nilai penuh)
dengan nilai nominal Rp500 (nilai penuh) per lembar saham. Pemberian opsi saham ini dibukukan
pada pos ekuitas - opsi saham dengan nilai wajar opsi saham sebesar Rp593,89 (nilai penuh) per
lembar. Opsi yang dieksekusi dari MSOP Tahap 3 adalah sebesar 309.415.088 lembar saham
sehingga mengakibatkan penambahan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp154.707 dan
penambahan agio saham sebesar Rp491.651. Masa eksekusi opsi MSOP Tahap 3 berakhir pada
bulan Februari 2011, sebelum dimulainya periode perdagangan HMETD Bank Mandiri tanggal
14 Februari 2011 sampai dengan 21 Februari 2011. Opsi saham MSOP Tahap 3 yang tidak
dieksekusi masing-masing sebanyak 1.127 lembar saham atau sebesar Rp4 yang lewat periode
pelaksanaan yang dibukukan sebagai penambahan agio saham.
Pada tanggal 27 Desember 2010, Bank telah melakukan pendaftaran pertama kepada Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) (dahulu Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan
LK)) dalam rangka Penawaran Umum Terbatas (PUT) kepada para pemegang saham Bank dalam
rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (“HMETD”) sebanyak 2.336.838.591 lembar
saham seri B. PUT ini telah mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris melalui suratnya
tertanggal 29 April 2010. Bank telah menyampaikan pemberitahuan mengenai PUT kepada Bank
Indonesia melalui surat tertanggal 17 September 2010. PUT ini juga telah diundangkan melalui
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 75 tahun 2010 tertanggal 20 November 2010.
199
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PUT telah mendapat persetujuan efektif dari Bapepam-LK melalui surat No. S-807/BL/2011
tertanggal 27 Januari 2011, dimana PUT menjadi efektif setelah mendapat persetujuan dari
pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang dilaksanakan pada
tanggal 28 Januari 2011.
Berdasarkan keputusan RUPS-LB tanggal 21 Agustus 2017, pemegang saham Bank Mandiri antara
lain menyetujui pemecahan nilai nominal saham (stock split) Bank Mandiri dari Rp500 (nilai penuh)
per saham menjadi Rp250 (nilai penuh) per saham sehingga modal ditempatkan menjadi sejumlah
46.666.666.666 lembar saham yang terdiri atas 1 lembar saham Seri A Dwiwarna dan
46.666.666.665 lembar saham Seri B. Atas pemecahan nilai nominal saham tersebut tidak terdapat
perubahan pada modal dasar, ditempatkan dan disetor. Pemecahan nilai nominal saham berlaku
efektif pada tanggal 13 September 2017.
Tambahan modal disetor/agio saham pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 sebesar
Rp17.316.192 berasal dari Penawaran Umum Terbatas (PUT), Program Rekapitalisasi (Catatan 1c)
dan penjualan kepemilikan saham Bank Mandiri di UGM dan BDP. Agio saham sebesar
Rp17.316.192 termasuk agio yang berasal dari PUT (Catatan 40a) sebesar Rp10.515.774 sebelum
dikurangi dengan biaya-biaya yang terkait PUT sebesar Rp274.078. Penambahan agio saham di
tahun 2013 sebesar Rp113.817 di laporan keuangan konsolidasian (Rp273.932 di laporan
keuangan Entitas Induk) berasal dari pengalihan kepemilikan saham Bank Mandiri di UGM dan BDP
kepada entitas-entitas sepengendali, yaitu selisih antara harga jual dengan nilai tercatat penyertaan
di laporan keuangan konsolidasian.
Selisih antara harga jual dengan nilai tercatat penyertaan yang dicatat sebagai agio saham di
laporan keuangan induk Bank dan laporan konsolidasian adalah masing-masing sebesar Rp273.932
dan Rp113.817.
Berdasarkan hasil dari uji telaah/due diligence review yang dilaksanakan atas nama Pemerintah
tanggal 31 Desember 1999 dan Kontrak Manajemen (IMPA) tanggal 8 April 2000, ditetapkan bahwa
terdapat kelebihan rekapitalisasi sebesar Rp4.069.000. Bank telah mengembalikan Rp2.657.000
dari Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah ke Pemerintah pada tanggal 7 Juli 2000 sesuai dengan
kontrak manajemen. Sedangkan atas sisa kelebihan sebesar Rp1.412.000 telah dikembalikan
kepada Pemerintah pada tanggal 25 April 2003 sesuai dengan persetujuan dari pemegang saham
dalam rapat tanggal 29 Oktober 2002 dan Surat Keputusan Menteri BUMN
No. KEP-154/M-MBU/2002 tanggal 29 Oktober 2002.
Termasuk di dalam jumlah pengembalian sisa kelebihan dana rekapitalisasi sebesar Rp1.412.000 di
atas adalah bagian dari modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp251.000.
200
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 23 Mei 2003, Menteri Keuangan Republik Indonesia telah mengeluarkan Surat
Keputusan (KMK - RI) No. 227/KMK.02/2003 tanggal 23 Mei 2003 dan kemudian diubah dengan
KMK-RI No. 420/KMK.02/2003 tanggal 30 September 2003 sebagai ketentuan lebih lanjut atas
pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 52 tahun 1999 dan No. 97 tahun 1999 mengenai jumlah
final tambahan penyertaan modal Negara dalam modal Bank Mandiri.
Dengan dilaksanakannya kuasi-reorganisasi oleh Bank, saldo rugi sebelum kuasi-reorganisasi pada
tanggal 30 April 2003 sebesar Rp162.874.901 dieliminasi ke akun tambahan modal disetor/agio.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diadakan tanggal 16 Mei 2019 dan
21 Maret 2018, pemegang saham menyetujui distribusi laba bersih tahun 2018 dan 2017 sebagai
berikut:
2018 2017
Dividen 11.256.759 9.287.857
Laba ditahan
Belum ditentukan penggunaannya 13.758.262 11.351.826
25.015.021 20.639.683
Dividen per lembar saham (nilai penuh) 241,216272 199,025516
Dividen atas laba bersih tahun 2018 sebesar Rp11.256.759, dibayarkan pada tanggal 19 Juni 2019
dan dividen atas laba bersih tahun 2017 sebesar Rp9.287.857, dibayarkan pada tanggal
20 April 2018. Pembayaran dividen tersebut dibukukan sebagai pengurang saldo laba dalam
laporan perubahan ekuitas konsolidasian di tahun dimana pembayaran dilakukan.
201
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Termasuk dalam pendapatan bunga dari kredit yang diberikan adalah pendapatan bunga atas bagian
yang tidak mengalami penurunan nilai dari kredit yang mengalami penurunan nilai untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 masing-masing sebesar Rp511.176 dan Rp589.769
dan pendapatan bunga dari provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian
kredit yang diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2019 dan 2018 masing-masing sebesar Rp3.334.201 dan Rp2.647.879.
Termasuk dalam pendapatan bunga adalah pendapatan bunga dari aset keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi sebesar Rp131.181 dan Rp438.709 masing-masing untuk tahun yang berakhir
tanggal 31 Desember 2019 dan 2018.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, termasuk dalam pendapatan bunga dan pendapatan syariah
di atas adalah pendapatan dari pihak berelasi terkait transaksi obligasi pemerintah dan SPN masing-
masing sebesar Rp6.951.891 dan Rp5.109.695 (lihat Catatan 56).
202
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Beban syariah
Beban deposito mudharabah 2.402.722 2.079.279
Beban tabungan mudharabah 532.066 505.173
Beban investasi terikat 68.446 74.779
Musytarakah - mudharabah musytarakah 23 35
Sertifikat investasi mudharabah antarbank 11.419 44
3.014.676 2.659.310
32.084.902 26.369.938
Termasuk dalam beban bunga dan beban syariah di atas adalah beban bunga dari transaksi dengan
pihak-pihak berelasi terkait beban bunga atas pinjaman yang diterima untuk tahun yang berakhir tanggal
31 Desember 2019 dan 2018 masing-masing sebesar Rp51.349 dan RpNihil (Catatan 56).
203
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
204
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
205
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Jumlah gaji dan tunjangan, bonus dan tantiem, imbalan kerja jangka panjang Dewan Komisaris,
Direksi, Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko, Dewan Pengawas Syariah, serta Senior Executive
Vice President dan Senior Vice President (Bank dan Entitas Anak) masing-masing sebesar
Rp1.380.804 dan Rp1.295.170 (Catatan 56) untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2019 dan 2018, dengan rincian sebagai berikut:
Imbalan
Gaji dan Bonus dan kerja jangka
tunjangan tantiem panjang Total
Imbalan
Gaji dan Bonus dan kerja jangka
tunjangan tantiem panjang Total
206
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, beban promosi termasuk beban
hadiah undian dana pihak ketiga masing-masing sebesar Rp60.886 dan Rp63.868.
Sesuai dengan kebijakan Bank, selain gaji, pegawai juga mendapatkan fasilitas dan tunjangan berupa
Tunjangan Hari Raya (THR), fasilitas kesehatan, uang duka dan santunan duka, tunjangan cuti, fasilitas
jabatan untuk jabatan tertentu, program pensiun untuk pegawai tetap, insentif sesuai dengan kinerja
pegawai dan Bank serta manfaat untuk pegawai yang berhenti bekerja sesuai dengan Undang-undang
Ketenagakerjaan yang berlaku.
Dana pensiun
Bank Mandiri menyelenggarakan lima Dana Pensiun berbentuk Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)
sebagai berikut:
a. Satu Dana Pensiun Pemberi Kerja yang menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti (DPPK -
PPIP) disebut Dana Pensiun Bank Mandiri (DPBM) yang didirikan pada tanggal 1 Agustus 1999
berdasarkan Keputusan Direksi Bank Mandiri No. 004/KEP.DIR/1999 tanggal 26 April 1999
tentang Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Bank Mandiri. Peraturan Dana Pensiun dari
Dana Pensiun Bank Mandiri telah mendapat pengesahan dari Menteri Keuangan Republik
Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
No. KEP/300/KM.017/1999 tanggal 14 Juli 1999 dan diumumkan di dalam Tambahan Lembaran
Berita Negara Republik Indonesia No. 62 tanggal 3 Agustus 1999.
Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Bank Mandiri telah mengalami beberapa kali
perubahan, hal tersebut dilakukan dalam rangka menyesuaikan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku yaitu:
1. Berdasarkan Keputusan Direksi Bank Mandiri No. 068/KEP.DIR/2005 tanggal 28 Juni 2005
dilakukan penyesuaian Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Bank Mandiri dalam rangka
untuk meningkatkan hak atas manfaat pensiun bagi peserta yang meninggal dunia, cacat dan
perubahan usia pensiun peserta. Peraturan Dana Pensiun dimaksud telah mendapat
pengesahan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KEP-213/KM.5/2005 tanggal
22 Juli 2005 dan diumumkan di dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia
No. 77 tanggal 27 September 2005.
3. Berdasarkan Keputusan Direksi Bank Mandiri No. KEP.DIR/005/2018 tanggal 28 Februari 2018
dilakukan penyesuaian Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Bank Mandiri dalam rangka
menyesuaikan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 5/POJK.05/2017 Tentang Iuran,
Manfaat Pensiun Dan Manfaat Lain Yang Diselenggarakan Oleh Dana Pensiun, Peraturan
Dana Pensiun dimaksud telah mendapat pengesahan berdasarkan Keputusan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor KEP-125/NB.11/2018 tanggal 12 Maret 2018.
207
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Iuran pensiun yang dibukukan atas nama masing-masing Peserta ditanggung bersama oleh
Pemberi Kerja dan Peserta:
1. Peserta wajib membayar iuran sebesar 5% (lima per seratus) dari Penghasilan Dasar Pensiun.
2. Pemberi Kerja wajib membayar iuran sebesar 10% (sepuluh per seratus) dari Penghasilan
Dasar Pensiun.
Dana Pensiun Bank Mandiri menginvestasikan beberapa sumber keuangannya antara lain pada
deposito berjangka dan deposito on call Bank Mandiri. Saldo deposito berjangka dan
deposito on call tersebut pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 masing-masing sebesar
Rp11.250 dan Rp37.000. Tingkat suku bunga atas deposito tersebut adalah sama dengan suku
bunga atas deposito berjangka pihak ketiga.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, Bank telah membayar
iuran pensiun masing-masing sebesar Rp456.717 dan Rp431.438.
b. Empat Dana Pensiun Pemberi Kerja yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti
(DPPK-PPMP) yang berasal dari penggabungan 4 (empat) bank legacy, yaitu:
1. Dana Pensiun Bank Mandiri Satu (Bank Bumi Daya),
2. Dana Pensiun Bank Mandiri Dua (Bank Dagang Negara),
3. Dana Pensiun Bank Mandiri Tiga (Bank Exim) dan
4. Dana Pensiun Bank Mandiri Empat (Bank Pembangunan Indonesia).
Peserta program pensiun manfaat pasti adalah mereka yang berasal dari legacy bank dengan
masa kerja tiga tahun atau lebih pada saat penggabungan yang terdiri dari pegawai aktif bank,
bekas karyawan (karyawan yang berhenti bekerja dan tidak mengalihkan haknya ke dana pensiun
lain) dan pensiunan.
Peraturan untuk masing-masing dana pensiun tersebut telah disahkan dengan Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia masing-masing No. KEP-394/KM.017/1999,
No. KEP-395/KM.017/1999, No. KEP-396/KM.017/1999 dan No. KEP-397/KM.017/1999
seluruhnya tertanggal 15 November 1999. Berdasarkan persetujuan pemegang saham
No. S-923/M-MBU/2003 tanggal 6 Maret 2003, Bank Mandiri telah melakukan penyesuaian
manfaat pensiun dari masing-masing Dana Pensiun Bank Mandiri Satu sampai dengan Dana
Pensiun Bank Mandiri Empat. Keputusan tersebut telah dituangkan dalam Peraturan Dana
Pensiun (PDP) dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Keuangan dengan Surat
Keputusan masing-masing No. KEP/115/KM.6/2003 untuk PDP Dana Pensiun Bank Mandiri Satu,
No. KEP/116/KM.6/2003 untuk PDP Dana Pensiun Bank Mandiri Dua, No. KEP/117/KM.6/2003
untuk PDP Dana Pensiun Bank Mandiri Tiga dan No. KEP/118/KM.6/2003 untuk Dana Pensiun
Bank Mandiri Empat seluruhnya tertanggal 31 Maret 2003.
Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Bank Mandiri Satu (DPBM Satu), Dana Pensiun Bank
Mandiri Dua (DPBM Dua), Dana Pensiun Bank Mandiri Tiga (DPBM Tiga) dan Dana Pensiun Bank
Mandiri Empat (DPBM Empat) telah mengalami beberapa kali perubahan, hal tersebut dilakukan
dalam rangka menyesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu:
1. Berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 28 Mei 2007, Bank
Mandiri menaikkan manfaat pensiun dari masing-masing Dana Pensiun. Keputusan kenaikan
manfaat pensiun dituangkan dalam Peraturan Dana Pensiun masing-masing dan telah
mendapatkan persetujuan Menteri Keuangan melalui Surat Keputusan No. KEP-144/
KM.10/2007 (DPBM Satu); No. KEP-145/KM.10/2007 (DPBM Dua); No. KEP-146/KM.10/2007
(DPBM Tiga) dan No. KEP-147/KM.10/2007 (DPBM Empat) seluruhnya tertanggal 20 Juli 2007.
208
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. Berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 17 Mei 2010, Bank
Mandiri menaikkan manfaat pensiun dari masing-masing Dana Pensiun. Keputusan kenaikan
manfaat pensiun dituangkan dalam Peraturan Dana Pensiun masing-masing dan telah
mendapatkan persetujuan Menteri Keuangan melalui surat Keputusan No. KEP-
441/KM.10/2010 (DPBM Satu); No. KEP-442/KM.10/2010 (DPBM Dua); No. KEP-
443/KM.10/2010 (DPBM Tiga) dan No. KEP-444/KM.10/2010 (DPBM Empat), seluruhnya
tertanggal 10 Agustus 2010.
3. Berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 23 Mei 2011, Bank
Mandiri menaikkan manfaat pensiun dari masing-masing Dana Pensiun. Keputusan kenaikan
manfaat pensiun dituangkan dalam Peraturan Dana Pensiun masing-masing dan telah
mendapatkan persetujuan Menteri Keuangan melalui surat Keputusan No. KEP-
588/KM.10/2011 (DPBM Satu); No. Kep-589/KM.10/2011 (DPBM Dua); No. KEP-
590/KM.10/2011 (DPBM Tiga) dan No. KEP-591/KM.10/2011 (DPBM Empat), seluruhnya
tertanggal 20 Juli 2011.
4. Berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 2 April 2013, Bank
Mandiri menaikkan manfaat pensiun dari masing-masing Dana Pensiun. Keputusan kenaikan
manfaat pensiun dituangkan dalam Peraturan Dana Pensiun masing-masing dan telah
mendapatkan persetujuan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan melalui surat Keputusan
No. KEP-349/NB.1/2013 (DPBM Satu); No. KEP-350/NB.1/2013 (DPBM Dua); No. KEP-
351/NB.1/2013 (DPBM Tiga) dan No: KEP-352/NB.1/2013 (DPBM Empat), seluruhnya
tertanggal 14 Juni 2013.
Pada RUPS tersebut juga diputuskan pemberian manfaat lain serta pendelegasian wewenang
kepada Dewan Komisaris untuk memutuskan kenaikan manfaat pensiun dan manfaat lain
sepanjang sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu setelah kenaikan manfaat pensiun
atau pemberian manfaat lain, Rasio Kecukupan Dana (RKD), DPBM Satu, DPBM Dua, DPBM
Tiga dan DPBM Empat minimal 115%.
5. Berdasarkan persetujuan Rapat Dewan Komisaris Bank Mandiri tanggal 2 Juli 2014, Bank
Mandiri memberikan manfaat lain kepada masing-masing Dana Pensiun. Keputusan
memberikan manfaat pensiun lain ini dituangkan dalam Peraturan Dana Pensiun masing-
masing dan telah mendapatkan persetujuan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan
melalui surat Keputusan No. KEP-1773/NB.1/2014 (DPBM Satu); No. KEP-1774/NB.1/2014
(DPBM Dua); No. KEP-1775/NB.1/2014 (DPBM Tiga) dan No: KEP-1776/NB.1/2014 (DPBM
Empat), seluruhnya tertanggal 17 Juli 2014.
6. Berdasarkan persetujuan Rapat Dewan Komisaris Bank Mandiri tanggal 3 Juni 2015, Bank
Mandiri memberikan manfaat lain kepada masing-masing Dana Pensiun. Keputusan untuk
memberikan manfaat lain ini dituangkan dalam Peraturan Dana Pensiun masing-masing dan
telah mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris Otoritas Jasa Keuangan melalui Surat
Keputusan No. KEP-525/NB.1/2015 (DPBM Satu); No. KEP-526/NB.1/2015 (DPBM Dua);
No. KEP-527/NB.1/2015 (DPBM Tiga) dan No. KEP-528/NB.1/2015 (DPBM Empat),
seluruhnya tertanggal 29 Juni 2015.
7. Berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 21 Maret 2016
disetujui untuk mengubah ketentuan syarat minimal Rasio Kecukupan Dana (RKD), DPBM
Satu, DPBM Dua, DPBM Tiga dan DPBM Empat yang semula minimal 115% menjadi minimal
105%, sehingga pelimpahan kewenangan kepada Dewan Komisaris berkaitan dengan
keputusan kenaikan manfaat pensiun dan manfaat lain sepanjang sesuai dengan ketentuan
yang berlaku yaitu setelah kenaikan manfaat pensiun atau pemberian manfaat lain, diubah
menjadi telah memenuhi persyaratan sekurang-kurangnya:
209
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
a. Rasio Kecukupan Dana (RKD) setelah kenaikan Manfaat Pensiun dan atau pemberian
Manfaat Lain minimal sebesar 105% berdasarkan tabel mortalita yang ditetapkan oleh
Perseroan sebagai Pendiri.
b. Masih terdapat surplus dan tidak menimbulkan kewajiban iuran tambahan serta kewajiban
akuntansi berdasarkan PSAK No. 24.
8. Berdasarkan persetujuan Rapat Dewan Komisaris Bank Mandiri tanggal 22 Juni 2016, Bank
Mandiri memberikan kenaikan Manfaat Pensiun kepada Dana Pensiun Bank Mandiri Tiga dan
memberikan Manfaat Lain kepada masing-masing Dana Pensiun. Keputusan untuk
memberikan kenaikan Manfaat Pensiun dan memberikan Manfaat Lain ini dituangkan dalam
Peraturan Dana Pensiun masing-masing dan telah mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris
Otoritas Jasa Keuangan melalui Surat Keputusan No. KEP-40/NB.1/2016 (DPBM Satu);
No. KEP-41/NB.1/2016 (DPBM Dua); No. KEP-42/NB.1/2016 (DPBM Tiga) dan No. KEP-
43/NB.1/2016 (DPBM Empat), seluruhnya tertanggal 29 Juni 2016.
10. Berdasarkan persetujuan Rapat Dewan Komisaris Bank Mandiri tanggal 3 Mei 2017, Bank
Mandiri memberikan kenaikan Manfaat Pensiun dan pemberian Manfaat Lain dalam bentuk
Manfaat Tambahan kepada masing-masing Dana Pensiun. Keputusan untuk memberikan
kenaikan Manfaat Pensiun dan Pemberian Manfaat Lain dalam bentuk Manfaat Tambahan
dituangkan dalam Peraturan Dana Pensiun masing-masing dan telah mendapatkan
persetujuan Dewan Komisaris Otoritas Jasa Keuangan melalui Surat Keputusan No. KEP-
30/NB.1/2017 (DPBM Satu); No. KEP-31/NB.1/2017 (DPBM Dua); No. KEP-32/NB.1/2017
(DPBM Tiga) dan No. KEP-33/NB.1/2017 (DPBM Empat), seluruhnya tertanggal 9 Juni 2017.
Terhadap penyesuaian Peraturan Dana Pensiun tersebut selain dalam rangka memberikan
kenaikan Manfaat Pensiun dan pemberian Manfaat Lain dalam bentuk Manfaat Tambahan
kepada masing-masing Dana Pensiun juga dilakukan dalam rangka menyesuaikan dengan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 5/POJK.05/2017 tanggal 1 Maret 2017, Tentang
Iuran, Manfaat Pensiun dan Manfaat Lain yang diselenggarakan oleh Dana Pensiun.
11. Berdasarkan Rapat Dewan Komisaris Bank Mandiri tanggal 28 Maret 2018, maka Dewan
Komisaris menyetujui pemberikan Manfaat Lain dalam bentuk Manfaat Tambahan kepada
masing-masing Dana Pensiun. Keputusan untuk memberikan Manfaat Lain dalam bentuk
Manfaat Tambahan dituangkan dalam Peraturan Dana Pensiun masing-masing dan telah
mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris Otoritas Jasa Keuangan melalui Surat Keputusan
No. KEP-22/NB.1/2018 (DPBM Satu); No. KEP-23/NB.1/2018 (DPBM Dua); No. KEP-
24/NB.1/2018 (DPBM Tiga) dan No. KEP-25/NB.1/2018 (DPBM Empat), seluruhnya tertanggal
16 April 2018.
210
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. Berdasarkan Rapat Dewan Komisaris Bank Mandiri tanggal 20 Maret 2019, maka Dewan
Komisaris menyetujui pemberikan Manfaat Lain dalam bentuk Manfaat Tambahan kepada
masing-masing Dana Pensiun. Keputusan untuk memberikan Manfaat Lain dalam bentuk
Manfaat Tambahan dituangkan dalam Peraturan Dana Pensiun masing-masing dan telah
mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris Otoritas Jasa Keuangan melalui Surat Keputusan
No. KEP-10/NB.1/2019 (DPBM Satu); No. KEP-11/NB.1/2019 (DPBM Dua); No.
KEP-12/NB.1/2019 (DPBM Tiga) dan No. KEP-13/NB.1/2019 (DPBM Empat), seluruhnya
tertanggal 16 April 2019.
Perhitungan aktuaria atas liabilitas manfaat pensiun untuk Bank saja pada tanggal 31 Desember 2019
dan 2018 didasarkan atas estimasi perhitungan aktuaria untuk tahun yang berakhir tanggal
31 Desember 2019 dan 2018 yang tercantum pada laporan dari PT Bestama Aktuaria tertanggal
2 Januari 2020 dan 7 Januari 2019 dengan metode Projected Unit Credit.
Asumsi-asumsi yang digunakan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2019 dan 2018
adalah sebagai berikut:
DPBMS DPBMD DPBMT DPBME
Tingkat diskonto 7,50% per tahun 7,50% per tahun 7,50% per tahun 7,50% per tahun
(2018: 8,30% per (2018: 8,30% per (2018: 8,30% per (2018: 8,30% per
tahun) tahun) tahun) tahun)
Tingkat pengembalian aset dana 9,50% per tahun 9,50% per tahun 9,50% per tahun 9,50% per tahun
pensiun yang diharapkan
Masa kerja yang Per 31 Juli 1999 Per 31 Juli 1999 Per 31 Juli 1999 Per 31 Juli 1999
digunakan
Penghasilan Dasar Pensiun Gaji Pokok x Indeks Gaji Pokok + (Gaji Pokok + Gaji bulan terakhir per
(PhDP) yang digunakan yang terdaftar pada Tunjangan lainnya Tunjangan Keluarga) x 31 Juli 1999 yang telah
tanggal 31 Juli 1999 yang terdaftar pada Tunjangan kemahalan disesuaikan kembali
yang telah disesuaikan tanggal 31 Juli 1999 cabang yang terdaftar pada tanggal
pada tanggal 31 yang telah disesuaikan pada tanggal 31 Juli 31 Desember 2002
Desember 2002 pada tanggal 31 1999 yang telah
Desember 2002 disesuaikan pada
tanggal 31 Desember
2002
Tabel tingkat kematian 80% UN 2010 Male 80% UN 2010 Male 80% UN 2010 Male 80% UN 2010 Male
5,00% pada usia 25 5,00% pada usia 25 5,00% pada usia 25 5,00% pada usia 25
Tingkat pengunduran diri tahun dan menurun tahun dan menurun tahun dan menurun tahun dan menurun
secara linear 0,167% secara linear 0,167% secara linear 0,167% secara linear 0,167%
setiap tahun sampai setiap tahun sampai setiap tahun sampai setiap tahun sampai
dengan 0% pada usia dengan 0% pada usia dengan 0% pada usia dengan 0% pada usia
55 tahun 55 tahun 55 tahun 55 tahun
Tingkat kecacatan 10,00% dari tingkat 10,00% dari tingkat 10,00% dari tingkat 10,00% dari tingkat
mortalita mortalita mortalita mortalita
Metode aktuaria Projected Unit Credit Projected Unit Credit Projected Unit Credit Projected Unit Credit
Usia pensiun normal 48 tahun sampai 56 tahun untuk 56 tahun untuk 56 tahun untuk
dengan 56 tahun semua strata semua strata semua strata
disesuaikan
berdasarkan strata
Tingkat kenaikan manfaat
Nihil Nihil Nihil 2,00% per tahun
pensiun
3,00% dari 3,00% dari 3,00% dari
3,00% dari imbalan
Tarif pajak rata-rata imbalan imbalan imbalan
211
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Estimasi nilai kini liabilitas manfaat pensiun dan nilai wajar aset bersih pada tanggal 31 Desember 2019
adalah sebagai berikut:
*) Tidak terdapat akumulasi kerugian aktuarial bersih dan biaya jasa lalu yang belum diakui serta tidak terdapat nilai kini dari manfaat ekonomis yang tersedia dalam
bentuk pengembalian dana dari program atau pengurangan iuran masa depan.
**) Tidak ada aset yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian karena ketentuan yang disyaratkan dalam PSAK No. 24 mengenai “Imbalan Kerja” tidak terpenuhi.
Estimasi nilai kini liabilitas manfaat pensiun dan nilai wajar aset bersih pada tanggal 31 Desember 2018
berdasarkan laporan aktuaria independen adalah sebagai berikut:
*) Tidak terdapat akumulasi kerugian aktuarial bersih dan biaya jasa lalu yang belum diakui serta tidak terdapat nilai kini dari manfaat ekonomis yang tersedia dalam
bentuk pengembalian dana dari program atau pengurangan iuran masa depan.
**) Tidak ada aset yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian karena ketentuan yang disyaratkan dalam PSAK No. 24 mengenai “Imbalan Kerja” tidak terpenuhi.
Komposisi aset program dari masing-masing dana pensiun pada tanggal 31 Desember 2019 dan
2018 terdiri dari:
Deposito 6% 8% 3% 12%
Obligasi 39% 44% 22% 41%
Penempatan langsung 7% 18% 28% 18%
Tanah dan bangunan 23% 3% 26% 5%
Saham 5% 3% 1% 1%
Surat Berharga Negara 19% 20% 16% 10%
Lain-lain 1% 4% 4% 13%
212
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Komposisi aset program dari masing-masing dana pensiun pada tanggal 31 Desember 2019 dan
2018 terdiri dari (lanjutan):
Deposito 5% 7% 4% 15%
Obligasi 36% 46% 21% 40%
Penempatan langsung 7% 18% 29% 18%
Tanah dan bangunan 29% 3% 21% 5%
Saham 4% 3% 1% 1%
Surat Berharga Negara 18% 20% 20% 6%
Lain-lain 1% 3% 4% 15%
Bank Mandiri telah menerapkan kebijakan akuntansi imbalan kerja PSAK No. 24 dengan mengakui
cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai (employee service entitlements). Pada tanggal
31 Desember 2019 dan 2018, Bank Mandiri mengakui cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai
berdasarkan UU No. 13/2003 masing-masing sejumlah Rp3.689.782 dan Rp3.563.484 (termasuk
Rp8.240 yang merupakan pesangon atas pegawai yang sudah berhenti tetapi belum dibayarkan dan
telah dikeluarkan dari perhitungan aktuarial) berdasarkan perkiraan biaya uang penghargaan pegawai
sebagaimana tercantum dalam laporan aktuaria independen (Catatan 34).
Penyisihan atas tunjangan masa kerja pegawai pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 dihitung
berdasarkan perhitungan hak masa kerja pegawai untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2019 dan
2018 sebagaimana tercantum dalam laporan aktuaria independen PT Bestama Aktuaria tanggal
2 Januari 2020 dan 7 Januari 2019. Asumsi-asumsi yang digunakan oleh aktuaria untuk tahun yang
berakhir tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah sebagai berikut:
Jumlah yang diakui pada laporan posisi keuangan ditentukan berdasarkan laporan aktuaria independen
sebagai berikut (Bank Mandiri saja):
213
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Mutasi nilai kini kewajiban pasti selama tahun berjalan adalah sebagai berikut (Bank Mandiri saja):
Jumlah yang diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain berdasarkan laporan
aktuaria independen adalah sebagai berikut (Bank Mandiri saja):
Rekonsiliasi cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai adalah sebagai berikut:
Bank Mandiri
Cadangan atas tunjangan masa kerja
pegawai awal tahun 2.988.260 3.512.601
Biaya selama tahun berjalan 559.300 554.688
Pembayaran manfaat (168.213) (90.625)
Keuntungan aktuarial yang diakui pada
penghasilan komprehensif lain (394.738) (988.404)
Cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai
(Bank Mandiri saja) 2.984.609 2.988.260
Entitas Anak
Cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai 696.933 566.984
Total cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai 3.681.542*) 3.555.244*)
*)
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, jumlah tersebut tidak termasuk pesangon atas pegawai yang telah berhenti tetapi belum dibayarkan
sebesar Rp8.240 yang telah dikeluarkan dari perhitungan aktuarial.
214
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Nilai kini liabilitas yang didanai, nilai wajar aset program dan surplus pada program untuk lima tahun
terakhir yaitu (Bank Mandiri saja):
31 Desember
Nilai kini kewajiban imbalan pasti 2.984.609 2.988.260 3.512.601 2.434.892 1.976.724
Nilai wajar aset program - - - - -
Penyesuaian pengalaman pada liabilitas program 330.750 389.056 (89.944) 152.490 62.579
Apresiasi Pensiun
Bank Mandiri memberikan program apresiasi pensiun kepada pegawai yang memasuki usia pensiun
normal (56 tahun). Program ini berlaku bagi pegawai yang telah memasuki masa kerja 10 tahun. Nilai
kini kewajiban untuk cadangan atas program apresiasi pensiun per 31 Desember 2019 dan 2018
berdasarkan perhitungan aktuaria sebesar Rp59.187 dan RpNihil (Catatan 34).
Asumsi-asumsi yang digunakan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:
a. Tingkat diskonto: 7,60%
b. Harga emas: Rp697.583 (nilai penuh)
c. Tingkat kenaikan harga emas: 8,00%
d. Tabel tingkat kematian yang digunakan Tabel Mortalita Indonesia IV atau TMI IV.
e. Tingkat kecacatan 10% dari TMI IV.
f. Tingkat pengunduran diri 5% pertahun untuk usia sampai dengan 25 tahun dan menurun secara
linear hingga 0% di usia 55 tahun.
g. Usia pensiun normal berkisar antara 36 tahun sampai dengan 56 tahun disesuaikan berdasarkan
strata.
h. Metode aktuaria adalah projected unit credit method.
Mutasi nilai kini kewajiban pasti selama tahun berjalan adalah sebagai berikut (Bank Mandiri saja):
31 Desember 2019
Jumlah yang diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain berdasarkan laporan
aktuaria independen adalah sebagai berikut (Bank Mandiri saja):
31 Desember 2019
215
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rekonsiliasi PVDBO:
31 Desember 2019
UUK Apresiasi
DPBMS DPBMD DPBMT DPBME No. 13/2003 Pensiun
PVDBO pada akhir tahun 1.369.078 1.618.288 695.760 475.040 2.984.609 59.187
31 Desember 2018
UUK Apresiasi
DPBMS DPBMD DPBMT DPBME No. 13/2003 Pensiun
31 Desember 2019
Nilai wajar aset program pada awal tahun 1.570.732 1.691.473 734.258 540.969
Pembayaran imbalan dari aset program (168.406) (191.885) (81.981) (53.678 )
Pendapatan bunga atas aset program 123.382 132.429 57.541 42.673
Hasil aset program (tidak termasuk
pendapatan bunga) 81.026 43.471 41.710 4.016
Nilai wajar aset program pada akhir tahun 1.606.734 1.675.488 751.528 533.980
31 Desember 2018
Nilai wajar aset program pada awal tahun 1.606.801 1.826.762 803.529 566.038
Pembayaran imbalan dari aset program (172.779) (192.513) (85.926) (51.982 )
Pendapatan bunga atas aset program 112.510 128.057 56.281 39.963
Hasil aset program (tidak termasuk
pendapatan bunga) 24.200 (70.833) (39.626) (13.050 )
Nilai wajar aset program pada akhir tahun 1.570.732 1.691.473 734.258 540.969
216
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Mutasi penghasilan komprehensif lainnya untuk Bank saja untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2019 dan 2018 adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019
UUK Apresiasi
DPBMS DPBMD DPBMT DPBME No. 13/2003 Pensiun
31 Desember 2018
UUK Apresiasi
DPBMS DPBMD DPBMT DPBME No. 13/2003 Pensiun
Jatuh tempo dari manfaat pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah sebagai berikut untuk
UUK No. 13/2003:
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Tahun ke-1 225.908 321.803
Tahun ke-2 256.052 368.388
Tahun ke-3 261.381 431.517
Tahun ke-4 335.819 448.975
Tahun ke-5 427.208 607.729
Tahun ke-6 dan seterusnya 15.469.465 53.441.408
Total 16.975.833 55.619.820
Rata-rata durasi kewajiban manfaat pasti adalah 11,15 tahun dan 10,42 tahun, dan kewajiban iuran
pasti adalah 17,49 tahun dan 15,08 tahun per tanggal 31 Desember 2019 dan 2018.
Penyisihan aktuaria atas liabilitas manfaat pensiun untuk Entitas Anak pada tanggal 31 Desember 2019
dan 2018 didasarkan atas estimasi perhitungan aktuaria untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2019 dan 2018.
217
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Penyisihan atas tunjangan masa kerja pegawai pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 Entitas
Anak telah dihitung oleh aktuaria independen sebagaimana tercantum dalam laporan aktuaria
independen sebagai berikut:
Aktuaria
Nama Entitas Anak Independen 2019 2018
PT AXA Mandiri Financial Services PT Dayamandiri Dharmakonsilindo 8 Januari 2020 14 Januari 2019
PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia PT Sigma Prima Solusindo 3 Januari 2020 5 Januari 2019
PT Mandiri Utama Finance PT Kompujasa Aktuaria Indonesia 31 Desember 2019 3 Januari 2019
Sensitivitas dari kewajiban imbalan pasti terhadap perubahan asumsi aktuaria adalah sebagai berikut
(Bank Mandiri saja) (tidak diaudit):
Tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember
2019 2018
Perubahan asumsi:
Kenaikan 1% tingkat diskonto (2.532.019) (2.532.393)
Penurunan 1% tingkat diskonto 3.589.252 3.587.607
218
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Akun-akun di bawah ini merupakan akun yang dicatat di laporan posisi keuangan konsolidasian ekstra-
komtabel (off balance sheet):
31 Desember 31 Desember
2019 2018
KOMITMEN
Liabilitas komitmen:
Fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan*)
Pihak berelasi (Catatan 56) (67.895.741) (55.668.817)
Pihak ketiga (116.865.692) (103.488.612)
(184.761.433) (159.157.429)
Letter of credit yang tidak dapat dibatalkan yang masih
berjalan (Catatan 31):
Pihak berelasi (Catatan 56) (7.689.574) (11.195.881)
Pihak ketiga (9.875.779) (8.550.047)
(17.565.353) (19.745.928)
Liabilitas komitmen - neto (202.326.786) (178.903.357)
KONTINJENSI
Tagihan kontinjensi:
Garansi yang diterima dari bank lain 21.693.786 15.016.138
Pendapatan bunga dalam penyelesaian 7.897.176 8.811.005
Lain-lain 32.729 32.729
29.623.691 23.859.872
Liabilitas kontinjensi:
Garansi yang diberikan dalam bentuk:
Bank garansi (Catatan 31):
Pihak berelasi (Catatan 56) (18.426.336) (26.849.223)
Pihak ketiga (78.037.060) (55.264.862)
(96.463.396) (82.114.085)
*)
Termasuk fasilitas kredit committed dan uncommitted yang belum digunakan.
219
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Akun-akun di bawah ini merupakan akun yang dicatat di laporan posisi keuangan konsolidasian ekstra-
komtabel (off balance sheet) (lanjutan):
31 Desember 31 Desember
2019 2018
KONTINJENSI (lanjutan)
Liabilitas kontinjensi (lanjutan):
Garansi yang diberikan dalam bentuk (lanjutan):
Standby letter of credit (Catatan 31)
Pihak berelasi (Catatan 56) (9.253.918) (7.673.903)
Pihak ketiga (4.544.170) (5.457.786)
(13.798.088) (13.131.689)
Lain-lain (1.206.502) (816.766)
Total (111.467.986) (96.062.540)
Liabilitas kontinjensi - neto (81.844.295) (72.202.668)
(284.171.081) (251.106.025)
Nilai wajar dari transaksi berjangka dan swap pertukaran mata uang asing disajikan dalam laporan posisi
keuangan konsolidasian sebagai tagihan/liabilitas derivatif (Catatan 11).
Rincian transaksi pembelian dan penjualan tunai (spot) mata uang asing (Bank Mandiri saja) pada
tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019
Spot - Beli Spot - Jual
Mata uang asal Setara Mata uang asal Setara
Mata uang asal (nilai penuh) Rupiah (nilai penuh) Rupiah
31 Desember 2018
Spot - Beli Spot - Jual
Mata uang asal Setara Mata uang asal Setara
Mata uang asal (nilai penuh) Rupiah (nilai penuh) Rupiah
220
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut:
11. PT Estika Daya Mandiri Dikendalikan oleh Dana Pensiun Bank Mandiri 1
PT Asuransi Staco Mandiri (dahulu PT Asuransi
12. Dikendalikan oleh Dana Pensiun Bank Mandiri 2
Staco Jasapratama)
13. PT Mulia Sasmita Bhakti Dikendalikan oleh Dana Pensiun Bank Mandiri 3
14. PT Krida Upaya Tunggal Dikendalikan oleh Dana Pensiun Bank Mandiri 4
15. PT Wahana Optima Permai Dikendalikan oleh Dana Pensiun Bank Mandiri 4
Sifat dari transaksi dengan pihak-pihak berelasi antara lain adalah penyertaan saham, efek-efek
yang diterbitkan, pinjaman dan efek-efek subordinasi, kredit yang diberikan, simpanan nasabah dan
bank garansi.
221
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
222
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
· Hubungan pihak berelasi dengan entitas Pemerintah (lanjutan):
No. Pihak berelasi Sifat dari hubungan
223
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
224
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
225
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
226
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
227
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
228
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
229
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
230
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
231
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
232
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
233
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
234
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
235
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
236
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
237
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
601. Perum Perikanan Indonesia (Perum PERINDO) Badan Usaha Milik Negara
612. PT Asuransi Kredit Indonesia (PT Askrindo) Badan Usaha Milik Negara
615. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Badan Usaha Milik Negara
616. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Badan Usaha Milik Negara
617. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Badan Usaha Milik Negara
630. PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari Badan Usaha Milik Negara
238
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
239
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
240
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
Sifat dari transaksi dengan pihak-pihak berelasi entitas pemerintah antara lain adalah giro pada
bank lain, penempatan pada bank lain, efek-efek, obligasi pemerintah, tagihan lainnya - transaksi
perdagangan, tagihan derivatif, kredit yang diberikan, piutang pembiayaan konsumen, tagihan
akseptasi, liabilitas derivatif, simpanan nasabah, simpanan dari bank lain, liabilitas akseptasi,
liabilitas atas efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali, efek-efek yang diterbitkan, pinjaman
yang diterima, pinjaman dan efek-efek subordinasi, fasilitas kredit yang diberikan yang belum
digunakan, bank garansi, letter of credit yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dan
standby letter of credit.
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Grup juga melakukan transaksi pembelian atau
penggunaan jasa seperti biaya telekomunikasi, biaya listrik dan biaya lainnya dengan pihak-pihak
berelasi entitas pemerintah.
Gaji dan tunjangan, bonus dan tantiem, imbalan jangka panjang untuk Dewan Komisaris, Direksi,
Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko, Dewan Pengawas Syariah serta Senior Executive Vice
President dan Senior Vice President (Catatan 49) untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2019 dan 2018 masing-masing sebesar Rp1.380.804 dan Rp1.295.170 atau 3,45%
dan 3,44% dari jumlah beban operasional lainnya konsolidasian.
Rincian saldo transaksi dengan pihak-pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah
sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Aset
Giro pada bank lain (Catatan 5a) 4.493 8.476
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain (Catatan 6b) 1.499.924 1.162.378
Efek-efek (Catatan 7a)*) 27.377.257 21.562.800
Obligasi pemerintah (Catatan 8) 129.000.300 114.284.518
Tagihan lainnya - transaksi perdagangan (Catatan 9a) 14.186.619 10.724.084
Tagihan derivatif (Catatan 11) 18.817 149.832
Kredit yang diberikan (Catatan 12A.a) 171.384.121 160.729.702
Piutang pembiayaan konsumen (Catatan 13a) 6.758 8.278
Tagihan akseptasi (Catatan 15a) 1.198.875 2.183.157
Penyertaan saham (Catatan 16a) 112.298 322.617
Total aset kepada pihak-pihak berelasi 344.789.462 311.135.842
Total aset konsolidasian 1.318.246.335 1.202.252.094
*)
Disajikan bruto sebelum diskonto yang belum diamortisasi dan (kerugian)/keuntungan yang belum direalisasi dari (penurunan)/kenaikan nilai
efek-efek.
241
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rincian saldo transaksi dengan pihak-pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah
sebagai berikut (lanjutan):
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Liabilitas
Simpanan nasabah
Giro dan giro wadiah (Catatan 21a) 60.118.497 51.161.488
Tabungan dan tabungan wadiah (Catatan 22a) 3.307.760 3.537.033
Deposito berjangka (Catatan 23a) 34.132.147 40.762.862
Simpanan dari bank lain
Giro, giro wadiah dan tabungan (Catatan 24a) 148.557 787.013
Deposito berjangka (Catatan 26a) - 116.958
Liabilitas atas efek-efek yang dijual
dengan janji dibeli kembali (Catatan 28) - 102.234
Liabilitas derivatif (Catatan 11) 42.505 19.126
Liabilitas akseptasi (Catatan 29a) 2.076.355 4.688.800
Efek-efek yang diterbitkan (Catatan 30) 10.696.100 10.071.700
Pinjaman yang diterima (Catatan 36) 984.974 423.686
Pinjaman dan efek-efek subordinasi (Catatan 37) 127.750 136.750
Total liabilitas kepada pihak-pihak berelasi 111.634.645 111.807.650
Total liabilitas konsolidasian 1.025.749.580 941.953.100
2019 2018
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
Pendapatan bunga dari obligasi pemerintah
dan SPN (Catatan 41) 6.951.891 5.109.695
Persentase terhadap pendapatan bunga
dan pendapatan syariah 7,60% 6,31%
Beban bunga pinjaman yang diterima 51.349 -
Persentase terhadap beban bunga dan beban syariah 0,16% -
242
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rincian saldo transaksi dengan pihak-pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah
sebagai berikut (lanjutan):
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Komitmen dan kontinjensi (Catatan 54)
Fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan 67.895.741 55.668.817
Letter of Credit yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan 7.689.574 11.195.881
Garansi yang diberikan dalam bentuk Bank Garansi 18.426.336 26.849.223
Garansi yang diberikan dalam bentuk Standby letter of credit 9.253.918 7.673.903
Total komitmen dan kontinjensi untuk pihak berelasi 103.265.569 101.387.824
Total komitmen dan kontinjensi konsolidasian - neto 284.171.081 251.106.025
Grup telah menyajikan segmen operasi berdasarkan informasi yang disiapkan secara internal untuk
pengambilan keputusan operasional (lihat Catatan 2ak).
Di bawah ini penjelasan mengenai operasi dari masing-masing pelaporan segmen per 31 Desember
2019:
· Commercial Banking : termasuk kredit yang diberikan dengan skala menengah dan
sektor otomotif, simpanan nasabah dan transaksi-transaksi
lainnya milik nasabah komersial.
· Retail Banking (terdiri dari : termasuk kredit yang diberikan kepada badan usaha atau
segmen individu dengan skala mikro hingga kecil, produk dan jasa
konsumer/individual, lainnya seperti dana pihak ketiga, transaksi pembayaran dan
segmen mikro & bisnis transaksi-transaksi lainnya milik nasabah mikro dan kecil serta
dan wealth) kredit pembiayaan konsumsi termasuk kredit kepemilikan
rumah, kartu kredit serta produk dan jasa lainnya seperti dana
pihak ketiga, transaksi pembayaran dan transaksi-transaksi
lainnya milik nasabah perorangan.
243
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Di bawah ini penjelasan mengenai operasi dari masing-masing pelaporan segmen per 31 Desember
2019 (lanjutan):
· Treasury & International : segmen treasury terkait dengan kegiatan treasury Bank
Banking termasuk transaksi valuta asing, money market, fixed income,
bisnis perbankan internasional, pasar modal, supervisi Kantor
Luar Negeri.
· Kantor Pusat : terutama mengelola aset dan liabilitas Grup selain yang telah
dikelola oleh segmen operasi lainnya termasuk menerima
alokasi biaya atas penyediaan jasa servis secara sentralisasi
kepada segmen lainnya serta pendapatan/biaya yang tidak
teralokasi ke pelaporan segmen lainnya.
· Entitas Anak - Syariah : seluruh transaksi yang dilakukan oleh Entitas Anak yang
bergerak di bidang perbankan syariah.
· Entitas Anak - Asuransi : seluruh transaksi yang dilakukan oleh Entitas Anak yang
bergerak di bidang asuransi jiwa, asuransi kesehatan dan
asuransi kerugian.
· Entitas Anak - selain Syariah : seluruh transaksi Entitas Anak yang bergerak di bidang
dan asuransi pembiayaan konsumen, layanan remittance, sekuritas dan
perbankan.
Di bawah ini penjelasan mengenai operasi dari masing-masing pelaporan segmen per 31 Desember
2018:
- Middle Corporate : termasuk kredit yang diberikan dengan skala menengah dan
sektor otomotif, simpanan nasabah dan transaksi-transaksi
lainnya milik nasabah middle corporate (komersial).
· Retail Banking (terdiri dari : termasuk kredit yang diberikan kepada badan usaha atau
segmen individu dengan skala mikro hingga kecil, produk dan jasa
konsumer/individual, lainnya seperti dana pihak ketiga, transaksi pembayaran dan
segmen mikro & bisnis transaksi-transaksi lainnya milik nasabah mikro dan kecil serta
dan wealth) kredit pembiayaan konsumsi termasuk kredit kepemilikan
rumah, kartu kredit serta produk dan jasa lainnya seperti dana
pihak ketiga, transaksi pembayaran dan transaksi-transaksi
lainnya milik nasabah perorangan.
244
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Di bawah ini penjelasan mengenai operasi dari masing-masing pelaporan segmen per 31 Desember
2018 (lanjutan):
· Treasury & International : segmen treasury terkait dengan kegiatan treasury Bank
Banking termasuk transaksi valuta asing, money market, fixed income,
bisnis perbankan internasional, pasar modal, supervisi Kantor
Luar Negeri.
· Kantor Pusat : terutama mengelola aset dan liabilitas Grup selain yang telah
dikelola oleh segmen operasi lainnya termasuk menerima
alokasi biaya atas penyediaan jasa servis secara sentralisasi
kepada segmen lainnya serta pendapatan/biaya yang tidak
teralokasi ke pelaporan segmen lainnya.
· Entitas Anak - Syariah : seluruh transaksi yang dilakukan oleh Entitas Anak yang
bergerak di bidang perbankan syariah.
· Entitas Anak - Asuransi : seluruh transaksi yang dilakukan oleh Entitas Anak yang
bergerak di bidang asuransi jiwa, asuransi kesehatan dan
asuransi kerugian.
· Entitas Anak - selain Syariah : seluruh transaksi Entitas Anak yang bergerak di bidang
dan asuransi pembiayaan konsumen, layanan remittance, sekuritas dan
perbankan.
245
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2019*)
Entitas
Treasury & Anak -
Hubungan Inter- Entitas selain Penye-
Corporate Commercial Kelembaga- Retail national Kantor Entitas Anak Anak - asuransi suaian dan
Keterangan Banking Banking an Banking Banking Pusat - Syariah asuransi dan Syariah Eliminasi***) Total
Total 2.258.288 804.199 390.289 10.181.349 4.344.102 3.836.853 1.985.371 1.103.063 2.520.694 (933.810) 26.490.398
Pembalikan/(pembentukan)
Cadangan kerugian
penurunan nilai aset
keuangan dan lainnya (1.214.279) (3.739.769) (3.998) (5.622.102) (1.635) 716.455 (1.530.499) - (674.616) (2.020) (12.072.463)
Total (545.986) (503.371) (870.568) (6.598.808) (560.626) (21.612.293) (4.092.655) (2.353.907) (3.748.951) 810.998 (40.076.167)
Pendapatan/(beban)
bukan operasional - neto - - - - - 57.594 (50.285) - (17.383) - (10.074)
Giro dan giro wadiah (100.667.400) (41.898.718) (25.459.231) (60.358.283) (8.013.579) - (11.510.301) - (376.625) 839.870 (247.444.267)
Tabungan dan tabungan wadiah (7.451.380) (10.698.060) (1.072.276) (296.554.444) (77.073) - (5.126.726) - (3.508.113) - (324.488.072)
Deposito berjangka (38.735.792) (23.067.620) (45.243.111) (150.470.646) (5.337.928) - - - (16.259.914) 939.005 (278.176.006)
Total simpanan nasabah (146.854.572) (75.664.398) (71.774.618) (507.383.373) (13.428.580) - (16.637.027) - (20.144.652) 1.778.875 (850.108.345)
Total liabilitas (152.499.274) (78.851.135) (72.022.009) (509.673.421) (20.104.685) (101.072.006) (19.433.761) (30.741.502) (47.595.584) 6.243.797 (1.025.749.580)
*)
Sesuai dengan segmen-segmen operasi Bank Mandiri (catatan 2ak).
**)
Termasuk komponen internal transfer pricing antar segmen operasi.
**)
Termasuk eliminasi internal transfer pricing atau reklasifikasi antar segmen operasi dan eliminasi terhadap Entitas Anak.
246
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2018*)
Entitas
Treasury & Anak -
Corporate Banking Hubungan Inter- Entitas selain Penye-
Large Middle Kelembaga- Retail national Kantor Entitas Anak Anak - asuransi suaian dan
Keterangan Corporate Corporate an Banking Banking Pusat - Syariah asuransi dan Syariah Eliminasi***) Total
Total 2.517.336 1.020.997 261.918 9.160.485 4.275.471 7.139.508 1.741.747 666.376 2.133.427 (1.245.200) 27.672.065
Pembalikan/(pembentukan)
Cadangan kerugian
penurunan nilai aset
keuangan dan lainnya 1.079.449 (6.863.828) (6.977) (6.718.458) (304) 1.174.311 (2.300.574) - (650.977) 101.860 (14.185.498)
Total (533.050) (508.860) (375.057) (6.232.739) (550.370) (20.850.681) (3.651.583) (2.454.307) (3.371.589) 962.097 (37.566.139)
Pendapatan/(beban)
bukan operasional - neto - - - - - 43.205 (3.341) (10.779) 8.487 - 37.572
Giro dan giro wadiah (79.923.964) (33.262.301) (20.358.667) (55.389.473) (2.477.319) - (8.704.173) - (115.135) 407.276 (199.823.756)
Tabungan dan tabungan wadiah (6.533.237) (9.324.378) (965.360) (283.926.092) (39.079) - (3.751.592) - (2.742.615) - (307.282.353)
Deposito berjangka (41.192.536) (17.188.326) (42.831.341) (141.195.569) (4.878.892) - - - (12.320.962) 704.842 (258.902.784)
Total simpanan nasabah (127.649.737) (59.775.005) (64.155.368) (480.511.134) (7.395.290) - (12.455.765) - (15.178.712) 1.112.118 (766.008.893)
Total liabilitas (136.545.244) (64.018.485) (64.008.099) (482.438.146) (32.166.632) (84.790.075) (14.852.265) (29.125.723) (40.665.368) 6.656.937 (941.953.100)
*)
Sesuai dengan segmen-segmen operasi Bank Mandiri (catatan 2ak).
**)
Termasuk komponen internal transfer pricing antar segmen operasi.
***)
Termasuk eliminasi internal transfer pricing atau reklasifikasi antar segmen operasi dan eliminasi terhadap Entitas Anak.
****)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018.
247
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Segmen geografis
Operasional utama Grup dikelola di wilayah Indonesia, Asia (Singapura, Hong Kong, Timor Leste,
Shanghai, Malaysia), Eropa Barat (Inggris) dan Cayman Islands. Informasi yang berkaitan dengan
segmen berdasarkan geografis dari Grup disajikan dalam tabel di bawah ini:
Informasi segmen geografis untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019:
Cayman
Indonesia Asia Eropa Barat Islands Konsolidasian
Pendapatan bunga dan syariah - neto 58.527.158 548.414 50.759 313.857 59.440.188
Pendapatan premi - neto 1.807.503 - - - 1.807.503
Pendapatan bunga dan syariah dan premi - neto 60.334.661 548.414 50.759 313.857 61.247.691
Pendapatan operasional lainnya:
Pendapatan provisi dan komisi 13.891.091 280.996 - 44.348 14.216.435
Lainnya 11.989.798 168.859 5.671 109.635 12.273.963
Total 25.880.889 449.855 5.671 153.983 26.490.398
248
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Informasi segmen geografis untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018:
Cayman
Indonesia Asia Eropa Barat Islands Konsolidasian
Pendapatan bunga dan syariah - neto 53.428.677 773.286 44.853 375.816 54.622.632
Pendapatan premi - neto 2.707.133 - - - 2.707.133
Pendapatan bunga dan syariah dan premi - neto 56.135.810 773.286 44.853 375.816 57.329.765
249
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Kebijakan permodalan Bank Mandiri adalah secara prudent memenuhi regulatory capital requirement,
melakukan diversifikasi sumber permodalan untuk mengantisipasi rencana strategis jangka panjang dan
mengalokasikan modal secara efisien pada segmen bisnis yang memiliki potensi untuk memberikan profil
risk-return yang optimal, termasuk penempatan dan penyertaan pada entitas anak dalam rangka
memenuhi ekspektasi stakeholder termasuk investor dan regulator.
Bank Mandiri memastikan memiliki kecukupan modal untuk dapat memenuhi risiko kredit, risiko pasar
dan risiko operasional, baik dalam mendukung pertumbuhan bisnis pada kondisi normal maupun untuk
mengantisipasi terjadinya kondisi stress.
Dalam perhitungan kecukupan modal, Bank mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
34/POJK.03/2016 tanggal 22 September 2016 tentang Perubahan atas POJK Nomor 11/POJK.03/2016
tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum.
Untuk perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR), Bank menggunakan Pendekatan Standar
Basel II (Standardized Approach) 1 untuk Risiko Kredit dan telah memasukkan komponen External
Rating. Selain itu, secara bertahap Bank telah melakukan simulasi Pendekatan berdasarkan Rating
Internal (Internal Ratings-Based Approach). Untuk Risiko Pasar, Bank menggunakan Metode
Pengukuran Standar Basel II (Standardised Measurement Method)2 dan secara internal menggunakan
Value at Risk. Untuk Risiko Operasional, Bank mengacu kepada Pendekatan Indikator Dasar Basel II
(Basic Indicator Approach)3.
Hasil perhitungan ATMR (Kredit, Operasional, dan Pasar) serta Rasio Kecukupan Modal posisi
31 Desember 2019 dan 2018 (Bank Mandiri saja) adalah sebagai berikut:
31 Desember
2019 2018
Modal:
Modal inti 179.161.161 158.442.446
Modal pelengkap 9.667.098 9.115.536
1 Mengacu pada SE OJK No. 42/SEOJK.03/2016 tentang Pedoman Perhitungan ATMR untuk Risiko Kredit dengan Menggunakan
Pendekatan Standar, SE OJK No. 48 /SEOJK.03/2017 tentang Pedoman Perhitungan Tagihan Bersih Transaksi Derivatif Dalam
Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko Untuk Risiko Kredit Dengan Menggunakan Pendekatan Standar dan SEOJK
No. 11/SEOJK.03/2018 tentang Perubahan atas SEOJK No. 42/SEOJK.03/2016 tentang Pedoman Perhitungan ATMR untuk Risiko
Kredit dengan Menggunakan Pendekatan Standar.
2 Mengacu pada SE OJK No. 38/SEOJK.03/2016 tentang Pedoman Penggunaan Metode Standar dalam Perhitungan Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dengan Memperhitungkan Risiko Pasar.
3 Mengacu pada SE OJK No. 24/SEOJK.03/2016 tentang Perhitungan ATMR untuk Risiko Operasional dengan Menggunakan
Pendekatan Indikator Dasar.
250
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember
2019 2018
Rasio kecukupan modal Bank secara konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 dengan
memperhitungkan risiko kredit, operasional dan pasar masing-masing adalah 20,90% dan 20,46% dan
dengan memperhitungkan risiko kredit dan operasional masing-masing adalah 21,53% dan 20,62%.
Rasio aset produktif bermasalah terhadap jumlah aset produktif (termasuk Rekening Administratif) pada
tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 (Bank Mandiri saja) adalah masing-masing sebesar 1,65% dan
1,88%. Untuk rasio kredit bermasalah lihat Catatan 12.A.d.
Rasio jumlah cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif dibentuk oleh Bank Mandiri pada
tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 terhadap jumlah minimum cadangan kerugian penurunan nilai
aset produktif sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2019 dan
2018 masing-masing sebesar 107,56% dan 115,23%.
Rasio kredit usaha mikro dan kecil terhadap jumlah kredit yang diberikan Bank Mandiri pada tanggal
31 Desember 2019 dan 2018 masing-masing sebesar 6,23% dan 6,04%.
Terkait Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, Bank
tidak melanggar dan melampaui ketentuan BMPK untuk pihak terkait dan pihak tidak terkait. BMPK
dihitung sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia - PBI No. 7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005
tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan PBI
No. 8/13/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006.
4 CAR minimum untuk risiko-risiko utama Pillar 1 dan risiko-risiko tambahan Pillar 2 (capital add-on) berdasarkan metode Internal
Capital Adequacy Assessment Process (ICAAP).
251
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Bank Mandiri telah memberikan Jasa Kustodian sejak tahun 1995. Surat izin operasi telah diperbaharui
oleh Bapepam dan LK berdasarkan Surat Keputusan No. KEP.01/PM/Kstd/1999 tertanggal
4 Oktober 1999. Kustodian Bank Mandiri merupakan bagian dari unit kerja International Banking &
Financial Institutions Group dimana jasa-jasa yang ditawarkan adalah sebagai berikut:
a. Penyelesaian transaksi (settlement) jual dan beli efek dengan maupun tanpa warkat (scripless);
b. Penyimpanan (safekeeping) dan administrasi (administration) atas efek-efek maupun dokumen
berharga lainnya;
c. Pengurusan hak-hak nasabah atas kepemilikan efek-efek yang disimpan sampai dengan hak
tersebut efektif di rekening nasabah (corporate action);
d. Perwalian (proxy) pada Rapat Umum Pemegang Saham dan Rapat Umum Pemegang Obligasi;
e. Penyampaian laporan (reporting) dan informasi (information) yang terkait dengan efek-efek dan/atau
dokumen berharga milik nasabah yang disimpan dan diadministrasikan oleh kustodian Bank
Mandiri.
Untuk memenuhi kebutuhan investor dalam melakukan investasi pada berbagai instrumen efek-efek,
Kustodian Bank Mandiri memfasilitasinya dengan menyediakan beragam layanan:
a. Kustodian umum untuk melayani investor yang melakukan investasi pada instrumen pasar modal
maupun pasar uang di Indonesia;
b. Kustodian lokal untuk American Depository Receipts (ADR) dan Global Depository Receipts (GDR)
yang dibutuhkan oleh investor yang akan melakukan konversi dari saham perusahaan yang
terdaftar di bursa lokal dan luar negeri (dual/multi listing);
c. Sub-Registry untuk melayani investor yang melakukan transaksi dan investasi pada Surat Utang
Negara (SUN, baik Obligasi Negara maupun Surat Perbendaharaan Negara) serta Sertifikat Bank
Indonesia (SBI);
d. Kustodian mutual fund (reksadana) dan discretionary fund (kontrak pengelolaan dana) yang
diterbitkan dan dikelola oleh manajer investasi;
e. Kustodian Euroclear bagi nasabah yang akan melakukan investasi dan penyelesaian transaksi efek-
efek yang tercatat di Euroclear Operations Centre, Brussels. Kustodian Bank Mandiri merupakan
direct member dari Euroclear;
f. Kustodian Pinjam Meminjam Efek (securities lending and borrowing) bagi nasabah yang ingin
memaksimalkan hasil investasinya dengan meminjamkan efek-efeknya (saham) kepada
perusahaan sekuritas melalui perantara dan penjaminan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
(PT KPEI);
g. Kustodian Exchange Traded Fund (ETF) yang diterbitkan dan dikelola oleh manajer investasi
dimana unit penyertaannya diperdagangkan di bursa.
h. Jasa Kustodian Efek Beragun Aset (EBA) berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang
diterbitkan oleh manajer investasi dan bank kustodian dalam rangka transaksi sekuritisasi aset yang
dimiliki perbankan atau lembaga keuangan lainnya.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, Kustodian Bank Mandiri memiliki 4.916 dan 3.279 nasabah
yang terdiri dari dana pensiun, perusahaan asuransi, bank, yayasan, perusahaan sekuritas, reksa
dana, institusi/badan hukum lain maupun perseorangan. Nilai portofolio berdasarkan mata uang yang
disimpan pada tanggal 31 Desember 2019 sebesar Rp525.576.046, USD2.136.759.816 (nilai penuh)
dan EUR141.100 (nilai penuh) dan pada tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp476.857.329,
USD2.218.416.860 (nilai penuh) dan EUR141.336 (nilai penuh) (tidak diaudit). Aset yang disimpan
dalam kegiatan jasa kustodian tidak termasuk dalam laporan posisi keuangan konsolidasian Bank
Mandiri dan Entitas Anak.
Bank Mandiri mengasuransikan portofolio nasabah yang disimpan di kustodian terhadap kemungkinan
kerugian yang timbul dari penyimpanan dan pemindahan efek-efek sesuai dengan ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan.
252
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Bank Mandiri telah memberikan Jasa Wali Amanat sejak tahun 1983. Surat izin operasi untuk kegiatan
wali amanat telah diperbaharui dan didaftarkan kembali ke Bapepam dan LK berdasarkan Surat
Keputusan No. 17/STTD-WA/PM/1999 tertanggal 27 Oktober 1999. Jasa-jasa yang ditawarkan adalah
sebagai berikut:
a. Jasa wali amanat dan agen pemantau (trustee) untuk penerbitan obligasi dan MTN
b. Jasa agen pengelola rekening penampungan (escrow agent)
c. Jasa agen pembayaran (paying agent)
d. Jasa penampungan dana IPO/Initial Public Offering (receiving bank)
e. Jasa agen penjaminan (security agent)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019, Bank Mandiri selaku Wali Amanat
mengelola 117 emisi Obligasi dan MTN dengan nilai emisi berdasarkan mata uang sebesar
Rp115.589.750 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 mengelola 116 emisi
Obligasi dan MTN dengan nilai emisi sebesar Rp111.941.100 dan USD5.000.000 (nilai penuh) (tidak
diaudit).
Baik wali amanat maupun kustodian Bank Mandiri telah mendapat sertifikasi standar mutu pelayanan
ISO 9001:2015.
Merupakan layanan penitipan dengan pengelolaan atas harta milik nasabah (settlor) berdasarkan
perjanjian tertulis antara Bank Mandiri sebagai trustee dan nasabah untuk kepentingan pihak yang
menerima manfaat (beneficiary).
Bank Mandiri telah mendapatkan izin prinsip dan surat penegasan layanan trust berdasarkan Surat
Bank Indonesia No. 15/30/DPB1/PB1-1 tanggal 26 April 2013 dan No. 15/32/DPB1/PB1-1 tanggal
28 Agustus 2013.
Layanan Trust Bank Mandiri juga mengelola nasabah dari berbagai segmen, mencakup oil and gas
company, corporate dan commercial, juga nasabah non-profit organization untuk kegiatan
pendistribusian hasil penjualan gas, jual-beli/akuisisi perusahaan, penampungan untuk dana bantuan
luar negeri dan sebagainya.
Kredit penerusan berdasarkan sumber dana dan sektor ekonomi adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Pemerintah:
Pertanian 259.660 261.272
Industri 953 14.543
260.613 275.815
253
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Bank Mandiri telah ditunjuk untuk menatausahakan kredit kelolaan yang diterima oleh Pemerintah
Indonesia dengan beberapa skema yang saat ini existing yaitu sebagai berikut :
1. Penerusan pinjaman Kementerian Keuangan dalam berbagai mata uang dari beberapa lembaga
keuangan bilateral dan multilateral untuk membiayai proyek-proyek Pemerintah melalui BUMN,
BUMD dan Pemda, antara lain: Asian Development Bank, Banque Français & Credit National,
Barclays, BNP Paribas, BNP Paribas & CAI Belgia, Calyon & BNP Paribas, CDC NES, Export
Finance and Insurance Corporation (EFIC) Australia, IDA, International Bank for Reconstruction and
Development, Japan Bank for International Cooperation, Kreditanstalt Fur Wiederaufbau, Nederland
Urban Sector Loan & De Nederlanse Inveseringsbank voor Ontwikkelingslanden NV, Pemerintah
Swiss, RDI - KI, Spanyol, U.B Denmark, US Export Import Bank dan Overseas Economic
Cooperation Fund. Namun berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.40/PMK.05/2015 tanggal
6 Maret 2015 bahwa terhitung mulai tanggal 1 Oktober 2015 pengelolaan penatausahaan pinjaman
luar negeri dilakukan oleh Kementerian Keuangan, kecuali pinjaman dalam bentuk Project Aid BI.
2. Penerusan pinjaman eks proyek PIR Perkebunan kepada petani dalam rangka pembangunan kebun
rakyat yang meliputi proyek Nucleus Estate Smallholder (NES) ADB, PIR Khusus dan PIR Lokal.
Bank Mandiri sebagai penata usaha pengembalian Piutang Negara pada Petani PIR Perkebunan,
dimana Kementerian Keuangan sebagai pengelola pengembalian piutang negara kepada petani dan
Kementerian Pertanian sebagai pengelola teknis pelaksanaan proyek PIR Perkebunan. Untuk
penyaluran pinjaman PIRBUN sudah tidak dilakukan lagi.
3. Penerusan Pinjaman Dana Reboisasi Hutan Tanaman Industri (DR HTI) dari Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Terhitung sejak tahun 1999, KLHK telah menghentikan
penyaluran Dana Reboisasi dalam rangka Pinjaman untuk Pembangunan Hutan Tanaman Industri
tersebut, sehingga pinjaman DRHTI yang saat ini dikelola di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk adalah
existing Pinjaman DRHTI yang berasal dari ex legacy Bank.
Kredit penerusan tidak disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian karena Bank Mandiri
dan Entitas Anak tidak menanggung risiko atas kredit tersebut. Berdasarkan perjanjian tersebut di atas,
Bank Mandiri bertugas melakukan penagihan kepada debitur dan menyetorkan kembali kepada
Pemerintah pembayaran pokok kredit, termasuk bunga dan beban-beban lainnya serta pengelolaan
dokumentasi kredit. Sebagai gantinya, Bank Mandiri akan menerima jasa perbankan (banking fee) yang
berkisar antara 0,50% - 2%.
Bank Mandiri menerapkan manajemen risiko yang independen dan sesuai dengan standar yang merujuk
pada ketentuan dari OJK, Bank Indonesia serta best practices yang diterapkan di perbankan
internasional. Bank Mandiri menggunakan konsep Enterprise Risk Management (ERM) sebagai salah
satu strategi manajemen risiko yang komprehensif dan terintegrasi, yang disesuaikan dengan kebutuhan
bisnis dan operasional Bank. Penerapan ERM akan memberikan nilai tambah (value added) bagi Bank
dan stakeholders.
ERM adalah sebuah proses pengelolaan risiko yang melekat dalam proses bisnis Bank, artinya
pengelolaan risiko menjadi bagian yang menyatu dalam pengambilan keputusan bisnis Bank sehari-hari.
Dengan ERM, Bank akan memiliki kerangka kerja pengelolaan risiko yang sistematis dan menyeluruh
(risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional) dengan menghubungkan pengelolaan modal dan proses
bisnis dengan risiko yang dihadapi secara utuh. Selain itu, ERM juga menerapkan pengelolaan risiko
secara terintegrasi dengan entitas anak untuk memaksimalkan efektivitas pengawasan dan nilai
perusahaan berdasarkan POJK Nomor 17/POJK.03/2014 yang mengatur mengenai penerapan
manajemen risiko terintegrasi bagi konglomerasi keuangan yang memiliki cakupan seluruh industri
keuangan.
254
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Kerangka pengelolaan risiko Bank mengacu pada POJK Nomor 18/POJK.03/2016 tentang Penerapan
Manajemen Risiko Bagi Bank Umum. Kerangka pengelolaan risiko Bank tercantum dalam Kebijakan
Manajemen Risiko (KMNR), dalam kerangka pengelolaan risiko ini, diatur berbagai kebijakan agar
manajemen risiko berfungsi sebagai business enabler sehingga bisnis dapat tetap tumbuh dalam koridor
prudential principle dengan menerapkan proses manajemen risiko yang ideal (identifikasi - pengukuran -
pemantauan - pengendalian risiko) pada semua level organisasi.
Sebagai bagian dari proses ERM, Bank Mandiri menerapkan Risk Appetite Statement (RAS). RAS
merupakan jenis dan tingkat risiko yang sanggup diambil/dihadapi Bank yang berada dalam kapasitas
risiko yang dimiliki dalam rangka mencapai tujuan bisnis. Penerapan RAS juga disinkronkan dengan
pemantauan indikator Recovery Plan Bank Mandiri (mengacu pada POJK No. 14/POJK.03/2017 tentang
Rencana Aksi (Recovery Plan) bagi Bank Sistemik):
Seluruh risiko-risiko yang dihadapi Bank diukur dan dipantau secara rutin, baik melalui metode
pengukuran internal maupun melalui penyusunan laporan profil risiko secara triwulanan dan laporan
tingkat kesehatan Bank secara semesteran, untuk menggambarkan seluruh risiko yang melekat dalam
kegiatan bisnis Bank termasuk risiko entitas anak secara konsolidasi.
Pengawasan aktif Dewan Direksi dan Dewan Komisaris terhadap aktivitas manajemen risiko Bank, baik
secara langsung maupun tidak langsung dilaksanakan melalui pembentukan komite di bawah supervisi
Dewan Komisaris, yaitu Komite Pemantau Risiko, Komite Tata Kelola Terintegrasi, Komite Remunerasi
dan Nominasi, dan Komite Audit. Adapun komite di bawah supervisi Direksi terdiri dari Asset & Liabilities
Committee (ALCO), Risk Management & Credit Policy Committee (RMPC), Integrated Risk Committee
(IRC), Capital & Subsidiaries Committee (CSC), Business Committee, Information Technology Committee
(ITC), Human Capital Policy Committee (HCPC), Policy & Procedure Committee (PPC) dan Credit
Committee.
Dari 9 komite yang berada di bawah supervisi Direksi, terdapat 4 komite yang berkaitan langsung dengan
pengelolaan manajemen risiko yaitu RMPC, IRC, ALCO dan PPC. Adapun fungsi dan tugas masing-
masing komite adalah sebagai berikut:
1. Risk Management & Credit Policy Committee (RMPC)
Membahas dan merekomendasikan kebijakan perkreditan serta memantau pengelolaan profil risiko
dan seluruh risiko perseroan.
2. Integrated Risk Committee (IRC)
Memberikan rekomendasi kepada Direksi Entitas Utama dalam rangka penyusunan kebijakan
Manajemen Risiko Terintegrasi dan perbaikan atau penyempurnaan kebijakan Manajemen Risiko
Terintegrasi berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan.
Bank Mandiri sebagai entitas utama membentuk Komite IRC sebagai wujud penerapan POJK Nomor
17/POJK.03/2014 tentang manajemen risiko terintegrasi bagi konglomerasi keuangan. Anggota IRC
mencakup Direksi Entitas Utama dan Perusahaan Anak.
3. Asset & Liabilities Committee (ALCO)
Menjalankan fungsi penetapan strategi pengelolaan aset dan liabilitas Bank, penetapan suku bunga
dan likuiditas serta hal-hal lain yang terkait dengan pengelolaan aset dan liabilitas Bank. Selain itu,
ALCO juga memiliki tugas dan wewenang untuk melakukan pemantauan atas indicator risiko dan
keuangan Bank yang tercantum dalam Recovery Plan serta mengusulkan aktivasi Recovery Plan
dalam hal indikator-indikator tersebut sudah melanggar batasan yang ditentukan.
4. Policy & Procedure Committee (PPC)
Mengatur sinkronisasi kebijakan dan prosedur operasional Bank supaya selaras dengan arsitektur
kebijakan Bank Mandiri.
255
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Untuk komite di bawah supervisi Dewan Komisaris yang memiliki tugas dan tanggung jawab melakukan
kajian dan evaluasi atas kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko Bank, serta memberikan masukan
dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan adalah
Komite Pemantau Risiko, Komite Tata Kelola Terintegrasi dan Komite Audit.
Di level operasional, Direktorat Manajemen Risiko bersama unit kerja terkait dalam melakukan
manajemen risiko terintegrasi bertanggung jawab dalam mengelola 10 jenis risiko yang dihadapi Bank
beserta Perusahaan Anak, serta membahas dan mengusulkan kebijakan dan pedoman pengelolaan
risiko. Struktur organisasi Direktorat Manajemen Risiko terdiri dari Risk Taking Unit dan Independent Risk
Management Unit. Risk Taking Unit menjalankan fungsi four-eye principle, yaitu Wholesale Risk dan
Retail Risk Independent Risk Management Unit bertanggung jawab langsung kepada Direktur
Manajemen Risiko, terdiri dari Credit Portfolio Risk Group, Market Risk Group, Operational Risk Group,
Credit Control & Supervision Group, serta Policy & Procedure Group.
A. Risiko Kredit
Pengelolaan risiko kredit Bank terutama diarahkan untuk meningkatkan keseimbangan antara
ekspansi kredit yang sehat dengan pengelolaan kredit secara prudent agar terhindar dari penurunan
kualitas atau menjadi Non-Performing Loan (NPL), serta mengelola penggunaan modal yang optimal
melalui identifikasi unit bisnis, segmen, produk, wilayah yang memberikan nilai tambah bagi Bank.
Proses pengelolaan kredit Bank Mandiri untuk segmen wholesale diawali dengan menentukan target
pasar melalui Portfolio Guideline yang menetapkan Industry Classification (menarik, netral, selektif)
dan industry limit yang sesuai, serta memilih dan menyaring target nasabah melalui Industry
Acceptance Criteria dan Name Clearance, untuk menghasilkan pipeline debitur yang berkualitas.
Proses selanjutnya adalah melakukan credit risk assessment menggunakan serangkaian credit risk
tools (credit risk rating, spreadsheet, CPA, NAK, dsb) yang kemudian diputus oleh Pemegang
Kewenangan Memutus Kredit (melalui Rapat Komite Kredit) dengan four-eyes principle yang
melibatkan Business Unit dan Credit Risk Management Unit secara independen.
Setelah proses disbursement kredit, risiko kredit dan potensi kegagalan debitur harus senantiasa
dimonitor dan dideteksi secara dini (Early Warning Signals) antara lain dengan menggunakan ALERT
(watchlist) tools dan apabila debitur menjadi bermasalah maka perlu dilaksanakan account strategy
yang antara lain mencakup aktivitas collection, recovery maupun restrukturisasi.
Untuk segmen retail, karena sifatnya adalah mass market, maka proses kredit dilakukan secara lebih
otomatis menggunakan credit risk scorecard, dengan mengacu pada Risk Acceptance Criteria setiap
produk, serta diproses melalui work-flow yang terotomasi (loan factory).
Proses monitoring dilakukan secara portfolio melalui Portfolio Quality Review, yang dapat dilanjutkan
dengan proses collection dan recovery untuk bagian portfolio yang bermasalah.
Untuk mengantisipasi pemburukan kondisi makroekonomi maka dilakukan what-if analysis terhadap
portfolio wholesale dan retail melalui proses stress testing menggunakan beberapa skenario
makroekonomi tertentu.
256
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam menyalurkan kreditnya, Bank Mandiri senantiasa mengedepankan prinsip kehati-hatian dengan
menempatkan fungsi analisis kredit yang dilakukan oleh unit bisnis dan unit risiko kredit yang
independen. Bank Mandiri senantiasa berpedoman pada Kebijakan Perkreditan Bank Mandiri (KPBM)
dalam mengelola risiko kredit secara end-to-end. Secara operasional, kebijakan ini dituangkan dalam
bentuk Standar Prosedur Kredit (SPK) dan Manual Produk.
Dalam melaksanakan pengelolaan risiko konsentrasi kredit di level debitur, Bank Mandiri secara
konsisten memonitor Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). Secara umum, proses kredit dan
pengelolaan risiko kredit di Bank Mandiri sudah dilakukan secara end to end dan terintegrasi oleh
Business Unit, Credit Operation Unit dan Credit Risk Management Unit.
Bank secara periodik melakukan review dan penyempurnaan terhadap kebijakan kredit secara umum,
prosedur kredit per segmen bisnis dan tools risk management. Pedoman kerja dimaksud memberikan
petunjuk pengelolaan risiko kredit secara lengkap, untuk mengidentifikasi risiko, mengukur serta
mitigasi risiko dalam proses pemberian kredit secara end to end mulai dari penentuan target market,
analisa kredit, persetujuan, dokumentasi, penarikan kredit, pemantauan/pengawasan, hingga proses
penyelesaian kredit bermasalah/restrukturisasi.
Untuk meningkatkan peran sosial dan kepedulian Bank terhadap risiko lingkungan serta sebagai salah
satu wujud penerapan prinsip tanggung jawab dalam tata kelola perusahaan yang baik (Good
Corporate Governance), Bank Mandiri telah menyusun Petunjuk Teknis Analisa Lingkungan Hidup
dan Sosial dalam Pemberian Kredit yang digunakan sebagai referensi dalam melakukan analisa
lingkungan pada analisa pemberian kredit. Hal ini sejalan dengan upaya yang dilakukan oleh Bank
Indonesia, dimana dalam Peraturan Bank Indonesia mengenai Penilaian Kualitas Aset Bank Umum
diatur bahwa penilaian prospek usaha debitur dikaitkan pula dengan upaya debitur dalam memelihara
lingkungan hidup. Selain itu dalam rangka pemeliharaan lingkungan Bank telah menyusun Rencana
Aksi Keuangan Berkelanjutan sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang
Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten dan Perusahaan Publik.
Secara prinsip, pengelolaan risiko kredit diterapkan pada tingkat transaksional maupun tingkat
portofolio. Pada tingkat transaksional diterapkan four-eye principle yaitu setiap pemutusan kredit
melibatkan Business Unit dan Credit Risk Management Unit secara independen untuk memperoleh
keputusan yang obyektif. Mekanisme four-eye principle dilakukan oleh Credit Committee sesuai limit
kewenangan dimana proses pemutusan kredit dilaksanakan melalui mekanisme Rapat Komite Kredit.
Executive Business Officer dan Executive Credit Officer sebagai anggota Credit Committee memiliki
kompetensi, kemampuan dan integritas yang tinggi sehingga proses pemberian kredit dilakukan
secara obyektif, komprehensif dan hati-hati. Untuk memonitor kinerja pemegang kewenangan dalam
memutus kredit, Bank telah mengembangkan monitoring database system pemegang kewenangan.
Dengan sistem ini Bank setiap saat dapat memantau jumlah maupun kualitas kredit yang telah diputus
oleh Pemegang Kewenangan, sehingga performance dari Executive Business Officer dan Executive
Credit Officer dapat diketahui setiap waktu.
257
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Sebagai upaya memitigasi risiko kredit per debitur, Credit Committee menentukan struktur kredit
termasuk penentuan covenant yang tepat sesuai kebutuhan dan kondisi debitur, sehingga kredit yang
diberikan benar-benar efektif dan menguntungkan bagi debitur maupun Bank Mandiri. Pedoman untuk
menentukan struktur agunan dalam rangka kebijakan mitigasi risiko kredit telah diatur secara rinci ke
dalam SPK (Standar Prosedur Kredit) untuk masing-masing segmen.
Jenis agunan yang diterima Bank terdiri dari benda bergerak (antara lain agunan tunai, piutang
dagang, persediaan barang, mesin dan surat berharga), benda tak bergerak (antara lain tanah,
bangunan dan mesin), serta penjaminan (personal/corporate guarantee). Ketentuan coverage/
kecukupan agunan (tidak diaudit) untuk tiap segmen ditentukan sebagai berikut:
Jumlah Coverage
Segmen Jenis Agunan
Minimal*)
Proyek yang dibiayai
Persediaan (inventory)
Piutang 100% - 150% dari
Wholesale
Fixed Asset limit kredit
Tanah atau Tanah dan Bangunan
Agunan lain yang diterima oleh Bank
Fixed Asset
Persediaan (inventory)
100% - 200% dari
Retail Piutang
limit kredit
Tanah atau Tanah dan Bangunan
Agunan lain yang diterima oleh Bank
*)
Jumlah coverage agunan ditentukan berdasarkan jenis dan limit fasilitas kredit, jenis dan nilai agunan, serta evaluasi debitur.
Untuk menjamin fasilitas kredit, Bank mengutamakan agunan dalam bentuk aset tetap berupa tanah
atau tanah berikut bangunan. Nilai agunan yang digunakan Bank sebagai jaminan kredit adalah nilai
agunan yang dinilai oleh penilai internal (credit operation unit) dan penilai eksternal rekanan Bank atau
penilai eksternal bukan rekanan Bank yang telah ditunjuk pejabat pemegang kewenangan di business
unit/credit recovery unit.
Agunan dapat ditukar selama masih memenuhi aspek marketabilitas dan memenuhi kecukupan nilai
agunan. Jika terjadi gagal bayar oleh debitur, Bank akan melikuidasi agunan sebagai second way out
guna menjamin pelunasan hutang debitur.
Untuk mengidentifikasi serta mengukur tingkat risiko transaksional sebagai bagian dari pelaksanaan
prudential banking, Bank menggunakan Credit Risk Tools antara lain Credit Rating dan Credit Scoring
Tools, spread sheet keuangan dan Nota Analisa Kredit (NAK) yang komprehensif. Secara portofolio
telah dilakukan kontrol melalui pelaksanaan master limit, ICLS (Integrated Credit Liabilities System)
dan name clearance.
Rating dan Scoring System terdiri dari Bank Mandiri Rating System (BMRS), Small Medium Enterprise
Scoring System (SMESS), Micro Banking Scoring System (MBSS) serta Consumer Scoring System
(application, behaviour, collection dan anti-attrition).
BMRS yang telah dikembangkan oleh Bank terdiri dari Rating System untuk segmen Corporate
Banking, Rating System untuk segmen Wholesale SME, Rating System untuk Project Finance, Rating
System untuk Financial Institution - Bank, Rating System untuk Financial Institution - Non Bank, yaitu
multifinance dan Rating System untuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
258
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dengan Rating System untuk Financial Institution - Bank, Bank dapat melakukan identifikasi dan
pengukuran risiko Bank Counterparty yang dapat ditoleransi dalam memberikan fasilitas Credit Line.
Sebagai upaya perbaikan pengukuran tingkat risiko transaksional untuk Kantor Luar Negeri, saat ini
BMRS telah diimplementasikan di Kantor Luar Negeri. Untuk menunjang pengembangan model
Scoring dan Rating, Bank telah memiliki Pedoman Penyusunan dan Pengembangan Model Credit
Rating dan Credit Scoring, yang merupakan pedoman lengkap bagi Bank dalam menyusun model
credit rating dan credit scoring. Disamping hal tersebut, guna memonitor performance model credit
rating dan credit scoring, Bank melakukan review atas hasil scoring dan hasil rating yang dilakukan
oleh business unit. Selain itu Bank juga telah memiliki pedoman penyusunan model probability of
default (PD) yang dapat menunjang penerapan internal rating based approach. Sebagai upaya
pemantauan kinerja rating dan scoring yang dikelola dalam database, disusun laporan credit scoring
review dan rating review outlook secara berkala.
Saat ini Bank sedang mengembangkan dan melengkapi lebih lanjut internal rating dan internal scoring
yang ada agar sejalan dengan Advanced Internal Rating Based Approach (A-IRB Approach), yaitu
dengan mengembangkan Basel II Risk Paramater model Probability of Default (PD), Loss Given
Default (LGD) dan Exposure At Default (EAD) untuk segmen Wholesale, Retail dan Consumer. Hal ini
juga dalam rangka mempersiapkan komponen-komponen model untuk perhitungan Expected Credit
Loss yang dibutuhkan untuk penerapan perhitungan CKPN berdasarkan IFRS 9 (PSAK 71).
Model yang telah dikembangkan oleh Bank, divalidasi secara internal oleh Risk Model Validator, yaitu
unit yang independen dan terpisah dari unit pengembang model. Hal ini dilakukan untuk
meminimalkan kesalahan analis dalam pengukuran risiko kredit, khususnya dalam menetapkan
peringkat (rating) debitur dan score nasabah serta nilai PD. Selain itu, unit Risk Model Validator
berperan dalam melakukan pengelolaan risiko model melalui inventarisasi model, menetapkan
peringkat model menggunakan model risk index dan independent monitoring melalui on-going
validation.
Selain credit rating dan scoring, tools lain yang digunakan oleh Bank yaitu loan monitoring system
yang digunakan untuk mengidentifikasi debitur-debitur yang berpotensi mengalami kesulitan
pembayaran kewajiban kredit. Bank melakukan deteksi dini dengan analisa watch list (early warning
analysis) terhadap seluruh kredit debitur Corporate dan Commercial dengan kolektibilitas 1 dan 2 yang
dilakukan secara periodik setiap triwulan. Berdasarkan hasil analisa tersebut, Bank menetapkan
account strategy dan action plan secara dini untuk mencegah terjadinya NPL.
Dalam menilai dan memantau kualitas kredit, Bank Mandiri senantiasa mengacu kepada regulasi Bank
Indonesia dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian dengan cara melakukan review atas prospek
usaha, serta menilai kinerja dan kemampuan membayar debitur. Monitoring kredit pada segmen
Corporate dan Commercial dilakukan pada level debitur melalui Loan Monitoring System (ALERT
system) yang telah terintegrasi dalam sistem IPS. Loan monitoring system tersebut mencakup dua
fungsi yaitu sebagai alat deteksi dini melalui analisa Watch List (Early Warning Analysis) serta review
kolektibilitas berdasarkan 3 pilar. Loan Monitoring System merupakan metode yang standar,
terstruktur dan komprehensif dalam memonitor kinerja debitur, sehingga dapat segera dilakukan tindak
lanjut (action plan) untuk mencegah terjadinya penurunan kualitas kredit debitur.
259
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Proses monitoring minimal dilakukan dalam rentang periode triwulanan atau pada kesempatan
pertama bila debitur menunjukan tanda-tanda penurunan kualitas yang bertujuan untuk
mengidentifikasi debitur yang berpotensi mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajibannya.
Sementara itu, proses monitoring kredit segmen retail (segmen SME, segmen mikro dan segmen
consumer dilakukan pada level portofolio dengan analisa portofolio dari berbagai aspek yang
dituangkan dalam credit risk report.
Sebagai langkah antisipatif (early warning signal), Bank Mandiri juga melakukan proses simulasi
dan stress testing terhadap portofolio yang dimiliki secara berkala untuk mengetahui perubahan
kualitas portofolio per segmen atau per sektor industri, dimana hasilnya akan menjadi panduan bagi
Bank Mandiri dalam memonitor sektor atau debitur tertentu yang berpotensi mengalami penurunan
kualitas dengan lebih ketat untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan.
Pada tingkat portofolio, pengelolaan risiko dilakukan dengan pendekatan active portfolio
management yang secara proaktif memelihara diversifikasi portofolio pada tingkat optimal dengan
risk exposure yang berada pada risk appetite yang ditetapkan oleh Bank. Dalam pelaksanaannya
Bank menggunakan tools Portfolio Guideline (PG). PG terdiri dari tiga bagian yaitu industry
classification, industry acceptance criteria dan industry limit.
Industry Classification (IC) mengelompokkan sektor industri kedalam 4 kelompok berdasarkan prospek
industri dan risikonya. IC digunakan Bank dalam menetapkan target market industry. Tools yang
kedua adalah industry acceptance criteria (IAC) yang merupakan kriteria dasar (kualitatif dan
kuantitatif) yang menjadi key success factors pada suatu sektor industri tertentu. IAC digunakan Bank
dalam menetapkan targeted customer. Tools ketiga adalah industry limit (IL) yang menetapkan
indikasi jumlah exposure maksimal yang dapat diberikan pada sektor industri tertentu.
PG menyelaraskan konsep bisnis perkreditan dimana Bank secara proaktif memprioritaskan industri-
industri yang memberikan nilai tambah secara ekonomis dan menyeleksi perusahaan atau individu
terbaik pada masing-masing industri tersebut (winner players) yang dijadikan targeted customer.
Dengan proactive approach Bank telah berhasil menarik perusahaan yang profitable dan bergerak di
bidang industri yang prospektif. Proactive approach ini juga menghindari terjadinya konsentrasi risiko
pada suatu industri tertentu atau debitur tertentu karena Bank secara aktif melakukan pembatasan
eksposur melalui kebijakan limit (industry limit dan limit debitur). Bank telah menerapkan pipeline
management system yang terintegrasi sebagai media pengawasan serta pengajuan limit sektoral dan
monitoring progress pipeline.
PG secara rutin direviu dan dilakukan back testing sehingga senantiasa relevan dan up to date serta
memiliki predictive value pada tingkat yang dapat diterima. Saat ini, Bank telah mereviu Industry
Classification guna memastikan bahwa klasifikasi industri dari setiap sektor sesuai dengan
perkembangan terkini. Untuk mendukung penggunaan IC, Bank menyusun Analisa Portofolio Industri
untuk memberikan gambaran mengenai performance portofolio Bank pada suatu sektor industri.
Selain itu, Bank menerbitkan portfolio outlook secara ad hoc dalam menghadapi perubahan kondisi
ekonomi yang diperkirakan dapat mempengaruhi kinerja portofolio kredit. Penerbitan Portfolio Outlook
merupakan langkah antisipasi (early warning) sebelum perubahan kondisi ekonomi dimaksud
mempengaruhi kinerja portofolio kredit.
Sebagai bagian dari active portfolio management, Bank senantiasa melakukan monitoring
perkembangan risiko portofolio kredit melalui perhitungan credit risk profile yang menggambarkan
potensi inherent risk dan efektifitas risk control system. Bank juga melakukan monitoring
perkembangan dan kualitas portofolio berdasarkan konsentrasi, baik per segmen bisnis, sektor
industri, wilayah, jenis produk, jenis valuta serta risk class. Dengan demikian Bank dapat mengambil
langkah-langkah antisipatif dan mitigasi risiko secara portofolio maupun secara individu.
260
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Untuk memantau kualitas dan menguji elastisitas kualitas portofolio (NPL dan yield) terhadap
perubahan variabel-variabel ekonomi yang dapat berdampak pada kecukupan modal Bank, Bank
secara rutin maupun ad hoc melakukan stress test terhadap seluruh portofolio kredit baik per
kelompok debitur besar, segmen bisnis, industri maupun produk dengan berbagai scenario.
Dengan stress test ini, Bank dapat memahami kemungkinan potensi negatif terhadap kinerja bisnis
Bank Mandiri dan mengantisipasi lebih awal dan mengambil langkah-langkah pengendalian portofolio
dan solusi yang paling optimal sebagai strategi jangka pendek maupun jangka panjang sehingga
kualitas portofolio kredit dan kecukupan modal Bank terjaga dengan baik. Bank Mandiri
mengantisipasi lebih awal dan mengambil langkah-langkah pengendalian portofolio dan solusi yang
paling optimal sebagai strategi jangka pendek maupun jangka panjang sehingga kualitas portofolio
kredit dan kecukupan modal Bank terjaga dengan baik.
Untuk memenuhi Peraturan OJK No.14/POJK.03/2017 tentang Rencana Aksi (Recovery Plan) bagi
Bank Sistemik Pasal 31 POJK, Bank Mandiri sebagai Bank Sistemik (Domestic Systemically Important
Bank) wajib melakukan pengkinian Rencana Aksi (Recovery Plan) untuk mengatasi permasalahan
keuangan yang mungkin terjadi (financial stress) dan disampaikan ke OJK paling lambat akhir bulan
November setiap tahunnya. Untuk tahun 2019, Bank Mandiri telah melakukan pengkinian Recovery
Plan yang telah disetujui dalam Rapat Direksi tanggal 20 November 2019.
Dalam rangka mengembangkan secara berkesinambungan kualitas sumber daya manusia dalam
pengelolaan risiko, Bank memiliki risk management academy yang telah mengeluarkan beberapa
modul manajemen risiko, baik yang disusun khusus untuk meningkatkan knowledge dan skills maupun
yang secara umum meningkatkan risk awareness karyawan.
261
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
Eksposur maksimum risiko kredit disajikan setelah cadangan kerugian penurunan nilai tanpa
memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya terhadap aset keuangan pada laporan posisi
keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Giro pada Bank Indonesia 46.490.930 59.852.761
Giro pada bank lain 12.558.297 14.830.772
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 37.568.760 22.515.696
Efek-efek **)
Pemerintah
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 4.319.700 216.760
Tersedia untuk dijual 1.615.886 3.583.165
Dimiliki hingga jatuh tempo 16.726 -
Diukur pada biaya perolehan 405.881 -
Non-pemerintah
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 3.189.247 3.547.087
Tersedia untuk dijual 18.285.290 26.236.035
Dimiliki hingga jatuh tempo 7.982.683 7.887.279
Diukur pada biaya perolehan 13.436.875 2.630.325
Obligasi pemerintah ***)
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 5.040.996 3.372.637
Tersedia untuk dijual 96.664.454 78.265.244
Dimiliki hingga jatuh tempo 18.003.259 17.977.222
Diukur pada biaya perolehan 8.079.331 13.468.806
Tagihan lainnya - transaksi perdagangan 29.104.111 24.809.459
Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali 1.955.363 2.097.629
Tagihan derivatif 1.617.476 1.798.557
Kredit yang diberikan dan piutang/pembiayaan syariah*)
Korporasi 360.345.989 325.034.885
Komersial 132.412.926 122.341.005
Retail 289.881.505 255.484.648
Syariah 73.206.424 64.900.557
Piutang pembiayaan konsumen 18.211.088 16.826.865
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan 3.047.089 3.319.103
Tagihan akseptasi 10.058.035 13.592.409
262
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
Eksposur maksimum risiko kredit disajikan setelah cadangan kerugian penurunan nilai tanpa
memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya terhadap aset keuangan pada laporan posisi
keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah sebagai berikut (lanjutan):
31 Desember 31 Desember
2019 2018
Aset lain-lain
Pendapatan yang masih akan diterima 5.393.123 5.251.323
Piutang transaksi nasabah 1.304.879 1.012.574
Tagihan terkait dengan transaksi ATM dan kartu kredit 595.697 573.938
Tagihan kepada pemegang polis 147.564 477.041
Penjualan efek-efek yang masih akan diterima 75.789 831.337
Tagihan atas obligasi pemerintah yang diagunkan 3.554.645 3.499.304
1.204.570.018 1.096.234.423
*)
Segmen untuk manajemen risiko dikelompokkan menjadi Korporasi, Komersial, Retail, dan Syariah.
**)
Tidak termasuk efek-efek yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
***)
Tidak termasuk obligasi pemerintah yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
Eksposur risiko kredit terhadap rekening administratif setelah cadangan kerugian penurunan nilai pada
tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2019 2018
____
Tabel di atas menggambarkan eksposur maksimum aset keuangan atas risiko kredit bagi Bank
Mandiri dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, tanpa memperhitungkan agunan
atau pendukung kredit lainnya. Untuk aset keuangan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian,
eksposur di atas ditentukan berdasarkan nilai tercatat seperti yang diungkapkan pada laporan
keuangan konsolidasian.
263
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
a) Sektor geografis
Tabel berikut menggambarkan rincian eksposur kredit Bank Mandiri dan Entitas Anak pada nilai
bruto (tanpa memperhitungkan cadangan kerugian penurunan nilai, agunan atau pendukung kredit
lainnya), yang dikategorikan berdasarkan area geografis pada tanggal 31 Desember 2019 dan
2018. Untuk tabel ini, Bank Mandiri dan Entitas Anak telah mengalokasikan eksposur area
berdasarkan wilayah geografis dimana kantor pencatatan transaksi dilakukan.
31 Desember 2019
Jawa dan
Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi Lain-lain****) Total
*)
Segmen untuk manajemen risiko dikelompokkan menjadi Korporasi, Komersial, Retail, dan Syariah.
**)
Tidak termasuk efek-efek yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
***)
Tidak termasuk obligasi pemerintah yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
****)
Lain-lain termasuk portofolio di daerah Papua dan cabang luar negeri.
264
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit (lanjutan)
31 Desember 2018
Jawa dan
Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi Lain-lain****) Total
*)
Segmen untuk manajemen risiko dikelompokkan menjadi Korporasi, Komersial, Retail, dan Syariah.
**)
Tidak termasuk efek-efek yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
***)
Tidak termasuk obligasi pemerintah yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
****)
Lain-lain termasuk portofolio di daerah Papua dan cabang luar negeri.
265
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
31 Desember 2019
Jawa dan
Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi Lain-lain ****) Total
Rekening administratif
Bank garansi yang diterbitkan 93.586.431 94.720 24.259 82.437 2.675.549 96.463.396
Fasilitas kredit yang diberikan yang
belum digunakan (committed) 12.769.401 4.872.577 772.094 415.516 20.331.214 39.160.802
Letter of credit yang tidak dapat
dibatalkan yang masih berjalan 16.173.203 5.275 - - 1.386.875 17.565.353
Standby letter of credit 12.925.660 - - - 872.428 13.798.088
135.454.695 4.972.572 796.353 497.953 25.266.066 166.987.639
31 Desember 2018
Jawa dan
Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi Lain-lain ****) Total
Rekening administratif
Bank garansi yang diterbitkan 79.965.400 42.005 19.056 27.885 2.059.739 82.114.085
Fasilitas kredit yang diberikan yang
belum digunakan (committed) 16.605.448 5.344.977 807.442 564.991 13.605.421 36.928.279
Letter of credit yang tidak dapat
dibatalkan yang masih berjalan 18.827.004 5.464 - - 913.460 19.745.928
Standby letter of credit 12.354.127 - - - 777.562 13.131.689
127.751.979 5.392.446 826.498 592.876 17.356.182 151.919.981
****)
Lain-lain termasuk portofolio di daerah Papua dan cabang luar negeri.
b) Sektor industri
Tabel berikut ini menggambarkan rincian eksposur kredit Bank pada nilai bruto (tanpa
memperhitungkan cadangan kerugian penurunan nilai, agunan atau pendukung kredit lainnya),
yang dikategorikan berdasarkan sektor industri pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018.
31 Desember 2019
Lembaga Jasa
keuangan/ dunia
Pemerintah Bank Industri Pertanian usaha Lain-lain ****) Total
266
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit (lanjutan)
*)
Segmen untuk manajemen risiko dikelompokkan menjadi Korporasi, Komersial, Retail, dan Syariah.
***)
Tidak termasuk obligasi pemerintah yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
****)
Lain-lain termasuk perdagangan, restoran dan hotel, tambang, pengangkutan, pergudangan dan komunikasi, konstruksi, listrik, gas dan air dan jasa sosial.
267
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
*)
Segmen untuk manajemen risiko dikelompokkan menjadi Korporasi, Komersial, Retail, dan Syariah.
**)
Tidak termasuk efek-efek yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
***)
Tidak termasuk obligasi pemerintah yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
****)
Lain-lain termasuk perdagangan, restoran dan hotel, tambang, pengangkutan, pergudangan dan komunikasi, konstruksi, listrik, gas dan air dan jasa sosial.
268
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
31 Desember 2019
Lembaga Jasa
keuangan/ dunia
Pemerintah Bank Industri Pertanian usaha Lain-lain*) Total
Rekening administratif
Bank garansi yang diterbitkan 25.582 27.584.799 21.890.489 221.225 425.821 46.315.480 96.463.396
Fasilitas kredit yang diberikan yang
belum digunakan (committed) 16.684.136 2.794.599 6.616.123 1.322.600 - 11.743.344 39.160.802
Letter of credit yang tidak dapat
dibatalkan yang masih berjalan 63.944 10.168 2.168.351 334.116 1.921.081 13.067.693 17.565.353
Standby letter of credit - - 2.224.023 - 3.832.186 7.741.879 13.798.088
31 Desember 2018
Lembaga Jasa
keuangan/ dunia
Pemerintah Bank Industri Pertanian usaha Lain-lain*) Total
Rekening administratif
Bank garansi yang diterbitkan 25.500 18.702.787 21.450.815 123.509 640.740 41.170.734 82.114.085
Fasilitas kredit yang diberikan yang
belum digunakan (committed) 11.524.977 4.414.458 6.722.183 1.321.292 - 12.945.369 36.928.279
Letter of credit yang tidak dapat
dibatalkan yang masih berjalan 58.320 2.489 3.193.793 203.825 5.176.380 11.111.121 19.745.928
Standby letter of credit - - 1.064.217 - 1.979.523 10.087.949 13.131.689
*)
Lain-lain termasuk perdagangan, restoran dan hotel, tambang, pengangkutan, pergudangan dan komunikasi, konstruksi, listrik, gas dan air dan jasa sosial.
269
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, eksposur risiko kredit atas aset keuangan terbagi atas:
31 Desember 2019
Belum jatuh Telah jatuh
tempo atau tempo tetapi
tidak tidak Cadangan
mengalami mengalami Mengalami kerugian
penurunan penurunan penurunan penurunan
nilai nilai nilai Total nilai Neto
*)
Segmen untuk manajemen risiko dikelompokkan menjadi Korporasi, Komersial, Retail, dan Syariah.
**)
Tidak termasuk efek-efek yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
***)
Tidak termasuk obligasi pemerintah yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
270
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
*)
Segmen untuk manajemen risiko dikelompokkan menjadi Korporasi, Komersial, Retail, dan Syariah.
**)
Tidak termasuk efek-efek yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
***)
Tidak termasuk obligasi pemerintah yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
271
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018, eksposur risiko kredit atas rekening
administratif terbagi atas:
31 Desember 2019
Belum jatuh Telah jatuh
tempo atau tempo tetapi
tidak tidak Cadangan
mengalami mengalami Mengalami kerugian
penurunan penurunan penurunan penurunan
nilai nilai nilai Total nilai Neto
Rekening administratif
Bank garansi yang diterbitkan 95.547.794 - 915.602 96.463.396 (119.822) 96.343.574
Fasilitas kredit yang diberikan yang
belum digunakan (committed) 38.732.357 4.389 424.056 39.160.802 (27.970) 39.132.832
Letter of credit yang tidak dapat
dibatalkan yang masih berjalan 16.813.849 - 751.504 17.565.353 (12.962) 17.552.391
Standby letter of credit 12.906.578 - 891.510 13.798.088 (225.285) 13.572.803
164.000.578 4.389 2.982.672 166.987.639 (386.039 ) 166.601.600
31 Desember 2018
Belum jatuh Telah jatuh
tempo atau tempo tetapi
tidak tidak Cadangan
mengalami mengalami Mengalami kerugian
penurunan penurunan penurunan penurunan
nilai nilai nilai Total nilai Neto
Rekening administratif
Bank garansi yang diterbitkan 81.358.345 - 755.740 82.114.085 (90.474) 82.023.611
Fasilitas kredit yang diberikan yang
belum digunakan (committed) 36.780.386 12.002 135.891 36.928.279 (17.249) 36.911.030
Letter of credit yang tidak dapat
dibatalkan yang masih berjalan 18.811.111 - 934.817 19.745.928 (11.159) 19.734.769
Standby letter of credit 13.063.421 - 68.268 13.131.689 (6.847) 13.124.842
150.013.263 12.002 1.894.716 151.919.981 (125.729) 151.794.252
272
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, rincian kualitas kredit dari aset keuangan yang belum
jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai berdasarkan rating internal sebagai berikut:
31 Desember 2019
Aset
Giro pada Bank Indonesia 46.490.930 - 46.490.930
Giro pada bank lain 12.560.200 - 12.560.200
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 37.568.760 - 37.568.760
Efek-efek **)
Pemerintah
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 4.319.700 - 4.319.700
Tersedia untuk dijual 1.615.886 - 1.615.886
Diukur pada biaya perolehan 405.881 - 405.881
Dimiliki hingga jatuh tempo 16.726 - 16.726
Non-pemerintah
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 3.189.247 - 3.189.247
Tersedia untuk dijual 18.285.290 - 18.285.290
Dimiliki hingga jatuh tempo 7.693.805 256.045 7.949.850
Diukur pada biaya perolehan 13.469.928 - 13.469.928
Obligasi pemerintah ***)
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 5.040.996 - 5.040.996
Tersedia untuk dijual 96.664.454 - 96.664.454
Dimiliki hingga jatuh tempo 18.003.259 - 18.003.259
Diukur pada biaya perolehan 8.079.331 - 8.079.331
Tagihan lainnya - transaksi perdagangan 18.236.810 4.181.407 22.418.217
Tagihan atas efek-efek yang dibeli
dengan janji dijual kembali 1.955.363 - 1.955.363
Tagihan derivatif 1.617.476 - 1.617.476
Kredit yang diberikan *)
Korporasi 248.865.875 85.543.126 334.409.001
Komersial 97.676.865 13.082.446 110.759.311
Retail 277.420.366 2.254.264 279.674.630
Syariah 71.119.651 - 71.119.651
Piutang pembiayaan konsumen 16.993.116 - 16.993.116
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan 2.845.500 - 2.845.500
Tagihan akseptasi 9.310.881 409.606 9.720.487
Aset lain-lain
Pendapatan yang masih akan diterima 5.393.123 - 5.393.123
Piutang transaksi nasabah 1.304.877 - 1.304.877
Tagihan terkait dengan transaksi
ATM dan kartu kredit 595.697 - 595.697
Tagihan kepada pemegang polis 147.564 - 147.564
Penjualan efek-efek yang masih
harus diterima 75.789 - 75.789
Tagihan atas obligasi pemerintah
yang diagunkan 3.554.645 - 3.554.645
*)
Segmen untuk manajemen risiko dikelompokkan menjadi Korporasi, Komersial, Retail, dan Syariah.
**)
Tidak termasuk efek-efek yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
***)
Tidak termasuk obligasi pemerintah yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
273
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
31 Desember 2018
Aset
Giro pada Bank Indonesia 59.852.761 - 59.852.761
Giro pada bank lain 14.832.487 - 14.832.487
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 22.515.696 - 22.515.696
Efek-efek **)
Pemerintah
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 216.760 - 216.760
Tersedia untuk dijual 3.583.165 - 3.583.165
Non-pemerintah
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 3.542.129 4.958 3.547.087
Tersedia untuk dijual 26.237.240 - 26.237.240
Dimiliki hingga jatuh tempo 7.587.328 187.023 7.774.351
Diukur pada biaya perolehan 2.656.999 - 2.656.999
Obligasi pemerintah ***)
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 3.372.637 - 3.372.637
Tersedia untuk dijual 78.265.245 - 78.265.245
Dimiliki hingga jatuh tempo 17.977.222 - 17.977.222
Diukur pada biaya perolehan 13.468.806 - 13.468.806
Tagihan lainnya - transaksi perdagangan 16.613.237 2.400.559 19.013.796
Tagihan atas efek-efek yang dibeli
dengan janji dijual kembali 2.097.629 - 2.097.629
Tagihan derivatif 1.798.557 - 1.798.557
Kredit yang diberikan *)
Korporasi 247.760.241 58.324.315 306.084.556
Komersial 57.815.167 42.340.522 100.155.689
Retail 244.400.684 833.177 245.233.861
Syariah 61.983.723 - 61.983.723
Piutang pembiayaan konsumen 15.469.441 - 15.469.441
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan 3.136.371 - 3.136.371
Tagihan akseptasi 10.919.922 1.601.666 12.521.588
Aset lain-lain
Pendapatan yang masih akan diterima 5.251.323 - 5.251.323
Piutang transaksi nasabah 1.025.174 - 1.025.174
Tagihan terkait dengan transaksi
ATM dan kartu kredit 573.938 - 573.938
Tagihan kepada pemegang polis 477.041 - 477.041
Penjualan efek-efek yang masih
harus diterima 831.337 - 831.337
Tagihan atas obligasi pemerintah
yang diagunkan 3.499.304 - 3.499.304
*)
Segmen untuk manajemen risiko dikelompokkan menjadi Korporasi, Komersial, Retail, dan Syariah.
**)
Tidak termasuk efek-efek yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
***)
Tidak termasuk obligasi pemerintah yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
274
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, rincian kualitas kredit dari rekening administratif yang
belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai berdasarkan rating internal sebagai
berikut:
31 Desember 2019
Rekening administratif
Bank garansi yang diterbitkan 77.740.283 17.807.511 95.547.794
Fasilitas kredit yang diberikan yang
belum digunakan (committed) 35.361.189 3.371.168 38.732.357
Letter of credit yang tidak dapat
dibatalkan yang masih berjalan 13.628.050 3.185.799 16.813.849
Standby letter of credit 10.396.314 2.510.264 12.906.578
137.125.836 26.874.742 164.000.578
31 Desember 2018
Rekening administratif
Bank garansi yang diterbitkan 72.689.053 8.669.292 81.358.345
Fasilitas kredit yang diberikan yang
belum digunakan (committed) 34.011.530 2.768.856 36.780.386
Letter of credit yang tidak dapat
dibatalkan yang masih berjalan 15.305.430 3.505.681 18.811.111
Standby letter of credit 12.242.298 821.123 13.063.421
134.248.311 15.764.952 150.013.263
Penjelasan pembagian kualitas kredit yang diberikan yang belum jatuh tempo atau tidak
mengalami penurunan nilai adalah:
1) Tidak dalam pengawasan (monitoring), tidak terdapat keraguan atas pengembalian aset
keuangan.
2) Dalam pengawasan (monitoring).
Bank Mandiri:
Terdapat pertimbangan tertentu terkait dengan kemampuan nasabah dalam melakukan
pembayaran pada saat jatuh tempo. Namun, sampai dengan tanggal 31 Desember 2019 dan
2018, belum terdapat keterlambatan dalam pembayaran cicilan pokok dan bunga pada saat jatuh
temponya. Termasuk dalam jumlah tersebut adalah credit exposure atas efek-efek (wesel ekspor),
tagihan lainnya - transaksi perdagangan dan tagihan akseptasi dengan kolektibilitas Bank
Indonesia dua (dalam perhatian khusus) tanpa memiliki tunggakan per
31 Desember 2019 dan 2018.
Entitas Anak:
Merupakan aset keuangan yang pernah mengalami tunggakan sebelumnya, akan tetapi tidak
terdapat tunggakan per tanggal 31 Desember 2019 dan 2018.
275
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
Analisa umur aset keuangan yang telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai pada
tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019
Aset
Tagihan lainnya -
transaksi perdagangan 6.502.375 - - 6.502.375
Kredit yang diberikan
Korporasi 21.838 - - 21.838
Komersial 511.024 69.720 290.380 871.124
Retail 6.663.463 1.739.707 1.316.879 9.720.049
Syariah 248.880 170.162 216.359 635.401
Piutang pembiayaan konsumen 963.669 228.614 170.247 1.362.530
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan 74.146 43.160 65.071 182.377
31 Desember 2018
Aset
Tagihan lainnya -
transaksi perdagangan 5.237.222 - - 5.237.222
Kredit yang diberikan
Korporasi 129.220 - - 129.220
Komersial 1.290.131 108.141 - 1.398.272
Retail 6.552.704 1.640.165 1.310.784 9.503.653
Syariah 305.966 223.199 406.561 935.726
Piutang pembiayaan konsumen 1.130.254 231.125 150.076 1.511.455
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan 71.190 28.355 68.175 167.720
276
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
*) Segmen untuk manajemen risiko dikelompokkan menjadi Korporasi, Komersial, Retail, dan Syariah.
**) Merupakan debitur restrukturisasi dan kredit bermasalah yang telah dievaluasi secara individual akan tetapi tidak dibutuhkan CKPN sehingga
kemudian dievaluasi secara kolektif.
31 Desember 2018*)
*) Segmen untuk manajemen risiko dikelompokkan menjadi Korporasi, Komersial, Retail, dan Syariah.
**) Merupakan debitur restrukturisasi dan kredit bermasalah yang telah dievaluasi secara individual akan tetapi tidak dibutuhkan CKPN sehingga
kemudian dievaluasi secara kolektif.
277
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2019
31 Desember 2018
Tidak mengalami Mengalami
penurunan nilai*) penurunan nilai Total
*) Termasuk aset keuangan Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah yang dievaluasi berdasarkan Peraturan Bank
Indonesia.
31 Desember 2019
*)
Termasuk aset keuangan Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah yang dievaluasi berdasarkan Peraturan Bank
Indonesia.
278
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2018
12.880.913 - 12.880.913
Mata uang asing
Bank Indonesia 3.882.600 - 3.882.600
Call money 2.558.202 49.204 2.607.406
Penempatan "Fixed Term" 2.528.762 1.134 2.529.896
Deposito berjangka 665.219 - 665.219
9.634.783 50.338 9.685.121
(v) Efek-efek
31 Desember 2019
Tidak mengalami Mengalami
penurunan nilai*) penurunan nilai**) Total
Pemerintah
Rupiah
Obligasi 2.768.698 - 2.768.698
Wesel ekspor 123.093 - 123.093
2.891.791 - 2.891.791
6.358.193 - 6.358.193
Non-pemerintah
Rupiah
Investasi pada unit reksadana 4.174.652 - 4.174.652
Sertifikat Bank Indonesia dan Syariah 1.223.132 - 1.223.132
Sukuk Bank Indonesia 9.431.729 - 9.431.729
Obligasi 11.342.344 - 11.342.344
Medium term notes 250.000 - 250.000
Obligasi syariah perusahaan 3.163.600 - 3.163.600
Negotiable certificate of deposit 229.060 229.060
Saham 353.114 - 353.114
Wesel ekspor 717.386 29.345 746.731
279
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
*) Termasuk aset keuangan Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah yang dievaluasi berdasarkan Peraturan Bank Indonesia.
**) Tidak termasuk efek-efek yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
31 Desember 2018
*) Termasuk aset keuangan Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah yang dievaluasi berdasarkan Peraturan Bank Indonesia.
**) Tidak termasuk efek-efek yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
280
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2019
Rupiah
Usance L/C payable at sight 901.013 144.339 1.045.352
Lain-lain 20.381.696 277.886 20.659.582
Total 21.282.709 422.225 21.704.934
31 Desember 2018
Rupiah
Usance L/C payable at sight 1.108.810 462.415 1.571.225
Lain-lain 14.935.753 366.819 15.302.572
Total 16.044.563 829.234 16.873.797
*) Termasuk aset keuangan Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah yang dievaluasi berdasarkan Peraturan Bank Indonesia.
281
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2018
31 Desember 2018
(ix) Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
31 Desember 2019
282
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2018
*) Termasuk aset keuangan Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah yang dievaluasi berdasarkan Peraturan Bank
Indonesia (PBI).
**) Termasuk saldo sebesar Rp70.589 yang merupakan klasifikasi “dalam perhatian khusus” sesuai PBI dan CKPN dihitung secara kolektif
sebesar Rp33.890.
283
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh
tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat
diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank.
Untuk mengukur besarnya risiko likuiditas, Bank menggunakan beberapa indikator, antara lain
adalah rasio Giro Wajib Minimum (GWM) pada Bank Indonesia dan Kas, Penyangga Likuiditas
Makroprudensial (PLM), cadangan likuiditas, Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM), Liquidity
Coverage Ratio (LCR), Net Stable Funding Ratio (NSFR), dan ketergantungan terhadap pendanaan
nasabah besar.
GWM adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo rekening giro
pada Bank Indonesia atau surat berharga yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar
persentase tertentu dari Dana Pihak Ketiga (DPK). PLM merupakan persentase kepemilikan surat
berharga Rupiah yang dapat digunakan dalam operasi pasar terbuka, antara lain SBI, SDBI, dan
SBN.
Pada tanggal 31 Desember 2019 (Bank Mandiri saja), posisi GWM rata - rata Rupiah adalah
sebesar 6,21% dari total dana pihak ketiga Rupiah, sesuai dengan limit yang telah ditetapkan,
sedangkan untuk Giro RIM adalah sebesar 0,00% dan PLM adalah sebesar 13,02% dari total dana
pihak ketiga Rupiah. Sementara untuk posisi GWM rata-rata Valas adalah sebesar 8,10% dari total
dana pihak ketiga valuta asing sesuai dengan limit yang ditetapkan.
284
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Cadangan likuiditas adalah alat likuid Bank di atas GWM dengan fungsi untuk pemenuhan
kebutuhan likuiditas yang tidak terjadwal. Dalam mengelola cadangan likuiditas, Bank memiliki
batasan dalam bentuk limit safety level, yaitu proyeksi cadangan likuiditas Bank untuk 1 bulan ke
depan. Pada tanggal 31 Desember 2019, cadangan likuiditas berada di atas safety level.
RIM adalah rasio hasil perbandingan antara kredit yang diberikan dan surat berharga korporasi yang
memenuhi persyaratan tertentu yang dimiliki bank terhadap dana pihak ketiga, surat-surat berharga
yang memenuhi persyaratan tertentu yang diterbitkan oleh bank, dan pinjaman yang memenuhi
persyaratan tertentu yang diterima oleh bank. Pada tanggal 31 Desember 2019, RIM Bank Mandiri
saja sebesar 93,93%.
LCR merupakan rasio antara High Quality Liquid Assets (HQLA) dengan estimasi total arus kas keluar
bersih (net cash outflow) selama 30 (tiga puluh) hari ke depan dalam skenario krisis. LCR bertujuan
untuk meningkatkan ketahanan likuiditas jangka pendek bank dalam kondisi krisis. Pada tanggal
31 Desember 2019, LCR Bank Mandiri saja sebesar 184,13%.
NSFR merupakan rasio perbandingan antara pendanaan stabil yang tersedia (available stable
funding) dengan pendanaan stabil yang diperlukan (required stable funding). Pada tanggal
31 Desember 2019, NSFR Bank Mandiri saja sebesar 116,56%.
Kondisi likuiditas Bank di masa mendatang diproyeksikan melalui metodologi liquidity gap, yang
merupakan maturity mismatch antara komponen-komponen aset dan liabilitas (termasuk off balance
sheet), yang disusun ke dalam periode waktu (time bucket) berdasarkan contractual maturity
ataupun behavioral maturity. Pada tanggal 31 Desember 2019, proyeksi likuiditas Bank sampai
dengan 12 bulan ke depan berada dalam posisi surplus. Meskipun proyeksi likuiditas 12 bulan
kedepan surplus, Bank selalu mempersiapkan alternatif funding apabila kondisi likuiditas pasar
menjadi ketat atau tidak sesuai dengan prediksi Bank.
Untuk mengetahui dampak perubahan faktor pasar maupun faktor internal pada kondisi ekstrim
(krisis) terhadap kondisi likuiditas, Bank melakukan stress-testing risiko likuiditas secara berkala.
Hasil stress-testing yang dilakukan telah dipaparkan kepada Manajemen. Hasil stress-testing
menunjukkan bahwa Bank dapat bertahan pada kondisi krisis likuiditas.
Meskipun hasil stress-testing menunjukkan bahwa risiko likuiditas dapat dikelola dengan baik, Bank
memiliki Liquidity Contingency Plan (LCP) yang meliputi strategi pendanaan dan strategi pricing
dalam kondisi krisis, antara lain pinjaman pasar uang, repo, pinjaman bilateral, FX swap dan
wholesale funding. Dalam LCP, penetapan kondisi likuiditas dan strategi-strategi pendanaan telah
mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal.
Dalam rangka mengantisipasi timbulnya risiko likuiditas akibat adanya perubahan faktor ekonomi
global, Bank Mandiri memonitor indikator - indikator eksternal di antaranya: JIBOR 1 minggu, Suku
bunga kebijakan Bank Indonesia (BI 7 - days RR), Yield SUN 10 tahun, Outstanding Likuiditas
Perbankan Rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Rate Interbank Call Money, Yield UST
10 tahun, nilai tukar USD/IDR, Credit Default Swap (CDS) 5 tahun Indonesia, serta informasi pasar
terkini.
Pelaporan jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, didasarkan pada jangka waktu
yang tersisa sejak tanggal-tanggal tersebut. Secara historis, terdapat bagian dari simpanan dalam
jumlah yang cukup besar yang diperpanjang pada saat jatuh tempo. Selain itu, jika terdapat
keperluan likuiditas, obligasi pemerintah (portofolio diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dan
tersedia untuk dijual) dapat dicairkan dengan menggunakannya sebagai jaminan dalam pasar antar
bank.
285
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pelaporan jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan dengan metode arus kas discounted adalah
sebagai berikut:
31 Desember 2019
Tidak mempunyai
kontrak jatuh > 1 bulan > 3 bulan > 6 bulan > 1 tahun
Keterangan Total tempo ≤ 1 bulan - ≤ 3 bulan - ≤ 6 bulan - ≤ 12 bulan - ≤ 3 tahun > 3 tahun
Aset
Giro pada Bank Indonesia 46.490.930 - 46.490.930 - - - - -
Giro pada bank lain - bruto 12.563.490 - 12.560.200 - - - - 3.290
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank lain 37.616.435 - 36.764.473 547.417 255.898 - 47.675 972
Efek-efek -bruto 71.332.906 22.610.132 12.104.435 3.960.743 4.291.788 4.424.596 9.555.722 14.385.490
Obligasi Pemerintah 129.000.300 - - 6.555.758 1.251.428 16.081.510 30.613.260 74.498.344
Tagihan lainnya transaksi
perdagangan -bruto 30.415.702 - 7.094.900 13.626.197 8.485.162 51.698 47.359 1.110.386
Tagihan atas efek-efek yang dibeli
dengan janji dijual kembali -bruto 1.955.363 - 1.830.404 - 100.229 24.730 - -
Tagihan derivatif - bruto 1.617.476 - 447.026 280.155 72.690 196.035 130.477 491.093
Kredit yang diberikan - bruto 885.835.237 - 84.495.249 40.565.045 55.064.536 69.544.986 148.025.156 488.140.265
Piutang pembiayaan
konsumen -bruto 18.565.706 - 884.262 1.268.471 1.324.345 2.562.052 6.497.141 6.029.435
Investasi bersih dalam sewa
pembiayaan -bruto 3.055.071 - 151.564 300.764 427.000 746.415 1.363.886 65.442
Tagihan akseptasi - bruto 10.279.839 - 2.888.591 4.075.099 3.252.199 63.950 - -
Aset lain - lain -bruto *) 11.082.306 147.564 4.247.866 156.113 183.734 243.576 832.507 5.270.946
1.259.810.761 22.757.696 209.959.900 71.335.762 74.709.009 93.939.548 197.113.183 589.995.663
Cadangan kerugian
penurunan nilai (32.017.403)
Jumlah 1.227.793.358
Liabilitas
Simpanan nasabah
Giro 247.444.267 - 247.444.267 - - - - -
Tabungan 324.488.072 - 324.488.072 - - - - -
Deposito berjangka 278.176.006 - 147.291.253 98.723.529 12.041.707 18.658.171 1.461.346 -
Simpanan dari bank lain
Giro dan tabungan 7.748.268 - 7.748.268 - - - - -
Interbank call money 219.360 - 159.534 59.826 - - - -
Deposito berjangka 5.430.238 - 2.742.501 2.267.137 1.700 418.300 600 -
Liabilitas atas efek-efek yang dijual
dengan janji dibeli kembali 3.782.055 - 2.289.507 922.560 - 70.766 499.222 -
Liabilitas derivatif 1.195.022 - 166.391 116.724 58.629 113.751 336.400 403.127
Liabilitas akseptasi 10.279.839 - 2.888.591 4.075.099 3.252.199 63.950 - -
Efek-efek yang diterbitkan 32.245.270 - 65.417 - 1.817.657 1.595.488 6.117.276 22.649.432
Beban yang masih harus dibayar 6.215.561 529.317 5.686.244 - - - - -
Liabilitas lain-lain **) 3.701.639 138.569 2.418.575 969.342 175.153 - - -
Pinjaman yang diterima 54.128.562 - 3.453.146 5.621.115 4.606.585 14.664.213 12.839.027 12.944.476
Pinjaman dan efek-efek subordinasi 664.217 - 8.252 - - 8.252 24.755 622.958
975.718.376 667.886 746.850.018 112.755.332 21.953.630 35.592.891 21.278.626 36.619.993
Perbedaan jatuh tempo 284.092.385 22.089.810 (536.890.118) (41.419.570) 52.755.379 58.346.657 175.834.557 553.375.670
Posisi neto setelah cadangan
kerugian penurunan nilai 252.074.982
*)
Aset lain-lain terdiri dari pendapatan yang masih akan diterima, tagihan atas obligasi pemerintah yang diagunkan, piutang transaksi nasabah, penjualan efek-efek yang
masih akan diterima, tagihan terkait dengan transaksi ATM dan kartu kredit, dan tagihan kepada pemegang polis.
**)
Liabilitas lain-lain terdiri dari hutang transaksi nasabah, liabilitas terkait dengan transaksi ATM dan kartu kredit, setoran jaminan, pembelian efek-efek yang masih harus
dibayar, liabilitas lain atas transaksi UPAS, dan utang klaim.
286
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pelaporan jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan dengan metode arus kas discounted adalah
sebagai berikut (lanjutan):
31 Desember 2018
Tidak mempunyai
kontrak jatuh > 1 bulan > 3 bulan > 6 bulan > 1 tahun
Keterangan Total tempo ≤ 1 bulan - ≤ 3 bulan - ≤ 6 bulan - ≤ 12 bulan - ≤ 3 tahun > 3 tahun
Aset
Giro pada Bank Indonesia 59.852.761 - 59.852.761 - - - - -
Giro pada bank lain - bruto 14.835.961 - 14.832.487 - - 3.474 - -
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank lain 22.566.034 - 19.516.998 2.477.917 303.689 141.920 125.510 -
Efek-efek -bruto 63.932.474 20.743.705 4.930.267 2.175.045 3.431.226 10.050.925 6.898.444 15.702.862
Obligasi Pemerintah 114.284.518 - 3.275.004 6.207.923 6.623.600 10.210.423 33.979.797 53.987.771
Tagihan lainnya - transaksi
perdagangan - bruto 26.413.057 - 5.673.879 9.910.123 8.060.945 1.495.306 127.856 1.144.948
Tagihan atas efek-efek yang dibeli
dengan janji dijual kembali - bruto 2.097.629 - 2.023.446 74.183 - - - -
Tagihan derivatif - bruto 1.798.557 - 803.183 179.571 65.573 147.793 312.614 289.823
Kredit yang diberikan - bruto 799.557.188 - 116.295.211 46.124.233 57.487.407 60.338.649 179.958.570 339.353.118
Piutang pembiayaan
konsumen -bruto 17.198.156 - 539.577 1.238.912 1.436.438 2.769.661 8.575.109 2.638.459
Investasi bersih dalam sewa
pembiayaan -bruto 3.328.389 - 129.212 259.022 384.824 746.673 1.713.863 94.795
Tagihan akseptasi - bruto 13.888.862 - 3.181.823 6.061.375 4.632.970 12.694 - -
Aset lain - lain bruto *) 11.658.117 477.041 4.603.182 270.992 326.564 256.548 756.430 4.967.360
1.151.411.703 21.220.746 235.657.030 74.979.296 82.753.236 86.174.066 232.448.193 418.179.136
Cadangan kerugian
penurunan nilai (34.241.422)
Jumlah 1.117.170.281
Liabilitas
Simpanan nasabah
Giro 199.823.756 - 199.823.756 - - - - -
Tabungan 307.282.353 - 307.282.353 - - - - -
Deposito berjangka 258.902.784 - 137.136.440 106.769.102 8.698.280 5.193.329 1.105.633 -
Simpanan dari bank lain
Giro dan tabungan 3.838.384 - 3.838.384 - - - - -
Interbank call money 8.472.197 - 7.688.030 404.562 145.132 234.473 - -
Deposito berjangka 4.183.234 - 2.557.333 394.832 728.972 501.497 600 -
Liabilitas atas efek-efek yang dijual
dengan janji dibeli kembali 16.611.528 - 14.535.713 2.075.815 - - - -
Liabilitas derivatif 1.117.677 - 271.390 79.371 17.590 191.684 242.840 314.802
Liabilitas akseptasi 13.888.862 - 3.181.823 6.061.375 4.632.970 12.694 - -
Efek-efek yang diterbitkan 19.088.923 - 66.118 - 719.469 498.916 5.093.646 12.710.774
Beban yang masih harus dibayar 4.835.467 396.974 4.438.493 - - - - -
Liabilitas lain-lain **) 6.165.002 109.259 4.027.551 1.395.296 632.896 - - -
Pinjaman yang diterima 51.653.982 - 3.703.336 7.205.627 3.859.642 3.910.870 16.754.202 16.220.305
Pinjaman dan efek-efek subordinasi 685.730 - 8.490 - - 8.490 33.960 634.790
896.549.879 506.233 688.559.210 124.385.980 19.434.951 10.551.953 23.230.881 29.880.671
Perbedaan jatuh tempo 254.861.824 20.714.513 (452.902.180) (49.406.684) 63.318.285 75.622.113 209.217.312 388.298.465
Posisi neto setelah cadangan
kerugian penurunan nilai 220.620.402
*) Aset lain-lain terdiri dari pendapatan yang masih akan diterima, tagihan atas obligasi pemerintah yang diagunkan, piutang transaksi nasabah, penjualan efek-efek yang
masih akan diterima, tagihan terkait dengan transaksi ATM dan kartu kredit, dan tagihan kepada pemegang polis.
**) Liabilitas lain-lain terdiri dari hutang transaksi nasabah, liabilitas terkait dengan transaksi ATM dan kartu kredit, setoran jaminan, pembelian efek-efek yang masih harus
dibayar, liabilitas lain atas transaksi UPAS dan utang klaim.
287
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tidak mempunyai
kontrak jatuh > 1 bulan > 3 bulan > 6 bulan > 1 tahun
Keterangan Total tempo ≤ 1 bulan - ≤ 3 bulan - ≤ 6 bulan - ≤ 12 bulan - ≤ 3 tahun > 3 tahun
Liabilitas
Simpanan nasabah
Giro 247.804.330 - 247.804.330 - - - - -
Tabungan 324.761.507 - 324.739.543 2.182 3.158 8.603 5.073 2.948
Deposito berjangka 281.097.825 - 148.500.361 99.585.281 12.458.704 19.078.217 1.475.262 -
Simpanan dari bank lain
Giro dan tabungan 7.759.275 - 7.759.275 - - - - -
Interbank call money 220.204 - 160.078 60.126 - - - -
Deposito berjangka 5.477.376 - 2.772.044 2.272.405 1.735 430.590 602 -
Liabilitas atas efef-efek yang dijual
dengan janji dibeli kembali 3.800.274 - 2.293.702 925.164 - 71.274 510.134 -
Liabilitas derivatif 1.275.014 - 163.976 138.561 98.945 192.115 566.500 114.917
Liabilitas akseptasi 10.279.839 - 2.888.591 4.075.099 3.252.199 63.950 - -
Efek-efek yang diterbitkan 38.557.565 - 65.417 213.981 2.261.310 2.253.788 8.735.865 25.027.204
Beban yang masih harus dibayar 6.215.561 529.317 5.686.244 - - - - -
Liabilitas lain-lain 3.701.639 138.569 2.418.575 969.342 175.153 - - -
Pinjaman yang diterima 56.949.984 - 3.552.661 5.751.039 4.771.677 14.933.191 14.327.028 13.614.388
Pinjaman dan efek-efek subordinasi 837.824 - 20.271 - 10.479 30.941 122.147 653.986
31 Desember 2018
Tidak mempunyai
kontrak jatuh > 1 bulan > 3 bulan > 6 bulan > 1 tahun
Keterangan Total tempo ≤ 1 bulan - ≤ 3 bulan - ≤ 6 bulan - ≤ 12 bulan - ≤ 3 tahun > 3 tahun
Liabilitas
Simpanan nasabah
Giro 200.068.620 - 200.068.620 - - - - -
Tabungan 307.568.602 - 307.568.602 - - - - -
Deposito berjangka 261.050.071 - 95.303.421 142.461.661 14.977.589 7.238.831 1.068.569 -
Simpanan dari bank lain
Giro dan tabungan 3.841.388 - 3.841.388 - - - - -
Interbank call money 8.497.205 - 7.421.078 480.444 595.683 - - -
Deposito berjangka 4.203.651 - 2.195.786 1.053.945 292.744 512.417 148.759 -
Liabilitas atas efef-efek yang dijual
dengan janji dibeli kembali 16.638.754 - 14.546.963 2.091.791 - - - -
Liabilitas derivatif 985.603 - 298.640 102.778 42.816 202.472 266.062 72.835
Liabilitas akseptasi 13.888.862 - 3.181.823 6.061.375 4.632.970 12.694 - -
Efek-efek yang diterbitkan 26.734.754 - 66.118 303.662 995.148 1.176.042 7.612.566 16.581.218
Beban yang masih harus dibayar 4.835.467 396.974 4.438.493 - - - - -
Liabilitas lain-lain 6.165.002 109.259 4.027.551 1.395.296 632.896 - - -
Pinjaman yang diterima 55.102.628 - 4.042.668 7.407.155 4.045.327 3.585.184 17.954.201 18.068.093
Pinjaman dan efek-efek subordinasi 905.358 - 20.675 - 21.075 20.634 123.980 718.994
Tabel jatuh tempo berikut ini menyajikan informasi mengenai perkiraan jatuh tempo dari rekening
administratif sesuai kontrak berdasarkan arus kas undiscounted pada tanggal 31 Desember 2019
dan adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019
Tidak mempunyai
kontrak jatuh > 1 bulan > 3 bulan > 6 bulan > 1 tahun
Keterangan Total tempo ≤ 1 bulan - ≤ 3 bulan - ≤ 6 bulan - ≤ 12 bulan - ≤ 3 tahun > 3 tahun
Rekening Administratif
Bank garansi yang diterbitkan 96.463.396 - 96.463.396 - - - - -
Fasilitas kredit yang diberikan
yang belum digunakan
(committed) 39.160.802 - 39.160.802 - - - - -
Letter of credit yang tidak
dapat dibatalkan yang
masih berjalan 17.565.353 - 3.464.223 7.375.340 2.922.103 2.145.340 1.658.347 -
Standby letter of credit 13.798.088 - 13.798.088 - - - - -
288
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tidak mempunyai
kontrak jatuh > 1 bulan > 3 bulan > 6 bulan > 1 tahun
Keterangan Total tempo ≤ 1 bulan - ≤ 3 bulan - ≤ 6 bulan - ≤ 12 bulan - ≤ 3 tahun > 3 tahun
Rekening Administratif
Bank garansi yang diterbitkan 82.114.085 - 82.114.085 - - - - -
Fasilitas kredit yang diberikan
yang belum digunakan
(committed) 36.928.279 - 36.928.279 - - - - -
Letter of credit yang tidak
dapat dibatalkan yang
masih berjalan 19.745.928 - 3.811.624 5.620.647 3.616.076 4.903.922 1.793.659 -
Standby letter of credit 13.131.689 - 13.131.689 - - - - -
Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif, termasuk transaksi
derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga
option.
Pengelolaan risiko pasar banking book dilakukan dengan mengoptimalkan struktur laporan posisi
keuangan Bank untuk mendapatkan imbal hasil yang maksimal sesuai tingkat risiko yang dapat
diterima Bank. Pengendalian risiko pasar banking book dilakukan dengan menetapkan limit yang
mengacu pada ketentuan regulator dan internal yang dimonitor secara mingguan maupun bulanan
oleh Market Risk Management Unit.
Sumber risiko suku bunga banking book adalah repricing risk (repricing mismatch antara komponen
aset dan liabilitas), basis risk (penggunaan suku bunga acuan yang berbeda), yield curve risk
(perubahan bentuk dan slope yield curve) dan option risk (pelunasan kredit atau pencairan deposito
sebelum jatuh waktu). Bank menggunakan repricing gap dan melakukan sensitivity analysis guna
memperoleh proyeksi perubahan Net Interest Income (NII).
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan sensitivitas pendapatan bunga - neto Bank Mandiri untuk 1
tahun ke depan terhadap pergerakan suku bunga dari portofolio aset dan liabilitas yang memiliki
suku bunga pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 (Bank Mandiri saja) yaitu:
Peningkatan Penurunan
400 bps*) 400 bps*)
31 Desember 2019*)
Menambah/(mengurangi) pendapatan bunga - neto (Rp miliar) 3.627,54 (3.625,31)
Peningkatan Penurunan
100 bps 100 bps
31 Desember 2018
Menambah/(mengurangi) pendapatan bunga - neto (Rp miliar) 1.999,35 (1.653,54)
*) Terdapat perubahan metode perhitungan untuk menyesuaikan dengan Surat Edaran OJK nomor 12/SEOJK.03/2018 tentang Penerapan Manajemen Risiko dan
Pengukuran Risiko Pendekatan Standar untuk Risiko Suku Bunga dalam Banking Book (Interest Rate Risk In The Banking Book) bagi Bank Umum, yang berlaku
mulai Juni 2019.
Proyeksi di atas mengasumsikan bahwa seluruh variabel lainnya adalah konstan pada tanggal
pelaporan keuangan.
289
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan sensitivitas pendapatan bunga untuk kelompok tersedia
untuk dijual pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 atas perubahan tingkat suku bunga
(Bank Mandiri saja) yaitu:
Peningkatan Penurunan
400 bps*) 400 bps*)
31 Desember 2019*)
Menambah/(mengurangi) pendapatan bunga (Rp miliar) 650,41 (646,72)
Peningkatan Penurunan
100 bps 100 bps
31 Desember 2018
Menambah/(mengurangi) pendapatan bunga (Rp miliar) 184,32 (184,32)
*)
Terdapat perubahan metode perhitungan untuk menyesuaikan dengan Surat Edaran OJK nomor 12/SEOJK.03/2018 tentang Penerapan Manajemen Risiko dan
Pengukuran Risiko Pendekatan Standar untuk Risiko Suku Bunga dalam Banking Book (Interest Rate Risk In The Banking Book) bagi Bank Umum, yang berlaku
mulai Juni 2019.
Proyeksi di atas mengasumsikan bahwa seluruh variabel lainnya adalah konstan pada tanggal
pelaporan keuangan.
Sensitivitas pendapatan bunga untuk kelompok tersedia untuk dijual, tidak memperhitungkan
efek dari lindung nilai dan tindakan-tindakan Bank Mandiri untuk mengurangi risiko atas tingkat
suku bunga. Dalam kenyataannya, Bank Mandiri secara proaktif melakukan mitigasi atas efek
prospektif pergerakan tingkat suku bunga.
c. Eksposur Bank Mandiri terhadap risiko tingkat suku bunga (repricing gap)
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan aset dan liabilitas keuangan Bank Mandiri pada nilai tercatat,
yang dikategorikan menurut mana yang lebih dulu antara tanggal repricing secara kontraktual
(contractual repricing) atau tanggal jatuh tempo:
31 Desember 2019*)
Dikenakan bunga
Lebih dari 1 Lebih dari 3 Lebih dari 1 Lebih dari 2 Lebih dari 3 Lebih dari 4
Kurang dari bulan tapi bulan tapi tahun tapi tahun tapi tahun tapi tahun tapi Tidak
sama dengan tidak lebih tidak lebih tidak lebih tidak lebih tidak lebih tidak lebih Lebih dari 5 dikenakan
1 bulan dari 3 bulan dari 1 tahun dari 2 tahun dari 3 tahun dari 4 tahun dari 5 tahun tahun bunga Total
Giro pada Bank Indonesia - - - - - - - - 46.490.930 46.490.930
Giro pada bank lain 10.736.242 - - - - - - - 1.827.248 12.563.490
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank lain 30.941.392 414.008 300.535 - - - - - 5.960.500 37.616.435
Efek-efek 12.359.572 3.960.743 8.716.384 3.711.250 5.844.472 6.592.370 1.146.942 6.646.178 22.354.995 71.332.906
Obligasi pemerintah 13.868.407 6.555.759 3.464.529 14.943.947 15.669.315 21.417.387 16.595.360 36.485.596 - 129.000.300
Tagihan lainnya - transaksi
Perdagangan 7.050.821 13.626.197 8.536.860 47.359 - - - 1.110.386 44.079 30.415.702
Tagihan atas efek-efek yang dibeli
dengan janji dijual kembali 1.831.089 - 124.274 - - - - - - 1.955.363
Tagihan derivatif 3.111 37.575 26.751 93.401 9.825 442.890 23.794 - 980.129 1.617.476
Kredit yang diberikan 146.698.796 350.698.252 165.646.704 37.825.603 27.977.678 14.270.948 6.969.935 60.573.533 75.173.788**) 885.835.237
Piutang pembiayaan konsumen 1.052.807 1.565.876 4.819.409 5.144.520 3.528.383 1.855.938 598.304 469 - 18.565.706
Investasi bersih dalam
sewa pembiayaan 151.566 300.764 1.173.415 992.968 370.918 58.622 6.818 - - 3.055.071
Tagihan akseptasi - - - - - - - - 10.279.839 10.279.839
Aset lain-lain - - - - - - - 11.082.306 - 11.082.306
224.693.803 377.159.174 192.808.861 62.759.048 53.400.591 44.638.155 25.341.153 115.898.468 163.111.508 1.259.810.761
*) Terdapat perubahan metode perhitungan yang telah menyesuaikan dengan SEOJK Interest Rate Risk in Banking Book (IRRBB) No. 12/SEOJK.03/2018 tanggal 21 Agustus 2018.
**) Termasuk piutang/dan pembiayaan Entitas Anak yang menjalankan usaha secara syariah dimana menerima imbalan berupa margin dan bagi hasil
290
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Eksposur Bank Mandiri terhadap risiko tingkat suku bunga (repricing gap)
31 Desember 2019*) (lanjutan)
Dikenakan bunga
Lebih dari 1 Lebih dari 3 Lebih dari 1 Lebih dari 2 Lebih dari 3 Lebih dari 4
Kurang dari bulan tapi bulan tapi tahun tapi tahun tapi tahun tapi tahun tapi Tidak
sama dengan tidak lebih tidak lebih tidak lebih tidak lebih tidak lebih tidak lebih Lebih dari 5 dikenakan
1 bulan dari 3 bulan dari 1 tahun dari 2 tahun dari 3 tahun dari 4 tahun dari 5 tahun tahun bunga Total
Simpanan nasabah
Giro dan giro wadiah 58.778.705 4.990.289 22.456.301 29.941.734 29.941.734 29.941.734 29.941.734 29.941.734 11.510.302 247.444.267
Tabungan dan tabungan wadiah 79.782.298 6.750.269 30.378.153 40.492.172 40.489.943 40.489.217 40.489.269 40.490.025 5.126.726 324.488.072
Deposito berjangka 151.633.441 95.178.850 30.203.318 1.160.397 - - - - - 278.176.006
Simpanan dari bank lain
Giro dan tabungan 1.502.683 174.041 783.184 1.044.245 1.044.245 1.044.245 1.044.245 1.044.245 67.135 7.748.268
Interbank call money 159.535 59.825 - - - - - - - 219.360
Deposito berjangka 2.724.641 2.425.351 280.246 - - - - - - 5.430.238
Liabilitas atas efek-efek yang dijual
dengan janji dibeli kembali 2.287.749 921.852 70.712 - 501.742 - - - - 3.782.055
Liabilitas derivatif - 2.923 10.404 254.835 68.867 399.504 17.589 - 440.900 1.195.022
Liabilitas akseptasi - - - - - - - - 10.279.839 10.279.839
Efek-efek yang diterbitkan - - 3.177.225 1.847.281 4.475.816 4.477.050 14.497.762 3.395.136 375.000 32.245.270
Beban yang masih harus dibayar - - - - - - - - 6.215.561 6.215.561
Liabilitas lain-lain - - - - - - - 3.701.639 - 3.701.639
Pinjaman yang diterima 4.436.438 16.893.818 27.138.964 3.232.326 1.847.610 520.727 58.679 - - 54.128.562
Pinjaman dan efek-efek subordinasi - - - - 499.171 - - 165.046 - 664.217
301.305.490 127.397.218 114.498.507 77.972.990 78.869.128 76.872.477 86.049.278 78.737.825 34.015.463 975.718.376
Total gap repricing suku bunga (76.611.687) 249.761.956 78.310.354 (15.213.942) (25.468.537) (32.234.322) (60.708.125) 37.160.643 129.096.045 284.092.385
*) Terdapat perubahan metode perhitungan yang telah menyesuaikan dengan SEOJK Interest Rate Risk in Banking Book (IRRBB) No. 12/SEOJK.03/2018 tanggal 21 Agustus 2018.
**) Termasuk piutang/dan pembiayaan Entitas Anak yang menjalankan usaha secara syariah dimana menerima imbalan berupa margin dan bagi hasil
31 Desember 2018*)
Dikenakan bunga
Lebih dari 1 Lebih dari 3 Lebih dari 1 Lebih dari 2 Lebih dari 3 Lebih dari 4
Kurang dari bulan tapi bulan tapi tahun tapi tahun tapi tahun tapi tahun tapi Tidak
sama dengan tidak lebih tidak lebih tidak lebih tidak lebih tidak lebih tidak lebih Lebih dari 5 dikenakan
1 bulan dari 3 bulan dari 1 tahun dari 2 tahun dari 3 tahun dari 4 tahun dari 5 tahun tahun bunga Total
Giro pada Bank Indonesia - - - - - - - - 59.852.761 59.852.761
Giro pada bank lain 13.382.143 - - - - - - - 1.453.818 14.835.961
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank lain 14.030.626 2.669.008 74.000 - - - - - 5.792.400 22.566.034
Efek-efek 1.417.392 1.877.849 3.666.559 1.524.613 3.128.378 3.142.836 5.337.893 2.473.272 41.363.682 63.932.474
Obligasi pemerintah 3.147.144 6.207.923 16.834.024 23.446.731 10.533.066 13.910.745 15.670.638 24.406.387 127.860 114.284.518
Tagihan lainnya - transaksi
Perdagangan 5.570.479 9.857.974 9.436.079 127.856 - - - 1.144.948 275.721 26.413.057
Tagihan atas efek-efek yang dibeli
dengan janji dijual kembali 2.023.446 74.183 - - - - - - - 2.097.629
Tagihan derivatif 216.276 260.227 154.441 153.333 8.549 40.629 83.229 - 881.873 1.798.557
Kredit yang diberikan 211.342.725 231.759.031 165.267.151 36.691.388 19.273.035 8.120.750 6.014.832 53.943.842 67.144.434**) 799.557.188
Piutang pembiayaan konsumen 539.577 1.238.912 4.206.099 4.972.715 3.602.395 1.973.982 640.007 24.469 - 17.198.156
Investasi bersih dalam
sewa pembiayaan 129.339 257.641 1.130.974 1.211.075 504.473 86.024 8.863 - - 3.328.389
Tagihan akseptasi - - - - - - - - 13.888.862 13.888.862
Aset lain-lain - - - - - - - 11.658.117 - 11.658.117
251.799.147 254.202.748 200.769.327 68.127.711 37.049.896 27.274.966 27.755.462 93.651.035 190.781.411 1.151.411.703
Simpanan nasabah
Giro dan giro wadiah 25.776.740 10.094.457 26.488.985 28.085.097 20.608.153 15.628.331 11.893.465 52.544.355 8.704.173 199.823.756
Tabungan dan tabungan wadiah 30.072.126 12.503.394 32.050.698 36.037.765 28.397.490 23.304.007 19.913.884 121.251.397 3.751.592 307.282.353
Deposito berjangka 140.865.039 102.649.136 14.467.322 921.287 - - - - - 258.902.784
Simpanan dari bank lain
Giro dan tabungan 412.891 332.147 927.847 834.314 502.517 281.318 115.419 353.685 78.246 3.838.384
Interbank call money 6.797.758 1.674.439 - - - - - - - 8.472.197
Deposito berjangka 2.885.437 707.500 295.564 294.733 - - - - - 4.183.234
Liabilitas atas efek-efek yang dijual
dengan janji dibeli kembali 14.535.713 2.075.815 - - - - - - - 16.611.528
Liabilitas derivatif 97.294 103.170 189.385 10.202 97.915 23.764 51.654 - 544.293 1.117.677
Liabilitas akseptasi - - - - - - - - 13.888.862 13.888.862
Efek-efek yang diterbitkan - - 699.470 3.401.352 1.852.703 1.825.959 4.514.221 6.420.218 375.000 19.088.923
Beban yang masih harus dibayar - - - - - - - - 4.835.467 4.835.467
Liabilitas lain-lain - - - - - - - 6.165.002 - 6.165.002
Pinjaman yang diterima 7.503.617 12.217.357 24.841.584 4.693.299 648.840 1.559.438 - 189.847 - 51.653.982
Pinjaman dan efek-efek subordinasi - - - - - - 498.939 186.791 - 685.730
228.946.615 142.357.415 99.960.855 74.278.049 52.107.618 42.622.817 36.987.582 187.111.295 32.177.633 896.549.879
Total gap repricing suku bunga 22.852.532 111.845.333 100.808.472 (6.150.338) (15.057.722) (15.347.851) (9.232.120) (93.460.260) 158.603.778 254.861.824
*) Terdapat perubahan metode perhitungan yang telah menyesuaikan dengan SEOJK Interest Rate Risk in Banking Book (IRRBB) No. 12/SEOJK.03/2018 tanggal 21 Agustus 2018.
**) Termasuk piutang/dan pembiayaan Entitas Anak yang menjalankan usaha secara syariah dimana menerima imbalan berupa margin dan bagi hasil
Untuk mengetahui dampak perubahan suku bunga dan nilai tukar pada kondisi ekstrim (krisis)
terhadap pendapatan dan modal, Bank melakukan stress testing risiko pasar banking book secara
berkala.
291
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Bank menerapkan kebijakan pricing baik untuk produk dana maupun produk kredit. Kebijakan
pricing merupakan salah satu strategi untuk memaksimalkan Net Interest Margin (NIM) dan
sekaligus mendukung Bank menguasai market share dengan mempertimbangkan kondisi
persaingan.
Bank secara konsisten berupaya menerapkan strategi sebagai market leader dalam hal pricing
pendanaan. Namun demikian, dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas dan kebutuhan dana,
Bank dapat menerapkan strategi agresif (lebih besar dari pesaing utama) atau defensif (sama atau
lebih kecil dari pesaing utama).
Dalam menetapkan suku bunga kredit, Bank menerapkan risk based pricing yaitu pemberian suku
bunga kredit kepada nasabah bervariasi berdasarkan tingkat risiko kreditnya. Dalam rangka
meminimalkan risiko suku bunga, maka suku bunga kredit disesuaikan dengan suku bunga sumber
dana pembiayaan. Selain biaya dana, suku bunga kredit ditetapkan dengan mempertimbangkan
biaya overhead, premi risiko kredit dan marjin keuntungan Bank dengan tetap memperhatikan
competitiveness dengan pesaing utama. Suku bunga kredit dapat berupa suku bunga mengambang
(floating rate) atau suku bunga tetap (fixed rate) untuk tenor tertentu.
Risiko nilai tukar adalah potensi kerugian yang timbul akibat pergerakan nilai tukar di pasar yang
berlawanan pada saat Bank memiliki posisi terbuka. Bank menerapkan manajemen risiko nilai tukar
yang memadai sehingga terhindar dari kerugian akibat perubahan atau volatilitas nilai tukar. Risiko
nilai tukar berasal dari transaksi valuta asing dengan nasabah atau counterparty yang menyebabkan
posisi terbuka dalam valuta asing maupun posisi struktural dalam valuta asing akibat penyertaan
modal. Bank mengelola risiko nilai tukar dengan melakukan pemantauan dan pengelolaan Posisi
Devisa Neto (PDN) sesuai dengan limit internal dan ketentuan Bank Indonesia.
Perhitungan Posisi Devisa Neto pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 berdasarkan Peraturan
Bank Indonesia No. 12/10/PBI/2010 tanggal 1 Juli 2010 yang telah diperbaharui oleh Peraturan
Bank Indonesia No. 17/5/PBI/2015 tanggal 29 Mei 2015 yang mengatur mengenai penghapusan
peraturan PDN 30 menit. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia, rasio Posisi Devisa Neto
secara keseluruhan adalah penjumlahan nilai absolut dari selisih bersih antara aset dan liabilitas
dalam laporan posisi keuangan untuk setiap mata uang asing yang dinyatakan dalam Rupiah
ditambah dengan selisih bersih dari tagihan dan liabilitas komitmen dan kontinjensi, yang dicatat
dalam rekening administratif, untuk setiap mata uang asing, yang dinyatakan dalam Rupiah,
sedangkan posisi devisa neto untuk laporan posisi keuangan adalah selisih bersih jumlah aset dan
jumlah liabilitas dalam mata uang asing yang dinyatakan dalam Rupiah.
292
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
KESELURUHAN (LAPORAN
POSISI KEUANGAN
DAN REKENING
ADMINISTRATIF)***)
Rasio PDN pada tanggal 31 Desember 2019 jika menggunakan modal bulan November 2019
adalah sebagai berikut:
293
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Posisi devisa neto Bank Mandiri berdasarkan mata uang (dinyatakan dalam Rupiah) pada
tanggal 31 Desember 2018 adalah sebagai berikut:
KESELURUHAN (LAPORAN
POSISI KEUANGAN
DAN REKENING
ADMINISTRATIF)***)
Rasio PDN pada tanggal 31 Desember 2018 jika menggunakan modal bulan November 2018
adalah sebagai berikut:
294
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
b. Eksposur Bank Mandiri atas risiko nilai tukar mata uang asing
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan eksposur Grup atas risiko nilai tukar mata uang asing pada
tanggal 31 Desember 2019 dan 2018. Termasuk didalamnya adalah instrumen keuangan Grup
pada nilai tercatat, dikategorikan berdasarkan jenis mata uang.
31 Desember 2019
Dolar Pound
Amerika Euro Dolar Yen Dolar Dolar Sterling
Serikat Eropa Singapura Jepang Australia Hong Kong Inggris Lain-lain Total
Aset
Kas 1.299.141 192.564 413.716 41.111 256.572 23.337 17.695 302.168 2.546.304
Giro pada Bank Indonesia 13.407.311 - - - - - - - 13.407.311
Giro pada bank lain 8.261.426 1.837.176 239.843 404.132 92.977 28.102 253.889 955.027 12.072.572
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank lain 19.719.007 47.675 - - - - - 299.127 20.065.809
Efek-efek 15.103.611 2.606 408.877 579 - - - - 15.515.673
Obligasi pemerintah 20.398.803 3.384.373 - 472.897 - - - - 24.256.073
Tagihan lainnya -
transaksi perdagangan 8.606.700 58.610 6.077 8.857 - - 13.549 16.975 8.710.768
Tagihan derivatif 1.475.789 14.658 3 32 127 41 43 97 1.490.790
Kredit yang diberikan 138.258.224 1.149.647 776.651 1.075 2.057 3.268 - 839.976 141.030.898
Tagihan akseptasi 3.959.983 886.870 9.785 75.957 2.021 - - 76.040 5.010.656
Aset lain-lain 2.731.437 49.414 2.874 523 24 11 79 7.380 2.791.742
Total aset 233.221.432 7.623.593 1.857.826 1.005.163 353.778 54.759 285.255 2.496.790 246.898.596
Liabilitas
Simpanan nasabah
Giro dan giro wadiah 64.989.888 3.919.861 269.367 723.085 33.352 4.819 119.651 1.041.342 71.101.365
Tabungan dan tabungan wadiah 25.144.146 999.247 641.029 165.687 128.805 8.481 139.399 13.931 27.240.725
Deposito berjangka 35.260.149 358.521 353.189 29.508 37.647 - 5.124 16.028 36.060.166
Simpanan dari bank lain
Giro, giro wadiah dan tabungan 1.218.653 598 3.182 533 - - - 120 1.223.086
Interbank call money - - - - - - - 219.360 219.360
Deposito berjangka 2.044.117 - - - - - - - 2.044.117
Liabilitas atas efek-efek yang
dijual dengan janji dibeli kembali 2.479.142 - - - - - - - 2.479.142
Liabilitas derivatif 982.432 18.154 5 421 2.517 48 2 722 1.004.301
Liabilitas akseptasi 3.959.983 886.870 9.785 75.957 2.021 - - 76.040 5.010.656
Efek-efek yang diterbitkan 10.321.418 - - - - - - - 10.321.418
Beban yang masih harus dibayar 648.229 - 37.021 172 136 7.009 303 65.356 758.226
Liabilitas lain-lain 1.793.110 135.612 143.739 249.622 1.418 1.098 20.515 52.182 2.397.296
Pinjaman yang diterima 41.479.276 - - 367.962 - - - 3.036.141 44.883.379
Pinjaman dan efek-efek subordinasi 165.045 - - - - - - - 165.045
Total liabilitas 190.485.588 6.318.863 1.457.317 1.612.947 205.896 21.455 284.994 4.521.222 204.908.282
Rekening administratif bersih (37.571.550) (1.130.793) (633.563 ) 241.646 (168.785 ) (27.774 ) 9.526 2.600.150 (36.681.143 )
295
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
b. Eksposur Bank Mandiri atas risiko nilai tukar mata uang asing (lanjutan)
31 Desember 2018
Dolar Pound
Amerika Euro Dolar Yen Dolar Dolar Sterling
Serikat Eropa Singapura Jepang Australia Hong Kong Inggris Lain-lain Total
Aset
Kas 1.377.201 165.625 934.813 44.448 259.982 6.346 13.965 259.073 3.061.453
Giro pada Bank Indonesia 17.914.796 - - - - - - - 17.914.796
Giro pada bank lain 11.544.142 704.502 143.509 231.232 44.503 23.812 168.575 1.709.590 14.569.865
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank lain 9.572.066 50.338 - - - - - 62.717 9.685.121
Efek-efek 15.799.820 19.294 962.453 1.439 - - - - 16.783.006
Obligasi pemerintah 17.512.032 5.846.313 - 483.294 - - - - 23.841.639
Tagihan lainnya -
transaksi perdagangan 9.361.314 88.315 - 37.366 - - 12.264 40.001 9.539.260
Tagihan derivatif 1.539.301 7.597 - 2.250 18 - 1.570 472 1.551.208
Kredit yang diberikan 131.074.000 2.066.764 938.938 1.189 4.664 - - 1.044.462 135.130.017
Tagihan akseptasi 4.059.991 989.956 24.791 84.394 3.739 - 4.298 23.686 5.190.855
Aset lain-lain 2.859.622 84.864 4.543 525 - - 15 5.450 2.955.019
Total aset 222.614.285 10.023.568 3.009.047 886.137 312.906 30.158 200.687 3.145.451 240.222.239
Liabilitas
Simpanan nasabah
Giro dan giro wadiah 49.594.934 815.923 414.547 451.301 33.921 4.289 304.379 739.224 52.358.518
Tabungan dan tabungan wadiah 25.407.014 801.409 724.959 33.690 94.167 7.427 136.556 14.589 27.219.811
Deposito berjangka 35.357.214 1.131.144 353.790 6.706 20.911 - 5.421 28.419 36.903.605
Simpanan dari bank lain
Giro, giro wadiah dan tabungan 1.549.629 635 8.521 535 - - - 189 1.559.509
Interbank call money 5.255.890 - - - - - - 916.307 6.172.197
Deposito berjangka 1.119.634 - - - - - - - 1.119.634
Liabilitas atas efek-efek yang
dijual dengan janji dibeli kembali 2.802.078 - - - - - - - 2.802.078
Liabilitas derivatif 601.972 14.022 - 25 275 - - - 616.294
Liabilitas akseptasi 4.059.991 989.956 24.791 84.394 3.739 - 4.298 23.686 5.190.855
Beban yang masih harus dibayar 617.287 - 38.115 175 134 6.883 65 88.580 751.239
Liabilitas lain-lain 2.831.003 136.985 60.257 164.007 19.985 3.452 9.738 92.334 3.317.761
Pinjaman yang diterima 38.698.319 - - 576.636 - - - 3.711.914 42.986.869
Pinjaman dan efek-efek subordinasi 186.790 - - - - - - - 186.790
Total liabilitas 168.081.755 3.890.074 1.624.980 1.317.469 173.132 22.051 460.457 5.615.242 181.185.160
Rekening administratif bersih (49.338.947) (5.849.105 ) (1.390.480 ) (261.121) (168.550 ) (33.058 ) 272.779 2.615.472 (54.153.010 )
296
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Saldo aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019
Aset
Kas
Dolar Amerika Serikat 1.299.141 93.581
Dolar Singapura 413.716 40.108
Dolar Australia 256.572 26.382
Euro Eropa 192.564 12.367
Yuan China 17.248 8.649
Yen Jepang 41.111 321.657
Pound Sterling Inggris 17.695 970
Dolar Hong Kong 23.337 13.090
Lain-lain 284.920 20.524
2.546.304 537.328
12.072.572 4.257.017
20.065.809 1.573.484
Efek-efek
Dolar Amerika Serikat 15.103.611 1.087.961
Dolar Singapura 408.877 39.639
Euro Eropa 2.606 167
Yen Jepang 579 4.530
15.515.673 1.132.297
Obligasi pemerintah
Dolar Amerika Serikat 20.398.803 1.469.390
Euro Eropa 3.384.373 217.356
Yen Jepang 472.897 3.700.000
24.256.073 5.386.746
297
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Saldo aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing adalah sebagai berikut (lanjutan):
31 Desember 2019
Aset (lanjutan)
8.710.768 702.874
Tagihan derivatif
Dolar Amerika Serikat 1.475.789 106.306
Euro Eropa 14.658 941
Dolar Singapura 3 -
Yen Jepang 32 250
Dolar Australia 127 13
Dolar Hong Kong 41 23
Pound Sterling Inggris 43 2
Yuan China 96 48
Lain-lain 1 -
1.490.790 107.583
141.030.898 10.539.509
Tagihan akseptasi
Dolar Amerika Serikat 3.959.983 285.250
Euro Eropa 886.870 56.958
Yen Jepang 75.957 594.296
Dolar Singapura 9.785 949
Yuan China 76.040 38.131
Dolar Australia 2.021 208
5.010.656 975.792
298
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Aset lain-lain
Dolar Amerika Serikat 2.731.437 196.754
Euro Eropa 49.414 3.174
Dolar Australia 24 2
Yuan China 7.374 3.698
Dolar Singapura 2.874 279
Dolar Hong Kong 11 6
Yen Jepang 523 4.092
Pound Sterling Inggris 79 4
Lain-lain 6 -
2.791.742 208.009
Liabilitas
Simpanan Nasabah
Giro dan giro wadiah
Dolar Amerika Serikat 64.989.888 4.681.425
Euro Eropa 3.919.861 251.747
Dolar Singapura 269.367 26.114
Yen Jepang 723.085 5.657.499
Pound Sterling Inggris 119.651 6.560
Yuan China 790.905 396.607
Dolar Australia 33.352 3.429
Dolar Hong Kong 4.819 2.703
Lain-lain 250.437 18.040
71.101.365 11.044.124
27.240.725 3.266.278
Deposito berjangka
Dolar Amerika Serikat 35.260.149 2.539.899
Euro Eropa 358.521 23.025
Dolar Singapura 353.189 34.240
Yuan China 16.028 8.037
Dolar Australia 37.647 3.871
Yen Jepang 29.508 230.877
Pound Sterling Inggris 5.124 281
36.060.166 2.840.230
299
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Liabilitas (lanjutan)
1.223.086 92.359
Liabilitas derivatif
Dolar Amerika Serikat 982.432 70.768
Euro Eropa 18.154 1.166
Dolar Singapura 5 -
Yen Jepang 421 3.294
Pound Sterling Inggris 2 -
Dolar Australia 2.517 259
Dolar Hong Kong 48 27
Yuan China 4 2
Lain-lain 718 52
1.004.301 75.568
Liabilitas akseptasi
Dolar Amerika Serikat 3.959.983 285.250
Euro Eropa 886.870 56.958
Yen Jepang 75.957 594.296
Dolar Singapura 9.785 949
Yuan China 76.040 38.131
Dolar Australia 2.021 208
5.010.656 975.792
758.226 88.362
300
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Saldo aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing adalah sebagai berikut (lanjutan):
31 Desember 2019
Liabilitas (lanjutan)
Liabilitas lain-lain
Dolar Amerika Serikat 1.793.110 129.163
Yen Jepang 249.622 1.953.071
Euro Eropa 135.612 8.709
Dolar Singapura 143.739 13.935
Dolar Australia 1.418 146
Dolar Hong Kong 1.098 616
Pound Sterling Inggris 20.515 1.125
Yuan China 26.989 13.534
Lain-lain 25.193 1.815
2.397.296 2.122.114
44.883.379 7.389.360
31 Desember 2018
Aset
Kas
Dolar Amerika Serikat 1.377.201 95.772
Dolar Singapura 934.813 88.567
Dolar Australia 259.982 25.583
Euro Eropa 165.625 10.074
Yuan China 45.015 21.532
Yen Jepang 44.448 340.285
Pound Sterling Inggris 13.965 763
Dolar Hong Kong 6.346 3.456
Lain-lain 214.058 14.885
3.061.453 600.917
301
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
d. Saldo aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing adalah sebagai berikut (lanjutan):
31 Desember 2018
14.569.865 3.327.633
Efek-efek
Dolar Amerika Serikat 15.799.820 1.098.736
Dolar Singapura 962.453 91.185
Euro Eropa 19.294 1.174
Yen Jepang 1.439 11.017
16.783.006 1.202.112
Obligasi pemerintah
Dolar Amerika Serikat 17.512.032 1.217.805
Euro Eropa 5.846.313 355.601
Yen Jepang 483.294 3.700.000
23.841.639 5.273.406
Tagihan derivatif
Dolar Amerika Serikat 1.539.301 107.045
Euro Eropa 7.597 462
Yen Jepang 2.250 17.225
Pound Sterling Inggris 1.570 86
Yuan China 351 168
Dolar Australia 18 2
Lain-lain 121 8
1.551.208 124.996
302
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Saldo aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing adalah sebagai berikut (lanjutan):
31 Desember 2018
Aset (lanjutan)
135.130.017 9.838.405
Tagihan akseptasi
Dolar Amerika Serikat 4.059.991 282.336
Euro Eropa 989.956 60.214
Yen Jepang 84.394 646.103
Dolar Singapura 24.791 2.349
Yuan China 23.686 11.330
Pound Sterling Inggris 4.298 235
Dolar Australia 3.739 368
5.190.855 1.002.935
Aset lain-lain
Dolar Amerika Serikat 2.859.622 198.861
Euro Eropa 84.864 5.162
Yuan China 5.450 379
Dolar Singapura 4.543 430
Yen Jepang 525 4.019
Pound Sterling Inggris 15 -
2.955.019 208.851
Liabilitas
Simpanan Nasabah
Giro dan giro wadiah
Dolar Amerika Serikat 49.594.934 3.448.883
Euro Eropa 815.923 49.628
Dolar Singapura 414.547 39.275
Yen Jepang 451.301 3.455.068
Pound Sterling Inggris 304.379 16.622
Yuan China 548.506 262.372
Dolar Australia 33.921 3.338
Dolar Hong Kong 4.289 2.336
Lain-lain 190.718 13.263
52.358.518 7.290.785
303
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Saldo aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing adalah sebagai berikut (lanjutan):
31 Desember 2018
Liabilitas (lanjutan)
27.219.811 2.169.562
Deposito berjangka
Dolar Amerika Serikat 35.357.214 2.458.777
Euro Eropa 1.131.144 68.802
Dolar Singapura 353.790 33.519
Yuan China 28.419 13.594
Dolar Australia 20.911 2.058
Yen Jepang 6.706 51.340
Pound Sterling Inggris 5.421 296
36.903.605 2.628.386
1.559.509 112.717
6.172.197 803.805
Deposito berjangka
Dolar Amerika Serikat 1.119.634 77.861
Liabilitas derivatif
Dolar Amerika Serikat 601.972 41.862
Euro Eropa 14.022 853
Dolar Australia 275 27
Yen Jepang 25 190
616.294 42.932
304
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Saldo aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing adalah sebagai berikut (lanjutan):
31 Desember 2018
Liabilitas (lanjutan)
Liabilitas akseptasi
Dolar Amerika Serikat 4.059.991 282.336
Euro Eropa 989.956 60.214
Yen Jepang 84.394 646.103
Dolar Singapura 24.791 2.349
Yuan China 23.686 11.330
Dolar Australia 3.739 368
Pound Sterling Inggris 4.298 235
5.190.855 1.002.935
751.239 94.011
Liabilitas lain-lain
Dolar Amerika Serikat 2.831.003 196.871
Yen Jepang 164.007 1.255.604
Euro Eropa 136.985 8.331
Dolar Singapura 60.257 5.708
Dolar Australia 19.985 1.967
Dolar Hong Kong 3.452 1.880
Pound Sterling Inggris 9.738 532
Lain-lain 92.334 6.421
3.317.761 1.477.314
42.986.869 8.881.282
305
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2018
Menambah/(mengurangi) laba bersih 2.406.868 (2.406.868)
Proyeksi di atas hanya mengasumsikan perubahan nilai tukar mata uang asing Dolar Amerika
Serikat sedangkan nilai tukar mata uang asing lainnya tidak berubah. Dolar Amerika Serikat
merupakan komponen terbesar mata uang asing yang dimiliki Bank. Proyeksi juga
mengasumsikan bahwa seluruh variabel lainnya adalah konstan pada tanggal pelaporan
keuangan.
Tabel berikut menyajikan aset dan liabilitas Grup yang diukur sebesar nilai wajar pada
31 Desember 2019 dan 2018:
31 Desember 2019
306
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2018
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, untuk aset dan liabilitas yang dimiliki pada akhir tahun
laporan diukur pada nilai wajar secara berulang, Bank dan Entitas Anak tidak memiliki transfer
antara Tingkat 1 dan Tingkat 2 dari hierarki.
Surat berharga yang masuk dalam kategori tidak likuid pada tanggal 31 Desember 2019 dan
2018 masing-masing sebesar Rp13.868.408 (21,11% dari jumlah aset yang diukur sebesar nilai
wajar tingkat 2) dan Rp23.252.002 (25,83% dari jumlah aset yang diukur sebesar nilai wajar tingkat
2) yaitu obligasi pemerintah dengan tingkat suku bunga mengambang (variable rate) dan masuk
dalam klasifikasi tersedia untuk dijual (available-for-sale).
307
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan dalam pasar aktif (misalnya efek yang diukur
pada nilai wajar melalui laba rugi dan tersedia untuk dijual) ditentukan berdasarkan harga pasar
yang dikutip pada tanggal pelaporan. Suatu pasar dianggap aktif apabila informasi mengenai harga
kuotasi dapat dengan mudah dan secara berkala tersedia dari suatu bursa, pedagang efek, atau
broker, kelompok penilai harga pasar industri tertentu, regulator dan harga-harga tersebut
mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan reguler pada tingkat yang wajar. Harga pasar yang
dikutip untuk aset keuangan yang dimiliki Grup adalah harga penawaran sekarang. Instrumen-
instrumen tersebut termasuk dalam tingkat 1. Instrumen yang termasuk dalam tingkat 1 umumnya
meliputi investasi ekuitas dan surat hutang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diklasifikasikan
sebagai surat berharga yang dimiliki untuk diperdagangkan dan tersedia untuk dijual.
Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan pada pasar aktif meliputi derivatif over-
the-counter dan obligasi pemerintah yang tidak aktif ditentukan dengan teknik penilaian internal.
Teknik-teknik penilaian tersebut memaksimumkan penggunaan data pasar yang dapat diobservasi
dan sedapat mungkin meminimalisir penggunaan estimasi yang bersifat spesifik dari entitas.
Seluruh input yang dibutuhkan untuk menentukan nilai wajar instrumen keuangan dapat diobservasi
dari pasar, oleh karena itu instrumen tersebut termasuk dalam tingkat 2. Sebaliknya, jika salah satu
atau lebih data tidak didasarkan pada data pasar yang dapat diobservasi, instrumen ini termasuk
dalam tingkat 3.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, nilai tercatat dari aset dan liabilitas keuangan Bank
Mandiri memiliki nilai yang hampir sama dengan nilai wajarnya kecuali untuk instrumen berikut:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Aset
Efek-efek
Dimiliki hingga jatuh tempo 8.035.894 8.037.544 7.887.729 7.879.617
Diukur pada biaya perolehan*) 13.875.809 13.915.141 2.656.999 2.655.320
Obligasi pemerintah
Dimiliki hingga jatuh tempo 18.003.260 18.073.825 17.977.222 18.128.915
Diukur pada biaya perolehan*) 8.079.331 8.140.324 13.468.806 12.243.849
Kredit yang diberikan 855.863.865 857.304.293 767.761.095 765.996.146
Piutang pembiayaan konsumen 18.211.088 17.433.465 16.826.865 18.851.376
Investasi bersih dalam
sewa pembiayaan 3.047.089 3.055.071 3.319.103 3.858.711
Liabilitas
Efek-efek yang diterbitkan 32.245.270 32.977.554 19.088.923 18.814.887
Pinjaman yang diterima 54.128.562 54.028.333 51.653.982 51.280.848
Pinjaman dan efek-efek subordinasi 664.217 671.922 685.730 676.205
*)
Efek-efek dan obligasi pemerintah yang dimiliki Entitas Anak sesuai dengan PSAK No. 110 “Akuntansi Sukuk”.
308
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank
lain, tagihan lainnya, tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan
akseptasi dan aset lain-lain
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk
Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI), FASBI Syariah, call money, penempatan “fixed
term”, deposito berjangka dan lain-lain.
Nilai tercatat dari giro, penempatan dan simpanan overnight dengan suku bunga mengambang
adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar.
Estimasi nilai wajar terhadap penempatan dengan suku bunga tetap, tagihan lainnya, tagihan
atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan akseptasi dan aset lain-lain
ditetapkan berdasarkan diskonto arus kas dengan menggunakan suku bunga pasar uang yang
berlaku untuk utang dengan risiko kredit dan sisa jatuh tempo yang serupa. Karena sisa jatuh
tempo di bawah satu tahun sehingga nilai tercatat dari penempatan dengan suku bunga tetap,
tagihan lainnya, tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan
akseptasi dan aset lain-lain adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar.
(ii) Efek-efek (dimiliki hingga jatuh tempo) dan obligasi pemerintah (dimiliki hingga jatuh tempo)
Nilai wajar untuk efek-efek dan obligasi pemerintah yang dimiliki hingga jatuh tempo ditetapkan
berdasarkan harga pasar atau harga kuotasi perantara (broker)/pedagang efek (dealer). Jika
informasi ini tidak tersedia, nilai wajar diestimasi dengan menggunakan harga pasar kuotasi
efek yang memiliki karakteristik kredit, jatuh tempo dan yield yang serupa atau dinilai dengan
menggunakan metode valuasi internal.
Kredit yang diberikan dan piutang pembiayaan konsumen dinyatakan berdasarkan jumlah nilai
tercatat setelah dikurangi oleh beban penurunan nilai. Estimasi nilai wajar dari kredit yang
diberikan dan piutang pembiayaan konsumen mencerminkan jumlah diskonto dari estimasi kini
dari arus kas masa depan yang diharapkan akan diterima. Nilai wajar dari kredit yang diberikan
dan piutang pembiayaan konsumen ditentukan dengan mendiskontokan arus kas yang
diharapkan pada tingkat suku bunga pasar terkini.
(iv) Simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain, liabilitas atas efek-efek yang dijual dengan
janji dibeli kembali, liabilitas akseptasi dan liabilitas lain-lain
Estimasi nilai wajar simpanan yang bisa ditarik kembali sewaktu-waktu, termasuk simpanan
tanpa bunga, adalah sebesar jumlah terhutang/nilai tercatat ketika utang tersebut dibayarkan.
Estimasi nilai wajar simpanan dengan tingkat suku bunga tetap, liabilitas atas efek-efek yang
dijual dengan janji dibeli kembali, liabilitas akseptasi dan liabilitas lain-lain yang tidak memiliki
kuotasi di pasar aktif ditetapkan berdasarkan diskonto arus kas dengan menggunakan suku
bunga utang baru dengan sisa jatuh tempo yang serupa. Karena sisa jatuh tempo di bawah
satu tahun sehingga nilai tercatat dari simpanan dengan tingkat bunga tetap, liabilitas akseptasi
dan liabilitas lain-lain adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar.
(v) Efek-efek yang diterbitkan, pinjaman yang diterima dan pinjaman dan efek-efek subordinasi
Nilai wajar agregat dihitung berdasarkan harga pasar kuotasi. Jika informasi ini tidak tersedia,
model diskonto arus kas digunakan berdasarkan kurva yield terkini yang sesuai dengan sisa
periode jatuh temponya.
309
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam pelaksanaan pengelolaan risiko pasar trading, Bank menerapkan prinsip segregation of
duties dengan melakukan pemisahan antara unit front office (melaksanakan transaksi trading), unit
middle office (melaksanakan proses manajemen risiko, menyusun kebijakan dan prosedur) dan
unit back office (melaksanakan proses settlement transaksi).
Analisa risiko pasar atas aktivitas trading treasury dilakukan secara harian menggunakan
pendekatan sesuai best practice yang ada dan mengacu pada ketentuan internal dan eksternal
yang berlaku, salah satunya melalui perhitungan Value at Risk (VaR).
VaR merupakan suatu nilai yang menggambarkan potensi maksimum kerugian yang dialami Bank
(bank saja) akibat pergerakan pasar yang mempengaruhi eksposur trading Bank dalam kondisi
normal dengan tingkat kepercayaan 99%. Metode perhitungan VaR yang digunakan bank yaitu
metode Historical Simulation yang tidak membutuhkan asumsi bahwa pergerakan faktor pasar
terdistribusi normal. Bank menghitung VaR berdasarkan 250 hari data faktor pasar historis.
Realisasi VaR 31 Desember 2019 dan 2018 (tidak diaudit) adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019*)
VaR VaR VaR VaR
Rata-rata Maksimum Minimum Akhir Periode
Jenis risiko
Risiko suku bunga 13.833 29.191 3.933 5.109
Risiko nilai tukar 17.095 62.359 2.133 22.572
Total 27.117 81.837 8.379 33.381
31 Desember 2018*)
VaR VaR VaR VaR
Rata-rata Maksimum Minimum Akhir Periode
Jenis risiko
Risiko suku bunga 21.426 35.131 7.100 14.256
Risiko nilai tukar 10.846 35.831 1.845 23.528
Total 36.457 66.154 12.480 12.480
*) Hanya posisi trading book
Bank melakukan backtesting untuk memastikan keakuratan metode perhitungan VaR dalam
memprediksi laba/rugi aktivitas treasury. Backtesting membandingkan laba/rugi harian dengan nilai
VaR yang dihitung oleh Bank.
Hasil backtesting periode Desember 2019 menunjukkan bahwa perhitungan VaR yang telah
dilakukan akurat, dimana jumlah penyimpangan P/L terhadap daily VaR masih dapat diterima.
310
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Jumlah Jumlah
Nosional Nosional
mata uang mata uang
asing Ekuivalen asing Ekuivalen
(Dalam ribuan) Rupiah (Dalam ribuan) Rupiah
Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 saldo kas tersebut, sudah termasuk uang pada
mesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri), masing-masing sebesar Rp9.636.525 dan Rp9.464.278.
C. Risiko operasional
Risiko operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal,
kesalahan manusia, kegagalan sistem atau adanya faktor eksternal yang mempengaruhi operasional
Bank. Pengelolaan atas risiko operasional secara efektif dapat menekan kerugian akibat risiko
operasional.
Dalam rangka efektivitas pengelolaan risiko operasional, Bank menyusun kerangka kerja mengacu
pada regulasi Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Basel dan best practice di industri baik lokal
maupun global. Dalam hal ini, Bank telah memiliki Kebijakan Manajemen Risiko Bank Mandiri, Standar
Prosedur Operasional Manajemen Risiko Operasional dan Petunjuk Teknis Operasional Manajemen
Risiko Operasional, yang meliputi aspek governance maupun sistem pelaporan.
311
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Bank telah menetapkan kebijakan dan prosedur internal dalam Manajemen Risiko Operasional yang
mengacu pada Kebijakan Manajemen Risiko Bank Mandiri (KMRBM), yang menjadi landasan
implementasi manajemen risiko.
Terkait dengan ORM Tools, ORM Tools yang dipergunakan Bank adalah:
(i) Risk & Control Self Assesment (RCSA), merupakan sebuah register atas key risks dan controls,
yang akan dipergunakan sebagai basis untuk langkah pengujian kontrol (Control Testing)
secara risk based dalam rangka untuk mengidentifikasi potensi kelemahan kontrol sedini
mungkin dan menjaga tingkatan risiko residual seminimal mungkin dengan mengambil tindakan
yang diperlukan untuk mitigasi sebelum risiko terjadi.
(ii) Loss Event Database, merupakan database insiden risiko operasional yang dicatat secara risk
based dengan tujuan sebagai lesson learned, pemantauan tindaklanjut remediasi maupun
perbaikan kedepannya, serta sebagai masukan atas perhitungan modal risiko operasional
(regulatory capital charge).
(iii) Key Indicator (KI), merupakan indikator yang disusun sebagai bagian dari upaya memantau
risiko-risiko yang ada secara risk based dengan tujuan agar tindaklanjut dapat segera diambil
sebelum sebuah risiko terjadi.
(iv) Issue & Action Management (IAM), merupakan perangkat untuk memantau tindaklanjut yang
telah disusun atas isu-isu yang ditemukan lewat berbagai aktivitas, misalnya Control Testing,
Insiden, Key Indicator, self identified issue dan lain - lain.
(v) Capital Modelling, merupakan model perhitungan modal risiko operasional (regulatory capital
charge) yang patuh pada ketentuan atau regulasi yang berlaku, sebagai bagian untuk
memitigasi risiko operasional.
Sebagai output dari proses Manajemen Risiko Operasional, akan dihasilkan Laporan Profil Risiko
Operasional Bank yang sudah direview oleh unit Internal Audit dipresentasikan kepada Dewan
Komisaris dan dilaporkan kepada Regulator secara periodik serta dijadikan sebagai bagian dari
penentuan tingkat kesehatan bank dari Risk-Based Bank Rating (RBBR). Selain itu, dalam rangka
pengelolaan risiko operasional terdapat laporan pengelolaan risiko operasional yang disampaikan
kepada manajemen sebagai sarana monitoring dan bahan pertimbangan untuk mengambil tindakan
prioritas.
312
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
313
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 14 Desember 2016, Bank Mandiri mengadakan Perjanjian dengan vendor untuk
menambah fitur eMAS sesuai perjanjian Application Management 2016 mengunakan system
blanket order dengan nilai kontrak maksimum sebanyak 5.256 mandays. Pada tanggal
31 Desember 2019 pendekatan realisasi pembayaran adalah USD2.942.738,75 (nilai penuh) dan
Bank telah melakukan pembukuan atas nilai realisasi pembayaran sebagai aset tetap sebesar
USD2.525.595,50 (nilai penuh) sehingga estimasi penyelesaian proyek posisi 31 Desember 2019
dan 2018 masing-masing sebesar 85,82% dan 81,23%.
Pada tanggal 25 Januari 2018, Bank Mandiri mengadakan Perjanjian dengan vendor untuk
menambah fitur eMAS sesuai perjanjian Application Management 2017 mengunakan system
blanket order dengan nilai kontrak maksimum sebanyak 8.592 mandays. Pada tanggal
31 Desember 2019 nilai kontrak dengan pendekatan realisasi pembayaran adalah
USD2.357.133,60 (nilai penuh) dan Bank telah melakukan pembukuan atas nilai realisasi
pembayaran sebagai aset tetap sebesar USD192.876 (nilai penuh) sehingga estimasi penyelesaian
proyek posisi 31 Desember 2019 adalah 81,87%.
Pada tanggal 25 Januari 2018, Bank Mandiri mengadakan Perjanjian dengan vendor untuk
menambah fitur eMAS sesuai perjanjian Application Management 2018 mengunakan system
blanket order dengan nilai kontrak maksimum sebanyak 8.592 mandays. Pada tanggal
31 Desember 2019 nilai kontrak dengan pendekatan realisasi pembayaran adalah
USD1.094.811,80 (nilai penuh) dan Bank telah melakukan pembukuan atas nilai realisasi
pembayaran sebagai aset tetap sebesar USD192.944 (nilai penuh) sehingga estimasi penyelesaian
proyek posisi 31 Desember 2019 adalah 17,62%.
Pada tanggal 28 Mei 2019, Bank Mandiri mengadakan Perjanjian dengan vendor untuk menambah
fitur eMAS sesuai perjanjian Application Management 2019 mengunakan system blanket order
dengan nilai kontrak maksimum sebanyak 6.141 mandays. Pada tanggal 31 Desember 2019 nilai
kontrak pendekatan realisasi pembayaran adalah USD42.246,90 (nilai penuh) dan pembukuan atas
nilai realisasi pembayaran sebagai aset tetap sebesar USDNihil sehingga estimasi penyelesaian
proyek posisi 31 Desember 2019 adalah 0,00%.
b. Perkara hukum
Bank saat ini masih menghadapi permasalahan hukum diantaranya dengan debitur dan/atau pemilik
dana sebagai akibat adanya perselisihan perjanjian yang telah diputus oleh Pengadilan dimana
Bank dihukum untuk membayar ganti rugi sebesar Rp271. Saat ini Bank masih dalam proses/upaya
hukum keberatan terhadap putusan.
Jumlah klaim terhadap Bank Mandiri atas tuntutan hukum yang belum selesai pada tanggal
31 Desember 2019 dan 2018 masing-masing sebesar Rp849.421 dan Rp607.836. Pada tanggal
31 Desember 2019 dan 2018, Bank Mandiri telah membentuk cadangan masing-masing sebesar
Rp170.021 dan Rp171.367 dan berpendapat bahwa cadangan yang dibentuk telah memadai.
c. Trade Financing dengan Asian Development Bank
Pada tanggal 25 November 2009, Bank Mandiri telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan
Asian Development Bank (ADB) melalui Trade Finance Facilitation Program (TFFP), yaitu
Confirmation Bank Agreement (CBA), Issuing Bank Agreement (IBA).
Berdasarkan CBA dan IBA, Bank Mandiri dapat bertindak baik sebagai confirming bank maupun
sebagai issuing bank bagi transaksi ekspor impor nasabah dengan basis Letter of Credit (L/C).
Sebagai confirming bank, Bank Mandiri dapat diberikan jaminan oleh ADB atas L/C yang diterbitkan
oleh issuing bank dan sebagai issuing bank, maka Bank Mandiri dapat diberikan confirmation
guarantee oleh ADB atas L/C yang diterbitkan.
314
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Skema TFFP tersebut merupakan program ADB untuk memfasilitasi transaksi perdagangan
berbasis L/C di negara-negara berkembang Asia untuk mendorong tingkat pertumbuhan volume
perdagangan. Dengan menjadi partisipan dalam TFFP ini, Bank Mandiri akan memiliki kemudahan
akses untuk meningkatkan trade finance credit lines serta meningkatkan trade volume dan
membuka peluang bisnis baru khususnya ke negara-negara yang selama ini volume perdagangan
dengan Indonesia masih cukup rendah.
Selanjutnya berdasarkan RCA, Bank Mandiri menerima fasilitas kredit revolving sampai dengan
jumlah maksimal USD25.000.000 (nilai penuh). Fasilitas kredit revolving ini dikenakan bunga
sebesar jumlah total margin dan LIBOR selama periode bunga.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 24 tahun 2004 tanggal 22 September 2004.
Pemerintah telah membentuk lembaga penjaminan independen, yaitu Lembaga Penjamin Simpanan
(LPS) untuk menjamin dana masyarakat termasuk dana dari bank lain dalam bentuk giro, deposito,
sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Suku bunga simpanan LPS pada tanggal 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 masing-masing
adalah sebesar 6,25% dan 6,75% untuk simpanan dalam mata uang Rupiah dan masing-masing
sebesar 1,75% dan 2,00% untuk simpanan dalam mata uang asing.
Perubahan pada liabilitas yang timbul dari aktivitas pendanaan pada laporan arus kas konsolidasian adalah
sebagai berikut:
Non-arus kas
Non-arus kas
315
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Amendemen dan penyesuaian Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang telah disahkan
oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) - Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), tetapi belum
berlaku efektif untuk laporan keuangan selama tahun berjalan diungkapkan di bawah ini. Grup
bermaksud untuk menerapkan amendemen dan penyesuaian PSAK tersebut, jika dipandang relevan,
saat telah menjadi efektif.
Grup masih dalam proses menghitung dampak dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tersebut
terhadap laporan keuangan konsolidasian Grup.
316
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Informasi yang disajikan pada lampiran 1 - 4 merupakan informasi keuangan tambahan PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk., Entitas Induk, yang menyajikan penyertaan Bank pada Entitas Anak
berdasarkan metode biaya.
317
INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK
31 Desember 31 Desember
2019 2018
ASET
Kas 25.356.393 24.443.872
Giro pada Bank Indonesia 41.335.530 55.256.240
Giro pada bank lain
Pihak berelasi 398.352 157.510
Pihak ketiga 9.996.763 13.031.944
10.395.115 13.189.454
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (3.290) (3.474)
Neto 10.391.825 13.185.980
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
Pihak berelasi 1.409.074 1.592.578
Pihak ketiga 26.742.546 11.234.897
28.151.620 12.827.475
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (47.675) (50.338)
Tagihan derivatif
Pihak berelasi 18.817 149.832
Pihak ketiga 1.578.564 1.510.313
Neto 1.597.381 1.660.145
Lampiran 1
INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK
31 Desember 31 Desember
2019 2018
ASET (lanjutan)
Penyertaan saham
Pihak berelasi 8.459.823 7.555.807
Pihak ketiga 2.101 2.104
8.461.924 7.557.911
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (175.420) (177.643)
Neto 8.286.504 7.380.268
Lampiran 1
INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK
31 Desember 31 Desember
2019 2018
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS
Deposito berjangka
Pihak berelasi - 116.958
Pihak ketiga 4.206.437 2.896.425
Total 4.206.437 3.013.383
Total simpanan dari bank lain 12.530.875 15.368.695
Liabilitas atas efek-efek yang dijual dengan
janji dibeli kembali - pihak ketiga 3.699.819 16.120.197
Liabilitas derivatif
Pihak berelasi 42.505 19.126
Pihak ketiga 982.529 1.008.728
Total 1.025.034 1.027.854
Lampiran 1
INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK
Liabilitas akseptasi
Pihak berelasi 2.035.636 4.595.150
Pihak ketiga 8.020.076 9.055.498
Total 10.055.712 13.650.648
Lampiran 1
INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK
31 Desember 31 Desember
2019 2018
LIABILITAS DAN EKUITAS (lanjutan)
EKUITAS
Lampiran 1
INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK
Lampiran 2
INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK
Lampiran 2
INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK
Keuntungan/(kerugian)
neto yang belum
direalisasi dari
penurunan
nilai wajar
Selisih kurs efek-efek Keuntungan/
karena dan obligasi (kerugian)
penjabaran pemerintah yang aktuarial neto
laporan tersedia untuk program Saldo laba
Modal Tambahan keuangan dijual setelah Selisih bersih imbalan pasti Penghasilan
ditempatkan modal disetor/ dalam mata dikurangi pajak revaluasi setelah dikurangi komprehensif Sudah ditentukan Belum ditentukan Total
dan disetor agio saham uang asing tangguhan aset tetap pajak tangguhan lainnya penggunaannya penggunaannya Total ekuitas
Saldo pada tanggal 1 Januari 2019 11.666.667 17.476.308 (98.046) (1.640.866) 26.039.621 298.923 - 5.380.268 113.988.250 119.368.518 173.111.125
Pembayaran dividen
dari laba bersih tahun 2018 - - - - - - - - (11.256.759) (11.256.759) (11.256.759)
Lampiran 3
INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK
(Keuntungan)/kerugian
neto yang belum
direalisasi dari
penurunan
nilai wajar
Selisih kurs efek-efek Keuntungan/
karena dan obligasi (kerugian)
penjabaran pemerintah yang aktuarial neto
laporan tersedia untuk program Saldo laba
Modal Tambahan keuangan dijual setelah Selisih bersih imbalan pasti
ditempatkan modal disetor/ dalam mata dikurangi pajak revaluasi setelah dikurangi Sudah ditentukan Belum ditentukan Total
dan disetor agio saham uang asing tangguhan aset tetap pajak tangguhan penggunaannya penggunaannya Total ekuitas
Saldo pada tanggal 1 Januari 2018 11.666.667 17.476.308 1.791 1.067.962 25.322.628 (491.801) 5.380.268 99.197.269 104.577.537 159.621.092
Lampiran 3
INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK
2019 2018
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASIONAL
Penerimaan pendapatan bunga 72.318.950 63.919.139
Penerimaan pendapatan provisi dan komisi - neto 12.071.993 11.603.014
Pembayaran beban bunga (25.714.188) (20.867.566)
Penerimaan dari penjualan obligasi pemerintah -
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 127.488.748 56.447.238
Pembelian obligasi pemerintah -
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (127.333.266) (55.358.389)
Laba selisih kurs - neto 1.971.842 5.083.678
Pendapatan dari kelompok diperdagangkan - neto 521.341 415.486
Pendapatan operasional lainnya - lain-lain 1.623.875 4.267.080
Beban operasional lainnya - lain-lain (2.278.780) (3.508.692)
Beban gaji dan tunjangan (13.148.918) (12.227.393)
Beban umum dan administrasi (12.092.651) (11.532.885)
Pendapatan operasional - neto 57.478 43.129
Pembayaran pajak penghasilan badan (6.479.893) (6.266.451)
Arus kas dari aktivitas operasional sebelum
perubahan aset dan liabilitas operasional 29.006.531 32.017.388
Lampiran 4
INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK
2019 2018
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penurunan/(kenaikan) efek-efek - selain diukur
pada nilai wajar melalui laba rugi 8.475.762 (5.925.576)
Kenaikan obligasi pemerintah -
selain diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (15.016.592) (6.047.293)
Penerimaan dari penjualan aset tetap 443 77
Pembelian aset tetap (2.834.228) (1.982.522)
Pembelian aset tidak berwujud (1.040.797) (765.259)
Setoran Modal PT Mandiri Capital Indonesia (907.000) -
Divestasi saham PT Bank Mandiri Taspen - 99.908
Divestasi saham PT Mandiri AXA General Insurance - 138.000
Setoran modal PT Bank Mandiri Taspen - (255.250)
Kas neto yang digunakan untuk
aktivitas investasi (11.322.412) (14.737.915)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Kenaikan atas efek-efek yang diterbitkan 10.579.710 2.998.723
Kenaikan atas pinjaman yang diterima 4.877.746 9.167.227
(Penurunan)/kenaikan atas pinjaman dan efek-efek
subordinasi (15.406) 484.358
(Penurunan)/kenaikan atas efek-efek yang dijual
dengan janji dibeli kembali (11.923.245) 11.661.987
Pembayaran dividen (11.256.759) (9.287.857)
Kas neto yang diperoleh dari/(digunakan untuk)
aktivitas pendanaan (7.737.954) 15.024.438
KENAIKAN/(PENURUNAN) NETO KAS DAN
SETARA KAS 1.326.594 (37.759.594)
Lampiran 4